Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2015 TESIS OLEH NANCY MAYRISKI SIREGAR 147017090/AKUNTANSI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Universitas Sumatera Utara
134

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

Oct 06, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

22

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT

GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL

ESTATE DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI

VARIABEL MODERATING YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2010-2015

TESIS

OLEH

NANCY MAYRISKI SIREGAR

147017090/AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT

GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL

ESTATE DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI

VARIABEL MODERATING YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2010-2015

TESIS

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam

Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

OLEH

NANCY MAYRISKI SIREGAR

147017090/AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

24

Judul Penelitian: ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING

CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN

REAL ESTATE DENGAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2015

Nama Mahasiswa : Nancy Mayriski Siregar

Nomor Pokok : 147017090

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui

Komisi Pembimbing,

(Dr.Murni Daulay, M.Si) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak,CA)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, CPA, CA) (Prof. Dr. Ramli, SE,MS)

Tanggal Lulus : 31 Oktober 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

25

Telah Diuji pada

Tanggal : 31 Oktober 2016

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak ,CA

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA

3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA

4. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa tesis yang berjudul :

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern

Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai

Variabel Moderating Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015”.

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya. Sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis

ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-

bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik

yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Medan, 31 Oktober 2016

Yang membuat pernyataan :

Nancy Mayriski Siregar

NIM : 147017090

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

ii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi diterimanya opini audit going concern pada

perusahaan property & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta

untuk mengetahui dan menganalisis apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diterimanya opini audit going concern.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan menggunakan data sekunder.

Populasi dalam penelitian berjumlah 50 perusahaan property & real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2015. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik sensus, dimana seluruh

populasi yang berjumlah 50 perusahaan dijadikan data dalam penelitian ini.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik

dan uji residual untuk variabel moderating. Hasil penelitian secara simultan

menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan,

kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian auditor berpengaruh

signifikan terhadap opini audit going concern. Secara parsial variabel

pertumbuhan perusahaan dan pergantian auditor berpengaruh positif signifikan

terhadap opini audit going concern. Kondisi keuangan dan kepemilikan

institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap opini audit going concern.

Sedangkan variabel ukuran KAP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

opini audit going concern. Hasil uji residual menunjukkan variabel ukuran

perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan kondisi keuangan, pertumbuhan

perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian auditor dengan

opini audit going concern.

Kata kunci : Opini Audit Going Concern, Kondisi Keuangan, Pertumbuhan

Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Ukuran KAP, Pergantian

Auditor, Ukuran Perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

iii

ABSTRACT

The objective of the research was to find out and to analyze some factors

which influence the acceptance of going concern audit opinion in property and

real estate companies listed in the Indonesian Stock Exchange and whether firm

size could moderate the factors which influenced the acceptance of going concern

audit opinion. The research used causal method with secondary data. The

population was 50 property and real estate companies listed in the Indonesian

Stock Exchange in the period of 2010-2015. The samples were taken by using

census technique in which the whole population was used as the samples. The

data were anayzed by using logistic regression analysis and residual test for

moderating variable.The result of the research showed that, simultaneously, the

variables of financial condition, firm growth, institutional ownership, KAP size,

and auditor switching had positive and significant influence on going concern

audit opinion. Partially, the variables of firm growth and auditor switching had

positive and significant influence on going concern audit opinion. Financial

condition and institutional ownership had negative but significant influence on

going concern audit opinion, while the variable of KAP size had positive but

insignificant influence on going concern audit opinion. The result of residual test

showed that the variables of firm size was incapable of moderating the correlation

of financial condition, firm size, institutional ownership, KAP size, and auditor

switching with going concern audit opinion.

Keywords: Going Concern Audit Opinion, Financial Condition, Firm Growth,

Institutional Ownership, KAP Size, Auditor Switching, Firm Size

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas segala limpahan

rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penelitian tesis ini dapat diselesaikan. Tesis

ini merupakan ungkapan pemikiran, kajian dan penelitian dengan judul “Analisis

Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern pada Perusahaan

Property dan Real Estate dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel

Moderating yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015”.

Tesis ini merupakan tugas akhir dan syarat mencapai gelar kesarjanaan

Strata dua pada Sekolah Pascasarjana Magister Akuntansi di Universitas Sumatera

Utara. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bantuan dan bimbingan yang telah

peneliti terima kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA, selaku Ketua

Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si sebagai Ketua Komisi pembimbing yang telah

banyak membimbing dan memberi masukan kepada peneliti dalam menyusun

tesis.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

v

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, CA selaku anggota pembimbing

yang telah banyak memberikan waktu bimbingan dan saran dalam

menyelesaikan penyusunan tesis ini.

6. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, CA selaku dosen

pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada

peneliti sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

7. Bapak Drs. Idhar yahya, MBA, Ak, CA selaku dosen pembanding yang telah

memberikan kritikan, saran dan masukan kepada peneliti sehingga mampu

menghasilkan tesis yang lebih baik.

8. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA selaku sekretaris Program Studi

Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan

masukan kepada peneliti sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

9. Segenap Bapak/Ibu dosen serta Staf Sekretariat Magister Universitas Sumatera

Utara umumnya, dan Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara pada khususnya, serta semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan tesis ini.

10. Teristimewa untuk kedua orangtua yang sangat peneliti cintai dan hormati

Effendi Siregar dan Tapi Masniari Hasibuan, serta adik tersayang Nabillah

Siregar, SH dan Nesha Ananta Siregar yang telah memberikan dorongan, do’a,

pengorbanan, didikan dan semangat yang sangat berarti serta kasih sayang

kepada peneliti selama menyelesaikan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

vi

11. Sahabat terbaik peneliti, Desy Ira Sari Siregar SE, Indah Permata Sari SE,

Melisa Zuriani Hasibuan SE, M.Si, Leli Khairani SE, M.Si, Ak., Nur Aliah SE,

M.Si, Ak., Faathir Nurul Yasiin, Putra SE, M.Si, Ak, Mauliza SE, M.Si, Ak.

12. Rekan seperjuangan di Program Magister Akuntansi USU yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah mendukung sehingga peneliti dapat

menyelesaikan pendidikan ini.

Akhirnya peneliti menyadari bahwa tesis ini masih banyak kelemahan dan

jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh

karena itu peneliti membuka hati dan pikiran jernih untuk menerima masukan

berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikan tesis ini lebih

baik lagi dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 31 Oktober 2016

Peneliti,

Nancy Mayriski Siregar

NIM : 147017090

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

vii

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Nancy Mayriski Siregar SE, Ak., CA

Alamat : Jl. Prof A. Sofian No. 2 B, Medan

Tempat/tgl. Lahir : Gunung Bayu / 05 Agustus 1991

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Nama Ayah : Effendi Siregar

Nama Ibu : Tapi Masniari Hasibuan

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2014 - 2016 : Program Magister Akuntansi (S2) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

Tahun 2014 : Program Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Tahun 2009 - 2013 : Program Studi Akuntansi (S1) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara

Tahun 2006 - 2009 : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Lubuk Pakam

Tahun 2003 - 2006 : Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Gunung Bayu,

Simalungun

Tahun 1997 - 2003 : Sekolah Dasar (SD) Negeri 091681 Gunung Bayu,

Simalungun

PENGALAMAN KERJA

Tahun 2014 - 2015 : Kantor Akuntan Publik Erwin, Zikri, dan Togar

Tahun 2016 : Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sulistyanto,

Dadang Dan Ali

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN……………………………………………… i

ABSTRAK ……………………………………………………………... ii

ABSTRACT ……………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………. iv

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………... viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ……………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 17

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 18

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………… 19

1.5 Originalitas …………………………………………………... 19

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ………………………………………………. 21

2.1.1 Teori Keagenan …………………....……………………. 21

2.1.2 Opini Audit Going Concern ……………………….…… 25

2.1.3 Kondisi Keuangan …………………………………….... 30

2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan ………………………………. 31

2.1.5 Kepemilikan Institusional …………………………….... 33

2.1.6 Ukuran KAP ………………….……………………..….. 35

2.1.7 Pergantian Auditor …………………..….………………. 36

2.1.8 Ukuran Perusahaan ………………..….…………….…. 38

2.2 Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) …………... 40

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep …………………………………………….. 49

3.2 Hipotesis Penelitian ………………………………………….. 53

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

ix

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ………………………………………………. 54

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………… 54

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian……….……………………… 55

4.4 Metode Pengumpulan Data …………….…………………….. 57

4.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel …….. 57

4.5.1 Variabel Dependen………………………………….….. 57

4.5.2. Variabel Independen…………………………………… 58

4.5.3. Variabel Moderating…………………………………… 61

4.6 Teknik Analisis Data ………………………………………… 63

4.6.1 Uji Statistik Deskriptif…………..……..……………….. 64

4.6.2 Uji Regresi Logistik…………………………….…...... 64

4.6.2.1. Uji Multikolineritas………………………..…… 65

4.6.2.2. Menguji Keseluruhan Model…………….…… 65

4.6.2.3. Menguji Kelayakan Model Regresi………...… 65

4.6.2.4. Koefisien Determinasi…………….………….… 66

4.6.2.5. Matriks Klasifikasi……………..…………..… 66

4.6.3 Uji Hipotesis ………………………………………….… 67

4.6.3.1 Uji Regresi Simultan…………………………..… 67

4.6.3.2 Uji Regresi Parsial ……………………………… 67

4.6.4 Uji Regresi Moderating ………………………………… 68

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian……………. ………………………………… 69

5.1.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif…………..……………...... 69

5.1.2 Hasil Uji Regresi Logistik ……………...……………… 73

5.1.2.1 Uji Asumsi Multikolinearitas…..……………...... 73

5.1.2.2 Uji Model Fit…………………………......….….. 74

5.1.2.3 Uji Kelayakan Model Regresi ………………..…. 76

5.1.2.4 Uji Koefisien Determinasi ……………………..... 77

5.1.2.5 Uji Matriks Klasifikasi…..…….……………....... 78

5.1.3 Hasil Uji Hipotesis …….……………………………….. 80

5.1.3.1 Uji Signifikansi Model Secara Simultan………… 80

5.1.3.2 Uji Signifikansi Model Secara Parsial.…………... 80

5.1.4 Hasil Uji Regresi Moderating …….……………………. 83

5.2 Pembahasan….……………. ………………………………… 84

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

x

5.2.1 Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit

Going Concern……………...……...……………… 84

5.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini

Audit Going Concern……………….....…………… 86

5.2.3 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Opini

Audit Going Concern………………………………. 87

5.2.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit

Going Concern……………….……………………. 89

5.2.5 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Opini Audit Going

Concern………………………………………….... 91

5.2.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan Dalam Memoderasi

Opini Audit Going Concern…...………………….

92

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan …………………………………………………... 93

6.2 Keterbatasan Penelitian………………………………………. 94

6.3 Saran …………………………………………………………. 94

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 95

LAMPIRAN…………………………………………………..………... 102

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Originalitas Penelitian………………………………………….. 20

2.1 Penelitian Terdahulu ……….………………….....……………. 46

4.1 Sampel Penelitian ….……….....……….....……………………. 56

4.2 Kriteria Titik Cut of Model Z Score …….....…………………... 59

4.3 Defenisi Operasional Variabel ………….....…………………... 62

5.1 Statistik Deskriptif Ukuran KAP ……………………….…....... 69

5.2 Statistik Deskriptif Pergantian Auditor……………..........…….. 70

5.3 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern……..….…… 70

5.4 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern dan Ukuran

KAP….…….…….………....................................................... 71

5.5 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern dan Pergantian

Auditor….…….…….………...................................................... 71

5.6 Statistik Deskriptif …......…….…….……………………..…… 72

5.7 Matrik Korelasi …......…….…….…………………………...… 74

5.8 Nilai -2 Log Likelihood (-2 LL Awal) …......…….……….….. 75

5.9 Nilai -2 Log Llikelihood (-2 LL Akhir) ......…….…….………. 76

5.10 Hosmer and Lemeshow Test …......…….…….…......…………. 76

5.11 Perhitungan Chi-Square Tabel dengan Microsoft Excel .......…. 77

5.12 Uji Nagelkerke R Square .....…….…….…….…….....………… 78

5.13 Matriks Klasifikasi …......…….…….….....…......………….….. 79

5.14 UJi Signifikansi Model Regresi Secara Simultan .…….…….… 80

5.15 UJi Signifikansi Model Regresi Secara Parsial .……….………. 81

5.16 UJi Signifikansi Ukuran Perusahaan Dalam Memoderasi Opini

Audit Going Concern ……………………………....….………. 83

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual…………………….……………….. 49

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Jadwal Kegiatan Penelitian……………………………….. 103

2 Data Variabel Peneltian……………………………...……. 104

3 Data Altman Z Score………………………………...……. 110

3 Hasil Uji Statistik Data Penelitian...………………………. 112

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

menggambarkan kinerja suatu perusahaan khususnya perusahaan publik. Laporan

keuangan yang dibuat oleh manajemen harus relevan dan mencerminkan keadaan

yang sebenarnya dari perusahaan. Agar informasi dalam laporan keuangan dapat

diandalkan oleh para penggunanya, maka laporan keuangan yang telah diaudit

akan mempengaruhi pengambilan keputusan bagi para pemakai laporan keuangan

perusahaan, khususnya bagi investor yang akan menginvestasikan dananya ke

perusahaan. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara

kepentingan investor sebagai pengguna laporan dan manajemen perusahaan

sebagai penyedia laporan dalam bentuk opini audit.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mensyaratkan perusahaan untuk

menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu, yakni paling lambat 4 bulan

setelah tahun buku berakhir. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu

pertimbangan auditor untuk bekerja lebih profesional. Namun dengan adanya

masalah going concern auditor harus mengevaluasi kelangsungan usaha entitas

dan menilai rencana manajemen untuk mengurangi dampak negatifnya sehingga

diperlukan waktu yang lebih lama. Dalam pelaksanaan proses audit, auditor

dituntut tidak hanya melihat terbatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam

1

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

2

laporan keuangan saja tetapi auditor juga harus mewaspadai hal-hal potensial

yang dapat mengganggu kelangsungan usaha suatu entitas.

Going concern (kelangsungan usaha) yaitu kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai satu periode atau satu tahun

kedepan. Jika perusahaan dinilai tidak mampu mempertahankan kelangsungan

hidup untuk satu tahun kedepan maka going concern perusahaan diragukan.

Dengan demikian, going concern diartikan sebagai kelangsungan hidup suatu

badan usaha (Petronela, 2004). Going concern disebut juga sebagai kontinuitas

akuntansi yang memperkirakan suatu bisnis akan terus berlanjut dalam waktu

tidak terbatas (Syahrul, 2000). Asumsi going concern berarti suatu usaha

dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu

panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek (Hani et. al.,

2003).

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

independen, dimana auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka

waktu tidak lebih dari satu tahun setelah laporan keuangan diaudit, ia harus

mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan

dari kondisi atau peristiwa tersebut (IAI, 2011). Opini audit going concern

merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor meragukan

kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan going concern sehingga

mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (bahasa penjelasan lain)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

3

dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion), yang dinyatakan oleh auditor.

Auditor independen memiliki tanggung jawab menilai kewajaran laporan

keuangan dan memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan

mengenai kemampuan entitas atau perusahaan untuk melanjutkan usahanya

(going concern), (Hapsoro dan Aghasta, 2013). Informasi mengenai going

concern berguna bagi pengguna laporan keuangan yaitu investor untuk membuat

keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Auditor bertanggungjawab untuk

memperoleh bukti audit yang cukup dan menyimpulkan apakah terdapat suatu

ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya Standar Audit (SA) 570, (IAPI, 2013). Auditor dapat

menerbitkan opini audit going concern jika terdapat keraguan yang besar terhadap

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.

Auditor dihadapkan pada dua kondisi dalam menerbitkan opini audit going

concern, yang pertama adalah auditor menerbitkan opini audit going concern

kepada perusahaan yang kemudian berhasil bertahan, dan yang kedua adalah

auditor tidak menerbitkan opini audit going concern kepada perusahaan yang

kemudian bangkrut. Kedua kondisi tersebut dapat merugikan auditor, klien, dan

pengguna laporan keuangan. Auditor akan berisiko kehilangan investor maupun

kreditor untuk mendapatkan sumber pendanaan sehingga dapat mempercepat

kegagalan perusahaan. Pada kondisi kedua, auditor akan menghadapi risiko

kehilangan reputasi, mendapat tuntutan hukum, regulasi yang lebih ketat, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

4

kemudian perusahaan tersebut bangkrut (Carcello dan Palmrose, 1994; Chaney

dan Philipich, 2002; dalam Hapsoro dan Aghasta, 2013)

Standar Audit (SA) 570 (IAPI, 2013) menyebutkan bahwa auditor

bertanggungjawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang

ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dan untuk menyimpulkan apakah

terdapat suatu ketidakpastian material tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor harus mempertimbangkan

apakah terdapat peristiwa atau kondisi yang diindikasikan dapat menyebabkan

keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya di masa yang akan datang. Signifikan atau tidaknya

kondisi atau peristiwa tersebut akan sangat tergantung pada keadaan, dan

beberapa diantaranya mungkin hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-

sama dengan kondisi atau peristiwa lain. Standar Audit (SA) 570 (IAPI, 2013)

memberikan beberapa contoh kondisi dan peristiwa tersebut antara lain:

1. Keuangan:

a. Posisi liabilitas bersih atau liabilitas lancar bersih.

b. Pinjaman dengan waktu pengembalian tetap mendekati jatuh temponya

tanpa prospek yang realistis atas pembaruan atau pelunasan; atau

pengandalan yang berlebihan pada pinjaman jangka pendek untuk

mendanai aset jangka panjang.

c. Indikasi penarikan dukungan keuangan oleh kreditor.

d. Arus kas operasi yang negatif, yang diindikasikan oleh laporan keuangan

historis atau prospektif.

e. Rasio keuangan utama yang buruk.

f. Kerugian operasi yang substansial atau penurunan signifikan dalam nilai

aset yang digunakan untuk menghasilkan arus kas.

g. Dividen yang sudah lama terutang atau yang tidak berkelanjutan.

h. Ketidakmampuan untuk melunasi kreditur pada tanggal jatuh tempo.

i. Ketidakmampuan untuk mematuhi persyaratan perjanjian pinjaman.

j. Perubahan transaksi dengan pemasok, yaitu dari transaksi kredit menjadi

transaksi tunai ketika pengiriman.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

5

k. Ketidakmampuan untuk memperoleh pendanaan untuk pengembangan

produk baru yang esensial atau investasi esensial lainnya.

2. Operasi:

a. Intensi manajemen untuk melikuidasi entitas atau untuk menghentikan

operasinya.

b. Hilangnya manajemen kunci tanpa pengggantian.

c. Hilangnya suatu pasar utama, pelanggan utama, waralaba, lisensi, atau

pemasok utama.

d. Kesulitan tenaga kerja.

e. Kekurangan penyediaan barang/bahan.

f. Munculnya kompetitor yang sangat berhasil.

3. Lain-lain:

a. Ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau ketentuan statutori

lainnya.

b. Perkara hukum yang dihadapi entitas yang jika berhasil dapat

mengakibatkan tuntutan kepada entitas yang kemungkinan kecil dapat

dipenuhi oleh entitas.

c. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan atau kebijakan

pemerintah yang diperkirakan akan memberikan dampak buruk bagi

entitas.

d. Kerusakan aset yang diakibatkan oleh bencana alam yang tidak

diasuransikan atau kurang diasuransikan.

Dalam laporan keuangan tahunan, opini audit going concern diberikan

setelah paragraf pendapat. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun

dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas

yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going

concern). Catatan atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak

kondisi ekonomi terhadap perusahaan serta tindakan yang ditempuh dan rencana

yang dibuat oleh menajemen untuk menghadap kondisi tersebut. Kondisi ekonomi

tersebut telah mempengaruhi kondisi sosial dan politik yang menyebabkan

sulitnya suatu entitas melakukan kegiatan usahanya sehingga, beban produksi

semakin meningkat dan penjualan terus mengalami penurunan. Hal tersebut

menyebabkan adanya ketidakpastian signifikan tentang kemampuan perusahaan

untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

6

mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan akan dapat merealisasikan aset

serta menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam bisnis normal dan pada nilai

yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan

konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi tersebut sepanjang hal

itu dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya.

Auditor mempunyai tanggung jawab yang besar atas opini audit yang

dikeluarkannya. Laporan keuangan perusahaan diaudit berdasarkan situasi di

dalam perusahaan. Opini wajar dikeluarkan auditor bila keuangan disajikan sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, serta kondisi keuangan perusahaan

sedang tidak bermasalah. Selain opini wajar, auditor juga menginformasikan opini

going concern bila kondisi keuangan perusahaan tidak baik atau diragukan

kelangsungan usahanya.

Krisis keuangan yang melanda beberapa negara di Asia termasuk

Indonesia pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup

entitas bisnis. Lingkungan resiko yang merupakan dampak memburuknya kondisi

ekonomi mengakibatkan makin meningkatnya opini qualified going concern dan

disclaimer untuk penugasan tahun 1998. Beberapa hal yang memicu masalah

going concern pada tahun tersebut umumnya adalah perusahaan-perusahaan

memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi, saldo hutang jangka pendek

dalam jumlah besar yang segera jatuh tempo, mengalami penurunan modal

(capital deficiency) yang signifikan, kerugian keuangan (financial Losses) yang

disebabkan karena kerugian nilai tukar, menanggung beban-beban keuangan,

kerugian operasional dan tidak adanya action plans yang jelas dari pihak

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

7

manajemen (Juniarti, 2000). Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan

manajemen bahwa segala sesuatu itu baik. Penilaian going concern lebih

didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam

jangka waktu 12 bulan kedepan. Untuk sampai pada kesimpulan apakah

perusahaan akan memiliki going concern atau tidak, auditor harus melakukan

evaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana manajemen.

Di Indonesia, beberapa bank dilikuidasi setelah sebelumnya menerima

pendapat wajar tanpa pengecualian. Pada awal tahun 1990, Bank Suma

dilikuidasi. Selanjutnya terdapat 16 bank yang telah dilikuidasi pemerintah per 1

November 1997, Bank Prasidha Utama dan Bank Ratu dilikuidasi tahun 2000,

Unibank pada tahun 2001, Bank Asiatic dan Bank Dagang Bali pada tahun 2004,

serta bank Global Internasional pada tahun 2005. Dalam peristiwa ini, laporan

audit yang dibuat oleh kantor akuntan publik (KAP) menyatakan bahwa kondisi

perbankan saat itu baik, tapi dalam kenyataannya buruk (Puji, 2007). Reputasi

KAP dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan

kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Auditor harus memiliki keberanian untuk

mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan hidup (going concern)

perusahaan klien. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor

dan dimasukkan dalam opini auditnya pada saat opini audit itu diberikan.

Kasus-kasus skandal akuntansi dalam tahun-tahun belakangan ini

memberikan bukti lebih jauh tentang kegagalan perusahaan dalam menjalankan

usahanya untuk mendapatkan keuntungan yang besar membawa akibat serius bagi

masyarakat bisnis, yaitu pada kasus perusahaan Bakrie (Sibuea, 2014). Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

8

kasus Bakrie yaitu Lembaga Analisis Independen, Kata Data mencatat, utang 10

perusahaan terafiliasi dengan Bakrie Brothers hingga kuartal 1 tahun 2012

mencapai Rp 21,4 triliun dengan utang jatuh tempo pada 2012 sebesar Rp 7,1

triliun. Direktur Eksekutif Kata Data, Metta Dharmasaputra mengungkapkan

Bakrie berisiko gagal bayar (default) atas utang-utangnya. Hal ini penurunan

tajam harga batubara dunia. Harga batubara merosot dari kisaran US$ 140 ton

pada awal 2011 menjadi di bawah US$ 90 per ton. “Aset tiga perusahaan Bakrie

(pemilik utang terbesar) Batubara,” ucapnya. Menurut Metta, Bakrie telah

beberapa kali menghadapi ancaman default. Pada 2011, Bakrie melakukan

pembayaran sebagian dari total utang senilai US$ 1,35 miliar. Bakrie menjual

separuh kepemilikan Bumi ke Borneo Lumbung Energi Metal.

(Sumber:www.tempo.com)

Pada perusahaan Property dan Real Estate di Indonesia yaitu Emiten milik

Group Bakrie PT. Bakrieland Development Tbk (ELTY) telah mendapat opini

audit going concern dalam kurun waktu 6 tahun periode 2010-2015. Hal ini

disebabkan PT. Bakrieland Development Tbk. (ELTY) membukukan rugi bersih

pada kuartal I/2015 sebesar Rp 150,88 miliar, menurun dari sebelumnya yang

masih meraih laba Rp. 177,12 miliar. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis

perseroan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (29/5/2015), disebutkan pendapatan

usaha bersih menurun menjadi Rp 320,21 miliar dari setahun sebelumnya

Rp.630,95 miliar. Emiten berkode saham ELTY tersebut mencatat beban pokok

penghasilan sebesar Rp. 170,39 miliar, lebih rendah dari sebelumnya Rp 411,07

miliar. Namun, laba kotor perseroan menurun menjadi Rp. 149,81 miliar dari

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

9

Rp.219,87 miliar. Perseroan akhirnya membukukan rugi sebelum pajak sebesar

Rp. 31,79 miliar dari sebelumnya laba Rp. 88,31 miliar. Rugi periode berjalan

mencapai Rp. 41,91 miliar dari sebelumnya laba Rp. 69,93 miliar. Hingga 31

Maret 2015, total aset Bakrieland Development mencapai Rp. 14,43 triliun dari

akhir tahun lalu Rp. 14,5 triliun. Liabilitas Rp 6,97 triliun dari Rp. 6,89 triliun dan

ekuitas dari Rp. 7,61 triliun.

(http://market.bisnis.com/read/2010530/192/438718/kinerjaeltypendapatanturun-

tajam).

Krisis keuangan Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 2008 adalah

krisis terparah sejak perang dunia kedua. Semuanya berawal dari kasus subprime

mortgage. Subprime mortgage adalah fasilitas kredit perumahan dengan syarat

ringan namun dengan bunga yang tinggi, dengan target masyarakat golongan

menengah ke bawah di Amerika Serikat. Subprime mortgage ini mirip dengan

skema Kredit Perumahan Rakyat atau KPR yang ada di Indonesia. Berbeda

dengan KPR Indonesia, subprime mortgage di Amerika Serikat kemudian di

sekuritisasi dan dijual kepada perusahaan-perusahaan investasi dalam jumlah yang

besar. Sekuritisasi ini kemudian semakin marak dengan diperdagangkannya

instrumen tersebut di pasar modal (Purba, 2009). Pada awal tahun 2008, banyak

subprime yang gagal bayar. Beberapa perusahaan raksasa yang melakukan

sekuritisasi subprime mortgage adalah Lehman Brothers, Merril Lynch, JP

Morgan, Goldman Sachc, Bear Stern’s, dan AIG (Purba, 2009). Lehman Brothers

kehilangan USD 14 milyar dalam 18 bulan sebelum kepailitannya karena banyak

bermain diinvestasi properti dan instrumen-instrumen terkait subprime mortgage.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

10

Lehman Brothers terbukti melakukan rekayasa keuangan untuk menyembunyikan

ketergantungan pada pinjaman. Kasus tersebut menyeret salah satu KAP (Big-

four) Ernst & Young yang saat itu menangani Lehman Brothers. Ernst & Young

dinyatakan lalai mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian bagi Lehman

sebelum terjadinya kebangkrutan, yang seharusnya memberikan early warning

dalam opini yang diberikannya tersebut. Dampak krisis global yang disebabkan

oleh kasus subprime mortgage bagi Indonesia adalah menurunnya minat investor

global untuk menambah investasinya di Indonesia. Walaupun pada tahun 2008

properti Indonesia tidak terpengaruh oleh kasus subprime mortgage. Tetapi pada

tahun 2013 pengamat memperkirakan laju properti Indonesia sama seperti laju

properti Amerika pada awal terjadinya kasus subprime mortgage

(www.tempo.co).

Menurut Purba (2009) asumsi going concern adalah salah satu asumsi

yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas ekonomi. Asumsi

ini mengharuskan entitas ekonomi secara operasional dan keuangan memiliki

kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya atau going concern.

Ada dua penyebab munculnya opini going concern. Pertama, adanya

masalah self-fulfilling propechy yang mengakibatkan auditor enggan

mengungkapkan status going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa

opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan

yang bermasalah (Venuti, 2007). Meskipun demikian, opini going concern harus

diungkapkan dengan harapan dapat segera mempercepat upaya penyelamatan

perusahaan yang bermasalah. Kedua, tidak terdapatnya prosedur penentuan status

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

11

going concern tidak terstruktur (Joanna, 1994). Bagaimanapun juga hampir tidak

ada panduan yang jelas atau penelitian yang sudah ada yang dapat dijadikan acuan

pemilihan tipe opini going concern yang harus dipilih (LaSalle dan Anandarajan,

1996) karena pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah

(Koh dan Tan, 1999). Mutcler et. al., (1997) menemukan bukti bahwa keputusan

opini going concern sebelum terjadinya kebangkrutan secara signifikan

berkorelasi dengan probabilitas kebangkrutan dan variabel lag laporan audit serta

informasi berlawanan yang ekstrim (contrary information) seperti default. Jika

default ini telah terjadi atau proses negosiasi tengah berlangsung dalam rangka

menghindari default selanjutnya, auditor mungkin cenderung untuk mengeluarkan

opini audit going concern.

Para pemakai laporan keuangan merasa yakin bahwa pengeluaran opini

going concern ini sebagai prediksi kebangkrutan suatu perusahaan. Auditor harus

bertanggungjawab terhadap opini audit going concern yang dikeluarkannya,

karena akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan keuangan (Setiawan,

2006). Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan

usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern (opini

modifikasi). Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan.

Masalah yang sering timbul adalah bahwa sangat sulit untuk memprediksi

kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor yang mengalami

dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern. Mutchler

(1985) kriteria perusahaan akan menerima opini going concern apabila

mempunyai masalah pada pendapatan, reorganisasi, ketidakmampuan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

12

membayar bunga, menerima opini going concern belum pernah dilaksanakan,

dalam proses likuidasi, modal yang negatif, arus kas negatif, pendapatan operasi

negatif, modal kerja negatif, 2 sampai dengan 3 tahun berturut-turut rugi, laba

ditahan negatif.

Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahan

sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan masalah going

concern (Ramadhany, 2004). Menurut Mckeown et. al.,(1991) menyatakan bahwa

semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar

kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya pada

perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah

mengeluarkan opini audit going concern.

Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi

secara keseluruhan (Setyarno et. al., 2006). Perusahaan yang mempunyai

pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga

potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar. Petronela (2004)

mengemukakan bahwa perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan,

karena kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan

opini audit going concern. Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan

kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan.

Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat

menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh manajer yang

biasanya tidak mempunyai saham kepemilikan yang besar. Secara teori, manajer

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

13

merupakan agen atau wakil pemilik. Namun, pada kenyataannya mereka

mengendalikan perusahaan. Dengan demikan, konflik kepentingan antar pemilik

dapat terjadi. Hal in disebut “masalah keagenan”, yaitu divergensi kepentingan

yang timbul antara pemilik dan agennya (Widyastuti, 2004). Opini audit going

concern selain dipengaruhi informasi finansial dan kualitas auditor juga perlu

mempertimbangkan infomasi non finansial seperti karakteristik kepemilikan

perusahaan (institutional dan manajerial) dengan adanya kepemilikan tersebut

diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan perusahaan. Dengan

demikian perusahaan akan terhindar dari potensi terjadinya kesulitan keuangan.

Semakin besar kepemilikan institusional dan manajerial maka semakin efisien

pemanfaatan keuangan perusahaan (Mulawarman, 2009).

Perusahaan property dan real estate merupakan salah satu sub sektor

industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri

property dan real estate begitu pesat, terbukti dengan semakin banyaknya jumlah

perusahaan yang terdaftar di BEI. Pada tahun 1990-an jumlah perusahaan yang

terdaftar hanya sebanyak 22 perusahaan, namun memasuki tahun 2000-an hingga

tahun 2015 jumlah perusahaan terdaftar sebanyak 50 perusahaan

(sumber:http://www.sahamok.com).

Pada tanggal 22 Desember 2015 Pemerintah akhirnya merilis Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 103 Tahun 2015 tentang pemilikan rumah tempat tinggal

atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Namun demikian,

peraturan pemerintah baru ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan

Peraturan Pemerintah sebelumnya (Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1996).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

14

Berdasarkan PP baru ini orang asing dapat memiliki rumah tempat tinggal atau

hunian sebagai berikut: (1) rumah tunggal di atas tanah dengan dikuasi

berdasarkan perjanjian pemberian hak pakai diatas hak milik dengan akta pejabat

pembuat akta tanah; (2) sarusun (satuan rumah susun) yang dibangun diatas

bidang tanah hak pakai. Berdasarkan PP ini rumah tunggal yang diberikan diatas

tanah hak pakai jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun. Hak pakai ini dapat

diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan selanjutnya 30 (tiga

puluh) tahun dan selanjutnya 30 (tiga puluh) tahun. Hanya sedikit perbedaan

antara Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah

nomor 103 tahun 2015 ini yaitu (1) jangka waktu hak pakai yang lebih panjang,

PP baru memberi jangka waktu hak pakai selama 30 tahun, sedangkan PP lama

hanya 25 tahun. (2) pengaturan tentang warisan, PP lama tidak mengatur

kepemilikan setelah orang asing meninggal dunia, sedangkan PP baru

menjelaskan bahwa jika orang asing tersebut meninggal dunia maka rumah tempat

tinggal atau hunian sebagaimana dimaksud tempat tinggal atau hunian

sebagaimana dimaksud dapat diwariskan. Dengan syarat bahwa ahli waris ini

harus mempunyai izin tinggal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Namun, dibatasi hanya pada apartemen dengan harga di

atas Rp. 10 miliar.

(http://mandiri-institute.id/industry-update-2016/?upf=dl&id=1779).

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 106/PMK.010 tahun 2015,

Pemerintah mengatur bahwa properti yang dikenai PPnBM 20% adalah kelompok

hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen dan rumah mewah,

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

15

kondominium, town house dan sejenisnya: (1) rumah dan town house dari jenis

nonstrata title dengan luas bangunan 350 m2 atau lebih. (2) Apartemen,

kondominum, town house dari jenis strata title dan sejenisnya dengan luas

bangunan 150 m2 atau lebih. Peraturan Ini memberikan kepastian hukum dan

kemudahan, bagi orang asing (investor) untuk mendapatkan tempat tinggal di

Indonesia.

Ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) dianggap memiliki pengaruh opini

audit going concern. KAP dengan reputasi big four dianggap memiliki kualitas

audit yang lebih baik dibandingkan dengan KAP non big four. Badera dan

Rudyawan (2009) dan Januarti dan Fitrianasari (2008) menyatakan bahwa

reputasi KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit

going concern. Junaidi dan Hartono (2010) dalam penelitiannya membuktikan

bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap opini

audit going concern yang diberikan.

Dalam pergantian auditor, klien yang diaudit oleh KAP baru mungkin

lebih puas dengan beberapa pertimbangan. Pertama perusahaan cenderung untuk

mengganti auditor adalah bahwa mereka tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan dari auditor sebelumnya atau mereka mempunyai beberapa jenis

perselisihan dengan auditor sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan mengganti

auditor dalam tiga tahun yang lalu dengan harapan akan mengalami suatu

peningkatan dalam kepuasan klien. Kedua perikatan audit yang baru, ada

ketidakyakinan manajemen klien terhadap kualitas pelayanan yang disediakan

dari KAP. Akibatnya, ada dorongan yang kuat dari KAP untuk memprioritaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

16

pelayanan klien dalam tahun-tahun pertama setelah memperoleh klien baru

(Craswell,1995). Klien-klien baru mungkin mendapatkan perhatian khusus, dan

mereka mungkin menikmati perspektif dan pandangan berbeda yang diberikan

oleh auditor.

Klien cenderung berpindah dari KAP Big four ke KAP non Big four untuk

mencari hasil auditor yang lebih baik. Klien yang berpotensi atau akan menerima

opini audit going concern atau opini audit modifikasi dimungkinkan akan mencari

auditor yang kualitasnya lebih rendah sehingga dapat memberikan opini yang

diinginkan oleh klien (Wahyuningsih dan Suryana, 2012).

Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan

opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai

bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang

dihadapinya daripada perusahaan kecil. Mutcler et. al., (1997) bahwa dalam

penelitian faktor-faktor yang berpengaruhi terhadap laporan audit pada

perusahaan yang gulung tikar. Bukti empiris bahwa ada hubungan negatif antara

ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit going concern.

Permasalahan going concern merupakan hal yang penting untuk diketahui

dan diungkapkan dalam laporan auditor independen di laporan keuangan

perusahaan, agar pihak manajemen dapat mengambil tindakan yang tepat untuk

mempertahankan usahanya serta terhindar dari kebangkrutan. Untuk itu

pentingnya informasi tentang opini going concern ini mendorong peneliti untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit going

concern. Hasil penelitian terdahulu yang menghasilkan hasil yang berbeda-beda

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

17

dan saran peneliti terdahulu kepada peneliti selanjutnya memberi alasan untuk

menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going

concern. Opini audit going concern yang berdampak munculnya opini negatif

para pengguna laporan keuangan terhadap perusahaan merupakan topik menarik

untuk dikaji. Faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi kondisi

keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor serta ukuran perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai:

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern dengan

Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada perusahaan Property dan

Real Estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitian ini akan

dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional,

ukuran KAP, dan pergantian auditor berpengaruh secara simultan dan parsial

terhadap opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate di

Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015?

2. Apakah ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara kondisi

keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor dengan opini audit going concern pada perusahaan property

dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015?

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

18

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan,

kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian auditor berpengaruh

secara simultan dan parsial terhadap opini audit going concern pada perusahaan

property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis ukuran perusahaan dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan,

kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian auditor dengan opini audit

going concern pada perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia

tahun 2010-2015?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti,

akuntan publik, akademisi dan peneliti selanjutnya. Manfaat penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat menambah pemahaman mengenai opini audit going concern

serta untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan mendalami minat dalam bidang

ilmu akuntansi keperilakuan yang telah didapat selama kuliah.

2. Bagi akuntan publik, diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang

bermanfaat mengenai opini audit going concern.

3. Bagi akademis dan peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat memberikan

pengetahuan mengenai komitmen profesi akuntan publik, baik secara teori

maupun praktek.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

19

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Januarti

(2009) dengan Judul “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Indira Januarti adalah

1. Variabel Penelitian

Penelitian sebelumnya menggunakan variabel kondisi keuangan, debt default,

ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, audit lag, audit client

tenure, kualitas audit, opinion shopping, kepemilikan manajerial dan

institusional. Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan variabel

kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional,

ukuran KAP, pergantian auditor. Alasan penggantian variabel tersebut dalam

penelitian ini adalah untuk melihat variabel lain yang mempengaruhi opini

audit going concern yang lebih besar. Peneliti juga menambah variabel

moderating yaitu ukuran perusahaan untuk melihat apakah pengaruh variabel

tersebut memperkuat atau memperlemah opini audit going concern.

2. Tahun Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2015 sedangkan penelitian Indira Januarti

pada tahun 2009.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 sampai dengan 2015

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

20

sedangkan penelitian Indira Januarti dilakukan pada perusahan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada tahun 1997 sampai dengan 2006.

Tabel 1.2 Originalitas Penelitian

Peneliti Sebelumnya Penelitian Ini

1. Variabel independen yang

digunakan: kondisi keuangan, debt

default, ukuran perusahaan, opini

audit tahun sebelumnya, audit lag,

audit client tenure, kualitas audit,

opinion shopping, kepemilikan

manajerial dan institusional.

2. Tahun penelitian 2009.

3. Populasi penelitian adalah

perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode tahun

1997-2006.

4. Tidak menggunakan variabel

moderating.

1. Variabel independen yang akan

digunakan: kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan,

kepemilikan institusional,

ukuran KAP dan pergantian

auditor.

2. Tahun penelitian 2015.

3. Populasi penelitian adalah

perusahaan property & real

estate yang terdaftar di BEI

periode tahun 2010-2015.

4. Menggunakan ukuran

perusahaan sebagai variabel

moderating karena variabel ini

dapat menentukan kemungkinan

diterimanya opini audit going

concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Agensi, Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan

keagenan sebagai suatu kontrak, dimana satu orang atau lebih (prinsipal) meminta

pihak lain (agen) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal,

yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada

agen. Jika kedua pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut berusaha untuk

memaksimalkan utilitas mereka, maka ada kemungkinan bahwa agen tidak akan

selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Dengan tujuan memotivasi

agen, maka prinsipal merancang kontrak sedemikian rupa sehingga mampu

mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan.

Rahman dan Siregar (2012) Kontrak yang efisien merupakan kontrak yang

memenuhi dua asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya, naiknya agen

maupun prinsipal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama

sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan

untuk keuntungan dirinya sendiri.

2. Risiko yang diterima agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil,

yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan

dirinya sendiri.

21

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

22

Eisenhardt (1989) menyatakan ada tiga asumsi sifat manusia terkait teori

keagenan, yaitu: manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self

interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan manusia selalu menghindari risiko (risk

adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer akan

cenderung untuk bertindak oportunis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi,

dimana hal ini akan memicu terjadinya konflik keagenan sehingga diperlukan

peran pihak ketiga yang independen yaitu auditor untuk mengevaluasi

pertanggungjawaban keuangan manajemen dan memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Komalasari (2004) auditor merupakan pihak independen yang dibutuhkan

dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah

bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan.

Prinsipal mengharapkan auditor memberikan peringatan awal mengenai kondisi

keuangan perusahaan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh

investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang

mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat

pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2004). Auditor bertugas untuk

memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan, dan

mengungkapkan permasalahan going concern yang dihadapi perusahaan apabila

auditor meragukan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

23

Penelitian tentang adanya tuntutan atas kualitas audit telah digambarkan

dengan menggunakan literatur agency dan contracting. Argumennya bahwa

semakin tinggi kos agensi (kos konflik), maka semakin besar tuntutan terhadap

kualitas audit yang lebih tinggi, baik itu oleh manajer maupun oleh pemegang

saham (Watts dan Zimmermann, 1986). Dalam literatur contracting disebutkan

bahwa akuntansi berperan penting dalam pembuatan kontrak dan melakukan

monitoring. Angka-angka akuntansi seringkali digunakan dalam kontrak-kontrak,

seperti kontrak utang, perencanaan kompensasi, dan lain-lain. Kontrak tersebut

seringkali juga memasukkan batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh pihak-

pihak yang terkait dalam kontrak. Oleh karena itu, ada tuntutan untuk melakukan

perhitungan dan pelaporan angka-angka tersebut sebelum memulai kontrak.

Fungsi auditor dalam kasus ini adalah sebagai pihak yang memberikan

kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan oleh

teknologi akuntansi auditee. Kemudian, angka-angka ini digunakan sebagai dasar

untuk pembuatan kontrak antara agen dan prinsipal (Defond,1992), (Francis dan

Wilson, 1988) dan (Palmrose, 1984). Auditing juga berperan penting dalam

memonitor kontrak. Auditor berfungsi melaporkan pelanggaran kontrak yang

dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, seperti pelanggaran kontrak utang oleh

debitur. Selain itu, angka-angka earnings auditan digunakan juga dalam

perencanaan bonus.

Lebih lanjut contracting dan agency dapat diperluas untuk menjelaskan

audit brand name dan spesialisasi industry sebagai suatu fungsi peningkatan kos

agensi. Faktor industri yang luas diharapkan juga dapat mempengaruhi kos agensi.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

24

Karakteristik industri mungkin berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar

dibandingkan pada perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan keahlian

tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh

tersebut. Dengan demikian, kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan terhadap

spesialisasi auditor.

Setiawan (2006) dalam Prapitorini dan Januarti (2007) menyatakan bahwa,

dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator dalam hubungan

antara prinsipal dan agen pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku

manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal

(shareholder) dengan pihak manajer (agen) dalam mengelola keuangan

perusahaan. Auditor melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui

sebuah sarana yaitu laporan tahunan. Tugas auditor adalah memberikan opini atas

laporan keuangan tersebut mengenai kewajarannya. Selain itu, auditor juga harus

mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan.

Jika akuntansi merupakan bagian penting dari proses kontrakan dan kos

agensi sesuai dengan jenis kontrak yang berbeda-beda, maka prosedur akuntansi

berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kompensasi manajer. Berdasarkan

teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest maka

kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara

prinsipal dana gen, dalam hal ini adalah auditor independen teori keagenan

menyatakan bahwa konflik kepentingan antara agen dan prinsipal membutuhkan

adanya kehadiran pihak ketiga yang independen untuk menengahi konflik diantara

kedua pihak tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

25

2.1.2 Opini Audit Going Concern

IAI (2011) menyatakan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh

auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam

semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan

arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, baik dalam hal

auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat

maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, dan harus menyatakan apakah

auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntansi Indonesia. Opini tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam

laporan auditor independen laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu,

dalam pelaporan tersebut auditor harus menyampaikan informasi penting yang

menurut auditor perlu diungkapkan.

Auditor dapat memilih opini audit yang akan dinyatakan atas laporan

keuangan auditan. Opini audit menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah

pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelasan (modified unqualified opinion), pendapat

wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse

opinion) dan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).

Auditor selain memberikan opini atas kewajaran suatu laporan keuangan, juga

memiliki tanggungjawab untuk mengevaluasi status going concern perusahaan

dalam setiap pekerjan auditnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

26

Altman dan McGough (1974) masalah going concern terbagi dua, yaitu

masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi

ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi

yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang

meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas

operasi. Masalah-masalah keuangan banyak terjadi pada masa krisis yang terjadi

sekitar tahun 1997, yang menyebabkan banyak perusahaan menerima opini going

concern dan akhirnya collaps.

McKeown et al, (1991) berpendapat bahwa auditor mungkin saja gagal

untuk memberikan pendapat tentang adanya indikasi kebangkrutan kepada suatu

perusahaan yang ternyata mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun

mendatang. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut sedang berada dalam

posisi ambang batas antara kebangkrutan dengan kelangsungan usahanya (sebagai

contoh, sedang dalam proses restrukturisasi utang). Untuk menanggapi keadaan

dimana kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha

perlu dipertanyakan, Ikatan Akuntansi Indonesia (2011) dalam PSA No.30 (SA

Seksi 341) memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini

auditor.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya (IAI, 2011). Dalam laporan keuangan tahunan, opini going concern

diberikan setelah paragraf pendapat. Laporan keuangan konsolidasi terlampir

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

27

disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai

entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

(going concern). Catatan atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan

dampak kondisi ekonomi terhadap perusahaan serta tindakan yang ditempuh dan

rencana yang dibuat oleh manajemen untuk menghadapi kondisi tersebut. Kondisi

ekonomi tersebut telah mempengaruhi kondisi sosial dan politik yang

menyebabkan sulitnya entitas melakukan kegiatan usahanya sehingga beban

produksi semakin meningkat dan penjualan terus mengalami penurunan. Hal

tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian signifikan tentang kemampuan

perusahaan untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan

untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan akan dapat

merealisasikan aset serta menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam bisnis

normal dan pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi.

Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi

tersebut sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya.

Dan et.al., (2013), SAS N0.59, Thee Auditor’s Consideration of an

Entity”s Ability to Continue as a Going Concern (AU 341), menyatakan bahwa

auditor memiliki keraguan yang mendalam atas kemampuan entitas untuk

melangsungkan usahanya sebagai perusahaan berlanjut atau “going concern”

selama periode waktu yang wajar. “Periode waktu yang wajar” didefenisikan

sebagai periode yang tidak melebihi satu tahun setelah tanggal neraca auditor.

Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat keraguan yang mendalam tentang

masalah kelangsungan usaha sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

28

1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil dari prosedur yang dilakukan

pada saaat merencanakan audit, mengumpulkan bukti, dan menyelesaikan

audit mengidentifikasi kondisi serta peristiwa yang apabila

dipertimbangkan secara menyeluruh, menunjukkan alasan adanya

keraguan yang mendalam mengenai kemapuan entitas untuk melanjutkan

usahanya selama periode yang wajar. Mungkin diperlakukan informasi

tambahan tentang kondisi dan peristiwa semacam itu, beserta bukti-bukti

yang sesuai untuk mendukung informasi yang dapat membantu

mengurangi keraguan auditor.

2. Apabila auditor memiliki keraguan yang mendalam tentang kemapuan

entitas untuk melanjutkan usaha, maka auditor harus (1) mendapatkan

informasi tentang rencana manajemen yang dimaksudkan untuk

mengurangi dampak dari kondisi atau peristiwa semacam itu dan (2)

menilai kemungkinan apakah rencana semacam itu dapat

diimplementasikan secara efektif.

3. Setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor menyimpulkan apakah

masih terdapat keraguan yang mendalam tentang kemampuan entitas

untuk melangsungkan usaha selama periode waktu wajar. Apabila

keraguan itu masih tetap ada, maka auditor harus (1) mempertimbangkan

kelayakan pengungkapan tentang kemungkinan ketidakmampuan entitas

untuk melanjutkan usaha selama periode waktu yang wajar dan (2)

memasukkan suatu paragraf penjelasan (setelah paragraf pendapat) dalam

laporan audit untuk mencerminkan kesimpulan tersebut. Apabila auditor

menyimpulkan bahwa tidak terdapat lagi keraguan yang mendalam, maka

dia harus memperkirakan kebutuhan pengungkapan situasi ini dalam

laporan keuangan entitas.

Dalam laporan audit yang mengandung paragraf penjelasan tentang

kelangsungan usaha pada paragraf pembukaan, ruang lingkup, dan pendapat tidak

diubah tetapi ada penambahan paragraf penjelasan yang mengandung frase

kelangsungan usaha (going concern) dan keraguan yang mendalam (substantial

doubt) untuk mengkomunikasikan dengan jelas bahayanya masalah tersebut.

Standar Audit (SA) (IAPI, 2013) panduan bagi auditor dalam

mempertimbangkan opini audit going concern dijelaskan sebagai berikut:

3. Jika auditor yakin bahwa terdapat keraguan signifikan atas kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, maka auditor

harus menentukan apakah manajemen telah melakukan suatu penilaian

awal atas kondisi tersebut. Jika manajemen telah melakukan penilaian,

maka auditor harus mendiskusikannya terlebih dahulu bersama mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

29

Kemudian menentukan apakah manajemen telah mengidentifikasi

peristiwa atau kondisi yang baik secara individual maupun kolektif dapat

menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya. Auditor juga mengevaluasi

rencana manajemen atas tindakan di masa depan yang berkaitan dengan

penilaian kelangsungan usaha entitas dan kemudian menetapkan

kemugkinan apakah rencana tersebut dapat memperbaiki situasi dan dapat

dilaksanakan dengan efektif.

4. Jika manajemen belum melakukan suatu penilaian, maka auditor meminta

manajemen untuk segera melakukan penilaian dengan periode penilaian

sekurang-kurangnya dua belas bulan dari tanggal laporan keuangan. Jika

manajemen tidak bersedia membuat atau memperluas penilaiannya, maka

auditor dapat menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau

opini tidak menyatakan pendapat.

5. Jika manajemen telah menggunakan asumsi kelangsungan usaha dengan

tepat, tetapi terdapat suatu ketidakpastian material, maka auditor

mempertimbangkan pengungkapan (berdasarkan pertimbangannya)

dengan kondisi sebagai berikut:

a. Jika auditor menilai pengungkapan yang dicantumkan dalam

laporan keuangan telah memadai, maka auditor menyatakan suatu

opini tanpa modifikasian dan mencantumkan suatu paragraf

penekanan suatu hal dalam laporan auditornya.

b. Jika auditor menilai pengungkapan yang dicantumkan dalam

laporan keuangan tidak memadai, maka auditor memberikan opini

wajar dengan pengecualian atau opini tidak wajar.

6. Jika penggunaan asumsi kelangsungan usahanya dalam laporan keuangan

oleh manajemen adalah tidak tepat, maka auditor harus menyatakan suatu

opini tidak wajar.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

mengenai laporan keuangan perusahaan klien yang diaudit dan terdapat

kesangsian bahwa perusahaan mengalami ketidakmampuan untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Berdasarkan PSA No. 30 (SA seksi

341) dinyatakan informasi mengenai pedoman untuk mempertimbangkan

pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat oleh auditor

dalam menghadapi masalah kesangsian atau kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidup.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

30

2.1.3 Kondisi Keuangan

Dewayanto (2011) menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan

adalah suatu tampilan secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode atau

kurun waktu tertentu. Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan

perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang sakit banyak ditemukan

masalah going concern (Ramadhany, 2004). Media yang dapat dipakai untuk

menilai kondisi keuangan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri atas

neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi

keuangan. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan

perusahaan sesungguhnya (Ramadhany, 2004). Mc. Keown (1991) semakin

memburuk atau terganggu kondisi perusahaan maka akan semakin besar

kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern. Sebaliknya

perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan, auditor tidak

pernah memberikan opini audit going concern.

Sartono (1997) analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan

yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan

dibidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa

lalu dan prospeknya di masa datang. Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui

kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio tersebut dapat

memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup memadai untuk

memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang cukup rasional, efisiensi

manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

31

modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang

saham dapat dicapai.

Fanny dan Saputra (2005) menemukan bahwa penggunaan model prediksi

kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan

pemberian opini audit. Penelitian yang dilakukan oleh Setyarno et. al., (2006)

juga berhasil membuktikan bahwa model prediksi kebangkrutan Altman

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan yang terancam bangkrut berpeluang

mendapatkan opini audit going concern dari auditor. Sampai dengan saat ini, Z

score model ini masih lebih banyak digunakan oleh para peneliti, praktisi, serta

para akademis di bidang akuntansi dibandingkan model prediksi kebangkrutan

lainnya (Fanny dan Saputra, 2005).

2.1.4 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar

kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan

mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi

perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai

deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Fabozzi (2000), pertumbuhan

penjualan merupakan perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun.

Pertumbuhan penjualan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat

yang diharapkan dari industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

32

mencapai tingkat pertumbuhan diatas rata-rata dengan jalan meningkatkan pangsa

pasar dari permintaan industri keseluruhan. Pertumbuhan penjualan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba

perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau

tren keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan

perusahaan untuk tetap bertahan. Sementara perusahaan dengan rasio

pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba

sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan,

perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Perusahaan

yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan

bahwa perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penjualan

yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan peluang perusahaan

untuk memperoleh laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan

akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going

concern.

Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya dimana dapat dilihat salah satunya dari

pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama

perusahaan. Penjualan yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional

perusahaan yang meningkatkan laba dan sebaliknya perusahaan dengan penjualan

yang menurun berpotensi menerima opini audit going concern (Setyarno et. Al,

2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

33

Perusahaan mengalami pertumbuhan menunjukkan aktivitas operasional

perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga perusahaan dapat

mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya. Sementara

perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar

mengalami penurunan laba sehingga manajemen perlu untuk mengambil tindakan

perbaikan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penjualan

merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Penjualan perusahaan yang

meningkat dari tahun ke tahun memberi peluang perusahaan untuk memperoleh

peningkatan laba. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan

perusahaan akan semakin kecil kemungkinan auditor utuk menerbitkan opini audit

going concern (Setyarno et. al, 2006).

Laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi

(Weston & Bringham, 1993). Petronela (2004) mengemukakan bahwa perusahaan

dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah

kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak akan mengalami

kebangkrutan. Karena kebangkrutan merupakan salah satu dasar bagi auditor

untuk memberikan opini audit going concern.

2.1.5 Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan institusi lain (Gusti, 2013). Adanya kepemilikan oleh

institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahan investasi

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

34

dan kepemilikan oleh institusi-institusi lain akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal (Ardianingsih dan Ardiyani, 2010).

Semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh institusional

ownership akan menyebabkan pengawasan yang dilakukan menjadi lebih efektif

karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik manajer (Ardianingsih dan

Ardiyani, 2010). Sehingga manajer tidak melakukan tindakan yang hanya

mementingkan dirinya sendiri. Dengan pengawasan yang lebih baik diharapkan

manajemen perusahaan akan lebih fokus dalam kinerja dan sudah merupakan

tanggungjawab manajemen untuk mengelola dengan baik dana yang telah

diinvestasikan kepada perusahaan. Pengelolaan perusahaan yang baik dapat

meminimkan kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan.

Kepemilikan oleh institusional lain berarti kepemilikan saham oleh pihak

institusi lain. Ismayanti dan Hanafi (2003) dalam Lucky (2011) menyatakan

bahwa blackholder juga termasuk dalam kepemilikan oleh institus lain. Semakin

besar kepemilikan institusional akan meningkatkan efisiensi pemakaian aktiva

perusahaan. Dengan kepemilikan institusional diharapkan akan ada monitoring

keputusan manajemen, sehingga mengurangi potensi kebangkrutan. Pencegahan

dalam kebangkrutan akan berdampak terhadap tidak diterimanya opini audit going

concern .

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

35

2.1.6 Ukuran KAP

Salah satu peran Kantor Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan adalah

untuk memberikan jasa atestasi atas laporan keuangan perusahaan. Pemberian

opini oleh auditor atas laporan keuangan perusahaan meliputi kewajaran penyajian

laporan keuangan berdasarkan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Opini

yang dikeluarkan auditor akan menambah keyakinan pihak yang berkepentingan

atas informasi yang disajikan oleh perusahaan.

Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk

meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangan

itu (Damayanti dan Sudarma, 2007). Expertise KAP merupakan salah satu atribut

dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002). Adanya faktor expertise itu akan

menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih

memilih KAP besar. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006) menyatakan

fenomena bahwa persepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan

kesuksesan klien.

Telah diusulkan dalam literatur bahwa KAP yang lebih besar (Big 4)

biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan tingkat independensi yang

memadai daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya

menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga

mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu (Nasser et. al., 2006).

Selain itu, KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas

audit yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

36

karena itu, akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk

menjaga kualitas mereka.

Terlebih lagi, KAP yang lebih besar juga dianggap lebih independen

daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil dalam menahan tekanan manajemen

pada saat terjadi perselisihan ketika mereka biasanya memiliki lebih banyak klien

dan mampu untuk menyerahkan sebagian dari klien mereka yang lebih sulit

(Chow dan Rice, 1982).

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang

dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big 4 dan

KAP yang tidak berafiliasi dengan Big 4. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengan

kualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP

kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan

audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.

Adapun auditor yang termasuk dalam kelompok The Big 4 yaitu (Saputri, 2012):

a. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans

Tuanakotta Mustofa & Rekan; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing

Satrio & Rekan.

b. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio Utomo & Co;

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

c. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan

Siddharta Siddharta & Widjaja.

d. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Hadi Sutanto&

rekan; Haryanto Sahari & Rekan; Tanudiredja Wibisana & Rekan.

2.1.7 Pergantian Auditor

Pemerintah Indonesia telah mengatur kewajiban rotasi auditor dengan

dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan republik Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 untuk menyempurnakan Keputusan Menteri Keuangan No.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

37

359/KMK.06/2003 dan No. 423/KMK.06/2002. Peraturan ini menyatakan bahwa

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat

dilakukan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut oleh KAP yang

sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh auditor yang sama kepada satu klien

yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan boleh

menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa

audit umum atas laporan keuangan klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Adanya peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan KAP

dengan kliennya belum menjamin suatu perusahaan tidak mengganti KAP

sebelum batas waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut. Pergantian KAP

yang disebabkan karena adanya peraturan disebut bersifat mandatory, dan

pergantian KAP karena adanya keinginan perusahaan tidak mengganti KAP

karena adanya keinginan perusahaan disebut bersifat voluntary.

Dalam pergantian auditor, klien yang diaudit oleh KAP baru mungkin

lebih puas dengan beberapa pertimbangan. Pertama perusahaan cenderung untuk

mengganti auditor adalah bahwa mereka tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan dari auditor sebelumnya atau mereka mempunyai beberapa jenis

perselisihan dengan auditor sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan mengganti

auditor dalam tiga tahun yang lalu dengan harapan akan mengalami suatu

peningkatan dalam kepuasan klien. Kedua perikatan audit yang baru, ada

ketidakyakinan manajemen klien terhadap kualitas pelayanan yang disediakan

dari KAP. Akibatnya, ada dorongan yang kuat dari KAP untuk memprioritaskan

pelayanan klien dalam tahun-tahun pertama setelah memperoleh klien baru

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

38

(Craswell,1995). Klien-klien baru mungkin mendapatkan perhatian khusus, dan

mereka mungkin menikmati perspektif dan pandangan yang berbeda yang

diberikan oleh auditor.

Pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan dapat disebabkan oleh

faktor yang berasal dari klien atau auditor. Mardiyah (2002) dua faktor yang

mempengaruhi perusahaan berganti KAP adalah faktor klien (client related

factors) yaitu kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership,

initial public offering (IPO) dan faktor auditor (auditor related factors) yaitu fee

audit dan kualitas audit.

Bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan masalah agensi disebabkan oleh adanya

konflik kepentingan dan informasi asimetri antara principle (pemegang saham dan

agen (manajemen), konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena

kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal,

sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi, auditor

berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda

kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi

yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer).

2.1.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat

diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dan

lain sebagainya. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva,

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

39

penjualan dan kapitalisasi pasar. Jika semakin besar total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasarnya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga

variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena

dapat mewakili seberapa besar ukuran perusahaan tersebut, misalnya semakin

besar aktiva maka akan semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak

penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi

pasar maka akan semakin besar pula perusahaan itu dikenal dalam masyarakat.

Ukuran Perusahaan merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang

diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya.

Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini dihitung dengan melakukan

logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan (Nasser, et. Al., 2006).

Keputusan ketua Bapepam nomor Kep.11/PM/1997 menyebutkan perusahaan

kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang

memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar

adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Ukuran perusahaan dapat terlihat dari seberapa besar atau kecil usaha yang

dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan skala besar dan pertumbuhan yang

positif memberikan tanda bahwa semakin kecil kemungkinan perusahaan akan

bangkrut dan dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya (Januarti

dan Fitrinasari, 2008). Auditor lebih sering memberikan opini non going concern

kepada perusahaan yang memiliki ukuran besar. Hal ini terjadi karena perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

40

besar mempunyai manajemen yang lebih baik dalam mengelola perusahaan dan

lebih mampu menghadapi kondisi keuangan yang tidak stabil.

McKeown et. al. (1991) mengatakan bahwa perusahaan besar lebih banyak

menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil.

Dalam kaitannya mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut,

sehingga auditor mungkin ragu untuk mengeluarkan opini audit going concern

pada perusahaan besar. Mutchler et. al., (1997) bahwa dalam penilitian faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap laporan audit pada perusahaan yang gulung

tikar. Bukti empiris bahwa ada hubungan negatif antara ukuran perusahaan

dengan penerimaan opini audit going concern.

2.2 Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping)

Penelitian mengenai opini audit going concern telah beberapa kali

dilakukan dan memiliki hasil yang berbeda-beda pula. Ramadhany (2004) dalam

penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan

Opini Going Concern pada Perusahaan manufaktur yang Mengalami Financial

Distress di Bursa Efek Jakarta” yang menggunakan komisaris independen pada

komite audit, default hutang, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya,

ukuran perusahaan dan skala auditor sebagai variabel independen dan opini audit

going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini

menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya variabel default hutang, kondisi keuangan dan opini

audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

41

concern dengan tingkat signifikansi 5% sedangkan variabel komite audit, ukuran

perusahaan, dan skala auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan

opini going concern pada tingkat signifikansi 5%.

Fanny dan Saputra (2005) dalam penelitian yang berjudul “Opini Audit

going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan

perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek

Jakarta”) yang menggunakan model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan

perusahaan, dan reputasi kantor akuntan publik sebagai variabel independen dan

opini audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini

menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian

ini menunjukkan pertumbuhan perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik

tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan model prediksi

kebangkrutan berpengaruh terhadap opini going concern.

Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan perusahaan, Opini Audit tahun

Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”

yang menggunakan kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun

sebelumnya, pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen dan opini

audit going concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini

menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression). Dari hasil penelitian

ini menunjukkan kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi

opini going concern, sedangkan kondisi keuangan dan opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap opini going concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

42

Sentosa dan Wedari (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan penerimaan Opini Audit

Going Concern” yang menggunakan kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan,

opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan

sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel

dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik

(logistic regression). Dari hasil penelitian ini menunjukkan kualitas audit dan

pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi opini going concern, sedangkan

ukuran perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif

terhadap opini audit going concern. Opini auditor pada tahun sebelumnya

memiliki pengaruh yang positif terhadap opini going concern.

Januarti dan Fitrinasari (2008) dalam penelitian yang berjudul “Analisis

Rasio Keuangan dan Rasio non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam

memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)” yang

menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage,

rasio pertumbuhan penjualan, rasio nilai pasar, ukuran perusahaan, reputasi KAP,

opini going concern tahun sebelumnya, auditor client tenure, audit lag sebagai

variabel independen dan opini audit going concern sebagai variabel dependen.

Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic

regression). Hasil penelitian menunjukkan rasio likuiditas, opini audit going

concern tahun sebelumnya, dan audit lag berpengaruh signifikan terhadap opini

audit going concern, sedangkan rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage,

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

43

rasio pertumbuhan penjualan, rasio nilai pasar, ukuran perusahaan, reputasi KAP,

dan audit client tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going

concern.

Januarti (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan

dan Rasio non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini

Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)” dengan menggunakan kondisi

keuangan , debt default, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, audit

lag , audit client tenure, kualitas audit, opinion shopping, kepemilikan manajerial

dan institusional sebagai variabel independen dan opini audit going concern

sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis

multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression). Hasil

penelitian menunjukkan variabel default, in sales (size), lamanya perikatan (audit

client tenure), opini tahun sebelumnya (prior opinion) dan kualitas auditor

(specialization) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern,

sedangkan variabel financial distress meskipun signifikan tetapi arah tandanya

berkebalikan dengan yang dihipotesakan. Audit lag, opinion shoping, kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern.

Mada (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance, Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern” dan menggunakan kepemilikan

terpusat, kepemilikan manajerial, komisaris independen, debt default, reputasi

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

44

KAP, financial distress sebagai variabel independen dan opini audit going

concern sebagai variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan

analisis regresi logistik (logistic regression). Hasil penelitain menunjukkan bahwa

kepemilikan terpusat, debt default dan financial distress berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan kepemilikan

manajerial, komisaris independen dan reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern.

Nurpratiwi (2014) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Faktor Komite Audit, Rasio Profitabilitas dan

Rasio Aktivitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern” dan

menggunakan ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, aktivitas komite audit, keahlian komite audit, rasio profitabilitas, rasio

aktivitas sebagai variabel independen dan opini audit going concern sebagai

variabel dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi

logistik (logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

kecenderungan penerimaan opini audit going concern, sedangkan kepemilikan

manajerial, aktivitas komite audit, keahlian komite audit, rasio profitabilitas, dan

rasio aktivitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap penerimaan opini

audit going concern.

Pane (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Auditor Switching,

Financial Distress, dan Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

45

dan menggunakan Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default

sebagai variabel independen dan Opini Audit Going Concern sebagai variabel

dependen. Alat analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik

(logistic regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt Default

berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern,

dan Auditor Switching, Financial Distres berpengaruh positif tidak signifikan

penerimaan opini audit going concern.

Irwansyah, Oktavianti, Hardiyanti (2015) dengan judul penelitian

“Pengaruh Faktor Keuangan dan Faktor Non Keuangan Terhadap Pengungkapan

Opini Audit Going Concern” dan menggunakan kondisi keuangan, ukuran

perusahaan, pertumbuhan laba, reputasi KAP, audit lag sebagai variabel

independen dan Opini Audit Going Concern sebagai variabel dependen. Alat

analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik (logistic regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi keuangan berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan opini audit going concern, dan ukuran perusahaan,

pertumbuhan perusahaan, reputasi KAP, audit lag berpengaruh tidak signifikan

penerimaan opini audit going concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

46

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun

Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

dan Alat Analisis Hasil Penelitian

1. Alexander

Ramadhany

(2004)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Penerimaan Opini

Going Concern pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Mengalami Financial

Distress di Bursa

Efek Jakarta.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen:

Komisaris Independen

pada Komite Audit,

Default Hutang,

Kondisi Keuangan,

Opini Audit Tahun

Sebelumnya, Ukuran

Perusahaan, dan Skala

Auditor.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan Kondisi

Keuangan, Debt Default,

dan Opini Audit

Sebelumnya berpengaruh

signifikan terhadap

Penerimaan Opini Audit

Going Concern. Sedangkan

Komite Audit, Ukuran

Perusahaan, Skala Auditor

tidak berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern.

2 Margaretta

Fanny dan

Sylvia

Saputra

(2005)

Opini Audit Going

Concern: Kajian

Berdasarkan Model

Prediksi

Kebangkrutan,

Pertumbuhan

perusahaan, dan

Reputasi Kantor

Akuntan Publik

(Studi Pada Emiten

Bursa Efek Jakarta.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: model

prediksi kebangkrutan,

pertumbuhan

perusahaan, dan

reputasi kantor

akuntan publik.

Alat analisis: analisis

regresi logistik

(logistic regression).

Dari penelitian

menunjukkan pertumbuhan

perusahaan dan reputasi

kantor akuntan publik tidak

mempengaruhi opini audit

going concern, sedangkan

model prediksi

kebangkrutan berpengaruh

terhadap opini audit going

concern.

3. Eko Budi

Setyarno,

Indira

Januarti,

Faisal

(2006)

Pengaruh Kualitas

Audit, Kondisi

Keuangan

perusahaan, Opini

Audit tahun

Sebelumnya,

Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap

Opini Audit Going

Concern.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: Kualitas

Audit, Kondisi

Keuangan perusahaan,

Opini Audit tahun

Sebelumnya,Pertum-

buhan Perusahaan Alat

analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Dari penelitian

menunjukkan kualitas audit

dan pertumbuhan

perusahaan tidak

mempengaruhi opini going

concern, sedangkan kondisi

keuangan dan opini audit

tahun sebelumnya

berpengaruh terhadap opini

audit going concern.

4. Arga Fajar

Santosa dan

Linda

Kusumaning

Wedari

(2007)

Analisis Faktor yang

Mempengaruhi

Kecenderungan

Penerimaan Opini

Going Concern.

Dependen: Opini

Audit GCAO

Independen:

Likuiditas,Profitabiltas

, Aktivitas, Leverage,

Rasio Pertumbuhan

Penjualan, Rasio Nilai

Pasar, Ukuran

Perusahaan, Reputasi

KAP, Opini Going

Concern Tahun

Sebelumnya, Auditor

Client Tenure, Audit

Lag. Alat analisis:

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan Kualitas

Audit dan Pertumbuhan

Perusahaan tidak

mempengaruhi Opini Going

Concern, sedangkan Ukuran

Perusahaan dan Kondisi

Keuangan Perusahaan

berpengaruh negatif

terhadap Opini Going

Concern. Opini Auditor

pada Tahun Sebelumnya

memiliki pengaruh yang

positif terhadap Opini

Going Concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

47

5. Indira

Januarti dan

Ella

Fitrinasari

(2008)

Analisis Rasio

Keuangan dan Rasio

non Keuangan yang

Mempengaruhi

Auditor Dalam

Memberikan Opini

Audit Going Concern

pada Auditee (Studi

Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEJ

Tahun 2000-2005).

Dependen: Opini

Audit GCAO

Independen:

Likuiditas,Profitabiltas

, Aktivitas, Leverage,

Rasio Pertumbuhan

Penjualan, Rasio Nilai

Pasar, Ukuran

Perusahaan, Reputasi

KAP, Opini Going

Concern Tahun

Sebelumnya, Auditor

Client Tenure, Audit

Lag.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan Rasio

Likuiditas, Opini Audit

Going Concern Tahun

Sebelumnya, dan Audit Lag

berpengaruh signifikan

terhadap Opini Audit Going

Concern. Sedangkan Rasio

Profitabilitas, Rasio

Aktivitas, Leverage, Rasio

Pertumbuhan Penjualan,

Rasio Nilai Pasar, Ukuran

Perusahaan, Reputasi KAP,

dan Audit Client Tenure

tidak berpengaruh signifikan

terhadap Opini Audit Going

Concern.

6. Indira

Januarti

(2009)

Analisis Pengaruh

Faktor Perusahaan,

Kualitas Auditor,

Kepemilikan

Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going Concern

(Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia).

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: Kondisi

Keuangan, Debt

Default, Ukuran

Perusahaan, Opini

Audit Tahun

Sebelumnya, Audit

Lag, Audit Client

Tenure, Kualitas

Audit, Opinion

Shopping,

Kepemilikan

Manajerial dan

Institusional.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil Penelitian

Menunjukkan Variabel

Default, In Sales (Size),

Lamanya Perikatan (Audit

Client Tenure), Opini Tahun

Sebelumnya (Prior

Opinion) dan Kualitas

Auditor (Specialization)

berpengaruh Terhadap

Penerimaan Opini Audit

Going Concern, Sedangkan

Variabel Financial Distress

meskipun signifikan tetapi

arah tandanya berkebalikan

dengan yang dihipotesakan.

Audit Lag, Opinion

Shopping, Kepemilikan

Manajerial Dan

Kepemilikan Institusional

tidak berpengaruh terhadap

Penerimaan Opini Audit

Going Concern.

7. Brilina Elita

Mada (2013)

Pengaruh Mekanisme

Corporate

Governance,

Reputasi KAP, Debt

Default dan

Financial Distress

Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going

Concern.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen:

Kepemilikan Terpusat,

Kepemilikan

Manajerial, Komisaris

Independen, Debt

Default, Reputasi

KAP, Financial

Distress.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

Kepemilikan Terpusat, Debt

Default dan Financial

Distress berpengaruh

signifikan Terhadap

Penerimaan Opini Audit

Going Concern, Sedangkan

Kepemilikan Manajerial,

Komisaris Independen dan

Reputasi KAP tidak

berpengaruh signifikan

terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

48

8. Vidya

Nurpratiwi

(2014)

Analisis Pengaruh

Ukuran Perusahaan,

Struktur

Kepemilikan, Faktor

Komite Audit, Rasio

Profitabilitas Dan

Rasio Aktivitas

Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going

Concern.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: Ukuran

Perusahaan,

Kepemilikan

Institusional,

Kepemilikan

Manajerial, Aktivitas

Komite Audit,

Keahlian Komite

Audit, Rasio

Profitabilitas, Rasio

Aktivitas

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

Ukuran Perusahaan dan

Kepemilikan Institusional

berpengaruh signifikan

terhadap kecenderungan

Penerimaan Opini Audit

Going Concern, Sedangkan

Kepemilikan Manajerial,

Aktivitas Komite Audit,

Keahlian Komite Audit,

Rasio Profitabilitas, Dan

Rasio Aktivitas

menunjukkan hasil yang

tidak signifikan terhadap

Penerimaaan Opini Audit

Going Concern.

9. M. Arif

Rivan Pane

(2015)

Pengaruh Auditor

Switching, Financial

Distress, dan Debt

Default terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going Concern

pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: Auditor

Switching, Financial

Distress, dan Debt

Default.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Debt

Default berpengaruh positif

signifikan terhadap

penerimaan opini audit

going concern, dan Auditor

Switching, Financial Distres

berpengaruh positif tidak

signifikan penerimaan opini

audit going concern.

10. Irwansyah,

Bramantika

Oktavianti,

Syarifah

Hardiyanti

(2015)

Pengaruh faktor

Keuangan dan Faktor

Non Keuangan

Terhadap

Pengungkapan Opini

Audit Going

Concern.

Dependen: Opini

Audit Going Concern

Independen: kondisi

keuangan, ukuran

perusahaan,

pertumbuhan laba,

reputasi KAP, audit

lag.

Alat analisis: Analisis

Regresi Logistik.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kondisi

keuangan berpengaruh

signifikan terhadap

penerimaan opini audit

going concern, dan ukuran

perusahaan. Pertumbuhan

perusahaan, reputasi KAP,

audit lag berpengaruh tidak

signifikan penerimaan opini

audit going concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

49

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan hubungan pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen. Melalui review terhadap

beberapa penelitian terdahulu mengenai opini audit going concern, terdapat

beberapa variabel yang mempengaruhi opini audit going concern. Adapun

kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan dibawah ini :

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Kondisi Keuangan

(KK)

Pertumbuhan

Perusahaan (PP)

Opini Audit Going

Concern

(Y)

Kepemilikan

Institusional (KI)

Ukuran KAP

(KAP)

Pergantian Auditor

(PA) Ukuran Perusahaan

(UP)

49

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

50

Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa ada 5 (lima) faktor

yang mempengaruhi opini audit going concern yaitu kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian

auditor, dan vairabel ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.

Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh auditor

untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya (IAI, 2011). Laporan audit dengan

modifikasi mengenai going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam

penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis.

Keputusan tersebut melibatkan beberapa tahap analisis dari berbagai sudut

pandang auditor. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi

ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan

kebutuhan likuidasi di masa yang akan datang.

Kondisi keuangan mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi

kewajibannya yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat dan pelunasan bunga

pinjaman kepada kreditur (Purba, 2009). Perusahaan yang kondisi keuangannya

baik maka auditor cenderung untuk tidak mengeluarkan opini audit going

concern, sebaliknya jika perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan dalam

melanjutkan kelangsungan usahanya maka auditor akan mengeluarkan opini audit

going concern.

Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya dimana dapat dilihat salah satunya dari

pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

51

perusahaan. Penjualan yang meningkat menunjukkan aktivitas operasional

perusahaan yang meningkatkan laba dan sebaliknya perusahaan dengan penjualan

yang menurun berpotensi menerima opini audit going concern (Setyarno et. al.,

2006). Pertumbuhan aset perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan

perusahaan dalam industri dan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan negative growth

mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar ke arah kebangkrutan

cenderung akan menerima opini audit going concern. Sebaliknya perusahaan

dengan positive growth mengindikasikan diterimanya opini audit going concern

semakin kecil.

Kepemilikan institusional diharapkan akan meningkatkan efisiensi

pemakaian aktiva perusahaan. Kepemilikan institusional diharapkan dapat

melakukan monitoring terhadap keputusan manajemen, sehingga mengurangi

potensi kebangkrutan. Hal ini sebagai pencegahan dalam tidak diterimanya opini

audit going concern yang diberikan oleh auditor. Semakin kecil persentase saham

yang dimiliki oleh kepemilikan institusional akan menyebabkan pengawasan yang

dilakukan menjadi kurang efektif karena tidak dapat mengendalikan perilaku

oportunistik manajer sehingga semakin besar kemungkinan diterimanya opini

audit going concern. Sebaliknya apabila semakin besar persentasi saham yang

dimiliki kepemilikan institusional maka makin kecil pula diterimanya opini audit

going concern.

Ukuran KAP yang lebih besar (KAP Big-4) biasanya dianggap lebih

mampu mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripada rekan-

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

52

rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagai

layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga mengurangi

ketergantungan mereka pada klien tertentu (Nasser et. al., 2006). Selain itu, KAP

yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi

dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu, akan

berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga kualitas

mereka dalam memberikan opini audit kepada perusahaan.

Pergantian auditor merupakan perpindahan KAP yang dilakukan

perusahaan klien. Kadir dalam Damayanti dan Sudarma (2008) mengemukakan

dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengapa perusahaan berpindah KAP

yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah opini audit. Semakin tinggi

tingkat pergantian auditor suatu perusahaan, maka kualitas audit cenderung

menurun sehingga semakin besar pula perusahaan mendapatkan opini audit going

concern.

Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan

modifikasi opini going concern pada perusahaan yang lebih kecil. Penerimaan

opini audit going concern tidak akan diberikan pada perusahaan kecil. Hal ini

dikarenakan auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat

menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada

perusahaan yang lebih kecil.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

53

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini dikembangkan dari telaahan teoritis dan

penelitian terdahulu sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan

yang memerlukan pengujian secara empiris. Dengan demikian dikemukakan

hipotesis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional,

ukuran KAP, pergantian auditor berpengaruh secara simultan dan parsial

terhadap opini audit going concern pada perusahaan property dan real

estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015.

2. Ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP,

pergantian auditor dengan opini audit going concern pada perusahaan

property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2015.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

54

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan model replikasi dari

penelitian sebelumnya untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan. Dari jenis data yang digunakan penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, metode penelitian kuantitatif ditujukan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan

membangun hipotesis terlebih dahulu yang kemudian akan diukur dengan alat

statistik. Penelitian ini menggunakan metode observasi terhadap data yang akan

digunakan. Dimensi waktu yang digunakan adalah time series yang datanya

diambil dari data keuangan beberapa tahun.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang

menerbitkan laporan tahunan (annual report) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Penelitian

ini dilaksanakan dari Oktober 2015 sampai dengan Oktober 2016.

54

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

55

4.3 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Lubis, 2015). Populasi

pada penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Jumlah populasi perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015 adalah

50 perusahaan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

teknik sensus, menurut Lubis (2015) jika peneliti menggunakan seluruh elemen

populasi menjadi data penelitian, karena peneliti ingin melihat semua liku-liku

yang ada dalam populasi, maka penelitian itu disebut penelitian sensus. Sensus

digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen. Sehingga

seluruh populasi, yaitu perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yang berjumlah 50 (lima puluh)

perusahaan, dijadikan sampel pada tabel 4.1.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

56

No. Kode Saham Nama Perusahaan1 APLN Agung Podomoro Land Tbk2 ASRI Alam Sutera Realty Tbk3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk6 BIKA Bina Karya Jaya Abadi Tbk7 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk8 BKDP Bukit Darmo Property Tbk9 BKSL Bekasi Asri Pemula Tbk10 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk11 COWL Cowell Development Tbk12 CTRA Ciputra Development Tbk13 CTRP Ciputra Property Tbk14 CTRS Ciputra Surya Tbk15 DART Duta Anggada Realty Tbk16 DILD Intiland Development Tbk17 DMAS Puradelta Lestari Tbk18 DUTI Duta Pertiwi Tbk19 ELTY Bakrieland Development Tbk20 EMDE Megapolitan Development Tbk21 FMII Fortune mate indonesia22 GAMA Gading Development Tbk23 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk24 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk25 GWSA Greenwood Sejahter Tbk26 JRPT Jaya Real Property Tbk27 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk28 KPIG MNC Land Tbk29 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk30 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk31 LPCK Lippo Cikarang Tbk32 LPKR Lippo Karawaci Tbk33 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk34 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk35 MMLP Mega Manunggal Property Tbk36 MTLA Metropolitan Land Tbk37 MTSM Metro Realty Tbk38 NIRO Nirvana Development Tbk39 OMRE Indonesia Prima Property Tbk40 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk41 PRRO PP Properti Tbk42 PUDP Pudjiati Prestige Tbk43 PWON Pakuwon Jati Tbk44 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk45 RDTX Roda Vivatex Tbk46 RODA Pikko Land Development Tbk47 SCBD Danayasa Arthatama Tbk48 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk49 SMRA Summarecon Agung Tbk50 TARA Sitara Propertindo Tbk

Tabel 4.1.Daftar Sampel Perusahaan Property dan Real Estate yang

Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

57

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang berasal

dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

4.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen

yaitu kondisi keuangan, tingkat pertumbuhan, kepemilikan institusional, ukuran

KAP, pergantian auditor dan variabel dependen yaitu opini audit going concern.

4.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan untuk memastikan

apakah perusahaan dapat mempertahankan going concern (IAI, 2011). Opini audit

going concern merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor

meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan going concern

sehingga mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa

penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat

wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang dinyatakan oleh auditor.

Parameter yang digunakan adalah variabel dummy, dimana kategori 1

untuk perusahaan yang menerima opini audit dengan pengungkapan going

concern dan 0 untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit dengan

pengungkapan going concern.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

58

4.5.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah

a. Kondisi Keuangan

Kondisi keuangan adalah suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas

keuangan perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu (Dewayanto,

2004). Kondisi keuangan menggunakan skala rasio dan diukur dengan

menggunakan model prediksi kebangkrutan revised Altman, yang terkenal dengan

istilah Z score yang merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman

untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum

terjadinya kebangkrutan. Revisi yang dilakukan Altman merupakan penyesuaian

yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan tidak hanya untuk perusahaan

manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan

di sektor swasta. Formulanya adalah sebagai berikut:

Z = 1,2 𝑊𝐶

𝑇𝐴 + 1,4

𝑅𝐸

𝑇𝐴 + 3,3

𝐸𝐵𝐼𝑇

𝑇𝐴 + 0,6

𝑀𝑉𝐸

𝑇𝐿 + 0,999

𝑆

𝑇𝐴

Dimana:

WC = Working Capital to Total Assets

RE = Retained Earning to Total Assets

EBIT = Earning Before Interest and Tax to Total Assets

MVE = Market Value Equity to Book Value of Debt

S = Sales to Total Assets

Nilai Z diperoleh dengan menghitung kelima rasio tersebut berdasarkan

data pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dikalikan dengan

koefisien masing-masing rasio kemudian dijumlahkan dengan hasilnya. Z score

yang dikembangkan Altman ini dapat digunakan untuk menentukan

kecenderungan kebangkrutan dan juga sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

59

keuangan perusahaan. Z score ini menjadi menarik dikarenakan keandalannya

sebagai alat analisis tanpa memperhatikan bagaimana ukuran perusahaan.

Meskipun sebuah perusahaan sangat makmur, jika Z score mulai turun dengan

tajam, maka mengindikasikan adanya bahaya kebangkrutan.

Penelitian yang dilakukan Altman untuk perusahaan yang bangkrut dan

tidak bangkrut menunjukkan nilai tertentu. Kriteria yang digunakan untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan model diskriminan dengan melihat

zone of ignorance yaitu daerah nilai Z, dimana dikategorikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Kriteria Titik Cut-off Model Z score

Kriteria Nilai Z

Tidak bangkrut/sehat >2,99

Bangkrut < 1,81

Daerah rawan bangkrut 1,81-2,99

Berdasarkan Tabel 4.1, jika nilai Z perusahaan yang diteliti lebih besar

dari 2,99 maka perusahaan tersebut dikategorikan sebagai perusahaan yang tidak

memiliki risiko terhadap kebangkrutan dan jika lebih kecil dari 1,81 maka

perusahaan dikategorikan memiliki risiko tinggi terhadap kebangkrutan.

Sedangkan apabila nilai Z berada di antara 1,81 sampai dengan 2,99 maka

perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang masih memiliki

risiko terhadap kebangkrutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

60

b. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk

meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan digunakan untuk mengukur seberapa

baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri

maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et. al., 2006).

Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan mengurangi antara

penjualan di tahun t dengan penjualan di tahun t-1 dan kemudian hasilnya tersebut

dibagi dengan penjualan pada tahun t-1.

Adapun cara menghitung dengan rasio sebagai berikut :

∆S = St – St−1

St−1 x 100%

Dimana:

ΔS = pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1

St = penjualan bersih pada periode t

St-1 = penjualan bersih pada periode t-1

c. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan institusi lain (Gusti, 2013). Variabel ini menggunakan

skala rasio dan diukur dengan melihat kepemilikan saham pada akhir tahun yang

dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank dan institusi lainnya. Variabel ini

dihitung dengan melihat persentase antara jumlah saham pemilik institusional

dengan jumlah saham yang tersedia (Suparlan dan Andayani, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

61

d. Ukuran KAP

Ukuran KAP merupakan reputasi sebuah perusahaan dalam hal

meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya. Dalam penelitian ini ukuran

KAP diukur dengan melihat besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua

kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan Big-4 dan KAP yang tidak

berafiliasi dengan Big-4. Variabel ini menggunakan skala dummy, jika sebuah

perusahaan diaudit oleh KAP Big-4 maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika

sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non Big-4, maka diberikan nilai 0 (Nasser et.

al., 2006).

e. Pergantian Auditor

Pergantian auditor merupakan perpindahan KAP yang dilakukan

perusahaan klien. Kadir dalam Damayanti dan Sudarma (2008) mengemukakan

dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengapa perusahaan berpindah KAP

yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah opini audit. Variabel di ukur

meggunakan variabel dummy, 1 untuk perusahaan jika dalam periode penelitian

melakukan pergantian auditor dan 0 untuk perusahaan jika periode penelitian

tidak melakukan pergantian auditor.

4.5.3 Variabel Moderating (M)

Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ukuran

Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan

yang diukur berdasarkan total aset. Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

62

nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total

aktiva, log size, nilai saham, dan lain sebagainya. Ukuran perusahaan dapat

dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Variabel ukuran

perusahaan menggunakan skala rasio dan dalam penelitian ini dihitung dengan

melakukan Logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan (Nasser, et. al.,

2006).

Tabel 4.3 Definisi Operasional Variabel

Jenis

Variabel

Nama

Variabel Definisi Operasional Parameter Skala

Variabel

Dependen

Opini Audit

Going

Concern

Opini yang dikeluarkan

untuk memastikan apakah

perusahaan dapat

mempertahankan going

concern.

0 = perusahaan yang tidak

menerima opini audit

going concern.

1 = perusahaan yang

menerima opini audit

going concern.

Dummy

Variabel

Independen

Kondisi

Keuangan

Kondisi keuangan adalah

suatu tampilan atau

keadaan secara utuh atas

keuangan perusahaan

selama periode atau kurun

waktu tertentu.

Z = 1,2 𝑊𝐶

𝑇𝐴 + 1,4

𝑅𝐸

𝑇𝐴 +

3,3 𝐸𝐵𝐼𝑇

𝑇𝐴 + 0,6

𝑀𝑉𝐸

𝑇𝐿 +

0,999 𝑆

𝑇𝐴

Dimana:

WC= Working Capital to

Total Assets

RE= Retained Earning to

Total Assets

EBIT= Earning Before

Interest and Tax to Total

Assets

MVE= Market Value

Equity to Book Value of

Debt

S= Sales to Total Assets

Rasio

Pertumbuhan

Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan

merupakan kemampuan

perusahaan untuk

meningkatkan size.

∆S = St – St−1

St−1 x 100%

Dimana:

ΔS = pertumbuhan dalam

penjualan periode t dari

periode t-1

St = penjualan bersih pada

periode t

St-1 = penjualan bersih

pada periode t-1

Rasio

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

63

kepemilikan

Institusional

kepemilikan Institusional

merupakan kepemilikan

saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau

lembaga seperti perusahaan

asuransi, bank, perusahaan

investasi dan kepemilikan

institusi lain.

Jumlah saham Pemilik Instusional

Jumlah saham yang beredar

Rasio

Pergantian

Auditor

Perpindahan KAP yang

dilakukan perusahaan

klien.

0 = perusahaan tidak

melakukan pergantian

auditor

1 = perusahaan melakukan

pergantian auditor

Dummy

Ukuran KAP Ukuran KAP merupakan

reputasi sebuah perusahaan

dalam hal meningkatkan

kredibilitas laporan

keuangannya.

0 = perusahaan diaudit

oleh KAP non Big-4

1 = perusahaan diaudit oleh

KAP Big- 4 maka

diberikan

Dummy

Variabel

Moderating

Ukuran

Perusahaan

Ukuran Perusahaan

merupakan besarnya

ukuran sebuah perusahaan

yang diukur berdasarkan

total aset.

Ln (logaritma natural) dari

Total Aset

Rasio

4.6 Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik karena variabel terikatnya yaitu opini audit going concern merupakan

variabel dummy yaitu menerima opini audit going concern atau tidak menerima

opini audit going concern dan variabel bebasnya merupakan kombinasi antara

variabel metrik dan non-metrik. Ghozali (2013) menyatakan bahwa regresi

logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat

dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak

memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya dan mengabaikan

heteroskedastisitas tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi

logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

64

4.6.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang

dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-

minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang

diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-

rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum

dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran

keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel penelitian.

4.6.2 Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows. Model regresi logistik

yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam persamaan sebagai

berikut:

LN P(OAGC )

1−P(OAGC ) = b0 + b1KK + b2PP + b3KI + b4KAP + b5PA + 𝜀

Dimana:

P = probabilitas Opini Audit Going Concern

b0 = konstanta

b1 – b5 = koefisien regresi variabel bebas

KK = koefisien regresi Kondisi Keuangan

PP = koefisien regresi Pertumbuhan Perusahaan

KI = koefisien regresi Kepemilikan Institusional

KAP = koefisien regresi Ukuran KAP

PA = koefisien regresi Pergantian Auditor

𝜀 = error

Universitas Sumatera Utara

Page 82: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

65

4.6.2.1 Uji Multikolinearitas

Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala

korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam

regresi logistik menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat

besarnya korelasi antar variabel bebas. Apabila nilai koefisien korelasi antar

variabel bebas lebih kecil dari 0,8 berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas

yang serius antar variabel bebas tersebut (Kuncoro, 2004).

4.6.2.2 Menguji Keseluruhan Model (overall model fit)

Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai

antara - 2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model

hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir

(Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas.

Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1, hal ini

menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang

dihipotesiskan sesuai dengan data (Ghozali, 2006). Log Likelihood pada model

regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model

regresi, sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin

baik.

4.6.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

menguji hipotesis nol bahwa data empiris yang sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Nilai

Universitas Sumatera Utara

Page 83: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

66

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang

dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol ditolak yang menjelaskan adanya perbedaan

signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit

model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Nilai

statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05,

berarti bahwa hipotesis nol tidak dapat ditolak dan model mampu memprediksi

nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya (Ghozali, 2006).

4.6.2.4 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R square. Nilai Nagelkerke R square

menunjukkan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-

variabel lain di luar model penelitian (Ghozali, 2006).

4.6.2.5 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi

untuk memprediksi kemungkinan opini audit going concern yang diterima oleh

perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan dalam persen.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

67

4.6.3 Uji Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Menurut Sugiyono

(2013), secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan

populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang

diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Pengujian Hipotesis dalam penelitian

ini adalah teknik analisis regresi logistik dengan uji regresi secara parsial.

4.6.3.1 Uji Regresi Secara Simultan

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas secara bersama-

sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Pembuktian

dilakukan dengan cara membandingkan nilai Chi-Square hitung dengan Chi-

Square tabel yang terdapat pada tabel analisis Chi-Square Distribution, Dengan

ketentuan sebagai berikut :

Ho diterima jika Chi-Square hitung < Chi-Square tabel untuk α = 5%

Ho ditolak jika Chi-Square hitung > Chi-Square tabel untuk α = 5%

4.6.3.1 Uji Regresi Secara Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen yang terdiri dari kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan,

kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu opini audit going concern. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikasi (α).

Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan pada tingkat

signifikasi (α) 5% dengan kriteria :

Universitas Sumatera Utara

Page 85: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

68

1. Ho tidak akan ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi-square tabel, dan

nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif

ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat ditolak.

2. Ho ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi-square tabel, dan nilai

probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif

diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat diterima.

4.6.4 Uji Regresi Variabel Moderating

Analisis ini dilakukan karena dalam penelitian ini menggunakan variabel

moderating yaitu ukuran perusahaan. Metode ini dilakukan dengan menambahkan

variabel perkalian antara variabel bebas dengan variabel moderatingnya. Uji ini

dilakukan untuk menentukan apakah variabel moderating dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Berikut

persamaannya:

Z = a + b1KK + b2PP + b3KI + b4KAP+ b5PA + e ......................... (1)

IeI = a + b6Y ....................................................................................... (2)

Dimana:

Z = Moderating Ukuran Perusahaan

Y = Opini Audit Going Concern

a = Konstanta

b1 – b5 = koefisien regresi variabel bebas

b6 = koefisien regresi variabel moderating

KK = koefisien regresi Kondisi Keuangan

PP = koefisien regresi Pertumbuhan Perusahaan

KI = koefisien regresi Kepemilikan Institusional

KAP = koefisien regresi Ukuran KAP

PA = koefisien regresi Pergantian Auditor

e = error

Universitas Sumatera Utara

Page 86: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

69

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melakukan proses penyeleksi

data (screening data), sehingga data-data yang dianalisis memiliki distribusi

normal. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah kondisi

keuangan (KK), pertumbuhan perusahaan (PP), kepemilikan institusional (KI),

ukuran KAP (KAP), dan pergantian auditor (PA). Berdasarkan analisis statistik

deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:

Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern

Opini Audit Going Concern

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan yang tidak

menerima opini audit

going concern

253 93.4 93.4 93.4

Perusahaan yang

menerima opini audit

going concern

18 6.6 6.6 100.0

Total 271 100.0 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.1, diketahui dari tahun 2010-2015, perusahaan yang

tidak menerima opini audit going concern sebanyak 253 (93,4%), sementara

perusahaan yang menerima opini audit going concern sebanyak sebanyak 18

(6,6%).

69

Universitas Sumatera Utara

Page 87: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

70

Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Ukuran KAP

Ukuran KAP

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan tidak

diaudit oleh KAP Big-4 227 83.8 83.8 83.8

Perusahaan diaudit oleh

KAP Big-4 44 16.2 16.2 100.0

Total 271 100.0 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.2, diketahui dari tahun 2010-2015, perusahaan yang

tidak diaudit oleh KAP Big-4 sebanyak 227 (83,8%), sementara perusahaan yang

diaudit oleh KAP Big-4 sebanyak 44 (16,2%).

Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Pergantian Auditor

Pergantian Auditor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan tidak

melakukan pergantian

auditor

232 85.6 91.3 91.3

Perusahaan melakukan

pergantian auditor 22 8.1 8.7 100.0

Total 254 93.7 100.0

Missing System 17 6.3

Total 271 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.3, diketahui dari tahun 2010-2015, perusahaan yang

tidak melakukan pergantian auditor sebanyak 232 (91,3%), sementara perusahaan

yang melakukan pergantian auditor sebanyak 22 (8,7%).

Universitas Sumatera Utara

Page 88: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

71

Tabel 5.4 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern dan Ukuran KAP

Ukuran KAP * Opini Audit Going Concern Crosstabulation

Count

Opini Audit Going Concern

Total

perusahaan

yang tidak

menerima opini

audit going

concern

perusahaan

yang

menerima

opini audit

going concern

Ukuran

KAP

perusahaan tidak diaudit

oleh KAP Big-4

215 12 227

perusahaan diaudit oleh

KAP Big-4

38 6 44

Total 253 18 271

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.4, diketahui perusahaan yang menerima opini audit

going concern yang termasuk ke dalam kategori ukuran KAP sebanyak 12

perusahaan menerima opini audit going concern dengan perusahaan tidak diaudit

oleh KAP Big-4 dan sebanyak 6 perusahaan yang menerima opini audit going

concern dengan perusahaan diaudit oleh KAP Big-4.

Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Opini Audit Going Concern dan Pergantian

Auditor

Pergantian Auditor * Opini Audit Going Concern Crosstabulation

Count

Opini Audit Going Concern

Total

perusahaan yang

tidak menerima

opini audit going

concern

perusahaan yang

menerima opini

audit going

concern

PA Tidak melakukan

pergantian auditor

227 5 232

Melakukan pergantian

auditor

9 13 22

Total 236 18 254

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Page 89: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

72

Berdasarkan Tabel 5.5, diketahui perusahaan yang menerima opini audit

going concern yang termasuk ke dalam kategori melakukan pergantian auditor

sebanyak 13 perusahaan menerima opini audit going concern dan sebanyak 5

perusahaan yang menerima opini audit going concern tetapi tidak melakukan

pergantian auditor.

Tabel 5.6 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

KK 271 -5.23 37.01 3.3140 4.54555

PP 268 -.91 29.42 .5617 2.13647

KI 271 .05 1.00 .6635 .21666

UP 271 20.11 30450.00 2.4379E2 2504.12732

Valid N

(listwise) 268

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat disimpulkan kondisi keuangan (KK)

minimum adalah -5,23, sedangkan kondisi keuangan maksimum adalah 37,01.

Diketahui nilai rata-rata (mean) kondisi keuangan dari tahun 2010-2015 adalah

3,3140, dan standar deviasinya adalah 4,5455.

Pertumbuhan Perusahaan (PP) perusahaan sektor property dan real estate

yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015 memiliki nilai minimum adalah

-0,91, sedangkan pertumbuhan perusahaan maksimum adalah 29,42. Diketahui

nilai rata-rata (mean) pertumbuhan perusahaan dari tahun 2010-2015 adalah

0,5617, dan standar deviasinya adalah 2,1364.

Kepemilikan Institusional (KI) perusahaan sektor property dan real estate

yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015 memiliki nilai minimum adalah 0,05,

Universitas Sumatera Utara

Page 90: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

73

sedangkan kepemilikan institusional maksimum adalah 1. Diketahui nilai rata-rata

(mean) kepemilikan institusional dari tahun 2010-2015 adalah 0,6635, dan standar

deviasinya adalah 0,2166.

Ukuran Perusahaan (UP) perusahaan sektor property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015 memiliki nilai minimum

adalah 20,11, sedangkan ukuran perusahaan maksimum adalah 30450,0.

Diketahui nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan dari tahun 2010-2015 adalah

2,4379 dan standar deviasinya adalah 2504,1273.

5.1.2 Hasil Uji Regresi Logistik

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi

logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (menerima opini audit going

concern dan tidak menerima opini audit going concern). Ghozali (2006)

menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas

terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik

analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel

bebasnya (Ghozali, 2006) dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).

5.1.2.1 Uji Multikolinearitas

Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang

kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya

korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam

penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar

variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil pengujian ditampilkan dalam

Tabel 5.7.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

74

Tabel 5.7 Matriks Korelasi

Correlation Matrix

Constant KK PP KI KAP PA

Step 1 Constant 1.000 -.317 .189 -.747 -.049 -.005

KK -.317 1.000 -.266 .101 -.109 -.041

PP .189 -.266 1.000 -.404 .188 .300

KI -.747 .101 -.404 1.000 -.253 -.446

KAP -.049 -.109 .188 -.253 1.000 .133

PA -.005 -.041 .300 -.446 .133 1.000

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Menurut Ghozali (2006), jika antar variabel independen ada korelasi yang

cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinaritas.

Hasil pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel

independen yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak

terdapat indikasi multikolinearitas antar variabel independen.

5.1.2.2 Menguji Model Fit (Overall Model Fit Test)

Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -

2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 log likelihood pada

akhir (block number = 1). Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0,

dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini (Tabel 5.8).

Universitas Sumatera Utara

Page 92: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

75

Tabel 5.8 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Awal)

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 136.923 -1.746

2 120.388 -2.419

3 119.194 -2.662

4 119.181 -2.691

5 119.181 -2.691

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 119.181

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates

changed by less than .001.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat dilihat pada

Tabel 5.9. Dari Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block

number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat

pada step 5, memperoleh nilai sebesar 119,181. Kemudian pada Tabel 5.9 dapat

dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number =1, nilai -2log likelihood pada step

1 iterasi 8 adalah 44,674. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal (initial-2LL

function) dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan

bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2013). Penurunan

nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit,

artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP dan pergantian

auditor ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam penelitian

ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

76

Tabel 5.9 Nilai -2 Log likelihood (-2 LL Akhir)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant KK PP KI KAP PA

Step

1

1 102.236 -1.342 -.028 .010 -.810 .286 2.021

2 65.177 -1.478 -.089 .039 -1.981 .674 2.765

3 50.859 -1.111 -.238 .114 -3.423 1.103 3.247

4 45.730 -.666 -.406 .166 -4.803 1.449 3.696

5 44.732 -.400 -.511 .196 -5.726 1.659 4.036

6 44.675 -.325 -.540 .206 -6.028 1.723 4.159

7 44.674 -.320 -.542 .206 -6.052 1.728 4.170

8 44.674 -.320 -.542 .206 -6.052 1.728 4.170

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 119.181

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates

changed by less than .001.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

5.1.2.3 Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan

menggunakan goodness of fit test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square pada

Tabel Hosmer and Lemeshow Test (Tabel 5.10). Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan

model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat

dikatakan fit).

Tabel 5.10 Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.868 8 .869

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Page 94: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

77

Pada Tabel 5.10 hasil pengujian menunjukkan nilai Chi-Square sebesar

3,868 dengan signifikansi sebesar 0,869 yang nilainya lebih besar daripada 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu untuk memprediksi

nilai observasinya atau dapat dikatakan model menerima Ho yang berarti tidak

ada perbedaan klasifikasi yang diamati. Itu berarti model regresi logistik bisa

digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 5.11 Perhitungan Chi-Square Tabel dengan Microsoft Excel

Hosmer and Lemeshow Test

Tingkat Signifikansi df Nilai Kritis Chi-Square

1

8

15,507

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.11, diketahui nilai Chi-Square tabel bernilai 15,507.

Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat diketahui dengan

membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi-Square tabel.

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝜒𝐻𝑜𝑠𝑚𝑒𝑟 −𝐿𝑒𝑚𝑒𝑠 ℎ𝑜𝑤2 ≤ 𝜒𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

2 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘.

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝜒𝐻𝑜𝑠𝑚𝑒𝑟 −𝐿𝑒𝑚𝑒𝑠 ℎ𝑜𝑤2 > 𝜒𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

2 , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑚𝑜𝑑𝑒𝑙 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai statistik Chi-Square (3,868)

lebih kecil dibandingkan nilai Chi-Square Tabel (15,507), maka disimpulkan

bahwa model cukup layak dalam mencocokkan/fit data.

5.1.2.4 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s 𝑅𝑁2 untuk

mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau

menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s 𝑅𝑁2 dapat

diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel

Universitas Sumatera Utara

Page 95: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

78

independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen. Tabel 5.12

menyajikan nilai statistik dari Nagelkerke’s 𝑅𝑁2 .

Tabel 5.12 Nagelkerke R Square

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square Nagelkerke R Square

1 44.674a .256 .679

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates

changed by less than .001.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa nilai statistik Nagelkerke R

Square 0,679 atau 67,9% yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai

kemampuan variabel kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan

institusional, ukuran KAP, dan pergantian auditor dalam mempengaruhi opini

audit going concern sebesar 67,9%, sisanya 32,1% dijelaskan oleh variabel-

variabel atau faktor-faktor lain di luar model penelitian.

5.1.2.5 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan diterimanya opini audit going concern

atau tidak opini audit going concern pada perusahaan. Kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalam persen. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 5.13.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

79

Tabel 5.13 Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

OAGC (Y)

Percentage

Correct

perusahaan

yang tidak

menerima

opini audit

going concern

perusahaan

yang

menerima

opini audit

going concern

Step

1

OAGC

(Y)

perusahaan yang tidak

menerima opini audit

going concern

235 1 99.6

perusahaan yang

menerima opini audit

going concern

6 10 62.5

Overall Percentage 97.2

a. The cut value is .500

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 5.13 diketahui kekuatan prediksi dari model regresi

untuk perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern sebanyak 235

perusahaan. Dari 235 perusahaan tersebut, diprediksi sebesar 97,2% perusahaan

tidak menerima opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 6

perusahaan yang menerima opini audit going concern, dari 6 perusahaan tersebut,

diprediksi 6 perusahaan tidak menerima opini audit going concern. Dan 10

perusahaan yang menerima opini audit going concern, dari 10 perusahaan

tersebut, diprediksi 1 perusahaan tidak menerima opini audit going concern.

Diketahui angka ketepatan prediksi sebesar 97,2%, hal ini menandakan tingkat

keakuratan model regresi logistik dalam memprediksi sebesar 97,2%, berdasarkan

data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 97: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

80

5.1.3 Uji Hipotesis

5.1.3.1 Uji Signifikansi Model secara Simultan

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients (Tabel 5.14) berfungsi untuk

melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat

pengaruh variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultaneously)

terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 5.14, diperoleh nilai probabilitas

(Sig.) 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka

disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama

berpengaruh signifikan secara statistik, terhadap opini audit going concern.

Tabel 5.14 Uji Signifikansi Model secara Simultan

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 74.506 5 .000

Block 74.506 5 .000

Model 74.506 5 .000

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

5.1.3.2 Uji Signifikansi Model Secara Parsial (Uji Wald)

Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji 𝑡 digunakan

untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji

signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald,

statistik yang diuji adalah statistik Wald (Wald statistic). Nilai statistik dari uji

Wald berdistribusi chi-kuadrat. Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas dari uji Wald.

Berikut aturan pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 98: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

81

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑖𝑔. ≥ 0,05, 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐻1𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘.

𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑖𝑔. < 0,05, 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝐻1𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎.

Tabel 5.15 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a KK -.542 .214 6.394 1 .011 .582

PP .206 .093 4.877 1 .027 1.229

KI -6.052 2.092 8.369 1 .004 .002

KAP 1.728 .951 3.300 1 .069 5.628

PA 4.170 .936 19.834 1 .000 64.706

Constant -.320 1.022 .098 1 .754 .726

a. Variable(s) entered on step 1: KK, PP, KI, KAP, PA.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat

signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Dari pengujian dengan

regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:

LN P(OAGC )

1−P(OAGC ) = –0,320 – 0,542KK + 0,206PP – 6,052KI + 1,728KAP +

4,170PA

Dimana:

P = probabilitas Opini Audit going concern

b0 = konstanta

b1 – b5 = koefisien regresi variabel bebas

KK = koefisien regresi Kondisi Keuangan

PP = koefisien regresi Pertumbuhan Perusahaan

KI = koefisien regresi Kepemilikan Institusional

KAP = koefisien regresi Ukuran KAP

PA = koefisien regresi Pergantian Auditor

Universitas Sumatera Utara

Page 99: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

82

Berdasarkan Tabel 5.15 dapat diinterpretasikan hasil sebagai berikut:

1. Pengujian hipotesis pertama kondisi keuangan

Berdasarkan Tabel 5.15 menyatakan bahwa kondisi keuangan berpengaruh

negatif terhadap opini audit going concern dengan nilai koefisien regresi

negatif sebesar -0,542 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,011 yang lebih kecil

dari 0,05, maka kondisi keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap

opini audit going concern.

2. Pengujian hipotesis pertumbuhan perusahaan

Berdasarkan Tabel 5.15 menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan

berpengaruh positif terhadap opini audit going concern dengan nilai koefisien

regresi positif sebesar 0,206 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,027 yang lebih

kecil dari 0,05, maka pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan

terhadap opini audit going concern.

3. Pengujian hipotesis kepemilikan institusional

Berdasarkan Tabel 5.15 menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern dengan nilai koefisien

regresi negatif sebesar -6,052 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,004 yang lebih

kecil dari 0,05, maka kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan

terhadap opini audit going concern.

4. Pengujian hipotesis ukuran KAP

Berdasarkan Tabel 5.15 menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif

terhadap opini audit going concern dengan nilai koefisien regresi positif

sebesar 1,728 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,069 yang lebih besar dari 0,05,

Universitas Sumatera Utara

Page 100: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

83

maka ukuran KAP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap opini audit

going concern.

5. Pengujian hipotesis pergantian auditor

Berdasarkan Tabel 5.15 menyatakan bahwa pergantian auditor berpengaruh

positif terhadap opini audit going concern dengan nilai koefisien regresi positif

sebesar 4,170 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,

maka pergantian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit

going concern.

5.1.4 Uji Regresi Variabel Moderating

Ghozali (2013) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan

variabel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji

residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual

karena pada uji interaksi dan uji nilai selisih mutlak mempunyai kecenderungan

akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini

akan menyalahi asumsi klasik dalam ..regresi ordinary least square (OLS)

(Ghozali, 2013). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan

metode lain yang disebut uji residual.

Tabel 5.16 Uji Signifikansi Ukuran Perusahaan dalam Memoderasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 495.914 165.429 2.998 .003

OAGC (Y) -181.279 656.528 -.017 -.276 .783

a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Page 101: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

84

Dari pengujian dengan regresi moderating dengan uji residual di atas maka

diperoleh persamaan regresi moderating sebagai berikut:

Z = -0,320 – 0,542KK + 0,206PP – 6,052KI + 1,728KAP + 4,170PA (1)

e = 495,914 – 181,279 Y .......................................................................... (2)

Dimana:

Z = Moderating Ukuran Perusahaan

Y = Opini Audit Going Concern

a = Konstanta

b1 – b5 = koefisien regresi variabel bebas

b6 = koefisien regresi variabel moderating

KK = koefisien regresi Kondisi Keuangan

PP = koefisien regresi Pertumbuhan Perusahaan

KI = koefisien regresi Kepemilikan Institusional

KAP = koefisien regresi Ukuran KAP

PA = koefisien regresi Pergantian Auditor

OAGC = opini audit going concern

Suatu variabel dikatakan memoderasi variabel bebas jika koefisien regresi

variabel tak bebas bernilai negatif dan signifikan (Ghozali, 2013). Hasil Penelitian

menunjukan bahwa koefisien regresi dari opini audit going concern bernilai

negatif sebesar -181,279, namun tidak signifikan sebesar 0,783, maka ukuran

perusahaan tidak signifikan dalam memoderasi hubungan antara variabel kondisi

keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor dengan opini audit going concern.

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

5.2.1 Pengaruh kondisi keuangan terhadap opini audit going concern

Hasil penelitian terhadap variabel kondisi keuangan menunjukkan bahwa

variabel ini berpengaruh negatif signifikan terhadap opini audit going concern

yang diterima oleh perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin

Universitas Sumatera Utara

Page 102: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

85

menurun kondisi keuangan perusahaan, cenderung semakin besar kemungkinan

perusahaan menerima opini audit going concern, karena auditor hanya akan

memberikan opini ini jika perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan

kelangsungan hidup usahanya. Hal ini sesuai dengan Agency Theory dimana

principal mengharapkan auditor memberikan peringatan awal mengenai kondisi

keuangan perusahaan. Bila nilai hitung Altman Z score semakin kecil yang

menandakan perusahaan dalam kondisi keuangan memburuk atau sakit bahkan

berpotensi mengalami kebangkrutan maka kemungkinan perusahaan tersebut

menerima opini audit going concern akan semakin besar. Pada lampiran 3,

Kriteria titik cut-off Altman Z score dari sampel penelitian selama tahun

pengamatan yaitu tahun 2010-2015 dari 271 perusahaan property dan real estate

terdapat 90 perusahaan kategori tidak bangkrut, 86 perusahaan rawan bangkrut/

grey area dan 95 perusahaan kategori bangkrut, hal ini menunjukkan bahwa lebih

banyak perusahaan yang tergolong dalam kategori bangkrut. Banyaknya

perusahaan property dan real estate yang berada di kondisi perusahaan yang

bangkrut menjadi penyebab nilai penelitian pada variabel kondisi keuangan ini

menjadi negatif. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ramadhany (2004) serta Sentosa dan Wedari (2007) yang menemukan hasil

bahwa kondisi keuangan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Akan

tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Pudjiastuti

dan Untara (2012) menemukan kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh

terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor disebabkan karena dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas auditee memiliki kondisi

Universitas Sumatera Utara

Page 103: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

86

keuangan yang rendah atau digolongkan kedalam perusahaan bangkrut namun

terdapat beberapa auditee yang memiliki kondisi keuangan yang tinggi atau

dikategorikan sehat tetapi mendapatkan opini audit going concern.

5.2.2 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going

concern

Hasil penelitian terhadap variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan

bahwa variabel ini berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going

concern. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan

perusahaan maka akan diikuti dengan peningkatan laba dan penurunan hutang dan

kecenderungan untuk mempertahankan kelangsungan usaha akan semakin besar

sehingga kecenderungan untuk mendapatkan opini audit going concern semakin

rendah. Sebuah perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan perusahaan yang

positif mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang

tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk

mendapatkan opini yang baik akan lebih besar. Petronela (2004), mengemukakan

perusahaan yang laba tidak akan mengalami kebangkrutan, karena kebangkrutan

merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going

concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arma (2013), yang menemukan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Akan tetapi penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanny dan Saputra (2005),

Sentosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrinasari (2008), Pudjiastuti dan Untara

Universitas Sumatera Utara

Page 104: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

87

(2012) yang menemukan hasil bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh

signifikan terhadap opini audit going concern. Setyarno (2005) memberikan bukti

empiris bahwa rasio pertumbuhan penjualan yang positif tidak bisa menjamin

perusahaan untuk tidak menerima opini audit going concern.

5.2.3 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap opini audit going

concern

Hasil penelitian terhadap variabel kepemilikan institusional menunjukkan

bahwa variabel ini berpengaruh negatif signifikan terhadap opini audit going

concern. Penelitian ini menunjukkan semakin rendah tingkat kepemilikan

institusional perusahaan maka semakin besar kecenderungan perusahaan untuk

mendapatkan opini audit going concern hal ini karena semakin kecil dorongan

untuk mengawasi manajemen dan kinerjanya sehingga dapat menimbulkan

potensi penerimaan opini audit going concern. Keberadaan kepemilikan

institusional dalam perusahaan menjadi pengawas yang efektif dalam

meminimalisir konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang

saham. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien dalam

pemanfaatan aktiva dan diharapkan juga dapat bertindak sebagi pencegahan

terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen. Semakin besar persentase

kepemilikan maka semakin besar dorongan untuk mengawasi manajemen dan

kinerjanya sehingga dapat mengurangi potensi penerimaan opini audit going

concern. Kepemilikan institusional dapat melakukan pengawasan yang lebih baik,

dikarenakan dari segi skala ekonomi, pihak institusional memiliki keuntungan

lebih untuk memperoleh informasi dan menganalisis segala hal berkaitan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 105: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

88

manajer. Nilai kepemilikan institusional berperan dalam mengawasi perilaku

manajer untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Pengawasan institusi

tersebut akan mengurangi masalah keagenan sesuai dengan agency theory yang

menjelaskan adanya hubungan antara manajemen dan pemilik. Kepemilikan

saham institusi menentukan peningkatan permintaan kualitas audit. Dengan

pengawasan yang lebih baik diharapkan manajemen perusahaan akan lebih fokus

dalam kinerja dan sudah merupakan tanggung jawab manajemen untuk mengelola

dengan baik dana yang telah diinvestasikan kepada perusahaan. Pengelolaan

perusahaan yang baik dapat meminimkan kemungkinan perusahaan mengalami

kebangkrutan sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nurpratiwi (2014) yang menemukan hasil kepemilikan institusional berpengaruh

terhadap opini audit going concern. Pengawasan yang dilakukan oleh pemilik

kepada manajemen akibat adanya pendelegasian wewenang dari pemilik ke

manajemen, sesuai dengan agency theory yang menjelaskan adanya hubungan

antara manajemen dan pemilik. Adanya pengawasan yang lebih ketat maka

manajemen perusahaan akan menjalankan usaha dengan semakin baik karena

memiliki tanggungjawab atas dana yang telah diinvestasikan ke dalam

perusahaan, dengan kinerja perusahaan yang baik maka kemungkinan perusahaan

diberikan opini audit going concern oleh auditor semakin kecil. Akan tetapi

penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009)

yang menemukan hasil bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh

terhadap opini audit going concern, meskipun ada kepemilikan institusional

Universitas Sumatera Utara

Page 106: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

89

ternyata fungsi pengawasan yang ada belum menjamin untuk tidak diberikannya

opini audit going concern karena untuk kinerja perusahaan sangat dipengaruhi

oleh banyak faktor internal dan eksternal.

5.2.4 Pengaruh ukuran KAP terhadap opini audit going concern

Hasil penelitian terhadap variabel ukuran KAP menunjukkan bahwa

variabel ini berpengaruh positif tidak signifikan terhadap opini audit going

concern yang diterima oleh perusahaan. Bukti empiris ini mengindikasikan

bahwa, KAP Big Four maupun KAP non Big Four akan mengungkapkan opini

audit going concern apabila auditor memiliki keraguan akan kelangsungan hidup

entitas ke depannya atau berkeyakinan bahwa perusahaan tidak dapat menjalankan

aktivitas operasionalnya dalam jangka panjang. Hal ini dilakukan auditor karena

auditor bertanggungjawab untuk mengungkapkan kondisi yang dialami oleh

perusahaan. Di dalam SPAP juga berisi standar-standar audit yang mengatur dan

sebagai pedoman audit dalam melaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan audit

KAP Big four maupun non Big four menggunakan standar yang sama. Hal ini

sesuai dengan Agency Theory, dimana agency dan contracting dilakukan untuk

perhitungan dan pelaporan agka-angka sebelum memulai kontrak atau perikatan

audit. Semakin tinggi kos agensi semakin besar tuntutan terhadap kualitas audit

yang lebih baik. Berdasarkan analisis data menunjukkan hasil penelitian yang

tidak signifikan diduga karena sebagian besar sampel penelitian merupakan

perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP yang bergabung di KAP Big Four.

Selain itu, dari analisis data juga dapat diketahui bahwa sebanyak 44 sampel

perusahaan diaudit oleh KAP Big Four sedangkan 227 sampel perusahaan tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 107: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

90

diaudit oleh KAP non Big four. Hasil ini mengindikasikan bahwa terjadi

peningkatan kepercayaan entitas bisnis saat ini terhadap kualitas auditor yang

berasal dari KAP kecil, entitas bisnis dalam hal ini mungkin beranggapan bahwa

KAP besar atau yang berafiliasi dengan KAP Big Four belum tentu memberikan

jaminan kualitas audit yang lebih baik mengingat banyak kasus kecurangan yang

dilakukan oleh KAP besar, seperti kasus Enron diaudit KAP Arthur Andersen

yang memilik reputasi besar. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ramadhany (2004) dimana variabel skala auditor (Big Four dan

non Big Four) tidak berpengaruh signifikan atas kemungkinan penerimaan opini

audit going concern. Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nariman (2015) yang menunjukkan hasil ukuran KAP

berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern. Dimana ukuran

KAP yang besar yang dalam hal ini diwakili oleh KAP Big Four memiliki sumber

daya yang lebih besar dan memiliki lebih banyak pengalaman sehingga dapat

mengidentifikasi masalah going concern secara lebih baik dan lebih lengkap.

Dengan memiliki sumber daya yang lebih banyak dan pengalaman diharapkan

akan menghasilkan proses audit yang berkualitas yang sangat berguna untuk

menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas yang sangat relevan bagi para

pengguna laporan keuangan dan pengambilan keputusan. Selain itu klien,

masyarakat umumnya, dan investor mempersepsikan bahwa auditor yang berasal

dari KAP besar memiliki afiliasi dengan KAP Internasional (big four) akan

memiliki kualitas baik, ini disebabkan karena auditor tersebut memiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 108: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

91

karakteristik yang dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan yang terstruktur dan

intensif serta adanya pengakuan internasional.

5.2.5 Pengaruh pergantian auditor terhadap opini audit going concern

Hasil penelitian terhadap variabel pergantian auditor menunjukkan bahwa

variabel ini berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern

yang diterima oleh perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

tingkat pergantian auditor suatu perusahaan, maka semakin besar kecenderungan

perusahaan mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Pergantian KAP

Big-4 ke KAP non Big-4 dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen

negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan,

sebaliknya pergantian KAP non Big-4 ke KAP Big-4 dikhawatirkan menyebabkan

tidak adanya kemungkinan untuk mendapatkan unqualified karena pertimbangan

kualitas audit yang lebih baik. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

17/PMK.01/2008 membatasi penugasan audit paling lama 6 tahun berturut-turut

untuk KAP dan 3 tahun berturut-turut untuk seorang akuntan. Penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadir dalam Damayanti dan

Sudarma (2008). Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan Damayanti dan Sudarma (2008) yang menyatakan bahwa opini

akuntan tidak memiliki pengaruh terhadap perusahaan publik di Indonesia untuk

berpindah KAP.

Universitas Sumatera Utara

Page 109: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

92

5.2.6 Ukuran perusahaan dalam memoderasi terhadap opini audit going

concern

Pengujian hipotesis moderasi ini dilakukan dengan uji residual, dari hasil

pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel independen yaitu kondisi

keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor beserta interaksinya dengan variabel moderating tidak

berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Karena hasil dari uji

koefisien regresi dari opini audit going concern bernilai negatif tidak signifikan

terhadap ukuran perusahaan. Hasil uji interaksi memperoleh hasil bahwa ukuran

perusahaan dalam interaksi ini bukanlah merupakan variabel moderating yang

dapat memperkuat atau memperlemah hubungan yaitu kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan pergantian

auditor beserta dengan opini audit going concern. Hasil penelitian menunjukkan

semakin besar ukuran perusahaan maka cenderung untuk tidak mendapatkan opini

audit going concern. Hal ini karena semakin tinggi total asset yang dimiliki, maka

perusahaan dianggap memiliki ukuran besar sehingga mampu mempertahankan

kelangsungan usahanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

93

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bab

sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan maka kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap opini

audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2015).

2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pertumbuhan perusahaan dan

pergantian auditor berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit

going concern, dan kondisi keuangan dan kepemilikan institusional

berpengaruh negatif signifikan terhadap opini audit going concern.

Sedangkan ukuran KAP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

opini audit going concern pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2010-2015).

3. Berdasarkan hasil pengujian moderating menunjukkan bahwa koefisien

regresi variabel dependen yaitu opini audit going concern memiliki

pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hasil uji moderasi memperoleh

hasil bahwa ukuran perusahaan dalam interaksi ini bukanlah merupakan

variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan

93

Universitas Sumatera Utara

Page 111: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

94

kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional,

ukuran KAP, dan pergantian auditor beserta dengan opini audit going

concern.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel kondisi keuangan,

pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, ukuran KAP, dan

pergantian auditor sebagai variabel independen, dan ukuran perusahaan

sebagai variabel moderating, sedangkan masih ada faktor-faktor lain yang

dimungkinkan dapat mempengaruhi opini audit going concern.

2. Pemilihan objek penelitian hanya menggunakan perusahaan property dan

real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015 saja.

6.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian sebagaimana telah disebutkan di atas,

dapat dibuat saran sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang dapat

mempengaruhi opini audit going concern misalnya fee audit, opini audit

tahun sebelumnya, audit tenure, audit lag dan variabel lainnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lanjutan yang

menyerupai penelitian ini disarankan untuk menggunakan objek penelitian

pada perusahaan lain yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, sehingga

dapat memberikan hasil lebih baik terhadap masalah yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 112: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

95

DAFTAR PUSTAKA

Altman, E dan McGough, T. 1974. “Evaluation of A Company as A Going

Concern”. Journal of Accountancy. December.

Ardiyaningsih, Arum dan Komala Ardiyani. 2010. “Analisis Pengaruh Struktur

Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan“. Jurnal Pena, Vol. 19, No. 2.

Arma, Ulkri Endra. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan

Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi

Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada BEI). Universitas

Negeri Padang, Padang.

Badera dan Rudyawan. 2009.”Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan

Model Prediksi Kebangkrutan, Petumbuhan Perusahaan, Leverage, dan

Reputasi Auditor”. Jurnal akuntansi dan Bisnis Vol.4 No.2.

Bapepam. 1997. Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-11/PM/1997 Tentang

Perubahan No. IX.C.7 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk & Isi

Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh

Perusahaan Menengah atau Kecil.

Carcello, J.V., dan Z. Palmrose, 1994. Auditor Litigation and Modified reporting

on Bankrupt Clients. Journal of Accounting Research.

Chaney, Paul, and K.L Philipich. 2002. Shredded Reputation: The Cost of Audit

Failure. Journal of Accounting Research.

Craswell, A. T., J. R. Francis, and S. L. Taylor. 1995. “Auditor Brand Name

Reputations and Industry Specializations”. Journal of Accounting and

Economic.

Chow, C., dan S.J. Rice. 1982. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching.

The Accounting Review.

Damayanti, S., dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium nasional

Akuntansi 11, Pontianak.

Dan M. Guy, C. Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003, Auditing, Jilid II,

Jakarta : Erlangga.

DeFond, M, 1992. “The Association Between Changes in Client Firm Agency

Costs and Auditor Switching.”, Auditing: A Journal of Practice and Theory.

95

Universitas Sumatera Utara

Page 113: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

96

Dewayanto, Totok (2011). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Fokus Ekonomi Vol. 6 No. 1.

Eichenseher J.W, M. Hagigi dan D. Shields (1989), Market Reaction to Auditor

Changes by OTC Companies, Auditing : A Journal of Practice and Theory.

Eisenhardt, K. M. 1998. Agency Theory: An Asessment and Review. Academy of

Management Review. Vol. 14, No.1.

Fabozzi, J.F. 2002. Manajemen Investasi. Buku II. Salemba Empat. Jakarta.

Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan

Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.

Simposium nasional Akuntansi VIII.

Francis, F., dan E. R. Wilson, (1988). “Auditor-changes: A Joint Test of Theories

Relating to Agency Costs.”, The accounting Review.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS

21. Edisi 7, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 2003, Ekonometri dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta:

Erlangga.

Gusti, Berta Firyanni. 2013. “Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur

Kepemilikan Saham Terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment

Oportunity Set Sebagai Variabel Moderating”. Universitas Negeri Padang,

Padang.

Hani, Clearly dan Muklasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi

pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Prosiding Simposium Nasional

Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober.

Hapsoro, D., dan N.A. Aghasta, 2013, Pemberian Opini Audit Going Concern:

Konservatif atau Mempertahankan Akurasi, SNA XVI, September.

Http://mandiri-institute.id/industry-update-2016/?upf=dl&id=1779.

Http://market.bisnis.com/read/20150530/192/438718/kinerja-eltypendapatan-

turun-tajam.

Universitas Sumatera Utara

Page 114: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

97

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2013). Standar Audit (SA 570) Jakarta:

Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta:

Salemba Empat.

Irwansyah, Oktavianti, Bramantika dan Hardiyanti, Syarifah. 2015. Pengaruh

Faktor Keuangan dan Faktor non Keuangan Terhadap pengungkapan Opini

Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XVII.

Ismayanti, Fitri dan Hanafi, Mamduh, 2003. Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan

Dividen ; Analisa Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI,

Ikatan Akuntansi Indonesia.

Januarti, Indira., dan Fitrianasari, Ella. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio

Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini

Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005). Jurnal Maksi, Vol 8.

Januarti, Indira.2009. “ Analisis Pengaruh Faktor Perushaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal

Akuntansi Universitas Diponegoro. Simposium Nasional Akuntansi XII .

Jensen, M. dan Meckling, W., 1976. Theory of the Firm: Managerial Behaviour,

Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,

Vol. 3.

Joanna. L. Ho. 1994.”The Effect of Experience on Consensus of Going Concern

Judgment”. Behavioral Research in Accounting Vol 6.

Junaidi dan Hartono, J. 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Audit Going

Concern. Simposium Nasional Akuntansi XII.

Juniarti. 2000.”Profesi Akuntan Merespon Dampak Memburuknya Kondisi

Ekonomi’ Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.2, No.2. November.

Kadir, M.N. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah

KAP. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Kartika, R.D. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Klien

Melakukan Pergantian Akuntan Publik (Auditor Changes). Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

98

Koh, Hian Chye dan Sen Suan Tan, 1999. “A Neural Network Approach to

Prediction of Going Concern Status”, Accounting and Business Research,

Volume 29.

Komalasari, Agrianti. 2004. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy

Going Concern terhadap Opini Auditor.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan.

Vol. 9, No. 2.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Kuantitatif. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN.

LaSalle, Randal E., dan Anandarajan, Asokan. 1996. “Auditor View on The Type

of Audit report Issued to Entities with Going Concern Uncertainties”.

Accounting Horizons, Vol 10.

Lubis, Ade Fatma. 2015. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan

Tesis. Medan : USU Press

Lucky. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan

Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Fakultas Ekonomi, Universitas

Semarang.

Mada, Brilina Elita. 2013. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,

Reputasi KAP, Debt Default dan Financial Distress terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2,

No.4. Semarang.

Mardiyah, A. A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap

Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontijensi RPA

(Recursive Model Algorithm”). Media Riset Akuntansi, Auditing dan

Informasi, Vol 3, No. 2.

McKeown, J. Mutcher, J dan Hopwood W. (1991). Towards an Explanation of

Auditor Failure to Modify the Audit Opinion of Bankrupt Companies”.

Auditing: Journal Practisce & Theory. Supplement.

Mulawarman, Aji Desi. 2009. Akuntansi Syariah Teori, Konsep, dan Laporan

Keuangan. E Publishing Company. Jakarta.

Mutchler, J. F., W. Hopwood, and J. C Mckeown. 1997. “The Influence of

Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Report Decisions on

Bankrupt Companies”. Journal of Accountig Research. Autum.

Mutchler, J. (1985).”A Multivariate Analysis of The Auditors Going Concern

Opinion Decision”. Journal of Accountig Research. Autumn.

Universitas Sumatera Utara

Page 116: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

99

Nariman, Augustpaosa. 2015. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik

Terhadap Opini Going Concern dan Earnings Response Coefficients (ERC)

Pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013”.

Jurnal Akuntansi/Volume XIX, No. 02 Juni 2015.

Nasser, A.T.A., E.A. Wahid , S.N.F.S.M. Nazri, dan M. Hudaib. 2006. Auditor

Client Relationship: The Case Of Audit Tenure and Auditor Switching in

Malaysia. Managerial Auditing Jurnal. 21(7).

Nurpratiwi, Vidya dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2014. (Analisis Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Faktor Komite Audit, Rasio

Profitabilitas, dan Rasio Aktivitas terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern). Diponegoro of Journal Accounting Vol.3.No.3. Semarang.

Palmrose, Z. 1984. The Demand for Differentiated Audit Services in an Agency

Cost Setting: an Empirical Examination. Fifth Auditing Research

Symposium, Illinois.

Pane, M.Arif Rivan. 2015. “Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan

Debt Default terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 tentang “Jenis Barang

Kena Pajak yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang

Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah”, Jakarta.

Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1996 Tentang Pemilikan Rumah Tempat

Tinggal Atau Hunian Oleh Orang Asing Yang Berkedudukan di Indonesia

Peraturan Pemerintah No 103 Tahun 2015 Tentang Pemilikan Rumah Tempat

Tinggal Atau Hunian Oleh Orang Asing Yang Berkedudukan di Indonesia.

Petronela, Thio Anastasia. 2004. “Perkembangan Going Concern Perusahaan

Dalam Pemberian Opini Audit’. Jurnal balance.

Praptitorini, Januarti, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default Dan

Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Simposium

Nasional Akuntansi X.

Pudjiastuti, Retno dan Untara. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Auditor Dalam Pemberian Opini Audit Going Concern (Studi Empiris:

Universitas Sumatera Utara

Page 117: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

100

Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi Yang terdaftar di

BEI 2007-2011. Tesis.Universitas Gundarma Jakarta.

Puji , Rahayu. 2007. “Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on

Financial and Non-Financial Informations (Empirical Evidence of

Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX)”. Simposium Nasional

Akuntansi (SNA) X. Makasar.

Purba, Marisi P.2009. Asumsi Going Concern: Suatu Tinjauan Terhadap Dampak

Krisis keuangan Atas Opini Audit dan Laporan Keuangan. Graha Ilmu.

Yogyakarta

Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia”. SNA XV. Banjarmasin.

Ramadhany, Alexander. 2004. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang

Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Maksi Volume

4.

Saputri, Vita Wahyu dan Fatchan Achyani. 2014. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Akuntansi FEB-

UMS. ISBN: 978-602-70429-2-6

Sartono, Agus R. (1997). Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta:BPFE

Sentosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari, 2007. “Analisa Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going

Concern”, JAAI, Volume 11 No.2 Desember

Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan

Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol V No. 1. Mei.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium

Nasional Akuntansi IX. Padang.

Sibuea, Lestari. 2014.”Pengaruh Debt Default dan Opini Audit Tahun

Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kasus Pada

Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia)”. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Universitas Sumatera Utara

Page 118: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

101

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparlan dan Andayani, Wryan. 2010. “Analisis Empiris Pergantian Kantor

Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiaban Rotasi Audit”. SNA XIII.2010,

Purwokerto.

Syahrul. Dan Muhammad Afdi. 2000. Kamus Akuntansi. Jakarta : Citra Harta

Prima.

Venuti, Elizabeth k. 2007. “The Going Concern Assumption Revisited: Assesing

a Company’s Future Viability”. The CPA Journal Online.

Wahyuningsih, Nur dan Suryana, Ketut (2010). Analisis pengaruh opini audit

going concern dan pergantian manajeman terhadap audit switching. Jurnal

akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1986, Positive Accounting Theory. New York,

Prentice Hall.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. (1993). Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Widyaastuti. 2004. “Pengaruh Struktur kepemilikan dan Kinerja Keuangan

Terhadap Manajemen Laba Studi pada Perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. Jakarta.

www.tempo.co

www.idx.co.id

www.sahamok.com

Universitas Sumatera Utara

Page 119: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

103

LAMPIRAN 1. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Nama : NANCY MAYRISKI SIREGAR

NIM : 147017090

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Jurusan : MAGISTER AKUNTANSI

Universitas : SUMATERA UTARA

No. Uraian Kegiatan

Tahun 2015 - 2016

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt

1

Penyusunan dan

Pengajuan Proposal

Penelitian

2 Bimbingan Proposal

3 Kolokium

4

Pengumpulan dan

Pengolahan Data

5

Penulisan Tesis dan

Bimbingan

6

Seminar Hasil dan

Ujian Tesis

102

Universitas Sumatera Utara

Page 120: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

103

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) KAP (X4) PA (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2010 2.26 1.26 0.70 1 0 29.68

2 ASRI 2010 1.89 0.96 0.49 0 0 0 29.15

3 BAPA 2010 5.00 (0.14) 0.77 0 0 0 25.64

4 BCIP 2010 6.03 0.14 0.58 0 0 0 25.98

5 BEST 2010 0.81 1.00 0 0 27.80

6 BIPP 2010 -5.09 (0.02) 0.43 0 0 1 25.98

7 BKDP 2010 1.77 0.44 0.40 0 0 0 27.65

8 BKSL 2010 3.12 1.73 0.63 0 0 0 29.20

9 BSDE 2010 3.24 0.03 0.74 0 0 0 30.09

10 COWL 2010 1.17 0.02 0.66 0 0 0 26.31

11 CTRA 2010 2.22 0.27 0.39 1 0 29.87

12 CTRP 2010 7.06 0.05 0.55 1 0 0 28.97

13 CTRS 2010 2.13 5.16 0.63 1 0 0 28.59

14 DART 2010 -0.22 0.96 0.88 1 0 28.57

15 DILD 2010 3.57 1.71 0.61 0 0 0 29.16

16 DUTI 2010 2.82 0 0.85 0 0 0 29.18

17 ELTY 2010 0.99 0.29 0.23 0 0 1 30.47

18 EMDE 2010 1.26 (0.07) 1.00 0 0 27.25

19 FMII 2010 1.93 (0.35) 0.88 0 0 26.57

20 GMTD 2010 0.93 0.88 0.65 0 1 0 26.61

21 GPRA 2010 1.55 7.74 0.67 0 0 0 27.80

22 JRPT 2010 2.36 0.17 0.80 0 0 0 28.82

23 KIJA 2010 1.19 0.52 0.05 0 0 0 28.83

24 KPIG 2010 6.67 0.28 0.58 0 0 0 28.37

25 LAMI 2010 0.85 (0.04) 0.93 0 0 0 27.11

26 LCGP 2010 4.20 (0.10) 0.45 0 0 25.86

27 LPCK 2010 1.22 0.25 0.42 0 0 0 28.14

28 LPKR 2010 2.31 0.22 0.19 0 0 0 30.41

29 MDLN 2010 0.36 (0.13) 0.65 0 1 0 28.39

30 MKPI 2010 4.85 0.04 0.83 0 0 0 28.22

31 MTSM 2010 1.86 (0.88) 0.81 0 0 25.43

32 OMRE 2010 0.68 0.88 0.90 1 0 0 27.37

33 PLIN 2010 3.20 0.24 0.74 1 0 0 29.12

34 PUDP 2010 2.01 0.03 0.86 0 0 0 26.38

35 PWON 2010 2.46 0.76 0.82 1 0 0 29.23

36 RBMS 2010 3.07 0.33 0.83 0 0 25.49

37 RDTX 2010 4.60 0.10 0.81 0 0 27.47

38 RODA 2010 36.36 0.68 0 0 1 27.91

39 SCBD 2010 1.80 (0.42) 0.82 0 0 0 28.88

40 SMDM 2010 0.68 0.34 0.87 1 0 1 28.35

41 SMRA 2010 2.08 0.41 0.39 1 0 0 29.44

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 121: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

104

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) KAP (X4) PA (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2011 1.75 0.97 0.7 1 0 0 30.01

2 ASRI 2011 2.38 0.75 0.53 0 0 0 29.42

3 BAPA 2011 3.15 -0.44 0.77 0 0 0 25.72

4 BCIP 2011 10.62 -0.34 0.59 0 0 0 26.19

5 BEST 2011 3.42 1.05 1 0 0 0 28.13

6 BIPP 2011 -5.23 -0.15 0.53 0 0 1 26

7 BKDP 2011 1.97 -0.6 0.4 0 0 0 27.61

8 BKSL 2011 7.63 0.032 0.3 0 0 0 29.3

9 BSDE 2011 3.36 0.13 0.74 0 0 0 30.18

10 COWL 2011 1.78 0.8 0.66 0 1 0 26.68

11 CTRA 2011 2.01 0.29 0.39 1 0 0 30.07

12 CTRP 2011 3.18 0.24 0.59 1 0 0 29.09

13 CTRS 2011 1.85 0.36 0.63 1 0 0 28.89

14 DART 2011 0.53 0.2 0.89 1 0 0 29.04

15 DILD 2011 1.33 0.11 0.49 0 0 0 29.37

16 DUTI 2011 2.55 0.11 0.85 0 0 0 29.28

17 ELTY 2011 0.74 0.41 0.23 0 1 1 30.5

18 EMDE 2011 1.35 -0.37 0.67 0 0 0 27.55

19 FMII 2011 1.54 1.15 0.88 0 1 0 26.59

20 GMTD 2011 1.32 0.6 0.65 0 1 0 26.91

21 GPRA 2011 1.83 0.26 0.69 0 1 0 27.84

22 GWSA 2011 3.55 1.73 0.85 0 1 0 28.18

23 JRPT 2011 2.68 0.15 0.8 0 0 0 29.04

24 KIJA 2011 2.2 0.92 0.23 0 0 0 29.35

25 KPIG 2011 11 0.14 0.48 0 0 0 28.3

26 LAMI 2011 1.35 0.24 0.93 0 0 0 27.08

27 LCGP 2011 4.39 -0.54 0.43 0 1 0 25.86

28 LPCK 2011 2.12 1.23 0.42 0 0 0 28.34

29 LPKR 2011 2.43 0.34 0.18 0 0 0 30.53

30 MDLN 2011 0.45 1.04 0.56 0 0 0 28.56

31 MKPI 2011 4.4 0.16 0.85 0 0 0 28.39

32 MTLA 2011 6.32 0.63 0.9 1 0 0 28.18

33 MTSM 2011 2.08 0.04 0.81 0 0 0 25.39

34 OMRE 2011 1.55 -0.06 0.9 1 0 0 27.32

35 PLIN 2011 2.66 0.12 0.77 1 0 0 29.07

36 PUDP 2011 2.02 0.53 0.86 0 0 0 26.55

37 PWON 2011 2.49 0.2 0.85 1 0 0 29.38

38 RBMS 2011 1.62 0 0.84 0 0 0 25.63

39 RDTX 2011 3.15 0.13 0.83 0 0 0 27.71

40 RODA 2011 2.46 0.69 0 1 1 28.43

41 SCBD 2011 1.39 -0.38 0.82 0 0 0 28.88

42 SMDM 2011 1.5 0.69 0.87 0 1 0 28.53

43 SMRA 2011 1.92 0.39 0.38 1 0 0 29.72

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 122: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

105

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) PA (X4) KAP (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2012 1.48 0.23 0.7 0 1 0 30.35

2 ASRI 2012 2.15 0.77 0.47 0 0 0 30.02

3 BAPA 2012 2.6 -0.18 0.7 0 0 0 25.79

4 BCIP 2012 2.13 0.89 0.58 0 0 0 26.56

5 BEST 2012 9.33 1.03 0.75 0 0 0 28.46

6 BIPP 2012 -4.46 0.18 0.54 0 0 1 25.91

7 BKDP 2012 1.47 -0.24 0.4 0 0 0 27.52

8 BKSL 2012 3.27 0.36 0.48 0 0 0 29.45

9 BSDE 2012 3.07 0.33 0.63 0 0 0 30.45

10 COWL 2012 1.2 0.72 0.95 0 0 0 28.21

11 CTRA 2012 1.84 0.52 0.38 0 1 0 30.34

12 CTRP 2012 1.87 0.88 0.59 0 1 0 29.41

13 CTRS 2012 2.26 0.3 0.63 0 1 0 29.12

14 DART 2012 1.45 1.02 0.87 0 1 0 29.08

15 DILD 2012 1.28 0.56 0.42 0 0 0 29.44

16 DUTI 2012 3.68 0.4 0.88 0 0 0 29.52

17 ELTY 2012 0.19 0.53 0.17 0 0 1 30.35

18 EMDE 2012 1.19 0.09 0.72 0 0 0 27.51

19 FMII 2012 3.63 0.57 0.88 0 0 0 26.59

20 GAMA 2012 10.38 0.44 0.6 0 0 0 27.84

21 GMTD 2012 1.07 0.27 0.65 0 0 0 27.53

22 GPRA 2012 1.64 -0.08 0.85 0 0 0 27.9

23 GWSA 2012 4.3 1.76 0.85 0 0 0 28.36

24 JRPT 2012 2.66 0.23 0.8 0 0 0 29.24

25 KIJA 2012 1.97 0.22 0.17 0 0 0 29.59

26 KPIG 2012 6.77 4.05 0.64 0 0 0 28.63

27 LAMI 2012 1.36 -0.17 0.93 0 0 0 27.12

28 LCGP 2012 8.11 1.41 0.06 0 0 0 25.88

29 LPCK 2012 2.51 0.12 0.42 0 0 0 28.67

30 LPKR 2012 2.5 0.47 0.18 0 0 0 30.84

31 MDLN 2012 1.59 1.16 0.41 0 0 0 29.15

32 MKPI 2012 4.44 0.07 0.83 0 0 0 28.57

33 MTLA 2012 6.85 0.25 0.89 0 1 0 28.33

34 MTSM 2012 6.41 -0.07 0.81 0 0 0 25.38

35 NIRO 2012 3.35 29.42 0.85 0 0 0 28.63

36 OMRE 2012 1.64 -0.16 0.9 0 1 0 27.37

37 PLIN 2012 3.19 0.88 0.88 0 1 0 29

38 PUDP 2012 2.08 0.08 0.86 0 0 0 26.61

39 PWON 2012 2.52 0.46 0.7 0 1 0 29.65

40 RBMS 2012 3.32 1.65 0.85 0 0 0 25.75

41 RDTX 2012 3.75 0.11 0.83 0 0 0 27.82

42 RODA 2012 3.01 0.24 0.68 0 0 0 28.52

43 SCBD 2012 2.14 -0.01 0.82 0 0 0 28.9

44 SMDM 2012 1.36 -0.01 0.87 0 0 0 28.6

45 SMRA 2012 2.18 0.47 0.42 0 1 0 30.01

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 123: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

106

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) PA (X4) KAP (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2013 1.12 0.04 0.7 0 1 0 30.61

2 ASRI 2013 1.27 0.5 0.52 0 0 0 30.3

3 BAPA 2013 1.87 0.59 0.7 1 0 0 25.89

4 BCIP 2013 2.51 0.71 0.58 0 0 0 26.79

5 BEST 2013 4.92 0.38 0.61 0 0 0 28.84

6 BIPP 2013 0.4 0.91 0.66 0 0 1 27.05

7 BKDP 2013 1.1 -0.15 0.4 0 0 1 27.46

8 BKSL 2013 1.81 0.54 0.41 0 0 0 30

9 BSDE 2013 2.97 0.54 0.63 0 0 0 30.74

10 COWL 2013 2.25 0.06 0.93 1 0 0 28.3

11 CTRA 2013 1.48 0.53 0.39 0 1 0 20

12 CTRP 2013 1.48 0.75 0.59 0 1 0 29.67

13 CTRS 2013 1.5 0.2 0.63 0 1 0 29.38

14 DART 2013 1.23 -0.02 0.9 0 1 0 29.19

15 DILD 2013 1.02 0.2 0.43 0 0 0 29.65

16 DUTI 2013 4.99 0.02 0.88 0 0 0 29.64

17 ELTY 2013 0.38 0.13 0.15 0 0 1 30.14

18 EMDE 2013 1.45 1.06 0.74 0 0 0 27.57

19 FMII 2013 4.31 0.36 0.88 1 0 0 26.79

20 GAMA 2013 2.54 0.49 0.6 0 0 0 27.89

21 GMTD 2013 1.36 0.25 0.65 0 0 0 27.9

22 GPRA 2013 2.53 0.45 0.85 1 0 0 27.92

23 GWSA 2013 4.25 -0.87 0.8 0 1 0 28.35

24 JRPT 2013 2.74 0.19 0.8 0 0 0 29.45

25 KIJA 2013 1.72 0.96 0.2 1 0 0 29.74

26 KPIG 2013 3.54 0.44 0.84 0 1 0 29.63

27 LAMI 2013 1.58 -0.06 0.93 0 0 0 27.14

28 LCGP 2013 36.86 -0.09 0.64 1 0 0 28.2

29 LPCK 2013 2.81 0.31 0.42 0 0 0 28.98

30 LPKR 2013 2.1 0.08 0.18 0 0 0 31.07

31 MDLN 2013 1.99 0.72 0.37 0 0 0 29.9

32 MKPI 2013 7.61 0.12 0.79 0 0 0 28.67

33 MTLA 2013 2.98 0.26 0.89 0 1 0 28.67

34 MTSM 2013 7.64 -0.1 0.81 1 0 0 25.31

35 NIRO 2013 2.91 1.79 0.84 0 0 0 28.71

36 OMRE 2013 1.01 -0.15 0.9 0 1 0 27.43

37 PLIN 2013 3.07 -0.18 0.89 0 1 0 29.05

38 PUDP 2013 2.34 -0.01 0.86 0 0 0 26.63

39 PWON 2013 2.82 0.4 0.52 0 1 0 29.86

40 RBMS 2013 0.74 -0.51 0.85 0 0 0 25.79

41 RDTX 2013 3.44 0.27 0.83 0 0 0 28.07

42 RODA 2013 4.7 2.04 0.68 0 0 0 28.64

43 SCBD 2013 6.56 2.99 0.82 0 0 0 29.34

44 SMDM 2013 1.09 0.23 0.89 0 0 0 28.71

45 SMRA 2013 1.84 0.18 0.38 0 1 0 30.24

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 124: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

107

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) PA (X4) KAP (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2014 1.18 0.08 0.71 0 1 0 30.79

2 ASRI 2014 1.45 -0.01 0.51 0 0 0 30.46

3 BAPA 2014 1.96 0.13 0.77 0 0 0 25.89

4 BCIP 2014 2.44 0.2 0.58 0 0 0 27.1

5 BEST 2014 6.76 -0.37 0.58 0 0 0 28.93

6 BIPP 2014 -0.13 0.71 0.66 1 0 1 27.14

7 BKDP 2014 11.34 8.43 0.4 0 0 1 23.15

8 BKSL 2014 1.39 -0.25 0.48 0 0 0 29.91

9 BSDE 2014 3.5 -0.02 0.65 0 0 0 30.97

10 COWL 2014 1.33 0.71 0.93 1 0 0 28.93

11 CTRA 2014 1.94 0.25 0.38 0 1 0 30.78

12 CTRP 2014 1.55 0.15 0.59 0 1 0 29.81

13 CTRS 2014 2.4 0.36 0.63 0 1 0 29.44

14 DART 2014 1.72 0.55 0.9 0 1 0 29.26

15 DILD 2014 1.5 0.21 0.43 0 0 0 29.83

16 DMAS 2014 6.77 -0.43 1 0 0 0 29.66

17 DUTI 2014 4.53 -0.04 0.88 0 0 0 29.71

18 ELTY 2014 0.54 -0.52 0.24 0 0 1 30.3

19 EMDE 2014 1.28 0.38 0.74 1 0 0 27.79

20 FMII 2014 4.45 -0.12 0.88 1 0 0 26.85

21 GAMA 2014 1.57 0.27 0.6 1 0 0 27.960

22 GMTD 2014 1.75 0.05 0.65 0 0 0 28.05

23 GPRA 2014 2.85 0.09 0.83 0 0 0 28.05

24 GWSA 2014 3.85 0.91 0.79 0 1 0 28.46

25 JRPT 2014 3.49 0.47 0.8 0 0 0 29.53

26 KIJA 2014 2.39 0.02 0.2 1 0 0 29.77

27 KPIG 2014 3.09 0.72 0.55 0 0 0 29.93

28 LAMI 2014 1.91 0.05 0.93 0 0 0 27.17

29 LCGP 2014 18.55 11.96 0.4 1 0 0 28.18

30 LPCK 2014 5.12 0.35 0.42 0 0 0 29.09

31 LPKR 2014 2.36 0.75 0.24 0 0 0 31.26

32 MDLN 2014 1.87 0.57 0.36 0 0 0 29.98

33 MKPI 2014 5.29 0.15 0.79 0 0 0 29.09

34 MTLA 2014 3.27 0.31 0.9 0 1 0 28.81

35 MTSM 2014 10.32 0.01 0.81 1 0 0 25.25

36 NIRO 2014 1.62 -0.07 0.66 0 0 0 28.74

37 OMRE 2014 2.72 -0.02 0.9 0 1 0 27.43

38 PLIN 2014 5.01 0.09 0.89 0 1 0 29.14

39 PUDP 2014 1.91 -0.11 0.86 0 0 0 26.72

40 PWON 2014 3.1 0.28 0.58 0 1 0 30.450

41 RBMS 2014 1.5 1.4 0.85 1 0 0 25.77

42 RDTX 2014 4.73 0.03 0.86 0 0 0 28.13

43 RODA 2014 5.35 0.07 0.68 1 0 0 28.75

44 SCBD 2014 3.33 -0.54 0.82 0 0 0 29.35

45 SMDM 2014 0.79 0.26 0.95 0 0 0 28.78

46 SMRA 2014 2.65 0.3 0.38 0 1 0 30.36

47 TARA 2014 9.72 -0.5 0.6 0 0 0 27.91

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 125: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

108

No. Kode Perusahaan Tahun KK (X1) PP ( X2) KI (X3) PA (X4) KAP (X5) OAGC (Y) UP (Z)

1 APLN 2015 1.1 0.13 0.8 0 1 0 30.83

2 ASRI 2015 0.88 -0.23 0.51 0 0 0 30.56

3 BAPA 2015 1.59 -0.47 0.77 0 0 0 25.89

4 BCIP 2015 2.03 -0.91 0.67 0 0 0 27.23

5 BEST 2015 2.23 -0.18 0.58 0 0 0 29.16

6 BIKA 2015 1.55 0.06 0.75 0 0 0 28.39

7 BIPP 2015 1 1.54 0.77 1 0 1 27.92

8 BKDP 2015 1.73 -0.44 0.4 1 0 1 27.4

9 BKSL 2015 0.59 -0.21 0.54 0 0 0 30.04

10 BSDE 2015 3 0.11 0.64 0 0 0 31.21

11 COWL 2015 1 0.03 0.92 1 0 0 28.9

12 CTRA 2015 2.04 0.18 0.44 0 1 0 30.9

13 CTRP 2015 1.55 1.76 0.6 0 1 0 29.91

14 CTRS 2015 2.16 0.11 0.62 0 1 0 29.57

15 DART 2015 0.96 -0.34 0.9 0 1 0 29.38

16 DILD 2015 1.04 0.2 0.43 0 0 0 29.96

17 DMAS 2015 8.36 1.73 0.9 0 0 0 29.71

18 DUTI 2015 4.23 0.1 0.88 0 0 0 29.83

19 ELTY 2015 0.02 -0.12 0.14 0 0 1 30.32

20 EMDE 2015 1.44 0.04 1 0 0 0 27.81

21 FMII 2015 11.22 4.37 0.88 0 0 0 27.09

22 GAMA 2015 1.82 -0.22 0.59 0 0 0 27.92

23 GMTD 2015 1.78 0.01 0.65 1 0 0 27.87

24 GPRA 2015 2.37 -0.26 0.72 0 0 0 28.08

25 GWSA 2015 2.89 -0.52 0.8 0 1 0 29.55

26 JRPT 2015 37.01 0.11 0.79 1 0 0 29.66

27 KIJA 2015 3.3 0.12 0.26 0 0 0 29.91

28 KPIG 2015 3.11 0.12 0.57 0 0 0 30.04

29 LAMI 2015 5.03 0.96 0.93 1 0 0 27.18

30 LCGP 2015 23.51 -0.71 0.32 0 0 0 28.17

31 LPCK 2015 4.09 0.18 0.42 0 0 0 29.33

32 LPKR 2015 2.05 1 0.24 0 0 0 31.35

33 MDLN 2015 1.52 1 0.36 0 0 0 30.18

34 MKPI 2015 8.91 1 0.789 0 0 0 29.37

35 MMLP 2015 5.14 0.15 0.75 0 0 0 28.79

36 MTLA 2015 2.1 -0.02 0.9 0 1 0 29.12

37 MTSM 2015 2.17 1 0.81 0 0 0 32.11

38 NIRO 2015 4.35 1.06 0.54 0 0 0 29.63

39 OMRE 2015 2.07 0.06 0.81 0 1 0 27.43

40 PLIN 2015 4.96 0.08 0.87 0 1 0 29.17

41 PRRO 2015 1.62 1.71 0.65 0 0 0 29.3

42 PUDP 2015 2.11 -0.38 0.86 0 0 0 26.8

43 PWON 2015 2.62 0.19 0.52 0 1 0 23.65

44 RBMS 2015 1.17 -0.65 0.88 1 0 0 25.93

45 RDTX 2015 5.31 -0.02 0.84 0 0 0 28.26

46 RODA 2015 8.31 0.54 0.68 0 0 0 28.8

47 SCBD 2015 2.64 -0.19 0.82 0 0 0 29.35

48 SMDM 2015 0.97 0.38 0.95 0 0 0 28.78

49 SMRA 2015 2.37 0.05 0.38 0 1 0 30.56

50 TARA 2015 13.76 0.96 0.68 1 0 0 27.89

LAMPIRAN 3. DATA VARIABEL PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 126: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

109

LAMPIRAN 3. DATA ALTMAN Z SCORE PERUSAHAAN PROPERTY

DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2015

No. Perusahaan Tahun Z No. Perusahaan Tahun Z No. Perusahaan Tahun Z

1 RODA 2010 36.36 1 DUTI 2010 2.82 1 SCBD 2010 1.80

2 CTRP 2010 7.06 2 PWON 2010 2.46 2 BKDP 2010 1.77

3 KPIG 2010 6.67 3 JRPT 2010 2.36 3 GPRA 2010 1.55

4 BCIP 2010 6.03 4 LPKR 2010 2.31 4 EMDE 2010 1.26

5 BAPA 2010 5.00 5 APLN 2010 2.26 5 LPCK 2010 1.22

6 MKPI 2010 4.85 6 CTRA 2010 2.22 6 KIJA 2010 1.19

7 RDTX 2010 4.60 7 CTRS 2010 2.13 7 COWL 2010 1.17

8 LCGP 2010 4.20 8 SMRA 2010 2.08 8 ELTY 2010 0.99

9 DILD 2010 3.57 9 PUDP 2010 2.01 9 GMTD 2010 0.93

10 BSDE 2010 3.24 10 FMII 2010 1.93 10 LAMI 2010 0.85

11 PLIN 2010 3.20 11 ASRI 2010 1.89 11 BEST 2010 0.81

12 BKSL 2010 3.12 12 MTSM 2010 1.86 12 OMRE 2010 0.68

13 RBMS 2010 3.07 13 JRPT 2011 2.68 13 SMDM 2010 0.68

14 KPIG 2011 11.00 14 PLIN 2011 2.66 14 MDLN 2010 0.36

15 BCIP 2011 10.62 15 DUTI 2011 2.55 15 DART 2010 -0.22

16 BKSL 2011 7.63 16 PWON 2011 2.49 16 BIPP 2010 -5.09

17 MTLA 2011 6.32 17 RODA 2011 2.46 17 COWL 2011 1.78

18 MKPI 2011 4.40 18 LPKR 2011 2.43 18 APLN 2011 1.75

19 LCGP 2011 4.39 19 ASRI 2011 2.38 19 RBMS 2011 1.62

20 GWSA 2011 3.55 20 KIJA 2011 2.20 20 OMRE 2011 1.55

21 BEST 2011 3.42 21 LPCK 2011 2.12 21 FMII 2011 1.54

22 BSDE 2011 3.36 22 MTSM 2011 2.08 22 SMDM 2011 1.50

23 CTRP 2011 3.18 23 PUDP 2011 2.02 23 SCBD 2011 1.39

24 BAPA 2011 3.15 24 CTRA 2011 2.01 24 EMDE 2011 1.35

25 RDTX 2011 3.15 25 BKDP 2011 1.97 25 LAMI 2011 1.35

26 GAMA 2012 10.38 26 SMRA 2011 1.92 26 DILD 2011 1.33

27 BEST 2012 9.33 27 CTRS 2011 1.85 27 GMTD 2011 1.32

28 LCGP 2012 8.11 28 GPRA 2011 1.83 28 ELTY 2011 0.74

29 MTLA 2012 6.85 29 JRPT 2012 2.66 29 DART 2011 0.53

30 KPIG 2012 6.77 30 BAPA 2012 2.60 30 MDLN 2011 0.45

31 MTSM 2012 6.41 31 PWON 2012 2.52 31 BIPP 2011 -5.23

32 MKPI 2012 4.44 32 LPCK 2012 2.51 32 GPRA 2012 1.64

33 GWSA 2012 4.30 33 LPKR 2012 2.50 33 OMRE 2012 1.64

34 RDTX 2012 3.75 34 CTRS 2012 2.26 34 MDLN 2012 1.59

35 DUTI 2012 3.68 35 SMRA 2012 2.18 35 APLN 2012 1.48

36 FMII 2012 3.63 36 ASRI 2012 2.15 36 BKDP 2012 1.47

37 NIRO 2012 3.35 37 SCBD 2012 2.14 37 DART 2012 1.45

38 RBMS 2012 3.32 38 BCIP 2012 2.13 38 LAMI 2012 1.36

39 BKSL 2012 3.27 39 PUDP 2012 2.08 39 SMDM 2012 1.36

40 PLIN 2012 3.19 40 KIJA 2012 1.97 40 DILD 2012 1.28

41 BSDE 2012 3.07 41 CTRP 2012 1.87 41 COWL 2012 1.20

42 RODA 2012 3.01 42 CTRA 2012 1.84 42 EMDE 2012 1.19

43 LCGP 2013 36.86 43 MTLA 2013 2.98 43 GMTD 2012 1.07

44 MTSM 2013 7.64 44 BSDE 2013 2.97 44 ELTY 2012 0.19

45 MKPI 2013 7.61 45 NIRO 2013 2.91 45 BIPP 2012 -4.46

46 SCBD 2013 6.56 46 PWON 2013 2.82 46 KIJA 2013 1.72

47 DUTI 2013 4.99 47 LPCK 2013 2.81 47 LAMI 2013 1.58

48 BEST 2013 4.92 48 JRPT 2013 2.74 48 CTRS 2013 1.50

49 RODA 2013 4.70 49 GAMA 2013 2.54 49 CTRA 2013 1.48

50 FMII 2013 4.31 50 GPRA 2013 2.53 50 CTRP 2013 1.48

Kriteria Titik Cut-off Model Altman Z Score

Universitas Sumatera Utara

Page 127: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

110

LAMPIRAN 3. DATA ALTMAN Z SCORE PERUSAHAAN PROPERTY

DAN REAL EST ATE DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2015

No. Perusahaan Tahun Z No. Perusahaan Tahun Z No. Perusahaan Tahun Z

51 GWSA 2013 4.25 51 BCIP 2013 2.51 51 EMDE 2013 1.45

52 KPIG 2013 3.54 52 PUDP 2013 2.34 52 GMTD 2013 1.36

53 RDTX 2013 3.44 53 COWL 2013 2.25 53 ASRI 2013 1.27

54 PLIN 2013 3.07 54 LPKR 2013 2.10 54 DART 2013 1.23

55 LCGP 2014 18.55 55 MDLN 2013 1.99 55 APLN 2013 1.12

56 BKDP 2014 11.34 56 BAPA 2013 1.87 56 BKDP 2013 1.10

57 MTSM 2014 10.32 57 SMRA 2013 1.84 57 SMDM 2013 1.09

58 TARA 2014 9.72 58 BKSL 2013 1.81 58 DILD 2013 1.02

59 DMAS 2014 6.77 59 GPRA 2014 2.85 59 OMRE 2013 1.01

60 BEST 2014 6.76 60 OMRE 2014 2.72 60 RBMS 2013 0.74

61 RODA 2014 5.35 61 SMRA 2014 2.65 61 BIPP 2013 0.40

62 MKPI 2014 5.29 62 BCIP 2014 2.44 62 ELTY 2013 0.38

63 LPCK 2014 5.12 63 CTRS 2014 2.40 63 GMTD 2014 1.75

64 PLIN 2014 5.01 64 KIJA 2014 2.39 64 DART 2014 1.72

65 RDTX 2014 4.73 65 LPKR 2014 2.36 65 NIRO 2014 1.62

66 DUTI 2014 4.53 66 BAPA 2014 1.96 66 GAMA 2014 1.57

67 FMII 2014 4.45 67 CTRA 2014 1.94 67 CTRP 2014 1.55

68 GWSA 2014 3.85 68 LAMI 2014 1.91 68 DILD 2014 1.50

69 BSDE 2014 3.50 69 PUDP 2014 1.91 69 RBMS 2014 1.50

70 JRPT 2014 3.49 70 MDLN 2014 1.87 70 ASRI 2014 1.45

71 SCBD 2014 3.33 71 GWSA 2015 2.89 71 BKSL 2014 1.39

72 MTLA 2014 3.27 72 BSDE 2015 2.71 72 COWL 2014 1.33

73 PWON 2014 3.10 73 SCBD 2015 2.64 73 EMDE 2014 1.28

74 KPIG 2014 3.09 74 PWON 2015 2.62 74 APLN 2014 1.18

75 JRPT 2015 37.01 75 GPRA 2015 2.37 75 SMDM 2014 0.79

76 LCGP 2015 23.51 76 SMRA 2015 2.37 76 ELTY 2014 0.54

77 TARA 2015 13.76 77 BEST 2015 2.23 77 BIPP 2014 -0.13

78 FMII 2015 11.22 78 MTSM 2015 2.17 78 GMTD 2015 1.78

79 MKPI 2015 8.91 79 CTRS 2015 2.16 79 BKDP 2015 1.73

80 DMAS 2015 8.36 80 PUDP 2015 2.11 80 PRRO 2015 1.62

81 RODA 2015 8.31 81 MTLA 2015 2.10 81 BAPA 2015 1.59

82 RDTX 2015 5.31 82 OMRE 2015 2.07 82 BIKA 2015 1.55

83 MMLP 2015 5.14 83 LPKR 2015 2.05 83 CTRP 2015 1.55

84 LAMI 2015 5.03 84 CTRA 2015 2.04 84 MDLN 2015 1.52

85 PLIN 2015 4.96 85 BCIP 2015 2.03 85 EMDE 2015 1.44

86 NIRO 2015 4.35 86 GAMA 2015 1.82 86 RBMS 2015 1.17

87 DUTI 2015 4.23 87 APLN 2015 1.10

88 LPCK 2015 4.09 88 DILD 2015 1.04

89 KIJA 2015 3.30 89 BIPP 2015 1.00

90 KPIG 2015 3.11 90 COWL 2015 1.00

91 SMDM 2015 0.97

92 DART 2015 0.96

93 ASRI 2015 0.88

94 BKSL 2015 0.59

95 ELTY 2015 0.02

Nilai Z 1,81-2,99 menunjukkan

perusahaan dalam kondisi perusahaan

rawan bangkrut

Nilai Z <1,81 menunjukkan perusahaan

dalam kondisi perusahaan yang

bangkrut

Nilai Z >2,99 menunjukkan

perusahaan dalam kondisi

perusahaan yang sehat atau tidak

bangkrut

Kriteria Titik Cut-off Model Altman Z Score

Universitas Sumatera Utara

Page 128: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

111

LAMPIRAN 4. HASIL UJI STATISTIK DATA PENELITIAN

HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Tabel 5.1

OAGC

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan yang tidak

menerima opini audit

going concern

253 93.4 93.4 93.4

Perusahaan yang

menerima opini audit

going concern

18 6.6 6.6 100.0

Total 271 100.0 100.0

Tabel 5.2

KAP

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan tidak

diaudit oleh KAP Big-4 227 83.8 83.8 83.8

Perusahaan diaudit oleh

KAP Big-4 44 16.2 16.2 100.0

Total 271 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 129: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

112

Tabel 5.3

PA

Frequenc

y Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Perusahaan tidak

melakukan pergantian

auditor

232 85.6 91.3 91.3

Perusahaan

melakukan pergantian

auditor

22 8.1 8.7 100.0

Total 254 93.7 100.0

Missing System 17 6.3

Total 271 100.0

HASIL DESKRIPTIF TABULASI SILANG

Tabel 5.4

KAP (X4) * GC (Y) Crosstabulation

Count

GC (Y)

Total

perusahaan

yang

tidakmenerimao

pini audit going

concern

perusahaan yang

menerimaopini

audit going

concern

KAP (X4) perusahaantidakdiaudi

toleh KAP Big-4

215 12 227

perusahaandiauditoleh

KAP Big-4

38 6 44

Total 253 18 271

Universitas Sumatera Utara

Page 130: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

113

Tabel 5.5

PA (X5) * GC (Y) Crosstabulation

Count

GC (Y)

Total

perusahaan

yang

tidakmenerim

aopini audit

going concern

perusahaan

yang

menerimaopin

i audit going

concern

PA (X5) Tidakmelakukanpergant

ian auditor

227 5 232

Melakukanpergantian

auditor

9 13 22

Total 236 18 254

Tabel 5.6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

KK 271 -5.23 37.01 3.3140 4.54555

PP 268 -.91 29.42 .5617 2.13647

KI 271 .05 1.00 .6635 .21666

UP 271 20.11 30450.00 2.4379E2 2504.12732

Valid N (listwise) 268

Universitas Sumatera Utara

Page 131: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

114

HASIL UJI REGRESI LOGISTIK

Tabel 5.7

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 Constant 1.000 -.317 .189 -.747 -.049 -.005

X1 -.317 1.000 -.266 .101 -.109 -.041

X2 .189 -.266 1.000 -.404 .188 .300

X3 -.747 .101 -.404 1.000 -.253 -.446

X4 -.049 -.109 .188 -.253 1.000 .133

X5 -.005 -.041 .300 -.446 .133 1.000

Tabel 5.8

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 136.923 -1.746

2 120.388 -2.419

3 119.194 -2.662

4 119.181 -2.691

5 119.181 -2.691

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 119.181

c. Estimation terminated at iteration number

5 because parameter estimates changed by

less than .001.

Universitas Sumatera Utara

Page 132: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

115

Tabel 5.9

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 1 102.236 -1.342 -.028 .010 -.810 .286 2.021

2 65.177 -1.478 -.089 .039 -1.981 .674 2.765

3 50.859 -1.111 -.238 .114 -3.423 1.103 3.247

4 45.730 -.666 -.406 .166 -4.803 1.449 3.696

5 44.732 -.400 -.511 .196 -5.726 1.659 4.036

6 44.675 -.325 -.540 .206 -6.028 1.723 4.159

7 44.674 -.320 -.542 .206 -6.052 1.728 4.170

8 44.674 -.320 -.542 .206 -6.052 1.728 4.170

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 119.181

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed

by less than .001.

Tabel 5.10

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.868 8 .869

Tabel 5.11

Hosmer and Lemeshow Test

Tingkat Signifikansi Df Nilai Kritis Chi-Square

1 8 15,507

Universitas Sumatera Utara

Page 133: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

116

Tabel 5.12

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke R

Square

1 44.674a .256 .679

a. Estimation terminated at iteration number 8 because

parameter estimates changed by less than .001.

Tabel 5.13

Classification Tablea

Observed

Predicted

GC (Y)

Percentage

Correct

perusahaan

yang

tidakmener

imaopini

audit going

concern

perusahaan

yang

menerimaopi

ni audit

going

concern

Step 1 GC

(Y)

perusahaan yang

tidakmenerimaopini audit

going concern

235 1 99.6

perusahaan yang

menerimaopini audit

going concern

6 10 62.5

Overall Percentage 97.2

a. The cut value is .500

Tabel 5.14

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 74.506 5 .000

Block 74.506 5 .000

Model 74.506 5 .000

Universitas Sumatera Utara

Page 134: ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT …

117

Tabel 5.15

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 -.542 .214 6.394 1 .011 .582

X2 .206 .093 4.877 1 .027 1.229

X3 -6.052 2.092 8.369 1 .004 .002

X4 1.728 .951 3.300 1 .069 5.628

X5 4.170 .936 19.834 1 .000 64.706

Constant -.320 1.022 .098 1 .754 .726

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

HASIL UJI REGRESI MODERATING

Tabel 5.16

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 495.914 165.429 2.998 .003

GC (Y) -181.279 656.528 -.017 -.276 .783

a. Dependent Variable: abs_residual_moderasi

Universitas Sumatera Utara