Page 1
1
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Kejuruan Kota
Tanjungpinang
Ayudia Nurillahi, Inelda Yulita, Nina Adriani
[email protected]
Program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran kimia di sekolah menengah
kejuruan kota Tanjungpinang. Analisis dilakukan terhadap faktor internal dan
faktor eksternal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang dominan yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu kesehatan, minat dan kesiapan sebesar 69%,
63% dan 58%. Selanjutnya faktor eksternal yang dominan mempengaruhi hasil
belajar yaitu keadaan ekonomi, relasi guru dengan peserta didik, dan relasi peserta
didik dengan peserta didik sebesar 74%, 67% dan 73%.
Kata Kunci: Analisis faktor, Hasil belajar, Sekolah kejuruan
PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar
peserta didik. Pembelajaran bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2013). Pembelajaran dikatakan berhasil jika
mampu membawa peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Peserta didik merupakan seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan
seorang guru. Peserta didik memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta
kemampuan yang berbeda. Perbedaan yang ada pada peserta didik akan
mempengaruhi hasil belajarnya. Latar belakang, minat, kebutuhan, dan
kemampuan yang berbeda, memiliki potensi untuk menghambat pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran, yang berujung pada hasil belajar
peserta didik.
Pelajaran Kimia tidak hanya dipelajari di Sekolah Menengah Atas (SMA) tetapi
juga di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fenomena yang terjadi di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah peserta didik lebih tertarik pada mata
pelajaran jurusan dari pada mata pelajaran umum, sehingga hasil belajar pada
Page 2
2
mata pelajaran kimia lebih rendah. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat
pembelajaran kimia berlangsung ditemukan hambatan-hambatan yang yang
menjadikan kurang maksimalnya pembelajaran kimia. Banyak upaya yang dapat
dilakukan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar yang
merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan. Hasil belajar yang memuaskan
haruslah diimbangi dengan proses yang baik pula. Guna mencapai tujuan yang
baik maka dalam proses pembelajaran akan melibatkan semua komponen
pengajaran.
Tingginya hasil belajar peserta didik dapat dinyatakan dengan peserta
didik menguasai materi pelajaran yang diberikan. Tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh peserta didik. Hasil
belajar merupakan peneriman informasi dalam proses belajar, dimana dalam
mencapai hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmani dan faktor psikologis
sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. Dengan mengetahui masalah-masalah yang ada pada peserta didik
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan dan dapat
menemukan solusi tindakan yang dianggap tepat. Memahami pentingnya hal ini,
maka perlu diketahui faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun
faktor eksternal (Slameto, 2010). Faktor-faktor inilah yang sangat penting
diketahui seorang guru dalam meningkatkan kualitas belajar dan hasil belajar
peserta didik. Dengan melihat permasalahan yang ada, Peneliti merasa perlu untuk
meneliti skripsi yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia di sekolah menengah kejuruan
kota Tanjungpinang”.
METODE
Jenis penelitan ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan para
peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang
sudah ada (Arikunto, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Widya
Tanjungpinang, SMKN 2 Tanjungpinang dan SMKN 4 Tanjungpinang. Jumlah
populasi penelitian sebanyak 157 peserta didik.
Analisis data yang dilakukan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dipahami dan dapat interpretasikan sehingga dapat ditarik
kesimpulan.Analisis Dokumentasi yang didapatkan selama penelitian baik itu
berupa hasil ujian semester, dokumen-dokumen tertulis, maupun foto-foto selama
penelitian akan dianalisis keterkaitannya dengan hasil analisis wawancara dan
angket. Dokumentasi juga sebagai penguat data dalam analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Analisis Wawancara yang dilakukan peneliti akan
dianalisis dengan cara membuat transkip wawancara yang diakhiri dengan
kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat peneliti akan diserahkan kembali kepada
sumber (peserta didik yang diwawancarai) untuk mendapatkan persetujuan.
Analisis angket yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta dididk menggunakan rumus. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari peserta didik
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Page 3
3
(Sumber : Riduwan, 2011)
Keterangan:
P = persentase
ƩF = Skor jawaban responden
ƩN = Skor total maksimum
Dari persentase yang diperoleh untuk setiap peserta didik yang telah
mengisi angket tersebut, akan diketahui hasilnya yakni seberapa besar
pemahaman peserta didik dalam belajar kimia berdasarkan rentang kategori
persentase sebagai berikut :
Tabel 3.1. Rentang Kategori Persentase
(Sumber : Riduwan, 2011)
Data yang diperoleh pada lembar angket dilihat dari rata-rata hasil pada
subjek penelitian dengan cara menjumlahkan semua skor yang di perolah
kemudian di bagi dengan jumlah poin pernyataan. Setelah itu di analisis secara
deskriptif sehingga akan diketahui hasilnya melalui teknik tersebut yaitu seberapa
pemahaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kimia di sekolah.
Kemudian validasi angket diperoleh dari skor penilaian dosen dan skor hasil
angket respon peserta didik. Data-data yang diperoleh dalam penelitian akan
dianalisis menggunakan beberapa metode yang dikembangkan sebagai berikut:
(Sumber: Sudjana, 2005)
Keterangan:
P = persentase skor
f = jumlah skor yang diperoleh
n = jumlah skor maksimum
Validator ahli mengisi lembar validasi yang berisi pernyataan dengan
memberikan skor/nilai berdasarkan pada rubrik validasi. Angket dinyatakan valid
apabila memiliki kriteria “baik” atau “sangat baik”. Nilai yang didapat dari hasil
perhitungan persentase, dikonversi dalam bentuk kualitatif. Rentang persentase
dan kriteria kualitatif validasi instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.3
Persentase Kriteria
81-100 % Tidak baik
61-80 % Kurang baik
41-60 % Cukup
21-40 % Baik
0-20 % Sangat baik
P = 𝚡 100%Ʃ𝑁Ʃ𝐹
𝑃 = 𝑓
𝑛x 100%
Page 4
4
77%
55% 58% 71%
54% 62%
54%
38% 43% 50%
37% 47%
75%
53% 54% 68%
55% 64%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMK A
SMK B
SMK C
Tabel 3.2 Rentang Persentase dan Kriteria Kuantitatif Validasi Instrumen
Rentang persentase (%) Kriteria
kualitatif
81%< P ≤100% Sangat Baik
62%< P ≤81% Baik
43%< P ≤62% Kurang Baik
25%< P ≤43% Tidak baik
(Sumber: Sudjana, 2005)
HASIL
Karakteristik peserta didik merupakan sesuatu yang perlu diketahui agar
pembelajaran kimia dapat dilaksanakan. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Indikator faktor
internal yaitu terdiri dari faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, minat, bakat,
dan kesiapan sedangkan indikator faktor eksternal yaitu cara orang tua mendidik,
hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, relasi guru
dengan peserta didik, dan relasi peserta didik dengan peserta didik.
Data penelitian yang diperoleh berupa persentase faktor yang mempengaruhi
hasil belajar peserta didik yang didapat dengan memberikan angket kepada siswa.
Angket faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari 15
pernyataan. Data wawancara oleh siswa yang diperoleh digunakan sebagai data
tambahan dalam memperkuat keabsahan data yang telah diperoleh dari hasil
angket.
1. Persentase faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari
beberapa faktor yaitu faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, minat, bakat, dan
kesiapan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus yang
telah diuraikan pada teknik analisis data. Keterangan SMA A : SMK Keehtan
Widya Tanjungpinang, SMK B : SMK N 2 Tanjungpinang dan SMK C : SMKN 4
Tanjungpinang. Kemudian diperoleh faktor internal yang disajikan pada Gambar
4.3 berikut.
Gambar 4.1 Diagram faktor internal yang mempegaruhi hasil belajar peserta
didik
Page 5
5
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa persentase faktor kesehatan sebesar 77%
di SMK A. Selanjutnya persentase faktor kesehatan sebesar 54 % di SMK B. Dan
perentase faktor kesehatan sebesar 75% di SMK C.
Pada diagram kedua menunjukkan persentase faktor cacat tubuh sebesar
55% di SMK A. Selanjutnya persentase faktor cacat tubuh sebesar 48% di SMK
B. Dan persentase faktor cacat tubuh sebesar 53% di SMK C.
Pada diagram ketiga menunjukkan persentase faktor integelensi sebesar
58% di SMK A. Selanjutnya persentase faktor integelensi sebesar 43% SMK B.
Dan persentase faktor integelensi sebesar 54% di SMK C.
Pada diagram keempat menunjukkan persentase faktor minat sebesar 71%
di SMK A. Selanjutnya persentase faktor minat sebesar 50% di SMK B. Dan
persentase faktor minat sebesar 63% di SMK C.
Pada diagram kelima menunjukkan persentase faktor bakat sebesar 54% di
SMK A. Selanjutnya persentase faktor bakat sebesar 37% di SMK B. Dan
persentase faktor bakat sebesar 55% di SMK C.
Pada diagram keenam menunjukkan persentase faktor kesiapan sebesar 62%
di SMK A. Selanjutnya persentase faktor kesiapan sebesar 47% di SMK B. Dan
persentase faktor kesiapan sebesar 64% di SMK C.
Pada SMK A terdapat persentase faktor dominan dan faktor yang tidak
dominan. Faktor dominan terdiri dari faktor kesehatan sebesar 77%, faktor minat
sebesar 71% dan faktor kesiapan sebesar 62%. Sedangkan faktor yang tidak
dominan terdiri dari faktor cacat tubuh sebesar 55%, faktor intelegensi sebesar
58% dan faktor bakat sebesar 54%. Pada SMK B terdapat faktor dominan yaitu
faktor kesehatan sebesar 54%, faktor minat sebesar 50%, dan faktor kesiapan
sebesar 47%. Sedangkan faktor dominan yaitu faktor cacat tubuh sebesar 38%,
faktor intelegensi sebesar 43% dan faktor bakat sebesar 37%. Pada SMK C
terdapat persentase faktor dominan yaitu faktor kesehatan sebesar 75%, faktor
minat sebesar 68% dan faktor kesiapan sebesar 64%. Sedangkan faktor yang tidak
dominan yaitu faktor cacat tubuh sebesar 53%, faktor intelegensi sebesar 54% dan
faktor bakat sebesar 55%.
2. Persentase faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari
beberapa faktor yaitu cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta
didik dengan peserta didik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan rumus yang telah diuraikan pada teknik analisis data. Kemudian
diperoleh faktor eksternal yang disajikan pada gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.2 Diagram faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik
71% 63%
71% 78% 73% 72%
50% 41% 48%
67% 58%
69% 62% 67% 73% 76% 71%
77%
0%20%40%60%80%
100%
SMK A
SMK B
SMK C
Page 6
6
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa persentase faktor cara orangtua mendidik
di SMK A sebesar 71%. Selanjutnya persentase faktor orangtua mendidik di SMK
B sebesar 50 %. Dan persentase faktor orangtua mendidik di SMK C sebesar
62%.
Pada diagram kedua menunjukkan persentase faktor hubungan antara
anggota keluarga di SMK A sebesar 63%. Selanjutnya persentase faktor hubungan
antara anggota keluarga di SMK B sebesar 41%. Dan persentase faktor hubungan
antara anggota keluarga di SMK C sebesar 67%.
Pada diagram ketiga menunjukkan persentase faktor suasana rumah di SMK
A sebesar 71%. Selanjutnya persentase faktor suasana rumah di SMK B sebesar
48%. Dan persentase faktor suasana rumah di SMK C sebesar 73%.
Pada diagram keempat menunjukkan persentase faktor keadaan ekonomi di
SMK A sebesar 78%. Selanjutnya persentase faktor keadaan ekonomi di SMK B
sebesar 57%. Dan persentase faktor keadaan ekonomi di SMK C sebesar 76%.
Pada diagram kelima menunjukkan persentase faktor relasi guru dengan
peserta didik di SMK A sebesar 73%. Selanjutnya persentase faktor relasi guru
dengan peserta didik di SMK B sebesar 58%. Dan persentase faktor keadaan
ekonomi di SMK C sebesar 71%.
Pada diagram keenam menunjukkan persentase faktor relasi peserta didik
dengan peserta didik di SMK A sebesar 72%. Selanjutnya persentase faktor relasi
peserta didik dengan peserta didik di SMK B sebesar 69%. Dan persentase faktor
relasi peserta didik dengan peserta didik di SMK C sebesar 77%.
Pada SMK A terdapat persentase faktor eksternal yaitu faktor dominan dan
faktor yang tidak dominan. Faktor dominan terdiri dari faktor keadaan ekonomi
sebesar 78%, faktor relasi guru dengan peserta didik sebesar 73% dan faktor relasi
peserta didik dengan peserta didik sebesar 72%. Sedangkan faktor yang tidak
dominan terdiri dari faktor cara orang tua mendidik sebesar 71%, faktor hubungan
antara anggota keluarga sebesar 63% dan faktor suasana rumah sebesar 71%. Pada
SMK B terdapat faktor dominan yaitu faktor keadaan ekonomi sebesar 67%,
faktor relasi guru dengan peserta didik sebesar 58%, dan faktor relasi pesrta didik
dengan peserta didik sebesar 69%. Sedangkan faktor yang tidak dominan yaitu
faktor cara orang tua mendidik sebesar 50%, faktor hu
bungan antar anggota keluarga sebesar 41% dan faktor suasana rumah
sebesar 48%. Pada SMK C terdapat persentase faktor dominan yaitu faktor
keadaan ekonomi sebesar 76%, faktor relasi guru dengan peserta didik sebesar
71% dan faktor relasi peserta didik dengan peserta didik sebesar 77%. Sedangkan
faktor yang tidak dominan yaitu faktor cara orang tua mendidik sebesar 62%,
faktor hubungan antara anggota keluarga sebesar 67% dan faktor suasana rumah
sebesar 73%.
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
1. Faktor internal
a. Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa SMK A mendapatkan
persentase sebesar 77%, SMK B sebesar 54% SMK B, dan SMK C sebesar 75%.
Dari analisis data dan wawancara yang dilakukan dengan peserta didik diketahui
bahwa peserta didik di SMK A dan SMK C sering mengalami sakit sehingga
Page 7
7
peserta didik jarang masuk sekolah dan kurang konsentrasi saat belajar. Proses
belajar akan terganggu jika kesehatan terganggu. Agar peserta didik dapat belajar
dengan baik sebaiknya mengusahakan kesehatannya tetap terjamin dan stabil
Hakim Arif Rahman, (2015) Dengan kondisi kesehatan yang sehat maka kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Peserta didik menyatakan jika
kesehatan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Dengan demikian bahwa
faktor kesehatan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.,
b. Cacat tubuh
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A mendapatkan
persentase sebesar 55%, SMK B sebesar 48%, SMK C sebesar 53%. Dari hasil
analisis data dan hasil wawancara peserta didik di SMK A, SMK B, dan SMK C
menyatakan jika cacat tubuh tidak mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Keadaan cacat tubuh mempengaruhi belajar. Peserta didik yang cacat belajarnya
juga terganggu. Sebaiknya peserta didik yang memiliki cacat tubuh belajar di
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari
atau mengurangi pengaruh kecacatannya Nur Hidayah, (2007)
c. Intelegensi
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa di SMK A mendapatkan
persentase sebesar 58%, SMK B sebesar 43%, dan SMK C sebesar 54%. Dari
hasil analisis data dan wawancara peserta didik menyatakan bahwa tingkat
intelegensi peserta didik dikategorikan sedang. Intelegensi memiliki pengaruh
yang besar terhadap kemajuan belajar. Hasil belajar yang baik tergantung dari
kemampuan individu dari peserta didik sendiri, Dewi, (2006). Hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar peserta didik.
d. Minat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa SMK A mendapatkan
persentase sebesar 53%, SMK B sebesar 38%, dan SMK C sebesar 53%. Hal ini
dilihat dari analisis data dan wawancara peserta didik menyatakan jika SMK B
memiliki minat yang tinggi sedangkan pada SMK A dan SMK C memiliki minat
yang rendah. Adanya minat peserta didik pada mata pelajaran dapat dilihat dari
cara peserta didik mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan, dan konsentrasi
peserta didik. Kegiatan yang diminati biasanya akan diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat peserta didik, maka peserta didik tidak ingin belajar karena tidak
ada ketertarikan dengan pelajarannya Hakim Arif Rahman (2015). Hal ini
disebabkan menimbulkan hasil belajar yang rendah dengan ketidak tertarikan
peserta didik kepada pembelajaran kimia.
e. Bakat
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A medapatkan persentase
sebesar 55%, di SMK B sebesar 37%, SMK C sebesar 62%. dari hasil angket dan
wawancara menyatakan jika SMK C memiliki bakat dalam pembelajaran kimia
yang tinggi dari SMK A dan SMK B. Pada SMK C peserta didik menyukai mata
pelajaran kimia karena jurusan yang ada di SMK C berkaitan dengan mata
pelajaran kimia. Setiap peserta didik mempunyai bakat yang berbeda-beda.
Seseorang yang berbakat pada suatu mata pelajaran tertentu biasanya dapat dilihat
dari kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya. Jika pelajaran yang tidak sesuai
dengan bakatnya, maka peserta didik cenderung bosan, tidak senang bahkan tidak
mau belajar sehingga mendapakan hasil belajar yang rendah, Dewi (2006).
Page 8
8
f. Kesiapan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 62%, SMK B sebesar 47%, SMK C sebesar 64%. Dari hasil angket dan
wawancara peserta didik menyatakan jika SMK A dan SMK C tidak melakukan
persiapan dirumah sebelum ke sekolah kemudian tidak memiliki buku serta tidak
mempersiapkan diri ketika akan mengikuti pembelajaran. Kesiapan peserta didik
untuk belajar dilihat juga dengan buku catatan peserta didik, dimana catatan
sangat penting untuk peserta didik. Catatan yang tidak jelas, sembrawut dan tidak
teratur antara materi yang satu dengan materi yang lainnya akan menimbulkan
rasa bosan dalam belajar, sehingga belajar menjadi kacau. Sebaliknya jika buku
rapi, lengkap dan teratur akan menambah semangat dalam belajar, Nur Hidayah
(2007).
2. Faktor eksternal
a. Cara orang tua mendidik
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 71%, SMK B sebesar 50%, SMK C sebesar 62%. Dari hasil angket
terlihat bahwa SMK A memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan dengan
kedua sekolah lainnya. Berdasarkan hasil wawancara bahwa orang tua kurang
memperhatikan anaknya saat belajar dirumah sehingga peserta didik tidak belajar
dengan baik saat dirumah. Dalam belajar anak membutuhkan bimbingan orang
tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang
tua yang sibuk pekerjaan, terlalu banyak anak yang diawasi, sibuk berorganisasi
menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam belajar, Budi (2017). Perhatian
orang tua dibutuhkan anak karena pada dasarnya anak membutuhkan kasih saying
dan penghargaan dari orang tua sebagai bentuk kecintaan orang tua kepada
anaknya.
b. Hubungan antara anggota keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 63%, SMK B sebesar 41%, SMK C sebesar 67%. Dari hasil angket dan
wawancara bahwa kurangnya perhatian dan bantuan yang diberikan oleh abang
atau kakak karena kesibukan dan kurangnya pemahaman terhadap mata pelajaran
kimia. Kesibukan yang dimiliki setiap anggota keluarga membuat kurangnya
pendekatan antar anggota dan membuat peserta didik lebih cenderung belajar
sendiri atau belajar diluar bersama teman, Rulli (2017).
c. Suasana rumah
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 71%, SMK B sebesar 48%, SMK C sebesar 73%. Dari hasil angket dan
wawancara bahwa suasana rumah kurang konduktif untuk peserta didik belajar.
Suasana rumah yang ramai menyebabkan anak terganggu konsentrasinya untuk
belajar. Jumlah anggota keluarga yang banyak, suasana rumah yang selalu tegang,
sering terjadi pertengkaran akan melahrkan anak yang tidk sehat mentlny, Nur
Hidayah (2007). Anak akan tidak tahan dirumah, akhirnya keluyuran di luar
menghabiskan waktunya sehingga anak tidak merasa nyaman untuk belajar.
d. Keadaan ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 78%, SMK B sebesar 57%, SMK C sebesar 76%. Dari hasil angket dan
wawancara dengan peserta didik bahwa memiliki ekonomi yang rendah sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam membeli bahan dan alat pembelajaran.
Page 9
9
Keadaan ekonomi yang kurangnya atau as-pasan penghasilan orang tua pserta
didik akan menghambat kemajuan belajar. Kebutuhan-kebutuhan dalam belajar,
uang bulanan sekolah menjadi beban bagi orang tua, Dewi (2007). Keadaan
semacam ini menyebabkan anak menjadi tidak semangat dan merasa rendah diri.
e. Relasi guru dengan peserta didik
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 73%, SMK B sebesar 58%, SMK C sebesar 71%. Dari hasil angket dan
wawancara peserta didik menyatakan jika relasi guru dengan peserta didik
disebabkan kurangnya relasi peserta didik dalam belajar baik itu bertanya kepada
guru mengenai materi yang tidak dikuasai. Guru merupakan komponen yang
sangat berperan bagi peserta didik. Guru yang baik diantaranya mempunyai
kemampuan mengajar dengan jelas, menggunakan metode belajar yang bervariasi,
kecepatan menjelaskan materi yang sesuai dengan kemampuan pesera didik,
memberi tugas yang seimbang dan senantiasa hadir dalam setiap pertemuan,
Hakim Arif Rahman (2015).
f. Relasi peserta didik dengan peserta didik
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa SMK A memiliki persentase
sebesar 72%, SMK B sebesar 69%, SMK C sebesar 77%. Dari hasil angket dan
wawancara tingginya persentase disebabkan adanya peserta didik yang memiliki
karakter individulisme sehingga tidak melakukan relasi dengan teman sebayanya,
dan ada peserta didik yang hanya berinteraksi pada satu kelompok saja, Rulli
(2017).
3. Faktor dominan internal
Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat tiga faktor dominan yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu kesehatan, minat, dan kesiapan.
Pertama faktor kesehatan 77% pada SMK A, 54% pada SMK B, 75% pada SMK
C, Berdasarkan dta yang didapat bahwa rata-rata hasil faktor kesehatan pada tiga
sekolah yaiu 69%, dimana faktor kesehatan dilihat dari hasil wawancara dan
angket respon peserta didik bahwa adanya kesehatan yang menurun, sakit mata
atau rabun yang dialami peserta didik mempengaruhi proses belajar sehingga
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
faktor minat, yaitu 71% di SMK A, 50% di SMK B, 68% di SMK C.
Berdasarkan data yang didapat bahwa rata-rata hasil faktor minat pada tiga
sekolah yaiu 63%. Dimana faktor minat dilihat dari hasil wawancara dan angket
respon peserta didik yaitu jika peserta didik kurang memiliki ketertarikan dengan
mata pelajaran kimia, dimana peserta didik lebih fokus pada jurusan yang yang
diambil di sekolah menengah kejuruan.
Ketiga faktor kesiapan, 62% di SMK A, 47% di SMK B, 64% di SMK C,
Berdasarkan data yang didapat bahwa rata-rata hasil faktor kesiapan pada tiga
sekolah yaiu 58%. Dimana faktor kesiapan dilihat dari hasil wawancara dan
respon angket peserta didik. Kurangnya kesiapan belajar peserta didik dari buku
yang dimiliki, serta kesiapan sebelum memulai pembelajaran. Kesiapan sangat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
4. Faktor dominan eksternal
Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat tiga faktor dominan yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu keadaan ekonomi, relasi guru
dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik. Pertama faktor
keadaan ekonomi 78% di SMK A, 57% di SMK B, 76% di SMK C, Berdasarkan
Page 10
10
data yang didapat bahwa rata-rata hasil faktor keadaan ekonomi pada tiga sekolah
yaitu 74%. Dimana dilihat dari hasil wawancara dan respon angket siswa bahwa
keadaan ekonomi mempengaruhi hasil belajar peserta didik, kurangnya keadaan
ekonomi, tidak memiliki buku pegangan sendiri atau referensi buku lain untuk
belajar dirumah, kurang lengkapnya alat serta bahan untuk melakukan praktikum
disekolah mempengaruhi proses pembelajaran sehingga berpengaruh pula
terhadap hasil belajar peserta didik.
Kedua faktor relasi guru dengan peserta didik 73% di SMK A, 58% di SMK
B, 71% di SMK C. Berdasarkan data yang didapat bahwa rata-rata hasil faktor
relasi guru dengan peserta didik pada tiga sekolah yaiu 67%. Dimana dilihat dari
hasil wawancara dan respon angket peserta didik bahwa relasi guru dengan
peserta didik mempengaruhi hasil belajar peserta didik, kurangnya komunikasi
dan kedekatan antara guru dan peserta didik, model dan metode pembelajaran
digunakan guru membuat peserta didik bosan sehingga mempengaruhi hasil
belajar peserta didik.
Ketiga faktor relasi peserta didik dengan peserta didik 72% di SMK A, 69%
di SMK B, 77% di SMK C. Berdasarkan data yang didapat bahwa rata-rata hasil
faktor relasi peserta didik dengan peserta didik pada tiga sekolah yaiu 73%.
Dimana dilihat dari hasil wawancara dan respon angket peserta didik, kerja
kelompok atau kerjasama yang dilakuan antar peserta didik dengan cara, bahasa
serta pemahaman yang membuat mudah memahami pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dipaparkan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik sekolah
kejuruan kota tanjungpinang adalah faktor kesehatan sebesar 69%, faktor minat
sebesar 63% dan faktor kesiapan 58%.
2. Faktor-faktor eksternsl yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik sekolah
kejuruan kota tanjungpinang adalah faktor keadan ekonomi sebesar 74%,
faktor relasi guru dengan peserta didik sebesar 67% dan faktor relasi peserta
didik dengan peserta didik sebesar 73%.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina & Yanti, D.M. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pemahaman Akutansi Mahasiswa Jurusan Akutansi astie
maikroskopil. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskopik, 5 (5), STIE Mikroskpil,
Medan
Aunurrahman. (2014), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung
Arikunto, Suharsimi, Jabar, Cepi,S.A. 2010. Evaluasi Pendidikan; Pedoman
teoritis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Baharuddin & Wahyuni, N. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz
Media Group, Yogyakarta.
Benjamin, Aaron. (2014). Factors Influencing Learning. Journal. University Of
Illionis at Urbana.
Page 11
11
Bhuasiri, dkk. (2012). Critical success factors for e-learning in developing
countries: A comparative analysis between ICT experts and faculty. Journal
Computer and Education. University of wiscansin-whitewater.
Bright, dkk. (2011), Factors that impact learning outcomes in Remote
Laboratories, Journal, Curtin University of Technology. Australia.
Detlor, dkk. (2010). Factors Affecting Student Learning Outcomes of Information
Literacy Instruction, Journal, University of Albert. Canada Dewi, P, R. (2006). Analisis Fakor-Faktor Kesulitan Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Siswa Kelas III di SMP Negeri 38 Semarang Tahun
Pelajaran 2005/2006, skripsi, Universitas Negeri Semarang. Semarang
Hakim, T. (2000). Belajar Secara Efektif, Puspa Swara, Jakarta.
Hamiyah & Jauhar. (2014). Strategi Belajar Mengajar dikelas, Prestasi Pustaka,
Jakarta.
Helma & Edison. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Matematika Siswa Untuk Penerapan Bahan Ajar Kontektual
Mengintrekgasikan Pengetahuan Terkait dan Realistik, Jurnal Eksakta
Pendidikan(EJP), 1 (1) Padang.
Hidayah, N. (2007). Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Antara Mahasiswa SPMP dan SPMB yang Berasal dari SMK
Kepariwisataan Jurusan Tata Boga Program Studi Pendidikan Tata Boga
Jurusan TJP FI UNNES Angkatan tahun 2005, Skripsi, Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Jefferson, S,K. (2016). Factors That Affect the Learning Needs and Outcomes of
Students with Special Needs in an Inclusive Setting at One Elementary
School in the Eastern Region of the United States, Essay, Clarh Atlanta
University.
Johnson, dkk. (2000). Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis. Journal.
University Of Minnesota.
Jufri, W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Departemen Pendidikan Nasioanal. Balai
Pustaka, Gramedia. Jakarta.
Katherine, dkk. (2012). Student Achievement Factors, Journal, South Dakota
State University.
Kurniawan, dkk. (2017), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Teknik Listrik Dasar Otomotof. Journal of
mechanical engineering education, 4 (2), Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung
Lin, dkk. (2016). Examining the Factors That Influence Students’ Science
Learning Processes and Their Learning Outcomes: 30 Years of Conceptual
Change Research. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology
Education, 12 (9), National Dong-Hwa University. Taiwan.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Nuryani Y & Rustaman. (2001). Strategi Belajar Mengajar Biologi, Kalam Mulia,
Jakarta.
Putri, A, W. (2016). Analisis faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA. Artikel Penelitian, Universitas
Tanjungpura, Pontianak
Page 12
12
Rahman, H, A, R. (2015), Analisis Faktor-Faktor Ysng Mempengaruhi Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas V di MIN BITUNG JAYA, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Riduwan. (2011). Dasar –dasar Statistika. Alfabeta, Bandung.
Riyani, Y. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mahasiswa, Jurnal EKSOS, Jurnal Pendidikan Vokasi, 8 (1) Politeknik
Negeri Pontianak, Pontianak.
Sahade & Rijal, A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Peserta
Didik pada Mata Pelajaran Akutansi Perusahaan Jasa di SMK Negeri 1
Bungoro Kabupaten Pangkep, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 1 (1)
Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Sari, R L A. (2017). Analisis Faktor Atas Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan
Belajar Ekonomi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri (Sma N)
Kelas X Ips Semester Gasal Di Kabupaten Sleman Tahun Ajaran
2016/2017, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Siswanto, BT. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif SMK di Kota Yogyakarta,
Jurnal Pendidikan Vokasi, 6 (1), Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sudjana. (2005). Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi, Alfabeta, Bandung.
Sutikno. (2013). Belajar dan Pembelajaran, Hoslica, Lombok.
Tsai, Cin-Chung. (2004). Conceptions of learning science among high school
students in Taiwan: a phenomenographic analysis Conceptions of learning
science among high school students in Taiwan: a phenomenographic
analysis. Journal. INT. J. SCI. EDUC. 26 (14). National Chiao Tung
University. Taiwan.
Waters, Mindy. (2008). Representations of Nature of Science in High School
Chemistry Textbooks over the Past Four Decades.Journal of research in
sciene teahing. 45 (7). University Of Illinois at urbana.
Widiastuti, Yuli. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Belajar Akutansi. Jurnal, Universitas Negeri Malang, Malang