-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN DALAM MENGAMBIL PEMBIAYAAN PADA BMT AL-
MUQRIN TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Oleh:
Fristgi Maulana Widodo
1113092000045
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
DALAM MENGAMBIL PEMBIAYAAN PADA BMT AL-MUQRIN
TANGERANG SELATAN
Fristgi Maulana Widodo
1113092000045
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1441 H
-
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Fristgi Maulana Widodo 2. Tempat, Tanggal
Lahir : Jakarta, 17 Mei 1995 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama
: Islam 5. Status : belum menikah 6. Alamat : Jalan Kubis 1 No. 1B
RT005/RW 004
Pondok Cabe Ilir, Pamulang , Kota Tangerang
Selatan.
7. Telepon : 085813215567
8. e-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
A. FORMAL 1. 2001-2005. SDN Pisangan02 2. 2007-2010. SMPN 250
Jakarta 3. 2010-2013. SMAN 46 Jakarta 4. 2013-Sekarang. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
B. NON FORMAL 1. 2011-2012. Pelatihan Survival Huntan Di Gasak
Pala 46 2. 2012. Pelatihan Pertolongan Pertama Di PMI Jakarta
Selatan 3. 2012. . Leadership Camp dari Dinas Pendidikan DKI
Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2011-2012. Gasak Pala 46 (Gabungan siswa-siswi pecinta alam
46) sebagai Kadiv. Hutan Gunung
2. 2011-2012. Rohis (Rohani Islam) 46 anggota Divisi Media 3.
2014. DEMA FST (Dewan Eksekutif Mahasiswa) sebagai anggota Divisi
Seni
dan Kreasi
4. 2014-2015 DEMA FST (Dewan Eksekutif Mahasiswa) sebagai Kepala
Departemen Sosial Kemasyarakatan
5. 2014-2016. POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesi) wilayah II sebagai
staff Pengabdian
Masyarakat.
mailto:[email protected]
-
6
RINGKASAN
Fristgi Maulana Widodo. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
pengambilan Keputusan Pembiayaan Pada BMT Al-Muqrin Tangerang
Selatan.
Dalam bimbingan Masrul Huda dan Siti Rochaeni
Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) merupakan sektor usaha
yang
memiliki perkembangan dan penyerapan tenaga kerja yang terbesar
di Indonesia.
Salah satu pendorong UMKM untuk berkembang adalah permodalan,
UMKM
perlu modal tambahan untuk mengembangakan usahanya. UMKM
memiliki
lembaga penyedia pinjaman salah satunya yaitu memalui lembaga
keuangan
nonformal seperti BMT (Baitul Mal wa Tamwil). Salah satu BMT di
Tangerang
Selatan yaitu BMT Al-Muqrin yang telah terdaftar pada kementrian
koprasi dan
UMKM serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. BMT Al-Muqrin
memiliki 2
produk pembiayaan yaitu Mudharabah yang diperuntukan untuk modal
usaha
(Produktif) dan Murabaha yang menggunakan akad
jual/beli(Konsumtif). Sejak
tahun 2013 BMT Al-Muqrin banyak memberikan pembiayaan
Murabaha,
namun BMT Al-Muqrin pada tahun 2019 ingin menggurangi alokasi
penjaman
Murabaha dan meningakatakan pinjaman mudharabah karena diangap
lebih
sesuai dengan visi yang dimiliki. Oleh karena itu di perlukan
analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembiayaan
Mudharabah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengraruh faktor
internal dan
eksternal terhadap pengambilan keputusan pembiayaan Mudharabah
pada
Nasabah BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan.
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linier
berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor internal
dan ekternal
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada
pengusaha
agribisnis di BMT Al-Muqrin dan faktor internal dan ekternal
secara simultan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada
pengusaha
agribisnis di BMT Al-Muqrin
Kata Kunci : BMT, Regresi liner berganda , Pembiayaan , UMKM
-
vii
KATA PENGANTAR
بسم هلال الر حمن الر حيم
Assalamu’alaikum Wr Wb
Segala puja dan puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang
berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Dalam
Mengambil Pembiayaan Pada BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan”
sebagai
syarat untuk kelulusan program S1 Agribisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda
Nabi
Muhammad Shalallahu’alaihi wa salam sang suri teladan terbaik
dan rahmat
bagi seluruh alam. Terselesaikannya skripsi ini dikarenakan
banyaknya
dukungan yang penulis dapatkan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua dosen pembimbing, Bapak Masrul Huda, S.E M.Si dan Ibu
Dr. Ir.
Siti Rochaeni, M.Si yang telah membimbing, membina, memberikan
arahan
dan masukan, serta mendukung penuh penulis dari awal pembuatan
skripsi
hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.
2. Bapak Dr. Ir. Ahkmad Riyadi Wastra, M.M selaku Dosen
Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan
terhadap
penulis dalam menyelesaikan jenjang akademik.
3. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Agribisnis, Ibu
Rizki Adi Puspita Sari, M.M selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis,
serta seluruh dosen Program Studi Agribisnis yang tidak bisa
penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua ilmu yang sudah
diberikan
kepada penulis, baik itu ilmu akademik maupun ilmu dalm berjuang
untuk
-
viii
kehidupan.
4. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku
Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
beserta jajaran dan staf.
5. Ibu Hj Ami, Ibu oktaviani , Ibu Marlina Selaku BPH BMT
Al-Muqrin dan
para Nasabah BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan yang sudah
memberikan
waktunya, memberikan arahan, serta izin untuk dapat melakukan
penelitian
pada nasabah BMT Al-Muqrin.
6. Kedua orang tua tercinta, Ibu Desiana dan Bapak Gatot Widodo
Purwacoko
S.T , yang tiada henti memberikan dukungan, semangat, kasih
sayang serta
motivasi kepada penulis. Selalu mendoakan penulis agar
diberikan
kelancaran dalam semua urusan, baik dalam akademik maupun di
luar
akademik. Semoga penulis bisa menjadi kebanggaan buat kalian,
Aamiin.
7. Keluarga Besar penulis, adik-adik, Kakek Nenek, paman, dan
bibi dari
penulis yang sudah banyak memberikan dukungan semangat dan doa
selalu
kepada penulis.
8. Sahabat terbaik penulis, Hanifah Yuliana, S.Agr serta
keluarganya, yang
sudah memberikan semangat, motivasi dan doanya untuk penulis
bisa
menyelesaikan skripsi.
9. Keluarga Besar Agribisnis UIN Jakarta, khususnya angkatan
2013, baik
kelas A maupun B yang selalu memberikan informasi terkait
skripsi
khususnya dan kegiatan akademik perkuliahan lainnya, serta
memberikan
dukungan selama penyusunan skripsi ini hingga akhir.
10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah
-
ix
membantu penulis dalam kegiatan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan sangat
membantu
penulis. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat berguna bagi
penulis maupun
yang membacanya.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Jakarta, 29 Januari 2020
Fristgi Maulana Widodo
-
x
DAFTAR ISI
Daftar Isi
....................................................................................................................
x
Daftar Tabel
..............................................................................................................
xii
Daftar Gambar
.........................................................................................................
xiii
Daftar Lampiran
......................................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
...........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
...............................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah
......................................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian
...........................................................................................
9
1.4 Manfaat Penelitian
.........................................................................................
9
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian............................................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
..............................................................................
11
2.1 Kajian
teori...................................................................................................
11
2.1.1 Keputusan Pembiayaan Mudaraabah
.................................................. 11
2.1.2 Usaha Agribisnis
.................................................................................
16
2.1.3 Faktor Internal
.....................................................................................
17
2.1.4 Faktor Eksternal
..................................................................................
19
2.1.5 Baitul Mal wa Tamwil (BMT)
............................................................ 20
2.2 Penelitian Terdahulu
....................................................................................
22
2.3 Kerangka Penelitian.
....................................................................................
23
2.4 Hipotesa.
......................................................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN
..........................................................................
26
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
.......................................................................
26
3.2 Jenis dan Sumber Data
.................................................................................
26
3.3 Populasi dan Sampel
....................................................................................
27
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
........................................................ 28
3.4.1 Sekala Likert
.....................................................................................
28
3.4.2 Uji Validitas
......................................................................................
28
-
xi
3.4.3 Uji Reabilitas
....................................................................................
29
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
.............................................................................
30
3.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
..................................................... 31
3.4.6 Uji Hipotesa
......................................................................................
32
3.5 Definisi Oprasional
......................................................................................
34
BAB IV GAMBARAN
UMUM................................................................................
36
4.1 Sejarah Singkat BMT Al-Muqrin.
...............................................................
36
4.2 Visi dan Misi BMT Al-Muqrin.
...................................................................
37
4.3 Maksud dan Tujuan BMT
Al-Muqrin..........................................................
37
4.4 Stuktur Organisasi BMT Al-Muqrin.
........................................................... 38
4.5 Ruang Lingkup
Usaha..................................................................................
38
4.6 Karaktersistik Nasabah BMT Al-Muqrin
.................................................... 40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
....................................................................
45
5.1 Hasil
............................................................................................................
45
5.1.1 Hasil Uji Variabelel Faktor Internal
................................................. 46
5.1.2 Hasil Uji Variabelel Faktor Ekternal
................................................ 47
5.1.3 Hasil Uji Variabelel Faktor Internal dan Faktor Ekternal
Secara
Bersama-sama
...................................................................................
48
5.2
Pembahasan..................................................................................................
48
5.2.1 Pengaruh Faktor Internal Terhadap Pengambilan
Keputusan
Pembiayaan
.......................................................................................
49
5.2.2 Pengaruh Faktor Ekternal Terhadap Pengambilan
Keputusan
Pembiayaan
.......................................................................................
50
5.2.3 Pengaruh Faktor Internal dan Faktor ekternal Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembiayaan
............................................... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
..................................................................
53
6.1 Kesimpulan.
.................................................................................................
53
6.2 Saran
............................................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................
54
LAMPIRAN
..............................................................................................................
57
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah UMKM dan serapan tenaga kerja di Indonesia
tahun 2013-2018 .... 2
Tabel 1.2 Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan
Unit-unit
Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun 2014-2018(
miliar) .......... 4
Tabel 1.3 Indikator Kinerja Keuangan BMT Al-Muqrin (dalam
rupiah) ..................... 6
Tabel 1.4 Penyaluran pembiayaan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah)
........................... 7
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
...................................................................................
22
Tabel 3.1 Definisi Oprasional
.....................................................................................
34
Tabel 5.1 Hasil Regresi Pengaruh Faktor Internal dan Faktor
Ekternal ..................... 45
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Krangka Berfikir
.....................................................................................
23
Gambar 4.1 Jenis Kelamin
..........................................................................................
40
Gambar 4.2 Jenis Usaha
..............................................................................................
41
Gambar 4.3Pendapatan
...............................................................................................
42
Gambar 4.4Lama Menjadi Nasabah
...........................................................................
42
Gambar 4.5 Frekuensi Lama Pengembalian Pembiayaan
........................................... 43
Gambar 4.6 Sumber Informasi Produk
Pembiayaan...................................................
44
-
xiv
DAFTAR Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
................................................................................
57
Lampiran 2 Data Tabulasi Kuesioner
.........................................................................
62
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
......................................................... 66
Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik
..........................................................................
68
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian atau sektor agribisnis di Indonesia merupakan
salah satu
sektor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut
Hanani, et
al (2003), alasan yang mendasari pentingnya pembangunan di
sektor pertanian
yakni (1) potensi sumber dayanya yang besar dan beragam; (2)
pangsa terhadap
pandapatan nasional cukup besar; (3) besarnya pangsa terhadap
ekspor nasional;
(4) besarnya penduduk yang mengantungkan hidupnya pada sektor
ini; (5)
peranya dalam penyedia pangan masyarakat; dan (6) menjadi basis
pertumbuhan
pada pedesaan. Menurut Hakim(2002), jenis usaha mikro kecil dan
menegah
(UMKM) mendominasi pada sektor pertanian.
Menurut Husen (dalam Yustika 2006) UMKM(Usaha Mikro Kecil
dan
Menengah) menjadi perwujudan kongkret dari kegiatan ekonomi
rakyat yang
bertumpu pada kekuatan sendiri, terdesentralisasi, beragam, dan
merupakan
kelompok usaha yang mampu menjadi “buffer’ saat perekonomian
Indonesia
dilanda krisis. Oleh karena itu, sektor pertania pada UMKM
merupakan sektor
ekonomi nasional yang paling strategis pada sektor riil sehingga
menjadi andalan
perekonomian nasional. Serta menurut Kara (2013), selain
kontribusi yang besar
terhadap peningkatan perekonomian nasional, UMKM juga dianggap
sebagai
usaha yang memiliki fleksibilitas dan ketangguhan dalam
menghadapi krisis
ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia. Karena UMKM itu
sendiri memiliki
karakteristik yang unik sehingga bisa bertahan dalam menghadapi
krisis ekonomi
yang pernah terjadi di Indonesia. UMKM akan terus berjalan
karena tidak
-
2
terpengaruh langsung dampaknya terhadap krisis ekonomi yang
terjadi di
Indonesia.
Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2017 ada sejumlah 127
juta
penduduk indonesia usia 15 tahun keatas bekerja. Bidang
pertanian secara umum
(pertanian,kehutanan, dan perikanan) sejumlah 38 juta jiwa
(30,45%), bidang
perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
motor 23 juta
jiwa(18,5%), 17 juta jiwa(14,1%) bekerja di bidang pengolahan,
dan sisanya
bekerja di bidang (pertambangan, air dan gas, real estate,
dll).
Tabel 1.1Jumlah UMKM dan serapan tenaga kerja di Indonesia tahun
2013-2018
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
2018
UMKM pada sektor agribisnis memanfaatkan sumber daya lokal
baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak
tergantung pada
sumber daya yang berasal dari luar negeri. Jumlah UMKM dan
tenaga kerja yang
diserap relatif banyak dan meningkat setiap tahun. Menurut
Husein (dalam
Yustika 2006), sektor UMKM bukan hanya sebagai sumber mata
pencarian orang
banyak, tetapi juga menyediakan secara langsung lapangan kerja
bagi mereka
yang tingkat pengetahuan dan keterampilannya rendah. Pada Tabel
1.1 dapat
dilihat bahwa jumlah UMKM di Indonesia terus bertambah. Pada
tahun 2013
Tahun
Jumlah
UMKM
(Unit)
Jumlah Tenaga
Kerja
(Orang)
Serapan Tenaga Kerja untuk
UMKM
Jumlah
Tenaga Kerja
UMKM
(Orang)
Peyerapan
(%)
2013 56.534.592 110.808.154 107.657.509 97,16
2014 57.895.721 117.681.244 114.144.082 96,99
2015 59.262.722 127.423.437 123.229.386 96,71
2016 61.651.177 116.273.356 112.828.610 97,04
2017 62.922.617 120.260.185 116.673.416 97,02
-
3
berjumlah 56.534.592 unit UMKM dan terus berkembang hingga
62.922.617 unit
pada tahun 2018.
Perkembangan UMKM pada sektor agribisnis merupakan penyerapan
tenaga
kerja di Indonesia. Perkembangan UMKM terjadi dengan adanya
dukungan dari
berbagai pihak, salah satunya lembaga keuangan sebagai penyedia
modal bagi
seluruh usaha, sebab menurut Hafsa (2000) salah satu
permasalahan internal usaha
mikro adalah keterbatasan modal dan pasar.
Saat ini UMKM pada sektor agribisnis memiliki dua alternatif
pilihan
dalam melakuakan pembiayaan yaitu pembiayaan konvensional dan
pembiayaan
syariah. Pembiayaan syariah sebenarnya sudah lama ada namun
beberapa waktu
mulai banyak di minati oleh masyarakat. Awal mula pembiayaan
syariah
dipelopori oleh bank muamalat yang berdiri pada tahun 1992.
Pemerintah
memberikan landasan hukum yang kuat bagi keberadaan sistem
perbankan syariah
dengan mengelurakan UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992
tentang perbankan syariah.
Pemberlakuan Undang-undang tersebut memiliki dampak yang baik
bagi
perkembangan perbankan syariah. Skim pembiayaan syariah pada
beberapa tahun
terkhir terlihat cukup pesat peningkatannya, hal ini bisa di
lihat pada tabel 1.2
jumlah dana yang tersalurkan terurs meningkat. Jumlah pembiayaan
pada tahun
2014 mencapai 119.653 miliyar rupiah dan pada tahun 2018
meningkat menjadi
161.531 miliar rupiah dimana sektor pertanian sebesar 4.965
miliar rupiah pada
tahun 2014 dan meningakat di tahun 2018 sejumlah 10.238 miliar
rupiah.
Penyaluran pembiyaan pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit-unit
Usaha
-
4
Syariah (UUS) di lakukan dengang cara Linkege progaram dengan
lembaga
keuangan mikro(LKM) (Kurnia, 2009). UMKM pada sektor agribisnis
mengakses
pembiayaan melalui LKM karena lebih mudah dibanding mengakses
langung ke
lembaga Perbankkan.
Tabel 1.2 Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) dan
Unit-unit
Usaha Syariah (UUS) Berdasarkan Sektor Ekonomi tahun
2014-2018(
miliar)
Penerima
Pembiayaan
Lapangan Usaha
2014 2015 2016 2017
(Des)
2018
(Jan)
Laju
pertumbuhan
tahun2014-
2018
(%/tahun)
Pertanian, Perburuan
dan Kehutanan
4.965 7.950 8.531 10.419 10.234 107
Perikanan 714 1.198 1.405 1.462 1.445 107 Pertambangan dan
Penggalian
4.597 6.145 6.604 6.864 6.598 104
Industri Pengolahan 13.300 17.982 19.745 21.463 20.541 104
Listrik, gas dan air 5.492 6.427 8.117 11.044 11.202 107 Konstruksi
11.669 11.193 14.435 22.198 21.293 106 Perdagangan Besar
dan Eceran
22.732 25.993 30.319 32.839 32.025 103
Penyediaan
akomodasi dan makan
minum
1.555 2.101 3.043 3.613 3.852
109 Transportasi,
pergudangan dan
komunikasi
12.192 11.072 10.921 10.087 9.710
98 Perantara Keuangan 16.828 19.184 18.948 19.583 18.145 101
Real Estate,
Persewaan, dan Jasa
Perusahaan
7.643 9.365 12.797 12.326 11.746
104 Admistrasi
Pemerintahan, dan
Jaminan Sosial Wajib
85 266 9 7 9
80 Jasa Pendidikan 2.319 3.193 3.786 4.905 4.953 108 Jasa
Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
1.756 2.550 3.030 4.021 3.963 108
Jasa Kemasyarakatan
dan Perorangan
lainnya
6.757 4.600 4.617 4.973 4.960
97 Jasa Perorangan yang
Melayani Rumah
Tangga
106 274 337 331 327
112 Kegiatan yang belum
jelas batasannya
6.944 2.147 760 538 527 77
Total 119.653 131.639 147.405 166.674 161.531 103 Sumber:
Laporan tahunan OJK 2018
-
5
UMKM sangat membutuhkan bantuan modal dalam perkembangan
usahanya, namun untuk mendapatkan tambahan modal dari lembaga
keuangan
masih sulit karena diperlukan banyak persyaratan, salah satunya
yaitu adanya
agunan yang harus disertakan. Menurut Rachbini (1994), usaha
kecil selalu
kesulitan dalam mendapatkan pinjaman kredit dari lembaga
keuangan perbankan.
Usaha kecil kurang mampu memenuhi persyaratan yang diharuskan
oleh pihak
perbankan, seperti agunan, informasi tentang kelayakan usaha
serta prosedur yang
harus dilakukan untuk mendapatkan sejumlah kredit. Menurut
Hidayat (2004),
UMKM sulit mengakses bank disebabkan masih adanya faktor yang
membatasi
hubungan UMKM dengan perbankan, yaitu masalah agunan dan
formalitas.
Baitul Mal wa Tamwil (BMT) hadir sebagai LKM dalam
permasalahan
akses pembiayaan syariah. BMT mempunyai peranan yang penting
dalam
membantu dalam perkembangan UMKM. Peran BMT dalam akses
pembiayaan
bagi UMKM adalah sebagai jembatan penghubung antara UMKM dan
lembaga
BUS atau UUS, karena dirasa sulit bagi usaha kecil dalam
memperoleh pinjaman
langsung dari lembaga BUS atau UUS. Perannya sebagai jembatan
penghubung
membuat lembaga BMT menjadi berkembang. Menurut kurnia (2008)
UMKM
pada sektor agribisnis lebih memilih mengakses pembiayaan kepada
BMT karena
sistem yang ditawarkan adalah bagi hasil yang sifatnya tidak
seperti bunga yang
selalu bertambah serta syarat-syarat yang di berikan BMT dirasa
tidak memberat
kan bagi pelaku UMKM di sektor agribisnis.
BMT Al-Muqrin merupakan lembaga keuangan mikro syariah, dimana
BMT
ini memiliki akses terhadap UMKM salah satunya UMKM disektor
agribisnis.
-
6
UMKM pada sektor agribisnis sangat membutuhkan bantuan
pembiayaan untuk
berkembanganya usaha mereka. BMT Al-Muqrin yang berlokasi di JL.
Talas V
RT. 002 RW 009 Kel. Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Tangerang
Selatan,
Banten berdiri sejak 2013 dan mualai melakukan kegiatan
penyaluran pembiayaan
terhadap UMKM pada atahun 2014 dengan jumlah Rp. 608.463.000
kepada
anggota dimana sebagain anggotanya merupakan pelaku UMKM pada
sektor
agribisnis.
Tabel 1.3 Indikator Kinerja Keuangan BMT Al-Muqrin (dalam
rupiah)
Indikator Kinerja
2014 2015 2016 2017 2018
Asset 790.993.600 862.456.000 958.278.000 1.045.389.900
1.156.455.000
Modal Peyerta 303.635.000 318.340.000 78.500.000 349.335.000
432.650.000
Pembiayaan Yang
Diberikan
608.463.000 623.860,000 700.150.000 781.100.000 873.150..000
Sumber : Laporan Keuangan BMT Al-muqrin 2018
Dari tabel 1.3 tersebut BMT Al-muqrin dapat dilihat bahwa setiap
tahunya
pembiayaan yang diberikan selalu meningkat. Peningkatan paling
besar terjadi
pada tahun 2017 ke tahun 2018 yaitu dari Rp781.100.000
menjadi
Rp873.150.000. hal tersebut menunjukan konsistensi BMT Al-muqrin
dalam
memberikan pinjaman kepada masyarakat. Dalam perkembangannya BMT
Al-
Muqrin melihat bahwa pembiayaan yang diambil nasabah lebih
banyak
pembiayaan Murabahah yaitu pembiayaan dengan pola jual beli
dimana bersifat
konsumtif, sedangkan pembiayaan Mudharabah yaitu pembiayaan
pemberian
modal usaha yang bersifat produktif lebih kecil.
-
7
Tabel 1.4 Penyaluran pembiayaan BMT Al-Muqrin (dalam rupiah)
Jenis Pembiayaan
2014 2015 2016 2017 2018
Mudharabah 256.103.000 261.296.000 278.750.000 301.580.000
381.100.000
Murabahah 352.360.000 362.564.000 421.400.000 479.520.000
492.050.000
Sumber : Laporan Keuangan BMT Al-muqrin 2018 diolah
Salah satu sasaran pembiayaan yang BMT Al-Muqrin berikan
merupakan
pelaku usaha dimana pelaku usaha agribisnis termaksud
didalamnya. Alasan
pengusaha agribisnis yang menjadi nasabah BMT Al-Muqrin
merupakan agar bisa
mengakses pembiayaan untuk mengambangkan usahanya. BMT Al-Muqrin
lalu
mengambil keputusan di tahun 2018 untuk membatasi pemberian
pembiayaan
produk Murabaha pada nasabah dan lebih fokus kepada nasabah yang
ingin
mengambil pembiayaan produk Mudharabah, dikarenakan BMT
Al-Muqrin
ingin membentuk masyarakat sekitar yang bisa lebih produktif.
Keputusan
tersebut diangap sesuai dengan Visi dan Misi BMT yaitu membangun
dan
mengembangkan ekonomi umat.
BMT Al-Muqrin dalam programnya di tahun 2018 untuk
meningkatkan
pengambilan pembiayaan Mudharaabah diperlukan informasi kepada
masyarakt
agar masyarakat dapat menjadi nasabah BMT Al-Muqrin, dengan hal
itu BMT
harus mengerti alur masyarakat dalam mengambil keputusan. Pada
umumnya
seseorang dalam mengambil keputusan di dasari oleh 2 faktor,
yaitu faktor
internal dan faktor ekternal, dimana faktor internal yang
merupakan dari diri
sendiri seperti persepsi, kepribadian, motivasi dan sikap
seseorng dalam
menghadapi suatu hal. Sedangkan faktor ekternal merupakan
pengaruh dari luar
-
8
diri yang membantu seseorng dalam mengambil keputusan seperti
pengaruh
sosial, demografi dan budaya dari seseorang tersebut.
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan acuan bagi BMT dalam
menentukan
sikap bagaimana dalam menjalani program. Faktor internal dapat
melihat
sikap,motivasi dan persepsi pengusaha pada BMT dan bagaimana dia
mau
mengembangkan usahanya. Faktor eksternal dapat dilihat apakah
lingkungan
sekitar pengusaha mendukung dalam perkembangan usahanya.
Dengan
mengetahui hal tersebut progam BMT untuk menumbuhkan minat usaha
pada
masyarakat sekitar dapat terbantu.
Informasi tersebut dapat di peroleh dari nasabah yang sudah
bergabung dan
mengambil pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Alasan pengusaha yang
menjadi
nasabah BMT Al-Muqrin merupakan agar bisa mengakses pembiayaan
untuk
mengambangkan usahanya. Pengusah dalam menentukan pengambilan
keputusan
pembiayaan pasti ada yang mempengaaruhinya baik dari dalam diri
sendiri
ataupun dari luar dirinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah faktor internal mempengaruhi pengusaha dalam
pengambil
keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin?
2. Apakah faktor eksternal mempengaruhi pengusaha dalam
pengambil
keputusan pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin?
3. Apakah faktor internal dan faktor ekternal secara bersamaan
mempengaruhi
pengusaha dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada
BMT
Al-Muqrin?
-
9
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis pengaruh faktor internal terhadap keputusan
pengusaha
agribisnis dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada
BMT
Al-Muqrin.
2. Menganalisis pengaruh faktor eksternal terhadap keputusan
pengusaha
agribisnis dalam pengambil keputusan pembiayaan mudarabah pada
BMT
Al-Muqrin.
3. Menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
secara berama-
sama terhadap keputusan pengusaha agribisnis dalam pengambil
keputusan
pembiayaan mudarabah pada BMT Al-Muqrin.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat berguna
baik secara
teoritis, praktisi dan akademis.
1. Bagi penulis sebagai slah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana
pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dna
Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata.
2. Memberikan masukan bagi BMT Al-Muqrin demi perkembangannya
di
masa mendatang.
3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
-
10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BMT Al-Muqrin, yaitu meneliti
faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan dalam mengambil pembiaayaan pada BMT
Al-
Muqrin. Penelitian ini di fokuskan untuk pengusaha agribisnis
yang mengambil
pembiayaan mudaraabah pada BMT Al-Muqrin.
-
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Keputusan Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
dua
pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak
lainnya menjadi pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai
dengan
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Aplikasi dalam BMT
untuk
mudharabah dari sisi pembiayaan adalah :
a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan
jasa.
b. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), dimana sumber
dana
khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat
yang
ditetapkan oleh shahibul maal.
Pembiayaan ini yang dirasa sanggat tepat bagi para pelaku
bisnis
karena para pelaku bisnis bisa mendapatkan tambahan modal untuk
usahanya.
BMT al-Muqrin sedang dalam gencar-gencarnya meningkatkan
produk
tersebut untuk di salurkan kepada masyarat untuk menumbuhkan
minat usaha
di lingkungan masyrakat.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) proses keputusan
pembelian
adalah suatu tahapan keputusan seseorang dimana dia memilih
salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada. Menurut Peter dan Olson
(1999). Prosrs
keputusan pembelian adalah tahapan pengintegrasian yang
-
12
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Menurut Kotler
dan Armstrong
(2001) proses keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan
individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang
yang ditawarkan. Menurut Engel et. Al (2000) proses keputusan
pembelian
adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna
menjatuhkan
pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan
pembelian.
Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan
membeli dan
peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk,
cukup
mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
Ada puntahapan pengambilan keputusan Menurut Kotler dan
Amstrong (2001) tahap pengambilan keputusan ada lima, yaitu
:
1. Pengenalan kebutuhan
Tahap pertama proses keputusan pembelian, yaitu ketika
konsumen
mengenali adanya masalah atau kebutuhan dimana pembeli
merasakan
perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
Kebutuhan
dapat dipicu oleh rasanga internal, rangsangan internal adalah
kebutuhan
normal seseorang yang muncul ketingkat yang cukup tinggi untuk
menjadi
dorongan.
Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal, yaitu
pada
tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk mengetahui
kebutuhan atau
masalah apa yang muncul, apa yang menarik mereka, dan bagaimana
hal
menarik itu membawa konsumen pada produk tertentu.
-
13
2. Pencarian informasi
Tahap dari proses keputusan pembelian, yang merangsang
konsumen
untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya
meningkatkan perhatian atau semakin aktif mencari informasi.
Konsumen
dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, yaitu:
a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b) Sumber komersial : periklanan atau pameran.
c) Sumber publik : media massa.
d) Sumber eksperimental : pengujian atau penggunaan produk.
Konsumen dengan kelas ekonomi menengah ke atas cenderung
memerlukan pencarian informasi yang lebih banyak sebelum
pembelian
dilakukan (Sutisna, 1997).
3. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu ketika konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam
peringkat
pilihan. Dengan bantuan informasi-informasi yang tersedia maka
akan
memudahkan konsumen untuk melakukan pengamatan alternatif
yang
dikumpulkan melalui berbagai informasi. Dengan demikian,
konsumen sudah
mempunyai fungsi utility untuk setiap sifat-sifat produk yang
sangat
bervariasi dengan berbagai tingkat dari sifat-sifat produk.
Pemasar harus
mengetahui mengenai evaluasi alternatif, artinya bagaimana
konsumen
mengolah informasi sampai pada pemilihan merek.
Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi
konsumen,
yaitu :
-
14
a) Menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai
kumpulan atibut produk.
b) Konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda
terhadap
atribut yang berbeda pula, menurut kebutuhan dan keinginan
masing-
masing.
c) Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan
keyakinan
merek mengenai dimana posisi setiap merek tertentu yang
dikenal
sebagai citra merek.
d) Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada
tingkat
atribut yang berbeda.
e) Konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat
beberapa
prosedur evaluasi.
4. Keputusan membeli
Tahap dari proses keputusan pembelian, yaitu ketika konsumen
benar-
benar membeli produk. Setelah mencari dan mengevaluasi
alternatif-alternatif
yang ada maka konsumen harus memutuskan akan membeli atau
tidak
membeli produk tertentu. Bila keputusan yang diambil adalah
membeli maka
konsumen harus mengambil keputusan mengenai merek, harga,
penjual,
keasliannya, waktu pembelian, dan cara pembayarannya. Dalam
tahap
evaluasi konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat
untuk
membeli. Menurut Hahn (2002) terdapat tiga aktivitas yang
berlangsung
dalam proses keputusan pembelian, yaitu :
a) Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian
-
15
b) Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian
c) Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa
membeli produk pesaing
d) Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli
merek
yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk
membeli dan keputusan untuk membeli.
5. Evaluasi pasca membeli
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada
rasa puas
atau tidak puas, hal ini akan mempengaruhi tindakan pasca
pembelian. Tugas
pemasar tidak berhenti pada saat telah terjadi penjualan,
melainkan terus
berlanjut sampai periode setelah pembelian.
Penentu seorang konsumen merasa puas atau tidak puas terletak
pada
hubungan antara harapan konsumen dengan hasil yang telah
dirasakan
terhadap suatu produk. Jika produk tidak sesuai dengan
harapannya maka
konsumen tidak merasakan kepuasan. Maka yang perlu diperhatikan
oleh
pemasar agar mereka membuat pernyataan mengenai produknya dengan
jujur
sesuai prestasi produk agar konsumen memperoleh kepuasan.
Sebuah keputusan tidak mungkin dapat dibentuk begitu saja.
Harus
ada tahapan tahapan yang mendahului dalam proses pembuatan
keputusan
tersebut agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.
Menurut Effendy (2003), AIDDA adalah akronim dari kata- kata
Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat),
Decision (keputusan),
-
16
Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen
tersebut
adalah:
a. Perhatian (Attention) : Keinginan seseorang untuk mencari
dan
melihat sesuatu
b. Ketertarikan (Interest) : Perasaan ingin mengetahui lebih
dalam
tentang sesuatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi
konsumen
c. Keinginan (Desire) : kemauan yang timbul dari hati tentang
sesuatu
yang menarik perhatian
d. Keputusan (Decision) : Kepercayaan untuk melakukan suatu
hal.
e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan untuk merealisasikan
keyakinan
dan ketertarikan terhadap sesuatu.
2.1.2 Usaha Agribisnis
Downey dan Erickson (1988) agribisnis merupakan sektor
perekonomian
yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi pengusaha
tani, dan
memasarkan, meproses, serta mendistribusikan produk usaha tani
kepada pemakai
akhir.
Menurut Arysad, dkk. (1985) dalam Firdaus (2009) yang
dimaksud
agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam
arti luas adalah
kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan
usaha yang
ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa
agribisnis merupakan usaha yang bergerak di bidang pertanian dan
mencakup
-
17
semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian
sampai dengan
tata niaga produk pertanian yang dihasilkan yang dinamakan
sistem agribisnis.
Usaha agribisnis merupakan salah satu sektor usaha yang
berkembang di
masyarakat karena sektor agribisnis mencangkup sektor pangan.
Pada BMT
sebagian nasabah merupakan pelaku usaha dan di BMT Al-Muqrin
memiliki
nasabah yang bergerak pada bidang usaha agribisnis damana para
pelaku usaha
agribisnis sangat membutuhkan bantuan modal. Produk pembiayaan
dari BMT
meruakan salah satu solusi permodalan bagi pengusaha pada sektor
agribisnis.
2.1.3 Faktor Internal
Masalah pengambilan keputusan terletak dari pengaturan
tentang
bagaimana tujuan yang hendak kita capai itu terwujud, dengan
melalui dukungan
informasi, data yang terolah secara akurat. Pengambilan
keputusan menandakan
kondisi dimana terdapat tujuan (visi dan misi) yang hendak
dicapai, tindakan
manusia untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan,
ketidakpastian, dan
resiko, serta terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tindakan
pelaku lainnya,
seperti konjungsi kegiatan ekonomi. Faktor tujuan dan tindakan
serta kelangkaan
dapat dimasukkan dalam faktor-faktor internal dari pengambilan
keputusan.
Sedangkan faktor lainnya dikategorikan sebagai faktor internal
yang berasal dari
lingkungan (Dermawan, 2013).
Faktor individual (internal)
a. Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan
menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran
dunia
yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya
tergantung
pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan
terhadap
-
18
bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita
(Kotler dan
Keller, 2008). Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih,
mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk
sebuah
gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk
berbagai
macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama. Kotler,
Bowen,
Makens (2003).
b. Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh, intensitas,
dukungan dan
kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Pencarian informasi
dan
evaluasi yang luas atas berbagai kemungkinan akan
menghasilkan
pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang
dipertimbangkan.
c. Kepribadian diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap
stimulus
lingkungan. Kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana
seseorang mengonsumsi suatu produk (Kotler dan Keller,
2008).
d. Motivasi adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang
membuat
konsumen bertindak. Indikator motivasi terdiri atas intrinsik
(dari dalam)
didefinisikan sebagai tenaga pendorong konsumen yang berasal
dari diri
konsumen. Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan
seseorang
untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori
Maslow,
seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu
waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang
paling
mendesak sampai paling tidak mendesak. Ketika kebutuhan yang
paling
mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti
menjadi
-
19
motivator, dan orang tersebut kemudian mencoba untuk
memuaskan
kebutuhan paling penting berikutnya. Kotler, Bowen dan Makens
(2003).
2.1.4 Faktor Eksternal
Masalah pengambilan keputusan terletak dari pengaturan
tentang
bagaimana tujuan yang hendak kita capai itu terwujud, dengan
melalui dukungan
informasi, data yang terolah secara akurat. Pengambilan
keputusan menandakan
kondisi dimana terdapat tujuan (visi dan misi) yang hendak
dicapai, tindakan
manusia untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan,
ketidakpastian, dan
resiko, serta terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tindakan
pelaku lainnya,
seperti konjungsi kegiatan ekonomi. Faktor tujuan dan tindakan
serta kelangkaan
dapat dimasukkan dalam faktor-faktor internal dari pengambilan
keputusan.
Sedangkan faktor lainnya dikategorikan sebagai faktor eksternal
yang berasal dari
lingkungan (Dermawan, 2013). Faktor eksternal meliputi:
b. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku
seseorang.
Melalui keluarga dan institusi utama lainnya, setiap budaya
terdiri dari
beberapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi
dan
sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya
meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Budaya
adalah
keseluruhan kepercay. Penentu paling dasar dari keinginan dan
perilaku
seseorang. Culture, terdiri dari nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan
perilaku yang dipelajari seseorang secara terus- menerus dalam
sebuah
lingkungan. Kotler, Bowen dan Makens, (2003).
-
20
c. Sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari
individu-
individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
Status sosial
menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat dan
perilaku.
Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja
misalnya
pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan,
kekayaan,
dan lainnya. Kotler dan Amstrong (2006).
d. Demografi, karakteristik demografi seperti usia, pendapatan
dan
pendidikan juga membedakan bagaimana seseorang terlibat
dalam
pengambilan keputusan konsumen.Sekelompok orang yang berbagi
sistem
nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan,
seperti
kebangsaan, agama, dan daerah. Kotler dan Amstrong (2006).
2.1.5 Baitul Mal wa Tamwil (BMT)
Baitul Mal wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi atau
keuangan
syariah non bank yang sifatnya informal karena lembaga ini
didirikan oleh
kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang
berupaya
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem
bagi hasil
untuk meningkatkan kualitas ekonomi kecil bahwa dan kecil dalam
upaya
pengentasan kemiskinan (Rahmawati 2013). Sedangkan Sudarsono
(2007)
mendefinisikan BMT merupakan lembaga ekonomi atau lembaga
keuangan
syariah nonperbankan yang sifatnya informal. disebut bersifat
informal karena
lembaga keuangan ini didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat
yang berbeda
dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal
lainnya.
Keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu
:
-
21
a. Bait al maal sebagai lembaga yang mengarah pada
usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, seperti zakat,
infaq, dan
sadaqoh. serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang
bergerak
dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya
bank.
b. Bait at-tamwil sebagai lembaga yang mengarah pada usaha
pengumpulan
dan penyaluran dana komersial. Dalam arti lain BMT juga
berfungsi
sebagai lembaga ekonomi dan bertugas menghimpun dana dari
masyarakat
(anggota BMT) yang mempercayakan dananya disimpan di BMT dan
menyalurkanya dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang
diberikan
pinjamaman oleh BMT.
Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha
makro dan
kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan
kegiatan
ekonominya. Sedangkan kegiatan bait al-mal menerima titipan dari
dana zakat,
infaq, dan shodaqah dan menjalankannya sesuai dengan peraturan
dan amanah
yang dititipkan. Berdasarkan dua pengertiaan diatas BMT dapat
disimpulkan
sebagai lembaga keuangan mikro yang didirikan untuk membiayai
dan membantu
perkembangan usaha mikro berdasarkan prinsip syariah. Salah satu
usaha mikro
yang dapat dibantu oleh BMT adalah usaha pada sektor agribisnis,
dimana usaha
agribisnis dalam mengembangkan usaha salah satunya dengan
menambah modal
usaha.
-
22
2.2 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan
Tahun
Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Skripsi Chitra
Dwiratih Aviza
(2014)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi mitra
dalam memilih
menggunakan produk
pembiayaan murabahah
di BMT Berkah Madani
Cimanggis Depok.
Mitra (X),
produk
pembiayaan
murabahah (Y)
Terdapat faktor- factor
yang mempengaruhi
keputusan mitra
dengan indikator
teman, pengaruh
keluarga, faktor
produk,faktor
kebutuhan dan
faktor pelayanan.
2 Skripsi Dian Friantoro(2011)
Pengaruh faktor budaya, sosial,dan pribadi terhadap keputusan
anggota dalam mengambil kreditpada KP-RI bina mandiri kabupaten
pandglang
Budaya, sosial, dan pribadi (X),produk pembiayaan gadai emas
syariah (Y)
Tidak terdapat pengaruh positif terhadap budaya dalam
pengambilan keputusan, dan ada nya pengaruh positif pada faktor
sisial dalmpengambilan keputusan.
3 Skripsi Ida Liza (2017)
Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan
nasabah dalam memilih
produk pembiayaan
musyarakah (studi kasus
BMT syariah makmur
suka bimi indah bandar
lampung)
,
Faktor internal,
faktor ekternal (X)
Dan pembiayaan
musyarakah (Y)
Bahwah Faktor internal
mempengaruhi serta
faktor ekternal tidak
mempengaruhi
sedangkan faktor internal
dan ekternal secara
bersama-sama
mempengaruhi
pengambilan
pembiayaan musyarakah Sumber: diolah penulis (2019)
-
23
2.3 Kerangka Pemikiran
2.4
Gambar 3.1
Kerangka berfikir
Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh pelaku usaha kecil
adalah
kuranganya modal. Modal sangat di perlukan untuk mengembangkan
usaha yang
dijalaninya. Hal tersebut juga berlaku untung pengusaha
agribisnis, dimana untuk
mengembangkan usahanya pengusaha perlu modal yang cukup besar.
BMT Al-
Muqrin disini berperan sebagai penyedia solusi pengusaha yang
membutuhkan
modal tambahan dengan menawarkan pembiayaan mudaraabah,
dimana
pembiayaan tersebut memnag dikhususkan untuk membatu maslah
permodalan
bagi suatu usaha.
Nasabah
(UMKM) BMT Al-Muqrin
Butuh
tambahan
Modal
Produk
Pembiayaan
Mudharabaah
Pengambilan
Keputusan
Pembiayaan
Faktor Internal
-persepsi
-sikap
-kepribadian
-Motifasi
Faktor Ekternal
-Budaya
-Sosisal
-Demografis
Regresi Linier
Berganda
-
24
Pengusaha agribisnis diharapkan dapat meningkatkan usahanya
setelah
melakukan pembiayaan mudaraabah. Dalam mengambil keputusan
pembiayaan
mudaraabah pengusaha agribisnis pastinya memiliki beberapa
pertimbangan yang
didorong oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor
eksternal.
2.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran dapat di rumuskan suatu hipotesis
dari
penelitian ini yaitu
1. Pengaruh faktor internal tehadap pengambilan keputusan
pembiayaan
mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
Ho : Faktor Internal tidak berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
Ha : Faktor Internal berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan
Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
2. Pengaruh faktor eksternal terhadap pengambilan keputusan
Pembiayaan
mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
Ho : Faktor Eksternal tidak berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
Ha : Faktor Eksternal berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan
Pembiayaan mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
3. Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan
mudharaabah pada
BMT Al-Muqrin.
-
25
Ho : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara bersama-sama
tidak
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan
mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
Ha : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara
bersama-sama
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Pembiayaan
mudharaabah pada BMT Al-Muqrin.
-
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di BMT Al-Muqrin yang tepatnya berada di
JL.Talas
V RT. 002 RW 009 Kel. Pondok Cabe Ilir, Kec. Pamulang, Tangerang
Selatan,
Banten. Dan waktu penelitian dilakukan pada bulan April –
November 2019.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan
sekunder baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data
primer untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengusaha
agribisnis
dalam mengambil pembiayaan pada BMT Al-Muqrin Tangerang Selatan
Muqrin
.Sedangkan data sekunder untuk melengkapi data primer dalam
penulisan skripsi
ini.
Sumber data dari penelitian ini berasal dari data responden
yaitu anggota
BMT Al-Muqrin yang mempunyai usaha pada sektor agribisnis. Data
primer
diperoleh menggunakan data kuesioner kepada para anggota
responden,
sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Rapat Anggota
Tahunan (RAT)
dan BMT Al-Muqrin, Departemen Koperasi dan UMKM, dan data-data
lain yang
didapat dari situs lembaga-lembaga tersebut. Adapun sumber
rujukan seperti
Skripsi, Tesis, maupun buku-buku penunjang yang didapat dari
Perpustakaan
serta literatur pendukung lainnya.
-
27
3.3 Populasi dan Sampel
Pengambilan Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling
dimana
pengambilan sampel dilakukan secara sengaja kepada anggota BMT
Al-muqrin.
Dengan metode ini artinya anggota pembiayaan BMT Al-Muqrin yang
dijadikan
sampel hanya anggota yang telah ditentukan yang menjadi sampel
dalam
penelitian ini, yaitu yang termasuk dalam pembiayaan usaha
agribisnis. Jumlah
anggota sebagai respon yang diamati sebanyak 50 orang untuk
memudahkan
dalam analisis dengan regresi .
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Pembiayaan
BMT Al-
Al-Muqrin.Sedangkan Sampel yang diambil, berasal dari anggota
pembiayaan
UMKM BMT al-Mukrin pada usaha agribisnis. Diklasifikasikan ke
dalam usaha
jasa dan non jasa karena untuk memudahkan analisis permodelan
dan penyetaraan
akad dalam transaksi.Jumlah keseluruhan anggota pembiayaan UMKM
pada
BMT Al-Muqrin mencapai 197 orang dengan karakteristik pembiayaan
yang
berbeda-beda (jumlah pembiayaan dari Rp 1.000.000 – Rp
50.000.000).Oleh
karena itu, metode yang paling memungkinkan adalah dengan metode
purposive
sampling, artinya prosedur yang dila kukan dalam memilih sampel
berdasarkan
pertimbangannya tentang beberapa karakteristik yang berkaitan
dengan anggota
sampel yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian (Juanda,
2007).
Pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Responden adalah anggota BMT Al-Muqrin yang telah
diberikan
pembiayaan mudharaabah minimal 1 kali.
-
28
2. Pengambilan sampel berdasarkan data yang direkomendasikan
oleh
pimpinan BMT Al-Muqrin mengenai anggota yang dapat
diwawancarai
baik berupa nomor telepon dan alamat anggota.
3. Anggota yang diambil datanya adalah anggota yang
melakukan
pembiayaan mudharaabah pada usaha agribisnis dengan jumlah
pembiayaan antara Rp 1.000.000 – Rp 50.000.000.
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan analisis kualitatif dan
analisis
kuantitatif. Piranti lunak (software) yang digunakan pada
penulisan dan
pengolahan data ini adalah dengan menggunakan Microsoft Word
2010, Microsoft
Excel 2010, SPSS 20.
3.4.1 Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur persepsi atau perilaku
seseorang.Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang
dinginkan oleh peneliti
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden.
Kemudian
responden memberi pilihan respon atau jawaban dalam bentuk skala
ukur yang
telah disediakan, yakni:sangat setuju (5), setuju (4), cukup
setuju (3), tidak setuju
(2) dan sangat tidak setuju (1) (Nazir, 2003).
3.4.2 Uji Validitas
Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak
diukur artinya
alat ukur yang digunakan dalam pengukuran untuk mengukur apa
yang hendak
diukur. Jadi, validitas adalah seberapa jauh dapat mengukur
subjek yang ingin
diukur (Hasan dan Misbahuddin, 2013). Uji Validitas adalah
prosedur untuk
memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur
variabel
-
29
penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila
dapat
mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur (variabel
penelitian).
Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang menunjukkan
kevalidan atau
kecocokan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.
Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara
nilai
korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r
tabel.Pengujian
validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software
SPSS (Statistical Package for the Social Science) 17.0 for
windows.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah
sebagai
berikut:
a) Jika r hitung > r tabel maka pernyataan dinyatakan
valid.
b) Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak
valid.
3.4.3 Uji Reabilitas
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010), reliabilitas menyangkut
ketepatan
alat ukur.Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas tinggi
atau dapat dipercaya
jika alat ukur mantap.Dalam pengertian, alat ukur tersebut
stabil, dapat diandalkan
(dependability) dan dapat diramalkan
(predictability).Reliabilitas artinya memiliki
sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki
reliabilitas apabila
digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau lain yang
memberikan hasil
yang sama (Hasan dan Misbahuddin 2013). Jadi, reliabilitas
adalah seberapa jauh
konsistensi alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dalam
mengukur hal dan
subjek yang sama.
Menurut Siregar (2013), uji reliabilitas dilakukan dengan uji
Cronbach
Alpha dengan perhitungan sebagai berikut:
-
30
r11 = [
] [
]
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
α = Koefisien reliabilitas instrument
k = Jumlah butir pernyataan
σ_b^2 = Jumlah varian butir
σ_t^2 = Varian total
Jika nilai alpha > 0,6 artinya reliabilitas mencukupi
(sufficient reliability)
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item
reliabel dan seluruh
tes secara konsisten secara internal karena memiliki
reliabilitas yang kuat.
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan uji yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi
data yang dipergunakan dalam penelitian. Uji Asumsi klasik
dilakukan agar
diperoleh model atau hasil analisis yang tepat. Model analisis
regresi penelitian ini
mensyaratkan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas,
multikolinieritas,
heteroskedasitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik terdiri
dari uji normalitas,
multikolinieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yaitu menguji data variabel bebas (X) dan data
variabel
terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.
Berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik
jika mempunyai data
variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau
normal sama sekali (Sunyoto, 2011).
-
31
b. Uji Multikolinieritas
Sunyoto (2011) menyatakan bahwa uji asumsi klasik ini diterapkan
untuk
analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih
variabel
bebas/independent variabel (x1, x2, x3, x4,…,xn), dimana akan
diukur tingkat
asosiasi (keeratan) hubungan antara variabel bebas tersebut
melalui besaran
koefisien (r). Dikatakan terjadi moltikolinearitas, jika
koefisien korelasi antar
variabel bebas (x1 dan x2, x2 dan x3, x3 dan x4, dan seterusnya)
lebih besar dari
0,60 (pendapat lain 0,50 dan 0,90). Dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas jika
koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama
dengan 0,60 (r ≤
0,60). Menurut Qudratullah (2013) variabel bebas mengalami
multikolinearitas
jika nilai tolerance (α) > 0,1 atau VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinearitas antarvariabel independen dalam model
regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama
atau
tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lain.
Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi
heteroskedastisitas.
Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi
heteroskedastisitas (Sunyoto ,2011).
3.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sarwono (2013), analisis regresi linear berganda adalah
suatu
analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti
pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel tergantung
dengan skala
pengukuran yang bersifat metrik baik untuk variabel bebas maupun
variabel
terikat. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
-
32
besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.Regresi linear
berganda adalah regresi linear dimana variabel terikatnya
(variabel Y)
dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (variabel X)
(Hasan dan
Misbahuddin 2013). Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda
yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
a= konstanta
b=koefisien
Y =pengambilan pembiayaan mudarabah
X1= faktor internal
X2= faktor ekternal
Regresi linear berganda dalam penelitian ini yaitu regresi
linear berganda
dengan tiga variabel. Regresi linear berganda tiga variabel
adalah regresi linear
berganda yang menghubungkan anatar satu variabel terikat (Y)
dengan dua
variabel bebas (X).
3.4.6 Uji Hipotesa
Menurut Riduwan dalam (2013) proses pengujian hipotesis untuk
setiap
hipotesis penelitian yang diajukan, semuanya didasarkan pada
upaya untuk
menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dengan
uji t, uji F, dan nilai koefisien determinasi.
a. Uji Statistik t
-
33
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
secara
parsial berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel
terikat.Derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 0,1 (Firdaus, 2004).
Kriteria uji yang diajukan:
Jika t hitung > t tabel pada α= 10% maka H0 ditolak dan H1
diterima.
Jika t hitung < t tabel pada α= 10%maka H0 diterima dan H1
ditolak.
a. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel
bebas
terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh
secara simultan
terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk
dalam kriteria
cocok atau fit. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,1
(Firdaus, 2004).
Kriteria uji yang diajukan :
Jika F hitung < F tabel pada α= 10% maka H0 diterima dan H1
ditolak
Jika F hitung > F tabel pada α= 5% maka H0 ditolak dan H1
diterima
b. Uji koefisien determinasi (R²)
Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.Nilai R²
yang semakin
mendekati 1, berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen.
-
34
3.5 Definisi Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator Pertanyaan Skala Faktor Internal
(X1)
(Philip Kotrler dan
Kevin Lane
Keller,2008)
persepsi adalah proses dimana kita
memilih,mengatur, dan menerjemahkan
informasi untuk menciptakan gambaran
duniayang berarti
kebutuhan
Saya menggunakan jasa pembiayaan pada BMT Al-
Muqrin karena adanya persepsi atas iklan produk layanan
pembiayaan yang terdapat di brosur.
Likert
jenis produk
Saya memilih jasa pembiayaan mudharabah karena jenis
produk pembiayaan sangat bermanfaat dan lebih lebih
menguntungkan dibanding produk pembiayaan lainnya.
Likert
sikap adalah pencarian informasi dan
evaluasi yang luas atas berbagai
kemungkinan terhadap alternatif-
alternatif yang di pertimbangkan
Kepuasan
Saya merasa puas menggunakan jasa pembiayaan
mudharabah pada BMT Al-Muqrin karena pelayanan
petugas BMT Al-Muqrin sangat baik.
Likert
Kemudahan Saya menggunakan jasa pembiayaan pada BMT Al-
Muqrin karena BMT Al-Muqrin memberikan pelayanan
dengan cepat.
Likert
Motivasi adalah tenaga pendorong dalam
diri individu yang membuat konsumen
bertindak
dorongan
kebutuhan
Saya menggunakan jasa pembiayaan mudharabah pada
BMT Al-Muqrin karena adanya dorongan kebutuhan
modal untuk menjalankan usaha.
Likert
kepribadian adalah kepribadian
seseorang akan menentukan bagai mana
seseorang mengonsumsi atau
menggunakan suatu produk
Pekerjaan
Saya mengajukan pembiyaan pada BMT Al-Muqrin
karena sesuai dengan pekerjaan saya Likert
Keadaan
Ekonomi
Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT
Al- Muqrin karena sesuai dengan keadaan ekonomi saya. Likert
Kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi alasan saya
mengajukan pembiyaan pada BMT Al-Muqrin. Likert
Faktor eksternal
(X2) (Philip
Kotrler dan Kevin
Lane Keller,2008)
Demografi adalah bagaimana
seseorang terlibat dalam
pengambilan keputusan
konsumen
Usia
Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT
Al-Muqrin karena sesuai dengan usia dan tahap siklus
hidup saya.
Likert
minat
masyarakat
Saya mengajukan pembiayaan mudharabah pada BMT
Al-Muqrin karena dipengaruhi oleh minat masyarakat
sekitar
Likert
Pendapatan
Saya memilih pembiayaan mudharabah pada BMT Al-
Muqrin karena beban angsuran sesuai dengan kemampuan
saya.
Likert
-
35
Budaya adalah determina atas prilaku
seseorang Kebiasaan
Saya sudah terbiasa menggunakan jasa pembiayaan
mudharabah pada BMT Al-Muqrin untuk memenuhi
kebutuhan.
Likert
Faktor eksternal
(X2) (Philip
Kotrler dan Kevin
Lane Keller,2008)
Sosial adalah status sosial yang
mengahasilkan bentuk-bentuk prilaku
konsumen yang berbeda
pengaruh
reklan kerja
Saya mengajukan pembiayan pada BMT Al-Muqrin
karena dipengaruhi oleh rekan kerja Likert
pengaruh
keuarga
Saya mengajukan pembiayan pada BMT Al-Muqrin
karena dipengaruhi oleh keluarga Likert
Keputusan
Anggota
(Y)(sumber Jurnal
Fitrohhana
Shofian)
Attention keinginan seseornag untuk
mencari dan melihat sesuatu Perhatian
Saya tertarik saat pertama kali melihat dan mendengar
produk pembiayaan mudharabah pada BMT Al-Muqrin. Likert
Interest perasaan ingin mengetahui
lebihdalam tentang suatu hal yang
menimbulkan daya tarik bagi konsumen minat
Saya tertarik untuk mencari informasi lebih jauh tentang
keunggulan BMT-Al-Muqrin dibandingkan BMT lainnya
dari segi prosuk dan lain sebagainya.
Likert
Desire kemauan yng timbul dari hati
tentang sesuatu yang menarik perhatian Keinginan
Saya ingin menggunakan jasa pembiyaan mudharabah
pada BMT Al-Muqrin. Likert
Decision kepercayaan untuk melakukan
suatu hal Keputusan
Saya menggunakan jasa pembiayaan mudharabah di BMT
Al-Muqrin karena menggunakan prinsip bagi hasil yang
sesuai dengan prinsip syariah.
Likert
Actionsebuah kegiatan untuk
merealisasikan keyakinan dan
ketertarikan terhadap sesuatu Tindakan
Saya menjadi nasabah tetap jasa pembiayaan
mudharabah pada BMT Al-Muqrin. Likert
Sumber: Ida Liza (2017)
-
36
BAB IV
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1 Sejarah Singkat BMT Al-Muqrin
Bermula dari keprihatin keluarga H. Ali Rasyid atas perilaku
masyarakat yang
cenderung kurang memperhatikan kaidah-kaidah syariah islam
dibidang muamalat
padahal mereka adalah masyarakat muslim, apalagi mereka sudah
mulai terlanda
praktik-praktik yan mengaruh pada ekonomi riba yang dilarang
secara tegas oleh
agama.
Dengan melihat kondisi begitu mudahnya mendapatkan uang
pinjaman
melalui bank keliling sehingga membuat masyarakat tertarik dan
akhirnya banyak
yang telilit hutang. Namun sayangnya utang tersebut tidak
kunjung selesai karena
mereka tidak mampu mengembalikan sejumlah uang yang telah
dipinjam dan
ditambah lagi pinjaman tersebut bertambah karena bunga yang
tinggi. Hal itu
membuat kehidupan masyarakat malah semakin susah.
Dengan keadaan seperti mambuat H. Ali Rusyadi menentukan gagasan
untuk
mendirikan usaha yang mengarah pada pendirian lembaga keuangan
yang berbasis
syariah yaitu BMT yang dapat mengangkat dan menolong masyarakat.
Pada tahun
2012 usaha tersebut mulai dijalankan dengan nama BMT Al-Muqrin
dengan jumlah
anggota yang baru 12 orang. Pemilihan nama tersebut diambil dari
nama masjid yang
ada di daerah itu yaitu masjid Al-Muqrin Darul Mutaqin. BMT
Al-Muqrin secara
resmi beroperasi tahun 2013. Dengan lehalitas usaha yaitu,
dengan badan hukumnya
-
37
yaitu 518/99/BH/Dis.KUKM, izin usaha yaitu:
518/28/SIUSP/Dis.KUKM/VI/2013.
Legalitas lainnya adalah NPWP: 31.740.177.6-411.00 dan Skdu
yaitu: 5531.3/01-
Kel.PCI/2013.
4.2 Visi Dan Misi BMT Al-Muqrin
Visi BMT Al-Muqrin adalah membangun dan mengembangkan
ekonomi
umat dengan konsep dasar atau landasan sesuai syariah islam. Dan
menanamkan
pemahaman bahwa konsep syariah adalah konsep yang mudah, murah,
dan maslaha.
Misi BMT Al-Muqrin adalah menciptakan Wata’awun ‘Alal Borri Wat
Taqwa
yaitu tolong menolong lewat ekonomi umat. Dan memberantas
riba
4.3 Maksud dan Tujuan BMT Al-Muqrin
1. BMT Al-Muqrin bermaksud menggalang kerja sama untuk
membantu
kepentingan ekonomi anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
2. BMT Al-Muqrin bertujuan memajukan kesejahteraan anggota dan
masyarakat
serta ikut membangun perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan
masyarakat madani yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 serta
diridhoi
Allah SWT.
-
38
4.4 Struktur Organisasi BMT Al-Muqrin
Dewan Pengawas sekaligus pendiri:
1. Ketua : Hj. Ali Rusydi 2. Wakil : Hj. Nurjaja
Dewan Pengurus :
1. Ketua : Hj. Aminata Zuhriyah, S.H.I 2. Wakil ketua : Riyadini
S.E 3. Sekretaris : Oktaviani 4. Bendahara : Marlina
4.5 Ruang Lingkup Usaha
Dalam menjalankan kegiatannya BMT Al-Muqrin mempunyai
beberapa
produk, produk-produk yang tersedia digunakan untuk membantu
masyarakat dengan
tujuan mesejetarkan masyarakat Adapun produk-produk tersebut
adalah:
1. Kepemilikan modal
Merupakan cara bagi masyarakat untuk ikut memiliki BMT dengan
membeli
saham. Keuntungan yang didapat dari saham BMT adalah mendapat
SHU setiap
tahun. Selain itu menambah jumlah modal BMT yang secara langsung
menolong
anggota lainnya karena dana tersebut diberikan untuk
pengembangan usaha mereka.
Kepimilikan modal berupa:
a) Setoran pokok
b) Sertifikat modal koperasi
-
39
2. Produk Simpanan
Simpanan menggunakan akad Wadiah, lebih tepatnya akad Wadiah yad
adh-
dhamanah. BMT Al-Muqrin memanfaatkan uang tabungan anggota dan
menjamin
untuk mengembalikan uang tersebut secara utuh setiap saat kepada
anggota yang
ingin mengambil kembali uang tabungan tersebut. Tidak ada
keuntungan bagi hasil
kepada anggota tetapi BMT Al-Muqrin dapat memberikan bonus yang
langsung
ditempatkan ke rekening milik nasabah. Namun bonus tersebut
tidak diperjanjikan
diawal, dan tidak ditentukan di awal karena sifatya adalah bonus
sukerela.
3. Produk Pembiayaan
1) Pembiayaan Mudharabah
Yaitu pemberian berupa modal usaha dimana semua dana berasal
dari BMT Al-Muqrin.
2) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan dengan pola jual beli, dimana BMT sebagai penjual
atau penyedia barang, sedangkan nasabah sebagai pembeli dengan
cara
pembayaran diangsur atau dibayarkan tunai dalam jangka waktu
yang
telah disepakati. Harga jual dan lamanya pembayaran
berdasarkan
kesepakatan kedua pihak.
3) Pembiayaan Qardh
Yaitu pembiayaan yang di khususkan untuk kum dhuafa atau
orang
yang sangat membutuhkan.
-
40
4) Titip Gadai/Rahn
Yaitu pembiayaan dengan jaminan barang bergerak ataupun
surat
berharga yang dititipkan di BMT. BMT menerapkan system
keuntungan
atau biaya pembeliharaan penyimpanan barang tersebut
berdasarkan
kesepakatan bersama.
4.6 Karakteristik Nasabah BMT Al-Muqrin
Adapun karakteristik yang ada pada nasabah di BMT Al-Muqrin
yang
peneliti kelompokan menjadi, jenis kelamin,jenis usaha
pendapatan, lama menjadi
nasabah di BMT Al-Muqrin, frekuensi pengambilan pembiayaan,
sumber informasi
produk pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
a. Jenis kelamin
Gambar 4.1
Jenis Kelamin
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
nasabah dari
BMT Al-mukrin yang mengambil pembiayaan mudarabah merupakan
perempuan
jenis
kelamin
laki-laki
38%
jenis
kelamin
perempuan
62%
-
41
sebanyak 31 orang sedangakan nasabah laki-laki sebanyak 19
orang. Hal tersebut
tergambar dari budaya lingkungan sekitar pada BMT Al-Muqrin
dimana sebagian
besar kaum perempuan mendirikann usaha-usaha kecil untuk
membantu
perekonomian keluarga, sedangkan kaum lelaki lebih banyak
bekerja pada
perusahan-perusahan atau temapat kerja lainnya.
b. Jenis Usaha
Gambar 4.2
jenis usaha nasabah BMT Al-Muqrin mayoritas adalah pedagang
yang
bergerak di bidang perdaganan sebesar 56% dan 30% merupakan
pengolah bahan
baku agribisnis serta 14%nya merupakan petani/peternak. Pada
bidang perdangan
responden mayoritas berdagang buah, sayur, daging dan juga
beras. Sedangan di
bidang pengolahan responden mayoritas mengolah makan ringan
seperti kripik
singkong, kripik ubi dan kue tradisonal. Pada jenis usaha
pertanian responden hanya
terbagi tuga yaitu petani sayur, perternak kambing, dan peternak
ungas.
jenis usaha
pertanian/p
erernakan
14%
jenis usaha
pengolahan
30%
jenis usaha
perdaganga
n
56%
-
42
c. Pendapatan
Gambar 4.3
Mayoritas pendapatan dari nasabah BMT Al-Muqrin berkisar pada
2-3jt
yaitu sebnyk 38% sera yang palng sedikit 6%nya berpendapatan di
bawah 2 jt.
Pendapatan terbesar merupakan dari jenis usaha perdagangan dan
pengolahan, serta
untuk usaha pertanian dan perternakan lebih sedikit dikarenakan
pertanian dan
perternakan memiliki periode yang lebih bnayak dalam mendapat
keuntungan.
d. Lama Menjadi Nasabah
Gambar 4.4
responden yang meminjam pembiayaan mudarabh di BMT Al-Muqrin
44%
atau 22 orang merupakan orang yang sudah menjadi anggota selama
2-3 tahun dan
pendapatan 20%
14%
26%
44%
16%
lama menjadi anggota
-
43
paling seidkit 14% atau 7 orang menjadi anggota kurang dari 1
tahun. Untuk
responden dengan waktu lama menjadi anggota 1-2 tahun sebnayak
26% atau 13
orang responden, sedangakan yang lebih dari 3 tahun sebanyak 16%
atau 8 orang
responden.
e. Frekuensi Pengambilan Pembiayaan
Gambar 4.5
Nasabah BMT Al-Muqrin sebnayak 40% atau 20 orang sudah
melakukan
pengambilan pembiayaan sebnyak 2 kali . Sedangkan 10 orang atau
20% mengambil
pembiayaan 3 kali ,serta 11 orang atau 22% melakukan pengambilan
pembiayaan
sebanyak 2 kali dan paling sedikit 18% atau 9 orang melakukan
lebih dari 3 kali hal
itu dikarenakan untuk melakukan pengambilan pembiayaan
memerlukan waktu
pengambalian yang tidak sebentar sehingga responden yang
mengambil lebih dari 3
kali lebih sedikit.
22%
40%
20%
18% frekuensi pengambilanpembiayaan 1x
frekuensi pengambilanpembiayaan 2x
frekuensi pengambilanpembiayaan 3x
frekuensi pengambilanpembiayaan >3x
-
44
f. Sumber Informasi Produk Pembiayaan
Gambar 4.6
Nasabah BMT Al-Muqrin mengetahui informasi melalui pehawai
BMT
sebanyak 62% atau sebanyak 31 orang. serta sumber infomasi
paling sedikit berasal
dari brosur sebnyak 12% atau 6 orang, sisanya 26% atau 13 orang
bersumber dari
anggota yang sudah lebih dulu menjadi nasabah. Hal tersebut
dikarenakan
masyarakat sekitar lebih mudah memahami penjelasan langsung
dibandingakan
membaca prosur iklan yang di buat oleh BMT Al-Muqrin.
62% 12%
26%
sumber informasikaryawan BMT
sumber informasibrosur
sumber informasinasabah
-
45
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Pada bab ini akan menunjukan hasil dari penelitian ini, yang
menjadi variabel
terikat (Y) adalah pengambilan keputusan pembiayaan mudharaabah,
sedangkan yang
menjadi variabel bebas (X) adalah faktor internal (X1), faktor
ekternal (X2).
Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 90%
sehingga batas
signifikasi adalah 0,1. Berdasarkan hasil dari analisis regresi
linier berganda dengan
menggunakan alat bantu SPSS 20.0, didapatkan model persamaan
regresi linier
berganda seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Hasil Regresi Pengaruh Faktor Internal dan Faktor
Ekternal
terhadap Pengambilan Keputusan Pembiayaan
Variabel Koefisien Thitung Fhitung Sig
Konstanta 4.798 5.829
6.362
0.000
Faktor Internal -0.519 -2.550 0.014
Faktor Ekternal 0.401 3.170 0.003
R2
= 0.213
Ttabel = 1.677
Ftabel = 2.420 (α= 0,1)
Sumber: Data Olah SPSS, 2019
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 5.1,
persamaan model
regresi untuk model fungsi pengambilan keputusan pembiayaan pada
BMT Al-
Muqrin dibentuk menjadi:
-
46
Y = 4.798 - 0.519 X1 + 0.401 X2 + e
Keterangan:`
Y = Pengambilan Keputusan Pembiayaan
X1 = Faktor Internal
X2 = Faktor Eksternal
e = error (10%)
Berdasarkan persamaan regresi pada tabel 5.1, dapat diketahui
bahwa terdapat
nilai konstanta sebesar 4,798. Artinya, jika kedua variabel yang
diteliti yaitu faktor
internal dan faktor eksternal sama dengan nol (0), maka
pengambilan keputusan
pembiayaan bernilai 4,798.
Pada penelitian ini didapatkan hasil Ttabel sebesar 1,667. Hasil
ini didapatkan dari
taraf signifikansi sebesar 0,1 dengan df = n-k = 50-3 = 47.
Selain itu juga didapatkan
Ftabel sebesar 2,420 yang didapat dengan df (1) = k-1 = 3-1 = 2
dan df(2) = n-k =
50-3 = 47, di mana:
df = derajat kebebasan
n = jumlah data
k = jumlah variabel (bebas dan terikat).
5.1.1 Hasil Uji Variabel Faktor Internal
Berdasarkan tabel 5.1, variabel faktor internal (X1) memiliki
koefisien senilai
-0.519 yang berarti faktor internal memiliki pengaruh negatif
terhadap pengambilan
keputusan pembiayaan. Jika terdapat peningkatan variabel faktor
internal maka akan
-
47
terjadi penurunan secara linier terhadap variabel pengambilan
keputusan
pembiayaan, jika variabelnya dianggap konstan. Artinya, apabila
masa faktor
internal bertambah sebesar 1 maka pengambila keputusan
pembiayaan pada BMT
al-Muqrin akan mengalami penurunan sebesar 0.519. Tingkat
signifikansi yang
diperoleh adalah sebesar 0.014, lebih kecil dari nilai α. Hal
ini berarti pengaruh
faktor internal terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada
BMT Al-Muqrin
signifikan. Nilai thitung -2.550 lebih besar dari t tabel 1.677,
maka H0 ditolak dan
H1 diterima, artinya faktor internal berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan
pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
5.1.2 Hasil Uji Variabel Faktor Ekternal
Berdasarkan tabel 5.1, variabel faktor ekternal (X2) memiliki
koefisien
senilai 0.401 yang berarti faktor ekternal memiliki pengaruh
positif terhadap
pengambilan keputusan pembiayaan. Jika terdapat peningkatan
positif variabel
faktor ekternal maka akan terjadi peningkatan positif pula
secara linier terhadap
variabel pengambilan keputusan pembiayaan, jika variabelnya
dianggap konstan.
Artinya apabila faktor ekternal bertambah sebesar 1 tingkat maka
pengambilan
keptusan pembiayaan akan mengalami peningkatan sebesar 0.401.
Tingkat
signifikansi yang diperoleh adalah sebesar 0.003, lebih kecil
dari nilai α. Hal ini
berarti pengaruh faktor ekternal terhadap pengambialn keputusan
pembiayaan pada
BMT Al-Muqrin signifikan. Nilai t hitung 3.170 lebih besar dari
t tabel 1.677, maka
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya faktor ekternal berpengaruh
terhadap
pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
-
48
5.1.3 Hasil Uji Variabel Faktor Internal dan Faktor Ekternal
Secara
Bersama-Sama
Uji F Hitung digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas
(Faktor internal dan ekternal) pada penelitian ini secara
bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikat yaitu pengambilan keputusan
pembiayaan pada
BMT Al-Muqrin. Uji ini membandingkan antara nilai F Hitung
dengan F Tabel.
Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa nilai F
hitung sebesar 6.362
lebih besar dari F tabel sebesar 2.420 maka H0 ditolak dan H1
diterima, artinya
faktor internal dan ekternal secara bersama-sama berpengaruh
terhadap pengambilan
keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin. Sementara berdasarkan
hasil
pengujian koefisien determinasi yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0.213.
5.2 Pembahasan
Analisis regresi berganda bertujuan untuk menganalisis
pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Melalui
analisis regresi
berganda dapat diketahui variabel-variabel bebas yang dapat
mempengaruhi
variabel terikat dan variabel bebas yang tidak mempengaruhi
variabel terikat.
Selain itu, hasil analsis regresi linier berganda juga dapat
menjelaskan seberapa
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda pada tabel 5.1,
nampak
bahwa dari dua variabel bebas, satu variabel mempunyai koefisien
regresi yang
bertanda positif dan hanya satu variabel yang koefisien
regresinya negatif.
-
49
5.2.1 Pengaruh Faktor Internal terhadap Pengambilan Keputusan
Pembiayaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal memiliki
pengaruh
terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
Faktor internal
memiliki nilai negatif terhadap pengambilan keputusan pembiayaan
di BMT Al-
Muqrin. Niali negatif ini menujukan pergerakan arah yang
mengartikan apabila nilai
faktor internal bertambah 1 tingkatan maka akan mengurangi hasil
pengambilan
keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
Dari hasil penelitian ini pengambilan keputusan pebiayaan
dipengaruhi oleh
faktor internal. Menurut pernyataan responden bahwa responden
menyatakan
kepuasannya terhadap pelayanan dan kecepatan BMT Al-Muqrin dalam
melayani
nasabah. Serta responden mengangap bahwa pekerjaannya yang
mendorong
keputusannya dalam ngambil pembiayaan, sedangakan responden
cenderung
menjawab netral terhadap ketertarikan nasabah terhadap iklan
produk layanan yang di
buat oleh BMT Al-Muqrin, serta netral terhadap pernyataan bahwa
pengambilan
keputusan didasari oleh kondisi ekonomi yang kurang.
Pada hasil penelitian ini di dukung oleh Aviza(2014) mengatakan
bahwa
keputusan mitra dalam mengambil pembiayaan memang dipengaruhi
oleh faktor
kebutuhan dan pelayanan yang diberikan.. Hasil penelitan ini
menunjukan bahwa
responden yang merupakan nasabah BMT Al-Muqrin setuju faktor
internal yang
artinya psikologi dan kepribadian responden mempengaruhi
keputusan nasabah BMT
Al-Muqrin, diamana rasa puas dan kebutuhan nasabah yang dorongan
terhadap
keputusan yang diambil oleh nasabah.
-
50
5.2.2 Pengaruh Faktor Ekternal terhadap Pengambilan Keputusan
Pembiayaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekternal memiliki
pengaruh
terhadap pengambilan keputusan pembiayaan pada BMT Al-Muqrin.
Faktor ekternal
memiliki nilai positif terhadap pengambilan keputusan pembiayaan
di BMT Al-
Muqrin. Niali positif ini men