perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH HOLDINGS DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Kabupaten/kota se-Jawa Bali Tahun 2005 s/d 2007) TESIS Diajukan Untuk Melangkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ANIM RAHMAYATI NIM : S4307045 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CASH HOLDINGS DAERAH PADA PEMERINTAH DAERAH
DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Kabupaten/kota se-Jawa Bali Tahun 2005 s/d
2007)
TESIS
Diajukan Untuk Melangkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : ANIM RAHMAYATI
NIM : S4307045
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karyaku ini kepada :
Bapak dan Ibuku Tercinta
Suamiku Tercinta
Putriku Tersayang
Adek-adekku Tersayang
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN MOTTO
Sesungguhnya di balik kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya di balik kesulitan itu ada kemudahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Cash Holdings Daerah
Pada Pemerintah Daerah di Indonesia (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah se-
Jawa/Bali Tahun 2005 s/d 2007)” ini disusun untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat Magister Program Studi Magister Akuntansi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari
jerih payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
hingga selesainya Tesis ini. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan
memberikan bantuan kepada peneliti berupa Beasiswa Unggulan Diknas
dalam menyelesaikan studi di program studi Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. dr. HM. Syamsulhadi, Sp. Kj. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dr. Bandi, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Ibu Prof. Dr. Rahmawati, M. Si., Ak., selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pikiran, serta memotivasi penulis dalam penyusunan
tesis.
7. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M. Si., Ak., selaku pembimbing II yang telah
memberikan waktu dan segala kemudahan serta kesabaran mengarahkan
dalam penyusunan tesis.
8. Bapak Ibu Dosen beserta staf di Program Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan
bimbingan keilmuan, khususnya dalam disiplin Ilmu Akuntansi.
9. Teman-teman kelas beasiswa unggulan akuntansi sektor publik kelas B serta
semua pihak yang membantu terselesaikannya tesis ini.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………v
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………………vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..xiii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….xv
ABSTRAK …………………………………………………………………….xvi
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….1
B. Permasalahan ……………………………………………………….9
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………...10
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Pengertian Cash Holdings Daerah …………………………….. 12
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cash Holdings Daerah ….. 13
1. Koefisien Variasi Pendapatan……………………………… 13
2. Utang Per Kapita………………………………………….. 14
3. Ukuran Pemerintah Daerah………………………………… 16
4. Pertumbuhan……………………………………………… 17
C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ………… 17
D. Kerangka Berfikir …………………………………………… 22
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 24
A. Desain Penelitian ……………………………………………… 24
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…………… 24
C. Data dan Sumber Data………………………………………… 25
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……………… 26
e. Uji Ketepatan Perkiraan (goodness of fit test) ………… 33
3. Pengujian Hipotesis ………………………………………. 33
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………….. 35
A. Statistik Deskriptif …………………………………………… 35
1. Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel ……………… 35
2. Deskripsi Statistik………………………………………… 38
B. Hasil Analisis Data……………… ………………………….. 40
1. Pengujian Asumsi Klasik ………………………………… 41
a. Uji Normalitas Data …………………………………. 41
b. Uji Multikolinearitas ………………………………… 41
c. Uji Heteroskedastisitas ……………………………… 42
d. Uji Autokorelasi ……………………………………… 43
e. Uji Ketepatan Perkiraan (goodness of fit test) ………. 44
2. Pengujian Hipotesis ……………………………………… 45
C. Pembahasan …………………………………………………. 48
BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 52
A. Kesimpulan …………………………………………………… 52
B. Keterbatasan …………………………………………………. 53
C. Saran …………………………………………………………. 54
D. Implikasi ……………………………………………………… 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 57
LAMPIRAN ………………………………………………………….. 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005, 2006 dan 2007… 36
Tabel 2 Sampel Penelitian …………………………………………………... 36
Tabel 3 Hasil uji statistik deskriptif ………………………………………… 39
Tabel 4 Hasil pengujian normalitas …………………………………………. 41
Tabel 5 Hasil pengujian multikolinearitas …………………………………… 42
Tabel 6 Hasil pengujian heteroskedastisitas …………………………………. 43
Tabel 7 Hasil pengujian autokorelasi dengan Uji Runs-Test………………… 44
Tabel 8 Hasil Uji Ketepatan Perkiraan (goodness of fit test) ………………… 45
Tabel 9 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………………... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian ………………………………………… 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data penelitian …………………………………………………… 59
2. Statistik Deskriptif Variabel ……………………………………. 61
3. Hasil Uji Normalitas Data………………………………………. 61
4. Hasil Uji Multikolinearitas ……………………………………… 63
5. Hasil Uji Autokorelasi ………………………………………….. 63
6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………………….. 64
7. Hasil Uji Hipotesis ……………………………………………. 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
THE DETERMINANTS OF MUNICIPAL CASH HOLDINGS IN INDONESIA
(Empirical study in the Java Bali Region from 2005 to 2007)
ANIM RAHMAYATI NIM: S4307045
The study aims to know the influence of coefficient of variation of revenue, debt per capita, size and growth toward municipal cash holdings in Indonesia. Municipal cash holdings is computed as total cash and marketable securities, deflated by expenditures per month, which includes operating and interest expenditures. Coefficient of variation of revenue, defined as the ratio of the standard deviation of revenue to mean revenue, measured over the previous three years. Debt per capita is the ratio of total debt outstanding to total population. Municipal size is determined by log of total population and growth is change in population for three year. The study uses secondary data from BPK RI. Out of 79 financial statements in Java Bali, 54 financial statements are included in the study by using double-regression method.
Based on the study conducted, it indicated that debt per capita, size and growth affect significantly to municipal cash holdings in Indonesia. Whereas, coefficient of variation of revenue do not affect to municipal cash holdings in Indonesia. Therefore, it can be concluded that municipalities with a fewer debt per capita, higher size and growth, accumulate more cash. Keywords : municipal cash holdings, coefficient of variation of revenue, debt per
capita, size, growth
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Reformasi akuntansi sektor publik yang disertai adanya tuntutan
demokratisasi menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan
demokratisasi ini menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal
penting dalam pengelolaan pemerintahan termasuk di bidang pengelolaan
keuangan negara.
Penyelenggaraan pemerintahan ditujukan untuk mengkoordinasi
pelaksanaan hak dan kewajiban negara dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
negara. Pengelolaan keuangan negara baik keuangan negara maupun keuangan
daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 perlu
dilaksanakan secara professional, terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat (Bastian, 2006).
Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah mendorong adanya
desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Desentralisasi ini
menunjukkan adanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dirinya sendiri secara otonom, daerah
mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan
masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan,
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
partisipasi masyarakat, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam rangka
menciptakan pemerintahan yang baik.
Pertanggungjawaban atau akuntabilitas pegelolaan pemerintah daerah pada
pihak yang berkepentingan dilakukan dengan media laporan keuangan pemerintah
daerah. Salah satu unsur penting yang terdapat dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah adalah kas daerah. Kas daerah yang tersaji dalam neraca
merupakan jumlah kas yang tersedia dan siap untuk dibelanjakan oleh pemerintah
daerah. Dalam suatu pemerintah daerah terdiri beberapa Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), yang dapat berperan sebagai bendahara penerimaan dan
bendahara pengeluaran yang melakukan pengelolaan kas pada masing-masing
SKPD bersangkutan. Oleh karena dalam suatu pemerintah daerah terbagi dalam
berbagai SKPD yang mengelola kas, maka kas daerah merupakan hasil
konsolidasian kas dari jumlah saldo kas dari SKPD yang terdapat dalam
pemerintah daerah bersangkutan.
Kas daerah begitu penting bagi setiap pemerintah daerah. Oleh karena itu,
perlu adanya penelitian mengenai Cash Holdings di Indonesia. Cash holdings
daerah (municipal cash holdings) merupakan rasio antara kas dan setara kas
dengan belanja operasi dan belanja bunga bulanan dari pemerintah daerah yang
bersangkutan. Cash holdings daerah (municipal cash holdings) menunjukkan
kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola kas dan setara kas yang
digunakan untuk belanja operasi bulanan pemerintah daerah (Gore, 2009). Cash
holdings daerah (municipal cash holdings) di Negara Amerika Serikat sering
digunakan untuk alasan pencegahan dan alasan operasional. Adapun faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang mempengaruhinya antaralain, koefisien variasi pendapatan (coefficient of
variation of revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah
daerah (size) dan pertumbuhan (growth) (Gore, 2009).
Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue)
merupakan rasio standar deviasi pendapatan terhadap rata-rata pendapatan.
Koefisien variasi pendapatan berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah.
Pemerintah daerah yang mempunyai koefisien variasi pendapatan tinggi, maka
mempunyai cash holdings daerah yang tinggi juga karena semakin tinggi
koefisien variasi pendapatan maka arus kas juga mengalami peningkatan sehingga
kas yang digunakan untuk belanja operasi pemerintah daerah juga besar. Dengan
asumsi bahwa pendapatan tinggi, kas dan setaran kas tinggi, sedangkan
pengeluaran bulanan rendah (Gore, 2009).
Utang per kapita (debt per capita) menunjukkan beban utang setiap
masyarakat yang menjadi penduduk pemerintah daerah setempat. Utang per kapita
berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah. Semakin besar utang per
kapita, maka semakin kecil cash holdings daerah. Pemerintah daerah yang
mempunyai utang per kapita yang tinggi, maka kewajiban untuk membayarnya
juga besar, sehingga kas yang dimiliki menjadi lebih kecil (Gore, 2009).
Ukuran pemerintah daerah (size) diukur sebagai logaritma dari total
populasi/jumlah penduduk. Ukuran pemerintah daerah berpengaruh negatif
terhadap cash holdings daerah. Semakin tinggi ukuran pemerintah daerah, maka
semakin kecil cash holdings daerah karena semakin besar suatu pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
daerah maka cenderung melakukan investasi, sehingga kas yang dimiliki lebih
kecil (Core et. al., 2006).
Pertumbuhan (growth) diukur sebagai perubahan populasi jumlah
penduduk. Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah.
Semakin tinggi pertumbuhan, maka semakin tinggi cash holdings daerah karena
pemerintah yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi, maka sumberdaya
manusia yang dimiliki juga tinggi, sehingga mampu menghasilkan kas yang tinggi
juga (Gore, 2009).
Berbagai penelitian empiris akuntansi telah berusaha untuk menemukan
faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings. Penelitian yang sering dilakukan
adalah penelitian dengan mengambil objek penelitian perusahaan-perusahaan
pada sektor swasta (private). Beberapa penelitian tersebut adalah penelitian yang
dilakukan oleh Opler et. al. (1999), Hardford et. al. (2005), Core et. al. (2006).
Opler et al. (1999) membuktikan bahwa variabel market-to-book ratio,
R&D/sales, riskiness of cash flow regulation, leverage, growth dan access to the
capital market berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan
variabel size dan leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings
perusahaan. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang kuat dan arus kas
yang berisiko, maka mempunyai cash holdings yang besar. Perusahaan yang besar
dan mempunyai akses ke pasar modal tertinggi, maka lebih sedikit menahan kas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan menahan aktiva lancarnya
untuk berjaga-jaga agar mereka mampu berinvestasi ketika arus kas yang dimiliki
sangat rendah dan dana yang dikeluarkan sangat besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Hardford et al. (2005) membuktikan bahwa variabel firm size, leverage
berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel
market to book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard deviation of
cash flow to total assets, ratio of the network capital to total assets, ratio of
research and development to sales, ratio of capital expenditures to assets, ratio of
acquisition spending to assets berpengaruh positif terhadap cash holdings
perusahaan. Perusahaan yang besar lebih mudah mengeluarkan modal. Perusahaan
yang mempunyai utang yang tinggi cenderung menjadi lebih reliant di pasar
modal dan tunduk pada pengawasan, sehingga mengurangi keinginan manajer
untuk menimbun kas demi kepentingan pribadinya. Perusahaan yang mempunyai
ketentuan antitakeover yang tinggi, mempunyai cash holdings yang lebih kecil.
Core et. al. (2006) membuktikan bahwa variabel CV Rev (coefficient of
variation of total revenue) berpengaruh positif terhadap cash holdings perusahaan,
variabel log revenue, acces to debt dan labor berpengaruh negatif terhadap cash
holdings suatu perusahaan, sedangkan variabel growth tidak berpengaruh terhadap
cash holdings. Perusahaan yang mempunyai perubahan arus kas yang tinggi,
maka mengakumulasi kas lebih banyak. Perusahaan yang besar dan mempunyai
utang yang banyak, maka mempunyai kas lebih sedikit. Perusahaan yang
mempunyai cash holdings tinggi, tidak melakukan investasi atau meningkatkan
biaya programnya. Pada perusahaan non profit ini, cash holdings yang besar
memerlukan pengawasan yang lebih baik.
Penelitian dan bukti empiris di atas dilakukan pada sektor privat.
Penelitian yang telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
cash holdings daerah (municipal cash holdings) pada sektor pemerintahan
(public) adalah: Gore (2009) membuktikan bahwa coefficient of variation of
revenue, growth dan Limited revenue sources berpengaruh positif terhadap cash
holdings daerah (municipal cash holdings). Sedangkan debt per capita, size
berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah (municipal cash holdings).
Pemerintah daerah yang mempunyai variasi pendapatan yang tinggi, sumber
pendapatan yang tinggi, pertumbuhan yang tinggi dan utang per kapita yang
rendah, maka lebih sedikit menahan kas. Pemerintah daerah yang mempunyai
skala ekonomi yang besar, maka lebih sedikit menahan kas.
Berbagai hasil penelitian yang diuraikan di atas merupakan penelitian
yang dilakukan di luar negeri. Hasil review yang telah dilakukan penulis
menunjukkan bahwa belum ada penelitian yang dilakukan berfokus pada cash
holdings daerah di Indonesia. Penelitian sektor publik di Indonesia kebanyakan
mengambil topik-topik anggaran pemerintah seperti yang dilakukan oleh
Abdullah dan Asmara (2006), Suhartono dan Solichin (2007) dan Munawar dan
Irianto (2006). Selain anggaran, tema penelitian sektor publik yang berkembang
adalah aspek keperilakuan seperti yang dilakukan oleh Falikhatun (2007) dan
penelitian lain dengan tema sistem akuntansi pemerintah seperti yang dilakukan
oleh Latifah dan Sabeni (2007) dan Primasari, Waspodo dan Rahman (2008).
Penelitian Gore (2009) yang membuktikan bahwa cash holdings di
Amerika Serikat sering digunakan untuk alasan pencegahan dan alasan
operasional mendorong motivasi penelitian ini. Motivasi penelitian ini adalah
karena praktek cash holdings pada pemerintah daerah di Indonesia masih buruk,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
sehingga perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini
ditandainya dengan fakta yang menunjukkan bahwa pemerintah daerah di Jawa
Bali mempunyai sumber daya yang tinggi, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya alam, khususnya potensi wisata di Bali yang menghasilkan
pendapatan daerah yang besar. Akan tetapi, pendapatan daerah yang tinggi
disertai jumlah penduduk yang padat menyebabkan belanja daerah juga
mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan kas daerah tidak mampu menutup
belanja daerah sehingga diperlukan pinjaman atau utang dari pihak lain (Kompas,
2006).
Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini berfokus pada faktor-
faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah. Gore (2009) mengemukakan
bahwa koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), dan
pertumbuhan (growth) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah.
Sedangkan utang per kapita (debt per capita), dan ukuran pemerintah daerah
(size) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
pengujian empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah
pada pemerintah daerah di Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi dari
penelitian Gore (2009) dengan beberapa perbedaan seperti berikut ini.
1. Perbedaan dalam variabel yang diteliti
Dalam penelitian Gore (2009) terdapat 9 variabel independen yaitu CV
Revenue, Debt per capita, Limited Revenue, Size, Growth, State Revenue,
Quarter, State, Year. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
variabel seperti CV Revenue, Debt per capita, Size, Growth. Variabel yang
lain tidak diteliti karena keterbatasan informasi yang diungkapan dalam
laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia, tidak semua variabel yang
ada dalam penelitian tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini. Selain itu,
karena perbedaan sistem pemerintahan di Indonesia dengan Amerika Serikat
yang mempunyai Negara Bagian sehingga variabel yang dipilih dalam
penelitian ini disesuaikan dengan data dan informasi yang tersedia dalam
laporan keuangan pemerintah daerah.
2. Periode Penelitian
Gore (2009) menggunakan periode penelitian antara tahun 1997 sampai
dengan tahun 2003, sementara penelitian ini menggunakan periode penelitian
2005 sampai dengan 2007 (hanya selama tiga tahun). Penulis memilih periode
penelitian tersebut karena Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia
baru mulai dipublikasikan pada tahun 2005 sesuai dengan UU No. 15 Tahun
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara.
Sedangkan untuk laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2008 sampai
dengan 2011 tidak digunakan karena tidak dipublikasikan oleh BPK RI.
3. Sampel Penelitian
Gore (2009) menggunakan sampel penelitian pemerintah negara bagian
di Amerika Serikat, sementara penelitian ini menggunakan sampel penelitian
pemerintah daerah di Indonesia yaitu Kota/Kabupaten se-Jawa/Bali.
Perbedaan antara di Amerika Serikat dengan di Indonesia adalah bahwa di
Amerika Serikat sistem pemerintahannya berupa Negara bagian dan Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
federal, sedangkan di Indonesia, pemerintah daerah bertanggungjawab
terhadap pemerintah pusat.
Atas dasar uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan mengambil
fokus faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah
daerah di Indonesia dengan judul penelitian “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI CASH HOLDINGS DAERAH PADA
PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA (Studi Empiris Pada
Kota/Kabupaten se-Jawa Bali Tahun 2005 s/d 2007)
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan fokus cash holdings daerah (municipal cash
holdings) pada pemerintah daerah di Indonesia. Cash holdings daerah (municipal
cash holdings) menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola kas
dan setara kas yang digunakan untuk belanja operasi bulanan pemerintah daerah.
Berbagai bukti empiris menunjukkan bahwa cash holdings daerah (municipal
cash holdings) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi cash holdings, antaralain coefficient of variation of revenue, debt
per capita, size, growth dan Limited revenue sources (Gore, 2009), firm
size,leverage, market-to-book ratio, R&D/sales, riskiness of cash flow regulation,
leverage, growth dan access to the capital market (Opler et. al., 1999), firm size,
leverage, market to book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard
deviation of cash flow to total assets, ratio of the network capital to total assets,
ratio of research and development to sales, ratio of capital expenditures to assets,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ratio of acquisition spending to assets (Hardford et. al., 2005) dan CV Rev
(coefficient of variation of total revenue), log revenue, acces to debt, growth dan
labor (Core et. al., 2006).
Berbagai bukti empiris yang membuktikan faktor-faktor yang
mempengaruhi cash holdings mendasari perumusan masalah penelitian, yaitu:
1. Apakah koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue)
berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di
Indonesia?
2. Apakah utang per kapita (debt per capita) berpengaruh terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia?
3. Apakah ukuran pemerintah daerah (Size) berpengaruh terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia?
4. Apakah pertumbuhan (growth) berpengaruh terhadap cash holdings daerah
pada pemerintah daerah di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang dapat dinyatakan seperti
berikut ini.
1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh koefisien variasi
pendapatan (coefficient of variation of revenue) terhadap cash holdings daerah
pada pemerintah daerah di Indonesia.
2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh utang per kapita (debt per
capita) terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh ukuran pemerintah daerah
(size) terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
4. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh pertumbuhan (growth)
terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak.
1. Pemerintah yaitu bahwa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi pada pemerintah dalam menentukan cash holdings daerah pada
pemerintah daerah di Indonesia.
2. Legislator yaitu bahwa penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bukti
empiris pengaruh koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of
revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size)
dan pertumbuhan (growth) terhadap cash holdings daerah pada pemerintah
daerah di Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan pengawasan terhadap eksekutif dalam menjalankan pemerintahan
terutama terkait dengan pengelolaan keuangan daerah.
3. Lembaga pemberi donasi, investasi dan pinjaman yaitu bahwa hasil penelitian
dapat digunakan sebagai salah satu informasi dalam pengambilan keputusan
atas donasi, investasi dan pinjaman yang diberikan pada pemerintah daerah
terutama informasi terkait penentuan cash holdings daerah pada pemerintah
daerah di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Pengertian Cash Holdings Pemerintah Daerah
Menurut Gore (2009) Cash holdings daerah (municipal cash holdings)
merupakan rasio antara kas dan setara kas dengan belanja operasi dan belanja
bunga bulanan. Cash holdings daerah terdiri dari dua komponen, yaitu kas dan
setara kas dan belanja. Kas (cash) merupakan aktiva yang paling likuid,
mencakup mata uang, deposito, dana, money orders, dan cek. Setara kas (cash
equivalent) juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap
dikonversi menjadi kas dan (2) hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahan
harga yang disebabkan pergerakan tingkat bunga hanya minimal. Investasi ini
biasanya jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang (Subramanyam dkk,
2005). Pengeluaran (expenditure) disini dapat berupa biaya maupun beban. Beban
(expense) merupakan arus kas keluar yang terjadi atau arus kas keluar yang akan
terjadi, atau arus kas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha
perusahaan yang masih berlangsung (Subramanyam dkk, 2005). Biaya (expense)
adalah pengurangan manfaat ekonomi masa depan selama periode pelaporan
dalam bentuk arus kas keluar atau konsumsi aktiva atau kewajiban yang
mengurangi distribusi ke pemilik. Definisi biaya mencakup kerugian maupun
biaya yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Biaya yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa, meliputi misalnya jasa
publik umum, pertahanan, keteraturan dan keamanan publik. Biaya tersebut
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas (dan
setara kas), persediaan dan aktiva tetap (Bastian, 2006). Biaya (expense) menurut
Committee on Terminology adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat
dikurangkan pada penghasilan. Sedangkan APB mendefinisikan sebagai
penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui
dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan
mencari laba yang dilakukan perusahaan. FASB mendefinisikan expense sebagai
arus kas keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau
kombinasi keduanya selama suatu periode yang diesbabkan oleh pengiriman
barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Menurut teori matching concept
maka biaya harus dibebankan sesuai dengan pembebanan harus dilakukan secara
rasional dan sistematis. Dalam hal biaya yang dikeluarkan masih memiliki potensi
menghasilkan di masa yang akan datang, maka dapat ditunda pembebanannya,
sebaliknya jika tidak ada kemungkinannya lagi maka langsung dibebankan
(Harahap, 1994).
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cash Holdings
1. Koefisien Variasi Pendapatan (Coefficient of variation of revenue)
Menurut Gore (2009) Coefficient of variation of revenue merupakan rasio
standar deviasi pendapatan terhadap rata-rata pendapatan. Koefisien variasi
pendapatan (coefficient of variation of revenue) berpengaruh positif terhadap cash
holdings daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pendapatan (revenue) merupakan arus masuk yang diperoleh atau arus kas
masuk yang akan diperoleh yang berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang
masih berlangsung. Pendapatan mencakup arus kas masuk seperti penjualan tunai
dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit (Subramanyam dkk, 2005).
Pendapatan (income) adalah arus kas masuk selama periode pelaporan dengan
tujuan peningkatan aktiva/ekuitas neto, dan, ini berarti peningkatan kontribusi dari
pemilik. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas biasa (Bastian,
2006). Committee on Terminology mendefinisikan revenue sebagai hasil dari
penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau
mereka yang menerima jasa. APB mendefinisikan revenue sebagai kenaikan gross
di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan
prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. FASB mendefinisikan
revenue sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau
gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari
penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan (Harahap, 1994).
2. Utang per Kapita (debt per capita)
Menurut Gore (2009) Utang per kapita (debt per capita) merupakan hasil
pembagian antara total utang dibagi dengan total populasi/jumlah penduduk.
Analisis rasio utang per kapita memberikan informasi mengenai beban utang
setiap masyarakat yang menjadi penduduk pemerintah daerah setempat. Utang per
kapita (debt per capita) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
SAP no.09 tentang akuntansi kewajiban. Kewajiban adalah utang yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Karakteristik utama kewajiban adalah
bahwa pemerintah mempunyai kewajiban sampai saat ini yang dalam
penyelesainnya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang
akan datang. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi dari pelaksanaan
tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antaralain karena penggunaan sumber
pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan
lain, atau lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga
internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemerintah, kewajiban kepada masyarakat luas ,yaitu
kewajiban tunjangan, kompensasi, ganti rugi, kelebihan setoran pajak dari wajib
pajak, alokasi/relokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban dengan
pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas aktiva dan sumber
daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai
lancar (current) atau tak lancar (noncurrent) biasanya didasarkan pada kapan
kewajiban tersebut jatuh tempo, dalam waktu setahun atau tidak (Subramanyam
dkk, 2005). Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa entitas
mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak
yang mengalir atau peraturan perundang-undangan. Suatu perbedaan perlu
dilakukan antara kewaiban sekarang dan komitmen di masa depan. Penyelesaian
kewajiban masa kini biasanya mengorbankan sumber daya untuk memenuhi
tuntutan pihak lain (Bastian, 2006). Menurut Entity Theory, kewajiban adalah
saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode
tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi.
APB mendefinisikan kewajiban sebagai kewajiban ekonomis dari suatu
perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi. Kewajiban
disini termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan utang atau
kewajiban. FASB mendefinisikan kewajiban sebagai kemungkinan pengorbanan
kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban
perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak
lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang
sudah terjadi (Harahap, 1994).
3. Ukuran Pemerintah Daerah (Size)
Organisasi yang besar mempunyai skala ekonomi dalam aktiva lancarnya
seperti perusahaan yang besar bisa menahan lebih sedikit kas, sebagaimana
didiskusikan oleh Opler et al. (1999). Opler et al. (1999) dan Core et al. (2006)
menemukan bahwa ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh negatif terhadap
cash holdings. Mengikuti Gore (2009), ukuran pemerintah daerah diukur dengan
menggunakan logaritma populasi/jumlah penduduk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4. Pertumbuhan (growth)
Pemerintah daerah yang sedang berkembang mempunyai insentif untuk
menyimpan kas dalam mengantisipasi pengeluaran masa depan dalam proyek
modal seperti perluasan infrastruktur. Pertumbuhan (growth) diukur sebagai
perubahan populasi jumlah penduduk, mengikuti Baber dan Gore (2008). Menurut
Gore (2009) pertumbuhan berpengaruh positif terhadap cash holdings.
C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
Berbagai penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash
holdings telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Fisman dan Hubbard (2005)
menggunakan model nonprofit endowment sebagai fungsi precautionary savings.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara
volatilitas pendapatan donasi dengan cash holdings. Artinya, ketika pemerintah
daerah mempunyai sumber pendapatan yang mempunyai volatilitas yang tinggi,
manajer lebih mungkin untuk meningkatkan cash holdings dalam rangka
perbaikan tingkat pelayanan.
Core (2006) menggunakan variabel CV Rev (coefficient of variation of
total revenue), log revenue, acces to debt, growth dan labor untuk menentukan
cash holdings pada perusahaan nirlaba. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa
variabel CV Rev (coefficient of variation of total revenue) berpengaruh positif
terhadap cash holdings perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka semakin besar
cash holdings pada perusahaan nirlaba. Perusahaan yang mempunyai perubahan
arus kas yang tinggi, maka mengakumulasi kas lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gore (2009) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings
daerah dengan menggunakan variabel, antara lain coefficient variation of revenue
(CV Revenue), debt per capita, limited revenue, size, growth, state revenue,
quarter, state, year. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa coefficient of
variation in revenue, growth dan Limited revenue sources berpengaruh positif
terhadap municipal cash holdings. Sedangkan debt per capita, size berpengaruh
negatif terhadap cash holdings daerah. Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa pemerintah dengan variasi pendapatan yang lebih tinggi dan pertumbuhan
yang lebih tinggi mengakumulasi kas lebih banyak. Pemerintahan yang lebih
besar, maka akan mengakumulasi kas lebih sedikit.
Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H1: Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) berpengaruh
positif terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Selain koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue),
penelitian ini juga menggunakan debt per capita untuk menentukan cash holdings
sebagaimana digunakan dalam penelitian Opler et al. (1999) dan Gore (2009).
Debt per capita dimasukkan untuk mereprentasikan akses ke pasar kredit.
Gore (2009) menggunakan rasio total utang terhadap total populasi untuk
menentukan utang per kapita (debt per capita). Penelitian ini berusaha menguji
pengaruh debt per capita terhadap municipal cash holdings. Temuan dari
penelitian ini adalah bahwa variabel debt per capita berpengaruh negatif terhadap
municipal cash holdings. Semakin kecil debt per capita, maka semakin besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
cash holdings yang dimiliki pemerintah daerah karena semakin kecil debt per
capita, maka kewajiban untuk membayar utang semakin kecil, sehingga cash
holdings yang dimiliki pemerintah daerah lebih besar.
Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H2: Utang per kapita (debt per capita) berpengaruh negatif terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Opler et al. (1999) menguji determinan dan implikasi cash holdings
perusahaan-perusahaan perdagangan di Amerika Serikat pada tahun 1971-1994.
Untuk memprediksi cash holdings ditentukan beberapa faktor antaralain firm size,
leverage, market-to-book ratio, R&D/sales, riskiness of cash flow regulation,
leverage, growth dan access to the capital market. Temuan penelitian ini adalah
bahwa variabel market-to-book ratio, R&D/sales, riskiness of cash flow
regulation, leverage, growth dan access to the capital market berpengaruh positif
terhadap cash holdings perusahaan. Sedangkan variabel size dan leverage
berpengaruh negatif terhadap cash holdings perusahaan.. Perusahaan dengan
pertumbuhan yang kuat dan perusahaan dengan aktivitas yang kecil risikonya
menahan lebih banyak kas daripada perusahaan lainnya. Perusahaan yang
mempunyai akses ke pasar modal terbesar lebih sedikit menahan kas. Penelitian
ini juga menguji implikasi corporate cash holdings. Hasilnya menunjukkan
bahwa perusahaan yang mempunyai cash holdings dapat digunakan untuk
berinvestasi ketika cash flow relatif rendah dan ketika dana yang dikeluarkan
sangat mahal, untuk mengurangi akuisisi dan pembayaran terhadap pemegang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
saham. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa risiko manajemen dan cash
holdings saling menggantikan.
Hardford et al. (2005) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi cash
holdings dengan menggunakan variable-variabel firm size, leverage, market to
book ratio, ratio of firm cash flow to total assets, standard deviation of cash flow
for the past ten years, ratio of the network capital to total assets, ratio of research
and development to sales, ratio of capital expenditures to assets, ratio of
acquisition spending to assets. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel firm size, leverage berpengaruh negatif terhadap cash holdings
perusahaan. Sedangkan variabel market to book ratio, ratio of firm cash flow to
total assets, standard deviation of cash flow to total assets, ratio of the network
capital to total assets, ratio of research and development to sales, ratio of capital
expenditures to assets, ratio of acquisition spending to assets berpengaruh positif
terhadap cash holdings perusahaan. Perusahaan yang besar lebih mudah
mengeluarkan modal. Perusahaan yang mempunyai utang yang tinggi cenderung
menjadi lebih reliant di pasar modal dan tunduk pada pengawasan, sehingga
mengurangi keinginan manajer untuk menimbun kas demi kepentingan
pribadinya. Perusahaan yang mempunyai ketentuan antitakeover yang tinggi,
mempunyai cash holdings yang lebih kecil.
Core (2006) menggunakan variabel size untuk menentukan cash holdings
pada perusahaan nirlaba. Untuk mengontrol size menggunakan logaritma
populasi. Temuan dari penelitian ini adalah size berpengaruh negatif terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
cash holdings perusahaan. Perusahaan yang mempunyai skala ekonomi yang
besar, maka mempunyai cadangan kas lebih sedikit.
Gore (2009) menggunakan variabel size untuk menentukan cash holdings
daerah (municipal cash holdings). Variabel size merupakan logaritma populasi.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh negatif antara size
dengan municipal cash holdings. Semakin kecil ukuran pemerintah daerah (size),
maka semakin besar cash holdings pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah
yang mempunyai skala ekonomi yang besar, maka akan melakukan investasi
sehingga lebih sedikit menahan kas.
Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H3: Ukuran pemerintah daerah (size) berpengaruh negatif terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Baber and Gore (2008) membandingkan karakteristik masalah utang
pemerintah daerah dalam suatu Negara yang menggunakan GAAP dengan Negara
yang tidak menggunakan GAAP. Pengukuran utang daerah (municipal debt)
dilakukan dengan total utang per kapita. Variabel kontrol yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: state imposed regulation, municipal size, growth, GFOA dan
voluntary disclosure. Hasil penelitian mendukung pernyataan bahwa pernyataan
GAAP mengurangi biaya pinjaman pemerintah daerah. Hal ini mengindikasikan
bahwa peraturan pelaporan keuangan mengurangi biaya kontrak antara peminjam
dan meminjami. Pemerintah daerah yang mempunyai pertumbuhan populasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tinggi, mempunyai insentif untuk menyimpan kas dalam mengantisipasi
pengeluaran masa depan dalam proyek modal seperti perluasan infrastruktur.
Gore (2009) menggunakan variabel growth untuk menentukan cash
holdings daerah (municipal cash holdings). Variabel growth merupakan
perubahan populasi selama kurang lebih lima tahun. Penelitian ini menunjukkan
hasil bahwa terdapat pengaruh positif antara growth dengan municipal cash
holdings. Semakin besar pertumbuhan (growth), maka semakin besar cash
holdings pada pemerintah daerah karena pemerintah yang mempunyai
pertumbuhan yang tinggi, maka sumberdaya manusia yang dimiliki juga tinggi,
sehingga mampu menghasilkan kas yang tinggi juga.
Atas dasar paparan tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H4: Pertumbuhan (growth) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah
pada pemerintah daerah di Indonesia.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan gambar
seperti berikut ini :
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
· Cash Holdings
· Coefficient of variation of revenue
· Debt per capita
· Size
· Growth
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cash
holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah cash holdings daerah. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah koefisien variasi pendapatan, utang per kapita, ukuran pemerintah
daerah dan pertumbuhan. Pemerintah daerah yang mempunyai variasi pendapatan
yang tinggi, maka arus kas yang dihasilkan juga tinggi. Pertumbuhan penduduk
yang tinggi disertai dengan utang pemerintah yang rendah maka kewajiban
membayar utang juga akan lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan cash
holdings pemerintah daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Penelitian ini
merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder. Data diperoleh dari
download hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI) pada website www.bpk.go.id. Penelitian ini
merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang menguji hipotesis yang
telah dirumuskan di awal. Menurut dimensi waktunya, penelitian ini merupakan
penelitian poleed yang merupakan gabungan dari times series yaitu penelitian
yang melibatkan urutan waktu dan cross section yaitu penelitian yang
menggunakan dimensi satu waktu dengan menggunakan beberapa objek
penelitian.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-
kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran,
2000: 266). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) yang disusun oleh pemerintah daerah se-Jawa Bali
dan dipublikasi melalui website www.bpk.go.id.
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan
diselidiki dan dianggap dapat mewakili populasi (Sekaran, 2000). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang
ditentukan berdasarkan kebijakan dari peneliti. Penelitian ini menggunakan
kriteria pengambilan sampel seperti berikut ini.
1. Laporan keuangan pemerintah daerah se-Jawa/Bali yang diterbitkan pada
tahun 2005, 2006 dan 2007 dan dipublikasikan dalam situs resmi BPK, yaitu
www.bpk.go.id.
2. Laporan keuangan pemerintah daerah yang tidak dipublikasikan dalam
HAPSEM I periode 2005-2007 dikeluarkan dari sampel.
3. Laporan keuangan pemerintah daerah yang datanya tidak lengkap dikeluarkan
dari sampel.
C. Data dan Sumber Data
Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu data
yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data dari
strategi ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu teknik pengumpulan data
yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data (Hartono,
2004: 81). Data sekunder tersebut terdiri dari data berikut ini.
a. Laporan keuangan pemerintah daerah se-Jawa/Bali tahun 2005, 2006,
2007 yang disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah (PSAP).
b. Data Populasi Jumlah penduduk dari Biro Pusat Statistik (BPS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Data yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut dikumpulkan dari catatan
atau basis data baik berupa hardcopy maupun softcopy yang diperoleh dari hasil
download pada website resmi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
yaitu www.bpk.go.id dan media lain yang menyediakan data terkait dan
dibutuhkan dalam penelitian ini.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan variabel independen
yang dapat dijelaskan seperti berikut ini :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama
dalam sebuah pengamatan. Variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah cash holdings daerah (municipal cash holdings). Opler
(1999) mendefinisikan cash holdings sebagai rasio kas dengan asset
perusahaan. Sementara, Gore (2009) mendefinisikan cash holdings daerah
(municipal cash holdings) sebagai rasio antara kas dan setara kas dengan
belanja operasi bulanan. Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah
daerah dalam mengelola kas dan setara kas yang digunakan untuk belanja
operasi bulanan pemerintah daerah. Untuk menghitung rasio ini digunakan
formula seperti yang digunakan oleh Gore (2009) berikut ini.
Cash holdings ensenterestExpratingAndIMonthlyOpe
thEquivalenCashAndCas=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan variabel dependen dan mempunyai hubungan positif atau negatif
bagi variabel dependen nantinya. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue),
utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size),
pertumbuhan (growth) sebagaimana digunakan dalam penelitian Gore (2009).
a. Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue)
Merupakan rasio standar deviasi pendapatan terhadap rata-rata
pendapatan. Untuk menentukan angka rasio ini digunakan rumus seperti
yang digunakan oleh Gore (2009) berikut ini.
coefficient of variation of revenue venueMean
venueStdRe
Re.=
b. Utang per kapita (debt per capita)
Merupakan hasil pembagian antara total utang dibagi dengan total
populasi/jumlah penduduk. Analisis rasio utang per kapita memberikan
informasi mengenai beban utang setiap masyarakat yang menjadi
penduduk pemerintah daerah setempat. Untuk menentukan angka rasio ini
digunakan rumus seperti yang digunakan oleh Gore (2009) berikut ini.
Debt per capita ationTotalPopul
TotalDebt=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Ukuran pemerintah daerah (size)
Ukuran pemerintah daerah diukur dengan logaritma dari total populasi.
Untuk menentukan angka ini digunakan rumus seperti yang digunakan
oleh Gore (2009) berikut ini.
ionLogPopulatSize=
d. Pertumbuhan (Growth)
Mengikuti Baber dan Gore (2008) Pertumbuhan diukur sebagai
perubahan dalam populasi selama kurang lebih lima tahun (Gore, 2009).
5
5
-
--=
t
tt
populationPopulationPopulation
Growth
E. Analisis Data
Teknik analisa data adalah cara yang digunakan dalam mengolah data
yang dikumpulkan dalam penelitian untuk membuktikan hipotesis yang diajukan.
Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Model regresi berganda adalah teknik analisis yang menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variasi independen
(Sumodiningrat, 1993). Dalam penelitian ini digunakan model regresi
berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
GrowthSizeitaDebtPerCapCVrevenueeExpenditurCash it 43210/ aaaaa ++++=
Dimana,
eExpenditurCash / = cash holdings daerah (municipal cash holdings)
=CVrevenue Koefisien variasi pendapatan
=itaDebtPerCap Utang per kapita
=Size Ukuran pemerintah daerah
=Growth Pertumbuhan
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data.
Normalitas data merupakan penyebaran nilai data yang merata.
Menurut Ghozali (2007) uji normalitas data dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi
kriteria sebaran atau distribusi normal. Salah satu cara agar data dapat
berdistribusi normal adalah dengan menggunakan lewat pengamatan
nilai residual. pendekatan grafik Normal P-P of regression
standardized residual untuk menguji noarmalitas data. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal pada grafik Normal P-P of
regression standardized residual dan mengikuti arah garis diagonal
tersebut, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Cara lain dengan melihat distribusi dan variable-variabel yang
akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu
diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji satatistik akan lebih baik
jika semua variabel berdistribusi normal. Untuk mendeteksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
normalitas data dapat juga menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-nilai sampel
yang teramati terdistribusi normal. Kriteria pengujian dengan dua arah
(two-tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan
tarif signifikan 0,05. jika p > 0,05 maka data terdistribusi normal dan
sebaliknya jika p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal
b. Uji Multikolinearitas.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel
independen yang satu dengan variabel independen yang lainnya
Ghozali (2001). Gejala multikolinearitas dapat diuji dengan
meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel
independen dengan menggunakan Tolerance Value dan Varian
Inflating Factor (VIF). Tolerance mengukur veriabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Apabila nilai tolerance diatas 0.10 dan VIF
dibawah 10, maka menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas.
Model regresi yang baik adalah apabila dalam model tersebut
tidak terjadi korelasi antar variabel independennya. Menurut Ghozali
(2001), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan
gejala multikolinearitas pada model regresi yaitu sebagai berikut ini.
(a) Transformasi variabel, yaitu salah satu cara mengurangi
hubungan linear diantara variabel bebas, dapat dilakukan dalam
bentuk logaritma natural dan bentuk first difference atau delta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
(b) Dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel independent yang
mempunyai korelasi yang tinggi dari model regresi dan
identifikasi variabel independen lainnya untuk membantu
prediksi.
(c) Gunakan model dengan variabel bebas yang mempunyai variabel
korelasi tinggi hanya semata-mata untuk memprediksi.
(d) Gunakan korelasi sederhana antar setiap variabel bebas dan
variabel terikatnya untuk memahami hubungan variabel bebas
dan variabel terikat.
c. Uji Heteroskedastisitas.
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variasi (varians) variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas,
kesalahan yang terjadi tidak random (acak), tetapi menunjukkan
hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih
variabel. Gejala heterokedastisitas terjadi pada model yang
menggunakan data sample secara cross section.
Heterokedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan
menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heterokestasitas dapat
dilihat dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola pola
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang terjadi dan titik menyebar diatas dan dibawah angka nol maka
tidak terjadi heteroskastisitas. Cara lain dalam pengujian
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan Uji Glejser. Apabila
nilai sig > 0,05 maka terjadi homoskedastisitas dan ini yang
seharusnya terjadi, namun jika sebaliknya nilai sig < 0,05 maka
terdapat heteroskedasitas
d. Uji Autokorelasi.
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data SPSS
dalam data time series) atau ruang (seperti data cross section) Santoso
(2000). Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah model
mengandung autokorelasi atau tidak, yaitu hubungan yang erat
diantara varibel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Model regresi yang baik apabila model tersebut tidak terjadi
autokorelasi.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan Run Test. Menurut Ghozali (2007) Run Test sebagai
bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Pengujian Ketepatan Perkiraan (goodness of fit test)
Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan sumbangan
variabel independen terhadap perubahan yang terjadi pada variabel
dependen. Dalam perhitungan statistik ini, nilai R2 yang digunakan
adalah adjusted R2 karena ini merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam
suatu persamaan regresi. Nilai dari adjusted R2 benar-benar telah bebas
dari pengaruh derajat bebas, yang berarti nilai tersebut benar-benar
menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Koefisien determinasi atau kuadrat dari koefisien kolerasi
memiliki nilai antara 0 < R2 < 1, koefisien determinasi sama dengan 1
berarti variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap
variabel dependen dan jika koefisien determinasi = 0 berarti variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen berupa koefisien variasi pendapatan, utang per kapita, ukuran
pemerintah daerah dan pertumbuhan terhadap cash holdings daerah.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
pengujian seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Menentukan hipotesis yang dirumuskan:
Ha: Variabel koefisien variasi pendapatan, utang per kapita, ukuran
pemerintah daerah dan pertumbuhan berpengaruh terhadap
cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Ho: Variabel koefisien variasi pendapatan, utang per kapita, ukuran
pemerintah daerah dan pertumbuhan tidak berpengaruh
terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di
Indonesia.
2. Menentukan tingkat signifikansi α sebesar 0,05 dan 0,1.
3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis.
Jika p < α, maka Ho ditolak
Jika p > α, maka Ho diterima
4. Penarikan kesimpulan hipotesis.
Kesimpulannya ditentukan dari nilai-p (probabilitas value) yang
muncul. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengamati
signifikansi nilai-p (probability value) dengan tingkat signifikansi
0,05 dan 0,1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
ANALISIA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
1. Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Sumber data yang digunakan oleh peneliti berasal dari website BPK
(www.bpk.go.id). Data tersebut berupa laporan realisasi anggaran
pendapatan dan belanja daerah, neraca dan laporan arus kas yang telah
diaudit oleh BPK RI untuk periode pemeriksaan tahun 2006-2008. Data ini
diperoleh dari catatan atau basis data baik berupa hardcopy maupun
softcopy yang diperoleh dari website resmi Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK RI). Laporan keuangan yang dipublikasi oleh
pemerintah tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pemerintah daerah kabupaten/kotamadya se-jawa bali yang
menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasi melalui website
www.bpk.go.id. Dalam penelitian ini periode observasi yang digunakan
yaitu tahun anggaran 2005, 2006 dan 2007. Jumlah laporan keuangan yang
menjadi objek penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini.
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 1. Jumlah Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2005, 2006 dan 2007
Propinsi TA 2005 TA 2006 TA 2007
DIY 5 5 5 Jawa Barat 22 25 25 Jawa Tengah 34 34 29 Jawa Timur 26 37 38 Banten 6 6 6 Bali 9 9 9
Total 102 117 112
Sumber: www.bpk.go.id
Berdasarkan data diatas, diperoleh populasi sebanyak 331 laporan
keuangan pemerintah kota dan kabupaten se-Jawa/Bali yang telah
diperiksa BPK RI pada tahun 2006 – 2008. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Metode pengambilan sampel tersebut menggunakan kriteria
sampel yang ditetapkan oleh peneliti sebagaimana dipaparkan dalam bab
sebelumnya. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah
ditetapkan, jumlah sampel penelitian dan observasi dalam penelitian ini
dapat disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.
Sampel Penelitian
Keterangan Total
Pemerintah daerah se- jawa Bali 331 Pemerintah daerah yang tidak dilaporkan laporan keuangannya dalam HAPSEM I periode 2005-2007 (25) Laporan keuangan keuangan pemerintah daerah se-jawa bali yang datanya tidak lengkap (67)
Total sampel 79
Sumber: www.bpk.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel sampel penelitian diatas menunjukkan bahwa jumlah laporan
keuangan pemerintah daerah yang berhasil dikumpulkan melalui
download di website BPK RI adalah sejumlah 331 laporan keuangan
pemerintah daerah. Atas jumlah laporan keuangan tersebut, sejumlah 25
laporan keuangan yang tidak dilaporkan pemerintah daerah. Untuk laporan
keuangan yang datanya tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut
tidak digunakan dalam penelitian ini. Jumlah laporan keuangan yang tidak
secara lengkap menyajikan data yang dimaksud sejumlah 66 laporan
keuangan pemerintah daerah. Setelah dilakukan identifikasi dengan
menggunakan kriteria pengambilan sampel, maka diperoleh sampel
sejumlah 79 laporan keuangan pemerintah daerah. Dalam penelitian ini,
agar dapat memenuhi asumsi normalitas untuk dilakukan uji regresi
berganda, maka langkah pertama adalah membuang data yang outlier yaitu
dua puluh lima laporan keuangan pemerintah daerah (Blora, Klaten,
Wonogiri, Magelang, Salatiga, Semarang, Tegal, Sampan, Mojokerto,
Trenggalek, Magetan, Lamongan, Bandung, Cirebon, Garut, Indramayu,
Keterangan: Cashhold = cash holdings Cvrev = koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) Dpc = utang per kapita (debt per capita) Size = ukuran pemerintah daerah Growth = pertumbuhan Sumber: hasil pengolahan Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada 54 pemerintah daerah, dari
54 tersebut pemerintah daerah dengan cash holdings terkecil (minimum)
adalah sebesar 0,48 dan cash holdings terbesar (maksimum) adalah
sebesar 6,58 serta nilai mean (rata-rata) cash holdings dari 54 pemerintah
daerah adalah sebesar 2,4788 dengan standar deviasi 1,2694. Selanjutnya
nilai koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue)
terkecil (minimum) adalah 0,14 dan nilai koefisien variasi pendapatan
(coefficient of variation of revenue) terbesar (maksimum) adalah 0,84.
Nilai mean (rata-rata) coefficient of variation of revenue dari 54
pemerintah daerah adalah 0.2471 dengan standar deviasi 0,0944. Nilai
utang per kapita (debt per capita) terkecil (minimum) adalah 0,46 dan nilai
utang per kapita (debt per capita) terbesar (maksimum) adalah 9,55 serta
nilai mean (rata-rata) utang per kapita (debt per capita) dari 54 pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
daerah adalah 3,8614 dengan standar deviasi 2,4836. Nilai ukuran
pemerintah daerah (size) terkecil (minimum) adalah 5,24 dan nilai ukuran
pemerintah daerah (size) terbesar (maksimum) adalah 6,64 serta nilai mean
(rata-rata) ukuran pemerintah daerah (size) dari 54 pemerintah daerah
adalah 5,9958 dengan standar deviasi 0.2608. Pertumbuhan (growth)
terkecil (minimum) adalah -0.04 dan pertumbuhan (growth) terbesar
(maksimum) adalah 0,58 serta nilai mean (rata-rata) pertumbuhan
(growth) dari 54 pemerintah daerah adalah 0,04207 dengan standar deviasi
0,09187.
B. Hasil Analisis Data
Pengujian data dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang
per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan
pertumbuhan (growth) terhadap cash holdings daerah (municipal cash
holdings) pada pemerintah daerah di Indonesia. Untuk pengujian hipotesis
penelitian ini digunakan model regresi linier berganda. Untuk membantu
pengujian data, penelitian ini menggunakan bantuan software statistik
komputer berupa SPSS versi 15.
Hasil pengujian dan interpretasi hasil pengujian dalam penelitian
ini dapat dipaparkan seperti berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
1. Pengujian Asumsi Klasik
e. Uji Normalitas Data.
Normalitas data merupakan penyebaran nilai data yang merata.
Menurut Ghozali (2007) uji normalitas data dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi
kriteria sebaran atau distribusi normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data
One-sample Kolmogorov-Smirnov Test Variabel Kolmogorov Signifikansi p-value Interpretasi Sminorv-Test
Unstandardized 0,117 1,192 p>0,05 Data normal Residual Sumber: hasil pengolahan data
Tabel hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan angka signifikansi 0,117 lebih dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
f. Uji Multikolinearitas.
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi antara variabel
independen yang satu dengan variabel independen yang lainnya
Ghozali (2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Hasil pengujian terhadap multikolinearitas dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil uji multikolinearitas
Variable Tolerance VIF Keterangan cvrev 0.966 1.035 tidak terjadi multikolinearitas dpc 0.952 1.051 tidak terjadi multikolinearitas size 0.964 1.037 tidak terjadi multikolinearitas growth 0.971 1.030 tidak terjadi multikolinearitas
Keterangan: Cvrev = koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of
revenue) Dpc = utang per kapita (debt per capita) Size = ukuran pemerintah daerah Growth = pertumbuhan
Sumber: hasil pengolahan data
Tabel pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel
coefficient of variation of revenue menunjukkan angka tolerance 0.966
(lebih dari 0.10) dan VIF 1.035 (kurang dari 10), variabel debt per
capita menunjukkan angka tolerance 0.952 (lebih dari 0.10) dan VIF
1.051 (kurang dari 10), variabel size menunjukkan angka tolerance
0.964 (lebih dari 0.10) dan VIF 1.0371 (kurang dari 10) dan variable
growth menunjukkan angka tolerance 0.971 (lebih dari 0.10) dan VIF
1.030 (kurang dari 10). Kesimpulan yang dapat diambil dari uji
multikolinearitas adalah bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel.
g. Uji Heteroskedastisitas.
Heterokedastisitas menunjukkan bahwa variasi (varians) variabel
tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kesalahan yang terjadi tidak random (acak), tetapi menunjukkan
hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih
variabel. Gejala heterokedastisitas terjadi pada model yang
menggunakan data sample secara cross section.
Hasil pengujian terhadap heteroskedastisitas dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Hasil uji heteroskedastisitas
Uji Glejser Variabel Signifikansi Keterangan
cvrev 0,524 Tidak terjadi heteroskedastisitas dpc 0,413 Tidak terjadi heteroskedastisitas size 0,269 Tidak terjadi heteroskedastisitas growth 0,762 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Keterangan: Cvrev = koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) Dpc = utang per kapita (debt per capita) Size = ukuran pemerintah daerah Growth = pertumbuhan Sumber: hasil pengolahan data
Dependent Variable: ABSRES
Tabel hasil pengujian heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser menunjukkan angka signifikansi lebih dari
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
h. Uji Autokorelasi.
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data SPSS
dalam data time series) atau ruang (seperti data cross section)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
(Santoso, 2000). Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah
model mengandung autokorelasi atau tidak, yaitu hubungan yang erat
diantara varibel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.
Model regresi yang baik apabila model tersebut tidak terjadi
autokorelasi.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan Run Test. Hasil pengujian autokorelasi dengan
menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test Variabel Runs Test Signifikansi p-value Interpretasi
Unstandardized 1,099 0,272 p>0,05 Tidak ada Residual Autokorelasi Sumber: hasil pengolahan data
Tabel hasil pengujian autokorelasi dengan Runs Test
menunjukkan angka signifikansi 0,272 lebih dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
e. Pengujian Ketepatan Perkiraan (goodness of fit test)
Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan sumbangan
variabel independen terhadap perubahan yang terjadi pada variabel
dependen. Dalam perhitungan statistik ini, nilai R2 yang digunakan
adalah adjusted R2 karena ini merupakan salah satu indikator untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam
suatu persamaan regresi. Nilai dari adjusted R2 benar-benar telah bebas
dari pengaruh derajat bebas, yang berarti nilai tersebut benar-benar
menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Koefisien determinasi atau kuadrat dari koefisien kolerasi
memiliki nilai antara 0 < R2 < 1, koefisien determinasi sama dengan 1
berarti variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap
variabel dependen dan jika koefisien determinasi sama dengan 0
berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Tabel 8. Hasil Pengujian Ketepatan Perkiraan
.453a .205 .140 1.1772 1.939Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), GRUP, CRREV, SIZE, DPCa.
Sumber: hasil pengolahan data
Tabel hasil pengujian ketepatan perkiraan menunjukkan angka
Adjusted R Square sebesar 0,140 (memiliki nilai antara 0< R2<1) maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
3. Pengujian hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah koefisien
variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per
kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pertumbuhan (growth) berpengaruh terhadap cash holdings daerah.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Hasil
pengujian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia disajikan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien Regresi Signifikansi
Konstanta -2,987 0,435 cvrev -2,707 0,127 dpc -0,153 0,026 ** size 1,097 0,088 * growth 3,464 0,058 * Keterangan: Cvrev = koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue Dpc = utang per kapita (debt per capita) Size = ukuran pemerintah daerah Growth = Pertumbuhan Sumber: hasil pengolahan data
Keterangan : ** signifikan pada taraf 5%
* signifikan pada taraf 10%
Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis diatas, maka hasil
penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Nilai konstanta -2,987 menyatakan bahwa jika variabel
independen dianggap konstan, maka rata-rata nilai cash holdings
daerah sebesar 2.987 satu satuan.
Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of
revenue) sebesar -2,706 dengan angka signifikansi 0,127 menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
bahwa koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of
revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada
pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90% dan 95%
atau tingkat toleransi kesalahan 10% dan 5%, sehingga dapat
dinyatakan bahwa variabel koefisien variasi pendapatan (coefficient of
variation of revenue) bukan merupakan faktor yang mempengaruhi
cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Koefisien utang per kapita (debt per capita) sebesar -0,153
dengan angka signifikansi 0,026 menunjukkan bahwa utang per kapita
(debt per capita) berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah
signifikan pada a = 5%. Koefisien utang per kapita (debt per capita)
sebesar -0,153 juga menunjukkan bahwa setiap penurunan utang per
kapita (debt per capita) sebesar satu satuan, akan meningkatkan cash
holdings daerah sebesar 153 satuan.
Koefisien ukuran pemerintah daerah (size) sebesar 1,097 dengan
angka signifikansi 0,088 menunjukkan bahwa ukuran pemerintah
daerah (size) berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah
signifikan pada a = 10%. Koefisien ukuran pemerintah daerah (size)
sebesar 1,097 juga menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran
pemerintah daerah (size) sebesar satu satuan, akan meningkatkan cash
holdings daerah sebesar 1.097 satuan.
Koefisien pertumbuhan (growth) sebesar 3.464 dengan angka
signifikansi 0,058 menunjukkan bahwa pertumbuhan (growth)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
berpengaruh positif terhadap cash holdings daerah signifikan pada a =
10%. Koefisien pertumbuhan (growth) sebesar 3,464 juga
menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan (growth) sebesar
satu satuan, akan meningkatkan cash holdings daerah sebesar 3.464
satuan.
C. Pembahasan
Penelitian ini mereplikasi penelitian dari Gore (2009) yang
menggunakan analisis regresi berganda untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi cash holdings daerah. Ada lima variabel yang diuji, yaitu
cash holdings daerah sebagai variabel dependen dan empat variabel
independen yaitu koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of
revenue), utang per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah
(size) dan pertumbuhan (growth). Pengujian yang dilakukan adalah
pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Dari pengujian asumsi
klasik, dapat diketahui bahwa uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolinearitas dan uji autokorelasi telah terpenuhi.
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat dalam pengujian
hipotesis diatas, berikut ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil
penelitian.
Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa koefisien variasi
pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh
terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
tingkat keyakinan 90% dan 95% atau tingkat toleransi kesalahan 10% dan
5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel koefisien variasi
Pendapatan (coefficient of variation of revenue) bukan prediktor cash
holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Hasil ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) untuk Koefisien variasi
pendapatan (coefficient of variation of revenue) adalah sebesar 0,127 yang
lebih besar dari alpha 0,05 dan 0,1. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan logika teori dalam pengembangan hipotesis yaitu penelitian
Fisman dan Hubbard (2005), Core (2006) dan Gore (2009). Hasil
penelitian yang tidak konsisten ini didasari pada alasan bahwa dalam
sistem keuangan pemerintah daerah terdapat dana transfer dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) yang berfungsi untuk menutup kekurangan
pendapatan, sehingga apabila sebuah pemerintah daerah mempunyai
pendapatan rendah kekurangannya dapat di tutup dengan dana transfer
tersebut. Oleh karenanya koefisien variasi pendapatan tidak berpengaruh
terhadap cash holdings daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga
dimungkinkan untuk melakukan pinjaman atau utang guna menutup
kekurangan kas daerah ketika pendapatan tersebut rendah. Sehingga,
dengan adanya kemungkinan tersebut maka akan dapat menjaga cash
holdings pemerintah daerah.
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa utang per kapita
(debt per capita) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap cash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat
keyakinan 95% atau tingkat toleransi kesalahan 5%. Hasil ini ditunjukkan
dengan nilai probabilitas (p-value) untuk utang per kapita (debt per
capita) adalah sebesar 0,026 yang lebih kecil dari alpha 0,05 dan tanda
koefisien regresi adalah negatif, yaitu sebesar -0,153. Hasil pengujian ini
mendukung hipotesis yang diajukan, menunjukkan bahwa semakin rendah
utang per kapita (debt per capita), maka semakin tinggi cash holdings
daerah. Hasil ini konsisten dengan logika teori dalam pengembangan
hipotesis. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa utang per kapita (debt
per capita) yang dihitung dengan rasio utang terhadap populasi
berpengaruh negatif terhadap cash holdings daerah ini konsisten dengan
penelitian Gore (2009).
Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran pemerintah
daerah (size) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90%
atau tingkat toleransi kesalahan 10%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai
probabilitas (p-value) untuk ukuran pemerintah daerah (size) adalah
sebesar 0,088 yang lebih kecil dari alpha 0,1 dan tanda koefisien regresi
adalah positif, yaitu sebesar 1,097. Hasil pengujian ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi ukuran pemerintah paerah (size), maka semakin
tinggi cash holdings daerah. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gore (2009) bahwa ukuran
pemerintah daerah (size) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
cash holdings daerah pada pemerintah Negara bagian di Amerika namun
ukuran pemerintah paerah (size) berpengaruh positif secara signifikan
terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Hasil
penelitian yang tidak konsisten ini didasari pada alasan bahwa pada
pemerintah daerah se-Jawa/Bali populasi penduduknya sangat padat dan
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sangat besar, sehingga mampu
menghasilkan kas daerah yang lebih besar pula.
Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa pertumbuhan
(growth) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia pada tingkat keyakinan 90%
atau tingkat toleransi kesalahan 10%. Hasil ini ditunjukkan dengan nilai
probabilitas (p-value) untuk pertumbuhan (growth) adalah sebesar 0,058
yang lebih kecil dari alpha 0,1 dan tanda koefisien regresi adalah positif,
yaitu sebesar 3.464. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang
diajukan, menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan (growth),
maka semakin tinggi cash holdings daerah. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gore (2009) bahwa
pertumbuhan (growth) berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash
holdings daerah pada pemerintah daerah di Amerika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil pengujian data dalam penelitian ini mendasari pengambilan
simpulan dalam penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa utang per kapita (debt per capita),
ukuran pemerintah daerah (size) dan pertumbuhan (growth) berpengaruh terhadap
cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Sedangkan variabel
Koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue) tidak
berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di Indonesia.
Simpulan ini didasarkan pada hasil pengujian model penelitian dengan model
regresi berganda yang menunjukkan bahwa variabel koefisien variasi pendapatan
(coefficient of variation of revenue) tidak berpengaruh terhadap cash holdings
daerah pada pemerintah daerah di Indonesia. Variabel utang per kapita (debt per
capita) berpengaruh negatif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada
pemerintah daerah di Indonesia. Variabel ukuran pemerintah daerah (size)
berpengaruh positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada
pemerintah daerah di Indonesia. Variabel pertumbuhan (growth) berpengaruh
positif secara signifikan terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemerintah
daerah dalam mengelola kas daerah untuk belanja operasi bulanan pemerintah
daerah dipengaruhi oleh beban utang setiap masyarakat yang menjadi penduduk
pemerintah daerah setempat, populasi dan pertumbuhan populasi dalam suatu
pemerintah daerah di Indonesia khususnya pemerintah daerah di Jawa dan Bali.
B. Keterbatasan
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian sehingga
dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Adapun beberapa keterbatasan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Data koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang
per kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size), pertumbuhan
(growth) dan cash holdings daerah pada beberapa daerah mempunyai nilai
sangat ekstrim, sehingga data seperti itu harus dihilangkan dalam penelitian.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya sampel penelitian.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada
koefisien variasi pendapatan (coefficient of variation of revenue), utang per
kapita (debt per capita), ukuran pemerintah daerah (size), pertumbuhan
(growth). Peneliti belum menguji variabel independen lain yang mungkin
berpengaruh terhadap cash holdings daerah pada pemerintah daerah di
Indonesia.
3. Beberapa data gagal dipakai. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
kesalahan teknis saat pengambilan data. Beberapa data yang diambil tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
lengkap, tidak disertai halaman pendapat, dan terdapat angka-angka yang
hilang.
4. Data yang diambil sewaktu-waktu dapat berubah karena terjadi penambahan
atau pengurangan data oleh webmaster BPK.
C. Saran
1. Penelitian di bidang serupa hendaknya dilakukan secara berkelanjutan
sehingga menghasilkan bukti empiris yang cukup akurat sehingga dapat
memberikan kontribusi pada bidang akuntansi tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap cash holdings pada pemerintah daerah di Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperluas objek penelitian, yaitu