i ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI PDRB KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : WIDYA KUSUMANINGSIH F0107091 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
95
Embed
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi - Provinsi di Pulau Jawa ” ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI PDRB KABUPATEN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI
PDRB KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
WIDYA KUSUMANINGSIH
F0107091
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE FACTORS AFFECTING PDRB CONDITION OF REGENCY / MUNICIPAL IN CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2009
WIDYA KUSUMANINGSIH
F0107091
The economic development basically aims to create a high economic growth and evenly distribution of development, so that the society welfare is achieved. PDRB per capita value in Central Java Province improved over years during 2005-2009, but its average belonged to the lowest category compared with other provinces in Java Island, so that an appropriate policy is required to cope with such the problem. This research aims to find out the effect of Local Original Income (PAD), loan, saving, local expense and population density variables on the PDRB of Regency / Municipal in Central Java in 2009. The hypothesis is that there is a positive significant effect of those independent variables on the PDRB of Regency / Municipal in Central Java in 2009.
This study employed a multiple linear regression analysis with OLS method using cross-sectional data of 2009 from 35 regencies/municipals in Central Java Province. The instrument of analysis used was a multiple linear regression, statistic test (t-, F-, and R2-tests) and classical assumption test (multicolinearity, heteroscedasticity, and autocorrelation).
The result of regression analysis at α = 5% showed that: firstly, the loan and expense variables partially affected significantly, while PAD, saving, and population density affected insignificantly the PDRB of Regency / Municipal in Central Java in 2009. Secondly, the five variables simultaneously affected significantly the PDRB of Regency / Municipal in Central Java in 2009.
Based on the result of research, the following recommendations could be given. Firstly, the central government and society should supervise directly and properly the realization of development fund sources such as PAD and local expense; secondly, the government should provide more adequate public infrastructures such as providing the wide job opportunity and training human resource; thirdly, the bank should open a wider access for the society to get loan easily; and fourthly, the government should reduce the interest rate to improve the investment for funding the development.
Keywords: PDRB of regency / municipal in Central Java, Local Original Income, Loan, Saving, Local Expense, Population Density, Multiple Linear Regression Analysis (OLS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI PDRB KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2009
WIDYA KUSUMANINGSIH F0107091
Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan, sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai. Nilai PDRB perkapita di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2005-2009 mengalami peningkatan, tetapi rata-ratanya tergolong paling rendah dibandingkan dengan provinsi-provinsi di pulau Jawa lainnya sehingga memerlukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD), kredit, tabungan, belanja daerah dan kepadatan penduduk terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Hipotesisnya ialah diduga adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas tersebut terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda melalui metode OLS dengan menggunakan data cross section tahun 2009 berupa 35 kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah. Alat analisis yang digunakan berupa regresi linear berganda, uji statistik (uji t, uji F, dan uji R2), dan uji asumsi klasik (uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi).
Hasil analisis regresi pada α = 5% menunjukkan bahwa: pertama, secara individual variabel kredit dan belanja daerah berpengaruh signifikan, sedangkan variabel PAD, tabungan, dan kepadatan penduduk tidak signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Kedua, secara bersama-sama kelima variabel bebas tersebut berpengaruh signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: pertama, pemerintah pusat dan masyarakat perlu melakukan pengawasan secara langsung dan tepat terhadap realisasi sumber-sumber dana pembangunan seperti PAD dan belanja daerah; kedua, pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana publik yang lebih memadai seperti menyediakan lapangan kerja yang luas dan melatih SDM; ketiga, bank harus membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit dengan mudah; dan keempat, pemerintah perlu menurunkan tingkat suku bunga untuk meningkat investasi guna membiayai pembangunan.
Kata Kunci : PDRB kabupaten / kota di Jawa Tengah, pendapatan asli daerah, kredit, tabungan, belanja daerah, kepadatan penduduk, analisis regresi linear berganda (OLS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah
segala rencanamu.” (Amsal 16 : 3)
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.” (Filipi 4 : 13)
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan.” (Yeremia 17 : 7)
“Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang
pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2 : 6)
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu
Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.
Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10 : 13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
V Tuhan Yesus
V Orang tuaku tersayang, Bapak
Harmanto dan Ibu Sri Hartati
V Adikku, Tiara Kusumaningrum
V Seluruh keluarga besarku
V Seluruh sahabatku
V Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KONDISI PDRB KABUPATEN / KOTA DI PROVINSI
JAWA TENGAH TAHUN 2009”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
guna menyelesaikan studi pada Program Strata Satu Fakultas Ekonomi Jurusan
Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan, baik materiil maupun moril yang diberikan oleh
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Supriyono, MSi selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Sutanto, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini
sehingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
4. Bapak Joko Nugroho selaku Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan
dan membina penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama penulis belajar di
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah banyak membantu penulis selama belajar di Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Orang tuaku tercinta, Bapak Drs. Harmanto dan Ibu Sri Hartati, S.E., terima
kasih atas kasih sayang, doa, teladan, perhatian, serta dukungan yang
senantiasa diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya.
8. Adikku tersayang, Tiara Kusumaningrum, S.H., terima kasih atas semangat,
doa, perhatian, kasih sayang, motivasi dan dukungannya.
9. Keluarga besarku terima kasih atas doa dan dukungannya.
8. Belanja Daerah ................................................................ 51
9. Kepadatan Penduduk ...................................................... 53
B. Analisis Data ....................................................................... 55
1. Pemilihan Bentuk Model Empirik (Uji MWD) .............. 55
2. Analisis Regresi Linear Berganda .................................. 56
3. Uji Statistik ..................................................................... 59
a. Uji t ............................................................................ 59
b. Uji F ........................................................................... 62
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................. 63
4. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 64
a. Uji Multikolinearitas .................................................. 64
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................... 65
c. Uji Autokorelasi ......................................................... 66
C. Interpretasi Ekonomi ........................................................... 67
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap
PDRB Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah ........ 67
2. Pengaruh Kredit terhadap PDRB Kabupaten / Kota
di Provinsi Jawa Tengah ................................................. 68
3. Pengaruh Tabungan terhadap PDRB Kabupaten / Kota
di Provinsi Jawa Tengah ................................................. 69
4. Pengaruh Belanja Daerah terhadap PDRB Kabupaten /
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Kota di Provinsi Jawa Tengah ........................................ 70
5. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap PDRB
Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah .................... 71
BAB V PENUTUP .................................................................................. 73
A. Kesimpulan .......................................................................... 73
B. Saran .................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 77
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
I.1 PDRB Perkapita Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode Tahun 2005-2009 (Ribu Rupiah) ............................................................................... 4
I.2 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode Tahun 2005-2009 (Persen) ......................................................................................... 5
I.3 PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode Tahun 2004-2009 .... 6
IV.1 Luas Daerah Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 ................................................................................... 41
IV.2 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) dan Laju Pertumbuhannya (%) Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006-2009 ................................................... 42
IV.3 Jumlah Penduduk 35 Kabupaten / Kota di Jawa Tengah Tahun 2007-2009 ..................................................................................... 44
IV.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 ...................................................................... 54
IV.5 Hasil Uji MWD untuk Model Linear dengan Z1 .......................... 55
IV.6 Hasil Uji MWD untuk Model Log-Linear dengan Z2 .................. 56
IV.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...................................... 57
IV.8 Hasil Uji t ..................................................................................... 59
IV.9 Hasil Uji F .................................................................................... 63
IV.10 Hasil Uji Multikolinearitas Pendekatan Koutsoyiannis ............... 65
IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji LM ARCH) ............................ 66
R-squared 0.834569 Mean dependent var 4243227. Adjusted R-squared 0.806046 S.D. dependent var 3676307. S.E. of regression 1619053. Akaike info criterion 31.58739 Sum squared resid 7.60E+13 Schwarz criterion 31.85402 Log likelihood -546.7792 F-statistic 29.25987 Durbin-Watson stat 1.576793 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disajikan pada tabel IV.7,
PDRB = PDRB Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.
PAD = Pendapatan Asli Daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009.
KRDT = Kredit Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.
TAB = Tabungan Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2009.
BD = Belanja Daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
KP = Kepadatan Penduduk Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009.
Besarnya pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel
dependennya ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi dari masing-masing
variabel independen tersebut. Jika variabel PAD, Kredit, Tabungan,
Belanja Daerah dan Kepadatan Penduduk bernilai 0, maka nilai PDRB
Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 = 907352,7.
Sedangkan, variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,022105 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 ribu rupiah
nilai PAD akan meningkatkan nilai PDRB sebesar 0,022105 juta rupiah.
Variabel Kredit (KRDT) dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,762409 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah nilai KRDT
akan meningkatkan nilai PDRB sebesar 0,762409 juta rupiah. Sedangkan,
variabel Tabungan (TAB) dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,630071
menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 juta rupiah nilai TAB akan
menurunkan nilai PDRB sebesar 0,630071 juta rupiah.
Variabel Belanja Daerah (BD) dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,002838 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 ribu rupiah nilai BD akan
meningkatkan nilai PDRB sebesar 0,002838 juta rupiah. Sedangkan,
variabel Kepadatan Penduduk (KP) dengan nilai koefisien regresi sebesar
29,53097 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 jiwa / km2 nilai KP akan
meningkatkan nilai PDRB sebesar 29,53097 juta rupiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3. Uji Statistik
a. Uji t
Uji t merupakan pengujian variabel-variabel independen secara
individu yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan
variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya dalam
keadaan tetap atau konstan.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistic (t hitung)
dengan nilai t tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan
derajat signifikansinya pada tingkat keyakinan 95% atau pada derajat
signifikansi sebesar 5% (α = 0,05). Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(t hitung > t tabel) atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% (p < 0,05),
maka variabel independen secara individu berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini dapat dilihat pada tabel IV. 8
sebagai berikut :
Tabel IV.8 Hasil Uji t
Variabel t-statistic Probabilitas Kesimpulan PAD (PAD)
1,378742 0,1785 tidak signifikan pada α = 5%
Kredit (KRDT)
3,554350 0,0013 signifikan pada α = 5%
Tabungan (TAB)
-1,053390 0,3009 tidak signifikan pada α = 5%
Belanja Daerah (BD)
2,192554 0,0365 signifikan pada α = 5%
Kepadatan Penduduk (KP)
0,161614 0,8727 tidak signifikan pada α = 5%
Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program Eviews 3.0
yang dijelaskan pada tabel IV.8 tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1) Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k)
= (35-6) = 29, diperoleh t tabel = 2,045 dan dari hasil regresi
berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 1,378742 dengan
probabilitas 0,1785. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara
individual variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel PDRB kabupaten / kota di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada derajat signifikansi 5%.
2) Variabel Kredit (KRDT)
Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k)
= (35-6) = 29, diperoleh t tabel = 2,045 dan dari hasil regresi
berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel
Kredit (KRDT) sebesar 3,554350 dengan probabilitas 0,0013. Nilai
t hitung > t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel Kredit
(KRDT) berpengaruh signifikan terhadap variabel PDRB kabupaten
/ kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada derajat signifikansi
5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3) Variabel Tabungan (TAB)
Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu : df = (n-
k) = (35-6) = 29, diperoleh t tabel = 2,045 dan dari hasil regresi
berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel
Tabungan (TAB) sebesar -1,053390 dengan probabilitas 0,3009.
Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel
Tabungan (TAB) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada
derajat signifikansi 5%.
4) Variabel Belanja Daerah (BD)
Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu : df = (n-
k) = (35-6) = 29, diperoleh t tabel = 2,045 dan dari hasil regresi
berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel
Belanja Daerah (BD) sebesar 2,192554 dengan probabilitas 0,0365.
Nilai t hitung > t tabel ini berarti bahwa secara individual variabel
Belanja Daerah (BD) berpengaruh signifikan terhadap variabel
PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada
derajat signifikansi 5%.
5) Variabel Kepadatan Penduduk (KP)
Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 =
0,025 dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu : df = (n-
k) = (35-6) = 29, diperoleh t tabel = 2,045 dan dari hasil regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
berganda diperoleh nilai t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel
Kepadatan Penduduk (KP) sebesar 0,161614 dengan probabilitas
0,8727. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara individual
variabel Kepadatan Penduduk (KP) tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2009 pada derajat signifikansi 5%.
b. Uji F
Uji F ini merupakan pengujian koefisien regresi variabel independen
secara bersama-sama yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh semua variabel bebas atau independen yang dimasukan
kedalam model regresi, memiliki pengaruh signifikan secara bersama-
sama terhadap variabel tidak bebas atau dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistic (F hitung)
dengan nilai F tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan
derajat signifikansinya pada tingkat keyakinan 95% atau pada derajat
signifikansi sebesar 5% (α = 0,05). Jika nilai F hitung lebih besar dari
nilai F tabel (F hitung > F tabel) atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5%
(p < 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel IV.9 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel IV.9 Hasil Uji F
Variabel F-statistic Probabilitas Kesimpulan PAD (PAD), Kredit (KRDT), Tabungan (TAB), Belanja Daerah (BD), dan Kepadatan Penduduk (KP)
29,25987 0,000000 signifikan pada α = 5%
Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program Eviews 3.0
yang dijelaskan pada tabel IV.9 diperoleh F-statistic (nilai F hitung) untuk
semua variabel independen yaitu PAD, Kredit, Tabungan, Belanja
Daerah, dan Kepadatan Penduduk sebesar 29,25987 dengan probabilitas
0,000000 pada derajat signifikansi 5% dan dengan df (n-k, k-1) = df
(35-6, 6-1) = df (29,5), diperoleh F tabel = 2,55. Nilai F hitung > F tabel ini
berarti semua variabel bebas atau independen yaitu PAD, Kredit,
Tabungan, Belanja Daerah, dan Kepadatan Penduduk secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas atau
dependen yaitu PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
2009 pada derajat signifikansi 5%.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi
semua variabel independen. Koefisien determinasi (R2) yang digunakan
adalah R2 yang telah memperhitungkan jumlah variabel independen
dalam suatu model regresi atau R2 yang telah disesuaikan (adjusted R2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan hasil pengolahan data atau analisis regresi linear
berganda pada tabel IV.7 diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,806046.
Hal ini berarti 80,60% variabel dependen yakni PDRB kabupaten / kota
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 dapat dijelaskan oleh variabel
independen yakni PAD, Kredit, Tabungan, Belanja Daerah, dan
Kepadatan Penduduk. Sedangkan sisanya 19,40% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model regresi tersebut.
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya
hubungan / korelasi antara beberapa atau semua variabel bebas dalam
model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi, dilakukan pengujian melalui metode pendekatan
Koutsoyiannis dengan cara membandingkan antara nilai koefisien
korelasi pada regresi dengan masing-masing variabel bebas (r2) dengan
nilai koefisien determinasi pada regresi awal (R2). Jika R2 < r2, maka
terjadi masalah multikolinearitas dalam model atau suatu variabel bebas
tidak layak / berguna untuk dimasukkan ke dalam model, sedangkan
jika nilai R2 > r2, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas atau
suatu variabel bebas memang layak / berguna untuk dimasukkan ke
dalam model. Hasil uji multikolinearitas tersebut dapat dilihat pada
tabel IV.10 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel IV.10 Hasil Uji Multikolinearitas Pendekatan Koutsoyiannis
Variabel r2 R2 Kesimpulan
PDRB C PAD 0,699584 0,834569 tidak terjadi masalah
multikolinieritas
PDRB C KRDT 0,749516 0,834569 tidak terjadi masalah
multikolinieritas
PDRB C TAB 0,580330 0,834569 tidak terjadi masalah
multikolinieritas
PDRB C BD 0,439651 0,834569 tidak terjadi masalah
multikolinieritas
PDRB C KP 0,000376 0,834569 tidak terjadi masalah
multikolinieritas Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
Berdasarkan tabel IV.10 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi pada regresi awal (R2) menghasilkan nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi pada regresi dengan
masing-masing variabel bebas (r2), sehingga dapat dikatakan bahwa
variabel-variabel bebas tersebut memang layak atau berguna untuk
dimasukkan ke dalam model. Hal ini ditunjukkan dengan korelasi pada
semua variabel yang menandakan tidak ada masalah multikolinieritas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dari model regresi linear klasik adalah
kesalahan pengganggu mempunyai variansi yang sama. Apabila asumsi
tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi masalah heteroskedastisitas
yaitu suatu keadaan dimana variansi dari kesalahan pengganggu tidak
sama untuk semua nilai variabel bebas. Untuk menguji ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas dilakukan pengujian melalui metode uji LM
ARCH. Metode ini dilakukan dengan membandingkan nilai χ2 hitung
(obs*R2) dengan χ2 tabel pada df sesuai dengan jumlah regresor dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
pada derajat signifikan yang dipakai. Jika obs*R2 > χ2 tabel, maka ada
masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, bila obs*R2 < χ2 tabel, maka
tidak ada masalah heteroskedastisitas.
Tabel IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji LM ARCH) ARCH Test: F-statistic 0.091509 Probability 0.764225 Obs*R-squared 0.096951 Probability 0.755520 Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan uji LM ARCH
yang dijelaskan pada tabel IV.11, diketahui nilai obs*R2 sebesar
0,096951. Setelah itu, dengan menggunakan χ2 tabel pada α (derajat
signifikan) sebesar 5% dan df (jumlah regresor) sebesar 1, maka
diperoleh χ2 tabel sebesar 3,84146. Nilai Obs*R2 (0,096951) < χ2 tabel
(3,84146) menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk melihat apakah di dalam model
regresi terjadi hubungan korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1)
/ untuk melihat korelasi antar variabel gangguan, sehingga penaksir
tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar.
Pada penelitian ini digunakan metode uji Breusch-Godfrey (B-G test)
untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi. Metode ini dilakukan
dengan membandingkan nilai χ2 hitung (obs*R2) dengan χ2 tabel pada
degree of freedom (df) sesuai dengan jumlah regresor dan pada derajat
signifikan yang dipakai atau membandingkan nilai probabilitasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
dengan derajat signifikan yang dipakai sebesar 5%. Jika nilai χ2 hitung
(Obs*R2) < χ2 tabel atau nilai probabilitasnya > 5%, berarti tidak
terdapat autokorelasi.
Tabel IV.12 Hasil Uji Autokorelasi (Uji Breusch-Godfrey / B-G test)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.173861 Probability 0.679883 Obs*R-squared 0.215985 Probability 0.642116 Sumber : Hasil Output Eviews 3.0, 2011
Berdasarkan hasil uji Breusch-Godfrey (B-G test) pada tabel IV.12,
diketahui nilai Obs*R2 sebesar 0,215985 dengan probabilitas sebesar
0,642116. Nilai probabilitas (0,642116) > 0,05 menunjukkan bahwa
dalam model regresi tidak terdapat autokorelasi.
C. Interpretasi Ekonomi
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap PDRB Kabupaten
/ Kota di Provinsi Jawa Tengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
Pendapatan Asli Daerah (PAD) bernilai positif sebesar 0,022105 dengan
probabilitasnya 0,1785 (tabel IV.7). Nilai probabilitas variabel Pendapatan
Asli Daerah (PAD) lebih besar dari derajat signifikansinya sebesar 5%
(0,1785 > 0,05) berarti variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak
berpengaruh signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2009. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang
menyatakan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh
signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2009. Hal ini dapat dijelaskan secara teoritis bahwa pelaksanaan otonomi
daerah melalui desentralisasi fiskal dengan sumber dana berupa PAD
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi (PDRB) dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat karena pemerintah daerah lebih efisien dalam
memproduksi dan menyediakan barang-barang publik yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Namun, bila pelaksanaan desentralisasi fiskal tersebut
tidak dilakukan dengan baik sesuai standar teori desentralisasi atau terjadi
korupsi yang tinggi di tingkat daerah sehingga mengakibatkan realisasi
sumber dana pembangunan termasuk PAD berkurang / tidak merata, maka
peningkatan nilai PAD tidak dapat mendorong perekonomian bahkan
dapat menurunkan nilai PDRB di daerah tersebut.
2. Pengaruh Kredit terhadap PDRB Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa
Tengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel kredit
(KRDT) bernilai positif sebesar 0,762409 dengan probabilitasnya 0,0013
(tabel IV.7). Nilai ini berarti variabel kredit (KRDT) mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2009 pada tingkat signifikansi 5%. Jika nilai variabel kredit
(KRDT) bertambah 1 juta rupiah, maka nilai PDRB akan meningkat
sebesar 0,762409 juta rupiah dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan
bahwa variabel kredit (KRDT) mempunyai hubungan / pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Penyaluran kredit kepada masyarakat oleh perbankan bertujuan untuk
membiayai sektor riil dan pembangunan daerah sehingga ketersediaan
dana yang tinggi untuk sektor riil dan pembangunan akan meningkatkan
aktivitas perekonomian. Hal ini berarti semakin besar nilai kredit yang
disalurkan kepada masyarakat akan menyebabkan aktivitas perekonomian
yang dilakukan oleh masyarakat meningkat, sehingga akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi (PDRB) di daerah tersebut.
3. Pengaruh Tabungan terhadap PDRB Kabupaten / Kota di Provinsi
Jawa Tengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel tabungan
(TAB) bernilai negatif sebesar 0,630071 dengan probabilitasnya 0,3009
(tabel IV.7). Nilai probabilitas variabel tabungan (TAB) lebih besar dari
derajat signifikansinya sebesar 5% (0,3009 > 0,05), berarti variabel
tabungan (TAB) tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB kabupaten /
kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Hal ini tidak sesuai dengan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa variabel tabungan (TAB)
berpengaruh signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2009. Hal ini dapat dijelaskan secara teoritis bahwa
tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari suku bunga yang berarti
pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih
terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah jumlah tabungannya. Sedangkan, investasi
merupakan fungsi dari tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat suku
bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Sebaliknya, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan
masyarakat untuk melakukan investasi akan rendah karena seorang
pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan
yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat suku bunga yang
dibayar untuk dana investasi tersebut.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika tingkat suku bunga tinggi, maka
jumlah tabungan akan meningkat dan investasi akan menurun sehingga
nilai pertumbuhan ekonomi (PDRB) akan rendah karena jumlah
pengeluaran investasi kecil / rendah untuk membiayai pembangunan
daerah. Namun, nilai tabungan yang tinggi dapat menaikkan nilai
pertumbuhan ekonomi (PDRB) apabila keinginan menabung masyarakat
sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi (tingkat
suku bunga seimbang), dimana kenaikan efisiensi produksi akan
mengakibatkan keuntungan yang diharapkan naik sehingga pada tingkat
upah yang sama pengusaha berusaha meminjam dana yang lebih besar
untuk membiayai investasinya (pengeluaran investasi naik). Oleh karena
itu, pengusaha bersedia membayar tingkat suku bunga yang lebih tinggi
yang mengakibatkan jumlah tabungan meningkat dan akhirnya
pertumbuhan ekonomi (PDRB) juga tinggi.
4. Pengaruh Belanja Daerah terhadap PDRB Kabupaten / Kota di
Provinsi Jawa Tengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel Belanja
Daerah (BD) bernilai positif sebesar 0,002838 dengan probabilitasnya
0,0365 (tabel IV.7). Nilai tersebut berarti variabel Belanja Daerah (BD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB kabupaten /
kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada tingkat signifikansi 5%.
Jika nilai variabel Belanja Daerah (BD) bertambah 1 ribu rupiah, maka
nilai PDRB akan meningkat sebesar 0,002838 juta rupiah dengan asumsi
variabel bebas lainnya konstan. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian,
yang menyatakan bahwa variabel Belanja Daerah (BD) mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Belanja daerah merupakan salah satu komponen dalam permintaan
agregat, berarti jika pemerintah meningkatkan belanja daerah, maka
permintaannya juga meningkat. Permintaan yang tinggi akan
mengakibatkan kenaikan penawaran produsen sehingga pendapatan
pemerintah naik dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi (PDRB) daerah
juga meningkat karena pembangunan daerah dapat berjalan dengan lancar.
5. Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap PDRB Kabupaten / Kota di
Provinsi Jawa Tengah.
Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
Kepadatan Penduduk (KP) bernilai positif sebesar 29,53097 dengan
probabilitasnya 0,8727 (tabel IV.7). Nilai probabilitas variabel Kepadatan
Penduduk (KP) lebih besar dari derajat signifikansinya sebesar 5% (0,8727
> 0,05), berarti variabel Kepadatan Penduduk (KP) tidak berpengaruh
signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
2009. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa variabel Kepadatan Penduduk (KP) berpengaruh signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Hal
ini dapat dijelaskan secara teoritis bahwa kepadatan penduduk (jumlah
penduduk yang sangat tinggi) seringkali dijadikan sebagai sumber utama
timbulnya berbagai masalah seperti pengangguran dan kemiskinan.
Padahal, jumlah penduduk yang tinggi hanya merupakan faktor yang
memperburuk masalah tersebut apabila sarana dan prasarana yang dipakai
untuk menunjang kesejahteraan penduduk kurang memadai. Hal ini akan
menimbulkan pertumbuhan ekonomi (PDRB) yang rendah. Namun, bila
suatu daerah mampu menyediakan barang dan jasa yang memadai sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki tenaga kerja / sumberdaya
manusia yang terampil dan ahli di bidangnya, maka dengan adanya
kepadatan penduduk yang tinggi mampu menambah pendapatan regional
daerah tersebut karena kegiatan ekonomi masyarakat akan meningkat dan
berjalan dengan baik bila kesejahteraan dan kemampuan sumberdaya
manusia / tenaga kerja juga ditingkatkan. Hal ini mengakibatkan
pertumbuhan ekonomi (PDRB) juga akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak signifikan terhadap PDRB
kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Hal ini tidak sesuai
dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan bahwa variabel Pendapatan
Asli Daerah (PAD) signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 berarti semakin tinggi nilai variabel
Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka akan menurunkan nilai PDRB.
2. Variabel Kredit (KRDT) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan bahwa
variabel kredit (KRDT) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009
berarti semakin tinggi nilai variabel kredit (KRDT), maka akan
meningkatkan nilai PDRB.
3. Variabel Tabungan (TAB) mempunyai tanda / nilai negatif dan tidak
signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2009. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian, yang
menyatakan bahwa variabel tabungan (TAB) mempunyai pengaruh yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
positif dan signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2009 berarti semakin tinggi nilai variabel tabungan (TAB),
maka akan menurunkan nilai PDRB.
4. Variabel Belanja Daerah (BD) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2009. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan
bahwa variabel Belanja Daerah (BD) mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah
tahun 2009 berarti semakin tinggi nilai variabel Belanja Daerah (BD),
maka akan meningkatkan nilai PDRB.
5. Variabel Kepadatan Penduduk (KP) tidak signifikan terhadap PDRB
kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009. Hal ini tidak sesuai
dengan hipotesis penelitian, yang menyatakan bahwa variabel Kepadatan
Penduduk (KP) signifikan terhadap PDRB kabupaten / kota di Provinsi
Jawa Tengah tahun 2009 berarti semakin tinggi nilai variabel Kepadatan
Penduduk (KP), maka akan menurunkan nilai PDRB.
6. Semua variabel independen yaitu PAD, Kredit, Tabungan, Belanja
Daerah, dan Kepadatan Penduduk secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen yaitu PDRB kabupaten / kota di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada derajat signifikansi 5%.
7. Secara individual, variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD), Tabungan
(TAB), dan Kepadatan Penduduk (KP) tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun
2009 pada derajat signifikansi 5%. Sedangkan, variabel Kredit (KRDT)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dan Belanja Daerah (BD) berpengaruh signifikan terhadap variabel PDRB
kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 pada derajat
signifikansi 5%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Untuk mengoptimalkan realisasi PAD sebagai sumber dana pembangunan
dalam suatu daerah, maka diperlukan pengawasan dan pengontrolan
secara langsung, baik dan tepat dari pemerintah pusat maupun masyarakat
terhadap kinerja pemerintah daerah, khususnya dalam mengalokasikan
sumber-sumber dana pembangunan termasuk PAD beserta sumber-
sumbernya sehingga pelaksanaan otonomi daerah melalui desentralisasi
fiskal berjalan sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan kemandirian suatu daerah.
2. Pemerintah perlu menurunkan tingkat suku bunga agar investasi dapat
berkembang meskipun dapat menurunkan tingkat tabungan sehingga
perekonomian (PDRB) akan meningkat karena tingkat investasi yang
tersedia dalam jumlah besar.
3. Pemerintah daerah maupun pusat harus mampu menyediakan sarana dan
prasarana yang lebih baik lagi untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan pembangunan sehingga masalah yang
ditimbulkan oleh kepadatan penduduk yang tinggi seperti pengangguran
dan kemiskinan dapat dicegah. Misalnya menyediaan lapangan kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
tinggi dan memberikan latihan bagi tenaga kerja / sumberdaya manusia
yang ada di daerah tersebut sehingga akan mendorong aktivitas ekonomi
masyarakat yang dapat meningkatkan perekonomian (PDRB) di daerah
tersebut.
4. Otoritas moneter harus mendorong perbankan agar membuka akses yang
lebih luas kepada masyarakat termasuk sektor usaha kecil menengah di
berbagai daerah untuk mendapatkan kredit sehingga perekonomian dapat
ditingkatkan. Selain itu, masalah kesehatan dan efisiensi perbankan juga
harus diperhatikan lebih baik lagi karena adanya bank yang sehat dan
efisien akan meningkatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap
perbankan sehingga pemanfaatan bank sebagai lembaga intermediasi
semakin optimal dan akhirnya dapat mendorong perekonomian (PDRB)
ke tingkat yang lebih baik lagi.
5. Pemerintah daerah harus dapat mengoptimalkan realisasi / alokasi belanja
daerah secara proposional antara belanja langsung dengan belanja tidak
langsung yang lebih memihak kepentingan masyarakat sehingga mampu
memberikan efek yang positif terhadap perekonomian daerah Jawa
Tengah.
6. Penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan, diharapkan bagi
peneliti selanjutnya dapat membuat penelitian yang lebih baik daripada
penelitian ini dengan menambahkan variabel-variabel baru yang lebih
mempengaruhi kondisi PDRB kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah
dan menambahkan periode waktu serta jumlah datanya.