Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: M. ANAS NIM: S4309037 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
109

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

Mar 13, 2019

Download

Documents

lamtruc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

M. ANAS

NIM: S4309037

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Setiap coretan pada karya ini merupakan wujud dari KeEsaan dan Hidayah yang diberikan Allah SWT kepada

hambanya, dan wujud kesetiaan sebagai pengikut nabi Muhamad SAW

Setiap dentingan waktu terwujudnya karya ini merupakan ketulusan doa Ayah dan Ibunda yang senantiasa mengiringi langkahku yang senantiasa mengukir jiwa dan raga dengan

penuh kasih sayang.

Setiap aura semangat yang menyelimuti diriku merupakan jerih payah Kakak-ku, saudara dan sahabat-sahabat dekatku Terima kasih telah memberi warna kehidupan dan inspirasi

yang engkau siratkan kepadaku

Setiap goresan tinta dalam setiap bab di karya ini merupakan hasil hempasan kritik dan saran dari

pembimbingku.

Dan hasil karya sederhana ini merupakan wujud dari hasil usahaku dan doaku,

Untuk menemukan suatu makna kehidupan yang hakiki

Almamater

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN MOTTO

Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan dan yang tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya.

(Nabi Muhammad SAW.)

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan manfaat bagi sesama manusia.

(Nabi Muhammad SAW.)

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan/diperbuatnya.

(Ali bin Abi Thalib)

Manusia tidak akan mencapai pada kebahagiaan kecuali dengan ilmu dan ibadah, seluruh manusia akan binasa kecuali orang-orang yang berilmu, dan orang-orang yang berilmu akan binasa kecuali orang-orang yang melaksanakan ilmunya, dan orang-orang yang melaksanakan ilmunya akan binasa kecuali orang-orang yang akhlas di dalam bekerja.

(Imam Al Ghozali)

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini disusun

untuk memenuhi persyaratan mencapai derajad Magister Program Studi Magister

Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari

jerih payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu. Pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada

semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

hingga selesainya Tesis ini. Dengan kerendahan hati, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku Ketua Program Studi Magister

Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc., Ph.D., Ak., selaku Sekretaris Program Studi

Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret, dan selaku pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan pikiran, serta memotivasi peneliti dalam

penyusunan tesis.

6. Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si., Ak., selaku pembimbing II yang telah

memberikan waktu dan segala kemudahan serta kesabaran mengarahkan dalam

penyusunan tesis.

7. Bapak Ibu dosen beserta staf di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan

bimbingan keilmuan, khususnya dalam disiplin Ilmu Akuntansi.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

ABSTRAK .................................................................................................. xvi

ABSTRACT ................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 13

D. Manfaan Penelitian ........................................................... 14

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS ..............................................................................

15

A. Landasan Teori ................................................................. 15

1. Konsep Kebijakan Dividen .......................................... 15

2. Teori-Teori Terkait Dividend Payout .......................... 17

3. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kebijakan

Dividen ........................................................................

26

a. Kepemilikan Manajerial ....................................... 26

b. Kepemilikan Institusional ..................................... 29

c. Profitabilitas .......................................................... 30

d. Financial Leverage ............................................... 32

e. Ukuran Perusahaan ............................................... 33

B. Pengembangan Hipotesis .................................................. 34

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap

Kebijakan Dividen .......................................................

34

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap

Kebijakan Dividen .......................................................

38

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen .. 42

4. Pengaruh Financial Leverage terhadap Kebijakan

Dividen ........................................................................

45

5. Ukuran Perusahaan ...................................................... 50

C. Kerangka Berfikir ............................................................. 53

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 54

A. Metode Penelitian ............................................................. 54

B. Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel ....................... 54

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................ 55

1. Kebijakan Dividen ....................................................... 55

2. Kepemilikan Manajerial .............................................. 56

3. Kepemilikan Institusional ............................................ 56

4. Profitabilitas ................................................................ 57

5. Financial Leverage ...................................................... 57

6. Ukuran Perusahaan ...................................................... 58

D. Teknik Analisis Data ........................................................ 58

1. Uji Asumsi Klasik ...................................................... 59

a. Uji Normalitas ......................................................... 59

b. Uji Multikolinieritas ............................................... 60

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................... 61

d. Uji Autokorelasi ...................................................... 62

2. Pengujian Hipotesis .................................................... 62

a. Model Persamaan Regresi Berganda ..................... 62

b. Uji t ...................................................................... 63

c. Uji F ....................................................................... 65

d. Uji R2 ..................................................................... 66

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................. 67

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

A. Deskripsi Data .................................................................. 67

1. Deskripsi Sampel ......................................................... 67

2. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ........................ 68

B. Hasil Analisis Data ........................................................... 69

1. Pengujian Asumsi Klasik ............................................ 68

a. Uji Normalitas ....................................................... 68

b. Uji Multikolinieritas .............................................. 71

c. Uji Heteroskedastisitas .......................................... 72

d. Uji Autokorelasi .................................................... 73

2. Pengujian Hipotesis ..................................................... 73

a. Persamaan Regresi Linier Berganda ..................... 73

b. Koefisien Determinasi ........................................... 75

c. Uji F ....................................................................... 75

d. Uji t ........................................................................ 76

C. Pembahasan ...................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 87

A. Kesimpulan ....................................................................... 87

B. Keterbatasan Penelitian .................................................... 88

C. Saran-Saran ...................................................................... 89

D. Implikasi ........................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 92

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel .................................................... 68

Tabel 2 Deskripsi Statistik .................................................................... 68

Tabel 3 Uji Normalitas dengan Rasio Skewness .................................. 70

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 71

Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 73

Tabel 6 Koefisien Determinasi ............................................................. 75

Tabel 7 Hasil Uji F ................................................................................ 76

Tabel 8 Hasil Uji t ................................................................................. 77

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Pengaruh Variabel Independen dan Variabel

Kontrol terhadap Variabel Independen ...............................

53

Gambar 2 Grafik Normal Probability Plot Uji Normalitas .................. 70

Gambar 2 Diagram Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................... 72

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAF TAR LAMPIRAN

Halaman

1. Print Out Output Hasil Uji Regresi dengan Menggunakan SPSS ........ 93

2. Data Perusahaan Sampel ...................................................................... 98

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN

DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

M. ANAS

NIM: S4309037

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas,

financial leverage, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen baik parsial

maupun simultan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan lima tahun (2006-

2010). Berdasarkan unit purposive sampling diperoleh sampel 56 perusahaan, dan

setelah pengujian outlier diperoleh dalam 52 perusahaan. Data yang dikumpulkan

berdasarkan panel (pooling data) untuk mendapatkan unit analisis sebanyak 260

atau (52 x 5). Metode penelitian ini adalah kuantitatif, dan data yang diperoleh

melalui dokumentasi dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun

2011. Penelitian ini terdiri dari lima variabel independen, yaitu kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, financial leverage, dan

ukuran perusahaan, dan satu variabel terikat, kebijakan dividen. Pengolahan data

untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus regresi linier

berganda dengan pengolahan data program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (PROF) dan

ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen, sedangkan variabel kepemilikan manajerial (MAN) dan

financial leverage (LEV) tidak secara signifikan mempengaruhi kebijakan

dividen. MAN, INST, PROF, LEV dan variabel SIZE berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap kebijakan dividen. Hasil analisis regresi berganda

menunjukkan konstanta -35,767, yang berarti bahwa jika semua variabel

independen konstan jumlah tersebut akan turun sebesar 35,767.

Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas,

financial leverage, ukuran perusahaan dan dividend payout ratio.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACK

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND POLICY OF THE

COMPANY LISTED IN STOCK EXCHANGE IN INDONESIA

M. ANAS

NIM: S4309037

This study aims to test empirically the factors that influence dividend policy of the

company listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Specifically this study aims to

determine: the effect of managerial ownership, institutional ownership,

profitability, financial leverage, and firm size on dividend policy either partially

or simultaneously. This study population is non-financial companies listed on the

Indonesia Stock Exchange, with a five-year observation period (2006-2010).

Based on purposive sampling unit obtained a sample of 56 companies, and after

the testing of outliers obtained in 52 companies. Data compiled by the panel

(pooling data) in order to obtain the unit of analysis as much as 260 or (52 x 5).

This research method is quantitative, and data obtained by documentation from

the Indonesian Capital Market Directory (ICMD) in 2011. This study consists of

five independent variables, namely managerial ownership, institutional

ownership, profitability, and firm size, and one dependent variable, the dividend

policy. Processing of data for hypothesis testing is done using multiple linear

regression formula with a data processing program SPSS. The results showed that

the variables of institutional ownership (INST), profitability (PROF) and company

size (SIZE) has positive and significant impact on dividend policy, while the

managerial ownership variable (MAN) and financial leverage (LEV) did not

significantly influence the dividend policy. MAN, INST, PROF, LEV and SIZE

variables simultaneous significant effect on dividend policy. The results of

multiple regression analysis showed a constant of -35.767, which means that if all

the independent variables and constant control of the amount will fall by 35.767.

Keywords: managerial ownership, institutional ownership, profitability, financial

leverage, firm size and dividend payout ratio.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan manajemen

yang berkaitan dengan penentuan berapa banyak laba yang akan dibagikan dan

dibayarkan kepada para pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam

kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap

akhir periode. Kebijakan dividen merupakan bagian integral dari keputusan

pembelanjaan perusahaan. Weston dan Copeland (1997) menyatakan dividend

payout ratio (DPR) adalah dividen kas tahunan dibagi dengan laba perlembar

saham (LPS). Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan

kepada para pemegang saham biasa berupa dividen kas. Apabila laba ditahan

perusahaan saat ini lebih besar jumlahnya, berarti laba yang akan dibayarkan

sebagai dividen menjadi lebih kecil.

Oleh karenanya, masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen tidak

saja berdampak kepada perusahaan namun juga kepada investor. Para investor

mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraannya dengan mendapatkan return

baik dalam bentuk dividend yield maupun capital gain. Sementara di pihak lain

perusahaan membutuhkan sumber dana, utamanya dari dalam perusahaan itu

sendiri untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan hidupnya

sekaligus dapat memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham.

Brigham dan Houston (1996) mengemukakan bahwa isu tentang

kebijakan dividen adalah sangat penting dengan alasan antara lain: pertama,

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada

pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek

pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, dividen memegang

peranan penting dalam struktur permodalan perusahaan. Menurut teori residual

dividend, perusahaan akan membayarkan dividen kepada para pemegang saham

hanya jika perusahaan tersebut sudah tidak mempunyai kesempatan melakukan

suatu investasi yang menguntungkan, dalam hal ini jika memiliki net present

value positif.

Dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang manajer keuangan

menganalisis kebutuhan pembelanjaan yang dapat dipenuhi dari dalam perusahaan

sendiri. Hal ini perlu dilakukan mengingat hasil operasi yang akan ditanamkan

kembali dalam perusahaan sesungguhnya merupakan dana pemilik perusahaan

yang tidak dibagikan sebagai dividen. Brigham dan Hoston (2006) menyatakan,

dengan mempertimbangkan risiko dan hasilnya, perlu diputuskan apakah lebih

baik hasil operasi tersebut dibagikan sebagai dividen ataukah ditanamkan kembali

dalam bentuk laba ditahan, yang merupakan sumber dana permanen yang

pemanfaatannya perlu mendapatkan pertimbangan dalam upaya perluasan dan

pengembangan usaha. Dengan demikian wewenang dalam mengendalikan

kebijakan dividen merupakan salah satu wewenang yang didelegasikan para

pemegang saham kepada dewan direksi (manajemen). Dengan demikian

manajemen harus memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kebijakan dividen tersebut. Penetapan kebijakan dividen perlu dilakukan secara

cermat dan hati-hati karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

Dalam menentukan kebijakan dividen bukan persoalan mudah karena akan

mempengaruhi kinerja, nilai dan harga saham perusahaan (Brigham dan Hoston

2006)

Masalah kebijakan dividen juga terkait dengan masalah keagenan.

Pemegang saham menunjuk manajer untuk mengelola perusahaan agar dapat

meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham (Sugeng

2009). Dengan kewenangan yang dimiliki, dalam praktiknya, sering terjadi

manajer bertindak bukan untuk kepentingan pemegang saham melainkan untuk

kepentingan pribadinya sendiri. Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku

oportunis manajer tersebut maka pemegang saham harus bersedia mengeluarkan

kos pengawasan. Kos ini dinamakan kos keagenan (agency cost). Fitrijanti dan

Hartono (2002) menyatakan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi agency cost, yaitu: (1) dengan meningkatkan

kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, (2) dengan meningkatkan

dividend payout ratio, (3) meningkatkan pendanaan dengan utang, (4)

institutional investor sebagai monitoring agents. Adapun peranan kepemilikan

institusional ini, Kania dan Bacon (2005) menyatakan bahwa distribusi saham

antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor dan shareholders

dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena kepemilikan mewakili suatu

sumber kekuasaan (source of power) akan dapat digunakan untuk mendukung

atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen, maka adanya kepemilikan oleh

investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang

lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Menurut teori residual dividend, perusahaan akan membayarkan dividen

kepada pemegang saham hanya jika perusahaan tersebut sudah tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan suatu investasi yang menguntungkan, dalam hal ini

net present value yang positif. Chang dan Rhee (1990) menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan (asset growth) maka semakin

banyak dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut untuk investasi, sehingga

dana yang tersedia dari laba akan ditahan sebagai retained earnings dan tidak

dibayarkan sebagai dividen.

Studi empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen telah banyak dilakukan. Hasil penelitian Parthington (1989) menyatakan

terdapat tujuh variabel yaitu profitabilitas, stabilitas dividen, earnings, likuiditas,

cash flow, investasi dan pembiayaan yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan

dividen karena terkait pula dengan kebijakan manajemen perusahaan. Penelitian

ini bermaksud menguji variabel-variabel yang berhubungan dengan hasil

operasional perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Hal ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa apapun kebijakan manajemen perusahaan

hasil operasionalnya disajikan dalam laporan keuangan.

Kania dan Bacon (2005) menyatakan bahwa viriabel-variabel independen

seperti: profitability (return on equity), growth (sales growth), risk (beta),

liquidity (current ratio), control (insider ownership) dan expansion (growth in

capital spending) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

sebagaimana dihipotesiskan, yang berarti semakin tinggi profitabilitas,

pertumbuhan risiko, likuiditas, kontrol dan ekspansi semakin rendah dividend

payout rationya. Adapun dua variabel independen yang lain yaitu financial

leverage (debt to total assets) dan institutional ownership menghasilkan simpulan

yang bertentangan dengan hipotesis teori yang kemukakannya. Hasil studi empiris

Kania dan Bacon (2005) ini menyatakan bahwa financial leverage dan

institutional ownership berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout

ratio, yang berarti semakin besar financial leverage semakin besar pula dividend

payout ratio, demikian halnya dengan institutional ownership, semakin besar

prosentase saham yang dimiliki oleh institusi semakin besar pula dividend payout

rationya.

Myers dan Bacon (2004) menyatakan bahwa semakin tinggi price to

earning perusahaan semakin rendah risiko yang dihadapinya dan semakin tinggi

dividend payout rationya. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor penentu, sebagai

variabel independen, yang terdiri dari: price to earnings ratio, profit margin, the

debt to equity ratio, the current ratio, percent of insider ownership, percent of

institutional ownership, float, dan estimated five-year growth rates for earnings

per share dan sales terhadap dividend payout ratio sebagai variabel dependent.

Hasil penelitiannya menemukan bahwa price to earning ratio, sales growth dan

profit margin berpengaruh positif terhadap dividend payout sebagaimana telah

diprediksikan dalam hipotesis, sedangkan variabel institutional ownership dan

debt to equity dalam penelitian ini ditemukan mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap dividend payout dan hal ini bertentangan dengan hipotesis

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

teori yang telah dikemukakannya. Pengaruh positif institutional ownership

terhadap dividend payout dapat disebabkan karena institutional ownership tidak

akurat dijadikan proksi dari share turnover, dan ada keinginan perusahaan untuk

membagikan dividen yang lebih besar sebagai sinyal bagi pemilik institusional

untuk meningkatkan reputasi dan akses modal. Pengaruh positif debt to equity

terhadap dividend payout disebabkan kerena perusahaan ingin meyakinkan

reputasinya dengan pendanaan yang kuat akan memungkinkan memperoleh akses

yang mudah akan modal eksternal untuk mendapatkan peluang bertumbuh.

Adapun variabel insider ownership, likuiditas dan float berpengaruh negatif

terhadap dividend payout. Selanjutnya dikemukakan bahwa perusahaan-

perusahaan dengan perolehan laba yang lebih besar lebih menyukai untuk

membayarkan dividen yang lebih besar pula, sedangkan perusahaan yang

menghadapi ketidakpastian terkait perolehan laba di masa yang akan datang akan

memilih DPR yang lebih rendah yang berarti pula mereka menghindari risiko

dengan memotong dividen di masa mendatang (Myers dan Bacon 2004).

Nugroho (2004) menyatakan bahwa secara parsial baik return on asset

maupun growth masing-masing berpengaruh signifikan positif terhadap variabel

DPR, dan cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan debt

to total asset berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR. Ini mengindikasikan

bahwa apabila manajemen mengambil kebijakan meningkatkan jumlah utangnya

maka akan berpengaruh terhadap penurunan dividen yang dibagikan. Namun

demikian, hasil uji secara simultan menyatakan bahwa variabel independen yaitu:

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

ROA, cash ratio, DTA, growth dan size mempunyai pengaruh signifikan positif

terhadap variabel DPR.

Abdelsalam et al. (2008) melakukan studi empiris untuk menguji

pengaruh komposisi dewan direksi dan struktur kepemilikan terhadap kebijakan

dividen di Mesir. Hasil penelitian juga menujukkan bahwa kepemilikan

institusional dan kinerja perusahaan keduanya berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen (yang diukur dengan DPR). Hasil penelitian ini mengonfirmasi

bahwa perusahaan-perusahaan dengan ruturn yang lebih tinggi atas equity dan

semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional perusahaan maka semakin tinggi

pula tingkat dividen yang dibagikan (DPR), sedangkan variabel komposisi dewan

direksi tidak berhubungan secara signifikan dengan kebijakan dividen (DPR).

Hasil uji empiris terkait faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kebijakan dividen juga pernah dilakukan oleh Dewi (2008), yang hasilnya

menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, kebijakan utang dan profitabilitas akan semakin menurunkan

kebijakan dividen (DPR). Namun demikian, hasil penelitian juga menyatakan

bahwa semakin besar suatu perusahan memiliki kecenderungan untuk menaikkan

kebijakan dividen, dan demikian sebaliknya untuk perusahaan dengan ukuran

yang lebih kecil.

Hasil penelitian Kouki dan Guizani (2009) menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh free cash flow yang kuat atas kebijakan dividen. Semakin banyak dana

kas yang tersedia semakin tinggi dividen per lembar saham yang akan

dibayarkannya. Hasil uji empiris yang telah dilakukannya juga menunjukkan

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap DPR dan tingkat

kepemilikan oleh negara berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Ini

mengindikasikan bahwa yang terjadi di perusahaan-perusahaan di Tunisia adalah

semakin tinggi kepemilikan perusahaan secara terkonsentrasi semakin besar

dividen yang akan didistribusikan. Adapun pengaruh ukuran perusahaan atas

dividen menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan. Jadi semakin besar

ukuran perusahaan semakin kecil dividend payout rationya. Temuan berikutnya

menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan kesempatan investasi yang

lebih baik lebih menyukai untuk membayarkan dividen dan perusahaan-

perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kecenderungan menetapkan

kebijakan dividend payout ratio yang lebih rendah.

Studi empiris untuk menguji hubungan antara kepemilikan institusional

dan kepemilikan manajerial dengan kebijakan dividen telah banyak dilakukan,

namun menghasilkan inkonsistensi antara temuan yang satu dengan lainnya.

Kania dan Bacon (2005) melakukan penelitian untuk menguji secara empirik

pengaruh kepemilikan institusioal dengan kebijakan dividen. Hasilnya

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen. Demikian halnya dengan studi empiris yang

dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006); Dewi (2008); dan Kouki dan Guizani

(2009) telah menghasilkan temuan yang memperkuat hasil penelitian Kania dan

Bacon (2005). Namun, temuan yang berbeda telah ditunjukkan oleh Myers dan

Bacon (2004). Melalui studi empirisnya ia menyimpulkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen perusahaan. Temuan

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

Myers dan Bacon tersebut diperkuat hasil penelitian berikutnya yang dilakukan

oleh Abdelsalam et al. (2008). Sugeng (2009) menyimpulkan bahwa struktur

kepemilikan, termasuk kepemilikan institusional yang lebih tinggi tidak terbukti

secara meyakinkan berdampak kepada pembayaran dividen yang lebih kecil

karena keberadaan mereka dianggap tidak mampu menekan agency problem.

Sugeng (2009) meneliti pengaruh struktur kepemilikan dan struktur

modal terhadap kebijakan inisiasi dividen di Indonesia dan diperoleh temuan

bahwa variabel struktur kepemilikan terbukti tidak berpengaruh signifikan

terhadap dividend initiation policy. Penyebabnya diduga karena keunikan struktur

kepemilikan di lingkungan perusahaan-perusahaan public di Indonesia yang

umumnya didominasi oleh institutional holding yang tidak independen dengan

pihak manajemen. Institutional holding ini umumnya terdiri dari holding

companies yang merupakan perusahaan-perusahaan keluarga yang juga

melibatkan manajemen di dalamnya. Sebaliknya, penelitian ini membuktikan

adanya pengaruh positif signifikan variabel struktur modal terhadap kebijakan

inisiasi dividen. Temuan ini juga menawarkan keunikan yang mengindikasikan

bahwa keberadaan kreditur selaku pemilik dana utang di lingkungan perusahaan-

perusahaan public di Indonesia tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada

upaya monitoring terhadap manjemen dalam rangka menekan agency problem.

Diduga para kreditur sudah cukup merasa aman dengan collateralizable assets

yang dimiliki perusahaan sehingga mereka tidak perlu melakukan tindakan-

tindakan monitoring atau bonding yang signifikan termasuk di dalamnya

pembatasan dividen.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

Meskipun banyak penelitian dengan topik faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kebijkan dividen telah dilakukan, namun masih terdapatnya

inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu sebagaimana telah dipaparkan

di atas, memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan

menguji secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

dengan menggunakan variabel-variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada perusahaan-

perusahaan public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun

terkahir (2006-2010).

B. Perumusan Masalah

Hasil penelitian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan

dividen menunjukkan fenomena berupa adanya gap antara data empiris dengan

teori yang mendasarinya di samping juga adanya inkonsistensi temuan pada

masing-masing variabel antara peneliti satu dengan lainnya.

Hasil penelitian Kouki dan Guizani (2009) menunjukkan bahwa lebih

tinggi kepemilikan dari lima pemegang saham terbesar semakin tinggi

pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan. Sementara Sugeng (2009)

menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan terbukti tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kebijakan dividen. Kania dan Bacon (2005) dan Dewi (2008)

juga menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh manajerial maka

semakin rendah kebijakan dividen.

Kania dan Bacon (2005) melalui penelitiannya telah melakukan uji

empiris atas pengaruh institutional ownership terhadap kebijakan dividen. Hasil

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

penelitiannya menyatakah bahwa ternyata institutional ownership berpengaruh

negatif terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan

beberapa penelitian berikutnya. Ismiyati dan Hanafi (2003); Putri dan Nasir

(2006); dan Kouki dan Guizani (2009) yang menghasilkan temuan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Namun

hasil penelitian Moh’d et al. 1995 (dalam Kania dan Bacon 2005); Myers dan

Bacon (2004); Dewi (2008) dan Abdelsalam et al. (2008) menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kibijakan dividen. Temuan

ini memperkuat argumen yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional lebih

mementingkan stabilitas pendapatan (return) melalui pembagian dividen.

Hasil penelitian Chang dan Rhee (1990) konsisten dengan hasil

penelitian Kania dan Bacon (2005); dan Dewi (2008) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, artinya semakin

tinggi profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan semakin sedikit dividen yang

dibayarkan. Adapun Parthington (1989) menyatakan bahwa dengan meningkatnya

profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan akan meningkatkan harapan

investor untuk mendapatkan dividen yang lebih tinggi pula, ini berarti semakin

besar keuntungan yang diperoleh, semakin besar pula kemampuan perusahaan

membayar dividen. Hasil penelitian Damayanti dan Achyani (2006) memperkuat

temuan tersebut. Demikian pula halnya dengan studi empirik yang dilakukan oleh

Jensen et al. (1992) dan Puspita (2009) menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

Myers dan Bacon (2004) dan Kania dan Bacon (2005) menyatakan

bahwa debt to total assets ratio dan debt to equity sebagai ukuran financial

leverage berhubungan positif dengan dividend payout ratio sebagai proksi dari

kebijakan dividen. Temuan tersebut diperkuat hasil penelitian Sugeng (2009)

dengan mengemukakan argumentasi bahwa perusahaan-perusahaan yang

diobservasi mementingkan pembayaran dividen yang lebih tinggi untuk mencapai

pertumbuhan atau financial leverage, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi financial leverage semakin besar kebijakan devidennya. Kontradiksi hasil

temuan tersebut ditunjukkan oleh Jensen et al. (1992) yang menyatakan bahwa

kebijakan utang mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif. Hasil penelitian

Ismiyanti dan Hanafi (2003); Dewi (2008) dan Kouki dan Guizani (2009) juga

menunjukkan bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen.

Hasil penelitian Suharli (2007) menyatakan bahwa veriabel firm size

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel payout rasio. Prihantoro (2003)

menyatakan bahwa variabel size of firm tidak berpengaruh secara langsung negatif

terhadap dividen payout ratio. Hal ini sama dengan hasil penelitian Damayanti

dan Achyani (2006) yang menyebutkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio. Hasil penelitian tersebut

bertentangan dengan hasil penelitian Chang dan Rhee (1990) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap

dividend payout ratio.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

Perumusan masalah penelitian ini adalah adanya fenomena empiris yang

berbeda dengan teori (theory gap) dan terdapatnya hasil penelitian yang

inkonsisten (research gap) antara satu dengan lainnya terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen, sebagaimana dipaparkan di atas. Dalam

penelitian ini, dengan menggunakan waktu pengamatan selama lima tahun

terakhir (2006-2010), akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

dividen pada perusahaan-perusahaan public yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia. Oleh karena itu pertanyaan penelitian (research question) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?.

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?.

3. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?.

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?.

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen ?.

6. Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage,

profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap

kebijakan dividen ?.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

2. Menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

3. Menguji pengaruh financial leverage terhadap kebijakan dividen.

4. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.

5. Menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.

6. Menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial

leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap

kebijakan dividen.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa

pihak, yaitu:

1. Investor dan investor potensial, yaitu bahwa hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

memberikan pengaruh terhadap kebijakan dividen sehingga dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar

modal.

2. Bagi manajemen perusahaan, yaitu bahwa hasil penelitian ini diharapkan bisa

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait

dengan kebijakan dividen yang akan diterapkan oleh perusahaan.

3. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti

empiris terbaru mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan

dividen sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih

mendalam serta dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian-penelitian

berikutnya terkait kebijakan dividen.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Konsep Kebijakan Dividen

Dividen merupakan sebagian dari laba yang diperoleh perusahaan yang

akan dibagikan kepada para pemegang saham jika perusahaan mendapatkan

keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah

keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban

bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan

maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen payout. Tentang

hal ini (Ang 1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih

perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang

ditahan sebagai cadangan perusahaan.

Hartono (2011) mengemukakan bahwa dividen merupakan hak

pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari

keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan

dalam dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama.

Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah

membayar dividen untuk saham preferen.

Bila ditinjau dari jenisnya Widoadmodjo (1996) menyatakan bahwa

dividen adalah bagian dari laba yang diberikan emiten kepada para pemegang

saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividend) dan dividen saham (stock

dividend). Hanafi (2004) menjelaskan bahwa dividen merupakan kompensasi

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk

dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.

Dividen ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jenis

pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

Dalam menjalankan tugasnya, manajer keuangan akan dihadapkan pada

keputusan penggunaan keuntungan yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk

dividen atau ditahan untuk keperluan tambahan investasi atau kombinasi

keduanya. Husnan (1996) menyatakan bahwa kebijakan dividen menyangkut

masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba

tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan

kembali. Dengan demikian dimungkinkan membagi laba sebagai dividen dan pada

saat yang sama menerbitkan saham baru. Brigham dan Houston (2006)

menyatakan bahwa ketika memutuskan berapa banyak dividen yang harus

didistribusikan kepada para pemegang saham, para manajer keuangan harus

senantiasa ingat bahwa sasaran perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

pemegang saham. Akibatnya, rasio pembayaran sasaran (target pauout ratio),

yang dinyatakan sebagai prosentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai

dividen tunai, sebaiknya sebagian besar didasarkan pada preferensi investor untuk

dividen versus keuntungan modal. Dalam hal ini yang perlu mendapatkan

perhatian adalah apakah investor menyukai (1) membiarkan perusahaan

mendistribusikan laba sebagai dividen tunai atau (2) membiarkan melakukan

pembelian kembali saham atau menanamkan kembali laba dalam bisnis, yang

seharusnya keduanya akan mengakibatkan terjadinya keuntungan modal.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

Selanjutnya Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa setiap perubahan

dalam kebijakan pembayaran akan memiliki dua dampak yang saling

bertentangan. Oleh sebab itu, kebijakan dividen optimal (optimal dividend policy)

sebuah perusahaan harus mencapai suatu keseimbangan di antara dividen saat ini

dan pertumbuhan di masa depan sehingga dapat memaksimalkan harga saham.

Riyanto (2001) mengemukakan bahwa kebijakan dividen bersangkutan

dengan penentuan pembagian pendapatan (earnings) antara penggunaan

pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau

untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti laba tersebut harus ditahan di

dalam perusahaan. Kebijakan dividen merupakan hal yang penting karena dua

alasan, yaitu: (1) pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi harga saham,

dan (2) pendapatan yang ditahan (retained earnings) biasanya merupakan sumber

tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan

perusahaan (Riyanto 2001).

2. Teori-teori terkait Dividend Payout

Ketika manajemen memutuskan berapa banyak kas yang harus

didistribusikan kepada para pemegang saham, para manajer harus senantiasa

memperhatikan bahwa sasaran perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

pemegang saham. Akibatnya, rasio pembayaran sasaran (target payout ratio),

yang dinyatakan sebagai persentase dari laba bersih yang akan dibayarkan sebagai

dividen tunai, sebaiknya sebagian besar didasarkan pada preferensi investor

(Brigham dan Houston 2006). Beberapa teori yang berkaitan dengan dividend

payout beserta asumsi-asumsi yang mendasarinya, antara lain:

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

1. Dividend Irrelevant Theory

Miller dan Modigliani (1961) dalam Brigham dan Houston (2006)

menyatakan bahwa kebijakan dividen (dividend policy) sebuah perusahaan tidak

memiliki pengaruh pada baik nilai (harga saham) maupun biaya modalnya. Miller

dan Modigliani (MM) menyatakan bahwa nilai sebuah perusahaan akan

tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan pada

bagaimana laba tersebut akan dibagi menjadi dividen dan saldo laba ditahan.

Secara teori Miller dan Modigliani berpendapat bahwa setiap pemegang saham

dapat membuat kebijakan dividennya sendiri. Untuk membuktikan teorinya,

Miller dan Modigliani mengemukakan asumsi sebagai berikut:

a) Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan.

b) Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi.

c) Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap dividend

payout ratio.

d) Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang

kesempatan investasi di masa yang akan datang.

e) Distribusi pendapatan di antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh

terhadap tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor.

2. Bird in the hand theory

Gordon dan Litner (1963) dalam Brigham dan Houston (2006)

menyatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila

pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan

dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

laba ditahan. Terkait hal ini Miller dan Modigliani (1961) dalam Brigham dan

Houston (2006) berpendapat dan telah membuktikannya secara matematis bahwa

investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima

capital gain di masa yang akan datang. Dengan kata lain, tingkat keuntungan yang

disyaratkan tidak dipengaruhi oleh dividend payout ratio. Argumen Gordon dan

Litner tersebut oleh MM disebut sebagai pemikiran burung di tangan (bird in the

hand). Selanjutnya Gordon dan Litner (1963) dalam Brigham dan Houston (2006)

beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan lebih berharga

daripada seribu burung di udara. Sementara MM berpendapat bahwa tidak semua

investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di

perusahaan yang sama dengan memiliki risiko yang sama. Oleh sebab itu, tingkat

risiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh

dividend payout tetapi ditentukan oleh tingkat risiko investasi baru.

3. Tax preference theory

Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarip lebih rendah daripada

pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih

menarik. Sebaliknya, jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan

pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang.

Namun demikian karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual,

sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran

dividen Brigham dan Houston (2006). Selain itu periode investasi juga

mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk

jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah

pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend yield yang tinggi

daripada saham dengan dividend yield yang rendah. Oleh karena itu, teori ini

menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout yang

rendah atau bahkan tidak membagikan dividen.

4. Pecking Order Hypothesis (POH)

Berdasarkan Pecking Order Hypothesis (POH) dinyatakan bahwa

perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal.

Kecukupan dana internal dapat dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus

kas. Apabila dana eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan

penggunaan utang daripada ekuitas. POH pertama kali diperkenalkan oleh Myers

dan Majluf pada tahun 1984. Ide dasar POH sangat sederhana, yaitu perusahaan

membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber

dana eksternal yang lebih diutamakan adalah utang daripada emisi saham. Myers

dan Majluf (1084) dalam Brigham dan Daves (2004) menyatakan bahwa asimetri

informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada

dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan

eksternal terlalu mahal bagi perusahaan. Lebih lanjut mereka berpendapat bahwa

perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimumkan

kekayaan pemegang saham yang sudah ada. Penjualan saham baru bukan

kepentingan dari pemegang saham yang sudah ada melainkan hanya akan

mengakibatkan penurunan nilai saham yang sudah ada. Perusahaan akan memilih

utang dibanding external equity apabila memerlukan dana eksternal. Dengan

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

menerbitkan utang bebas risiko (risk free debt) maka tidak akan berdampak

terhadap nilai saham yang sudah ada ataupun dengan penerbitan utang berisiko

mempunyai pengaruh lebih sedikit terhadap nilai saham yang sudah ada

dibandingkan dengan menerbitkan saham baru.

Pecking Order Hypothesis ini mendasarkan diri pada empat asumsi,

yaitu:

a) Dividend policy bersifat konstan (sticky),

b) Lebih baik dana internal dibanding eksternal,

c) Bila menggunakan dana eksternal pilih surat berharga bebas risiko,

d) Jika diperlukan banyak dana eksternal maka memilih urutan surat berharga

dari risk free debt, risky debt, convertible security, saham preferen,

common stock.

5. Teori Pensinyalan/Hipotesis Kandungan Informasi (signaling theory)

Ketika MM mengemukakan teori irelevansi dividen, mereka berasumsi

bahwa setiap orang, baik investor maupun manajer, memiliki informasi yang

identik dengan laba dan dividen perusahaan di masa yang akan datang. Namun

pada kenyataannya, investor yang berbeda akan memiliki pandangan yang

berbeda mengenai baik tingkatan pembayaran dividen di masa depan maupun

ketidakpastian yang inhern di dalam pembayaran-pembayaran tersebut, dan para

manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek-prospek masa

depan daripada pemegang saham publik.

Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa adanya peningkatan

dividen yang sering disertai dengan peningkatan harga saham telah lama diamati,

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

sedangkan pemotongan dividen biasanya akan mengarah pada penurunan harga

saham. Hal ini menjadi indikasi bahwa investor, secara agregat, lebih menyukai

dividen daripada keuntungan modal. Namun demikian MM berpendapat

sebaliknya, bahwa kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan

adalah suatu sinyal kepada investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan

laba masa depan yang baik. Sebaliknya, pengurangan dividen, atau peningkatan

yang lebih kecil daripada yang diharapkan, adalah suatu sinyal bahwa manajemen

sedang meramalkan laba yang buruk di masa mendatang. Jadi, MM berpendapat

bahwa reaksi investor terhadap perubahan kebijakan dividen tidak sepenuhnya

menunjukkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada saldo laba ditahan.

Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa perubahan harga setelah tindakan-

tindakan dividen yang diambil sebenarnya menunjukkan bahwa terdapat

kandungan informasi, atau pensinyalan (information signaling content) yang

penting di dalam pengumuman dividen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa berdasarkan signaling theory dinyatakan bahwa investor akan memandang

perubahan dividen sebagai suatu sinyal peramalan laba oleh manajemen (Brigham

dan Houston 2006).

6. Clientele Theory of Dividend

Clientele Theory of Dividend merupakan teori yang menyatakan bahwa

pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap

kebijakan dividen perusahaan. Beiner (2001) menyatakan bahwa kelompok

investor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatu dividend

payout ratio (DPR) yang tinggi. Dan sebaliknya, kelompok investor yang tidak

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan

sebagian besar laba bersih perusahaan.

Dengan demikian kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran

dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode

mendatang. Dalam penentuan besar-kecilnya dividen yang akan dibayarkan, ada

perusahaan yang sudah merencanakannya dengan menetapkan target DPR

didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak.

Untuk dapat membayar dividen perusahaan dapat membuat suatu rencana

pembayarannya. Brigham dan Houston (2006) dalam hal ini mengemukakan

bahwa:

a) Perusahaan mempunyai target DPR jangka panjang,

b) Manajer menfokuskan pada tingkat perubahan dividen daripada tingkat

absolut,

c) Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang untuk menjaga

penghasilan. Perubahan penghasilan yang sementara tidak untuk

mempengaruhi DPR.

d) Manajer bebas membuat perubahan dividen untuk keperluan cadangan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2006) bahwa

jika sebuah perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada

membayarkan dividen, para pemegang saham yang membutuhkan laba saat ini

akan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Nilai dari saham mereka

mungkin akan naik, tetapi mereka akan terpaksa harus bersusah payah menjual

beberapa saham mereka untuk memperoleh kas. Beberapa investor institusional

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

(atau perwakilan individu-individu) juga akan secara legal dihalangi dari menjual

sahamnya dan kemudian “menghabiskan modal”. Di lain pihak, para pemegang

saham yang menabung dan bukannya menghabiskan dividen mungkin lebih

menyukai kebijakan dividen yang rendah, karena semakin kecil dividen yang

dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin kecil pajak saat ini yang harus

dibayarkan oleh para pemegang saham, dan semakin kecil pekerjaan yang harus

dilakukan untuk menginvestasikan kembali dividen setelah pajak mereka. Karena

itu, investor yang menginginkan laba investasi saat ini sebaiknya memiliki saham

di perusahaan-perusahaan dengan pembayaran dividen yang tinggi, sedangkan

investor yang tidak membutuhkan laba investasi saat ini sebaiknya memiliki

saham di perusahaan-perusahaan dengan pembayaran dividen yang rendah.

Brigham dan Houston (2006) juga mengemukakan bahwa seperti

pemegang saham yang dapat berganti perusahaan, perusahaan juga dapat

mengubah kebijakan dividennya dari satu kebijakan ke kebijakan yang lain dan

kemudian membiarkan pemegang saham yang tidak menyukai kebijakan yang

baru menjual sahamnya kepada investor lain yang menyukainya. Dalam teori

Clientele Effect dinyatakan bahwa satu pelanggan sama baiknya dengan

pelanggan yang lain, sehingga adanya efek pelanggan tidak selalu dapat diartikan

bahwa kebijakan dividen lebih baik daripada kebijakan yang lain.

7. Arbritage Pricing Theory (APT)

Menurut Arbritage Pricing Theory (APT) dinyatakan bahwa investor

dalam mencari keuntungan tidak perlu melakukan portofolio optimal. Investor

tinggal mengamati perubahan harga dan mencari faktor-faktor yang

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

mempengaruhi perubahan itu, baik yang berasal dari faktor makro maupun faktor

khas (unique factors) dalam perusahaan atau yang lebih banyak dikenal dengan

sebutan faktor fundamental.

Dalam teori investasi pada pasar uang dan pasar modal, investor akan

melakukan pembelian saham atau menjual saham bergantung pada apakah return

saham lebih besar hasilnya dibandingkan dengan deposito atau bunga obligasi.

Jadi penilaian layak tidaknya investor memegang saham akan dilihat apakah

return (perubahan harga saham) lebih menguntungkan. Faktor fundamental

merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan (emiten)

yang meliputi kondisi manajemen, sumber daya manusia, dan kondisi keuangan

perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan

ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca, laporan

laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis fundamental

yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dengan basis suku

bunga dan pendekatan rasio PER (P/E ratio approach). Pendekatan nilai sekarang

disebut juga sebagai metode kapitalisasi laba (capitalization of income method)

karena merupakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan

menjadi nilai sekarang. Jika investor percaya bahwa nilai dari perusahaan

tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini

merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas di masa yang

akan datang, maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

mendiskontokan nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan menjadi nilai

sekarang (Hartono 2011).

Analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis

atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut sebagai

company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang

telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat

analisis. Dalam company analysis, para pemodal atau investor akan mempelajari

laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang

mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan

karakteristik operasional perusahaan tersebut.

Hal penting dan biasanya menjadi pusat perhatian investor maupun para

analis keuangan (financial analyst) dalam menganalisis data historis adalah posisi

keuntungan kompetitif perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba

perusahaan, likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan

kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

tingkat leverage (penggunaan dana pinjaman) terhadap shareholders equity dan

pertumbuhan operasional penjualan perusahaan (Ang 1997).

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen

a. Kepemilikan Manajerial

Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku ini biasa

disebut sebagai keterbatasan rasional (bounded rationality) dan manajer

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

cenderung tidak menyukai risiko (risk averse). Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan

manajer atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer cenderung

bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar

maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan, termasuk kebijakan

dividen. Lebih lanjut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kondisi di

atas merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi

kepemilikan atau sering disebut dengan the separation of the decision-making and

risk bearing functions of the firm. Manajemen tidak menanggung risiko atas

kesalahan dalam mengambil keputusan, risiko tersebut sepenuhnya ditanggung

oleh pemegang saham (principal). Oleh karena itu manajemen cenderung

melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk

kepentingan pribadinya, seperti peningkatan gaji dan status.

Pada agency theory yang disebut principal adalah pemegang saham dan

yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Dalam

manajemen keuangan, sebagaimana dikemukakan oleh Brigham dan Daves

(2004) tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang

saham. Untuk itu maka manajer yang diangkat oleh pemegang saham harus

bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata sering ada konflik

antara manajemen dan pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya

perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Dalam konteks agency cost model yang dikembangkan oleh Jensen dan

Meckling (1976), kebijakan dividen digunakan untuk meminimalisasi agency cost

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

yang timbul dari potensi conflict of interest antara agent (manajer) dengan

principal (pemilik perusahaan) akibat adanya pemisahan antara kedua belah pihak

tersebut. Agency cost merupakan biaya yang timbul dalam rangka mengendalikan

atau memonitor tindakan manajer agar sesuai dengan kepentingan principal.

Dasar dari agency cost model ini adalah ketika manajer disadari bisa bertindak

tidak sesuai dengan kepentingan investor/pemegang saham, maka pemegang

saham menggunakan mekanisme tertentu untuk mengontrol tindakan manajer

tersebut. Salah satu dari mekanisme ini adalah melalui pembayaran dividen

dengan payout yang tinggi (Sugeng 2009). Namun, sebagaimana dikemukakan

Easterbrook (1984) bahwa efektivitas dividen sebagai salah satu sarana

monitoring bergantung pula pada sarana-sarana monitoring yang lainnya,

misalnya struktur kepemilikan dan struktur modal perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa agency cost akan

rendah di dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial (managerial

ownership) yang tinggi, karena hal ini memungkinkan adanya penyatuan antara

kepentingan pemegang saham dengan kepentingan manajer yang dalam hal ini

berfungsi sebagai agent dan sekaligus sebagai principal. Hal yang sama juga bisa

terjadi di perusahaan dengan large block shareholder (pemegang saham dalam

jumlah besar) yang biasanya terdiri dari para pemegang saham institusi

(institutional shareholder) yang memiliki kemampuan tinggi untuk

mengendalikan manajer. Adanya large block holder mengindikasikan tingkat

disperse dari pemegang saham oleh pihak luar perusahaan lebih kecil. Di dalam

situasi demikian perusahaan tidak perlu membayar dividend payout yang tinggi

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

untuk mengendalikan agency cost. Rasionalnya adalah bahwa dengan

kepemilikan manajerial yang tinggi agency problem menjadi rendah antara

manajer dengan pemegang saham, sedangkan dengan terdapatnya large block

shareholder yang tinggi monitoring dapat dilakukan secara lebih efektif oleh

pemegang saham (Sugeng 2009)

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki oleh

pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam prosentase (Kania dan Bacon,

2005). Proporsi kepemilikan saham oleh institusional yang tinggi akan

menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih insentif sehingga dapat

membatasi perilaku oportunistik manajer, yang dapat berupa pelaporan laba oleh

manajemen secara oportunistik untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya

(Siregar et.al 2005).

Menurut teori keagenan, sebagaimana dikemukakan Jensen dan

Meckling (1976) dinyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi

pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan

(agency conflict). Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham

diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan

dividen (Kania dan Bacon, 2005; Myers dan Bacon, 2004; Weston dan Copeland,

1997).

Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer maka

pemegang saham harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan tersebut, kos ini

dinamakan kos keagenan (agency cost). Ada beberapa pendekatan yang dapat

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

dilakukan untuk mengurangi agency cost, yaitu: (1) dengan meningkatkan

kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, (2) dengan meningkatkan

dividend payout ratio, (3) meningkatkan pendanaan dengan utang, (4)

institutional investor sebagai monitoring agents. Adapun peranan kepemilikan

institusional ini (Moh’d et al, 1995 dalam Kania dan Bacon, 2005) menyatakan

bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional

investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena

kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) akan dapat

digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen,

maka adanya kepemilikan oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi,

bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

c. Profitabilitas

Return On Assets (ROA)/Return On Investment (ROI) sebagaimana

dikemukakan oleh Ang (1997) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil

diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA/ROI diukur dari

laba bersih setelah pajak (earnings after tax) terhadap total aset yang

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang

digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan profitabilitas.

ROA/ROI, sebagai salah satu ukuran profitabilitas, juga merupakan ukuran

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA/ROI

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat kembalian

investasi (return) yang semakin besar.

Menurut Hanafi (2004) perusahaan yang memiliki aliran kas atau

profitabilitas yang baik akan bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen.

Hal sebaliknya akan terjadi, jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran

dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang

mempunyai kas yang berlebihan sering menjadi target dalam akuisisi. Untuk

menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan

sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba pada masa yang akan datang dan merupakan indikator keberhasilan operasi

perusahaan. Hartono (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai

profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya

dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula.

Oleh karena dividen diambilkan dari keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan selama suatu periode tertentu, maka keuntungan tersebut akan

mempengaruhi besarnya dividend payout. Perusahaan yang memperoleh

keuntungan cenderung akan membayarkan porsi keuntungan yang lebih besar

sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka semakin besar

pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Damayanti dan Achyani

2006).

Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang diperoleh oleh

perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham

adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya,

seperti beban bunga dan pajak. Karena dividen diambilkan dari keuntungan bersih

perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividend

payout. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar

porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan

yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen. Atribut profitabilitas ini diwakili oleh tingkat keuntungan

setelah pajak dibagi dengan total aset (Chang dan Rhee 1990).

d. Financial Leverage

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengkur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity

yang dimiliki oleh perusahaan (Ang 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa

bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Semakin besar rasio

yang ditunjukkan semakin besar kewajiban yang ditanggung perusahaan dan

semakin rendah rasio DER menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajibannya.

Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan

diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar

dari pendapatannya untuk kepentingan tersebut, ini berarti hanya sebagian kecil

saja pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto 2001).

Peningkatan utang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan akan

semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar dividen (Suharli 2007).

Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt to equity ratio mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, yang ditunjukkan oleh

berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Oleh

karena itu semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan

untuk membayar semua kewajibannya. Semakin besar proporsi utang dalam

struktur modal suatu perusahaan, maka semakin besar jumlah kewajiban yang

harus ditanggung oleh perusahaan, dengan demikian semakin besar pula risiko

yang harus dihadapi atau ditanggung oleh perusahaan.

Peningkatan utang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya

laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham sebagai bentuk dividen yang

akan diterimanya, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan penyelesaiannya

daripada pembagian dividen (Prihantoro 2003). Jika beban utang tinggi, maka

kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga

debt to equity ratio mempunyai hubungan dengan dividend payout ratio.

e. Ukuran Perusahaan

Farinha (2002) menyatakan bahwa ukuran perusahaan (firm size)

merupakan faktor penting yang bukan saja hanya sebagai proksi pada biaya

keagenan tatapi juga dengan biaya transaksi yang berhubungan dengan penerbitan

saham sehubungan dengan ukuran perusahaan. Smith dan Watts (1992)

menunjukkan dasar teori bahwa pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap

dividend payout ratio sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses pasar yang

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada para pemegang

sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki

hubungan yang positif (Farinha 2002).

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih

kecil akan banyak mengalami kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal.

Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dalam

rangka memperoleh dana yang lebih besar, maka perusahaan dengan size yang

besar memiliki rasio pembayaran dividen lebih tinggi daripada perusahaan dengan

size yang kecil (Chang dan Rhee 1990).

B. Pengembangan Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan empat variabel independen yaitu:

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan financial

leverage, dan satu variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan. Adapaun variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Pengaruh masing-masing

variabel independen dan variabel kontrol dengan variabel dependen diuraikan

berikut ini:

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Dividen

Pada agency theory yang disebut principal adalah pemegang saham dan

yang dimaksud agent adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Dalam

manajemen keuangan, sebagaimana dikemukakan oleh Brigham dan Gapenski

(1996) tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

saham. Untuk itu maka manajer yang diangkat oleh pemegang saham harus

bertindak untuk kepentingan pemegang saham, tetapi ternyata sering ada konflik

antara manajemen dan pemegang saham. Konflik ini disebabkan karena adanya

perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku ini biasa

disebut sebagai keterbatasan rasional (bounded rationality) dan pemegang saham

cenderung tidak menyukai risiko (risk averse). Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan

manajer atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer cenderung

bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar

maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan, termasuk kebijakan

dividen. Lebih lanjut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kondisi di

atas merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi

kepemilikan atau sering disebut dengan the separation of the decision-making and

risk bearing functions of the firm. Manajemen tidak menanggung risiko atas

kesalahan dalam mengambil keputusan, risiko tersebut sepenuhnya ditanggung

oleh pemegang saham (principal). Oleh karena itu manajemen cenderung

melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk

kepentingan pribadinya, seperti peningkatan gaji dan status.

Penyebab lain terjadinya konflik antara manajer dengan pemegang saham

adalah keputusan dividen. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko

sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

portofolio yang teridentifikasi dengan baik. Namun manajer sebaliknya lebih

peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. Ada dua alasan yang

mendasarinya, yaitu: 1) Bagian substantif dari kekayaan mereka di dalam specific

human capital perusahaan, yang membuat mereka non diversifiable, dan 2)

Manajer akan terancam reputasinya, demikian juga kemampuan menghasilkan

earnings perusahaan, jika perusahaan menghadapi kebangkrutan.

Dalam konteks agency cost model yang dikembangkan oleh Jensen dan

Meckling (1976), kebijakan dividen digunakan untuk meminimalisasi agency cost

yang timbul dari potensi conflict of interests antara agen dan principal akibat

adanya pemisahan antara kedua belah pihak tersebut. Agency cost merupakan

biaya yang timbul dalam rangka mengendalikan atau memonitor tindakan manajer

agar sesuai dengan kepentingan principal. Dasar dari agency cost model ini adalah

ketika manajer disadari bertindak tidak sesuai dengan kepentingan

investor/pemegang saham, maka pemegang saham menggunakan mekanisme

tertentu untuk mengontrol tindakan manajer tersebut. Salah satu dari mekanisme

ini adalah melalui pembayaran dividen dengan payout yang tinggi (Beiner, 2001).

Namun, sebagaimana dikemukakan oleh Easterbrook (1984) bahwa keefektifan

dividen sebagai salah satu sarana monitoring bergantung pula pada keberadaan

sarana-sarana monitoring lainnya, misalnya struktur kepemilikan dan struktur

modal perusahaan.

Untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan dengan kebijakan dividen

ini Sugeng (2009) melakukan penelitian empiris. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa struktur kepemilikan terbukti tidak berpengaruh secara

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut Sugeng (2009) hal tersebut

mengindikasikan bahwa perusahaan dengan struktur kepemilikan dengan porsi

insider’s holding dan institutional holding yang lebih tinggi tidak terbukti secara

meyakinkan berdampak kepada pembayaran dividen yang lebih kecil karena

keberadaan mereka dianggap mampu menekan agency problem. Temuan ini

terjadi diduga karena adanya keunikan dari struktur kepemilikan di lingkungan

perusahaan-perusahaan public di Indonesia yang umumnya didominasi oleh

institutional holding yang tidak independen dengan pihak manajemen.

Institutional holding ini umumnya terdiri dari holding companies yang merupakan

perusahaan-perusahaan keluarga di mana manajemen merupakan bagian di

dalamnya. Kouki dan Guizani (2009) juga menyatakan bahwa lebih tinggi

kepemilikan dari lima pemegang saham terbesar semakin tinggi pembayaran

dividen yang dilakukan perusahaan.

Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa agency cost akan

rendah di dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang tinggi, karena

hal ini memungkinkan adanya penyatuan antara kepentingan pemegang saham

dengan kepentingan manajer yang dalam hal ini berfungsi sebagai agen sekaligus

sebagai principal. Dalam situasi yang demikian perusahaan tidak perlu membayar

dividend payout yang tinggi untuk mengendalikan agency cost. Rasionalnya

adalah bahwa dengan kepemilikan manajerial yang tinggi agency problem

menjadi rendah antara manajer dengan pemegang saham. Atau, dengan kata lain,

semakin tinggi struktur kepemilikan dikuasai oleh insiders (manajemen) atau

semakin kecil yang dikuasai oleh pihak outsiders maka semakin berkurang agency

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

problems, karena semakin selarasnya kepentingan manajemen dengan

kepentingan pemilik yang sebagian besar adalah manajemen sendiri. Dalam hal

demikian semakin kecil ketergantungan kepada dividen sebagai mekanisme

monitoring. Pendapat Jensen tersebut diperkuat beberapa hasil penelitian emipris

sebagaimana dilakukan oleh Rozeff (1992), Alli dan Madura (1996), Mollah et al.

(2000), Myers dan Bacon (2004), Kania dan Bacon (2005), dan Dewi (2008) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh managerial maka

semakin rendah kebijakan dividen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila tingkat

kepemilikan managerial tinggi maka perusahaan cenderung mengalokasikan laba

pada laba ditahan daripada membayar dividen dengan alasan sumber dana internal

lebih efisien dibandingkan sumber dana eksternal, dan apabila tingkat

kepemilikan manajerial lebih rendah, perusahaan melakukan pembagian dividen

yang besar untuk memberikan sinyal yang bagus tentang kinerja di masa yang

akan datang sehingga meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan investor.

Berdasarkan uraian sebagaimana dipaparkan di atas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis-1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen.

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen

Menurut teori keagenan, sebagaimana dikemukakan Jensen dan

Meckling (1976) dinyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi

pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan

(agency conflict). Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham di

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

39

antaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan dividen

(Kania dan Bacon 2005; Myers dan Bacon 2004; Weston dan Copeland 1997).

Untuk mengawasi dan menghalangi perilaku oportunis manajer maka

pemegang saham harus bersedia mengeluarkan kos pengawasan tersebut, kos ini

dinamakan kos keagenan (agency cost). Ada beberapa pendekatan yang dapat

dilakukan untuk mengurangi agency cost, yaitu: (1) dengan meningkatkan

kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, (2) dengan meningkatkan

dividend payout ratio, (3) meningkatkan pendanaan dengan utang, (4)

institutional investor sebagai monitoring agents. Adapun peranan kepemilikan

institusional ini (Moh’d et al. 1995 dalam Kania dan Bacon 2005) menyatakan

bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional

investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost. Karena

kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) akan dapat

digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen,

maka adanya kepemilikan oleh investor institusional seperti perusahaan asuransi,

bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki oleh

pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam prosentase (Kania dan Bacon

2005). Proporsi kepemilikan saham oleh institusional yang tinggi akan

menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih insentif sehingga dapat

membatasi perilaku oportunistik manajer, yang dapat berupa pelaporan laba oleh

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

40

manajemen secara oportunistik untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya

(Siregar 2008).

Kania dan Bacon (2005) melakukan penelitian empiris untuk menguji

hipotesis teori yang dikemukakannya yaitu “Institutional ownership berpengaruh

signifikan positif terhadap kebijakan dividen”. Bertolak belakang dengan

hipotesis yang dikemukakannya, Kania dan Bacon (2005) menemukan bahwa

ternyata institutional ownership berhubungan negatif dengan dividend payout.

Sejalan dengan hasil penelitian Kania dan Bacon (2005), Baker et al. (2001)

dalam Ismiyati dan Hanafi (2003) menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Semakin tinggi kepemilikan

institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan

mengurangi agency cost. Hasil penelitian Putri dan Nasir (2006) juga

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen. Hal ini disebabkan semakin tinggi kepemilikan institusional

maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan sehingga mengurangi

kos keagenan dan perusahaan akan cenderung memberikan dividen yang rendah.

Lebih jauh, penelitian yang dilakukan oleh Kouki dan Guizani (2009)

menghasilkan temuan bahwa ada korelasi signifikan negatif antara kepemilikan

institusional dan dividen per lembar saham, dan terdapat hubungan signifikan

negatif antara kepemilikan oleh negara dan tingkat dividen yang dibagikan kepada

para pemegang saham.

Selanjutnya Kouki dan Guizani (2009) memberikan argumen atas

temuannya tersebut dengan menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan di Tunisia

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

41

membayarkan dividen yang lebih rendah ketika kepemilikan institusionalnya lebih

besar. Hal ini disebabkan karena mayoritas institutional ownership nya adalah

bank, dalam hal ini perusahaan perbankan tersebut disamping sebagai

shareholders juga sebagai debtholders. Perusahaan-perusahaan atau institusi yang

disamping sebagai shareholders juga berperan sebagai debtholders disebut

blockholders. Tentu mereka lebih mementingkan membayar bunga bagi mereka

sendiri daripada membagikan dividen kepada pemegang saham. Argumen lain

yang dapat menjelaskan temuan ini adalah bahwa peran pengawasan investor

institusional. Jika para manajer tidak diawasi oleh blockholders ini, mereka dapat

mengalihkan sumber daya perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri daripada

membayarkannya dalam bentuk dividen.

Namun demikian, dipihak lain, banyak penelitian yang menghasilkan

temuan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen. Berdasarkan studi empirisnya (Moh’d et al 1995 dalam Kania dan Bacon

2005) menemukan bahwa jika kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan

bertambah maka dividend payout juga akan bertambah. Temuan tersebut

diperkuat oleh Myers dan Bacon (2004). Dengan menggunakan ukuran share

turnover untuk institutional ownership, hasil penelitiannya menyatakan bahwa

kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap dividend

payout pada tingkat signifikansi 1%. Dia mendefinisikan bahwa “institutional

ownership is the percent of stock held by all reporting institutions as a group”

(Myers dan Bacon, 2004: 4). Abdelsalam et al. (2008) juga menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan positif antara dividen dengan kepemilikan

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

42

institusional. Hal yang sama dikemukakan oleh Tandelilin dan Wilberforce (2002)

dalam Dewi (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini didasarkan pada argumen

bahwa kepemilikan institusional lebih mementingkan stabilitas pendapatan

(return) melalui pembagian dividen.

Berdasarkan argumen-argumen teoritik sebagaimana dipaparkan di atas

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis-2: Kepemilikan institusional (Institutional ownership) berpengaruh

positif terhadap kebijakan dividen.

3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari aktiva yang digunakan. Sartono (2000) mengemukakan bahwa

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, yang

dikaitkan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Selanjutnya

Nugroho (2004) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba setelah pajak (earnings after tax) berdasarkan total aset

perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut maka pengukuran profitablitas dapat

dilakukan dengan menggunakan dua macam rasio, yaitu Return on Investment

atau Return on Assets (ROI/ROA) dan Return on Equity (ROE).

Studi empiris untuk menguji keterkaitan antara profitabilitas dengan

kebijakan dividen telah banyak dilakukan, namun menghasilkan temuan yang

saling bertentangan antara satu dengan lainnya. Chang dan Rhee (1990)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

43

Temuan ini diperkuat oleh Dewi (2008) yang memberikan bukti empiris bahwa

semakin tinggi profitabilitas semakin rendah kebijakan dividen. Argumen yang

dikemukakan adalah bahwa apabila perusahaan memiliki laba yang semakin

tinggi maka perusahaan akan menggunakan laba tersebut untuk kegiatan operasi

perusahaan atau untuk investasi sehingga akan mengurangi dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham. Demikian halnya dengan Kania dan Bacon

(2005), yang menyatakan bahwa profitabilitas (diukur dengan ROE) berhubungan

signifikan negatif dengan dividend payout ratio.

Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan ROA. Ang (1997)

menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih

yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA

diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total aset yang

dimiliki perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan tersebut dalam

penggunaan investasinya untuk menjalankan operasinya dalam rangka

menghasilkan laba. ROA, yang merupakan salah satu ukuran profitabilitas, juga

mencerminkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Dengan demikian

semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena

menghasilkan tingkat pengembalian investasi (return) yang semakin tinggi.

Return yang diterima oleh investor dapat berupa pendapatan dividen (dividend

yield), dan capital gain. Dengan demikian meningkatnya ROA akan

mengakibatkan meningkatnya pendapatan dividen, terutama dividen kas.

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

Parthington (1989) secara eksplisit mengemukakan bahwa profitabilitas

(earnings after tax) dan aset merupakan variabel yang penting sebagai dasar

pertimbangan para manajer perusahaan dalam rangka menentukan kebijakan

dividen. Meningkatnya profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan akan

meningkatkan harapan investor untuk memperoleh pendapatan dividen yang lebih

tinggi pula. Oleh karena dividen diambilkan dari keuntungan bersih yang

diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya

dividend payout. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan

membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar

keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan

perusahaan membayar dividen (Damayanti dan Achyani, 2006).

Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukannya Jensen et al. (1992)

mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen. Sejalan dengan temuan Jansen, Hanafi (2004) menyatakan bahwa

perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa

membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi

jika aliran kas tidak baik. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai

profitabilitas yang tinggi akan menarik minat investor untuk menginvestasikan

dananya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Puspita

(2009) melalui studi empirik terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2005-2007 juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif

dan signifikan terhadap dividend payout.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

45

Berdasarkan beberapa argumen tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis-3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

4. Pengaruh Financial Leverage terhadap Kebijakan Dividen

Dalam Financial Accounting Standard Boards (FASB) didefinisikan

bahwa utang (liability) sebagai pengorbanan manfaat ekonomi yang kemungkinan

besar akan terjadi di masa yang akan datang akibat adanya keharusan badan usaha

tertentu pada saat ini untuk mentransfer aktiva dan memberikan pelayanan kepada

badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi dan

peristiwa masa lalu (Smith dan Watts 1992). Kebijakan utang diperoleh dengan

pembagian antara total utang baik current liability maupun long term liability dan

total assets yang dimiliki oleh perusahaan.

Agency problems terkait struktur modal disebabkan karena agency

problem tidak hanya timbul antara manajer dengan pihak pemegang saham saja

malainkan juga bisa timbul antara pihak pemegang saham dengan para kreditor.

Kreditor selain memiliki klaim terhadap aliran eranings perusahaan (dalam

bentuk pembayaran bunga dan pokok pinjaman), juga terhadap aset perusahaan

apabila perusahaan dinyatakan bangkrut. Namun demikian, pemegang saham

memiliki kontrol, yaitu melalui manajemen, terhadap keputusan-keputusan

penting perusahaan yang mempengaruhi profitabilitas dan risiko perusahaan.

Sedangkan kreditor tidak demikian, mereka hanya meminjamkan dana kepada

perusahaan dengan tingkat bunga (rate of return) yang ditetapkan di muka.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

Sebagai contoh, para pemegang saham, melalui manajemen, bisa

menyebabkan perusahaan memutuskan untuk melaksanakan sebuah proyek

investasi baru yang memiliki tingkat risiko yang lebih besar dari yang diharapkan

oleh kreditor dan dengan ekspektasi keuntungan yang lebih besar pula. Kenaikan

risiko ini akan menyebabkan return yang diharapkan (required rate of return) atas

utang semakin tinggi yang pada gilirannya akan membuat nilai atas surat utang

yang diterbitkan perusahaan menurun. Jika proyek investasi berhasil, maka semua

keuntungan akan mengalir kepada pemegang saham, karena return yang diterima

kreditor tetap. Sebaliknya jika proyek gagal, maka kreditor menerima bagian atas

kegagalan tersebut. Lebih jauh pemegang saham mungkin bisa melakukan apa

yang disebut dengan wealth transfer dari kreditor kepada pemegang saham selain

risk transfer sebagaimana digambarkan di atas, misalnya melalui pembayaran

dividen kepada pemegang saham. Baker et al. (2001) berargumen bahwa

pembayaran dividen yang tinggi menyebabkan utang menjadi lebih beresiko dan

karenanya akan menurunkan nilainya. Cara yang bisa ditempuh oleh kreditor

untuk melindungi dirinya dari upaya-upaya tersebut adalah dengan membuat

perjanjian utang yang bersifat membatasi (restrictive debt covenant) termasuk di

dalamnya pembatasan terhadap pembayaran dividen kepada para pemegang

saham.

Karena kreditor melalui perjanjian utang akan cenderung membatasi

dividen maka diharapkan terdapat hubungan negatif mengenai agency problem

yang terjadi antara kreditor dengan pemegang saham dengan dividen. Mollah

(2000) dalam Sugeng (2009) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

47

lebih banyak aset yang bersifat collateral memiliki agency problem yang lebih

kecil antara kreditor dengan pemegang sahamnya karena aset demikian bisa

berfungsi sebagai jaminan atas utang. Mengingat collateralizable assets berfungsi

memperkecil agency problem maka diharapkan collateralizable assets yang

dimiliki perusahaan akan berhubungan positif dengan dividen.

Disamping itu, juga ada kecenderungan bahwa long-term debt yang

diperoleh perusahaan berpengaruh negatif terhadap jumlah dividen yang

dibayarkan. Alasannya adalah bahwa bagi perusahaan-perusahaan dengan tingkat

leverage tinggi maka pembayaran dividend payout yang tinggi akan memperbesar

beban tetap perusahaan. Atas dasar pemikiran tersebut, perusahaan-perusahaan

yang demikian secara sengaja mungkin akan mempertahankan kebijakan dividend

payout yang rendah guna menghindari adanya penurunan dividen atau bahkan

tidak membayar dividen di masa-masa yang akan datang. Demikian pula, bagi

perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko operasi atau instabilitas operating

earnings juga mungkin lebih baik memilih kebijakan dividend payout rendah.

Sugeng (2009) berargumen bahwa mengingat semakin besar porsi modal

perusahaan yang berasal dari kreditor (utang) semakin tinggi intensitas monitoring

yang dilakukan oleh pihak kreditor terhadap perilaku manajemen, maka hal yang

demikian ini memberikan kontribusi yang semakin besar pula terhadap

pengendalian agency problems antara manajemen dengan pemegang saham, dan

pada gilirannya, akan semakin kecil ketergantungan perusahaan kepada dividen

sebagai sarana atau mekanisme monitoring. Namun, berdasarkan hasil studi

empiris yang telah dilakukannya, Sugeng (2009) menemukan adanya pengaruh

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

positif signifikan struktur modal terhadap kebijakan inisiasi dividen. Ini

menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi utang yang lebih besar dalam

struktur modal mereka akan membayar dividen pertama yang lebih besar

dibanding perusahaan dengan porsi utang yang lebih kecil dalam struktur

modalnya. Pada konteks perusahaan-perusahaan di Indonesia, bisa

diinterpretasikan bahwa para manajer dari perusahaan-perusahaan public di

Indonesia relatif tidak mengindahkan potensi risiko financial distress akibat

tingginya financial leverage. Juga dalam konteks pasar modal di Indonesia,

diindikasikan bahwa perilaku perusahaan-perusahaan pembiayaan (kreditor)

terutama lembaga perbankan tampaknya cenderung lebih mengutamakan aspek

agunan berupa harta jaminan (collateralizable assets) daripada bentuk-bentuk

pengawasan atau sarana monitoring yang lain, misalnya pembatasan-pembatasan

dalam bentuk debt covenant (perjanjian kredit) dan jaminan berupa kelayakan

usaha, dalam rangka memperkecil risiko kredit. Ada kesan bahwa agunan

terutama berupa harta benda tak bergerak merupakan segalanya dari kreditor

dalam melindungi dirinya dari risiko. Hal ini memang sepintas terkesan rasional

dari perspektif kreditor karena cara tersebut dianggap paling praktis, murah dan

aman.

Temuan empiris Sugeng (2009) tersebut memperkuat temuan Kania dan

Bacon (2005) serta Myers dan Bacon (2004) yang menyatakan bahwa debt to total

assets ratio dan debt to equity berhubungan positif dengan dividend payout ratio..

Perusahaan-perusahaan yang diobservasi dalam penelitian ini mementingkan

pembayaran dividen yang lebih tinggi untuk kepentingan mencapai pertumbuhan

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

atau financial leverage. Bahkan dengan pertumbuhan dan utang, perusahaan akan

memberikan dividen pertama yang lebih besar. Temuan ini memberikan dukungan

yang kuat untuk menempatkan nilai perusahaan pada dividend signaling (teori

pensinyalan).

Penelitian Jensen et al. (1992) didukung oleh Fitrijanti dan Hartono

(2002), Ismiyanti dan Hanafi (2003), Dewi (2008), dan Kouki dan Guizani (2009)

menyatakan bahwa kebijakan utang mempengaruhi kebijakan dividen secara

negatif. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan berusaha mengurangi

agency cost of debt dengan mengurangi utangnya. Pengurangan utang tersebut

dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dengan sumber dana internal

sehingga pemegang saham akan merelakan dividennya untuk membiayai

investasinya.

Berdasarkan argument-argumen teoritik tersebut di atas, maka pengaruh

financial leverage terhadap kebijakan dividen dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

Hipotesis-4: Kebijakan utang (financial leverage) berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen.

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Kebijakan Dividen.

Perusahaan yang besar biasanya mempunyai akses yang lebih baik ke

pasar modal dan lebih mudah untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih

rendah, juga perusahaan dengan ukuran ini lebih sedikit kendala yang dihadapinya

bila dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

besar lebih memungkinkan untuk membayar dividen lebih tinggi kepada para

pemegang saham (Farinha 2002).

Ada beberapa acuan yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran

perusahaan, misalnya, penjualan, aset, dan kapitalisasi. Fitrijanti dan Hartono

(2002) mendefinisikan ukuran perusahaan (firm size) sebagai nilai buku total

asset, sedangkan Farinha (2002) menggunakan log natural dari total aktiva untuk

menentukan ukuran perusahaan. Secara operasional log natural dari total aktiva

tersebut diukur dari natural logaritma nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir

tahun, yaitu jumlah saham yang beredar pada akhir tahun dikali dengan harga

pasar saham akhir tahun (Siregar 2005). Secara matematis Hatta (2002)

merumuskan log natural dari total aset untuk mengukur size tersebut sebagai

berikut:

Studi empiris terkait hubungan antara ukuran perusahaan (firm size)

dengan kebijakan dividen telah banyak dilakukan, namun menghasilkan temuan

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Smith & Watts (1992) menyatakan

bahwa terdapat hubungan negatif antara equity to value (E/V) dengan ukuran

perusahaan, dan ukuran perusahaan secara signifikan memiliki hubungan positif

dengan kebijakan dividen, sedangkan penelitian Gaver & Gaver (1993)

menunjukkan bahwa perusahaan yang bertumbuh secara signifikan merupakan

perusahaan yang lebih besar. Koefisien variabel size positif signifikan

menjelaskan kebijakan pendanaan. Hasil penelitian Hartono (1999) menunjukkan

Size = Ln of Total Asset

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

bahwa variabel kontrol aktiva tetap memiliki hubungan positif dengan kebijakan

pendanaan, sehingga disimpulkan bahwa sesuai dengan secured debt hypothesis,

semakin besar aktiva tetap perusahaan semakin mudah perusahaan tersebut

memperoleh utang lebih besar. Namun sebaliknya, Fitrijanti dan Hartono (2002)

mengemukakan bahwa perusahaan bertumbuh memiliki leverage dan kebijakan

dividen lebih rendah relatif terhadap perusahaan tidak bertumbuh, perusahaan

bertumbuh cenderung merupakan perusahaan besar, dan bahwa perusahaan besar

memiliki korelasi negatif dengan kebijakan dividen.

Chang dan Rhee (1990) melakukan penelitian empiris dengan

menghasilkan simpulan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan

memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang

baru dan yang masih kecil akan banyak mengalami kesulitan untuk memiliki

akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti

untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar,

sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi

daripada perusahaan kecil. Hasil penelitian Smith dan Wattz (1992) menunjukkan

dasar teori atas pengaruh ukuran (size) perusahaan terhadap dividend payout yang

sangat kuat. Selanjutnya Farinha (2002) menyatakan bahwa perusahaan besar

dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi

kepada pemegang sahamnya, sehingga ukuran perusahaan dan pembayaran

dividen memiliki hubungan yang positif.

Hatta (2002) mengidentifikasi bahwa ukuran atau besarnya perusahaan

memainkan peranan dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen dalam

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung untuk lebih mature dan mempunyai

akses yang lebih mudah dalam pasar modal. Hal tersebut akan mengurangi

ketergantungan mereka pada pendanaan internal, sehingga perusahaan akan

memberikan pembayaran dividen yang tinggi. Argumen yang dikemukakan Hatta

(2002) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aset besar cenderung

membayar dividen yang besar kepada pemegang saham untuk menjaga reputasi di

kalangan investor. Penelitian Fitrijanti dan Hartono (2002) menunjukkan hasil

yang kontradiktif, yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan pada

seluruh model kebijakan dividen memiliki koefisien negatif signifikan (tidak

signifikan). Ini berarti konsisten dengan hipotesis kontrak (yang menyatakan

bahwa perusahaan bertumbuh memiliki kebijakan pendanaan dan dividen relatif

lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan tak bertumbuh) dan hipotesis

packing order. Hipotesis packing order adalah hipotesis yang menyatakan bahwa

perusahaan yang profitable memiliki dorongan membayar dividen relatif rendah

dalam rangka memiliki dana internal lebih banyak untuk membiayai proyek-

proyek investasinya. Bahkan bagi perusahaan bertumbuh, peningkatan dividen

dapat menjadi berita buruk karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana

investasinya (Hartono 1999).

Penelitian Chang dan Rhee (1990) menyebutkan bahwa perusahaan besar

cenderung membagikan dividen yang lebih besar daripada perusahaan kecil,

karena perusahaan yang memiliki aset besar lebih mudah memasuki pasar modal.

Sedangkan perusahaan yang memiliki aset sedikit akan cenderung membagikan

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah

aset perusahaan.

Berdasarkan argument-argumen teoritik tersebut di atas, maka pengaruh

ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

Hipotesis-5: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

C. Kerangka Berfikir

Untuk menggambarkan kausalitas antara varibel satu (independen) dengan

variabel lainnya (dependen), berdasarkan kajian teoritis dan penelitian-penelitian

terdahulu sebagaimana diuraikan di atas maka kerangka pemikiran teoritis dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1

Bagan Pengaruh variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,

Profitabilitas, Financial Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan

Dividen

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Institusional

Profitabilitas

Financial Leverage

Kebijakan

Dividen

(DPR)

Ukuran Perusahaan

Variabel Independen Variabel Dependen

H1 ( - )

H2 ( + )

H3 ( + )

H4 ( - )

H5 ( + )

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif.

B. Pengumpulan Data dan Pemilihan Sampel

1. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara studi

dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data

sekunder berupa data keuangan yang dipublikasikan oleh Indonesian Stock

Exchange (IDX) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tentang

perusahaan-perusahaan public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun

waktu lima tahun terakhir (2006-2010).

2. Pemilihan Sampel

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang membentuk peristiwa,

hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat

perhatian seorang peneliti (Zikmund 2003). Karena data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder berupa data keuangan perusahaan public yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk lima tahun terakhir yang dipublikasikan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2011, maka populasi dalam

penelitian ini adalah semua perusahaan public yang tercatat di BEI periode 2006-

2010 yang dikelompokkan dalam sembilan kelompok industri.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif

dengan kriteria sebagai berikut:

a) Perusahaan yang saham-sahamnya selalu terdaftar di BEI pada kurun waktu

2006 sampai dengan 2010.

b) Tidak termasuk perusahaan sektor keuangan. Hal ini dikarenakan pada

perusahaan sektor keuangan biasanya tidak memiliki aset fisik dengan nilai

yang besar, kecuali aset dalam bentuk gedung. Aset terbesar pada perusahaan

ini biasanya berupa portofolio, misalnya penyaluran dana dalam berbagai

bentuk produk.

c) Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan pada setiap periode

pengamatan.

d) Perusahaan tersebut selalu mengalami keuntungan (profit) dalam setiap periode

pengamatan.

e) Perusahaan tersebut membagikan dividen minimal tiga kali selama periode

pengamatan.

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Masing-masing variabel dalam penelitian ini secara operasional

didefinisikan dan diukur sebagai berikut:

1. Kebijakan Dividen.

Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pembagian

pendapatan (earnings) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan,

yang berarti laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Dalam penelitian ini

variabel kebijakan dividen diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR).

Kania dan Bacon (2005) mendefinisikan dividend payout ratio yaitu rasio

pembayaran dividen kas yang dilakukan oleh perusahaan, yang dihitung dengan

formula sebagai berikut:

DPR =

(1)

Variabel DPR merupakan variabel dependen. Data variabel ini diperoleh

dari Indonesian Capital Mark.et Directory (ICMD).

2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen

yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Myers dan

Bacon, 2004). Manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan

saham dengan tujuan menyetarakan dengan pemegang saham. Kepemilikan

manajerial, yang dalam penelitian ini disimbolkan dengan MAN merupakan

variabel independen. Myers dan Bacon (2004) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial adalah prosentase saham yang dimiliki oleh manajemen, atau dengan

kata lain dapat diperoleh dari jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan

manajer dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional menunjukkan persentase saham yang dimiliki

oleh pemilik institusi dan kepemilikan oleh blockholder, yaitu kepemilikan

individu atau atas nama perorangan di atas lima persen tetapi tidak termasuk ke

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

dalam golongan kepemilikan insider (Kania dan Bacon 2005). Pengukuran

variabel kepemilikan institusional menggunakan persentase saham yang diperoleh

dari jumlah saham institusional dan kepemilikan oleh blockholder dibagi dengan

jumlah keseluruhan saham yang beredar.

4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan dalam melaksanakan operasinya. Variabel profitabilitas diproksikan

dengan Return On Asset (ROA), yang berarti kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba setelah pajak (earnings after tax) berdasarkan total aset yang

dimilikinya (Nugroho, 2004). Variabel ini diberi simbol PROF, dan

pengukurannya dihitung berdasarkan formula sebagai berikut:

ROA (X3) =

(2)

Adapun datanya diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

(ICMD).

5. Financial Leverage

Dalam penelitian ini financial leverage diproksikan dengan debt to equity

ratio (DER), yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya, dengan ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang

digunakan untuk membayar utang. Myers dan Bacon (2004) menghubungkan

profitabilitas dengan kebijakan debt melalui hipotesis pecking order. Dia

menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih profitable akan

menurunkan permintaannya akan debt, karena akan tersedia lebih banyak dana-

dana internal untuk mendanai investasi.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage

(penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan

(Ang 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang

digunakan untuk membayar utang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin

besar kewajibannya, dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin

tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (firm size) merupakan skala besar kecilnya

perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain total penjualan, total

aktiva dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan. Ukuran perusahaan dalam

penelitian ini diklasifikasikan sebagai variabel kontrol yang diberi simbol SIZE.

Sebagaimana dilakukan oleh Nugroho (2004) dan Puspita (2009) pengukuran

variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan natural logaritma

dari total aset. Sumber data variabel ukuran perusahaan diperoleh dari Indonesian

Capital Market Directory (ICMD). Adapun formulanya tampak sebagai berikut:

Ukuran perusahaan = Ln of total asset (3)

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih difokuskan dalam rangka generalisasi,

dengan melakukan pengujian statistik dan bebas dari pengaruh subyektif peneliti

(Trihendradi 2011). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

analisis regresi linier berganda dengan program SPSS. Analisis regresi linier

berganda adalah analisis mengenai beberapa variabel independen dengan satu

variabel dependen.

Penelitian ini menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, profitabilitas, dan financial leverage, dan ukuran

perusahaan sebagai variabel independen terhadap kebijakan dividen, yang

diproksikan dengan dividend payout ratio, sebagai variabel dependen..

Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis tersebut masing-masing

akan dijelaskan di bawah ini:

1. Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa

asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi, yang secara lebih rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah data yang dipakai

dalam penelitian ini terdistribusi secara normal ataukah tidak. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Lind et

al. 2008). Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

skewness yang didasarkan pada besarnya rasio untuk melihat nilai kemiringan

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

(skewness). Sebagaimana dikemukakan Trihendradi (2011), rasio skewness dapat

dihitung dengan formula sebagai beikut:

Rasioskewness =

(4)

Jika rasio skewness berada di antara -2 sampai dengan +2 maka dapat

disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti ada hubungan antara beberapa atau semua

variabel independen dalam model regresi. Jika dalam model regresi terdapat

multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar

sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Masalah

multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen (Trihendradi 2011). Metode yang

digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas, menurut Lind et al. (2008)

meliputi:

1) Kolinieritas diduga ketika R2 tinggi dan ketika korelasi derajat nol juga

tinggi, tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang

secara individual penting secara statistik atau dasar pengujian t yang

konvensional.

2) Meskipun korelasi derajat nol yang tinggi mungkin mengindikasikan

kolinieritas, namun bukan berarti mempunyai kolinieritas dalam satu kasus

spesifik. Seharusnya yang dilihat tidak hanya pada derajat nol tetapi juga

koefisien korelasi parsial.

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

3) Karena multikolinieritas timbul akibat satu atau lebih variabel yang

menjelaskan merupakan kombinasi linier yang pasti atau mendekati pasti dari

variabel penjelas lainnya, maka satu cara untuk mengetahui variabel X mana

yang berhubungan dengan variabel X lainnya adalah dengan meregresikan

setiap Xi atas sisa variabel X dengan menghitung R2 yang cocok yang disebut

Ri2.

Dalam penelitian ini pengujian untuk mendiagnosis adanya

multikolinieritas dilakukan dengan uji Variance Inflanation Faktor (VIF) yang

diformulakan sebagai berikut:

VIF = 1/Tolerance (5)

Jika nilai VIF lebih besar dari 2 menandakan terjadinya korelasi antara

variabel independen atau dengan kata lain antar variabel independen terjadi

persoalan multikolinieritas (Trihendradi 2011).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi yang digunakan dalam penelitian terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Trihendradi 2011).

Dasar yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya

heteroskedastisitas adalah: Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) maka mengindikasikan terlah terjadi heteroskedastisitas.

Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Lind et al. 2008).

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu koefisien yang menunjukkan korelasi dua

nilai pada variabel yang sama pada horison waktu yang berbeda. Uji autokorelasi

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi.

Lind et al. (2008) menyatakan bahwa untuk menguji autokorelasi digunakan

Durbin-Watson test (DW).

Uji DW dimaksudkan untuk menguji adanya kesalahan pengganggu

periode pertama dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (-1).

Kesalahan tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak

hanya karena variabel independen saja namun juga bisa disebabkan karena

variabel dependen periode lalu (Trihendradi 2011). Keputusan ada tidaknya

autokorelasi dapat diketahui bila nilai DW terletak diantara du dan 4-du

(du<DW<4-du) maka berarti tidak ada autokorelasi (Trihendradi 2011).

2. Pengujian Hipotesis

a. Model Persamaan Regresi Berganda

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan alat analisis

statistik yaitu metode regresi linier berganda dengan menggunakan program exel

dan program SPSS for windows. Model persamaan regresi linier berganda dalam

penelitian ditulis dalam formula dasar berikut ini:

DPR = a + b1(MAN) + b2(INST) + b3(PROF) + b4(LEV) + b5(SIZE) + e (6)

Keterangan:

DPR = Dividend payout ratio

a = Konstanta

MAN = Manajerial ownership

INST = Institutional ownership

PROF = Profitability

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

LEV = Financial Leverage

SIZE = Firm size

e = residual variabel

Besarnya konstanta tercermin dalam “a” dan besarnya koefisien regresi

masing-masing variabel independen ditunjukkan oleh b1, b2, b3, b4 dan b5. Kelima

variabel independen tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen.

b. Uji t

Uji signifikansi koefisien (bi) dilakukan dengan statistic-t (student-t). Hal

ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel

independen terhadap variabel dependen sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis

1 sampai dengan hipotesis 5. Pengujian ini dilakukan dengan memperhatikan

probabilitas uji t pada tabel coefficient pada output program aplikasi SPSS. Jika

probabilitas pada kolom sig. (ρ value) < 0,05, maka hipotesis nol ditolak,

sebaliknya hipotesis alternatih yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima,

pada tingkat signifikansi 5%.

Hipotesis secara statistik dan kriterima pengujian dari masing-masing

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen beserta kriteria

pengujiannya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen.

H01 : b1 = 0, berarti variabel independen kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Kriteria pengujian:

ρ value < 0,05, maka H0 ditolak.

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

64

ρ value ≥ 0,05, maka H0 diterima.

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.

H02 : b2 = 0, berarti variabel independen kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

Kriteria pengujian:

ρ value < 0,05, maka H0 ditolak.

ρ value ≥ 0,05, maka H0 diterima.

Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen.

H03 : b3 = 0, berarti variabel independen profitabilitas tidak berpengaruh

terhadap kebijakan dividen.

Kriteria pengujian:

ρ value < 0,05, maka H0 ditolak.

ρ value ≥ 0,05, maka H0 diterima.

Pengaruh financial leverage terhadap kebijakan dividen.

H04 : b4 = 0, berarti variabel independen financial leverage tidak berpengaruh

terhadap kebijakan dividen.

Kriteria pengujian:

ρ value < 0,05, maka H0 ditolak.

ρ value ≥ 0,05, maka H0 diterima.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.

H05 : b5 = 0, berarti variabel independen ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap kebijakan dividen.

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

65

Kriteria pengujian:

ρ value < 0,05, maka H0 ditolak.

ρ value ≥ 0,05, maka H0 diterima.

c. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan leverage dan ukuran

perusahaan sebagai variabel independen terhadap kebijakan dividen sebagai

variabel dependen secara simultan. Hasil uji F didasarkan pada nilai probabilitas

(ρ value) yang terdapat pada tabel Anova nilai F dari output program aplikasi

SPSS. Berdasarkan nilai F dapat diketahui apakah kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, profitabilitas, financial leverage, dan ukuran

perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada tingkat

signifikansi 5%.

Dengan demikian hipotesis secara statistik dan kriteria pengujiannya

dapat dinyatakan sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, berarti variabel independen secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian:

Apabila tingkat signifikansi (ρ value) < 0,05, maka H0 yang menyatakan

bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen, ditolak. Ini berarti secara simultan semua variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap bvariabel dependen.

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

Apabila tingkat signifikansi (ρ value) > 0,05, maka H0 diterima, artinya

secarasimultan semua variabel independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

d. Uji R2

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Trihendradi

(2011) menyatakan koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus:

R2 =

= 1

(7)

Nilai koefisien determinasi diperoleh antara 0 dan 1. Jika nilai R2 kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen amat terbatas (Trihendradi 2011). Semakin mendekati nilai 1 (satu)

berarti variabel-variabel independen dapat menjelaskan hampir semua informasi

yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Sampel

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris pengaruh

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, profitabilitas dan

ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua perusahaan public yang tercatat di BEI periode 2006-2010 yang

dikelompokkan dalam sembilan kelompok industri. Kemudian dari populasi

tersebut diambil sampel sesuai kriteria yang telah ditetapkan, sebagaimana

dipaparkan pada bab sebelumnya.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam bab 3 diperoleh jumlah

sampel sebanyak 56 perusahaan. Setelah dianalisis tidak semua data sampel

sebanyak 56 perusahaan tersebut layak untuk dijadikan data penelitian

dikarenakan terdapat beberapa kategori data outliers. Hasil uji outliers dengan

teknik univarite outliers (z-score) diperoleh sebanyak empat data perusahaan

yang mengandung outliers, sehingga data tersebut tidak digunakan, jadi jumlah

sampel yang terpakai dalam penelitian ini menjadi 52 perusahaan. Pada penelitian

ini data disusun secara panel data (pooling data), sehingga jumlah data yang

diperoleh untuk digunakan dalam analisis sebanyak 260 atau (52 x 5). Data

populasi dan sampel serta unit analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini:

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

Tabel 1

Proses Pengambilan Sampel

No Keterangan

Jumlah

1

2

3

4

5

Perusahaan yang saham-sahamnya selalu terdaftar di

BEI pada kurun waktu 2006 sampai dengan 2010.

Termasuk perusahaan sektor keuangan.

Perusahaan tersebut selalu menyajikan laporan keuangan

pada periode pengamatan.

Perusahaan mengalami kerugian dalam periode

pengamatan.

Perusahaan tidak membagikan dividen pada periode

pengamatan.

360

(71)

289

(84)

(149)

Jumlah sesuai purposive sampling 56

6

Jumlah Outlier

4

Jumlah Data yang bisa diolah (sampel data akhir)

52

Sumber: data diolah

2. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Deskripsi statistik semua variabel yang digunakan dalam model

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2

Deskripsi Statistik

Variabel Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

MAN

INST

PROF

LEV

SIZE

DPR

0.00

5.26

0.08

0.08

10.68

0.00

28.10

98.55

50.79

8.44

18.40

95.63

1.66

69.99

9.08

1.28

14.75

22.76

5.12

19.27

7.63

1.09

1.52

22.80

Sumber : Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

Pada tabel 2 di atas diketahui nilai rata-rata variabel kepemilikan

manajerial (MAN) sebesar 1,66%, dengan nilai minimum sebesar 0,00% dan nilai

maksimum sebesar 28,1%. Nilai rata-rata variabel kepemilikan institusional

(INST) sebesar 69,99%, dengan nilai minimum sebesar 5,26% dan nilai

maksimum sebesar 98,55%.

Nilai rata-rata variabel profitabilitas (PROF) sebesar 9,08%, dengan nilai

minimum sebesar 0,08% dan nilai maksimum sebesar 50,79%. Nilai rata-rata

variabel leverage (LEV) sebesar 1,28%, dengan nilai minimum sebesar 0,08%

dan nilai maksimum sebesar 8,44%. Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan

(SIZE) sebesar 14,75% dengan nilai minimum sebesar 10,68% dan nilai

maksimum sebesar 18,40%. Nilai rata-rata variabel dividend payout ratio (DPR)

sebesar 22,76% dengan nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar

95,63%.

B. Hasil Analisis Data

1. Pengujian Asumsi Klasik

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda. Agar hasil regresi sahih maka harus dilakukan pengujian asumsi klasik,

yaitu Normalitas, autokorelasi, multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Hasil

pengujian terhadap masing-masing asumsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah data yang dipakai

dalam penelitian ini terdistribusi secara normal ataukah tidak. Model regresi yang

baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Lind et

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

al. 2008). Pada gambar 2 menunjukkan bahwa hasil grafik normal probability plot

terlihat titik-titik normal plot terlihat menyebar di sekitar garis diagonal, dan tidak

menjahui garis diagonal tersebut.

Gambar 2

Grafik Normal Probability Plot Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan

rasio skewness yang didasarkan pada besarnya rasio untuk melihat nilai

kemiringan (skewness) sebagaimana tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Uji Normalitas dengan Rasio Skewness

Statistic Std. Error Rasio Kesimpulan

0,297 0,151 1,961 Normal

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: DPR

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

Hasil analisis diperoleh sebagaimana tampak pada tabel 3 diketahui

bahwa nilai skewness sebesar 0,297 dengan standar error of skewness sebesar

0,151. Berarti rasio skewness sebesar 0,297 : 0,151 = 1,967. Hal ini menunjukkan

bahwa rasio skewness berada diantara -2 sampai dengan +2, berarti dapat

disimpulkan distribusi data dari residual adalah normal.

b. Uji Multikolinieritas

Hasil pengolahan data untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

MAN

INST

PROF

LEV

SIZE

0,781

0,804

0,874

0,847

0,785

1,280

1,244

1,144

1,181

1,273

Bebas Multikolinieritas

Bebas Multikolinieritas

Bebas Multikolinieritas

Bebas Multikolinieritas

Bebas Multikolinieritas

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Multikolinieritas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara

variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk menguji adanya

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance value atau Variance Inflation

Factor (VIF). Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai VIF untuk semua

variabel independen (MAN, INST, PROF dan LEV) dan variabel kontrol (SIZE)

menghasilkan nilai di bawah angka 10 dan tolerance value diatas 0,10. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi

sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis.

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas di

dalam penelitian ini menggunakan dengan melihat pola diagram pencar residual.

Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3

Diagram Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pada diagram hasil uji heteroskdastisitas sebagaimana tampak pada

gambar 3 di atas diketahui bahwa diagram pencar tidak membentuk pola atau

acak, dengan demikian telah terjadi homokedastisitas atau dengan kata lain maka

regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas, sehingga memenuhi

persyaratan uji asumsi klasik.

Scatterplot

Dependent Variable: DPR

Regression Standardized Predicted Value

543210-1-2-3

Re

gre

ssio

n S

tud

en

tize

d R

esi

du

al

4

3

2

1

0

-1

-2

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

d. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat dilihat dari nilai Durbin Watson

(DW).

Tabel 5

Hasil Uji Autokorelasi

Model DW dl Du Kesimpulan

Regresi Model 2,108 1,72 1,82 Bebas autokorelasi

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Pada tabel 5 diketahui bahwa dari hasil uji autokorelasi diperoleh nilai

DW sebesar 2,108 dimana angka tersebut berada diantara dU – 4-dU (1,82 ≤ 2,108

≤ 2,18), maka bebas autokorelasi.

Berdasarkan uji asumsi klasik (normalitas, autokorelasi, multikolinieritas,

dan heteroskedastisitas) diperoleh bahwa dalam model yang digunakan sudah

tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik, artinya model regresi pada penelitian

dapat digunakan sebagai dasar analisis.

2. Pengujian Hipotesis

a. Persamaan Regresi Linier Berganda

Berdasarkan pengujian data, hasil regresi linier berganda untuk menguji

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, profitabilitas dan

ukuran perusahaan secara simultan terhadap kebijakan dividen perusahan yang

terdaftar di BEI periode 2006-2010, ditunjukkan pada tabel 8:

Berdasarkan tabel 8, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

DPR = -35,767 + 0,381 MAN + 0,166 INST + 0,868 PROF +

1,346LEV + 2,485 SIZE + e

Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukkan bahwa masing-

masing faktor menjelaskan sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar -35,767 menunjukkan bahwa jika faktor kepemilikan

manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (PROF),

financial leverage (LEV), dan ukuran perusahaan (SIZE) konstan maka

besarnya dividend payout ratio akan turun sebesar -35,767.

2) Koefisien regresi MAN (b1) bernilai positif yaitu 0,381 hal ini menunjukkan

bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap dividend

payout ratio.

3) Koefisien regresi INST (b2) bernilai positif yaitu 0,166, hal ini menunjukkan

bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif terhadap

dividend payout ratio.

4) Koefisien regresi PROF (b3) bernilai positif yaitu 0,868, hal ini menunjukkan

bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout

ratio.

5) Koefisien leverage (b4) bernilai positif yaitu 1,346, hal ini menunjukkan bahwa

leverage mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio.

6) Koefisien regresi SIZE (b5) bernilai positif yaitu 2,485, hal ini menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap positif kenaikan

dividend payout ratio.

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

b. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan propoesi pengaruh

variabel independen yang dapat menjelaskan variabel independen. Trihendradi

(2011) menyatakan bahwa koefisien determinasi dinyatakan dalam persentase.

Hasil pengujian menggunakan SPSS didapatkan nilai koefisien determinasi seperti

tampak pada tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6

Koefisien Determinasi

R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

The Estimate

0,347 0,120 0,103 21,5939

a. Predicyor: (Constant), SIZE, PRF, INST, LEV, MAN

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Pada tabel 6 diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,120, nilai menunjukkan

bahwa kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST),

profitabilitas (PROF), leverage (LEV), dan ukuran perusahaan (SIZE) hanya

dapat menjelaskan sebesar 12% variabel kebijakan dividen yang diproksi dengan

dividend payout ratio perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

tahun 2006-2010, sedangkan sisanya sebesar 88% diterangkan oleh faktor lain

yang tidak ikut terobservasi.

c. Uji F

Uji F adalah untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara simultan, di samping juga untuk menguji

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

intensitas pengaruh tersebut. Hasil uji secara simultan dapat dilihat pada tabel 7

berikut ini:

Tabel 7

Hasil Uji F

Model Sum of

Squares

df Mean Square thitung Signifikansi

Regression

Residual

Total

16188,714

118438,8

134627,5

5

254

259

3237,743

466,295

6,944

,000

a. Predicyor: (Constant), SIZE, PRF, INST, LEV, MAN

b. Dependent Variable: DPR

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Berdasarkan data yang diolah dengan menggunakan SPSS sebagaimana

tampak pada tabel 7 diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,944 dengan dignifikansi

sebesar 0,000, yang berarti dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan dari kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST),

profitabilitas (PROF), leverage (LEV), dan ukuran perusahaan (SIZE) secara

simultan terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan dividend payout ratio

pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010.

d. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Pengujian

regresi digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian dua arah (two tailed test)

dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa tingkat keyakinan adalah

sebesar 95%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPPS dan hasil uji t

dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut:

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

Tabel 8

Hasil Uji t

Variabel

Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficie

nts t Sign Kesimpulan

B Std.

Error Beta

(Constant)

MAN

INST

PROF

LEV

SIZE

-35,767

0,381

0,166

0,868

1,346

2,485

17,254

0,296

0,078

0,188

1,341

9,996

0,086

0,141

0,290

0,064

0,166

12,073

1,286

2,142

4,612

1,004

2,494

0,039

0,199

0,033

0,000

0,317

0,013

Tidak didukung data

Didukung data

Didukung data

Tidak didukung data

Didukung data

Sumber: Output SPSS (data sekunder diolah, 2012)

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 8 menunjukkan bahwa t hitung

untuk variabel INST sebesar 2,142 dengan signifikansi sebesar 0,199, variabel

PROF sebesar 4,612 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan variabel SIZE sebesar

2,494 dengan signifikansi sebesar 0,013, yang berarti bahwa signifikansi ketiga

variabel tersebut masing-masing lebih rendah dari 0,05, sehingga INST, PROF

dan SIZE berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Pada tabel 8 juga terlihat bahwa nilai t hitung variabel MAN sebesar

1,286 dengan signifikansi sebesar 0,199 dan t hitung variabel LEV sebesar 1,004

dengan signifikansi sebesar 0,317, yang berarti signifikansi kedua variabel

tersebut lebih besar dari 0,05, dengan demikian MAN dan LEV tidak berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio.

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

C. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama : Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen.

Manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain. Perilaku ini biasa

disebut sebagai keterbatasan rasional (bounded rationality) dan pemegang saham

cenderung tidak menyukai risiko (risk averse). Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa agency problem akan terjadi bila proporsi kepemilikan

manajer atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga manajer cenderung

bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar

maksimalisasi nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan, termasuk kebijakan

dividen. Lebih lanjut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kondisi

diatas merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelola dengan fungsi

kepemilikan atau sering disebut dengan the separation of the decision-making and

risk bearing functions of the firm. Manajemen tidak menanggung risiko atas

kesalahan dalam mengambil keputusan, risiko tersebut sepenuhnya ditanggung

oleh pemegang saham (principal). Oleh karena itu manajemen cenderung

melakukan pengeluaran yang bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk

kepentingan pribadinya, seperti peningkatan gaji dan status.

Penyebab lain terjadinya konflik antara manajer dengan pemegang saham

adalah keputusan dividen. Para pemegang saham hanya peduli terhadap risiko

sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada

portofolio yang teridentifikasi dengan baik. Namun manajer sebaliknya lebih

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan. Ada dua alasan yang

mendasarinya, yaitu: 1) Bagian substantif dari kekayaan mereka di dalam specific

human capital perusahaan, yang membuat mereka non diversifiable, dan 2)

Manajer akan terancam reputasinya, demikian juga kemampuan menghasilkan

earnings perusahaan, jika perusahaan menghadapi kebangkrutan.

Hasil pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS

sebagaimana tampak pada tabel 8 di atas, diperoleh koefisien regresi variabel

kepemilikan manajerial sebesar 0,381 dan nilai t sebesr 1,286 dengan signifikansi

sebesar 0,199. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka hipotesis pertama yang

menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak didukung oleh data

empiris.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Jensen dan Meckling

(1976), Rozeff (1992), Alli et al. (1993), Mollah et al. (2000), Myers dan Bacon

(2004), Kania dan Bacon (2005) dan Dewi (2008) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi kepemilikan saham oleh managerial maka semakin rendah

kebijakan dividen. Namun penelitian ini menghasilkan temuan yang mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Easterbrook (1984), Beiner (2001) dan

Sugeng (2009) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen.

Tidak adanya bukti kuat tentang pengaruh dari kepemilikan manajerial

terhadap kebijakan dividen memberikan indikasi bahwa perusahaan dengan

kepemilikan manajerial yang lebih tinggi tidak terbukti secara meyakinkan

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

berdampak pada pembayaran dividen yang lebih tinggi karena keberadaan mereka

dianggap tidak mampu menekan agency problem, sesuai dengan argumen dari

agency cost model, dan sebaliknya.

Temuan ini terjadi diduga karena adanya keunikan dari struktur

kepemilikan di lingkungan perusahaan-perusahaan public di Indonesia yang

umumnya didominasi oleh institutional holding yang tidak independen dengan

pihak manajemen. Institutional holding ini umumnya terdiri dari holding

companies yang merupakan perusahaan-perusahaan keluarga di mana manajemen

merupakan bagian di dalamnya.

2. Hipotesis Kedua : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen.

Hasil pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS

sebagaimana tampak pada tabel 8 di atas, doperoleh koefisien regresi variabel

kepemilikan institusional sebesar 0,166 dan nilai t sebesar 2,142 dengan

signifikansi sebesar 0,033, menunjukkan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Berdasarkan

hasil pengujian tersebut maka hipotesis kedua yang menyatakan kepemilikan

institusional berpengaruh positif didukung oleh data empiris.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Moh’d et al. (1995), Myers dan Bacon (2004), Abdelsalam et al.

(2008) dan Dewi (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Ini berarti bahwa jika

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan bertambah maka dividend

payout juga akan bertambah. Hasil penelitian ini didasarkan pada argumen bahwa

kepemilikan institusional lebih mementingkan stabilitas pendapatan (return)

melalui pembagian dividen.

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham yang dimiliki oleh

pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam persentase (Kania dan Bacon

2005). Proporsi kepemilikan saham oleh institusional yang tinggi akan

menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih insentif sehingga dapat

membatasi perilaku oportunistik manajer, yang dapat berupa pelaporan laba oleh

manajemen secara oportunistik untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya

(Siregar 2008). Berdasarkan studi empiris (Moh’d et al. 1995 dalam Kania dan

Bacon 2005) menemukan bahwa jika kepemilikan institusional dalam suatu

perusahaan bertambah maka dividend payout juga akan bertambah. Temuan

tersebut diperkuat oleh Myers dan Bacon (2004). Dengan menggunakan ukuran

share turnover untuk institutional ownership, hasil penelitiannya menyatakan

bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang positif terhadap

dividend payout.

3. Hipotesis Ketiga : Profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap

kebijakan dividen.

Hasil pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS

sebagaimana tampak pada tabel 8 di atas, doperoleh koefisien regresi variabel

profitabilitas sebesar 0,868 dan nilai t sebesar 4,612 dengan signifikansi sebesar

0,000, menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

signifikan terhadap devidend payout ratio. Dengan demikian hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kebijakan

dividen didukung oleh data empiris.

Penelitian ini menghasilkan temuan yang mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Jensen et al. (1992), Hanafi (2004), Nugroho (2004),

Damayanti dan Achyani (2006) dan Puspita (2009) yang menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari aktiva yang digunakan. Sartono (2000) mengemukakan bahwa

profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, yang

dikaitkan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Selanjutnya

Nugroho (2004) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba setelah pajak (earnings after tax) berdasarkan total aset

perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap devidend payout ratio. Pengaruh positif menunjukkan

bahwa semakin tinggi profitabilitas akan semakin meningkatkan devidend payout

ratio. Meningkatnya profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan akan

meningkatkan harapan investor untuk memperoleh pendapatan dividen yang lebih

tinggi pula. Oleh karena dividen diambilkan dari keuntungan bersih yang

diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya

dividend payout. Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan

membayar porsi keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

83

keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan

perusahaan membayar dividen.

4. Hipotesis Keempat : Financial Leverage mempunyai pengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen.

Hasil pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS

sebagaimana tampak pada tabel 8 di atas, doperoleh koefisien regresi variabel

leverage (LEV) sebesar 1,346 dan nilai t sebesar 1,004 dengan signifikansi

sebesar 0,317, menunjukkan bahwa financial leverage yang diukur dengan Debt

to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen,

meski antara keduanya memiliki hubungan positif. Dengan demikian hipotesis

keempat yang menyatakan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh negatif

terhadap kebijakan dividen tidak didukung oleh data empiris.

Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Jensen et al. (1992), Ismiyanti dan Hanafi (2003), Dewi (2008)

dan Kouki dan Guizani (2009) yang menyatakan bahwa kebijakan utang

(leverage) mempengaruhi kebijakan dividen secara negatif, dalam arti semakin

tinggi kebijakan utang (leverage) semakin rendah kebijakan dividen. Argumen

yang dikemukakan menyatakan bahwa perusahan dengan tingkat utang yang

tinggi akan berusaha mengurangi agency cost of debt dengan mengurangi

utangnya. Pengurangan utang tersebut dapat dilakukan dengan membiayai

investasinya dengan sumber dana internal sehingga pemegang saham akan

merelakan dividennya untuk membiayai investasi perusahaan.

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Myers dan Bacon (2004), Kania dan Bacon (2005) dan Sugeng (2009) yang

menyatakan bahwa finanacial leverage, baik yang diukur dengan debt to total

assets ratio maupun debt to equity ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen. Argumen penelitian menyatakan bahwa perusahaan

yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki reputasi besar yang mengambil

kebijakan pembayaran dividen yang tinggi guna menjamin reputasi finansialnya

menjadi kuat yang memungkinkan mudahnya akses untuk mendapatkan modal

eksternal (utang) untuk mendapatkan peluang pertumbuhan. Dengan pertumbuhan

dan utang perusahaan memberikan dividen pertama yang lebih besar. Hasil

penelitian tersebut memberikan dukungan yang kuat untuk menempatkan nilai

perusahaan pada dividend signaling (teori pensinyalan). Tetapi hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Siregar et al. (2005) yang

menyatakan bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mengindikasikan

bahwa perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai tetapi memiliki

kecenderungan untuk mempertahankan dividen dan melaksanakan investasi

dengan jalan mendapatkan dana eksternal (utang) untuk membayar dividen dan

melakukan investasi. Indikasi ini dapat dilihat dari nilai utang perusahaan yang

semakin meningkat.

5. Hipotesis kelima: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

Hasil analisis data sebagaimana tampak pada tabel 8 di atas, doperoleh

koefisien regresi variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 2,485 dan nilai t

sebesar 2,494 dengan signifikansi sebesar 0,13, menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari total aktiva berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian hipotesis

kelima yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen didukung oleh data empiris.

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hartono (1999) yang menjadikan variabel ukuran perusahaan sebagi variabel

konrol untuk menentukan pengaruhnya terhadap kebijakan dividen. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap kebijakan dividen. Dengan menempatkan variabel ukuran

perusahaan sebagai variabel independen, hasil penelitian Chang dan Rhee (1990),

Smith dan Wattz (1992), Farinha (2002), dan Hatta (2002), menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Hasil penelitian memberikan argumen bahwa perusahaan yang besar

biasanya mempunyai akses yang lebih baik ke pasar modal dan lebih mudah untuk

mendapatkan dana dengan biaya yang lebih rendah, juga perusahaan dengan

ukuran ini lebih sedikit kendala yang dihadapinya bila dibandingkan dengan

perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan besar lebih memungkinkan

untuk membayar dividen lebih tinggi kepada para pemegang saham (Farinha

2002). Hal ini menunjukkan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan

akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

yang baru dan yang masih kecil akan banyak mengalami kesulitan untuk memiliki

akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti

untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar,

sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi

daripada perusahaan kecil. Hatta (2002) memberikan argumen bahwa perusahaan

yang memiliki aset besar cenderung membayar dividen yang besar kepada

pemegang saham untuk menjaga reputasi di kalangan investor.

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

manajerian (MAN), kepemilikan instituional (INST), profitabilitas (PROF),

financial leverage (LEV) dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan

dividen. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap

52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-

2010, sebagaimana dikemukakan pada bab IV sebelumnya diperoleh beberapa

simpulan yaitu :

1. Kepemilikan managerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen.

2. Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen.

3. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

4. Financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

5. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan

dividen.

6. Hasil uji F menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari kepemilikan

manajerial (MAN), kepemilikan institusional (INST), profitabilitas (PROF),

financial leverage (LEV), dan ukuran perusahaan (SIZE) secara bersama-sama

terhadap kebijakan dividen.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

88

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam pengambilan

sampel maupun dalam pengukuran variabel. Beberapa keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Periode pengamatan dan jumlah variabel yang diteliti pada penelitian ini

hanya terbatas pada variabel kepemilikan manajerial (MAN), kepemilikan

institusional (INST), profitabilitas (PROF), financial leverage (LEV), dan

ukuran perusahaan (SIZE) untuk mengukur pengaruh terhadap dividend

payout ratio. Diduga hal ini menyebabkan rendahnya R2 yang hanya

sebesar 0,120, artinya hanya 12% variasi perubahan dividend payout ratio

dijelaskan oleh variabel-variabel yang diteliti sementara sisanya sebesar

88% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.

2. Jumlah perusahaan yang diobservasi relatif sedikit (sebanyak 52

perusahaan) bila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan non

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mecapai sebanyak

330 perusahaan, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisir pada

konteks perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia, apalagi dalam

skala global.

3. Periode pengamatan relatif lebih pendek, hanya lima tahun, sehingga data

pengamatan yang terbangun dalam pola masing-masing variabel menjadi

kurang smooth dibandingkan jika periode pengamatan diperpanjang.

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

89

C. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian sebagaimana telah

dipaparkan di atas, maka saran-saran yang dapat penulis berikan:

1. Pengaruh kelima variabel masih sangat kecil, oleh karena itu bagi peneliti yang

akan meneliti dengan tema yang sama, sebaiknya menambah jumlah variabel

bebas, agar hasil penelitian dapat lebih baik lagi.

2. Menentukan kriteria-kriteria purposive sampling yang lebih akurat lagi, agar

dapat diperoleh obyek yang diobservasi lebih banyak lagi, sehingga lebih dapat

melakukan generalisasi hasil penelitian, misalnya dengan memasukkan

perusahaan yang mengalami kerugian tidak lebih dari dua periode pengamatan.

3. Memperluas periode pengamatan, sehingga data masing-masing variabel yang

diteliti lebih dapat menggambarkan pola yang smooth.

D. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi baik teoritis

maupun manajerial. Beberapa implikasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian empiris pengaruh keempat variabel independen yang diteliti

yaitu kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, profitabilitas dan

financial leverage serta satu variabel kontrol, ukuran perusahaan terhadap

kebijakan dividen ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten baik secara teori

maupun dengan hasil penelitian sebelumnya.

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

90

a. Secara teori kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebiajkan

dividen, namun hasil penelitian ini kontradiktif dengan hipotesis teori yang

dibangun. Dengan demikian variabel kepemilikan manajerial masih perlu

dijadikan sebagai variabel independen dalam penelitian empiris berikutnya.

b. Hasil penelitian ini menjustifikasi hipotesis teori yang menyatakan kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Namun beberapa

penelitian sebelumnya menghasilkan simpulan berbeda satu dengan lainnya.

Dengan demikian masih terdapat inkonsistensi hasil penelitian satu dengan

lainnya, sehingga variabel kepemilikan institusional masih layak untuk terus

dikaji dan dijadikan variabel penelitian berikutnya.

c. Hasil penelitian ini konsisten dengan hipotesis teori yang menyatakan

kepemilikan profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

Namun beberapa penelitian sebelumnya menghasilkan simpulan berbeda satu

dengan lainnya. Dengan demikian masih terdapat inkonsistensi hasil penelitian

satu dengan lainnya, sehingga variabel profitabilitas masih layak untuk terus

dikaji dan dijadikan variabel penelitian berikutnya..

d. Secara teori financial leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Namun hasil penelitian ini tidak mengkorfirmasi hipotesis teori yang dibangun,

juga terdapatnya kontraksi hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan

demikian variabel financial leverage masih perlu dijadikan sebagai variabel

independen dalam penelitian empiris berikutnya.

e. Secara teori ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen. Meskipun hasil penelitian ini konsisten dengan teori, namun beberapa

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

91

penelitian sebelumnya menyimpulkan hasil yang berbeda satu dengan lainnya.

Dengan demikian ukuran perusahaan masih layak digunakan sebagai variabel

penelitian.

2. Implikasi Manajerial

Berdasarkan perhitungan hasil analisis regresi berganda, diketahui bahwa

variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen adalah

kepemilikan institusional, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil analisis juga

menjukkan bahwa kelima variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kebijakan dividen. Temuan penelitian ini menunjukkan beberapa hal yang perlu

diperhatikan baik oleh manajemen selaku pengelola dana perusahaan maupun para

investor selaku pemilik dana dalam menentukan strategi investasi dalam

perspektif kebijakan dividen.

a. Bagi manajemen perusahaan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional,

profitabilitas dan ukuran perusahaan secara empiris berpengaruh signifikan positif

terhadap kebijakan dividen. Temuan ini mengisyaratkan bahwa variabel-variabel

tersebut harus dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan dividen,

yaitu pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan institusional, semakin besar

profitabilitas, dan semakin besar ukuran perusahaan semakin besar pula dividen

yang diberikan kepada para pemegang saham.

b. Bagi investor

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …/Analisis... · kembali di dalam perusahaan sebagai laba ditahan (retained earnings) pada setiap akhir periode. Kebijakan dividen merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

92

Para investor, dengan berbagai motif, dapat menggunakan hasil

penelitian ini sebagai bahan pengambilan keputusan ekonominya. Salah satu

tujuan investor menginvestasikan dananya adalah untuk mendapatkan dividen.

Jika motif investor adalah untuk mendapatkan dividen maka beberapa aspek

dalam laporan keuangan perusahaan emiten perlu dicermati, termasuk di

dalamnya adalah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kebijakan

dividen, dalam hal ini adalah pembayaran dividen yang dilakukan oleh

perusahaan kepada para investor.