Top Banner
ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI KOTA JAKARTA SELATAN PERIODE 2013-2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : AHMAD RAMADHANI NIM. 11150860000008 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019
84

ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

May 31, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL

DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI KOTA

JAKARTA SELATAN PERIODE 2013-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

AHMAD RAMADHANI

NIM. 11150860000008

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL

DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DI KOTA

JAKARTA SELATAN PERIODE 2013-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

AHMAD RAMADHANI

NIM. 11150860000008

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Sofyan Rizal, M.Si

NIP. 19760430 201101 1 002

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

Page 3: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 9 April 2019 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas

Mahasiswa:

Nama : Ahmad Ramadhani

NIM : 11150860000008

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Pembiayaan Baitul Mal wa Tamwil dengan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) di Kota Jakarta

Selatan Periode 2013-2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Selasa, 9 April 2019

1. Yuke Rahmawat, MA

NIP. 19750903 200701 2 023 Penguji I

2. Ady Cahyadi, SE., M.Si

Penguji II

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

Hari ini, Kamis 23 Mei 2019 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

Nama : Ahmad Ramadhani

NIM : 11150860000008

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Efisiensi Pembiayaan Baitul Mal wa Tamwil dengan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA) di Kota Jakarta

Selatan Periode 2013-2017.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Kamis 23 Mei 2019

1. Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si

NIP. 19770122 200312 1 001

2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si

NIP. 19760430 201101 1 002

3. Nur Hidayah, M.A., Ph.D.

NIP. 19761031 200112 2 002

Page 5: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ahmad Ramadhani

2. Nama Panggilan : Ardhan, Dhani

3. Tempat, Tgl Lahir : Jambi, 18 Januari 1997

4. Jenis Kelamin : Laki-Laki

5. Alamat : Jl. Multatuli RT. 03 Kel. Mayang Mangurai, Jambi

6. Status : Belum Menikah

7. Kewarganegaraan : Indonesia

Telepon : 0852 7345 9610

Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK (2002-2003) : TK Pasar Minggu, Jakarta Selatan

SD (2003-2009) : SDN 145 Kota Jambi

3. SMP (2009-2012) : SMPN 8 Kota Jambi

4. SMA (2012-2015) : MAN Insan Cendekia Jambi

5. S1 (2015-2019) : Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Agus Salim

Tempat, Tgl Lahir : Jambi, 15 Agustus 1969

Pekerjaan : Buruh Bangunan

2. Ibu : Siti Chodijah

Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 5 Agustus 1968

Pekerjaan : IRT

Page 6: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

10

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti untuk mengukur efisiensi relatif

Baitul Mal wa Tamwil menggunakan data envelopment analysis (DEA). Efisiensi

Baitul Mal wa Tamwil diukur melalui kemampuan masing-masing Baitul Mal wa

Tamwil di Jakarta Selatan untuk memaksimalkan hasil dengan tingkat input

tertentu. Dengan mengukur efisiensinya, DEA berfungsi sebagai tolok ukur yang

dapat menentukan peningkatan di masa depan di berbagai bidang seperti

pembiayaan, manajerial karyawan, atau sosial ekonomi Islam. Dalam industri

keuangan mikro syariah, DEA menggunakan tiga pendekatan, yakni asset,

produksi, dan intermediasi. Sebagai contoh untuk menyoroti Baitul Mal wa

Tamwil dalam memberikan layanan bentuk transaksi dan kemudian menganggap

Baitul Mal wa Tamwil menyalurkan dana antara antara Shahibul Mal ke

Mudharib. Penelitian ini menganalisis tingkat efisiensi Baitul Maal Wa Tamwil

(BMT) dengan Data Envelopment Analysis (DEA) selama 2013 hingga 2017.

Variabel output terdiri dari aset likuid, total pembiayaan, pembagian pendapatan.

Variabel input terdiri dari biaya operasional-pembiayaan, biaya gaji, dan aset

tetap. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, diduga ada

BMT terpilih di Jakarta Selatan yang tidak efisien.

Kata kunci: Efisiensi, Efektivitas, Data Envelopment Analysis (DEA), Baitul

Maal Wa Tamwil

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

11

ABSTRACT

The present paper examined to measure relative efficiency of Baitul Mal

wa Tamwil using data envelopment analysis (DEA). The efficiency of Baitul Mal

wa Tamwil is measure through the ability of each Baitul Mal wa Tamwil in South

Jakarta to maximise output given a certain level of input. By measuring its

efficiency, it can serves as early warning or benchmark of its performance and it

can define future improvement in various area such as financing, managerial of

employee or Islamic socio-economic. DEA is comprises of two basic model that

are DEA Frotier model with variable return to scale assumption. In micro islamic

financial industry, DEA is using two approaches that are giving financing or

intermediation approach. The former highlights Baitul Mal wa Tamwil as

delivering services in the form of transaction and the later assumes Baitul Mal wa

Tamwil intermediate funds between Shahibul Mal to Mudharib. This study analyze

the level of efficiency and effectiveness of Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) with

Data Envelopment Analysis (DEA) during 2013 to 2017.The input variable

consiss of liquid asset, total financing, revenue-sharing. The variable output

consist of operational-financing expense, salary expense, and fix asset.

Keywords: Efficiency, Effectiveness, Data Envelopment Analysis (DEA), Baitul

Maal

Wa Tamwil

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) : ANALISIS

EFISIENSI PENYALURAN PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL

DI KOTA JAKARTA SELATAN PERIODE 2013-2017” ini dengan baik.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad

SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.Walaupun waktu, tenaga dan

pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, penghargaan,

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang

menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya, Ibu Siti Chodijah dan Bapak Agus Salim terima kasih

untuk semua kesabaran, kepedulian dan nasehat kecil sebagai dorongan saya

agar menyelesaikan skripsinya secepatnya. Semoga Allah masih memberikan

banyak waktu untuk saya membalas kasih sayang kalian.

3. Kepada Adikku Tercinta, Dinar Ayu Diah yang selalu menyemangati, yang

tidak putus mendoakan abangnya untuk selalu bersabar dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Yang tersayang bisa disebut bagian keluarga Andini Okivera, Ibu Nurhanah,

dan Bapak Murhadi yang selalu menyelipkan do’a, perhatian yang tulus

sehingga semangat juang skripsi saya tidak pernah padam.

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

13

5. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si.,CA,QIA,BKP, CRMP. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

6. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

yang telah tulus dan ikhlas memberikan layanan kepada penulis selama

kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas bimbingan, motivasi dan kesabarannya selama penulis menyusun

skripsi.

8. Seluruh Dosen Jurusan Ekonomi Syariah dan seluruh Karyawan dan para staf

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih

yang telah membantu kelancaran perkuliahan dan membantu dalam

mengurus berkas-berkaspenulils.

9. Seluruh Karyawan Baitul Maal Wa Tamwil di Wilayah Jakarta Selatan yang

telah memberikan izin penulis melakukan penelitian.

10. Teman-teman Mahasiswa/I Jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2015;

Sahabat Rangga Indwi Pratama, Sahabat Amirul Ma’ruf, terima kasih untuk

waktunya selama perkuliahan banyak peristiwa yang menyenangkan, semoga

persahabatan kita tetap terjalin baik.

11. Untuk teman-teman organisasiku PMII KOMFEIS, GENBI, LISENSI, HMJ,

DEMA, Terima Kasih yang sebesar-besarnya kita telah melewati masa-masa

berproses menjadi yang lebih baik semoga Allah memberikan kesuksesan

yang kita impikan selama ini. Tetap selalu jaga tali silaturahim.

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang

dinanti untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan,

pengorbanan, harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari

Allah SWT, Aamiinn.

Jakarta, 10 Mei 2019

Penulis

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

14

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………….…………………... I

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………........... Ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………………………. Iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…………… Iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................... V

ABSTRACT................................................................................................... Vi

ABSTRAK ………….................................................................................... Vii

KATA PENGANTAR …….......................................................................... Viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. X

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……............................................. 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 12

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 13

D.

E.

Manfaat Penelitian ...............................................................

Sistematika Penulisan ………………………………………

13

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan Syariah ………...................................... 16

B. Baitul Maal wat Tamwil......................................................... 18

C. Efisiensi ……………………………………………………. 20

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

15

D.

E.

Variabel Input-Output Penelitian ……………………………

Hubungan Input-Output Penelitian ………………………….

24

26

F. Penelitian Terdahulu ………………………………………. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………….. 33

B. Data Penelitian …………………………………………….. 33

C. Hipotesis ……………………………………………………. 35

D. Metode Analisis ..………................................................... 36

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data...................................................................... 42

B. Analisis dan Pembahasan .................................................... 50

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan............................................................................. 60

B. Saran … … .......................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 69

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan pertumbuhan yang cukup

tinggi terhitung sejak tahun 2010 hingga tahun 2015. Khususnya pertumbuhan

ekonomi di kawasan Asia. Indonesia hanya kalah dari pertumbuhan ekonomi yang

ada di China. Faktor yang mendukung pencapaian tersebut salah satunya adalah

pembangunan negara Indonesia sangat bergantung pada peran strategi usaha kecil

menengah. Hal ini dikaitkan dengan dengan sektor tersebut yang tahan dalam

menahan berbagai krisis ekonomi selama ini di Indonesia.

Dalam kenyataan di lapangan, pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari

adanya faktor lembaga keuangan di dalamnya. Lembaga keuangan mempunyai

kontribusi yang besar dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi sebuah

negara, yaitu berperan sebagai lembaga transmisi (transmission role) dan lembaga

perantara (intermediation role) dana. Melalui fungsi intermediasi yang

dimilikinya, bank menjadi perantara antara pemilik modal dengan sektor usaha.

Mendorong terciptanya industri perbankan nasional, khususnya microbanking

atau lembaga keuangan mikro yang efisien dan sehat akan berdampak positif pada

pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dicapai melalui penguatan dukungan

perbankan terhadap sektor ekonomi riil yang didominasi oleh aktivitas dan pelaku

usaha mikro dan lokal.

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

2

UMKM memiliki peran vital yang sangat strategis perkembangan ekonomi

Indonesia ke depannya. Ia berperan dalam pendistribusian hasil pembangunan

serta dalam pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. UMKM saat

ini memiliki peranan vital dan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Ia mempunyai proporsi sebesar atau 56.5 juta pengusaha dari total keseluruhan

pelaku usaha Indonesia. (Sumber Bank Indonesia, 2015)

Jantung dari perekonomian di Indonesia adalah dari sektor ekonomi mikro.

Ekonomi mikro memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian

Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM

tahun 2015 menunjukkan bahwa ada 99.9% tulang punggung perekonomian

nasional ditopang oleh kegiatan UMKM. Jumlah ini menghasilkan PDB sebesar

Rp4.869,57 Triliun atau menyumbang 59,08% dari total PDB di Indonesia.

Keseluruhan unit usaha yang ada di Indonesia, kelompok ekonomi mikro

memiliki kontribusi ekspor RP. 166,63 trilliun atau 14,06% dari total ekspor

nasional UMKM mempunyai proporsi unit usaha terbesar sampai dengan terkecil

yaitu pertanian (48.85%), perdagangan serta jasa (28.83%), angkutan dan

komunikasi (6.88%), pengolahan (6.41%) dan lain sebagainya sampai dengan

100%. (Sumber Bank Indonesia, 2015).

UMKM sebagai unit mikro menengah yang membutuhkan pendampingan,

baik dari segi keuangan dan pelatihan tentu saja membutuhkan lembaga khusus

untuk memberikan layanan permodalan sekaligus pendampingan untuk

menjalankan bisnisnya. Lembaga yang dimaksud adalah koperasi. Koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan badan hukum

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

3

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan

(Prijambodo, 2018). Artinya koperasi merupakan lembaga mikro yang melayani

kebutuhan keuangan masyarakat yang unbankable sehingga masyarakat mampu

untuk mengembangkan usahanya. Berikut adalah tabel penyebaran koperasi di

Indonesia.

Tabel 1.1 Tabel Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Provinsi (31 Desember

2015**)

No Provinsi JML Aktif

Tidak

aktif

Vol.Usaha

(dalam juta)

SHU (Juta)

1 Aceh 7.107 4.49 2.617 1.353.555,21 225.643,96

2 Sumatera Utara 11.696 6.285 5.411 4.804.002,34 588.745,70

3 Sumatera Barat 3.892 2.723 1.169 3.926.189,84 183.202.07

4 Riau 5.185 3.051 2.134 2.750.809,11 175.023,75

5 Jambi 3.753 2.263 1.49 1.587.174,33 104.710,28

6 Sumatera Selatan 5.992 4.45 1.542 2.771.000,00 582.004,22

7 Bengkulu 2.329 1.709 620 2.091.561,65 73.378,01

8 Lampung 5.095 2.76 2.335 4.086.083,4 1.259.833,13

9 Bangka Belitung 1.103 812 291 622.477,23 30.946,63

10 Kepulauan Riau 2.308 1.125 1.183 113.916,00 51.649,00

11 DKI Jakarta 8.024 6.016 2.008 18.149.170,45 2.121.862,77

12 Jawa Barat 25.741 16.855 8.886 21.157.522,70 1.849.061,34

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

4

13 Jawa Tengah 28.227 23.059 5.168 47.694.968,67 687.016,34

14 DI Yogyakarta 2.685 2.369 316 3.599.548,00 230.383,00

15 Jawa Timur 31.182 27.472 1,370 103.903.968,4 6.755.911,00

16 Banten 6.142 4.168 1.974 4.381.605,58 324.671,76

17 Bali 4.907 4.327 580 8.499.173,85 289.184,53

18 NTB 4.049 2.385 1.664 1.507.542,03 82.775,19

19 NTT 3.707 3.394 313 4.228.242,79 384.137,88

20 Kalimantan Barat 4.616 2.944 1.672 15.428.709,55 162.704,94

21 Kalimantan Tengah 3.178 2.405 773 1.747.729,65 57.319,53

22 Kalimantan Selatan 2.582 1.769 813 1.391.773,61 132.765,68

23 Kalimantan Timur 5.407 3.501 1.906 2.045.525,18 231.360,61

24 Kalimatan Utara 806 512 294 117.351,76 12.289,34

25 Sulawesi Utara 6.273 2.927 3.346 250.212,84 13.342,39

26 Sulawesi Tengah 2.213 1.495 718 561.235,29 31.944,38

27 Sulawesi Selatan 8.675 5.404 3.271 4.861.474,1 473.324,90

Z28 Sulawesi Tenggara 3.794 2.697 1.097 811.247,00 39.951,00

29 Gorontalo 1.179 644 535 410.781,06 23.313,21

30 Sulawesi Barat 1.036 735 301 389.332,37 10.910,29

31 Maluku 3.252 2.418 834 332.873,37 34.847,96

32 Papua 3.136 1.711 1.425 264.618,91 33.969,04

33 Maluku Utara 1.35 640 710 192.669,49 14.516,34

34 Papua Barat 1.514 708 806 100.573,14 47.905,20

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

5

Jumlah Nasional 212.135 150.223 61.912 266.134.619 17.320.66

**) Angka Sangat Sementara

Sumber : Data Kementrian Koperasi dan UMKM RI

Dari data tersebut dapat diinformasikan bahwa jumlah koperasi di 34

Provinsi berjumlah 212.135 buah. Jumlah tersebut merupakan total koperasi aktif

sebesar 150.223 dan koperasi tidak aktif sebesar 61.912 dengan total volume

usaha keseluruhan Rp 266.134.619,42 juta dan SHU Rp 17.320.663,92 juta. Dari

data tersebut pula, dapat diketahui bahwa provinsi terbanyak jumlah koperasinya

yaitu Jawa timur berjumlah 31.182 koperasi dan volume usaha sebesar Rp

103.903.968,40 juta sedangkan SHU sebesar Rp 6.755.911,00 juta. Oleh karena

itu, Jawa Timur yang menjadi trend center dengan jumlah koperasi terbesar di

Indonesia memiliki andil besar dalam perkembangan secara keseluruhan koperasi

di Indonesia.

Lembaga lain yang mampu memberikan layanan jasa keuangan kepada

UMKM selain selain koperasi adalah Baitul Mal wa Tamwil (BMT). BMT adalah

lembaga usaha ekonomi rakyat kecil, yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum berdasarkan prinsip syariat dan prinsip koperasi, bersifat usaha

bisnis, mandiri, ditumbuh kembangakan dengan swadaya dan dikelola secara

professional (Azra, 2003)

BMT bermula dari kegiatan mahasiswa di masjid Salman Institut

Teknologi Bandung (ITB). Gagasan itu berasal dari keinginan mahasiswa untuk

menyiasati adanya bunga di sektor perbankan. Selanjutnya, pendiririan koperasi

yang dibentuk dengan sistem bebas bunga, akan tetapi mengikuti aturan koperasi.

Page 17: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

6

Dalam prosesnya, koperasi ini menjadi lembaga finansial dalam penyediaan

pinjaman/simpanan kepada pengusaha kecil. Koperasi ini kemudian menjadi

Baitut Tamwil Teknosa atau koperasi Teknosa yang berdiri pada 4 Juli 1984 (Ali,

2004).

Menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan pusat Perhimpunan BMT di

Indonesia bahwa terdapat 3900 BMT di tahun 2012. Dan sampai dengan pada

tahun 2013, jumlah BMT naik mencapai lebih dari 5500 buah BMT di seluruh

Indonesia (Mughol, 2014). Adapun jumlah BMT di Indonesia ini hanya dapat

kalkulasi dari data Asosiasi BMT Indonesia, karena BMT yang berkumpul dan

dapat didata oleh asosiasi hanyalah BMT yang menjadi anggota asosiasi,

sedangkan masih banyak BMT yang di luar asosiasi tersebut. Total keselurahan

BMT tidak dapat diketahui dengan pasti, begitupun juga koperasi dan UKM.

Jumlah BMT di Indonesia yang sangat banyak menjadi tantangan yang

harus dihadapi. Misalnya, masih banyaknya masyarakat yang masih ragu untuk

menanamkan modalnya di BMT, banyaknya BMT yang belum menerapkan

prinsip syariah, dan kuatnya persaingan dengan bank-bank yang menjual produk

pembiayaan mikro. Oleh karena itu BMT dituntut untuk meningkat inovasi

produk dan kinerjanya. Dengan demikian, BMT menjadi lebih efekstif dan efisien.

Menurut data pada tabel 1.1 diatas, Provinsi DKI Jakarta sebagai pusat

perekonomian nasional menempati tren keempat dalam kegiatan usaha koperasi,

yakni sebesar Rp. 18.149.170,45, tidak jauh dari posisi ketiga yakni Provinsi Jawa

Barat sebesar Rp. 21.157. 522,70. Mengingat 70% perputaran uang di Indonesia

berada di Jakarta, seharusnya Provinsi DKI Jakarta mampu untuk menjadi tren

Page 18: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

7

pertama mengganti Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan tingkat tertinggi

kegiatan usaha koperasinya (Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional BI Provinsi

DKI Jakarta 2015).

Tingkat perputaran uang yang tinggi tidak mencerminkan sebuah provinsi

menjadi tren pertama dalam kegiatan usaha koperasinya. Hal ini lebih menarik

untuk dikaji dalam hal ketimpangan masyarakat. Pada tahun 2014 kesenjangan

yang berada di masyarakat DKI Jakarta tercata rasio gini sebesar 0,43%,

sementara angka ini terus meningkat pada tahun 2015 yakni sebesar 0, 46%. Hal

ini disebabkan oleh perlambatan pendapatan masyarakat kelas menengah kebawah

sebesar 40% dan peningkatan pendapatan masyarakat kelas atas sebesar 20%

(BPS,2015).

Perkembangan perekonomian Jakarta Selatan menjadi salah satu

pendorong perekonomian Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari

konstribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jakarta Selatan terhadap

total PDRB DKI Jakarta yang berkisar 22 persen. Pada tahun 2016, besaran

PDRB Jakarta Selatan atas dasar harga berlaku mencapai 485,232 miliar rupiah,

sementara atas dasar harga konstan 2016 mencapai 349,202 miliar rupiah.

Ditambah lagi, di wilayah Jakarta Selatan juga terdapat pusat pemerintahan dan

pusat bisnis. Tiga lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi terbesar

terhadap PDRB Jakarta Selatan adalah lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan kendaraan bermotor; lapangan usaha jasa keuangan dan

asuransi; dan lapangan usaha konstruksi. Secara total, ketiganya memberi

Page 19: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

8

kontribusi sebesar 42,97 persen terhadap total PDRB Jakarta Selatan pada tahun

2016.

Selain dilihat dari komponen PDRB, struktur perekonomian Jakarta

Selatan juga dapat digambarkan secara rinci dari hasil Listing Sensus Ekonomi

2016 (SE2016). Berdasarkan hasil Listing SE2016, jumlah usaha/perusahaan di

Jakarta Selatan tercatat sebanyak 247.807 usaha/perusahaan. Terdiri dari 23.084

usaha/perusahaan mengengah besar (UMB) dan 224.723 usaha/perusahaan mikro

dan kecil (UMK). Secara rinci, UMB terdiri atas 20.166 usaha skala menengah

dan 2.918 usaha skala besar, sedangkan UMK terdiri atas 193.383 usaha skala

mikro dan 31.340 usaha skala kecil. Angka ini menempatkan Jakarta Selatan

sebagai wilayah dengan usaha/perusahaan ketiga terbanyak di DKI Jakarta setelah

Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Tabel 1.2 Jumlah Usaha Kategori K,M,N di Jakarta Selatan

Menurut Skala Usaha

Kategori Lapangan

Usaha

Kep.

Seribu

Jakarta

Selatan

Jakarta

Timur

Jakarta

Pusat

Jakarta

Barat

Jakarta

Utara

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aktivitas Keuangan

dan Asuransi

(Kode: K)

45 2.646 1.1.65 1.420 2.339 2.013

Jasa Perusahaan

(Kode: M,N)

331 7.491 5.031 3.113 4.756 3.107

Sumber: Hasil Listing SE2016

Page 20: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

9

Berdasarkan hasil Listing Sensus Ekonomi 2016, jumlah usaha/perusahaan

kategori K (Jasa Keuangan Keuangan) di Jakarta Selatan merupakan yang

terbanyak di DKI Jakarta, yakni sebanyak 2.646 usaha Kategori K (Jasa Keuangan

Keuangan). Mayoritas usaha/perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di

Jakarta Selatan merupakan usaha yang berbadan hukum, sedangkan untuk jumlah

usaha/perusahaan jasa perusahaan hampir seimbang antara usaha yang berbadan

hukum dan yang tidak berbadan hukum. (Potret Ekonomi Jakarta Selatan,BPS

2016)

Didukung dengan banyaknya lembaga keuangan di Jakarta Selatan, BMT

menjadi salah satu moda jasa keuangan yang menyediakan berbagai layanan

untuk masyarakat. BMT dipilih masyarakat karena sifatnya yang menjamah

masyarakat hingga berbagai lapisan. Pada tahun 2016, total koperasi di Jakarta

Selatan berjumlah 106, namun hanya 22 Koperasi berlandaskan prinsip syariah

(BMT) yang mencatatkan diri dalam Induk Koperasi Syariah Baitul Mal wa

Tamwil (INKOPSYAH).

Menurut Masyitoh (2014), perkembangan BMT ini tidak diikuti dengan

pengaturan dan landasan hukum yang jelas. BMT memiliki karakteristik yang

khas jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lain yang ada, karena selain

memiliki misi komersial (Baitut Tamwil) juga memiliki misi sosial (Baitul Maal),

oleh karenanya BMT bisa dikatakan sebagai jenis lembaga keuangan mikro baru

dari yang telah ada sebelumnya. Beberapa BMT mengambil bentuk hukum

koperasi, namun hal ini masih bersifat pilihan, bukan keharusan. BMT dapat

didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ataupun dapat

Page 21: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

10

juga berbentuk badan hukum koperasi. Sebelum menjalankan usahanya, KSM

harus mendapatkan sertifikat dari PINBUK dan PINBUK harus mendapatkan

pengakuan dari Bank Indonesia sebagai Lembaga Pengembang Swadaya

Masyarakat (LPSM) yang mendukung Program Proyek Hubungan Bank dengan

Kelompok Swadaya Masyarakat yang dikelola oleh Bank Indonesia (PHBK-BI).

Selain itu, BMT juga belum mendapatkan standarisasi pelaporan keuangan yang

baku untuk dijadikan acuan dalam publikasi tahunannya. Kebanyakan BMT hanya

menggunakan laporan keuangan yang sederhana untuk memenuhi kewajibannya

sebagai lembaga keuangan.

Dengan pesatnya pertumbuhan BMT dalam pengucuran keuangannya

kepada UKM, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pengecekan efisiensi

penyaluran kredit BMT dapat menjadi acuan awal guna menangkap potensi

peningkatan pembiayaan dari BMT. Penilaian efisiensi ini mampu mengetahui

tingkat kesehatan penyaluran pembiayaan BMT yang pada saat ini pada lembaga

keuangan umumnya menggunakan ukuran Capital, Asset, Management, Earning,

Liquidity (CAMEL).

Setiap Lembaga Keuangan selalu dituntut untuk mempunyai tingkat

produktivitas yang tinggi, yaitu kondisi di mana dengan input yang ada bisa

menghasilkan output yang optimal. Kondisi semacam ini biasa disebut dengan

efisien. BMT sebagai salah satu jenis Lembaga Keuangan tentu juga dituntut

untuk beroperasi seefisien mungkin. Oleh karenanya, pengamatan dan analisa

terhadap alokasi input dan output perlu dilakukan sehingga dapat diketahui faktor

yang mendukung dan faktor yang menghambat terciptanya efisiensi.

Page 22: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

11

Menurut Heny Yuningrum (2010) dalam penelitiannya di Kota Semarang

tahun 2010, BMT memiliki kinerja operasional yang efisien namun sebagian

memiliki kinerja operasional yang tidak efisien dan harus diperbaiki di bagian

Simpanan, dan beban operasionalnya supaya tingkat outputnya bisa maksimal.

Sedangkan prospek kedepan BMT di Kota Semarang dapat meningkat lebih tinggi

mengingat nasabah yang menjadi anggota BMT adalah dari kalangan menengah

ke bawah. Ketidakefisienan bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya:

a. Output melebihi atau kurang dari kapasitas normal. Dilihat dari data dapat

disimpulkan bahwa output yang dimiliki dari BMT tersebut kurang dari kapasitas

normal, sedangkan output yang didapat tidak maksimal. Ini berarti harus ada

pengelolaan input kembali.

b. Dari hasil profitabilitas nilai yang sangat tidak berpengaruh adalah simpanan

dengan pembiayaan, sehingga bisa disimpulkan seberapa besar simpanan yang

dimiliki BMT tidak mempengaruhi nilai outputnya. Sedangkan modal dan

penerimaan beban operasional masing-masing BMT sangat berpengaruh pada

outputnya (pembiayaan, pendapatan operasional dan bagi hasil)

c. Karena modal dan beban operasional sangat berpengaruh maka kedua variable

inilah yang bisa direkomendasikan untuk merubah pengelolaannya.

Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk memberikan gambaran

mengenai efisiensi yang dapat dilakukan BMT terkhusus BMT yang berada di

Jakarta Selatan, sehingga peneliti mengambil judul Analisis Efisiensi Pembiayaan

Baitul Mal Wa Tamwil dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Di

Kota Jakarta Selatan Periode 2013-2017

Page 23: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

12

B. Identifikasi Permasalahan

Dalam perkembangan lembaga keuangan di Indonesia, BMT merupakan

satu dari jenis lembaga keuangan yang sangat dekat dengan UMKM karena

hampir sebagian besar nasabahnya adalah UMKM. BMT mempunyai positioning

market di usaha kelas menengah ke bawah. Dalam beberapa kasus, BMT

mengucurkan pembiayaan yang imbal hasilnya besar. Beberapa kondisi di

lapangan, imbal keuntungan pembiayaan di atas 2% perbulan. Akan tetapi dari

kucuran pembiayaan yang dilakukan tidak sebesar yang diharapkan keuntungan

ke BMT. Pada faktanya, banyak BMT yang kurang bisa berkembang dan banyak

yang mati. Sehingga bisa diasumsikan bahwa penyaluran BMT tidak efisien dan

perlu dikaji ulang dalam porsi dan persentase penyalurannya. Disamping itu ada

yang salah dalam penyaluran dan perlu diteliti dalam proporsi ideal dalam

penyalurannya.

Penelitian ini akan melakukan pengecekan efisiensi BMT dalam penyaluran

pembiayaan. Hal ini dikarenakan proses awal ini dapat memperhitungkan potensi

peningkatan penyaluran kredit yang akan disalurkan BMT (dimana kondisi saat

ini masih sangat minim sebesar 1.9% dari total penyaluran kredit perbankan

secara keseluruhan). Untuk lebih fokusnya, beberapa rumusan masalah dapat

diperinci sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat efisiensi penyaluran pembiayaan BMT di Jakarta Selatan pada

tahun 2013 hingga tahun 2017 ?

Page 24: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

13

C. Tujuan Penelitian

Sedangkan tujuan dari riset ini adalah sebagai berikut :

1) Mengetahui besaran tingkat dari efisiensi penyaluran pembiayaan yang dilakukan

BMT dari tahun 2013 hingga tahun 2017

2) Untuk mengetahui strategi apa yang seharusnya dilakukan oleh pengelola BMT

dalam meningkatkan efisiensi proses penyaluran pembiayaan.

3) Mengetahui faktor utama yang menyebabkan ketidak efisienan BMT dalam

mengolah dana dan menyalurkannya, terutama pada tahun 2013 hingga 2017.

4) Mengetahui besar perbedaan tingkat efisiensi tiap-tiap BMT di Jakarta Selatan

terutama pada mekanismen pengumpulan dan penyaluran dana pada tahun 2013

hingga 2017.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan setelah berbagai pengujian dilakukan, penelitian ini dapat

sumbangsih kontribusi dan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu diantaranya:

1. BMT

Menjadi bahan evaluasi untuk mengetahui besaran efisiensi penyaluran

pembiayaan dalam prosesnya di BMT. Serta untuk mengetahui secara mendalam

apakah selama ini BMT telah memperoleh efisiensi dari proses penyalurannya

tersebut. Sehingga dapat ditemukan portofolio acuan dalam pengembangan BMT

selanjutnya.

Page 25: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

14

2. Akademisi

Memberikan masukan dan saran bagi para periset yang hendak melakukan riset

akan lebih spesifik mengenai efisiensi penyaluran kredit pada BMT. Riset ini

juga dapat digunakan sebagai acuan bahan pengajaran.

3. Dewan Syariah Nasional

Memberikan masukan jika ternyata hasil efisiensi penyaluran pembiayaan pada

BMT di Indonesia memiliki kinerja yang tidak lebih baik untuk memperbaiki

kinerjanya.

4. Masyarakat

Memberikan gambaran efisiensi penyaluran kredit BMT di Indonesia. Sehingga

nantinya masyarakat mendapatkan edukasi dan sosialisi dalam ekonomi keuangan.

Selain itu pula, masyarakat mempunyai beberapa informasi tentang pilihan

lembaga keuangan dalam berinvestasi.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah mengapa

penelitian mengenai Analisis Efisiensi Pembiayaan Baitul Mal Wa Tamwil Di

Kota Jakarta Selatan Periode 2013-2017. Ini penting untuk dilakukan, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.\

Page 26: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

15

BAB II Tinjauaan Pustaka

Bab ini berisi teori-teori tentang BMT, efisiensi, dan Data Envelopment Analysis

(DEA) sebagai dasar penelitian, hasil-hasil penelitian terdahulu yang dijadikan

dasar dan referansi bagi peneliti. Dijelaskan pula kerangka pemikiran dan

hipotesis yang diambil oleh peneliti.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan deskripsi objek penelitian yang digunakan, analisis efisiensi

pembiayaan baitul mal wa tamwil di Kota Jakarta Selatan periode 2013-2017.

BAB V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang

dilakukan serta saran-saran yang diberikan oleh

peneliti.

Page 27: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang prinsip

operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syari'ah Islamiah. Operasional

lembaga keuangan Islam harus menghindar dari riba, gharar dan maisir. Hal-

hal tersebut sangat diharamkan dan sudah diterangkan dalam Al- Quran dan Al-

Hadist.

Tujuan utama mendirikan lembaga keuangan Islam adalah untuk

menunaikan perintah Allah dalam bidang ekonomi dan muamalah serta

membebaskan masyarakat Islam dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh

agama Islam. Untuk melaksanakan tugas ini serta menyelesaikan masalah yang

memerangkap umat Islam hari ini, bukanlah hanya menjadi tugas seseorang atau

sebuah lembaga, tetapi merupakan tugas dan kewajiban setiap muslim.

Menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berekonomi dan bermasyarakat sangat

diperlukan untuk mengobati penyakit dalam dunia ekonomi dan sosial yang

dihadapi oleh masyarakat.

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional

(DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah

dan yang mendapat izin operasional sebagai Lembaga Keuangan Syariah.

Definisi ini menegaskan bahwa sesuatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu

unsur kesesuaian dengan syariah islam dan unsur legalitas operasi sebagai

Page 28: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

17

lembaga keuangan. Unsur kesesuaian suatu LKS dengan syariah islam secara

tersentralisasi diatur oleh DSN, yang diwujudkan dalam berbagai fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga tersebut. Unsur legalitas operasi sebagai lembaga

keuangan diatur oleh berbagai instansi yang memiliki kewenangan

mengeluarkan izin operasi.

Dalam perkembangannya sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan

syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan non bank.

Lembaga keuangan syariah yang berupa bank terdiri dari Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sedangkan lembaga keuangan syariah

non bank antara lain berupa Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wa Tamwill

(BMT), Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS).

Fungsi dasar dari lembaga keuangan syariah yaitu sebagai lembaga

perantara atau intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang

kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Bank syariah

sebagai salah satu jenis lembaga keuangan syariah pada kenyataannya masih

belum mampu menjangkau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Padahal lapisan inilah penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia.

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa layanan pembiaayaan dengan

menggunakan pendekatan perbankan sulit dilakukan dan tidak menjangkau

UMKM dikarenakan adanya faktor yang membatasi hubungan UMKM dengan

perbankan, yaitu masalah agunan dan formalitas (Sufian, 2007). Namun

demikian saat ini telah ada lembaga keuangan syariah yang berpihak pada

pengusaha mikro yaitu Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).

Page 29: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

18

B. Baitul Mal Wattamwiil (BMT)

Baitul Mal Wattamwiil (BMT) adalah merupakan dari salah lembaga

swadaya masyarakat di Indonesia. Artinya BMT merupakan lembaga yang

didirikan oleh masyarakat itu sendiri. Indikasinya dimulai dari awal pendirian

yang berawal dari dana usaha dan moda masyarakat itu sendiri (Azis, 2004). Ia

didirikan pada dasarnya oleh BMT itu sendiri, dan ada pula bantuan dari pihak

luar akan tetapi masih dalam bantuan teknis. Kalau dari bantuan dari pihak luar

cenderung konsepsional/stimulant, lembaga pemerhati masyarakat dan lain

sebagainya.

Prinsipnya BMT adalah suatu perkawinan dari dua lembaga, yakni antara

lembaga baitul maal dan lembaga baitut-tamwil. Dalam buku Pedoman Cara

Pembentukan BMT, baitut-tamwil didefinisikan sebagai balai usaha mandiri

terpadu yang pada dasarnya berinti baitul maal wat tamwil. Kegiatannya ialah

pengembangan usaha-usaha yang bersifat produktif dan investasi dalam

peningkatan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dan menengah dengan

usaha menabung dan usaha dalam menunjang pembiayaan ekonominya.

Kegiatannya ialah menerima titipan dari dana zakat, infak serta sedekah lalu

mengelolanya sesuai dengan aturan syariat dan amanahnya. Walaupun bukan

semata sebagai lembaga sosial, BMT dapat digunakan untuk efektifitas

penyaluran zakat,infak dan sedekah untuk kesejahteraan masyarakat (Yusanto dan

Yunus, 2009).

Ada pula sebagian dari BMT yang awalnya berbentuk koperasi dikarenakan

telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat serta mudah dalam pemberian status

Page 30: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

19

legal formal. Tetapi BMT bersifat organisai kemasyarakat informal, atau sejening

dengan paguyuban komunitas lokal (Aziz, 2007). Pada awal pembentukannya,

bentuk dan dasar hukum belum difikir penting, akan ketika mulai berkembang,

akan muncul kebutuhan dalam membenahi aspek keorganisasiannya. Sehingga

bisa dikatakan hampir sebagian besar BMT memilih koperasi menjadi badan

hukumnya (Amalia, 2009).

1. Produk dan Akad BMT

Dalam BMT terdiri dari beberapa produk dan akad di BMT, antara lain

:

1) Penghimpunan dana, umunya berupa tabunga atau simpanan. Pada produk

penghimpunan dana berupa simpanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu simpanan

mudharabah dan simpanan wadhiah

2) Penyaluran dana,umumnya berupa :

a. Produk pembiayaan murobahan, istisna dan salah menjadi penerapan dalam akad

jual beli dalam BMT

b. Akad bagi hasil yang dilakukan dalam mengumpulan dan menyalurkan dana

(lending).

c. Akad sewa menyewa, : Ijarah dan Ijarah Muntahia bit Tamlik (IMBT).

Pengertiannya adalah

1) Ijarah yaitu suatu akad yang digunakan dalam memindahkan hak guna barang dan

jasa, dengan jalan pembayaran upah sewa dan tidak diikuti oleh pemindahan hak

kepemilikan.

Page 31: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

20

2) Ijarah Muntahia bit Tamlik (IMBT), ialah kombinasi kontrak jual beli dan sewa

yang diakhirnya oleh perpindahan kepemilikan barang dari penyewa (Syafii,

2001)

d. Akad simpan pinjam sosial yang dikenal dengan qordh yatiu akad pinjam tanpa

ada imbalan yang telah ditentukan

3) Jasa, biasanya dia menggunakan akad wakalah

4) Produk tabarru’ yaitu zakat,infaq, shodaqoh, wakaf, serta hibah

Sumber : skema olahan peneliti

C. Efisiensi

Efisiensi adalah salah satu tolak ukur yang sering digunakan dalam

menilai kinerja bank dan perusahaan. Hal ini dikarenakan efisiensi adalah solusi

dalam menghadapi kesulitan ketika menghitung tingkat kinerja, diantaranya

adalah alokasi, tingkat efisiensi teknologi dan efisiensi total (Hadad, 2003).

Menurut Sadikin (2005) efisiensi merupakan salah satu cara perusahaan

dalam mengelola sumber keuntungan, material, proses, peralatan, tenaga kerja

Page 32: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

21

maupun biaya secara efektif, Secara garis besar, inti setiap bisnis adalah

melakukan usaha menggunakan uang dengan tujuan untuk menghasilkan

keuntungan dalam bentuk uang.

Efisiensi adalah salah satu parameter kinerja secara teoritis yang mendasari

semua kinerja dalam sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang

maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.

Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, organisasi dihadapkan pada kondisi

bagaimana mendapatkan tingkat ouput yang optimal dengan tingkat input yang

ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output

tertentu (Hadad, 2013).

Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro yaitu teori

produsen dan konsumen. Teori produsen menyebutkan bahwa produsen

cenderung memaksimumkan keuantungan dan meminimalkan biaya. Sedangkan

di sisi lain, teori konsumen menyebutkan bahwa konsumen memaksimalkan

utilitasnya atau tingkat kepuasannya. Dalam teori produsen dikenal adanya garis

frontier produksi. Garis ini menggambarkan hubungan antara input dan output

dalam proses produksi. Garis frontier produksi ini mewakili tingkat output

maksimum dari setiap penggunaan teknologi dari dari suatu perusahaan atau

industri (Ascarya, dkk.2009) .

Menurut Ascarya dkk. (2008) efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua

komponen, yaitu efisiensi teknis dan efisiesnsi alokatif. Efisiensi teknis

mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan

sejumlah input yang tersedia. Sedangkan efisiensi alokatif mencerminkan

Page 33: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

22

kemampuan perusahaan dalam mengoptimalakan penggunaan inputnya, dengan

struktur harga dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini kemudian

dikombinasikan menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency). Suatu

perusahaan dapat dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut dapat

meminimalkan biaya produksi untuk memaksimalkan output tertentu dengan

tingkat teknologi yang umumya digunakan serta harga pasar yang berlaku

(Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R,2008)

Tujuan efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan optimal. Dalam Islam

istilah efisiensi tidak dikenal. Menekan biaya yang sebesar-besarnya untuk

mendapatkan keuntungan yang paling maksimal dalam teori produsen akan

berakibat pada perbuatan dzalim yang tidak bersenyawa dengan ruh Islam. Dalam

Islam, perwujudan keuntungan yang optimal dihasilkan melalui usaha yang

optimal (kerja keras) untuk menghasilkan sesuatu secara optimal dengan tetap

menjaga keseimbangan (ta’adul) dan etika syariah.

Terdapat tiga jenis dalam mengukur efisiensi yaitu: (Muharam dan

Pusvitasari 2007).

a. Pendekatan rasio merupakan pendekatan dengan mengukur ukuran efisien

dengan membandingkan output dengan input. Teknik ini mempunyai keefisiensi

tinggi, jikalau ia memproduksi suatu output maksimum dengan input yang

tertentu.

Efisiensi = Output dibagi Input

b. Pendekatan regresi, merupakan suatu pendekatan dari suatu model dari tingkatan

Page 34: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

23

tertentu sebagai fungsi dari beberapa tingkat tertentu pula. Fungsinya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y = f (X1, X 2, X3, X 4, . . . . . Xn)

Dalam hali ini Y artinya output, sedangkan X adalah input.

Pendekatan ini nantinya mendapatkan estimasi hubungan dalam

memproduksi suatu output pada unit kegiatan ekonomi (UKE) pada output

tertentu pula. Pendekaan ini akan efisien, jika output yang dihasilkan melebihi

dari output dari estimasi. (Muharam dan Pusvitasari 2007).

c. Pendekakatan frontier

Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik

dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti menggunakan Stochastic

Frontier Approach (SFA) dan Distribution Free Approach (DFA). Pendekatan

frontier non parametrik diukur dengan tes statistik non parametrik yaitu dengan

menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Menurut Hadad, dkk (2003), konsep-konsep yang digunakan dalam

menjelaskan hubungan input output dalam tingkah laku institusi keuangan pada

metode parametrik maupun non parametrik adalah, (1). Pendekatan produksi (the

production approach), (2). Pendekatan intermediasi (the intermediation

approach), dan (3). Pendekatan asset (the asset approach). Pendekatan produksi

melihat lembaga keuangan sebagai unit kegiatan ekonomi yang melakukan usaha

dalam menghasilkan keuntungan berupa pinjaman kepada nasabah. Sedangkan

dalam pendekatan intermediasi, lembaga keuangan ditempatkan sebagai unit

Page 35: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

24

kegiatan ekonomi yang melakukan transformasi bentuk dana yang dihimpun

kedalam berbagai bentuk pinjaman. Sedangkan pendekatan asset menurut

Muharram dan Purvitasari (2007), pendekatan ini mencerminkan fungsi primer

sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Dalam

pendekatan ini output benar-benar didefinisikan kedalam bentuk asset.

Menurut Berger (1998), ada tiga pendekatan konsep dasar model efisiensi

sector financial yaitu cost efficiency, standard profit efficiency, dan alternative

profit efficiency. Cost efficiency mengukur tingkat biaya suatu bank dibandingkan

dengan best practiced bank’s cost yang menghasilkan output yang sama dengan

kondisi yang sama. Standard profit efficiency mengukur bagaimana bank

menghasilkan keuntungan yang maksimal dengan cenderung dengan tingkat

khusus dari harga input dan output. Sedangkan alternative profit efficiency

mengukur bagaimana bank mendapatkan pendapatan maksimum dengan tingkat

output dibanding dengan harga output.

D. Variabel Input dan Output dalam Penelitian

Proses transformasi bentuk input menjadi output pada pendekatan ini,

terkait dengan fungsi BMT sebagai financial intermediation dimana berbagai

input yang dimiliki seperti biaya operasional pembiayaan, beban tenaga kerja, aset

tetap akan diubah menjadi output seperti dalam bentuk total pinjaman

pembiayaan, aktiva lancar, pendapatan bagi hasil pembiayaan. Penelitian ini

menggunakan tiga variabel input yaitu biaya operasional pembiayaan, beban

tenaga kerja, asset tetap serta tiga variabel output yaitu asset likuid, total pinjaman

pembiayaan, pendapatan bagi hasil pembiayaan.

Page 36: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

25

Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Biaya Operasional Pembiayaan

Beban operasional adalah biaya langsung yang berkaitan langsung dengan

kegiatan operasional BMT. Sedangkan biaya operasional pembiayaan adalah

biaya yang berkaitan langsung dengan pembiayaan. Variabel biaya operasional

pembiayaan digunakan sebagai input karena biaya operasional pembiayaan

digunakan sebagai ukuran biaya yang digunakan BMT dalam kegiatan

pembiayaan.

2. Beban Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan sebagai akibat

pemanfaatan tenaga kerja dalam melakukan produksi.

3. Asset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan dalam operasi BMT dan

tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal BMT. Aset

semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan dapat memberi

manfaat pada kegiatan operasional BMT selama bertahun-tahun.

Variabel output yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Asset Likuid

Aset likuid atau liquidity adalah aset yang dapat diubah kedalam uang

kontan dalam waktu yang relatif cepat, pada nilai yang wajar. Terkadang aset

likuid disetarakan dengan uang kontan (uang kas), karena nilainya stabil.

2. Total Pinjaman Pembiayaan

Page 37: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

26

Menurut Kasmir (2002:96) pembiayaan adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.

3. Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan

Bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil

usaha antara penyedia dana dan pengelola dana (Rofiq, 2004). Bagi hasil

merupakan bentuk dari perjanjian kerja sama antara pemodal (Shahibul Mal) dan

pengelola modal (Mudharib) dengan menjalankan kegiatan usaha ekonomi,

dimana diantara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika

mendapat keuntungan akan dibagi kedua belah pihak sesuai dengan nisbah

kesepakatan di awal perjanjian dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian

akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing.

E. Hubungan Output dan Input dalam Pengukuran Efisiensi

Dalam metode parametrik dan non paramerik terdapat tiga pendekatan

dalam mengartikan hubungan input dan output dalam di dalam sebuah

lembaga keuangan (Hadad, 2003), yaitu:

a. Pendekatan Aset (Asset Approach)

Pendekatan ini menjalankan funsinya sebagai lembaga keuangan yang

menciptakan kredit berupa pinjaman. Hasilnya outpnya nanti dijelaskan berupa

aset.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

27

b. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Dalam hal ini lembaga keuangan diposisikan sebagai produsen dalam

menciptakan akun deposito dan kredit pinajam. Hasil outputnya dijelaskan

sebagai pengeluaran modal, jumlah tenaga dan materi yang lain.

c. Pendekatan Intermediasi (Intermediation Approach)

Lembaga keuangan dalam hal ini menjadi lembaga intermedia yang

selanjutnya merubah serta mentransger aset keuangan dari situasi surplus unit ke

defisiti unit. Biaya tenaga kerja, pembayaran bunga dan modal adalah input dari

lembaga keuangan. Kredit pinjaman dan investasi keuangan menjadi variabel

output. Dalam hal ini lembaga keuangan berfungsi sebagai pencipta kredit/loans

(Hadad, 2003) .

Pendekatan intermediasi erat hubungannya dengan fungsi bank yaitu

lembaga intermediasi dalam perhimpunan dana. Selain itu pula sifat dasar dan

karakteristik bank yang melakukan transformasi aset dari himpunan dana,

walaupun dalam penentuan input dan outputnya belum ada kesepakatan baku

(Syakir, 2004). Dalam pendapat lainnya (Mohammad dan lainnya, 2003)

pendekatan paling baik dalam evaluasi lembaga keuangan adalah sebagai lembaga

intermediasi.

Dalam penelitiannya (Astiyah dan Husman, 2006) bahwa lembaga

intermedia terutama bank adalah sangat penting perannya. Akan tidak sesuai

dengan harapan, jika alat kebijakan tidak berhubungan dngan kinerja

perekonomian. Pada penelitian Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. (2009),

bahwa fungsi intermediasi ini lebih tepat berada pada fungsi perbankan syariah.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

28

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

intermediasi. Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan fungsi BMT

sebagai financial intermediation yang menghimpun dana lalu menyalurkannya

dalam bentuk pembiayaan. Meskipun tidak ada kesepakatan umum dalam

pendekatan yang digunakan serta dalam hal menentukan input dan output, Berger

dan Humprey (1997) dalam Muharram dan Purvitasari (2007) menyatakan bahwa

pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk

mengevaluasi kinerja lembaga keuangan sebagai financial intermediation.

F. Penelitian Terdahulu

Sebenarnya telah banyak peneliti yang meneliti tentang studi efisiensi

lembaga keuangan pada waktu sebelumnya. Penelitian lainnya ada beberapa yang

telah meneliti efektifitas dari beberapa lembaga keuangan baik itu bank

konvensional maupun dari bank syariah.

Di bawah ini periset perinci beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan hal berikut ini :

Nama Peneliti Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Harjum

Muharam dan

Rizki

Pusvitasari

(2007)

Analisis

Perbandinga

n Efisiensi

Bank

Syariah Di

Indonesia

Dengan

Metode

DEA Tahun

2005

Input:

Simpanan,

Biaya

operasional

Output:

Pembiayaa

n, aktiv

lancar, dan

pendapatan

Non-

parametrik

DEA

dengan

pendekatan

Intermediasi

Bank Niaga

syariah, Bank

permata Syariah,

dan BTN Syariah

mengalami efiensi.

Dan lainnya

berfluktuasi.

Page 40: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

29

operasional

Ascarya, Diana

Yumanita, dan

Guruh

S Rokhimah

(2008)

Perbandinga

n Efisiensi

Bank

Syariah

Dengan

Konvension

al Pada

Tahun

2002-2006

Input:

Biaya

personalia,

aset tetap,

DPK

Output:

Kredit

yang

diberikan,

aset lancar,

pendapatan

Non-

parametrik

DEA

dengan

pendekatan

Intermediasi

Ternyata bank

konvensional

kurang efisien

disbanding bank

syariah. Setiap

tahun kinerjanya

naik, kecuali tahun

2004.Sedangkan

BPRS kurang

efisien dibanding

bank syariah.

Hamim S. A

Mokhtar,

Naziruddin

Abdullah, dan

Syed M. Al

Habshi (2006)

Efisiensi

Bank

Syariah di

Malaysia:

Pendekatan

Stochastic

Frontier

Approach

Input:

Total

deposito,

total beban

Output:

Total

pendapatan

Stochastic

Frontier

Approach

Hasilnya bank

konvensional

dengan Unit usaha

syariahnya kurang

efektif

dibandingkan bank

umum syariah.

Donsyah

Yudhistira

(2003)

Efisiensi

Bank

Syariah:

Studi

Empiris 18

Bank di

Kuala

Lumpur

Input:

biaya

tenaga

kerja, total

simpanan,

dan asset

tetap.

Output:

pembiayaa

n, aktiva

lancer dan

pendapatan

operasiona

lainnya

Non-

parametrik

DEA

dengan

pendekatan

Intermediasi

Kesimpulannya

bahwa bank

syariah mengalami

inefisien tahun

1998-1999, dan

sebelumnya lebih

efisien. Pengaruh

sebelumnya lebih

secara teknik pada

tahun terakhir

Page 41: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

30

Fadzlan Sufian

(2006)

Efisiensi

Bank

Syariah

Domestik

Dana Asing

Tahun

2001-2004

Di Malaysia

Input:

Biaya

personalia,

aset tetap,

DPK

Output:

Kredit

yang

diberikan,

aset lancar,

pendapatan

Non-

parametrik

DEA

dengan

pendekatan

Intermediasi

Bank syariah

domestic Malaysia

lebih efisien

dibanding bank

asing.

Aryanto Yudho

(2007)

Analisis

Efisiensi

Perbankan

di Indonesia

tahun 2005

Input

simpanan

dan beban

operasional

Output:

pembiayaa

n, aktiva

lancar

Model VRS

maksimalisa

si output

Bank muamalat

Indonesia, BRI

syariah, Bank

Niaga Syariah, dan

Bank permata

Syariah

mengalami efisien

pada tahun 2005.

Sedangkan Bank

Syariah lain

mengalami

fluktuasi dalam

efisiensi selama

empat kuartal pada

tahun 2005.

Afnan Bastian

(2009)

Analisis

Efisiensi

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Input:

simpanan

dan beban

operasional

Output:

pembiayaa

n, alat

liquid, dan

pendapatan

Non

parametik

pendekatan

produksi

Hasil penelitian

menunjukkan

terjadi

peningkatan

jumlah total asset

secara signifikan

dan terjadi

peningkatan rata

rata efisiensi

perbankan syariah

Page 42: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

31

lain secara keseluruhan

Iqbal (2011)

Universitas

Diponegoro

Semarang

Perbandinga

n Efisiensi

Bank

Umum

syariah

(BUS) dan

Bank

Umum

konvension

al (BUK) di

Indonesia

dengan

Stochastic

Frontier

Approach

(SFA)

Periode

2006-2009

Input:

Jumlah

Aset Tetap

,Simpanan,

Beban

Operasiona

l

Output:

Kredit

Pembiayaa

n

Stochastic

Frontier

Approach

Hasil analisis

menggunakan

metode SFA

menunjukan

bahwa selama

periode 2006-2009

BUS dan BUK

selalu mengalami

peningkatan

efisiensi dengan

rata-rata efisiensi

0.9467 untuk BUS

dan 0.9516 untuk

BUK.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berfokus pada

perbankan sebagai obyek penelitian, penelitian ini berfokus pada efisiensi

penyaluran pembiayaan BMT yang lebih di khususkan pada pembiayaan. Selain

itu, penelitian ini hanya mengambil sampel pada penyaluran pembiayaan yang

telah ditentukan di sampel penelitian.

Page 43: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

32

G. KERANGKA PEMIKIRAN

KESIMPULAN

LAPORAN KEUANGAN

UJI DEA

EFISIEN INEFISIEN

PENGUMPULAN

DATA AWAL

BMT

TTT

BMT BMT

Page 44: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena

penelittian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Arikunto, 2013) yang mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

B. Data Penelitian

1. Populasi

Indriantoro dan Supomo (2016) mengemukakan bahwa pupulasi adalah

sekelompok orang, kejadian, atau segalasesuatu yang mempunyai karakteristik

tertentu. Sedarmayanti dan Hidayat (2011) menyatakan bahwa populasi adalah

himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti. Sedangkan menurut

Sanusi (2013) . Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukan ciri-

ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Dari tiga pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan kumpulan data baik

subyek maupun obyek yang memiliki karakteristik dan ciri-ciri tertentu untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BMT yang beroperasi di Jakarta

Selatan pada tahun penelitian sebanyak 89 buah.

Page 45: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

34

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sujarweni (2015) mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari

sejumlah karakteristik yang digunakan untuk penelitian. Sedangkan menurut

Sanusi (2013) sampel merupakan bagian dari populasi yang terpilih sehingga sifat

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi juga dimiliki oleh sampel.

Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian non parametrik, karena

belum bisa mencerminkan populasi secara menyeluruh. Sedangkan sampel

penelitian disini adalah menggunankan purposive sampling, maksudnya sampling

yang ditentukan dengan pertimbangan yang dilakukan periset. Hal ini dilakukan

karena beberapa kendala di lapangan yaitu sulitnya dalam pengumpulan data,

seperti banyak BMT yang tidak mempunyai laporan keuangan yang baku dan

valid serta masih banyak BMT yang belum diaudit laporan keuangannya.

Lebih spesifik lagi, penentuan sampel BMT yang digunakan adalah BMT

yang dipilih dalam dengan beberapa kriteria sebagai berikut :

a. BMT terletak di Jakarta Selatan.

b. BMT tersebut mempunyail laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit.

c. BMT tersebut telah terdaftar dan berbadan hukum.

Sehingga dengan kriteria tersebut didapatkan 5 BMT yang layak dan

sesuai yakni BMT Munawarah, BMT Mekar Da’wah and BMT KSU UMJ, BMT

Bintaro, BMT Sidogiri Jakarta.

Page 46: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

35

3. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan

Keuangan masing-masing BMT di Jakarta Selatan pada tahun 2013-2017. Data

sekunder yang dibutuhkan antara lain:

1. Jumlah asset likuid yang dimiliki 5 BMT terpilih di Jakarta Selatan diperoleh

dari laporan keuangan pada tahun 2013 - 2017.

2. Total pembiayaan yang disalurkan BMT. Total pembiayaan tersebut terdapat

dalam laporan keuangan masing masing 6 BMT terpilih di Jakarta Selatan pada

tahun 2013-2017.

3. Biaya tenaga kerja yang dimiliki 5 BMT terpilih di Jakarta Selatan, diperoleh

dari laporan keuangan pada tahun 2013-2017.

4. Beban operasional pembiayaan yang dimiliki 5 BMT terpilih di Jakarta Selatan,

diperoleh dari laporan keuangan pada tahun 2013-2017.

5. Aset tetap yang dimiliki 5 BMT terpilih di Jakarta Selatan, diperoleh dari laporan

keuangan pada tahun 2013-2017.

6. Terakhir, total bagi hasil yang dimiliki oleh 5 BMT terpilih di Jakarta Selatan,

diperoleh dari laporan keuangan pada tahun 2013-2017.

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa antusias

masyarakat terhadap perkembangan BMT saat ini harus diimbangi dengan

efesiensi operasional termasuk pembiayaan BMT sehingga memberikan kemajuan

dalam internal BMT sendiri. Konsep efisiensi, dan metode Data Envelopment

Analysis maka diambil ditarik kesimpulan sementara (hipotesis), yakni :

Page 47: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

36

H0: BMT terpilih di Jakarta Selatan memiliki tingkat pembiayaan yang efisien

pada tahun 2013 hingga tahun 2017.

H1: BMT terpilih di Jakarta Selatan tidak memiliki tingkat pembiayaan yang

efisien pada tahun 2013 hingga tahun 2017.

D. Metode Analisis

1. Model DEA CCR (Charnes-Choper-Rhodes) dan Model DEA BCC (Bankers-

Charnes-Choper)

Menurut Hadinata dan Manurung (2006) dalam Asep Saefullah (2015),

model DEA CCR yang dibangun oleh Charnes, Choper, dan Rhodes dikenal juga

dengan nama CRS (Constant Retrun to Scale). Pada model ini diperkenalkan

suatu ukuran efisiensi untuk masing-masing BMT yang merupakan rasio

maksimum antara output yang terbobot dengan input yang terbobot Tiap-tiap

bobot nilai yang digunakan dalam rasio tersebut ditentukan dengan batasan bahwa

rasio yang sama untuk setiap BMT harus memiliki rasio yang kurang dari 1 atau

sama dengan satu.

Model DEA BCC yang dikenal sebagai Variabel return to scale (VRS)

mengasumsikan bahwa setiap penambahan satu unit input tidak berarti diikuti

dengan penambahan satu unit output, penambahan outputnya bisa lebih besar

daripada satu atau kurang dari satu. Suatu proses produksi dikatakan efisien

apabila jika penggunaan sejumlah input tertentu dapat menghasilkan jumlah

output yang optimal atau untuk menghasilkan jumlah output tertentu digunakan

input yang minimal (Kurnia, 2004 ).

2. Data Envelopment Analysis (DEA)

Page 48: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

37

Dalam mengukur efisiensi kesehatan suatu lembaga keuangan, banyak

sekali metode yang digunakan dalam pengukurannya. DEA merupakan salah satu

metode pengukuran efisiensi menggunakan analisis frontier yang sudah teruji

penggunaannya. DEA merupakan metode pengukuran efisiensi relatif yang

berbasis pada program linier. DEA mengukur efisiensi suatu objek dengan

membandingkannya terhadap nilai efisiensi objek-objek lain yang memiliki

karakter bisnis yang sesuai. Terkait itu menggunakan analisis frontier, Bauer et al

(1998) menyarankan agar pengukuran efisiensi memiliki kegunaan, nilai estimasi

efisiensi yang dihasilkan dengan metode analisis frontier harus berhubungan

positif dengan alat ukur kinerja non frontier lainnya. Menurut Berger dan

Humprey (1997), penggunaan rasio keuangan dengan efisiensi dapat menilai

ukuran kinernja dengan lebih optimal.

Data Envelopment Analysis merupakan salah satu metode yang dilakukan

dalam rangka mengevaluasi efisiensi dari sebuah unit kerja yang nantinya

bertanggung jawab menggunakan beberapa input untuk memperoleh output.

Asumsi yang digunakan pada DEA :

1. Menggunakan variabel input yang akan menghasilkan output yang sama juga

2. Data bobot bernilai positif

3. Output dan input adalah merupakan variabel

Analisis DEA didesain secara spesifik untuk mengukur efisiensi relative

suatu unit produksi dalam kondisi terdapat banyak input maupun banyak output,

yang biasanya sulit disiasati secara sempurna oleh teknik analisis pengukuran

efisiensi lainnya (Hadad, 2003). Selama ini kita mengenal dua bentuk analisis

Page 49: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

38

yang lazim digunakan untuk mengukur efisiensi yaitu analisis rasio dan analisis

regresi. Analisis rasio mengukur efisiensi dengan cara memperbandingkan antara

input yang digunakan dengan output yang dihasilkan seperti digambarkan dalam

persamaan berikut :

Efisiensi =

Persamaan rasio akan menunjukkan tingkat efisiensi yang semakin besar,

bilamana terjadi kondisi dimana nilai input yang digunakan semakin kecil tetapi

output tetap. Atau sebaliknya, dengan nilai input tetap, semakin besar nilai output

yang dihasilkan. Kelemahan analisis rasio terlihat pada kondisi dimana terdapat

banyak input dan banyak output yang akan diperhitungkan, karena bila dilakukan

penghitungan secara serempak, maka berkonsekuensi menimbulkan banyak hasil

penghitungan. Sehingga seringkali interpretasi yang dilakukan menjadi tidak

tegas. (Hadad, 2003). Ketika dicoba melalui penghitungan indeks gabungan, maka

hasilnya cenderung menunjukkan informasi yang rinci.

Analisis yang kedua, yaitu Analisis Regresi. Analisis regresi menyusun

suatu model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input

tertentu, seperti digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2, X3, ………, Xn)

Persamaan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat

digunakan untuk memprediksi tingkat output yang dihasilkan oleh sebuah unit

kegiatan ekonomi pada tingkat input tertentu. Unit Kegiatan Ekonomi yang

bersangkutan akan dinilai efisien bila mampu menghasilkan jumlah output lebih

Page 50: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

39

banyak dibandingkan dengan jumlah output hasil estimasi. Sebagaimana dalam

analisis rasio, analisis regresi juga tidak mampu mengatasi kondisi banyak output,

karena hanya satu indikator output yang bisa ditampung dalam sebuah persamaan

regresi. Bila dilaksanakan penggabungan banyak output dalam 1 indikator, maka

informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (Silkman, 1986; Nugroho,

1995; Ari Wibowo, 2004; Lendro Kurniawan, 2005). Jadi, secara singkat,

berbagai keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah

a. Keunggulan DEA

1. Bisa menangani banyak input dan output

2. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

3. Unit Kegiatan Ekonomi dapat dibandingakan secara langsung dengan

sesamanya.

4. Dapat membentuk garis frontier fungsi efisiensi terbaik atas variabel input-

output dari setiap sampelnya.

5. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

b. Keterbatasan DEA

1. Bersifat simple specific

2. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa berakibat fatal.

3. Hanya mengukur produktivitas relatif dari unit kegiatan ekonomi bukan

produktivitas absolut.

4. Uji hipótesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

Page 51: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

40

Penelitian ini menggunakan aplikasi DEA Frontier 2.0, sebagai bentuk

add-ins dalam Microsoft Excel 2010. DEA Frontier 2.0 mampu menampilkan

ekspektasi tingkat input dan output yang dikeluarkan untuk mencapai titik

efisiensi yang sesuai dengan kondisi lembaga keuangan dengan cara

menginputkan data perusahaan yang valid dan telah diaudit. Pendekatan yang

digunakan dalam DEA ini menggunakan pendekatan input oriented dengan tipe

variabel return to scale. Artinya output yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih

atau kurang kalinya dari input yang dimasukan ke dalam aplikasi DEA. Menurut

Roland dan Terje (2000) dalam Erwinta Siswandi dan Wilson Arafat, (2004)

bahwa model DEA mampu menyoroti suatu tingkat efisiensi perusahaan relatif

terhadap benchmark atas kompetitor atau pesaing. Sebagaimana hal tersebut di

atas, ahli ekonomi Sangat mudah mengidentifikasi bahwa sebuah perusahaan yang

berada dalam kondisi IRS selalu ingin memperluas persainganuntuk

meningkatkan posisinya dibandingkan posisi perusahaan yang berada dalam

kondisi CRS dan DRS. Kondisi tersebut dapat diperoleh dengan cara sebagai

berikut :

1. Kondisi IRS bilamana nilai Σλ < 1dari model CCR dan jelas λ tersebut

adalah nilai hasil penghitungan dari DEA.

2. Kondisi CRS bilamana nilai efisiensi CCR = 1 atau Σλ = 1 untuk model

CCR.

3. Kondisi DRS bilamana nilai Σλ > 1 dari model CCR.

Selanjutnya, secara ringkas variabel input-output yang difungsikan pada penelitian

ini antara lain :

Page 52: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

41

Kode Input Output Variabel

O1 Aset likuid

O2 Total Pinjaman pembiayaan

O3 Pendapatan Bagi Hasil Pembiayaan

I1 Biaya Operasi Pembiayaan

I2 Beban Tenaga Kerja Pembiayaan

I3 Aset tetap

Page 53: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

42

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian yang digunakan disini adalah penelitian non parametrik, karena

belum bisa mencerminkan populasi secara menyeluruh. Sedangkan sampel

penelitian disini adalah menggunankan sampling non probabilitas, artinya sampel

yang tidak mempunyai peluang yang sama. Jenis sampling nya adalah sampling

judgement, maksudnya sampling yang ditentukan dengan pertimbangan yang

dilakukan periset. Hal ini dilakukan karena beberapa kendala di lapangan yaitu

sulitnya dalam pengumpulan data, seperti banyak BMT yang tidak mempunyai

laporan keuangan yang baku dan valid serta masih banyak BMT yang belum

diaudit laporan keuangannya.

Baitul Mal wa Tamwil (BMT) yang menjadi objek penelitian ini adalah

BMT yang berada di Jakarta Selatan. Dimana sampel BMT yang digunakan yaitu

BMT Al Munawarah, BMT Sidogiri Jakarta, BMT KSU UMJ, BMT Bintaro, dan

BMT Mekar Dakwah, sampel tersebut diambil karena telah memenuhi syarat

pendirian BMT dan memiliki laporan keuangan yang sesuai dengan tata cara

penyajian laporan keuangan. Data kelima BMT tersebut dikalkulasikan dengan

menggunakan analisis DEA – Data Envelopment Analisis menggunakan variabel

input dan output yakni sebagai variabel input data yang digunakan adalah data

biaya operasional pembiayaan, biaya tenaga kerja, dan asset tetap. Sedangkan

variabel output data yang digunakan adalah data asset likuid, total pinjaman

pembiayaan, dan pendapatan bagi hasil pembiayaan,

Page 54: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

43

Tabel 4.1

Variabel Input dan Output BMT al Munawarah

Tahun 2010-2017 (jutaan rupiah)

TAHU

N

BIAYA OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA KERJA

PEMBIAYA

AN

ASET TETAP ASSET

LIKUID

TOTAL PEMBIAYAA

N

PENDAPATA

N BAGI HASIL

PEMBIAYAA

N

TH_2013

1,695,127,323 847,563,662 2,487,141,199 18,709,184,511 4,240,494,169 1,158,499,525

TH_

2014 1,508,372,767 754,186,384 2,579,097,839 17,780,970,980 4,072,776,689 1,245,509,585

TH_2015

1,841,496,128 920,748,064 2,482,920,046 18,709,937,823 4,380,815,176 1,147,585,941

TH_

2016 1,881,881,879 940,940,940 2,395,184,558 19,637,398,041 4,408,211,648 1,071,489,464

TH_2017

1,944,133,398 972,066,699 2,579,097,839 19,946,802,551 4,464,117,475 1,274,512,939

Data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa jumlah total pembiayaan

yang disalurkan BMT al Munawarah mengalami fluktuasi yang tidak terlalu tinggi

tingkat ketimpangannya. Pada tahun 2010 hingga tahun 2013 mengalami

peningkatan sampai pada tahun 2014 total pembiayaan BMT tersebut turun

sebesar 3, 95% dari angka Rp. 4.240.494.169,- menjadi Rp. 4.072.776.689,-.

Sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya semakin meningkat. Total pembiayan

yang tertinggi terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar Rp.

4.464.117.475,-

Pada tabel 4.1 peningkatan penyaluran pembiayaan dan pendapatan

pembiayaan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan BMT, artinya semakin

tinggi penyaluran pembiayaan yang dikeluarkan maka tingkat pendapatan dan

biaya yang dikeluarkan juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan prinsip

investasi High Risk, High Return Namun BMT al munawarah menunjukan

sebaliknya, penurunan biaya operasional dan tenaga kerja malah meningkatkan

pendapatan bagi hasil pembiayaan.

Page 55: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

44

Tahun 2014 yang merupakan tahun dengan tingkat efisiensi terkecil

diantara tahun berjalan 2010 hingga tahun 2017. Pada variabel biaya operasional

persentase penurunan tidak terlalu terpaut jauh, namun pada tahun 2014

penurunan biaya tersebut berubah signifkan, yakni turun sebesar 11,017 % dengan

nominal sebesar Rp. 1.508.372.767,-. Pada tahun selanjutnya biaya operasional

kembali mengalami peningkatan hingga mencapai 3,308% pada tahun 2017 yakni

sebesar Rp. 1.944.133.398,-. Pada tabel juga tergambar bahwa beban tenaga kerja

menyumbang ± 50% biaya operasional pembiayaan, artinya beban tenaga kerja

menjadi pengeluaran utama pada BMT al Munawarah dan menjadi pengeluaran

yang paling besar.

Selanjutnya, peningkatan variabel total pembiayaan yang paling besar

terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar 7,563%. Setelah sebelumnya pada tahun

2014 mengalami penurunan total pembiayaan yang cukup signifikan yakni sebesar

3,955% sedangkan pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan yang tidak

terlalu signifikan yakni sebesar ± 1%. Pada variabel pendapatan mengalami

fluktuasi yang ekuivalen terhadap total pembiayaan. Hanya saja pada tahun 2014

yang seharusnya pendapatan pembiayaan mengalami penurunan malah sebaliknya

menjadi lebih meningkat. Pada tahun 2014 total pendapatan meningkat sebesar

7,511% dengan nominal Rp. 1.245. 509.585. Hal ini mungkin saja dapat terjadi

sebagai akibat dari pelunasan pembiayaan secara massal yang dilakukan oleh para

nasabah BMT al Munawarah. Pada tahun selanjutnya fluktuasi tersebut mulai

menyesuaikan dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh BMT al

Munawarah.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

45

VARIABELBIAYA OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA

KERJA ASET TETAP ASSET LIKUID

TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN BAGI

HASIL PEMBIAYAAN

TH_2010 104,017,617,222 74,477,410,338 107,060,519,578 362,128,116,279 1,113,338,845,063 212,399,615,613

TH_2011 106,296,143,256 77,570,544,106 123,330,235,332 362,549,628,904 1,118,236,258,902 215,985,663,284

TH_2012 108,574,669,290 80,663,677,875 139,599,951,087 362,971,141,529 1,123,133,672,740 219,571,710,954

TH_2013 110,853,195,325 83,756,811,643 155,869,666,841 363,392,654,154 1,128,031,086,579 223,157,758,625

TH_2014 113,131,721,359 86,849,945,411 172,139,382,595 363,814,166,779 1,132,928,500,418 226,743,806,295

TH_2015 115,410,247,393 89,943,079,180 188,409,098,350 364,235,679,404 1,137,825,914,256 230,329,853,966

TH_2016 104,017,617,222 74,477,410,338 107,060,519,578 362,128,116,279 1,113,338,845,063 233,915,901,636

TH_2017 117,688,773,427 93,036,212,948 204,678,814,104 364,657,192,029 1,142,723,328,095 212,399,615,613

Tabel 4.2

Variabel Input dan Output BMT Sidogiri Jakarta

Tahun 2010-2017 (jutaan rupiah)

Data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa jumlah total pembiayaan

yang disalurkan BMT Sidogiri Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2010 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan sampai pada tahun

2016 total pembiayaan BMT tersebut turun sebesar 2, 15% dari angka Rp.

1.137.825.914.256,- menjadi Rp. 1.113.338.845.063,-. Sedangkan pada tahun-

tahun selanjutnya semakin meningkat. Total pembiayan yang tertinggi terjadi

pada tahun 2017 yakni sebesar Rp. 1.142.723.328.095,-

Jika dilihat pada tabel data sebelumnya pada tabel 4.2 pada variabel input biaya

operasional pembiayaan pada tahun 2016 biaya turun 9,871% dari sebelumnya

Rp. 115.410.247,- menjadi Rp. 104.017.617,-. Hal ini bisa terjadi karena

penurunan pembiayaan sehingga beban operasional pembiayaan tidak perlu

dikeluarkan. Sedangkan beban tenaga kerja pada tahun 2016 juga mengalami

penurunan sebesar 17,1%. Hal ini diakibatkan dari pengurangan tenaga kerja yang

ada untuk mencapai efisiensi yang lebih baik.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

46

Pada variabel output, yakni total pembiayaan menunjukan tren

yang meningkat. Total pembiayaan tertinggi terdapat pada tahun 2017 yakni

sebesar Rp.1.142.723.328.095 dengan pendapatan bagi hasil pembiayaan sebesar

Rp. 212.399.615.613 atau 18,5% dari total pembiayaan yang ada. Sedangkan total

pembiayaan yang paling rendah terdapat pada tahun 2013 yakni sebesar Rp.

1.128.031.086.579 dengan total bagi hasil pendapatan pembiayaan sebesar Rp.

223. 157. 758.625 atau 20% dari total pembiayaan yang dilakukan. Hal itu

menunjukan bahwa rasio dari bagi hasil pendapatan pembiayaan terhadap total

pembiayaan yang ada pada rentang waktu 2013 hingga 2017 berkisar antara 18-

20%.

Tabel 4.3

Variabel Input dan Output BMT al Mekar Dakwah

Tahun 2010-2017 (jutaan rupiah)

VARIABEL

BIAYA

OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA KERJA

PEMBIAYA

AN

ASET

TETAP

ASSET

LIKUID

TOTAL PEMBIAYAA

N

PENDAPAT

AN BAGI HASIL

PEMBIAYA

AN

TH_2013 269,929,363 91,800,000 118,975,000 2,468,289,781 1,527,770,262 366,945,908

TH_2014 346,549,678 127,937,000 117,552,576 3,089,987,543 1,809,965,554 485,594,958

TH_2015 415,281,434 165,700,000 127,552,576 3,470,088,898 1,944,965,553 654,957,709

TH_2016 595,501,054 208,800,000 127,552,576 3,850,190,253 2,080,805,477 724,450,802

TH_2017 595,501,054 208,800,000 127,552,576 4,230,291,608 1,723,520,869 793,943,895

Data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa jumlah total pembiayaan

yang disalurkan BMT Mekar Dakwah mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2010 hingga tahun 2017 mengalami peningkatan secara signifikan.

Pada tahun 2017 total pembiayaan BMT tersebut meraih jumlah tertinggi terjadi

yakni sebesar Rp. 1.723.520.869,-.

Page 58: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

47

Pada tabel 4.3, variabel biaya operasional pembiayaan mengalami perubahan

peningkatan yang semakin menurun. Perubahan peningkatan yang paling rendah

terletak pada tahun 2015 yakni sebesar 19,833% dengan nominal sebesar Rp.

415.281.434,-.

Sedangkan variabel output, total pembiayaan yang mengalami perubahan

peningkatan yang terbesar yakni pada tahun 2014 sebesar 18,471% dan yang

terendah pada tahun 2016 yakni sebesar 6,984%. Selanjutnya perubahan

peningkatan pendapatan bagi hasil yang terbesar yakni pada tahun 2015 sebesar

34,877% sebesar Rp. 654.957.709,- dan yang terendah berada pada tahun 2017

yakni sebesar 9,593% dengan nominal sebesar Rp. 793. 943.895,-.

Tabel 4.4

Variabel Input dan Output BMT KSU UMJ

Tahun 2010-2017 (jutaan rupiah)

VARIABEL

BIAYA

OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA KERJA

PEMBIAYAAN

ASET

TETAP

ASSET

LIKUID

TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPAT

AN BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

TH_2013 343,518,559 186,354,900 44,684,494 1,586,397,946 1,231,125,689 412,555,462

TH_2014 417,603,210 220,295,300 43,529,669 1,882,271,632 1,597,221,344 517,539,072

TH_2015 491,687,861 254,235,700 42,374,844 2,178,145,318 1,963,316,999 622,522,682

TH_2016 565,772,512 288,176,100 41,220,019 2,474,019,004 2,329,412,654 727,506,292

TH_2017 639,857,163 322,116,500 40,065,194 2,769,892,690 2,695,508,309 832,489,902

Data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa jumlah total pembiayaan

yang disalurkan BMT KSU UMJ mengalami stagnasi pada tahun 2010 dan 2011

dan mengalami peningkatan tahun-tahun selanjutnya. Total pembiayaan tertinggi

terjadi pada tahun 2017 yakni sebesar Rp. 2.695.508.309,-

Pada tabel 4.4, peningkatan variabel input dan output sangat berfluktuasi

yang artinya siklus ekonomi tetap mempengaruhi operasional suatu lembaga

Page 59: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

48

keuangan pada umumnya. Variabel biaya operasional pembiayaan mengalami

peningkatan terkecil pada tahun 2017 sebesar 13,09% dari tahun sebelumnya

dengan tingkat biaya Rp. 639.857.163,-. Variabel beban tenaga kerja mengalami

peningkatan terkecil yakni pada tahun 2016 sebesar 13,35% dari tahun

sebelumnya dengan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp. 288.176.100.

Sedangkan, variabel output yakni total pembiayaan mengalami peningkatan

terbesar pada tahun 2014 yakni sebesar 29,74% dari tahun sebelumnya dengan

nominal sebesar Rp. 1.597.221.344,- dan terakhir variabel pendapatan memiliki

peningkatan terbesar pada tahun 2014 juga yakni sebesar 25,45% dengan nominal

Rp. 517.539.072.

Pada tabel 4.4 juga terlihat hubungan antar variabelnya, yakni terjadi

hubungan yang positif antara biaya operasional pembiayaan terhadap total

pembiayaan dan pendapatan bagi hasil pembiayaan. Hal ini dapat disimpulkan

pada BMT KSU UMJ untuk meningkatkan pembiayaan dan pendapatan bagi hasil

pembiayaan maka diperlukan biaya yang meningkat pula. Hal ini wajar terjadi

karena BMT UMJ banyak melayani nasabah konsumtif yang dalam proses

penerimaan pembiayaan membutuhkan banyak biaya kelayakan nasabah.

Sehingga secara teori hubungan antara biaya terhadap penyaluran pembiayaan

bernilai positif. Diketahui pula, pendapatan BMT juga bernilai positif terhadap

biaya dan total pembiayaan yang artinya nasabah memiliki loyalitas dan

kapabilitas untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan. Hal ini

menandakan bahwa penyaluran pembiayaan di KSU BMT UMJ dilakukan dengan

Page 60: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

49

cermat dan tepat sehingga dalam kurun waktu penelitian tidak ditemukan

ketidakefisienan kegiatan operasionalnya.

Selanjutnya, akibat peningkatan nominal variabel pada BMT KSU UMJ,

dianggap perlu memperhatikan kegiatan operasionalnya terutama dalam hal

penyaluran pembiayaan yang harus ditingkatkan ke sektor produktif terutama

untuk produktif bukan sektor konsumtif sekalipun memberikan efisiensi yang baik

setiap tahunnya pada BMT namun BMT tidak boleh lupa hakikat dari BMT

sebagai sahabat UMKM yang seharusnya menyalurkan pembiayaan produktif.

Selanjutnya, meningkatkan inovasi dalam produk yang ditawarkan agar menarik

minat nasabah produktif dan konsumtif untuk melakukan pembiayaan. Terakhir,

mempertimbangkan kembali terkait kerjasama pendanaan, jika dirasa modal

sendiri mampu untuk memberikan keuntungan yang cukup baik maka tidak perlu

melakukan kerjasama dengan pihak tertentu.

Tabel 4.5

Variabel Input dan Output BMT KJKS Bintaro

Tahun 2010-2017 (jutaan rupiah)

Data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4a.5 diatas menunjukan bahwa jumlah total pembiayaan yang

disalurkan BMT KJKS Bintaro mengalami stagnasi pada tahun 2010 dan 2011

sebesar Rp. 74.976.081,-. Pada tahun 2012 hingga tahun 2013 mengalami

VARIABEL

BIAYA

OPERASI PEMBIAYA

AN

BEBAN

TENAGA KERJA

PEMBIAYAAN

ASET TETAP

ASSET LIKUID

TOTAL

PEMBIAYA

AN

PENDAPATAN

BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

TH_2013 274,666,906 101,287,900 83,929,287 15,065,284 509,156,573 261,986,299

TH_2014 295,121,102 104,014,500 81,129,287 9,501,170 472,956,210 302,485,061

TH_2015 334,362,796 80,353,700 76,916,358 6,204,111 489,511,411 342,466,718

TH_2016 389,752,092 101,161,455 71,147,631 4,314,444 467,278,325 401,542,033

TH_2017 362,057,444 90,757,578 74,031,995 5,259,278 478,394,868 372,004,376

Page 61: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

50

penurunan yang sangat signifikan dari angka Rp. 202.230.978,- menjadi Rp.

86.922.711,-. Sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya total pembiayaan semakin

meningkat.

Peningkatan variabel input dan output tidak dalam kondisi konstan melainkan

sangat berfluktuasi yang artinya siklus ekonomi tetap mempengaruhi operasional

suatu lembaga keuangan pada umumnya. Variabel biaya operasional dalam tahun

berjalan 2013-2016 tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan hanya

saja pada tahun 2017 biaya operasional mengalami penurunan sebesar 7,106%

dari total biaya pada tahun sebelumnya. Penurunan biaya tersebut sejalan dengan

penurunan beban tenaga kerja yang turun sebesar 10, 284% dari beban tenaga

kerja pada tahun sebelumnya. Penurunan beban-beban pada BMT Bintaro

menyebabkan peningkatan pada total pembiayaan sebesar 2,379% dan penurunan

total pendapatan sebesar 7,359 persen. Penurunan pendapatan ini diakibatkan

karena faktor kelancaran nasabah dan siklus usaha yang dilakukan BMT Bintaro.

Tabel 4.5 bahwa peningkatan beban tertinggi terjadi pada tahun 2016

yakni sebesar 16,56% sebesar RP. 389.752.092,- sedangkan peningkatan total

pembiayaan dan pendapatan bagi hasil pembiayaan tertinggi terjadi pada tahun

2015 dan 2016 yakni sebesar 3,5 % dan 17,2% dengan nominal masing-masing

sebesar Rp. 489.511.411 dan Rp. 401.542.033,-.

B. Analisis dan Pembahasan

Perhitungan efisiensi pada BMT Munawarah, BMT KJKS Bintaro, BMT

Sidogiri Jakarta, BMT Mekar Dakwah, dan BMT KSU UMJ dengan metode Data

Envelopment Analysis ini menggunakan enam variabel yaitu biaya operasional

Page 62: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

51

pembiayaan, beban tenaga kerja, asset tetap, sebagai variabel input, sedangkan

asset likuid, total pinjaman pembiayaan, dan pendapatan bagi hasil pembiayaan,

sebagai variabel output. Perhitungan ini menggunakan aplikasi DEA Frontier

dengan pilihan constan return to scale, artinya apabila ada perubahan input maka

akan berpengaruh tetap terhadap perubahan output.

Kriteria penilaian hipotesis pada penelitian ini, apabila dalam satu periode

Baitul Mal Wa Tamwil dapat dinyatakan sudah efisien jika tingkat efisiensi

setelah perhitungan memiliki persentase 100%, sedangkan dinyatakan inefisiensi

apabila nilai persentase berkisar antara 0% sampai 100%. Selain itu terdapat nilai

aktual, nilai target, dan nilai slack. nilai aktual adalah nilai input dan output yang

tercatat dalam laporan keuangan, sedangkan nilai target adalah nilai yang

direkomendasi oleh DEA untuk input dan output tersebut menjadi efisiensi.

Sementara slack menampilkan kembali potential improvement pada input dan

output, untuk nilai yang tidak efisien dalam data akan dibandingkan dengan nilai

efisiensi target.

Tabel 4.7

Tabulasi Tingkat Efisiensi BMT di Jakarta Selatan periode 2013-2017

No Baitul Mal Wa

Tamwil

TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017

1 BMT KSU UMJ 100% 100% 100% 100% 100%

2 BMT AL

MUNAWARAH

99,64% 100% 99,57% 100% 100%

3 BMT MEKAR

DAKWAH

98,17% 100% 100% 100% 100%

4 BMT SIDOGIRI

JAKARTA

95,07% 93,56% 92,11% 100% 90,71%

5 BMT BINTARO 100% 100% 100% 100% 100%

RATA-RATA 98.58% 98.71% 98.34% 100% 98.14%

Page 63: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

52

Dari data tabulasi diatas, didapat bahwa BMT yang paling efisien selama

tahun berjalannya penelitian 2013-2017 yakni BMT KSU UMJ dan BMT Bintaro.

Kedua BMT ini dapat menjadi benchmark atau tolak ukur untuk BMT yang lain

mencapai tingkat efisiensi 100%. Namun harus tetap memperhatikan faktor-faktor

yang tidak terukur dalam penelitian ini seperti jumlah kantor, jumlah nasabah,

jumlah modal, jenis produk dll.

Sedangkan BMT yang lain yakni BMT Munawarah, mengalami tingka

efisiensi yang berfluktuasi. Pada tahun 2013 dan 2015 BMT tersebut mengalami

inefisiensi dengan tingkat efisiensi sebesar 99,64% dan 99,57% barulah pada

tahun selanjutnya BMT ini mengalami efisiensi mencapai 100%. BMT yang lain,

yakni BMT Mekar Dakwah, mengalami inefisiensi hanya pada tahun 2013 yakni

sebesar 98,17% dan pada tahun selanjutnya mengalami efisiensi 100%. BMT

yang mengalami inefisiensi terburuk yakni adalah BMT Sidogiri Jakarta, dimana

dari 5 tahun periode penelitian, hanya 1 tahun saja yakni pada tahun 2016 yang

mengalami efisiensi sedangkan pada tahun-tahun lainnya BMT Sidogiri Jakarta

tidak efisien.

Pada tahun 2016, seluruh BMT menunjukan koefisien maksimal yakni 100%.

Tahun paling tidak maksimal yakni pada tahun 2017 yakni sebesar 98,14%. Hal

ini mendukung dari Sensus Ekonomi 2016 yang dilakukan oleh Badan Pusat

Statistik yang mengatakan bahwa sektor aktivitas keuangan di Jakarta Selatan

menempati posisi ke-5 sebegai penyumbang tenaga kerja dan lapangan usaha

yakni sebesar 5,42% dan pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai

mengalami percepatan setelah mengalami penurunan di tahun 2015, pertumbuhan

Page 64: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

53

ekonomi Indonesia tumbuh dengan persentase sebesar 5,02% dengan laju inflasi

terendah sebesar 2,79% (BPS2016).

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data Envelopment

Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan

menggunakan software DEA Frontier, dapat digambarkan pencapaian nilai

efisiensinya pada tiap-tiap tahun BMT. Masing-masing BMT memiliki target

input-output, namun dalam penelitian ini hanya 3 dari 5 BMT yang membutuhkan

input dan output diantaranya BMT Al Munawarah, BMT Mekar Dakwah, dan

BMT Sidogiri Jakarta. Sedangkan BMT KSU UMJ dan BMT Bintaro dianggap

telah mencapai tingkat efisien.

a. Target Input dan Output BMT al Munawarah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data Envelopment

Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan

menggunakan software DEA Frontier, dapat digambarkan pencapaian nilai

efisiensinya pada tiap-tiap tahun BMT

Tabel 4.8

Targe Input-Output BMT al Munawarah

Efficient Input

Target

DMU

No.

DMU

Name

BIAYA

OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA

KERJA

PEMBIAYAAN

ASET TETAP

1 TH_201

3 1689153800.3 844576900.2 2478376668.5

2 TH_201

4 1508372767.0 754186383.5 2579097839.0

3 TH_201

5 1833716019.9 916858009.9 2472429996.0

Page 65: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

54

Berdasarkan data diatas, maka untuk mencapai koefisien efisiensi yang

maksimal, maka ditetapkan target efisiensi yang maksimal pada tahun-tahun

tertentu yang tidak mencapai efisiensi maksimal. Pada tahun 2013 harus mencapai

target sebesar Rp. 4.242.976.862,-. Sedangkan efisiensi pada tahun 2015

bergantung pada variabel asset likuid yang harus mencapai target sebesar Rp.

19.458.006.163,-.

Menurut Ramadiansyah (2008), BMT al Munawarah memiliki citra

perusahaan yang cukup baik, produk pembiayaan yang menarik, bagi hasil yang

kompetitif, dan pemegang modal BMT terdiri dari pemilik modal yang kuat serta

kenyamanan bertransaksi. Namun, BMT ini memiliki kelemahan yakni kurangnya

jumlah kantor, kurang memadai teknologi yang digunakan sehingga menambah

4 TH_201

6 1881881879.0 940940939.5 2395184558.0

5 TH_201

7 1944133397.7 972066698.8 2579097839.0

Efficient Output

Target

DMU

No.

DMU

Name ASSET LIKUID

TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATA

N BAGI

HASIL

PEMBIAYAA

N

1 TH_201

3 18709184510.5 4242976862.6 1158499524.5

2 TH_201

4 17780970980.0 4072776689.0 1245509585.0

3 TH_201

5 19458006163.6 4380815176.0 1147585941.0

4 TH_201

6 19637398041.0 4408211648.0 1071489464.0

5 TH_201

7 19946802551.2 4464117474.5 1274512938.5

Page 66: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

55

beban untuk merekrut tenaga kerja, kerjasama dengan chanelling yang tidak

berprinsip syariah, dan momok masyarakat yang menyangka BMT hanya

diperuntukan hanya kepada orang islam saja. Walaupun begitu, BMT al

Munawarah tetap diterima masyarakat kelas menengah ke bawah sebagai

fasilitator usaha masyarakat.

b. Target Input dan Output BMT Mekar Dakwah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data Envelopment

Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan

menggunakan software DEA Frontier, dapat digambarkan pencapaian nilai

efisiensinya pada tiap-tiap tahun BMT.

Tabel 4.9

Input-Output Target BMT Mekar Dakwah

Efficient Input

Target

DMU

No.

DMU

Name

BIAYA OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA

KERJA

PEMBIAYAA

N

ASET

TETAP

1 TH_2013 265007740 84898420 116805729

2 TH_2014 346549678 127937000 117552576

3 TH_2015 415281434 165700000 127552576

4 TH_2016 595501054 208800000 127552576

5 TH_2017 595501054 208800000 127552576

Efficient Output

Target

DMU

No.

DMU

Name ASSET LIKUID

TOTAL

PEMBIAYA

AN

PENDAPA

TAN BAGI

HASIL

PEMBIAY

AAN

1 TH_2013 2468289781 1568343807 382127949

Page 67: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

56

2 TH_2014 3089987543 1809965554 485594958

3 TH_2015 3470088898 1944965553 654957709

4 TH_2016 3850190253 2080805477 724450802

5 TH_2017 4230291608 1723520869 793943895

Data diolah 2019

Berdasarkan pada diatas untuk mencapai koefisien efisiensi yang maksimal

maka beban tenaga kerja perlu pengurangan sebanyak Rp. 5.227.790,- untuk

mencapai angka Rp. 84.898.420,-. Variabel lainnya, yakni total pembiayaan juga

perlu dikurangi sebanyak Rp. 40.573.544,- sehingga diperoleh total pembiayaan

yang efisien sebesar Rp. 1.568.343.806,-. Selain itu, variabel pendapatan bagi

hasil pembiayaan juga perlu ditingkatkan sebanyak Rp. 15.182.040,- sehingga

mencapai hasil Rp. 382.127.948.

Selanjutnya akan dianalisa per variabel, variabel beban tenaga kerja masih

menjadi pengeluaran terbesar BMT hal ini dikarena beban tenaga kerja menjadi

beban pokok pengeluaran setiap bulannya (Fix Cost) sehingga cara yang paling

tepat untuk mengatasi masalah ini adalah mengurangi beban pegawai dan

meningkatkan kualitas pegawai, sehingga efisiensi kerja dan efisiensi ekonomi

yang diperoleh BMT menjadi lebih maksimal.

Pada variabel peningkatan laba perusahaan yang dinilai dari peningkatan

pendapatan setiap tahun semakin meningkat hal ini menandakan kinerja BMT

Mekar Dakwah pada tahun 2013 – 2017 digolongkan pada BMT yang sangat

sehat, karena mampu mengembalikan dana nasabah beserta dengan keuntungan

BMT. Menurut Rahmi Azizah (2017) dalam penelitian tahun 2012-2015 BMT

Mekar Dakwah menunjukan pengaruh intangible yaitu nasabah yang memiliki

hubungan yang baik, nyaman, dan terpercaya. Pada variabel peningkatan aset

Page 68: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

57

likuid perusahaan digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

segera dipenuhi dan menunjukan tren yang paling stabil dan signifikan. Hal ini

karena BMT Mekar Dakwah mengalami peningkatan tren kas yang diimbangi

dengan peningkatan kewajiban jangka pendek.

Keterkaitan antar variabel yang tergolong hubungan positif dan saling

mempengaruhi seperti biaya operasional pembiayaan terhadap total pembiayaan

dan pendapatan bagi hasil menunjukan bahwa pada tahun berjalan 2013-2017

peningkatan biaya operasional pembiayaan akan meningkatkan jumlah

pembiayaan yang disalurkan dan menambah pendapatan bagi hasil pembiayaan.

Hal ini memberikan gambaran bahwa BMT Mekar Dakwah adalah BMT yang

memiliki konsistensi yang baik dalam mencapai tingkat efisiensi tertentu. BMT

ini tergolong BMT yang sangat sehat karena pencapaian bukan dinilai dari satu

sisi laba yang dihasilkan namun juga memperhatikan biaya operasional dan total

pembiayaan yang dihasilkan.

c. Target Input dan Output BMT Sidogiri Jakarta

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat efisiensi metode Data Envelopment

Analysis (DEA) berasumsikan CRS (Constant Return to Scale) dengan

menggunakan software DEA Frontier, dapat digambarkan pencapaian nilai

efisiensinya pada tiap-tiap tahun BMT.

Tabel 4.10

Input-Output Target BMT Sidogiri Jakarta

Efficient Input

Target

Page 69: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

58

DMU

No.

DMU

Name

BIAYA

OPERASI

PEMBIAYAA

N

BEBAN

TENAGA

KERJA

PEMBIAYAAN

ASET TETAP

1 TH_2013 105390291822 75460255862 108473350018

2 TH_2014 105847850022 75787871036 108944293498

3 TH_2015 106305408222 76115486211 109415236978

4 TH_2016 104017617222 74477410338 107060519578

5 TH_2017 106762966423 76443101385 109886180458

Efficient

Output

Target

DMU

No.

DMU

Name

ASSET

LIKUID

TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN

BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

1 TH_2013 366906961253 1128031086579 237002786583

2 TH_2014 368499909578 1132928500418 238031748231

3 TH_2015 370092857902 1137825914256 239060709880

4 TH_2016 362128116279 1113338845063 233915901636

5 TH_2017 371685806227 1142723328095 240089671529

Data diolah 2019

Berdasarkan data diatas untuk mencapai koefisien efisiensi yang

maksimal maka diperlukan target dalam setiap variabel input maupun output.

Pada variabel input koreksian target terbanyak pada beban tenaga kerja pada tahun

2013 – 2015. Pada tahun 2013 seharusnya target yang dicapai Rp.

75.460.255.862,- artinya jika dibandingkan dengan realita beban tenaga kerja

yang ada terlalu besar sehingga terjadi over budget cost dalam pengeluaran biaya

tenaga kerja. Sama halnya dengan tahun-tahun berikutnya 2014 dan 2015 yakni

sebesar Rp. 75.787.871.036,- dan Rp. 76.115.486.211,-.

Sebagai pembandingnya, maka target ouput yang tepat untuk ditetapkan

pada variabel pembiayaan pada tahun 2013 yakni Rp. 1.128.031.086.579 sehingga

Page 70: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

59

mendapatkan bagi hasil pembiayaan pendapatan sebesar Rp. 237.002.786.583,-.

Analisis variabel tertentu seperti beban tenaga kerja yang semakin

meningkat menunjukan bahwa BMT ini memiliki kantor cabang yang tersebar di

Indonesia. Faktanya, cukup sulit untuk mencapai nilai efisiensi yang baik apabila

BMT memiliki cabang hal ini dikarenakan setiap cabang memiliki tingkat

efisiensi yang berbeda-beda sehingga apabila dinilai dalam satu kesatuan maka

sulit untuk mencapai tingkat efisiensi yang maksimal. Beban tenaga kerja ini akan

mempengaruhi beban operasional perusahaan dan bernilai positif yaitu apabila

beban tenaga kerja semakin meningkat maka beban operasional perusahaan akan

juga semakin meningkat. Adapun biaya operasional ini akan mempengaruhi total

pembiayaan dan pendapatan bagi hasil pembiayaan, yaitu bernilai positif.

Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila BMT ingin mendapatkan pembiayaan

yang semakin baik dan meningkat maka biaya yang harus dikeluarkan juga akan

semakin meningkat. peningkatan pendapatan bagi hasil pembiayaan dapat

digambarkan bahwa nasabah pembiayaan BMT Sidogiri Jakarta memiliki

kemampuan yang baik dalam mengembalikan dana pembiayaan yang telah

diberikan. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa BMT ini belum bisa

mencapai efisiensi yang cukup karena terdapat beberapa kendala dari segi kantor

cabang, beban tenaga kerja setiap cabang, dan beban operasional yang tidak sesuai

dengan target efisiensi total pembiayaan dan pendapatan bagi hasil. Namun jika

ditinjau dari segi volume dan jumlah uang yang beredar di masyarakat, BMT ini

memiliki kegiatan usaha yang besar dan mencakup beberapa wilayah di Indonesia.

Page 71: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan tingkat efisiensi pada 5 Baitul mal

Wa Tamwil dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) pada 5

BMT di Jakarta Selatan selama periode penelitian yaitu tahun 2013-2017,

memperlihatkan bahwa kinerja BMT KSU UMJ yang cukup optimal dengan

membentuk kombinasi koefisien efisiensi BMT yang sempurna (100%) sepanjang

tahun berjalannya penelitian ini, yakni tahun 2013-2017. Dikarenakan sepanjang

tahun penelitian mengalami efisiensi maka tidak ada target budgeting yang harus

dicapai untuk mencapai efisiensi pada keenam variabel yang digunakan untuk

menganalisa lebih jauh efisiensi BMT ini.

Selanjutnya pada BMT al Munawarah memperlihatkan kinerja yang cukup

baik karena hanya 2 dari 5 tahun penelitian dalam rentang 2013-2017 yang

mengalami inefisiensi, yakni pada tahun 2013 dan 2015. Hal ini disebabkan

karena adanya peningkatan variabel beban tenaga kerja dan operasional tanpa

disertai peningkatan pada jumlah pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan

bagi hasil yang diperoleh. Pada tahun 2015, merupakan tahun dengan tingkat

efisiensi yang terkecil selama tahun penelitian yakni sebesar, 99,578%. Hal ini

menimbulkan target pada jumlah pembiayaan yang disalurkan yakni harus

ditingkat sampai pada angka Rp. 4.242.976.862,-. Pada tahun 2015, BMT al

Munawarah masih tergolong BMT yang kurang massive dalam menyalurkan

Page 72: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

61

pembiayaan, hal ini dapat disebabkan oleh manajemen BMT al Munawarah yang

terlalu hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan ditambah lagi dengan minat

masyarakat yang kurang responsive terhadap pembiayaan yang diberikan BMT.

Terlepas dari itu, pada tahun-tahun selanjutnya BMT al Munawarah menjadi

lembaga intermediasi yang banyak membantu UMKM dalam pemenuhan dana

permodalan usahanya.

BMT lainnya, BMT Mekar Dakwah memperlihatkan kinerja yang baik hal

ini bisa dilihat pada tingkat efisiensi yang dihasilkan, hanya pada tahun 2013

BMT ini mengalami inefisiensi yakni sebesar 98,177%. Inefisiensi ini disebabkan

oleh hubungan terbalik antara biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada tahun

berjalan terhadap jumlah pembiayaan yang disalurkan dan pendapatan bagi hasil

pembiayaan yang diperoleh. Menurut perhitungan yang dilakukan oleh DEA,

jumlah beban tenaga kerja yang dikeluarkan sebesar Rp. 84.898.420, dengan

proyeksi jumlah pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 1.568.343.807 dan

jumlah pendapatan yang didapat Rp. 382.127.949. Walaupun demikian, BMT ini

tergolong BMT yang sangat sehat karena pencapaian bukan dinilai dari satu sisi

laba yang dihasilkan namun juga memperhatikan biaya operasional dan total

pembiayaan yang dihasilkan.

Sedangkan BMT Sidogiri Jakarta memperlihatkan kinerja yang kurang

baik dikarenakan tingkat efisiensi yang terjadi selama kurun waktu penelitian

2013- 2017 hanya pada satu tahun saja yang mengalami efisiensi, yakni pada

tahun 2016. Hal ini diakibatkan oleh pengurangan tenaga kerja yang digunakan,

dan hasilnya jumlah pembiayaan dan pendapatan pembiayaan semakin meningkat.

Page 73: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

62

Beban tenaga kerja yang besar diakibatkan oleh jumlah kantor cabang yang tidak

hanya berada di Jakarta Selatan, melainkan berada pada daerah-daerah. Nasabah

BMT ini berasal dari seluruh Indonesia dengan tingkat loyalitas dan kredibilitas

yang baik pula. Hal ini tentu saja kontra dengan teori yang menyatakan semakin

banyak nasabah yang diberikan pembiayaan maka NPF semakin kecil. Namun

fakta dilapangan, terdapat hubungan yang positif antara jumlah pembiayaan yang

diberikan terhadap pendapatan bagi hasil pembiayaan. Hal ini menunjukan bahwa

manajemen yang digunakan BMT Sidogiri bersifat selektif, artinya BMT ini pada

kondisi yang telah memenuhi syarat sebagai nasabah pembiayaan BMT, BMT ini

tidak segan untuk memberikan dana pembiayaan kepada nasabahnya.

Terakhir memperlihatkan kinerja yang sangat baik, hal ini dapat dilihat

pada tingkat efisiensi yang pada tahun penelitian dilakukan 2013-2017 sebesar

100%. BMT tergolong koperasi usaha yang mana bergerak dalam dua lini bisnis,

yaitu bisnis jasa keuangan syariah dan perdagangan. Hal ini terlihat dari laporan

penjualan barang dagang BMT Bintaro. Tingkat efisiensi yang semakin baik

setiap tahunnya, menunjukan eksistensi BMT Bintaro sebagai lembaga penyedia

jasa keuangan syariah sekaligus koperasi usaha semakin baik. Hal ini dapat dilihat

pada laporan keuangannya yang menampilkan beban operasional yang lebih

efisien dari yang diharapkan. Namun pada beban tenaga kerja setiap tahunnya

selalu berubah nilai artinya, pada setiap tahun selalu ada pergeseran posisi jabatan

tenaga kerja dan pergantian tenaga kerja baru. Hal ini sebenarnya tidaklah

mencerminkan BMT yang baik karena BMT tersebut dianggap sebagai tempat

Page 74: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

63

sementara bekerja sebelum karyawannya mendapat tempat pekerjaan yang baru

dengan posisi aman dan nyaman.

B. SARAN

Secara umum penelitian ini menyarankan pihak-pihak terkait untuk

melakukan pilihan-pilihan, sebagai berikut :

1. Bagi manajeman bmt dapat meningkatkan kinerja keuangannya

dengan baik dengan menggunakan variabel-variabel yang sesuai

dengan penelitian ini, agar dapat meningkatkan efisiensinya.

Peningkatan tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan atau mengurangi besaran input dan output masing-

masing BMT sesuai dengan target input atau target output

berdasarkan hasil perhitungan dalam penelitian ini disetiap

tahunnya dan mempertahankan target input dan target output yang

telah 100% tercapai dengan baik.

2. Penelitian ini memberikan perspektif yang lain, bahwa tingkat

efektifitas Baitul Maal Wa Tamwil tidak hanya dapat dilihat nilai

pembiayaannya saja namun dilihat dari segi manusianya Nilai-nilai

juga dapat tertanam pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang

bekerja pada BMT, sehingga BMT tidak hanya efektif dengan

pengukuran pendekatan konvensional namun juga melalui

pendekatan syariah.

3. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sampel yang terpilih, dan

pada beberapa variabel input dan output saja, disarankan pada

Page 75: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

64

penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel lebih banyak

lagi, dan menambahkan variabel input dan variabel output yang

belum terdapat dalam penelitian ini.

Page 76: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

65

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. “Islam and Economic Development in New Order’s

Indonesia (1967-1998)”, dipresentasikan pada International Graduate

Student Conference Series di East West Center Working Papers, No.

12, 2004

Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek,

Jakarta: Gema Insani

Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R. 2008. ”Analisis Efisiensi

Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah di Indonesia

dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam Buku

Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM

IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Astiyah, S. dan Husman, A. J. 2006. “Fungsi Intermediasi dalam Efisiensi

Perbankan di Indonesia: Derivasi Fungsi Profit.” Paper dalam Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbankan pada bulan Maret 2006, Jakarta:

Bank Indonesia

Azis, M.Amin. 2004, Pedoman Pendirian BMI, Jakarta: PINBUK,

Azis,M.Amin, 2007, Kegigihan Sang Perintis, Jakarta:MAA Instittute,

Bank Indonesia, 2002, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

beberapa edisi , 2003, Direktori Bank Indonesia, Bank Indonesia,

Jakarta

Bank Indoensia, 2015, Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

(UMKM), 2015, Bank Indonesia, Jakarta

Bastinan, Afnan. 2009.” Analisis Perbedaan Asset dan Efisiensi Bank

Syariah di Indonesia Periode Sebelum dan Selama Program Akselerasi

Pengembangan Perbankan di Indonesia 2007-2008 Aplikasi Metode

DEA”. Semarang. FE UNDIP

Page 77: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

66

Bauer, P.W., Berger A.N, G.D. Ferrier, dan D.V. Humphrey. 1998.

Consistency Conditions For Regulatory Analysis of Financial

Institutions: A Comparison of Frontier Efficiency Methods, Financial

Services Working Paper, 02/97, Federal Reserve.

Berger, A.N & Humphrey, D.B. 1997. “Efficiency of Financial Institution

: International Survey and Direction For Future Research”, European

Journal Operational Research, Retrieved from http://papers.ssrn.com

Donsyah, Yudistira, Juni 2003, Efficiency in Islamic Banking : an

Empirical Analysis of 18 Banks; proceeding of Islamic Conference on

Islamic Banking, Jakarta.

Fransiscus Xaverius, Sadikin.2005. “Tips and Trick Meningkatkan

Efisiensi Produktivitas, dan Profitabilitas.” Yogyakarta

Hadad, M.D., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. 2003. “Analisis

Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-

Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank Indonesia

Research Paper, Jakarta: Bank Indonesia.

Hamim S. A Mokhtar, Naziruddin Abdullah, dan Syed M. Al Habshi.

2006.“Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: A Stochastic Frontier

Approach.” Journalof Economic Cooperation 27. Hal. 37-40. Emerald:

Group Publishing Limited. Malaysia: Central Bank of Malaysia

Hasil Pendaftaran (LISTING) Usaha/ Perusahaan Sensus Ekonomi 2016,

Badan Pusat Statistik.

Indriantoro dan Supomo. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Iqbal, Ahmad. 2011. “Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia dengan Metode

Sthochastic Frontier Approach Periode 2006-2009”: FEB UNDIP.

Semarang

Kasmir. 2002. “ Dasar-Dasar Perbankan”. PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kohers, N., & Kohers, T. (2000). The Value Creation Potential of High-

Tech Mergers. Financial Analysts Journal, 53, 40-48.

Kurnia, AS. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank di

Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).”

Jurnal Bisnis Strategi Vol 13 hal. 126-139.

Page 78: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

67

Laporan kementrian Koperasi 2017, diakses dari http://www.depkop.go.id/

pada Rabu, 14 Maret 2018.

Muhammad Zubair Mughol, CEO Al Huda Center of Islamic Banking and

Economics, internasional Conference “Empowering SMEs for

Financial Inclusion and Growth”, (Jakarta: 2014)

Muharam, H dan Rizki Pusvitasari. 2007. “Analisis Perbandingan

Efisiensi Bank Syariah dengan Metode Data Envelopment Analysis

(Periode tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2 No.3.

Muthi, B. P. S., Choi, Y. K. dan Desai, P., 1997, Mutual Funds and

Portfolio Performance Measurement: A Non-parametric Approach,

European Journal of Operation Reasearch, 8(2), 408-418.

Rofiq, Ahmad. 2004. “Fiqh Kontekstual dari Normatif ke Pemaknaan

Sosial”. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

S. Mohamad, T. Hassan and M. Khaled I. B. 2003. “Efficiency of

Conventional versus Islamic Banks: International Evidence using

The Stochastic Frontier Approuch SFA.” Journal of Islamic

Economics, Banking and Finance. Vol. 1. No.1.

Saefullah, Asep. 2015. “Efisiensi Perbankan Indonesia: Komparasi,

Evaluasi dan Solusi”. Jurnal Peneliti Muda, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Sealey, C. and J. Lindley, (1977) Inputs, Outputs and a Theory of

Production and Cost at Depository Financial Institutions. The Journal

of Finance, vol. 32, No. 4, pp 1251-1266.

Sanusi, A. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Ketiga. Jakarta:

Salemba Empat.

Setiawan., 2004. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta.

Sedarmayanti dan S. Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:

Mandar Maju.

Siegel, S. 1985. Statistika Nonparametrik Terjemahan M.Sudrajat S. W.

Bandung: Armico.

Sufian, Fadzlan. 2007. “The Efficiency Of Islamic Banking Industry In

Malaysia: Foreign vs Domestic Bank”. Humanomics, Vol. 23 No. 3 hal

174-192 : Emerald Group Publishing Limited.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

68

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa

Depdiknas

Sujarweni, V.W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Syakir, A. K. 2004. “Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank

Terbesar Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysi

(DEA).” Jurnal Bisnis Strategi. Vol.13. Hal. 126-139, Semarang.

Yudho, Aryanto. 2007. “ Efisiensi pada Perbankan Syariah di Indonesia

Tahun 2007: Aplikasi Metode Data Envelopment Analysis” UNDIP.

Semarang

Yusanto, M.Ismail & M. Arif Yunus. 2009. Pengantar Ekonomi Islam. Al

Azhar Press. Bogor.

Page 80: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

69

LAMPIRAN

Hasil Olah Data BMT KSU UMJ

VARIAB

EL

BIAYA

OPERASI

PEMBIAYA

AN

BEBAN

TENAGA

KERJA

PEMBIAYA

AN

ASET

TETAP

ASSET

LIKUID

TOTAL

PEMBIAYAA

N

PENDAPATA

N BAGI

HASIL

PEMBIAYAA

N

TH_2013 343,518,559 186,354,900 44,684,494 1,586,397,946 1,231,125,689 412,555,462

TH_2014 417,603,210 220,295,300 43,529,669 1,882,271,632 1,597,221,344 517,539,072

TH_2015 491,687,861 254,235,700 42,374,844 2,178,145,318 1,963,316,999 622,522,682

TH_2016 565,772,512 288,176,100 41,220,019 2,474,019,004 2,329,412,654 727,506,292

TH_2017 639,857,163 322,116,500 40,065,194 2,769,892,690 2,695,508,309 832,489,902

Inputs Outputs

BIAYA OPERASI PEMBIAYAANASSET LIKUID

BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAANTOTAL PEMBIAYAAN

ASET TETAP PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 TH_2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2013

2 TH_2014 1.00000 1.000 Constant 0.750 TH_2013 0.250 TH_2017

3 TH_2015 1.00000 1.000 Constant 0.500 TH_2013 0.500 TH_2017

4 TH_2016 1.00000 1.000 Constant 0.250 TH_2013 0.750 TH_2017

5 TH_2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2017

Inputs Outputs

BIAYA OPERASI PEMBIAYAANASSET LIKUID

BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAANTOTAL PEMBIAYAAN

ASET TETAP PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

Input-Oriented

CRS Model Target

Efficient Input Target

DMU No. DMU Name BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAAN ASET TETAP

1 TH_2013 343518559.00000 186354900.00000 44684494.00000

2 TH_2014 417603210.00000 220295300.00000 43529669.00000

3 TH_2015 491687861.00000 254235700.00000 42374844.00000

4 TH_2016 565772512.00000 288176100.00000 41220019.00000

5 TH_2017 639857163.00000 322116500.00000 40065194.00000

Efficient Output Target

ASSET LIKUID TOTAL PEMBIAYAAN PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

1586397946.00000 1231125689.00000 412555462.00000

1882271632.00000 1597221344.00000 517539072.00000

2178145318.00000 1963316999.00000 622522682.00000

2474019004.00000 2329412654.00000 727506292.00000

2769892690.00000 2695508309.00000 832489902.00000

Page 81: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

70

Efficient Input

Target

DMU No. DMU NameBIAYA OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA

KERJA

PEMBIAYAAN

ASET TETAP

1 TH_2013 1689153800.3 844576900.2 2478376668.5

2 TH_2014 1508372767.0 754186383.5 2579097839.0

3 TH_2015 1833716019.9 916858009.9 2472429996.0

4 TH_2016 1881881879.0 940940939.5 2395184558.0

5 TH_2017 1944133397.7 972066698.8 2579097839.0

Efficient Output

Target

DMU No. DMU Name ASSET LIKUID TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN

BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

1 TH_2013 18709184510.5 4242976862.6 1158499524.5

2 TH_2014 17780970980.0 4072776689.0 1245509585.0

3 TH_2015 19458006163.6 4380815176.0 1147585941.0

4 TH_2016 19637398041.0 4408211648.0 1071489464.0

5 TH_2017 19946802551.2 4464117474.5 1274512938.5

Input-

Oriented

CRS Sum ofOptimal

Lambdas

DMU

No.

DMU

NameEfficiency lambdas RTS

with

Benchmark

1 2013 0.99648 1.003 Decreasing 0.588 DES2010 0.010 DES2014 0.405 DES2016

2 2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 DES2014

3 2015 0.99578 1.006 Decreasing 0.216 DES2010 0.446 DES2016 0.344 DES2016

4 2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 DES2016

5 2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 DES2016

BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAANTOTAL PEMBIAYAAN

ASET TETAP PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

Input-Oriented

CRS Model Slacks

Input Slacks Output Slacks

DMU No. DMU Name BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAAN ASET TETAP ASSET LIKUID TOTAL PEMBIAYAAN PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

4 DES2013 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 2482694.09531 0.00000

5 DES2014 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

6 DES2015 0.00000 0.00000 0.00000 748068340.62735 0.00000 0.00000

7 DES2016 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

8 DES2016 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000

Hasil Olah Data BMT Al Munawarah

TAHUN BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA

KERJA PEMBIAYAAN

ASET TETAP ASSET LIKUID TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

DES2013 1,695,127,323 847,563,662 2,487,141,199 18,709,184,511 4,240,494,169 1,158,499,525

DES2014 1,508,372,767 754,186,384 2,579,097,839 17,780,970,980 4,072,776,689 1,245,509,585

DES2015 1,841,496,128 920,748,064 2,482,920,046 18,709,937,823 4,380,815,176 1,147,585,941

DES2016 1,881,881,879 940,940,940 2,395,184,558 19,637,398,041 4,408,211,648 1,071,489,464

DES2016 1,944,133,398 972,066,699 2,579,097,839 19,946,802,551 4,464,117,475 1,274,512,939

Page 82: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

71

Inputs Outputs

BIAYA OPERASI PEMBIAYAANASSET LIKUID

BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAANTOTAL PEMBIAYAAN

ASET TETAP PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 TH_2013 0.98177 1.056 Decreasing 0.695 TH_2012 0.361 TH_2014

2 TH_2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2014

3 TH_2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2015

4 TH_2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2016

5 TH_2017 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2017

Efficient Input

Target

DMU No. DMU NameBIAYA OPERASI

PEMBIAYAAN

BEBAN

TENAGA

KERJA

PEMBIAYAA

ASET TETAP

1 TH_2013 265007740 84898420 116805729

2 TH_2014 346549678 127937000 117552576

3 TH_2015 415281434 165700000 127552576

4 TH_2016 595501054 208800000 127552576

5 TH_2017 595501054 208800000 127552576

Efficient Output

Target

DMU No. DMU Name ASSET LIKUID TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATA

N BAGI HASIL

PEMBIAYAA

N 1 TH_2013 2468289781 1568343807 382127949

2 TH_2014 3089987543 1809965554 485594958

3 TH_2015 3470088898 1944965553 654957709

4 TH_2016 3850190253 2080805477 724450802

5 TH_2017 4230291608 1723520869 793943895

Hasil Olah Data BMT Mekar Dakwah

VARIABEL BIAYA

OPERASI PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA

KERJA PEMBIAYAAN

ASET TETAP ASSET LIKUID TOTAL

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

TH_2013 269,929,363 91,800,000 118,975,000 2,468,289,781 1,527,770,262 366,945,908

TH_2014 346,549,678 127,937,000 117,552,576 3,089,987,543 1,809,965,554 485,594,958

TH_2015 415,281,434 165,700,000 127,552,576 3,470,088,898 1,944,965,553 654,957,709

TH_2016 595,501,054 208,800,000 127,552,576 3,850,190,253 2,080,805,477 724,450,802

TH_2017 595,501,054 208,800,000 127,552,576 4,230,291,608 1,723,520,869 793,943,895

Page 83: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

72

Inputs Outputs

BIAYA OPERASI PEMBIAYAANASSET LIKUID

BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAANTOTAL PEMBIAYAAN

ASET TETAP PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

Input-Oriented

CRS Sum of Optimal Lambdas

DMU No. DMU Name Efficiency lambdas RTS with Benchmarks

1 TH_2013 0.95072 1.013 Decreasing 1.013 TH_2016

2 TH_2014 0.93562 1.018 Decreasing 1.018 TH_2016

3 TH_2015 0.92111 1.022 Decreasing 1.022 TH_2016

4 TH_2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2016

5 TH_2017 0.90716 1.026 Decreasing 1.026 TH_2016

Efficient Input Target

DMU No. DMU Name BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAAN ASET TETAP

1 TH_2013 105390291822.29900 75460255861.64670 108473350018.11600

2 TH_2014 105847850022.39900 75787871036.19560 108944293498.15400

3 TH_2015 106305408222.49900 76115486210.74440 109415236978.19300

4 TH_2016 104017617222.00000 74477410338.00000 107060519578.00000

5 TH_2017 106762966422.59800 76443101385.29330 109886180458.23100

Efficient Output Target

DMU No. DMU Name ASSET LIKUID TOTAL PEMBIAYAAN PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

1 TH_2013 366906961253.01500 1128031086579.00000 237002786582.58100

2 TH_2014 368499909577.68700 1132928500417.67000 238031748231.44200

3 TH_2015 370092857902.35800 1137825914256.33000 239060709880.30200

4 TH_2016 362128116279.00000 1113338845063.00000 233915901636.00000

5 TH_2017 371685806227.03000 1142723328095.00000 240089671529.16200

Hasil Olah Data BMT Sidogiri Jakarta

VARIABEL

BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA KERJA

PEMBIAYAAN ASET TETAP ASSET LIKUID

TOTAL PEMBIAYAA

N

PENDAPATAN BAGI HASIL

PEMBIAYAAN

TH_2013 110,853,195,3

25 83,756,811,643

155,869,666,841

363,392,654,154

1,128,031,086,579

223,157,758,625

TH_2014 113,131,721,3

59 86,849,945,411

172,139,382,595

363,814,166,779

1,132,928,500,418

226,743,806,295

TH_2015 115,410,247,3

93 89,943,079,180

188,409,098,350

364,235,679,404

1,137,825,914,256

230,329,853,966

TH_2016 104,017,617,2

22 74,477,410,338

107,060,519,578

362,128,116,279

1,113,338,845,063

233,915,901,636

TH_2017 117,688,773,4

27 93,036,212,948

204,678,814,104

364,657,192,029

1,142,723,328,095

212,399,615,613

Page 84: ANALISIS EFISIENSI PEMBIAYAAN BAITUL MAL WA TAMWIL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46767... · 2019-08-19 · Indonesia. Data dari Profil Bisnis Usaha Mikro,

73

Input-Oriented

CRS Sum ofOptimal

Lambdas

DMU

No.DMU Name Efficiency lambdas RTS

with

Benchmarks

1 TH_2013 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2013

2 TH_2014 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2014

3 TH_2015 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2015

4 TH_2016 1.00000 1.000 Constant 1.000 TH_2016

5 TH_2017 1.00000 1.000 Constant 0.500 TH_2015 0.500 TH_2016

Hasil Olah Data BMT Bintaro Jakarta

VARIABEL BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN

BEBAN TENAGA KERJA

PEMBIAYAAN ASET TETAP

ASSET LIKUID

TOTAL PEMBIAYAAN

PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

TH_2013 274,666,906 101,287,900 83,929,287 15,065,284 509,156,573 261,986,299

TH_2014 295,121,102 104,014,500 81,129,287 9,501,170 472,956,210 302,485,061

TH_2015 334,362,796 80,353,700 76,916,358 6,204,111 489,511,411 342,466,718

TH_2016 389,752,092 101,161,455 71,147,631 4,314,444 467,278,325 401,542,033

TH_2017 362,057,444 90,757,578 74,031,995 5,259,278 478,394,868 372,004,376

Efficient Input Target

DMU No. DMU Name BIAYA OPERASI PEMBIAYAAN BEBAN TENAGA KERJA PEMBIAYAAN ASET TETAP

4 TH_2013 274666906.00000 101287900.00000 83929287.00000

5 TH_2014 295121102.00000 104014500.00000 81129287.00000

6 TH_2015 334362796.00000 80353700.00000 76916358.00000

7 TH_2016 389752092.00000 101161455.00000 71147631.00000

8 TH_2017 362057444.00000 90757577.50000 74031994.50000

Efficient Output Target

DMU No. DMU Name ASSET LIKUID TOTAL PEMBIAYAAN PENDAPATAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN

4 TH_2013 15065284.00000 509156573.00000 261986299.00000

5 TH_2014 9501170.00000 472956210.00000 302485061.00000

6 TH_2015 6204111.00000 489511411.00000 342466718.00000

7 TH_2016 4314444.00000 467278325.00000 401542033.00000

8 TH_2017 5259277.50000 478394868.00000 372004375.50000