ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI SKRIPSI WAHDANIA NIM 105711113916 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
104
Embed
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG
KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
WAHDANIA
NIM 105711113916
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
ii
ANALISIS EFESIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHA TANI CENGKEH DI DESA KOMPANG
KECAMATAN SINJAI TENGAH KABUPATEN SINJAI
SKRIPSI
WAHDANIA NIM 105711113916
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmia ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan doa, semangat dan kasih sayang, untuk keluarga
besarku yang senantiasa memberikan dukungan dan untuk Sahabatku yang selalu memberikan semangat .
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar ra’d:11)
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “analisis efesiensi
penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di Desa Kompang
Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ” dengan baik. Salawat beserta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Penelitian
ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari sepenuhnya masih
kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun
berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penelitian ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun penelitian ini.
Ucapan terima kasi tersebut penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pemabngunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Asdar SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
5. Abdul Muttalib, SE, MM, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak Asdar SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak/Ibu asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama ngikuti kulaih.
8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Kantor Desa Kompang dan Masyarakat yang telah memberikan izin penelitian
dan mengambil data yang bersangkutan mengenai penelitian ini.
10. Kepada orang tua tercinta terima kasih atas segala doa, motivasi dan kasih
sayang baik secara materi dan non materi kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan Skripsi ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ekonomi
Studi Pembangunan Angkatan 2016 yang tidak sedikit bantuan dan dorongan
dalam aktivitas studi penulis.
13. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungnnya
sehinngga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguhpenulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan Skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Wahdania, 2020. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai, skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh pembimbing I bapak Abdul Muttalib dan pembimbing II bapak Asdar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunan faktor produksi luas lahan, Modal,luas lahan, Usia tanam, Tenaga kerja, pupuk terhadap jumlah produksi cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai dan untuk mengetahui tingkat efisiensi alokatif dalam kegiatan usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Penelitian ini adalah kuantitatif yang berbentuk asosiatif, Data dalam penelitian ini menggunakan data primer (wawancara dan kuesioner). Hasil penelitian regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel modal, luas lahan, dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang sedangkan, usia tanam dan tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan Hasil penelitian menggunakan analisis efisiensi alokatif (harga) menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja belum efisien sedangkan pupuk menunjukan tidak efisien. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan produksi cengkeh Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
Kata Kunci : Efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani cengkeh.
xi
ABSTRACT
Wahdania 2020. Analysis of the efficiency of the use of production factors in
clove farming in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai Regency, the
thesis of the Faculty of Economics and Business, majoring in development
economics, Muhammadiyah University of Makassar, was guided by Supervisor I,
Mr. Abdul Muttalib and Supervisor II, Mr. Asdar.
The purpose of this study was to determine the effect of the use of
production factors of land area, capital, land area, planting age, labor, fertilizer on
the amount of clove production in Kompang Village, Sinjai Tengah District, Sinjai
Regency and to determine the level of allocative efficiency in clove farming
activities in the village. Kompang, Central Sinjai District, Sinjai Regency. This
research is quantitative in an associative form. The data in this study use primary
data (interviews and questionnaires).The results of the multiple linear regression
research showed that the variables of capital, land area, and labor had a positive
and significant effect on the production of clove farming in Kompang village, while
planting age and labor had a negative and insignificant effect. Meanwhile, the
results of the study using allocative efficiency (price) analysis showed that the
labor variable was not efficient, while fertilizer showed inefficient. Thus the results
of this study are expected to be useful for increasing clove production in
Kompang Village, Central Sinjai District, Sinjai Regency.
Keywords: Efficient use of production factors in clove farming.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSEMBAHAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
HALAMAN PERNYATAAN vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAK x
ABSTRACK xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR vxi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. Tinjauan Teori 7
1. Teori Produksi 7
2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas 9
3. Fungsi Produksi 11
4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas 15
5. Usaha Tani 16
6. Efesiensi 19
B. Tinjauan Empiris 23
xiii
C. Kerangka Konsep 26
D. Hipotesis 28
BAB III METODE PENELITIAN 29
A. Jenis Penelitian 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 30
D. Populasi dan Sampel 31
E. Teknik Pengumpulan Data 32
F. Teknik Analisis Data 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38
A. Gambar Umum Objek Penelitian 38
B. Hasil penelitian 42
C. Hasil pengolaan Data 48
D. Pembahasan Hasil Penelitian 58
BAB V PENUTUP 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 67
LAMPIRAN 70
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas
Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 2
Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh
di Kabupaten Sinjai Tahun 2015-2019 3
Tabel 1.3 Tinjauan Empiris 23
Tabel 4.1 Letak dan Klasifasikan Kecamatan di Kabupaten
Sinjai 39
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur Petani,
Tahun 2020 42
Tabel 43 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Petani Tahun 2020 43
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Modal, Tahun 2016 44
Tabel 4.5 Jumlah Petani Responden Menurut Strata Luas Lahan di
Desa Kompang 45
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tanaman
Cengkeh 46
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tenaga Kerja 50
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pupuk 51
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas 54
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi 53
Tabel 4.11 Model Summary 54
xv
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultn (Uji F) 55
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (ji t) 56
Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan
Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Cengkeh 62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep 27
Gambar 4.1 Grafik Histogram 52
Gambar 4.2 Grafik Normal P-lot 53
Gambar 4.3 Grafik heteroskedastisistas 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi suatu negara sangat terkait dengan sektor
pertanian, khususnya Negara Indonesia yang merupakan negara agraris.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor inti di Negara Indonesia.
Peranan sektor pertanian tidak diragukan lagi baik terhadap perekonomian
maupun sebagai sumber terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat,
dengan meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan
bahan pangan juga semakin meningkat (Srirande, 2012:2). Di Indonesia
keadaan iklim, suhu dan kelembapan sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman pangan, sehingga hampir seluruh tanaman bahan pangan tumbuh
dengan relatif baik misalnya cengkeh.
Cengkeh dikatakan masih menjadi bahan pangan yang sangat penting
di Indonesia, diindikasikan dari tingginya gejolak yang timbul akibat kenaikan
harga yang cukup tinggi, di sisi lain, kejadian kenaikan harga yang
mengguncangkan perekonomian nasional ternyata memberi hikmah kepada
kita untuk berpikir kembali bahwa aspek ketahanan yang bertumpu pada
kekuatan sendiri merupakan perihal yang memang harus digalakkan dan
diwujudkan dalam kehidupan penduduk, terutama bila kita tidak ingin selalu
bergantung pada negara lain (Adisarwanto dalam Nana Musfirah, 2019:1).
Beberapa faktor yang meyebabkan meningkatnya kebutuhan cengkeh
adalah permintaan komsusmsi yang terus meningkat baik perorangan
maupun perusahaan yang memanfaatkan cengkeh sebagai bahan industri.
Selain itu, bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan
2
perkapital, dan berkembangnya berbagai industri yang menggunakan bahan
baku cengkeh (Dr. Andriko Noto Susanto, 2015:2).
Cengkeh atau nama latinnya Syzygium aromaticum atau Eugenia
aromaticum merupakan jenis tanaman perdu, yang memiliki batang pohon
besar dan berkayu keras, serta dapat hidup hingga puluhan sampai ratusan
tahun. Pada awalnya cengkeh di Indonesia merupakan komoditas ekspor, lalu
posisinya telah berubah menjadi komoditas yang harus di import karena
pesatnya perkembangan industri. (Wayan Chandra Adyatma, 2013:424).
Cengkeh merupakan kuntum bunga yang kering dari pohon atau
tanaman cengkeh yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia yang sudah
sejak dulu terkenal sebagai negara penghasil cengkeh. Sulawesi Selatan
merupakan salah satu provinsi sebagai sumber produksi cengkeh yang
berkontribusi terhadap peningkatan cengkeh di nasional.
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 – 2019
TAHUN
CENGKEH
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(ton)
Produktifitas
(Kg/Ha
2015 45.402 14.984 499
2016 49.242 17.466 564
2017 53.188 18.496 566
2018 56.075 18.940 564
2019 61.783 19.117 562
Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020
Jika di lihat, berdasarkan data publikasi oleh badan pusat statistik yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.1 terlihat bahwa luas panen, produksi, maupun
produktifitas komoditas cengkeh di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami
peningkatan luas areal dari 45.402 ha ditahun 2015 menjadi 61.783 ha pada
tahun 2019, sehingga produksi mengalami peningkatan dari 14.984 ton pada
3
tahun 2015 menjadi 19.117 ton pada tahun 2018, yang mengakibatkan
produktivitas meningkat dari 499 kg menjadi 562 kg pada tahun 2019.
Untuk mendukung pengembangan bibit cengkeh di Sulawesi Selatan,
diperlukan berbagai cara, baik yang bersifat tehnis maupun kelembagaan
agar terbentuk suatu sistem penyediaan benih yang berwawasan agribisnis
dan system berkelanjutan. Dimana bibit yang bermutuh sangat mempengaruhi
pada produksi dan produktivitas mutu hasil dan nilai ekonomi produksi.
Hampir setiap kabupaten menghasilkan cengkeh yang cukup banyak karena
kontribusi yang diberikan oleh Sulawesi Selatan dalam produksi cengkeh
pertahun.
Salah satu kabupaten yang menyumbangkan produksi cengkeh yaitu,
kabupaten sinjai, yang memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
menghasilkan cengkeh di Sulawesi Selatan. Kabupaten Sinjai memiliki luas
tanam komoditas cengkeh yang cukup luas sebagai lahan usaha tani yang
merupakan salah satu aset penentu peningkatan produksi.
Tabel 1.2 Luas Area, Produksi, dan Produktivitas Cengkeh di Kabupaten Sinjai Tahun 2015 - 2019
Tahun
Cengkeh
Luas
areal/panen
(Ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(kg/Ha)
2015 5.471 1.053 292
2016 5.483 1.695 470
2017 5.566 1.703 474
2018 5.187 1.703 474
2019 5.187 2.035 567
Sumber. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2020
Jika dicermati, berdasarkan data publikasi pusat statistik yang
disajikan dalam bentuk tabel 1.2 terlihat bahwa produksi cengkeh di
Kabupaten Sinjai kecenderungan meningkat, meskipun luas areal menurun
4
dari 5.471 di tahun 2015 menjadi 5.187 di tahun 2019, yang menghasilkan
produksi meningkat dari 1.053 ton di tahun 2014 menjadi 2.035 ton di tahun
2018, yang mengakibatkan hasil produktivitas meningkat dari 292 kg menjadi
567 kg di tahun 2019.
Menurut Sukirno (2005:192) fungsi produksi menunjukkan sifat
hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal dengan istilah input dan jumlah produksi
disebut dengan output. Faktor produksi atau input merupakan hal yang mutlak
untuk menghasilkan produksi, dalam produksi ini seorang petani dituntut untuk
mampu mengkombinasikan beberapa faktor produksi sehingga dapat
menghasilkan produksi yang optimal. Peningkatan hasil produksi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara mengoptimalkan
penggunaan faktor produksi untuk kemudian digunakan secara efektif dan
efisien. Faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah modal, luas lahan, usia
tanam, jumlah tenaga kerja, pupuk.
Faktor luas lahan dan tenaga kerja merupakan peranan yang penting
untuk menunjang keberhasilan produksi cengkeh. Luas lahan dan usia tanam
merupakan sarana produksi yang sangat penting. Penanaman dan perawatan
Pohohon cengkeh yang tepat dan efisien akan menghasilkan produksi yang
tinggi berapapun usianya. Disamping itu faktor produksi tenaga kerja
bersama-sama dengan faktor produksi yang lain, bila dimanfaatkan secara
optimal dan efisien akan dapat meningkatkan produksi secara optimal.
Setiap penggunaan tenaga kerja yang produktif dan proporsional
hamper selalu dapat meningkatkan produksi, namun kenyataannya masih
banyak petani belum memahami bagai mana faktor produksi digunakan
5
secara efesien karena pentingnya komoditi cengkeh, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai ”Efesiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usaha
Tani Cengkeh di Desa Kompang Kabupaten Sinjai Kecamatan Sinjai
Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di
Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
2. Bagaimana tingkat efesiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi
usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap
usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan Sinjai Tengah
Kabupaten Sinjai.
2. Untuk mengetahui tingkat efesiensi alokatif terhadap penggunaan faktor-
faktor produksi terhadap usaha tani cengkeh di Desa Kompang Kecamatan
Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak
terkait diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan mengaplikasikan teori yang
telah diperoleh serta mampu memadukan dengan fakta yang ada di
lapangan.
2. Bagi petani, peneliti ini dapat digunakan sebagai sumber pemikiran dan
pertimbangan dalam menentukan pilihan usaha tani terutama dalam
mengelola pertaniannya agar lebih baik.
3. Bagi calon peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu referensi untuk melakukan penelitian sejenis lainnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Tinjauan Teori
1. Teori Produksi
Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya
(masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Produksi
atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru
atau lebih dari bentuk semula (Putong, 2015:67). Secara umum fungsi
produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada
jumlah faktor produksi yang digunakan.
Suatu proses produksi dapat dikatakan tepat jika proses produksi
tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input tertentu dapat
menghasilkan output yang maksimum atau, untuk menghasilkan output
tertentu digunakan input minimum. Proses produksi atau kadang-kadang
juga disebut sebagai proses pengubahan adalah suatu proses yang
mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Pengubahan bentuk
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi.
Menurut Pindyck Rubinfeid (2012) pengertian produksi adalah
perubahan dari dua atau lebih input (sumber daya) menjadi satu atau lebih
output (produk). Untuk memproduksi diperlukan sejumlah input, dimana
umumnya input yang diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya
capital tenaga kerja dan teknologi. Suatu proses produksi dapat dikatakan
tepat jika proses produksi tersebut efisien. Artinya, dengan sejumlah input
8
tertentu dapat menghasilkan output yang maksimum, atau untuk
menghasilkan output tertentu digunakan input minimum.
Proses produksi atau kadang-kadang juga disebut sebagai proses
pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi
beberapa bentuk. Pengubahan bentuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi. Teori produksi merupakan teori pemilihan atas
berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh
seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang
ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat
dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan
keuntungan yang maksimal.
Produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk
menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya
guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Dalam
melakukan kegiatan produksi maka harus mempunyai landasan teknis
yang didalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Di dalam menganalisis
teori produksi, kita mengenal 2 hal :
1) Produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya
tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap,
sedangkan tenaga kerja berubah).
2) Produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah
dan ditambah sesuai kebutuhan.
9
Bila seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses
produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam
keputusan :
1) Berapa output yang harus diproduksikan.
2) Berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input)
dipergunakan.
Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan
produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam
suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang
dihasilkan tidak berubah. Dalam Jangka Waktu Produksi terbagi 2 bagian
yaitu :
1) Jangka pendek : Jangka waktu dimana input variabel dapat berubah
namun terdapat input tetap yang tidak dapat disesuaikan.
2) Jangka panjang : Ketika semua input bersifat variabel dan dapat
disesuaikan.
2. Pembagian Produksi, Tahap Produksi dan Produktivitas
a. Pembagian Produksi
Produksi dapat dibagi menjadi lima kategori:
1) Bidang ekstraktif adalah semua usaha yang dilakukan dengan
cara mengambil hasil alam secara langsung. Contoh:
pertambangan, perikanan.
2) Bidang agraris adalah setiap usaha dengan mengolah alam agar
memperoleh hasil yang dibutuhkan. Contoh: pertanian,
perkebunan.
10
3) Bidang industry adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara
mengolah bahan mentah sampai menjadi barang jadi. Contoh:
industri tekstil, industri makanan.
4) Bidang perdagangan adalah setiap usaha yang dilakukan dengan
cara membeli dan menjual kembali tanpa merubah bentuk barang
yang dijual tersebut. Contoh : industri ritel.
5) Bidang jasa adalah setiap usaha yang dilakukan dengan cara
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat. Contoh:
asuransi, perbankan, pengangkutan.
b. Tahapan Produksi
Selain dapat dibagi menjadi beberapa bidang, produksi dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan:
1) Sektor produksi primer : meliputi bidang ekstraktif dan bidang
agraris.
2) Sektor produksi sekunder : meliputi bidang industri dan bidang
perdagangan.
3) Sektor produksi tersier : meliputi bidang jasa.
c. Produktivitas
Dalam teori produksi, dikenal beberapa cara yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktivitas, yaitu:
1) Ekstensifikasi : peningkatan produktivitas dengan cara menambah
jumlah faktor produksi yang digunakan.
2) Intensifikasi : dilakukan dengan cara memaksimalkan kapasitas
faktor produksi yang telah ada.
11
3) Rasionalisasi : peningkatan produktivitas dilakukan dengan
mengeluarkan kebijakan yang akan meningkatkan efesiensi
produksi, terdiri dari:
a) Mekanisasi : mengganti sifat padat karya menjadi padat modal
dengan menggunakan mesin-mesin modern.
b) Spesialisasi: melakukan pembagian kerja sehingga satu orang
bertanggung jawab pada satu jenis pekerjaan saja.
c) Standarisasi: membuat stadar tertentu terhadap bentuk,
ukuran, bobot, dan detail lainnya dari suatu produk.
3. Fungsi Produksi
Fungsi produksi menunjukkan sifat keterkaitan antara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Dalam teori ekonomi untuk
menganalisis tentang produksi selalu dimisalkan bahwa faktor produksi
tanah dan modal adalah tetap jumlahnya. Didalam fungsi ekonomi dikenal
dengan adanya fungsi produksi yang menunjukkan adanya hubungan
antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input).
Faktor produksi adalah semua korban yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik
(Soekartawi dalam Popy Satiti, 2013:9).
Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi persyaratan
masukan minimum yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah output
yang ditunjuk, mengingat teknologi yang tersedia. Hal ini biasanya
dianggap bahwa fungsi produksi yang unik dapat dibangun untuk setiap
teknologi produksi. dalam fungsi produksi dan operasi memiliki 4 fungsi
terpenting adalah:
12
1) Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan
untuk pengolahan masukan (input).
2) Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa
pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode
yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3) Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan
dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu.
4) Pengendalian atau perawatan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan
(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan .
Fungsi produksi merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang, mengubah sesuatu yang nilainya lebih
rendah menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi dengan
menggunakan sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja,
mesin dan sumber-sumber lainnya, sehingga produk yang dihasilkan dapat
memberikan kepuasan pada konsumen. Dengan demikian untuk
membuktikan apakah produksi tersebut telah berjalan atau tidak, maka
diperlukan suatu pemeriksaan yaitu pemeriksaan manajemen. Sedangkan
program pemeriksaan manajemen pada fiingsi produksi yang akan
dilakukan adalah perencanaan dan pengendalian produksi, tenaga kerja
produksi, fasilitas produksi, dan pelaksanaan proses produksi.
13
Dengan asumsi bahwa output maksimum teknologi mungkin dari
himpunan input dicapai, ekonomi menggunakan fungsi produksi dalam
analisis yang abstrak dari masalah teknik dan manajerial inheren terkait
dengan proses produksi tertentu. Masalah-masalah teknik dan
manajerial efesiensi teknis diasumsikan untuk dipecahkan, sehingga
analisis yang dapat fokus pada masalah efesiensi alokatif . Perusahaan
diasumsikan membuat pilihan tentang alokasi berapa banyak masing-
masing faktor input untuk digunakan dan berapa banyak output untuk
menghasilkan, mengingat biaya (harga pembelian) dari setiap faktor, harga
jual output, dan penentu teknologi diwakili oleh fungsi produksi.
Sebuah membingkai keputusan di mana satu atau lebih input yang
dipertahankan konstan dapat digunakan, misalnya, (fisik) modal dapat
diasumsikan tetap (konstan) dalam jangka pendek , dan input tenaga kerja
dan kemungkinan lainnya seperti variabel bahan baku, sementara
dalam jangka panjang, jumlah modal dan faktor-faktor lain yang dapat
dipilih oleh perusahaan adalah variabel. Dalam jangka panjang,
perusahaan bahkan mungkin memiliki pilihan teknologi, diwakili oleh
berbagai fungsi produksi mungkin.
Hubungan antara output ke input adalah non-moneter, yaitu fungsi
produksi berkaitan input fisik untuk output fisik, dan harga dan biaya yang
tidak tercermin dalam fungsi. Tetapi fungsi produksi tidak model lengkap
dari proses produksi: sengaja abstrak dari aspek inheren dari proses
produksi fisik yang sebagian orang akan berpendapat sangat penting,
termasuk kesalahan, entropi atau limbah. Selain itu, fungsi produksi tidak
biasanya model proses bisnis , baik, mengabaikan peran manajemen.
Hasil dari persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 0,529, jika variabel modal (X1), luas lahan
(X2), usia tanam (X3), tenaga kerja (X4) dan pupuk (X5) konstan atau
X = 0, maka produksi cengkeh pada usaha tani sebesar 0.529.
2) Nilai koefisien variabel modal sebesar 0,331, artinya terjadi hubungan
positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka
produksi semakin meningkat.
3) Nilai koefisien variabel luas lahan sebesar 0,001, artinya terjadi
hubungan positif antara modal dan produksi karena semakin naik
modal maka produksi semakin meningkat.
55
4) Nilai koefisien variabel usia tanam sebesar -0,001, artinya tidak
terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang
menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.
5) Nilai koefisien variabel tenaga kerja sebesar 0.162, artinya tidak
terjadi hubungan positif antara modal dan produksi yang
menyebabkan penurunan produksi usahatani cengkeh.
6) Nilai koefisien variabel pupuk sebesar 0.094, artinya terjadi hubungan
positif antara modal dan produksi karena semakin naik modal maka
produksi semakin meningkat.
3. Uji statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinan (R square) pada intinya mengukur
berapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependennya. Nilai koefisien determinan yang mendekati satu
variabel–variabel independennya menjelaskan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen.
Hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat
pada tabel 4.11 sebagai berikut :
Tabel 4.11 Model Summaryb
Modal R R square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .673 .655 .45514
Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020
Berdasarkan output SPSS tampak bahwa hasil dari
perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,820 dengan kata lain
hubungan antara variabel X terhadap variabel Y sebesar 0,820 atau
56
sebesar 82,0 %. Dan nilai koefisien determinasi ( R Square) sebesar
0,673 dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase
variasi produksi usahatani cengkeh yang bisa dijelaskan oleh variasi
dari variabel bebas yaitu modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja,
pupuk sebesar 67,3% sedangkan sisanya sebesar 32,7% dijelaskan
oleh variabel – variabel lainnya yang diluar penelitian.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui
apakah variabel modal, luas lahan, usia tanam, tenaga kerja, pupuk
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan pada produksi
usahatani cengkeh. Dari hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
37.976
18.436
56.412
5
89
94
36.665 .000b
Sumber: Output SPSS 26 Data di Olah, Tahun 2020
Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.12, pengaruh
variabel modal (X1), luas lahan (X2), usia tanam (X3), tenaga kerja
(X4) dan pupuk (X5) terhadap produksi pada usahatani cengkeh (Y),
maka diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kelima variable bebas secara simultan terpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
c. Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (modal, tenaga kerja dan luas lahan) secara parsial
terhadap variabel dependen (produksi usaha tani cengkeh di Desa
57
Kompang ) dan menganggap variabel lain konstan. Signifikansi
tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttabel
dengan thitung. Dapat di lihaat hasil pengujian pada tabel 4.13 dibawah :
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .529 .714 .741 .461
Modal .331 .054 .464 6.141 .000
Luas Lahan .001 .000 .254 3.585 .001
Usia Tanam -.001 .007 -.014 -.208 .835
Tenaga Kerja .162 .084 .152 1.930 .057
Pupuk .094 .038 .186 2.437 .017
Sumber : Output SPSS 26 Data diolah, Tahun 2020
Berdasarkan Tobel 4.13 perhitungan uji t dapat dilihat hasil
pengujian parsial terhadap masing-masing variabel independen
(modal, luas lahan,usia tanam, tenaga kerja dan pupuk) secara parsial
terhadap variabel dependennya Produksi usaha tani cengkeh di Desa
Kompang dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Variabel modal (X1) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.331 dan
nilai signifikan sebesar 0.000, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
2. Luas lahan (X2) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.001 dan nilai
signifikan sebesar 0.001, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
58
disimpulkan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
3. Usia tanam (X3) didapatkan nilai koefisien sebesar -0.001 dan nilai
signifikan sebesar 0.835, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa usia tanam tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
4. Tenaga kerja (X4) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.162 dan nilai
signifikan sebesar 0.057, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih besar dari level of significance (α = 0,05). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
5. pupuk (X5) didapatkan nilai koefisien sebesar 0.094 dan nilai
signifikan sebesar 0.017, nilai ini menunjukkan bahwa nilai
signifikan lebih kecil dari level of significance (α = 0,05). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pupuk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang.
59
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Faktor-Faktor Produksi Terhadap Usaha Tani Cengkeh
A. Pengaruh Modal Terhadap Produksi Usahatani Cengkeh
Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya modal
berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana
kofesien regresi sebesar 0,331 dengan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 ( 0.000 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika
variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya
produksi pada usaha tani cengkeh sebaliknya, jika variabel modal
menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha
tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor modal
sangat mempengaruhi hasil produksi petani karena digunakan untuk
mengahasilkan suatu barang, pengertian barang disini meliputi, alat-alat
produksi dan sarana produksi pertanian lainnya seperti pupuk, bibit,
obat-obatan serta faktor produksi lainnya untuk menghasilkan hasil
produksi yang baik .
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Idayanti. F.
dan Dewi. P. M. (2015), yang menyatakan bahwa modal dan bahan
baku memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi yang
berarti setiap peningkatan tenaga kerja, modal dan bahan baku dapat
meningkatkan produksi kerajinan kayu di Kecamatan Ubud.
60
B. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Berdasarkan hasil regresi diperoleh bahwa besarnya luas lahan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi pada usaha tani
cengkeh di Desa Kompang. Ini terlihat dari hasil oleh data dimana
kofesien regresi sebesar 0,001 dengan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 ( 0.001 < 0.05 ). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa jika
variabel modal ditingkatkan maka akan diikuti dengan meningkatnya
produksi pada usaha tani cengkeh. Sebaliknya, jika variabel modal
menurun maka akan diikuti dengan menurunnya produksi pada usaha
tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor luas
lahan mempengaruhi hasil produksi karena pohon cengkeh harus di
tanam berjarak agar tidak berdempetan maka dari itu petani
membutuhkan luas luas dan jika luas lahan bertambah maka jumlah
pohon cengkeh juga semakin banyak di tanam sehingga
mengakibatkan hasil produksi meningkat.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tamalonggehe D. dkk
(2014), yang menyatakan bahwa luas lahan mempengaruhi
berpengaruh positif signfikan terhadap produksi salak. pada hasil
produksi, hasil produksi dapat naik karena tanah yang digunakannya
sangat efisien.
C. Pengaruh Usia Tanam Terhadap Produksi Usahatani cengkeh
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa usia tanaman
berpengaruh negatif dan tidak bepengaruh secara signifikan terhadap
produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data
61
dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan
lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena
semakin tua umur tanaman cengkeh produksinya semakin berkurang.
Jika pemeliharaan dan penanganan kurang intensif produksinya akan
semakin berkurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Indra (2011), yang
menyatakan bahwa semua nilai parameter masukan yang ada dalam
model bertanda positif kecuali umur tanaman, hal ini bukan merupakan
kesalahan spesifikasi karena dalam kenyataannya memang ada
hubungan negatif antara umur tanaman dengan besarnya tingkat
produksi usaha tani.
d. Pengaruh Tenaga kerja Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tenaga kerja
berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi Cengkeh di Desa Kompang, ini terlihat dari hasil oleh data
dimana kofesien regresi sebesar -0,001 dengan nilai tidak signifikan
lebih besar dari 0,05 ( 0.835 > 0.05 ). Hal ini disebabkan karena jumlah
yang di produksi setiap tahun menurun, di akibatkan tenaga kerja juga
ikut berkurang.
e. Pengaruh Pupuk Terhadap Produksi Usaha tani cengkeh
Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi cengkeh, hal ini
terlihat dari hasil olah data dimana kofesien regresi sebesar 0,094
dengan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 ( 0.017 < 0.05 ). Dengan
demikian dapat dijelaskan bahwa jika variabel pupuk ditingkatkan maka
akan diikuti dengan meningkatnya produksi pada usaha tani cengkeh.
62
Sebaliknya, jika variabel pupuk menurun maka akan diikuti dengan
menurunnya produksi pada usaha tani cengkeh.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, faktor pupuk
mempengaruhi hasil produksi karena, penggunaan pupuk terhadap
tanaman cengkeh dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang
meningkat serta kualitas baik.
Menurut Suwalan et al (2004) dalam Sahara dan Idris (2010)
respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat apabila
pupuk yang digunakan tepat jenis, dosis, waktu dan cara pemberian.
2. Analisis Efisiensi Alokatif (Harga) Penggunaan Faktor-Faktor Produksi
Pada Usaha tani Cengkeh
Efisiensi faktor produksi pada usaha tani Cengkeh Didesa
kompang dapat diketahui dengan menghitung rasio NPM suatu faktor
produksi dengan harga masing-masing faktor produksi NPMx/Px.
perhitungan yang digunakan untuk analisis efisiensi alokatif faktor-faktor
produksi mencantumkan nilai koefisien regresi yang berasal dari fungsi
produksi Cobb- Douglas. Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi
Cobb-Douglas, diketahui bahwa tidak semua variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam model berpengaruh secara nyata terhadap
produksi Cengkeh, hanya variabel yang berpengaruh nyata terhadap
produksi Cengkeh yaitu faktor tenaga kerja dan pupuk. Hasil
perhitungan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 4.14.
63
Tabel 4.14 Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-Faktor
Produksi Usahatani Cengkeh
Variabel Bix Y PY X Px PMx NPMx
Modal
Luas lahan
Pupuk
0,331
0,001
0,94
1,637
1,637
1,637
40,400
40,400
40.400
13,3
7,6
4,3
849.000
2.000.000
220.000
40,74
215,3
357,8
1.645.896
8.698.120
14.455.120
1,938
4,34
65,7
Sumber : Diolah Dari Data Primer 2020
a. Efisiensi Alokatif Modal
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan modal
sebesar 1.938 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga
penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,
2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah
perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-masing input
(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini
menunjukkan bahwa modal yang digunakan sebesar 1,938 di daerah
penelitian yang belum efisien.
Penggunaan modal di daerah penelitian sangat
mempengaruhi hasil produksi cengkeh itu sendiri.seperti yang kita
ketahui modal yaitu Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang
atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan
tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini
hasil pertanian. nah sedangkan untuk menghasilkan produksi yang
maksimum dan efisien maka hasil dari produksi cengkeh iu sendiri
harus lebih besar dari pada modal yang digunakan Ditinjau dari
penggunaan modal yang tidak efisien, mengakibatkan penggunaan
modal terlalu besar maka perlu dilakukan pengurangan agar efisien.
64
Agar penggunaan pupuk dapat optimal maka perludilakukan
pengurangan penggunaan modal. Dari pengurangan penggunaan
modal optimal mencapai Rp.25.784.003.
b. Efisiensi Alokatif Modal
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan luas
lahan sebesar 4,34 dimana angka tersebut lebih besar dari 1,
sehingga penggunaan luas lahan di daerah penelitian belum efisien.
Nicholson, 2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai
apabilah perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masing-
masing input (NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan sebanyak 4,34
m2 dalam proses produksi usaha tani mulai dari pengolahan lahan
sampai panen dengan luasan lahan di daerah penelitian belum
efisien. Agar penggunaan luas lahan dapat optimal maka perlu
dilakukan penambahan pohon cengkeh, sehingga dapat
meningkatkan produksi dan pendapatan petani Cengkeh. Dari
penambahan luas lahan optimal mencapai 33,067 m2 .
c. Efisiensi Alokatif Pupuk
Dari hasil analisis diketahui NPMx/Px penggunaan pupuk
sebesar 65,7 dimana angka tersebut lebih besar dari 1, sehingga
penggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Nicholson,
2002:175) mengatakan bahwa efisiensi harga tercapai apabilah
perbandingan antara nilai produktivitas marjinal masingmasing input
(NPMxi) dengan harga inputnya (Pxi) sama dengan 1. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan pupuk sebesar 4,3 kg dalam 1
65
hektar di daerah penelitian tidak efisien. Penggunaan pupuk di
daerah penelitian sangat intensif dan tidak sesuai takaran.
Petani berkeyakinan bahwa jika tidak dilakukan pemupukan
maka hasil produksi cengkeh tidak bagus,. Ditinjau dari penggunaan
pupuk yang intensif dan tidak sesuai dengan takaran, mengakibatkan
enggunaan pupuk di daerah penelitian belum efisien. Agar
penggunaan pupuk dapat optimal maka perlu dilakukan penambahan
penggunaan pupuk, sehingga dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan petani cengkeh. Dari penambahan penggunaan pupuk
optimal mencapai 282,5 kg/sak.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang
telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha
tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.331
dengan nilai signifikan 0.000 (0.000 < 0.05) Jadi, untuk memproduksi lebih
banyak cengkeh maka diperlukan banyak modal.
2. Variabel luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi
usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar
0.001 dengan nilai signifikan 0.001 (0.001 < 0.05). Dengan penambahan
luas lahan maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam
kegiatan produksi.
3. Variabel usia tanam tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable
sebesar -0.001 dengan nilai signifikan 0.835 (0.835 > 0.05)
4. Variabel tenaga kerja tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap produksi usaha tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien
variable sebesar 0.162 dengan nilai signifikan 0.057 (0.057 > 0.05)
5. Variabel pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi usaha
tani cengkeh di Desa Kompang dari nilai koefisien variable sebesar 0.094
dengan nilai signifikan 0.017 (0.017 < 0.05). Dengan penambahan pupuk
maka akan berpengaruh terhadap tingkat produksi dalam kegiatan
produksi.
67
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan peroduksi petani cengkeh diharapkan kepada
pemerintah daerah memberikan bantuan dalam bentuk tambahan modal
dan bbit kepada petani karena sangat berperan penting dalam peningkatan
produksi petani .
2. Untuk meningkatkan produksi bagi petani pihak dines yang terkait ataupun
swasta agar kiranya mengarahkan petani dalam hal cara penggunaan
faktor produksi secara efisien., sehingga hasil produksi yang diperoleh
petani mengalami peningkatan.
3. Bagi peneliti berikutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi efesiensi
penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh.
68
DAFTAR PUSTAKA
Avi Budi Setiawan. 2011. Analisis efesiensi penggunaan faktor-faktor produksi
usaha tani jagung di kabupaten grobogan.
Besse Ani Kasturi. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Wajo.
Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Sulawesi selatan tahun 2020 Buku Profil Desa Kompang, 2020
Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020
Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2020
Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai 2019
Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Sinjai Dalam Angka. Kabupaten Sinjai
2020
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai, Tahun 2019
Chandra Adyatma 2013. Analisis efesiensi penggunaan faktor produksi pada usaha tani cengkeh di desa Manggisari.
Daniel Moehar 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dewi Sahara, 2005. Efesiensi Produksi Sistem Usaha Tani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dr. Andriko Noto Susanto. 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
Nana Musfirah 2019. Analisis factor-faktor perbandingan pendapatan membudidayakan tanaman cengkeh dan merica di desa Palakae kecamatan Sinjai selatan kab. Sinjai.
Fathorozi 2003. Teori ekonomi mikro. Jakarta Salemba empat.
F. dan Dewi P.M 2015, Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Kurs Dollar
pada Ekspor Cengkeh di Indonesia Universitas Udayana Bali.
Firdach Nopita Sari, Azhar Bafadal, Wa Ode Yusria. 2017. Faktor-Faktor Produksi yang Berpengaruh dalam Usaha Tani Cengkeh di Desa Puulemo Kecamatan Limbo Kabupaten Konawe Utara.