-
1
ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI REALISASI PENERIMAAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA
KONTRIBUSINYA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
KOTA TANJUNGPINAG
RIDWAN
Fakultas Ekonomi - Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Juni 2014
ABSTRAKSI
Kata Kunci: efektivitas, kontribusi, estimasi, BPHTB, PAD
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) salah satu
sumber
Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini dilakukan di Dinas
Pendapatn Pengelolaan
Keuangan dan Aset daerah Kota Tanjungpinang, penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui efektivitas penerimaan BPHTB, kontribusinya dalam
meningkatkan
penerimaan Pajak Daerah dan meningkatkan penerimaan Pendapatan
Asli Daerah
serta untuk mengetahui estimasi realisasi BPHTB Kota
Tanjungpinang dari bulan
januari tahun 2014 sampai bulan desember tahun 2018. Dalam
penelitian ini
mengunakan metode dekritiptif dengan pendekatan kuantitatif
dengan cara
menghitung nilai efektivitas, kontribusi serta menghitung
estimasi realisasi
penerimaan BPHTB. Hasil penelitian menunjukkan Realisasi
penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang tahun
2011 sampai
2013 triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat efektif.
Kontribusi BPHTB
dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011
sampai
2013 masih tergolong kurang persentase kontribusi hanya sebesar
16%, 17% dan
14% , Kontribusi BPHTB Kota Tanjungpinang dalam meningkatkan
penerimaan
Pajak Daerah tahun 2011 sampai 2013 sudah cukup baik, persentase
kontribusi
masing-masing sebesar 31.8%, 36.24% dan 31%. Estimasi realisasi
penerimaan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk tahun 2014
sampai 2018
cenderung semakin meningkat, estimasi penerimaan BPHTB Kota
Tanjungpinang
tahun 2014 sebesar Rp. 20,610,081,992 tahun 2015 sebesar
Rp.23,900,583,626,
tahun 2016 sebesar Rp.27,146,930,752 tahun 2017 sebesar
Rp.30,939,277,878
dan tahun 2018 sebesar Rp. 33,486,940,424.
PENDAHULUAN
Tujuan dari otonom daerah agar daerah dapat berkembang tidak
bergantung
kepada pemerintahaan pusat namun lebih kepada pengembangan
kemampuan
sendiri dalam mengurus dan mengatur pemerintahannya sendiri
melalui sumber-
sumber pendapatan yang ada. Pemerintah daerah yang memiliki
sumber kekayaan
alam yang besar menyambut otonom daerah dengan penuh harapan,
sebaliknya
daerah yang miskin sumber daya alamnya dengan sedikit rasa
khawatir dan was-
was. Pemerintah daerah juga harus menggali potensi untuk
meningkatkan
pendapatan asli daerah dalam memenuhi kebutuhan pembiyaan
pemerintahan dan
pembanguan. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang
selanjutnya
disebut BPHTB merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
yaitu pajak
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
2
yang dikenakan atas Hak dan Perolehan atas Tanah dan Bangunan.
Dengan
adanya penerimaan Pajak Bea perolehan Hak atas tanah dan
bangunan dari
masyarakat akan meningkatkan pembangunan dan menunjang
percepatan
ekonomi, serta mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Sehingga
kesejahteraan masyaratnya juga semakin baik.
Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi Kepulauan Riau.
Dengan
perkembangan Kota Tanjungpinang maka pemerintah sebagai ujung
tombak
pelayanan masyarakat perlu melaksanakan penerimaan dan
pemungutan pajak
secara efektif. Dengan adanya pelaksanaan pemungutan Pajak atas
Hak dan
Perolehan atas Tanah dan Bangunan maka perlu adanya pelayanan
yang dilakukan
agar sumber pendapatan daerah melalui pendapatan Pajak Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan lebih optimal.
Penerimaan daerah paling besar bersumber dari pajak maka dari
itu
penerimaan dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
haruslah
bisa terlaksana dengan baik. Karena sistem perpajakan di
Indonesia menganut self
assessment system, maka pemerintah daerah bersifat pasif, namun
harus proaktif
memeberikan penyuluhan dan pengawasan pajak kepada masyarakat.
Mengingat
pentingnya sumbangan yang diberikan oleh penerimaan Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan bagi pembiayaan pembangunan maka pemungutan
Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan harus dilakukan secara
efektif, sehingga
nanti bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan
asli daerah.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap
pencapaian tujuan atau
sasaran yang ditentukan, makin semakin efektif proses kerja
suatu unit organisasi
(Mardiasmo, 2009, p. 132).
Seiring dengan semangat otonomi daerah dan sesuai dengan
Undang-
Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang
memberi wewenang pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
kepada
pemerintah daerah jadi segala transaksi yang dilakukan akan
langsung ditangani
pemerintah setempat. dan merupakan kesempatan besar bagi daerah
untuk
meningkatkan penerimaan dari sektor Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan
Bangunan karena semua hasilnya akan dinikmati oleh pemerintah
daerah itu
sendiri. Dengan pengalihan ini diharapkan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
yang potensial
dan diharapkan juga dengan pengelolaan sendiri hasilnya akan
lebih maksimal
sehingga target yang telah ditentukan bisa tercapai bahkan bisa
melebihi target itu
sendiri. Selain itu pemerintah daerah harus bisa menentukan
estimasi-estimasi
penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditahun
mendatang.
Apalagi realisasi penerimaan Bera Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan susah
diprediksi karena karena kita tidak tahu kapan wajib pajak akan
melakukan
transaksi dan perolehan BPHTB tergantung dari dari trnsaksi yang
berjalan.
Dari fakta yang diperoleh berdasarkan penjelasan pada latar
belakang maka
pembahasan permasalahan diatas dikaji lebih mendalam dengan
judul:
”ANALISIS EFEKTIVITAS DAN ESTIMASI PENERIMAAN BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA
KONTRIBUSINYA DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA TANJUNGPINANG.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
3
Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, maka
penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :Apakah penerimaan Bea
Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan sudah efektif ? Apakah kontribusi
penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan
penerimaan
Pendapatan Asli Daerah sudah baik? Apakah kontribusi penerimaan
Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan
penerimaan Pajak
Dearah sudah baik? Berapa jumlah estimasi realisasi penerimaan
Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan bulan Januari tahun 2014 s/d bulan
Desember
2018?. Tujuan dpenelitian inin adalah : Untuk mengetahui
efektivitas penerimaan
Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan di Kota Tanjungpinang.
Untuk
mengetahui Kontribusi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan
dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota
Tanjungpinang. Untuk mengetahui Kontribusi penerimaan Bea
Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak
Daerah di Kota
Tanjungpinang. Untuk mengetahui estimasi realisasi penerimaan
Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun 2014 sampai
desember 2018.
TINJAUAN LITERATUR Definisi Pajak
Definisi pajak menurut Suparmono dan Damayanti (2010, p. 2)
”pajak
adalah iuran tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum”. Menurut
Prof. Dr.
Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011, p. 1) “Pajak
adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang
dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra Prestasi)
yang langsung
dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.”
Pengertian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan atau yang disingkat
dengan
BPHTB, diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di
Indonesia yaitu
dengan UU No. 28 Pasal 85 Tahun 2009 tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah
dan Bangunan. Dalam UU No. 28 Pasal 85 Tahun 2009, memberikan
pengertian
mengenai BPHTB, yaitu BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas
perolehan hak
atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut
pajak.
Objek, Subjek dan Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan Objek BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan yang
meliputi pemindahan hak dan pemberian hak baru (Ilyas dan
Suhartono, 2012,
p.321). Dalam pasal 86 ayat (1) UU BPHTB menyebutkan bahwa
subjek pajak
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi
atau badan
yang memperoleh Hak atas Tanah dan Bangunan.
Besarnya BPHTB diukur dengan menilai terlebih dahulu besarnya
Nilai
Perolehan Objek Pajak (NPOP) dikurang dengan Nilai Perolehan
Objek Pajak
Tidak Kena Pajak (NPOPTKP), yang selanjutnya dikalikan dengan
tarif BPHTB
(Suparmono dan Damayanti, 2010, p.150) Dalam Pasal 88 UU No 28
Tahun 2009
menyatakan bahwa tarif BPHTB merupakan tarif tunggal sebesar 5
%. Penentuan
tarif tunggal ini dimaksudkan untuk kesederhanaan dan kemudahan
perhitungan.
Untuk menghitung besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak
(NPOPKP)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
4
adalah dengan cara mengurangkan NPOP dengan NPOPTKP. Dengan
demikian
untuk menghitung besarnya BPHTB terutang adalah :
BPHTB terutang = Tarif x NPOPKP atau 5% x (NPOP – NPOPTKP).
Saat terhutang dan tempat pembayaran Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan
Saat terutang terhadap perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan menurut
Suparmono dan Damayanti (2010, p. 152) dibedakan atas dasar cara
dimilikinya
hak atas tanah dan bangunan jika hak atas tanah dan bangunan.
Setiap wajib pajak
mempunyai kewajiban membayar pajak yang terhutang dengan
tidak
mendasarkana pada adanya surat ketetapan pajak. Perlu diketahui
bahwa pada
dasarnya sistem pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan adalah
self assessment (Waluyo, 2009, p. 177).
Pengertian Sektor Publik
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami
sebagai
suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan
barang dan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak
publik
(Mardiasmo, 2009, p. 27).
Pengertian Efektivitas
Efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam
pencapaian
tujuan sebuah kegiatan atau kebijakan dimana ukuran efektifitas
merupakan
refleksi output. Efektivitas terkait dengan hubungan antara
hasil yang diharapkan
dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan
hubungan antara
output dengan tujuan (Nordiawan dan Hertianti, 2010, p.
160).
Pengertian kontribusi
Kontribusi adalah keikutsertakan, keterlibatan, melibatkan diri
maupun
sumbangan”. Kontribusi yang dimaksud disini adalah sumbangan
yang diberikan
oleh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam
meningkatkan Pajak
Daerah dan Pendapatan Asli Daerah di Kota Tanjungpinang.
Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Menurut Halim (2007, p. 96) mengatakan bahwa “ Pendapatan Asli
Daerah
(PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi
asli daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah”.
Pengertian Pajak Daerah
Pasal 1 ayat 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun
2009 menyebutkan Pajak Daerah , yang selanjutynya disebut Pajak,
adalah
kontribusi wajib kepada Daerah yang teruntang oleh orang pribadi
atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapat
imbalan secara langsung dan digunakana untuk keperluan daerah
bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
2.3.5. Estimasi Realisasi Penerimaan BPHTB
Suatu organisasi perlu melakukan estimsi untuk menentukan target
kinerja
yang ingin dicapai pada periode mendatang (Mardiasmo, 2009, p.
136) dalam hal
ini penulis melakukan estimasi realisasi penerimaan Bea
Perolehan Hak atas
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
5
Tanah dan Bangunan bulan Januari tahun 2014 s/d Desember 2018
pada Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Tanjungpinang.
Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan tabel penelitian-penelitian terdahulu
terkait dengan
penelitian yang dilakukan penulis.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian Tahun Judul Alat analisis Hasil
1
2
3
Fauzan dan
Ardiayanto
Pangemanan,
Elim, dan
Walandou
Julastiana dan
Suartana
2012
2013
2012
Analisis
Akuntansi dan
Efektivitas
pemungutan Bea
perolehan Hak
atas Tanah dan
Bangunan
(BPHTB) dan
kontribusinya
terhadap
pendapatan
daerah diKota
Semarang.
Analisis
Efektivitas dan
Kontribusi Pajak
BPHTB terhadap
penerimaan Pajak
Daerah Kota
Manado.
Analisis efesiensi
dan efektivitas
penerimaan
Pendapatan Asli
Daerah
1. Analisis Efektivitas
2. Analisis Kontribusi
dan
3. Analisis laju
pertumbuha
n ekonomi.
1.analisis
efektivitas
2.analisis
Kontribusi
1.analisis
efektivitas
2.analisis
Kontribusi
Tingkat efektivitas
penerimaan sudah
efektif. Rata-rata
kontribusi BPHTB
terhadap pendapatan
asli daerah sebesar
26,247% berati
sangat kurang atau
masih rendah.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
tingkat efektivias
pajak BPHTB tahun
2011 belum mencapai
target sebab hanya
mencapai 70,99%
sedangkan tahun
2012 sudah mencapai
target dengan
persentase 116,95%,
kontribusi pajak
BPHTB
menunjukkan kreteria
kontribusi yang
cukup baik terhadap
penerimaan pajak
daerah. Tahun 2011
persentase
kontribusinya sebesar
30,25% dan tahun
2012 naik menjadi
30,72%.
Hasil analisis data
menunjukkan, tingkat
efisiensi penerimaan
pajak dan retribusi
daerah Klungkung
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
6
4
Go, Sondakh,
dan Wokas
2013
Kabupaten
Klungkung. Hasil
analisis data
menunjukkan,
tingkat efisiensi
penerimaan pajak
dan retri
busi daerah
Klungkung
Tahun 2005-
2011.
Analisis
Penerimaan
Retribusi Parkir
Kota Manado
tahun 2008-2012
1.Analisis
efektivitas
2.analsis trend
Tahun 2005-2011
tergolong efisien
yaitu rata-rata sebesar
70,97%. Tingkat
efektivitas
penerimaan pajak dan
retribusi daerah tahu
2005-2011 tergolong
sangat efektif yaitu
rata-rata 112,36 %.
Hasil penelitian
menunjukkan
realisasi penerimaan
retribusi parkir terus
mengalami
peningkatan mulai
dari 61,20% pada
tahun 2008 hingga
mencapai 111,46%
pada tahun 2012.
Berdasarkan
peramalan besarnya
realisasi penerimaan
retribusi parkir pada
tahun 2016-2010,
dapat disimpulkan
bahwa realisasi
penerimaan
mengalami
peningkatan.
Model Penelitian
Penelitian ini dimulai dari mengumpulkan data Realisasi dan
target Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta data realisasi
Pendapatan Asli
Daerah Kota Tanjungpinang tahun 2011-2013, kemudian dari data
tersebut
dianalisis untuk mengetahui efektivitas realisasi penerimaan Bea
Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan dengan menbandingkan antara realisasi
dengan target
yang telah ditetapkan, begitu juga untuk mengetahui kontribusi
Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan
Pendapatan Asli
Daerah dengan membandingkan realisasi penerimaan BPHTB dengan
realisasi
penerimaan PAD, sementara data realisasi Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan di analisis untuk mengetahui estimasi realisasi Bea
Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan tahun 2014-2018.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
7
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian
Desain riset merupakan cetak biru pengumpulan, pengukuran dan
analisis
data (Cooper dan Scindler, 2006, p, 82) Penelitian analisis
efektivitas dan estimasi
penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan serta
kontribusinya
dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang
termasuk dalam bidang perpajakan yaitu tentang Bea Perolehan Hak
atas Tanah
dan Bangunan dan bidang akuntansi sektor publik mengenai
pendapatan asli
daerah.
Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Dinas
Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Tanjungpinang. Adapun alasan
mengambil
lokasi ini karena Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota
Tanjungpinang memiliki tugas dalam penerimaan dan pemungutan
mulai dari
penghimpunan data objek dan subjek bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan
sampai kegiatan penagihan kepada wajib pajak serta pengawasan
penyetoran.
Sumber Data
Dalam Cooper dan Scindler (2006, p. 190) menyebutkan sumber
data
terbagi dua yaitu :
a. Sumber Primer adalah karya riset asli b. Data Sekunder adalah
interpestasi dari data primer
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. observasi b. Wawancara c. Dokumentasi
Teknik Analisa Data
Mengumpulkan data mengenai Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
a. Mengumpulkan data target dan realisasi penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun 2011-
bulan desember
tahun 2013
b. Mengumpulkan target dan realisasi penerimaan pendapatan asli
daerah
tahun 2011-2013.
c. Menghitung tabel target dan realisasi penerimaan pendapatan
asli daerah dan penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
d. Menghitung nilai trend
e. Menghitung indek musiman dengan metode ratio terhadap
rata-rata bergerak.
f. Menghitung nilai MAPE dan MAE g. Menghitung estimasi
realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan bulan januari tahun 2014 s/d bulan desember tahun
2018.
Analisis efektivitas
Analisis efektivitas ialah pengukuran yang mengambarkan
kemampuan
DPPKAD dalam merealisasikan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
8
potensi rill daerah. Sesuai dengan Halim (2007, p. 234) Secara
matematis,
formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵x100%
Dengan asumsi sebagai berikut :
Tabel 3.1
Table Kriteria Efektivitas Keuangan Daerah
Kemampuan Efektivitas Rasio
Sangat efektif >100%
Efektif 90-100%
Cukup efektif 80-90%
Kurang efektif 60-80%
Tidak efektif
-
9
Y= Nilai estimasi
T= Trend
S= Seasonal (Musiman)
Trend digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena
adanya
pengaruh waktu dalam mencapai kinerja unit (Mardiasmo, 2009, p.
136) yang
dirumuskan sebagai berikut : 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑡 Varian musiman diukur
dengan mengunakan angka indeks, yang disebut
indeks musiman. Menurut (Atmaja, 2009, p. 44) Indeks musiman
adalah angka-
angka yang bervariasi dari suatu angka dasar sebesar 100%.
mencari Mean Absolute Error (MAE) untuk mengetahui keakuratan
peramalan
dan mencari nilai Mean Absolute Percecentage Error (MAPE) untuk
mengukur
perbandingan rata-rata kesalahan estimasi dengan nilai aktual.
Menurut (Baroroh,
2013, p. 145) rumusnya sebagai berikut:
MAE=1
𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1
MAPE=1
𝑛(
∣𝑒𝑡∣
𝑌𝑡
𝑛𝑖=1 )x100%
Keterangan
𝑒𝑡= selisih nilai asli dengan nilai data aktual 𝑌𝑡= nilai data
aktual n= jumlah data observasi
t= 1, 2, 3, 4, …(nilai pengamatan ke-t).
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Efektivitas
Tabel 4.1.
Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang
Tiwulan I-IV Tahun 2011
Sumber:DPPKAD Kota Tanjungpinang,diolah 2014 Data dari tabel 4.3
kemudian diolah dengan rumus efektivitas untuk mengetahui
tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan Kota
Tanjungpinang Triwulan I- Triwulan IV 2011.
Evektivitas sampai triwulan I = 1,477,551,100900,000,000
𝑥100% =164%
Evektivitas sampai triwulan II = 4,076,364,6202,400,000,000
𝑥100% =170%
Evektivitas sampai triwulan III = 6,792,427,4204,500,000,000
𝑥100%= 151%
Triwulan Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
I 900,000,000 1,477,551,100
II 2,400,000,000 4,076,364,620
III 4,500,000,000 6,792,427,420
IV 6,000,000,000 10,783,313,210
Jumlah 6,000,000,000 10,783,313,210
-
10
Evektivitas sampai triwulan IV = 10,783,313,2106,0000
,000,000
𝑥100%=180%
Hasil perhitungannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang
Triwulan I- Triwulan IV Tahun 2011
Sampai
Triwulan
Target Realisasi Persentase Kreteria
I 900,000,000 1,477,551,100 164% Sangat Efektif
II 2,400,000,000 4,076,364,620 170% Sangat Efektif
III 4,500,000,000 6,792,427,420 151% Sangat Efektif
IV 6,000,000,000 10,783,313,210 180% Sangat Efektif
Jumlah 6,000,000,000 10,783,313,210 180% Sangat Efektif Sumber :
DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014)
Tabel 4.3
Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang
Triwulan I-IV Tahun 2012
Sumber : DPPKAD Kota
Tanjungpinang(diaolah, 2014)
Data dari tabel 4.3 kemudian diolah dengan rumus efektivitas
untuk
mengetahui tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan Kota Tanjungpinang Triwulan I s/d Triwulan IV 2012.
Evektivitas Triwulan I = 2,414,690,7101,862,990,325
𝑥100% = 130%
Evektivitas Triwulan II = 6,360,940,6874,967,974,200
𝑥100% =128%
Evektivitas Triwulan III = 9,601,267,5319,314,951,625
𝑥100% = 103%
Evektivitas Triwulan IV = 14,749,925,27512,419,935,500
𝑥100% =166%
Hasil perhitungan efektivitas penerimaan BPHTB Kota
Tanjungpinang triwulan I-
triwulan IV tahun 2012 secara lengkap bisa dilihat dalam tabel
berikut ini
Tabel 4.4
Realisasi Penerimaan BPHTB
Kota Tanjungpinang Tahun 2012
Sampai Triwulan Target Realisasi Persentase Kreteria
I 1,862,990,325 2,414,690,710 130% Sangat Efektif
Triwulan Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
I 1,862,990,325 2,414,690,710
II 4,967,974,200 6,360,940,687
III 9,314,951,615 9,601,267,531
IV 12,419,935,500 14,749,925,275
Jumlah 12,419,935,500 14,749,925,275
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
11
II 4,967,974,200 6,360,940,687 128% Sangat Efektif
III 9,314,951,625 9,601,267,531 103% Sangat Efektif
IV 12,419,935,500 14,749,925,275 180% Sangat Efektif
Jumlah 12,419,935,500 14,749,925,275 180% Sangat Efektif Sumber
: DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014)
Tabel 4.5
Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang
Triwulan I-IV Tahun 2013
Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(diolah,2014) Data dari tabel
4.5 kemudian diolah dengan rumus efektivitas untuk
mengetahui tingkat efektivitas penerimaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan triwulan I – triwulan IV 2013.
Evektivitas Triwulan I = 4,114,287,8661,938,000,000
𝑥100% = 212%
Evektivitas Triwulan II = 8,018,842,7515,168,000,000
𝑥100% =155%
Evektivitas Triwulan III = 12,610,200,2849,690,000,000
𝑥100% =130%
Evektivitas Triwulan IV = 16,742,466,07812,920,000,000
𝑥100% =130%
Hasil perhitungan efektivitas realisasi penerimaan Bea Perolehan
Hak atas
Tanah dan Banngunan Kota Tanjungpinang tahun 2013 disajikan pada
tabel
berikut ini.
Tabel 4.6
Realisasi Penerimaan BPHTB Kota Tanjungpinang
Triwulan I-IV Tahun 2013
Sampai Triwulan Target Realisasi Persentase Kreteria
I 1,983,000,000 4,114,287,866 212% Sangat Efektif
II 3,230,000,000 8,018,842,751 155% Sangat Efektif
III 4,522,000,000 12,610,200,284 130% Sangat Efektif
IV 3,230,000,000 16,742,466,078 130% Sangat Efektif
Jumlah 12,419,935,500 16,742,466,078 130% Sangat Efektif Sumber:
DPPKAD Kota Tanjungpinang (diolah,2014)
Pengertian kontribusi
Kontribusi yang dimaksud disini adalah sumbangan yang diberikan
oleh Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan Pajak
Daerah dan
Pendapatan Asli Daerah di Kota Tanjungpinang tahun 2011 sampai
tahun 2013.
Secara matematis, formula perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Saampai Triwulan Target
(Rp)
Realisasi
(Rp)
I 1,983,000,000 4,114,287,866
II 5,168,000,000 8,018,842,751
III 9,690,000,000 12,610,200,284
IV 12,920,000,000 16,742,466,078
Jumlah 12,920,000,000 16,742,466,078
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
12
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝑇𝐻𝐵
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎 x100%
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 =𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑃𝐻𝑇𝐵
𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝐴𝐷x100%
Tabel 4.7
Realisasi Penerimaan PAD Kota Tanjungpinang
Tahun 2011-2013
Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang(Diolah,2014)
Tabel 4.7 Menunjukan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Kota
Tanjungpinang tahun 2011 sampai 2013 dari tabel tersebut diolah
dengan rumus
diatas untuk mencari kontribusi BPHTB dalam meningkatkan
Pendapatan Asli
Daerah sebagai berikut:
Kontribusi BPHTB2011= 10,783,313,21069,902,736,268𝑥100% =16%
Kontribusi Pajak Daerah2011= 23,129,153,939
69,902,736,268𝑥100% =33%
Kontribusi Retribusi Derah2011= 5,044,019,674
69,902,736,268𝑥100% =7%
Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2011= 13,379,054,255
69,902,736,268𝑥100% =19%
Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2011=
17,567,195,19069,902,736,268𝑥100% =25%
Dari gambar diatas bisa dilihat realisasi penerimaan Bea
Peolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan dalam meningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kota
Tanjungpinang sebesar Rp.10,783,313,210 dengan pesentase
kontribusi sebesar
16%, berdasarkan kreteria kontribusi maka kontribusi BPHTB
tergolong kurang.
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terbesar didapat dari Pajak
Daerah sebesar
Rp.23,129,153,939 dan kontribusi yang lainnya didapat dari
lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah yaitu sebesar Rp.17,567,195,190 dengan
persentase tingkat
konrtibusi sebesar 25%, dari Hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan
sebesar 19% dan dari Retribusi Daerah sebesar 7%.
Untuk mencari kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tahun 2012
perhitungannya sebagai
berikut:
Kontribusi BPHTB2012=14,749,925,275
85,481,728,412𝑥100% =17%
Kontribusi Pajak Daerah2012=25,948,630,905
85,481,728,412𝑥100% =30%
Kontribusi Retribusi Derah2012=6,711,712,254
85,481,728,412𝑥100% =8%
PAD
Tahun
2011 2012 2013
Pajak Daerah 33,912,467,149 40,698,556,180 53,788,042,922
Retribusi Daerah 5,044,019,674 6,711,712,254 6,602,402,049
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
13,379,054,255 22,093,045,776 32,335,209,442
Lain-lain PAD yang sah 17,567,195,190 15,978,414,202
24,999,843,570
Total PAD 69,902,736,268 85,481,728,412 117,725,488,983
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
13
Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2012=22,093,045,776
85,481,728,412𝑥100% =26%
Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2012=15,978,414,202
85,481,728,412𝑥100% = 19%
atas Tanah dan Bangunan dalam peningkatan PAD Kota Tanjungpinang
tahun
2012, dari perhitunagn tersebut terlihat kontribusi BPHTB masih
kurang
persentasenya sebesar 17% namun jika dibandingkan dengan tahun
2011 ada
peningkatan sebesar 1%. Dengan jumlah sumbangan sebesar
Rp.14,749,925,275.
Pada tahun 2012 kontribusi terbesar masih didapat dari
penerimaan Pajak Daerah
tingkat kontribusinya sebesar 30%, kemudian oleh penerimaan
hasil pengelolaan
kekyaan daerah yang sah tingkat kontribusi sebesar 26%, dari
lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah sebesar 19% dan terakhir sumbangan didapat
dari
penerimaan Retribusi Daerah sebesar 8%.
Untuk mencari kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
Kota Tanjungpinang tahun 2013 dengan rumus kontribusi sebagai
berikut:
Kontribusi BPHTB2013=16,742,466,078
117,725,488,983𝑥100% =14%
Kontribusi Pajak Daerah2013=37,045,576,844
117,725,488,983𝑥100% =31%
Kontribusi Retribusi Derah2013=6,602,402,049
117,725,488,983𝑥100% =6%
Kontribusi Hasil Pengelolaan Daerah2013=32,335,209,442
117,725,488,983𝑥100% =27%
Kontribusi lain-lain PAD yang Sah2013=24,999,834,570
117,725,488,983𝑥100% =21%
Tabel 4.8
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2013
Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Tanjungpinang
Pajak Daerah Tahun
2011 2012 2013
Pajak Hotel 2,826,859,341 3,998,216,116 4,287,948,935
Pajak Restoran 4,493,220,450 6,159,980,100 6,912,968,684
Pajak Hiburan 1,671,381,159 1,825,536,346 1,850,290,671
Pajak Reklame 2,266,017,834 1,860,175,760 2,009,036,699
Pajak Penerangan Jalan 11,182,914,638 11,364,860,032
13,163,647,291
Pajak Parkir 217,770,100 318,401,400 316,364,300
Pajak Air Tanah - - 1,672,500
Pajak Mineral dan Bukan batuan 463,223,037 421,311,151
289,047,479
Pajak Bumi dan Bangunan
-
- 8,217,010,285
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan 10,783,313,210 14,749,925,275 16,742,466,078
Jumlah 33,912,467,149 40,698,556,180 53,788,042,922
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
14
Tabel diatas menunjukan realisasi penerimaan Pajak Daerah tahun
2011
sampai tahun 2013, dari data tersebut kemudian dengan mengunakan
rumus
kontribusi untuk mengetahui kontribusi Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah Kota
Tanjungpinang,
perhitungannya sebagai berikut:
Kontribusi Pajak Hotel2011=2,826,859,341
33,912467 ,149𝑥100% =8.3%
Kontribusi Pajak Restoran2011=4,493,220,450
33,912467 ,149𝑥100% =13.2%
Kontribusi Pajak Hiburan2011=1,671,381,159
33,912467 ,149𝑥100% =4.9%
Kontribusi Pajak Reklame2011=2,266,017,834
33,912467 ,149𝑥100% =6.7%
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2011=11,182,914,638
33,912467 ,149𝑥100% =33%
Kontribusi Pajak Parkir2011=217,770,100
33,912467 ,149𝑥100% =0.6%
Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2011=463,223,037
33,912467 ,149𝑥100% =1.4%
Kontribusi Pajak BPHTB2011=10,783,313,210
33,912467 ,149𝑥100% =31.8%
Hasil perhitungan kontribusi BPHTB dalam meningkatan penerimaan
Pajak
Daerah Kota Tanjungpinang berdasarkan kreteria yang ditetapkan
maka sudah
cukup baik dengan tingkat persentase sebesar 31,8% dengan jumlah
penerimaan
sebesar Rp.10,783,313,210 dan merupakan sumbangan terbesar ke
dua dari sektor
penerimaan Pajak Daerah, penyumbanag terbesar pertama didapat
dari Pajak
Penerangan Jalan sebesar Rp.11,182,914,638 (33%), sementara
Pajak Hotel, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Parkir dan Pajak Mineral bukan
Batuan
kontribusinya masih dibawah 10% masing-masing sebagai berikut
8,3%, 4,9%,
6,7%, 0,6%, 1,4% dan Pajak Restoran sebesar 13,2%.
Perhitungan kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Kota
Tanjungpinang tahun 2012 sebagai berikut:
Kontribusi Pajak Hotel2012=3,998,216,116
40,698,556,180𝑥100% =9,82%
Kontribusi Pajak Restoran2012=6,159,980,100
40,698,556,180𝑥100% =15.14%
Kontribusi Pajak Hiburan2012=1,825,536,346
40,698,556,180𝑥100% =4.49%
Kontribusi Pajak Reklame2012=1,860,175,760
40,698,556,180𝑥100% =4.57%
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2012=11,364,860,032
40,698,556,180𝑥100% =27.92%
Kontribusi Pajak Parkir2012=318,401,400
40,698,556,180𝑥100% =0.78%
Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2012=421,311,151
40,698,556,180𝑥100% =1%
Kontribusi Pajak BPHTB2012=14,749,925,275
40,698,556,180𝑥100% =36,24%
Kemudian untuk mencari persentase kontribusi Bea Perolehan Hak
atas
Tanah dan Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah
Kota
Tanjungpinang pada tahun 2013 dengan mengunankan rumus
kontribusi sebagai
berikut:
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
15
Kontribusi Pajak Hotel2013=4,287,948,935
117,725,488,983𝑥100% =7.97%
Kontribusi Pajak Restoran2013=6,912,968,684
117,725,488,983𝑥100% =12.85%
Kontribusi Pajak Hiburan2013=1,850,290,671
117,725,488,983𝑥100% =3.44%
Kontribusi Pajak Reklame2013=2,009,036,699
117,725,488,983𝑥100% =3.74%
Kontribusi Pajak Penerangan Jalan2013=13,163,647,291
117,725,488,983𝑥100% =24.47%
Kontribusi Pajak Parkir2013=316,363,00
117,725,488,983𝑥100% =0.59%
Kontribusi Pajak Air Tanah2013=1,672,500
117,725,488,983𝑥100% =0.003%
Kontribusi Pajak Mineral dan bukan Batuan2013=289,047,479
117,725,488,983𝑥100% =0.54%
Kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan2013=8,217,010,285
117,725,488,983𝑥100% =15.28%
Kontribusi Pajak BPHTB2013=16,742,466,078
53,788,042,922𝑥100% =31%
Dari perhitungan diatas bisa dilihat bahwa kontribusi penerimaan
Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam meningkatan
penerimaan Pajak
Daerah Kota Tanjungpinang cukup baik dengan persentase sebesar
31% dan
merupakan penyumbang penerimaan terbesar bila dibandingkan
dengan
penerimaan Pajak Daerah lainnya dengan realisasi penerimaan
sebesar
Rp.16,742,466,078
Estimasi Penerimaan BPHTB
Dalam hal ini adalah melakukan pengamatan dan melakukan
estimasi
realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Kota
Tanjungpinang pada bulan januari tahun 2014 s/d bulan desember
2018. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Mencari persamaan trend
Tabel 4.9
Realisasi Penerimaan BPHTB
Kota Tanjungpinang Tahun 2011-2013
Tahun 2011 2012 2013
Januari 394,853,600 375,523,120 1,353,211,380
Februari 453,406,800 1,088,715,390 1,000,469,450
Maret 629,290,700 950,452,200 1,760,607,036
April 743,531,400 1,340,319,560 1,032,424,738
Mei 892,868,320 1,502,022,532 1,303,097,247
Juni 962,413,800 1,103,907,885 1,569,032,900
Juli 746,787,900 986,489,085 1,726,613,409
Agustus 814,211,550 921,230,621 899,287,629
September 1,155,063,350 1,332,607,138 1,965,456,495
-
16
Oktober 935,229,850 1,586,080,980 1,236,295,565
November 1,261,013,640 1,678,421,400 956,187,411
Desember 1,794,642,300 1,884,155,364 1,939,782,818
Sumber : DPPKAD Kota Tanjungpinang (diolah,2014) Dari data
diatas kemudian diolah dengan megunakan aplikasi SPSS 21 untuk
mencari nilai a dan b. hasilnya sebagai berikut: Model Summary
and Parameter Estimates
Dependent Variable:realisasi
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .390 21.704 1 34 .000 694479875.917 25817461.156
Hasil olahan dari SPSS 21 menghasilkan nilai a = 694,479,875 dan
b= 25,817,461
maka persamaan trendnya menjadi Y= 694,479,875 + 25,817,461t
2. Mencari indek musiman
Data dari tabel 4.11 kemudian diolah dengan metode ratio
terhadap rata-rata
bergerak, sebagai langkah awal, menbuat rata-rata bergerak 12
bulan terpusat,
seperti ditunjukkan oleh tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Rata-rata bergerak 12 bulan terpusat
Realisasi BPHTB Kota Tanjungpinang
Tahun 2011-2013
Tahun Bulan Realisasi Rata2
bergerak 12 bulan
Rata2 bergerak 1
bulan terpusat
1 2 3 4 5
201
1
Januari 394,853,600
Februari 453,406,800
Maret 629,290,700
April 743,531,400
Mei 892,868,320
Juni 962,413,800 898,609,443
Juli 746,787,900 896,998,569 897,804,006
Agustus 814,211,550 943,274,285 920,136,427
September 1,155,063,350 970,037,743 956,656,014
Oktober 935,229,950 1,019,770,090 994,903,917
November 1,261,013,640 1,070,532,941 1,045,151,516
Desember 1,794,642,300 1,082,324,115 1,076,428,528
201
2
Januari 375,523,120 1,102,299,214 1,092,311,664
Februari 1,008,715,390 1,111,217,469 1,106,758,341
Maret 950,452,200 1,126,012,785 1,118,615,127
April 1,340,319,560 1,180,250,371 1,153,131,578
Mei 1,502,022,532 1,215,034,351 1,197,642,361
Juni 1,103,907,885 1,222,493,773 1,218,764,062
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
17
Juli 986,489,085 1,303,967,795 1,263,230,784
Agustus 921,230,621 1,303,280,633 1,303,624,214
September 1,332,607,138 1,370,793,536 1,337,037,084
Oktober 1,586,080,980 1,345,135,634 1,357,964,585
November 1,678,421,400 1,328,558,527 1,336,847,081
Desember 1,884,155,364 1,367,318,945 1,347,938,736
20
13
Januari 1,353,211,380 1,428,995,972 1,398,157,458
Februari 1,000,469,450 1,427,167,389 1,428,081,681
Maret 1,760,607,036 1,479,904,833 1,453,536,111
April 1,032,424,738 1,450,756,048 1,465,330,440
Mei 1,303,097,247 1,390,569,882 1,420,662,965
Juni 1,569,032,900 1,395,205,504 1,392,887,693
Juli 1,726,613,409
Agustus 899,287,629
September 1,965,456,459
Oktober 1,236,295,565
November 956,187,411
Desember 1,939,782,818
Sumber: Diolah (2014) Cara memperoleh nilai pada kolom 4 adalah
sebagai berikut:
898,609,443 =394,853,600+453,406,800+⋯+1,794,642,300
12
896,998,569 =453,406,800+629,290,700+⋯+375,523,120
12 ( dan seterusnya)
Cara memperoleh kolum 5 sebagai berikut:
897,804,006 =898,609,443+896,998,569
2
920,136,427 =896,998,569+896,998,569
2 ( dan seterusrnya)
Langkah selanjutnya, data asli mulai dari juli 2011 sampai pada
bulan juni 2013 di
bagi dengan angka rata-rata bergerak 12 bulan terpusat, hasil
dari pembagian
tersebut dinyatakan dalam persentase.
Tabel 4.11
Hasil pembagian data asli dan rata-rata bergerak 12 bulan
terpusat
Bulan 2011 2012 2013 Rata-rata
1 2 3 4 5
Januari
0.34 0.97 43.72
Februari
0.91 0.70 53.73
Maret
0.85 1.21 68.70
April
1.16 0.70 62.23
Mei
1.25 0.92 72.38
Juni
0.91 1.13 67.74
Juli 0.83 0.78
53.76
Agustus 0.88 0.71
53.05
September 1.21 1.00
73.47
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
18
Sumber : data diolah (2014)
Karena jumlah rata-rata tidak sama dengan 1,200, maka perlu
diadakan penyesuai,
dimana masing-masing nilai dari bulan kebulan harus dikalikan
dengan 1,200
803.28.
hasil dari penyesuai tersebut bisa dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.12
Indek musiman
Realisasi penerimaan BPHTB
Kota Tanjungpinang
Bulan Indek musiman
Januari 65.31
Februari 80.27
Maret 102.63
April 92.96
Mei 108.13
Juni 101.20
Juli 80.31
Agustus 79.25
September 109.75
Oktober 104.97
November 122.60
Desember 152.62
Jumlah 1200.00 Sumber : data diolah (2014) Dilihat dari tabel
indeks musiman diatas, indesk musiman terbesar pada
tahun 2014-2018 akan terjadi pada bulan desember, November dan
september
dengan nilai indek musiman masing-masing sebesar 152,60 , 122,62
dan 109,75
angka indeks musiman tersebut menunjukkan pada bulan-bulan
tersebut akan
terjadi kenaikan estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan
Bangunan di Kota Tanjungpinang.
3. Menghitung nilai MAE dan MAPE
Data realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
kemudian
diolah mengunakan rumus Yt= 694,479,876 + 25,817,461t x 𝑆𝑡
100, untuk mencari
nilai MAE dan MAPE untuk mengetahui keakuratan dalam estimasi
dengan data
aktual,
Dari tabel 4.15 kemudian Dilolah dengan rumus MAE=1
𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1 dan MAPE =
1
𝑛 (
∣𝑒𝑡∣
𝑌𝑡
𝑛𝑖=1 ) x 100%, perhitungannya sebagai berikut:
Oktober 0.94 1.17
70.27
November 1.21 1.26
82.07
Desember 1.67 1.40
102.17
Jumlah
803.28
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
19
MAE=1
𝑛 ∣ 𝑒𝑡 ∣𝑛𝑡=1 =
7,383,848,530
36= 205,106, 904.
MAPE=1
𝑛(
∣𝑒𝑡∣
𝑌𝑡
𝑛𝑖=1 )x100%=
7,383,848,530
42,195,704,663𝑥100% = 17%.
Nilai MAPE sebesar 17% artinya setiap periode terjadi
penyimpangan(selisih)
nilai estimasi 17% dari nilai aktual. nilai MAE mengindikasikan
bahwa setiap
estimasi menyimpang perperiode sebesar Rp.205,106,904.
4. Melakukan estimasi
Berdasarkan analisis trend dan musiman dengan rumus Yt=
694,479,876 +
25,817,461t x 𝑆𝑡
100 bisa dilihat bahwa estimasi atau ramalan realisasi
penerimaan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan bulan januari tahun
2014 sampai
bulan desember tahun 2018, dari perhitungan tersebut
diperkirakan realisasi
penerimaan pada tahun 2014 sebesar Rp.20,610,081,992 tahun 2015
sebesar
Rp.23,900,583,626 tahun 2016 sebesar Rp.27,146,930,752 tahun
2017 sebesar
Rp.30,393,277,877 dan tahun 2018 diperkirakan sebesar
Rp.33,486,940,424
rinciannya bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13
Estimasi Realisasi penerimaan BPHTB
Kota Tanjungpinang
Bulan januari tahun 2014 sampai bulan desember 2018
Estimasi
Tahun
Bulan Trend Indek
Musiman
Estimasi
realisasi
BPHTB 201
4
Januari 1,582,122,514 65.31 1,033,347,677
Februari 1,604,478,171 80.27 1,287,910,582
Maret 1,626,833,828 102.63 1,669,541,097
April 1,649,189,485 92.96 1,533,142,625
Mei 1,671,545,142 108.13 1,807,375,654
Juni 1,693,900,799 101.20 1,714,155,561
Juli 1,716,256,456 80.31 1,378,263,963
Agustus 1,738,612,113 79.25 1,377,889,699
September 1,760,967,770 109.75 1,932,728,552
Oktober 1,783,323,427 104.97 1,871,944,845
November 1,805,679,084 122.60 2,213,746,088
Desember 1,828,034,741 152.62 2,790,035,649
Jumlah
1200.00 20,610,081,992
20
15
Januari 1,959,535,473 65.31 1,279,851,219
Februari 1,872,746,055 80.27 1,503,248,536
Maret 1,895,101,712 102.63 1,944,851,489
April 1,917,457,369 92.96 1,782,533,572
Mei 1,939,813,026 108.13 2,097,443,107
Juni 1,962,168,683 101.20 1,985,631,249
Juli 1,984,524,340 80.31 1,593,700,273
Agustus 2,006,879,997 79.25 1,590,498,107
September 2,029,235,654 109.75 2,227,162,674
Oktober 2,051,591,311 104.97 2,153,544,175
November 2,073,946,968 122.60 2,542,640,068
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
20
Desember 2,096,302,625 152.62 3,199,479,158
Jumlah
1200.00 23,900,583,626
20
16
Januari 2,269,345,006 65.31 1,482,200,252
Februari 2,141,013,939 80.27 1,718,586,491
Maret 2,163,369,596 102.63 2,220,161,880
April 2,185,725,253 92.96 2,031,924,519
Mei 2,208,080,910 108.13 2,387,510,561
Juni 2,230,436,567 101.20 2,257,106,938
Juli 2,252,792,224 80.31 1,809,136,582
Agustus 2,275,147,881 79.25 1,803,106,515
September 2,297,503,538 109.75 2,521,596,795
Oktober 2,319,859,195 104.97 2,435,143,505
November 2,342,214,852 122.60 2,871,534,047
Desember 2,364,570,509 152.62 3,608,922,667
Jumlah
1200.00 27,146,930,752
2017
Januari 2,579,154,540 65.31 1,684,549,286
Februari 2,409,281,823 80.27 1,933,924,445
Maret 2,431,637,480 102.63 2,495,472,271
April 2,453,993,137 92.96 2,281,315,466
Mei 2,476,348,794 108.13 2,677,578,014
Juni 2,498,704,451 101.20 2,528,582,626
Juli 2,521,060,108 80.31 2,024,572,892
Agustus 2,543,415,765 79.25 2,015,714,923
September 2,565,771,422 109.75 2,816,030,917
Oktober 2,588,127,079 104.97 2,716,742,835
November 2,610,482,736 122.60 3,200,428,026
Desember 2,632,838,393 152.62 4,018,366,177
Jumlah
1200.00 30,393,277,878
20
18
Januari 2,655,194,050 65.31 1,734,213,740
Februari 2,677,549,707 80.27 2,149,262,399
Maret 2,699,905,364 102.63 2,770,782,662
April 2,722,261,021 92.96 2,530,706,413
Mei 2,744,616,678 108.13 2,967,645,467
Juni 2,766,972,335 101.20 2,800,058,314
Juli 2,789,327,992 80.31 2,240,009,202
Agustus 2,811,683,649 79.25 2,228,323,331
September 2,834,039,306 109.75 3,110,465,039
Oktober 2,856,394,963 104.97 2,998,342,165
November 2,878,750,620 122.60 3,529,322,005
Desember 2,901,106,277 152.62 4,427,809,686
Jumlah
1200.00 33,486,940,424 Sumber: data diolah,2014
Estimasi realisasi penerimaan BPHTB bulan januari tahun 2014
adalah
sebagai berikut:
1,033,347,667= 694,479,876 + (25,817,461x37) x 65.31
100
Untuk bulan februari tahun 2014 sebagai berikut :
1,287,910,582= 694,479,876 + (25,817,461x38) x 80.27
100 (dan seterusnya)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
21
Dilihat dari tabel estimasi realisasi diatas, realisasi
penerimaan Bea Perolehan Hak
atas Bangunan Kota Tanjungpinang terbesar pada tahun 2014-2018
akan terjadi
pada tiap-tiap bulan desember, November dan September. tersebut
disebabkan
selama ini realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan di
Kota Tanjungpinang banyak diperoleh dari penerimaan jual
beli.seperti kita
ketahui bahwa setiap akhir tahun pihak pengembang atau develover
selalu ingin
mencapai target penjualan salah satunya adalah dengan memberikan
diskon
kepada pembeli, jika penjualannya meningkat maka penerimaan
BPHTB juga
meningkat, sementara kenaikan pada bulan September di sebabkan
pada bulan
tersebut merupakan batas akhir pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan yang
terutang.
Upaya-Uapaya Dalam Merealisasi Penerimaan BPHTB
Penulis optimis estimasi realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak
atas
Tanah dan Bangunan tahun 2014 sampai tahun 2018 bisa tercapai
mengingat Kota
Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Provinsi KEPRI yang semakin
tahun
perkembangan semakin berkembang dan kebutuhan akan perumahan
semakin
menigkat hal tersebut bisa dilihat pengembang atau develover
semakin banyak
melakukan pengembangan perumahan terutama di kawasan Bintan
Center dan
sekitarnya salah satunya dikembangkan oleh Sinar Bodhi Cipta
kemudian
dengan Dompak dijadikan pusat pemerintahan Provinsi KEPRI
para
pengembangan sudah mulai membangun perumahan-perumahan kearah
pusat
pemerintahan baru tersebut salah satu dilakukan oleh Graphika
Duta Arya. Untuk
merealisasikan estimasi tersebut adapun upaya-upaya yang bisa
dilakukan antara
lain sebagai berikut :
1. Berdasarkan perhitungan estimasi realisasi penerimaan BPHTB
tiap tahun semakin meningkat maka terus tetap melakukan kerja sama
antara pihak-
pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah
dan
Badan Pertanahan Nasional untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat
serta peran sertanya dalam pembayaran BPTHB.
2. Terus meningkatkan kompetisi dan sumber daya aparatur dengan
memberikan pelatihan dan diklat supaya ketika berhadapan dengan
wajib
pajak aparaturnya telah benar-benar paham dan mengerti sehingga
proses
penginputan dan pembayaran bisa berjalan dengan lancar dengan
tidak
menimbulkan saling curiga mencurigai.
3. Terus melakukan inovasi guna memberikan kemudahan dan
pelayanan kepada wajib pajak guna meningkatkan kesadaran wajib
pajak dalam
membayar pajak harapanya dengan adanya kesadaran dan
pemahaman
sehingga tidak ada keberatan dalam melunasi Pajak yang terhutang
dari
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan tersebut.
4. Terus melakukan sosialisasi-sosilalisasi tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan agar masyarakat yang belum
mengerti dan
memahami bisa tahu dan paham sehingga pada saat terjadinya
Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan tidak ada rasa keberatan ataupun
ingin
mengurangi jumlah yang dilaporkan dengan jumlah yang
sebenarnya.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
22
5. Khusus pada bulan September, November dan desember untuk
memberikan pelayanan yang lebih, menyiapkan sarana dan
prasarana
guna menyikapi lonjakan wajib pajak baik dalam melakukan input
data
maupun dalam melakukan pelunasan pajak terutang karena pada
bulan-
bulan tersebut akan terjadi kenaikan penerimaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data
realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan Kota Tanjungpinang diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Analisis Efektivitas
Realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Kota
Tanjungpinang tahun 2011 triwulan I sampai triwulan IV sudah
sangat efektif,
begitu juga pada triwulan I, II, III dan IV tahun 2012 realisasi
penerimaan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sudah sangat efektif pada,
dan pada
tahun 2013 dari triwulan I sampai triwulan IV sudah sangat
efektif.
2. Analisis Kontribusi BPHTB dam meningkatkan penerimaan PAD
Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam
meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah tahun 2011 masih
tergolong
kurang, Tahun 2012 kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah juga masih
kurang
begitu juga pada tahun 2013 Kontribusi Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan
Bangunan dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah
masih
tergolong kurang.
3. Analisis Kontribusi BPHTB dalam meningkatkan penerimaan Pajak
Daerah
Kontribusi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kota
Tanjungpinang
dalam meningkatkan penerimaan Pajak Daerah tahun 2011 sampai
2013 sudah
cukup baik
4. Estimasi realisasi penerimaan BPHTB
Berdasarkan analisis trend dan musiman yaitu melakukan Estimasi
realisasi
penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan untuk tahun
2014
sampai 2018 cenderung semakin meningkat diperkirakan untuk tahun
2014-2018
realisasi penerimaan masing-masing tahun 2014 sebesar
Rp.20,610,081,992
rinciannya Januari Rp.1,033,347,677, Februari Rp.1,287,910,582,
Maret
Rp.1,669,541,097, April Rp.1,533,142,625, Mei Rp.1,807,375,654,
Juni
Rp.1,714,155,561, Juli Rp.1,378,263,963, Agustus
Rp.1,377,889,699, September
Rp.1,932,728,552, Oktober Rp.1,871,944,845, November
Rp.2,213,746,088,
Desember Rp.2,790,035,649. tahun 2015 sebesar Rp.22,508,153,370
rincianya
Januari Rp.1,279,851,218, Februari Rp.1,503,248,536, Maret
Rp.1,944,851,488,
April Rp.1,782,533,571, Mei Rp.2,097,443,107, Juni
Rp.1,985,631,249, Juli
Rp.1,593,700,272, Agustus Rp.1,590,498,106, September
Rp.2,227,162,673,
Oktober Rp.1,53,544,174, November Rp.2,542,640,067, Desember
Rp.3,199,479,157. Tahun 2016 Rp.27,146,930,752 rinciannya
Januari Rp.
1,482,200,252, Februari Rp.1,718,586,490, Maret
Rp.2,220,161,879, April
Rp.2,031,924,519, Mei Rp.2,387,510,560, Juni Rp.2,257,106,937,
Juli
Rp.1,809,136,582, Agustus Rp.1,803,106,515, September
Rp.2,521,596,795,
Oktober Rp.2,435,143,505, November Rp2,871,534,046, dan
Desember
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
23
Rp.3,608,922, . Tahun 2017 sebesar Rp.30,393,277,877 rincianya
bulan Januari
Rp.1,684,549,287, Februari Rp.1,933,924,444, Maret
Rp.2,495,472,270, April
Rp.2,281,315,466, Mei Rp2,677,578,013, Juni Rp.2,528,582,626,
Juli
Rp.2,024,572,891, Agustus Rp.2,015,714,923, September
Rp.2,816,030,917,
Oktober Rp.2,716,742,835 November Rp.3,200,428,025 dan
Desember
Rp.4,018,366,176. Tahun 2018 sebesar Rp.33,486,940,424 rincianya
bulan
Januari Rp.1,734,213,740, Februari Rp.2,149,262,399, Maret
Rp.2,770,782,662,
April Rp.2,530,706,413, Mei Rp2,967,645,467, Juni
Rp.2,800,058,314, Juli
Rp.2,240,009,202, Agustus Rp.2,228,323,331, September
Rp.3,110,465,039,
Oktober Rp.2,998,342,165 November Rp.3,529,322,005 dan
Desember
Rp.4,427,809,686.
Saran
Dari kesimpulan tersebut maka dalam rangka meningkatkan
penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan disaran kan hal-hal
sebagai berikut:
1.Berdasarkan perhitungan efektivitas yang membandingkan antara
realisasi
penerimaan dan target yang telah ditetapkan sudah sangat
efektif
diharapkan DPPKAD terus meningkatkan kompetisi dan sumber
daya
aparatur dan terus melakukan inovasi guna memberikan kemudahan
dan
pelayanan kepada wajib pajak guna meningkatkan kesadaran wajib
pajak
dalam membayar pajak.
2.Berdasarkan perhitungan kontribusi yang membandingkan
antara
reaalisasi penerimaan BPHTB dengan realisasi penerimaan PAD
maka
masih perlu ditingkatkan dengan cara terus memberikan pemahaman
dan
pelayanan kepada wajib pajak sehingga kontribusi Bea Perolehan
Hak atas
Tanah dan Bangunan semakin meningkat.
3. Berdasarkan perhitungan kontribusi yang membandingkan
antara
reaalisasi penerimaan BPHTB dengan realisasi penerimaan Pajak
Daerah
maka pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan
dan Aset daerah Kota Tanjungpinang agar bisa memberikan dampak
nyata
dari kontribusi tersebut. Dengan menambah, menyempurnakan sarana
dan
prasarana agar memberikan kemudahan, kenyamanan dan
kebanggaan
kepada wajib pajak dalam membayar pajak.
4.Berdasarkan perhitungan estimasi realisasi penerimaan BPHTB
tiap tahun
semakin meningkat maka terus tetap melakukan kerja sama antara
pihak-
pihak terkait yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah
dan
Badan Pertanahan Nasional untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat
serta peran sertanya dalam pembayaran BPTHB.
5. Bagi peneliti selanjutnya supaya dapat melakukan penelitian
lebih
mendalam lagi tentang BPHTB serta dengan lingkup yang lebih
luas
seperti lingkup kabupaten dan kota seProvinsi Kepulaun Riau.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto. (2007). Kamus Standar Akuntansi.
Jakarta: Citra Harta Prima.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
24
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Atmaja, L. S. (2009). Statistika. Yogyakarta: Andi.
Baroroh, A. (2013). Analisis Multivariat dan Time Series.
Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Cooper, D. R., dan Scindler, P. S. (2006). Metode Riset Bisnis.
New York: Media
Global Edukasi.
(2006). Metode Riset Bisnis volume 1. New York: Media Global
Edukasi.
Fauzan, M., dan Ardiyanto, M. D. (2012). Akuntansi dan
Efektivitas Pemungutan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan
kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah di Kota Semarang
periode
Tahun 2008-2011. Diponogoro Journal of Accounting , Volume 1,
Nomor
2.
Go, E. R., Sondakh, J., dan Wokas, H. (2013). Analisis
Penerimaan Retribusi
Parkir Kota Manado Tahun 2008-2012. Jurnal Riset Akuntansi
Going
Concern FEB UNSARAT , Vol 8, No 3.
Halim, A. (2007). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba
Empat.
Ilyas, W. B., dan Suhartono, R. (2012). Perpajakan. Jakarta:
Mitra Wacana
Media.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodelogi Penelitian
Bisnis. BPFE:
Yogyakarta.
Julastiana, Y., dan Suartana, I. W. (2012). Analisisi Efisiensi
dan Efektivitas
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klungkung.
Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana, Bali .
Kastawan, dan Harmein. (Penterjemaah). (2007). Statistik.
Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Jogjakarta:
Andi.
(2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.
Nordiawan, D., dan Hertianti, A. (2010). Akuntansi Sektor
Publik. Jakarta:
Salemba Empat.
Pangemanan, H. R., Elim, I., dan Walandouw, S. K. (2013).
Analisis Efektivitas
dan Kontribusi Pajak BPHTB terhadap Penerimaan Pajak Daerah.
Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT , Vol 8, No 3.
Pudyatmoko, Y. S. (2009). Pengantar Hukum Pajak. Jakarta:
Andi.
Peraturan daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pajak
Daerah. Tanjungpinang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
-
25
Peraturan WaliKota Tanjungpinang Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Uraian Tugas
dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak dan
Retribusi Daerah. Jakarta.
Sekaran, U. (2007). Research Methods For Business. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan D
dan R .
Bandung: Alfabeta.
Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Jogjakarta: Andi.
Suparmono, dan Damayanti, T. W. (2010). Perpajakan Indonesia.
Yogyakarta:
Andi Offset.
Waluyo. (2009). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI