Top Banner
DAFTAR ISI JUDUL .................................................................................................................... i LEMBAR PRASYARAT GELAR ........................ Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................. Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................. Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ............................................................................................................ i ABSTRAK .............................................................................................................. v ABSTRACT............................................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................4 1.3 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................5 1.4 Orisinalitas Penelitian ......................................................................6 1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................7 a. Tujuan Umum ...................................................................7 b. Tujuan Khusus ..................................................................8 1.6 Manfaat Penelitian ...........................................................................8 a. Manfaat Teoritis ................................................................8 b. Manfaat Praktis .................................................................8 1.7 Landasan Teori .................................................................................9
27

ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

Mar 10, 2019

Download

Documents

dangdiep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i

LEMBAR PRASYARAT GELAR ........................ Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

ABSTRAK .............................................................................................................. v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

1.3 Ruang Lingkup Masalah .................................................................. 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ...................................................................... 6

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

a. Tujuan Umum ................................................................... 7

b. Tujuan Khusus .................................................................. 8

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

a. Manfaat Teoritis ................................................................ 8

b. Manfaat Praktis ................................................................. 8

1.7 Landasan Teori ................................................................................. 9

Page 2: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

ii

1.8 Metode Penelitian .......................................................................... 13

1.8.1 Jenis Penelitian ................................................................ 13

1.8.2 Jenis Pendekatan ............................................................. 15

1.8.3 Sumber Bahan Hukum .................................................... 17

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .............................. 19

1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum ....................................... 19

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT

2.1 Lingkungan Berkelanjutan ............. Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Lingkungan Berkelanjutan dan Dasar

Hukumnya ....................... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Unsur-Unsur Lingkungan Berkelanjutan ................ Error!

Bookmark not defined.

2.1.3 Konservasi Lingkungan Berkelanjutan Error! Bookmark

not defined.

2.1.4 Strategi Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan . Error!

Bookmark not defined.

2.2 Keanekaragaman Hayati Bawah Laut .......... Error! Bookmark not

defined.

2.2.1 Pengertian Keanekaragaman Hayati Bawah Laut dan

Dasar Hukumnya ............ Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Jenis-jenis Keanekaragaman Hayati Bawah Laut ... Error!

Bookmark not defined.

Page 3: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

iii

2.2.3 Konservasi Kenekaragaman Hayati Bawah Laut.... Error!

Bookmark not defined.

2.2.4 Strategi Pengelolaan Sumber Keanekaragaman Hayati

Bawah Laut ..................... Error! Bookmark not defined.

BAB III PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI KEANEKARAGAMAN

HAYATI BAWAH LAUT DAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

TINGKAT INTERNASIONAL DAN NASIONAL

3.1 Pengaturan Perlindungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati

Bawah Laut dalam Konvensi-konvensi Internasional ........... Error!

Bookmark not defined.

3.2 Pengaturan Perlindungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati

Bawah Laut dalam Perundang-undangan Indonesia .............. Error!

Bookmark not defined.

3.3 Pengaturan Daerah Provinsi Bali Berkaitan dengan Perlindungan

dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Bawah Laut dan

Lingkungan Berkelanjutan ............. Error! Bookmark not defined.

BAB IV PELANGGARAN DAN SANKSI HUKUM BERKAITAN DENGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN TERHADAP

KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT

4.1 Bentuk Pelanggaran Terhadap Ketentuan Perlindungan dan

Konservasi Keanekaragaman Hayati Bawah Laut Terkait

Lingkungan Berkelanjutan ............. Error! Bookmark not defined.

Page 4: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

iv

4.2 Sanksi Hukum Bagi Pihak Pelanggar Ketentuan Konservasi

Keanekaragaman Hayati Bawah Laut Terkait Lingkungan

Berkelanjutan ................................. Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran .............................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI

Page 5: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

v

ABSTRAK

Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan

lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

dan konservasi terhadap lingkungan hidup khususnya wilayah laut termasuk

sumber daya hayati laut di dalamnya. Pentingnya melindungi keberadaan

lingkungan laut memiliki pemanfaatan terhadap kehidupan manusia baik generasi

sekarang dan generasi yang akan datang, diatur melalui berbagai ketentuan

seperti: Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang No. 32 Tahun

2014 tentang Kelautan.

Permasalahan hukum dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana

pengaturan mengenai pelestarian dan konservasi keanekaragaman hayati bawah

laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan. (2) Bagaimana pengaturan

sanksi hukum bagi pihak yang melakukan pencemaran lingkungan terhadap

keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan

berkelanjutan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif dengan meneliti

bahan kepustakaan yang ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku

yang berkaitan dengan hukum, serta kamus atau ensiklopedia. Pengaturan

keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan diatur

dalam berbagai ketentuan internasional, nasional, maupun lokal yang dalam

rangka ketersediaannya merupakan tanggung jawab dan kewajiban bagi negara

dan masyarakat. Sanksi yang dikenakan bagi pihak pelanggar dapat berupa sanksi

administratif, sanksi pidana dan sanksi perdata.

Kata Kunci: Keanekaragaman hayati bawah laut, Lingkungan

berkelanjutan, Perlindungan, Konservasi, Sanksi

Page 6: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

vi

ABSTRACT

Regulations of underwater biodiversity related to sustainable environment

has an important role in the form of protection and conservation of the

environment, especially marine areas including marine resources in it. The

importance of protecting the marine environment where human life has the

utilization of both the present generation and the generations to come, are

regulated by various provisions such as: Act Number 5 of 1990 on Conservation

of Biological Resources and Ecosystems Law Number 32 of 2009 on the

Protection and Environmental Management, Law Number 32 of 2014 on the

Marine.

Legal issues in this study are: (1) What arrangements regarding the

preservation and conservation of the underwater biodiversity related to

sustainable environment. (2) How will the legal sanctions for those who pollute

the environment of the underwater biodiversity related to sustainable

environment.

The research method used a normative legal research which is research

conducted by researching the existing literature materials for example laws, text

books related with law, dictionary and encyclopedia. The regulation of

biodiversity related to sustainable environment set in various provisions of

international, national and local in the framework of availability is the

responsibility and obligation of the state and society. Sanctions imposed for

breaching party may be administrative sanctions, criminal sanctions and civil

sanctions.

Keywords: Underwater biodiversity, Sustainable environment, Protection,

Conservation, Sanction.

Page 7: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam ketentuan konstitusi Indonesia diatur mulai dari Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 1 ayat (3),

berisi ketentuan “Negara Indonesia adalah negara hukum.” Pada Pasal 28H

ayat (1) yang tertera pula dalam ketentuan UUD 1945 menyatakan, “Setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.” Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak

asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal

28H tersebut. Serta dalam Pasal 33 ayat (3) yang menyatakan “Bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Penguasaan oleh

negara ini merupakan penguasaan negara atas bumi, air dan kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya berdasarkan hakikat negara atau sifat negara

(the nature of state), terutama sifat khusus berupa sifat mencakup semua (all-

encompassing, all-embracing).1 Dari ketiga ketentuan yang terdapat dalam

UUD 1945 tersebut bahwa konstitusi Indonesia menjamin hak bangsanya

untuk memperoleh hidup sehat dan lingkungan yang mendapatkan

perlindungan yang baik, karena segala sisi dalam kehidupan manusia sangat

1 Flora Pricilla Kalalo, 2016, Hukum Lingkungan dan Kebijakan Pertanahan di Wilayah

Pesisir, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 1

Page 8: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

2

bergantung terhadap lingkungan yang ada disekitarnya yang meliputi

lingkungan hidup pada ruang udara, darat, dan laut. Udara yang bersih sangat

diperlukan oleh manusia agar mendapatkan dan menghirup udara yang baik,

begitupula dengan kondisi daratan tempat manusia tinggal diperlukan kondisi

yang baik. Demikian pula halnya dengan lingkungan laut yang juga

berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Untuk memenuhi hal tersebut

manusia harus menjaga dan memperhatikan kondisi lingkungan disekitarnya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai garis pantai

terpanjang kedua di dunia dengan jumlah penduduk yang besar, maka dari itu

Indonesia memiliki kekayaan akan keanekaragaman hayati dan sumber daya

alam yang melimpah. Kekayaan tersebut perlu dilindungi dan dikelola dalam

suatu sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu

dan terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara berdasarkan wawasan

nusantara.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) menyatakan pada bagian

menimbang, bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah

mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya

sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut merupakan upaya

sistematis dan terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang mana

Page 9: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

3

unsur dari lingkungan hidup meliputi sumber daya hayati dan non hayati. Pada

Pasal 2 dalam UU PPLH menentukan “Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas: salah satunya yaitu

keanekaragaman hayati,” demikian pula ketentuan Pasal 63 dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pemerintah bertugas dan

berwenang: “menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai

perlindungan lingkungan laut.” Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut,

pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut bertujuan untuk mencegah

atau mengurangi turunnya mutu laut dan/atau rusaknya sumber daya laut, dan

perlindungan mutu laut didasarkan pada baku mutu air laut.

Selanjutnya, baku mutu air laut ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air

Laut. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup ini menetapkan berbagai baku

mutu air laut, yaitu sebagai berikut:

a) Baku Mutu Air Laut untuk Perairan Pelabuhan (Lampiran I

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004);

b) Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004);

c) Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Lampiran III Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004). Baku Mutu Air

Laut tersebut akan ditinjau ulang sekurang-kurangnya sekali dalam 5

Tahun.

Page 10: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

4

Ketentuan internasional mengenai pencemaran laut telah diatur secara

singkat dalam United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS),

yang telah diratifikasi melalui UU No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan

United Nations Convention On The Law Of The Sea (Konvensi Perserikatan

Bangsa-bangsa Tentang Hukum Laut).

Ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan dan konservasi

keanekaragaman hayati bawah laut berkaitan dengan lingkungan

berkelanjutan dapat ditemui pula dalam ketentuan peraturan lokal wilayah

Bali yang mengatur lebih lanjut dan mengkhusus pada wilayah Bali, seperti

Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 serta peraturan turunan

lainnya yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya laut.

Berkaitan dengan kondisi pencemaran lingkungan bawah laut dan

upaya perlindungannya menjadi penting untuk dilakukan suatu penelitin

dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul “Pengaturan Keanekaragaman

Hayati Bawah Laut Berkaitan dengan Lingkungan Berkelanjutan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dalam

penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Page 11: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

5

1. Bagaimanakah pengaturan mengenai pelestarian dan konservasi

keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan

lingkungan berkelanjutan?

2. Bagaimanakah pengaturan sanksi hukum bagi pihak yang

melakukan pencemaran lingkungan terhadap keanekaragaman

hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan

berkelanjutan?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup yang dibahas dalam penulisan karya ilmiah, perlu

ditentukan secara tegas mengenai batasan materi yang dibahas dalam tulisan

yang dimaksud sehingga pembahasan yang diuraikan nantinya menjadi terarah

dan benar-benar tertuju pada pokok bahasan yang diinginkan, hal ini

diperlukan untuk menghindari pembahasan menyimpang dari pokok

permasalahan. Adapun pembatasannya adalah sebagai berikut:

1. Mengenai pengaturan mengenai pelestarian dan konservasi

keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan

lingkungan berkelanjutan.

2. Mengenai pengaturan sanksi hukum bagi pihak yang melakukan

pencemaran lingkungan terhadap keanekaragaman hayati bawah

laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan.

Page 12: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

6

1.4 Orisinalitas Penelitian

No.

Nama

Peneliti

Universitas/NIM Judul Rumusan Masalah

1. Dimas Akbar Universitas

Indonesia/

NIM 0606079313

Pengaturan Laut

Tertutup (Enclosed

Sea) dan Laut Semi-

Tertutup (Semi-

Enclosed Sea) dalam

Hukum Laut

1. Bagaimanakah

pengaturan yang ada di

dalam hukum laut

internasional terkait

semi-enclosed sea dan

enclosed sea?

2. Apakah pengaturan di

Laut Arafura dan Laut

Timor telah memadai

dan contoh baik apa

yang dapat diterapkan

di Laut Arafura dan

Laut Timor?

Page 13: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

7

2. Muhammad

Asphian

Arwin

Universitas

Hassanudin/

NIM 11111093

Penerapan Securing

Sustainable Small-

Scale Fisheries

Terhadap

Perlindungan

Lingkungan Sumber

Daya Perikanan Laut

Indonesia

1. Bagaimanakah bentuk

Securing Sustainable

Small-scale Fisheries

dalam melindungi

kelestarian sumber daya

perikanan laut?

2. Bagaimanakah

penerapan Securing

Sustainable Small-scale

Fisheries terhadap

perlindungan

lingkungan sumber

daya perikanan laut

Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi tujuan umum dan

tujuan khusus sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melaksanakan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang melatih mahasiswa dalam menyampaikan

pikiran ilmiah secara teoritis dan sistematis ke dalam bentuk karya tulis ilmiah

Page 14: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

8

khususnya berkaitan dengan Pengaturan Keanekaragaman Hayati Bawah

Laut Berkaitan dengan Lingkungan Berkelanjutan.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian

hukum ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaturan tentang

keanekaragaman hayati bawah laut berkaitan dengan lingkungan

berkelanjutan dalam Peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaturan sanksi hukum bagi

para pihak yang melakukan pencemaran terhadap keanekaragaman

hayati bawah laut.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah bagi ilmu pengetahuan hukum khususnya dalam

pengembangan hukum lingkungan hidup dan diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut berkaitan

dengan lingkungan berkelanjutan.

b. Manfaat Praktis

Page 15: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

9

a. Bagi mahasiswa, agar dapat mengetahui dan memberikan tambahan

pengetahuan mengenai pengaturan mengenai keanekaragaman hayati

bawah laut.

b. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai

pertimbangan dalam pengaturan mengenai perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup khususnya keanekaragaman hayati

bawah laut dan berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan.

c. Bagi masyarakat, diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan

pemahaman terhadap pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut

serta pengaturan sanksi hukum bagi pihak yang melakukan

pencemaran terhadap keanekaragaman hayati bawah laut.

1.7 Landasan Teori

Landasan teoritis yang disusun dalam karya tulis ini berfungsi untuk

menganalisis permasalahan yang dikaji. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat

(3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

dinyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum,” pernyataan ini

secara implisit memberi syarat bahwa hukum di dalam Negara Indonesia

berkedudukan sangat mendasar dan tertinggi (supreme).2 Maka dari itu setiap

perbuatan baik yang dilakukan oleh penguasa maupun rakyat Indonesia harus

berdasarkan atas koridor hukum. Dalam teori negara hukum, pada kajian

2 Imam Syaukani, 2007, Dasar-Dasar Politik Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.

83

Page 16: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

10

teoritis dapat dibedakan dalam dua pengertian. Pertama, negara hukum dalam

arti formal (sempit/klasik) ialah negara yang kerjanya hanya menjaga agar

jangan sampai ada pelanggaran terhadap ketentraman dan kepentingan umum,

seperti yang telah ditentukan oleh hukum yang tertulis (undang-undang), yaitu

hanya bertugas melindungi jiwa, benda, atau hak asasi warganya secara pasif.

Konsepsi negara hukum Immanuel Kant berkembang menjadi negara hukum

formal, hal ini dapat dipetik dari pendapat F.J. Stahl tentang negara hukum

ditandai oleh empat unsur pokok, yaitu:

1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;

2) Negara didasarkan pada teori trias politika;

3) Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang

(wetmatig bestuur); dan

4) Ada peradilan administrasi negara yang bertugas menangani kasus

perbuatan melanggar hukum oleh pemerintah (onrechtmatige

overheidsdaad).3

Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan juga ditekankan pada hierarki

suatu peraturan perundang-undangan yang menjadikan dasar bahwa perlu

adanya peraturan-peraturan lebih lanjut yang mengkhusus kepada

keanekaragaman hayati bawah laut baik ditingkat nasional ataupun ditingkat

daerah. Dalam hal ini dibahas pengaturan-pengaturan yang secara hierarki

mengenai keanekaragaman hayati dari ketentuan pada tingkat konvensi

sampai turunannya di tingkat nasional.

3 Dasril Radjab, 2005, Hukum Tata Negara Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, h. 77

Page 17: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

11

Berdasarkan Penjelasan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

hierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan yang

didasarkan pada asas bahwa Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah

tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih

tinggi.

Hierarki perundang-undangan yang pada intinya mengemukakan

peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan

dengan yang lebih tinggi landasan teorinya menggunakan Stufentheorie dari

Hans Kelsen. Hans Kelsen berpendapat bahwa norma-norma hukum itu

berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki (tata susunan),

dalam arti, suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar

pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan

berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada

suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersifat hipotesis dan

fiktif yaitu Norma Dasar (Grundnorm).4 Menurut Hans Kelsen

mengemukakan dalam teorinya norma hukum tersusun secara berjenjang yaitu

Stufenbautheorie yang mengajarkan bahwa sistem hukum adalah hierarkis

dimana suatu ketentuan hukum tertentu bersumber pada ketentuan hukum

lainnya yang lebih tinggi. Teori jenjang ini banyak mempengaruhi sistem

peraturan perundang-undangan di berbagai negara, termasuk Indonesia,

4 Maria Farida Indrati, 2007, Ilmu Perundang-undangan 1, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta, h. 41

Page 18: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

12

dimana norma yang lebih tinggi menjadi sumber bagi penyusunan norma-

norma di bawahnya.5

Dalam kaitannya terjadi suatu kekosongan norma hukum akibat belum

adanya peraturan yang mengatur mengenai masalah hukum tertentu, maka

diperlukan adanya penemuan hukum, penemuan hukum merupakan suatu

kegiatan yang terjadi dalam praktek hukum, namun tidak dapat dipisahkan

dari teori hukum yang ada. Secara sederhana penemuan hukum dapat

dikatakan sebagai menemukan hukumnya karena hukumnya tidak lengkap

atau tidak jelas. Maka dari itu adalah sebuah kewajiban bagi para pemerintah

yang memiliki wewenang untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan

begitu dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintahan dan warga

negara. Menurut Ferrazi, kewenangan didefinisikan sebagai hak untuk

menjalankan satu atau lebih fungsi manajemen, yang meliputi pengaturan

(regulasi dan standarisasi), pengurusan (administrasi) dan pengawasan

(supervisi) atau suatu urusan tertentu. Penggunaan dari wewenang yang

menghasilkan penemuan hukum dimaksudkan ini untuk mengendalikan

prilaku subyek hukum dan memberikan rasa keadilan dan jaminan kepastian

hukum bagi kepentingan proses hukum yang berkeadilan dan penerapan

ketentuan hukum yang adil.6

5 Sulistyowati Irianto dan Shidarta, 2009, Metode Penelitian Hukum: Konstelasi dan

Refleksi, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, h. 21 6 Deasy Paruntu, 2016, “Teori Kewenangan”, URL :

www.academia.edu/5708875/TEORI_KEWENANGAN diakses tanggal 2 November 2016

Page 19: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

13

Di sisi lain, ketika terjadi kekosongan norma hukum, dan untuk

mengisi kekosongan hukum tersebut, dapat juga dilakukan dengan metode

argumentasi dan metode konstruksi hukum.7 Hal ini nantinya akan dijadikan

suatu kajian bagi penulis untuk menelaah mengenai perlu adanya suatu

kebijakan atau regulasi yang mengkhusus baik di tingkat nasional maupun

daerah terkait dengan keanekaragaman hayati bawah laut.

1.8 Metode Penelitian

Kata “metode”dalam arti harafiahnya berarti “cara”, sedangkan penelitian

adalah suatu kegiatan bersengaja dan bertujuan serta pula berprosedur alias

bermetode. Dengan demikian yang disebut metode penelitian adalah cara mencari

dan menemukan pengetahuan yang benar yang dapat dipakai untuk menjawab

suatu masalah.8

Dalam melakukan penelitian ilmiah termasuk dalam penulisan ini

didukung oleh metode tertentu, sehingga penelitian tersebut dapat berlangsung

secara terencana dan teratur. Van Peursen menterjemahkan pengertian metode

secara harfiah, mula-mula metode diartikan sebagai suatu jalan yang harus

ditempuh menjadi penyelidikan atau penelitian, berlangsung menurut suatu

rencana tertentu.9

1.8.1 Jenis Penelitian

7 Asep Dedi Suwasta, 2012, Tafsir Hukum Positif Indonesia, Alia Publishing, Bandung,

h. 53 8 Sulistyowati Irianto dan Shidarta, op.cit, h. 96-97.

9 Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu

Publishing, Malang, h. 26.

Page 20: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

14

Di Indonesia, baik itu dalam literatur-literatur hukum maupun

dalam penelitian hukum untuk kepentingan akademis seperti skripsi, tesis

atau disertasi dikenal pembedaan antara penelitian hukum normatif dan

penelitian hukum sosiologis/penelitian hukum empiris. Penelitian hukum

sosiologis/empiris menurut Soerjono Soekanto meliputi penelitian

terhadap identifikasi hukum (hukum tidak tertulis) dan penelitian terhadap

efektifitas hukum. Amirudidin dan Zainal Asikin membagi penelitian

hukum sosiologis/empiris menjadi dua macam, yaitu penelitian berlakunya

hukum dan penelitian identifikasi hukum tidak tertulis. Penelitian

berlakunya hukum dibedakan lagi menjadi dua, yaitu penelitian efektivitas

hukum dan penelitian dampak hukum.10

Sedangkan penelitian hukum

normatif oleh Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji disebut juga dengan

istilah penelitian kepustakaan. Lebih lanjut mereka juga menyatakan

bahwa penelitian hukum normatif mencakup:

1. Penelitian terhadap asas-asas hukum;

2. Penelitian terhadap sistematik hukum;

3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horisontal;

4. Perbandingan hukum;

5. Sejarah hukum.11

Dalam penelitian ini yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini

adalah metode penelitian hukum normatif dalam penyelesaian norma

10

Dyah Ochtorina Susanti dan A’an Efendi, 2014, Penelitian Hukum (Legal Research),

Sinar Grafika, Jakarta, h. 18 11

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Hukum Normatif: Suatu

Tinjauan Singkat, Rajawali Pers, Jakarta, h. 13-14

Page 21: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

15

kabur, yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan

yang ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku yang

berkaitan dengan hukum, serta kamus atau ensiklopedia. Penelitian hukum

normatif tidak hanya menekankan pada konflik norma, kekaburan norma,

dan kekosongan norma. Penelitian hukum normatif adalah penelitian

hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma.

Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah

dari peraturan perundangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin

(ajaran).12

Dalam penelitian hukum normatif selalu mengambil isu dari

hukum sebagai sistem norma yang digunakan untuk memberikan

justifikasi preskriptif tentang suatu peristiwa hukum. Sehingga penelitian

hukum normatif menjadikan sistem norma sebagai pusat kajiannya. Sistem

norma dalam arti yang sederhana adalah sistem kaidah atau aturan.13

Penelitian normatif hanya berhenti pada lingkup konsepsi hukum, asas

hukum dan kaidah peraturan saja. Tidak sampai pada perilaku manusia

yang menerapkan peraturan tersebut.14

Penelitian ini juga menggunakan data sekunder (bahan

kepustakaan).

1.8.2 Jenis Pendekatan

12

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 34 13

Ranuhandoko, 2003, Terminologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 419 14

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, op.cit, h. 37

Page 22: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

16

Dalam penelitian hukum normatif, pendekatan dapat dilakukan

lebih dari suatu pendekatan.15

Pada buku Pedoman Pendidikan Fakultas

Hukum Universitas Udayana, pendekatan dalam suatu penelitian hukum

normatif umumnya mengenal 7 (tujuh) jenis pendekatan, yakni:

a. Pendekatan Kasus (The Case Approach)

b. Pendekatan Perundang-undangan (The Statue Approach)

c. Pendekatan Fakta (The Fact Approach)

d. Pendekatan Analisis Konsep Hukum (Analitical & Conceptual

Approach)

e. Pendekatan Frasa (Words & Phrase Approach)

f. Pendekatan Sejarah (Historical Approach)

g. Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach)16

Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan

tiga jenis pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan perundang-undangan (the statue approach), yaitu

pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan cara memahami

serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Pendekatan analisis konsep hukum (analitical conceptual approach),

merupakan pendekatan dengan memahami pengertian dan konsep-

15

Johnny Ibrahim, op.cit, h. 46

16

Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana 2013, Denpasar, h.

75

Page 23: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

17

konsep, teori-teori hukum dan asas-asas hukum yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

3. Pendekatan perbandingan (comparative approach), pendekatan yang

menggunakan perbandingan peraturan perundang-undangan antara

yang satu dengan yang lainnya mengenai permasalahan dan

menemukan suatu penyelesaian serta solusinya yang berkaitan dengan

penulisan.

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

a. Sumber Bahan Hukum Primer

Sumber bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum

yang bersifat mengikat, contohnya peraturan perudang-

undangan. Dalam penelitian ini bahan hukum primer

bersumber pada:

a) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

b) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5603);

Page 24: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

18

c) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1990 Nomor 49);

d) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4966);

e) Konvensi Stockholm Tahun 1972; dan

f) Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) Tahun

1982.

b. Sumber Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku

teks, jurnal-jurnal hukum, pendapat para ahli. Bahan hukum

sekunder yang terutama adalah buku teks karena buku teks

berisi mengenai prinsip-prinsip dasar Ilmu Hukum dan

pandangan-pandangan klasik para sarjana yang mempunyai

kualifikasi tinggi.17

c. Sumber Bahan Hukum Tersier

17

Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, h. 142

Page 25: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

19

Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan

petunjuk dan/atau penjelasan terhadap bahan hukum primer

dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum dilakukan studi kepustakaan, yaitu

dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep, teori-teori serta mengkaji

peraturan perundang-undangan serta bahan penunjang lainnya yang

memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang diteliti. Teknik

pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara studi kepustakaan.

Dalam penelitian ini mempergunakan sistem kartu, setiap konsep-kosep

hukum yang ditemukan dicatat dalam satu kartu supaya memudahkan

ketika melakukan analisis terhadap permasalahan yang dikaji.

1.8.5 Teknik Analisis Bahan Hukum

Bahan hukum yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa secara

kualitatif. Bahan hukum merupakan data yang bersifat verbal dan bukan

merupakan data yang bersifat kuantitatif. Bahan-bahan yang telah

dikumpulkan selanjutnya dipilah dan dihubungkan dengan bahan hukum

lainnya yang memiliki relevansi serta dapat dilakukan penafsiran dengan

berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperoleh suatu

kebenaran, setelah itu disajikan secara deskripsi dan interpretasi yaitu

Page 26: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

20

menguraikan hasil penelitan dengan disertai penafsiran dan argumentasi

berdasarkan hukum.

Page 27: ANALISIS EFEK MEDIASI MOTIVASI PADA … ABSTRAK Pengaturan keanekaragaman hayati bawah laut yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan memiliki peranan penting dalam bentuk perlindungan

21