ANALISIS DETERMINAN NILAI EKSPOR KOMODITAS KOPI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR JURMIDA 105961117516 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
ANALISIS DETERMINAN NILAI EKSPOR KOMODITAS
KOPI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
JURMIDA
105961117516
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
ANALISIS DETERMINAN NILAI EKSPOR KOMODITAS KOPI DI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
JURMIDA
105961117516
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Stara Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Determinan
Nilai Ekspor Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah benar
merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi.
Makassar, 27 Februari, 2021
Jurmida
105961117516
v
ABSTRAK
Jurmida.105961117516. Analisis Determinan Nilai Ekspor Komoditas Kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dibimbing oleh SYAFIUDDIN dan AKBAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai ekspor komoditas kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder time series atau
deret waktu selama 15 tahun yaitu, dari tahun 2004-2018.Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda
dengan menggunakan program eviews 9.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai ekspor komoditas kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu
produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), dan harga kopi Internasional atau Dunia.
Kata Kunci : Ekspor, Nilai Ekspor NTT, Komoditas Kopi.
vi
ABSTRACT
Jurmida. 1059611117516. Analysis of the Determinants of the Export Value of
Coffe Commodities in Eas Nusa Tenggara Province. Supervised by
SYAFIUDDIN and AKBAR.
This study aims to identify the factors that influence the export value of
coffe in the Province of East Nusa Tenggara (NTT). The research method used is
descriptive quantitative. The type of data used in this study is secondary data time
series or time series for 15 years, namely, from 2004-2018. The analysis technique
used in this study uses multiple linear regression analysis using the program
eviews 9.
The results showed that, the factors that influence the export value of
coffee commodities in the Province of East Nusa Tenggara (NTT), namely the
production of coffee in the Province of East Nusa Tenggara (NTT), and the price
of international or word coffee.
Keywords: Exports, NTT Export Value, Coffee Commodities.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa pula
penulis ucapkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena
beliau lah yang telah menghantar kan kita dari zaman jahiliah menuju zaman yang
penuh berkah..
Judul skripsi yang akan dibahas adalah “Analisis Determinan Nilai Ekspor
Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur”. Skripsi ini merupakan tugas
akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sarjana S1
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis sangat berharap semoga dengan adanya skripsi ini penulis dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang penulis
miliki. Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat;
1. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. selaku pembimbing utama dan Akbar, S.P., M.Si.
selaku pembimbing pendamping yang telah membimbing saya dalam penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. H . Baharuddin, S.Pi. M.P Selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiati , S.P., M,P Selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Kedua orangtua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan,
baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada
penulis.
6. Semua teman-teman yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal
hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuh.
Makassar, 27 Februari , 2021
Jurmida
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................................ iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI ...... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 6
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
2.1 Perdagangan Internasional ................................................................. 8
2.2 Analisis Determinan Ekspor .............................................................. 11
2.3 Komoditas Kopi ................................................................................ 15
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relavan.................................................... 19
2.5 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22
2.6 Hipotesis ........................................................................................... 23
x
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 25
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 25
3.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 25
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 26
3.4 Teknik Analisis Data ......................................................................... 26
3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 30
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 31
4.1 Letak Geografis ................................................................................. 31
4.2 Demografis........................................................................................ 32
4.3 Sektor Pertanian ................................................................................ 33
4.4 Perkembangan Ekspor Luar Negeri ................................................... 35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 37
5.1 Faktor-faktor yang Terduga pada Ekspor Komoditas Kopi di Provinsi
Nusa Tenggara Timur ........................................................................ 37
5.2 Faktor Penentu Ekspor Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara
Timur ................................................................................................ 41
5.3 Hasil Estimasi Multiple Regresion ..................................................... 42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 51
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 51
6.2 Saran ................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52
LAMPIRAN ................................................................................................. 55
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 60
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
Tabel 1. Ekspor Kopi Indonesia 5 Benua 2018……………………………... 3
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan………………………………… 19
Tabel 3. Jumlah Kabupaten, Luas Daerah, Kecamatan serta Kelurahan
Provinsi Nusa Tenggara Timur…………………………………….. 32
Tabel 4. Ekspor Provinsi Asal Menurut Negara Tujuan, Bulan November
2018………………………………………………………………… 35
Tabel 5. Prodiksi Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018………... 38
Tabel 6. Ekspor Provinsi Menurut Komoditas pada Bulan November……… 35
Tabel 7. Prodiksi Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018………... 38
Tabel 8. Harga Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018………….... 39
Tabel 9. Harga Kopi Internasional atau Dunia 2004-2018………………….. 40
Tabel 10. Volume Ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur 2004-2018……… 41
Tabel 11. Nilai Ekspor Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2004-2018…… 42
Tabel 12. Hasil Estimasi Multiple Regression Analisis Determinan Ekspor
Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur……………….. 39
Tabel 13. Hasil Estimasi Multiple regression R Squared Program Eviews 9… 40
Tabel 14. Uji F-Statistik Program Eviews 9…………………………………. 41
Tabel 15. Uji T-Statistik Program Eviews 9…………………………………. 42
Tabel 16. Standard Error Variabel Program Eviews 9……………………….. 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
Lampiran 1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda pada Program
Eviews 9……………………………………………………….. 56
Lampiran 2. Variabel Penelitian Analisis Determinan Ekspor Kopi
di Provinsi Nusa Tenggata Timur…………………………………………….. 57
Lampiran 3. Hasil Logaritma Natural……………………………………….... 58
Lampiran 4. Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur.. ..…………………………. 59
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu
negara adalah kegiatan perdagangan internasional (Ekspor dan Impor).
Perdagangan internasional adalah kegiatan perekonomian dan perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas
dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar
perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu
negara, serta pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain (Pertiwi,
2018).
Perdagangan internasional harus terus diupayakan untuk dapat meraih
berbagai peluang dan kesempatan yang ada. Pada mulanya hubungan perdagangan
hanya terbatas pada satu wilayah negara yang tertentu saja. Selanjutnya, dengan
semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut
tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja.
Hubungan dagang ini mulai berkembang dengan para pedagang dari negara lain.
Kegiatan dagang didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-
benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi
(Komaling, 2013).
Indonesia merupakan negara yang sejak lama telah melakukan
perdagangan internasional. Peningkatan ekspor baik jumlah maupun jenis
barang atau jasa selalu diupayakan atau digalakkan dengan berbagai strategi.
2
Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah pengembangan ekspor, terutama
ekspor non migas, baik barang maupun jasa. Tujuan dari program pengembangan
ekspor ini adalah mendukung upaya peningkatan daya saing global produk
Indonesia, serta meningkatkan peranan ekspor dalam memacu pertumbuhan
ekonomi (Anggraini, 2006).
Selain itu, Indonesia juga merupakan salah satu negara pemasok ekspor
migas dan nonmigas di pasar dunia. Tidak kurang dari 140 negara yang menjadi
tujuan ekspor Indonesia. Menurut data yang diperoleh dari statistik yang
dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS), hampir 5.000 macam produk dari
Indonesia telah memasuki pasar-pasar negara tersebut, salah satunya yaitu
ekspor kopi.
Kopi sebagai salah satu sumber utama pendapatan negara yang merupakan
komoditas global bernilai ekonomi tinggi. Dalam perannya sebagai komoditas
ekspor, kopi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen utama
kopi dunia dan menempati urutan ketiga penghasil kopi terbesar dunia setelah
Brazil dan Vietnam. Kopi merupakan sebagian kecil dari komoditas perdagangan
internasional yang dikelola dan didominasi oleh petani berskala kecil. Dari 25
juta petani di seluruh dunia, sekitar 75% lahan adalah smallholders. Di
Indonesia, kopi sebagai komoditas perkebunan andalan Indonesia diusahakan
oleh perkebunan negara (PBN), perkebunan swasta (PBS) maupun perkebunan
rakyat (PR) (Galih, 2014).
Kopi yang merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peran
penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini karena kopi telah
3
memberikan sumbangan yang cukup besar bagi devisa negara, dapat menjadi
penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani pekebun kopi
maupun bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan,
maupun dalam mata rantai pemasaran (Thamrin, 2014), selain itu, Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menyatakan bahwa kopi di Indonesia juga
sudah teruji standar kualitasnya dan dapat diterima di seluruh negara di dunia
karena sudah mendapat pengakuan dan bersertifikat dari ICO (International
Coffee Organization) sebagai kopi yang berkualitas (Soviandre, 2014).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (2018), produksi
kopi Indonesia sebagian besar diekspor ke mancanegara dan sisanya dipasarkan
di dalam negeri. Ekspor Kopi Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia,
Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa dengan pangsa utama di Eropa. Pada
tahun 2018, lima besar negara pengimpor Kopi alam Indonesia adalah United
States, Malaysia, Japan, Egypt, dan Italy.
Tabel 1. Ekspor Kopi Indonesia 5 Benua 2018
No Negara Importir Volume Ekspor (Ribu Ton) Nilai Ekspor (US$ Juta)
1
2
3
4
5
United States
Malaysia
Jepang
Egypt
Italy
52,10
38,80
30,37
29,31
27,93
254,213
70,897
84,357
56,953
54,049
Jumlah 178,51 520,469
Sumber: BPS 2018
Volume ekspor ke United States mencapai 52,10 ribu ton atau 18,61
persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$ 254,213 juta.
4
Peringkat kedua adalah Malaysia, dengan volume ekspor sebesar 38,80 ribu ton
atau 13,86 persen dari total volume kopi Indonesia dengan nilai US$ 70,897 juta.
Peringkat ketiga adalah Jepang, dengan volume ekspor sebesar 30,37 ribu ton
atau 10,85 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai US$
84,357 juta. Peringkat keempat adalah Egypt dengan volume ekspor 29,31 ribu
ton atau sekitar 10,47 persen dari total volume ekspor kopi Indonesia dengan nilai
US$ 56,953 juta. Peringkat kelima adalah Italy dengan volume ekspor 27,93
ribu ton atau 9,98 persen dari total volume ekspor Kopi alam dengan nilai US$
54,049 juta.
Total ekspor kopi delapan tahun terakhir cenderung berfluktuasi, berkisar
antara 27,94 persen sampai dengan 30,46 persen. Pada tahun 2010 total volume
ekspor mencapai 433,6 ribu ton dengan total nilai sebesar US$ 814,3 juta
meningkat menjadi 467,8 ribu ton pada tahun 2017 dengan total nilai sebesar
US$ 1 187,16 juta (BPS, 2017).
Kopi telah menjadi komoditas penting bagi perekonomian beberapa
provinsi penghasil kopi seperti, Aceh, Sumatra, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan
(2015), di Indonesia terdapat lima provinsi dengan produksi kopi tertinggi di
tahun 2015 yakni Provinsi Sumatera Selatan sebesar 147.090 ton, Lampung
sebesar 131.854 ton, Bengkulu sebesar 88.861 ton, Sumatera Utara sebesar
61.543 ton, dan Jawa Timur sebesar 61.337 ton. Dan secara nasional NTT
berada pada urutan ke 9 dengan jumlah produksi sebesar 22.142 ton.
5
Menurut Badan Pusat Statistik (2015 ), kopi di Indonesia dibudidayakan
sebagian besar oleh perkebunan rakyat, dimana jenis kopi yang banyak
dibudidayakan adalah jenis kopi robusta. Sentra produksi kopi robusta di
Indonesia terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa
TImur, dan Sumatera Barat. Adapun sentra produksi kopi arabika adalah
Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Nusa
Tenggara Timur.
Nusa Tenggara Timur ( NTT) merupakan salah satu Provinsi penghasil
kopi di Indonesia. Daerah produksi kopi Nusa Tenggara Timur terpusat di
Kabupaten Manggarai, Ngada, Sumba Barat, Flores Timur dan beberapa
kabupaten lainnya. Kopi yang dihasilkan sekitar 90% adalah jenis arabika
sedangkan sisanya adalah jenis robusta. Produksi kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
untuk di ekspor ke luar negeri (Perseveranda, 2005).
Komoditas kopi Nusa Tenggara Timur merupakan komoditas yang
mempunyai potensi untuk bersaing di pasar Internasional. Hampir setiap Daerah
di Nusa Tenggara Timur ditemukan kualitas kopi yang luar biasa, seperti
beberapa kopi Nusa Tenggara Timur yang sudah terkenal yaitu kopi Daerah
Bajawa, kopi daerah Manggarai dan beberapa kopi yang berasal dari Daerah
lainnya di Nusa Tenggara Timur yang memiliki rasa, aroma dan cita rasa yang
unik. Menurut Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan
Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur, kopi di Nusa Tenggara Timur memiliki
kualitas terbaik dan sangat diminati Negara-negara lain. Dalam hal ini telah
6
menjuarai berbagai event festival tingkat nasional dan Dunia . diantaranya
adalah Festival Kopi Nusantara 2015 dan mewakili Indonesia ke Spanyol dan
beberapa event lainnya.
Pokok permasalahan ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
bahwa, perkembangan produksi dan volume ekspor kopi di Daerah Nusa
Tenggara Timur berfluktuasi. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Determinan Nilai Ekspor
Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur” untuk mengetahui
potensi dan perkembangan ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur di
pasar Internasional.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah faktor apa saja yang mempengaruhi nilai ekspor komoditas kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor komoditas kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka kegunaan
dalam penelitian ini yaitu:
7
1. Bagi mahasiswa, memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai ekspor komoditas kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
2. Dapat dijadikan sebagai referensi oleh mahasiswa lain dalam pembuatan
laporan serta bahan pembelajaran untuk penelitian selanjutnya.
3. Sebagai penambah dan pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang
sama ataupun sejenisnya.
4. Terkhusus bagi pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mengambil
kebijakan dan referensi dalam pengembangan ekspor komoditas kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan perdagangan antar dua negara
atau lebih yang mencakup ekspor dan impor oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama dan saling
menguntungkan (Case & Fair, 2007). Menurut Tambunan (2001), perdagangan
internasional dapat didefinisikan sebagai perdagangan antar atau lintas negara
yang mencakup ekspor dan impor.
Perdagangan internasional itu sendiri adalah perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk atau institusi dari suatu negara dengan penduduk
atau institusi yang berasal dari negara lain berdasar kesepakatan bersama.
Institusi bisa berupa pemerintah suatu negara atau bisa juga perusahaan.
Perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
pendapatan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan internasional
juga turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan
masuknya perusahaan transnasional ke suatu negara. Oleh karena itu adanya
perdagangan internasional menjadi hal yang sangat penting bagi kemajuan
perekonomian suatu negara. (Nawatmi dkk, 2012).
Menurut Radifan (2014), perdagangan internasional pada umumnya
sering timbul dikarenakan beberapa faktor penyebab yaitu:
9
1. Adanya perbedaan harga barang di berbagai negara
Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdagangan
antar negara. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi yang terdiri dari
upah, modal, sewa tanah, biaya bahan mentah serta efisiensi dalam proses
produksi. Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu, antara satu negara
dengan negara lain akan berbeda ongkos produksinya. Perbedaan ini
disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara
mengkombinasikan faktor-faktor tersebut dalam proses produksi.
2. Adanya perbedaan selera
Selera memainkan peranan penting dalam menentukan permintaan
akan suatu barang antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di
suatu negara tidak cukup untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat
mengimpor dari negara lain. Bahkan meskipun suatu negara tertentu dapat
menghasilkan barang sendiri, namun kemungkinan besar impor dari negara
lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera di mana penduduk negara
tersebut lebih menyukai barang-barang dari negara lain.
3. Adanya perbedaan pendapatan
Adanya hubungan antara pendapatan suatu negara dengan pembelian
barang luar negeri (impor). Jika pendapatan naik maka pembelian barang-
barang dan jasa (dari dalam negeri maupun impor) dapat mengalami kenaikkan.
Banyak alasan mengapa Negara-negara terlibat dalam perdagangan
Internasional. David Ricardo mengembangkan teori keunggulan komparatif
(comparative advantage) untuk menjelaskan perdagangan internasional atas
10
dasar perbedaan kemampuan teknologi antar negara. Eli Heckscher dan Bertil
Ohlin berpendapat bahwa perdagangan internasional terjadi karena adanya
perbedaan kekayaan faktor produksi yang dimiliki negara-negara. Perdagangan
internasional juga bisa terjadi karena preferensi negara-negara terhadap barang
dan jasa tertentu (Arifin Dkk, 2007).
Perdagangan internasional bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau
gains dari perdagangan itu sendiri, manfaat yang nyata bagi suatu negara
diantaranya pertumbuhan ekonomi (Salomo ,2007 ). Dalam jangka panjang
ekspor dan impor berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
dan menyimpulkan bahwa ekspor adalah mesin dari pertumbuhan ekonomi
atau Export Led Growth. Menurut Rusyana (2009), aktivitas perdagangan
internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut
atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Pada
awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export
promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai
motor penggerak bagi pertumbuhan.
Pakar ekonom pasar berpendapat bahwa perdagangan internasional
merupakan transaksi yang saling menguntungkan atau win-win deal, karena
beberapa alasan berikut:
1. Perdagangan internasional menyangkut dua transaksi
Ketika dua negara saling melakukan ekspor dan impor yang saling
menguntungkan.
2. Perdagangan internasional memberikan keanekaragaman barang dan jasa
11
Kita dapat membayangkan jika Indonesia tidak mempunyai hubungan
perdagangan internasional dengan negara lain di dunia. Keanekaragaman barang
dan jasa yang diperdagangkan di pasar dalam negeri Indonesia akan sangat
terbatas.
3. Perdagangan internasional dapat mendatangkan efisiensi
Suatu negara yang mencoba memenuhi segala kebutuhan barang dan
jasanya sendiri (self-sufficient economies) tidak akan mencapai efisiensi dalam
perekonomiannya. Hanya dengan perdagangan internasional, maka efisiensi dapat
dihasilkan dan kedua negara akan saling menguntungkan satu sama lain.
Kegiatan perdagangan internasional memberikan rangsangan guna
membutuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-
industri pabrik besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga
sosial yang fleksibel. Ekspor mencerminkan aktivitas perdagangan antarbangsa
yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika pertumbuhan perdagangan
internasional, sehingga suatu negara-negara yang sedang berkembang
kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-
negara yang lebih maju (Benni, 2013).
2.2 Analisis Determinan Ekspor
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) merupakan
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dan sebagainya). Sedangkan determinan bermakna faktor yang menentukan.
sehingga dapat dismpulkan bahwa analisis determinan adalah penyelidikan
12
terhadap faktor-faktor yang menentukan, yang dalam hal ini adalah faktor
yang menetukan ekspor suatu barang atau jasa.
Ekspor merupakan salah satu komponen pengeluaran agregat. Maka
dari itu ekspor sangat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan
dicapai. Apabila ekspor bertambah, maka pengeluaran agregat bertambah
tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan tetapi
sebaliknya pendapatan tidak dapat mempengaruhi ekspor. Dengan demikian
ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan investasi dan fungsi pengeluaran
pemerintah (Ramadhani, 2018).
Menurut Krugman & Obstfeld (2003), ekspor terjadi karena negara-negara
cenderung mengekspor barang-barang yang diproduksinya padat dalam faktor-
faktor dimana negara tersebut dikaruniai kelimpahan dalam faktor-faktor
tersebut. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa suatu negara akan melakukan
ekspor suatu barang atau komoditas apabila negara tersebut memiliki kelebihan
jumlah produksi terhadap barang atau komoditas tersebut, sehingga kelebihan
produksi akan di ekspor ke negara lain.
Sehubungan dengan ekspor suatu komoditas, secara teoritis volume ekspor
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ekspor komoditas suatu
negara, dimana volume ekspor merupakan selisih antara penawaran dan
permintaan domestik (excess demand) bagi negara konsumen (Huda, 2017).
Faktor yang dapat mempengaruhi volume ekspor komoditas barang tertentu di
suatu negara, antara lain:
1. Nilai Tukar Mata Uang
13
Nilai tukar mata uang (kurs) adalah pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga di antara atau
kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah saring disebut dengan kurs
(exchange rate). Nilai tukar biasanya berubah-ubah, perubahan kurs dapat
berupa depresiasi dan apresiasi. Depresiasi mata uang rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat artinya suatu penurunan harga Dollar Amerika Serikat
terhadap Rupiah. Depresiasi mata uang negara membuat harga barang-barang
domestik menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri. Sedangkan apresiasi
terhadap Dollar Amerika Serikat adalah kenaikan Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat. Apresiasi mata uang suatu negara membuat harga barang-
barang domestik menjadi mahal bagi pihak luar negeri (Saeroji, 2011).
2. Harga
Tingkat harga merupakan rata-rata penimbangan harga dari barang dan
jasa yang berbeda di dalam suatu perekonomian. Pemerintah menghitung
tingkat harga dengan menyusun indeks harga, yang merupakan rata-rata
harga barang dan jasa. Kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto (ekspor
dikurangi impor). Pengaruh ekspor neto akan menurunkan pengeluaran
agregat dan pendapatan nasional riil.
Perkembangan perdagangan ekspor impor dunia tidak terbatas pada
nilai perdagangan, volume dan komoditas yang didagangkan, tetapi juga daya
saing suatu produk. Menurut Sutedi (2014), Ada beberapa faktor yang dapat
menentukan daya saing suatu komoditas ekspor yaitu:
1. Faktor langsung
14
Faktor langsung terdiri atas mutu komoditas, biaya produksi dan
penentuan harga jual. Mutu komoditas meliputi spesifikasi teknis dari komoditas
tertentu dan fungsi atau kegunaan komoditas tersebut bagi konsumen. Sedangkan
biaya produksi dan harga jual pada umumnya ditentukan oleh salah satu dari
pilihan berikut:
a. Biaya produksi ditambah mark -up ( margin keuntungan)
b. Disesuaikan dengan tingkat harga pasar yang sedang berlaku (current
market price)
c. Harga dumping
2. Faktor tidak langsung
Faktor tidak langsung terdiri atas kondisi sarana pendukung ekspor,
intensif atau subsidi pemerintah untuk ekspor, kendala tarif dan non tarif,
tingkat efisiensi dan disiplin nasional dan kondisi ekonomi global.
Sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi ekspor suatu barang
atau jasa, perlu dilakukan suatu analisis sehingga digunakan fungsi atau
persamaan. Fungsi atau persamaan ini melibatkan dua variabel atau lebih,
yang mana variabel yang satu disebut sebagai variabel dependen atau yang
dijelaskan (dependent variable), dan yang lain disebut sebagai variabel
independen atau yang menjelaskan (independent variable). Cobb-Douglass
menjelaskan hubungan antara (Y) dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
(X). Model fungsi persamaan yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
Y dan X menggunakan fungsi persamaan Cobb-Douglass yang telah
ditransformasikan ke dalam bentuk linier logaritmik dimana variabel yang
15
dijelaskan atau dependen (Y) dan variabel yang menjelaskan adalah atau
independen (X). Secara matematik fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis
sebagai berikut:
Y = b0 DB e (Soekarti, 2003)
2.3 Komoditas Kopi
Kopi diusahakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yang berfungsi sebagai minuman penyegar. Kopi menjadi penting dan banyak
dimanfaatkan bukan saja oleh orang di eropa tetapi juga orang di Negara
tempat kopi diproduksi. Komoditas itu diproduksi dan diambil khasiatnya
sebagai produk yang mengandung zat aktif yang merangsang organ hidup
tertentu. Alkaloid kafein dalam takaran tertentu banyak manfaatnya bagi hidup
manusia (Subandi, 2011).
Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di
seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis.
Popularitas dan daya tarik dunia terhadap kopi, utamanya dikarenakan rasanya
yang unik serta didukung oleh faktor sejarah, tradisi, sosial dan kepentingan
ekonomi . Selain itu, kopi adalah salah satu sumber alami kafein zat yang dapat
menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan mengurangi kelelahan (Smith,
2002). Minuman kopi, minuman dengan bahan dasar ekstrak biji kopi, dikonsumsi
sekitar 2,25 milyar gelas setiap hari di seluruh dunia. Pada tahun 2013,
International Coffee Organization (ICO) memperkirakan bahwa kebutuhan
bubuk kopi dunia sekitar 8,77 juta ton (ICO, 2015).
16
Asal muasal tanaman kopi dari Abyssinia, suatu daerah di afrika yang
saat ini mencakup wilayah negara Ethiopia dan Eritrea. Kopi menjadi komoditas
komersial setelah dibawa oleh para pedagang arab ke yaman. Di Arab kopi
populer sebagai minuman penyegar. Memasuki abad ke-17 orang-orang Eropa
mulai mengembangkan perkebunan kopi sendiri. Mereka membudidayakan kopi
di daerah jajahannya yang tersebar di berbagai penjuru bumi salah satunya di
indonesia (pulau jawa) yang dikebangkan oleh Bangsa Belanda. Kopi di
indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika belanda membawa kopi dari Malabar,
India, Jawa (Afriliana, 2018).
Tanaman kopi digolongkan ke dalam genus coffea keluarga rubiaceae.
Genius coffea memiliki lebih dari 100 anggota spesies (Anggrewan, 2017).
Klasifikasi tanaman kopi adalah sebagai berikut:
Kingdom (kerajaan) : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Division (devisi) : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Class (kelas) : Magnoliopsida
Super ordo : Asteranae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea L.
17
Spesies : Coffea arabica L.( jenis arabika)
Spesies : Coffea canephora pierre (jenis robusta)
Spesies : Coffea liberica W.bull ( jenis liberica)
Empat jenis kelompok kopi yang dikenal, yaitu kopi arabika, kopi robusta,
kopi liberika, dan kopi ekselsa. Kelompok kopi yang dikenal memiliki nilai
ekonomis dan diperdagangkan secara komersial, yaitu kopi arabika dan kopi
robusta. Sementara itu, kelompok kopi liberika dan kopi ekselsa kurang
ekonomis dan kurang komersial. Kopi arabika dan kopi robusta memasok
sebagian besar perdagangan kopi dunia. Jenis kopi arabika memiliki kualitas
cita rasa tinggi dan kadar kafein lebih rendah dibandingkan dengan robusta
sehingga harganya lebih mahal. Kualitas cita kopi robusta dibawah kopi arabika,
tetapi kopi robusta, tahan terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, luas
area pertanaman kopi robusta di Indonesia lebih besar daripada luas areal
pertanaman kopi arabika terbatas pada lahan dataran tinggi diatas 1.000 m dari
permukaan laut agar tidak terserang karat daun kopi (Rahardjo, 2012).
Kopi jenis arabika, robusta, dan liberika merupakan jenis kopi yang
terdapat di Indonesia. Akan tetapi, kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia
adalah kopi jenis arabika dan robusta. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman
kopi 4 berkisar 1 500 sampai 2 500 mm tahun-1 dengan rata-rata bulan kering
3 bulan. Rata-rata suhu yang diperlukan untuk tanaman kopi berkisar 15 °C
sampai 25 °C dengan kelas lahan S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman
sangat berkaitan dengan citarasa kopi tersebut.
18
Berdasarkan catatan International Coffee Organization (ICO), terdapat
empat jenis kopi yang diperdagangkan secara global yakni, kopi arabika, kopi
robusta, kopi liberika dan kopi excelsa. Keempat jenis kopi tersebut berasal dari
3 spesies tanaman kopi. Arabica dihasilkan oleh coffea arabica. Robusta
dihasilkan tanaman coffea canephora sedangkan liberika dan excelsa coffea
liberica, persisnya coffea liberica var. liberica untuk kopi liberika dan coffea
liberica var dewevrei untuk kopi excelsa.
Sebagai produsen kopi keempat terbesar di dunia, Indonesia
menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun
2016, nilai ekspor kopi menempati urutan kelima komoditas terbesar di Indonesia
setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa dengan nilai perdagangan
mencapai 1,01 Milyar US$ atau berkontribusi 3,94% terhadap nilai perdagangan
komoditas perkebunan yang mencapai 25,58 miliar US$.
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam renstra 2015-2019 menempatkan
komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub
agenda prioritas peningkatan agroindustri yaitu peningkatan produksi komoditas
andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan agroindustri di
pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan kelapa (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2015).
19
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Determinan Nilai
Ekspor Kopi Provinsi
Lampung (Ria
Pertiwi, 2018)
Regresi Linear
Berganda
Produksi kopi Provinsi
Lampung berpengaruh
positif dan signifikan,
konsumsi kopi negara
importir berpengaruh
negatif dan signifikan, serta
nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai ekspor kopi
provinsi lampung.
2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Volume Ekspor Kopi
Indonesia ke USA
(Soviandre, Musadiq,
& Fanani, 2014)
Regresi Linear
Berganda
Produksi kopi domestik ,
harga kopi internasional,
dan kurs berpengaruh
signifikan terhadap volume
ekspor kopi
3 Analisis Determinan
Respons Penawaran
Minyak Kelapa Sawit
(Crude Palm Oil) di
Provinsi Kalimantan
Selatan (Inatul Safitri,
2019)
Regresi Linear
Berganda
harga CPO Kalimantan
Selatan, harga ekspor CPO
Indonesia, dan harga CPO
Dunia berpengaruh positif
atau signifikan, dari
masing-masing determinan
harga ekspor minyak
kelapa sawit yang nilainya
paling kecil yaitu harga
CPO kalimantan, elastisitas
harga CPO Kalimantan
lebih tinggi dibanding
dengan harga ekspor CPO
Indonesia
4 Analisis Determinan
Ekspor Kopi
Indonesia ke Jerman
1993-2011
(Komaling, 2013)
Regresi Linear
Berganda
Pendapatan perkapita
jerman, harga kopi dunia
dan konsumsi kopi Jerman
berpengaruh secara
signifikan terhadap volume
ekspor kopi Indonesia ke
20
Jerman
5 Analisis Beberapa
Faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Volume
Ekspor Kopi Provinsi
Bali 1990-2006
(Senjaya, 2017)
Regresi Linear
Berganda
Harga rata-rata ekspor
kopi, kurs USA dan
kebijakan ekspor kopi
secara serempak
berpengaruh signifikan
6 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Ekspor Kopi Arabika
di Sumatera Utara
(Hia, Ginting, &
Lubis, 2014)
Regresi Linear
Berganda
Harga ekspor kopi arabika
Sumatera Utara , GDP
perkapita riil Amerika
Serikat berpengaruh positif
terhadap nilai ekspor kopi
di Sumatera Utara dan nilai
tukar nominal rupiah
terhadap dollar
berpengaruh negatif
terhadap nilai ekspor kopi
arabika di Sumatera Utara
memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
ekspor kopi Sumatera
Utara
7 Analisis Faktor–
Faktor yang
Mempengaruhi ekspor
tepung kelapa di
Sulawesi Utara (
Makatita, Kumat, &
Mandai, 2016)
Regresi Linear
Berganda
Hasil secara signifikan
dalam periode waktu 2006-
2015 produksi kelapa
berpengaruh positif terhadap
ekspor tepung kelapa. Kurs
menunjukan ada
kecenderungan berpengaruh
positif dan harga ekspor
menunjukan ada
kecenderungan berpengaruh
negatif walaupun secara
statistik keduanya tidak
signifikan terhadap ekspor
tepung kelapa Sulawesi
Utara
8 Analisis Determinan
Volume Ekspor Teh
Indonesia Periode
1990-2018 (Uci
Langgeng Pinanggih,
Regresi Linear
Berganda
Dalam jangka pendek
variabel produksi teh
berpengaruh positif dan
signifikan. Variabel
konsumsi teh dalam jangka
pendek maupun jangka
21
2020) panjang berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap
volume ekspor teh. Variabel
nilai tukar dalam jangka
panjang memiliki pengaruh
negatif dan signifikan.
Seluruh variabel independen
berpengaruh secara simultan
terhadap volume ekspor teh.
Variabel paling dominan
dalam mempengaruhi
volume ekspor teh yaitu
produksi teh dalam jangka
pendek
9 Determinan Ekspor
Teh Indonesia Tahun
2002-20017 (Tyas
Maulidina, 2019)
Regresi Linear
Berganda
Bahwa secara bersama-sama
produksi, konsumsi dalam
negeri, harga Internasional,
nilai tukar dan inflasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ekspor
teh Indonesia. Sedangkan
secara parsial, variabel
produksi berpengaruh
positif dan signifikan,
variabel konsumsi dalam
negeri berpengaruh negatif
dan signifikan dengan
koefisien, variabel harga
Internasional berpengaruh
positif dan signifikan
dengan koefisien, variabel
nilai tukar berpengaruh
negatif dan signifikan,
variabel inflasi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
terhadap ekspor teh
Indonesia
10 Analisis Faktor- faktor
yang Mempengaruhi
Ekspor Kopi sebagai
Komoditas Unggulan
di Jawa Timur
(Mamilianti, 2006)
Regresi Linear
Berganda
Harga kopi, volume ekspor
kopi, produksi kopi
Internasional dan krisis
ekonomi berpengaruh secara
signifikan
11 Analisis Penentu Regresi Linear Hasil penelitian
22
Ekspor Kopi
Indonesia ( Raharjo,
2013)
Berganda menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap volume
ekspor kopi Indonesia
antara lain PDB riil negara
pengimpor, nilai tukar
rupiah terhadap US Dollar,
harga kopi ritel di negara
pengimpor.
Sumber: jurnal (Google Cendekia).
2.5 Kerangka Pemikiran
Banyak faktor yang menentukan komoditas ekspor di suatu negara yang
dimana selalu berbeda dengan negara lain. Berdasarkan pernyataan tersebut
sehingga dapat dijelaskan analisis determinan nilai ekspor komoditas kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu, perdagangan internasional akan terjadi apa
bila ada komoditas yang akan diekspor dalam hal ini adalah komoditas kopi, serta
kesedian produksi kopi Nusa tenggara Timur, dengan pertimbangan harga, yaitu
harga kopi NTT dan harga kopi Internasional, diekspor dalam runtun waktu
dengan volume ekspor yang memperoleh nilai ekspor. Sehingga dapat
digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut:
23
Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Determinan Ekspor Komoditas Kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya
(pernyataan yang masih lemah) dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya
masih sementara. Hipotesis merupakan pernyataan penelitian mengenai hubungan
antara variabel yang mempengaruhi dengan variabel yang dipengaruhi dalam
Perdagangan
Internasional
Komoditas Kopi
Produksi kopi Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Harga
Ekspor
(Time Series)
Nilai Ekspor
1. Harga Kopi NTT
2. Harga Kopi
Internasional
Volume Ekspor
24
suatu penelitian. Maka dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai
berikut :
1. Diduga produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Diduga harga kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Diduga harga kopi internasional atau harga dunia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4. Diduga volume ekspor kopi Provinsi nusa Tenggara Timur berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada
bulan November, 2020 hingga bulan Februari, 2021. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Nusa Tenggara Timur adalah salah
satu Provinsi yang ada di Indonesia yang memproduksi serta mengekspor
komoditas kopi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung,
yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder sebagai data penunjang
dikumpulkan melalui studi pustaka seperti buku, literatur-literatur, sumber bacaan
lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian dan instansi lainnya yang
berkaitan dengan topik penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data deret waktu (Time Series) dengan waktu 15 tahun
yaitu dari tahun 2004 hingga pada tahun 2018 yang diperoleh melalui website
resmi pada Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian Provinsi Nusa
Tenggara timur dan FAOSTAT.
26
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan salah
satu cara untuk memperoleh data, informasi mengenai berbagai hal yang ada
kaitannya dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2013), dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Selain
data-data laporan tertulis, untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai
data informasi dan referensi dan berbagai sumber pustaka, media massa dan
internet.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh sumber terkumpul
menggunakan statistik (Sugiyono, 2012). Analisis data ini merupakan bagian
dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang menandai
untuk menarik kesimpulan penelitian.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear berganda dengan menggunakan alat analisis eviews 9. Metode analisis
regresi linier berganda (multiple regression). Menurut Antonov (2015), analisis
regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau
27
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Analisis linier berganda dalam penelitian ini adalah teknik statistik yang
digunakan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
ekspor komoditas kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun spesifikasi
model yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan :
Ln Y = Nilai ekspor Nusa Tenggara Timur (US$)
= Produksi kopi Nusa Tenggara Timur (Ton)
= Harga kopi Nusa Tenggara Timur (Rp)
= Harga kopi Internasional (US$)
= Volume ekspor kopi Nusa Tenggara Timur (Ton)
= Koefisien regresi
e = Kesalahan (disturbance term)
1. Koefisien Determinan (R²)
Mengukur seberapa baik garis regresi cocok dengan datanya atau
mengukur persentase total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi
menggunakan konsep koefisien determinan R-Squared (R²). Nilai koefisien
determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan
dari variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain
koefisien determinasi menunjukkan variasi turunnya yang diberi simbol R2
28
mendekati angka 1, maka variabel independen makin mendekat hubungan
dengan variabel dependen sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan model
tersebut dapat dibenarkan.
2. Uji F Statistik
Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah secara statistik bahwa
keseluruhan koefisien regresi yang signifikan dalam menentukan nilai variabel
tidak bebas (variabel dependen), maka diperlukan juga pengajian secara
serentak yang menggunakan uji F. Pengujian ini akan memperlihatkan
hubungan satu pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen ( Ramadhani, 2018).
a. Ho : , maka Variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen.
b. Ho : , maka variabel independen mempengaruhi variabel
dependen.
Prosedur penguraian F adalah sebagai berikut:
a. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
b. Menghitung nilai F hitung dengan rumus:
Fn =
( ) ( )
Keterangan:
R² = K oefisien determinan
K= Jumlah Variabel Independen
N= Jumlah Sampel
29
c. Mencari nilai kritis (F tabel) ; df (k-1, n-k)
Dimana k = jumlah parameter termasuk intersep.
3. Uji T Statistik
Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel–variabel
independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel
dependen. Uji-t menguji bagaimana pengaruh masing–masing variabel
bebasnya secara sendiri–sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan
melihat kolom signifikansi pada masing–masing t hitung. Derajat signifikansi
yang digunakan adalah 0,05, dengan derajat kepercayaan 95%. Apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima
hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
parsial mempengaruhi variabel independen. Prosedur dari uji t adalah sebagai
berikut :
a. Membuat hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
b. Menghitung t dengan rumus :
t = –
Keterangan:
bi : Koefisien bebas ke-i
bi* : Nilai Hipotesis dari nol
Sbi : Simpangan baku dari variabel bebas ke-i
30
3.5 Definisi Operasional
1. Perdagangan internasional atau pertukaran komoditas keluar negeri merupakan
salah satu bentuk transaksi atau kerjasama dalam proses tukar- menukar antar
negara yang saling menguntungkan satu sama lain.
2. Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting
sebagai sumber devisa non migas, yang memiliki prospek yang cerah.
3. Produksi kopi merupakan banyaknya jumlah komoditas kopi yang tersedia
yang memiliki nilai guna.
4. Harga merupakan nilai tukar atau nilai finansial suatu barang, produk atau jasa
dalam waktu tertentu yang menunjukan tinggi dan rendahnya nilai suatu
barang, produk atau jasa tersebut.
5. Ekspor kopi merupakan kegiatan yang menambah pendapatan nasional suatu
negara dengan perolehan nilai ekspor kopi dalam satuan US$.
6. Nilai ekspor merupakan keseluruhan nilai ekspor kopi Nusa Tenggara Timur di
pasar internasional dalam satuan US$.
31
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Flores,
Sumba, Timor, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue.
Ibukotanya terletak di Kupang, Timur Barat. Provinsi Nusa Tenggara Timur
terletak diantara 8°-12° Lintang Selatan 118°-125° Bujur Timur. Secara geografis,
luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari daratan seluas 4.734. 990
Ha terbesar pada 1.192 Pulau ( 44 dihuni dan 1.148 Pulau tidak terhuni). Sebagian
wilayahnya dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah. ,memiliki 40 sungai
dengan panjang antara 25-118 Kilometer. Batas-batas wilayahnya adalah:
1. Bagian Utara, laut Flores
2. Bagian Timor Leste, Provinsi Maluku dan laut Banda
3. Bagian Selatan, Samudra Hindia
4. Bagian Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Adapun Kabupaten, luas Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebagai berikut:
32
Tabel 3. Jumlah Kabupaten, luas Daerah, Kecamatan serta Kelurahan Provinsi
Nusa Tenggara Timur
No Kabupaten/Kota Luas Daerah Kecamatan Kelurahan/Desa
1 Sumba Barat 73.742 6 74
2 Sumba Timur 700.050 22 156
3 Kupang 543. 772 24 177
4 Timur Tengah Selatan 394.700 32 240
5 Timur Tengah Utara 266.966 24 175
6 Belu 244.557 24 208
7 Alor 286.460 17 175
8 Lembata 126.638 9 144
9 Flores Timur 181.285 19 250
10 Sikka 173.192 21 160
11 Ende 204.662 21 217
12 Ngada 162.092 9 123
13 Manggarai 164.435 9 161
14 Rote Ndao 128.000 10 89
15 Manggarai Barat 294.750 10 169
16 Sumba Barat Daya 144.532 11 131
17 Nageko 141.696 7 113
18 Manggarai Timur 249.455 6 176
19 Sabu Raijua 46.054 6 63
20 Kota Kupang 16.034 6 51
Jumlah 4.734.990 298 3.117
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018
4.2 Demografis
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2,07%. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak
2.326.487 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.357.340 jiwa (2010).
33
Kepadatan penduduk di Nusa Tenggara Timur sebesar 96 jiwa/km2, dengan
persentase penduduk yang tinggal di perkotaan kurang lebih 20%, dan sisanya
sebesar 80% mendiami kawasan pedesaan. Sesuai data BPS Nusa Tenggara
Timur tahun 2020, sebagian besar penduduk beragama Kristen yakni 91,51%,
dengan rincian persentase Katolik 52,48%, kemudian Protestan 39,03%. Pemeluk
agama Islam sebanyak 8,28%, kemudian Hindu 0,20% dan Buddha 0,01%.
Tingkat pendaftaran Sekolah Menengah adalah 39% yang jauh di bawah rata-rata
Indonesia, yaitu 80.49% tahun 2003/04 menurut (UNESCO).
4.3 Sektor Pertanian
Sektor pertanian sampai saat ini tetap memberikan sumbangan besar
dalam pembangunan nasional maupun regional, baik berupa sumbangan
langsung seperti dalam pembentukan PDRB, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor, dan
penekanan inflasi maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan
sektor lain. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran sektor pertanian dalam
melaksanakan koordinasi dan memberikan fasilitas bagi pelaksanaan
pembangunan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat.
Struktur perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) masih didominasi
oleh sektor pertanian dimana kontribusinya selama empat tahun terakhir
berkisar antara 28 persen sampai 29,03 persen (Atas Dasar Harga Berlaku). Pada
tahun 2019, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT ), mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dari tahun sebelumnya
34
menjadi 28,00 persen. Kelompok sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,
dan Jaminan Sosial Wajib menempati urutan ke dua dengan kontribusi sebesar
13,66 persen, dan diikuti kelompok Perdagangan Besar dan Eceran dengan
kontribusi sebesar 11,52 persen.
Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai daerah kepulauan dengan topografi
yang berbukit dan beriklim kering dalam hal struktur perekonomian hingga saat
ini masih bergantung pada sektor pertanian. Pada tahun 2018 kontribusi sektor
pertanian terhadap pembentukan PDRB sebesar 28,40 persen. Nilai tersebut
didominasi subsektor peternakan dan hasil-hasilnya (9,26%) dan tanaman
pangan (8,36%). Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB sejak tahun 2015
cenderung menurun. Secara kuantitatif perannya cukup berarti dibandingkan
sektor lain seperti industri, perdagangan, dan jasa (sebagian besar rumah tangga
di NTT berusaha di sektor pertanian). Hasil Sakernas (Survei Angkatan Kerja
Nasional) Tahun 2018 menunjukkan bahwa 54,73 persen penduduk NTT yang
berumur 15 tahun ke atas bekerja di sektor pertanian dan 48,27 persen di sektor
non pertanian.
Secara agregat percepatan penciptaan nilai tambah sektor pertanian
selama Tahun 2016-2019 cenderung berfluktuasi. Tahun 2016 laju pertumbuhan
sektor pertanian sebesar 2,42 persen, kemudian mengalami kenaikan di tahun
2017 menjadi 4,94 persen, dan berkontraksi menjadi 3,03 persen pada tahun
2018, lalu mengalami percepatan menjadi 3,75 persen di tahun 2019.
35
4.4 Perkembangan Ekspor Luar Negeri
Ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan November
2018 senilai US $ 1.271.325 dengan volume sebesar 5.515,39 ton mengalami
penurunan sebesar 31,91 persen dari ekspor bulan Oktober 2018, yang sebesar
US $ 1.867.050. Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar US $
185.259 dan ekspor non migas senilai US $ 1.086.066. Pada bulan November
2018, komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur paling besar dikirim ke
Vietnam sebesar US$ 4.400.431.
Tabel 4. Ekspor Provinsi Asal Menurut Negara Tujuan pada bulan November,
2018
No Negara Tujuan Nilai (US$)
1
2
3
4
5
6
Vietnam
Timor Leste
Jepang
India
Singa Pura
Negara Lainnya
4.400.431
1.271.325
347.095
294.992
116.546
380.392
Jumlah 6.810.781
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018
Adapun kelompok ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut
komoditas dengan nilai ekspor terbesar pada bulan November 2018 adalah kopi,
teh, dan rempah-rempah, dengan nilai ekspor sebesar US$ 484.531.002.
36
Tabel 5. Ekspor Provinsi Menurut Komoditas, November 2018
No Negara Tujuan Nilai (US$)
1
2
3
4
5
Kopi, teh, rempah-rempah
Ikan dan udang
Buah-buahan
Bahan bakar mineral
Komoditas lainnya
484.531.002
4.531.002
4.311.229
226.468
1.157.595
Jumlah 494.757.296
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018.
Ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan Maret 2020
senilai US $ 1.064.530 dengan volume sebesar 3.501,4 ton mengalami penurunan
sebesar 27,45 persen dari ekspor bulan Februari 2020 yang sebesar US $
1.467.212. Nilai ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas sebesar US $ 92.003
dan ekspor non migas senilai US $ 972.527. Komoditas ekspor Provinsi NTT
bulan Maret 2020 seluruhnya dikirim ke Timor Leste sebesar US $ 1.064.530.
Komoditas terbesar yang diekspor Provinsi NTT pada bulan Maret 2020 adalah
kelompok komoditas Garam, Belerang, kopi dan Kapur (25) senilai US $
137.984..
37
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor-Faktor yang Terduga pada Nilai Ekspor Komoditas Kopi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Faktor-faktor yang terduga dalam penelitian nilai ekspor komoditas kopi
di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini adalah sebagai berikut:
1. Produksi Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Produksi dalam usaha pertanian diperoleh melalui suatu proses yang
panjang. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama, tergantung pada jenis
komoditas yang diusahakan. Proses produksi bisa berjalan bila persyaratan
yang dibutuhkan dapat dipenuhi. Persyaratan tersebut lebih dikenal dengan
nama faktor produksi. Faktor-faktor inilah yang akan menentukan seberapa
banyak produksi komoditas yang akan dihasilkan nantinya. Produksi komoditas
kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang di diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), selama 15 tahun (2004-
2018), dalam satuan Ton adalah berfluktuasi. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan
berbagai faktor-faktor produksi yang tidak mendukung, yaitu sarana produksi,
teknologi dan musim ataupun iklim pada Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Seperti jumlah bibit atau benih unggul yang sesuai dengan kondisi Provinsi
Nusa Tenggara Timur, serangan hama penyakit gugur buah dan masalah-masalah
lainnya. Berikut adalah data produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 5
Tahun terakhir:
38
Tabel 6. Produksi Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 5 tahun (2014-2018)
No Tahun Produksi (Ton)
1
2
3
4
5
2014
2015
2016
2017
2018
21.676
21.011
22.228
21.364
21.547
Jumlah 106.826
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018
Jumlah Produksi Provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2014-2018
berfluktuasi, pada tahun 2014 mencapai 21.676 Ton, tahun 2015 menurun, dengan
jumlah produksinya yaitu 21.011 Ton, kemudian ditahun 2016 produksi kopi
meningkat, dengan jumlah produksi sebesar 22. 228 Ton. Pada tahun 2017 jumlah
produksi kembali menurun dengan jumlah produksi yaitu 21.364 Ton dan di tahun
2018 meningkat dengan jumlah produksi adalah 21.547 Ton, dengan total
produksi selama 5 tahun adalah 106.826 Ton.
2. Harga Kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Kebijakan mengenai harga merupakan wewenang pemerintah untuk
menentukan harga suatu komoditas pertanian. Kebijakan tersebut dibentuk
bertujuan untuk melindungi dan menstabilkan perekonomian, termasuk
perekonomian suatu daerah. Dasar penetapan harga suatu komoditas adalah dilihat
dari bagaimana hubungan antara input dan output dalam proses produksi
komoditas tersebut. Adapun harga komoditas kopi di provinsi Nusa Tenggara
Timur yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) selama kurun waktu 15 tahun (2004-2018), yaitu
berfluktuasi (tahun 2004-2013), namun pada tahun 2014-2018 mengalami
39
peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut tentunya berdasarkan pertimbangan
dari hubungan antara input dan output komoditas kopi di Provinsi Nusa
Tenggara Timur itu sendiri. Berikut adalah data harga kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur 5 tahun (2014-2018):
Tabel 7. Harga Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2014-2018
No Tahun Harga Kopi NTT(Rp/Ton) Harga Kopi NTT(Rp/Kg)
1
2
3
4
5
2014
2015
2016
2017
2018
20.843.050
24.134.090
25.587.870
27.468.670
28.958.430
20.834
24.134
25.587
27.468
28.958
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018
Data harga kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini meningkat tiap
tahunnya mulai tahun 2014 hingga tahun 2018, seperti yang terlihat pada tabel
diatas yang diambil dari BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Harga Kopi Internasional
Harga Internasional merupakan acuan yang menentukan harga saat suatu
barang atau produk di ekspor dan diperdagangkan di pasar internasional atau
Dunia. Penetapan harga internasional dipengaruhi oleh mutu atau kualitas
barang atau produk (komoditas), persaingan dan biaya dalam mengambil
keputusan menyangkut harga barang atau komoditas tersebut. Pada penelitian
ini harga komoditas kopi internasional yang diperoleh di website FAOSTAT,
selama 15 tahun (2004-2018) yaitu berfluktuasi, hal ini mempengaruhi kondisi
harga kopi Indonesia juga, khususnya kondisi harga kopi di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, sebab harga internasional juga merupakan harga sosial atau
40
harga pembanding atas harga produk atau komoditas suatu daerah dalam
Negeri, termasuk pembanding mutu maupun kualitas dari komoditas tersebut.
Berikut adalah data harga kopi Internasional selama 5 tahun (2014-2018):
Tabel 8. Harga Kopi Internasional (Dunia) 2014-2018
No Tahun Harga Kopi Internasional
(US$/Ton)
Harga Kopi internasional
(US$/Kg)
1
2
3
4
5
2014
2015
2016
2017
2018
10.077.171
9.896.285
10.595.257
10.936.766
11.134.356
10.077
9.896
10.595
10.936
11.134
Sumber: FAOSTAT 2014-2018
Harga kopi internasional atau harga dunia, berfluktuasi seperti yang
terlihat pada tabel diatas, dari tahun 2014 hingga tahun 2018 (data selama 5
tahun). Data harga tersebut diambil dari FAOSTAT.
4. Volume Ekspor Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Volume ekspor merupakan sejumlah barang atau komoditas yang di
ekspor. Banyaknya jumlah barang atau komoditas yang di ekspor ini,
dipengaruhi oleh banyaknya ketersediaan atau bahkan kelebihan produksi dari
suatu komoditas, kualitas komoditas tersebut, dan tingginya harga komoditas di
pasar internasional atau di pasar Dunia. Adapun volume ekspor kopi di Provinsi
Nusa Tenggara Timur yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa
Tenggara Timur (NTT) selama 15 tahun (2004-2018) adalah berfluktuasi, hal ini
bisa saja dipengaruhi oleh faktor yang tidak mendukung ekspor komoditas
tersebut. Data volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur selama 5 tahun,
2014-2018 sebagai berikut:
41
Tabel 9. Volume Ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018
No Tahun Volume Ekspor NTT (Ton)
1
2
3
4
5
2014
2015
2016
2017
2018
11.829
13.432
14.917
15.299
8.726
Sumber: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2018
Volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014
hingga tahun 2018 berfluktuasi, seperti yang terlihat pada tabel diatas. Pada tahun
2015 sampai tahun 2017 meninggkat, dan di tahun 2018 volume ekspor menurun
dengan jumlah volume ekspornya adalah sebesar 8.726 Ton. Data tersebut
diaambil dari BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur.
5.2 Faktor Penentu Nilai Ekspor Komoditas Kopi di Provinsi Nusa Tenggara
Timur
Faktor penentu dalam penelitian ini atau disebut juga sebagai variabel
terikat dalam penelitian ini adalah nilai ekspor komoditas kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur, yang diperoleh pada Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa
Tenggara Timur (NTT) selama 15 tahun (2004-2018). Nilai ekspor komoditas ini
akan membantu menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai
ekspor komoditas kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dilakukan dengan
analisis regresi linear berganda yang menggunakan program eviews 9. Adapun
nilai ekspor dari penelitian ini selama 5 tahun (2014-2018) adalah sebagai berikut:
42
Tabel 10. Nilai Ekspor Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014-2015
No Tahun Nilai Ekspor (US$/Ton)
1
2
3
4
5
2014
2015
2016
2017
2018
58231
53213
59515
67862
29124
Sumber data: BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 2014-2018
Nilai ekspor yang terdapat pada tabel diatas menerangkan bahwa, nilai
ekspor kopi provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014 hingga tahun 2018
(5 tahun) berfluktuasi, dimana nilai ekspor tertinggi yaitu pada tahun 2017,
sebesar 67862 US$/Ton. Nilai ekspor terendah yaitu pada tahun 2018, sebesar
29124 US$/ Ton nya.
5.3 Hasil Estimasi Multiple Regression
Hasil estimasi multiple regression nilai ekspor komoditas kopi di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menggunakan program eviews 9 adalah
sebagai berikut:
43
Tabel 11. Hasil Estimasi Multiple Regression Analisis Determinan Nilai Ekspor
Komoditas Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur
No
Variabel
Koefisien
Estimasi,
Elastisitas
Standard
Error
Uji t
Statistik
Prob
1
2
3
4
5
Intersep
Produksi Kopi NTT
Harga Kopi NTT
Harga Kopi Internasional
Volume Ekspor Kopi NTT
-12.0773*
5.4099**
4.4227**
2.6316**
-0.3115**
4.2405
1.7423
1.3776
0.4034
0.9545
-3.0324
3.1050
3.2102
2.7601
-0.7702
0.0746
0.0112
0.0093
0.0201
0.2589
R² = 0.7811
Uji F- Statistik = 5.7840 **) : Signifikan = α = 5%
Probabilitas ( Uji F ) = 0.0208
Ns : Non signifikan
( ) = 1.0773+ 5.4099 ( )
+ 4.4227 ( )
+
2.6316 ( )
– 0.3115 ( )
+ e
Sumber: Hasil Olahan Program Eviews 9
1. Koefisien Determinan (R²)
Koefisien determinan menjelaskan seberapa besar sumbangan atau
pengaruh dari variabel-variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel
dependen (variabel terikat) secara bersama-sama, yang tujuannya adalah
mengukur persentase total kebaikan atau kebenaran hubungan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai dari koefisien determinan adalah
antara 0 hingga 1 (1< R² < 1), jika nilai dari koefisien determinasi (R²) mendekati
1, maka model tersebut dikatakan baik atau benar, sebab hubungan antara variabel
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen semakin dekat (variabel
terikat).
44
Tabel 12. Hasil Estimasi Multiple Regression (R-squared) Program Eviews 9
R-squared 1<R²<1 Signifikan
0.7811 (78.11%) 100% - 78.11% = 21.98% 95% (α= 5%)
Sumber : Hasil Olahan Program Eviews 9
Berdasarkan hasil dari estimate multiple regression dengan menggunakan
program eviews 9, bahwa koefisien determinan (R²) dalam penelitian ini
sebesar 0.7811 yang artinya bahwa, variabel-variabel independen (variabel
bebas) yaitu, produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi Internasional dan volume
ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dapat mempengaruhi nilai
ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), sebagai variabel terikat
sebesar 78.11% sedangkan sisanya sebesar 21.89% ( 100% - 78.11%) dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian atau variabel yang tidak diteliti. Penelitian ini
signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 95% (α= 5%).
2. Uji F Statistik
Cara untuk mengetahui bagaimana variabel independen (variabel bebas)
secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen ( variabel
terikat), maka dilakukan uji F statistik dengan menggunakan program eviews
9. Adapun hasil uji F-statistik menggunakan program eviews 9 sebagai berikut:
Tabel 13. Uji F-statistik Program Eviews 9.
F-statistik Prob F-statistik Signifikan
5.7840 0.0208 95% (α= 5%)
Sumber: Hasil Olahan Program Eviews 9
45
Berdasarkan dari hasil estimasi pada tabel di atas, menunjukan bahwa
nilai F Statistik sebesar 5.7840 dan nilai Probabilitas (uji F) sebesar 0.0208 (F-
statistik > Probabilitas uji-F ), maka Ho ditolak dan Ha diterima (signifikan).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu, produksi kopi Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
harga kopi Internasional dan volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), mempengaruhi secara bersama-sama variabel terikat ( nilai ekspor kopi
Provinsi Nusa Tenggara Timur) pada taraf kepercayaan 95% (α= 5%) hal ini
menandakan bahwa penelitian tersebut signifikan.
3. Uji t- Statistik
Cara untuk mengetahui pengaruh secara signifikan variabel bebas yaitu
produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), harga kopi internasional dan volume ekspor kopi
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terhadap nilai ekspor Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) sebagai variabel terikatnya, maka dapat dilakukan uji t-
statistik (uji parsial). Uji t- statistik ini menerangkan bagaimana pengaruh masing-
masing variabel bebasnya (variabel independen) mempengaruhi secara sendiri-
sendiri terhadap variabel terikatnya (variabel dependen). Adapun hasil uji t-
statistik program eviews 9 adalah sebagai beriku:
46
Tabel 14. Uji t- Statistik Program Eviews 9
No Variabel Koefisien t-Statistik Prob Signifikan
1
2
3
4
Produksi kopi
Harga kopi NTT
HargakopiInternasional
Volume Ekspor NTT
5.4099
4.4227
2.6316
-03115
3.1050
3.2102
2.7601
-07702
0.0112
0.0093
0.0201
0.2589
α = 5%
α = 5%
α = 5%
Non
signifikan
Sumber: Hasil Olahan
Berdasarkan hasil estimasi uji t- statistik yang dapat dilihat pada tabel
diatas, maka masing-masing variabel bebas (independen) terhadap variabel
terikat (dependen), sebagai berikut:
a. Variabel produksi kopi NTT ( X1)
Nilai t- statistik dari variabel ini yang dapat dilihat pada tabel diatas,
sebesar 3.1050 dan nilai probabilitas t- statistiknya sebesar 0.0112 dengan ini
menerangkan bahwa, nilai tersebut lebih kecil dari tingkat kesalahan yaitu
0.05 (α = 5%), yang artinya bahwa produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) sebagai Variabel bebas, berpengaruh signifikan terhadap nilai
ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai variabel terikat atau
variabel dependen, dengan taraf kepercayaan sebesar 95% (α = 5% ).
Koefisien variabel produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
ini berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) dengan nilai sebesar 5.4099** yang berarti bahwa, setiap kenaikan
1 Ton produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), maka akan
mempengaruhi atau akan meningkatkan ekspor kopi dan nilai ekspor kopi
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebesar 5.4099** US$/ribu ton. Menurut
47
Makatita (2016) apabila produksi meningkat atau bahkan semakin meningkat
maka ketersediaan barang akan meningkat pula, sehingga dalam kondisi ini dapat
meningkatkan ekspor barang tersebut, yang kemudian akan menaikan nilai ekspor.
Itulah sebabnya, variabel produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),
yang sebagai variabel bebas berpengaruh positif serta signifikan.
b. Variabel harga kopi NTT (X2)
Berdasarkan hasil uji t- statistik dari variabel ini, yang menggunakan
program eviews 9, dapat dilihat pada tabel diatas yaitu sebesar 3.2102 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.0093 artinya bahwa, nilai tersebut lebih kecil dari
tingkat kesalahan yaitu 0.05 (α = 5%), sehingga harga kopi Provinsi Nusa
Tenggara Timur( NTT ) sebagai variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
nilai ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sebagai variabel
terikat (dependen).
Koefisien harga kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini,
berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kopi provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) sebesar 4.4227** yang artinya, setiap kenaikan 1 US$ harga kopi NTT,
maka akan menaikan pula nilai ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), sebesar 4.4227 US$/ribu ton. Karena jika harga domestik suatu daerah
tinggi, maka akan memicu pula kenaikan harga ekspor pada barang tersebut
dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor produksi dan lain-lainnya yang
dapat mempengaruhi kenaikan harga barang tersebut dalam hal ini adalah
harga kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Itulah sebabnya variabel
48
harga kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bertanda positif dan
signifikan.
c. Variabel harga kopi internasional (X3)
Berdasarkan hasil uji t- statistik dari variabel ini, yang dapat dilihat
pada tabel diatas yaitu sebesar 2.7601 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0201,
ini menandakan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari tingkat kesalahan yaitu
0.05 (α = 5%), yang artinya harga kopi Internasional (variabel bebas)
berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) sebagai variabel terikat (dependen).
Koefisien harga kopi internasional berpengaruh positif terhadap nilai
ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 2.6316** yang
artinya bahwa, setiap kenaikan 1 US$ harga kopi internasional, maka
mempengaruhi kenaikan nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT), sebagai variabel dependen, sebesar 2.6316** US$/ribu ton. Dengan
alasan bahwa, apabila harga internasional kopi atau harga kopi dunia tinggi di
pasar internasional, maka harga ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
( NTT) di pasar internasional pun ikut tinggi mengikuti harga pasaran dunia,
karena setiap produk yang akan diekspor telah di uji standar kualitasnya,
termasuk juga ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Itulah sebabnya
kenapa pada variabel ini (harga kopi Internasional) bernilai positif dan signifikan.
d. Variabel volume ekspor (X4)
Berdasarkan hasil uji t- statistik variabel ekspor kopi di Provinsi Nusa
Tenggara Timur ( NTT) sebagai X4, pada tabel di atas yaitu sebesar -0.7702
49
dengan nilai probabilitasnya yaitu 0.2589, hal ini menandakan bahwa variabel
volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT) (X4) tersebut tidak
signifikan, sebab nilai tersebut lebih besar dari derajat kepercayaan yang telah
ditentukan yaitu 0.05 (α = 5%).
Koefisien volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
sebagai X4 (variabel bebas), berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kopi
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan variabel terikat dalam
penelitian ini (X4), yaitu sebesar -0.3115. yang artinya bahwa, setiap kenaikan
1 Ton volume ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akan
menurunkan nilai ekspor-0.7702. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Senjaya 2017. Hal ini bisa saja terjadi mungkin
saja dipengaruhi oleh faktor jumlah volume ekspor yang bebeda serta Provinsi
yang berbeda.
4. Uji Standard Error
Standard error adalah standar deviasi dari distribusi sampling suatu
statistik. Standard error adalah istilah statistik yang mengukur keakuratan
sampel dalam merepresentasikan populasi. Jika statistiknya rata-rata sampel
maka dinamakan standard error mean. Semakin kecil nilai standar error, maka
semakin representatif terhadap populasinya. Standard error berkebalikan
dengan ukuran sampel. Semakin besar ukuran sampel, maka akan semakin kecil
standard error karena statistik mendekati nilai yang sebenarnya.
50
Tabel 15. Standard Error Variabel Program Eviews 9
No Variabel Standard Error
1
2
3
4
Produksi kopi (X1)
Harga kopi NTT (X2)
Harga kopi Internasional
Volume Ekspor NTT
1.7423
1.3776
0.4034
0.9545
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan hasil estimasi Multiple Regression yang menggunakan
program eviews 9 seperti pada tabel diatas, bahwa standard error paling rendah
pada tabel tersebut yaitu pada variabel harga kopi internasional (X3) yang
merupakan sebagai variabel bebas dari penelitian ini yaitu sebesar 0.4034 yang
artinya bahwa, harga internasional lebih berpengaruh dan lebih representatif
terhadap nilai ekspor sebagai variabel bebasnya di banding dengan variabel-
variabel lainnya dalam penelitian ini. Sehingga Itulah sebabnya mengapa
variabel tersebut (variabel harga kopi internasional) atau harga dunia memiliki
standar error yang terkecil.
51
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis determinan nilai ekspor komoditas kopi di
Provinsi Nusa Tenggara timur, maka dapat disimpulkan bahwa, koefisien
determinan dari hasil uji regresi yang dilakukan (R²) sebesar 0,78 yang berarti
78% variabel dependen dipengaruhi oleh beberapa variabel yang telah
dimasukkan pada penelitian ini. Secara simultan, variabel independen
mempengaruhi secara bersama-sama terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa
Tengara Timur. Sedangkan secara persial menjadikan faktor penentu yang
berpengaruh terhadap nilai ekspor kopi di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah
produksi kopi Nusa Tenggara Timur (NTT), harga kopi Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT), dan harga kopi Internasional/ Dunia.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
diberikan oleh penulis adalah mempertahankan ataupun lebih meningkatkan
jumlah produksi kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta mempertahankan
kualitas atau mutu kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), agar kestabilan
harga tetap terjaga atau bahkan semakin meningkat yang berdampak positif
terhadap nilai ekspor kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur.
52
DAFTAR PUSTAKA
Afriliana, A. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish (Group Penerbitan CV Budi Utama).
Antonov, Rahman, A. 2015. Perkiraan dan Analisis Kebutuhan Energi Listrik
Provinsi Sumatera Barat Hingga Tahun 2024 dengan Metode Analisis
Regresi Linear Berganda. Jurnal Teknik Elektro ITP. Vol. 4. No. 2
Anggraini, Dewi. 2006. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor
Kopi Indonesia Dari Amerika Serikat. Skripsi Universitas Diponegoro
Semarang.
Anggrewan, J. 2017. Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Sulfat
Terhadap Perkecambahan Dan Virgo Bibit Kopi Robusta. Skripsi Thesis.
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Arifin, S, Edina, D, R, Joseph, C, P, R . 2007. Kerjasama Perdagangan
Internasional. Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Jakarta: Alex
Media Komputindo
Outlook. 2017. Komoditas Pertanian Sub Sektor Perkebunan. Pusat Data dan
Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal: Kementerian Pertanian.
epublikasi.setjen.pertanian.go.id
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Kopi Indonesia. www.bps.go.id.
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kopi Indonesia. www.bps.go.id.
Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Kopi Indonesia. www.bps.go.id
Benni, J, 2013. Ekspor dan Impor Pengaruhnya Terhadap Posisi Cadangan
Devisa di Indonesia. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 4.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi
2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Case, K.E. & Fair, R.C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta. Erlangga
Cryer, J. D, and Chen, K. 2008. Time Series Analysis With Applications in R, 2
edition. New York, NY: Springer.
53
Huda, N, E, Dkk. 2017. Determinan dan Stabilitas Ekspor Crude Plam Oil
Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol. 20. No.1
International Coffee Organization (ICO). 2014. Statistics world coffee
consumption.
International Coffee Organization (ICO). 2015. ICO Annual Review 2013-
2014.International Coffee Organization. London.
Komaling, J, R. 2013. Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman
Periode 1993-2011. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 4.
Krugman and Obstfeld. 2003. International Economics, Theory and Policy. Sixth
Edition. Boston .
Makatita, Dkk. 2016. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Tepung
Kelapa Sulawesi Utara . Jurnal. V.12. No.2.
Nawarmi, S, Dkk. 2012. Laporan Penelitian. Volatilitas Nilai Tukar dan
Perdagangan Internasional. Fakultas Ekonomi. Universitas Stikubank
Semarang.
Pertiwi, R. 2018. Determinan Nilai Ekspor Kopi Provinsi Lampung. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Lampung Bandar Lampung.
Radifan, F. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil
Indonesia dalam Perdagangan Internasional. Economic Development
Analysis Journal. Vol. 3. No. 2.
Rahardjo, P. 2012. Kopi. Panduan Budi Daya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ramadhani, R. 2018. Analisis Ekspor Kopi Indonesia. Skripsi. Fakultas ekonomi
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Rusydiana, S, A. 2009. Hubungan Antara Perdagangan Internasional,
Pertumbuhan Ekonomi dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di
Indonesia.
Salomo, M, R. 2007. Peranan Perdagangan Internasional Sebagai Salah Satu
Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi. dalam Jurnal
perdagangan Internasional, parallel session IIId : trade III ( growth & fdi).
Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Saeroji, A, F. 2011. Ekonomi Internasional. Edisi Pertama. BPPV. Yogyakarta.
54
Simith, A. 2002. Effects of Caffeine on Human Behavior. Food and
ChemicalToxicology. Vol. 40.
Soviandre, E. 2014. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi
dari Indonesia ke Amerika Serikat ( Studi pada Volume Ekspor Kopi
Periode Tahun 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 14.
No. 2.
Subandi. 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan (Bagian Tanaman Kopi).
Bandung: Gunung Djati Press.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Banding:CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Banding:CV. Alfabeta.
Sutedi, A. 2014. Hukum Ekspor Impor. Jakarta: Raih Asa Sukses (Penebar
Swadaya Grup)
Tambunan, T. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran.
Jakarta: LP-FEUI
Thamrin, S. 2014. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usaha Tani
Kopi Arabika Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Jurnal AGRIC. Vol.
26. No. 1& No. 2.
55
L A M P I R A N
56
Lampiran 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Pada Program Eviews 9
Dependent Variable: LN_Y
Method: Least Squares
Date: 02/08/21 Time: 23:20
Sample: 1 15
Included observations: 15
HAC standard errors & covariance (Bartlett kernel, Newey-West fixed
bandwidth = 3.0000)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -12.07738 4.240509 -3.032473 0.0746
LN_X1 5.409956 1.742316 3.105037 0.0112
LN_X2 4.422774 1.377691 3.210281 0.0093
LN_X3 2.631644 0.403428 2.760192 0.0201
LN_X4 -0.311587 0.954506 -0.770289 0.2589
R-squared 0.781134 Mean dependent var 6.573358
Adjusted R-squared 0.283388 S.D. dependent var 0.346264
S.E. of regression 0.293122 Akaike info criterion 1.244749
Sum squared resid 2.859208 Schwarz criterion 1.480766
Log likelihood -3.164382 Hannan-Quinn criter. 1.242235
F-statistic 5.784093 Durbin-Watson stat 1.498754
Prob(F-statistic) 0.020899 Wald F-statistic 7.458337
Prob(Wald F-statistic) 0.000979
57
Lampian 2. Variabel Penelitian Determinan Ekspor Komoditas Kopi Provinsi Nusa Tenggara Timur
T Tahun Nilai Ekspor
US$ (Y) Produksi /Ton (X1)
Harga Kopi NTT Rp/Ton (X2)
Harga Internasional US$/Ton(X3)
Volume Ekspor/Ton (X4)
1 2004 22115 15.637 14.562.410 2.027.333 7.821
2 2005 42342 20.558 14.321.110 2.607.142 12.332
3 2006 29956 18.856 15.220.710 3.120.908 9.611
4 2007 27124 19.385 14.554.260 4.017.445 7.121
5 2008 41024 20.061 17.230.010 5.117.296 12.243
6 2009 86136 84.112 19.011.110 5.325.018 20.173
7 2010 40328 24.861 17.631.080 6.182.010 15.268
8 2011 34293 25.079 16.944.447 8.602.052 14.902
9 2012 42312 20.253 18.320.090 8.785.330 12.883
10 2013 90494 29.202 21.160.710 9.374.010 21.654
11 2014 58712 21.676 20.843.050 10.077.171 11.829
12 2015 53213 21.011 24.134.090 9.896.285 13.432
13 2016 59515 22.228 25.587.870 10.595.257 14.917
14 2017 67862 21.364 27.468.670 10.936.766 15.299
15 2018 29124 20.547 28.958.430 11.134.356 8.726
58
Lampiran 3. Hasil Logaritma Natural
LN Y LN X1 LN X2 LN X3 LN X4
8.074338 10.38562 5.631688 14.76838 1.583057
8.618666 10.58845 5.803043 14.99624 1.312339
8.516193 10.80613 6.002104 15.1093 1.328394
8.811652 10.97702 6.145271 15.29576 1.060603
8.868132 10.95304 6.113909 15.415 1.038401
9.061028 11.09375 6.24297 15.39144 2.278877
8.302018 11.21133 6.34026 15.44424 1.819038
8.140024 11.23493 6.357518 15.47003 1.989762
8.350194 11.34872 6.365116 15.5419 1.565865
9.11041 11.24879 6.267174 15.67546 1.171583
8.67778 11.29576 6.278344 15.70702 1.306181
8.579417 11.2505 6.216868 15.74893 1.373385
8.691315 11.32691 6.263553 15.76925 1.317793
8.822617 11.39336 6.313943 15.82794 1.146846
7.976595 11.39322 6.289035 15.81754 1.953875
59
Lampiran 4. Peta Lokasi Penelitian (Provinsi Nusa Tenggara Timur
60
61
62
RIWAYAT HIDUP
JURMIDA. Penulis dilahirkan di Pulau Longos, Kabupaten Manggarai
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur , pada tanggal 18 April 1997 dari Ayah
Baco dan Ibu Indar Wati. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara.
Pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah SDN Pulau Longos, SMPN 5
SATAP Pulau Longos, SMA N 1 Macang Pacar, dan lulus pada tahun 2015. Pada
tahun 2016 penulis lulus seleksi masuk Universitas Muhammadiyah Makassar,
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian.
Selama masa perkuliahan, penulis pernah magang di Balai Penelitian
Serealia di Kabupaten Maros pada semester enam dan melakukan pengabdian
kepada masyarakat melalui Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kabupaten Jeneponto,
Kecamatan Binamu, Kelurahan Balang Beru.
Selain itu, penulis aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
yakni sebagai Departemen Bidang Immawati periode 2017/2018 dan Sekretaris
Bidang Immawati periode 2018/2019. Aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan
Agribisnis, yakni sebagai Anggota Bidang Pemberdayaan Keperempuanan
periode 2018/2019, dan sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Keperempuanan
periode 2019/2020. Penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM),
Fakultas Pertanian sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Keperempuanan periode
2020/2021.