-
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting
dalam
perkembangan perekonomian nasional. Oleh sebab itu hingga saat
ini kegiatan-
kegiatan agribisnis pertanian terus meningkat. Pengembangan
agribisnis
dilakukan dengan tujuan untuk mendukung berkembangnya industri
dengan nilai
tambah tinggi dan berkelanjutan. Salah satu komoditi pertanian
yang menjadi
primadona untuk dikembangkan adalah komoditi jagung (Azwartika
2013).
Jagung merupakan salah satu komodtas utama tanaman pangan
sebagai sumber
karbohidrat kedua setelah beras yang sangat berperan dalam
perdagangan produk
pertanian baik nasional maupun internasional (Kariyasa 2003).
Selain sebagai
bahan konsumsi, jagung sangat berperan dalam industri pakan dan
juga industri
pangan yang memerlukan pasokan terbesar dibanding untuk konsumsi
langsung.
Diperkirakan lebih dari 55% kebutuhan jagung dalam negeri
digunakan untuk
pakan, sedangkan untuk konsumsi pangan hanya sekitar 30%, dan
selebihnya
untuk kebutuhan industri lainnya dan bibit. Kebutuhan jagung
Indonesia pada
tahun 2010 hingga 2015 terus mengalami peningkatan. Peningkatan
akan
kebutuhan jagung Indonesia ditunjukkan dalam Gambar 1.
Sumber : Data Visual Jagung 2015
Gambar1 Kebutuhan Jagung Indonesia Tahun 2010-2015
Permintaan jagung khususnya untuk industri dan pakan ternak
terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang
diperoleh dari
Departemen Pertanian, laju peningkatan permintaan jagung untuk
industri pangan
meningkat 3% per tahun sedangkan untuk pakan ternak meningkat
5,78% per
tahun. Untuk dapat menutupi kebutuhan permintaan akan jagung,
pemerintah
menempuh cara impor jagung. Laju peningkatan impor jagung pada
tahun 2011-2015
telah mencapai 15,56% per tahun (BPS 2016). Pasokan jagung untuk
bahan baku
industri pakan ternak saat ini masih didominasi dari jagung
impor. Secara
kuantitatif, tingginya impor jagung di Indonesia tidak
disebabkan oleh masalah
semakin sempitnya lahan pertanian tetapi lebih disebabkan oleh
rendahnya
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Keb
utu
han
Jag
ung I
nd
ones
ia (
juta
ton)
Tahun
Industri
Rumah Tangga
-
2
produktivitas lahan, produktivitas jagung dan produktivitas
kerja petani. Besarnya
impor jagung yang dilakukan oleh Indonesia selama kurun waktu
2010-2014
ditunjukkan pada Gambar 2.
Sumber : Data Comtrade diakses melalui
http://comtrade.un.org/data/
Gambar 2 Jumlah Impor Jagung Indonesia
Pemerintah Indonesia tentu saja tidak tinggal diam untuk
mengatasi
permasalahan impor jagung yang terus meningkat. Untuk mengurangi
besarnya
impor jagung di Indonesia, pemerintah aktif dalam melakukan
kegiatan
swasembada jagung. Demi mencapai kesuksesan swasembada jagung,
diperlukan
usaha yang serius untuk meningkatkan produktivitas jagung dalam
negeri. Salah
satunya adalah dengan penerapan teknologi mekanisasi dalam
proses budidaya
jagung.
Teknologi mekanisasi dalam pengertian Agricultural
Engineering
merupakan teknologi yang meliputi aplikasi teknologi dan
manajemen alat-alat
pertanian yang akan digunakan dalam seluruh kegiatan budidaya
mulai dari
pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan, pemanenan,
pasca
panen hingga produk pertanian siap dipasarkan kepada konsumen
(Priyanto
1997). Lebih jauh lagi teknologi mekanisasi merupakan pengenalan
dan
pengembangan budidaya pertanian dengan menggunakan teknologi
mesin dalam
segala bentuk untuk meningkatkan kapasitas produksi (Azogu
2009). Mada
(2013) dan Dixit (2014) menyebutkan bahwa teknologi mekanisasi
dapat
mengurangi biaya tenaga kerja, meningkatkan produksi dan
meningkatkan
efisiensi kerja.
Teknologi mekanisasi diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas
sumberdaya manusia, efisien dalam penggunaan input produksi,
meningkatkan
kualitas dan produktivitas serta memberikan nilai tambah bagi
penggunanya.
Pemakaian teknologi mekanisasi dapat meningkatkan produktivitas
melalui
pengolahan lahan yang baik, mengurangi hasil serta meningkatkan
ketepatan
waktu dalam aktivitas pertanian. Dengan menggunakan mesin
pertanian para
pelaku usahatani dapat membuat jadwal kegiatan yang disesuaikan
dengan
kapasitas mesin pertanian, sehingga aktivitas budidaya pertanian
dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penggunaan mesin
2010 2011 2012 2013 2014
Bio USD 0,37 1,03 0,50 0,92 0,81
Juta ton 1,53 3,21 1,69 3,19 3,25
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50J
ula
h I
mp
or
Jag
un
g I
nd
on
esia
http://comtrade.un.org/data/
-
3
pertanian juga dapat memberikan efisiensi pemakaian tenaga kerja
dibidang
pertanian yang semakin menurun jumlahnya.
Penerapan teknologi mekanisasi tentu saja akan memberikan dampak
positif
dalam pengembangan pertanian modern saat ini. Namun melihat
kondisi lahan di
Indonesia yang memiliki topografi yang berbeda-beda di setiap
lahannya, tentu
saja tidak seluruh wilayah di Indonesia dapat diterapkan
teknologi ini. Untuk
dapat menerapkannya di wilayah Indonesia teknologi mekanisasi
perlu dipelajari,
dimodifikasi, dikembangkan untuk kemudian dapat diterapkan di
sistem pertanian
Indonesia. Penggunaan teknologi mekanisasi di petani Indonesia
saat ini masih
sangat kecil, hal tersebut dikarenakan jumlah kepemilikan lahan
petani yang
sempit sedangkan untuk mendapatkan efisiensi alat pertanian
mekanisasi
diperlukan luas lahan yang cukup luas.
Saat ini, teknologi mekanisasi budidaya jagung di Indonesia
sudah mulai
diterapkan. Pelaku usaha yang menerapkan mekanisasi dalam proses
budidaya
jagung adalah PT XYZ yang berlokasi di Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur.
Teknologi mekanisasi dipilih oleh PT XYZ dikarenakan dengan
metode ini dapat
meningkatkan produksi dan mencapai efisiensi tenaga kerja
walaupun untuk dapat
melaksanakannya diperlukan investasi yang sangat besar. Oleh
sebab itu
diperlukan suatu studi analisis daya saing untuk menilai
usahatani jagung dengan
mekanisasi seperti yang dilakukan PT XYZ dikaitkan dengan
kebijakan pertanian
yang telah diterapkan oleh pemerintah. Kemudian dibandingkan
dengan daya
saing usahatani jagung secara konvensional yang dilakukan oleh
petani.
Perumusan Masalah
Budidaya jagung di Indonesia saat ini mayoritas masih dikerjakan
petani.
Dimana petani memiliki luas lahan yang sempit dan modal yang
terbatas. Kedua
hal inilah yang menyebabkan produktivitas jagung di Indonesia
masing sangat
rendah. Produktivitas yang tinggi dapat diraih dengan menerapkan
teknologi
budidaya jagung secara mekanisasi dan diimbangi dengan kombinasi
input yang
efisien. Teknologi mekanisasi dirasa dapat memberikan dampak
positif terhadap
produktivitas dan penyerapan sumberdaya manusia sebagai tenaga
kerja.
Beberapa masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimanakah kondisi daya saing budidaya jagung yang
dilakukan secara mekanisasi dan konvensional?
2. Bagaimana pengaruh sensitivitas terhadap daya saing budidaya
jagung yang dilakukan secara mekanisasi dan konvensional?
3. Apakah rekomendasi yang dapat diberikan kepada pelaku
usahatani untuk meningkatkan produktivitas jagung dalam rangka
peningkatan daya saing
jagung baik secara mekanisasi maupun konvensional?
Tujuan Penelitian
Penelitian “Analisis Daya Saing Budidaya Jagung Berbasis
Mekanisasi dan
Konvensional” dilakukan untuk dapat memberikan informasi dan
rekomendasi
kepada pembaca dan pelaku usaha dalam hal meningkatkan
produktivitas jagung
di Indonesia. Adapun beberapa tujuan yang ingin diraih melalui
penelitian ini
adalah :
-
4
1. Mengetahui kondisi daya saing budidaya jagung yang dilakukan
secara mekanisasi dan konvensional.
2. Mengetahui pengaruh sensitivitas terhadap daya saing budidaya
jagung yang dilakukan secara mekanisasi dan konvensional.
3. Memberikan rekomendasi yang dapat diberikan kepada pelaku
usahatani untuk meningkatkan daya saing jagung baik secara
mekanisasi maupun
konvensional.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
berbagai pihak,
seperti pengambil kebijakan, pengusaha dan petani tentang sejauh
mana daya
saing dari budidaya jagung dengan mekanisasi dan konvensional.
Beberapa
manfaat lain yang dapat diambil dalam tulisan ini antara lain
:
1. Dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
daya saing budidaya jagung baik secara mekanisasi maupun
konvensional.
2. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca mengenai pengaruh
sensitivitas terhadap daya saing budidaya jagung yang dilakukan
secara
mekanisasi dan konvensional.
3. Dapat memberikan rekomendasi kepada pelaku usahatani untuk
meningkatkan daya saingbudidaya jagung baik secara mekanisasi
maupun
konvensional.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pembahasan dari penelitian ini yaitu melihat daya
saing dari
agribisnis jagung secara mekanisasi yang dilakukan oleh PT XYZ
di Kabupaten
Berau, Kalimantan Timur. Daya saing agribisnis jagung secara
mekanisasi
dibandingkan dengan daya saing agribisnis jagung secara
konvensional yang
dilakukan oleh petani di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Indikator
yang
digunakan untuk mengukur daya saing adalah Domestik Resource
Cost Ratio
(DRCR), Private Cost Ratio (PCR), analisis keuntungan baik
sosial maupun
privat serta dampak kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
daya
saingbudidaya jagung. Indikator DRCR digunakan untuk mengetahui
keunggulan
komparatif suatu komoditi sedangkan PCR adalah indikator yang
menunjukkan
keunggulan kompetitif suatu usaha tani. Data yang diambil adalah
data hasil
panen tanam kedua pada tahun 2015 baik untuk budidaya jagung
secara
mekanisasi maupun konvensional.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Daya Saing
Daya saing secara harfiah berarti kemampuan dari perusahaan
untuk tetap
bersaing dalam menjalankan bisnisnya yang akhirnya akan
melindungi dan
meningkatkan posisi mereka untuk terus bersaing dalam pasar yang
sama. Daya
saing dalam ekonomi dalam dibedakan menjadi tiga tingkat
agregasi : daya saing
perusahaan (tingkat mikro), daya saing indutri (tingkat
mesoekonomi), dan juga
daya saing nasional (tingkat makro). Definisi lain mengenai daya
saing juga
-
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB