BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia adalah Negara yang
kaya akan kuantitas SDM (Sumber Daya Manusia) tetapi SDM yang kaya
tersebut memicu permasalah dari segi kualitas. Permasalahan di
Indonesia hingga saat ini semakin kompleks.Negara Indonesia sebagai
negara berkembang, tergolong sebagai negara yang memiliki jumlah
penduduk yang cukup besar.Sumber daya manusia yang melimpah dapat
menjadi aset negara yang cukup penting bila dimanfaatkan dengan
baik dan terarah untuk kemajuan pembangunan nasional.Hal ini
terlihat ketika beberapa waktu yang lalu marak dibahas mengenai
kasus TKI, busung lapar, kemiskinan, pengangguran bahkan
permasalahan yang berkonotasi politik seperti halnya hasil pemilu
yang dianggap tidak valid dan penuh kecurangan.Berbagai kalangan
masyarakat maupun elit pemerintah memiliki sudut pandang yang
berbeda-beda dalam menyikapi persoalan ini.Solusi yang dianggap
sebagai jalan keluar untuk mengatasi persoalan ini pun
bermacam-macam.Kekuatan kekuasaan serta kekuatan politik menjadi
dominator dalam setiap keputusan yang tertuang dalam
kebijakan-kebijakan yang diwujudkan sebagai langkah dalam
menyelesaikan persoalan berskala nasional ini.Namun bila kita
melihat fenomena tersebut dari sudut pandang demografi, terdapat
titik-titik yang dapat menjadi acuan untuk menemukan sumber
permasalahan.Perbedaan keadaan tanah dan lingkungan menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan masyarakat bermigrasi ke tempat yang
memiliki potensi ekonomi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Keadaan tanah yang kurang baik menjadi salah satu penyebab
minimnya peluang peningkatan ekonomi yang memicu menyebarnya
penduduk dari daerah satu ke daerah lain. Dari persoalan lingkungan
dapat berimplikasi pada persoalan demografi yang mengakibatkan
ketidakmerataan penduduk antar daerah yang berdampak pula pada
perbedaan kepadatan penduduk yang pada akhirnya juga akan berakibat
pada masalah pangan. Dari satu masalah menimbulkan permasalahan
yang lain.Oleh karena itu, berbagai pihak yang berkepentingan
dengan proses pembangunan perlu melihat persoalan-persoalan di atas
dari sudut pandang demografis. Karena obyek dari pembangunan
sendiri adalah penduduk yang berdiam dalam suatu negara.Terkait
dengan kependudukan, perhitungan kependudukan melalui sensus
merupakan hal yang cukup penting, baik sebagai data akurat
kependudukan maupun sebagai data pendukung untuk menentukan
kebijakan pembangunan dari segi politik, sosial maupun
ekonomi.Terkait dengan politik, data kependudukan merupakan modal
yang cukup penting untuk melaksanakan pemilihan umum.Dengan adanya
data penduduk yang memenuhi standar untuk mengikuti pemilihan umum
dapat dijadikan acuan perhitungan hasil pemilu yang valid atau
sah.Dari sisi permasalahan pangan, realitas masyarakat yang
kekurangan pangan tergambar dari adanya masalah busung lapar
beberapa waktu lalu, hal ini menunjukkan bahwa persoalan pangan
disebabkan oleh kondisi sumber daya lahan yang kurang produktif
untuk memenuhi kegiatan pertanian. Banyaknya daerah yang memiliki
lahan kurang potensial menyebabkan penduduk yang tinggal di daerah
tersebut berpindah ke daerah lain yang memiliki lahan subur. Dengan
semakin banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke daerah yang
produktif akan menimbulkan permasalahan baru yakni ketidakmerataan
penduduk antara daerah satu dengan daerah lainnya. Daerah yang
produktif dan memiliki nilai ekonomis secara bertahap mengalami
peningkatan jumlah penduduk, sementara penduduk di daerah yang
kurang potensial akan kekurangan penduduk.Oleh karena itu, analisis
mengenai kependudukan ini dapat digunakan untuk melihat realitas
dalam masyarakat, baik kepadatan penduduk, persebaran penduduk,
registrasi penduduk serta struktur penduduk.B. Rumusan
MasalahBerdasarakan pemikiran diatas, kajian ini berupaya untuk
mempelajari permasalahan yang muncul dari analisis kependudukan di
Dramaga, Kabupaten Bogor. Secara khusus hal-hal yang akan dikaji
yaitu:1. Bagaimana perkembangan penduduk di Kabupaten Pasaman ?2.
Bagaimana persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman?3.
Bagaimana struktur penduduk di Kabupaten Pasaman?4. Apakah terdapat
bonus demografi di Kabupaten Pasaman?C. Tujuan Berdasarkan
perumusan masalah tersebut, adapun tujuan analisis kependudukan ini
adalah:1. Mengetahui perkembangan penduduk yang terjadi di
Kabupaten Pasaman.2. Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk
di Kabupaten Pasaman.3. Mengetahui struktur penduduk di Kabupaten
Pasaman.4. Mengetahui terdapat atau tidaknya bonus demografi dan
permasalahan yang terjadi di Kabupaten Pasaman.D. Manfaat Melalui
kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang nantinya memiliki kepentingan terhadap kajian demografi, baik
bagi civitas akademika maupun masyarakat. Adapun manfaat yang
diharapkan adalah:1. Dapat menjadi referensi bagi kajian yang akan
melakukan pengamatan sejenis.2. Memberikan informasi dan pemahaman
kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kependudukan di
Kabupaten Pasaman.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Penduduk
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos
adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis.Jadi
demografi adalah tulisan tulisan atau karangan karangan mengenai
rakyat atau penduduk.Menurut Donald J Bogue ( dasar dasar
demografi, 1981 ), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara
statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan distribusi
penduduk serta perubahan perubahannya sepanjang masa melalui
bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran, kematian,
perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Penduduk adalah orang
atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu
dalam jangka panjang, sedangkan pertumbuhan penduduk adalah keadaan
yang dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah
penduduk yang berkurang.Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu kelahiran, kematian, migrasi
masuk dan migrasi keluar.Faktor dominan yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah kelahiran dan kematian,
karena migrasi masuk dan migrasi keluar sangat rendah.Pengertian
penduduk menurut Irma (2009)adalah orang-orang yang berada di dalam
suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus atau
kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu
negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Orang yang
tinggal di daerah tersebut. Orang yang secara hukum berhak tinggal
di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat
resmi untuk tinggal di situ.Studi yang membahas mengenai penduduk
yaitu ilmu kependudukan dan demografi. Ilmu kependudukan
mempersoalkan hubungan-hubungan antara variabel demografi dan
variabel dari sistem lain atau non-demografi (Hauser, 1959 dalan
Rusli, 1995).Menurut Malthus (1830) dalam Rusli (1995)merumuskan
dua postulat tentang kependudukan, yaitu:1. Bahwa pangan dibutuhkan
untuk hidup manusia.2. Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis
kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.Sedangkan demografi
adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan
komposisi penduduk, peubahan-perubahan yang bertalian dengannya
serta komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang
dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk
teritorial, dan mobilitas sosial atau perubahan status (Rusli,
1995).Sensus dalam faham modern mengandung makna perhitungan
penduduk yang mencakup wilayah suatu Negara. (Barclay,1958 dalam
Rusli,1995). Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang
atau rumah tangga.Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan
suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan
tenaga.Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan
dengan system de jure atau de facto.Sistem de jure berarti mencacah
penduduk menurut tempat tinggal tetap.Sedangkan dengan system de
facto dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus (Rusli,
1995). Sensus dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun
sekali yang meliputi:1. Sensus Penduduk, yang dilaksanakan pada
tahun berakhiran angka 0 (nol);2. Sensus Pertanian, yang
dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 3 (tiga);3. Sensus
Ekonomi, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 6
(enam).Sensus penduduk pertama diadakan pada tahun 1961, kedua
tahun 1971, ketiga tahun 1980, keempat 1990, kelima 2000 dan yang
terakhir diadakan pada tahun 2010.Ada tiga sumber pokok data
demografia. Sensus pendudukb. Survai sampel demografic. Sistem
registrasi: registrasi vital (catatan peristiwa-peristiwa penting
seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan), registrasi penduduk,
dan statistic migrasi internasional.Survey sampel lebih murah
karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai wakil penduduk.
Namun demikian proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan
sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh
penduduk dicacah. Dari suatu sampel dapat diperoleh
keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan berkualitas lebih
baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga
dapat dicurahkan untuk setiap wawancara.2. Registrasi vital Sensus
dan survey menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu
tertentu.Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui
perubahan penduduk karena statistik ini dikumpulkan secara kontinu
dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian,
kelahiran dan perkawinan.3. Buku Registrasi PendudukDengan suatu
sistem registrasi vital yang mencatat secara terpisah setiap
peristiwa yang dialami seseorang, sulit diperoleh suatu gambaran
lengkap tentang setiap individu.Jika buku registrasi penduduk
mencatat setiap individu menurut semua peristiwa (kelahiran,
kematian, perkawinan dan migrasi) yang dialami, gambaran tersebut
menjadi lebih mudah. Menurut PBB, catatan penduduk yang baik pada
saat ini seharusnya secara kontinu mencatat cirri-ciri setiap
individu maupun keterangan tentang semua peristiwa penting yang
dialaminya.Menurut Rusli (1995), secara umum ada 3 variabel
demografi yang sering dikaji dalam studi ilmu kependudukan yaitu
kelahiran, kematian dan migrasi atau gerak penduduk. Mengenai
kelahiran, dikenal istilah ferilitas yaitu performan reproduksi
aktual dari seorang wanita atau sekelompok individu, yang pada
umumnya dikenakan pada seorang wanita atau sekelompok wanita.
Menurut WHO dalam buku Pengantar Kependudukan yang diterjemahkan
oleh Sumanto dan Saladi (1984), lahir hidup didefinisikan sebagai
berikut:Kelahiran hidup adalah peristiwa keluarnya atau terpisahnya
suatu hasil konsepsi dari rahim ibunya, tanpa mempedulikan lama
kehamilan, dan setelah itu bayi bernapas atau menunjukkan
tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi
tali pusat, atau gerakan yang nyata disengaja, baik bila tali pusat
dipotong atau masih melekat dengan plasenta; oleh karena itu suatu
kematian harus didahului suatu kelahiran hidup. Ada beberapa
ukuran-ukuran fertilitas dan reproduksi seperti yang dijelaskan
oleh Said Rusli (1995)dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu
Kependudukan, antara lain:a. Reit Kelahiran Kasar (CBR) yang
digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran per 1.000 penduduk per
tahun. CBR dihitung dengan menggunakan rumus:CBR = kelahiran tahun
X x 1000 penduduk tengah tahun Xb. Rasio Anak Wanita (RAW) yang
digunakan untuk menghitung berapa jumlah anak usia 0-4 tahun per
1.000 wanita usia reproduksi. RAW dihitung dengan menggunakan
rumus:RAW = penduduk umur 0-4 tahun x 100 penduduk perempuan umur
reproduktifSetelah peristiwa kelahiran hidup, setiap manusia pasti
akan mengalami peristiwa demografi lainnya yaitu kematian. Dalam
bukunya berjudul Kepadatan Penduduk dan Peledakannya, Said Rusli
menyatakan bahwa, Kematian dapat terjadi pada masa bayi, anak
balita, remaja, pemuda, dewasa, atau pada umur tua. Lebih lanjut
Rusli mengungkapkan tentang konsep Reit Kematian Kasar (CDR) dalam
studi kematian. CDR biasanyadinyatakan dalam jumlah kematian per
1.000 penduduk per tahun, yang dirumuskan:CDR = kematian penduduk
tahun X x 1000 penduduk tengah tahun XDiantara kelahiran dan
kematian tersebut, manusia tak jarang melakukan gerak penduduk atau
yang lebih dikenal dengan migrasi penduduk. Dalam Analisa
Kependudukan Berdasarkan Data Sensus Pendduduk 1980, dinyatakan
bahwa ada tiga dimensi pokok yang terkandung dalam pengertian
migrasi yaitu dimensi manusia, dimensi letak demografis yang
dilibatkan dan referensi waktu. Sementara itu migrasi sendiri
merupakan perpindahan penduduk dari suatu propinsi ke propinsi
lainnya untuk maksud menetap paling tidak selama enam bulan.Dalam
studi ilmu kependudukan, terdapat pula beberapa ukuran dasar teknik
analisa kependudukan yang penting untuk diketahui selain dari yang
sudah disebutkan di atas, antara lain (seperti yang disadur dalam
Pengantar Ilmu Kependudukan karya Said Rusli):1. Rasio Beban
Tanggungan (RBT) yaitu ukuran yang digunakan untuk mengetahui
jumlah tanggungan beban penduduk usia produktif, yang dinyatakan
dengan rumus:RBT = penduduk umur 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas x
100 penduduk umur 15-64 tahun2. Rasio Jenis Kelamin (RJK) yaitu
ukuran yang digunakan untuk mengetahui rasio dari jumlah laki-laki
dan jumlah perempuan, yang dinyatakan dengan rumus:RJKa-b =
Laki-laki a-b tahun x 100 perempuana-b tahunKeterangan:Um : Umur
medianBUm: Batas bawah umur dari kelompok umur yang terdapat umur
medianP : Jumlah pendudukf xm : Jumlah kumulatif penduduk hingga
kelomopok umur yang diperkirakan terdapat umur medianf Um : jumlah
penduduk kelompok umur yang diperkirakan terdapat umur mediank:
interval kelompok umur
3. Umur Median (UM) yang biasa dipakai sebagai salah satu
petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu negara atau
wilayah tertentu dalam suatu negara, yang dinyatakan dengan
rumus:UM = BUm + P/2 fxm x kfmKeterangan:Po: Jumlah penduduk pada
awal periode waktu tPt : Jumlah penduduk pada akhir periode waktu
t,R : Reit perkembanngan penduduk per tahun
4. Reit perkembangan penduduk dengan persamaan eksponensial yang
digunakan untuk memperkirakan perkembangan penduduk, yang dihitung
dengan rumus:Pt= Po (1+r)t
BAB IIIPEMBAHASAN
Kabupaten Pasaman adalah salah satu kabupaten yang terdapat di
Sumatera barat dengan luas wilayah 3.947,63 km2 dan dihuni oleh
260.391 jiwa dihitung pada sensus penduduk tahun 2010 dengan
kepadatan penduduk 15, 16 jiwa/km2.Dengan batas batas wilayah
sebagai berikut:1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sumatera Utara2.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Agam3. Sebelah Barat
berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Pasaman
Barat4. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kabupaten
Lima Puluh KotaKabupaten Pasaman berada pada kaki pegunungan Bukit
Barisan dengan ketinggian bervariasi 50-2.912 meter diatas
permukaan laut (DPL). Terdiri dari daerah rawa, dataran rendah,
perbukitan bergelombang, perbukitan terjal dan puncak kerucut
Gunung Api Talamau.Disamping itu terdapat pula daerah graben antara
pegunungan seperti dataran Lubuk Sikaping, talu, Rao, Cubadak, dan
Simpang Dingin. Kabupaten Pasaman beriklim Tropis basah, dengan
suhu berkisar 20C-31C dan rata-rata curah hujan sebesar 3.102
mm/tahun. Kabupaten pasaman terdiri dari 12 kecamatan dengan 32
nagari dan 209 jorong yaitu:Tabel 1. Jumlah Kecamatan yang ada di
Kabupaten Pasaman Tahun 2010No.KecamatanIbu KotaJumlah NagariJumlah
Jorong
(1)(2)(3)(4)(5)
1BonjolBonjol430
2Tigo NagariLadang Panjang313
3Simpang Alahan MatiAlahan Mati29
4Lubuk SikapingLubung Sikaping632
5Dua KotoSimpang III Andilan221
6PantiPanti19
7Padang GelugurTapus14
8RaoRao218
9Mapat TunggulLubuk Gadang315
10Mapat Tunggul SelatanSilayang211
11Rao SelatanLansek Kadok323
12Rao UtaraKoto Rajo324
Total32209
Sumber: BPS Sumbar.go.idData yang diperoleh dari Kab.Pasaman
adalah data kependudukan berdasarkan jumlah kelahiran, jumlah
kemtian, jumlah migrasi, golongan umur dengan jenis kelamin dan
agama di Kabupaten pasaman pada sensus tahun 2000, dan 2010.
Kelengkapan data-data tersebut telah kami lampirkan pada akhir bab
laporan ini.Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada
sensus tahun 1971 ke 1980 terdapat pertambahan penduduk sebanyak
85.893 jiwa atau 23,85% kemudian pada sensus 1990 juga meningkat
sebanyak 91.002 jiwa atau 20, 17% namun pada sensus tahun 2000
penduduk kabupaten pasaman menurun 227.051 jiwa atau 50,33%
kemudian pada sensus 2010 kembali meningkat 29.199 jiwa atau
11,53%. 2000. Pertumbuhan penduduk relatif meningkat dari sensus
1971 hingga 1990 dan menurun drastis pada sensus 2000 dan mengalami
kenaikan kembali pada sensus 2010. Berikut tabel perhitungan data
kependudukan di Kabupaten Pasaman:Tabel 2.Jumlah Penduduk Kabupaten
Pasaman MenurutJenis Kelamin berdasarkan Sensus
Tahun SensusLaki-lakiPerempuan Total
(1)(2)(3)(4)
1971136. 537137. 719274. 256
1980179. 596180. 553360. 149
1990223. 510227. 641451. 151
2000110. 359113. 741224. 100
2010125. 249128. 050253. 299
Sumber : BPS Sumbar 2010
Gambar 1.Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman MenurutJenis
Kelamin berdasarkan Sensus
Berdasarkan hasil sensus penduduk dari tahun 1971-1980 laju
pertumbuhannya 0,02%, dari 1980 ke 1990 laju pertumbuhannya
meningkat 2,13% dan laju pertumbuhannya menurun drastis pada sensus
1990-2000 yaitu -0,07% dan kembali meningkat pada sensus 2000 ke
tahun 2010 dapat diketahui laju pertumbuhan penduduk kabupaten
pasaman 0,01%.Table 3.Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman menurut
umur Tahun 2010Kelompok UmurJumlah
(1)(2)
0-430. 688
5-932. 308
10-1429. 270
15-1924. 611
20-2416. 914
25-2921. 775
30-3420. 661
35-3918. 838
40-4414. 888
45-4913. 166
50-5411. 242
55-599. 318
60-645. 874
>6510. 837
Total 260. 391
Sumber : BPS Sumbar 2010
Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman menurut
umur Tahun 2010Dilihat dari komposisi penduduk Kabupaten Pasaman
dapat dihitung Depedency rationya (Angka Beban Ketergantungan)
sebagai berikut:Dependency Ratio = usia belum produktif+usia non
produktif x 100 usia produktif =
=
=
Ket: Usia belum produktif 0-14 tahunUsia produktif 15-64
tahunUsia non produktif>65 tahun
Berdasarkan data yang diperoleh maka keadaaan demografi
kabupaten pasaman jika dilihat dari sex ratio pada tahun 2010:Sex
Ratio= jumlah penduduk laki-laki x 100 jumlah penduduk
perempuan
= 100= 100= 97,81 jiwaSex ratio penduduk Kabupaten pasaman
adalah 97, 81 jiwa maksudnya 100 orang perempuan terdapat 97,81
laki-laki.Table 4.Perhitungan data kependudukan di Kabupaten
Pasaman tahun 2010No.Perhitungan data kependudukan Tahun 2000Tahun
2010
(1)(2)(3)(4)
1CDR 0,28 jiwa0,24 jiwa
2CBR0,015 jiwa0,094 jiwa
3Depedency ratio65,13 jiwa65,55 jiwa
4Sex Ratio97,03 jiwa97,81 jiwa
Sumber :olahan primer dari BPS Sumbar 2010Dilihat dari data laju
pertumbuhan penduduk kabupaten pasaman masih tergolong rendah yakni
Menurut hasil olahan data sekunder diatas pada sensus tahun 2000
hingga 2010 dapat dilihat pertumbuhan penduduk relatif tetap atau
kurang signifikan karena jumlah kelahiran hampir sama dengan jumlah
kematian.Menurut olahan data sensus 2000 hingga 2010 Angka kematian
lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran, kemudian angka
ketergantungan penduduk kabupaten pasaman masih dalam kategori
rendah dibawah 100 jiwa yaitu 65 jiwa dengan perbandingan sex
rationya 97 jiwa.Berdasarkan hasil perhitungan data di atas maka
rasio jenis kelamin keseluruhan menunjukkan bahwa pada tahun 2010
jumlah laki-laki lebih kecil dibandingkan jumlah perempuan di
Kabupaten Pasaman. Hal ini ditunjukan dari setiap 100 orang
perempuan terdapat 97 orang laki-laki, dengan komposisi terbesar
terdapat pada golongan umur 5-9, yaitu sebesar 32.308 Sedangkan
golongan yang terkecil terdapat pada golongan umur60-64, yaitu
sebesar 5.874. Selain golongan umur, persebaran dan kepadatan
penduduk di kabupaten Pasaman dilihat dari perpindahan penduduk
(migrasi), berikut ini tabel yang menunjukkan migrasi yang terjadi
di Kabupaten Pasaman tersebut.Tabel 5.Migrasi Penduduk Kabupaten
Pasaman tahun 2000-2010No.TahunDatangJumlahPergi (Mutasi)Jumlah
Laki-lakiWanitaLaki-lakiWanita
1.200024.00922.353258.299240245485
2.20109.2779.11018.38730.89131.00661.897
Jumlah33.28631.463276.686269.912275.054544.966
Sumber :olahan primer dari BPS Sumbar 2010Analisis migrasi
penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun 2000 dapat dilihat pada data
yang diatas bahwa jumlah migran yang datang berjumlah 258.299 orang
sementara migran keluar berjumlah 483.069 orang. Jumlah migran yang
pindah ke kabupaten Pasaman mengalami penurunan pada tahun 2010
menjadi hanya 18.387 orang sementara migran yang keluar dari
Kabupaten pasaman meningkat 61.897orang. sehingga kami dapat
menyimpulkan bahwa migrasi di Kabupaten Pasaman lebih didomonasi
dengan penduduk yang mengalami mutasi (pergi).Tabel 6.Struktur
Penduduk Kabupaten PasamanNo.Kelompok
UmurLaki-lakiPerempuanJumlah
(1)(2)(3)(4)
10-416,40714,28030,687
25_916,50915,80032,309
310_1415,29313,97729,270
415-1912,05212,55924,611
520-247,7999,11516,914
625-2910,02711,74821,775
730-3411,0409,62220,662
835-399,6229,26118,883
940-448,2046,68414,888
1045-496,5836,58313,166
1150-544,7606,48211,242
1255-594,6594,6599,318
1360-642,6333,2415,874
14>654,8617,19112,052
Total 130,449129,942260,391
Sumber :olahan primer dari Redatam 2010
Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2010
Data yang kami peroleh tentang persebaran penduduk berdasarkan
jenis kelamin hanya pada tahun 2010 sehingga kami menganalisis
persebaran penduduk tanpa membandingkan dengan tahun- tahun yang
sebelumnya. Jika dilihat dari struktur piramida diatas maka dapat
kita lihat bahwa penduduk kabupaten Pasaman pada tahun 2010, yaitu
piramida penduduk yang menunjukkan perkembangan baru penduduk
dengan jatuhnya reit kelahiran dengan cepat di samping itu
mengalami reit kematian yang rendah Akan tetapi reit kematiannya
lebih tinggi dari pada reit kelahiran. Selain faktor kelahiran dan
kematian, stuktur penduduk dipengaruhi pula oleh gerak penduduk,
seperti migrasi (imigrasi dan emigrasi). Menurut data yang kami
dapatkan, penduduk kabupaten pasamanlebih banyak yang keluar
(emigrasi) dibanding yang masuk (imigrasi) sehingga reit
perkembangan penduduknya negatif.Analisis Bonus Demografi di
Kabupaten Pasaman Seperti kita ketahui bonus demografi adalah
keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi penduduk
muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan
kebutuhannya, sehingga sumberdaya dapat dialihkan kegunaannya untuk
memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kabupaten Pasaman pada tahun
2000, dan 2010. Rasio ketergantungan kabupaten pada tahun 2000
samadengan tahun 2010 yakni 65per 100.Rasio ketergantungan terkait
erat dengan bonus demografi. Seperti pendapat Sri Moertiningsih
Adioetomo dalam tulisannya Bonus Demografi Menjelaskan Hubungan
Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Penduduk dengan
Pertumbuhan Ekonomi bahwa bonus demografi di Indonesia akan terjadi
pada tahun 2020-2030. Pada saat itu rasio ketergantungan berada
pada titik terendah yaitu 44 per 100 penduduk.Ini sangat ideal
untuk melakukan pembangunan manusia dimana pengeluaran untuk
memenuhi kebutuhan penduduk muda sangat minimal. Tetapi harus
didukung dengan kesempatan kerja yang banyak bagi para usia
produktif dan mempunyai modal untuk diinvestasikan serta modal
manusia untuk memanfaatkan windows of opportunity.Terkait dengan
pendapat diatas kabupaten pasaman apabila dilihat dari rasio
ketergantungan desa tersebut yang relatif masih tinggi pada tahun
2010 ini nampaknya belum ada istilah yang dinamakan bonus
demografi, namun secara keseluruhan apabila dilihat dari penurunan
rasio ketergantungan dari tahun ke tahun, sepertinya bonus
demografi akan tercapai pada tahun-tahun selanjutnya dengan syarat
rasio ketergantungan Kabupaten pasaman ini relatif terus
menurun.Tabel 7.Penduduk Kabupaten Pasaman Menurut Agama pada Tahun
2010No. AgamaJumlah
(1)(2)(3)
1Islam 252.055
2Kristen1.041
3Katholik65
4Hindu1
5Budha2
6Kong Huchu1
7Lainnya -
Total253.165
Sumber : BPS Sumbar 2010Sesuai dengan data tersebut, dapat
digambarkan persebaran penduduk Kabupaten Pasaman berdasarkan agama
pada tahun 2010 mayoritas beragama islam dapat dilihat melalui
diagram batang, sebagai berikut:
Gambar 4. GrafikPenduduk Kabupaten Pasaman Menurut Agama pada
Tahun 2010Berdasarkan data diatas dapat dilihat penduduk Kabupaten
Pasaman mayoritas beragama Islam.
BAB IVPENUTUPA. KesimpulanPertumbuhan penduduk Kabupaten Pasaman
dari tahun 2000 hingga 2010 relatif tetap atau kurang signifikan
karena jumlah kelahiran hampir sama dengan jumlah kematian dimana
dalam perkembangan penduduk tersebut juga terjadi penurunan angka
jumlah penduduk usia non produktif. Pada tahun 2010 jumlah
perempuan lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki di kabupaten
pasaman.Sementara, jumlah migran yang keluar lebih banyak
dibandingkan migran yang datang ke desa Dramaga selama kurun waktu
2000-2010.Pada struktur piramida yang didapat.Kabupaten pasaman
memiliki reit kelahiran menurun dengan cepat dan reit kematian pun
rendah. Walaupun memang kematin lebih tinggi sedikit dengan reit
kelahiran. Bonus demografi untuk kabupaten pasamanakan tercapai
pada tahun-tahun selanjutnya dengan syarat rasio ketergantungan
kabupaten pasaman ini relatif terus menurun.B. SaranDalam analisis
ilmu kependudukan diperlukan data yang lengkap dan akurat sehingga
dapat dilakukan perhitungan secara terperinci.Oleh karena itu peran
petugas setempat dalam melakukan pendataan terhadap penduduknya
sangat penting. Data yang sudah ada juga sebaiknya dijaga untuk
keperluan penelitian yang akan datangDAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Moertiningsih Sri. 2005. Bonus Demografi Menjelaskan
Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi.
Dalam: Warta Demografi Tahun 25 No.2.Anonim. 2010. Artikel2
(terhubung berkala)http://file.upi.edu/Direktori/B%20 % 20 FPIPS /
JUR. % 20 PEND. % 20 GEOGRAFI
/196006151988031%20-%20JUPRI/artikel2.pdf (diakses Sabtu 29 Mei
2010).BPS sumbar.go.id (sensus penduudk kabupaten Pasaman
2010).http://selvias08.student.ipb.ac.id/ diunggah rabu 29 oktober
2014.Irma. 2010. Pengertian Penduduk( terhubung berkala)
http://irma5.blogdetik.com /files/2009/10/pkn11.pdf (diakses rabu
29 oktober 2014).Sensus Penduduk. 2010. Data Sensus Penduduk
(terhubung berkala) http://sensuspenduduk.blogspot.com/ (diakses
rabu 29 Oktober 2014).
19