Penyederhanaan garis pantai untuk memudahkan dalam perhitungan transport sedimen menyusur pantai BAB III ANALISIS DATA HIDRO OSEANOGRAFI 3.1. Transpor Sedimen Transpor sedimen pantai dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) dan transpor menyusur pantai (longshore transport). Transpor sedimen menyusur pantai banyak menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan suatu pelabuhan. Oleh karena itu, prediksi angkutan sedimen pada transpor sedimen menyusur pantai adalah sangat penting. Dalam perencanaan pemecah gelombang ini juga akan dihitung transpor sedimen menyusur pantai yang terjadi, sehingga dapat direncanakan berapa panjang gelombang yang diperlukan untuk dapat mengakomodir seluruh angkutan sedimen dalam jangka waktu tertentu. Adapun asumsi-asumsi yang dilakukan dalam perhitungan transpor sedimen: Dilakukan penyederhanaan terhadapa garis pantai. (Gambar 3.1) Garis kontur (batimetri) adalah sejajar garis pantai.
11
Embed
Analisis Data Hidrooseanografi "Perencanaan Pemecah Gelombang"
Studi Kasus: Pelabuhan Adikarto, Pantai Glagah, Kab. Kulon Progo-DIY
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penyederhanaan garis pantai untuk memudahkan dalam perhitungan transport sedimen menyusur pantai (longshore transport).
BAB IIIANALISIS DATA HIDRO OSEANOGRAFI
1.1.Transpor Sedimen
Transpor sedimen pantai dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) dan transpor menyusur pantai (longshore transport). Transpor sedimen menyusur pantai banyak menimbulkan permasalahan dalam pengelolaan suatu pelabuhan. Oleh karena itu, prediksi angkutan sedimen pada transpor sedimen menyusur pantai adalah sangat penting.Dalam perencanaan pemecah gelombang ini juga akan dihitung transpor sedimen menyusur pantai yang terjadi, sehingga dapat direncanakan berapa panjang gelombang yang diperlukan untuk dapat mengakomodir seluruh angkutan sedimen dalam jangka waktu tertentu.Adapun asumsi-asumsi yang dilakukan dalam perhitungan transpor sedimen: Dilakukan penyederhanaan terhadapa garis pantai. (Gambar 3.1) Garis kontur (batimetri) adalah sejajar garis pantai.
Transpor sedimen menyusur pantai dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris dari Coastal Engineering Research Center (CERC) yaitu:
S=p . A .H02 .C0 . K
rbr2 . sin αbr . cosαbr
dimana S = transpor sedimen menyusur pantai (m3/tahun)p = persen kejadian gelombang pada tinggi dan arah tertentu (%)A = koefisien CERC = 0,44x106
H0 = tinggi gelombang di perairan dalam (m)C0 = kecepatan rambat gelombang di perairan dalam (m/s)Kr br = koefisien refraksi pada zona gelombang pecahα br = sudut datang gelombang pada zona gelombang pecah
Penentuan tinggi gelombang pecah Hb (SPM,1984)
Penentuan kedalaman gelombang pecah db (SPM,1984)
Selain itu untuk menghitung parameter-parameter yang belum diketahui digunakan rumusan dan grafik-grafik seperti:
Rumusan umum Teori Gelombang Airy dan Teori Refraksi juga digunakan pada perhitungan transpor sedimen menyusur pantai.
Tabel dan Grafik Volume Tampungan Sedimen Terhadap Variasi Panjang Pemecah Gelombang
Dari perhitungan transport sedimen diperoleh: Total sedimen ke arah barat = 1.043.635 m3/tahun Total sedimen ke arah timur = 761.635 m3/tahun Net transport ke arah barat = 282.000 m3/tahun
Selanjutnya dianalisis hubungan antara volume tampungan sedimen terhadap panjang pemecah gelombang yang direncanakan, baik pemecah gelombang sisi timur maupun barat. Dimana volume tampungan dianggap sebagai volume prisma alas segitiga dikurangi volume limas.
Pemecah Gelombang Sisi Timur:
(1) (2) (3) (4) = (1) x (2) / 2 (5) = (4) x (3) (6) = 1/3 x (2) x (3) x (1) (7) = (5) - (6)Panjang Kedalaman Lebar Luas ∆ Volume total prisma Volume limas Volume tampungan
Dari total sedimen ke arah barat adalah 1.043.635 m3/tahun , maka berdasarkan grafik di atas, pemecah gelombang sisi timur direncanakan dengan panjang 280 meter pada kedalaman -14.5 m
Posisi pemecah gelombang sisi timur dan barat terhadap garis pantai:
Tabel dan Grafik Volume Tampungan Sedimen Terhadap Variasi Panjang Pemecah Gelombang
Pemecah gelombang sisi barat :
(1) (2) (3) (4) = (1) x (2) / 2 (5) = (4) x (3) (6) = 1/3 x (2) x (3) x (1) (7) = (5) - (6)Panjang Kedalaman Lebar Luas ∆ Volume total prisma Volume limas Volume tampungan
Dari total sedimen ke arah timur adalah 761.635 m3/tahun m3 , maka berdasarkan grafik di atas, pemecah gelombang sisi timur direncanakan dengan panjang 270 meter pada kedalaman -12.0 m
1.2.Tinggi Gelombang Rencana (HD)
Dengan data gelombang ekstrim dari tahun 2000-2010 maka gelombang rencana HD 50 tahunan dapat dihitung dengan rumusan:
HT=H−
+σH
σ n
(Y−Y n )
Dimana dari data gelombang ekstrim tahun 2000-2010 dengan distribusi data yang dilakukan diperoleh
H−
= 3.51 mσ H = 0.61σ n = 0.96Y = 3.90Y n = 0.50Maka H50 yang digunakan dalam perencanaan pemecah gelombang Pelabuhan Adikarto adalah 5.67 m
1.3.Penjalaran Gelombang Menuju Pantai
Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju ke pesisir akan mengalami refraksi, shoaling, dan transformasi lainnya. Tinggi gelombang yang mengalami transformasi disebut dengan tinggi gelombang ekivalen (H0’).Refraksi adalah fungsi dari sudut datang gelombang itu sendiri. Dalam perencanaan ini sudut datang gelombang α0 dianggap 0° sehingga tinggi gelombang tidak tereduksi sama sekali (Kr=1). Sedangkan shoaling adalah fungsi dari kemiringan gradual pantai. Nilai koefisien shoaling Ks dapat dihitung menggunakan tabel.
H0 '=H0 . K r . K s
Tabel tinggi gelombang ekivalen akibat pengaruh shoaling dan refraksid (m) L0 (m) C0 (m/s) d/L0 d/L L (m) C (m/s) Ks sin α1 α1 Kr H0' (m)
Akan tetapi pada suatu lokasi tertentu gelombang tersebut akan pecah. Kondisi gelombang pecah tergantung pada kemiringan dasar pantai. Tinggi gelombang pecah (Hb) dapat dihitung dengan menggunakan grafik berikut
Sehingga pada setiap kedalaman hingga menuju pantai diperoleh tinggi gelombang pecah Hb :