ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN PERUBAHAN BETA SAHAM Oleh: Dedy Januar NIM : 107081003362 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
121
Embed
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN STOCK SPLIT DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21772... · 2013-06-12 · Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN STOCK SPLIT DAN REVERSE
STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN PERUBAHAN
BETA SAHAM
Oleh:
Dedy Januar
NIM : 107081003362
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN STOCK SPLIT DAN REVERSE
STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN PERUBAHAN
BETA SAHAM
Oleh :
Dedy Januar
NIM: 107081003362
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dedy Januar
No. Induk Mahasiswa : 107081003362
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Dedy Januar
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1989
Agama : Islam
Alamat : Jl Tanah Ara No 30 Rt 06/012 Pondok –Pinang Kebayoran
2007-2011 : Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2004-2007 : Sekolah Menengah Atas Negeri 29 Jakarta
2001-2004 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 87 Jakarta
1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri 01 Pagi Jakarta
1994-1995 : Taman Kanak-kanak Tunas Satria Jakarta
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Peserta “International Islamic Youth Seminar” Universitas Indonesia
2. Peserta ESQ Leadership Training 2008
3. Peserta Seminar Nasional Ekonomi Islam “Dampak Krisis Global Terhadap
Perbankan Syariah” UIN
4. Peserta Seminar Ekonomi Nasional “Demokrasi versus Kesejahteraan Rakyat”
UIN
5. Anggota tim pembuatan jurnal ilmiah “ Risk dan Return di Pasar Keuangan
Syariah ”(2011)
6. Kursus Bahasa Inggris Intensive English Course level intermediate (2003-2005)
i
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Yayasan Dana Bantuan 2011
2. Anggota Divisi Dokumentasi Program Pengenalan Studi
Almamater Jurusan /manajemen (Propesa UIN) 2008
3. Anggota Pramuka SMA 29 JAkarta 2005 – 2006
4. IPSI Langlang Buana Jaya SMP N 87 2002 – 2003
ii
ABSTRACT
The objective of this research is to find out empirical evidence about the impact of stock split and reverse stock split announcement to abnormal return and beta of stock changing companies that listed in Indonesia Stock Exchange. The variables tested in this research are : stock split and reverse stock split.
The samples of this research are using 16 companies that listed in Indonesia Stock Exchange doing stock split and reverse stock split policy betweens 2005-2009 which taken with purposive sampling method.That variables had tested of normality with kolmogorov smirnov and then we doing test of difference with paired sample t-test at level of significant five percent.
The result of this research show there are no significant of difference abnormal return before and after stock split but,but there are significant of difference abnormal return before and after reverse stock split. On the other hand, there are no significant of difference beta of stock before and after stock split and reverse stock split.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang dampak pengumuman stock split dan reverse stock split terhadap abnormal return dan perubahan beta saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah : stock split dan reverse stock split.
Penelitian ini menggunakan sampel 16 perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split periode 2005-2009 yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov untuk kemudian dilakukan uji beda dengan menggunakan paired sample t-test pada level signifikan 5 %.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah stock split, namun terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah reverse stock split. Selain itu tidak terdapat perbedaan beta saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock split
divident) dan sebagainya ( Luciana Spica dan Emanuel Kristijadi: 2005).
Umumnya terdapat tiga versi EMH : lemah (weak), semikuat (semistrong), dan
kuat (strong). Bentuk ini berbeda dalam hal apa yang dimaksud dengan “seluruh
informasi yang tersedia”.
Hipotesis bentuk lemah (weak–form) menyebutkan bahwa harga saham telah
mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data
perdagangan pasar berupa data historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman.
Versi hipotesis ini berimplikasi bahwa analisis tren adalah sia-sia. Data harga saham
masa lalu tersedia kepada publik dan bisa didapatkan tanpa biaya. Hipotesis bentuk
lemah ini berlaku jika data tersebut merupakan sinyal yang dapat diandalkan tentang
kinerja masa depan, sehingga seluruh investor telah mempelajarinya untuk memahami
sinyal-sinyal tersebut. Pada akhirnya, sinyal tersebut akan kehilangan nilai ketika telah
diketahui secara luas karena sinyal beli, misalnya akan segera meningkatkan harga
saham. (Bodie,2006: 479)
31
Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak
(random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan
dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu
tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Jika pasar efisien secara
bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi
harga sekarang. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak
dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak
normal. (Jogiyanto 2009: 501)
Hipotesis bentuk semikuat (semistrong-form) menyebutkan bahwa seluruh informasi
yang tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin pada
harga pasar saham. (Bodie,2006: 479).
Informasi yang dipublikasikan dapat berupa berikut ini :
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari
perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang
dipublikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh
perusahaan emiten ( corporate event ).
b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
sejumlah perusahaan.Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan
pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-
harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. ( Jogiyanto 2009 : 502)
32
Terakhir, versi bentuk kuat (strong-form) dari hipotesis pasar efisien menyebutkan
bahwa harga pasar mencerminkan seluruh informasi yang relevan bagi perusahaan,
termasuk informasi yang hanya tersedia bagi orang dalam perusahaan (Bodie,2006:
480)
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Even study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi(
information content) dari suatu pengumuman digunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk setengah kuat. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar
bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika
pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar
ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.(Jogiyanto,
2009 : 536-537)
B. Penelitian terdahulu
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa terdapat dua hipotesis yang
melatarbelakangi emiten dalam melakukan kebijakan stock split dan reverse stock
split yakni trading range theory dan signaling theory.
Trading range theory menyatakan bahwa manajemen perusahaan melakukan
stock split atau reverse stock split dengan tujuan untuk mencapai titik rentang harga
saham yang optimal karena pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi
33
menyebabkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan sehingga berimbas pada
menurunnya volume perdagangan saham tersebut.
Signaling theory menyatakan bahwa pengumuman stock split atau reverse stock
split akan direspon pasar karena memiliki kandungan informasi yang memberikan
suatu sinyal dan akan berpengaruh terhadap nilai saham perusahaan dan aktivitas
perdagangan.
Terdapat beberapa penelitian yang mendukung dan tidak mendukung teori
tersebut.
Penelitian yang dilakukan Almilia dan Kristijadi (2005) menguji dampak size
perusahaan terhadap kandungan informasi dan efek intra industri pengumuman
stock split. Penelitian ini menganalisis average abnormal return, cumulative
abnormal return, dan risiko sistematis dengan menggunakan T-test, dan crude
dependence adjustment dari Brown dan warner (1985). Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengumuman stock split yang dilakukan oleh size besar dan
kecil memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku pasar.
Temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
beta sebelum dan setelah pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan
size besar dan kecil. Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa efek intra industri
pada pengumuman stock split terjadi pada perusahaan baik size besar maupun kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Melinda Savitri dan Dwi Martani (2006) menguji
pengaruh stock split dan reverse stock split terhadap return saham dan volume
perdagangan Bursa Efek selama tahun 2001-2005 . Penelitian ini menganalisis
34
abnormal return dan volume perdagangan selama periode pengamatan dan
hubungan return saham dengan profitabilitas,leverage, dan volume perdagangan.
Penelitian ini menemukan adanya abnormal return positif dan signifikan pada
tanggal pengumuman split dan lima hari sebelumnya dengan α = 10 % pada sampel
stock split. Untuk reverse stock split,terdapat abnormal return yang negatif dan
signifikan pada saat tanggal pengumuman dengan α = 5 %. Tiga hari sebelum
tanggal pengumuman juga ditemukan abnormal return yang negatif dan signifikan.
Selain itu juga ditemukan perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan
sebelum dengan sesudah stock split dan reverse stock split. Volume perdagangan
dan Return on Asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham
tetapi Debt to Equity Ratio tidak.
Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2007) menguji kandungan informasi
pada pengumuman reverse stock split dan menyelidiki reaksi pasar pada saat
pengumuman. Penelitian ini menggunakan metode Fowler dan Rorke untuk
mengoreksi beta. Beta koreksi dari sekuritas tiap harinya yang dihitung
menggunakan data return selama satu tahun seperti perhitungan dengan beta
mentah. Beta koreksi adalah beta mentah yang sudah dikoreksi karena adanya
perdagangan yang tidak sinkron. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pengumuman reverse stock split sebagai corporate action memiliki kandungan
informasi. Hasil ini mengindikasikan bahwa informasi pengumuman reverse stock
split digunakan oleh pelaku pasar di dalam pengambilan keputusan investasi.
35
Penelitian yang dilakukan oleh Pantisa Pavabutr dan Kulpatra Sirodom (2008)
menyelidiki pengaruh stock split terhadap harga saham dan berbagai aspek
likuiditas menggunakan data harian dari Bursa Efek Thailand selama tahun 2002-
2004. Penelitian ini menemukan bukti empiris bahwa penurunan friksi perdagangan
dan peningkatan pada level pemecahan berhubungan dengan ukuran faktor
pemecah dan perdagangan. Saham dengan faktor pemecah yang tinggi memiliki
harga yang lebih baik dan bid ask spread yang lebih rendah. Bukti empiris
ditemukan yang mendukung trading range hipotesis dari stock split.
Penelitian yang dilakukan oleh Wisudowati Ayu Sugito (2009) menguji
pengaruh stock split dan reverse stock split terhadap likuiditas dan return saham.
Hasil penelitian ini adalah:
a. terdapat perbedaan yang signifikan antara likuiditas sebelum dan sesudah
pelaksanaan stock split. Hal ini ditandai dengan penurunan trading volume
activity (TVA) pada emiten yang melakukan stock split.
b. terdapat perbedaan yang signifikan antara likuiditas sebelum dan sesudah
spelaksanaan reverse stock split. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
trading volume activity (TVA) sesudah pelaksanaan kebijakan tersebut.
c. Terdapat abnormal return signifikan sebelum tanggal pengumuman stock split.
d. Terdapat abnormal return signifikan sebelum tanggal pengumuman reverse
stock split
Penelitian yang dilakukan Kurniawan (2009) menganalisis pengaruh stock split
dan reverse stock split terhadap return saham dan volume perdagangan. Hasil dari
36
penelitian ini adalah terdapat Abnormal return yang positif dan signifikan pada
hari-hari disekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Volume
perdagangan ditemukan positif berbeda namun tidak signifikan antara sebelum dan
setelah pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Kemudian pengujian regresi
yang meneliti pengaruh variabel ROA, DER, dan volume perdagangan terhadap
return saham ditemukan dua dari tiga variabel independen yang diteliti signifikan
dan konsisten pada periode sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock split.
Kedua variabel itu adalah DER dan volume perdagangan.
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan berawal dari memulai mengamati seluruh perusahaan yang
go public di BEI yang melakukan stock split atau reverse stock split dan menyeleksi
perusahaan yang masuk didalamnya selama periode 2005-2009.
Setelah data diperoleh, dilakukanlah pengujian hipotesis terhadap variabel-variabel
yang akan diuji berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat pada bab sebelumnya.
Teknik analisis yang pertama dilakukan adalah menguji keberadaan abnormal return
pada perdagangan sekitar pengumuman stock split dan reverse stock split, menggunakan
uji beda. Penentuan penggunaan uji statistik jenis apa yang akan digunakan, ditentukan
dengan melihat terlebih dahulu kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan uji
normalitas sebelum melakukan uji statistik. Normalitas yang akan dilakukan
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dari hasil uji inilah kemudian ditentukan
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal maka
akan digunakan uji beda statistik parametrik dengan menggunakan paired sample t-test
37
namun apabila data tidak berdistribusi normal maka akan digunakan uji beda statistik
non parametrik dengan menggunakan uji wilcoxon.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan untuk menguji keberadaan beta
saham disekitar pengumuman stock split dan reverse stock split adalah dengan
menggunakan beta koreksi. Lalu setelah itu dilakukan uji normalitas sebelum
melakukan uji statistik. Normalitas yang akan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Dari hasil uji inilah kemudian ditentukan apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Apabila data berdistribusi normal maka akan digunakan uji beda statistik
parametrik dengan menggunakan paired sample t-test namun apabila data tidak
berdistribusi normal maka akan digunakan uji beda statistik non parametrik dengan
menggunakan uji wilcoxon. Untuk memperjelas uraian tersebut, maka dibuatlah
kerangka pemikiran sebagai berikut.
38
Ya Tidak
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Abnormal Return
Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
Sebelum dan sesudah stock split
Sebelum dan sesudah reverse stock split
Beta Saham
Koreksi Beta Normalitas
Data Tidak Normal Data Normal
Parametrik Test Non Parametrik Test
Paired Sample T-Test Wilcoxon Test
Kesimpulan
39
D. Hipotesis
Kerangka pemikiran merupakan gambaran penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas agar sesuai dengan tujuan penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut :
1. Ho : ARij = 0, tidak ada perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum
dan sesudah stock split dan reverse stock split.
Ha : ARij ≠ 0 , ada perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan
sesudah stock split dan reverse stock split.
2. Ho : βi = 0, tidak ada perbedaan yang signifikan pada beta saham sebelum dan
sesudah stock split dan reverse stock split.
Ha : βi ≠ 0 , ada perbedaan yang signifikan pada beta saham sebelum dan sesudah
stock split dan reverse stock split.
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pelaksanaan kebijakan stock split dan reverse stock split memiliki keterkaitan
dengan hipotesis yang mendasarinya yaitu trading range theory dan signaling theory.
Teori ini kemudian didukung oleh penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh stock
split terhadap beta saham. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa hubungan
kausalitas tentang pengaruh variabel independen yaitu stock split, reverse stock split
terhadap variabel dependennya yaitu abnormal return dan beta saham. Periode
penelitian dimulai dari Januari 2005 hingga Desember 2009. Tahun 2005 dipilih sebagai
tahun dasar penelitian dikarenakan pada tahun 2005 terdapat peningkatan yang
signifikan pada jumlah emiten yang melakukan stock split dan reverse stock split.
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi dari penelitan ini adalah seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mempublikasikan kepada publik melalui laporan kepada Bapepam
tentang rencana stock split dan reverse stock split periode 2005-2009.
2. Sampel
Pemilihan sampel dengan metode non probabilitas atau secara tidak acak, elemen-
elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel. Peneliti kemungkinan mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih
sampel secara tidak acak. Ada dua jenis metode pemilihan sampel ini, yaitu :
41
pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan kuota. Pemilihan
Sampel berdasarkan Pertimbangan ( Judgement Sampling), merupakan tipe
pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu ( umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada
elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan.(
Indriantoro dan Supomo,2000 : 131). Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam
penelitian ini adalah:
1. Emiten yang melakukan stock split dan reverse stock split tidak melakukan
kebijakan lain ( misalnya pembayaran deviden, penerbitan obligasi,dan right
issue).
2. Emiten harus listing minimal selama setahun sebelum periode penelitian agar
menjamin ketersediaan data.
Perusahaan yang melakukan stock split selama Januari 2005 sampai dengan
Desember 2009 sebanyak 40 emiten, yang kemudian dilakukan proses penyeleksian
menurut kriteria-kriteria diatas sehingga menyisakan 8 emiten. Sedangkan
perusahaan yang melakukan reverse stock split sebanyak 13 emiten. Setelah
dilakukan proses penyeleksian menghasilkan sampel sebanyak 8 emiten.
Berikut tabel 3.1 yang menyajikan jumlah emiten yang melakukan stock split
dan reverse stock split selama periode penelitian.
42
Tabel 3.1 Daftar emiten yang melakukan stock split dan reverse stock split
No Nama Emiten Corporate Action Tanggal Pelaksanaan
1 PT. Inti Kapuas Arowana Tbk Reverse Stock Split 19 Januari 2005 2 PT. Bakrie & Brothers Tbk Reverse Stock Split 14 Maret 2005 3 PT. Lippo E-NET Tbk Reverse Stock Split 28 Maret 2005 4 PT. Artha Pacifik Internasional Tbk Reverse Stock Split 18 April 2005 5 PT. Nusantara Inti Corporation Tbk Reverse Stock Split 30 May 2005 6 PT. Smart Tbk Stock Split 20 Juni 2005 7 PT. Ciputra Surya Tbk Stock Split 25 Juli 2005 8 PT. Indoexchange Tbk Reverse Stock Split 25 Agustus 2005 9 PT.Tigaraksa Satria Stock Split 30 Agustus 2005 10 PT. Prima Alloy Steel Tbk Stock Split 20 September 2005 11 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk Stock Split 01 September 2005 12 PT. Sarasa Nugraha Tbk Reverse Stock Split 06 Oktober 2005 13 PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Stock Split 15 Desember 2005 14 PT. Intraco Penta Tbk Stock Split 16 Januari 2006 15 PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk Stock Split 17 Maret 2006 16 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk Stock Split 10 Juli 2006
17 PT. Jaka Inti Realtindo Tbk Reverse Stock Split 19 Juli 2006 18 PT. Lippo Karawaci Tbk Stock Split 28 Juli 2006 19 PT. Sentul City Tbk Reverse Stock Split 01 Agustus 2006 20 PT. Jaya Real Property Tbk Stock Split 14 Agustus 2006 21 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk Stock Split 14 September 2006 22 PT. Buana Finance Tbk Stock Split 02 Oktober 2006 23 PT. Ekadharma Internasional Tbk Stock Split 19 Oktober 2006 24 PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk Stock Split 24 November 2006 25 PT. Plaza Indonesia Realty Tbk Stock Split 26 Desember 2006 26 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk Reverse Stock Split 10 Januari 2007 27 PT. Pakuwon Jati Tbk Stock Split 24 Januari 2007 28 PT. Global Mediacom Tbk Stock Split 24 April 2007 29 PT. Davomas Abadi Tbk Stock Split 28 May 2007 30 PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk Stock Split 12 Juli 2007 31 PT. AKR Corporindo Tbk Stock Split 27 Juli 2007 32 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Stock Split 07 Agustus 2007 33 PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Stock Split 22 Agustus 2007 34 PT. Hortus Danavest Tbk Stock Split 10 September 2007
43
Sedangkan emiten yang digunakan sebagai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Daftar Emiten yang melakukan stock split yang digunakan sebagai sampel
No Nama Emiten Corporate Action Tanggal Pelaksanaan
35 PT. Humpuss Intermoda Transportasi Tbk Stock Split 11 September 2007 36 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Stock Split 01 November 07 37 PT. Jaya Pari Steel Tbk Stock Split 12 Desember 2007 38 PT. Lippo Karawaci Tbk Stock Split 26 Desember 2007 39 PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk Stock Split 15 Januari 2008 40 PT. Panin Sekuritas Tbk Stock Split 21 Januari 2008 41 PT. Bank Central Asia Tbk Stock Split 28 Januari 2008 42 PT. Panorama Sentrawisata Tbk Stock Split 11 Februari 2008 43 PT. Bakrie & Brothers Tbk Reverse Stock Split 06 Maret 2008 44 PT. Suryainti Permata Tbk Stock Split 12 Maret 2008 45 PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk Reverse Stock Split 14 Maret 2008 46 PT. Delta Dunia Petroindo Tbk Stock Split 15 April 2008 47 PT. Mitra Rajasa Tbk Stock Split 30 May 2008 48 PT. Berlina Tbk Stock Split 04 Agustus 2008 49 PT. Timah Tbk Stock Split 08 Agustus 2008 50 PT. Island Concepts Indonesia Tbk Stock Split 10 Desember 2008 51 PT. Citra Tubindo Tbk Stock Split 12 Januari 2009 52 PT. Arwana Citramulia Tbk Stock Split 11 September 2009 53 PT. Pacific Utama Tbk Reverse Stock Split 09 November 2009
No Nama Emiten Corporate Action
Tanggal Pelaksanaan
1 PT. Prima Alloy Steel Tbk Stock Split 20-Sep-05 2 PT. Intraco Penta Tbk Stock Split 16-Jan-06 3 PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk Stock Split 10-Jul-06 4 PT. Buana Finance Tbk Stock Split 02-Okt-06 5 PT. Davomas Abadi Tbk Stock Split 28-May-07 6 PT. Jaya Pari Steel Tbk Stock Split 12-Des-07 7 PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk Stock Split 15-Jan-08
8 PT. Delta Dunia Petroindo Tbk Stock Split 15-Apr-08
44
Tabel 3.3 Daftar Emiten yang melakukan reverse stock split yang digunakan sebagai sampel
No Nama Emiten Corporate Action Tanggal Pelaksanaan
1 PT. Bakrie & Brothers Tbk Reverse Stock Split 14 Maret 2005 2 PT. Lippo E-NET Tbk Reverse Stock Split 28 Maret 2005 3 PT. Nusantara Inti Corporation Tbk Reverse Stock Split 30 May 2005 4 PT. Indoexchange Tbk Reverse Stock Split 25 Agustus 2005 5 PT. Sarasa Nugraha Tbk Reverse Stock Split 06 Oktober 2005 6 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk Reverse Stock Split 10 Januari 2007 7 PT. Bakrie & Brothers Tbk Reverse Stock Split 06 Maret 2008 8 PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk Reverse Stock Split 14 Maret 2008
Daftar Emiten yang tidak terpilih akan disajikan pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Daftar sampel emiten yang tidak terpilih
Emiten yang Melakukan Kebijakan Korporasi Emiten yang mempunyai Emiten yang delisting dariselain stock split dan reverse stock split data yang tidak lengkap Bursa Efek Indonesia
PT. Smart Tbk PT. Artha Pacifik Internasional Tbk PT. Jaka Inti Realtindo TbkPT. Hexindo Adiperkasa Tbk PT. Ciputra Surya TbkPT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk PT.Tigaraksa SatriaPT. Lippo Karawaci Tbk PT. Humpuss Intermoda Transportasi TbkPT. Ekadharma Internasional Tbk PT. Sentul City TbkPT. Plaza Indonesia Realty Tbk PT. Jaya Real Property TbkPT. Global Mediacom Tbk PT. Tempo Scan Pacifik TbkPT. AKR Corporindo Tbk PT. Arpeni Pratama Ocean Line TbkPT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT. Pakuwon Jati TbkPT. Lippo Karawaci Tbk PT. Aneka Tambang (Persero) TbkPT. Panin Sekuritas Tbk PT. Semen Gresik (Persero) TbkPT. Bank Central Asia Tbk PT. Sorini Agro Asia Corporindo TbkPT. Panorama Sentrawisata Tbk PT. Humpuss Intermoda Transportasi TbkPT. Suryainti Permata Tbk PT. Island Concepts Indonesia TbkPT. Mitra Rajasa TbkPT. Berlina TbkPT. Timah TbkPT. Citra Tubindo TbkPT. Arwana Citramulia TbkPT. Pacific Utama TbkPT. Inti Kapuas Arowana TbkPT. Hortus Danavest Tbk
45
Berdasarkan tabel 3.4 diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
emiten yang tidak terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Alasan tidak terpilihnya
emiten tersebut adalah sebagai berikut ini:
1. Emiten yang melakukan kebijakan korporasi selain stock split dan reverse stock split
tidak terpilih sebagai sampel penelitian karena hasil penelitian yang diperoleh akan
menjadi bias karena dikhawatirkan bahwa pada saat penentuan periode jendela
(windows period) kebijakan diluar stock split dan reverse stock split dilakukan oleh
emiten tersebut.
2. Emiten yang mempunyai data yang lengkap tidak digunakan dalam penelitian ini
karena penelitian ini menggunakan data perdagangan saham harian yang disamakan
dengan data perdagangan IHSG baik berupa tanggal dan jumlah hari perdagangan
dalam satu tahun .
3. Emiten yang delisting tidak digunakan dalam penelitian ini karena data perdagangan
sahamnya tidak tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui medsia perantara ( diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain) ( Indriantoro dan Supomo, 2000:147). Penelitian ini menggunakan data-data
yang dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan BAPEPAM yaitu berupa:
a. Tanggal pengumuman stock split dan reverse stock split yang dapat
b. Tanggal pelaksanaan stock split dan reverse stock split
46
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ,yaitu metode pengumpulan data yang
diperoleh dari membaca buku-buku, bahan-bahan,serta literatur-literatur yang
terkait dengan permasalahan yang diteliti.
3. Media internet untuk mendapatkan sumber informasi ter update yang seringkali
tidak diperoleh dari sumber lain seperti buku. Informasi yang didapat melalui
media internet yaitu :
a. Harga pembukaan (opening price) dan harga penutupan (closing price)
saham pada data harian harga saham emiten yang melakukan stock split dan
reverse stock split melalui situs www.yahoofinance.com
D. Teknik Analisis
1. Teknik Analisis Abnormal Return
Studi peristiwa menganalisis return tidak normal (abnormal return ) dari
sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa.
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. (Jogiyanto,2009 :557). Pada
penelitian ini digunakan metode Market-Adjusted Model untuk mendapatkan
Abnormal Return.
a. Market-Adjusted Model
Model sesuaian-pasar ( market-adjusted model) menganggap bahwa
penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah
return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini,
maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model
47
estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar. (Jogiyanto,2009 :568)
ARit : Rit - Rmt
ARit : Abnormal Return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t
Rit : Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa
ke t
Rmt : Return pasar pada hari ke-t
Return saham (Jogiyanto,2000 :108) dalam (Ambarwati dan Damas, 2007 :258)
dihitung dengan rumus sebagai berikut
Pit - Pit- 1 Rit : Pit - 1 Dalam hal ini :
Rit : Return Saham perusahaan i pada periode t
Pit : Harga Saham perusahaan i pada peiode t
Pit-1 : Harga Saham perusahaan i pada periode t-1
Periode jendela yang digunakan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
sebelum dan sesudah stock split maupun reverse stock split adalah 10 hari yang
meliputi 5 hari sebelum pelaksanaan split dan 5 hari sesudah pelaksanaan split.
Adapu t-0 yang merupakan titik awal adalah tanggal pelaksanaan stock split dan
reverse stock split tersebut.
Dalam perhitungan Return saham (Ri), tidak boleh bernilai 0. Karena dalam
aktifitas perdagangan saham investor akan memperoleh keuntungan (yang bernilai
48
positif) maupun kerugian (yang bernilai negatif). Dalam penelitian ini karena
didapatkan 16 emiten yang memiliki nilai Ri 0 , maka digunakanlah model indeks
tunggal untuk menghitung kembali nilai Return saham pada periode jendela yang
telah ditentukan untuk setiap emiten.
Model indeks tunggal berdasarkan atas pemikiran bahwa tingkat keuntungan
suatu saham nampaknya dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar ( yang
ditunjukan oleh indeks harga pasar yang tersedia). Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut
Rit = αi +βi Rmt + εit
Dimana :
Rit = Tingkat keuntungan saham pasar i pada waktu t
αi = Parameter model untuk mengukur tingkat keuntungan laba yang diperoleh
oleh bursa suatu negara.
βi = Parameter untuk mengukur tingkat resiko pasar modal suatu negara
Rmt = Tingkat keuntungan indeks pasar dunia pada waktu t
εit = Error term untuk indeks i pada waktu t
Persamaan tersebut merupakan persamaan regresi sederhana yang dihitung
dengan Ri sebagai variabel dependen dan Rm sebagai variabel independen.
Asumsi yang digunakan dalam model indeks tunggal adalah bahwa sekuritas
akan berkorelasi jika hanya sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai respon yang
sama terhadap return pasar. Sekuritas akan bergerak menuju arah yang sama hanya
49
jika sekuritas-sekuritas tersebut mempunyai hubungan yang sama terhadap return
pasar.(Rodoni dan Hamid,2010 :191-192)
Return pasar (Foster dalam :Ambarwati dan Damas,2007 : 258) dihitung dengan
rumus :
IHSGt – IHSGt-1 Rmt =
IHSGt-1
Dalam hal ini:
Rmt = Return pasar pada hari ke t
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari ke t-1
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas,
tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh
sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata
return tidak normal ( average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung
berdasarkan rata-rata aritmatika sebagai berikut ( Jogiyanto,2009:567). Pada
penelitian ini menggunakan:
k ∑ RTNit
i=1 RRTNt =
k
Notasi :
RRTNt : rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada hari ke-t
50
RTNit : return tidak normal (abnormal return ) untuk sekuritas ke-i pada
hari ke-t
k : jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Pada penelitian ini juga menghitung akumulasi return tidak normal (ARTN) atau
cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return return tidak normal
hari sebelumnya didalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai
berikut
t ARTNt = ∑ RTNi,a a=t5
ARTN i,t = akumulasi return tidak normal (cumulative abnormal return ) sekuritas
ke-t yang diakumulasi dari return tidak normal (RTN) sekuritas ke-i
mulai hari awal periode pertistiwa (t5) sampai hari ke-t.
RTNi,a = return tidak normal (abnormal return ) untuk sekuritas ke-i pada hari
ke-a, yaitu mulai t5 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t
Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return tidak normal
(ARRTN) atau cumulative average return (CAAR) dapat dihitung sebagai berikut
(Jogiyanto,2009 :573) :
k
51
∑ ARTNit i=1
ARRTNt = k Notasi =
ARRTNt = akumulasi rata-rata return tidak normal (cumulative average abnormal
return) pada hari ke-t
A RTNi,t = akumulasi return tidak normal ( cumulative abnormal return )
sekuritas ke-i pada hari ke-t
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Langkah pertama yang dilakukan untuk menguji abnormal return adalah
dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas data. Uji normalitas digunakan
untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi
normal maka digunakan paired sample t-test untuk menguji hipotesis, namun jika
data tidak berdistribusi normal maka digunakan wilcoxon test untuk menguji
hipotesis.
1. Uji Prasyarat Analisis
A. Uji Normalitas Abnormal Return
B. Uji Normalitas Beta Saham
Uji Normalitas data untuk mengetahui tingkat kenormalan distribusi data
untuk menentukan jenis alat statistik yang akan dipergunakan untuk melakukan uji
beda. Jika data berdistribusi normal maka uji beda akan menggunakan statistik
parametrik paired sample t-test, namun apabila data tidak berdistribusi nomal maka
akan dipergunakan wilcoxon test. Pada penelitian ini mempergunakan uji
52
normalitas data kolmogorov smirnov baik untuk variabel abnormal return maupun
beta saham.
a. Kolmogorov Smirnov
Uji statistika Kolmogorov-Smirnov (K-S) merupakam uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah sampel berasal dari populasi dengan distribusi tertentu dalam
hal ini distribusi normal. Hipotesis nol (Ho) dalam uji K-S ini adalah bahwa data
mengikuti distribusi tertentu ( distribusi normal), sedangkan hipotesis alternatifnya
(Ha ) data tidak mengikuti distribusi tertentu (tidak berdistribusi
normal).(Widarjono,2010:111)
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Kita juga bisa menggunakan nilai probabilitas untuk menerima atau menolak
hipotesis nol. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (α ) maka kita
menerima Ho. Sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (α)
maka kita menolak Ho atau menerima Ha
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak Ho
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut :
Jika P-value > 0.05 Ho diterima
Jika P-value < 0.05 Ho ditolak
b. Paired Sample T-Test
Uji T sampel berpasangan adalah prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sampel tunggal.
53
Perbandingan itu untuk mencari atau menghitung nilai selisih antara nilai dua
variabel untuk tiap kasus. Selain itu, uji ini juga berasal dari subjek yang sama atau
satu ukuran dari pasangan subjek.(Andi,2009:140)
Ho : Tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan
sesudah stock split dan reverse stock split
Ha : Ada perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah
stock split dan reverse stock split.
Kriteria pengambilan keputusan
Jika Sig > 0.05 maka Ho diterima
Jika Sig < 0.05 maka Ho ditolak.
Untuk beta saham :
Ho : Tidak ada perbedaan beta saham yang signifikan sebelum dan sesudah
stock split dan reverse stock split
Ha : Ada perbedaan beta saham yang signifikan sebelum dan sesudah stock
split dan reverse stock split.
Kriteria pengambilan keputusan
Jika Sig > 0.05 maka Ho diterima
Jika Sig < 0.05 maka Ho ditolak.
C. Uji dua sampel berhubungan
Uji dua sampel berhubungan adalah prosedur yang membandingkan dua
distribusi variabel yang saling berhubungan. Uji dua sampel berhubungan
digunakan bila ada dua data yang tidak dapat memenuhi syarat asumsi yang
54
diperlukan pada uji t sampel berpasangan. Uji rank bertanda wilcoxon adalah
prosedur pengujian hipotesis nol dengan dua median sama untuk membandingkan
median tunggal dengan suatu nilai yang ditentukan atau pasangan median dari
sampel yang sama-sama diuji (Andi,2009:172).
2. Metode Analisis Beta
Beberapa metode dapat digunakan untuk mengkoreksi bias yang terjadi untuk
beta sekuritas akibat perdagangan tidak sikron. Metode-metode ini diantaranya
adalah yang diusulkan oleh Scholes dan Wiliams (1977), Dimson (1979) dan
Fowler dan Rorke (1983) dalam (Hartono,2009:403).
a. Metode Scholes dan Wiliams
Scholes dan Williams (1977) dalam Jogiyanto (2009: 403) memberikan solusi
untuk mengkoreksi bias dari perhitungan Beta akibat perdagangan tidak sinkron
dengan rumus sebagai berikut ini.
βi-1 + βi
0 + βi+1
βi = 1+2. ρ1 Notasi :
βi = Beta koreksian sekuritas ke-i.
βi-1 = Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi Ri,t = αi + βi
-1 RMt-1, yaitu
untuk Ri periode ke-t dengan RM periode lag t-1
βi0 = Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi Ri,t = αi + βi
0 RMt , yaitu
untuk Ri periode ke-t dengan RM periode ke-t
55
βi+1 = Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi Ri,t = αi + βi
+1 RMt+1, yaitu
untuk Ri periode ke-t dengan RM periode lead t+1
ρ1 = korelasi serial antara RM dengan RMt-1 yang dapat diperoleh dari koefisien
regresi RMt = αi + ρ1 RMt-1
b. Metode Dimson
Metode yang digunakan oleh Scholes dan Williams membutuhkan beberapa
pengoperasian regresi untuk menghitung beta masing-masing periode lag dan lead.
Dimson(1979) dalam Jogiyanto (2009: 411) menyederhanakan cara Scholes dan
Williams ini dengan cara menggunakan regresi berganda, sehingga hanya digunakan
sebuah pengoperasian regresi saja berapapun banyaknya periode lag dan lead, rumus
Beta Koreksian menurut metode Dimson unttuk sekuritas ke-i adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata beta saham tertinggi
untuk pengumuman stock split terjadi pada H+4 dengan 0,681121, sedangkan
rata-rata abnormal return tertinggi untuk pengumuman reverse stock split terjadi
pada H-1 dengan 0,851435.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Beta Saham
Statistik Deskriptif
Beta Saham Stock Split Reverse Stock Split
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Mean 0,2856505 0,0457022 0,7495610 0,7329743
Standar Deviasi 0,90960683 1,35167630 0,7329743 0,01431554 Maximum 0,79752 0,77232 0,85144 0,74501 Minimum -1,07491 -1,98101 0,69352 0,71258
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata beta saham untuk
emiten yang melakukan stock split sebelum tanggal pengumuman ternyata lebih
besar, yaitu sebesar 0,2856505 daripada sesudah pengumuman stock split yang
hanya sebesar 0,0457022. Pada emiten yang melakukan reverse stock split, rata-
rata beta saham sebelum tanggal pengumuman juga lebih besar, yaitu sebesar
70
0,7495610 daripada periode sebelum tanggal pengumuman stock split yang hanya
0,7329743.
Tabel 4.7 Beta Saham Emiten yang melakukan Stock Split Emiten Sebelum Sesudah %
PT. Prima Alloy Steel Tbk 0,582968 0,583204 0,000236 PT. Buana Finance Tbk -0,10117 -0,20138 -0,10022 PT. Intraco Penta Tbk -3,12566 -4,9461 -1,82043 PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk 1,363093 1,364497 0,001404 PT. Davomas Abadi Tbk 0,941391 0,941075 -0,00032 PT. Jaya Pari Steel Tbk 0,730268 0,730027 -0,00024 PT. Delta Dunia Petroindo Tbk 0,265325 0,265301 -2,5E-05 PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk 1,628994861575 1,628995 4,25E-10
Berdasarkan hasil tabel 4.7 diatas dapat ketahui bahwa beberapa emiten
mengalami peningkatan beta saham dari periode sebelum pengumuman stock
split hingga periode sesudah pengumuman stock split, sedangkan beberapa
emiten mengalami penurunan beta saham dari periode sebelum pengumuman
stock split hingga periode sesudah pengumuman stock split. Emiten yang
mengalami peningkatan beta saham terbesar adalah PT. Pembangunan Jaya Ancol
Tbk sebesar 0,001404 %, sedangkan emiten yang mengalami penurunan beta
saham yang terbesar adalah PT. Intraco Penta dengan -1,82043 %.Emiten yang
mengalami peningkatan beta saham memberikan sinyal bagi investor bahwa
sahamnya memiliki risiko yang tinggi, namun dilain sisi risiko yang tinggi
diimbangi dengan imbal hasil yang tinggi juga sesuai dengan prinsip investasi
high risk, high return. Sedangkan emiten yang mengalami penurunan beta saham
memberikan sinyal kepada investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang
71
rendah, namun dilain sisi risiko yang rendah juga diimbangi dengan imbal hasil
yang rendah, sesuai dengan prinsip investasi low risk, low return.
Tabel 4.8 Beta Saham Emiten yang melakukan Reverse Stock Split Emiten Sebelum Sesudah %
PT. Bakrie & Brothers Tbk 1 1,786886 1,614811 -0,17208 PT. Indoexchange Tbk 0,287494 0,287365 -0,00013 PT. Lippo E-Net Tbk 0,548903 0,568176 0,019273 PT. Nusantara Inti Corporation Tbk 0,501623 0,501518 -0,0001 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk 1,039201 1,05956 0,020359 PT. Bakrie & Brothers Tbk 2 0,363198 0,363191 -7,6E-06 PT. Sarasa Nugraha Tbk 1,053696 1,053729 3,27E-05 PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk 0,415486 0,415444 -4,2E-05
Berdasarkan hasil tabel 4.8 diatas dapat ketahui bahwa beberapa emiten
mengalami peningkatan beta saham dari periode sebelum pengumuman reverse
stock split hingga periode sesudah pengumuman reverse stock split, sedangkan
beberapa emiten mengalami penurunan beta saham dari periode sebelum
pengumuman reverse stock split hingga periode sesudah pengumuman stock split.
Emiten yang mengalami peningkatan beta saham terbesar adalah PT. Bank Artha
Graha Internasional sebesar 0,020359%, sedangkan emiten yang mengalami
penurunan beta saham yang terbesar adalah PT.Bakrie & Brothers Tbk 1 dengan
-0,17208 %. Emiten yang mengalami peningkatan beta saham memberikan sinyal
bagi investor bahwa sahamnya memiliki risiko yang tinggi, namun dilain sisi
risiko yang tinggi diimbangi dengan imbal hasil yang tinggi juga sesuai dengan
prinsip investasi high risk, high return. Sedangkan emiten yang mengalami
penurunan beta saham memberikan sinyal kepada investor bahwa sahamnya
memiliki risiko yang rendah, namun dilain sisi risiko yang rendah juga diimbangi
72
dengan imbal hasil yang rendah, sesuai dengan prinsip investasi low risk, low
return
2. Analisis Pengujian Hipotesis
A) Abnormal Return
1. Uji Normalitas
Pada penelitian ini untuk menguji normalitas data akan dilakukan dengan
menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Uji normalitas ini dilakukan
untuk mengetahui jenis alat statistik yang akan digunakan dalam melakukan uji
beda. Jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang normal maka akan
dilakukan uji beda statistik parametrik dengan menggunakan paired sample t-
test. Namun jika data yang akan diuji memiliki distribusi yang tidak normal
akan dilakukan uji beda statistik non parametrik dengan menggunakan wilcoxon
test.
73
a. Uji Normalitas Data Abnormal Return Stock Split
.
Dari hasil pengujian normalitas data diatas dapat diperoleh hasil bahwa data
Abnormal Return sebelum stock split memiliki asymp.sig.(2-tailed) sebesar 0.969.
Karena nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima dengan arti bahwa data
Abnormal Return sebelum stock split berdistribusi normal. Sedangkan untukdata
Abnormal Return setelah stock split memiliki asymp.sig.(2-tailed) sebesar
0.614.Karena nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima.Dengan begitu,baik data
Abnormal Return sebelum stock split maupun data abnormal return sesudah stock
split berdistribusi normal.
Maka untuk melakukan uji beda Abnormal return sebelum stock split dan sesudah
stock split harus menggunakan statistik parametrik paired sample t-test.