-
eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): 452-466 ISSN
2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright
2016
ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA Pada Hotel Grand Sawit di
Samarinda
Ira Ahvalina 1
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat operasional
dan
manfaat Break Event Point sebagai alat perencanaan laba pada
Hotel Grand
Sawit Samarinda. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, sedangkan alat
analisis data
yang digunakan adalah Analisis Break Event Point dan Margin Of
Safety.
Analisis Break Event Point sendiri adalah suatu alat atau teknik
yang
digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tingkat volume
penjualan
sebelum perusahaan mengalami untung dan mengalami rugi sehingga
hal
tersebut dapat digunakan oleh manajer untuk menentukan
perencanaan
penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan mengenai
penerapan analisis break event point, mendeskripsikan gambaran
perencanaan
penjualan dan mendeskripsikan penjualan minimal yang harus
dipertahankan.
Kata Kunci : Break Event Point
Pendahuluan
Bisnis perhotelan di Indonesia semakin tumuh dan berkembang.
Banyak daerah yang menjadi tujuan pariwisata atau tujuan bisnis,
sehingga
membutuhkan pembangunan hotel-hotel yang semakin bertambah.
Situasi yang
sama juga tampak di kota-kota besar. Hotel dan bisnis pelayanan
jasa atau
sejenisnya, semakin tumbuh pesat dan terus menjadi pusat
perhatian
masyarakat. Kota samarinda merupakan ibukota dari provinsi
Kalimantan
Timur dengan luas wilayah sekitar 718km2. Kontribusi terbesar
terhadap
perekonomian Kota Samarinda adalah dari sektor pertambangan dan
sektor
industri pengolahan, diikuti oleh sektor perdagangan, perhotelan
dan restoran.
Melirik dari bidang perhotelan, jumlah hotel yang ada di
Samarinda
terbilang memiliki pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke
tahun. Salah
satunya Grand Sawit Hotel Samarinda.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuat semakin banyaknya
perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit di
Samarinda.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuat semakin banyaknya
perusahaan pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit di
Samarinda.
1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
mailto:[email protected]
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
453
Perusahaan–perusahaan ini berorientasi untuk ekspor,
sehingga
menimbulkan kondisi dimana banyak pelaku bisnis yang datang dari
luar kota
Samarinda. Pangsa pasar inilah yang dituju karena subjek ini
membutuhkan
tempat menginap selama tinggal di Kota Samarinda.
Analisi biaya, volume dan laba merupakan analisis yang dapat
membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume
dan laba.
Alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan
keputusan bisnis,
khususnya untuk memprediksi laba jangka pendek. Salah satu
elemen analisis
biaya, volume dan laba yang penting adalah analisis titik impas,
yaitu suatu
teknik analisis untuk mengetahui penjualan minimum yang harus
dicapai agar
suatu usaha tidak mederita rugi, tetapi juga belum memperoleh
laba atau
dengan kata lain laba sama dengan nol.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Akuntansi
Dalam buku Akuntansi Manajemen menyatakan pengertian
akuntansi
yang diberikan oleh American Institute of Certified Public
Account (AICPA)
melalui Halim dan Supomo (2000:2), bahwa pengertian akuntansi
adalah suatu
kegiatan jasa yang menyajikan informasi terutama yang bersifat
keuangan,
mengenai suatu kesatuan ekonomi yang digunakan untuk
pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dalam alternatife-alternatife dari
suatu keadaan.
Akuntansi Manajemen
Menurut beberapa ahli dijelaskan bahwa, akuntansi manajemen
adalah
suatu system informasi yang tidak terlepas dari akuntansi,
dimana merupakan
tugas dari pihak manajemen dalam merencanakan dan mengambil
keputusan.
Fungsi manajemen tersebut yang utama meliputi perencanaan,
pengkoordinasian, dan pengendalian dimana perencanaan adalah
suatu proses
penentuan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu
organisasi,
termasuk diantaranya adalah penetapan tujuan organisasi.
Pengkoordinasian
adalah proses yang mengintegrasikan kegiatan masing-masing
bagian di dalam
organisasi agar terjalin kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengendalian adalah proses yang menjamin bahwa organisasi
melaksanakan
strateginya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Ciri-ciri Akuntansi Manajemen
Menurut Halim dan Supomo (2000:20) menyatakan bahwa ciri-ciri
yang
membedakan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan yaitu,
tidak
mempunyai struktur tunggal atau formula tunggal, tidak diatur
oleh prinsip
akuntansi, lebih bebas penyajiannya, termasuk informal non
keuangan, lebih
ditekankan masa yang akan dating, memperhatikan bagian-bagian
yang sama
pentingnya dengan keseluruhan dan bukan penilaian akhir.
Tujuan Akuntansi Manajemen
Menurut Hansen dan Mowen (1999:4) tujuan akuntansi manajemen
adalah untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam
perhitungan biaya
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
454
jasa produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, untuk
menyediakan
informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan
pengevaluasian, untuk menyediakan informasi yang berguna
daam
pengambilan keputusan.
Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah salah satu alat yang digunakan sebagai
dasar
pimpinan perusahaan dalam perencanaan, pengendalian serta
analisis biaya.
Pengertian Biaya
Menurut pendapat Mulyadi (1999:8), pengertian biaya dalam arti
luas
adalah : ”Pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan
uang, yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu.”
Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1999:14), pengelompokkan biaya didasarkan
pada
hubungan biaya dengan objek pengeluaran, fungsi pokok dalam
perusahaan,
hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, perilaku biaya
dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dan jangka
waktu
manfaatnya.
Pemisahan dan Karakteristik Biaya:
Dalam hubungannya dengan analisis biaya, volume dan laba,
maka
dalam hal ini lebih menekankan tentang pemisahan biaya atas
dasar
huungannya dengan perubahan volume kegiatan atau produksi sesuai
dengan
alat analisis yang akan dibahas yaitu, biaya tetap merupakan
biaya-biaya yang
dalam kapasitas tertentu totalnya tetap meskipun terjadi
perubahan volume
kegiatan, baiaya variabel adalah biaya yang totalnya berubah
secara sebanding
dengan perubahan volume kegiatan dan biaya semi variabel adalah
biaya yang
totalnya beruah dengan adanya perubahan volume kegiatan atau
total semi
variabel berubah secara tidak sebanding dengan perubahan
volume
kegiatannyakerena biaya semi variabel mengandung unsur biaya
tetap dan
biaya variabel.
Analisis Biaya, Volume dan Laba
Analisis biaya, volume dan laba adalah analisis pola-pola
perilaku biaya
yang mendasari hubungan-hubungan antara biaya, volume dan
laba.
Analisis Break Event Point (Titik Impas)
Analisis Break Event Point adalah salah satu cara untuk
mengetahui
berapa volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita
rugi tetapi
juga belum memperoleh laba. Apabaila digunakan ”Contribusi
Margin” maka
Break Event Point perusahaan tersebut tercapai pada volume
penjualan dimana
kontribusi marginnya tetap sama dengan biaya tetap.
Pengertian Rasio Marjin Kontribusi Dan Marjin Pengaman
Penjualan
Menurut Simamora (1999:161) : ”marjin kontribusi adalah
perbandingan
harga jual per unit. Istilah marjin kontribusi yang merupakan
perbedaan antara
jumlah penjualan dan jumlah variabel.
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
455
Hotel
Pengertian Hotel menurut Prastowo (2005:11) adalah : ”Hotel
merupakan
sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang
digunakan oleh tamu
untuk beberapa saat serta menyediakan jasa serta fasilitas yang
dibutuhkan oleh
tamunya.”
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya,
maka hipotesis yang ditentukan adalah ”Diduga bahwa Analisis
Break Event
Point dapat digunakan sebagai alat pada perencanaan laba tahun
2015 pada
Hotel Grand Sawit Samarinda.”
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Analisis biaya, volume dan laba adalah suatu analisis yang
mempelajari
hubungan antara biaya, volume, kegiatan yang digunakan untuk
merencanakan,
menganalisa, dan memutuskan kebijaksanaan jangka pendek maupun
jangka
panjang secara cermat agar laba maksimum tersebut bisa dicapai.
Analisis
biaya, volume dan laba ini menitikberatkan analisanya pada
seberapa jauh
perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual yang
berakibat pada
perubahan laba perusahaan.
Jangkauan Penelitian
Penelitian ini membatasi pada hasil penjualan jasa kamar hotel
melalui
perhitungan titik impas serta menganalisis hubungan antara
biaya, volume dan
laba terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba seperti
perubahan harga
jual, perubahan volume penjualan, perubahan biaya variabel dan
perubahan
biaya tetap pada Hotel Grand Sawit Samarinda.
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam menentukan Break Event Point
yang
merupakan dasar kebijakan operasional perusahaan menggunakan
peersamaan
sebagai berikut :
Adapun alat analisis yang digunakan sesuai dengan refrensi
Munawir
(2002:198) yang menyatakan bahwa setelah Break Event Point
ditentukan, juga
perlu ditentukan batas keamanan penjualan yakni Margin Of
Safety. Margin Of
Safety merupakan batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir
agar
perusahaan tidak menderita kerugian. Rumus untuk menghitung
Margin Of
Safety
adalah:
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
456
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis delakukan dengan cara membuktikan
perhitungan
Break Event Point dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan
target laba
pada Hotel Grand Sawit Samarinda tahun 2015, jika perhitungan
Break Event
Point tidak dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan target
laba pada
Hotel Grand Sawit Samarinda, maka hipotesis ditolak.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis dan Pembahasan
Data-data pendapatan dan biaya operasional pada Hotel Grand
Sawit
tahun 2014 dan 2013 dapat digunakan sebagai dasar untuk
menganalisis dan
menghitung target volume penjualan Break Event Point tahun
2015.
Memanfaatkan rumus Break Event Point, hasil yang didapat akan
selalu
menunjukkan laba sama dengan nol sehingga dapat digunakan
sebagai suatu
titik kegiatan yang menggambarkan posisi perusahaan perusahaan
tidak
mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian. Dengan rumus
Break Event
Point ini, tingkat laba yang dikehendaki dapat ditambahkan
sehingga secara
matematika rumus Break Event Point dapat digunakan untuk mencari
jumlah
penjualan yang harus dicapai agar dapat menghasilkan suatu laba
yang
dikehendaki.
Komposisi Rasio pada rekening Pendapatan Hotel Grand Sawit
Fungsi dari komposisi rasio ini untuk menunjukkan besarnya
kontribusi
atau prosentase masing-masing rekening pendapatan terhadap total
pendapatan
yang diperoleh Hotel Grand Sawit.
Komposisi rasio pendapatan tahun 2014 yang ada pada Hotel
Grand
Sawit adalah sebagai berikut:
Tabel : Komposisi Pendapatan Hotel Grand Sawit Samarinda Tahun
2014
Keterangan Tahun 2014 (Rp) Rasio
1. Pendapatan Kamar
a. Room 5.353.298.083 77,85%
b. Extra Bed 4.200.000 0,06%
Jumlah Pendapatan Kamar (A) 5.357.498.083 77,91%
2. Pendapatan Restoran
a. Restaurant 263.948.762 3,84%
b. Room Service 176.921.260 2,57%
c. Banquet 1.077.970.528 15,68%
Jumlah Pendapatan Restaurant (B) 1.518.840.550 22,09%
Total Pendapatan (C=A-B) 6.876.338.633 100,%
Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)
Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan
komposisi
pendapatan yang ada pada Hotel Grand Sawit tahun, diketahui
total
pendapatan tahun 2014 adalah sebesar Rp 6.876.338.633. Sebagai
angka
pembanding, jumlah pendapatan kamar selama tahun 2014 diperoleh
sebesar
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
457
dengan Rp 5.357.498.083 atau sebesar 77,91%. Sedangkan
pendapatan
Restoran sebesar dengan Rp 1.518.840.550 atau sebesar 22,09%
Fungsi komposisi rasio pendapatan ini akan dipertahan sebagai
dasar
perhitungan target pendapatan tahun 2015 bagi Hotel Grand Sawit
Samarinda.
Pengelompokkan Biaya Variabel
Setelah dilakukan proses pemisahan biaya semi variabel pada
Hotel
Grand Sawit, yang sebagian dibebankan menjadi biaya tetap dan
sebagian
menjadi biaya variabel, maka hasil pemisahan tersebut yang
menjadi kelompok
biaya variabel adalah sebagai berikut:
Tabel : Pengelompokkan Biaya Variabel Tahun 2014 dan 2013
Keterangan Tahun 2014 (Rp) Tahun 2013 (Rp)
Biaya Pengobatan 40.663.744 32.496.000
Biaya Bensin 41.014.445 20.543.485
Biaya Stationery 35.846.678 29.658.757
Biaya Foto Copy 12.606.131 12.408.742
Biaya Percetakan 37.209.500 30.556.500
Biaya Materai 12.930.000 11.050.000
Biaya Majalah / Koran 47.763.897 38.674.784
Biaya Jasa Pos 15.389.700 13.110.000
Biaya Jasa Lainnya 48.474.861 37.885.674
Biaya Makan Minum 161.573.289 140.802.150
Biaya Dapur 970.463.862 805.216.849
Biaya Inventaris Kantor 40.150.000 21.472.000
Biaya Gaji 1.078.582.432 987.187.003
Biaya Iklan 54.750.000 46.770.000
Biaya Pemeliharaan Gedung 48.118.050 45.216.780
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 5.931.579 4.358.548
Biaya Iuran Keamanan &
Kebersihan
27.840.000 24.210.000
Biaya Pemeliharaan Peralatan 18.126.457 15.874.100
Biaya Listrik 233.329.153 195.593.570
Biaya Pdam (Air ) 183.495.262 114.863.774
Biaya Telpon 39.693.545 34.816.570
Total Biaya Variabel 3.153.952.585 2.662.765.287
Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)
Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan
pengelompokan biaya variabel Hotel Grand Sawit tahun 2014 dan
tahun 2013,
diketahui total biaya variabel pada tahun 2014 sebesar Rp
3.153.952.585,
sedangkan total biaya variabel pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp
2.662.765.287.
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
458
Pengelompokkan Biaya Tetap
Setelah dilakukan proses pemisahanan pada biaya semi variabel
pada
Hotel Grand Sawit yang sebagian dibebankan menjadi biaya tetap
dan sebagian
menjadi biaya variabel, hasil pemisahan tersebut yang menjadi
kelompok biaya
tetap adalah sebagai berikut:
Tabel : Pengelompokkan Biaya Tetap Tahun 2014 dan 2013
Keterangan Tahun 2014
(Rp)
Tahun 2013(Rp)
Penyusutan Bangunan 212.500.000 212.500.000
Penyusutan Peralatan Kantor 29.523.995 29.523.995
Penyusutan Peralatan Pendingin 16.127.494 16.127.494
Penyusutan Peralatan Masak 15.519.130 15.519.130
Penyusutan Peralatan Loundry 11.308.120 11.308.120
Penyusutan Peralatan Komunikasi 33.089.438 33.089.438
Penyusutan Lain – Lain 71.443.012 71.443.012
Biaya Sewa Parkir Gedung 45.000.000 45.000.000
Biaya Perizinan 47.173.000 34.895.000
Biaya Asuransi Lain-Lain 81.942.000 50.037.000
Biaya Kabel Vision – Internet 12.434.000 11.167.000
Biaya Pakaian / Seragam 65.606.000 50.724.980
Biaya Gaji 1.617.873.649 1.480.780.505
Biaya Iklan 127.750.000 109.130.000
Biaya Pemeliharaan Gedung 112.275.450 105.505.820
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 13.840.351 10.169.946
Biaya Iuran Keamanan & Kebersihan 64.960.000 56.490.000
Biaya Pemeliharaan Peralatan 42.295.065 37.039.567
Biaya Listrik 56.100.000 56.100.000
Biaya Pdam (Air ) 1.885.800 1.885.800
Biaya Telpon 11.940.000 11.940.000
Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)
Berdasarkan data pada tabel diatas yang menggambarkan
pengelompokan biaya tetap yang ada pada Hotel Grand Sawit tahun
2014 dan
tahun 2013, diketahui total biaya tetap pada tahun 2014 adalah
sebesar Rp
2.690.586.504, sedangkan total biaya tetap pada tahun 2013
adalah sebesar Rp
2.450.376.807.
Perbandingan Laporan Rugi Laba tahun 2014 dan 2013
Tabel : Perbandingan Laporan Rugi Laba Tahun 2014 dan 2013
Keterangan Jumlah Naik /
Turun
Rasio
2014 2013
1Pendapatan
Kamar 5.357.498.083 4.495.124.900 862.373.183 19,18%
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
459
2Pendapatan Food
& Meeting
Room
1.518.840.550 1.458.458.379 60.382.171 4,14%
Total
Pendapatan
Hotel
6.876.338.633 5.953.583.279 922.755.354 15,50%
Biaya Variabel 3.153.952.585 2.662.765.287 491.187.299 18,45%
Kontribusi
Marjin
3.722.386.048 3.290.817.993 431.568.056 13,11% Biaya Tetap
2.690.586.504 2.450.376.807 240.209.698 9,80%
Laba 1.031.799.544 840.441.186 191.358.358 22,77%
Sumber data: Hotel Grand Sawit (Diolah)
Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa Hotel Grand Sawit
tahun
2014 memperoleh laba sebesar Rp 1.031.799.544 sedangkan
perolehan laba
tahun 2013 adalah sebesar Rp 840.441.186. Apabila
diperbandingkan, data
diatas menunjukkan bahwa laba Hotel Gand Sawit pada tahun 2014
mengalami
kenaikan sebesar Rp 191.358.358 atau naik sebesar 22,77% bila
dibandingkan
dengan perolehan laba tahun 2013.
Berdasarkan data diatas, maka dapat diliat perhitungan Break
Even Point
(BEP) untuk data keuangan tahun 2014. Perhitungan BEP tahun 2014
akan
disajikan pada perhitungan berikut:
Perhitungan BEP tahun 2014
BEP 2014 = Rp 4.970.302.275
Penetapan Target Laba Tahun 2015 Dengan perkiraan kondisi
ekonomi tahun 2015 yang semakin berat
dimana secara global ekonomi tidak stabil, dengan asumsi situasi
banyak
perusahaan tambang batu bara yang tutup. Perkiraan kondisi
ekonimi ini sangat
mempengaruhi tingkat hunian hotel seluruh kota Samarinda,
sehingga tetap
dikehendaki agar tahun 2015, kenaikan laba juga tetap atau naik
dengan
minimal kenaikan sesuai dengan angka laba tahun 2014 yaitu
sebesar 22,77%.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa laba Hotel Grand Sawit
pada
tahun 2014 sebesar Rp.1.031.799.544,- sedangkan laba Hotel Grand
Sawit
tahun 2013 adalah sebesar Rp.840.441.186,- bial dibandingkan,
pendapatan
laba tahun 2014 dengan laba tahun 2013, telah terjadi kenaikan
laba pada Hotel
Grand Sawit sebesar Rp.191.358.358,- ata sebesar 22,77%.
Berdasarkan data
ini, dibuat estimasi jumlah laba yang dikehendaki di tahun 2015
:
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
460
Tabel : Perhitungan Estimasi Target Laba Tahun 2015
Keterangan Jumlah (Rp)
Realisasi laba tahun 2014 sebesar 1.031.799.544
Kenaikan laba tahun 2014 bila dibandingkan tahun 2013
191.358.358
Jumlah target laba tahun 2015 1.223.157.902
Sumber data : Hotel Grand Sawit (diolah)
Berdasarkan table diatas, digambarkan perhitungan estimasi laba
yang
diharapkan dapat dicapai oleh Hotel Grand Sawit pada tahun 2015
adalah
sebesar Rp.1.223.157.902,-
Perhitungan BEP untuk Target Penjualan Tahun 2015
Penetapan target penjualan tahun2915 akan dihitung dengan
menggunakan Analisa Break Event Point, yaitu dengan rumus Break
Event
Point tahun2014 ditambah dengan target laba tahin 2015 yang
ingin dicapai,
makaperhitungan penjualan Break Event Point tahun 2015 adalah
sebagai
berikut:
Perhitungan target BEP tahun 2015
= Rp 7.229.833.637
Berdasarkan rumus perhitungan Break Event Point diatas,
diperoleh
jumlah target pendapatan sebesar Rp. 7.229.833.637,- yang harus
dapat dicapai
oleh Hotel Grand Sawit pada tahun 2015. Disamping itu, standar
rasio biaya
variabel tetap sebesar 45,87% dan total biaya tetap jumlahnya
sama dengan
total biaya tetap tahun 2014 yaitu sebesar Rp. ,- apabila
kondisi
ini biasa direalisasikan oleh manajemen Hotel Grand Sawit
ditahun 2015, maka
target laba ,- akan bisa dicapai.
Tabel : Bukti Perhitungan Laba Rugi Budget tahun 2015
Total Pendapatan Hotel 7.229.833.637
Biaya Variabel (45,86674324%) 3.316.089.231
Kontribusi Marjin 3.913.744.406
Biaya Tetap 2.690.586.504
Laba 1.223.157.902
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Berdasarkan table yang berisi data mengenai bukti perhitungan
laba rugi
budget tahun 2015, dapat dibuktikan bahwa apabila manajemen
Hotel Grand
Sawit mampu mencapai budget penjualan Rp.7.229.833.637,- maka
akan
menghasilan laba sebesar Rp.1.223.157.902,-
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
461
Budget penjualan tersebut apabila diperinci akan menjadi
sebagai
berikut:
Tabel : Komposisi Budget Pendapatan Tahun 2015
Keterangan Jumlah Rasio 1. Pendapatan Kamar a. Room
5.628.425.486 77,85%
b. Extra Bed 4.337.900 0,06% Jumlah Pendapatan Kamar (A)
5.632.763.387 77,91%
2. Pendapatan Restoran
a. Restaurant 277.625.612 3,84%
b. Room Service 185.806.724 2,57% c. Banquet 1.133.637.914
15,68%
Jumlah Pendapatan Restoran (B) 1.597.070.250 22,09% Total
Pendapatan (C = A + B) 7.229.833.637 100%
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Data pada tabel diatas menggambarkan komposisi budget
pendapatan
tahun 2015 yang harus dapat dicapai oleh Hotel Grand Sawit.
Jenis pendapatan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pendapatan dari sewa kamar dan
pendapatan
dari restoran. Pendapatan sewa kamar yang harus dicapai adalah
sebesar Rp
5.632.425.486 dan pendapatan dari Restoran yang harus dicapai
adalah sebesar
Rp 1.597.070.250. Total pendapatan yang harus yang harus dicapai
oleh Hotel
Grand Sawit adalah sebesar Rp 7.229.833.637.
Tabel : Komposisi Budget Biaya Variabel Tahun 2015
Keterangan Jumlah Rasio
Biaya Pengobatan 42.754.163 1,29%
Biaya Bensin 43.122.893 1,30%
Biaya Stationary 37.689.464 1,14%
Biaya Foto Copy 13.254.180 0,40%
Biaya Percetakan 39.122.345 1,18%
Biaya Materai 13.594.698 0,41% Biaya Majalah / Koran 50.219.317
1,51%
Biaya Jasa Pos 16.180.845 0,49% Biaya Jasa Lainnya 50.966.830
1,54%
Biaya Makan Minum 169.879.359 5,12%
Biaya Dapur 1.020.352.930 30,77%
Biaya Inventaris Kantor 42.214.009 1,27% Biaya Gaji
1.134.029.600 34,20%
Biaya Iklan 57.564.558 1,74%
Biaya Pemeliharaan Gedung 50.591.676 1,53%
Biaya Pemeliharaan Kendaraan 6.236.506 0,19%
Biaya Keamanan & Kebersihan 29.271.183 0,88%
Biaya Pemeliharaan Peralatan 19.058.291 0,57%
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
462
Biaya Listrik 245.324.009 7,40%
Biaya PDAM (Air ) 192.928.285 5,82%
Biaya Telpon 41.734.089 1,26% Total Biaya Variabel 3.316.089.231
100,00%
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Berdasarkan data pada tabel 4.14 yang menggambarkan
komposisi
budget biaya variabel tahun 2015, total biaya variabel adalah
sebesar Rp
3.316.089.231. Jumlah ini sama dengan rasio biaya variabel
45,87% dari total
pendapatan Hotel Grand Sawit tahun 2015, dimana perincian biaya
variabel
jumlahnya disesuaikan dengan rasio biaya variabel tahun 2014
Tabel : Perbandingan Budget Rugi Laba Tahun 2015 Dan Laporan
Laba Rugi
Tahun 2014
Keterangan Budget 2015 Laba rugi 2014 naik / turun RASIO
1.Pendapatan Kamar 5.632.763.387 5.357.498.083 275.265.304
5,14%
2.Pendapatan Food
& Meeting Room 1.597.070.250 1.518.840.550 78.229.700
5,15%
Total Pendapatan
Kamar 7.229.833.637 6.876.338.633 353.495.004 5,14%
Biaya Variabel 3.316.089.231 3.153.952.585 162.136.646 5,14%
Kontribusi Marjin 3.913.744.406 3.722.386.048 191.358.358
5,14%
Biaya Tetap 2.690.586.504 2.690.586.504 - 0,00%
Laba 1.223.157.902 1.031.799.544 191.358.358 18,55%
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Berdasarkan data pada tabel 4.16 yang menggambarkan
perbandingan
antara budget tahun 2015 dengan realisasi laba rugi tahun 2014,
jumlah target
laba Hotel Grand Sawit Tahun 2015 sebesar Rp 1.223.157.902.
Sementara itu,
realisasi laba rugi tahun 2014 adalah sebesar Rp 1.031.799.544,
sehingga
terjadi kenaikan laba di tahun 2015 sebesar Rp 191.358.358.
Kenaikan laba ini
jumlahnya sama dengan kenaikan laba tahun 2014.
Perhitungan Margin of Safety Penjualan Budget Tahun 2015 Margin
Of Safety atau MOS adalah suatu titik aman dimana target
penjualan berada diatas titik Break Event Point, sehingga
perusahaan akan
memperoleh keuntungan. Apabila pencapaian target penjualan
berada dibawah
titik Break Event Point, maka perusahaan akan mengalami
kerugian. Oleh
karena itu, penurunan target penjualan tidak boleh melebihi
angka jumlah hasil
perhitungan MOS.
Perhitungan MOS dilakukan dengan cara membandingkan antara
jumlah
target penjualan yang harus dicapai tahun 2015 dengan tingkat
penjualan Break
Event Point tahun 2015, perhitungannya adalah sebagai berikut
:
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
463
Dengan demikian Margin Of Safety dapat dihitung, yaitu :
Tabel : Perhitungan MOS pada Hotel Grand Sawit tahun 2015
Keterangan Jumlah (Rp) Rasio
Target penjualan yang diharapkan 7.229.833.637 100%
Tingkat penjualan BEP 4.970.601.338 69%
Jumlah Margin Of Safety 2.259.232.299 31%
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Jumlah Margin Of Safety yang diperoleh adalah sebesar Rp.
2.259.232.299,- atau 31%, artinya perusahaan akan tetap
mendapatkan laba
walaupun pencapaian target penjualan tahun 2015 turun dibawah
Rp.
2.259.232.299,- karena pendapatan tersebut masih diatas titik
Break Event
Point. Tetapi, apabila penurunan tersebut masih diatas titik
Break Event Point.
Tetapi, apabila penurunan tersebut diatas angka MOS, maka
perusahaan akan
mengalami kerugian karena pencapaian target tersebut berada
dibawah titik
Break Event Point.
Maka tugas manajemen hotel adalah harus mempertahankan hasil
penjualan ditahun 2015 sebesar Rp.7.229.833.637,- agar diperoleh
laba sebesar
Rp.1.223.157.902 dengan rasio biaya variabel sebesar 54,13%.
Biaya tetap
diperkirakan jumlahnya tetap dengan angka sebesar Rp.2.690.505,-
namun
apabila kondisi ini tidak dapat dicapai, maka jumlah laba yang
akan berubah
bukan lagi sebesar Rp.1.223.157.902,-
Apabila target penjualan 2015 sebesar Rp.7.229.833.637,-
perusahaan
hanya mampu mencapai pendapatan sebesar Rp.4.970.601.338,-atau
setara
dengan Break Event Point, maka perusahaan tidak akan mendapat
laba dan
tidak menderita rugi, buktinya adalah sebagai berikut :
Tabel : Bukti penurunan MOS 31% sama dengan BEP
Pendapatan Total Pendapatan Hotel 4.970.601.338
Biaya Variabel (45,87%) 2.280.014.834
Kontribusi Marjn 2.690.586.504
Biaya Laba 2.690.586.504
Laba 0
Sumber Data : Hotel Grand Sawit Samarinda (Diolah)
Dari tabel tersebt membuktikan bahwa apabila Hotel Grand Sawit
hanya
mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp.4.970.601.338,-, maka
perusahaan
akan mengalami kondisi tidak memperoleh lab dan tidak menderita
kerugian.
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
464
Hal ini disebabkan karena beban biaya variabel yang harus
ditanggung
perusahaan sebesar 45,87% dari total pendapatan tersebut atau
sebesar
Rp.2.280.014.834,- sehingga akan menghasilkan jumlah kontribusi
marjin
sebesar Rp. 2.690.586.504,- jumlah ini hanya mampu digunkan
untuk menutup
biaya tetap, sehingga jumlah labanya sama dengan nol.
Pembahasan
Berdasarkan klasifikasi biaya laporan laba rugi tahun 2014 dan
laporan
laba rugi tahun 2013 dapat disusun dengan metode laporan
kontribusi marjin.
Apabila kedua laporan laba rugi tersebut diperbandingkan, maka
akan diketahui
jumlah laba tahun 2014 sebesar Rp.1.031.799.544,- dan jumlah
laba tahun 2013
sebesar Rp.840.441.168,- Laba tahun 2014 mengalami kenaikan
sebesar
Rp.191.358.358,- dan jumlah kenaikan laba ini lah yang akan
dipertahankan
ditahun 2015.
Ada beberapa langkah dalam proses penyususnan Analisa Break
Event
Point sebagai alat perencanaan laba pada Hotel Grand Sawit
adalah sebagai
berikut :
Pertama, harus diketahui jumlah kenaikan laba pada tahun 2014
bila
dbanding dengan laba tahun 2013, yaitu ditahun 2014 telah
terjadi kenaikan
laba sebesar Rp.191.358.358,-
Kedua, menentukan estimasi jumlah target laba tahun 2015.
Estimasi
jumlah target laba tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.223.157.902,-
Angka ini
diperileh dari penjumlahan realisasi laba tahun 2014 sebesar
Rp.1.031.799.544,- ditambah dengan kenaikan laba tahun 2014
sebesar
Rp.191.358.358,- sehingga total target laba tahun 2015 adalah
sebesar
Rp.1.223.157.902,-.
Ketiga, menetukan jumlah target penjualan atau target pendapatan
Hotel
Grand Sawit tahun 2015, yaitu berjumlah sebesar
Rp.7.229.833.637,- Angka ini
diperoleh dengan menggunakan rumus Break Event Point, yaitu
dengan
menambahkan target laba tahun 2015 dengan perhitungan Break
Event Point
tahun 2014 sehingga hasil dari perhitungan rumus Break Event
Point tersebut
merupakan target penjualan (pendapatan) tahun 2015, yaitu
hasilnya sebesar
Rp.7.229.833.637,-
Keempat, membuktikan hasil perhitungan Break Event Point
sebesar
Rp.7.229.833.637,- Hal ini bisa terjadi jika jumlah rasio biaya
variabelnya
sebesar 45,87% atau setara dengan jumlah biaya variabel
Rp.3.316.089.231,-
dengan jumlah biaya tetap sebesar Rp.2.690.586.504,-
Kelima, melakukan perhitungan Break Event Point pada budget
laba
rugi tahun 2015. Dari perhitungan Break Event Pointtersebt,
diperoleh angka
sebesar Rp.4.979.601.338,- artinya apabila Hotel Grand Sawit
hanya mampu
memperileh pendapatan Rp.4.970.601.338,- maka perusahaan tidak
akan
mendapat laba dan tidak akan menderita kerugian.
Keenam, menghitung besarnya Margin Of Safety (MOS) dengan
tujuan
untuk mengethaui batas toleransi penurunan target penjualan yang
diperoleh
-
Analisis Biaya, Volume dan Laba Pada Hotel Grand Sawit Samarinda
(Ira)
465
agar perusahaan tidak menderita rugi. Menghitung MOS dilakukan
dengan cara
membandingkan antara jumlah target penjualan tahun 2014
dikurangi dengan
jumlah penjualan Break Event Point pada tahun 2015. Hasilnya
perhitungan
MOS adalah sebesar Rp.2.259.232.299,- dan memiliki rasio sebesar
31%.
Ketujuh, membuktikan hasil perhitungan MOS 31%. Artinya,
apabila
penurunan pencapaian target hasil penjualan budget tahun 2015
masih dibawah
31%, atau penurunan diawah Rp.2.259.232.299,- maka hasilnya
masih berada
di atas titik Break Event Point. Akan tetapi apabila penurunan
pencapaian
target penjualan tahun 2015 diatas 31% atau penurunan diatas
Rp.2.259.232.299,- maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Hasil perhitungan ini lah yang membuktikan bahwa hipotesis
diterima
karena perhitungan Break Event Point dapat digunakan sebagai
alat untuk
menentukan target laba pada Hotel Grand Sawit pada tahun 2015,
sekaligus
mambuktikan uji hipotesis bahwa “Analisis Break Event Point
dapat digunakan
sebagai alat perencanaan laba tahun 2015 pada Hotel Grand Sawit
Samarinda”.
Penutup
Hasil perhitungan Analisa Break Event Point dengan
pendekatan
analisis biaya, volume dan laba bahwa pada tahun 2014 Hotel
Grand Sawit
Samarinda dalam kondisi aman atau diatas Break Event Point
Hasil perhitungan estimasi target laba pada tahun 2015, mengacu
pada
perhitungan laba tahun 2014
Jumlah target laba yang harus dicapai oleh Hotel Grand Sawit
Samarinda tahun 2015 akan tercapai apabila tetap mempertahankan
kenaikan
laba yang terjadi pada tahun 2014.
Jumlah Margin Of Safety (MOS) adalah sebesar 31% dari target
penjualan tahun 2015.
Untuk dapat merencanakan laba dengan Analisis Break Event
Point,
perusahaan hendaknya dapat memisahkan antara biaya semi
variabel, biaya
tetap dan biaya variable.
Sebaiknya perusahaan membuat laporan bulanan yang
menggambarkan
pencatatan atas penjualan per jenis kamar, sehingga akan
mempermudah
pengawasannya.
Disarankan kepada Hotel Grand Sawit agar setiap tahun
dibuatkan
laporan budget operasional yang akan menggambarkan berapa hasil
penjualan
yang akan dicapai dn berapa jumlah maksimal biaya yang harus
dikeluarkan
sehingga dapat diketahui perkiraan jumlah laba yang akan dicapai
di akhir
tahun yang akan datang.
Daftar Pustaka
Abas Kartadinata, 2000, Akuntansi dan Analisis Biaya, Edisi
Pertama, Cetakan
Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta
-
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016:
452-466
466
Abdul Halim dan Bambang Supomo, 2000, Akuntansi Manajemen,
Edisi
Perama, BPFE, Yogyakarta
Al Haryono Yusuf, 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Kelima,
Cetakan
Pertama, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
Dwi Prastowo D. dan Aji Suryo, 2005, Analisis Laporan Keuangan
Hotel,
Edisi Pertama, Cetakan Kedua, ANDI, Yogyakarta.
Henry Simamora, 1999, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama,
Cetakan
Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren, Charles T., Serikat M. Datar, dan George Foster, 2003,
Cost
Accounting : A Managerial Emphasis, Eleventh edition, New
Jersey,
Prentice-Hall Inc.
Kusnadi, Lukman Syamsuddin, Kertahadi, 2001, Teori Akuntansi,
Universitas
Brawijaya Malang.
Lincoln Arsyad, 2000, Ekonomi Manajerial, Edisi Ketiga, Cetakan
Keenam,
BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi, 1999, Akuntansi Manajemen Pemasaran (Analisis
Perencanaan
Implementasi dan Kontrol), Edisi Revisi, Jilid Kedua,
Prenhallindo,
Jakarta.
---------, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi kelima, Cetkan ketujuh,
Yogyakarta :
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Mulyadi, 2009, Akuntansi Biaya, Edisi ke-5 cetakan kesembilan,
Penerbit UPP-
STIM YKPN, Yogyakarta.
R.A Supriyono, 1992 “Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan
Penentuan
Harga Pokok”, BPFE, UGM, Yogyakarta
-----------------, 1999, Akuntansi Manajemen (Proses
Pengendalian
Manajemen), Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta
R. Hansen and Maryenne M. Mowen, 1994 Management Accounting
(third
Edition), South-Western College Publishing, Cincinnati,
Ohio.
-------------------------------------------, 1999, Akuntansi
Manajemen,
dialibahasakan oleh Ancella A, Hermawan, Jakarta : Erlangga.
-------------------------------------------, 2000, Management
Accounting, 5th
Edition, South-Western College Publishing, Cincinnati, Ohio.
Sadeli, Lili M, 2001, Akuntansi Manajemen (Sistem, Proses dan
Pemecahan
Soal), Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Samryn, 2001, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat, Cetakan
Pertama,
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Weygand, Kieso, and Kell, 1996, Intermediate Accounting, Sixth
Edition, John
W. and Sons Inc, New York.
Sumber Lain :
Dinas Pariwisata Kota Samarinda
Samarindakota.bps.go.id
www. Dilihatya.com