ANALISIS BIAYA RELEVAN ATAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBIAYAAN BARANG MODAL MELALUI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk, MAKASSAR ASRIWANA 10573 01703 10 SKRIPSI Diajukan untuk Memproleh sala satu Syarat guna Memproleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiya Makassar FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2014
80
Embed
analisis biaya relevan atas pengambilan keputusan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS BIAYA RELEVAN ATAS PENGAMBILAN KEPUTUSANPEMBIAYAAN BARANG MODAL MELALUI
SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADAPT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk,
MAKASSAR
ASRIWANA
10573 01703 10
SKRIPSIDiajukan untuk Memproleh sala satu Syarat guna Memproleh Gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiya Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2014
MOTTO
Jika hidup memberikan kata TIDAK atas apa yang kitainginkan, percayalah, TUHAN, selalu memberikan kataYA atas apa yang kita butuhkan
Kuperuntukkan tulisan sederhana ini sebagai tanda baktiku kepadaAyahanda dan Ibunda tercinta, serta adikku tersayang yang telahmenyayangiku sepenuh hati, telah memberi semangat dan do’a restuterindah untukku.
Jangan menunggu waktu yang tepat, untukmelakukan sesuatu, karena waktu tidak akanpernah tepat untuk mereka yang menunggu.
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan diterimah oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor : Tahun 1435 H/2014 dan telah
dipertahankan di depan penguji pada hari Senin tanggal 10 November 2014,
sebagai sala satu syaat untuk memproleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Panitia Ujian
1.Pengawas Umum : Dr. H.Irwan Akib, M.pd (……………………...)
(Rektor Unismuh Makassar)
2.Ketua :Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A (………….………….)
(Dekan Fakultas Ekonomi)
3.Seketaris : Dr. H. Sultan sarda , MM (.…………………….)
(P.D. I Fakultas Ekonomi)
Penguji
a. Dr. H Andi Rustam SE, M.Si.,AK.CA (……………………..)
b. Hj.Lily Ibrahim SE.,MM (……………………..)
c. Hj. Naidah SE.,MM (..……………….…...)
d. Ishaq SE,M.Si,AK (………….………….)
iii
SKRIPSI
ANALISIS BIAYA RELEVAN ATAS PENGAMBILAN KEPUTUSANPEMBIAYAAN BARANG MODAL MELALUI
SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADAPT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk,
MAKASSAR
ASRIWANA
1057 3017 0310
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR I Kerangka fikir 23
Gambar II Struktur Organisasi 28
DAFTAR TABEL
Tabel I Gaji Karyawan 48
Tabel I Tunjangan Umum Karyawan 49
Tabel II Fasilitas yang digunakan karyawan 50
Tabel III Pelayanan karyawan 50
Tabel IV Biaya pemakaian 51
Tabel V Jurnal Penjualan 52
Tabel Daftar Barang PT. Matahari Putra Prima Makassar 53
vi
ABSTRAK
Asriwana (10573 01703 10) 2010 Penelitian ini berjudul “analisis biaya relevan
atas pengambilan keputusan pembiayaan barang modal melalui Sewa guna usaha
(leasing) pada PT. Matahari putra prima tbk, Makassar” (dibimbing oleh Bapak
Dr. H. A. Rustam, SE., MM. Ak dan Bapak Ismail Rasulong, SE, MM) Skripsi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurursan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Makassar, dengan fokus penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan
analisis biaya relevan atas pengambilan keputusan pembiayaan barang modal
melalui Sewa guna usaha (leasing) pada PT. Matahari putra prima tbk, Makassar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biaya relevan atas pengambilan keputusan
pembiayaan barang modal melalui Sewa guna usaha (leasing), karena masih
banyak perusahaan yang belum mempertimbangkan secara matang tentang
analisis biaya di perusahaannya kemudian mengambil sebuah keputusan yang
berdampak kurang baik bagi perusahaanya.
Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: Jadi analisis biaya relevan atas pengambilan
keputusan pembiayaan barang modal melalui sewa guna usaha, dalam hal ini PT.
Matahari Purta Prima karena Biaya relevan adalah biaya masa mendatang dalam
berbagai alternative dalam mengambil suatu keputusan manajemen, oleh karena
itu dalam mengambil suatu keputusan harus mempertimbangkan tentang analisis
biaya khusunya dalam pembiayaan barang modal karena harga barang atau modal
tidak tetap tergantung mata uang.
Kata Kunci:
Biaya Relevan: Pengambilan keputusan, penerimaan atau menolak pesanan
khusus.
Barang Modal: Belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, jumlah produk
dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Leasing : leasing, sumber pembelanjaan penambahan sarana.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Semesta alam. Shalawat dan
salam tetap terlantun bagi kekasih-Nya Muhammad Shalallahu ’alaihi wa sallam,
beserta keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, dan pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman memberikan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” analisis biaya
relevan atas pengambilan keputusan pembiayaan barang modal melalui Sewa
guna usaha (leasing) pada Pt. Matahari putra prima tbk, makassar.”
Selama menyusun skripsi ini,penulis menghadapi banyak tantangan dan
hambatan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, skripsi ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Segala daya dan upaya telah penulis serahkan untuk membuat tulisan ini selesai
dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang
lingkup Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian tulisan
ini.segala rasa hormat,penulis mengucapkan terimakasi yang tak terhingga kepada
Ayahanda (LUKMAN) dan Ibunda (ISU) kakak dan adik-adikku yang tercinta
Faisal, Syahrir, Alif Akbar, Dinul Fardi dan Nur Alifiyah serta keluargaku yang
kusayangi telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan
membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis
mengucapkan kepada Dr. H. A. Rustam, SE., MM. Ak sebagai pembimbing I
dan . Ismail Rasulong, SE, MM sebagai pembimbing II yang penuh keikhlasan
meluangkan sebagian waktu, tenaga, dan pemikirannya untuk membimbing
penulis dalam penulisan skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan trimakasi kepada; (1) Dr.H. Irwan
akib, M.pd., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memimpin unuversitas ini dengan baik. (2) Dr.H. Mahmud Nuhung, M.A sebagai
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. (3) Ismail Badollahi,
SE.,Msi.Ak sebagai ketua jurusan akuntansi yang telah memberikan petunjuk dan
arahan selama penulis menempuh pendidikan, serta seluru dosen dan para staf
pegawai dalam lingkungan Fakultasa Ekonomi Dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terimaksi yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada ….
Selaku pemimpin dan personalia PT. Matahari Putra Prima, Tbk Makassar serta
staf yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis
juga mengucapkan terimahkasi kepada teman-teman seperjuanganku yang selalu
memotivasi dan rela mengorbankan waktunya untuk membantu penulis serta
rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan 2010 atas segala kebersamaan,
motivasi, saran, dan bantuanny kepada penulis. Terima kasih juga kepada Amri
S.pd yang telah membantu saya dalam pnulisan skripsi ini.
Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam
merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun
sesempurnanya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat.
Wahai Rabbi, terimalah segala usaha kami. Engkau adalah Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga Allah SWT membalas pahala yang
berlipat kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini,
Amin ...
Makassar, November 2014
Penulis
v
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN. ....................................................................... iii
MOTTO. ......................................................................................................... iv
ABSTRAK. ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR. ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL. ......................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Mamfaat Penelitian ............................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya ................................................................................................... 8
B. Biaya Relevan ...................................................................................... 9
C. Barang Modal....................................................................................... 15
D. Sewa Guna Usaha......... ....................................................................... 17
E. Kerangka Pikir ......... ........................................................................... 22
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 24
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 24
iii
ii
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 25
D. Populasi dan Sampel ............ .............................................................. 25
E. Metode Analis ..................................................................................... 26
IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan............................................................................... 27
B. Struktur Organisasi Perusahaan. .......................................................... 27
C. Visi dan Misi Perusahaan. .................................................................... 33
D. Sarana dan Prasarana. ......................................................................... 34
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Biaya Relevan Untuk Pengambilan Keputusan. .................................. 35
B. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Kegiatan Leasing ......................... 39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. ....................................................................................... 64
B. Saran.................................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berhasil tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan
kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang
akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu adalah
tugas manajemen untuk merencanakan masa depan perusahaan, agar semua
kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang telah didasari dan
direncanakan bagaimana menghadapinya sejak sekarang. Kegiatan pokok
manajemen dalam perencanaan manajemen adalah pengambilan keputusan dalam
pemilihan keputusan alternatif dan perumusan kebijaksanaan untuk setiap
aktifitas usahanya. Pengelolaan perusahaan dilaksanakan melalui penerapan atas
pungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, terhadap seluruh aspek
kegiatan perusahaan.
Untuk menjalankan suatu usaha maka kita memerlukan modal yang tidak
sedikit. Apalagi kita juga membutuhkan barang-barang modal untuk menjalankan
suatu usaha tersebut, agar kita dapat menjalankan suatu usaha dengan lancar maka
kita membutuhkan suatu lembaga untuk memperoleh suatu dana usaha, lembaga
ini dinamakan leasing.
Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan
perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut
1
2
untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama.
Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Setiap perusahan membutuhkan dana dalam membiayai aktifitas
usahanya. Keputusan pembiayaan merupakan tugas pokok seorang meneger
keuangan. Oleh karena itu harus dipahami dengan baik bagai mana menentukan
sumber dana yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pembelanjaan perusaahaan.
Terdapat dua alternatif pembiayaan yang dapat dilakukan perusahaan
dalam upaya memperoleh dana, yaitu:
1. Sumber modal intern, yaitu modal atau dana yang dibutuhkan atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan yang terdiri dari cadangan atau laba ditahan dan
akumulasi penyusutan.
2. Sumber modal ekstern, yaitu sumber dana dari luar perusahaan. Merupakan
dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, lembaga pembiyaan,
peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan.
Masalah pembiayaan dalam oprasi perusahaan terutama yang berkaitan
dengan pembiayaan barang modal memiliki proporsi atau bagian yang cukup
besar disamping pembiayaan lainnya dalam kegiatan operasi perusahaan. Hal
ini karena pembiayaan barang modal seperti mesin dan peralatan, instansi-istansi
dan aktiva lainnya memiliki nilai cukup besar dalam melakukan pembiayaan
barang modal, perusahaan harus mempertimbangkan pengaruh pembiayaan
3
barang modal tersebut terhadap kemampuan perusahaan dalam meningkatkan
efesiensi operasional. Pembiayaan barang modal dengan nilai cukup besar tentu
disertai dengan harapan terhdap hasil (return) yang seimbang dengan pengeluaran
atau pengorbanan yang telah dilakuakan.
Salah satu alternatif pembiayaan untuk memperkuat sturktur finansial atau
memperluas usaha adalah dengan menggunakan jasa lembaga pembiayaan.
Kegiatan sewa guna usaha atau leasing merupakan salah satu solusi akan
kebutuha modal kerja khususnya untuk pengadaan barang-barang modal.
Selama dua dasawarsa terakhir leasing telah tumbuh dengan cepat
popularitasnya, dan saat ini leasing merupakan bentuk investasi modal yang
paling cepat berkembang. Suatu perusahaan tidak perlu lagi meminjam uang
untuk membeli pesawat terbang, komputer, atau satelit, melainkan menyewa
belikannya. Di Amerika Serikat transaksi leasing tiap tahunnya mencapai nilai
100 juta US Dollar dalam satu dekade terakhir, yang berarti enam kali lipat,
dimana 8 dari 10 perusahan menggunakan leasing pembiayaan barang modalnya.
Di Indonesia, pembiayaan dengan leasing sudah mulai dikenal dan digalakan
dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena metode pembiayaan leasing
memiliki karakteristik atau sifat yang lebih menguntungkan apabila dibandingkan
metode pembiayaan untuk menyediakan barang modal lainnya seperti kredit dari
bank maupun pembiayaan maupun pembiayaan modal sendiri atau intern.
Beberapa keuntungan alternatif pembiayaan leasing antara lain:
1. Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan
4
Diversifikasi pembiayaan dimaksudkan agar perusahaan dapat mengurangi
resiko apabila dia hanya menguntungkan pada satu-satunya sumber
pembiayaan, misalnya hanya pada kredit bank. Dengan hanya
menguntungkan pada kredit bank maka apabila terjadi kebijaksanaan
pengetakan akspensi kredit perbankan maka ini membahayakan kelanjutan
usahanya, sehingga terjadi adanya leasing (sumber pembiayaan alternatif)
maka akan memberikan kelulusan bagi perusahaan dalam menjalankan
usahanya.
2. Persyaratan yang kurang ketat dan fleksibel
Persyaratan dan prosedur yang ketat adalah salah satu cara untuk
memproteksi diri dari resiko yang dihadapi. Perjanjian leasing umumnya
tidak sekaku atau seketat dalam proses pemberian kredit bank, meskipun
perusahhan sewa guna usaha tetap mempertimbangkan faktor risiko yang
biasanya dilakukan pricing dari suatu kontrak leasing denga adjusment atau
keuntungan-keuntungan yang diinginkan.
3. Pengehematan modal
Pembiayaan leasing maka perusahaan bisa mendapatkan dana untuk membeli
barang modal hingga 100% dari harga barang tersebut. Penghematan modal
ini sangat penting apabila fasilitas kredit dari bank terpenuhi pula.
4. On atau Off Balance Shseet
Ieasing sesuai dengan kebutuhannya dibukukan dengan menggunakn of atau
off Balance Sheet.
5
5. Menguntungkan Cash Flow
Fleksibilitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash
flow. Untuk suatu infestasi dann pendapatan penjualan diperoleh secara
musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-masa
akhir dari investasi maka besarnya rental juga bisa disesuakian dengan
kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah
timbulnya gejilak kekosongan dana di dalam kas perusahaan. Di lain pihak
jika keuangan cukup lancar maka besarnya rental bisa ditambahkan untuk
mempercepat amortisasi prinsipalnya.
6. Menahan pengaruh inflasi
Keadaan inflasi relatif tinggi, perusahaan menjadikan biaya rental yang sama
sehingga nilai rill dari rental tersebut telah berkurang atau bisa dikatakan
bahwa membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata uang hari ini.
Perusahaan dituntut untuk selalu bekerja baik dengan satu perencanaan
dan pemilihan keputusan dengan tepat sehingga setiap realisasi biaya yang
dikeluarkan adalah merupakan biaya yang paling efesien dan pendapatan yang
dihasilkan adalah merupakan pendapatan yang optimal. masalah pengadaan
sarana. Pengadaan barang modal pada perusahaan dilakukan melalui pembelian
tunai merupakan kredit jangka panjang. Masalah klasik yaitu dana pembiyaan
untuk sarana dan prasarana menjadi inti permasalahan yang harus ditemukan
solusinya karena sarana dan prasarana untuk produksi barang memiliki nilai yang
cukup besar.
6
Berdasarkan keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh alternatif
pembiyaan leasing sebagaimana diuraiakan sebelumnya dan dalam upaya
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Manajemen PT. Matahari Putra
Prima Tbk, Makassar memilih leasing sebagai solusi untuk pembiyaan barang
modal tersebut. Akan tetapi pertumbuhan tingkat laba, hingga saat ini dirasakan
masih sangat rendah baik sebelum penerapan biaya leasing maupun setelah
pembiyaan leasing.
Bertolak dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul :
“Analisis Biaya Relevan Atas Pengambilan Keputusan Pembiayaan Barang
Modal Melalui Sewa Guna Usaha (Leasing) Pt. Matahari Putra Prima Tbk.
Makassar”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis biaya relevan terkait dengan pengambilan keputusan
pembiayaan barang modal melalui sewa guna usaha.
2. Bagaimana tanggung jawab para pihak dan penyelesaiaanya apabila terjadi
kerusakan pada objek perjanjian Sewa guna usaha selama jangka waktu
perjanjian belum berakhir ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan analisis biaya pada PT. Matahari Putra Prima Tbk Makassar
maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis biaya relevan atas
7
pengambilan keputusan pembiayaan barang modal melalui sewa guna usaha
(leasing) PT. Matahari Putra Prima Tbk Makassa
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan praktis,
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademis/lembaga pendidikan, menjadi bahan informasi dalam
pembangunan ilmu pengetahuan, dalam hal analisis biaya relevan atas
pengambilan keputusan pembiayaan barang modal melalui sewa guna
usaha.
b. Bagi peneliti, menjadi masukan dalam meneliti dan mengetahui apakah
analisis biaya relevan atas pengambilan keputusan pembiayaan barang
modal melalui sewa guna usaha
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan bagi perusahaan tentang analisis biaya yang
relevan atas pengambilan keputusan pembiayaan barang modal melalui
sewa guna usaha.
b. Memberikan masukan kepada karyawan agar dapat mengetahui analisis
biaya relevan atas pengambilan keputusan pembiayaan barang modal
melalui sewa guna usaha.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biaya
Biaya merupakan harga penukaran atau pengorbanan yang dilakukan
untuk memperoleh suatu mamfaat. Sedangkan dalam literatur America, “cost”
(biaya) sering digunakan sebagai sinonim dari istilah expanse (beban) tetapi
sering juga istilah cost (biaya) digunakan untuk aset (aktiva) dan expense
(ongkos) sebagaimana dijelaskan oleh Arifin dan Fahruddin (2011:82) bahwa
“cost” (biaya) didefinisikan sebagai nilai trangsaksi yang diukur saat perolehan
aktiva. Sedangkan cost dalam pengertian beban adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau mungkin terjadi
untuk tijuan tertentu.
Hariadi (2002:43) mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar yang
dikeluarkan atau suatu pengorbanan sumber daya yang dilakukan untuk
mendapatkan mamfaat dimasa akan datang. Sedangkan menurut Mulyadi
(2005:8) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dengan satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk
tujuan tertentu. Biaya dalam arti expenses (ongkos) adalah semua pengeluaran
yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang akan
digunakan perusahaan.
8
9
Mursyidi (2008:13) mendefinisikan biaya sbagai pengorbanan sumber
ekonomi baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat diukur
dalam suatu uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu. Pengertian biaya menurut Kiswadi (2005:19) adalah semua pengeluaran
untuk mengeluarkan barang atau jasa dari pihak ketiga.
Menurut Ardiyos (kamus besar akuntansi:247) biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomis yang diukur oleh suatu uang yang telah terjadi atau mungkin
terjadi dalam mencapai suatu tujuan.
Menurut Supriono (1999:16) biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan
(revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan.
Terlepas dari defenisi biaya dalam artian asset (aktiva) maupun expense
(beban) dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa biaya merupakan suatu
pengorbanan sumber daya yang diukur oleh satuan ekonomi (mata uang) untuk
mencapai atau memenuhi kebutuhan.
B. Biaya Relevan
Biaya relevan dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan
keputusan bisnis. Biaya relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan
pada masalah pilihan yang cukup pelik antara menerima atau menolak, antara
menghentikan atau melanjutkan, antara membeli atau membuat, atau antara dijual
di titik pisah atau setelah titik pisah dan sebagainya.
10
Biaya Relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-
masing alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan. Karena itu,
hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan. Namun,
untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya masa
depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif lainnya.
Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka biaya
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut
biaya tidak relevan. Kemempaun untuk mengidentifikasi biaya relevan dan tak
relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
Informasi akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang
dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Informasi akuntansi deferensial
merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya dalam
alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain.
Unsur pokok yang ada pada informasi akuntansi ini adalah bahwa informasi ini
berhubungan dengan masa yang akan datang dan berbeda untuk setiap alternatif.
Informasi penting untuk pengambilan keputusan. Karena keputusan berhubungan
dengan masa yang akan datang, maka informasi akuntansi yang relevan adalah
informasi yang akan datang. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
pemilihan dari berbagai alternatif yang ada, maka informasi akuntansi yang
bermanfaat adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara berbagai alternatip
yang akan dipilih.
11
1. Biaya Differensial sebagai bagian Informasi Akuntansi Differensial
Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya, dari
ketiga jenis informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya
differensial. Terdapat berbagai konsep biaya yang dikembangkan dalam
akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental cost, out of pocket cost,
dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda
dengan biaya differensial.
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai biaya differensial, perlu
dijelaskan konsep biaya differensial dan perbedaannya dengan konsep biaya
yang lain sehingga memperjelas pengertian biaya differensial.
2. Biaya Differensial versus Biaya Relevan.
Relevan berarti berhubungan dengan sesuatu. Biaya yang relevan dengan
pengambilan keputusan lebih tepat disebut biaya differensial, karena
berhubungan dengan pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk
dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat membedakan
diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi
yang akan datang yang berbeda untuk alternatif yang akan dipilih. Oleh karena
itu, istilah biaya differensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan,
karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu
berhubungan dengan pengambilan keputusan.
3. Biaya differensial merupakan biaya Masa yang akan Datang (Future Cost) dan
merupakan biaya yang berbeda.
12
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif yang
akan dipilih pada masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya
yang diperlukan dalam pemilihan alternatif tersebut adalah biaya masa yang
akan datang yaitu merupakan biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi pada
periode yang akan datang yang jumlahnya harus ditaksir dan waktu terjadinya
dapat diramalkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat
dikendalikan oleh manajemen.
Biaya differensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan
berbeda atau berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan
diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut relevan
dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan.
4. Biaya Differensial versus Biaya Variable
Biaya differensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Jika keputusan
yang akan dipilih berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume
kegiatan, biaya differensial sama dengan biaya variable, sepanjang biaya tetap
tidak berubah. Dalam hal ini istilah yang sama dengan biaya differensial
adalah incremental cost
5. Biaya Differensial versus Biaya Tetap.
Dalam mengambil suatu keputusan, biaya tetap mungkin merupakan biaya
differensial tetapi bisa juga tidak merupakan biaya differensial. Jika biaya
tersebut bisa diikuti jejaknya dalam suatu pengambilan khusus dan hanya akan
13
terjadi jika keputusan tersebut dipilih, maka biaya tetap tersebut merupakan
biaya differensial.
6. Biaya Differensial versus Biaya Depresiasi
Depresiasi merupakan keputusan manajemen jangka panjang dan merupakan
alokasi secara periodik atas harga pokok aktiva tetap yang dibeli pada waktu
lampau. Depresiasi berhubungan dengan pengambilan keputusan jangka
panjang dan hanya dipengaruhi pada saat keputusan penanaman modal
diambil. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan
merupakan biaya differensial dan dapat diabaikan.
7. Biaya Differensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost)
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan
oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
penambahan dan pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan suatu
alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternatif yang
berkaitan dengan volume kegiatan dipilih.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan
suatu alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya
differensial. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya differensial yang
berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan atau
pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan hanya akan sama dengan biaya
differensial dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan merupakan
14
salah satu elemen biaya differensial, namun biaya differensial tidak terbatas
pada biaya tambahan saja.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang
kemungkinan akan dilaksanakan atau mungkin tidak dilaksanakan oleh
manajemen, biaya tambahan mungkin dapat terjadi tetapi mungkin juga tidak.
Apabila alternatif yang diusulkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang
sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini
disebut biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi
jika suatu alternatif dipilih. Biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya
tambahan, oleh karena itu sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan
(incremental cost saving atau negative incremental cost).
8. Ciri – ciri biaya relevan
a. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
b. Biaya tersebut belum terjadi
c. Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d. Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan.
9. Cara menentukan apakah biaya tersebut relevan
a. Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing-masing
alternatif
b. Meng-eliminasi biaya terbenam
c. Mengeliminir biaya yang jumlahnya tidak berbeda
15
C. Barang Modal
Dalam bidang ekonomi, "barang modal" adalah istilah khusus yang
mengacu pada benda nyata yang dimiliki oleh individu, organisasi, atau
pemerintah yang akan digunakan dalam produksi barang atau komoditas. Barang
modal termasuk pabrik, mesin, peralatan, perlengkapan, dan berbagai bangunan
yang digunakan untuk menghasilkan produk lain untuk konsumsi. Istilah ini juga
mengacu pada bahan yang digunakan atau dikonsumsi untuk memproduksi
barang dan jasa lainnya.
Barang modal umumnya buatan manusia, dan tidak termasuk sumber daya
alam seperti tanah atau mineral, atau "modal manusia" – keterampilan intelektual
dan fisik dan tenaga kerja yang disediakan oleh pekerja manusia. Dalam
kebanyakan kasus, barang-barang memerlukan investasi yang besar atas nama
perusahaan membuat produk, pembelian barang-barang ini biasanya dianggap
sebagai biaya modal. Barang modal penting bagi bisnis, karena mereka
menggunakan barang-barang untuk membuat barang fungsional untuk masyarakat
membeli atau untuk menyediakan konsumen dengan layanan yang berharga.
Akibatnya, barang modal kadang-kadang disebut sebagai "barang produsen ‘"
atau "alat-alat produksi."
Istilah ekonomi "barang modal" tidak harus bingung dengan istilah
keuangan "modal," yang berarti uang. Sebuah perbedaan penting juga harus
dibuat antara "barang modal" dan "barang-barang konsumsi," yang merupakan
16
produk langsung dibeli oleh konsumen untuk penggunaan pribadi atau rumah
tangga.
Sebagai contoh, mobil umumnya dianggap barang konsumsi karena
mereka biasanya dibeli oleh seorang individu untuk penggunaan pribadi. Dump
truck, bagaimanapun, biasanya dianggap barang modal, karena mereka digunakan
oleh perusahaan-perusahaan konstruksi dan manufaktur untuk mengangkut
berbagai bahan untuk membuat produk-produk lainnya seperti jalan, jembatan,
bendungan, dan bangunan. Demikian pula, permen cokelat adalah konsumen yang
baik, tetapi mesin yang digunakan untuk menghasilkan permen coklat dianggap
sebagai barang modal.
Barang modal, maka, adalah produk yang tidak diproduksi untuk
konsumsi langsung. Sebaliknya, mereka adalah benda-benda yang digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa lainnya. Jenis barang faktor ekonomi penting
karena mereka adalah kunci untuk mengembangkan kembali positif dari
manufaktur produk dan komoditas lainnya.
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang
dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan
berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan
sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri
dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan
sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing
17
adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa
pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal
abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak
merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan
modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari
perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya
adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan
yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh
pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.
Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau
pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal
lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-
ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang
dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu
kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
18
Barang modal adalah setiap aktiva tetap berwujud, termasuk tanah
sepanjang di atas tanah tersebut melekat aktiva tetap berupa bangunan (plant),
dan tanah serta aktiva yang dimaksud merupakan satu kesatuan pemilikan, yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dan digunakan secara
langsung untuk menghasilkan, atau meningkatkan, atau memperlancar produksi
dan distribusi barang dan jasa oleh Lessee. Dan Barang modal di produksi, seperti
bangunan pabrik,peralatan, dll yang digunakan untuk menghasilkan kekayaan.
Juga barang yang digunakan untuk memproduksi barang lainnya.
Kegiatan Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal
bagi penyewa Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk
membeli barang tersebut. Dalam kegiatannnya sebagaimana dimaksud di atas,
pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang milik
Penyewa Guna Usaha yang kemudian disewa gunakan kembali. Sepanjang
perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang midal objek
transaksi sewa guna usaha berada pada perusahaan sewa guna usaha.
D. Sewa Guna Usaha
Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan
No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna
Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
19
digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.
Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan
sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang
disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha.
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna
usaha merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa. Objek sewa
guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan
harga berdasarkan nilai sisa.
Dalam setiap transaksi leasing di dalamnya selalu melibatkan 3 pihak
utama, yaitu:
a. Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau di dalam hal ini pihak
yang memiliki hak kepemilikan atas barang
b. Lesseeadalah peruahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak
opsi pada akhir perjanjian
c. Supplieradalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing
Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat)
pihak yang berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier, dan bank atau
kreditor.
20
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam
financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan
keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan mendapatkan
keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan
dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut.
Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease
bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan
cara pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee
memiliki hak opsi atas barang tersebut.
Maksudnya, pihak lesseememiliki hak untuk membeli barang yang di-
leasedengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat
memenuhi kebutuhan peralatannya di samping tenaga operator dan perawatan alat
tersebut tanpa risiko bagilesseeterhadap kerusakan.
Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial leasee, supplier langsung
menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessorsebagai pihak
yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating leasee,
suppliermenjual barangnya langsung kepada lessordengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
21
Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau
kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak
bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor, terutama
dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor
diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplierdalam hal ini tidak tertutup
kemungkinan menerima kredit dari bank, untuk memperoleh barang-barang
yang nantinya akan dijual sebagai objek leasingkepada lessee atau lessor.
1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara Finance Lease maupun Operating Lease untuk digunakan oleh
Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala. Finance Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha, dimana
Penyewa Guna Usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk
membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati
bersama. Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana
Penyewa Guna Usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha.
2. Penyewa Guna Usaha (Lessee)
Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari pihak Perusahaan Sewa
Guna Usaha (Lessor)
22
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahan (badan hukum)
atau perorangan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran kembali
oleh peminjam dilakukan oleh peminjam dilakukan secara berkala, dan dalam
jangka waktu menengah atau panjang. Perusahaan yang menyelenggarakan
leasing disebut lessor, sedangkan perusahaan yang mengajukan leasing disebut
dengan lessee
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil uraian tentang analisis biaya relevan atas pengambilan
keputusan pembiayaan barang modal melalui sewa guna usaha (leasing) pada PT.
Matahari Putra Prima Tbk, Makassar maka dapat digambarkan kerangka pikir
berikut ini.
23
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
PT.MATAHARIPUTRA PRIMA,Tbk
PEMBIAYAANBARANG MODAL
LEASINGTUNAI
ANALISIS BIAYA
PENGAMBILANKEPUTUSAN
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan April
sampai dengan Juni 2014 pada PT. Matahari Putra Prima Tbk, Makassar sebagai
lokasi penelitian, peneliti memilih perusahaan ini kerena peneliti sendiri pernah
bekerja di perusahaan ini dan lebih mengetahui seluk beluk tentang perusahaan
ini.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
suatu penelitian, kerena ini ssangat mentukan kualitas, keabsahan dan validitas
hasil penelitian. Untuk itu dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Kuisioner (Daftar Pertanyaan)
Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh data
responden dengan sejumlah pertanyaan tertulis, yang sifatnya tertutup yang
nantinya akan dijadikan sebagai pegangan untuk menggambarkan fenomena yang
ada sesuai dengan data yang diperoleh.
b. Wawancara (Intervew)
Wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
secara lebih bebas dan leluasa tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang
sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam wawancara, peneliti tidak hanya
mengajukan sebuah pertanyaan akan tetapi seorang peneliti akan mendapatkan
24
25
pengertian tentang pengalaman hidup orang lain. Dengan dilakukannya
wawancara yang mendalam peneliti akan menemukan arti yang diberikan
partisipan dengan pengalamannya. Wawancara dilakukan secara formal dan
informal.
c. Studi Pustaka
eknik ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data melalui buku atau referensi
atau informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini yang dapat
dijadikan bahan analisis dan perbandingan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data kualitatif diproleh secara lisan maupun tulisan. Data kualitatif
dalam hal ini adalah sejarah perusahaan dan prosedur
oprasionalnya.
b. Data kualitatif adalah data yang berupa angka-angka .
2. Sumber data.
a. Data primer adalah data yang diproleh secara langsung
b. Data sekunder adalah adata yang telah dibuat oleh orng lain
sebelummya.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di suatu daerah,
jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama, jumlah penghuni,
baik manusia maupun makhluk hidup lainnya pada suatu satuan ruang tertentu,
26
sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel;
suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
E. Metode analisis
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah Metode
analisis deskriptif dan kuantitatif, yaitu metode yang menjelaskan Biaya Relevan
Atas Pengambilan Keputusan Pembiayaan Barang Modal Melalui Sewa Guna
Usaha Pada PT. Matahari Putra Prima, Tbk. Makassar
27
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan
Hipermart didirikan pertama kali pada tanggal 22 April 2004 di serpong
Jakarta dengan luas ± 6000 – 7000 km². Hypermart merupakan bagian dari PT.
Matahari Putra Prima, Tbk yang bergabung dalam Lippo Grup.
Hipermart telah tersebar diberbagai kota di Indonesia. Dalam jangka
waktu ± 3 tahun hingga awal 2007, terdiri dari 27 cabang antara lain di Jakarta,
Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, Bandung, Surabaya, Solo, Malang,
Pontianak, Banjarmasin, Manado, Bekasi, dan Makassar.
Di Makassar, Hipermart pertama kali didirikan pada tanggal 28 April di
Tanjung Bunga Mall GTC. Selang beberapa bulan kemudian pada tanggal 28
Oktober 2005 berdirilah Hipermart Pankukang untuk pertama kalinya dengan luas
± 4000m².
B. Struktur Organsasi Perusahaan
Sebagai perusahaan Hipermart Panakukang Makassar memiliki struktur
organisasi sehat dan efesien untuk menjalankan peranannya dengan tertib dan
terarah tampa mengindahkan asas-asas perusahaan. Penyusunan struktur
organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas proses pegambilan masing-
masing bagian. Adapun struktur organisasi Hipermart Panakukang Makassar
sebagai berikut:
27
28
Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi Hypermart Panakukang Makassar
Store GenaralManager
Staf Staf Staf
SupportingNon FoodFresh
Staf
Grocery
Buyer Fresh &Groceries
29
Dalam suatu organisasi badan usaha baik pemerintah maupun non
pemerintah, struktur organisasi merupakan unsur yang sangat penting, karena
tampa adanya struktur organisasi maka tidak akan tercapai sarana kerja dan
tanggung jawab yang diinginkan. Walaupun dalam suatu organisasi terdapat
sejumlah tugas ang berbeda namun tidak berarti para personilnya tidak memiliki
hubungan kerja antara satu dengan yang lain.
Struktur organisasi Hipermart Panakukang Makassar dipinpin oleh Store
General Maneger dan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh empat Divisi
Maneger yaitu :
1. Divisi Manager Fresh
2. Divisi Manager Groceries
3. Divisi Manager Non Food ( Elektrik, Bazar, Softline )
4. Divisi Manager Supporting
Divisi Mnager membawahi beberapa departemen dan setiap departemen
dipimpin oleh departemen manager dibanu oleh team leder. Adapun urian tugas
dan tanggung jawab masing-masing fungsi dari struktur organisasi perusahaan
sebagai berikut :
1. Divisi Fresh
Difisi Fresh terbagi atas lima departemen yang meliputi :
a. Departemen Bakery
b. Departemen Ready To Eat
c. Departemen Meet & Fish
d. Departemen Produce
30
e. Departemen Dairy & Daily Frozen
Kelima Departemen di atas dalam pelaksnaan tugas bertanggung jawab
kepda divisi manager Fresh. Adapun tugas pokok dan tanggung jawab Divisi
Manager Fresh sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mengatur pengoreran barang yang disesuaikan dengan
lmanya waktu pendistribusian
b. Bertanggung jawab atas persediaan barang yang akan dijual
c. Mengatur agar barang yang disorder tiak berlebihan tetapi sesuai dengan
kebutuhan
d. Mengurangi kehilangan brang
e. Memaksimalkan penjualan untuk pencapaiaan target yang telah
ditentukan
f. Mepersiapkan orderan barang Untuk promosi bulanan
g. Pengontrolan terhadp oprasional seperti pengecekan harga jual
dikomputer sama dengan harga jual dilabel harga pada pajangan barang.
2. Devisi Groceries
Devisi Groceries terbagi atas 3 (tiga) departeme3n yang meliputi :
a. Departemen Groceries Food
b. Departermen Groceries Health, Beauty an Care ( HBC )
c. Departermen Groceries Drink
d. Ketiga departeme diatas dalam pelaksanaan tugas bertanggungh jawab
Devisi Groceries sama dengan Divisi Fresh
31
3. Divisi Non Food ( Elektrik, Bazaar dan Softline )
Devisi Non Food terbagi atas 5 (lima) Departemen yaitu :
a. Departemen Elektronik
b. Departemen Bazaar House Hold
c. Departemen Toys & Stationary
d. Departemen Bazaar Car DIY
e. Departemen Sofline
Kelima Departemen di atas dalam peleksanaan tugas bertanggung jawab
kepada Divisi Departemen Non Food. Adapun tugas dan tanggung jawab Divisi
Non Food sama dengan Divisi Groceries.
4. Divisi Support
Departemen Administrasi Khusus meangani bagian administrasi dan
memberikan service kepada costomer – costomer ataupun relasi-relasi Hypermart.
Departemen inilah yang bertugas menjalin hubungan kerjasama baik intern
maupun ekstern Hypermart.Divisi ini membawahi beberapa Departemen seperti
departemen Front End, Personalia, Loss Provertion, EDP, Tehnisi, dan Visual.
Departemen ini langsung bertanggung jawab kepada store Manajer
1. Personalia, tugas personalia:
a. Membantu mengawasi Departemen dalam disiplin karyawan.
b. Petty cash untuk biaya operasional took.
c. Membantu laporan karyawan
d. Pengontrolan Budget toko
e. Pembayaran salary serta hak yang lain karyawan.
32
f. Membuat laporan Tenant.
2. Front End, bertugas:
a. Mengecek mesin kasir
b. Mengecek laporan dari setiap cashier setelah selesai bertugas
c. Membuat laporan harian kepada customer.
d. Membuat laporan tentang pembayaran discount.
3. EDP, adapun tugas EDP
a. Tarik possku harian / perubahan harga.
b. Sinkronisasi POS/ Registrasi.
c. Membuat Comcheck/ perubahan harga competitor.
d. Report sales.
e. EOD (End of Day/tarik daya sales)
4. Tehnisi, bertugas:
a. Control panel listrik & pompa air
b. Cek clodroom & showcase.
c. Control kitchen equipment RTE, Bakery, Meat & fish
d. Control tekanan compressor coldroom (+/-).
e. Cek pemakaian air & kwh listrik area tenant.
5. Visual, bertugas:
a. Memproduksi POP sesuai schedule.
b. Omplementasi signage VM.
c. Selalu mengawasi penempatan signage VM di area setiap saat.
33
d. Menjaga dan merawat stock barang, kelengkapan barang, kebersihan
barang dan ruangan VM.
e. Memberi laporan hasil kerja dan permasalahannya kepada TL. VM.
6. Loss Provention, bertugas:
a. Membuka gudang dan mengecek area
b. Bertanggun jawab pada area ataupos masing-masing
c. Pengecekan locker karyawan.
d. Pengecekan Apar ( alat pemadam kebakaran).
e. Menutup semua gudang dan memastikan rolling door dalam keadaan
tertutup dan mengecek seluruh area dalam keadaan aman.
f. Melakukan check body kepada setiap karyawan,supplier, dan
salesmen yang keluar dari Hypermart.
g. Melakukang pengontolan dan memeriksa terhadap barang-barang
proses atau sampah dari department lain yang akan dimusnakan atau di
buang.
C. Visi dan Misi perusahaan
1. Visi Perusahaan
Visi Hypermart yaitu menjadi perusahaan retail No. 1
2. Misi Perusahaan
Misi Hypermatr yaitu:
a. Better that our competitor in cusromer service
b. Better that our competitor in pricing
c. Better that our competitor in marketing and promotion
34
d. Better that our competitor in store standards
e. Better that our competitor in fresh quality
f. Better that our competitor in opex
g. Better that before in store format
h. Better that before in merchandising and assortment
i. Better that before in produltivity
j. Better that before in inventory
D. Sarana dan Prasarana
1. Tempat parker
2. Mushollah
3. Kantin
4. WC Pria / Wanita
5. Loker Penitipan barang
6. Ruang Meeting
7. Ruang Personalia
8. Ruang Komersial
9. Koperasi simpan Pinjam
10. Tempat Fotocopy
11. IKM ( Ikatan Karyawan Mahasiswa)
12. Loker
35
BAB V
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Biaya Relevan untuk Pengambilan Keputusan
Biaya relevan adalah biaya masa mendatang dalam berbagai alternatif
untuk mengambil kepoutusan manajemen. Biaya relevan seriring disebut biaya
deferensiasial yaitu biaya yang berbeda –beda akibat adanya tingkat priduksi
yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap. Kedua jenis biaya
hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan olelh tingkat
produksi.
Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh akuntan
intern, oleh ahli yang lainnya. Ia disebut relevan karena berhubungan erat
dengan pengambilan keputusan manajemen. Ia merupakan biaya masa datang
karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan
pengendalian kegiatan yang bertumpu pada proggram jangka pendek dan jangka
panjang khususnyya pada PT. Matahari Putra Prima.
Salah satu tugas manajer adalah membuat keputusan bersadasarkan
informasi akuntansi yang relevan. Keputusan itu tersiri dari keputusann rutin dan
sehari-hari sesuai dengan fungsi – fungsi manajemen (pemasaran . produksi, dan
keuangan). Sedangkan keputusan khkusus adalah keputusan yang hanya
kadangkala saja dibuat, yaitu misalnya keputusan tentang:
1. Menolak atau menerima orderan khusus.
2. Menetapkan kebijakan harga
3. Menetapkan devisi atau mengembangkan
35
36
4. Menentukan laba pada keterbebasan kapasistas
5. Membuat sendiri atau membeli produk
Biaya relevan merupakan biaya masa depan yang berbeda pada masing-
masing alternative. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan; karena
itu, hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan.
Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternative, maka biaya tersebut
tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian disebut biaya tidak
relevan (irrelevant cost). Kemampuan untuk mengidentifikasikan biaya relevan
dan tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang
penting.
Ilustrasi biaya relevan untuk mengilustrasikan konsep biaya relevan,
pertimbangkan alternative membuat atau membeli. Biaya tenaga kerja langsung
yang digunakan untuk memproduksi tangkai dan paking adalah 150.000 per tahun
(menurut volume normal). Biaya ini harus menjadi suatu factor dalam keputusan
tersebut. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya masa depan yang berbeda
pada kedua alternatif. Biaya tersebut tentu saja merupakan biaya masa depan.
Untuk memproduksi tangkai dan paking selama tahun berikutnya membutuhkan
jasa tenaga kerja langsung, yang harus dibayar. Namun, jumlahnya berbeda di
antara kedua alternatif? Tangkai dan paking dibeli pemasok eksternal, maka tidak
diperlukan produksi internal. Jasa tenaga kerja langsung untuk tangkai dan paking
sampai nol. Jadi biaya tenaga kerja langsung berbeda di antara kedua alternatif
(150.000 untuk alternatif memproduksi dan 0 (nol) untuk alternatif membeli).
37
Biaya ini termasuk biaya relevan. Implisit dalam analisis ini adalah biaya masa
lalu untuk mengestiminasi biaya masa depan. Biaya tenaga kerja langsung terbaru
untuk aktivitas normal adalah 150.000. Biaya masa lalu ini dimanfaatkan sebagai
estimasi biaya tahun berikutnya. Meskipun biaya masa lalu tidak pernah menjadi
biaya relevan, namun biaya tersebut seringkali digunakan untuk memprediksi
jumlah biaya masa depan.
Ilustrasi biaya masa lalu yang tidak relevan menggunakan mesin dan
telah disusutkan dengan tarif 125.000 per tahun. Angka 125.000 ini merupakan
biaya relevan. Penyusutan merupakan biaya masa depan yang berbeda di antara
kedua alternatif? Penyusutan mencerminkan suatu alokasi biaya yang telah
dikeluarkan. Penyusutan adalah biaya tertanam (sunk cost), yaitu biaya yang tidak
dapat dipengaruhi oleh setiap tindakan di masa depan. Meskipun kita
mengalokasikan biaya tertanam ini ke periode yang akan datang dan menyebut
alokasi tersebut sebagai penyusutan, namun tidak satupun biaya perolehan yang
dapat dihindari. Biaya tertanam adalah biaya masa lalu. Biaya-biaya tersebut akan
selalu sama pada setiap alternatif dan, karena itu, selalu tidak relevan. Dalam
memilih di antara kedua alternatif, biaya perolehan mesin yang digunakan untuk
memproduksi tangkai dan paking serta penyusutan terkait bukanlah merupakan
faktor. Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai sisa mesin (nilai yang mungkin
diterima dari penjualan mesin saat ini) akan menjadi relevan dan akan
dimasukkan sebagai manfaat pembelian dari pemasok luar. Untuk
menyederhanakan contoh, diasumsikan bahwa nilai sisa mesin adalah nol
38
Ilustrasi biaya masa depan yang tidak relevan. Biaya untuk melease
seluruh pabrik, yaitu 340.000, dialokasikan ke departemen produksi yang
berbeda, termasuk departemen yang memproduksi tangkai dan paking, yang
menerima 12.000 dari biaya tersebut. Biaya sebesar 12.000 ini relevan dengan
keputusan membuat atau membeli? Pembayaran lease merupakan biaya masa
depan karena lease harus dibayar selama setiap lima tahun berikutnya. Namun
biaya tersebut berbeda di antara alternative membuat atau membeli? Apapun opsi
yang dipilih, pembayaran lease pabrik harus dilakukan-jumlahnya sama untuk
kedua alternatif. Jumlah pembayaran yang dialokasikan ke departemen lainnya
mungkin berubah apabila produksi tangkai dan paking dihentikan, tetapi
besarnya total pembayaran tidak dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat. Karena
itu, pembayaran lease termasuk biaya tidak relevan.
Biaya tetap umum yang secara tepat dapat dapat diklaisifikasikan sebagai
tidak relevan karena setiap pilihan biasanya tidak mempengaruhi tingkat biaya.
Pengaruh satu-satunya adalah realokasi biaya tetap umum tersebut ke objek atau
segmen biaya yang lebih sedikit. Sekarang kita dapat mengamati ketiga contoh
biaya produksi tangkai dan packing untuk melihat mana yang relevan dalam
memutuskan, apakah meneruskan atau menghentikan produksi. Biaya tenaga
kerja langsung yang relevan karena hanya biaya tersebut yang muncul apabila
produksi diteruskan tetapi tidak muncul apabila produksi dihentikan.
39
B. Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kegiatan Leasing
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing
adalah sebagai berikut:
1. Lessor.
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabahnya
untuk memperoleh barang-barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan
untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai
barang modal dengan mendapatkan keuntungan.
2. Lessee.
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor
untuk memperoleh barang modal yang diinginkan.
3. Supplier.
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan dileasing sesuai
perjanjian antara lessors dengan lessee dan dalam hal ini suplier juga dapat
bertindak sebagai lessor. Dalam mekanisme financial lease, suplier langsung
menyerahkan barang kepada lease tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang
memberikan pembiayaan.
4. Bank dan kreditur
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditur lain
tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank
memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor.
40
Jenis dan teknik pembiayaan leasing
Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:
1. Operating leasing
Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa
pembiayaan (rental) sesuai perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan barang
modal tersebut oleh lessee pada akhir masa perjanjian.
Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari supplier atau pihak
lain terlebi dahulu, kemudian pihak lessee akan membayar rental sejumlah
tertentu, tanpa memperhitungkan terlalu rinci biaya yang telah dikeluarkan oleh
lessor.
2. Financial lease
Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang ditetapkan,
pada akhirnya masa kontrak pembiayaan lessee akan membeli barang-barang
modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati bersama.
Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara
garis besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu finance lease dan
operating lease.
Finance Lease.
Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dan
lessee dengan ketentuan sebagai berikut:
a. lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang
bergerak ataupun benda tidak bergerak memiliki umur maksimum sama
dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
41
b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan
jumlah dan jangka waktu yang disetujui. Jumlah tersebut merupakan
angsuran atau lease payment yang terdiri dari biaya perolehan barang
ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat
keuntungan.
c. Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat secara
sepihak mengakhiri masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko
ekonomis termasuk biaya pemeliharaan dan biaya lainnya yang berhubungan
dengan barang yang di-lease ditanggung oleh lessee.
d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang
tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati untuk menggembalikan pada
lessor atau memperpanjang masa lesse sesuai dengan syarat-syarat yang
disetujui bersama.
Ciri-ciri finance lease antara lain :
a. Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi
b. Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak
c. Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya
d. Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya +
spread
e. Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-
cancellablea), atau akan dikenakan denda
f. Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee
g. Transaksi keuangan
42
h. Full pay out
i. Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value
j. Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal
Operating Lease.
Adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak
lessee untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari pada
umur ekonomis barang modal tersebut.
b. Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah sewa
secara berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah
keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta bunganya.
c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-
barang tersebut.
d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.
e. Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-
waktu.
Perlakuan Akuntansi Dan Pajak
Analisis ekonomi pendanaan dengan menggunakan fasilitas sewa guna
tidak bisadilepaskan dari peraturan perpajakan yang dikenakan atas lessor
maupun lessee. Umumnya peraturan perpajakan yang diberlakukan adalah bahwa
pembayaran sewa oleh lessee merupakan komponen biaya, dan karenanya dapat
dipergunakan untuk mengurangi pajak. Sedangkan bagi lessor, karena aktiva
43
tersebut merupakan milik mereka, maka penyusutan dapat dipergunakan oleh
lessor untuk mengurangi beban pajak penghasilan mereka.
Di Amerika Serikat, sesuai dengan FASB #13, 1976, dari sudut pandang
lessee dua perlakuan akuntansi terhadap sewa guna adalah capital leases dan
operating leases. Suatu sewa guna disebut sebagai capital leases apabila
memenuhi salah satu persyaratan berikut ini:
Sewa guna tersebut memindahkan kepemilikan kepada lessee pada akhir
periode kontrak.
Kontrak sewa guna memberikan hak kepada penyewa untuk membeli
aktiva yang disewa pada harga yang cukup jauh dibawah nilai yang wajar
dari aktiva yang disewa, sehingga kemungkinan hak tersebut akan
dilaksanakan cukup besar.
Kontrak sewa meliputi periode 75% atau lebih dari usai ekonomis aktiva
yang disewa tersebut.
Present value pembayaran sewa minimum melebihi 90% nilai aktiva yang
disewa. Tingkat bunga yang dipergunakan adalah tingkat buah yang lebih
rendah antara tingkat bunga yang dipergunakan oleh lessor atau tingkat
bunga pinjaman dari lessee.
Untuk capital lease, sewa-sewa tersebut harus dikapitalisis, dan
ditunjukkan dalam neraca baik sebagai aktiva tetap maupun kewajiban jangka
panjang. Nilai kapitalisasi sesuai dengan perhitungan present value sebagaimana
dijelaskan di atas. Aktiva tersebut harus diatmortisir sesuai dengan kebijakan
44
penyusutan yang dipergunakan oleh lessee. Selama periode kontrak, setiap
pembayaran sewa harus dipecah untuk pengurang kewajiban dan biaya bunga.
Dengan demikian neraca untuk capital lease akan nampak sebagai berikut.
Neraca untuk capital lease :
Aktiva
Aktiva yang disewa sesuai kontrak capital lease, dikurangi akumulasi amortisasi
Kewajiban
Lancar
Kewajiban capital lease
Bukan lancer
Kewajiban capital lease
Selain kapitalisasi nilai kontrak, penjelasan pada catatan kaki yang dinilai
cukup perlu dilakukan baik untuk capital lease maupun operating lease.
Penjelasan tersebut pembayaran sewa di masa yang akan datang, dan
kemungkinan adanya contingen rentals untuk jenis operating lease.
Prosedur Mekanisme Leasing
Dalam melakukan perjanjian leasing terhadap prosedur dan mekanisme
yang harus di jalankan yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut :
Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan,
mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier peralatan yang
memuaskan.
45
Setelah lessee mengisi formulir permohonan lessee, maka dikirimkan
kepada lessor disertai dokumen lengkap.
Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk
memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee
(lama kontrak pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee
dapat di tandatangani.
Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk
peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor,
seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan
asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada
supplier.
Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal
pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease.
Keunggulan Leasing
Ada beberapa keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan melakukan
sewa guna dalam operasi usahanya, antara lain :
46
Transaksi sewa guna dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka, hal
ini dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan lessee yang
baru berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid.
Dibandingkan pembiayaan melalui kredit perbankan, pembiayaan sewa
guna lebih fleksibel kerena lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi
keuangan pihak lessee.
Sewa guna merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang bersifat off
balance sheet, yang berarti bahwa transaksi sewa guna tidak tercantum
sebagai komponen utang pada neraca perusahaan lessee, sehingga
berdampak positif pada rasio keuangan perusahaan tersebut.
Salah satu jenis transaksi sewa guna, yaitu operating lease yang berjangka
waktu singkat, dapat mengatasi resiko keuangan yang dihadapi pihak
lessee.
Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan
kemudahan bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.
Metode Pembayaran Leasing
Besarnya uang sewa yang dibayarkan oleh pihak lessee terdiri atas unsur
bunga dan cicilan pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga
tersebut semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Besarnya
pembayaran sewa setiap periodenya ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
47
1) Nilai modal yang juga merupakan nilai kontrak sewa guna. Nilai barang
modal merupakan penjumlahan harga barang modal dengan nilai sisanya
pada akhir masa kontrak.
2) Simpanan jaminan atau security deposit. Simpanan jaminan merupakan
semacam uang muka pihak lessee atas suatu kontrak sewa guna yang
besarnya bergantung pada kesepakatan antara lessor dengan lessee.
3) Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai
suatu barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4) Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan
jangka waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang
dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5
tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran
sewa
5) Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan
pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh
lessor.
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka PT.
Matahari Putra Prima dapat dilihat pada akun dibawah ini:
Nilai barang modal : Rp 400 juta
Nilai sisa : Rp 40 juta
Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta
Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
Jangka waktu : 12 bulan
48
Masa kontrak : 1 Januari 2013 s.d 31 Desember 2013
Berikut ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh PT. Matahari putra prima
dalam jangka satu tahun.
a. Gaji Karyawan
Tabel 1 Gaji Karyawan
Gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang majikan pada
karyawannya yang dinyatakan dalam suatu kontrak kerja. Dari sudut pandang
pelaksanaan bisnis, gaji dapat dianggap sebagai biaya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sumber daya manusia untuk menjalankan operasi, dan karenanya
disebut dengan biaya personel atau biaya gaji. Dalam akuntansi, gaji dicatat
No Jabatan Gaji
1
2
3
4
5
6
7
8
Store Genaral Manager
Buyer Fresh & Groceries
Grocery
Fresh
Non Food
Supporting
Staf Kontrak
Staf DW
Rp. 6.000.000,00
Rp. 5.500.000,00
Rp. 3. 000.000,00
Rp. 3. 000.000,00
Rp. 2. 000.000,00
Rp. 2. 000.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rp. 1. 200.000,00
Jumlah Rp. 21.200.000,00
49
dalam akun gaji, berikut ini adalah daftar gaji karyawan PT. Matahari Putra Prima
Tbk Makassar dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
b. Kesejahteraan Karyawan
1. Ekonomis
No Ekonomis Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Uang makan
Uang transport
Tunjangan hari raya
Bonus
Uang duka
Pakaian dinas
Uang pengobatan
Rp. 150.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 1.500.000,00
Rp. 3.000.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 500.000,00
Jumlah Rp. 6.000.000,00
Tabel 1 Tunjangan Umum Karyawan
Secara umum , bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang
kajiaan tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat
dan Negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena
ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang berpariasi dan berkembang dengan
sumberdaya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi
atau distribusi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
50
2. Fasilitas
No Fasilitas Jumlah
1
2
3
4
Tempat ibadah
Olahraga
Kesenian
Koperasi
Rp. 500.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 20.000.000,00
Jumlah Rp. 21.700.000,00
Tabel 2 Fasilitas yang di gunakan karyawan
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha tersebut, dalam hal ini fasilitas
yang diberikan oleh PT. Matahari Putra Prima Tbk Makassar kepada
karyawannya adalah berupa fasilitas tempat ibadah, olahraga, kesenian,
dan koperasi, berikut ini adalah perinciannya, dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.
3. Pelayanan
No Pelayanan Jumlah
1
2
3
Kesehatan
Mobil jemputan
Asuransi
Rp. 150.000,00
Rp. 1. 500.000,00
Rp. 5.000.000,00
Jumlah Rp. 6.650.000.00
Tabel 3 Pelayanan Karyawan
51
Pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem
prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan orang
lain sesuai dengan haknya. Hal ini dijelaskan bahwa pelayanan adalah
suatu bentuk sistem, prosedur atau metode tertentu yang diberikan kepada
orang lain dalam hal ini karyawan agar kebutuhan karyawan tersebut
dapat terpenuhi, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
4. Biayan Pemakaian
Tabel 4 Biaya Pemakaian
Fasilitas yang terdapat pada tabel 4 adalah sesuatu yang disediakan
dikantor PT. Matahari Putra Prima, Tbk dapat dinikmati oleh
penggunanya.
No Fasilitas Jumlah
1
2
3
4
5
Gedung/tempat
Listrik
Air
Telepon
Mesin
Rp. 900.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 400.000,00
Jumlah Rp. 2.350.000,00
52
5. Jurnal PT. Matahari Putra Prima Tbk
Penjualan Rp. 450.000.000
Retur Penjualan Rp. 20.000.000
Potongan Penjualan Rp. 30.000.000
Jumlah Retur & PotonganPenjualan
Rp. 50.000.000
Penjualan Bersih (Neto) Rp. 400.000.000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal Rp. 150.000.000
Pembelian Rp. 300.000.000
Retur Pembelian Rp.15.000.000
Potongan Pembelian Rp.10.000.000
Jumlah Retur & PotonganPembelian
Rp. 25.000.000
Pembelian bersih (neto) Rp. 275.000.000
Biaya Angkut Pembelian Rp. 35.000.000
Harga Pokok Pembelian Rp. 310.000.000
Barang Tersedia UntukDijual (TUD)
Rp. 460.000.000
Persediaan Akhir Rp. 200.000.000
Harga Pokok Penjualan(HPP)
Rp. 260.000.000
Laba Kotor Rp. 140.000.000
Tabel 5 Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah pencatatan tentang pendebitan dan pengreditan secara
kronologi dari transaksi keuangan beserta penjelasan yang diperlukan. Jurnal merupakan
catatan pertama dalam siklus akuntansi. Seluruh transaksi keuangan dicatat dalam jurnal,
dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.
53
DAFTAR BARANGPT. MATAHARI PUTRA PRIMA.Tbk
MAKASSARSKU Description Retail Qty Total
Retail
35000436 DOVE SHP DAILYTHERAPY 360 ML 33,100 3 99,300