Top Banner
182 ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SEGAR MURNI UTAMA Mochammad Efendi Pratama Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRACT This study aim to analyze the cost of quality at PT. Segar Murni Utama in order to improve product quality. The background of this research is the product that damaged or defective during the production process. This raises the cost of failure and increasing the total cost of quality. Interest cost of quality analysis to determine the cost of quality and useful to know the effect of the cost of quality on product quality PT. Segar Murni Utama. This study used a qualitative approach using case study method with the resources derived from observation, interviews and documentation on PT. Segar Murni Utama. Subsequently, the collected data is processed and analyzed used the methods of quality costs. The results of this study indicate that during the years 2014-2015, the average total cost of quality per sales amounted to 2.88%. Meaning they can control the cost of quality as being between 2.5% - 3% of the value of actual sales. Decreasing the cost of prevention and assessment, resulting in the cost of internal and external failure occurs an increase. So that the quality of the product decreases. PT. Segar Murni Utama must required to improve the prevention and assessment to improve the quality of products. Keywords: Quality Cost Case studies, Cost Analysis Quality, Product Quality. PENDAHULUAN Mutu produk yang ditawarkan perusahaan sangat menentukan persaingan usaha selain faktor promosi, inovasi, dan faktor penting lainnya. Selain itu pengendalian terhadap mutu juga perlu ditingkatkan agar peningkatan mutu dapat tercapai. Pengendalian mutu dimulai sejak awal produksi yakni dimulai dari bahan baku, barang dalam proses, sampai produk jadi sehingga dapat diketahui dengan baik apabila terdapat produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Sebab jika perusahaan dapat memproduksi produk dengan mutu yang baik maka konsumen akan tertarik dengan produk tersebut sehingga keuntungan perusahaan juga meningkat. Tujuan dari peningkatan mutu biasanya mencakup tujuan untuk mengurangi biaya kegagalan. Hansen dan Mowen (2009: 272) menjelaskan biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas diperlukan untuk menjaga kestabilan hasil produksi yang dilakukan mulai dari sebelum proses produksi, selama proses produksi dan bahkan setelah proses produksi. Meskipun relatif
22

ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

Dec 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

182

ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK

MENINGKATKAN MUTU PRODUK PADA PT. SEGAR

MURNI UTAMA

Mochammad Efendi Pratama

Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

ABSTRACT This study aim to analyze the cost of quality at PT. Segar Murni Utama in order

to improve product quality. The background of this research is the product that damaged

or defective during the production process. This raises the cost of failure and increasing

the total cost of quality. Interest cost of quality analysis to determine the cost of quality

and useful to know the effect of the cost of quality on product quality PT. Segar Murni

Utama. This study used a qualitative approach using case study method with the

resources derived from observation, interviews and documentation on PT. Segar Murni

Utama. Subsequently, the collected data is processed and analyzed used the methods of

quality costs. The results of this study indicate that during the years 2014-2015, the

average total cost of quality per sales amounted to 2.88%. Meaning they can control the

cost of quality as being between 2.5% - 3% of the value of actual sales. Decreasing the

cost of prevention and assessment, resulting in the cost of internal and external failure

occurs an increase. So that the quality of the product decreases. PT. Segar Murni Utama

must required to improve the prevention and assessment to improve the quality of

products.

Keywords: Quality Cost Case studies, Cost Analysis Quality, Product Quality.

PENDAHULUAN

Mutu produk yang ditawarkan perusahaan sangat menentukan persaingan

usaha selain faktor promosi, inovasi, dan faktor penting lainnya. Selain itu

pengendalian terhadap mutu juga perlu ditingkatkan agar peningkatan mutu dapat

tercapai. Pengendalian mutu dimulai sejak awal produksi yakni dimulai dari

bahan baku, barang dalam proses, sampai produk jadi sehingga dapat diketahui

dengan baik apabila terdapat produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Sebab

jika perusahaan dapat memproduksi produk dengan mutu yang baik maka

konsumen akan tertarik dengan produk tersebut sehingga keuntungan perusahaan

juga meningkat.

Tujuan dari peningkatan mutu biasanya mencakup tujuan untuk

mengurangi biaya kegagalan. Hansen dan Mowen (2009: 272) menjelaskan biaya

kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat

produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas diperlukan untuk menjaga

kestabilan hasil produksi yang dilakukan mulai dari sebelum proses produksi,

selama proses produksi dan bahkan setelah proses produksi. Meskipun relatif

Page 2: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

183

tinggi, namun biaya ini tidak dapat diketahui dengan pasti. Pada saat perusahaan

menerapkan biaya kualitas, maka timbul kebutuhan untuk memantau sejauh mana

biaya kualitas yang telah dikeluarkan dan hasil yang telah diperoleh dalam

peningkatan mutu, hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat analisis biaya

kualitas.

Hasil analisis biaya kualitas ini diharapkan dapat menunjukkan seberapa

besarnya biaya yang digunakan untuk meningkatkan mutu produk,

mempertahankan mutu dan bahkan untuk memperbaiki mutu produk.

Berdasarkan metode Prevention Appraisal Failure (PAF), biaya kualitas

dikelompokkan menjadi biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan

menurut Besterfield (1994: 132).

PT. Segar Murni Utama yang merupakan salah satu produsen Air Minum

Dalam Kemasan (AMDK) di kota Mojokerto merupakan perusahaan memiliki

kinerja yang baik dan prospek yang cerah untuk masa depan dan pemasaran yang

cukup luas serta diperkirakan terus cemerlang setiap tahunnya seiring dengan

peningkatan konsumsi air kemasan dalam negeri. Kinerja yang baik itu membuka

peluang perluasan investasi asing dan lokal pada sektor tersebut

Untuk menghasilkan produk yang bemutu tinggi, tenaga kerja juga

dituntut agar mampu bekerja secara efisien. Dari segi manajemen dalam lini

produksi felling ini terdiri dari dua jenis tenaga kerja, yaitu bagian pengemasan

produk cup dan botol. Jumlah tenaga kerja untuk lini ini berjumlah 30 karyawan.

Dalam hal pengendalian kualitas, lini produksi felling ini hanya mengandalkan

beberapa orang tenaga kerja bagian sortir mutu produk yang berfungsi menyortir

produk yang cacat pada saat barang setengah jadi dan barang jadi. Hal ini

berdampak pada adanya produk yang tidak lolos inspeksi.

Kualitas distribusi juga diharapkan mampu menyerahkan produk sesuai

waktu yang diinginkan pelanggan dan promosi yang berkualitas. Sehingga dengan

adanya distribusi yang baik, maka perusahaan akan mampu memikat pembeli.

Akhirnya akan meningkatkan jumlah pelanggan.

KAJIAN PUSTAKA

Akuntansi Biaya

Mulyadi (2009: 7) menjelaskan bahwa pengertian akuntansi biaya adalah;

Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan

penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara

Page 3: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

184

tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah

biaya.

Kualitas

Standar ISO 8402 (Quality Vocabulary) mendefinisikan “kualitas sebagai

totalitas dan karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan.”

Biaya Kualitas

Hansen dan Mowen (2009: 272) mendefinisikan biaya kualitas adalah

biaya- biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang

kualitasnya buruk. Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (2009: 786)

Mendefinisikan bahwa biaya kualitas merupakan biaya yang muncul karena

produk dapat atau pada kenyataanya gagal memenuhi spesifikasi desain.

Kategori Biaya Kualitas

Untuk memahami dan meminimkan biaya kualitas, terlebih dahulu harus

diketahui jenis biaya kualitas itu sendiri. Menurut Gaspersz, V. (2001: 169), Pada

dasarnya biaya kualitas dapat dikategorikan ke dalam empat jenis, yaitu :

1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)

2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)

3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)

4. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)

Tujuan dan Manfaat Informasi Biaya Kualitas

Menurut Garrison, Noreen dan Brewer (2006: 90) laporan biaya kualitas

memiliki beberapa kegunaan, meliputi :

1. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat keuntungan

financial dari cacatnya produk yang dihasilkan.

2. Informasi biaya kualitas mambantu para manajer mengidentifikasi

pentingnya masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan.

3. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat apakah biaya-

biaya kualitas diperusahaan mereka didistribusikan secara baik atau tidak.

Pelaporan dan Pengendalian Biaya Kualitas

Menurut Besterfield (1994), Biaya kualitas digunakan oleh manajemen

dalam rangka mengejar pengembangan mutu, kepuasan pelanggan, pangsa pasar,

dan perolehan laba. Biaya kualitas merupakan pengukur ekonomis yang

menyediakan data-data yang mendasar untuk Total Quality Management.

Page 4: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

185

Peningkatan Mutu Produk

Sadikin, Fransiscus Xaverius (2005: 24) Kontrol terhadap kualitas berguna

untuk menjamin mutu suatu produk, hal ini dilakukan sebelum dilakukan proses

produksi, selama proses produksi, dan sesudah proses produksi. Kontrol ini

dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk selain dari sentuhan teknologi

dan inovasi.

Analisis Biaya Kualitas

Setelah biaya kualitas diidentifikasi dan disusun sesuai dengan kategori

pengelompokannya, maka biaya kualitas dapat dianalisis untuk dijadikan sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan yang sesuai, Gaspersz (2001).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Menurut Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Data

yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan kata-kata, kalimat-

kalimat, paragraf-paragraf, hasil wawancara, catatan, memo, dan dokumen resmi

lainnya.

Jenis dan Sumber Data

Studi kasus merupakan penelitian yang menggunakan multi sumber bukti.

Menurut Yin (2012: 101) bukti atau data untuk keperluan studi kasus dapat

berasal dari enam sumber bukti: dokumen, rekaman arsip, wawancara,

pengamatan langsung, observasi partisipasi dan perangkat-perangkat fisik.

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu:

1. Data kualitatif merupakan semua data yang ditanyakan dalam besaran non

numeric yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti: profil perusahaan, struktur

organisasi dan data keluhan pelanggan.

2. Data kuantitatif merupakan semua data yang dinyatakan dalam besaran

numeric yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti: laporan keuangan

perusahaan.

Menurut sumbernya, data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

data primer dan data sekunder.

Page 5: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

186

Alat pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam

mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat radikal

sehingga diperoleh data yang utuh tentang segala hal yang disampaikan sumber

data Moleong (2010: 163). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara Dokumentasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengumpulkan dan mengutip dokumen-dokumen resmi, laporan

keuangan, dan arsip-arsip yang berkaitan dengan penelitian.

Teknik Analisis

Analisis merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan menggunakan analisis maka data-data yang diperoleh dapat

diberi arti dan makna yang berguna, menurut Moh. Nasir (1998: 23). Teknik

analisis yang digunakan adalah teknik analisis Deskriptif Kualitatif, menurut

Lexy J. Moleong (2002: 23) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian. Sedangkan penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan

terhadap objek yang diteliti.

Data Penelian

Berikut ini adalah data-data laporan keuangan yang berkaitan dengan

penelitian pada PT. Segar Murni. Data-data laporan keuangan tersebut

diantaranya:

Page 6: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

187

Tabel 1

Laporan Rugi Laba

PT. Segar Murni Utama Tahun 2014

Nama Akun 2014

(Rp)

Pendapatan

Penjualan

Penjualan 9,725,238,440

Discount Penjualan (67,072,650)

Penjualan Lain-lain 718,121,850

Total Penjualan

10,376,287,640

Pendapatan lain-lain

Pendapatan Bunga 793,400

Pendapatan Lain-lain 95,098

Total Pendapatan Lain-lain

888,498

Total Pendapatan

10,377,176,138

Harga Pokok Penjualan

Total Harga Pokok Penjualan 8,725,923,324 (8,725,923,324)

Laba Kotor 1,755,551,104

Beban

Penjualan Lain – lain 122,887,650

Ongkos Angkut Penjualan 1,207,999,640

Administrasi dan Beban Umum 48,899,500

Telpon dan fax 16,183,900

Stationary -

Perbaikan Gedung 22,710,000

Perbaikan Mesin 3,298,000

Perbaikan Kendaraan 58,635,750

Perbaikan Inventaris Kantor 1,045,000

Perjalanan dinas 17,295,400

Perijinan 20,291,000

Entertaint -

Biaya Bank 16,852,300

Social Developmen Program 2,000,000

Biaya Training 22,114,910

Biaya Pajak Kendaraan & PBB 69,996,990

Jumlah Beban 1,656,608,130

Beban Lain-lain

Beban Administrasi Bank 25,617,834

Beban Bunga Bank -

Jumlah Beban Lain-lain 25,617,384

Total Biaya (1,633,712,514)

RUGI / LABA

121,838,590

Sumber: Peneliti (2016)

Page 7: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

188

Tabel 2

Laporan Harga Pokok Penjualan

PT. Segar Murni UtamaTahun 2014

Uraian Beginning

(Rp)

Purchase

(Rp)

Ending

(Rp)

Used

(Rp)

Persediaan Bahan Baku Air - 905,452,500 - 905,452,500

Persediaan Kemasan 842,061,388 4,626,701,793 282,340,372 5,186,422,809

842,061,388 5,532,154,293 282,340,372 6,091,875,309

Persediaan Barang Jadi 161,378,442 - 275,482,737 (114,104,295)

Biaya Overhead Pabrik : 1,003,439,830 5,532,154,293 557,823,109 5,977,771,014

Persediaan Bahan Kimia - 17,422,000 3,840,957 13,581,043

Alat - 68,903,500 7,741,178 61,162,322

Suku Cadang Habis Pakai 1,077,275 79,178,550 3,885,136 76,370,689

1,077,275 165,504,050 15,467,271 151,114,054

Depresiasi 345,976,595

Gaji Karyawan 1,501,544,811

Biaya Listrik

126,311,300

Biaya Promo

46,816,800

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Bangunan 22,710,000

Biaya Perbaikan Mesin

62,978,750

Biaya Angkut Pembelian

490,700,000

Biaya Reproses

8,591,268

Biaya Pemeriksaan Bahan Baku

33,318,827

Biaya Pemeriksaan Bahan Olahan

29,141,734

Biaya Pemeriksaan Bahan Jadi

13,553,928

Biaya Asuransi Pabrik

Biaya Pengembangan Produk

Biaya Sewa lainnya

Total FOH - - - 2,251,061,661

1,077,275 165,504,050 15,467,271 2,748,152,310

Harga Pokok Penjualan 1,004,517,105 5,697,658,343 573,290,380 8,725,923,324

Sumber: Peneliti (2016)

Page 8: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

189

Tabel 3

Laporan Rugi Laba

PT. Segar Murni Utama Tahun 2015

Nama Akun 2015

(Rp)

Pendapatan

Penjualan

Penjualan 11,630,571,245

Discount Penjualan (114,165,400)

Penjualan Lain-lain 4,933,900

Total Penjualan 11,521,339,745

Pendapatan lain-lain

Pendapatan Bunga 152,381

Pendapatan Lain-lain 78,000,000

Total Pendapatan Lain-lain 78, 152,381

Total Pendapatan 11,599,492,126

Harga Pokok Penjualan

Total Harga Pokok Penjualan 7,911,783,522 (7,911,783,522)

Laba Kotor 3,912,370,952

Biaya Operasional

Biaya Penjualan

Ongkos Angkut Penjualan 1,337,825,995

Biaya Penjualan Lain – lain 1,230,000

Pembelian Material Promo 169,076,600

Biaya Advertising 100,000,000

Total Biaya Penjualan

1,608,132,595

Biaya Administrasi Umum

Gaji Staff 1,613,383,135

Biaya Administrasi dan Beban Umum 118,363,325

Biaya Listrik & Telp 164,095,600

Biaya Perbaikan Kendaraan 75,526,250

Biaya Perbaikan Gedung 16,339,000

Biaya Entertain 24,365,698

Biaya Perijinan 70,763,100

Biaya Pemberdayaan Masyarakat 20,000

Biaya Perjalanan dinas 44,411,219

Biaya Administrasi Bank 73,541,933

Biaya Training 34,010,712

Total Biaya Administrasi Umum

1,633,712,514

Total Biaya Operasional (3,808,941,855)

RUGI / LABA

103,429,097

Sumber: Peneliti (2016)

Page 9: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

190

Tabel 4

Laporan Harga Pokok Penjualan

PT. Segar Murni UtamaTahun 2015

Uraian Beginning

(Rp)

Purchase

(Rp)

Ending

(Rp)

Used

(Rp)

Persediaan Bahan Baku Air - 954,464,000 - 954,464,000

Persediaan Kemasan 282,340,372 3,454,804,548 85,503,311 3,651,641,609

282,340,372 4,409,268,548 85,503,311 4,606,105,609

Persediaan Barang Jadi 275,482,737 1,634,150,964 160,861,427 1,748,772,274

Biaya Overhead Pabrik : 557,823,109 6,043,419,512 246,364,739 6,354,877,883

Persediaan Bahan Kimia 3,840,957 10,780,000 17,292,996 (2,672,039)

Alat 7,741,178 70,930,250 - 78,671,428

Suku Cadang Habis Pakai 3,885,136 127,364,250 193,852 131,055,534

15,467,271 209,074,500 17,486,848 207,054,923

Depresiasi 511,213,872

Gaji Karyawan -

Biaya Listrik

136,913,202

Biaya Promo

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Bangunan -

Biaya Perbaikan Mesin

60,245,000

Biaya Angkut Pembelian

555,200,000

Biaya Reproses

15,487,292

Biaya Pemeriksaan Bahan Baku

25110293

Biaya Pemeriksaan Bahan Olahan

27,173,137

Biaya Pemeriksaan Bahan Jadi

12,086,923

Biaya Asuransi Pabrik

Biaya Pengembangan Produk

Biaya Sewa lainnya

360,700

Total FOH - - - 698,394,202

15,467,271 209,074,500 17,486,848 1,416,662,997

Harga Pokok Penjualan 573,290,380 6,252,494,012 263,851,587 7,771,540,880

Sumber: peneliti (2016)

PEMBAHASAN

Analisis Biaya Kualitas Dibandingkan Dengan Nilai Penjualan

Analisis ini digunakan untuk memantau pelaksanaan operasional biaya

kualitas dengan menggunakan nilai penjualan sebagai dasar analisis. Analisis

biaya kualitas ini menggunakan data-data periode tahun 2014 hingga tahun 2015.

Biaya-biaya yang terkait dengan biaya kualitas ini nantinya dibandingkan dengan

nilai penjualan pada periode yang terjadi sehingga dapat diketahui kinerja

perusahaan dalam melakukan pengendalian biaya kualitas.

Page 10: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

191

Tabel 5

Laporan Biaya Kualitas Berdasarkan Penjualan Aktual

PT. Segar Murni Utama untuk Tahun 2014

Kategori Biaya Kualitas Jumlah (Rp) % dari

Biaya

% dari

Penjualan

Biaya Pencegahan

Biaya Perbaikan Mesin 62,978,750 20.11 0.61

Suku Cadang Habis Pakai 76,370,689 24.39 0.74

Biaya Training 22,114,910 7.06 0.21

Total Biaya Pencegahan 161,464,349 51.58 1.56

Biaya Penilaian

Biaya Pemeriksaan Bahan Baku 33,318,827 11.37 0.32

Biaya Pemeriksaan Bahan Olahan 29,141,734 9.31 0.28

Biaya Pemeriksaan Bahan Jadi 13,553,928 4.33 0.13

Total Biaya Penilaian 76,014,489 24.27 0.73

Biaya Kegagalan Internal

Biaya Reproses 8,591,268 2.74 0.08

Total Biaya Kegagalan Internal 8,591,268 2.74 0.08

Biaya Kegagalan Eksternal

Diskon Penjualan 67,072,650 21.42 0.65

Total Biaya Kegagalan Eksternal 67,072,650 21.42 0.65

Total Biaya Kualitas 313,142,756 100.00 3.02

Penjualan Aktual 10,376,287,640

Sumber: peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 5. di atas menunjukkan selama tahun 2014, total biaya

pencegahan adalah sebesar Rp161,464,349 dengan prosentase 1.56% dari penjualan

aktual sedangkan total biaya penilaian adalah sebesar Rp76,014,489 dengan prosentase

0.73% dari penjualan aktual. Total biaya kegagalan internal pada tahun 2014 adalah

sebesar Rp8,591,268 dengan prosentase 0.08% dari penjualan aktual, sedangkan total

biaya kegagalan eksternal adalah sebesar Rp67,072,650 dengan prosentase 0.65% dari

penjualan aktual. Total biaya kualitas tahun 2014 adalah sebesar Rp313,142,756 dengan

prosentase 3.02% dari penjualan aktual.

Page 11: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

192

Tabel 6

Laporan Biaya Kualitas Berdasarkan Penjualan Aktual

PT. Segar Murni Utama untuk Tahun 2015

Kategori Biaya Kualitas Jumlah (Rp) % dari

Biaya % dari Penjualan

Biaya Pencegahan

Biaya Perbaikan Mesin 6,245,000 1.71 0.05

Suku Cadang Habis Pakai 131,055,534

35.87 1.14

Biaya Training 34,010,712

9.31 0.30

Total Biaya Pencegahan 171,311,246 46.89 1.49

Biaya Penilaian

Biaya Pemeriksaan Bahan Baku 25,110,293 6.87 0.22

Biaya Pemeriksaan Bahan Olahan 27,173,137 7.44 0.24

Biaya Pemeriksaan Bahan Jadi 12,086,923 3.31 0.10

Total Biaya Penilaian 64,370,353 17.62 0.56

Biaya Kegagalan Internal

Biaya Reproses 15,487,292

4.24 0.13

Total Biaya Kegagalan Internal 15,487,292 4.24 0.13

Biaya Kegagalan Eksternal

Diskon Penjualan 114,165,400 31.25 0.99

Total Biaya Kegagalan Eksternal 114,165,400 31.25 0.99

Total Biaya Kualitas 365,334,291 100.00 3.17

Penjualan Aktual 11,521,339,745

Sumber: Peneliti (2016)

Sedangkan selama tahun 2015 sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel

6, total biaya pencegahan adalah sebesar Rp171,311,246 dengan prosentase 1.49%

dari penjualan aktual sedangkan total biaya penilaian adalah sebesar

Rp64,370,353 dengan prosentase 0.56% dari penjualan aktual. Total biaya

kegagalan internal adalah sebesar Rp15,487,292 dengan prosentase 0.13% dari

penjualan aktual, sedangkan total biaya kegagalan eksternal adalah sebesar

Rp114,165,400 dengan prosentase 0.99% dari penjualan aktual. Dan total biaya

kualitas pada tahun 2015 adalah sebesar Rp365,334,291 dengan prosentase 3.17%

dari penjualan aktual.

Apabila biaya kualitas periode berjalan lebih rendah dibandingkan periode

sebelumnya maka termasuk perubahan menguntungkan (favorable), namun

apabila biaya kualitas periode berjalan lebih tinggi dibandingkan periode

sebelumnya maka termasuk perubahan yang tidak menguntungkan (unfavorable).

Pelaporan ini memberikan gambaran adanya masalah dalam pengendalian biaya

Page 12: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

193

kualitas dalam memonitor pelaksanaan perbaikan kualitas atau mutu produk.

Berikut ini merupakan laporan biaya kualitas periode ganda:

Tabel 7

Laporan Biaya Kualitas Periode Ganda

PT. Segar Murni Utama untuk Tahun 2014 – 2015

Kategori Biaya Kualitas 2014 (Rp) 2015 (Rp)

Biaya Pencegahan

Biaya Perbaikan Mesin 62,978,750 6,245,000

0.61% 0.05%

Suku Cadang Habis Pakai 76,370,689 131,055,534

0.74% 1.14%

Biaya Training 22,114,910 34,010,712

0.21% 0.30%

Total Biaya Pencegahan 161,464,349 171,311,246

1.56% 1.49%

Biaya Penilaian

Biaya Pemeriksaan Bahan

Baku

33,318,827 25,110,293

0.32% 0.22%

Biaya Pemeriksaan Bahan

Olahan

29,141,734 27,173,137

0.28% 0.24%

Biaya Pemeriksaan Bahan Jadi 13,553,928 12,086,923

0.13% 0.10%

Total Biaya Penilaian 76,014,489 64,370,353

0.73% 0.56%

Biaya Kegagalan Internal

Biaya Reproses 8,591,268 15,487,292

0.08% 0.13%

Total Biaya Kegagalan

Internal

8,591,268 15,487,292

0.08% 0.13%

Biaya Kegagalan Eksternal

Diskon Penjualan 67,072,650 114,165,400

0.65% 0.99%

Total Biaya Kegagalan

Eksternal

67,072,650 114,165,400

0.65% 0.99%

Total Biaya Kualitas 313,142,756 365,334,291

3.02% 3.17%

Penjualan Aktual 10,376,287,640 11,521,339,745

Sumber: Peneliti (2016)

Page 13: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

194

Dari hasil analisis Tabel 7 menunjukkan bahwa prosentase biaya kualitas

berdasarkan penjualan aktual selama 2014-2015 mengalami fluktuatif karena

beberapa komponen biaya kualitas mengalami peningkatan dan penurunan pada

setiap periodenya. Prosentase total biaya kualitas di tahun 2014 sebesar 3.02%

dan meningkat untuk tahun 2015 sebesar 3.17%, nilai tersebut berada diatas

antara 2.5% - 3% dari nilai penjualan yang menunjukkan bahwa PT. Segar Murni

Utama masih belum optimal dalam mengendalikan biaya kualitas. Mekipun

kondisi seperti itu, perusahaan masih mampu bersaing dipangsa pasar karena total

biaya kualitas masih dibawah 20%. Biaya kegagalan yang dimiliki perusahaan

adalah biaya kegagalan internal yaitu biaya reproses dan biaya kegagalan

eksternal yaitu diskon penjualan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah

melakukan pengendalian biaya kualitas tetapi masih belum efektif dan efisien.

Terbukti bahwa biaya kegagalan pada periode tersebut cenderung meningkat.

Pada tahun 2014 dan 2015 biaya kualitas tertinggi adalah pada kategori

biaya pencegahan yaitu biaya suku cadang habis pakai dengan prosentase di tahun

2015 sebesar 1.14%. Lalu diurutan kedua adalah biaya kegagalan eksternal pada

tahun 2015 yaitu diskon penjualan dengan prosentase sebesar 0.99%. Selanjutnya

yang ketiga adalah biaya penilaian yaitu biaya pemeriksaan bahan baku pada

tahun 2014 sebesar 0,32%. Dan di urutan keempat di kategori biaya kegagalan

internal hanya ada satu yaitu biaya re-proses yang meningkat, di tahun 2015 yakni

sebesar 0.13% naik sebesar 0,05% dimana awalnya sebesar 0.08%.

Biaya kualitas pada total biaya pencegahan mengalami penurunanan dari

tahun 2014 – 2015 sebesar 0.07%. Namun, pada biaya training mengalami

kenaikan dikarenakan ada penambahan karyawan sehingga perlu diadakan

pelatihan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada para karyawan

agar dapat bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada.

Biaya Pemeriksaan bahan baku dan Biaya Pemeriksaan bahan olahan mengalami

penurunan. Pada tahun 2014 Biaya Pemeriksaan bahan baku menurun dari 0.32%

menjadi 0.22% di tahun 2015. Sedangkan biaya pemeriksaan bahan olahan di tahun 2015

menurun 0,4%, yang awalnya di tahun 2014 sebesar 0,28% menjadi 0,24% di tahun

2015. Biaya pemeriksaan bahan baku ini sangat diperlukan karena terkait dengan menilai

bahan baku utama yaitu air (dari sumber pegunungan Trawas) dan bahan bahu

pendukungnya seperti: kemasan botol, kemasan gelas, kemasan galon, karton, lebel dan

Page 14: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

195

karet penutup galon. Pada bagian ini, dirasa kinerjanya kurang maksimal dikarenakan

masih ada galon-galon yang kembali dengan kondisi rusak atau bocor. Sehingga

berdampak pada biaya reproses menjadi meningkat.

Biaya Pemeriksaan bahan jadi di tahun 2015 juga mengalami penurunann yaitu

sebesar 0,03% dari tahun 2014. Untuk menghasilkan produk yang bemutu tinggi, tenaga

kerja juga dituntut agar mampu bekerja secara efisien. Dari segi manajemen dalam lini

produksi felling ini terdiri dari dua jenis tenaga kerja, yaitu bagian pengemasan produk

cup dan botol. Jumlah tenaga kerja umtuk lini ini berjumlah 30 karyawan. Dalam hal

pengendalian kualitas pada pemeriksaan bahan jadi, lini produksi felling ini hanya

mengandalkan beberapa orang tenaga kerja bagian sortir mutu produk yang berfungsi

menyortir produk yang cacat pada saat barang setengah jadi dan barang jadi. Hal ini

berdampak pada adanya produk yang tidak lolos inspeksi.

Biaya reproses dikeluarkan perusahaan untuk melakukan pengerjaan ulang suatu

produk yang sudah jadi tetapi produk tersebut belum sesuai dengan standart yang

ditentukan perusahaan. Biaya pengerjaan ulang atas produk-produk yang tidak sesuai

dengan spesifikasi, termasuk adanya pengerjaan ulang dan kemasan galon yang rusak

atau pecah, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,05% dari tahun 2014,

yang awalnya 0,08% menjadi 0,13% Ini merupakan pertanda buruk bagi perusahaan,

karena menunjukkan peningkatan dalam jumlah kecacatan atau ketidaksesuaian produk

serta dijumpainya kemasan galon yang rusak. Peningkatan kecacatan ini berarti

peningkatan dalam biaya kegagalan.

Berdasarkan laporan harian pabrik untuk kemasan jenis galon dalam sehari rata-

rata dijumpai ada 30 galon yang mengalami kerusakan atau kebocoran. Tingginya jumlah

kerusakan atau kebocoran ini dikarenakan kualitas yang kurang baik, sehingga

mengakibatkan galon tersebut kurang bisa bertahan lama dan mudah pecah. Maka

perusahaan perlu memperhatikan kualitas dari pada bahan baku pendukung dengan

memiliki biaya penilaian. Sebab dengan adanya biaya penilaian ini perusahaan dapat

menghindari kesalahan atau kerusakan produk sepanjang proses produksi. Oleh karena

ini diperlukan suatu perhitungan biaya kualitas dari lini produksi galon.

Selain itu, biaya kualitas pada biaya kegagalan produk yaitu diskon penjualan

juga meningkat dari tahun 2014 sebesar 0.65% menjadi 0.99% dari penjualan aktualnya

pada tahun 2015. Ini meerupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan kewajiban kepada

pelanggan karena produk yang berada di bawah standar kualitas.

Dengan terjadinya peningkatan total biaya kualitas dari tahun ke tahun maka

diharapkan departemen manajemen harus terus mengendalikan biaya yang terus terjadi

Page 15: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

196

atau biaya kualitas tersebut. Pengendalian harus dilakukan setiap waktu terutama

terhadap biaya-biaya kualitas yang mengalami kenaikan. Meskipun nantinya tiap tahun

biaya pencegahan dan penilaian semakin meningkat akan tetapi diikuti dengan dengan

penurunan biaya kegagalan internal serta tidak memiliki kegagalan eksternal, jika kinerja

ini meningkat dalam jangka panjang maka PT. Segar Murni Utama mampu

meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.

Analisis Biaya Kualitas Dibandingkan Dengan Nilai Profit

Pada bagian ini akan dilakukan analisis biaya kualitas yang dikeluarkan

oleh PT. Segar Murni Utama selama tahun berjalan dengan menggunakan profit

yang berhasil direalisasikan pada periode tersebut sebagai dasar pengukurannya.

Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui berapa prosentase dari biaya kualitas

yang dikeluarkan, disamping itu juga untuk memantau sampai sejauh mana

pelaksanaan pengendalian biaya kualitas pada perusahaan ini telah dicapai.

PT. Segar Murni Utama belum melakukan pengendalian secara khusus dan

biaya kualitasnya masih digabungkan dengan biaya produksi, oleh karena itu

besarnya biaya kualitas masing-masing periode harus dikeluarkan dari biaya

produksi. Selanjutnya dapat dianalisis berapa besarnya bagian dari profit tersebut

yang merupakan biaya kualitas perusahaan yang perhitungannya dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% Biaya kualitas berdasarkan profit =

Jumlah Biaya Kualitas X 100%

Profit

Dengan demikian dapat diketahui bahwa besarnya prosentase biaya

kualitas terhadap profit di tahun 2014adalah :

Rp 313142756 X 100% = 2,57%

Rp 121838590

Dari hasil analisa tersebut dapat diartikan bahwa 3,16% dari profit yang berhasil

diperoleh perusahaan di tahun 2014 merupakan biaya kualitas PT. Segar Murni

Utama.

Sedangkan untuk tahun 2015, besarnya prosentase biaya kualitas terhadap

profit di tahun 2015 adalah :

Page 16: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

197

Rp 365334291 X 100% = 3,53%

Rp 103429097

Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa 3,26% dari profit yang

berhasil diperoleh di tahun 2015 merupakan biaya kualitas dari PT. Segar Murni

Utama. Dari perhitungan tersebut, mulai tahun 2014 hingga tahun 2015 prosentase

biaya kualitas terhadap profit menunjukkan kecenderungan meningkat, hal ini

menunjukkan program kualitas yang dilakukan perusahaan belum sukses. Dalam

pengendalian kualitas, perusahaan tidak boleh melupakan unsur terpenting yaitu

peningkatan mutu, karena adanya peningkatan mutu dapat menarik minat

konsumen dan dalam jangka panjang perusahaan mampu bersaing dengan

perusahaan lain. pengendalian biaya kualitas yang telah dilakukan diharapkan

mampu meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.

Analisis Biaya Kualitas Dibandingkan Dengan Complain Customer

Berikut ini keluhan pelanggan pada periode 2014-2015. Dengan data keluhan

pelanggan tersebut secara tidak langsung mencerminkan bagaimana pemenuhan

kualitas yang dilakukan 0leh PT. Segar Murni Utama selama ini.

Tabel 8

Klasiikasi Keluhan Pelangan Berdasarkan Kualitas Produk Pada PT. Segar

Murni Utama

Jenis Keluhan 2014 2015

Kualitas botol 1500ml 3 5

10.34% 11.11%

Kualitas botol 600ml 2 3

6.90% 6.67%

Kualitas gelas 260ml 11 15

37.93% 35.56%

Kualitas gallon 19liter 16 21

44.83% 46.67%

Total Keluhan 32 44

Sumber: Peneliti (2016)

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa selama tahun 2014-2015 terdapat

laporan keluhan yang diterima oleh perusahaan, yaitu keluhan tentang kualitas

botol 1500ml, kualitas botol 600ml, kualitas gelas 260ml dan kualitas gallon

19liter. Keluhan pelanggan atas produk tersebut terjadi dikarenakan kurang

sesuainya kualitas produk yang telah diproduksi dengan standar kualitas yang

Page 17: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

198

telah ditentukan oleh perusahaan, menunjukkan adanya keluhan keluhan dari

pelanggan kepada perusahaan yang cenderung meningkat dari tahun 2014 hingga

tahun 2015. Keluhan kualitas botol 1500ml meningkat dari 10.34% menjadi

11.11%, kualitas botol 600ml sedikit menurun prosentasenya dari 6.90% menjadi

6.67%, kualitas gelas 260ml prosentasenya juga mengalami sedikit penurunan

dari 37.93% menjadi 35.56%, namun untuk kualitas gallon 19liter mengalami

peningkatan laporan keluhan pelanggan dengan prosentase 44.83% menjadi

46.67%. Untuk keluhan kualitas botol 1500ml, botol 600ml dan gelas 260ml

terjadi dikarenakan adanya produk yang rusak atau cacat. Kerusakan ini terjadi

pada saat proses filling. Pada tahap filling ini membutuhkan tenaga kerja atau

sumber daya manusia untuk membantu prosesnya. Tahap ini adalah tahap

finishing atau tahap terakhir sebelum barang didistribusikan kepelanggan.

Sehingga sangat diperlukannya ketelitian dan kecermatan dalam memeriksa

supaya tidak ada produk cacat yang lolos pemeriksaan dan sampai ke pelanggan.

Adapun keluhan kualitas gallon 19liter terjadi karena masih dijumpainya

gallon yang rusak atau bocor. Kebocoran ini terjadi karena kualitas kemasan

gallon yang kurang baik, sehingga mudah pecah. Laporan keluhan produk gallon

ini merupakan keluhan yang paling banyak yang diterima perusahaan dari para

pelanggan. Keluhan-keluhan yang terjadi diatas merupakan dampak yang

diakibatkan oleh menurunnya biaya pencegahan dan biaya penilaian. Sehingga

mengakibatkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal.

Sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa selama tahun

2014-2015, total biaya kualitas mengalami peningkatan dengan prosentase sebesar

3.02% menjadi 3.17%. naiknya total biaya kualitas yang terjadi salah satunya

dikarenakan adanya peningkatan yang terjadi pada biaya kegagalan internal dan

biaya kegagalan eksternal. Total biaya internal meningkat dari tahun 2014

Rp8.591.268,00 menjadi Rp15.487.292,00 dan total biaya eksternal meningkat

dari tahun 2014 sebesar Rp67.072.650,00 menjadi Rp114.165.400,00.

Berdasarkan hal tersebut maka, PT. Segar Murni Utama masih harus

melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas mutu produk dengan mengadakan

program-program kualitas yang dapat menurunkan total biaya kualitas hingga

mencapai 2.5% dari penjualan aktual. Selain melakukan program perbaikan dan

Page 18: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

199

peningkatan kualitas, perusahaan juga harus senantiasa mengendalikan kualitas

dengan menggunakan laporan biaya kualitas sebagai tolak ukur kualitas, sehingga

biaya aktivitas pengendalian (biaya pencegahan dan biaya penilaian) dapat lebih

tinggi dari pada biaya aktivitas kegagalan (biaya kegagalan internal dan biaya

kegagalan eksternal)

Hal ini dikarenakan apabila biaya pengendalian lebih besar maka akan

mengurangi biaya kegagalan yang akan timbul. Apabila biaya kegagalan menurun

maka kegagalan yang dilakukan PT. Segar Murni Utama sudah diminimalisir dan

mutu prodak yang dihasilkan akan meningkat. Sehingga keluhan dari pelanggan

juga akan berkurang dan mencapai angka nol (zero complaint).

Analisis Biaya Kualitas untuk Peningkatan Mutu Produk

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah

biaya kualitas yang dikeluarkan di tahun 2014 dan 2015 melebihi batas maksimal

kewajaran, yaitu sebesar 3.68% di tahun 2014 dan 4.05% di tahun 2015, dimana

nilai wajar yang diperkenankan adalah antara 2,5% - 3% dari prosentase nilai

penjualan.

Berdasarkan hasil perhitungan biaya kualitas di atas dapat diketahui bahwa

kinerja mutu PT. Segar Murni Utama kurang baik, hal ini terlihat dari

meningkatnya biaya reproses yaitu sebesar 0,03% yang awalnya 0,06% di tahun

2014 menjadi 0,09% di tahun 2015. Biaya ini dikeluarkan untuk memproses ulang

produk gagal selama masa produksi tetapi dilihat dari total biaya kualitas biaya

yang dikeluarkan untuk melakukan pengendalian masih kurang baik karena

melebihi prosentase 3%.

Dari total biaya kualitas, prosentase biaya pencegahan sebesar 1.36% di

tahun 2014 dan 1.25% di tahun 2015, sedangkan biaya kegagalan meningkat dari

0,65% di tahun 2014 menjadi 0,99% di tahun 2015, hal ini menunjukkan PT.

Segar Murni Utama mengeluarkan biaya pencegahan.

Setelah melakukan analisis di atas, maka ada beberapa hal yang harus

dijadikan perhatian oleh PT. Sugar Murni Utama agar dapat meningkatkan

kontrol mutu produknya. Kontrol terhadap kualitas berguna untuk menjamin mutu

suatu produk, hal ini dilakukan sebelum dilakukan proses produksi, selama proses

Page 19: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

200

produksi dan sesudah proses produksi. Kontrol ini dimaksudkan untuk

meningkatkan mutu produk selain dari sentuhan teknologi dan inovasi.

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu

produk, diantaranya :

a. Melakukan perbaikan atau perubahan material yang digunakan:

b. Mengubah desain:

c. Menggunakan peralatan lain yang lebih sesuai dan efektif:

SIMPULAN

PT. Segar Murni adalah sebuah pabrik yang bergerak dalam bidang

industri AMDK. Dalam melakukan aktivitas produksinya perusahaan masih

membutuhkan informasi yang akurat untuk meningkatkan mutu. Salah satu

informasi yang akurat yaitu berkaitan dengan pembuatan suatu produk yang

sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan yaitu informasi laporan biaya

kualitas dan informasi tentang produk cacat.

Analisa biaya kualitas PT. Segar Murni Utama selama tahun 2014-2015

menunjukkan bahwa total biaya kualitas per penjualan aktual rata-rata 3.09% per

penjualan aktual. Tingginya total biaya kualitas ini membuktikan bahwa masih

tinggi pula komponen biaya kualitasnya. Terbukti pada pada biaya kegagalan

internal dan biaya kegagalan eksternal yang meningkat yang dikarenakan

menurunnya biaya pencegahan dan biaya penilaan selama tahun 2014-2015. Hal

ini membuktikan bahwa masing-masing komponen biaya kualitas tersebut saling

mempengaruhi sehingga berdampak dapa mutu produk yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam menganalisis

komponen biaya kualitas yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya

kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dalam rangka meningkatkan

mutu produk pada PT. Segar Murni selama tahun 2014-2015 dengan

menggunakan analisis biaya kualitas yang dibandingakan dengan nilai penjualan

dan analisis biaya kualitas yang dibandingankan dengan profit maka dapat ditarik

suatu kesimpulan sebagai berikut.

Analisis Biaya Kualitas Dibandingkan Dengan Nilai Penjualan Analisis ini

bertujuan untuk memantau pelaksanaan operasional biaya kualitas dengan

Page 20: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

201

menggunakan nilai penjualan sebagai dasar analisis. Hasil pengukuran dari

metode ini, pada tahun 2014 menunjukkan hasil yang kurang diharapkan yaitu

3,02% dan naik pada tahun 2015 sebesar 3,17%. nilai tersebut berada diatas

kisaran 2,5% - 3% dari nilai penjualan yang menunjukkan bahwa perusahaan

kurang mampu dalam mengendalikan biaya kualitas, hal ini terlihat dari besarnya

biaya pengendalian yang dikeluarkan perusahaan. Besarnya biaya pengendalian

ini dikeluarkan karena adanya kegagalan internal maupun kegagalan eksternal,

sebab tingginya biaya kegagalan akan mengakibatkan kepercayaan konsumen

terhadap perusahaan. Dengan adanya peningkatan mutu produk melalui program

pengendalian kualitas oleh perusahaan, dengan sendirinya akan menurunkan biaya

kegagalan. Dampak positif bagi perusahaan jika dengan adanya peningkatan mutu

produk, akan mendorong peningkatan penjualan karena konsumen merasa puas

kebutuhannya telah terpenuhi.

Selanjutnya analisis Biaya Kualitas Dibandingkan dengan Nilai Profit.

Dari hasil analisis yang dilakukan dengan metode ini, menunjukkan bahwa

program perbaikan kualitas PT. Segar Murni Utama belum sukses karena

prosentase biaya kualitas dibandingkan profit dari tahun ke tahun menunjukkan

trend meningkat yaitu di tahun 2014 yang awalnya 2.57% meningkat di tahun

2015 menjadi 3.53% dari profit yang berhasil diperoleh pada periode tersebut.Dari

total biaya kualitas, biaya yang paling besar adalah diskon penjualan. Biaya ini

berkaitan dengan kewajiban perusahaan kepada pelanggan karena produk yang

berada di bawah standar kualitas atau adanya produk cacat/rusak.

Berdasarkan hal tersebut maka, PT. Segar Murni Utama masih harus

melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas mutu produk yang dapat

menurunkan total biaya kualitas hingga mencapai 2.5% dari penjualan aktual,

dimana nilai tersebut didominasi oleh biaya aktivitas pengendalian (biaya

pencegahan dan biaya penilaian) dapat lebih tinggi dari pada biaya aktivitas

kegagalan (biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal). Hal ini

dikarenakan apabila biaya pengendalian lebih besar maka akan mengurangi biaya

kegagalan yang akan timbul. Apabila biaya kegagalan menurun maka kegagalan

yang dilakukan PT. Segar Murni Utama sudah diminimalisir dan mutu prodak

Page 21: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

202

yang dihasilkan akan meningkat. Sehingga keluhan dari pelanggan juga akan

berkurang dan mencapai angka nol (zero complaint).

SARAN

Dibawah ini adalah saran dari penulis untuk PT. Segar Murni Utama yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi

pihak manajemen, yaitu :

1. PT. Segar Murni Utama disarankan membuat kebijakan yang ditujuhkan

kepada pihak akuntansi agar menyusun laporan biaya kualitas.

2. PT. Segar Murni Utama disarankan membuat laporan produk cacat sebagai

alat evaluasi bagi manajemen atas kinerja masing-masing divisi.

3. PT. Segar Murni Utama disarankan melakukan pengecekan mesin dan

melakukan perawatan/pemeliharaan seluruh mesin produksi secara rutin dan

berkala sehingga mesin tidak bermasalah saat digunakan.

4. PT. Segar Murni Utama yang diwakili oleh departemen Quality Control

hendaknya lebih meningkatkan pengawasannya terkait hal-hal yang berkaitan

dengan kualitas produk untuk menjamin output yang dihasilkan adalah sesuai

dengan spesifikasi kualitas yang diharapkan.

5. Apabila laporan biaya kualitas dan laporan produk cacat sudah disusun,

selanjutnya diharapkan pihak manajemen melakukan evaluasi terhadap naik

turunnya biaya kualitas apakah sudah berhasil mengurangi produk cacat.

6. PT. Segar Murni Utama perlu meningkatkan program pelatihan karyawan

dibagian produksi yang berkaitan dengan kualitas produk.

DAFTAR PUSTAKA

Astria, Riandri. 2013. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. 2006.

Besterfield, Dale H. 1994. Quality Control, 4th Edition, Prentice-Hall

International, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey

Garrison, Ray H., Noreen dan Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial, Buku 1. Edisi

11. Terjemahan oleh Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat.

Page 22: ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM RANGKA UNTUK …

203

Gaspersz, Vincent. 2001. Manajemen Kualitas: Penerapan Konsep-konsep

Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta: Yayasan Indonesia Emas

dan PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hansen, Don R. dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial, Buku Kedua, Edisi Ke-

delapan. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen dan Mowen. 2000. Manajemen Biaya; Edisi 1, diterjemahkan oleh

Purwatiningsih. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YPKPN

Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

R. A. Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Sadikin, Fransiscus Xaverius. 2005. Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi

Produktifitas dan Profitabilitas. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. 2009 Akuntansi Manajemen. Jakarta: Harvindo

Yin, Robert K. 2012. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: Raja Grafindo