ANALISIS BEBAN KERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT REKAM MEDIS BAGIAN ANALISA BERDASARKAN TEORI WORKLOAD INDICATORS OF STAFF NEED (WISN) DI RUMAH SAKIT TK.II DR.SOEDJONO MAGELANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Perekam Dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: ELLEN DINI LESTYOWATI 1314005 PROGRAM STUDI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (D3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017
41
Embed
ANALISIS BEBAN KERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT …repository.unjaya.ac.id/2018/2/ELLEN DINI LESTYOWATI_1314005_pisah.pdfANALISIS BEBAN KERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT REKAM ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS BEBAN KERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT REKAM
MEDIS BAGIAN ANALISA BERDASARKAN TEORI WORKLOAD
INDICATORS OF STAFF NEED (WISN)
DI RUMAH SAKIT TK.II DR.SOEDJONO MAGELANG
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Perekam Dan Informasi Kesehatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
ELLEN DINI LESTYOWATI
1314005
PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (D3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil aalamin. Puji Syukur kepada Allah yang Maha
memudahkan segala urusan hamba-Nya di muka bumi ini. Dengan segala
kemudahan-Nyalah penulis selaku hamba-Nya dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Beban Kerja Sumber Daya Manusia Di Unit
Rekam Medis Bagian Analisa Berdasarkan Teori Workload Indicators Of Staff
Need (WISN) Di Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang”.
Penelitian ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, bantuan dan saran
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis ucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku ketua Stikes Jenderal Achmad Yani
Lampiran 10. Jumlah (hitungan dari rata-rata perhari)
ANALISIS BEBAN KERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT REKAM
MEDIS BAGIAN ANALISA BERDASARKAN TEORI WORKLOAD
INDICATORS OF STAFF NEED (WISN)
DI RUMAH SAKIT TK. II DR. SOEDJONO MAGELANG
Oleh :
Ellen Dini Lestyowati¹ , Dr. Rijantono Franciscus Maria, MPH²
INTISARI
Latar Belakang : Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang
yang merupakan Rumah Sakit tipe B memiliki jumlah petugas bagian analisa
yaitu 3 orang. Bagian analisa membawahi 2 bagian yaitu dibagian assembling dan
koding indeksing yang terdiri dari 1 petugas assembling dan 2 petugas koding
indeksing. Berdasarkan pekerjaan yang ada di di bagian analisa (assembling dan
koding indeksing) masih banyaknya dokumen yang belum terselesaikan karena
jumlah tenaga kerja tidak sesuai dengan beban pekerjaannya, dan petugas masih
merangkap pekerjaan lain. Untuk itu jumlah petugas harus disesuaikan dengan
jumlah beban kerja sehingga produktivitas petugas dapat meningkat dan lebih
optimal.
Tujuan : Mengetahui beban kerja Sumber Daya Manusia bagian Analisa
(assembling dan koding indeksing) di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II
dr.Soedjono Magelang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif (menggunakan mix method) dan rancangan
cross sectional. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil : Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode WISN dapat diketahui
bahwa waktu kerja yang tersedia di Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang
dalam satu tahun adalah 2200 jam/tahun (132000 menit/tahun). Unit dan kategori
SDM yang ada dibagian Analisa (assembling dan koding indeksing berjumlah 3
orang. Dan dapat diperoleh nilai standar beban kerja masing-masing kegiatan
berbeda-beda, dengan standar kelonggaran dalam satu tahun adalah 0,29. Dari
variabel tersebut diperoleh hasil akhir kebutuhan tenaga kerja di Unit Rekam
Medis Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang bagian analisa adalah 3,51 orang
dibulatkan 4 orang, sehingga memerlukan penambahan 1 (satu) petugas lagi.
Kata Kunci : Beban Kerja, SDM, Analisa (assembling dan koding indeksing),
WISN
¹ Mahasiswa Program Studi Diploma 3 Perekam Dan Informasi Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
² Dosen Pembimbing Program Studi Diploma 3 Perekam Dan Informasi
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
ANALYSIS THE WORKLOAD OF HUMAN RESOURCES ON THE PART
OF MEDICAL RECORD UNIT OF ANALYSIS BASED ON THE THEORY
WORKLOAD INDICATORS OF STAFF
NEED (WISN) AT DR. SOEDJONO MAGELANG GRADE 2 HOSPITAL
Oleh
Ellen Dini Lestyowati1, Dr.Rijantono Franciscus Maria, MPH2
ABSTRACT
Background: Medical record Unit at dr. Soedjono Magelang Hospital which
is type B has a number of staff analysis 3 people. include the analysis section,
namely the assembling and coding indeksing which consisted of 1 officer and
2 officers were assembling a coding indeksing. Based on the work that is in the
section analysis (assembling, coding, and indeksing) still the large number
of unresolved documents due to the amount of labor does not comply with the
burden of they work, and the clerk still other jobs concurrently. For that number
of officers shall be adjusted by the amount of the workload so that officers can
increase productivity and more optimal.
Objective: to know the human resources workload Analysis section (assembling,
coding, and indeksing) in Medical record Unit at dr. Soedjono Magelang Hospital.
Research methods: in this study the authors do a calculation of Human Resource
needs based on the theory Workload Indicators Of Staff Need (WISN). And the
type of research used was descriptive with quantitative and
qualitative approaches (using mix method) and draft cross sectional. Method of
collecting data using interviews, observation, and study the documentation.
Research results: based on the results
of the calculation with WISN method may note that the working time available in
dr. Soedjono Magelang grade 2 hospital in one year is 2200 hours/year
(132000 minutes/year). Units and categories of Human Resources existing in
the Analysis indeksing, coding and assembling amounted to 3 people. And can be
obtained from the default value of the workload of each activity varies, with the
standard allowances in one year was 0.29. From the variable retrieved the end
result need labor in medical record Unit at dr. Soedjono Magelang hospital is 3.51
people rounded up 4 people, so there needs to be the addition of 1 person the
officer again.
Keywords: Workload, Human Research, Analysis (assembling, coding,
and indeksing), WISN
1 A Student of Diploma 3 Medical Record and Health Information Study Program
of Achmad Yani High School of Health Science Yogyakarta. 2 A conseling lecture of Diploma 3 Medical Record and Health Information Study Program of Achmad Yani High School Of Helath Science Yogyakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis
yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada
masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat
latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial (Budi, 2011). Menurut
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 salah satu fungsi rumah sakit adalah
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalan memberikan pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, rumah sakit harus berupaya meningkatkan produktivitas kerja tenaga
kesehatannya. Selain itu, rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan, tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetapi
juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kesehatannya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 tahun 2015 tentang
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis, Tenaga rekam medis adalah tenaga yang
menangani berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien, yang dimulai dari pembuatan rekam medis pasien, assembling,
coding, indexing, dan penyimpanan, serta kemudian pembuatan laporan rekam
medis rumah sakit.
Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam Medis dapat mewujudkan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus didukung
adanya sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraannya
di setiap instansi pelayanan kesehatan termasuk di rumah sakit. Salah satu bagian
yang menunjang kelancaran pelayanan di bidang rekam medis adalah bagian
assembling dan koding. Jika jumlah tenaga kerja sedikit, sedangkan beban kerja
semakin meningkat, mengakibatkan produktivitas kerja rendah dan akan
mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit terhadap pasien, demikian juga
sebaliknya apabila jumlah petugas lebih banyak dari pada beban kerja, maka
banyak pula waktu yang tersisa sehingga pekerjaan menjadi kurang efektif.
Untuk itu kebutuhan tenaga yang profesional di suatu rumah sakit
memerlukan suatu perencanaan dengan menghitung kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan beban kerja petugas agar didapatkan tenaga yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan karena dengan adanya tenaga kerja yang berkualitas akan
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 15 Mei 2017
di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang yang merupakan
Rumah Sakit tipe B memiliki jumlah petugas bagian analisa yaitu 3 orang. Bagian
analisa membawahi 2 bagian yaitu dibagian assembling dan koding indeksing.
Dengan hari kerja yaitu Senin sampai Jumat 07.00 s/d 15.30. Namun, pekerjaan
dibagian analisa (assembling dan koding indeksing) masih banyaknya dokumen
yang belum terselesaikan karena jumlah tenaga kerja tidak sesuai dengan beban
pekerjaan dimana jumlah tenaga assembling adalah satu orang dan koding
indeksing dua orang dan petugas masih merangkap pekerjaan lain sehingga
mengakibatkan banyak dokumen yang menumpuk. Maka dari itu jumlah petugas
harus disesuaikan dengan jumlah beban kerja sehingga produktivitas petugas
dapat meningkat dan lebih optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode WISN karena metode ini berdasarkan pada beban
pekerjaan nyata. Dengan metode WISN peneliti mudah mengoperaskan data
secara komprehensif dan realistis.
Mengingat kebutuhan tenaga kerja sangat dibutuhkan, maka dalam penulisan
tugas akhir ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Beban Kerja Sumber Daya Manusia di Unit Rekam Medis bagian Analisa
Berdasarkan Teori Workload Indicators of Staff Need (WISN) di Rumah
Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana beban kerja sumber daya manusia di Unit Rekam Medis bagian
Analisa Berdasarkan Teori Workload Indicators of Staff Need (WISN) di Rumah
Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui beban kerja Sumber Daya Manusia bagian Analisa
(assembling dan koding indeksing) di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II
dr.Soedjono Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui uraian tugas petugas analisa (assembling dan koding
indeksing) di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono
Magelang.
b. Menghitung beban kerja jumlah kebutuhan SDM bagian Analisa
(assembling dan koding) di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II
dr.Soedjono Magelang menggunakan metode WISN.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan penulis disamping teori yang dipelajari serta
keterampilan didunia kerja, juga sebagai tolak ukur untuk memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
2. Bagi Akademik
Sebagai bahan referensi untuk evaluasi belajar pembandingan antara teori
dan penerapan praktek di lapangan guna pengembangan ilmu rekam medis
khususnya dalam topik analisis beban kerja dengan metode Workload
Indicators of Staff Need (WISN).
3. Bagi Rumah Sakit
Mendapatkan gambaran hasil evaluasi mengenai perhitungan Sumber
Daya Manusia di Rumah Sakit sesuai dengan beban kerja berdasarkan metode
Workload Indicators of Staff Need (WISN).
E. Keaslian Penelitian
1. Argarini (2016) dengan judul “Menghitung Kebutuhan Petugas Pengodean
Pasien JKN berdasarkan Metode WISN di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta”. Hasil penelitian ini berupa hasil perhitungan dengan teori
WISN, jumlah petugas pengodean JKN berjumlah 3 orang yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan pengodean JKN yang ada di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Dari hasil perhitungan tersebut tenaga kerja
yang dibutuhkan 5 orang. Sehingga perlu ada penambahan 2 orang petugas
lagi. Persamaan penelitian yang dilakukan Argarini dengan peneliti yaitu
samasama bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan SDM berdasarkan
metode WISN. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Argarini
ingin mengetahui kebutuhan SDM di bagian pengodean JKN, sedangkan
penelitian ini untuk petugas analisa (assembling dan koding indeksing).
2. Eni (2015) dengan judul “Analisa Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan Beban Kerja Di Unit Rekam Medis RS Umum Assalam
Gemolong”. Hasil penelitian ini berupa hasil perhitungan dengan teori WISN,
jumlah seluruh petugas rekam medis berjumlah 8 orang yang ada di Unit
Rekam Medis di RS Umum Assalam Gemolong. Dari hasil perhitungan
tersebut tenaga kerja yang dibutuhkan 9 orang. Sehingga perlu ada
penambahan 1 orang petugas lagi. Persamaan penelitian yang dilakukan Eni
dengan peneliti yaitu samasama bertujuan untuk mengetahui jumlah
kebutuhan SDM menggunakan metode WISN. Sedangkan perbedaan
Penelitian yang dilakukan oleh Eni ingin mengetahui kebutuhan SDM seluruh
petugas RM, sedangkan penelitian ini untuk petugas analisa (assembling dan
koding indeksing).
3. Zebua (2016) dengan judul “Analisis Sumber Daya Manusia terhadap Beban
Kerja di Bagian Penyimpanan Rekam Medis Menggunakan Metode WISN
(Workload Indicators Of Staffing Need) di Rumah Sakit Umum Pusat
H.Adam Malik Medan tahun 2016”. Hasil penelitian ini berupa hasil
perhitungan dengan teori WISN, dengan jumlah kebutuhan tenaga di RSUP
H. Adam Malik Medan yang dibutuhkan adalah sebanyak 15 orang, jadi
jumlah tenaga penyimpanan rekam medis masih kurang, dan jumlah pegawai
yang ada saat ini sebanyak 11 orang, dengan demikian penambahan jumlah
pegawai 4 orang. Persamaan penelitian yang dilakukan Eni dengan peneliti
yaitu samasama bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan SDM
menggunakan metode WISN. Sedangkan perbedaan Penelitian yang
dilakukan oleh Zebua ingin mengetahui kebutuhan SDM bagian penyimpanan
rekam medis, sedangkan penelitian ini untuk petugas analisa (assembling dan
koding indeksing).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Rekam Medis di Rumah Sakit Tk.II
dr. Soedjono Magelang
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Profil Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang
Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono sebagai badan pelaksana Kesdam
IV/Diponegoro mempunyai tugas pokok melaksanakan dukungan
kesehatan disetiap kegiatan apabila diperlukan dan pelayanan kesehatan
bagi Prajurit TNI AD, PNS beserta keluarganya, serta sebagai Rumah
Sakit Rujukan diwilayah Kodam IV dan sekitarnya Rumah Sakit Tk. II
dr. Soedjono tidak hanya secara khusus melayani prajurit TNI AD, PNS
beserta keluarganya, namun juga melayani masyarakat umum di
wilayah Magelang dan sekitarnya.
Tahun 2011 terdapat penambahan bangunan baru yaitu gedung ICU
dengan kapasitas 12 tempat tidur yang merupakan bantuan hibah dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang pengoperasionalannya secara
resmi digunakan bulan April Tahun 2012, serta perbaikan ruang rawat
inap Taruna juga pada tahun 2012.
Tahun 2013 hingga tahun 2014 telah diperbaikinya sarana dan
prasarana pendukung pelayanan rumah sakit, diantaranya pemasangan
paving lap tenis, bangunan pagar lap tenis, pengeramikan ruang dan
dinding luar kantor staf, pengadaan pintu kamar mandi ruang Edelweis,
IGD dan Dahlia, pengecatan bertahap seluruh ruangan, pengeramikan
dinding ruang HD, Pembangunan Ruang tunggu poliklinik,
Pembangunan kantor PPBP-AD (Medical Check Up), Pembangunan
tempat Loundry, Penambahan AC (Air Conditioner), pembuatan taman
depan rumah sakit dll. Kesemuanya bertujuan agar pelayanan kesehatan
yang diberikan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono dapat dilaksanakan
secara maksimal.
b. Visi, Misi, Motto dan Tujuan
Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang mempunyai visi, misi,
motto dan tujuan sebagai berikut:
1) Visi
Menjadi Rumah Sakit kebanggaan setiap prajurit.
2) Misi
a) Melaksanakan fungsi rujukan rumah sakit di jajaran Kodam
IV/ Diponegoro.
b) Meningkatkan mutu pelayanan spesialis sesuai dengan standar
rumah sakit tingkat II.
c) Memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
cukup memadai secara kualitas maupun kuantitas.
3) Motto
Senyum, Sapa, Sentuh, Sembuh (S4).
4) Tujuan
Terciptanya derajat kesehatan yang tinggi bagi prajurit TNI, PNS
dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya.
c. Fasilitas Pelayanan di Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang
Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang terdapat fasilitas
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan fasilitas penunjang medik
lainnya, dengan rincian sebagai berikut:
1) Rawat Jalan
a) Klinik Umum
b) Klinik Gigi dan Mulut
c) Klinik Penyakit Dalam
d) Klinik Bedah Umum, Orthopedi dan Bedah Saraf
e) Klinik Anak
f) Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
g) Klinik Kulit dan Kelamin
h) Klinik Paru
i) Klinik Mata
j) Klinik THT
k) Klinik Saraf
l) Klinik Jiwa
m) Klinik Rehab Medik
n) Klinik Jantung
o) Klinik Psikologi
p) Klinik Khusus
q) Klinik Akupunktur
r) Klinik Psikologi
s) Klinik Gizi
2) Rawat Inap
a) Ruang Anggrek (Kebidanan)
b) Ruang Bougenville (Penyakit Dalam)
c) Ruang Cempaka (Bedah Kelas III)
d) Ruang Edelweis (Bedah kelas I, II, VIP)
e) Ruang Dahlia (Kelas Utama)
f) Ruang Nusa Indah (VIP)
g) Ruang Flamboyan (Anak)
h) Ruang Melati (Kelas I Penyakit Dalam)
i) Ruang Mawar (Jiwa)
j) Ruang Seruni (Penyakit Dalam Kelas III)
k) ICU/ ICCU
3) Penunjang Diagnostik
a) Laboratorium
b) Radiologi
c) Spirometry
d) USG
e) EKG
f) CT Scan
g) Tread mill
h) Endoscopi
4) Hemodialisa
5) Fisiotherapi
6) Instalasi Farmasi
7) Penunjang Umum (instalasi gizi, loundry, pemulasaraan jenazah);
8) IGD 24 jam
2. Gambaran Umum Unit Rekam Medis
Unit rekam medis di di Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang
merupakan bagian dari pelayanan medis (Yanmed) yang dipimpin oleh
Kasi. Unit rekam medis di Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang
terdiri dari TPP (Tempat Pendaftaran Pasien) yang terdiri dari pendaftaran
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap, analisa yang terdiri dari kegiatan
assembling dan coding, filing, dan pelaporan.
Visi rekam medis di Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang adalah
menjadi unit penyelenggara pelayanan rekam medis yang professional,
terstandar, berbasis teknologi dan dapat dipertanggung jawabkan. Misi
rekam medis di Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang yaitu:
a. Memberikan pelayanan administrasi yang ramat, cepat, tepat serta
informatif;
b. Menyediakan informasi yang cepat dan akurat yang mampu
memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan oleh pimpinan;
c. Menyelenggarakan sistem rekam medis yang bertanggung jawab dan
bertanggung gugat;
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia rekam medis yang
mendukung pelayanan;
e. Menyediakan dukungan sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai.
Motto rekam medis di Rumah Sakit Tk. II dr. Soedjono Magelang
yaitu tanggap, cepat, tepat, lengkap, informatif, dan legal.
Dan berikut Struktur Organisasi Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Tk.II
dr. Soedjono Magelang :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rekam Medis
Sumber: Pedoman Pengorganisasian Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Tk.II dr. Soejono Magelang
B. Hasil Penelitian
Di Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang yang
merupakan Rumah Sakit tipe B memiliki jumlah petugas bagian analisa yaitu
3 orang. Bagian analisa membawahi 2 bagian yaitu dibagian assembling dan
koding indeksing. Petugas assembling terdapat 1 orang dan koding indeksing
2 petugas. Dengan kategori petugas sebagai berikut :
KASIYANMED
Penata
Keperawatan
Pengolahan
Data
Rawat Jalan
Asuransi/
Visum
Sensus
Harian
Rawat Inap
Formulir RM
Anggota
Paur Rekam
Medis
Analisa
Indeksing
Koding
Assembling
Filing
Anggota
Kaur Medis
TPPRI TPPRJ
Anggota Anggota
Tabel 4.1 Kategori Sumber Daya Manusia
Nama Petugas Kategori SDM Pendidikan Lama Bekerja
Petugas A Koordinator Analisa D3 RM 23 Tahun
Petugas B Anggota Analisa dan Koding D3 RM 2 Tahun
Petugas C Anggota Analisa dan Koding SKM 3 Tahun
Sumber : Hasil Penelitian
1. Uraian tugas petugas Analisa (assembling dan koding indeksing) di Unit
Rekam Medis Rumah Sakit Tk.II dr. Soedjono Magelang
Berdasarkan Pedoman Rumah Sakit Tk.II dr.Soedjono Magelang tugas
dan fungsi petugas analisa yaitu :
a. Mengumpulkan data pelayanan sensus harian dari unit rawat jalan,
rawat inap dan unit gawat darurat,
b. Merekap semua sensus harian sebagai dasar laporan kegiatan rumah
sakit,
c. Mengumpulkan dan mengolah data laporan morbiditas dan laporan
mortalitas,
d. Mengumpulkan dan mengolah data laporan inventaris rumah sakit,
e. Mengumpulkan dan mengolah data laporan ketenagaan,
f. Mengumpulkan dan mengolah data laporan inventaris peralatan medis,
g. Mengolah data rekam medik untuk analisa statistik,
h. Menyiapkan data dan informasi morbiditas pasien rawat jalan dan rawat
inap,
i. Menyiapkan data dan informasi imunisasi,
j. Menyiapkan data dan informasi ketenagaan.
Sedangkan Fungsi assembling dalam pelayanan rekam medis yaitu :
a. Merakit kembali DRM dari RJ, RI dan gawat darurat,
b. Meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat sesuai dengan
penyakitnya,
c. Meneliti kebenaran pencatatan data sesuai dengan penyakitnya,
d. Mengendalikan DRM yang dikembalikan ke urusan pencatat data
karena isi tidak lengkap,
e. Mengendalikan penggunaan nomor rekam medik,
f. Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam
medik,
g. Membuat laporan tingkat ketidaklengkapan DRM, data rekam medis
yang sering tidak lengkap dan petugas yang bertanggungjawab
terhadap pengisiannya,
h. Membuat laporan DRM yang sering digunakan,
i. Membuat laporan formulir rekam medik yang jarang digunakan,
j. Membuat laporan formulir rekam medik yang tidak pernah digunakan.
Berikut tugas dan fungsi koding indeksing adalah :
a. Mencatat dan meneliti kode penyakit dan kode sebab kematian,
b. Mencatat hasil pelayanan kedalam formulir indeks penyakit, indeks
operasi atau tindakan medis, indeks kematian dan indeks dokter,
c. Menyimpan indeks sesuai dengan ketentuan,
d. Membuat laporan penyakit (mordibitas dan laporan kematian
(mortalitas) berdasarkan indeks penyakit, indeks operasi dan indeks
sebab kematian,
e. Membuat daftar kode penyakit, operasi dan sebab kematian yang sudah
dikosulkan kepada dokter sebagai alat bantu penulisan kode penyakit,
operasi atau sebab kematian,
f. Membuat laporan jenis penyakit, operasi dan sebab kematian
berdasarkan umur pada periode tertentu berdasarkan indek, dokter
yang merawat, keadaan keluar pasien (hasil akhir pelayanan).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Responden A, B dan C serta D
mengenai uraian tugas kegiatan yang dilakukan oleh petugas di bagian
analisa (assembling dan koding indeksing) yaitu :
Dokumen dari bangsal kemudian pemeriksaan awal kemudian
dokumen diperiksa lalu di assembling. Setelah itu diperiksa dari
awal dari mulai dokumen 1 eh eh apa pasien masuk UGD sampai
pasien pulang dalam dokumen RM kan ada semua dalam situ udah
lengkap ada belum diurutkan dari 01 sampai terakhir tapi kalo ada
1 lembar yang gak dipake dikeluarkan. Kalo tidak lengkap itu akan
dikembalikan di bangsal. Dalam sebulan dokter yang tidak
lengkap sapa saja kemudian grafiknya berapa dari perawat berapa
per bangsal.
Responden A
Berkas pengembalian dari bangsal yang dari rak itu ambil aja per
tanggal per tahun lalu dikoding kemudian dikembalikan di filing,
kan kita ngoding juga sekalian analisa lalu dikembalikan di filing.
Responden B
Sebenernya sama sih kayak menerima berkas dari admin bangsal
itu terus nanti dicatet di buku pengembalian penerimaan DRM
terus nanti ditaruh di rak itu habis itu kita analisa, tapi analisanya
kan jadi satu sama koding kan.
Responden B
Berkas pengembalian dari bangsal kita ambil aja langsung kita
koding, kita ngodingnya itu pake ICD elektronik sama isinya juga
sama dengan ICD yang manual. Cuman kalo ngdoing disini itu
ngodinge cuman untuk pelaporan jadi gak ada INA CBGS gak
ada, terus kita ngodig langsung entry setelah ngoding ditulis di
berkas habis itu kita langsung entry tapi kita gak Cuma entry
kodingan aja kita nganalisa juga soalnya kita langsung analisa
kelengkapannya itu.
Responden C
Keterangan tersebut diperkuat dengan pernyataan Triangulasi Sumber.
Berikut kutipan wawancara dengan Triangulasi Sumber yaitu sebagai
berikut :
Uraian tugasnya mereka sudah ada semua, bagian analisa, koding
dan assembling masing-masing berkaitan jadi alurnya RM yang
dari bangsal itu akan masuk bagian analisa untuk dilakukan
penilaian terhadap kelengkapan catatan RM, yang kedua dilakukan
pengkodingan yang berikutnya akan dilakukan pemeriksaan
berkas sesuai kelengkapannya.
Triangulasi Sumber
Dan berdasarkan hasil pengamatan di Unit Rekam Medis Rumah Sakit
Tk.II dr.Soedjono Magelang tugas dan fungsi petugas assembling adalah
mengecek pengembalian DRM dan mencatat ke buku ekspedisi, mencatat
peminjaman dan pengembalian peminjaman DRM pasien kontrol pada
buku ekspedisi dan mencarikan DRM pasien kontrol pada rak. Untuk tugas
dan fungsi petugas koding indeksing yaitu memberikan kode diagnosa
pasien dan tindakan pada lembara RM, mengentry dalam data base SIMRS
kemudian DRM yang sudah di kode diberikan ke ruang filing. Selain itu
petugas koding indeksing mempunyai tugas tambahan yaitu menganalisa
KLPCM.
Dengan uraian tugas diatas berikut harapan petugas Analisa
(assembling dan koding indeksing) berdasarkan hasil wawancara dengan
Responden A, B, C dan D :
Ya lebih baik lebih maju. Kalo disini gak ada ya kita yang
memperbaiki yang mana yang terbaik, tiap kesini kan ada yang
terbaru.
Responden A
Pengennya ya ada yang bertugas khusus itu gitu. Dan per bangsal
itu lebih tepatlah ngembalikan kesini kadang-kadang langsung gak
pernah ngembaliin, berapa hari habis itu berguduk-berguduk
ngembliin jadinya kita yang kualahan ngodingnya.
Responden B
Kalo harapannya masing-masing punya tanggungjawab masing-