Page 1
ANALISIS BAKTERI (Escherichia coli) PADA AIR LAUT
DAN SEDIMEN DI PERAIRAN SEI LADI
Chairin Masdalina
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH. [email protected]
Fadhliyah Idris, S.Pi., M.Si
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH. [email protected]
Risandi Dwirama Putra, S.T., M.Eng
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP, UMRAH. [email protected]
Abstrak
Banyaknya aktivitas masyarakat yang dilakukan di perairan Sei Ladi
menghasilkan limbah berupa limbah masyarakat maupun limbah industri yang
mencemari perairan ini. Limbah-limbah tersebut menjadi faktor tumbuhnya bakteri
E.coli pada sedimen dan air laut diperairan Sei Ladi. Dengan mengimplementasikan
metode purposive sampling diperoleh 3 titik stasiun penelitian dan dari masing-
masing stasiun terdapat bakteri E.coli berbentuk batang pendek atau coccus dan
berwarna gram negatif. Dimana total jumlah koloni bakteri E.coli pada air laut
dengan suhu 36°C berkisar antara 240-750 CFU/ml, jumlah koloni bakteri E.coli di
air laut pada suhu 22°C berkisar antara 280-930 CFU/ml, dan bakteri E.coli di
sedimen pada suhu 36°C berkisar antara 250-630 Kol/g.
Kata kunci: E.coli, air laut, sedimen, Sei Ladi
Abstract
Many activities which society did at waters of Sei Ladi has been produce
domestic waste and industrial waste which contaminates the waters of Sei Ladi.
Those wastes are become the factors in the growth of bacteria E.coli in sediments
and seawater in waters of Sei Ladi. By implementation of purposive sampling
method there is obtained 3 point of research station and from each station found
bacteria E.coli with a coccus shape and gram negative color. Where the total
number of colonies of bacteria E.coli in seawater at 36°C ranged from 240-750
CFU/ml, the number of colonies of E.coli bacteria in seawater at 22°C ranged
between 280-930 CFU/ml, and E.coli bacteria in Sediment at a temperature of 36°C
ranges from 250 to 630 kol/g.
Keywords: E.coli, seawater, sediments, Sei Ladi
Page 2
2
PENDAHULUAN
Keberadaan bakteri di sebuah perairan memiliki pengaruh yang besar terhadap
kondisi perairan itu sendiri. Keberadaan bakteri inilah yang menentukan apakah
kualitas perairan tersebut bisa dikatakan baik atau tidak. Persebaran atau
pertumbuhan bakteri di perairan saat ini begitu pesat. Persebaran mikroba ini
disebabkan oleh banyak faktor diantaranya seperti gerakan air laut, jarak perairan
dari pantai, kedalaman, intensitas cahaya matahari, iklim, salinitas, keberadaan
organisme-organisme lain diperairan.
Sebagai wilayah berbasis kemaritiman, Provinsi Kepulauan Riau memiliki
banyak wilayah perairan yang tersebar diberbagai daerah. Perairan Sei Ladi yang
terletak di Kelurahan Kampung Bugis Kota Tanjungpinang Kecamatan
Tanjungpinang Kota merupakan satu dari perairan di Kepulauan Riau yang saat ini
masih dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan transportasi laut serta dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai
tempat pemukiman.
Kondisi perairan Sei Ladi saat ini bisa dikatakan sudah tercemar. Hal ini bisa
dilihat secara kasat mata dari kegiatan-kegiatan yang setiap harinya terjadi di
perairan ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar setiap harinya
menghasilkan limbah. Berupa limbah rumah tangga, industri, maupun limbah
transportasi laut yang masuk langsung kedalam perairan dan diserap oleh sedimen
dalam perairan ini.
Sedimen yang tercemar oleh limbah bisa menjadi faktor untuk tumbuh atau
berkembangnya suatu bakteri. Sehingga penting untuk diketahui bagaimana
kualitas perairan ini dengan menganalisa bakteri apa saja yang terdapat pada
sedimen diperairan Sei Ladi. Mengingat banyaknya aktifitas-aktifitas masyarakat
yang terjadi diperairan ini serta lokasi perairan yang digunakan masyarakat sebagai
tempat bermukim. Sehingga dengan mengetahui jenis-jenis bakteri apa saja yang
ada dalam perairan ini nantinya dapat dilakukan penanggulangan yang tepat oleh
pemerintah atau masyarakat sekitar untuk memperbaiki kualitas perairan Sei Ladi.
Page 3
3
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017. Pengambilan sampel air laut,
sampel sedimen dan pengukuran kualitas perairan dilakukan di Perairan Sei Ladi
Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Provinsi Kepulauan
Riau. Sedangkan analisis sampel air laut dan sampel sedimen dilakukan di
Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Tanjung
Unggat, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1
sebagai berikut:
Gambar 1 Peta Lokasi Perairan Sei Ladi
2. Alat dan Bahan
Tabel 2 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
No. Nama Kegunaan
1 GPS (Global Positioning System) Menentukan titik koordinat
2 Saringan steril Mengambil sampel sedimen
3 Sendok teh Memindah sampel sedimen
4 Botol steril Tempat menyimpan sampel air laut dan
sampel sedimen
5 Autoclaf Sterilisasi basah media
6 Inkubator Tempat inkubasi bakteri
Page 4
4
7 Laminary air flow Tempat preparasi bakteri
8 Vortex mixer Alat pengocok media pengencer
9 Stomacher Untuk homogenisasi sampel
10 Colony counter Menghitung jumlah koloni bakteri
11 pH meter digital Mengukur pH media
12 Hot plate Memanaskan atau menghomogenkan
media
13 Mikroskop Mengamati hasil pewarnaan gram
14 Timbangan analitik Menimbang media
15 Pipet Memindah sampel cair
16 Gelas beaker Wadah sampel cair
17 Magnetic stirer Pengaduk
18 Tabung reaksi Wadah pengenceran bakteri
19 Erlenmeyer Wadah sampel cair
20 Kapas Sebagai pengganti penutup tabung reaksi
dan erlenmeyer
21 Spatula Memindahkan sampel sedimen
22 Cawan petri Tempat menumbukan bakteri
23 Lampu bunsen Sterilisasi jarum ose
24 Jarum ose Pemisahan sampel bakteri
Sumber: Data primer, 2017
Tabel 3 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
No. Nama Kegunaan
1 Sampel air laut Sampel penelitian
2 Sampel sedimen Sampel penelitian
3 Media PCA (Plate Count Agar) Media penumbuhan bakteri
4 Media LEMB (Levine’s Eosin Methylen
Blue)
Media menumbuhkan bakteri
E.coli
5 Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered
(BFP)
Pengencer
6 Larutan BHI Meremajakan bakteri
7 Zat pewarnaan gram Mengetahui warna gram bakteri
8 Alkohol Sterilisasi
Sumber: Data primer, 2017
3. Analisis Data
Data dari hasil penelitian ini berupa data pengukuran kualitas perairan dan data
analisis bakteri, serta data analisis sedimen. Dimana akan dilakukan analisa
menggunakan metode yang berbeda untuk masing-masing data tersebut. Metode
penentuan Angka Lempeng Total (ALT) digunakan untuk mengolah data analisis
bakteri air laut dan sedimen sehingga diketahui jumlah koloni bakteri yang ada pada
kedua sampel tersebut. Sedangkan pada data hasil pengukuran kualitas perairan
akan dibandingkan dengan standar baku mutu KEPMENLH Nomor 51 tahun 2004
Page 5
5
untuk mengetahui apakah data ini telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh
KEPMENLH Nomor 51 tahun 2004. Untuk menganalisa ANOVA, MANOVA,
clustering dan dendrogram software R.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan
Sebelum sampel air laut dan sampel sedimen diperairan Sei Ladi diambil, perlu
dilakukan pengukuran kualitas perairan untuk mengetahui apakah parameter
perairan tersebut memenuhi standar baku mutu dari KEPMENLH. (2004). Adapun
hasil pengukuran kualitas perairan Sei Ladi ditunjukkan pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Hasil pengukuran kualitas perairan Sei Ladi
Lokasi
pengamatan
Suhu
(°C) pH
Oksigen
terlarut (DO)
(Mg/l)
Salinitas
(‰)
Kekeruhan
(NTU)
Stasiun I 29,4 7,47 6,4 30 12,17
Stasiun II 30,3 7,31 8,4 32 12,84
Stasiun III 30,6 7,36 8,8 32 13,93
Rata-rata 30,1 7,38 7,87 31,3 12,67
Sumber : Data primer, 2017
5. Jumlah Koloni Bakteri E.coli Air Laut
Jumlah koloni bakteri air laut pada suhu 36°C dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 5 Bakteri E.coli air laut pada suhu 36°C
No. Nama sampel Pengenceran Jumlah koloni N
1. Sampel I
10-3 A 66
750 CFU/ml
10-3 B 68
10-4 A 22
10-4 B 10
10-5 A 2
10-5 B 1
2. Sampel II
10-3 A 66
500 CFU/ml
10-3 B 28
10-4 A 7
10-4 B 11
10-5 A 2
10-5 B 0
3. Sampel III
10-3 A 30
240 CFU/ml 10-4 B 4
10-5 A 2
10-5 B 1
Sumber: Data primer, 2017
Page 6
6
Berdasarkan tabel diatas jumlah koloni tertinggi pada bakteri E.coli air laut
terdapat pada sampel I hal ini disebabkan karena lokasi sampel I (stasiun I) sekitar
daerah mangrove, terdapat pemukiman dan tempat lalu lintas pompong. Untuk
jumlah koloni terendah pada bakteri E.coli air laut terdapat pada sampel III (stasiun
III) karena pada saat pengambilan sampel penelitian perairan Sei Ladi berada pada
surut terendah (air terlihat bersih) dan jauh dari tempat pemukiman.
Selanjutnya jumlah koloni bakteri E.coli untuk sampel air laut yang diinkubasi
kedalam suhu 22°C dipaparkan kedalam Tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6 Bakteri E.coli air laut pada suhu 22°C
No. Nama sampel Pengenceran Jumlah koloni N
1. Sampel I
10-3 A 71
930 CFU/ml
10-3 B 91
10-4 A 31
10-4 B 11
10-5 A 2
10-5 B 1
2. Sampel II
10-3 A 66
660 CFU/ml
10-3 B 28
10-4 A 7
10-4 B 11
10-5 A 2
10-5 B 0
3. Sampel III
10-3 A 26
280 CFU/ml
10-3 B 31
10-4 A 3
10-4 B 7
10-5 A 2
10-5 B 1
Sumber: Data primer, 2017
Dari tabel diatas diketahui jumlah koloni bakteri tertinggi terdapat pada sampel
I adalah 930 CFU/ml dimana jumlah ini diperoleh dari pengenceran 10-3A, 10-3B,
10-4A dan 10-4B. Pada sampel II jumlah bakteri dihitung dari hasil pengenceran 10-
3A, 10-3B dan 10-4B dan diperoleh jumlah bakteri sebanyak 660 CFU/ml.
Sedangkan jumlah bakteri untuk sampel III adalah 280 CFU/ml dihitung dari
pengenceran 10-3A dan 10-3B.
6. Jumlah Koloni Bakteri E.coli Sedimen
Berikut ini merupakan jumlah koloni bakteri dari masing-masing sampel
sedimen yang telah diinkubasi dipaparkan kedalam Tabel 7.
Page 7
7
Tabel 7 Bakteri E.coli sedimen pada suhu 36°C
No. Nama sampel Pengenceran Jumlah koloni N
1. Sampel I
10-2 A 35
420 Kol/g
10-2 B 50
10-3 A 2
10-3 B 8
10-4 A 3
10-4 B 1
2. Sampel II
10-5 A 0
630 Kol/g
10-5 B 0
10-2 A 50
10-2 B 76
10-3 A 12
10-3 B 11
3. Sampel III
10-4 A 3
250 Kol/g
10-4 B 1
10-5 A 0
10-5 B 0
10-2 A 24
10-2 B 25
Sumber: Data primer, 2017
Berdasarkan metode ALT untuk sampel sedimen jumlah koloni bakteri E.coli
yang dapat dihitung adalah 25-250 koloni. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah
bakteri pada sampel I adalah 420 Kol/g dan pada sampel II adalah 630 Kol/g jumlah
ini dihitung dari pengenceran 10-2 A dan 10-2 B. Sedangkan pada sampel III jumlah
bakteri dihitung dari pengenceran 10-2 A dengan jumlah bakteri 250 Kol/g.
7. Pewarnaan Gram Bakteri E.coli Air Laut dan Sedimen
Setelah diketahui jumlah bakteri pada sampel air laut dan sampel sedimen, maka
akan dilanjutkan kedalam proses pewarnaan gram. Proses ini bertujuan untuk
memastikan bahwa bakteri yang tumbuh adalah bakteri E.coli. Hasil pewarnaan
gram bakteri E.coli untuk sampel air laut dan sampel sedimen ditunjukkan pada
gambar berikut:
Page 8
8
Gambar 2 Hasil pewarnaan gram bakteri E.coli pada sampel air laut
(Sumber: Data primer, 2017)
Gambar 3 Hasil pewarnaan gram bakteri E.coli pada sampel sedimen
(Sumber: Data primer, 2017)
Gambar 2 merupakan hasil dari pewarnaan gram bakteri pada sampel air laut dan
Gambar 3 merupakan hasil dari pewarnaan gram bakteri pada sampel sedimen. Dari
kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa isolat E.coli yang didapatkan berbentuk
batang pendek atau coccus dan bersifat gram negatif.
Hal ini sesuai dengan pendapat Fardiaz. (1992) dalam Yusuf. (2011) yang
menyatakan bahwa bakteri E.coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk
batang dan tidak membentuk spora. Pelczar, Chan. (1986) in Lisdayanti. (2013)
menambahkan bakteri laut 95% adalah bakteri gram negatif, sebagian aktif
bergerak, 70% mengandung pigmen dan mempunyai toleransi yang besar terhadap
suhu tetapi sensitif terhadap suhu tinggi.
Page 9
9
Kathiresan, Bingham. (2001) in Lisdayanti. (2013) yang menyatakan bahwa
didapatkan semua isolat gram negatif diduga pada bakteri gram negatif memiliki
struktur dinding sel yang lebih kompleks dibanding pada bakteri gram positif.
Sehingga bakteri gram negatif mampu bertahan dikondisi lingkungan yang ekstrim.
Dominannya bakteri berbentuk batang kemungkinan disebabkan oleh adanya flagel
yang digunakan bergerak di perairan untuk mendapat tempat perlekatan. Zobel et
al., (1994) in Lisdayanti. (2013) menyatakan bahwa flagella berfungsi sebagai alat
gerak dengan cara mendorong bakteri dalam perairan pada beberapa jenis bakteri
yang berbentuk batang dan spiral. Flagella berupa stuktur yang menyerupai benang
panjang berbentuk seperti cambuk.
8. Analisis ANOVA Perbandingan Jumlah Koloni Berdasarkan Stasiun
Gambar 4 Grafik ANOVA perbandingan jumlah koloni berdasarkan stasiun
Gambar diatas merupakan grafik ANOVA (Analisys of Variance) yang diperoleh
dari analisis uji ANOVA. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai pada limbah
arak 31,3, nilai pada limbah masyarakat 21,7 dan nilai pada kondisi kontrol 10,8.
Nilai pada limbah industri dan limbah masyarakat tidak memiliki perbedaan
signifikan dikarenakan pada limbah masyarakat terdapat pengaruh dari buangan
One-way ANOVA displaying 3 groups
12
12
12
Contr
ol
Lim
bah.M
asy.
Lim
bah.A
rak
Group Sizes:
| | |
-10
.50
0.4
2
10
.08
0
21
.20
91
10.8
21.7
31.3
-4.5
47.0
gm
-sdw
gm
+sdw
Contrast coefficients based on group means and sizes
De
pe
nd
en
t va
ria
ble
(re
sp
on
se
)
Group Means
Grand Mean
MS-withinMS-between
F-statistic = 1.93
Page 10
10
limbah rumah tangga yang akan mengganggu kehidupan organisme yang berada di
perairan. Sedangkan pada limbah industri pengaruhnya dapat mengurangi oksigen
di perairan.
9. Analisa MANOVA Pengenceran dan Koloni Bakteri E.coli
Jumlah koloni bakteri E.coli dari hasil pengenceran sedimen dan air laut yang
dianalisa menggunakan MANOVA (Multivariate Analysis of Variance)
ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 8 Analisis MANOVA perbandingan pengenceran dan kolonipada bakteri
E.coli
Species Pengenceran
(Dilution) Code
Colony
Seawater.36 Seawater.22 Sediment.36
E.coli 0.0001 A 66.0 71.0 2.0
E.coli 0.0001 B 68.0 91.0 8.0
E.coli 0.00001 A 22.0 31.0 3.0
E.coli 0.00001 B 10.0 11.0 1.0
E.coli 0.000001 A 2.0 2.0 0.0
E.coli 0.000001 B 1.0 1.0 0.0
E.coli 0.0001 A 66.0 66.0 12.0
E.coli 0.0001 B 28.0 62.0 11.0
E.coli 0.00001 A 7.0 7.0 3.0
E.coli 0.00001 B 11.0 10.0 1.0
E.coli 0.000001 A 2.0 1.0 0.0
E.coli 0.000001 B 0.0 0.0 0.0
E.coli 0.0001 A 30.0 26.0 2.0
E.coli 0.0001 B 18.0 31.0 6.0
E.coli 0.00001 A 4.0 3.0 0.0
E.coli 0.00001 B 4.0 7.0 0.0
E.coli 0.000001 A 2.0 2.0 0.0
E.coli 0.000001 B 1.0 1.0 0.0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengenceran 10-3 pada sampel air laut
dengan suhu 36°C menghasilkan jumlah koloni bakteri E.coli 66.0 sedangkan pada
pengenceran yang sama dengan suhu 22°C menghasilkan jumlah koloni bakteri
E.coli 71.0. Untuk pengenceran 10-4–10-5 menghasilkan jumlah koloni yang lebih
kecil pada sampel air laut dengan suhu 36°C, suhu 22°C dan sampel sedimen 36°C.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengenceran akan
menghasilkan jumlah koloni bakteri E.coli yang semakin sedikit.
Page 11
11
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan total jumlah koloni bakteri E.coli di air laut pada
suhu 36°C berkisar antara 240-750 CFU/ml, jumlah koloni bakteri E.coli di air laut
pada suhu 22°C berkisar antara 280-930 CFU/ml, dan bakteri E.coli di sedimen
pada suhu 36°C berkisar antara 250-630 Kol/g.
Dari tiga stasiun pada sampel air laut dan pada sampel sedimen di perairan Sei
Ladi didapatkan bakteri E.coli berbentuk batang pendek atau coccus dan berwarna
gram kemerahan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminollah, 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Patogen Escherichia coli dan
Salmonella sp. pada Kotoran Kelelawaran di Gua Pongangan Gresik dan
Gudang Gula Bojonegoro Jawa Timur. [Skripsi]. Universitas Air Langga
Surabaya.
Ayu, R.D.J., Susilaningrum, D., Kusrini, D.E., 2009. Analisis Kepuasan Karyawan
PT. Philips Tbk Surabaya berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
dengan Analisis Profil Multivariate. [Internet]. [diacu 15 Juni 2017]. Tersedia
dari: digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9315-Paper.pdf.
BSN., 2015. Penentuan Angka Lempeng Total (ALT) pada Produk Perikanan.
Badan Standar Nasional, Jakarta: 1-12.
Kelurahan Kampung Bugis., 2015. Monografi Kelurahan Kampung Bugis
Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kepulauan Riau.
Goseldia, O.K., 2011. Analisis Varian Pengaruh Interaksi Harga dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian. [Skripsi]. Universitas Diponegoro Semarang.
Idham, 2014. Studi Sedimentasi di Perairan Pulau Dompak Kecamatan Bukit
Bestari Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. [Skripsi]. Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Isabela, 2015. Struktur Komunitas Moluska Bentik pada Padang Lamun di KKL
Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. [Skripsi].
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
ISO., 2013. Angka Lempeng Total Air.International Standardization Organization,
Jakarta.
Karliana, I., 2009. Identifikasi Mikroba Air Laut di Ujung Grenggengan
Semenanjung Muria. Sigma Epilson 13(2): 59-63.
Page 12
12
KEPMENLH., 2004. Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari Nomor 51
Lampiran VII. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup. Jakarta.
Khasanah, U., 2013. Analisis Kesesuaian Perairan untuk Lokasi Budidaya Rumput
Laut Eucheuma Cottonii di Perairan Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo.
[Skripsi]. Universitas Hasanuddin Makassar.
Kulla, P.D.K., 2016. Uji Aktivitas Bakteri dari Ekstrak Bawang Lanang (Allium
Sativum L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylacoccus Aureus dan
Escherichia coli. [Skripsi]. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Laeli, S., 2014. Analisis Cluster dengan Average Linkage Method dan Ward’s
Method untuk Data Responden Nasabah Asuransi Jiwa Unit Link. [Skripsi].
Universitas Negeri Yogyakarta.
Lisdayanti, E., 2013.Potensi Antibakteri dari Bakteri Asosiasi Lamun (Seagrass)
dari Pulau Bonebatang Perairan Kota Makassar. [Skripsi]. Universitas
Hasanuddin Makasar.
Nugroho, A.C.R., 2012. Pengelompokan Posisi Pemain Sepak Bola dengan Metode
K-Means Clustering. [Skripsi]. Universitas Santa Dharma Yogyakarta.
Ohyver, M., 2012. Pemodelan Principal Component Regression dengan Software
R. Comtech 3(1):177-185.
Oktavianto, D., 2013. Analisis Kecacatan Produk Aqua dalam Upaya Perbaikan
Kualitas dengan Metode DMAIC. [Skripsi]. Universitas Pakuan Bogor.
Purlianto, N.A.I., 2015. Uji Angka Lempeng Total dan Identifikasi Escherichia coli
Pada Jamu Pahitan Brotowali yang Diproduksi oleh Penjual Jamu Gendong
Keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah. [Skripsi]. Universitas Santa
Dharma Yogyakarta.
RI., 2014, Undang-Undang No. 32 tentang Kelautan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 294. Republik Indonesia, Jakarta.
Sarjono, A., 2009. Analisis Kandungan Logam Berat Cd, Pb, dan Hg pada Air dan
Sedimen di Perairan Kamal Muara Jakarta Utara. [Skripsi]. Institut Pertanian
Bogor.
Sumadikarta, I., Abeiza, E., 2016. Penerapan Algoritma K-Means pada Data
Mining untuk Memilih Produk dan Pelanggan Potensial (Studi Kasus : PT Mega
Arvia Utama). Satya Informatika 1(1): 12-22.
Tito, I.M., 2014. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik yang Terdapat pada
Cangkang Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). [Skripsi]. Universitas
Air Langga Surabaya.
Page 13
13
Yusuf, A., 2011.Tingkat Kontaminasi Escherichia coli pada Susu Segar di
Kawasan Gunung Perak Kabupaten Sinjai. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin
Makassar.