i ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO MERAPI INDAH 104.9 FM KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Samsul Arifin 122160026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2017
144
Embed
ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM IKLAN RADIO ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
DALAM IKLAN RADIO MERAPI INDAH 104.9 FM
KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Samsul Arifin 122160026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka kerjakanlah sesuatu
dengan bersungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kita
berharap. (QS. Al-Insyirah : 5-8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku Bapak
Trubus, Ibu Wurwiyati, kakakku
Nestu Yulaiman Sidik serta
adikku Retno Wulandari tercinta
atas doa, bimbingan, dan kasih
sayangnya yang selalu
mengiringi perjalanan hidupku.
2. Terkasihku Dina Kurniawati
terimakasih atas perhatian,
pengertian dan kesabaran yang
selalu mendampingiku sehari-
hari dalam menyelesaikan
skripsi.
v
3. Semua teman-teman PBSJ
angkatan 2012, khususnya kelas
A yang telah memberi semangat,
saran dan rasa kebersamaannya
untuk sama-sama berjuang.
vi
vii
PRAKATA
Alhamdulilah, pujisyukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt.
Karena rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio Merapi
Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi ini penulis susun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penulis menyadari dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami
kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di lembaga pendidikan tinggi ini;
2. Yuli Widyono, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin dan
rekomendasi kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi
ini;
3. Rochimansyah, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Jawa yang telah memberikan izin dan rekomendasi kepada penulis
mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini;
viii
ix
ABSTRAK
Samsul Arifin. 2017. “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah (1) mendeskripsikan bentuk campur kode yang berupa kata, frasa, pengulangan kata, baster dan klausa dalam tuturan iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dan (2) mendeskripsikan bentuk alih kode antarbahasa dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa seluruh tuturan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik rekam yang dibantu dengan handphone serta teknik catat pada kartu data. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama, dengan menggunakan bantuan alat berupa handphone, nota pencatat data beserta alat tulisnya, serta laptop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Hasil penelitian yang ditemukan adalah, pertama wujud Alih kode dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang ditemukan 5 peristiwa alih kode antar bahasa, yang kedua wujud Campur kode dalam iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang ditemukan 41 peristiwa campur kode. a) Peristiwa campur kode yang berwujud kata 28 buah indikator, b) Peristiwa campur kode yang berwujud frasa 4 buah indikator, c) Peristiwa campur kode yang berwujud pengulangan kata 2 buah indikator, d) Peristiwa campur kode yang berwujud baster 6 buah indikator, e) Peristiwa campur kode yang berwujud klausa 1 buah indikator.
Kata Kunci: alih kode, campur kode, iklan radio.
x
SARIPATI
Samsul Arifin. 2017. “Analisis Alih Kode lan Campur Kode ing Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Ancasipun panaliten punika ngandharaken (1) wujudipun campur kode kayata tembung, frasa, tembung rangkep, baster, lan klausa tutur ing Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang lan (2) wujudipun alih kode kayata alih kode antarbasa tutur ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Jinising panaliten ingkang dipunginakaken inggih punika panaliten deskriptif kualitatif. Dhata panaliten punika sedaya wawan pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang. Teknik ngempalaken dhata ingkang dipunginakaken inggih punika teknik rekam ngagem handphone, lan teknik catat wonten kartu dhata. Instrumen ingkang dipunginakaken inggih punika pangripta piyambak, handphone, nota pencatat kaliyan alat tulisipun, sarta laptop. Teknik penyajian hasil analisis dhata dipunginakaken teknik informal. Asil panaliten kaping setunggal inggih punika wujudipun alih kode pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dipuntemokaken 5 prastawa alih kode inggih punika alih kode antarbasa, ingkang kaping kalih inggih punika, wujudipun campur kode pangandikan wonten ing iklan radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang dipuntemokaken 41 prastawa campur kode. a) campur kode wujud tembung cacah 28 indikator, b) campur kode wujud frasa cacah 4 indikator, c) campur kode wujud tembung rangkep cacah 2 indikator, d) campur kode wujud baster cacah 6 indikator, lan e) campur kode wujud klausa cacah 1 indikator.
Tembung Wos: alih kode, campur kode, iklan radio
xi
DAFTAR ISI
Hal.
JUDUL ....................................................................................................... i
PERSETUJUAN ......................................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv PERNYATAAN ......................................................................................... v
PRAKATA ................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................. viii
SARIPATI .................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6 C. Batasan Masalah ........................................................................ 7 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 8 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 10 B. Kajian Teori ................................................................................ 12
a. Jenis-jenis Alih Kode ....................................................... 17 b. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Alih Kode. ............. . 19 c. Fungsi Alih kode ............................................................. .. 22
5. Campur Kode ...................................................................... 22 a. Pengertian Campur Kode (code mixing) ........................... 22 b. Jenis-jenis Campur Kode ................................................. 24 c. Ciri-ciri Campur Kode ..................................................... 25 d. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode 25
xii
e. Wujud Campur Kode ....................................................... 27 6. Perbedaan dan Persamaan Alih kode dan Campur Kode ....... 30 7. Radio……………………………. ........................................ . 31 8. Iklan……………………………… ...................................... . 33
a. Pengertian Iklan ............................................................... . 33 b. Bahasa Iklan ................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 36 B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 37 C. Waktu Penelitian ...................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38 E. Instrumen Penelitian ................................................................. 40 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41 G. Penyajian Hasil Analisis .......................................................... 42
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA A. Penyajian Data ............................................................................ 43
1. Alih Kode….. ....................................................................... 44 2. Campur Kode ....................................................................... 49
a. Campur Kode yang berwujud Kata .................................. 49 b. Campur Kode yang berwujud Frasa ................................. 59 c. Campur Kode yang berwujud Pengulangan Kata ............. 62 d. Campur Kode yang berwujud Baster ................................ 63 e. Campur Kode yang berwujud Klausa ............................... 67
B. Pembahasan Data ...................................................................... 69 1. Alih Kode…………. ............................................................ 70
a. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia……… ................................... 70
b. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia…………………………….. .. 71
c. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia………………………………. 73
d. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa………………………………. 74
e. Alih Kode yang Berwujud Alih Kode Antarbahasa dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa……………………………….. 75
2. Campur Kode ....................................................................... 77 a. Campur Kode yang berwujud Kata ................................ 77 b. Campur Kode yang berwujud Frasa ............................... 94
xiii
c. Campur Kode yang berwujud Pengulangan Kata ........... 99 d. Campur Kode yang berwujud Baster ............................. 101 e. Campur Kode yang berwujud Klausa ............................ 107
BAB V PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................... 110 B. Saran ............................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 112
LAMPIRAN………………………………. ……………………………… 113
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Waktu Penelitian ........................................................ 38
Tabel 2. Wujud Alih Kode........................................................................ 44
Tabel 3. Wujud Campur Kode Berwujud Kata .......................................... 49
Tabel 4. Wujud Campur Kode Berwujud Frasa......................................... 59
Tabel 5. Wujud Campur Kode Berwujud Pengulangan Kata ..................... 62
Tabel 6. Wujud Campur Kode Berwujud Baster ....................................... 64
Tabel 7. Wujud Campur Kode Berwujud Klausa ..................................... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transliterasi Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang
Lampiran 2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 3. Surat Keputusan Dosen Penguji Skripsi
Lampiran 4. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 1
Lampiran 5. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan suatu sistem vokal simbol yang bebas yang
dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi. Bahasa
memungkinkan manusia untuk saling berhubungan ataupun berkomunikasi,
saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang lain. Melalui
bahasa, seseorang akan dapat mengungkapkan sesuatu yang ingin
dikemukakannya, sehingga lawan tuturnya akan memahami maksud ungkapan
yang dikemukakan oleh lawan tutur tersebut. Dengan demikian, manusia tidak
dapat terlepas dari bahasa.
Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa merupakan faktor yang
penting untuk menentukan lancar tidaknya suatu komunikasi. Oleh karena itu,
ketepatan berbahasa sangat diperlukan demi kelancaran komunikasi.
Ketepatan berbahasa tidak hanya berupa ketepatan memilih kata dan
merangkai kalimat tetapi juga ketepatan melihat situasi. Artinya, seorang
pemakai bahasa selalu harus tahu bagaimana menggunakan kalimat yang baik
atau tepat, juga harus melihat dalam situasi apa dia berbicara, kapan, di mana,
dengan siapa, untuk tujuan apa dan sebagainya.
Sosiolinguistik memandang bahasa (language) pertama-tama sebagai
sistem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat
2
dan kebudayaan tertentu. Dengan demikian, memandang bahasa tidak saja dari
sudut penuturnya, tetapi juga dari sudut pendengarnya. Dari segi
penggunanya, bahasa dapat menimbulkan keberagaman juga. Istilah
penggunaan di sini adalah orang atau penutur bahasa yang bersangkutan.
Pemakaian bahasa di dalam masyarakat, dewasa ini semakin bervariasi.
Dalam kehidupan sosial, tidak hanya bahasa yang mempunyai peran
sebagai alat komunikasi, tetapi peran media-media komunikasi tidak kalah
penting karena dapat mempermudah komunikasi antar manusia yang berada di
tempat yang berbeda. Media adalah sarana atau alat untuk menyampaikan
informasi. Media yang merupakan tempat bertukar informasi memungkinkan
terjadi gejala alih kode dan campur kode di dalamnya. Salah satu jenis media
komunikasi yang dapat membantu mempermudah komunikasi antarmanusia
yaitu radio, karena dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi
kepada masyarakat.
Radio merupakan media massa yang mudah dan murah, karena hanya
dengan membeli perangkat radio tanpa harus membayar iuran hiburan dan
informasi bisa didapatkan. Media radio banyak dipilih masyarakat karena
dalam kenyataannya mendengarkan radio tidak menyita waktu dan tempat.
Media radio tidak hanya soal hiburan dan penyampaian informasi semata. Di
dalamnya juga terdapat persaingan antar sponsor acara yang berupa
periklanan. Iklan merupakan salah satu jenis dan bentuk siaran dalam radio
yang biasanya diputar setiap jeda acara, terutama pada acara yang memiliki
rating tinggi. Terkadang iklan memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya
3
dengan kemasan yang unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi musik
maupun bahasa yang digunakan. Dengan demikian, bahasa iklan di radio
harus dapat menarik konsumen, supaya orang yang mendengar dapat tertarik
pada produk yang ditawarkan.
Iklan merupakan salah satu bentuk pesan, dalam dunia usaha
kebutuhan iklan bagi pengusaha merupakan hal yang penting. Hal ini
disebabkan oleh persaingan produk yang semakin ketat. Untuk itulah,
pembuat iklan dituntut untuk mengemas iklan dengan semenarik mungkin.
Menurut Wright, iklan merupakan proses komunikasi yang mempunyai
kekuatan penting sebagai sarana pemasaran, membantu layanan serta gagasan
dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang bersifat
persuasif (Mulyana, 2005: 63-64). Dalam pembuatannya, pembuat iklan harus
memperhatikan syarat-syarat iklan seperti, bahasa iklan menggunakan pilihan
kata yang tepat, sopan dan logis. Ungkapan majas yang digunakan untuk
memikat dan sugestif, disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian
yang dipentingkan. Isi dalam sebuah iklan harus objektif, jujur, singkat, jelas
dan tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain. Iklan yang
dibuat juga harus mengutamakan iklan yang menarik perhatian banyak orang.
Menginformasikan pelanggan mengenai produk baru dan mendorong calon
pelanggan untuk melakukan pembelian.
Bahasa yang digunakan dalam iklan merupakan hal yang sangat
menarik untuk diteliti, karena pada pemakaian ragam dan variasi bahasa iklan
radio terdapat adanya alih kode dan campur kode yang dapat dijadikan objek
4
penelitian. Dalam bentuk bahasa, iklan radio biasanya berbentuk percakapan
yang terdiri dari dua atau lebih penutur. Bahasa yang digunakan dalam
percakapan iklan radio tersebut tidak jarang penutur menggunakan lebih dari
satu bahasa. Penggunaan bahasa yang lebih dari satu tersebut adalah untuk
membuat kemasan iklan lebih menarik dan para konsumen lebih tertarik untuk
membeli barang yang diiklankan.
Pada penelitian ini penulis memilih stasiun Radio Merapi Indah FM
Magelang sebagai tempat penelitian. Stasiun Radio Merapi Indah FM adalah
stasiun radio yang berdiri sejak 20 Juni 1991, pendiri radio Merapi Indah FM
adalah Bapak Haji Taifur. Stasiun Radio Merapi Indah FM beralamat di Jl.
Raya Gulon Salam No. 104, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Radio ini
mengudara dengan frekuensi FM 104.9 MHz, dengan jam siaran dari pukul
05.00-24.00 WIB. Jumlah karyawan di radio Merapi Indah ada 13 orang.
Program acara yang disiarkan oleh radio Merapi Indah FM antara lain Lagu
Religi, Pengajian Fajar, Dendang Pagi 1, Berita KBR 68H, Sekilas Merapi,
Langgam Merapi, Mitra Karya dan masih banyak lagi program-program
lainnya. Stasiun radio Merapi Indah FM menjadi pilihan penulis dalam
melakukan penelitian karena Merapi Indah FM adalah salah satu radio di
Kabupaten Magelang. Pada siaran di Radio Merapi Indah FM Magelang tidak
jarang bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang
digunakan untuk berkomunikasi di radio merupakan cerminan bahasa
masyarakat. Bahasa yang merupakan cerminan bahasa dari masyarakat dapat
menyebabkan gejala sosial, yang tidak dapat dilepaskan dari pemakaiannya.
5
Selain menyiarkan acara hiburan dan menyampaikan informasi, di
dalam siaran radio Merapi Indah FM juga terdapat berbagai macam iklan.
Selain untuk menarik konsumen, bahasa yang digunakan dalam iklan radio
Merapi Indah FM juga dimaksudkan untuk menghibur para pendengar, karena
tidak jarang bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Jawa dialek khas
Magelang yang terkesan lucu dan humoris.
Keberagaman penggunaan bahasa yang lebih dari satu bahasa tersebut
menimbulkan variasi atau ragam bahasa. Bentuk variasi bahasa yang ada
adalah alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peristiwa peralihan dari
satu kode ke kode yang lain dalam suatu peristiwa tutur, sedangkan campur
kode adalah menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai
bahasa tertentu.
Alih kode dan campur kode timbul akibat dari penggunaan bahasa
dalam berkomunikasi. Hal ini hanya terjadi dalam masyarakat multilingual
yaitu masyarakat yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Alih kode dan
campur kode juga dapat terjadi jika penutur menyelipkan bahasa lain ketika
menggunakan bahasa tertentu dalam pembicaraannya. Unsur-unsur yang
diambil dari bahasa lain itu sering kali berwujud kata, frasa, perulangan kata,
idiom, maupun klausa. Peralihan alih kode dan campur kode dapat dilihat
dalam pemakaian bahasa secara lisan maupun tulisan. Pada penelitian ini
bentuk alih kode dan campur kode yang penulis teliti adalah alih kode dan
campur kode yang berbentuk tuturan (lisan), karena objek dari penelitian ini
adalah tuturan yang terdapat dalam iklan radio Merapi Indah FM Magelang.
6
Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih wujud alih kode dan
campur kode dalam iklan radio sebagai objek penelitian. Dengan demikian,
penelitian ini berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan
Radio Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang”.
B. Identifikasi Masalah
Uraian masalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan
yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diuraikan
identifikasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut.
1. Peran media komuikasi tidak kalah penting dalam kehidupan sosial
masyarakat. Media komunikasi dapat mempermudah komunikasi antar
manusia yang berada di tempat yang berbeda.
2. Media sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan informasi. Salah satu
jenis media komunikasi yang dapat membantu mempermudah komunikasi
antar manusia yaitu radio, karena dapat digunakan untuk menyampaikan
berbagai hal kepada masyarakat.
3. Stasiun Radio Merapi Indah FM salah satu stasiun radio yang menjadi
favorit para pendengar karena menjadi salah satu stasiun radio yang sudah
memiliki alamat streaming internet. Radio Merapi Indah 104.9 FM di
dalamnya tidak hanya menyiarkan acara hiburan dan penyampaian
informasi semata, tetapi juga iklan radio yang memberi hiburan tersendiri
bagi pendengarnya.
7
4. Iklan radio memberi hiburan tersendiri bagi pendengarnya dengan
kemasan yang unik dan mudah diingat baik dari ilustrasi musik maupun
bahasa yang digunakan. Dalam bentuk bahasa, iklan radio Merapi Indah
104.9 FM biasanya berbentuk percakapan yang terdiri dari dua atau lebih
penutur yang tidak jarang menggunakan lebih dari satu bahasa.
5. Bahasa yang digunakan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9 FM juga
dimaksudkan untuk menghibur para pendengar dengan menggunakan
ragam dan variasi bahasa, seperti penggunaan bahasa Jawa dialek khas
Magelang yang terkesan lucu dan humoris. Keragaman tersebut
menimbulkan variasi atau ragam bahasa. Akibat keberagaman penggunaan
bahasa dalam iklan tersebut adalah terjadinya peristiwa alih kode dan
campur kode.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah merupakan pembatasan terhadap permasalahan yang
muncul pada identifikasi masalah yang akan dibahas lebih lanjut. Berdasarkan
latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti pada tuturan dalam iklan radio Merapi Indah 104.9
FM di Kabupaten Magelang. Dalam hal ini wujud bahasa yang penulis soroti
adalah penggunaan alih kode dan campur kode pada bulan Agustus tahun
2016.
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah utama pada
penelitian ini ada dua sebagai berikut.
1. Wujud alih kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM
Kabupaten Magelang?
2. Wujud campur kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9
FM Kabupaten Magelang?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. wujud alih kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM di
Kabupaten Magelang;
2. wujud campur kode apa sajakah dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9
FM di Kabupaten Magelang.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian mengenai penggunaan alih kode dan campur kode dalam
iklan radio Merapi Indah 104.9 FM di Kabupaten Magelang dapat
memberikan pengetahuan tentang teori sosiolinguistik, khususnya alih
9
kode dan campur kode. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan mengenai teori wujud alih kode dan wujud campur
kode yang digunakan dalam Iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM di
Kabupaten Magelang dan menambah penelitian tentang alih kode dan
campur kode.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk:
a. mengetahui tentang seluk beluk alih kode dan campur kode dalam
iklan Radio Merapi Indah 104.9 FM;
b. dapat menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar dalam iklan
Radio Merapi Indah 104.9 FM, serta penuh diharapkan dapat
memotivasi peneliti lain khususnya tentang alih kode dan campur
kode;
c. bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang pengetahuan bahasa
Jawa dalam iklan radio;
d. bagi penyiar, dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam
iklan radio.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kajian secara kritis terhadap kajian
terdahulu, sehingga diketahui perbedaan yang khas antara bagian yang
terdahulu dengan kajian yang akan dilakukan sehingga bahan perbandingan
dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengacu
pada hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis
teliti serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Skripsi
atau penelitian yang relevan dengan kajian penelitian ini adalah penelitian Siti
Masitoh dan Antika Indra Hafari dari Universitas Muhammadiyah Purworejo.
1. Siti Masitoh (2013) dengan judul “Campur Kode Bahasa Indonesia ke
dalam Bahasa Jawa pada Siaran Radio Jampi Sayah di Radio POP FM
GOMBONG”.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah campur kode berupa
kata berjumlah 53 buah, campur kode berupa frasa berjumlah 22 buah,
campur kode baster berjumlah 9 buah, campur kode pengulangan kata
berjumlah 19 buah, campur kode idiom berjumlah 13 buah, dan campur
kode klausa berjumlah 24 buah.
Persamaan yang ada antara penelitian di atas dengan penelitian
yang dilakukan penulis lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang alih
kode dan campur kode bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa.
10
11
Perbedaannya adalah objek yang peneliti lakukan yaitu dalam iklan radio
Merapi Indah FM kabupaten Magelang, sedangkan penelitian dari Siti
Masitoh objek kajiannya pada siaran radio Jampi Sayah di radio POP FM
Gombong.
2. Antika Indra Hafari (2015) dengan judul “Analisis Campur Kode dan Alih
Kode dalam Iklan Radio CITRA FM Kabupaten Wonosobo pada bulan
April tahun 2015”.
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah campur kode berupa
kata berjumlah 22 buah, campur kode berupa frasa berjumlah 5 buah,
campur kode berupa perulangan kata berjumlah 3 buah, campur kode
berupa baster berjumlah 2 buah, campur kode berupa klausa berjumlah 2
buah, dan wujud alih kode berjumlah 6 buah.
Persamaan yang ada antara penelitian di atas dengan penelitian
yang dilakukan penulis lakukan adalah sama-sama mengkaji tentang alih
kode dan campur kode dalam iklan radio. Perbedaannya adalah objek
kajian yang peneliti lakukan yaitu dalam iklan radio Merapi Indah FM
kabupaten Magelang, sedangkan penelitian dari Antika Indra Hafari objek
kajiannya pada iklan radio CITRA FM kabupaten Wonosobo.
Dari tinjauan pustaka di atas, dapat dipahami bahwa penelitian
mengenai campur kode dan alih kode bukanlah penelitian yang baru karena
sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Akan tetapi,
penelitian berjudul “Analisis Alih Kode dan Campur Kode dalam Iklan Radio
Merapi Indah 104.9 FM Kabupaten Magelang” layak dilakukan mengingat
12
objek penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian
terdahulu, walaupun memang tidak dapat dipungkiri adanya persamaan antara
penelitian penulis dengan penelitian terdahulu.
B. Kajian Teori
1. Sosiolinguistik
Masyarakat bahasa selalu berkembang sesuai dengan budaya yang
dimilikinya. Sebagai produk sosial atau budaya tentu bahasa merupakan
wadah aspirasi sosial, kegiatan dan teknologi yang diciptakan oleh
masyarakat bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai cermin zamannya.
Artinya, bahasa itu dalam masa tertentu mewadahi apa yang terjadi di
dalam masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pengertian sosiolinguistik
mengenai penggunaan bahasa yang mencerminkan kondisi masyarakat
penggunanya. Menurut Sumarsono (2013: 5), batasan kajian
sosiolinguistik meliputi tiga hal, yaitu bahasa, masyarakat, dan hubungan
antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari mengenai
bahasa yang digunakan oleh suatu masyarakat, dimana masyarakat
tersebut bersifat heterogen yang berakibat akan munculnya variasi bahasa
yang digunakan, sehingga akan terbentuk pola-pola bahasa tertentu yang
digunakan oleh masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.
Hal ini sejalan dengan Wijana dan Rohmadi (2013: 7) menjelaskan
bahwa sosiolinguistik sebagai ilmu yang bersifat interdisipliner yang
menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan
13
faktor-faktor sosial, situasi, dan budaya. Faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status sosial, tingkat
pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya.
Pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu
siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan
mengenai masalah seperti apa.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Chaer dan Agustina (2010:
4) bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat
interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan
antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam masyarakat tutur. Oleh
karena itu, batasan sosiolinguistik yaitu ilmu yang mempelajari mengenai
penggunaan bahasa oleh suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosial yang ada. Keanekaragaman masyarakat menyebabkan
beranekaragam pula bahasa yang digunakan. Keanekaragaman bahasa
yang digunakan masyarakat dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti status
sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi dan jenis kelamin.
Dari beberapa pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa
sosiolinguistik adalah cabang dari linguistik (ilmu bahasa) yang
mempelajari tentang hubungan bahasa dengan masyarakat dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut seperti
faktor sosial, situasional, dan budaya yang ada di dalam masyarakat.
14
2. Bahasa
Setiap manusia umumnya hidup dalam ikatan suatu masyarakat.
Dengan sesamanya seseorang itu senantiasa bergaul, berhubungan, dan
bekerjasama untuk kepentingan bersama pula. Untuk melaksanakan segala
kegiatan sosial, manusia membutuhkan pemakaian suatu bahasa. Bahasa
itu merupakan alat atau syarat berhubungan antara manusia satu dengan
manusia yang lainnya dalam kegiatannya.
Chaer dan Agustina (2010: 11-12) menyatakan bahwa bahasa ialah
sebuah sistem dimana bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang
berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem bahasa
selalu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa tersusun
secara berpola. Sedangkan sistemis, artinya sistem bahasa bukan
merupakan sistem tunggal, melainkan dari sejumlah subsistem, yakni
subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan
subsistem leksikon.
Berdasarkan pendapat tersebut, batasan konsep bahasa adalah
lambang-lambang bunyi yang disusun secara sistematis dan sistemis.
Sistematis berarti disusun secara berpola, bukan secara sembarangan dan
acak. Sistemis berarti tersusun atas kaidah atau aturan kebahasaan. Adapun
kaidah tersebut seperti bunyi-bunyi bahasa (subsistem fonologi), tata kata
(subsistem morfologi), tata kalimat, frasa, dan klausa (subsistem sintaksis),
makna yang terkandung dalam suatu kata dan pemakaian kata(subsistem
leksikon).
15
3. Hakikat Kedwibahasaan atau Bilingualisme
Konsep dasar dari sosiolinguistik adalah tentang hubungan bahasa
dengan masyarakat. Masyarakat bahasa yang terbuka mempunyai
hubungan dengan masyarakat bahasa lainnya, hal tersebut mengakibatkan
adanya kontak bahasa. Salah satu wujud kontak bahasa tersebut yaitu
masyarakat bahasa sekarang ini tidak hanya mampu menggunakan satu
jenis bahasa tetapi dua jenis bahasa. Peristiwa tersebut disebut dengan
kedwibahasaan atau bilingualisme. Aslinda dan Syafyahya (2014: 8)
menjelaskan bahwa kedwibahasaan adalah kemampuan mempergunakan
dua bahasa dan kebiasaan memakai dua bahasa. Kedwibahasaan yaitu
masyarakat mempunyai penguasaan yang baik kedua bahasa tersebut.
Kedua bahasa itu digunakan oleh masyarakat sesuai dengan lingkungan
bahasa yang dipakai.
Sementara Weinreich dalam Suwito (1983: 39) menyatakan bahwa
kedwibahasaan adalah peristiwa pemakaian dua bahasa secara bergantian
oleh seorang penutur. Pemakaian dua bahasa adalah bahasa daerah dan
bahasa Indonesia yang dilakukan oleh seorang penutur. Senada dengan
pendapat di atas, menurut Kridalaksana (2008: 36), bilingualisme adalah
penggunaan dua bahasa oleh seseorang atau suatu masyarakat. Jadi,
konsep kedwibahasaan yaitu penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur
bahasa baik individu atau suatu masyarakat. Penggunaan dua bahasa
berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam suatu bahasa.
16
Pendapat lain, menurut Chaer dan Agustina (2010: 84), bilingualisme
ialah berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau kode bahasa. Kedua
bahasa tersebut berupa bahasa pertama atau bahasa ibu dan bahasa kedua.
Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama diterima oleh masing-masing
individu, sedangkan bahasa kedua yaitu bahasa lain yang dikuasai dan
diterima oleh individu. Bahasa kedua selalu diterima setelah bahasa ibu.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat
kedwibahasaan atau bilingualisme merupakan kemampuan dan kebiasaan
menggunakan dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat. Jenis
kedua bahasa tersebut yaitu bahasa ibu dan bahasa kedua. Penutur dan
masyarakat mempunyai penguasaan yang baik mengenai kedua bahasa
tersebut. Selain itu, penutur juga terbiasa menggunakannya. Orang yang
dapat menggunakan dua bahasa itu disebut dwibahasawan.
4. Alih Kode
Alih kode adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain
dalam suatu peristiwa tutur. Misalnya, penutur menggunakan bahasa
Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih kode merupakan salah
satu aspek ketergantungan bahasa dalam masyarakat multilingual. Dalam
masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya
menggunakan satu bahasa. Dalam alih kode masing-masing bahasa masih
cenderung mendukung fungsi masing-masing dan masing-masing fungsi
sesuai dengan konteksnya.
17
Menurut Suwito (1983: 68-69), alih kode ialah peristiwa peralihan dari
kode yang satu ke kode yang lain. Apabila alih kode itu terjadi antar
bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, atau antara dialek-
dialek dalam satu bahasa daerah atau antara beberapa ragam dan gaya
yang terdapat dalam satu dialek, alih kode seperti itu disebut bersifat
intern. Apabila yang terjadi adalah antar bahasa asli dengan bahasa asing,
maka disebut alih kode ekstern.
Senada dengan Suwito, Kridalaksana (2008: 9) menyatakan bahwa
“alih kode adalah penggunaan variasi bahasa lain atau bahasa lain dalam
satu peristiwa bahasa sebagai strategi untuk menyesuaikan diri dengan
peran atau situasi lain, atau karena adanya partisipan lain”. Dapat
disimpulkan bahwa alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode yang
satu ke kode yang lain. Dengan catatan bahwa alih kode memiliki dua
bahasa yang berbeda sistem gramatikalnya, kemudian dua bahasa itu
masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai dengan konteks, dan
fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang relevan
dengan perubahan konteks. Alih kode intern terjadi dalam satu bahasa
nasional dan alih kode ekstern terjadi dari bahasa nasional ke dalam
bahasa asing.
a. Jenis-jenis Alih Kode
Poedjosoedarmo dalam Lia Rusmiyati (2012:19) membagi jenis
alih kode berdasarkan sifat momentum serta jarak hubungan antar
penutur, yaitu alih kode sementara dan alih kode permanen.
18
1) Alih kode sementara merupakan pergantian kode bahasa yang
berlangsung hanya sebentar dan pergantian bahasa itu hanya
berlangsung dalam suatu kalimat atau beberapa kalimat. Misalnya,
seseorang penutur yang sedang berbicara menggunakan bahasa lain
tiba-tiba karena suatu hal dia berganti menggunakan bahasa jawa
ragam krama. Pergantian itu hanya berlangsung dalam satu kalimat
atau beberapa kalimat, kemudian pembicaraan kembali lagi ke
dalam bahasa Indonesia. Alih kode sementara dapat terjadi dengan
frerkuensi tinggi rendah.
2) Alih kode permanen ialah pergantian kode bahasa yang
berlangsung cukup lama. Namun peristiwa alih kode ini jarang
terjadi. Hal ini mencerminkan pengertian status penutur dan sifat
hubungan antar penutur. Pergantian ini biasanya berarti adanya
sikap relasi terhadap O2 secara sadar.
Sedangkan Djajasudarma dalam Lia Rusmiyati (2012:19-20)
membagi jenis alih kode berdasarkan asal bahasanya, antara lain alih
kode intern dan ekstern.
1) Alih kode intern
Alih kode intern adalah kode yang terjadi antara dialek-
dialek dalam satu bahasa daerah atau antar ragam dan gaya bahasa
tang terdapat dalam satu dialek. Dalam suatu wilayah tertentu
biasanya penutur mempunyai kemampuan menggunakan lebih dari
satu variasi bahasa. Bahasa-bahasa tersebut akan digunakan pada
19
saat tertentu apabila diperlukan. Kenyataan ini dapat ditemukan
menggunakan ragam karama apabila berkomunikasi dengan orang
yang lebih dihormati atau orang yang baru dikenal. Alih kode
intern juga dapat terjadi antara Jawa dan bahasa Sunda. Alih kode
intern dapat terjadi dari bahasa nasional ke bahasa daerah atau juga
Utama. Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya Edisi RevisiVIII. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Masitoh, Siti. 2013. “Campur Kode Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jawa pada
Siaran Radio Jampi Sayah di radio POP FM Gombong”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Moleong, J. Lexy. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Mulyana. 2005. Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
112
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Surakarta: UNS Press. Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Surakarta: Hinary Offset. Tim Balai Bahasa Yogyakarta. 2011. Edisi Kedua Kamus Basa Jawa (Bausastra
Jawa). Yogyakarta: Kanisius. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2013. Sosiolinguistik Kajian
Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
113
LAMPIRAN
Transliterasi iklan radio.
Data 1 Iklan Abadi Mart dan Fashion
Penutur I : “Wahh, nek ngene iki ya kangelan, blanja sembako kok juk arep
muter-muter golek baju. Heemm. Marai kesel, wegah aku mas!”
Penutur II : “Sing ngakon muter-muter ki ya sapa lho! Lha wong jujuk sakenggon
wae wis komplit kok”.
Penutur I : “Arep jujuk toko nangdi to mas”.
Penutur II : “Wis langsung wae nang Abadi mart and Fashion. Ning kana wis
komplit-plit pokokmen arep blanja sembako apa arep mipik klambi
ana!”
Penutur I : “Nek adoh aku tetep emoh lho mas!”
Penutur II : “nha lak ming iyik wong iki Lha wong nang Growong rt 3 rw 14
Pucungrejo, Muntilan”.
Data 2 Iklan Biotogrow
Penutur I : “Kang Saleh wit’e lombok kok lemu-lemu banget to”.
Penutur II : “Haiya to”.
Penutur I : “Halah jiaannn. Lomboke ki lho gedhi-gedhi sak keris-keris,
dampyak-dampyak akeh tenan. Hanek iki malah jenenge panen
tenan”.
Penutur II : “Aku dewe ya ora ngira’e Jo. Tenan kuwi ming tak jajal nganggo iki
lho biotogrow”.
Penutur I : “Biotogrow?”
Penutur II : “Heem, biotogrow ki pupuk cair hayati sing isa nyuburke tanaman
tanah lan minangka obat tanaman Jo. Uga Ramah lingkungan,
regane murah, berhadiah. Piye cocok ra?”
Penutur I : “Wee, nek iki mana mathuk tenan Kang”.
Penutur II : “Ya wis jelas mathuk kok ya”.
Penutur I : “Kanca-kanca sing hasil pertanian ra mirakna, ra cucuk dikumpulke
wae ben dijelaske karo sing kawagan ben do sukses”
Data 3 Iklan Cukai Tembakau
Penutur I : “Wahh Kang kok sajake nikmat banget. Rokok apa ta kuwi?”
Penutur II : “Iki rokok cap randu Kang”.
Penutur I : “Lha nek sing kuwi?”
Penutur II : “Cap Ratu”.
Penutur I : “Weelha anyar iki”.
Penutur II : “Sing penting lak kemutuk to Kang kaya sepur”.
Penutur I : “Wahh, ya iki sek jenenge cilaka pitulas”.
Penutur II : “Maksude?”
Penutur I : “Ngene Kang rokok kuwi aja asal. Ananging di delok bercukai asli
apa ora? Pira kandungan tar, nikotin aja asal kemelun wae to
Kang”.
Penutur II : “Halah ra usah rewel nek kepengin jikuk wae”.
Penutur I : “Ora ngana Kang, sapa wonge sing sengaja nawakake, ngedol utawa
nyediake kanggo didol barang kena cukai sing ora dikemas kanggo
penjual eceran utawa ora dilekati pita cukai bakal dikenai ancaman
pidana penjara utawa denda Kang”.
Penutur II : “Waduh cilaka 17 tenan ki”.
Penutur I : “Makane Kang awak dewe kudu ngati-ati, aja asal sebagai warga
Negara yang baik. Awak dewe kudu taat karo peraturan Kang”.
Data 4 Iklan Herbal Rml
Penutur I : “Pak”.
Penutur II : “Napa?”
Penutur I : “Saiki ki wong lara penyakite werna-werna ta ya. Nganti le ragat we
entek akeh ra mari-mari. Haiya bangkrut”.
Penutur II : “Haiya pancen to kuwi. Lha wong pada njaga kesehatan nganggo
herbal wi ya do wegah kok ya mbasan padha lara sambat le biayane
ra kuwat”.
Penutur I : “Bener kuwi Pak. Nek ngana kanca-kanca ben awake pada sehat kon
ngunjuk herbal mau warnane apa wae ta”.
Penutur II : “Ya werna-werna dea rice, bio activa, bio seven, moringa, soman,
gula semut organik, black tea”.
Data 5 Iklan Bu Nur Azimah
Penutur I : “Alhamdulilah, putuku wis teka. Rene le mlebu rene”.
Penutur II : “Nggih mbah. Kulanuwun mbah”.
Penutur I : “Simbah ki bangga karo kowe le, awakmu ki lho gagah tur dhuwur”.
Penutur II : “Nggih ta mbah. Wong niki nggih terapi tinggi badan ting gen’e Bu
Nur Azimah’e”.
Penutur I : “Ngendi kuwi le. Isa nambani penyakite simbah pora?”
Penutur II : “Eee, lha nggih mesti saged ta mbah. Alamate niku ting jalan gunung
pring, Wanasari, Muntilan ngertos to?”
Data 6 Iklan Promo Minggu Ceria
Penutur I : “Yuda, Cici jangan lupa besok minggu disiapkan bekalnya untuk
piknik”.
Penutur II : “Wong kula mboten nderek piknik kok”.
Penutur I : “Tenane Yuda ra melu? Ya wis tak karo Cici wae Pak’e”.
Penutur III : “Wong kula mboten nderek kok Pak”.
Penutur I : “ko padha dengaren to?”
Penutur III : “Kula ki sakniki nek Minggu isuk pingin mirengke radio Merapi
Indah Pak”.
Penutur I : “Lha emange ana apa Minggu isuk?”
Penutur III : “Program baru Merapi Indah tiap Minggu jam 8 pagi acarane Minggu
ceria”.
Penutur I : “Wiii, lha kok padha pinter-pinter, terus lagu-lagune piye kuwi?”
Penutur II : “Lagu-lagune special anak-anak Pak. Apik-apik pokoke”.
Penutur III : “Rugi nek mboten mirengke. Jangan lupa ya Minggu pagi jam 8 di
Merapi Indah 104,9”.
Penutur II : “Acarane Minggu Ceria”.
Penutur I : “Malahane Pak’e ra kelong duwite”.
Data 7 Iklan Puder 38
Penutur I : “Aduhh cekot-cekot sirahku”.
Penutur II : “Lho-lho ning ngapa cah wit gedhang kok disruduk lha ya tambah
pusing to”.
Penutur I : “Iki lha sirahku wes tak kei werno-werno obat kok ya iseh lara to
aduh”.
Penutur II : “Wis-wis ora usah bingung nek sirahe cekot-cekot diombeni puder
tiga delapan ben gek waras”.
Data 8 Iklan Reuni SMP N
Penutur I : “gus agus reuni SMP N blabak tujuh puluh empat ki sidane kapan?”
Penutur II : “em, kowe ki di kandani bola bali ya mung lali kok dina minggu 10
juli badha limang dina jam 9 isuk sing ning Jakarta, Surabaya, luar
jawa barang arep pada teka lha iki pa maneh kok mung magelang”
Penutur I : “haiya kudu teka kuwi wis patang puluh loro tahun ora ketemu konca
konca e.lha terus bayare”
Penutur II : “halah sek penting ki le teka ketemu ro konca konca, iya to perkara
arep ngisi kas silahkan ora ya ora popo. Lha ya to.”
Data 9 Iklan microbac Bu Titik Susilo Ningsih
Penutur : “ assalamualaikum Wr.Wb nami kula Titik Susilo Ningsih umur kula
`sekawan pitu tahun alamat kula mbedangan kolo madu, kula
ngadahi keluhan wonten ing payudara sampun matahun-tahun kula
raosaken. Raosipun kemmranyas lajeng medal kados nanah menika
lewat putingipun. Sak umpami kula resiki setiap hari niku malah
tambah katah ambetipun mboten eco pecing lajeng kula
tumbasaken jamu herbal microbac kula konsumsi niku sehari tiga
kali pisan tigang tetes. Enjang siang sontendiparingi toya
pethak,saksampunipun kula konsumsi menika dereng wonten
setunggal botol raosipun sampun kepenak. Microbac pancen ajaib.
Data 10 Iklan SMP M Plus
Penutur I : “Pak Salim kok malah ndelek-ndelek ki ngapa ta? Sampean ki kok
sajake”.
Penutur II : “Kae lho anake ki lak bar lulus SD, karepku ki lak ya ben sempurna
sisan. Enake daftar ngendi ngana lho?”
Penutur I : “Owalah nang M Plus wae, percaya to prestasi karo agamane ya wis
jelas kecekel wi. Wong tuwa ora kakean pikiran, le kerja ya tenang
ya to. Malah sek biyen sekolah nang M Plus iki merga mentale juara
saiki wis padha ketampa ning Universitas sek top-top lho, tenan
kuwi”.
Penutur II : “Ow ya bener kuwi M Plus. Ya wis ben daftar kana wae. Ya Lek ya”.
Penutur III : “Eh Pak-pak ternyata sing do sekolah nang M Plus ki bocah’e pinter-
pinter karo dadi juara ki Pak tenan”.
Penutur II : “Mula kuwi ora rugi nyekolahke kowe nang M Plus”.
Penutur III : “Malah bocahe tegik-tegik ro cakep-cakep’e kaya aku”.
Data 11 Iklan Toko Besi Fahri Group
Penutur I : “Wahh, sing nganten anyar sibuk iki?”
Penutur II : “Haiya Kang, iki ukur-ukur arek mbojo ra sabar selak kon gaweke
omah”.
Penutur I : “Ow, lha padha karo mbok bojoku”.
Penutur II : “Jenengan njur piye Kang? Lha wong rung siap kabeh”.
Penutur I : “Hah gampang soal kuwi. Kabeh kebutuhan arep gawe omah wis ana
nang toko besi Fahri group. Alamate dukuh Ngadipuro dukuh kuwi”.
Penutur II : “Ow toko besi Fahri group”.
Penutur I : “Lha iya. Mebel Jepara nang kana ya adol. Meja, kursi, lemari, bifet
wah komplit pokoke. Rasah samar, kabeh nang kana regane murah.
Cocok iki seka arep gawe omah tekan isine ana”.
Data 12 Iklan Promo Basiyo
Penutur I : “Lha awakmu ki yen ijeh gegandengan kanca karo kowe wong ayu”.
Penutur II : “Inggih”.
Penutur I : “Kuwi kaya meteng-metengi jagad”.
Penutur II : “Lho?”
Penutur I : “Kaya jagad iki senyum. Ning aja ngguya-ngguyu aku weruh untumu
rengket kaya kana kuwi. Kuwi nek mangan mesti okehe. Piye ya?”
Penutur II : “Lha kuwi jenengan badhe menapa?”
Data 13 Iklan Aki Musthang
Penutur I : “Ahh jann kok mati toh. Wah rasida mangkat ki dek”.
Penutur II : “Ora isa makgreng po mas?”
Penutur I : “Halah nek greng lak ya urusan jamu to dek-dek. Kuwi sesok. Nek
saiki ki lho mobile ra kena distater angel tenan lho”.
Penutur II : “Wahh akine entek setrume mas. Setrumke sisan wae, ning nang gon
sing professional sisan”.
Penutur I : “Ow..sek-sek. Aku ngerti dek. Gon toko aki musthang. Oh malah isa
konsultasi barang. Nek seka lor ki kae lho sadurunge pertigaan tape
Kalimat persuasif :
“haha…anda mengalami masalah aki mobil/sepeda motor. Serahkan saja pada
ahlinya di toko Aki Musthang sekaligus melayani penjualan dan tukar tambah
aneka merk Aki berkualitas dan bergaransi. Hubungi toko Aki Musthang
sebelum peremapatan tape ketan Muntilan dari arah utara kanan jalan lihat papan
nama. Toko Aki Musthang jujur rega sedulur”.
Penutur I : “Ahaa…dek ki lha mobile wis muni. Ayo mangkat saiki”.
Penutur II : “Oke mas. Siap. Lha jamune sek marai mak greng wis tuku nang kana
sisan?”
Penutur I : “Uwis beres”.
Penutur II : “Asiikkk!”
Data 14 Iklan Bengkel Pak Muji
Penutur I : “Budi, mriki le ibu direwangi”.
Penutur II : “Jenengku ki saiki hudu Budi ning Aril”.
Penutur I : “Ahh embuh!”
Penutur II : “Salahe ket mau kok ming bengak bengok. Ada apa ta bu? Ganggu
Le dolanan wae emoh lho bu aku nek kon adus!”
Penutur I : “Ibu ki lagi ngolekii pacul je le. Arep kongkonan tukang tak kon
ngeduk sumur”.
Penutur II : “Lak ya biasane kongkonan Pak Muji ta bu? Ngana kok repot”.
Penutur I : “Wahh, toko dan bengkel Pak Muji dina Minggu tetep bukak ya le?”
Penutur II : “Karna separuh aku”.
Penutur I : “Malah nyanyi, ayo iki direwangi ngangkat!”
Penutur II : “Preeettt!”
Penutur I : “Eeee, apa kuwi?”
Penutur II : “Sory mbak bro mbablas”.
Data 15 Iklan Toko Emas Pak Tani
Penutur I : “Ayo ta Jeng”.
Penutur II : “Nangdi to Yu?”
Penutur I : “Melu aku Jeng sapa ngerti sesok oleh hadiah mobil”.
Penutur II : “Weh mobil”.
Penutur I : “Wis to teka melu aku Yu ning Toko Mas Pak Tani”.
Penutur II : “Lha critane ki piye to Yu, mobil kok ning toko emas”.
Penutur I : “Lha iki mumpung lagi gebyar ulang tahun toko emas Pak Tani ke-50.
Setiap pembelian emas dua gram dan emas muda empat gram dapat
kupon undian berhadiah”.
Penutur II : “Wah, hadiahe apa wae kuwi?”
Penutur I : “satu unit mobil daihatsu Ayla, dua unit motor matic, TV, kulkas lan
isih akeh maneh hadiah liyane”.
Penutur II : “Cocok, ya langsung mangkat ning toko Pak Tani sing ana ning Jalan
Mataram 1C Pasar Rejowinangun Magelang kae to?”
Penutur I : “Yes, betul duwit sing mbok simpen ngisor kasur kae gawa kabeh ngo
tuku emas”.
Penutur II : “Oke Yu”.
Data 16 Iklan JNE
Penutur I : “Selamat Pagi, dari brand office Singapura ada di line 3”
Penutur II : “Ow ya. Oke terima kasih, hallo”.
Penutur I : “Selamat Pagi Pak Andri. Ingin konfirmasi, pemasaran produk kita di
Singapur dan Cina laris manis Pak dan mereka saat ini memesan lagi
sebanyak tiga ribu paket Pak”.
Penutur II : “Wah, Oke bu Silvi. Segera saya atur pengirimannya”.
Penutur I : “Dalam minggu ini sudah sampai disana. Supaya tidak terjadi
kekosongan stock”.
Penutur II : “Tenang bu, dalam beberapa hari produk kita sudah sampai disana.
Saya selalu percaya pengiriman barang dengan JNE”.
Data 17 Iklan PTA
Penutur I : “Bu, ibu ki ngapain ta mondar-mandir kaya setrikaan gitu”.
Penutur II : “Bapak iki lho bisanya kok mung maido.ibu lagi bingung mikirke
ambeyene sito le”.
Penutur I : “Lha ngapain bingung, tambake wae di pengobatan PTA sudah
banyak yang membuktikan, mulai ambeyen, kanker payudara
pokokmen kabeh penyakit”.
Penutur II : “Alamate mana Pak?”
Penutur I : “Jl Raya Jogja Magelang km.20 dusun Jangkidul, depan Palek Salam
ada papan namanya kok”.
Data 18 Iklan Permata Ummat
Penutur I : “Pakdhe jan le mang tindak umroh wingi daftarke lewat pundi to?”
Penutur II : “Lewat PT Permata Ummat tour and travel. Wahh, terbukti
memuaskan pelayanane tenan lho. Gek wis duwe ijin resmi
kementrian agama RI PPIU nomer 146”.
Penutur I : “Lha terus biayane pripun?”
Penutur II : “Aja kuatir. Saka murah tekan VIP aman. Manasike teori karo
praktek, seka jogja tekan tanah suci di bimbing oleh ustad yang
sudah berpengalaman kayata ustad haji Ulin Nuha alumnus
Universitas Islam Malinah, ustad haji Zulfikar AKH alumnus
Universitas Khaira Mesir, ustad Drs. Haji Toyib Hidayat alumnus
Universitas Sunan Kalijaga Jogja lan liya-liyane. Insya Allah pasti
berangkat”.
Penutur I : “Wahh, terus alamate pundi Pakdhe”.
Penutur II : “Jl Parangtritis km. lima tujuh Pendes, Panggungharjo Sewon, Bantul
Jogjakarta. Telp.0274380389, 08122705524”.
Penutur III : “Bener kuwi lek karya atau bisa juga hubungi H. Ahwan, Jl Saelendra
raya no. 1 jayen Borobudur”.
Data alih kode 19 Iklan TB Afrika Selatan
Penutur I : “Prit-prit terus-terus hoop siip”.
Penutur II : “Mangga Mas”.
Penutur I : “Nggih mangga-mangga. Ow jenengan ta, mau kemana?”
Penutur II : “Biasa Mas mau cari cat dan keramik di Toko Besi Afrika Selatan”.
Penutur I : “Waha, tuman nek iki”.
Penutur II : “Iya jhe mas, barangnya itu lho komplit tur harganya itu kacek tenan”.
Penutur I : “Makanya kalau cari keramik dan bahan bangunan tetep di Toko Besi
Afrika Selatan to”.
Penutur II : “Mangga mas kula dhisik nggih”.
Penutur I : “Owalah nggih mangga-mangga, sampun?”
Penutur II : “Sampun sing penting tetep hoop-hoop siip”.
Penutur I : “Kuwi wekku”.
Data 20 Iklan Diapet
Penutur I : “Widih keren banget lagu terbarunya ini. Gimana menurut kamu
bro?”
Penutur II : “Kalau menurut aku sih. e e Sik-sik sory-sory nek menurut aku bro.
aduh duh sek-sek”.
Penutur I : “Sampean kenapa to?”
Penutur II : “Waduh bocor bro diare”.
Penutur I : “Makanya kalau diare atasi dengan diapet bro. diapet dibuat dari daun
jambu biji dan kunyit bahan alami yang dipercaya membantu
frekuensi buang air besar. Pake diapet diare jadi mampet”.
Data 21 Iklan JNE
Penutur I : “Ndik-ndik dokumen buat Renda dikirim sekarang ya biar besok
sampai”.
Penutur II : “Yes”.
Penutur III : “Ndik, aku juga minta tolong dong brosur ini dikirim ke Surabaya ya
soalnya buat besok pembukaan pameran”.
Penutur II : “Yes”.
Penutur III : “Ndik sekalian nih kirimin penawaran produksi event tapi harus
sampai juga ya?”
Penutur II : “Yes”.
Penutur I : “Apaan sih dari tadi yes yes yes melulu”.
Penutur III : “Tau ni serius dong harus sampai besok semua ni!”
Penutur II : “Tenang aja mas, mbak. Maksud Andi itu pakai servis yes dari JNE
kirim hari ini dijamin besok sampai”.
Data 22 Iklan Bank Kembang Parama
Penutur I : “Iki wes tak siapke kabeh Pak. Klambi sing apik, gelang, kalung,
cincin, kabeh gedhe-gedhe Pak. Ning iki ora emas, ning imitasi”.
Penutur II : “Entrane ki arep acara apa to bu ne?”
Penutur I : “Lha sida ora le arep njileh duit. Penampilan penting ta Pak ben duite
ndang cair”.
Penutur II : “Owalah, ting krembyah ko ngene iki ra penting bu ne. Wis ya saiki
mangkat wae ning Bank Kembang Parama”.
Penutur I : “Lha njur iki piye?”
Penutur II : “Kuwi dienggo sesok nek ibu arep kondangan wae. Ngerti ra?”
Penutur I : “Ahh, nek bapak kok njur ngana”.
Penutur II : “Huss, isin ah wong krembyah-krembyah”.
Penutur I : “Apa ta Pak istimewane Bank Kembang Parama?”
Penutur II : “Eee.. lha ning kana ki pelayanane apik bu ne, luwih cepet,
memuaskan, nyaman, petugase ramah-ramah tur bu ne gedunge
anyar, megah, modern kuwi. Lha ning Jalan Pemuda no. dua belas