ANALISA TEKNIK KONSERVASI ENERGI DAN TEKNIK PENINGKATAN KEKUATAN OTOT
ANALISA TEKNIK KONSERVASI ENERGI DAN TEKNIK
PENINGKATAN KEKUATAN OTOT
Konservasi energi adalah suatu cara melakukan
aktivitas dengan energi yang relative minimal, namun
dapat memperoleh hasil aktivitas yang baik.
Penurunan kemampuan fungsi jantung , paru,
kontraksi otot, dan proses metabolisme mengakibatkan
penyediaan energi bagi lansia menurun.
Konservasi energi pada lansia mengacu pada metode
yang membantu orang tua menghindari kelelahan. Pada
dasarnya ini adalah dengan menggunakan cara-cara
termudah dan terbaik untuk melakukan pekerjaan
sehingga orang tua memiliki keseimbangan antara kerja
dan istirahat. Dengan cara ini orang tua akan memiliki
lebih banyak energi untuk ambil bagian dalam kegiatan
yang mereka nikmati
Secara garis besar, teknik konservasi energi dapat dicapai apabila dalam setiap aktivitas memperhatikan hal-hal berikut :
1. Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan sehingga
tidak ada gerakan kejut yang akan meningkatkan
stress fisik atau emosional.
2. Atur lingkungan aktivitas sedimikian rupa sehingga
pada waktu melaksanakan aktivitas, energi dapat
digunakan secara efisien.
3. Jika mungkin, aktivitas dilakukan dalam posisi duduk.
4. Jangan menjinjing atau mengangkat barang jika dapat
didorong atau di geser
5. Gunakan alat aktivitas yang relative ringan
6. Lakukan aktivitas dengan cara yang sama karena akan
membuat lebih efisien.
7. Dalam setiap aktivitas , harus sering diselingi istirahat.
Salah satu pedoman adalah 10 menit istirahat untuk
setiap satu jam bekerja.
8. Bagi aktivitas menjadi beberapa bagian kemudian
kerjakan pada waktu yang berbeda.
Pemahaman teknik konservasi energi
terutama memang ditujukan pada aktivitas
sebagai suatu keterampilan atau perwujudan
dari gerak fungsional. Namun, teknik ini
harus tetap diperhatikan meskipun aktivitas
digunakan sebagai teknologi intervensi.
• Penelitian tentang teknik konservasi energi
geriatrik menunjukkan bahwa langkah-langkah
berikut perlu diambil sehingga orang tua dapat
memperoleh keseimbangan yang tepat antara
kerja, istirahat dan liburan.
Memprioritaskan adalah hal penting bagi lansia.
Lansia harus melihat semua aktivitas yang mereka
miliki untuk hari itu dan kemudian melakukannya
dalam urutan penting. Ini berarti bahwa mereka juga
harus peduli untuk mencakup kegiatan-kegiatan
seperti mengurus diri sendiri maupun membuat
waktu untuk kegiatan di waktu luang.
Perencanaan adalah penting dan orang tua harus
meluangkan waktu untuk membuat rencana kegiatan
penting tidak hanya untuk 1 hari tetapi juga untuk
seminggu. Ini akan memungkinkan mereka untuk
menyebarkan kegiatan mereka selama periode waktu
daripada mencoba untuk melakukan segala sesuatu pada
hari yang sama. Sebagai contoh, orang tua yang harus
pergi untuk acara sosial harus mencoba untuk tidak terlalu
banyak rencana kegiatan untuk hari itu karena akan
membuatnya menggunakan banyak energi jika terlalu
banyak kegiatan
Mondar-mandir adalah penting karena
memungkinkan orang tua untuk beristirahat antara
kegiatan. Dengan mengambil 10 menit istirahat
setiap jam akan memastikan bahwa orang tidak
mendapatkan lelah. Sisa ini tidak harus istirahat.
Hal ini dapat duduk dan membaca koran,
mendengarkan musik atau berbaring untuk
beberapa waktu.
Postur merupakan peran penting karena memiliki postur
tubuh yang buruk dapat melelahkan Anda. Postur yang
baik bukan tentang berdiri atau duduk dengan benar.
Sebaliknya itu berarti menggunakan otot sesuai dengan
kemampuan mereka tanpa terlalu banyak pengeluaran
energi. Ini berarti memiliki hal-hal di ketinggian yang benar
sehingga mereka lebih mudah untuk menjangkau,
melakukan kegiatan tertentu sambil duduk atau geser hal
ketimbang berusaha untuk mengangkat mereka
• Penelitian tentang teknik konservasi energi
geriatrik telah menunjukkan bahwa konservasi
energi bagi manula bukan berarti MALAS. Ini
adalah tentang menghemat energi sehingga
orang tua dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya.
TEKNIK PENINGKATAN KEKUATAN OTOT
• Latihan peningkatan kekuatan otot pada lansia tidak
untuk kekuatan otot normal seperti usia muda.
Peningkatan kekuatan otot pada lansia lebih ditujukan
agar mampu melakukan gerak fungsional tanpa adanya
hambatan. Latihan ini disusun untuk peningkatan
kekuatan otot sesuai dengan kebutuhan gerak
fungsionalnya.
• Salah satu jenis latihan yang dianjurkan adalah latihan
penguatan dengan pembebanan yg bertahap
(progressive resistance exercise, PRF).
Jenis latihan yang dianjurkan adalah latihan
isotonic , dengan mempertimbangkan hal-hal sbb:
• Tentukan kemampuan otot maksimal
• Latihan pada 60-80 % kemampuan otot maksimal
• Ukur ulang kemampuan otot maksimal setiap minggu
• 3x seri latihan, tiap seri 8-10 pengulangan.
• Istirahat 1-2 menit diantara seri 1 dengan yang lain.
• Lakukan 3x seminggu , minimal selama 8 minggu.
• Penuaan menyebabkan penurunan kekuatan otot
rangka termasuk otot dasar panggul. Gangguan alat
reproduksi pada lansia secara anatomi dan fisiologi
sangat erat kaitannya dengan kelainan otot dasar
panggul (pelvis floor dysfunction) atau kelemahan otot
dasar panggul (pelvis floor weakness). Kelemahan
otot dasar panggul dapat terjadi secara fisiologis
seiring dengan bertambahnya usia.
Fungsi otot dasar panggul adalah menjaga
stabilitas organ panggul secara aktif, berkontraksi
mengencangkan dan mengendorkan organ
genitalia pada saat melakukan hubungan seksual
dan pada waktu proses persalinan, serta
mengendalikan dan mengontrol defekasi dan
berkemih.
Pada wanita yng mengalami kelemahan otot dasar
panggul, kemampuan otot vagina dalam
berkontraksi menjadi kurang kuat. Hal ini dapat
menyebabkan hubungan seksual akan dirasakan
kurang nyaman bahkan kadang terjadi keluhan
seperti nyeri dan keluhan yang berkaitan dengan
kandung kemih, rahim, atau rectum.
Tanda dan gejala kelainan otot dasr panggul diantaranya seperti berikut:
• Stress incontinensia, yaitu keluarnya tetesan urine pada saat
aktivitas yang mengakibatkan peningkatan tekanan intra-
abdominal seperti saat tertawa terbahak-bahak, batuk, bersin,
mengangkat benda , bangun dari kursi atau tempat tidur, dan
jogging.
• Adanya suatu gelembung atau tonjolan pada liang kemaluan (
vagina) akibat sistokel, uretrokel, atau rektokel.
• Vagina laxity dalam mempertahankan kontraksi statis.
• Sering buang air kecil, terutama lansia yang gemuk.
Teknologi yang dapat digunakan untuk
mencegah dan mengtasi kelemahan
otot panggul diantaaranya:
• Stimulasi listrik• Terapi latihan (PRE/ kegel’s exercise).
STIMULASI LISTRIK
Stimulasi listrik dilakukan dengan tujuan:
• untuk mengevaluasi program terapi, • melatih kembali otot dasar panggul, • memfasilitasi kontraksi, • serta mempertahankan sifat fisiologis otot
dasar panggul.
• Pengaruh stimulasi listrik akan mendepolarisasi
serabut saraf motoris yg menuju otot dasar
panggul sehingga terjadi potensial aksi dan
berkontraksi, sedangkan terhadap serabut saraf
sensoris akan mempengaruhi sensibilitas
sehingga otot akan menjadi lebih rileks dan
berkontraksi secara teratur.
• Sebelum dilakukan stimulasi listrik, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan secara subjektif mengenai
keluhan lansia, kegiatan sehari-hari, dan penyakit
penyerta yg mungkin mengganggu pelaksanaan
stimulasi listrik. Selain itu juga perlu dikaji tentang
kekuatan otot dasar panggul dengan parameter
lemah-kuat, asimetris, daya tahan kontraksi,
ketegangan tonus, dan ada tidaknya keluhan
nyeri.
Penempatan elektroda pada pelaksanaan stimulasi listrik otot dasar panggul sbb:
• Elektroda indeferen ditempatkan pada system persarafan
segmental region sacral atau torakal.
• Elektroda katif ditempatkan pada region sedekat mungkin
dengan otot dasar panggul.
• Apabila kontraksi ini dirasakan kurang kuat atau tidak
nyaman , penempatan elektroda secara internal (langsung
pada vagina atau anus) dapat dilakukan. Penempatan
elektroda internal ini mempergunakan elektroda bentuk khusus
dan harus higienis.
NO PROBLEM MODALITAS METODE DOSIS
1 Kelemahan otot
Stimulasi listrik F : 10-40 Hz ( frek.rendah ) dan 35-40 Hz (frek.tinggi )
I : toleransi lansia dalam merasakan kontraksi atau sensibilitasnya
T : stimulasi listrikT :10-30 mnt tiap hari
selama 3 bulan.
Cat : - frekuensi rendah akan menimbulkan eksitasi serabut otot tipe fast and slow motor neuron dan freq tinggi akan menimbulkan kontraksi tetanik sehingga akan menimbulkan sedikit kelelahan.
- Durasi pulsa :Durasi pendek dipilih untuk merangsang serabut motorik sehingga rangsangan serabut saraf sensorik kecil.
TERIMA KASIH