ANALISA SWING ARM MENGGUNAKAN PROGRAM APLIKASI CAE TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Diajukan Oleh: TRI SANJAYANTO NIM : 055214076 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
65
Embed
ANALISA SWING ARM MENGGUNAKAN PROGRAM APLIKASI CAE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISA SWING ARM
MENGGUNAKAN PROGRAM APLIKASI CAE
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan Oleh:
TRI SANJAYANTO NIM : 055214076
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
SWING ARM ANALYSIS
USING CAE APPLICATION PROGRAM
Final Poject
Presented as a partial fulfillment
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
Mechanical Engineering Study Program
Compose by :
TRI SANJAYANTO 055214076
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas akhir ini adalah
sebagian persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program studi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.Penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dalam judul
“ANALISA SWING ARM
MENGGUNAKAN PROGRAM APLIKASI CAE “
ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. PT. MAK yang telah bersedia melakukan kerjasama penelitian.
2. Yosef Agung Cahyanta, S.T.,M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma.
3. Budi Sugiharto S.T.,M.T, selaku ketua Program Studi Teknik Mesin.
4. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata
Dharma yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis, sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma.
6. Orang tuaku tercinta yang telah berjuang keras memenuhi segala kebutuhanku
selama kuliah dan terima kasih atas dorongan semangat serta doa yang tiada
hentinya untuk aku.
7. Serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
ikut membantu dalam menyelesaikan Tuagas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan
vi
kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, Maret 2010
Penulis
vii
INTISARI
Swing arm sepeda motor adalah tempat pemasangan roda belakang dan shock
absorber. Gaya-gaya yang bekerja pada roda diteruskan oleh swing arm ke bodi
motor begitu juga sebaliknya. Arah gaya dibedakan menjadi tiga yaitu gaya
horisontal, gaya vertikal, dan gaya lateral.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik desain swing arm
yang belum diketahui.
Metode yang digunakan untuk mengetahui karakteristik swing arm adalah
dengan melakukan pengujian terhadap model CAD dengan menggunakan program
aplikasi CAE yaitu Cosmosworks 2007. Besar beban pengujian berdasarkan pada
kondisi sepeda motor ketika dimuati oleh dua orang dengan bobot masing-masing 78
kg. Material yang dipakai adalah mild steel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keamanan pada jenis
pembebanan vertikal adalah 3,9 , pada pembebanan percepatan adalah 2,1 dan pada
jenis pembebanan perlambatan adalah 2,7. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk
ketiga jenis pembebanan ini swing arm aman dari kegagalan. Frekuensi pribadinya
adalah 702,75 Hz berarti konstruksi akan beresonansi pada frekuensi ini. Konstruksi
masih aman dari kegagalan lelah sampai pada siklus 2.216.480 dan masih memiliki
faktor keamanan 3,1 sehingga masih aman untuk jumlah siklus yang lebih tinggi.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
DAFTAR DEWAN PENGUJI ..................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................... vi
INTISARI ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
2.1 Bidang acuan yang berbeda untuk melihat besarnya τ dan σ ................. 6
2.2 Bidang L memotong benda dan menghasilkan luasan AL ...................... 7
2.3 Bidang K memotong benda dan menghasilkan luasan AK ..................... 7
2.4 Tegangan-tegangan yang bekerja pada sebuah elemen .......................... 8
2.5 Elemen dengan sumbu orientasi yang berbeda ...................................... 8
2.6 Sebuah elemen yang dilihat pada sumbu koordinat yang diputar sebesar θ terhadap sumbu ...................................................................... 9
2.7 Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah elemen......................................... 10
2.19 Penyusutan dan Pemuaian Lateral karena Efek Poisson......................... 29
2.20 Kurva S-N untuk Baja Karbon Rendah Hasil Fabrikasi ......................... 31
2.21 Swing Arm Bebas Bergerak Rotasi pada Sumbu Z ................................ 32
3.1 Ukuran Swing Arm .................................................................................. 33
3.2 Prototype Swing Arm ............................................................................. 34
xiii
3.3 Model CAD Swing Arm .......................................................................... 35
3.4 Skema Perhitungan untuk Mencari Reaksi RB........................................ 37
3.5 Kondisi Batas Pengujian Vertikal ........................................................... 38
3.6 Gaya Percepatan fmaks1 yang Bekerja pada Sepeda Motor ...................... 39
3.7 Gaya Perlambatan fmaks2 yang Bekerja pada Sepeda Motor.................... 40
3.8 Kondisi Batas Pengujian Horisontal Kasus I .......................................... 41
3.9 Kondisi Batas Pengujian Horisontal Kasus II......................................... 42
3.10 Manuver yang Sangat Menguji Ketangguhan Swing Arm ..................... 42
3.11 Kondisi Batas Pengujian Horisontal Kasus II......................................... 43
3.12 Mesh dengan Elemen Size 13 mm.......................................................... 45
4.1 Mesh dengan Elemen Size 3,25 mm........................................................ 46
4.1.1 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan
Pembebanan Gaya Vertikal..................................................................... 46
4.1.2 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan
Pembebanan Gaya Vertikal..................................................................... 47
4.1.3 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Percepatan ......................................................... 47
4.1.4 Penyebaran FOS pada Pengujian Sstatik dengan
Pembebanan dari Gaya Percepatan ......................................................... 48
4.1.5 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan
Pembebanan dari Gaya Perlambatan; .................................................... 48
4.1.6 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Perlambatan ............................................................................ 49
4.1.6 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan
Pembebanan dari Gaya Lateral ............................................................... 49
4.1.8 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan
Pembebanan dari Gaya Lateral ............................................................... 50
4.1.9 Grafik Perbandingan Tegangan Von Mises ............................................ 50
4.1.10 Grafik Perbandingan FOS....................................................................... 51
xiv
4.2.1 Grafik Perbandingan Frekuensi Natural pada beberapa mode shape ..... 52
4.2.2 Deformasi pada Mode Shape 1 ............................................................... 53
4.3.1 Life plot Hasil Pengujian Fatik ............................................................... 54
4.3.2 Penyebaran FOS pada Pengujian Fatik.................................................. 54
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman kolonial, bangsa Indonesia berkembang sebagai negara
agraris. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Sektor industri waktu itu
hanya bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dan pertambangan. Tidak
ada industri manufaktur dan engineering berbasis teknologi mekanik yang
berkembang di Indonesia.
Sektor industri berbasis teknologi mekanik mulai berkembang di Indonesia
beberapa tahun setelah masa kemerdekaan. Perusahaan-perusahaan asing banyak
yang menanamkan modal di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan
otomotif. Sejak awal perkembangannya, dunia otomotif Indonesia didominasi
oleh para agen tunggal pemegang merk (ATPM), baik dunia otomotif roda empat
maupun roda dua.
Industri sepeda motor di luar ATPM baru mulai muncul pada tahun 1998
bertepatan dengan krisis ekonomi yang melanda Asia. Kebutuhan akan sepeda
motor sangat tinggi, di tengah-tengah krisis ekonomi yang sedang melanda,
sepeda motor di luar ATPM muncul sebagai jawaban untuk alternatif kendaraan
yang lebih murah. Sejak saat itu, industri dan merk sepeda motor yang berafiliasi
ke Cina (motor Cina) semakin menjamur di Indonesia.
Industri motor Cina tak mampu bertahan. Keberadaannya semakin sedikit
beberapa tahun belakangan. Industri motor Cina di Indonesia terlalu bergantung
1
2
kepada industri motor yang berada di Cina, sehingga kegagalan yang dialami
industri motor yang berada di Cina dan beberapa masalah yang melanda negara
Cina sangat mempengaruhi keberadaan motor Cina di Indonesia. Pengembangan
produk motor memang banyak kendalanya.
PT. MAK adalah industri lokal berbasis teknologi mekanik yang
mendukung pengembangan produk motor nasional. Ketergantungan terhadap
pihak lain terutama dari luar negeri untuk masalah fabrikasi, dikurangi dengan
cara mendayagunakan kompetensi yang telah dimiliki di bidang engineering dan
manufakturing. PT. MAK melakukan fabrikasi komponen-komponen sepeda
motor secara mandiri. Produk motor MAK saat ini adalah 70% buatan dalam
negeri, sisanya 30% merupakan komponen motor bagian mesin yang masih
impor. Beberapa komponen standar seperti ban, shockbraker, aki, dan rantai
dipasok dari industri-industri komponen dari dalam negeri. Pengembangan motor
nasional melibatkan beberapa industri serta berbagai pihak lain yang juga sangat
mendukung produk nasional termasuk dari pihak universitas.
PT. MAK dan Universitas Sanata Dharma selama ini telah menjalin
hubungan kerjasama yang tertuang dalam MOU. Kerjasama diadakan dalam
rangka memajukan teknologi dan meningkatkan mutu pendidikan. Berkaitan
dengan sepeda motor nasional yang sedang dikembangkan, penulis mencoba
untuk melakukan penelitian pada komponen swing arm yang telah dibuat di
industri ini, sebagai wujud kepedulian terhadap pengembangan produk nasional.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada masyarakat.
3
1.1 Rumusan Masalah
Swing arm yang diproduksi di PT. MAK merupakan hasil menduplikat
dari produk lain. Swing arm hasil duplikat belum diketahui karakteristiknya.
Penulis akan melakukan pengujian dengan menggunakan program untuk
mengetahui karakter swing arm pada tugas akhir ini.
1.2 Batasan Masalah
Penulis ingin menganalisa ulang swing arm pada sepeda motor yang
sedang dikembangkan dengan melakukan pengujian-pengujian meliputi:
1. uji statik
Uji statik dilakukan untuk mengetahui tegangan maksimum,
regangan, displacement, dan faktor keamanan. suatu komponen bila diberi
beban.
2. uji frekuensi
Uji frekuensi dilakukan untuk mengetahui frekuensi pribadi sebuah
elemen mesin sehingga dalam perancangan, frekuensi pribadi dapat
dihindari supaya tidak terjadi resonansi yang berakibat pada
ketidaknyamanan.
3. uji kelelahan
Uji kelelahan dilakukan untuk memperkirakan usia sebuah elemen
mesin sampai mengalami lelah akibat pembebanan berulang.
4
1.3 Tujuan Pembuatan Tugas Akhir
Melakukan penelitian yang kontekstual dengan kebutuhan dan
kepercayaan masyarakat. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan
keamanan rancangan swing arm yang telah dibuat sebelumnya.
1.4 Metode Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut
1. observasi dan pengukuran di industri
2. pembuatan model 3D dengan menggunakan Solidworks 2007
3. uji statik dengan menggunakan Cosmosworks 2007
4. uji frekuensi dengan menggunakan Cosmosworks 2007
5. uji fatik dengan menggunakan Cosmosworks 2007
Gambar 1.1 Diagram Alir Tahapan Penelitian
analisa
kesimpulan
Pengukuran dimensi
Verifikasi bahan
Verifikasi dimensi
Pembuatan model finis
melakukan pengujian dimensi
sesuai
start
tidak
ya
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tegangan
Tegangan adalah besarnya gaya tiap satuan luas. Tegangan dilambangkan
dengan P. Besarnya P dirumuskan dengan:
AFP =
Keterangan:
P = tegangan
F = gaya
A = luasan
Tegangan dikelompokan menjadi dua jenis berdasarkan arah bekerja gaya
terhadap luasannya yaitu
a. tegangan normal (σ)
Tegangan yang gayanya bekerja tegak lurus terhadap luasan
b. tegangan geser (τ)
Tegangan yang gayanya bekerja sejajar terhadap luasan.
Sebuah luasan bisa menderita tegangan normal saja, tegangan geser saja
atau keduanya. Besarnya σ dan τ pada kondisi pembebanan yang sama, bisa
beragam tergantung bidang potong mana yang dijadikan acuan
5
6
Bidang L
Bidang M Bidang K
F F
Gambar 2.1 Bidang acuan yang berbeda untuk melihat besarnya τ dan σ. K,L,dan
M adalah bidang potong dengan sudut pemotongan yang berbeda
Bidang L
AL
FnL F
FsLGambar 2.2 Bidang L memotong benda dan menghasilkan luasan AL
Bidang L memotong benda pada sudut potong 900 terhadap arah gaya F dan
menghasilkan luasan AL.
Besar tegangan normal pada luasan AL ( Lσ ) adalah
L
nLL A
F=σ
LA
F=
Besarnya tegangan geser pada luasan AL ( Lτ ) adalah
L
sLL A
F=τ
7
Karena = 0, maka : sLF
0L =τ Bidang K memotong benda pada sudut potong θ terhadap arah gaya F dan
menghasilkan luasan AK ditunjukan di gambar 2.3
Besar tegangan normal pada luasan AK ( Kσ ) adalah
K
nKK A
F=σ
θ
θsin/A Fcos
L
=
Besarnya tegangan geser pada luasan AK ( Kτ ) adalah
K
sKK A
F=τ
θθτ
sin/A Fsin
LK =
AK
Gambar 2.3 Bidang K memotong benda dan menghasilkan luasan AK
Bidang K
FnK
F
θ
FsK
8
Nilai tegangan geser dan tegangan normal dilihat dari bidang K dan bidang
L akan berbeda. Tegangan geser Lτ pada luasan AL adalah nol karena pada
luasan AL hanya bekerja gaya normal FnL , sedangkan tegangan geser Kτ tidak
sama dengan nol karena pada luasan AK selain bekerja gaya normal FnK juga
bekerja gaya geser FsK. Perbedaan juga akan muncul jika bidang M dijadikan
sebagai acuan. Nilai tegangan-tegangan akan terus bervariasi karena bidang acuan
dapat dipilih dengan jumlah posisi θ yang sangat banyak, meskipun pada kondisi
pembebanan yang sama. Fenomena perubahan nilai tegangan geser dan tegangan
normal ini disebut transformasi tegangan. 2.1 Transformasi Tegangan
Ada 6 komponen tegangan yag bekerja pada sebuah elemen (gambar 2.4)
yaitu σy, σx, σz, τxy, τxz, dan τyz. Gambar 2.4 menunjukan bahwa sikap tegangan-
tegangan tersebut sesuai terhadap bidangnya masing-masing.
Gambar 2.4 Tegangan-tegangan yang bekerja pada sebuah elemen
(George H. Staab, 2002)
9
Status tegangan baru yang berbeda akan muncul jika sumbu koordinatnya
diputar pada sudut tertentu (gambar 2.5). Tegangan-tegangan itu adalah σy' , σx' ,
σz' , τx'y' , τx'z' ,dan τy'z'.
Gambar 2.5 Elemen dengan sumbu orientasi yang berbeda (George H. Staab, 2002)
Gambar 2.6 Sebuah elemen yang dilihat pada sumbu koordinat yang diputar sebesar θ terhadap sumbu x (George H. Staab, 2002)
Masalahnya sekarang adalah bagaimana mengetahui nilai tegangan-
tegangan yang baru tersebut dan mengetahui kapan nilai-nilai itu akan menjadi
maksimum. Untuk memudahkan analisa maka dibuat σz = τxz = τzx = 0
(lihat gambar 2.6), kemudian elemen tersebut dipotong dengan bidang potong
pada sudut θ terhadap sumbu x (lihat gambar 2.7).
10
Gambar 2.7 Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah elemen (George H. Staab, 2002)
Komponen-komponen tegangan dirubah ke dalam bentuk gaya sehingga
gaya-gaya yang bekerja pada model dapat dijumlahkan maka akan didapatkan
persamaan untuk menghitung besarnya tegangan normal σx' dan tegangan geser
τx'y'. Besarnya tegangan normal σx' dan tegangan geser τx'y' adalah
Gambar 2.20 Kurva S-N untuk Baja Karbon Rendah Hasil Fabrikasi
2.8 Fungsi Swing Arm
Mengetahui fungsi benda yang akan dianalisa akan mempermudah kita
untuk menentukan kondisi batas, jenis pembebanan, dan jenis analisa yang
dibutuhkan.
32
Swing arm berfungsi untuk menjaga posisi sumbu roda belakang (Z)
tegak-lurus terhadap sumbu longitudinal bodi motor (X). Swing arm hanya
bergerak rotasi pada sumbu Z serta gerakan translasi relative terhadap bodi motor
hanya ke arah sumbu X dan Y, jika terjadi pembebanan. Swing arm menjadi
tempat pemasangan roda belakang dan shock absorber. Gaya-gaya yang bekerja
pada roda diteruskan ke bodi motor dan sebaliknya gaya-gaya yang bekerja pada
bodi motor diteruskan ke roda karena adanya swing arm..Beberapa asesori lain
seperti tutup rantai, karet rantai, dan stopper standar juga terpasang pada swing
arm .
Y
Gambar 2.21 Swing Arm Bebas Bergerak Rotasi pada Sumbu Z
Z
X
BAB IV
HASIL PENGUJIAN
Bab ini berisikan hasil pengujian yang disajikan dalam bentuk gambar dan
tabel. Setiap gambar dan tabel akan disertai penjelasan.
Mesh dibuat dengan ukuran paling halus. Kualitas mesh yang digunakan
dalam semua pengujian pada bab ini adalah kualitas terbaik sesuai kemampuan
komputer, tujuannya untuk mengetahui karakteristik swing arm seakurat mungkin.
Gambar 4.1 Mesh dengan Elemen Size 3,25 mm
4.1 Hasil Pengujian Statik
4.1.1 Pengujian Statik dengan Pembebanan Gaya Vertikal
Gambar 4.1.1 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan Pembebanan Gaya Vertikal; nilai maksimal terjadi pada Flens Shock
46
47
Gambar 4.1.2 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan Pembebanan
Gaya Vertikal; FOS pada elemen berwarna merah bernilai kurang dari 5
4.1.2 Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Percepatan
Gambar 4.1.3 Penyebaran tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan
48
Pembebanan dari Gaya Percepatan; nilai maksimum terjadi pada lobang as roda
Gambar 4.1.4 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Percepatan; nilai terrendahnya adalah 2,043 terjadi elemen yang ditunjukan dalam gambar
4.1.3 Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Perlambatan
Gambar 4.1.5 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Perlambatan;
49
Gambar 4.1.6 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Perlambatan
4.1.4 Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Lateral
Gambar 4.1.7 Penyebaran Tegangan Von Mises pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari Gaya Lateral; nilai tertinggi (ditunjukan dengan callout) terjadi pada komponen swing arm pipe
50
Gambar 4.1.8 Penyebaran FOS pada Pengujian Statik dengan Pembebanan dari
Gaya Lateral; elemen berwarna merah bernilai di bawah 5
1.12E+082.10E+08
1.62E+08
1.60E+09
0.00E+00
2.00E+08
4.00E+08
6.00E+08
8.00E+08
1.00E+09
1.20E+09
1.40E+09
1.60E+09
1.80E+09
Vertical Percepatan Perlambatan Lateral
Jenis Pembebanan
Tega
ngan
Von
Mis
es (N
/m2)
Tegangan luluh
Gambar 4.1.9 Grafik Perbandingan Tegangan Von Mises
51
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Static
Jenis pembebanan Tegangan Von Mises (N/m2)
FOS
Vertical 1.12482e+008 3.9
Horizontal (percepatan) 2.09831e+008 2.1
Horizontal (perlambatan) 1.62419e+008 2.7
Lateral 1.60187e+009 0.27
Tegangan Maksimal Von Mises terjadi paling besar pada pembebanan
lateral yaitu 1.60187e+009 N/m2 , sedangkan batas luluh material adalah
4,40e+08N/m2. Tegangan von Mises pada pembebanan lateral telah melampaui
batas luluhnya.
3.9
2.1
2.7
0.27
0
1.4
2.8
4.2
Vertical Percepatan Perlambatan Lateral
Jenis Pembebanan
FOS
Gambar 4.1.10 Grafik Perbandingan FOS
Grafik FOS dari gambar 4.1.2 memperlihatkan bahwa FOS pada
pembebanan vertikal, percepatan, dan perlambatan berada di atas FOS yang
52
dibutuhkan yaitu 1,4. FOS pada pengujian beban lateral nilainya paling kecil.
Konstruksi akan rawan terhadap jenis pembanan lateral. Beban lateral sampai
seekstrim dalam pengujian sangat jarang terjadi, sehingga FOS = 0.74 pada
pembebanan lateral dinilai tidak menjadi masalah untuk ukuran sepeda motor