Top Banner
ANALISA RISIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL OLEH: NUR’AINI MAYANGSARI B.211.12.0006 KASTINI B.211.12.0036 TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (kelas A)
29

Analisa Risiko Dalam Penganggaran Modal

Nov 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ANALISA RISIKO DALAM PENGANGGARAN MODAL

ANALISA RISIKO DALAM PENGANGGARAN MODALOLEH:NURAINI MAYANGSARIB.211.12.0006KASTINIB.211.12.0036

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (kelas A)1Pengertian Kepastian, Ketidakpastian dan Risiko InvestasiKepastianMenyangkut masa depan yg mengandung suatu kemungkinan hasil yang sudah dapat diketahui pada waktu ini.KetidakpastianKondisi yg dihadapi oleh seseorang, apabila masa depan mengandung sejumlah kemungkinan peristiwa yg akan terjadi (tidak diketahui).Risiko InvestasiProbabilitas tidak dicapainya tingkat keuntungan yg diharapkan atau kemungkinan return yg diterima menyimpang dari yg diharapkan.2Berbagai Cara Memasukkan Faktor Risiko dalam Penilaian Usul InvestasiPendekatan Mean-Standar DeviasiPendekatan Ekuivalen KepastianPendekatan Tingkat Diskonto yang Disesuaikan dgn RisikoAnalisa Sensitivitas3Pendekatan Mean-Standar DeviasiPendekatan ini merupakan pendekatan yg paling langsung memasukkan unsur risiko ke dalam kriteria keputusan yang menggunakan konsep nilai sekarang (present value).

4Contoh soal:Ada dua proyek: Proyek A dan Proyek B yg diproyeksikan mempunyai probabilitas arus kas sbb:Proyek AProyek B

ProbabilitasArus Kas0,30Rp 30000,40Rp 40000,30Rp 5000ProbabilitasArus Kas0,30Rp 20000,40Rp 40000,30Rp 60005Membandingkan dua usulan proyekProbabilias KejadianArus Kas (Ribuan)Penyebaran Arus-kas proyek B > Penyebaran Arus-kas proyek A, meskipun arus-kas yg paling besar kemungkinan terjadinya adalah sama untuk kedua proyek tsb yaitu Rp 4000. Kalau resiko dihubungkan dgn distribusi probabilitas Arus-kas dari kedua proyek tsb, maka dapat diartikan bahwa proyek B mempunyai risiko yang paling bsar daripada proyek A. Oleh karena itu, kita akan lebih menyukai proyek A dibandingkan proyek B. 6

RUMUS STANDAR DEVIASI:

Ax = Arus-kas untuk kemungkinan XPx = probabilitas terjadinya arus-kas = expected value dari arus-kas/mean dari distribusi probabilitas arus-kas

Rumus Expected value atau Mean dari distrbusi probabilitas:

7Perhitungan Mean dari Distribusi Probabilitas Arus-kas dan Standar DeviasiProbabilitasArus Kas0,30Rp 3000= Rp 9000,40Rp 4000= Rp 16000,30Rp 5000= Rp 1500MeanRp 4000Proyek A (Ax- ) Px

(3000-4000) x0,30= Rp 300.000(4000-4000) x0,40= Rp 0(5000-4000) x0,30= Rp 300.000Variance Rp 600.000Standar Deviasia = = Rp 775

ProbabilitasArus Kas0,30Rp 2000= Rp 6000,40Rp 4000= Rp 16000,30Rp 6000= Rp 1800MeanRp 4000Proyek B (Ax- ) Px

(2000-4000) x0,30= Rp 1.200.000(4000-4000) x0,40= Rp 0(6000-4000) x0,30= Rp 1.200.000Variance Rp 2.400.000Standar Deviasia = = Rp 1.549

Koefisien VariasiCVa = 775/4000 = 0,19Koefisien VariasiCVa = 1549/4000 = 0,398Kesimpulan:Dari perhitungan diatas, maka untuk Proyek B lebih besar daripada proyek A. Proyek B mempunyai risiko yang lebih besar daripada Proyek A. Berarti, Proyek A akan lebih disukai karena risikonya lebih kecil.9Pendekatan Ekuivalen Kepastian Pendekatan ini merupakan penyesuaian risiko yang dilakukan secara langsung terhadap arus kas yang diperkirakan akan terjadi di masa depan. Aturan pendekatan ini adalah sama mengenai diterima/ditolaknya suatu proyek investasi yaitu apabila certainty-equivalen NPV lebih besar daripada nol maka usul investasi tsb diterima dan sebaliknya kalau kurang dari nol maka usul investasi tsb selayaknya ditolak.10Cara menghitung Certainty-Equivalent (C.Et) Cash Flow1. Estimasi arus kas dikurangi dengan sejumlah standar deviasi yang cukup untuk menjamin bahwa dalam distribusi normal, kemungkinan kejadiannya akan terjadi dgn pasti. C.Et = At - 3C.Et = Certainty-equivalent untuk periode tAt = Mean cash flow estimate untuk periode t = Standar DeviasiMetode kedua, dengan cara mengurangi mean dari estimasi arus kas dgn sejumlah kas sebesar koefisien variasi dari estimasi rus kas tsb.Metode ketiga, dengan cara mengalikan mean dari estimasi arus kas dengan suatu faktor atau koefisien tertentu yg disebut Certainty Equivalent Coeficient (CEC).Metode keempat Time Adjusted Method11CONTOH SOAL:PERTANYAAN:Mean dari estimasi arus kas setiap periode selama 3 tahun sebesar Rp 6000 dan standar deviasi setiap periodenya sebesar Rp 1000. Atas dasar data tersebut dengan menggunakan rumus maka besarnya Certainty-equivalent Cashflow setiap periodenya, yaitu? Hitunglah Certainty-Equivalent dgn menggunakan ketiga metode tersebut!12JAWABAN METODE 1:C.Et = At - 3= Rp 6000 3 (Rp 1000)= Rp 3000Apabila memerlukan jumlah investasi Rp 10.000 dan tingkat diskonto bebas risiko 10% maka certainty equivalent NPV menjadi:NPV= -10.000 + 3000 + 3000 + 3000 (1,10)(1,10)= - Rp 2540**Bila Certainty Equivalent NPV tsb bernilai NEGATIF(-) , maka kita akan menolak proyek tersebut.

13JAWABAN METODE 2:Koefisien Variasi = 1000/6000 = 0,167Maka:C.Et = Rp 6000 0,167 (Rp 6000)= Rp 4998Certainty Equivalent NPV:NPV= -10.000 + 4998 + 4998 + 4998 (1,10)(1,10)= + Rp 2429

**Bila Certainty Equivalent NPV tsb bernilai POSITIF(+), maka kita akan menerima proyek tersebut.

14JAWABAN METODE 3:Apabila CEC sebesar 0,70 untuk setiap periodenya selama tiga tahun, maka besarnya Certainty Equivalent NPV menjadi:NPV= -10.000+0,70 (6000)+0,70 (6000)+ 0,70(6000) (1,10)(1,10)= + Rp 445

**Bila Certainty Equivalent NPV tsb bernilai POSITIF(+), maka kita akan menerima proyek tersebut.

15JAWABAN METODE 4:Misalnya CEC setiap tahunnya selama 3 tahun, maka:Tahun PertamaCEC1= 0,70Tahun KeduaCEC2= 0,60Tahun KetigaCEC3= 0,50

NPV= -10.000+0,70 (6000)+0,60(6000)+ 0,50(6000) (1,10)(1,10)= - Rp 953

**Bila Certainty Equivalent NPV tsb bernilai NEGATIF(-) , maka kita akan menolak proyek tersebut.

16Pendekatan Tingkat Diskonto yang Disesuaikan dengan RisikoDefinisi : adalah tingkat diskonto yang digunakan untuk menilai arus kas neto tertentu yang mengandung resiko atau ketidakpastian yang terdiri dari tingkat diskonto bebas risiko ditambah dengan premi resiko yang sepadan dengan tingkat resiko yang melekat pada arus kas neto tersebut17CONTOHNYA:Biaya Proyek A dan B: Rp 100.000Proyek A mengharapkan Arus-kas Rp 20.000/thn selama 8thnProyek B mengharapkan Arus-kas Rp 22.000/thn selama 8thnKarena pasar Produk A lebih Baik dari pasar produk B, maka standar deviasi Arus-kas Proyek A lebih Kecil daripada Proyek B.Standar deviasi Proyek A Rp 3000Standar Deviasi Proyek B Rp 20.000Karena adanya perbedaan tingkat risiko, maka pemimpin perusahaan akan menggunakan tingkat diskonto yang berbeda.Misalkan, tingkat diskonto Proyek A 10% dan Proyek B 14%, maka:NPVA= -100.000 + (20.000 x 5,335)= 6700NPVB= -100.000 + (22.000 x 4,639)= 2058**Maka, tentunya pimpinan perusahaan akan memilih proyek NPV yang bernilai paling besar yaitu PROYEK A setelah memasukkan faktor risiko didalamnya

18Jawaban...NPVA = -100.000 + (20.000 x 5,335) = 6.700NPVB = -100.000 + (22.000 x 4,639) = 2.053Dengan Tingkat Diskonto yang berbeda:Kesimpulan : NPV proyek A> NPV Proyek BMaka proyek yang dipilih oleh pimpinan perusahaan adalah proyek AAnalisa Sensitivitas (Sensitivity Analysis)Suatu teknik untuk menilai dampak (impact) sebagai perubahan dalam masing-masing variabel penting terhadap hasil yang mungkin terjadi (posible outcomes)Suatu analisa simulasi dalam mana nilai variable-variable penyebab diubah-ubah untuk mengetahui bagaimana dampaknya terhadap hasil yang diharapkan dalam hubungan ini adalah aliran kas.Variabel yang mempengaruhi arus kas suatu proyek: market size, market share, jumlah unit produksi terjual, hrga jual/unit, biaya variable/unit,dllMakin besar variabel berpengaruh pada keuntungan suatu proyekContoh soal...Biaya investasi Rp. 160.000,- Umur Ekonomis 8 tahunTahun 0Tahun 1-8InvestasiRp. 160.000,-1. Penjualan (100rb unit)Rp. 100.000,-2. Biaya VariabelRp. 30.000,-3. Biaya Tetap selain depresiasiRp. 30.000,-4. DepresiasiRp. 20.000,-5. Laba sebelum pajakRp. 20.000,-6. Pajak 30%Rp. 6.000,-7. Laba bersihRp. 14.000,-8. Arus kas Neto (4) + (7)Rp. 34.000,-Tingkat Diskonto yang disyaratkan 10%

NPV positif = usul investasi diterimaEstimasi arus kas per tahun kalau ada penurunan jumlah unit terjual atau penurunan harga jual per unit masing-masing dengan 10%Unit terjual turun 10%, variabel lain tetapHarga jual per unit turun 10%, variabel lain tetap1. PenjualanRp. 90.000,-Rp. 90.000,-2. Biaya VariabelRp. 27.000,-Rp. 30.000,-3. Biaya Tetap selain depresiasiRp. 30.000,-Rp. 30.000,-4. DepresiasiRp. 20.000,-Rp. 20.000,-5. Laba sebelum pajakRp. 13.000,-Rp. 10.000,-6. Pajak 30%Rp. 3.900,-Rp. 3.000,-7. Laba bersihRp. 9.100,-Rp. 7.000,-8. Arus kas NetoRp. 29.100,-Rp. 27.000,-NPV-Rp. 4.754,--Rp. 15.958,-Kesimpulankalau ada penurunan jumlah unit terjual atau penurunan harga jual per unit masing-masing dengan 10% akan menjadikan proyek tersebut tidak layak lagi dilaksanakan karena NPV masing-masing negativ.Estimasi arus kas per tahun kalau ada kenaikan biaya variabel per unit atau kenaikan biaya tetap (tanpa deresiasi) masing-masing 10%Kalau ada kenaikan biaya variabel/unit 10%Kalau ada kenaikan biaya tetap dengan 10%1. PenjualanRp. 100.000,-Rp. 100.000,-2. Biaya VariabelRp. 33.000,-Rp. 30.000,-3. Biaya Tetap selain depresiasiRp. 30.000,-Rp. 33.000,-4. DepresiasiRp. 20.000,-Rp. 20.000,-5. Laba sebelum pajakRp. 17.000,-Rp. 17.000,-6. Pajak 30%Rp. 5.100,-Rp. 5.100,-7. Laba bersihRp. 11.900,-Rp. 11.900,-8. Arus kas NetoRp. 31.900,-Rp. 31.900,-NPVRp. 10.138,-Rp. 10.138,-Kesimpulankalau ada kenaikan biaya variabel per unit atau kenaikan biaya tetap (tanpa deresiasi) masing-masing 10% akan menjadikan proyek tersebut tetap layak dilaksanakan meskipun mengakibatkan penurunan NPV masing-masing 52%.Estimasi arus kas per tahun kalau ada kenaikan harga jual dengan 10% dan penurunan unit terjual 15%1. PenjualanRp. 93.500,-2. Biaya VariabelRp. 25.500,-3. Biaya Tetap selain depresiasiRp. 30.000,-4. DepresiasiRp. 20.000,-5. Laba sebelum pajakRp. 18.000,-6. Pajak 30%Rp. 5.400,-7. Laba bersihRp. 12.600,-8. Arus kas NetoRp. 32.600,-NPVRp. 13.917,-Kesimpulanproyek tersebut tetap layak dilaksanakan meskipun mengakibatkan penurunan NPV masing-masing 15%.