Page 1
ii
ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH
(Studi pada Bank DKI Syariah)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
ABDUL FATTAH LUBIS
NIM : 104046101601
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1429 H/2008 M
Page 2
iii
ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH
(Studi pada Bank DKI Syariah)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
ABDUL FATTAH LUBIS
NIM: 1040 4610 1601
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,M.A. Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM
NIP. 150 222 824
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
Page 3
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH
(STUDI PADA BANK DKI SYARIAH) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah
Jakarta pada 12 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 12 November 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Dr.Euis Amalia,M.Ag. (..........................)
NIP. 150 289 264
2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag,M.H. (..........................)
NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil,M.A (..........................)
NIP. 150 222 824
4. Pembimbing II : Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM (..........................)
-
5. Penguji I : Dr.A.Sudirman Abbas,MA (..........................)
NIP. 150 294 051
6. Penguji : H.M.Dawud Arif Khan,S.E.,M.Si,AK,CPA (..........................)
NIP.
Page 4
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatukkah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 14 Dzulqa’idah 1429 H
13 November 2008 M
Abdul Fattah Lubis
Page 5
vi
ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH
(Studi Pada Bank DKI Syariah)
ABSTRAKS
ABDUL FATTAH LUBIS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
pertumbuhan bisnis Bank DKI Syariah. Penulis menjadikan rasio Return On Asset
(ROA) sebagai indikator pertumbuhan Bank DKI syariah kemudian mengujinya
dengan rasio rentabilitas yang dianggap mewakili pertumbuhan Bank DKI syariah,
diantaranya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan Rasio BOPO (Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
Penelitian ini menggunakan 16 sampel yang terdiri atas data laporan keuangan
triwulanan Bank DKI Syariah mulai Maret 2004 – Desember 2007. Dan metode yang
di gunakan dalam penulisan skripsi ini yakni metode statistik dengan uji model
regresi berganda untuk menguji pertumbuhan bank DKI Syariah, dengan variabel
independennya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan Rasio BOPO (Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional) sedangkan variabel dependennya
adalah rasio Return On Asset (ROA)
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for
Windows versi 12.00 menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan Bank DKI Syariah
yang diindikatori oleh ROA sebesar 97% secara nyata dapat dijelaskan melalui rasio
NIM dan BOPO sedangkan selebihnya (3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini. Berdasarkan uji regresi berganda variabel NIM
memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Bank Syariah,
Page 6
vii
dan variabel BOPO memiliki pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan Bank
DKI Syariah.
Page 7
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………...vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………..viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………….……………………………… 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….…... 8
D. Tinjauan Kajian Terdahulu……..…………………………...…. 8
E. Kerangka Teori ………………...……………………………… 9
F. Kerangka Konseptual ……………………………………....….. 11
G. Hipotesis ………………………………………………………. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Indikator Pokok Pertumbuhan Bank Syariah............................... 14
1. Aset ................................................................................... 16
2. Penghimpunan Dana (Funding)......................................... 17
3. Penyaluran Dana (financing) ............................................ 21
4. Permodalan ....................................................................... 23
Page 8
ix
5. Laba ................................................................................... 27
B. Faktor penunjang yang mempengaruhi Perkembangan
Bank Syariah ............................................................................... 28
C. Alat ukur pertumbuhan bank syariah berdasarkan rasio
Rentabilitas...................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian……….………………………………..34
B. Metode Penentuan Sampel……….………………………………35
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………....35
D. Variabel Operasional………………………………….................36
E. Metode Analisis....………………....………………..…………...37
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Bank DKI syariah …………………………….39
B. Produk dan Jasa ..............................................................................39
1. Produk Dana ........................................................................39
2. Produk Pembiayaan .............................................................40
3. Jasa-Jasa Lainnya ................................................................40
C. Analisis Deskriptif Variabel ……………………………………...40
1. ROA (Return On Asset) ………………………………..…40
2. Rasio NIM (Net Interest Margin) ………………………...43
3. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional……………………………………………..….45
Page 9
x
D. Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank DKI Syariah…………………48
1. Pengujian Hipotesis………………………………………48
a. Hasil Uji F……..…………………………………..48
b. Hasil Uji t (T-test)…………………………………50
2. Korelasi ……………………………………………..…….52
3. Pengujian Koefisien Regresi ………………………………53
4. Interpretasi Data ……………………………………..……54
5. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda …………....…55
a. Uji Multikolinieritas ………………………….……55
b. Uji Heteroskedastisitas……………………………..56
c. Uji Normalitas ……………..………………..……..57
d. Uji Autokorelasi …………..…………………..……58
e. Hasil Uji Koefisien Korelasi …..…………………...59
f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .........….…….60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………...…….…………………………….61
B. Saran ………………………………………………...…62
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………………...…70
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………….…………………………………...72
Page 10
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Ikhtisar ROA per Triwulan 2004-2007…………... 41
2. Tabel 4.2 Deskripsi ROA ………………………...………...... 42
3. Tabel 4.3 Ikhtisar NIM per Triwulan 2004-2007…………... 43
4. Tabel 4.4 Deskripsi NIM…………………………….………. 45
5. Tabel 4.5 Ikhtisar BOPO per Triwulan 2004-2007………. 46
6. Tabel 4.6 Deskripsi Statistik BOPO……………. ………… 47
7. Tabel 4.7 Hasil Uji F.…………………………………….…. 48
8. Tabel 4.8 Hasil Uji T………….…………………………… 50
9. Tabel 4.9 Korelasi ……………………….………. ……….. 52
10. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas .…………………….. 55
11. Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi…………………………… 59
12. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..…………. 60
Page 11
xii
Daftar Gambar
1. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran …………………………….. 12
2. Gambar 2.1 ……………………………………………………… 30
3. Gambar 4.1 Pertumbuhan ROA per Triwulan 2004-2007…… 41
4. Gambar 4.2 Pertumbuhan NIM per Triwulan 2004-2007……. 44
5. Gambar 4.3 Petumbuhan BOPO per Triwulan 2004-2007…… 46
6. Gambar 4.4 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 49
7. Gambar 4.5 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 51
8. Gambar 4.6 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 51
9. Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………... 57
10. Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas……………………………… 58
Page 12
xiii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
4. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatukkah Jakarta.
5. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 03 November 2008
Abdul Fattah Lubis
Page 13
xiv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin. Luapan syukur selamanya hanya kepada-Mu
Allah Al-Fattah, yang telah memberikan ni’mat serta kekuatan bagi hamba untuk
membuka mata, hati dan merasakan nikmatnya menyelami ilmu-Mu sampai akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hamba memohon kepada-Mu ya..robb
bimbinglah hamba selalu untuk menjadi yang terbaik dengan menjadi manusia yang
ta’at atas segela perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu. Sholawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, tauladan dan
panutan bagi seluruh ummat manusia hingga akhir zaman.
Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
secara langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini,
diantaranya:
1. Bapak Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH.,MM., selaku dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia,M.Ag., selaku Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) dan
Bapak Ah.Azharuddin Lathif,M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Mumalat.
3. Bapak Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,MA dan Ibu Dwi Nur Aini Ihsan SE,MM,
selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, pengarahan dan pemikiran kepada penulis.
Page 14
xv
4. Bapak Rahmadi Pranawa dan seluruh karyawan Bank DKI Syariah yang dengan
sangat bijak telah memudahkan penulis dalam menggali ilmu dan menggali
informasi tentang Bank Syariah.
5. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN dan Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademik FSH UIN Syarif Hidyatullah
Jakarta yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ayah dan mama tercinta yang telah memberikan dukungan moril, materil dan
dukungan serta do’a yang tiada henti sehingga penulis dapat berdiri tegak untuk
menyelesaikan skripsi ini.
8. Bang Khoir, Ka’ Ni’mah, Ali dan adikku Rahmah serta keluarga.
9. Sahabat terbaikku mas Ipoel dan Arief. Semoga ukhuwah ini terjaga selamanya.
10. Kawan-kawan PS B angkatan 2004, Dayat, Ozan, Luthfi, Gilang, Mahfud, Udin,
Wira, Ipank, Sezar, Rahman, Hilman, Faiz, Zaenal, Nurul, Ajeng, Ida, Yeti, Seli,
Itsna, Icha, Evi, Usy, dan semua pihak yang tidak termaktub. Terimakasih.
11. Bou Ipah, Nina, Akah, Ibrahim, Taufik, Ahyar, Misbah serta sahabat-sahabat
Gontor semuanya. Jazakumulloh Khoiron Katsiron.
12. Dan semua pihak yang namanya tidak termaktub satu persatu, terimakasih atas
segalanya.
Jakarta, 31 September 2008
(Abdul Fattah Lubis)
Page 15
xvi
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH
(STUDI PADA BANK DKI SYARIAH) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah
Jakarta pada 12 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 12 November 2008
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM
NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Dr.Euis Amalia,M.Ag. (..........................)
NIP. 150 289 264
2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag,M.H. (..........................)
NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil,M.A (..........................)
NIP. 150 222 824
4. Pembimbing II : Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM (..........................)
-
5. Penguji I : Dr.A.Sudirman Abbas,MA (..........................)
NIP. 150 294 051
6. Penguji : H.M.Dawud Arif Khan,S.E.,M.Si,AK,CPA (..........................)
NIP.
Page 17
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akhir semester II 2007 lalu Bank Indonesia mencanangkan untuk
meningkatkan akselerasi perbankan syariah di tahun 2008 sebesar 5%. Target
pencapaian pangsa pasar perbankan syariah menjadi 5% membuat perbankan syariah
harus bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Kerja keras ini dilakukan tidak
lain untuk meningkatkan market share perbankan syariah yang hanya mencapai 1,7%
pada akhir semester tahun 2007.1 Karena pada kenyataannya konsep pengembangan
perbankan syariah selama ini dengan sudut pandang tradisional yang hanya melihat
pasar dari segi demografis berupa agama ternyata tidak memberikan dampak
pertumbuhan yang cukup signifikan, karena pada dasarnya bank syariah adalah bisnis
center (pusat bisnis) yang ruang lingkupnya muamalat, yang berarti semua bangsa
Indonesia ini (tanpa memandang segi suku dan agama) boleh ikut andil untuk
meramaikan bank yang mengedapankan prinsip adil ini (win-win solution).
Menurut PBI Nomor: 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah
dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
syariah, Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, antara lain adalah: prinsip
1 “Pemerintah dan UU Perbankan Syariah”, Republika, 22 Agusutus 2007.
Page 18
xix
keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan
universalisme (alamiyah) serta tidak mengandung gharar,maysir, riba, dzalim,
riswah, dan objek haram.
Dalam menjalankan usahanya bank syariah menggunakan pola bagi hasil yang
merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan,
pembiayaan maupun dalam produk lainnya dan menghindari unsur bunga di
dalamnya.2 Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan. (Ali Imran: 130)
Di Indonesia sendiri berdirinya Bank Syariah didasari atas Undang-Undang
No. 10 tahun 1998 amandemen atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan Syariah, serta dikeluarkannya fatwa bunga bank haram oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003. Kemudian dipertegas kembali pada tahun 2007
dengan dikeluarkannya PBI Nomor: 9/19/PBI/2007 bahwa perbankan syariah dalam
2 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.11.
Page 19
xx
pelaksanaannya harus menerapkan nilai-nilai Islam dan dalam kegiatan usahanya
harus berdasarkan prinsip syariah.
Pada dasarnya Bank Syariah memiliki perbedaan operasional yang cukup
mendasar dengan bank konvensional dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi. Hal yang cukup mendasar dalam membedakan antara Bank Syariah dan
bank konvensional adalah pada aspek kepemilikan komoditi yang dibiayai dalam
kerangka jual beli dan sewa. Begitu juga peranan Bank Syariah dalam proses
investasi, ketika itu Bank Syariah dapat bertindak sebagai pemegang saham. Dari sisi
penerimaan dana masyarakat, Bank Syariah dapat menerima dana titipan maupun
dana invesatasi dan bertindak selaku manajer investasi yang berperan utnuk selalu
meningkatkan net asset value (NAV) dari dana yang dikelolanya. Dan sisi penyaluran
dana, Bank Syariah dapat pula melakukan jual beli komoditas, kegiatan sewa
menyewa, dan kegiatan investasi. Selain itu, bank syariah dapat pula melakukan
kegiatan dalam lalu lintas pembayaran sebagai wakil dalam melakukan transfer dan
penarikan dana serta melakukan jaul beli valuta asing secara spot.3
Keberadaan perbankan syariah diharapkan dapat mendorong perkembangan
perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam
perekonomian adalah 1) kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, 2) keadilan sosial-ekonomi dan
distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, 3) stabilitas nilai uang, 4)
3 Ibid..h. 11
Page 20
xxi
mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil,
dan 5) pelayanan yang efektif. (Setiawan, 2006): 1)
Peningkatan kinerja bank syariah dapat dilihat dari sejumlah indikator kinerja
yang menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang 2007, akses
masyarakat terhadap manfaat (value) yang ditawarkan produk dan atau layanan
perbankan syariah juga terus meningkat seiring dengan peningkatan jaringan
operasional. Di samping itu, kemanfaatan yang diberikan perbankan syariah semakin
nyata dengan adanya kebijakan yang berorientasi kepada segmen ekonomi mayoritas
di masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan pertumbuhan pembiayaan
kepada sektor usaha kecil dan menengah. Perbankan syariah juga secara konsisten
mampu memperlihatkan efektivitasnya dalam pelaksanaan fungsi intermediasi yang
diindikasikan melalui pertumbuhan pembiayaan yang relatif lebih tinggi
dibandingkan perbankan nasional, serta rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga
yang mencapai (FDR) 99,8%. Kinerja keuangan perbankan syariah juga
menunjukkan peningkatan sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian, hal ini
ditandai laju ekspansi volume usaha yang mencapai 36,7% (year on year), lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2006 (28,0%).
Ada beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan
perbankan syariah di Indonesia, di antaranya yaitu terbitnya Undang-Undang
perbankan syariah yang baru saja disahkan pada tanggal 18 Juni 20084, kemudian
mulai banyaknya lembaga-lembaga edukasi yang mendukung terciptanya Sumber
4 “DPR Sahkan UU Perbankan Syariah’’, Republika, 18 Juni 2008, h. 1.
Page 21
xxii
Daya Insani melalui beberapa program studi konsentrasi lembaga keuangan syariah,
dan yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dan pemahaman ummat Islam
Indonesia yang mulai tumbuh dan dalam hal ini ditandai dengan penghimpunan dana
pihak ketiga secara signifikan.
Berdasarkan statistik perbankan syariah-Bank Indonesia dapat diketahui
bahwa pertumbuhan aset bulan Desember 2001 dan 2007 masing-masing sebesar
58,8% dan 36,7%. Jumlah aset perbankan syariah pada bulan Maret 2007, yaitu Rp
36,5 triliun.5 Pada bulan Desember 2001 dan 2007 pertumbuhan dana pihak ketiga
(DPK) masing-masing adalah sebesar 80,00% dan 35,3%. Nilai pertumbuhan aset, DPK
dan pembiayaan perbankan syariah cenderung menurun. Akan tetapi, dilihat dari nilai
nominalnya cenderung meningkat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis bank, di
antaranya dapat diformulasikan dengan rasio pertumbuhan yang menggambarkan
persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Adapun faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bisnis bank di antaranya adalah membaiknya rasio
pengembalian investasi atau yang dikenal dengan Return On Asset (ROA), Financing
to Deposit Ratio (FDR) berada pada batas proporsional, Dana Pihak Ketiga (DPK)
meningkat, Rasio Kecukupan Modal (CAR) menguat, Non Perfoming Financing
5 Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia”, 2007, diakses dari
www.bi.go.id.
Page 22
xxiii
(NPF) <5% dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
<93,52% .6
Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk meneliti Bank DKI Syariah,
yang mengalami pertumbuhan antara tahun 2006-2007 dengan total Asset hingga
288%, total pendanaan 384%, total pembiyaan 264%, DPK 384%, dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) 96%.7 Sampai dengan akhir tahun 2007 Bank DKI Syariah
berhasil mencapai aset sebesar Rp.395,35 miliar dengan Dana Pihak Ketiga yang
berhasil dihimpun sebesar Rp.155,62 miliar dan penyaluran pembiayaan sebesar
Rp.301,39 miliar dan mampu menghasilkan laba sebesar Rp.4,22 miliar. Sedangkan
modal kerja dari kantor pusat sampai dengan akhir tahun 2007 meningkat menjadi
sebesar Rp.100 miliar. Sehingga pada tahun 2008 ini dari segi pembiayaan, Bank
DKI Syariah akan meningkatkan porsi pembiayaan pada sektor prduktif dibandingkan
pada tahun-tahun sebelumnya yang mana pemberian pembiayaan banyak disalurkan
melalui pembiayaan multiguna.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun
skripsi dengan judul:
″″″″ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH″″″″
(Studi pada Bank DKI Syariah)
6 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta, RajaGrafindo
Persada, 2004), h.309. 7 Direktori Syariah, Republika, 16 Februarui 2008, hal. 18.
Page 23
xxiv
B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Ada banyak faktor yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan bisnis bank
diantaranya dapat dilihat dari beberapa indikator seperti pertumbuhan asset,
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), jumlah nasabah, pembiayaan, dan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Adapun dalam hal ini penulis membatasi
skripsi ini pada pertumbuhan laba yang diindikatori oleh Return On Assets (ROA)
yang penulis jadikan indikator pertumbuhan Bank DKI Syariah dan mengujinya
dengan beberapa rasio keuangan yang dianggap penting menjadi pokok bahasan. Di
antara rasio tersebut adalah rasio rentabilitas yang diwakili oleh NIM (Net Interest
Margin) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), sehingga
menghasilkan rumusan masalah:
1. Apakah terdapat pengaruh NIM dan BOPO secara simultan terhadap
pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah?
2. Seberapa besar pengaruh NIM dan BOPO secara parsial terhadap
pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah?
3. Variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan
profitabilitas Bank Syariah?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk menganalisa pengaruh signifikan NIM dan BOPO secara simultan
terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank DKI Syariah.
Page 24
xxv
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh NIM dan BOPO secara
parsial terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui variabel apakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi pertumbuhan profitabilitas Bank DKI Syariah.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis dalam
menilai pertumbuhan bisnis bank berdasarkan profitabiltas Bank DKI
Syariah.
2. Bagi akademisi; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar,
mahasiswa dan kalangan akademik lainnya.
3. Bagi perusahaan; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi praktisi
Bank Syariah, dalam menilai pertumbuhan maupun untuk memprediksi
bisnis ditahun depan.
4. Bagi pihak lain; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak lain
atau masyarakat luas khususnya mengenai perbankan syariah dan tren
pertumbuhannya.
E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU
1. Skripsi yang disusun oleh Kosirin tahun 2006 yang berjudul “Stimulator
bagi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia” (Studi kasus PT. Bank
Muamalat Tbk). Skripsi ini menjelaskan faktor eksternal dan internal yang
Page 25
xxvi
berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syariah. Dengan
menjadikan besarnya DPK yang terhimpun sebagai indikator pertumbuhan
Perbankan Syariah.
2. Skripsi yang disusun oleh Dede Misliyah tahun 2006 yang berjudul
”Analisis CAR, NPL, BOPO, Cash Ratio dan LDR terhadap Profitabilitas
Perbankan”. Skripsi ini menjelaskan beberapa rasio keuangan yang
berpengaruh terhadap profitabilitas bank dengan menjadikan Return On
Asset (ROA) sebagai indikator profitabilitas bank. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian dengan analisis regresi berganda.
F. KERANGKA TEORI
Beberapa indikator pertumbuhan bisnis bank syariah diantarannya dapat dilihat
dari pertumbuhan asset. Untuk mengetahui pertumbuhan asset bank ini dapat dilihat dari
laporan keuangan bank yang dilaporkan secara periodik, dan menganalisanya dengan
beberapa rasio keuangan bank yang dianggap penting. Diantara rasio keuangan bank
tersebut adalah rasio rentabilitas. 8
1. Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Usaha ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
8 Kasmir, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2007), h. 267.
Page 26
xxvii
bersangkutan. Dalam hal ini penulis membatasinya pada rasio Return On Asset (ROA),
Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM)
a. Rasio Return On Asset (ROA)
ROA merupakan ukuran kemampuan bank dalam memperoleh dan
meningkatkan pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai. Bank dinyatakan sehat apabila rentabilitas bank terus
menaik atau > 1,22%. Adapun formula untuk menghitung ROA adalah sebagai
berikut:
Rumus 1.2
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
b. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank
syariah. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
Rumus 1.3
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
c. Net Interest Margin (NIM)
NIM merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam
menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan secara
rata-rata selisih antara dana dengan pembiayaan bank. Adapun rumus untuk
menghitungnya adalah sebagai berikut:
Rumus 1.4
Pendapatan Margin Bagi hasil-Distribusi Bagi Hasil
NIM= Total Aktiva Produktif
X 100%
Laba Sebelum Pajak
ROA= Total Aktiva
X 100%
Beban Operasional
BOPO= Pendapatan Operasional
X 100%
Page 27
xxviii
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
Adapun perhitungan pertumbuhan indikator-indikator diatas tersebut dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Rumusl 1..5
Sumber: Laporan Keuangan Bank DKI Syariah
keterangan: g adalah growth (%) dan i = asset, penghimpunan dana, pembiayaan,
permodalan dan laba.
G. KERANGKA KONSEPTUAL
Penelitian ini didasarkan atas penelitian langsung pada Bank DKI Syariah
guna mendapatkan data laporan keuangan dan informasi secara akurat. Adapun untuk
mendapatkan data dengan cara observasi langsung di Kantor Bank DKI Syariah dan
wawancara langsung dengan Pimpinan Departemen Umum Bank DKI Syariah.
gt= git - git-1 X 100%
git-1
Page 28
xxix
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Bank DKI Syariah
Laporan Keuangan Triwulanan 2004-2007
NIM BOPO
Rasio Profitabilitas
ROA
Pertumbuhan Laba
Analisis Regresi Berganda
Hipotesis Penelitian
Uji F
Uji T
Koefisien Determinasi
Normalitas Multikolinearitas Autokorelasi Heteroskedastisitas
Kesimpulan
Page 29
xxx
H. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara (tentatif) terhadap permasalahan
yang diteliti yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Pada penelitian ini
hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah
hipotesis yang menyatakan perbandingan suatu variabel dengan variabel lain.
Hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
Ho = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen NIM,
FDR dan BOPO terhadap variabel dependen ROA.
H1 = Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen NIM, FDR dan
BOPO terhadap variabel dependen ROA.
Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan pada perbandingan F hitung
dan T hitung dengan F tabel dan T tabel:
- Jika Statistik Hitung (angka F output) > Statistik Tabel (tabel F), maka Ho
ditolak.
- Jika Statistik Hitung (angka F output) < Statistik Tabel (tabel F), maka Ho
diterima.
- Jika Statistik Hitung (angka T output) > Statistik Tabel (tabel T), maka Ho
ditolak.
- Jika Statistik Hitung (angka T output) < Statistik Tabel (tabel T), maka Ho
diterima.
Page 30
xxxi
BAB II
LANDASAN TEORI
Bank sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) antara pihak
yang mengalami surplus of funds untuk di produktifkan pada sektor-sektor yang
mengalami lack of funds merupakan salah satu komponen utama yang mendukung
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fokus utama bisnis perbankan selain
menjalankan fungsi intermediasi juga mengupayakan peningkatan nilai pemegang
saham, dan nilai saham tergantung antara lain dari besaran earning per share dan
laba.9 Dan untuk menghasilkan laba paling tidak ada tiga hal yang perlu menjadi
fokus utama bank, yaitu: pertumbuhan usaha, peningkatan efisiensi operasional, dan
pelaksanaan risk management sesuai best practices. Dalam melaksanakan aktivitas
operasionalnya, bank memang selalu harus mengambil risiko, namun jenis risiko
yang diambil adalah yang dapat dipahami dan dapat dikelola dengan baik. Selain
bank, sektor riil khususnya yang menjadi nasabah bank juga perlu mendalami
manajemen risiko antara lain agar terhindar dari kesulitan dalam membayar
kewajibannya.
A. INDIKATOR POKOK PERTUMBUHAN BANK SYARIAH
Dalam laporan keuangan perbankan, indikator perkembangannya dapat dilihat
dari elemen-elemen laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi
9 Masyhud Ali, Manajemen Risiko (Jakarta,RajaGrafindo Persada,2006), h.2.
Page 31
xxxii
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu
tertentu.10
Dalam analisis pertumbuhan ini laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi (screen) dalam menganalisis
untuk proses pengambilan keputusan. Dan dalam laporan keuangan pula dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu
periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.
Adapun indikator pertumbuhan perbankan syariah untuk mengukurnya dapat
dilihat sebagaimana yang terdapat pada laporan perkembangan perbankan syariah
yang diterbitkan oleh BI, yakni indikator pokok perbankan syariah terdiri dari total
aset, penghimpunan dana, penyaluran dana, permodalan, dan kinerja dalam rasio
keuangan.11
Secara teori akuntansi elemen-elemen pokok laporan keuangan terdiri
dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Adapun tugas akuntasi adalah
untuk mengikuti, mengukur dan mengkomunikasikan perubahan-perubahan dan
perkembangannnya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di dunia usaha dan setiap
elemen saling terkait dengan elemen.12
10 Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h.105. 11 Biro Perbankan Syariah, “Indikator Perbankan Nasional”, Bank Indonesia, Jakarta, 2008. 12 Taswan, AKuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah (Yogyakarta,UPP AMP
YKPN,2005), h. 9.
Page 32
xxxiii
1. ASET
Sebagaimana telah di singgung diatas, untuk mengidentifikasi indikator
perkembangan perbankan syariah kita dapat melihatnya dari indikator pokok yang
terdiri atas aset, penghimpunan dana, penyaluran dana, permodalan, dan rasio
keuangan. Aset adalah kekayaan atau harta yang dimiliki perusahaan, yang berperan
dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tak berwujud,
dan lain-lain. Pengertian aset ini secara teoritis di kemukakan oleh berbagai pihak
sebagai berikut:13
• APB Statemen (1970) mendifinisikan sebagai berikut:
“Kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang
ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.”
• Sedangkan FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut:
“Aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai
dimasa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau
kejadian yang sudah berlalu.”
Dari kedua definisi ini diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai aset jika di
masa yang akan datang dapat di harapkan memberi net cash inflow yang positif
kepada perusahaan. Adapun dalam menganalisa pertumbuhan, suatu perusahaan akan
di katakan mengalami pertumbuhan yang baik jika aset yang dimiliki cukup besar dan
pertumbuhannya senantiasa bertambah dari waktu ke waktu secara signifikan.
13 Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h, 106.
Page 33
xxxiv
Demikian juga halnya dengan bank syariah, semakin besar aset perusahaan dari satu
periode ke periode berikutnya maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
2. PENGHIMPUNAN DANA
Penghimpunan dana merupakan aktivitas bank dalam mengumpulkan dana
dari pemilik bank dan penyertaan masyarakat luas sebagai sumber dana bank dalam
melakukan aktivitas usahanya. Sumber dana bank biasanya dalam bentuk tabungan
(saving), deposito (time-deposit) dan giro (demand-deposit). Produk-produk
pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan untuk
pembangunan perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil
dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting
karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan
sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan seosialekonomi islam.
Dalam hal ini menurut PBI Nomor: 9/19/PBI/2007, bank syariah melakukannya tidak
dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan
syariat islam, terutama wadi’ah (titipan), qardh(pinjaman), mudharabah (bagi hasil),
dan ijarah.
Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk
tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang
di miliki atau di kuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu
sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain
Page 34
xxxv
yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus
ataupun secara berangsur-angsur.
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa
pengendapan yang memadai, sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling
utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa atau
dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali.14
Dana untuk membiayai operasi satu bank dapat diperoleh dari berbagai
sumber. Perolehan dana ini dapat di peroleh dari pihak eksternal yang bersumber dari
masyarakat atau lembaga lainnya ataupun internal yang bersumber dari modal sendiri,
yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan atau menjual saham
baru kepada pemilik baru.
Sumber dana dapat disesuaikan dengan penggunaan dana. Sumber-sumber
dana yang ada dapat di peroleh dari sumber modal sendiri atau modal yang di himpun
dari masyarakat luas atau lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan prinsip syariah
jenis sumber-sumber dana bank tersebut berasal dalam bentuk:15
a. Titipan (wadi’ah), yaitu simpanan yang di jamin keamanan dan
pengembaliannya (gauranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau
keuntungan;
14 Drs.Zainul Arifin,MBA, Dasar-dasar Manajemeb Bank Syariah, (Jakarta, AlvaBEt, Cet.2,
2002) h. 50 15 Ibid
Page 35
xxxvi
b. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed account)
untuk investasi umum
c. Investasi khusus (special investment account/ mudharabah muqayyadah) di
mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee.
Dengan demikian sumber dana bank Syariah terdiri dari:
a. Modal inti (core capital) adalah dana modal sendiri. Adalah dana yang
berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya
dan modal inti terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang di sisihkan
untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya di bagikan kepda para
pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui
Rapat Umum Pemegang Saham) di putuskan untuk ditanam kembali
dalam bank.
b. Kuasi ekuitas (mudharabah account). Yakni dalam hal ini bank
menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja
sama antara pemilik dana (shahibul mal) dengan pengusaha (mudharib) untuk
melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri
pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara
keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya.
Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak
Page 36
xxxvii
memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan. Berdasarkan prinsip ini,
dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para
investor berupa:
1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari
nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam
bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted
investment account).
2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain)
atau nasabah korposrasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-
unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang merekea setujui atau merkea
kehendaki.
3) Rekening Tabungan Mudharabah;
c. Dana Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated
deposit). Adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya
berupa giro atau tabungan, sebagaiman berikut:
1) Rekening giro wadi’ah, dalam hal ini bank sebagai custodian harus
menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah.
2) Rekening Tabungan Wadi’ah, dalam hal ini bank menerima simpanan
dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat
keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali dan bank memperoleh
Page 37
xxxviii
izin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap
di bank.
d. Dana yang berasal dari lembaga lain, yang terdiri dari:16
1) Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia.
2) Sumber dana ini berasal dari kredit yang diberikan BI untuk membiayai
kredit-kredit program pemerintah yang disalurkan untuk membiayai
proyek-proyek yang menyentuh langsung kepada usaha kecil dan
masyarakat berpenghasilan rendah, seperti Kredit Usaha Tani (KUT),
kredit pemilikan rumah sederhana/ sangat sederhana (KPRS/RSS),
kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya (KKPA), dan kredit
kepada KUD.
3) Pinjaman antar Bank (interbank borrowing).
4) Surat Berharga Pasar Uang.
5) Dana ini bersumber dari hasil penerbitan surat utang yang merupakan
investasi yang sangat likuid dan biasanya berjangka waktu kurang lebih
satu tahun yang dapat diperjual belikan kembali.
3. PENYALURAN DANA (PEMBIAYAAN)
Pembiayaan dalam dunia perbankan syariah yaitu penyediaan dana atau
tagihan/piutang yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
16 Kosirin, “Stimulator bagi Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1
fak.Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,2005), h. 18.
Page 38
xxxix
investasi yang telah di rencanakan, baik di lakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah di rencanakan. (Muhammad: 2005)
Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah istilah
teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Menurut Ketentuan Bank Indonesia aktiva
produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan,
penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada
rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (Peraturan Bank
Indonesia No. 9/19/PBI/2007).
Sesuai dengan karakterisitiknya maka jenis pembiayaan dalam perbankan
syariah dapat di kelompokkan dalam beberapa aspek, diantaranya:17
a. Pembiayaan menurut tujuannya di bedakan menjadi:
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi:
1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan
waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.
17Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta,Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN,2002), h.22.
Page 39
xl
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang di lakukan
dengan waktu 1 thun sampai dengan 5 tahun.
3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang di lakukan
dengan waktu lebih dari 5 tahun.
c. Jenis pembiayaan pada bank syariah menurut polanya akan di wujudkan
dalam bentuk aktiva produktif (earning assets) dan aktiva tidak produktif (non
earning assets), yaitu:
• Pola bagi hasil, untuk investment financing: Musyarokah dan
Mudharabah
• Pola jual beli, untuk trade financing: Murobahah, Salam, Istishna
• Pola sewa, untuk trade financing: Ijarah, Ijarah muntahiya bittamlik
• Pola pinjaman, untuk dana talangan: Qardh
Tingkat rasio pembiayaan bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang
disebut financing to deposit ratio (FDR), yakni rasio antara pembiayaan yang di
berikan dan dana pihak ketiga di tambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen
bank perlu memelihara FDR yang dapat meningkatkan kesehatan bank.18
4. PERMODALAN
Menurut Kasmir (2000:137) “Modal merupakan merupakan hak pemilik bank
kepada yang bersangkutan dimana modal bank ini juga merupakan hutang bank
18 Veithzal Rivai dkk, Credit Management Handbook, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2006),
h. 281.
Page 40
xli
kepada para pemiliknya, oleh sebab itu disajikan sebagai salah satu komponen
passiva disebelah kanan neraca.” Menurut Johnson dan Johnson,19
pertama sebagai
penyagga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Kedua,
sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan
pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi
jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan
ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar
dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. Ketiga,
modal juga menjadi dasar perhitungan bagi pada partisipan pasar untuk mengevaluasi
tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan.
Sumber utama modal Bank Syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi
ekuitas. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri
dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan.
Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening
bagi hasil (mudharabah). Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan
penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang
rekening titipa (wadiah) atau pinjaman (qardh), terutama atas aktiva yang didanai
oleh modal sendiri dan dana-dana wadiah atau qardh.
Modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap:20
a. Modal inti (tier 1) yang terdiri dari:
19 Arifin, Dasar-dasar Manajemeb Bank Syariah, h.148. 20 Ibid, hal. 152
Page 41
xlii
1) Modal disetor, yakni modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukm seperti koperasi modal di
setor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.
2) Agio saham, adalah selisih setoran modal yang di terima oleh bank
sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai minimalnya.
3) Modal Sumbangan, yaitu modal yang di peroleh kembali dari sumbangan
saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham
tersebut dijual).
4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang di bentuk dari penyisihan untuk
tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disihkan untuk
tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
6) Laba di tahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS di
putuskan untuk tidak dibagikan.
7) Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum
di tetapkan penggunannya oleh RUPS; jumlah laba tahun lalu hanya di
perhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus
di kurangkan terhadap modal inti.
8) Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang di peroleh dalam
tahun berjalan. Laba ini di perhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.
Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.
Page 42
xliii
9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya di
konsolidasikan, yaitu modal inti anak perushaan setelah di
kompensasikan dengan penyertaan bank pada perusahaan tersebut.
b. Modal pelengkap (tier 2)
Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang di bentuk bukan dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Modal
pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal seting-tingginya 100% dari
jumlah modal inti.
Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:
1) Cadangan revaluasi aktiva tetap.
2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.
3) Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri:
• Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan dan di persamakan
dengan modal dan telah dibayar penuh.
• Tidak dapat di lunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI.
• Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul
kerugian bank.
• Pembayaran bunga dapat di tangguhkan bila bank dalam keadaan rugi.
4) Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat berikut:
• Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank.
• Mendapat persetujuan dari BI.
Page 43
xliv
• Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan.
• Minimal berjangka waktu 5 tahun.
• Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI.
• Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir
(kedudukannya sama dengan modal).
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang
disebut rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau capital
adequacy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara
membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan membandingkan modal
dengan aktiva berisiko.
5. LABA
Motif ekonomi yang paling mendasar dalam mendirikan sebuah perusahaan
adalah laba. Semakin besar laba, semakin likuid dan bonafid nilai perusahaannya dan
tidak menutup kemungkinan proyeksi pertumbuhan perusahaan akan terealisasi
dengan tepat. Dalam usaha mencari keuntungan Bank Syariah memberikan pelayanan
penghimpunan dana, penyaluran dan layanan jasa finansial yang lain. Dari perolehan
dana tersebut di kurangi biaya operasional bank, serta beban-beban yang lain maka
diperlehlah laba bank syariah. Semakin besar laba yang diperoleh Bank Syariah maka
semakin tinggilah pertumbuhan Bank Syariah tersebut.
Page 44
xlv
Laba dalam analisis pertumbuhan ini penulis membatasinya pada rasio
profitabilbitas yang mana Rasio Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM)
dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi indikator
pertumbuhan laba Bank Syariah.
B. FAKTOR PENUNJANG YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
BANK SYARIAH
Di Indonesia faktor-faktor yang dianggap dapat mempengaruhi prospek
perkembangan Bank Syariah di Indonesia meliputi:21
a. Umat Islam di Indonesia +/- 80% dari jumlah penduduknya yang +/- 215 juta
adalah Muslim. Hal ini merupakan pasar yang sangat potensial bagi
perbankan syariah, karena masyarakat Indonesia yang sangat religius tersebut
adalah modal dasar yang potensial karena mempunyai hubungan emosional
yang baik dan pemahaman yang cepat tentang perbankan syariah dengan
pendekatan ekonomi islam.
b. Munculnya lembaga-lembaga Edukasi di bidang perbankan syariah (IBI,
STIE TAZKIA, SEBI, UIN, Muamalat Institut, dll) akan merupakan distribusi
21 Edi Setiadi, Paper Seminar Prospek dan Kendala Bank Syariah, 14 juni 2005, UIN Jakarta,
h. 5.
Page 45
xlvi
sumber daya insani yang sangat potensial bagi prospek perkembanan bank
syariah.
c. Munculnya Organisasi-organisasi Ekonomi Syariah (MES, PKES, FOSSEI,
Ikatan Ahli Ekonomi Islam, DSN, Asbisindo, dan sebagainya) merupakan
suatu trigger tersendiri terhadap prospek perbankan syariah, karena dengan
adanya wadah-wadah organisasi ekonomi syariah tersebut akan memudahkan
bagi pelaku perbankan syariah untuk berinteraksi serta membuat business
networking maupun konsultasi dan pembinaan terhadap praktisi perbankan
syariah.
d. Undang-undang Perbankan Syariah, yang diterbitkan pada tanggal 18 Juni
200822
akan memberikan dampak positif berupa kepastian hukum bagi pelaku
dan investor agar lebih confidence dalam mengembangkan perbankan syariah
kedepannya.
e. Munculnya pendukung lembaga syariah lainnya, seperti Badan Arbitrase
Syariah, Pasar Uang dan Modal Syariah, Asuransi Syariah, Hotel Syariah,
IAI.
f. Perkembangan Aset yang ditopang oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga.
Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan bank syariah sebagai efek
dari kepercayaan masyarakat luas, karena pada intinya prinsip lembaga
keuangan tidak lepas dari trust atau kepercayaan.
g. Adanya dukungan pemerintah /Political Will.
22 ″DPR Sahkan UU Perbankan Syariah″, Republika, 18 Juni 2008, h. 1.
Page 46
xlvii
h. Perkembangan kelembagaan, untuk melakukan ekspansi bisnis yang riil maka
perbankan syariah membutuhkan kantor-kantor yang dapat terjangkau oleh
masyarakat luas.
i. Meningkatnya minat para pemilik perbankan konvensional untuk membuka
divisi atau unit syariah.
Secara ringkas, konsep pengembangan perbankan syariah dimasa depan dapat
dilihat pada skema berikut:23
Gambar 2.1
Transformasi
Faktor Penunjang
Sumber: Iman Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan
C. ALAT UKUR PERTUMBUHAN BANK SYARIAH BERDASARKAN
RASIO RENTABILITAS
Suatu kegiatan bisnis bank syariah dikatakan mengalami pertumbuhan yang
baik jika jumlah aset serta profitabilitasnya senantiasa meningkat dan kesehatannya
23 Iman Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta,
2003, h.
Saat ini 1. Produk syariah 2. Pertimbangan
sentimen emosional 3. Pelanggan muslim 4. Orientasi pengusaha
besar 5. Dana mahal, motivasi
Masa Depan 1. Corporate syariah
2. Pertimbangan
rasional
professional
3. Pelanggan umum
4. Orientasi keadilan
5. Dana murah,
Dukungan
Pemerintah dan
DPR - Undang-Undang
Produk
Development
Dukungan
Masyarakat - Program komunikasi
Page 47
xlviii
tetap terjaga sesuai dengan peraturan BI. Bank yang tidak sehat bukan hanya
membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi juga pihak lain. Bank yang tumbuh adalah
bank yang mengalami perbandingan pertumbuhan dengan tahun sebelumnya
meningkat. Bank yang tumbuh akan memberikan dampak positif bagi pihak eksternal
dan pihak internal bank. Begitu pula sebaliknya bank yang tidak tumbuh akan
memberikan kesan negatif bagi pihak eksternal dan pihak internal terhadap
perkembangan bank tersebut. Disini permasalahannya adalah keefektifan manajemen
dalam menggunakan aktiva seperti terekam pada neraca. Keefektifan dinilai dengan
mengaitkan laba yang didefinisikan dalam berbagai cara-terhadap aktiva yang di
gunakan untuk menghasilkan laba.24
Dan salah satu dimensi yang penting dari
perencanaan keuangan adalah pengujian yang terus menerus atas pengaruh
pertumbuhan terhadap investasi, operasi, dan pembiayaan.
Tujuan dari perhitungan pertumbuhan tersebut adalah untuk melihat apakah
kondisi keuangan bank semakin membaik atau sebaliknya. Ukuran baik atau
buruknya dapat mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah,
sehingga manajemen dapat membuat perencanaan yang lebih matang untuk tahun
depan.
24
Erich A.Helfert, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta, edisi ketujuh,
1991, h. 9
Page 48
xlix
Untuk mengukur penilaian laporan keuangan kita dapat menggunakan analisa
rasio laporan keuangan. Dalam menganalisa kriteria pertumbuhan bisnis Bank
Syariah ini penulis membatasinya pada rasio rentabilitas.
1. Rasio Rentabilitas25
Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilabilas usaha. Usaha ini diguakan untuk
mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan. Dalam hal ini penulis membatasinya pada rasio Return On Asset (ROA),
Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM)
a. Return On Asset (ROA)
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam memperoleh dan meningkatkan
pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai secara keseluruhan. Bank dinyatakan sehat apabila
rentabilitas bank terus menaik atau >1,22%. Adapun formula untuk menghitung ROA
adalah sebagai berikut:
Rumus 2.2
Sumber: Credit Management Handbook
25 Kasmir, “Manajemen Perbankan”, h. 267.
Laba Sebelum Pajak
ROA= Total Assets
X 100%
Page 49
l
b. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Merupakan rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.
Rasio ini menunjukkan bahwa semakin rendah BOPO, maka semakin efisien bank
dalam memperoleh pendapatannya. Bank dinyatakan sehat apabila memiliki rasio
BOPO < 93,52%.
Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
Rumus 2.3
Sumber: Credit Management Handbook
c. Net Interest Margin
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan aktiva produktif dalam
menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan secara
rata-rata selisih pricing antara dana dengan pembiayaan bank. Bank yang dinyatakan
sehat memiliki rasio NIM >3%. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai
berikut:
Rumus 2.4
Sumber: Credit Management Hand Book
Beban Operasional
BOPO= Pendapatan Operasional
X 100%
Margin Income – Margin Expense
NIM= Aktiva Produktif
X 100%
Page 50
li
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif
untuk pengujian kebenaran data dan menentukan hubungan satu atau lebih variable
bebas terhadap variabel terikat yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS
for Windows versi 11.5. Selain itu, penulis melakukan pendekatan kualitatif, yakni
suatu penelitian yang berusaha memamparkan hasil penelitian dalam bentuk data dan
statistik dan mendeskripsikannya berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena
yang diamati.
Penelitian dilaksanakan pada Bank DKI Syariah Jl.Wahid Hasyim Jakarta
Pusat, dengan menggunakan data laporan keuangan triwulanan yang terhitung mulai
Maret 2004 sampai Desember 2007 yang telah di audit dan di publikasi. Lokasi
penelitian ini di pilih karena di anggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk
memperoleh data yang diperlukan berupa data keuangan dan data lainnya yang
berkaitan dengan pertumbuhan bisnis bank DKI syariah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Penelitian ini di dasarkan pada laporan keuangan triwulanan yang berjumlah
16 sampel. Ruang lingkup dari penelitian ini membahas variabel bebas (independent
variable) yang terdiri dari rasio FDR (Financing to Deposit Ratio), NIM (Net Interest
Margin) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional),
sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah pendapatan yang diwakili oleh
rasio ROA (Return On Asset).
B. Metode Penentuan Sampel
Page 51
lii
Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan laporan keuangan yang
telah di audit dan di publikasi. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih
sampel adalah laporan keuangan triwulanan terhitung mulai Maret tahun 2004 sampai
dengan Desember tahun 2007. Berdasarkan kriteria tersebut, sampel penelitian ini di
dasarkan pada sampel berjumlah 16 data, dengan demikian di harapkan dapat di
ketahui perkembangan laporan keuangan tiap triwulannya (laporan keuangan Bank
DKI Syariah triwulanan periode 2004-2007 terlampir).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah,
buku-buku, majalah, yang berhubungan dengan topik penulisan skripsi ini. Hal ini di
lakukan untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan rasio-rasio
keuangan tepatnya rasio likuiditas dan rasio rentabilitas dalam menganalisa
pertumbuhan bisnis Bank DKI Syariah.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian ini di dasarkan atas penelitian langsung pada Bank DKI Syariah
yang terletak di Jl. Wahid Hasyim Jakarta Pusat guna mendapatkan data yang secara
nyata. Dalam hal ini untuk mendapatkan data dalam penelitian lapangan digunakan
cara sebagai berikut :
a. Observasi langsung yang di lakukan dengan cara mendatangi langsung Kantor
Bank DKI Syariah yang diteliti.
b. Wawancara dengan melakukan pembicaraan atau dialog langsung dengan
Pimpinan Departemen Umum Bank DKI Syariah.
Page 52
liii
Berdasarkan dua metode penelitian yang dikemukakan diatas, jenis dan
sumber data yang digunakan meliputi :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan
laporan keuangan triwulan terhitung mulai Maret 2004 sampai Desember
2007.
b. Data sekunder, yaitu data berupa landasan teori yang diperoleh melalui
penelitian literatur kepustakaan.
D. Variabel Operasional
Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai
yang ditetapkan dalam suatu penelitian. Variabel operasional yang akan diteliti adalah
sebagai berikut :
1. Return On Asset (ROA)
Adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh dan
meningkatkan pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai secara keseluruhan.
2. Net Interest Margin (NIM)
Adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva produktif dalam
menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan
secara rata-rata selisih pricing antara dana dengan pembiayaan bank.
3. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Adalah rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.
Rasio ini menunjukkan bahwa semakin rendah BOPO, maka semakin efisien
bank dalam memperoleh pendapatan.
E. Metode Analisis
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini Uji Regresi
Berganda. Regresi berganda di gunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi berganda bertujuan untuk
Page 53
liv
mengetahui kelinieran pengaruh NIM dan BOPO terhadap profitabilias Bank DKI
Syariah.
Untuk pengujian hipotesis model regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = bο + b1X1 + b2 X2
Untuk pengujian hipotesis model regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = bο + b1 X1+ b2X2
Keterangan :
Y = ROA
X1 = NIM
X2 = BOPO
b1b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
bο = Konstanta
Pengujian Koefisien Regresi
Untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi didasarkan atas nilai p –
Show Desktop.scf Value, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut:
Windows Media Player.lnk 1. Menentukan Hо dan H1.
Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen NIM dan BOPO terhadap variabel dependen ROA.
H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
NIM dan BOPO terhadap variabel dependen ROA.
2. Menentukan level of significance.
Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau α = 0,05.
3. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Hо.
Jika p – Value > 0,05 maka Hо diterima.
Jika p – Value < 0,05 maka Hо ditolak.
Page 54
lv
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Bank DKI syariah
Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI
berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret 2004, yang di
resmikan pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso.
Bank DKI dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta dengan kepemilikan saham
99.81% dan PD Pasar Jaya 0.19%. Bank DKI Syariah memang bukan merupakan
Bank Syariah pertama akan tetapi Bank DKI Syariah siap memberikan pelayanan
kepada semua kalangan masyarakat dengan berbagai mcam pelayanan dan jasa.
Sampai dengan akhir tahun 2007 Bank DKI Syariah berhasil mencapai aset
sebesar Rp.395,35 miliar dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun sebesar
Rp.155,62 miliar dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp.301,39 miliar dan mampu
menghasilkan laba sebesar Rp.4,22 miliar. Sedangkan modal kerja dari kantor pusat
Page 55
lvi
sampai dengan akhir tahun 2007 meningkat menjadi sebesar Rp.100 miliar. Hal ini
tak terlepas dari pembenahan yang dilakukan manajemen dalam tiga tahun terakhir
(2004-2007) pada segi teknologi, organisasi dan Sumber Daya Insani (SDI).
B. Produk dan Jasa
1. Produk Dana
a. Giro Wadiah.
b. Tabungan Wadiah.
c. Tabungan Mudharabah, adalah sarana penyimpanan dana dengan prinsip
bagi hasil antara Bank dan Nasabah dengan nisbah Bank DKI Syariah terdiri
dari tabungan Simpanan Pembangunan Daerah (SIMPEDA) Syariah
Mudharabah dan Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH).
d. Deposito Mudaharabah Mutlaqoh.
e. Deposito Mudharabah Muqayyadah
2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah.
b. Pembiayaan Konsumtif.
c. Pembiayaan Modal Kerja (PMK).
d. Pembiayaan Investasi.
3. Jasa-Jasa Lainnya
Kiriman uang, Pembayaran Air Minum (PAM), RTGS, Kliring, Inkaso dsb.
Page 56
lvii
C. Analisis Deskriptif Variabel
1. ROA (Return On Asset)
Return On Asset (ROA) secara umum dari Maret 2004 sampai Desember
2007 mengalami fluktuasi. Dan ini dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini.
Pada tahun 2004, rata-rata ROA sebesar -4,85%. Kemudian pada tahun 2005, rata-
rata ROA naik menjadi 2,08% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat
keuntungan yang di hasilkan lebih besar dibanding tahun 2004. Pada tahun 2006 rata-
rata ROA kembali naik menjadi 4,30%. Hal ini menunjukkan kinerja bank yang lebih
baik di banding dua tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2007 rata-rata ROA
mengalami penurunan di banding tahun 2006 yaitu sebesar 1,95%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2007 tingkat profitabilias dalam bank tersebut lebih
kecil di bandingkan atahun 2006. Hal ini di sebabkan peningkatan aktiva produktif
yang tidak di ikuti oleh peningkatan laba yang signifikan. Namun demikian rasio
ROA tersebut masih di atas nilai minimum dari ketentuan Bank Indonesia yaitu >
1,22%. Hal ini dapat dilihat sebagaimana tercermin dalam tabel dan gambar grafik di
bawah ini:
Tabel 4.1
Return On Asset Bank DKI Syariah tahun 2004-2007 Ikhtisar ROA Per Triwulan 2004-2007
Bulan 2004 2005 2006 2007
Maret -2.84% 0.48% 2.35% 1.11%
Juni -7.02% 1.19% 3.65% 2.18%
September -4.73% 2.25% 4.47% 2.49%
Desember -4.82% 4.40% 6.74% 2.03%
Total -19.41% 8.33% 17.21% 7.80%
Rata-rata -4.85% 2.08% 4.30% 1.95% Sumber: Hasil olah data
Page 57
lviii
Pertumbuhan ROA per Triwulan
2004
-2.84%
-7.02%
-4.73%-4.82%
0.48%1.19%
2.25%
4.40%
2.35%
3.65%4.47%
6.74%
1.11%2.18%2.49%2.03%
-8.00%
-6.00%
-4.00%
-2.00%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
Secara grafik Return On Asset (ROA) dari Maret 2004 sampai Desember
2007 mengalami fluktuasi. Dan ini dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini.
Gambar 4.1
Tampak pada gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ROA
(Return On Asset) pertriwulan 2004-2007 selalu fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada
triwulan 2004 bahwa ROA masih dibawah batas ambang kewajaran dengan rata-rata
ROA -4,85%. Dan pada triwulan 2005 rata-rata ROA naik menjadi 2,08%, hal ini
menunjukkan bahwa manajemen bank mulai menghasilkan laba dengan baik. Periode
triwulan 2006 rasio ROA kembali naik dari tahun sebelumnya dengan rata-rata ROA
menjadi 4,30%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding
dengan dua tahun sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata ROA
mengalami pernurunan menjadi 1,95%, hal ini disebabkan karena peningkatan aktiva
yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan.
Tabel 4.2
Deskripsi Return On Asset (ROA)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
ROA 16 -7.02 6.74 0.87 3.07475
Valid N (listwise) 16
Sumber: data olahan SPSS 11.5
Page 58
lix
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa variable Y (Return On Asset) sebagai variable
dependen memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,87%, standar deviasi sebesar
6.07% menunjukkan adanya variasi/perbedaan yang sangat besar dari return on asset
terendah dan tertinggi dengan jumlah data sebanyak 16 data.
Page 59
lx
2. Rasio NIM (Net Interest Margin)
NIM (Net Interest Margin) secara umum dari bulan Maret 2004 sampai
Desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, rata-rata NIM sebesar 1,85%.
Kemudian pada tahun 2005, rata-rata NIM naik menjadi 4,49% yang berarti pada
tahun 2005 pengendalian biaya lebih baik di bandingkan pada tahun 2004. Hal ini
juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2005, Bank DKI Syariah semakin
besar menggunakan biaya untuk di pergunakan dalam kegiatan aktiva produktif. Pada
tahun 2006 rata-rata NIM kembali naik menjadi 6,74%. Hal ini berarti bahwa pada
tahun 2006 manajemen berhasil menggerakkan aktiva produktif, seiring dengan
pertambahan modal yang diberikan oleh Kantor Pusat. Pada tahun 2007 rata-rata
NIM menurun menjadi 5,10%, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktiva
produktif yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan. Sebagaimana
tercermin dalam table di bawah ini:
Tabel 4.3
Net Interest Margin Bank DKI Syariah tahun 2004-2005-2006-2007
Sumber: Hasil olah data
Ikhtisar NIM Per Triwulan 2004-2007
2004 2005 2006 2007
Maret 0.00% 1.71% 2.92% 2.95%
Juni 1.75% 3.24% 4.96% 4.31%
September 2.54% 5.03% 7.33% 5.56%
Desember 3.10% 7.99% 11.76% 7.56%
Total 7.38% 17.97% 26.96% 20.39%
Rata-rata 1.85% 4.49% 6.74% 5.10%
Page 60
lxi
Pertumbuhan NIM per Triwulan
2004-2007
0.00%
1.75%2.54%
3.10%
1.71%
3.24%
5.03%
7.99%
2.92%
4.96%
7.33%
11.76%
2.95%
4.31%
5.56%
7.56%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
Secara grafik rasio NIM dari bulan Maret - Desember periode 2004-2007
dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini:
Gambar 4.2
Sumber: Hasil Olah Data
Tampak pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio NIM
(Net Interest Margin) pertriwulan 2004-2007 fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada
triwulan 2004 bahwa rasio NIM dengan rata-rata NIM 1,85%. Dan pada triwulan
2005 rata-rata NIM naik menjadi 4,49%, hal ini menunjukkan bahwa manajemen
bank mulai dapat mengendalikan biaya dengan baik. Periode triwulan 2006 rasio
NIM kembali naik dari tahun sebelumnya dengan rata-rata NIM menjadi 6,74%, hal
ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding dengan dua tahun
sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata NIM mengalami
pernurunan menjadi 5,10%, hal ini di sebabkan karena peningkatan aktiva produktif
yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan.
Page 61
lxii
Tabel 4.4
Deskripsi Net Interest Margin (NIM)
descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
NIM 16 0 11.76 4.54 3.15701
Valid N (listwise) 16
Sumber: Hasil olah data
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel independen (X1) yaitu NIM (Net Interest
Margin) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 4,54%, hal tersebut menunjukkan
bahwa nilai rata-rata NIM perbulan adalah 4,54% dari total aktiva produktif, standar
deviasi sebesar 3,15% yang menunjukkan adanya variasi/ perbedaan yang sangat
besar dari NIM terendah dan tertinggi (standar deviasi yang sangat besar yaitu apabila
standar deviasinya lebih dari 30% mean), serta jumlah data sebanyak 16 data.
3. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
Rasio BOPO secara umum dari Maret 2004 sampai desember 2007
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, rata-rata BOPO sebesar 227,68% yang berarti
tingkat efisiensi pada tahun pertama berdiri bank lebih fokus untuk biaya operasional
bank dan hal ini sangat wajar mengingat tahun 2004 adalah awal berdirinya bank DKI
Syariah. Kemudian pada tahun 2005 rata-rata BOPO turun drastis menjadi 66,33%,
yang berarti pada tahun 2006 tingkat efisiensi biaya lebih baik dibanding tahun 2004.
Pada tahun 2006 rata-rata BOPO kembali turun menjadi 36,23%, yang berarti bahwa
tingkat efisiensi biaya lebih jauh lebih baik di bandingkan tahun 2005. Hal ini juga
memberikan gambaran bahwa pada tahun 2006, Bank DKI Syariah semakin efisien
Page 62
lxiii
BOPO per Triwulan
2004-2007
0.00%
468.13%
257.43%
185.17%
75.24%70.81%62.50%56.76%28.23%38.04%42.02%48.62%
64.62%62.09%68.00%83.96%
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
250.00%
300.00%
350.00%
400.00%
450.00%
500.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
dalam pengendalian biaya-biaya. Pada tahun 2007 rata-rata BOPO mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2006 yaitu sebesar 69,97%. Hal ini berarti bahwa pada
tahun 2007 tingkat efisiensi biaya dalam Bank tersebut mengalami peningkatan
dibandingkan tahun sebelumnya, di mana Bank DKI Syariah kurang efisien dalam
pengendalian biaya-biayanya, hal ini ternyata di akibatkan adanya penambahan
tenaga kerja dan meningkatnya biaya administrasi dan umum. Walaupun demikian
rasio tersebut masih berada dibawah nilai maksimum ketentuan Bank Indonesia yaitu
sebesar 93,5%. Table BOPO dapat tercermin pada table 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5
BOPO Bank DKI Syariah tahun 2004-2005-2006-2007
Sumber: Hasil olah data
Secara grafik rasio BOPO dari bulan Maret - Desember periode 2004-2007
dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini:
Gambar 4.3
Bulan 2004 2005 2006 2007
Maret 0.00% 75.24% 28.23% 64.62%
Juni 468.13% 70.81% 38.04% 62.09%
September 257.43% 62.50% 42.02% 68.00%
Desember 185.17% 56.76% 48.62% 83.96%
Total 910.73% 265.30% 156.90% 278.68%
Rata-rata 227.68% 66.33% 39.23% 69.67%
Page 63
lxiv
Tampak pada gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan BOPO
pertriwulan 2004-2007 selalu fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada triwulan 2004
bahwa BOPO dengan rata-rata BOPO 227,68%. Dan pada triwulan 2005 rata-rata
BOPO turun drastis menjadi 66,33%, hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank
mulai dapat mengendalikan biaya-biaya dengan baik. Periode triwulan 2006 rasio
BOPO kembali lebih baik dari sebelumnya dengan rata-rata BOPO menjadi 39,23%,
hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding dengan dua tahun
sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata BOPO kembali naik
menjadi 69,67%
Tabel 4.6
Descriptive Statistics BOPO
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation
BOPO 16 0 468.13 100.73 115.83097
Valid N (listwise) 16
Sumber: Hasil olah data
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel independen (X3) BOPO memiliki
nilai rata-rata (mean) sebesar 100,73%, standar deviasi sebesar 115,83%
menunjukkan terdapat kesenjangan yang sangat besar antara BOPO yang terendah
dengan tertinggi, atau dengan kata lain adanya variasi/ perbedaan yang sangat besar
dari BOPO terendah dan tertinggi serta jumlah data sebanyak 16 data.
Page 64
lxv
ANOVAb
191,676 2 95,838 48,337 ,000a
25,775 13 1,983
217,451 15
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Bopo, NIMa.
Dependent Variable: ROAb.
D. Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank DKI Syariah
1. Pengujian Hipotesis
Untuk menganalisa pertumbuhan Bank DKI Syariah maka harus dilakukan uji
signifikan model dan interpretasi model regresi, untuk melihat pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen baik secara simultan dan individual. Secara
statistik hal ini dapat diukur dari nilai statistic uji F (ANOVA) dan uji t (T-Test).
a. Hasil Uji F.
Tabel 4.7
Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variable independent secara
bersama-sama (simultan) terhadap variable dependen.
Dari hasil uji ANOVA atau F test, didapat F hitung atau model yang di pakai
adalah 48,337 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000)
jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau koefisien regresi
signifikan. Adapun F hitung > F table (48,337 > 3,49), maka koefisien korelasi
ganda yang di temukan adalah signifikan. Artinya dapat di berlakukan untuk populasi
Page 65
lxvi
di mana sample diambil, atau dengan kata lain model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi ROA. Atau bisa dikatakan, BOPO dan NIM secara bersama-sama
berpengaruh terhadap ROA.
Uji Hipotesa berdasarkan pada perbandingan F hitung dengan F table:
• Jika statistic Hitung (angka F output) > Statistic Tabel (Tabel f), Maka Ho
ditolak.
• Jika Statistik Hitung (angka F output) < Statistik Tabel (table f), maka Ho
diterima.
F hitung dari output adalah 48,337 dan F tabel adalah 3,49, artinya 48,337 > 3,49.
Ha : b1≠0, terdapat pengaruh antara NIM (X1), dan BOPO (X2) terhadap Return On
Asset (Y). Lihat gambar 4.4 dibawah ini:
Gambar 4.4
Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak Menolak Ho Menerima Ho Menolak Ho
(ada hubungan-) (tidak ada hubungan) (ada hubungan +)
F table = -3,49 3,49 48,34
F table F hitung
Page 66
lxvii
Coefficientsa
3,026 ,505 5,990 ,000
1,129 ,071 ,846 16,002 ,000
-,989 ,120 -,437 -8,266 ,000
(Constant)
LN_NIM
LN_BOPO
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: LN_roaa.
F hitung > F table, maka menolak Ho (jadi koefisien korelasi ganda yang ditemukan
adalah signifikan atau dengan kata lain dapat di berlakukan utnuk populasi di mana
sample diambil).
b. Hasil Uji t (T-test)
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variable dependen. Uji Hipotesa berdasarkan
pada perbandingan T hitung dengan T table:
• Jika statistik hitung (angka T output) > Statistic Tabel (Tabel t), Maka Ho
ditolak.
• Jika statistik hitung (angka T output) < Statistik Tabel (table T), maka Ho
diterima.
Berdasarkan uji di atas didapat bahwa:
Page 67
lxviii
1) Terlihat bahwa t hitung NIM adalah 16,002 > t table (2,179) dengan tingkat
signifikansi (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, mkaa model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi ROA. Sebagaimana Gambar 4.5 di bawah ini:
Gambar 4.5
Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
-2,179 +2,179 16,002
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka bisa di simpulkan
bahwa variable NIM berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Adapun
probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, yaitu koefisien regresi
memiliki hubungan signifikan, hal ini berarti variabel NIM memberikan
kontribus positif secara parsial terhadap Variabel ROA periode Maret 2004 –
Desember 2007. Artinya NIM benar-benar berpengaruh secara signifikan
terhadap ROA.
2) Terlihat bahwa t hitung BOPO adalah -8,266 > t table (2,179) dengan
probabilitas 0,000, sebagaimana gambar 4.6 di bawah ini:
Gambar 4.6 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho
Uji Dua Pihak
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak
-8,266 -2,179 +2,179
Page 68
lxix
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka bisa di simpulkan
bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif secara parsial terhadap ROA.
Adapun probabilitas < 0,05 (0,00 < 0,05), maka Ho ditolak, yaitu koefisien
regresi signifikan akan tetapi memiliki arah berlawanan (berhubungan
negatif), hal ini berarti variable BOPO berpengaruh negatif secara parsial
terhadap Variabel ROA periode Maret 2004 – Desember 2007 yang memiliki
hubungan berlawanan arah (negatif). Artinya semakin besar nilai BOPO maka
semakin kecil tingkat profitabilitas yang di hasilkan oleh Bank DKI Syariah.
2. Korelasi
Berdasarkan table korelasi yang diolah menggunakan program SPSS 11.5
maka diperoleh korelasi sebagaimana berikut:
Tabel 4.9
Correlations
1,000 ,753 -,759
,753 1,000 -,297
-,759 -,297 1,000
. ,000 ,000
,000 . ,132
,000 ,132 .
16 16 16
16 16 16
16 16 16
ROA
NIM
Bopo
ROA
NIM
Bopo
ROA
NIM
Bopo
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
ROA NIM Bopo
Page 69
lxx
Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yakni berkenaan dengan besaran
angka dan dengan rentang nilai koefisien korelasi. Pedoman sederhananya adalah
apabila angka korelasi > 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, dan apabila
angka korelasi < 0,5 korelasi lemah.
Dari analisa korelasi pada table 4.11 di atas terlihat bahwa besar hubungan
antara NIM dengan return on asset (ROA) pada table sebesar 0,753 (> 0,5). Hal ini
menunjukkan hubungan kedua variable tersebut yang cukup erat. Dan tanda ‘+’
menunjukkan semakin besar nilai Net Interest Margin (NIM) memliki akan memiliki
kontribusi signifikan terhadap ROA. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan
karena angka probabilitas sebesar 0,000 (< 0,05).
Kemudian pada table 4.11 korelasi antara BOPO dengan return on asset
(ROA) sebesar -0.759. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi yang cukup erat
antara BOPO dengan ROA, sedang tanda “ - “ menunjukkan hubungan yang negatif.
Artinya semakin besar nilai BOPO akan mengurangi nilai profitabilitas (ROA). Dan
sebaliknya, semakin rendah nilai BOPO akan meningkatkan profitabilitas. Korelasi
kedua variabel bersifat signifikan karena angka probabilitas sebesar 0,000 (< 0,05).
3. Pengujian Koefisien Regresi
Persamaan Regresi
Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara
variabel independen terhadap variable dependen. Pada table 4.10 didapat persamaan
regresi :
Page 70
lxxi
Y=3,026 + 1,129 X1 + -0,98 X2
Dimana:
Y = ROA
X1 = NIM
X2 = BOPO
Persamaan tersebut berarti:
• Konstanta sebesar 3,026 menyatakan bahwa jika nilai NIM dan BOPO
adalah 0, ROA sebesar 3,03%
• Koefisien regresi X1 sebesar 1,129 menyatakan bahwa peningkatan NIM
sebesar 1 persen akan meningkatkan profitabilitas bank syariah sebesar
1.13%.
• Koefisien regresi X2 sebesar 0,98 menyatakan bahwa setiap pengurangan
(karena tanda -) 1 persen akan meningkatkan ROAsebesar 98%.
4. Interpretasi Data
Nilai koefisien NIM yang bernilai positif dan BOPO yang bernilai negatif
menunjukkan bahwa meningkatnya rasio NIM akan meningkatkan profitabilitas bank
syariah, dan sebaliknya meningkatnya rasio BOPO akan menurunkan tingkat
profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teori yang
menyatakan jika perputaran aset dalam suatu bank syariah yang digunakan untuk
berbagai jenis usaha terutama disalurkan untuk pembiayaan-pembiayaan yang
Page 71
lxxii
Coefficientsa
3,026 ,505 5,990 ,000 1,883 4,169
1,129 ,071 ,846 16,002 ,000 ,969 1,288 ,886 ,983 ,842 ,991 1,009
-,989 ,120 -,437 -8,266 ,000 -1,259 -,718 -,515 -,940 -,435 ,991 1,009
(Constant)
LN_NIM
LN_BOPO
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Lower BoundUpper Bound
95% Confidence Interval for B
Zero-order Partial Part
Correlations
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: LN_roaa.
berlandaskan syariah secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bank
(profitabilitas bank syariah).
5. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda
Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian Multikolinieritas,
Heterokedastisitas, Normalitas dan Autokorelasi.
a. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat
multikolinieritas (multiko). Dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variable independent.
Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen atau tidak, maka
dapat dilihat dalam table dibawah ini:
Tabel 4.10
1) Default bagi SPSS angka tolerance adalah 0,0001. Dan semua variabel yang
akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai
Page 72
lxxiii
toleransi di atas 0,0001. Terlihat bahwa semua variabel telah memenuhi
persyaratan ambang toleransi.
2) Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka toleransi mendekati angka dan
VIF berada disekitar angka 1 (pedoman regresi yang bebas multiko adalah
nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka TOLERANCE mendekati
1), maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi problem multiko dan model
regresi layak dipakai dalam pengujian.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
hal tersebut disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut sebagai
heteroskedastisitas. Dan model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.26
Beradasarkan gambar 4.7 terlihat bahwa pola pada penyebaran titik-titik
menyebar diatas dan dibawah anka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai
untuk memprediksi ROA terhadap variable independent lainnya, hal ini terlihat jelas
pada gambar dibawah ini:
26 Singgih santoso, Menguasai Statistik dengan SPSS 12,, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2005), h.377
Page 73
lxxiv
-2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
-2
-1
0
1
2
Reg
res
sio
n S
tud
en
tized
Res
idu
al
MARET
JUNISEPTEMBE
DESEMBER
MARET
JUNI
SEPTEMBE
DESEMBER
MARET
JUNI
SEPTEMBE
DESEMBER
Dependent Variable: LN_roa
Scatterplot
Gambar 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
c. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen,
variable independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Dari hasil pengujian normalitas diperoleh suatu grafik, dimana pada grafik
hasil uji Normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
penyebarannya mengikuti atah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai
Page 74
lxxv
untuk prediksi ROA berdasar masukan variabel independennya. Hasil tersebut dapat
terlihat pada grafik hasil pengolahan SPSS versi 11.5 di bawah ini:
Gambar 4.8
Hasil Uji Normalitas
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya), dan model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut:
- Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.
- Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Exp
ect
ed
Cu
m P
rob
Des 04Maret 04
Des 07
Sept 04
Des 06
Des 05
Sept 07
Sept 05
Sept 06Juni 05
Maret 07
Maret 05 Juni 06
Maret 06
Dependent Variable: ROA
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Page 75
lxxvi
Model Summaryb
,987a ,975 ,970 ,12539 1,817
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_NIMa.
Dependent Variable: LN_roab.
- Angka pada D-W diatas +2 terjadi autokorelasi negative.
Hal ini dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini :
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi
Pada table 4.11 diatas, terlihat angka D-W sebesar +1.817 atau -2. hal ini
berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak
untuk digunakan. Hal ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan
regresi ini layak namun sebaliknya jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelais
maka hasil uji F yang signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.
e. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara varibel dependen
dengan variable independent terdapat hubungan. Tabel 4.11 di atas juga menunjukkan
nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,987 atau 98,7% yang berarti bahwa korelasi atau
hubungan antara variabel independen yaitu NIM dan BOPO dengan variable
dependen yaitu ROA adalah kuat.
Page 76
lxxvii
Model Summaryb
,987a ,975 ,970 ,12539 1,817
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_NIMa.
Dependent Variable: LN_roab.
f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk model regresi dengan lebih dari dua variable bebas maka dapat di
identifikasi menggunakan Adjusted R2., sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Pada tabel diatas Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi, adalah sebesar
0,97 atau 97%, disini berarti bahwa 97% tingkat pertumbuhan yang dindikatori oleh
ROA Bank DKI Syariah dapat dijelaskan oleh variable NIM dan BOPO. Sedangkan
sisanya (100%-97% = 3%) oleh faktor lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk
dalam analisis ini. Hal tersebut juga menunjukkan kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variable dependen mempunyai korelasi cukup kuat.
Juga terlihat dari table 4.11diatas, Standard Error of Estimate sebesar 1.4%.
Selain itu, oleh karena lebih kecil dari standar deviasi ROA pada table 4.2 sebesar
3.07%, maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai predictor ROA
daripada rata-rata ROA itu sendiri.
Page 77
lxxviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam laporan keuangan terlihat bahwa pertumbuhan Bank DKI Syariah
sangat signifikan. Hal tersebut sesuai hasil riset kinerja Bank DKI Syarpiah
memiliki level pertumbuhan bisnis sebesar 285,36% dengan total asset per
Desember 2007 sebesar Rp.395.352.000.000,- dan earning asset memiliki
level pertumbuhan 263,27% sebesar Rp.301.396.000.000,- Hasil penelitian
dalam pengujian terhadap variable dependen yaitu Return On Asset (ROA),
berdasarkan uji F diketahui bahwa F statistik sebesar 48,337 dengan tingkat
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya dapat diberlakukan untuk populasi dimana sample diambil, atau
dengan kata lain model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ROA atau
bisa dikatakan, NIM dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA.
2. Berdasarkan uji T dapat diketahui bahwa NIM secara parsial memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas Bank DKI Syariah
dengan memberikan kontribusi terhadap ROA sebesar 1,13 %. Sedangkan
variabel BOPO secara parsial memliki pengaruh negatif terhadap
profitabilitas Bank DKI syariah, dimana setiap pengurangan (-) 1% akan
meningkatkan pertumbuhan ROA sebesar 98%.
Page 78
lxxix
3. Dalam penelitian ini variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan dalam
mempengaruhi pertumbuhan Bank DKI Syariah. Dan berdasarkan uji
koefisien korelasi dan regresi pada variabel NIM terdapat hubungan positif
dengan tingkat profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan
kerangka teori dimana perputaran aktiva produktif dalam menghasilkan laba
akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Sedangkan pada variabel
BOPO, terdapat hubungan yang negatif yang berlawanan dengan
profitabilitas bank syariah. Artinya semakin tingginya beban biaya yang
harus di keluarkan oleh bank syariah untuk kegiatan operasinya di
bandingkan tingkat pendapatan yang diterima, maka akan menyebabkan
tingkat profitabilitas bank syariah menjadi rendah. Dan berdasarkan
pengujian determinasi pada table Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi,
adalah sebesar 0,97 atau 97%, disini berarti bahwa 97% tingkat pertumbuhan
yang dindikatori oleh ROA Bank DKI Syariah dapat di jelaskan oleh variable
NIM dan BOPO. Sedangkan sisanya (100%-97% = 3%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam model.
B. Saran
Berdasarkan analisa pertumbuhan Bank DKI Syariah dalam hal ini di
indikatori oleh ROA, ada beberapa hal yang disarankan penulis:
1. Agar Bank DKI Syariah tetap menjaga likuiditasnya pada posisi yang aman.
Page 79
lxxx
2. Agar Bank DKI Syariah dapat melakukan diversifikasi produk dengan
mengembangkan bentuk pembiayaan yang lebih variatif, misalnya dengan
pembiayaan untuk sarana ibadah.
3. Hendaknya Bank DKI Syariah lebih hati-hati dalam menyalurkan
pembiayaan, khususnya untuk menjaga Financing to Deposit Ratio (FDR)
agar berada pada tingkat yang proporsional.
4. Agar Bank DKI Syariah terus memberikan pembiayaan pada sektor
produktif, sehingga diharapkan Bank DKI Syariah dapat terus tumbuh dan
berkembang.
5. Agar Bank DKI Syariah dapat memberikan layanan prima dengan nasabah,
sehingga mereka dapat terus mempercayakan dananya pada Bank DKI
Syariah.
Page 80
lxxxi
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Masyhud, Manajemen Risiko, Jakarta: Rajawali Pers, cetakan pertama, 2006
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet,
cetakan keempat, 2006
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani Press, Cetakan kedelapan, 2004
Dunil, Z, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2004
Harahap, Sofyan Syafhi, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: LPFE Usakti,
Cetakan kedua, 2006
Harahap, Sofyan Syafhi, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, Cetakan keempat, 2004
Hilman, Iman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi
Publishing, Cetakan pertama, 2003
Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, Cetakan kedua, 2004
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetakan kedua,
2003
Page 81
lxxxii
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,
Cetakan keenam, 2002
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, Cetakan ketujuh,
2007
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Gholia Indonesia, Jakarta, 2001
Noor, ZainulBahar, Bank Muamalat: Sebuah Mimpi, Harapan, dan Kenyataan,
Jakarta:Bening Publishing, 2006
Penilaian tingkat kesehatan bank, Biro Syariah Bank Indonesia
Rivai, Veithzal, dkk, Credit manajemen Hand Book, Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada, 2006
Santoso, Singgih, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2005
Sumitro, Warkum, Asas –asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait,
Jakarta: Rajawali Pers, 2004
Page 82
lxxxiii
Tabel 4.19
Maret
(Dalam jutaan rupiah) Rasio BOPO
2004 2005 2006 2007
Beban Operasional 59 477 588 2,484
Pendapatan Operasional 0 634 2,083 3,844
RASIO BOPO 0.00% 75.24% 28.23% 64.62%
Tabel 4.20
Juni
(Dalam jutaan rupiah) Rasio BOPO
2004 2005 2006 2007
Beban Operasional 426 1,225 1,704 5,145
Pendapatan Operasional 91 1,730 4,480 8,286
RASIO BOPO 468.13% 70.81% 38.04% 62.09%
Tabel 4.21
September
(Dalam jutaan rupiah) Rasio BOPO
2004 2005 2006 2007
Beban Operasional 762 2,018 3,185 9,021
Pendapatan Operasional 296 3,229 7,579 13,266
RASIO BOPO 257.43% 62.50% 42.02% 68.00%
Tabel 4.22
Desember
(Dalam jutaan rupiah) Rasio BOPO
Page 83
lxxxiv
2004 2005 2006 2007
Beban Operasional 1,261 2,846 5,269 18,158
Pendapatan Operasional 681 5,014 10,838 21,626
RASIO BOPO 185.17% 56.76% 48.62% 83.96%
Page 84
lxxxv
BOPO per Triwulan
2004-2007
0.00%
468.13%
257.43%
185.17%
75.24%70.81%62.50%56.76%28.23%38.04%42.02%48.62%
64.62%62.09%68.00%83.96%
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
200.00%
250.00%
300.00%
350.00%
400.00%
450.00%
500.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
Gambar 4.4
Sumber: Hasil olah data
Page 85
lxxxvi
Laporan Keuangan
Maret
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Mar-04 Mar-05 Mar-06 Mar-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah -
485
1,803
2,153
2 Bagi Hasil Mudharabah -
-
99
1,298
3 Bonus -
120
-
76
4 Pendapatan Operasional Lainnya -
153
355
936
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL -
758
2,257
4,463
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - -
-
b. Bukan Bank -
(124)
(174)
(619)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL -
(124)
(174)
(619)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat -
634
2,083
3,844
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah -
-
30
69
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif -
77
175
1,136
3 Beban Umum dan Administrasi -
-
6
8
4 Beban Personalia 59
225
324
1,140
5 Penyisihan Piutang
124
-
6 Beban Lainnya -
51
53
131
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 59
477
588
2,484
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH (59)
157
1,495
1,360
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL -
27
-
-
J BEBAN NON OPERASIONAL -
-
(3)
-
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -
-
(3)
-
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (59)
184
1,492
1,360 Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -59 184 1,492 1,360
TOTAL AKTIVA 2,079 38,509 63,374 123,024
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -2.84% 0.48% 2.35% 1.11%
Page 86
lxxxvii
Laporan Keuangan
Juni
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Jun-04 Jun-05 Jun-06 Jun-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah 6
1,346
3,748
4,518
2 Bagi Hasil Mudharabah -
-
259
3,148
3 Bonus 68
265
2
114
4 Pendapatan Operasional Lainnya 21
398
891
2,873
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 95
2,009
4,900
10,653
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - -
(57)
b. Bukan Bank (4)
(279)
(420)
(2,310)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL (4)
(279)
(420)
(2,367)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat 91
1,730
4,480
8,286
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah 5
2
78
141
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif 145
282
481
1,958
3 Beban Umum dan Administrasi -
-
103
150
4 Beban Personalia 245
523
920
2,628
5 Penyisihan Piutang 19
283
122
-
6 Beban Lainnya 12
135
268
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 426
1,225
1,704
5,145
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH (335)
505
2,776
3,141
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL 2
35
-
-
J BEBAN NON OPERASIONAL -
-
-
-
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -
-
-
-
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (333)
540
2,776
3,141
Page 87
lxxxviii
Laporan Keuangan
September
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Sept-04 Sept-05 Sept-06 Sept-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah
91
2,608
5,911
7,160
2 Bagi Hasil Mudharabah
-
-
822
5,292
3 Bonus
152
425
17
123
4 Pendapatan Operasional Lainnya
74
639
1,549
4,913
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL
317
3,672
8,299
17,488
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - -
-
(65)
b. Bukan Bank
(21)
(443)
(720)
(4,157)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL
(21)
(443)
(720)
(4,222)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat
296
3,229
7,579
13,266
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah
-
12
137
213
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
203
385
892
3,650
3 Beban Umum dan Administrasi
-
-
107
184
4 Beban Personalia
468
891
1,863
4,417
5 Penyisihan Piutang
62
488
-
-
6 Beban Lainnya
29
242
186
557
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
762
2,018
3,185
9,021
Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -333 540 2,776 3,141
TOTAL AKTIVA 4,744 45,218 76,121 144,134
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -7.02% 1.19% 3.65% 2.18%
Page 88
lxxxix
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(466)
1,211
4,394
4,245
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL
11
34
-
4
J BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
(1)
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
3
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(455)
1,245
4,394
4,248
Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -455 1,245 4,394 4,248
TOTAL AKTIVA 9,620 55,211 98,306 170,919
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.73% 2.25% 4.47% 2.49%
Laporan Keuangan
Desember
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Des-04 Des-05 Des-06 De
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah
335
4,199
8,072 11,061
2 Bagi Hasil Mudharabah
-
31
1,702 8,103
3 Bonus
-
1
87 134
4 Pendapatan Operasional Lainnya
446
1,470
2,109 8,828
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL
781
5,701
11,970 28,126
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - - (65)
b. Bukan Bank
(100)
(687)
(1,132) (6,435)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - -
D JUMLAH BAGI HASIL
(100)
(687)
(1,132) (6,500)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat
681
5,014
10,838 21,626
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah -
52
210 769
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
335
1,087
1,638 9,825
3 Beban Umum dan Administrasi
124
180
379 1,063
4 Beban Personalia
713
1,220
2,926 6,147
5 Beban Lainnya
89
307
116 354
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
1,261
2,846
5,269 18,158
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(580)
2,168
5,569 3,468
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL
16
48
172 1,189
J BEBAN NON OPERASIONAL
(10)
(3)
(2) (437)
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
6
45
170 752
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(574)
2,213
5,739 4,220
Page 89
xc
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -574 2,213 5,739 4,220
RATA-RATA TOTAL AKTIVA (Maret-Desember) 11,900 50,246 85,099 208,357
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.82% 4.40% 6.74% 2.03%
Page 90
xci
Pertumbuhan ROA per Triwulan
2004
-2.84%
-7.02%
-4.73%-4.82%
0.48%1.19%
2.25%
4.40%
2.35%
3.65%4.47%
6.74%
1.11%2.18%2.49%2.03%
-8.00%
-6.00%
-4.00%
-2.00%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
Gambar 4.1
Sumber: Hasil olah data
Page 93
xciv
Laporan Keuangan
Maret
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Mar-04 Mar-05 Mar-06 Mar-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah -
485
1,803
2,153
2 Bagi Hasil Mudharabah -
-
99
1,298
3 Bonus -
120
-
76
4 Pendapatan Operasional Lainnya -
153
355
936
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL -
758
2,257
4,463
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - -
-
b. Bukan Bank -
(124)
(174)
(619)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL -
(124)
(174)
(619)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat -
634
2,083
3,844
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah -
-
30
69
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif -
77
175
1,136
3 Beban Umum dan Administrasi -
-
6
8
4 Beban Personalia 59
225
324
1,140
5 Penyisihan Piutang
124
-
6 Beban Lainnya -
51
53
131
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 59
477
588
2,484
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH (59)
157
1,495
1,360
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL -
27
-
-
J BEBAN NON OPERASIONAL -
-
(3)
-
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -
-
(3)
-
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (59)
184
1,492
1,360 Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -59 184 1,492 1,360
TOTAL AKTIVA 2,079 38,509 63,374 123,024
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -2.84% 0.48% 2.35% 1.11%
Page 94
xcv
Laporan Keuangan
Juni
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Jun-04 Jun-05 Jun-06 Jun-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah 6
1,346
3,748
4,518
2 Bagi Hasil Mudharabah -
-
259
3,148
3 Bonus 68
265
2
114
4 Pendapatan Operasional Lainnya 21
398
891
2,873
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 95
2,009
4,900
10,653
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - -
(57)
b. Bukan Bank (4)
(279)
(420)
(2,310)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL (4)
(279)
(420)
(2,367)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat 91
1,730
4,480
8,286
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah 5
2
78
141
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif 145
282
481
1,958
3 Beban Umum dan Administrasi -
-
103
150
4 Beban Personalia 245
523
920
2,628
5 Penyisihan Piutang 19
283
122
-
6 Beban Lainnya 12
135
268
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 426
1,225
1,704
5,145
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH (335)
505
2,776
3,141
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL 2
35
-
-
J BEBAN NON OPERASIONAL -
-
-
-
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL -
-
-
-
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (333)
540
2,776
3,141
Page 95
xcvi
Laporan Keuangan
September
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Sept-04 Sept-05 Sept-06 Sept-07
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah
91
2,608
5,911
7,160
2 Bagi Hasil Mudharabah
-
-
822
5,292
3 Bonus
152
425
17
123
4 Pendapatan Operasional Lainnya
74
639
1,549
4,913
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL
317
3,672
8,299
17,488
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - -
-
(65)
b. Bukan Bank
(21)
(443)
(720)
(4,157)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - - -
D JUMLAH BAGI HASIL
(21)
(443)
(720)
(4,222)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat
296
3,229
7,579
13,266
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah
-
12
137
213
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
203
385
892
3,650
3 Beban Umum dan Administrasi
-
-
107
184
4 Beban Personalia
468
891
1,863
4,417
5 Penyisihan Piutang
62
488
-
-
6 Beban Lainnya
29
242
186
557
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
762
2,018
3,185
9,021
Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -333 540 2,776 3,141
TOTAL AKTIVA 4,744 45,218 76,121 144,134
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -7.02% 1.19% 3.65% 2.18%
Page 96
xcvii
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(466)
1,211
4,394
4,245
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL
11
34
-
4
J BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
(1)
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
3
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(455)
1,245
4,394
4,248
Rasio Return On Asset (ROA)
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -455 1,245 4,394 4,248
TOTAL AKTIVA 9,620 55,211 98,306 170,919
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.73% 2.25% 4.47% 2.49%
Laporan Keuangan
Desember
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) No Keterangan
Des-04 Des-05 Des-06 De
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A PENDAPATAN OPERASIONAL
1 Margin Murabahah
335
4,199
8,072 11,061
2 Bagi Hasil Mudharabah
-
31
1,702 8,103
3 Bonus
-
1
87 134
4 Pendapatan Operasional Lainnya
446
1,470
2,109 8,828
B JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL
781
5,701
11,970 28,126
C Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
a. Bank - - - (65)
b. Bukan Bank
(100)
(687)
(1,132) (6,435)
c. Bank Indonesia (FPJPS) - - -
D JUMLAH BAGI HASIL
(100)
(687)
(1,132) (6,500)
E Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat
681
5,014
10,838 21,626
F BEBAN OPERASIONAL
1 Bonus Wadiah -
52
210 769
2 Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
335
1,087
1,638 9,825
3 Beban Umum dan Administrasi
124
180
379 1,063
4 Beban Personalia
713
1,220
2,926 6,147
5 Beban Lainnya
89
307
116 354
G JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
1,261
2,846
5,269 18,158
H PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(580)
2,168
5,569 3,468
I PENDAPATAN NON OPERASIONAL
16
48
172 1,189
J BEBAN NON OPERASIONAL
(10)
(3)
(2) (437)
K LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
6
45
170 752
L LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(574)
2,213
5,739 4,220
Page 97
xcviii
2004 2005 2006 2007
LABA SEBELUM PAJAK -574 2,213 5,739 4,220
RATA-RATA TOTAL AKTIVA (Maret-Desember) 11,900 50,246 85,099 208,357
RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.82% 4.40% 6.74% 2.03%
Page 98
xcix
Pertumbuhan ROA per Triwulan
2004
-2.84%
-7.02%
-4.73%-4.82%
0.48%1.19%
2.25%
4.40%
2.35%
3.65%4.47%
6.74%
1.11%2.18%2.49%2.03%
-8.00%
-6.00%
-4.00%
-2.00%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Series1
Gambar 4.1
Sumber: Hasil olah data