Top Banner

of 76

analisa perpindahan panas

Oct 18, 2015

Download

Documents

analisa perpindahan panas pada alat penukar kalor
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    1/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    i

    ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PADA ALAT PENUKAR KALOR

    PIPA GANDA DENGAN SIRIP TEGAK BERALUR

    SKRIPSI

    Oleh :

    MARTINA ENDAH TRI HASTUTI

    K 2506042

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    2/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    ii

    ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PADA ALAT PENUKAR KALOR

    PIPA GANDA DENGAN SIRIP TEGAK BERALUR

    Oleh :

    MARTINA ENDAH TRI HASTUTI

    K 2506042

    Skripsi

    Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

    pada Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan

    Kejuruan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2010

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    3/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    iii

    PERSETUJUAN

    Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

    Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    4/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    iv

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    5/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    v

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    6/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    vi

    ABSTRACT

    Martina Endah Tri Hastuti. ANALYSIS HEAT TRANSFER IN DOUBLE

    PIPES HEAT EXCHANGER WITH STRAIGHT GROOVED FINS . Thesis,

    Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University

    Surakarta, December 2010.

    The purpose of this study was investigated: (1) The effect of variation

    straight grooved fins of the heat transfer coefficient. (2) The effect of variation

    inside flow rates of the heat transfer coefficient. (3) The effect of variation

    external flow rates of the heat transfer coefficient. (4) The joint effect (interaction)

    between variation straight grooved fins and inside flow rates of the heat transfer

    coefficient. (5) The join effect (interaction) between variation straight grooved

    fins and external flow rates of the heat transfer coefficient. (6) The joint effect

    (interaction) between variation inside flow rates and external flow rates of the heat

    transfer coefficient. (7) The joint effect (interaction) between variation straight

    grooved fins, inside flow rates and external flow rates of the heat transfer

    coefficient. (8) The effect that produces an optimal heat transfer coefficient

    between variation straight grooved fins, inside flow rates and external flow rates.

    This research was conducted in the laboratory production of Mechanical

    Engineering Education Program JPTK FKIP UNS. This research used

    experimental methods. The population used in this research was varied forms

    variation straight grooved fins with a few variations water flow rates. The sample

    used in this study are straight pipe grooved fins with variations, straight pipe

    grooved fins with one arch, and straight pipe grooved fins with two arch. The

    variation inside flow rates used 0,06 lt/s, and 0,08 lt/s, and 0,1 lt/s. External flow

    rate used 0,07 lt/s, 0,1 lt/s, and 0,13 lt/s. The data analysis technique in this study

    using three-way anova test.

    The results of this study were: (1) There were significant influence

    between variation straight grooved fins and the heat transfer coefficient. It can be

    seen on the results of test data analysis which states that Fobs= 41980.7 greater

    than Ftable = 5.01 (Fobs > Ftable). (2) There were significant influence between

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    7/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    vii

    straight pipe without arch inside flow rates and the heat transfer coefficient. It can

    be seen on the results of test data analysis which states that Fobs = 500 051 is

    greater than Ftable = 5.01 (Fobs > Ftable). (3) There were significant influence

    between external flow rates and the heat transfer coefficient. It can be seen on the

    results of test data analysis which states that Fobs = 30522.71 greater than Ftable =

    5.01 (Fobs > F table) (4) There were no joint effect (interaction) significant between

    variation straight grooved fins and inside flow rates of the heat transfer

    coefficient. It can be seen on the results of test data analysis which states that Fobs

    = -14859.44 smaller than Ftable = 3.68 (Fobs < Ftable). (5) There were no joint effect

    (interaction) significant between variation straight grooved fins and external flow

    rates with heat transfer coefficient. It can be seen on the results of test data

    analysis which states that Fobs = -14913.09 smaller than Ftable = 3.68 (Fobs < Ftable).

    (6) There were no joint effect (interaction) significant between variation inside

    flow rates and external flow rates of the heat transfer coefficient. It can be seen on

    the results of test data analysis which states that Fobs = -269.61 is smaller than

    Ftable = 3.68 (Fobs < Ftable). (7) There were joint effect (interaction) is significant

    between variation straight grooved fins, inside flow rates and external flow rates

    of the heat transfer coefficient. It can be seen on the results of test data analysis

    which states that Fobs = 140.24 is greater than Ftable = 2.83 (Fobs > F table) but does

    not increase the heat transfer coefficient. (8) The joint effect (interaction) between

    variation straight grooved fins, inside flow rates and external flow rates that

    produce optimum heat transfer coefficient is variation straight pipe without arch,

    inside flow rate 0,08 lt/s and external flow rate 0,13 lt/s with equal 0,04867.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    8/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    viii

    ABSTRAK

    Martina Endah Tri Hastuti. ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PADA

    ALAT PENUKAR KALOR PIPA GANDA DENGAN SIRIP TEGAK

    BERALUR. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

    Unversitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh variasi

    sirip tegak beralur terhadap koefisien perpindahan kalor. (2) Pengaruh variasi laju

    aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor. (3) Pengaruh variasi laju aliran

    luar terhadap koefisien perpindahan kalor. (4) Pengaruh bersama (interaksi) antara

    variasi bentuk sirip dan laju aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor.

    (5) Pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip dan laju aliran luar

    terhadap koefisien perpindahan kalor. (6) Pengaruh bersama (interaksi) antara

    variasi laju aliran dalam dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor.

    (7) Pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan

    laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor. (8) Pengaruh yangmenghasilkan koefisien perpindahan kalor optimal antara variasi bentuk sirip, laju

    aliran dalam dan laju aliran luar.

    Penelitian ini dilakukan di laboratorium produksi Program Pendidikan

    Teknik Mesin JPTK FKIP UNS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.

    Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pipa bersirip tegak bervariasi

    bentuk dengan beberapa variasi laju aliran air. Sampel yang digunakan pada

    penelitian ini adalah pipa bersirip tegak beralur dengan variasi bentuk yaitu pipa

    bersirip tegak tanpa lengkung, pipa bersirip tegak satu lengkung, dan pipa bersiriptegak dua lengkung. Adapun variasi laju aliran air yang digunakan untuk laju

    aliran dalam menggunakan variasi 0,06 lt/s, 0,08 lt/s, dan 0,1 lt/s. Laju aliran luar

    menggunakan variasi 0,07 lt/s, 0,1 lt/s, dan 0,13 lt/s. Teknik analisis data pada

    penelitian ini menggunakan uji anava tiga arah.

    Hasil penelitian ini adalah : (1) Ada pengaruh yang signifikan dengan

    pada variasi bentuk sirip terhadap koefisien perpindahan kalor. Dapat dilihat pada

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    9/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    ix

    hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 41980,7 lebih besar

    daripada Ftabel = 5,01 (Fobservasi > Ftabel). (2) Ada pengaruh yang signifikan pada

    variasi laju aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor. Dapat dilihat pada

    hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 500051 lebih besar

    daripada Ftabel = 5,01 (Fobservasi > Ftabel). (3) Ada pengaruh yang signifikan pada

    variasi laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor. Dapat dilihat pada

    hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = 30522,71 lebih besar

    daripada Ftabel = 5,01 (Fobservasi > Ftabel). (4) Tidak ada pengaruh bersama

    (interaksi) yang signifikan pada variasi bentuk sirip dan laju aliran dalam terhadap

    koefisien perpindahan kalor. Dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang

    menyatakan bahwa Fobservasi = - 14859,44 lebih kecil daripada Ftabel = 3,68

    (Fobservasi < Ftabel). (5) Tidak ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan

    pada variasi bentuk sirip dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor.

    Dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan bahwa F observasi =

    -14913,09 lebih kecil daripada Ftabel = 3,68 (Fobservasi < Ftabel). (6) Tidak ada

    pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan pada variasi laju aliran dalam dan

    laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor. Dapat dilihat pada hasil uji

    analisis data yang menyatakan bahwa Fobservasi = -269,61 lebih kecil daripada Ftabel

    = 3,68 (Fobservasi < Ftabel). (7) Ada pengaruh bersama (interaksi) yang signifikan

    pada variasi bentuk sirip, laju aliran dalam, dan laju aliran luar terhadap koefisien

    perpindahan kalor. Dapat dilihat pada hasil uji analisis data yang menyatakan

    bahwa Fobservasi = 140,24 lebih besar daripada Ftabel = 2,83 (Fobservasi > Ftabel). (8)

    Pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju

    aliran luar yang menghasilkan koefisien perpindahan kalor optimal adalah pada

    bentuk sirip tanpa lengkung, laju aliran dalam 0,08 lt/s dan laju aliran luar 0,13

    lt/s yaitu sebesar 0,04867.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    10/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    x

    MOTTO

    tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di

    atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya.

    (QS. Al-Fath 29)

    Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya

    (dengan bersyukur). (QS. Adh Dhuhaa : 11)

    Jika engkau berada di sore hari, jangan menunggu pagi hari. Jika engkau berada di

    pagi hari, jangan menunggu sore hari. Gunakan sehatmu untuk waktu sakitmu.

    Dan hidupmu untuk mempersiapkan matimu. (HR. Bukhari)

    Belajarlah dari lumut, walaupun kerdil ia mampu menghancurkan karang yang

    terjal. Diri ini memang kerdil, tapi itu bukan penghalang untuk menggapai semua

    mimpi-mimpi kita. ( Penulis )

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    11/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, dengan segala

    kerendahan hati, karya ini saya persembahkan kepada:

    Ibunda dan Ayahanda tercinta yang senantiasa membimbingku dan selalu

    Kakak saya tercinta yang selalu jadi temanku di rumah.

    Richa Andi Susanto

    menjadi motivasiku meskipun kau jauh.

    Indah Rian Widowati, Erna Ari Trisnawati, Titis Setyawan, Edwin Valentino

    Saputra dan Prasetyo Nur Ahmadi yang sudah menjadi teman dekat dan ikut

    mendukung sampai selesai.

    Semua Dosen PTM yang telah membimbing saya selama kuliah di PTM.

    Teman-teman PTM angkatan 2006 seperjuangan.

    Kampus V UNS yang menjadi tempat kuliah dan jauh dari fasilitas pusat.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    12/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

    rahmatNya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian

    persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini menghadapi

    hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan berbagai pihak, hambatan dan

    kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima

    kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan, dorongan,

    motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi ini dapat

    terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

    1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS beserta seluruh stafnya.

    2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS.

    3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS.

    4. Koordinator Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP

    UNS.

    5. Bapak Ir. Husin Bugis, M.Si selaku Pembimbing Akademik.

    6. Bapak Drs. Subagsono, MT selaku Pembimbing I.

    7. Bapak Danar Susilo Wijayanto, S.T., M.Eng selaku Pembimbing II.

    8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS.

    9. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS.

    10. Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan sumbangan besar baik moril

    maupun materil.

    11. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK

    FKIP UNS terutama angkatan 2006.

    Menyadari bahwa terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki

    menyebabkan kurang sempurnanya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,

    diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

    kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

    Surakarta, Desember 2010

    Penulis

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    13/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

    HALAMAN SURAT PERNYATAAN......................................................... iv

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v

    HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vi

    HALAMAN MOTTO.................................................................................... x

    HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xi

    KATA PENGANTAR ................................................................................... xii

    DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL.......................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xviii

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah................................................................. 2

    C. Pembatasan Masalah ................................................................ 2

    D. Perumusan Masalah.................................................................. 3

    E. Tujuan Penelitian...................................................................... 3

    F. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

    BAB II. LANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 6

    1. Pengertian Perpindahan Kalor ............................................. 6

    2. Cara-cara Perpindahan Kalor............................................... 7

    3. Alat Penukar Kalor .............................................................. 10

    4. Sirip (fin).............................................................................. 11

    5. Koefisien Perpindahan Kalor Total ..................................... 12

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    14/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xiv

    6. Beda Suhu Rata-rata log (LMTD) ....................................... 15

    7. Metode NTU- Efektivitas untuk Menganalisis Perpin-

    dahan Kalor pada Penukar Kalor....................................... 18

    8. Efisiensi Permukaan Total................................................... 20

    9. Bilangan Reynolds............................................................... 21

    10. Bilangan Prandtl .................................................................. 23

    11. Bilangan Nusselt.................................................................. 23

    B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 24

    C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 25

    D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 27

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 29

    B. Metode Penelitian ...................................................................... 29

    C. Populasi dan Sampel.................................................................. 30

    D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32

    E. Teknik Analisis Data ................................................................. 37

    BAB IV. HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data ........................................................................... 44

    B. Uji Prasyaratan Analisis ............................................................ 49

    1. Uji Normalitas ..................................................................... 49

    2. Uji Homogenitas.................................................................. 51

    C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 51

    D. Pembahasan Hasil Analisis Data............................................... 54

    BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

    A. Simpulan Penelitian................................................................... 56

    B. Implikasi.................................................................................... 57

    C. Saran ......................................................................................... 58

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60

    LAMPIRAN..................................................................................................... 61

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    15/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 Konstanta Menurut Hilpert, Knudsen, dan Katz ............................. 24

    Tabel 2 Variasi Parameter Sampel Penelitian .............................................. 30

    Tabel 3 Pengumpulan Data .......................................................................... 38

    Tabel 4 Jumlah AB....................................................................................... 41

    Tabel 5 Jumlah AC....................................................................................... 41

    Tabel 6 Jumlah BC ....................................................................................... 42

    Tabel 7 Jumlah ABC.................................................................................... 42

    Tabel 8 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan ....................................... 43

    Tabel 9 Data Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor .................... 44

    Tabel 10 Rerata Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor ................. 45

    Tabel 11 Hasil Uji Normalitas dengan MetodeLiliefors ............................... 50

    Tabel 12 Ringkasan Hasil Uji F untuk Anava Tiga Jalan .............................. 52

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    16/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 Perpindahan Konveksi pada Suatu Plat ...................................... 8

    Gambar 2 Perpindahan Panas Radiasi ......................................................... 9

    Gambar 3 Klasifikasi Penukar Kalor berdasarkan Aliran Fluida ................ 10

    Gambar 4 Kondensor ................................................................................... 10

    Gambar 5 Variasi Sirip ................................................................................ 11

    Gambar 6 Aliran Kalor Satu Dimensi melalui Silinder Berlubang ............. 12

    Gambar 7 Analogi Tahanan untuk Silinder Berlubang dan Analogi Listrik-

    nya............................................................................................... 13

    Gambar 8 Pipa Dalam dengan 3 Sirip ......................................................... 15

    Gambar 9 Profil Suhu untuk Aliran Sejajar dan Aliran Lawan Arah dalam

    Penukar Kalor Pipa Ganda.......................................................... 16

    Gambar 10 Efektivitas untuk Aliran Lawan Arah ......................................... 19

    Gambar 11 Penampang SiripRectangular.................................................... 20

    Gambar 12 Efisiensi Sirip.............................................................................. 21

    Gambar 13 Aliran Silang yang Melintas pada Suatu Silinder ....................... 22

    Gambar 14 Skema Paradigma Penelitian....................................................... 26

    Gambar 15 Pipa Tembaga Bersirip Tegak Beralur........................................ 33

    Gambar 16 Desain Eksperimen Alat Penukar Kalor ..................................... 35

    Gambar 17 Diagram Alir Proses Penelitian................................................... 36

    Gambar 18 Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,1 lt/s

    dengan Laju Aliran Luar 0,13 lt/s, 0,1 lt/s da 0,07 lt/s................ 46

    Gambar 19 Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,08 lt/s

    dengan Laju Aliran Luar 0,13 lt/s, 0,1 lt/s da 0,07 lt/s................ 46

    Gambar 20 Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,06 lt/s

    dengan Laju Aliran Luar 0,13 lt/s, 0,1 lt/s da 0,07 lt/s................ 47

    Gambar 21 Pengaruh Laju Aliran Dalam pada Pipa tanpa Sirip ................... 47

    Gambar 22 Pengaruh Laju Aliran Dalam pada Pipa Bersirip Tegak tanpa

    Lengkung.................................................................................... 48

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    17/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xvii

    Gambar 23 Pengaruh Laju Aliran Dalam pada Pipa Bersirip Tegak Satu

    Lengkung.................................................................................... 48

    Gambar 24 Pengaruh Laju Aliran Dalam pada Pipa Bersirip Tegak Dua

    Lengkung.................................................................................... 49

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    18/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Data Hasil Pengukuran Temperatur......................................... 61

    Lampiran 2 Kalibrasi Sensor Termokopel................................................... 65

    Lampiran 3 Data Hasil Pengukuran Temperatur Setelah Kalibrasi ............ 68

    Lampiran 4 Contoh Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor.................. 72

    Lampiran 5 Uji Normalitas.......................................................................... 81

    Lampiran 6 Uji Homogenitas ...................................................................... 96

    Lampiran 7 Uji Analisis Variansi Tiga Jalan .............................................. 99

    Lampiran 8 Tabel Sifat-sifat Air (Zat Air Jenuh)........................................ 105

    Lampiran 9 Tabel Peluang Normal Baku.................................................... 106

    Lampiran 10 Tabel Nilai Kritik untuk UjiLiliefors ...................................... 107

    Lampiran 11 Tabel Nilai .......................................................................... 108

    Lampiran 12 Tabel Nilai Uji F ........................................................................ 109

    Lampiran 13 Foto Dokumentasi Penelitian................................................... 113

    Lampiran Surat-Surat Administrasi Skripsi

    Lampiran 1 Presensi Seminar Proposal Skripsi........................................... 118

    Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ............................... 120

    Lampiran 3 Surat Keputusan Dekan FKIP UNS......................................... 121

    Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Research.............................................. 122

    Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 123

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    19/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami

    kemajuan yang begitu pesat. Dalam berbagai hal dapat dijumpai banyak sekali

    suatu pengembangan dari teori-teori yang telah ada sebelumnya. Teori yang ada

    sebelumnya dijadikan suatu landasan untuk dapat melakukan pengembangan lebih

    lanjut.

    Sebagai contoh pada dunia industri kebanyakan sering melakukan suatu

    penelitian yang bertujuan untuk kemajuan industri tersebut. Hal ini dilakukan

    dengan tujuan agar pelaksanaan produksi dapat berjalan lancar dan perhitungan

    efisiensi.

    Dalam perkembangannya, banyak yang menggunakan analogi

    perpindahan kalor terutama pada dunia industri. Pada dunia industri banyak

    peralatan yang menggunakan peralatan seperti heat exchanger (alat penukar

    kalor). Pada peralatan tersebut banyak dipasang pipa yang berbentuk silinder baik

    yang dipasang secara horisontal maupun vertikal.

    Penukar kalor atau heat exchanger adalah peralatan yang digunakan

    untuk melakukan proses pertukaran kalor antara dua fluida baik cair (panas atau

    dingin) maupun gas di mana fluida ini mempunyai temperatur yang berbeda.

    Dalam aplikasi penukar kalor di lapangan, banyak permasalahan yang

    masih ditimbulkan misalnya panas yang ditransfer oleh penukar kalor belum

    maksimal dan terjadinya penurunan tekanan sehingga kerja pompa menjadi berat.

    Hal ini berindikasi pada tingginya biaya untuk listrik dan perawatan. Untuk

    mengatasi permasalahan tersebut dapat dibantu dengan memperluas bidang

    perpindahan kalor, membuat aliran turbulen dalam pipa serta menggunakan bahan

    yang mempunyai konduktivitas yang tinggi.

    Untuk memperluas permukaan perpindahan kalor dilakukan dengan

    penambahan sirip pada pipa dalamnya yang sekaligus membentuk aliran turbulen

    pada pipa luarnya. Hal tersebut dilakukan karena kemampuan menerima kalor itu

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    20/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    2

    dipengaruhi oleh tiga hal yaitu koefisien perpindahan kalor total (U), luas

    perpindahan kalor (A), dan selisih temperatur rata-rata ( ).

    Penukar kalor yang ideal mempunyai koefisien perpindahan kalor total

    (U) yang tinggi, sehingga mampu untuk mentransfer kalor dengan baik. Hal ini

    menjadi masalah yang perlu dikaji lebih jauh agar koefisien perpindahan kalornya

    tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan penambahan sirip berbentuk

    tegak beralur pada pipa tembaga dengan menggunakan variasi bentuk sirip pada

    pipa dalam (tube) pada alat penukar kalor pipa ganda.

    Dari berbagai variasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan alat

    penukar kalor yang memiliki unjuk kerja yang baik yaitu alat penukar kalor yang

    memiliki koefisien perpindahan kalor total yang tinggi. Oleh karena itu penulis

    tertarik untuk mengambil judul Analisis Perpindahan Kalor pada Alat

    Penukar Kalor Pipa Ganda dengan Sirip Tegak Beralur .

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

    menimbulkan beberapa masalah yaitu:

    1. Penambahan sirip pada pipa dalam akan memperluas permukaan bidang dan

    dapat membantu meningkatkan koefisien perpindahan kalor.

    2. Penambahan sirip tegak beralur akan mempengaruhi koefisien perpindahan

    kalor.

    3. Perbedaan laju aliran dalam (air panas) akan mempengaruhi laju perpindahan

    kalor.

    4. Perbedaan laju aliran luar (air dingin) akan mempengaruhi laju perpindahan

    kalor.5. Pemilihan bahan tembaga yang digunakan akan meningkatkan laju

    perpindahan kalor karena mempunyai konduktivitas termal yang tinggi.

    6. Pemakaian isolasi pada pipa luar mempengaruhi koefisien perpindahan kalor.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    21/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    3

    C. Pembatasan Masalah

    Untuk lebih memperjelas kajian dalam pemecahan masalah di atas, maka

    perlu beberapa batasan agar masalah dapat dikaji secara mendalam. Adapun

    batasan-batasannya yaitu:

    1. Penambahan sirip tegak beralur dengan variasi tegak beralur tanpa lengkung,

    tegak beralur satu lengkung, dan tegak beralur dua lengkung.

    2. Perbedaan laju aliran dalam.

    3. Perbedaan laju aliran luar.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas,

    maka timbul beberapa pertanyaan:

    1. Bagaimana pengaruh variasi sirip tegak beralur terhadap koefisien

    perpindahan kalor?

    2. Bagaimana pengaruh variasi laju aliran dalam terhadap koefisien

    perpindahan kalor?

    3. Bagaimana pengaruh variasi laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan

    kalor?

    4. Bagaimana pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip dan laju

    aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor?

    5. Bagaimana pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip dan laju

    aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor?

    6. Bagaimana pengaruh bersama (interaksi) antara variasi laju aliran dalam dan

    laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor?

    7. Bagaimana pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip, laju

    aliran dalam dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor?

    8. Manakah pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip, laju aliran

    dalam dan laju aliran luar yang menghasilkan koefisien perpindahan kalor

    optimal?

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    22/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    4

    E. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

    1. Untuk mengetahui pengaruh variasi sirip tegak beralur terhadap koefisien

    perpindahan kalor.

    2. Untuk mengetahui pengaruh variasi laju aliran dalam terhadap koefisien

    perpindahan kalor.

    3. Untuk mengetahui pengaruh variasi laju aliran luar terhadap koefisien

    perpindahan kalor.

    4. Untuk mengetahui pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip

    dan laju aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor.

    5. Untuk mengetahui pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip

    dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor.

    6. Untuk mengetahui pengaruh bersama (interaksi) antara variasi laju aliran

    dalam dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor.

    7. Untuk mengetahui pengaruh bersama (interaksi) antara variasi bentuk sirip,

    laju aliran dalam dan laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor.

    8. Untuk mengetahui pengaruh yang menghasilkan koefisien perpindahan kalor

    optimal antara variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran luar.

    F. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah :

    a. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh perpindahan kalor dengan

    variasi bentuk sirip tegak beralur pada suatu alat penukar kalor pipa ganda.

    b. Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pembaca maupun penulissebagai pengetahuan dan pengembangan serta penyempurnaan alat penukar

    kalor pipa ganda.

    c. Sebagai laporan pertanggungjawaban mahasiswa atas pengerjaan skripsi

    kepada pihak yang berkepentingan.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    23/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    5

    2. Manfaat Praktis

    Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah :

    a. Sebagai bahan masukan untuk mendukung penelitian yang sejenis.

    b. Sebagai bahan masukan dan informasi serta bahan pertimbangan bagi

    Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan

    Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    24/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Pengertian Perpindahan Kalor

    Perpindahan kalor (heat transfer) adalah ilmu yang meramalkan tentang

    perpindahan energi karena adanya perbedaan suhu antara dua buah benda atau

    material (Frank Kreith, 1986:4) .

    Dari sudut pandang perekayasaan (engineering) terdapat masalah yang

    sangat berpengaruh yaitu tentang penentuan koefisien perpindahan kalor pada

    beda suhu yang ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin dan penukar

    kalor tergantung tidak hanya pada jumlah panas yang harus dipindahkan namun

    terlebih pada laju perpindahan kalor pada kondisi-kondisi yang ditentukan.

    Beroperasinya dengan baik komponen-komponen peralatan, seperti sudu-sudu

    turbin, atau dinding ruang bakar tergantung pada kemungkinan pendinginan

    bagian-bagian logam tertentu dengan membuang panas secara terus-menerus pada

    laju yang tinggi pada permukaan. Pada rancang bangun (design) mesin-mesin

    listrik, transformator, dan bantalan harus diadakan analisa perpindahan kalor

    untuk menghindari kondisi yang akan menyebabkan pemanasan berlebihan dan

    merusak peralatan yang ada.

    Ilmu perpindahan kalor tidak hanya mencoba untuk menjelaskan

    bagaimana energi panas itu berpindah dari suatu benda ke benda lain, tetapi juga

    meramalkan laju perpindahan kalor yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu.

    Sehingga dari pembahasan diatas dinyatakan bahwa sasaran untuk perpindahan

    kalor adalah dalam masalah laju perpindahannya.

    Sebagai contoh sederhana adalah suatu proses pendinginan sebuah baja

    panas yang dicelup ke dalam air. Dengan ilmu perpindahan kalor, dapat

    membantu kita untuk meramalkan suhu batangan baja atau air sebagai fungsi dari

    waktu.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    25/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    7

    2. Cara-cara Perpindahan Kalor

    a. Perpindahan kalor secara konduksi.

    Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor

    dimana kalor mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu

    rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium

    yang ber

    lainan yang bersinggungan secara langsung. Secara umum laju aliran

    kalor secara konduksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

    .................................................................(1)

    keterangan :

    q = laju aliran kalor (W)

    k = konduktifitas termal bahan (W/m2.C)

    A = luas penampang (m)

    dT/dx = gradien suhu terhadap penampang tersebut, yaitu laju perubahan suhu T

    terhadap jarak dalam arah aliran panas x.

    b. Perpindahan kalor secara konveksi

    Perpindahan kalor secara konveksi adalah proses tansport energi dengan

    kerja gabungan dari konduksi kalor, penyimpanan energi dan gerakan

    mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi

    antara permukaan benda padat dan cair atau gas. Perpindahan kalor secara

    konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas suhu fluida di sekitarnya

    berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, kalor akan mengalir dengan cara

    konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang

    berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi dalam partikel-

    partikel fluida tersebut. Kedua, partikel-partikel tersebut akan bergerak ke daerah

    suhu yang lebih rendah dimana partikel tersebut akan bercampur dengan partikel-

    partikel fluida lainnya.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    26/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    8

    Gambar 1. Perpindahan Konveksi pada Suatu Plat (Holman J.P, 1994 hal.:11)

    Perpindahan kalor secara konveksi dapat dikelompokkan menurut gerakan

    alirannya, yaitu konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced

    convection). Apabila gerakan fluida tersebut terjadi sebagai akibat dari perbedaan

    densitas (kerapatan) yang disebabkan oleh gradien suhu maka disebut konveksi

    bebas atau konveksi alamiah (natural convection). Bila gerakan fluida tersebutdisebabkan oleh penggunaan alat dari luar, seperti pompa atau kipas, maka

    prosesnya disebut konveksi paksa. Laju perpindahan kalor antara suatu

    permukaan plat dan suatu fluida dapat dihitung dengan hubungan :

    .......................................................(2)

    (Holman J.P, 1994 hal.:11)

    dimana

    = Laju perpindahan kalor secara konveksi (W)= Koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m2.K)

    A = Luas perpindahan kalor (m)

    = Beda antara suhu permukaan Tw dan suhu fluida T~

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    27/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    9

    c. Perpindahan Kalor Radiasi

    Perpindahan kalor radiasi adalah perpindahan kalor yang terjadi akibat

    adanya energi yang dipancarkan oleh suatu zat atau benda yang mempunyai

    temperatur tertentu. Berlainan dengan mekanisme konduksi dan konveksi, dimana

    perpindahan energi terjadi melalui bahan antara, panas juga dapat berpindah

    melalui daerah-daerah hampa. Mekanismenya adalah dengan sinaran atau radiasi

    elektromagnetik.

    Gambar 2. Perpindahan Panas Radiasi (Holman J.P,1994 hal.:343)

    Energi radiasi dikeluarkan oleh benda bersuhu tinggi kemudian

    dipindahkan melalui ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromaknetik. Bila

    energi radiasi menimpa suatu bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan, sebagian

    diserap, dan sebagian lagi diteruskan seperti pada gambar 2. Besarnya laju

    perpindahan panas adalah :

    .........................................(3)

    Dimana :

    = laju perpindahan panas (W)

    = konstanta Boltzman (5,669. )

    A = luas permukaan benda (

    T = suhu absolut benda (

    absorbsi

    transmisi

    Radiasi datang Refleksi

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    28/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    10

    3. Alat Penukar kalor

    Penukar kalor (heat exchanger) adalah suatu alat yang digunakan untuk

    memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida lainnya. Penukar kalor mempunyai

    banyak jenis. Berdasarkan fluidanya penukar kalor dibedakan menjadi tiga

    macam, yaitu aliran sejajar (paralel flow), aliran lawan arah (counter flow), dan

    aliran silang (crossflow).

    Gambar 3. Klasifikasi Penukar Kalor Berdasarkan Aliran Fluida

    Penukar kalor banyak digunakan pada berbagai instalasi di industri,

    antara lain pada : boiler, kondensor, cooler, cooling tower, dan di industri

    otomotif banyak dijumpai radiator yang juga berfungsi sebagai penukar kalor.

    Gambar 4. Kondensor

    Hot f luid in Hot fluid out

    cold fluid in cold fluid out

    Hot f luid in Hot f luid out

    cold fluid in cold fluid out

    Hot f luid in Hot fluid out

    cold fluid in

    cold fluid out

    a. Paralel flow b. Counter flow

    c. Cro ss flo w

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    29/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    11

    Penukar kalor pipa ganda adalah a1at perpindahan ka1or yang terdiri dari

    dua pipa konsentris (pipa kecil sebagai sentral, yang dibungkus oleh pipa yang

    lebih besar). Satu fluida menga1ir lewat pipa dalam sedangkan fluida yang lain

    mengalir lewat anulus, antara dinding pipa dalam dan dinding pipa luar. Alat ini

    digunakan da1am industri ska1a kecil. dan umumnya digunakan dalam skala

    laboratorium. Dalam penelitian ini menggunakan aliran lawan arah (counter flow)

    dimana aliran fluidanya bergerak secara berlawanan arah.

    4. Sirip (fin)

    Dalam usaha untuk mendapatkan laju perpindahan panas yang lebih besar

    dan meningkatkan nilai efektifitas penukar kalor, salah satu metodenya yang

    digunakan adalah dengan cara menambah luas penampang yang memungkinkan

    terjadinya perpindahan panas lebih besar, sesuai dengan persamaan umum

    penukar kalor di bawah ini :

    meningkat bila luasan perpindahan kalor (A) ditambah. Untuk jenis-jenis sirip

    yang biasa digunakan, ada beberapa macam seperti pada gambar 5. antara lain :

    sirip lurus (longitudinal fin), sirip spiral (tranversal fin), sirip radial (radial fin),

    dan lain-lain.

    Gambar 5. Variasi Sirip (Kern, Donald Q. 1965 hal.: 515)

    Untuk memudahkan dalam perhitungan sirip, maka diperlukan asumsi yang

    diberikan oleh Murray dan Gardner (Kern, Donald Q. 1965 hal.: 515) yaitu :

    a. Aliran panas dan distribusi temperatur yang melalui sirip tidak tergantung

    waktu (steady state).

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    30/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    12

    b. Material dari sirip homogen dan isotropik

    c. Tidak ada sumber panas dari sirip

    d. Konduktifitas dari sirip konstan

    e. Koefisien perpindahan panas sama pada sisi masuk sirip

    f. Panas yang dipindahkan lewat sudut luar sirip diabaikan dibandingkan

    dengan yang melewati sirip

    g. Sambungan antara sirip dan pipa diasumsikan tidak ada hambatan.

    5. Koefisien Perpindahan Kalor Total

    Gambar 6. Aliran Kalor Satu Dimensi melalui Silinder Berlubang

    Gambar 6 menunjukkan silinder panjang dengan jari-jari dalam ri, jari-jari

    luar r0, panjang L. Silinder ini mempunyai beda suhu Ti T0 dan kita dapat

    mengabaikan bahwa pada pada temperatur tertentu sepanjang dr, aliran panas

    berlangsung menurut arah radial adalah dT/dr, maka:

    , dimana q= Q/L

    Dengan kondisi batas:

    T= Ti pada r = ri

    T= T0pada r = r0

    Dimana i dan o adalah permukaan dalam dan luar pipa, maka persamaan di atas

    menjadi:

    r

    r0

    L

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    31/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    13

    jika d adalah diameter pipa, maka:

    persamaan di atas menjadi:

    Dengan persamaan di atas maka dapat didapatkan suhu pada bagian dalam dari

    pipa yaitu :

    Pada sisi masuk :

    dimana = Suhu pada bagian dalam inner pipepada sisi masuk (

    = Suhu pada dinding inner pipepada sisi masuk (

    q = Laju perpindahan panas per satuan panjang (W/m)

    k = Konduktivitas termal (W/m )

    Pada sisi keluar :

    dimana = Suhu pada bagian dalam inner pipepada sisi masuk (

    = Suhu pada dinding inner pipepada sisi masuk (

    q = Laju perpindahan panas per satuan panjang (W/m)

    k = Konduktivitas termal (W/m )

    Gambar 7. Analogi Tahanan untuk Silinder Berlubang dan Analogi Listriknya

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    32/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    14

    Koefisien perpindahan panas total untuk silinder berlubang yang terkena

    lingkungan konveksi di permukaan bagian dalam dan luarnya, analogi tahanan

    listriknya sama dengan gambar 7 dimana ialah suhu kedua fluida. Dalam

    hal ini luas bidang konveksi tidak sama untuk kedua bidang fluida. Luas bidang

    ini tergantung dalam tabung dan tebal dinding. Dalam hal ini perpindahan kalor

    total dinyatakan dengan persamaan berikut ini :

    Sesuai dengan jaringan termal sebagaimana ditunjukkan pada gambar 8. Besaran

    A1 merupakan luas penampang dalam dari pipa dan A0 adalah luas penampang

    luar dari pipa. Koefisien perpindahan panas total dapat dinyatakan dengan

    persamaan:

    Koefisien perpindahan kalor pada masing-masing proses perpindahan kalor dapat

    dijabarkan sebagai berikut :

    a) Koefisien perpindahan kalor konveksi pipa bagian dalam (hi)

    .................................................................(11)

    dimana :

    Nu = Bilangan Nusselt

    k = Konduktif itas termal (W/m.C)

    Dh = Diameter hidrolis (m)

    .........................................................(12)

    di = Diameter dalam pipa sebelah dalam (m)

    b) Koefisien perpindahan kalor konveksi pada bagian luar (ho)

    ..................................................................(13)

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    33/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    15

    dimana :

    Nu = Bilangan Nusselt

    k = Konduktifitas termal (W/m.C)

    Dh = Diameter hidrolis (m)

    Gambar 8. Pipa Dalam dengan 3 Sirip

    Diameter hidrolik untuk jumlah sirip 3 :

    .........................................(14)

    6. Beda Suhu Rata-rata Log (LMTD)

    Pada umumnya beda suhu antara fluida panas dan fluida dingin di dalam

    penukar kalor berbeda dari satu titik ke titik lainnya sepanjang pipa. Untuk

    tahanan termal yang konstan sekalipun, laju aliran panasnya akan berbeda-beda

    dari penampang, karena nilainya tergantung dari beda suhu antara fluida yang

    panas dan fluida yang dingin pada penampang tertentu. Guna menentukan laju

    aliran panas harus digunakan suatu beda suhu rata-rata yang sama.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    34/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    16

    Gambar 9. Profil Suhu untuk Aliran Sejajar dan Aliran Lawan Arah dalam

    Penukar Kalor Pipa Ganda (Cengel, Yunus A. 2007 hal.: 668)

    Perpindahan panas dalam pipa ganda dapat dihitung dengan :

    Dengan = beda suhu rata- rata yang tepat digunakan untuk penukar kalor.

    Gambar 9 menunjukkan profil suhu pada masing-masing aliran fluida pada

    pipa ganda, bahwa beda suhu antara fluida panas dan fluida dingin pada saat

    masuk dan saat keluar tidaklah sama, sehingga ditentukan nilai rata-rata agar

    dapat digunakan pada persamaan (15) di atas. Untuk penukar kalor aliran sejajar,

    panas yang dipindahkan melalui unsur luas dA dapat dituliskan sebagai berikut:

    di mana subskrip h dan c masing-masing menandai fluida panas dan fluida dingin.

    Perpindahan panas dapat dinyatakan pula sebagai :

    dari persamaan (15) :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    35/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    17

    di mana adalah laju aliran massa, sedangkan atau adalah panas spesifik

    masing-masing fluida. Jadi :

    Jika dQ diselesaikan dari persamaan (17) dan disubstitusikan ke dalam persamaan

    (18), maka didapatkan :

    Persamaan ini dapat diintegrasikan, yang hasilnya :

    Kembali ke persamaan (16) , hasil kali dan dapat dinyatakan dalam

    perpindahan panas total Q daan beda suhu total antara fluida panas dan fluida

    dingin. Jadi,

    Jika kedua hubungan di atas disubstitusikan ke dalam persamaan (20)

    memberikan :

    Jika persamaan (20) dibandingkan dengan persamaan (10), terlihat bahwa beda

    suhu rata-rata merupakan pengelompokan suku-suku dalam kurung.

    Jadi,

    Atau

    Penurunan rumus tersebut dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai

    berikut:

    1. Koefisien perpindahan panas konveksi konstan

    2. Panas spesifik konstan

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    36/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    18

    Beda suhu ini disebut sebagai beda suhu rata-rata log (log mean

    temperature difference = LMTD), yaitu beda suhu pada satu ujung penukar kalor

    dikurangi beda suhu pada ujung yang satu lagi dibagi dengan logaritma alamiah

    dari perbandingan kedua beda suhu tersebut.

    7. Metode NTU- Efektivitas untuk Menganalisis Perpindahan Kalor pada

    Penukar Kalor

    Metode NTU efektivitas merupakan metode yang berdasarkan atas

    efektivitas penukar kalor dalam memindahkan sejumlah panas tertentu. Metode

    NTU-Efektivitas juga mempunyai beberapa keuntungan untuk menganalisa soal-

    soal yang harus membandingkan berbagai jenis penukar kalor guna memilih jenis

    yang terbaik untuk melaksanakan sesuatu tugas pemindahan panas tertentu.

    Efektivitas penukar kalor didefinisikan sebagai berikut :

    Efektivitas =

    Perpindahan kalor nyata dapat dihitung dari energi yang dilepaskan oleh fluida

    panas atau energi yang diterima oleh fluida dingin.Q = ( ( ..............................(23)

    Perpindahan kalor maksimum dinyatakan sebagai :

    Q = . ( .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .(24)

    Efektivitas untuk penukar kalor :

    =

    = (26)

    dimana :

    = efektivitas penukar kalor dengan fluida panas sebagai fluida minimum

    = efektivitas penukar kalor dengan fluida dingin sebagai fluida minimum

    = laju aliran massa fluida panas (kg/s)

    = laju aliran massa fluida dingin (kg/s)

    = panas spesifik fluida panas I(kJ/kg

    C)

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    37/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    19

    = panas spesifik fluida panas I(kJ/kg C)

    = temperatur fluida panas masuk penukar kalor ( C)

    = temperatur fluida panas keluar penukar kalor ( C)

    = temperatur fluida dingin masuk penukar kalor ( C)

    = temperatur fluida dingin keluar penukar kalor ( C)

    Secara umum, efektivitas dapat dinyatakan sebagai :

    Analisis pada aliran berlawanan, didapatkan persamaan efektivitas sebagai

    berikut:

    Gambar 10. Efektivitas untuk Aliran Lawan Arah (Cengel, Yunus A. 2007

    hal.: 695)

    Rasio laju kapasitas didefinisikan sebagai :

    Number of transfer unit (NTU) pada penukar kalor didefinisikan sebagai :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    38/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    20

    NTU dengan aliran berlawanan arah :

    8. Efisiensi Permukaan Total

    Efisiensi ini dihitung dengan persamaan :

    )

    Dimana : = Efisiensi permukaan total

    = Luas Sirip (

    = Luas Permukaan total (

    = Efisiensi Sirip

    Untuk menunjukkan efektivitas sirip dalam memindahkan sejumlah kalor tertentu,

    dirumuskan suatu parameter baru yang disebut efisiensi sirip (fin efficiency):

    Diasumsikan sirip dalam bentuk rectangular seperti pada gambar 12:

    Gambar 11. Penampang SiripRectangular (Incropera, F.P. 2001 hal.: 125)

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    39/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    21

    Efisiensi siripnya adalah:

    Gambar 12. Efisiensi Sirip (Cengel, Yunus A. 2007 hal.:162)

    9. Bilangan Reynolds

    Bila ada fluida mengalir sepanjang suatu permukaan, baik laminer atau

    turbulen, maka gerakan partikel di dekat permukaan akan diperlambat oleh gaya

    viskos. Pengaruh gaya viskos ini akan mempengaruhi fluida secara umum.Untuk mengetahui pengaruh gaya viskos ini, digunakan suatu besaran

    tanpa dimensi yang disebut bilangan Reynolds (Reynolds Number). Bilangan

    Reynolds merupakan perbandingan antara gaya-gaya kelembaman terhadap gaya-

    gaya viskos.

    Bilangan Reynolds masing-masing aliran adalah :

    a. Aliran Fluida di Luar Pipa

    Aliran fluida yang melintas di luar pipa dapat terjadi bila fluida melewati

    pipa atau rangkuman pipa. Sistem perpindahan kalor untuk aliran luar pipa

    seperti pada aliran diatas plat datar, hanya perbedaannya pada perilaku

    lapisan batas. Fenomena pada aliran fluida dalam aliran lintang melewati

    silinder dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    40/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    22

    Gambar 13. Aliran Silang yang Melintas pada Suatu Silinder (Cengel,

    Yunus A. 2007 hal.: 380)

    Adapun bilangan Reynoldsnya :

    Dimana :

    = Kerapatan fluida

    u = Kecepatan aliran (m/s)

    = Diameter pipa luar (m)

    =

    = Viskositas fluida ( )

    b. Aliran Fluida di dalam pipa

    Besarnya kecepatan aliran massa (mass velocity) adalah :

    ...............................................................(31)

    Jadi bilangan Reynoldsnya :

    = ........................................................(32)

    dimana: = Laju aliran massa fluida dalam pipa (kg/s)

    = Diameter dalam inner pipe (m)

    = Viskositas fluida

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    41/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    23

    10. Bilangan Prandtl

    Bilangan Prandtl merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan

    perbandingan antara viskositas kinematik fluida dengan difusivitas termalnya dan

    dinyatakan sebagai :

    .................................................................(33)

    V

    iskositas kinematik fluida memberikan informasi tentang laju difusi

    momentum dalam fluida karena gerakan molekul. Difusivitas termal memberi

    petunjuk tentang hal yang serupa mengenai difusi panas dalam fluida. Jadiperbandingan antara kedua kuantitas tersebut menunjukkan besaran relatif antara

    difusi momentum dan difusi panas di dalam fluida. Kedua difusi inilah yang

    menentukan berapa tebal lapisan batas pada suatu medan aliran tertentu.

    Difusivitas yang besar menunjukkan bahwa pengaruh viskos atau pengaruh suhu

    terasa pada jarak yang lebih jauh dalam medan aliran. Jadi, angka Prandtl

    merupakan penghubungan antara medan kecepatan dan medan suhu.

    Bilangan Prandtl juga dapat dinyatakan dengan :

    ...........................(34)

    dimana :

    = viskositas kinematik

    = difusivitas termal fluida

    11. Bilangan Nusselt

    Bilangan Nusselt untuk aliran dalam tabung didapatkan dengan persamaan

    sebagai berikut :

    Untuk aliran fluida di luar tabung menurut Knudsen dan Katz untuk zat cair

    menunjukkan bahwa perpindahan panas rata-rata dapat dihitung :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    42/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    24

    Dimana nilai C dan n pada persamaan di atas dapat diperoleh dari :

    Tabel 1. Konstanta menurut Hilpert, Knudsen, dan Katz

    Redf C n

    0,4 4 0,989 0,330

    4 40 0,911 0,385

    40 4000 0,683 0,466

    4000 40.000 0,193 0,618

    40.000 400.000 0,0266 0,805

    (Holman J.P,1994 hal.:268)

    B. Penelitian yang Relevan

    Beragam eksperimen dengan bahan yang berbeda ataupun sama telah

    dilakukan para peneliti sebelumnya antara lain oleh Mahendra (2004), mengkaji

    tentang performansi perpindahan kalor penukar kalor aliran silang bersirip radial

    dengan dua variasi slited fin untuk mendapatkan karakteristik dari penukar kalor.

    Menggunakan variasi pipa tanpa sirip, pipa bersirip radial tanpa slit, pipa bersirip

    radial dengan 8 slit, dan pipa bersirip radial 16 slit. Hasilnya menunjukkan bahwa

    dengan jarak sirip yang semakin kecil, maka akan mendapatkan efektifitas

    penukar kalor lebih besar dibandingkan dengan jarak antar sirip yang lebih besar.

    Muhammad Awaludin (2007), menganalisis perpindahan kalor pada

    heat exchanger pada pipa ganda dengan sirip berbentuk delta wing untuk

    mengetahui koefisien perpindahan kalor total, bertujuan untuk mengetahui

    seberapa besar penurunan tekanan yang terjadi pada variasi tersebut

    menggunakan analogi perpindahan kalor pada heat exchangerpada pipa ganda.

    Melakukan variasi jumlah sirip 4 dan 6 pada masing-masing pipa serta jarak sirip

    antar sirip 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Hasilnya menunjukkan bahwa pengaruh

    variasi jarak dan jumlah sirip pada permukaan tube dapat meningkatkan koefisien

    perpindahan kalor dengan peningkatan 3 % untuk variasi jumlah sirip 4 dengan

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    43/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    25

    jarak 10 cm terhadap jumlah sirip 4 dengan jarak 20 cm dan menaikkan

    penurunan tekanan.

    Danar Susilo Wijayanto (2008), menganalisis pengaruh pipa bersirip

    radial terhadap karakteristik penukar kalor aliran silang, yang bertujuan untuk

    menentukan pengaruh pipa bersirip radial dengan variasi jarak antar sirip.

    Menggunakan variasi jarak antar sirip 1 mm, 5 mm, 10 mm, 15 mm, dan 20 mm

    sepanjang 105 mm. Hasilnya menunjukkan bahwa bilangan Nusselt meningkat

    dengan jarak antar sirip yang semakin rapat dan semakin rapat jarak antar sirip

    juga akan meningkatkan bilangan Nusselt.

    Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

    keseluruhan penelitian ditujukan untuk meningkatkan koefisien perpindahan kalor

    dengan menggunakan penambahan sirip pada pipa penukar kalor. Oleh karena itu,

    ada kemungkinan dengan penambahan sirip berbentuk tegak beralur dengan

    variasi sirip tanpa lengkung, satu lengkung, dan dua lengkung dapat

    meningkatkan koefisien perpindahan kalor.

    C. Kerangka Bepikir

    Dari sudut pandang perekayasaan (engineering) terdapat masalah yang

    sangat penting, yaitu tentang penentuan laju perpindahan kalor. Untuk

    memperluas permukaan penukar kalor dilakukan dengan penambahan sirip pada

    pipa dalamnya yang sekaligus membentuk aliran turbulen pada pipa luarnya. Hal

    tersebut dilakukan karena kemampuan menerima kalor itu dipengaruhi oleh tiga

    hal yaitu koefisien perpindahan kalor total (U), luas perpindahan kalor (A), dan

    selisih temperatur rata-rata ( ).

    Penukar kalor yang ideal mempunyai koefisien perpindahan kalor total (U)

    yang tinggi, sehingga mampu untuk mentransfer kalor dengan baik. Hal ini

    menjadi masalah yang perlu dikaji lebih jauh agar koefisien perpindahan kalornya

    tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan penambahan sirip berbentuk

    tegak beralur pada pipa tembaga dengan memvariasi sirip tegak beralur tanpa

    lengkung, tegak beralur satu lengkung dan tegak beralur dua lengkung.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    44/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    26

    Unjuk kerja maupun tingkat effisiensi penukar kalor, sering diidentikkan

    dengan nilai laju perpindahan kalor. Terdapat beberapa hal yang dapat

    memperngaruhi laju perpindahan kalor. Salah satu di antaranya adalah peran laju

    aliran air yang ada disekitar alat penukar kalor yang tidak dapat diabaikan begitu

    saja. Perpindahan kalor yang berlangsung pada proses alat pemanas air akan lebih

    efektif jika didukung dengan laju aliran air. Oleh karena itu digunakan perbedaan

    laju aliran dalam dan laju aliran luar.

    Dari uraian di atas maka dapat ditentukan suatu paradigma penelitian

    sebagai berikut :

    Gambar 14. Skema Paradigma Penelitian

    Keterangan :

    A = Variasi bentuk sirip

    A1 = Bentuk sirip tegak tanpa lengkung

    A2 = Bentuk sirip tegak tanpa lengkung

    A3 = Bentuk sirip tegak tanpa lengkung

    B =Variasi laju aliran dalam

    B1 = Laju aliran dalam 0,1 lt/s

    B2 = Laju aliran dalam 0,08 lt/s

    B3 = Laju aliran dalam 0,06 lt/s

    C =Variasi laju aliran luar

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    45/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    27

    C1 = Laju aliran luar 0,13 lt/s

    C2 = Laju aliran luar 0,1 lt/s

    C3 = Laju aliran luar 0,07 lt/s

    X = Koefisien perpindahan kalor

    1 = Pengaruh variasi bentuk sirip terhadap koefisien perpindahan kalor

    2 = Pengaruh variasi laju aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor

    3 = Pengaruh variasi laju aliran luar terhadap koefisien perpindahan kalor

    4 = Pengaruh interaksi variasi bentuk sirip dan laju aliran dalam terhadap

    koefisien perpindahan kalor

    5 = Pengaruh interaksi variasi bentuk sirip dan laju aliran luar terhadap

    koefisien perpindahan kalor

    6 = Pengaruh interaksi variasi laju aliran dalam dan laju aliran luar terhadap

    koefisien perpindahan kalor

    7 = Pengaruh interaksi variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran

    luar terhadap koefisien perpindahan kalor

    8 = Koefisien perpindahan kalor optimal

    D. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan analisa kerangka pemikiran di atas

    dapat diambil hipotesis yaitu :

    1. Penggunaan variasi sirip tegak beralur berpengaruh terhadap koefisien

    perpindahan kalor.

    2. Penggunaan variasi laju aliran dalam berpengaruh terhadap koefisien

    perpindahan kalor.

    3. Penggunaan variasi laju aliran luar berpengaruh terhadap koefisienperpindahan kalor.

    4. Interaksi antara variasi bentuk sirip dan laju aliran dalam berpengaruh

    terhadap koefisien perpindahan kalor.

    5. Interaksi antara variasi bentuk sirip dan laju aliran luar berpengaruh

    terhadap koefisien perpindahan kalor.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    46/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    28

    6. Interaksi antara variasi laju aliran dalam dan laju aliran luar berpengaruh

    terhadap koefisien perpindahan kalor.

    7. Interaksi antara variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran luar

    berpengaruh terhadap koefisien perpindahan kalor.

    8. Didapatkan rata-rata koefisien perpindahan kalor optimal dari interaksi

    antara variasi bentuk sirip , laju aliran dalam dan laju aliran luar hasil

    perhitungan koefisien perpindahan kalor.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    47/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Tempat penelitian merupakan lokasi dimana informasi diperoleh untuk

    menyatakan kebenaran penelitian. Eksperimen untuk menganalisis perpindahan

    kalor pada alat penukar kalor pipa ganda dengan menggunakan sirip tegak beralur

    dilakukan di laboratorium produksi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

    JPTK FKIP UNS.

    2. Waktu Penelitian

    Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

    a. Seminar proposal penelitian pada tanggal 14 Mei 2010

    b. Perijinan proposal penelitian pada tanggal 11 Juni 2010 s/d 25 Juni 2010

    c. Pelaksanaan penelitian dan revisi pada tanggal 9 Agustus 2010 s/d 3

    September 2010

    d. Penulisan laporan penelitian pada tanggal 6 September 2010 s/d 16 Desember

    2010

    B. Metode Penelitian

    Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

    dan merupakan penelitian kuantitatif yaitu memaparkan secara jelas hasil

    eksperimen di laboratorium terhadap sejumlah benda uji, kemudian analisis

    datanya dengan menggunakan angka-angka.

    Suatu penelitian eksperimen didesain dimana variabel bebas

    diperlakukan secara terkontrol dan pengaruhnya terhadap variabel tergantung

    dipantau dengan teliti. Sugiyono (2007: 72), mengemukakan bahwa penelitian

    dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari

    pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang

    terkontrol secara ketat, dan penelitian ini biasanya dilakukan di laboratorium.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    48/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    30

    Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1996) metode eksperimen adalah suatu

    cara mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausial) antara dua faktor yang

    sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor yang lain

    yang bisa mengganggu penelitian. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui

    pengaruh variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran luar terhadap

    koefisien perpindahan kalor.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1996

    :115). Populasi dalam penelitian ini adalah pipa bersirip tegak bervariasi bentuk

    dengan beberapa variasi kecepatan aliran air.

    2. Sampel Penelitian

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa bersirip tegak

    beralur dengan variasi bentuk yaitu pipa bersirip tegak tanpa lengkung, pipa

    bersirip tegak satu lengkung, dan pipa bersirip tegak dua lengkung. Adapun

    variasi laju aliran air yang digunakan untuk laju aliran dalam menggunakan

    variasi 0,1 lt/s, 0,08 lt/s, dan 0,06 lt/s. Laju aliran luar menggunakan variasi 0,13

    lt/s, 0,1 lt/s, dan 0,07 lt/s. Masing-masing variasi parameter spesimen penelitian

    diambil replikasi sebanyak tiga kali, sehingga jumlah datanya adalah 81.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    49/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    31

    Tabel 2. Variasi Parameter Sampel Penelitian

    KondisiBentuk Sirip

    Laju AliranPipa Luar

    (lt/s)

    Laju AliranPipa Dalam

    (lt/s)Eksperimen

    1 Tegak tanpa lengkung 0,13 0,1

    2 Tegak tanpa lengkung 0,1 0,1

    3 Tegak tanpa lengkung 0,07 0,1

    4 Tegak tanpa lengkung 0,13 0,08

    5 Tegak tanpa lengkung 0,1 0,08

    6 Tegak tanpa lengkung 0,07 0,08

    7 Tegak tanpa lengkung 0,13 0,06

    8 Tegak tanpa lengkung 0,1 0,06

    9 Tegak tanpa lengkung 0,07 0,06

    10 Tegak satu lengkung 0,13 0,1

    11 Tegak satu lengkung 0,1 0,1

    12 Tegak satu lengkung 0,07 0,1

    13 Tegak satu lengkung 0,13 0,08

    14 Tegak satu lengkung 0,1 0,08

    15 Tegak satu lengkung 0,07 0,08

    16 Tegak satu lengkung 0,13 0,06

    17 Tegak satu lengkung 0,1 0,06

    18 Tegak satu lengkung 0,07 0,06

    19 Tegak dua lengkung 0,13 0,1

    20 Tegak dua lengkung 0,1 0,1

    21 Tegak dua lengkung 0,07 0,1

    22 Tegak dua lengkung 0,13 0,08

    23 Tegak dua lengkung 0,1 0,08

    24 Tegak dua lengkung 0,07 0,08

    25 Tegak dua lengkung 0,13 0,06

    26 Tegak dua lengkung 0,1 0,06

    27 Tegak dua lengkung 0,07 0,06

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    50/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    32

    3. Teknik Sampling

    Tujuan digunakannya teknik sampling adalah untuk menentukan

    seberapa banyak sampel yang diambil. Teknik sampling yang digunakan untuk

    mengumpulkan data dari berbagai sumber data adalah purposive sampling, yaitu

    apa dan siapa yang harus memberikan data ditentukan secara subjektif sesuai

    dengan

    keperluan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan karena

    data yang dikumpulkan dari pihak yang berkait langsung dengan permasalahan

    yang diteliti.

    Penelitian dilakukan dengan membuat sebuah alat penukar kalor dengan

    bahan tembaga dan membuat variasi bentuk sirip yang digunakan, sehingga laju

    perpindahan kalor akan meningkat.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Identifikasi Variabel

    Definisi variabel penelitian adalah sebagai objek penelitian, atau apa

    yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 91).

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    a. Variabel Bebas

    Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki

    berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan

    munculnya variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Demikian dapat

    pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel

    terikat yang berbeda atau yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

    variasi bentuk sirip, laju aliran dalam, dan laju aliran luar. Variasi bentuk sirip

    yang dimaksudkan disini adalah pipa bersirip tegak tanpa lengkung, pipa

    bersirip tegak satu lengkung, dan pipa bersirip tegak dua lengkung. Laju aliran

    dalam menggunakan variasi 0,1 lt/s, 0,08 lt/s, dan 0,06 lt/s. Laju aliran luar

    menggunakan variasi 0,13 lt/s, 0,1 lt/s, dan 0,07 lt/s.

    b. Variabel Terikat

    Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula

    sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    51/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    33

    menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas.

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah koefisien perpindahan kalor.

    c. Varibel Kontrol

    Variabel kontrol adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki

    berbagai aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi untuk mengendalikan

    agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel lain, tetapi benar-

    benar karena variabel bebas yang tertentu. Pengendalian variabel ini

    dimaksudkan agar tidak merubah atau menghilangkan variabel bebas yang

    akan diungkap pengaruhnya.

    Demikian pula pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak

    menjadi variabel yang mempengaruhi/menentukan variabel terikat. Dengan

    mengendalikan pengaruhnya berarti variabel ini tidak ikut menentukan ada

    atau tidaknya variabel terikat. Dengan kata lain kontrol yang dilakukan

    terhadap variabel ini, akan menghasilkan variabel terikat yang murni.

    Variabel kontrol dalam penelitian ini antara lain:

    1) Pipa tembaga.

    2) Plat tembaga.

    3) Alat Pengujian.

    4) Bahan pengelasan pipa tembaga dengan plat tembaga.

    2. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini

    meliputi:

    a. Bahan Penelitian

    Bahan penelitian yang digunakan dalam mendapatkan data adalah air

    digunakan sebagai fluida cair.

    b. Alat Penelitian

    Dalam pelaksanaan eksperimen ini peneliti menggunakan peralatan sebagai

    berikut :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    52/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    34

    1. Pipa Tembaga

    a. Pipa lurus tanpa sirip tegak beralur dengan diameter 12,7 mm dan

    panjang 1500 mm.

    b. Pipa lurus dengan variasi bersirip tegak tanpa lengkung, satu lengkung

    dan dua lengkung.

    Gambar 15. Pipa Tembaga Bersirip Tegak Beralur

    2. Heater , sebagai pemanas air

    3. Pompa, digunakan untuk mengalirkan air

    4. Tangki, digunakan untuk tempat penyimpanan air yang dipanaskan dan

    air yang dingin.

    5. Kran, digunakan untuk membuka dan menutup aliran air.

    6. Flowmeter, digunakan untuk mengukur laju aliran air

    7. Termokopel, digunakan untuk mengukur temperatur air masuk,

    temperatur air keluar, temperatur dinding pipa masuk, dan temperatur

    dinding pipa keluar.

    8. Termokontrol, digunakan untuk menjaga temperatur dalam tangki agar

    tetap stabil sesuai dengan yang diinginkan.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    53/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    35

    3. Desain Eksperimen

    Penelitian ini menggunakan desain eksperimen sebagai berikut :

    Gambar 16. Desain Eksperimen Alat Penukar Kalor

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    54/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    36

    4. Diagram Alir Proses Penelitian

    Untuk melaksanakan penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai

    berikut :

    Pembuatan Pipa Lurus

    Pembuatan Pipa Lurus

    Tanpa Sirip

    Pembuatan Pipa Lurus Bersirip Tegak Beralur :

    tanpa lengkung, satu lengkung, dan dua lengkung

    SettingPeralatan Uji Penukar Kalor

    Pipa Ganda Aliran Lawan Arah

    Pipa Lurus Tanpa Sirip Pipa Lurus Bersirip Tegak Beralur : tanpa

    lengkung, satu lengkung, dan dua lengkung

    Pengujian

    Analisis Data

    Variasi :

    Laju Aliran Luar

    Laju Aliran Dalam

    Selesai

    Mulai

    Gambar 17. Diagram Alir Proses Penelitian

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    55/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    37

    5. Proses Pengujian

    Peralatan yang diperlukan selama proses pengujian dipersiapkan dan disusun

    seperti terlihat pada gambar 16.

    Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

    1. Memasang pipa polos kedalam pipa alumunium.

    2.

    Sebelum pengujian, terlebih dahulu menghidupkan alat pemanas air.

    3. Mengalirkan air panas ke pipa tembaga dengan laju aliran 0,1 lt/s dengan

    menghidupkan pompa.

    4. Mengalirkan air dingin ke pipa alumunium dengan laju aliran 0,13 lt/s.

    5. Setelah mencapai kondisi tunak, maka dilakukan pengambilan data-data

    yang diperlukan, yaitu temperatur air panas masuk, temperatur air panas

    keluar, temperatur air dingin masuk, dan temperatur air dingin keluar.

    6. Mengulangi langkah pengujian nomor 4 untuk laju aliran air dingin 0,1

    lt/s dan 0,07 lt/s dengan laju aliran air panas tetap 0,1 lt/s.

    7. Mengulangi langkah pengujian nomor 3 s/d 5 diulangi untuk laju aliran

    air panas 0,08 lt/s dan 0,06 lt/s.

    8. Mengulangi langkah pengujian nomor 1 s/d 7 untuk pipa bersirip bersirip

    tegak tanpa lengkung, tegak satu lengkung, dan pipa bersirip tegak dua

    lengkung.

    E. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis

    varian (anova) tiga arah. Sebelumnya dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji

    normalitas dan uji homogenitas. Berikut ini desain penelitian guna mempermudah

    analisis data. Desain data tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    56/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    38

    Tabel 3. Pengumpulan Data

    Faktor B Laju Aliran Dalam / Air Panas (lt/s)

    0,06 0,08 0,1

    Faktor C Laju

    Aliran Luar / Air

    Dingin ( lt/s )

    Faktor C Laju

    Aliran Luar / Air

    Dingin ( lt/s )

    Faktor C Laju

    Aliran Luar / Air

    Dingin ( lt/s )

    0,07 0,1 0,13 0,07 0,1 0,13 0,07 0,1 0,13

    FaktorA(

    Bentuk

    Sirip)

    Tegak tanpalengkung

    X1111 X1211 X1311 X1121 X1221 X1321 X1131 X1231 X1331

    X1112 X1212 X1312 X1122 X1222 X1322 X1132 X1232 X1332

    X1113 X1213 X1313 X1123 X1223 X1323 X1133 X1233 X1333

    Rata-rata 1110 1210 1310 1120 1220 1320 1130 1230 1330

    Jumlah

    Tegak satulengkung

    X2111 X2211 X2311 X2121 X2221 X2321 X2131 X2231 X2331

    X2112 X2212 X2312 X2122 X2222 X2322 X2132 X2232 X2332

    X2113 X2213 X2313 X2123 X2223 X2323 X2133 X2233 X2333

    Rata-rata 2110 2210 2310 2120 2220 2320 2130 2230 2330

    Jumlah

    Tegak dua

    lengkung

    X3111 X3211 X3311 X3121 X3221 X3321 X3131 X3231 X3331

    X3112 X3212 X3312 X3122 X3222 X3322 X3132 X3232 X3332

    X3113 X3213 X3313 X3123 X3223 X3323 X3133 X3233 X3333

    Rata-rata 3110 3210 3310 3120 3220 3320 3130 3230 3330

    Jumlah

    Rata-rata

    keseluruhan

    0110 0210 0310 0120 0220 0320 0130 0230 0330

    Jumlah

    Keseluruhan

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    57/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    39

    1. Uji Persyaratan Analisis Data

    a. Uji Normalitas

    Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada variabel-variabel

    penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, uji

    normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitasLiliefors (S).

    Adapun prosedur yang dilakukan adalah:

    1) Tentukan hipotesis

    Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

    Hi = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

    2) Tentukan taraf nyata = 0,01

    3) Menentukan harga S dengan rumus :

    Keteranagan :

    SD : Simpangan baku atau deviasi standar

    n : Jumlah baris

    Xi2 : Jumlah keseluruhan kolom pangkat dua

    Xi2

    : Hasil pangkat dua Xi2

    kemudian dijumlahkan keseluruhan

    4) Pengamatan X1, X2 n dijadikan bilangan Z1, Z2 n dengan

    menggunakan rumus : Zi =

    5) Statistik uji yang digunakan L = Maks.

    Dengan F(Zi) = P(Z Zi); Z ~ N(0,1);

    6) Daerah kritik uji DK = {L L > L ;n}

    Ho ditolak apabila Lo mak > L tabel.

    Hi diterima apabila Lo mak < L tabel.

    (Sumber: Budiyono, 2000:169)

    1nn

    XXnSD

    2

    i

    2

    i2

    SD

    XXi

    ZiSZiF

    n

    ZiZZZZbanyaknya

    ZiS N,,,

    321

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    58/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    40

    b. Uji Homogenitas

    Untuk menguji persyaratan homogenitas digunakan uji chi kuadrat, adapun

    prosedur yang harus ditempuh sebagai berikut:

    1) Tentukan hipotesis

    Ho : P1 = P2 Pk ; Hi : Tidak semua variansi sama

    2) Te

    ntukan taraf nyata = 0,01

    3) Untuk uji Bartlet digunakan statistik uji :

    dimana :

    4) Daerah kritik ( Daerah penolakan Ho )

    diterima apabila

    (Sumber: Hasan. Iqbal, 2004: 190).

    2. Uji Analisis Data

    a. Uji Hipotesis dengan Anava Tiga Jalan

    1) Menentukan Hipotesis

    Pada analisis variansi tiga jalan, ada 7 pasang hipotesis (H 0 dan H1) yang

    dapat diuji, yaitu :

    a) H0A : = 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

    H1A : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    b) H0B : = 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

    H1B : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    c) H0C : = 0 untuk setiap i= 1, 2, 3;

    H1C : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    d) H0AB : = 0 untuk setiap i= 1, 2, 3; dan j= 1, 2, 3;

    H1AB : paling sedikit ada satu yang tidak nol

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    59/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    41

    e) H0AC : = 0 untuk setiap i= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

    H1AC : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    f) H0BC : 0 untuk setiap j= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

    H1BC : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    g) H0ABC : 0 untuk setiap i= 1, 2, 3; j= 1, 2, 3; dan k= 1, 2, 3;

    H1ABC : paling sedikit ada satu yang tidak nol

    2) Memilih taraf signifikasi tertentu ( = 0,01)

    3) KomputasiRumus-rumus yang digunakan untuk menganalisis data yaitu :

    Mendefinisikan notasi jumlah Ai, Bj, Ck, ABij, BCjk, ACik, dan ABCijk,

    seperti pada tabel 4 s/d tabel 7:

    Tabel 4. Jumlah AB

    Faktor A

    (Bentuk Sirip)

    Faktor B (Laju Aliran Pipa dalam)Total

    0,1 lt/s 0,08 lt/s 0,06 lt/s

    Tegak tanpa lengkung AB11 AB12 AB13 A1

    Tegak satu lengkung AB21 AB22 AB23 A2

    Tegak dua lengkung AB31 AB32 AB33 A3

    Total B1 B2 B3 G

    Tabel 5. Jumlah AC

    Faktor A

    (Bentuk Sirip)

    Faktor C (Laju Aliran Pipa Luar)Total

    0,13 lt/s 0,1 lt/s 0,07 lt/s

    Tegak tanpa lengkung AC11 AC12 AC13 A1

    Tegak satu lengkung AC21 AC22 AC23 A2

    Tegak dua lengkung AC31 AC32 AC33 A3

    Total C1 C2 C3 G

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    60/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    42

    Tabel 6. Jumlah BC

    Faktor B

    (Laju Aliran Pipa

    Dalam)

    Faktor C (Laju Aliran Pipa Luar)

    Total0,13 lt/s 0,1 lt/s 0,07 lt/s

    0.1 lt/s BC11 BC12 BC13 B1

    0.08 lt/s BC21 BC22 BC23 B2

    0.06 lt/s BC31 BC32 BC33 B3

    Total C1 C2 C3 G

    Tabel 7. Jumlah ABC

    c1 cr

    b1 bq b1 bq

    a1 ABC111 ABC 1q1 ABC 11r ABC 1qr

    a2 ABC 211 ABC 2q1 ABC 21r ABC 2qr

    ap ABCp11 ABCpq1 ABCp1r ABCpqr

    Pada analisis variansi tiga jalan dengan sel sama ini, didefinisikan 9

    besaran sebagai berikut :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    61/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    43

    Terdapat 9 jumlah kuadrat pada analisis variansi tiga jalan, yang

    berdasarkan sifat-sifat tertentu dapat dirumuskan sebagai berikut :

    JKA = (3) - (1)

    JKC = (5) - (1)

    JKB = (4) (1)

    JKAB = (1) + (6) - (3) (4)

    JKAC = (1) + (7) (3) (5)JKBC = (1) + (8) (4) (5)

    JKABC= (3) + (4) + (5) + (9) - (1) (6) (7) (8)

    JKG = (2) (9)

    JKT = (2) (1)

    Rerata kuadrat (RK) adalah Jumlah Kuadrat (JK) dibagi dengan Derajat

    Kebebasan (Dk) yang bersesuaian. Dan nilai F amatan (Fobs) diperoleh dari

    membagi Rerata Kuadrat (RK) yang bersesuaian dengan Rerata Kuadrat Galat

    (RKG). Selanjutnya rangkuman analisis variansi tiga jalan sebagai berikut :Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan

    Sumber JK Dk RK Fobs Fa p

    A JKA p-1 RKA Fa F*

    < atau >

    B JKB q-1 RKB Fb F*

    < atau >

    C JKC r-1 RKC Fc F*

    < atau >

    AB JKAB (p-1)(q-1) RKAB Fab F*

    < atau >

    AC JKAC (p-1)(r-1) RKAC Fac F*

    < atau >

    BC JKBC (q-1)(r-1) RKBC Fbc F*

    < atau >

    ABC JKABC (p-1)(q-1)(r-1) RKABC Fabc F* < atau >

    Galat JKG N-pqr RKG - - -

    Total JKT N-1 - - - -

    Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F

    *adalah nilai yang diperoleh dari

    tabel 7. (Budiyono,2009:235-239).

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    62/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    Seperti telah diuraikan pada bab III, penelitian ini merupakan penelitian

    eksperimen yang melibatkan tiga faktor. Faktor A adalah perlakuan variasi bentuk

    sirip yaitu: tegak tanpa lengkung, tegak satu lengkung dan tegak dua lengkung.

    Faktor B adalah variasi laju aliran luar yaitu: 0,13 lt/s; 0,1 lt/s; dan 0,07 lt/s.

    Sedangkan faktor C adalah variasi laju aliran dalam yaitu: 0,1 lt/s; 0,08 lt/s; dan

    0,06 lt/s. Faktor A, B, dan C merupakan variabel bebas. Sebagai variabel

    terikatnya adalah koefisien perpindahan kalor hasil penelitian alat penukar kalor

    pipa ganda aliran berlawanan arah. Data dapat dideskripsikan sebagai berikut :

    Tabel 9. Data Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor

    Faktor B Laju Aliran Dalam (lt/s)

    0,1 0,08 0,06

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )

    0,13 0,1 0,07 0,13 0,1 0,07 0,13 0,1 0,07

    FaktorA(

    BentukSirip

    Tanpa

    Lengkung

    0,04731 0,04296 0,03552 0,04866 0,04296 0,03543 0, 04867 0,04289 0,03542

    0,04731 0,04293 0,03553 0,04866 0,04294 0,03547 0,04865 0,04286 0,03543

    0,04726 0,04289 0,03552 0,04866 0,04293 0,03546 0,04862 0,04282 0,03542

    Satu

    Lengkung

    0,04704 0,04239 0,03513 0,04858 0,04255 0,03530 0,04845 0,04234 0,03527

    0,04693 0,04239 0,03514 0,04858 0,04255 0,03533 0,04845 0,04235 0,03524

    0,04690 0,04238 0,03508 0,04856 0,04255 0,03530 0,04844 0,04233 0,03525

    Dua

    Lengkung

    0,04657 0,04075 0,03378 0,04695 0,04080 0,03362 0,04660 0,04063 0,03355

    0,04654 0,04072 0,03368 0,04660 0,04079 0,03363 0,04668 0,04068 0,03357

    0,04654 0,04073 0,03378 0,04661 0,04074 0,03362 0,04659 0,04070 0,03360

    Data hasil pengukuran koefisien perpindahan kalor hasil penelitian alat

    penukar kalor pipa ganda aliran berlawanan arah seperti telah ditunjukkan dalam

    tabel 9 di atas, diperoleh atas dasar pengukuran suhu dengan menggunakan

    termokopel, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus sesuai dasar teori

    dan dijabarkan pada lampiran 4.

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    63/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    45

    Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa data pengaruh variasi laju aliran luar

    dan laju aliran dalam terhadap koefisien perpindahan kalor disusun berdasarkan

    kolom, sedangkan pengaruh variasi bentuk sirip terhadap koefisien perpindahan

    kalor. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.

    Tabel 10. Rerata Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor

    Faktor B Laju Aliran Dalam (lt/s)

    0,1 0,08 0,06

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )

    Faktor C Laju Aliran

    Luar ( lt/s )0,13 0,1 0,07 0,13 0,1 0,07 0,13 0,1 0,07

    FaktorA

    (Bentuk

    Tanpa

    Lengkung0,04729 0,04293 0,03553 0,04867 0,04294 0,03546 0,04864 0,04285 0,03543

    Satu

    Lengkung0,04695 0,04239 0,03512 0,04857 0,04255 0,03531 0,04845 0,04234 0,03525

    Dua

    Lengkung0,04655 0,04073 0,03375 0,04672 0,04078 0,03362 0,04663 0,04067 0,03357

    Dari tabel 10 di atas didapat bahwa koefisien perpindahan kalor paling

    rendah terjadi pada interaksi bentuk sirip dua lengkung, laju aliran dalam 0,06 lt/sdan laju aliran luar 0,07 lt/s yaitu sebesar 0,03357, sedangkan koefisien

    perpindahan kalor paling tinggi terjadi pada interaksi bentuk sirip tanpa lengkung,

    laju aliran dalam 0,08 lt/s dan laju aliran luar 0,1 lt/s yaitu sebesar 0,04867.

    Untuk memahami lebih jelas perbandingan pengaruh masing-masing

    variasi bentuk sirip, laju aliran dalam dan laju aliran luar terhadap koefisien

    perpindahan kalor dapat dilihat pada gambar 18, 19, dan 20 sebagai berikut :

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    64/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    46

    Gambar 18. Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,1 lt/s dengan

    Laju Aliran Luar 0,13 lt/s , 0,1 lt/s dan 0,07 lt/s

    Gambar 19. Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,08 lt/s dengan

    Laju Aliran Luar 0,13 lt/s, 0,1 lt/s dan 0,07 lt/s

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    0.07

    0.08

    0.09

    0.1

    10000 14000 18000 22000

    Nu

    Re

    Tanpa Sirip

    Tegak Tanpa

    Lengkung

    Tegak Satu

    Lengkung

    Tegak Dua

    Lengkung

    0.02

    0.03

    0.04

    0.050.06

    0.07

    0.08

    0.09

    0.1

    10000 14000 18000 22000

    N

    u

    Re

    Tanpa Sirip

    Tegak TanpaLengkung

    Tegak Satu

    Lengkung

    Tegak Dua

    Lengkung

  • 5/28/2018 analisa perpindahan panas

    65/76

    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    47

    Gambar 20. Pengaruh Variasi Bentuk Sirip, Laju Aliran Dalam 0,06 lt/s denganLaju Aliran Luar 0,13 lt/s, 0,1 lt/s dan 0,07 lt/s

    Gambar 18, 19, dan 20 dapat diamati bahwa dengan adanya penambahan

    sirip tegak beralur tidak meningkatkan perpindahan kalor yang signifikan.

    Semakin bertambahnya sirip tegak beralur, maka semakin kecil koefisien

    perpindahan kalornya. Pada pipa tembaga dengan sirip tegak dua lengkung

    menunjukkan koefisien perpindahan kalor terrendah jika dibandingkan dengan

    sirip lainnya.

    Gambar 21. Pengaruh Laju Aliran D