MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008 ISSN 1978 – 6239 Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan Pangkalan MABRIGIF KODAM V / Brawijaya 71 ANALISA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM UPAYA MOTIVASI KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PANGKALAN MABRIGIF KODAM V / BRAWIJAYA Oleh : Sudarto 1 ABSTRAKSI Latar belakang penelitian ini adalah pengembangan sumber daya manusia yang kurang diperhatikan khususnya bidang jasa konstruksi. Pengembangan sumber daya manusia diharapkan dapat menekan timbulnya biaya tinggi pada jasa konstruksi. Seberapa jauh motivasi berpengaruh terhadap produktivitas, perlu kajian lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi mempengaruhi usaha peningkatan produktivitas sumber daya manusia sebagai salah satu usaha untuk meminimalkan biaya tinggi pada jasa konstruksi dan factor motivasi manakah yang paling dominant berpengaruh terhadap produktivitas. Jenis penelitian adalah studi kasus dan studi kepustakaan. Data yang diambil dari proyek pembangunan MA BRIGIF Kodam V/Brawijaya Selomangkling Kediri. Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa untuk meningkatkan produktivitas perlu adanya motivasi tertentu terhadap para pekerja. 1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Soerjo Ngawi PENDAHULUAN Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah kemampuan melakukan efisiensi. Sehu- bungan dengan masalah di atas, maka setiap kegiatan yang terkait dengan penggunaan biaya harus ditekan seminimal mungkin. Juga tak kalah pentingnya dengan masalah jasa konstruksi, adanya persaing- an yang semakin ketat, dibutuhkan daya saing yang kuat dan optimal. Banyak sekali yang mempengaruhi daya saing tersebut, salah satunya adalah biaya tinggi. Pasar konstruksi cukup cerah bagi para kontraktor. Tetapi persaingan dengan kontrak- tor asing juga cukup mengkawatirkan. Pengem- bangan sumber daya manusia terkait dengan tenaga kerja yang berkualitas dengan meningkatkan kualitas
21
Embed
ANALISA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA … filekerja, upah/gaji, jaminan social, kebutuhan social, lingkungan/ iklim, teknologi, manajemen, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008
ISSN 1978 – 6239
Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia
Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan
Pangkalan MABRIGIF KODAM V / Brawijaya
71
ANALISA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
SUMBER DAYA MANUSIA DALAM UPAYA
MOTIVASI KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
PANGKALAN MABRIGIF KODAM V / BRAWIJAYA
Oleh : Sudarto 1
ABSTRAKSI
Latar belakang penelitian ini adalah pengembangan sumber
daya manusia yang kurang diperhatikan khususnya bidang jasa
konstruksi. Pengembangan sumber daya manusia diharapkan
dapat menekan timbulnya biaya tinggi pada jasa konstruksi.
Seberapa jauh motivasi berpengaruh terhadap produktivitas, perlu
kajian lebih mendalam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motivasi
mempengaruhi usaha peningkatan produktivitas sumber daya
manusia sebagai salah satu usaha untuk meminimalkan biaya
tinggi pada jasa konstruksi dan factor motivasi manakah yang
paling dominant berpengaruh terhadap produktivitas.
Jenis penelitian adalah studi kasus dan studi kepustakaan. Data
yang diambil dari proyek pembangunan MA BRIGIF Kodam
V/Brawijaya Selomangkling Kediri.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa untuk meningkatkan
produktivitas perlu adanya motivasi tertentu terhadap para
pekerja.
1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Soerjo Ngawi
PENDAHULUAN
Salah satu kunci sukses
agar dapat bersaing di pasar
global adalah kemampuan
melakukan efisiensi. Sehu-
bungan dengan masalah di
atas, maka setiap kegiatan
yang terkait dengan
penggunaan biaya harus
ditekan seminimal mungkin.
Juga tak kalah pentingnya
dengan masalah jasa
konstruksi, adanya persaing-
an yang semakin ketat,
dibutuhkan daya saing yang
kuat dan optimal.
Banyak sekali yang
mempengaruhi daya saing
tersebut, salah satunya
adalah biaya tinggi. Pasar
konstruksi cukup cerah bagi
para kontraktor. Tetapi
persaingan dengan kontrak-
tor asing juga cukup
mengkawatirkan. Pengem-
bangan sumber daya manusia
terkait dengan tenaga kerja
yang berkualitas dengan
meningkatkan kualitas
MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008
ISSN 1978 – 6239
Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia
Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan
Pangkalan MABRIGIF KODAM V / Brawijaya
72
manusianya. Tenaga kerja
yang bermutu adalah mereka
yang mempunyai kecakapan,
ketrampilan, keahlian dan
kemampuan untuk menye-
lesaikan pekerjaan yang
ditanganinya serta mempu-
nyai kemampuan dan
motivasi, juga mempunyai
tanggungjawab tinggi. Usaha
yang tak kalah pentingnya
adalah meningkatkan
produktivitas para tenaga
kerja. Produktivitas sendiri
dipengaruhi oleh berbagai
factor antara lain adalah
pendidikan/ketrampilan, di-
siplin, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, pengalaman
kerja, upah/gaji, jaminan
social, kebutuhan social,
lingkungan/ iklim, teknologi,
manajemen, peraturan
pemerintah dan lain
sebagainya.
Jika berbicara produkti-
vitas tenaga kerja maka kita
tidak dapat melepaskan diri
untuk berbicara tentang
kepuasan dan ketidak puasan
kerja, kemampuan ketram-
pilan kerja dan kesempatan
kerja.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh-
mana motivasi mempeng-
aruhi usaha peningkatan
produktivitas sumber daya
manusia sebagai salah satu
usaha meminimalkan biaya
tinggi pada jasa konstruksi
dan juga untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi
motivasi berpengaruh terha-
dap produktivitas sumber
daya manusia.
LANDASAN TEORI
A. Motivasi
Motivasi merupakan
unsur yang sering dikaitkan
dan mempunyai peranan
besar dalam masalah produk-
tivitas. Ada beberapa
pengertian mengenai
motivasi itu sendiri.
Motivasi menurut Werther and
Davis:
Motivasi adalah
dorongan seseorang untuk
melakukan tindakan
karena orang tersebut
ingin melakukannya juga.
Jika orang didorong,
mereka merasa bahwa
mereka harus melakukan.
Bagaimanapun juga, jika
mereka dimotivasi,
mereka membuat pilihan
positif untuk melakukan
sesuatu sebab mereka
melihat bahwa aksi
tersebut sangat berarti
bagi mereka. Aksi
mereka, sebagai contoh,
dapat memuaskan bebe-
rapa dari kebutuhan-
kebutuhan mereka.
Dari definisi dan penger-
tian diatas, dapat dijelaskan
bahwa motivasi merupakan
suatu dorongan yang
diinginkan seseorang, untuk
melakukan tindakan guna
memenuhi kebutuhannya.
Salah satu teori motivasi
yang cukup dikenal adalah
teori motivasi dari Abraham
MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008
ISSN 1978 – 6239
Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia
Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan
Pangkalan MABRIGIF KODAM V / Brawijaya
73
Maslow. Teori Maslow di
dasarkan pada hierarki dari
lima kebutuhan.
Hierarki kebutuhan Mas-
low:
1. Kebutuhan fisik (Kebutuhan akan makan, air dan udara)
Kebutuhan fisiologis ini
adalah kebutuhan yang paling
kuat. Ini berarti pada diri
manusia yang sangat merasa
kekurangan segala-galanya
dalam kehidupannya, besar
sekali kemungkinan bahwa
motivasi yang lebih besar ialah
kebutuhan fisiologis dan
bukan yang lainnya. Oleh
karena itu untuk memenuhi
kebutuhan di atas diperlukan
alat penukar berupa uang atau
barang.
Sub variabel yang terca-
kup dalam kebutuhan ini
adalah:
a Tingkat upah dan gaji
Sikula (1981) menguraikan
bahwa istilah sistem pengga-
jian (remuneration) mengan-
dung pengertian suatu
penghargaan (reward), pemba-
yaran (payment), atau peng-
gantian biaya (reimbursement)
sebagai imbalan kerja atau
balas jasa. Remuneration
lazimnya berupa upah (wages)
atau gaji (salary). Upah lazim
digunakan bagi para pekerja,
sedangkan gaji digunakan bagi
para pegawai atau pejabat.
Mengenai upah atau gaji
ada juga yang membaginya
atas:
1. Pembayaran berdasarkan
satuan hasil kerja.
2. Pembayaran berdasarkan
satuan waktu
Berdasarkan perbedaan ini
maka lazimnya upah dibayar-
kan atas dasar apa yang
dihasilkan pekerja selama
waktu tertentu. Disini upah
dibayar berdasarkan hasil
kerjanya. Sebaliknya gaji
dibayarkan atas dasar satuan
waktu (bulan, tahun) selama
pegawai itu menjabat atau
bekerja dengan kata lain, gaji
berupa pembayaran terhadap
pekerjaannya atau jabatannya.
b. Jaminan Sosial
Merupakan imbalan tak
langsung, dapat berupa asuran-
si, dana pensiun, holiday pay
dan sebagainya. Chruden and
Sherman menguraikan sebagai
berikut: “Jaminan sosial
menyatakan bentuk kompensasi
yang tak langsung yang
dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dari kehidupan untuk
pekerja. Dengan menambah
kualitas dan kehidupan kerja,
jaminan ini diharapkan untuk
meningkatkan kerja sama dan
produktivitas diantara para
pekerja”.
Sedangkan Ivancevich and
Glueck mengartikan sebagai
berikut: Jaminan sosial dan
pelayanan adalah bagian dari
penghargaan terhadap
pekerjaan wnw memperkuat
kesetiaan terhadap atasan.
Jaminan utama dan program
pelayanan meliputi pemba-
yaran terhadap waktu kosong
(tidak bekerja), asuransi,
MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008
ISSN 1978 – 6239
Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia
Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan
Pangkalan MABRIGIF KODAM V / Brawijaya
74
pensiun dan pelayanan-
pelayanan.
Jaminan sosial sering pula
disebut dengan fring benefit.s
atau emplovee henefit.s
merupakan bentuk kompensasi
diluar upah atau gaji yang
diberikan. Strauss and Sayles
berpendapat bahwa lingkup
dari program ini ada(ah sebagai
berikut:
Lingkup program jaminan
utama. Jaminan ini dibentuk
dari empat komponen utama:
• Pembayaran untuk waktu
tidak bekerja: liburan, cuti,
lembur.
• Asuransi : kesehatan, kehi-
dupan, cacat, kecelakaan.
• Pengunduran diri: rencana
pensiun baik umum rnau-
pun peseorangan.
• Pelayanan dan hadiah:
mensubsidi aktivitas peker-
ja dan penggunaan produk
perusahaan dan fasilitas.
Dapat disimpulkan bahwa
jaminan sosial merupakan
kompensasi di luar upah atau
gaji yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kualitas kehidup-
an kerja dan mempertebal
loyalitas pekerja sehingga
diharapkan dapat meningkat-
kan produktivitas tenaga kerja.
2. Kebutuhan akan rasa aman
(kebutuhan akan kese-
lamatan, stabilitas dan
terhindar dari sakit,
ancaman atau rasa sakit)
Apabila kebutuhan fisiolo-
gi telah terpenuhi, maka akan
muncul seperangkat kebutuhan
-kebutuhan baru, yang kurang
lebih dapat kita katagorikan
dalam kebutuhan-kebutuhan
akan keselamatan (keamanan,
kemantapan, ketergantungan,
perlindungan, kebebasan dari
rasa takut, cemas dan
kekalutan; kebutuhan akan
struktur, ketertiban, hukum,
batas-batas; kekuatan pada
dari pelindung, dan sebagai-
nya).
Sub variabel yang
tercakup dalam kebutuhan ini
adalah:
a. Keamanan dan keselamatan
Maksudnya adalah rasa
aman dan tentram, bebas dari
rasa takut akan penghidupan
dan masa depannya. Adanya
rasa aman atau jaminan akan
pekerjaannya, jika terjadi
sesuatu atas dirt pekerja.
Mengenai hal ini Ivancevich
and Glueck menguraikan
sebagai berikut:
Komponen dapat menjadi
motivator penampilan kualitas.
Tetapi ada kepercayaan bahwa
akan ada keamanan masa
datang didalam kompensasi
akan berpengaruh. Rencana
yang bervariasi untuk
menyediakan keamanan ini
telah dikembangkan: upah
tahunan bergaransi, jaminan
terhadap pengangguran
sebagai pelengkap, pemisahan
pembayaran, aturan senioritas
dan kontrak kerja.
Mengenai security Edwin
B. Filippo menyatakan bahwa
dengan meningkatkan keaman-
an pekerja dapat memberikan
sumbangan terhadap usaha
MEDIA SOERJO Vol. 3 No. 2. Oktober 2008
ISSN 1978 – 6239
Sudarto, Analisa Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia
Dalam Upaya Motivasi Kerja Pada Proyek Pembangunan