Page 1
Analisa Penerapan Prinsip Good Coorporate Governance (GCG)
Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Galih Rachmandy
Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, 2012
ABSTRAK
Penerapan good corporate governance telah menjadi isu sentral dalam menunjang
pemulihan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi,
perusahaan dituntut untuk dapat mengimbanginya. Maka diperlukan adanya sistem
pengelolaan serta pengendalian manajerial yang tepat pada perusahaan. Dengan adanya
tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapakan dapat
memberikan dampak yang positif baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip
Good Corporate Governance pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang
berpedoman pada pedoman umum good corporate governance indonesia tahun 2006.
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Pustaka
atau Literatur (Library Research) dan Content Analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penerapan prinsip good
corporate governance yang meliputi keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi dan kewajaran pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dilaksanakan
dengan cukup baik. Perusahaan memberikan tentang bagaimana penerapan dari masing-
masing prinsip tersebut. Walaupun penerapannya sudah dikatakan cukup baik, akan tetapi
adapun saran yang oleh peneliti, sebaiknya informasi yang diungkapkan dalam laporan
tata kelola perusahaan disajikan lebih rinci dan detail. Tiap-tiap pos hendaknya diberikan
penjelas sehingga para pengguna informasi tersebut lebih mudah memahaminya.
Kata kunci: good corporate governance, BTN, keterbukaan, akuntabilitas,
tanggungjawab, independensi, kewajaran.
Page 2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan pada
posisi terhormat. Dikarenakan alasan yang pertama, GCG merupakan salah satu kunci
sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus
memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang telah mampu
berkembang sekaligus menjadi terbuka. Alasan kedua, terjadinya krisis ekonomi tahun
1997 yang melanda Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara telah memunculkan
wacana yang berkaitan dengan permasalahan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance/ GCG). Selain itu terjadinya skandal yang terjadi di negara maju
seperti di Amerika dengan adanya kasus Enron dan Worldcom, maupun di negara
berkembang seperti di Indonesia dengan kasus Kimia Farma dan bank Global, kian
menambah perhatian para pelaku pasar dan penentu regulasi terhadap isu GCG. Para
pelaku dunia usaha dituntut untuk mengubah cara mereka melakukan dan mengelola
bisnis mereka. Ditambah lagi dengan datangnya era globalisasi dimana pasar akan
semakin kompetitif, maka perubahan fundamental dalam penerapan corporate
governance mutlak dilakukan. (Herwidayatmo, 2000).
Indonesia memberikan respon dengan membentuk suatu komite pada tahun 1999
yang tugasnya merekomendasikan pedoman umum GCG yang pertama, yaitu Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pembentukan komite ini
berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999. Pada bulan
November tahun 2004, berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor:
KEP/49/M.EKON/11/2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan
Page 3
Governance (KNKG) yang terdiri dari Sub-Komite Publik dan Sub-Komite Korporasi.
Dalam pembentukan komite ini menghasilkan pedoman umum good corporate
governance tahun 2006.
BAPEPAM melalui keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan
bagi emiten atau perusahaan publik menyatakan bahwa laporan tahunan wajib memuat
uraian singkat mengenai penerapan corporate governance perusahaan yang telah dan
akan dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode laporan keuangan tahunan terakhir.
Peraturan ini berlaku untuk penyusunan laporan tahunan untuk tahun buku yang berakhir
pada atau setelah tanggal 31 Desember 2006.
GCG merupakan serangkaian mekanisme yang merefleksikan suatu struktur
pengelolaan perusahaan yang menetapkan distribusi hak dan tanggung jawab diantara
berbagai partisipan di dalam perusahaan, termasuk para Pemegang Saham, Dewan
Komisaris, Dewan Direksi, Manajer, Karyawan dan pihak-pihak berkepentingan
(stakeholders) lainnya.
Krisna Wijaya (2002:48) mengungkapkan bahwa bisnis perbankan memiliki
kekhasan dalam pengelolaannya. Alasan utamanya adalah karena adanya unsur 3K yang
harus dipatuhi yakni Kepercayaan, Keterbukaan, dan Keberhatian. Fokus utama bank
adalah menjaga kepercayaan dan mencegah risiko yang mungkin terjadi. Masyarakat
menyimpan dananya di bank semata-mata berdasarkan kepercayaan bahwa dananya akan
kembali ditambah sejumlah keuntungan yang berasal dari bunga. Selanjutnya dana
tersebut akan diputar menjadi bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit dan
Page 4
pembelian surat berharga. Apabila tidak ditangani secara profesional, transparan dan hati-
hati (prudential banking) akan menimbulkan risiko dan bencana bagi perbankan.
Dalam upaya mendukung sektor ekonomi nasional dan daerah melalui penguatan
sektor perbankan, Bank Indonesia pada tahun 2004 telah meluncurkan program
Arsitektur Perbankan Indonesia (API) untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima
sampai sepuluh tahun ke depan. Arsitektur Perbankan Indonesia memiliki visi untuk
menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan
sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selanjutnya visi
tersebut dijabarkan menjadi enam pilar API, yakni:
a. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
b. Sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada Standar
Internasional.
c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memilki ketahanan dalam menghadapi risiko.
d. Menciptakan GCG dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional.
e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat.
f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Diantara keenam pilar tersebut tampak bahwa salah satu program API yang
dicanangkan dalam kurun waktu dua sampai lima tahun ke depan adalah GCG.
Page 5
Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sektor perbankan, maka pada tahun
2006 Bank Indonesia menggagas peraturan yang secara khusus mengatur mengenai
ketentuan pelaksanaan GCG di Bank Umum. Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan
Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No.
8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI No. 8/4/PBI/2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.
PT Bank Tabungan Negara sebagai salah satu BUMN terkemuka telah menjadikan
laporan GCG menjadi salah satu kewajiban utama yang harus disajikan setiap tahunnya.
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) sudah menjadi
bagian dari Bank BTN sejak Bank BTN berdiri dan terus mengalami peningkatan seiring
dengan berjalannya waktu. Momentum dilakukannya pencatatan saham perdana (IPO)
pada tahun 2009 menjadi pijakan bagi peningkatan kualitas penerapan tata kelola
perusahaan yang lebih baik.
Bagi Bank BTN, tata kelola perusahaan yang baik merupakan penopang penting
dalam menjalankan bisnis di industri perbankan yang semakin kompetitif. Manfaat yang
dapat diambil dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik bagi Bank BTN antara lain
memperkuat posisi daya saing Bank BTN sebagai bank publik, mengelola sumber daya
dan risiko secara lebih efektif, dan meningkatkan kepercayaan shareholder dan publik
yang akhirnya dapat mewujudkan transformasi Bank BTN menjadi bank publik
terkemuka (Blue Chip Company).
Page 6
Sehingga berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik dan selanjutnya
dirumuskan ke dalam penelitian yang berjudul “Analisa Penerapan Prinsip Good
Corporate Governance (GCG) Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah: “Bagaimanakah penerapan prinsip Good Corporate Governance pada PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk.?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan prinsip Good
Corporate Governance pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat:
1. Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu mengenai penerapan prinsip-prinsip GCG
pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sebagai salah satu entitas nasional
secara umum dan daerah pada khususnya.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
3. Sebagai bahan masukan bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan penelitian ini.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas, maka penulis memberikan batasan
pada implementasi prinsip-prinsip GCG, yakni keterbukaan (transparency), akuntabilitas
Page 7
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah “
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek
penelitian misalnya penelitian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.”
Menurut Sekaran (2006:46), “Studi kasus meliputi analisis mendalam dan
kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana sifat dan definisi
masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini.”
Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo (1999:26) studi kasus adalah “Penelitian
dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat
ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.”
2.2 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan Laporan Tata Kelola perusahaan PT Bank Tabungan
Negara sebagai objek penelitian. Alasannya, pada tahun 2010, perusahaan ini
dinobatkan sebagai Juara Umum dalam penyelenggaraan Annual Report Award (ARA)
2010 yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN bekerjasama dengan Bapepam,
Ditjen Pajak, Bursa Efek Indonesia, Ikatan Akuntansi Indonesia dan Komite Nasional
Kebijakan Governance. Dan hasil ini merupakan hasil kerja keras Bank BTN karena
Page 8
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Kemudian Bank BTN juga mendapatkan
penghargaan sebagai Perusahaan yang paling Terpercaya sesuai dengan Indeks Persepsi
Tata Kelola Perusahaan 2010 dari The Indonesian Institute For Corporate Governance
dan Majalah SWA.
2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh
melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat,
dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat
kabar serta internet.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
berasal dari website PT Bank Tabungan Negara, terutama untuk data laporan tata kelola
perusahaan pada tahun 2009-2011. Selain itu, uraian artikel, jurnal, dokumen yang
berhubungan mengenai penerapan prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara yaitu:
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance pada tahun 2006. Pada pedoman ini
menguraikan bahwa pengaturan dan implementasi GCG memerlukan komitmen dari top
management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan
kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak
dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang
diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakan faktor penting sebagai
landasan penerapan GCG. Dengan mengacu pada pedoman ini, maka bank dapat dengan
mudah mengetahui seberapa besar untuk mengevaluasi dan menerapkan tata kelola
perusahaan yang tentunya diharapkan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.
Page 9
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber
lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti
untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai
landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.
Kemudian menggunakan content analysis, yang merupakan metode pengumpulan
data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu
dokumen (antara lain berupa: iklan, laporan, kontrak kerja, jurnal, majalah, atau surat
kabar.Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau
informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang
obyektif dan sistematis. ( Bambang,1999 )
2.5 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis data
kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam Moleong
(2005) yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menggunakan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Data yang dikumpulkan dari tahap pengumpulan data akan diolah dan
dianalisis dengan deskriptif yaitu mengetahui bagaimanakah penerapan good
corporate governance yang telah dilakukan PT Bank Tabungan Negara Tbk. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam analisa data yaitu:
Page 10
1) Mengumpulkan data mengenai penerapan GCG Bank BTN terutama pada
Laporan Tata Kelola Perusahaan.
2) Memproses data yang didapat melalui pencatatan, pengetikan dan
pengklasifikasian.
3) Data diklasifikasikan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG serta memberikan
checklist yang telah dirancang oleh peneliti.(Dapat dilihat pada lampiran 2.1)
4) Menganalisa hasil pengklasifikasian dengan pedoman umum GCG Indonesia
yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun
2006.
5) Menyimpulkan bagaimanakah penerapan GCG pada Bank BTN.
3. PRINSIP CORPORATE GOVERNANCE
3.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Analisa penerapan prinsip Good Corporate Governance telah
banyak dikaji oleh peneliti terdahulu misalnya: Penelitian yang dilakukan oleh Yeni
(2003) dengan judul Penerapan Good Corporate Governance Dalam Rangka
Meningkatkan Kinerja Perusahaan Pada PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia,
penerapan good corporate governance dibatasi oleh lima prinsip good corporate
governance yaitu prinsip keadilan, transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas dan
hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan good corporate
Governance dilaksanakan dengan baik. Hal ini terbukti dengan pesatnya pertumbuhan
usaha yang dijalankan dan berbagai penghargaan yang diterima.
Penelitian juga dilakukan oleh Indrianto (2005) dengan judul Penerapan Good
Corporate Governance Pada BUMN (Studi Pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan Dan
Page 11
Jaringan Kediri). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan good
corporate governance pada PT PLN (Persero) APJ Kediri dilaksanakan dengan cukup
baik meskipun masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi.
Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Nugraha (2009), dengan judul ”Penerapan
GCG pada PDAM Surabaya (Studi Kasus PadaPerusahaan Daerah Air Minum Kota
Surabaya)”, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Hasil yang diperoleh adalah PT PDAM telah menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance cukup baik. Walaupun belum sempurna. Tetapi PDAM kota
Surabaya berusaha lebih baik lagi dengan menerapkan dan melaksanakan Good
Corporate Governance.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang adalah objek penelitian dari ketiga
penelitian adalah pada BUMN non-perbankan sedangkan pada penelitian sekarang
dilakukan pada perusahaan perbankan.
3.2 Pengertian Corporate Governance
Ada berbagai pengertian Good Corporate Governance yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) mendefinisikan corporate
governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan
guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam
jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
2) Menurut OECD (Organization for Economic Co-operation and Development),
corporate governance didefinisikan adalah:
Page 12
“Corporate governance is the system by which business corporations are directed
and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of the
right and responsibilities among different participants in the corporation, such as the
board managers, shareholders, and other stakeholder.”
3) Good Corporate Governance (World Bank) (Tangkilisan; 2003) adalah kumpulan
hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong
kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan.
4) Menurut Idroes (2006), Good Corporate Governance (GCG) pada industri perbankan
didiskripsikan sebagai suatu hubungan antara Dewan Komisaris, dewan direktur
eksekutif, pemangku kepentingan (Stakeholder) dan pemegang saham.
5) Kemudian menurut Zarkashi (2008). Good Corporate Governance (GCG) merupakan
struktur yang oleh Stakeholder, pemegang saham, komisaris dan manajer untuk
menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, serta
sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja.
6) Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum, Good Corporate Governance
didefinisikan sebagai suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness).
Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengelolaan
perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi
Page 13
kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.
3.3 Good Corporate Governance pada Perbankan
Bank adalah lembaga intermediasi yang dalam menjalankan kegiatan usahanya
bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank menghadapi berbagai risiko, baik
risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional maupun risiko reputasi. Banyaknya
ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan
masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi modal
minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan sektor perbankan
sebagai sektor yang “highly regulated” (KNKG, 2004:1).
Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan semata-mata
diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum dilaksanakannya
GCG dan etika yang melandasinya. Pelaksanaan GCG sangat diperlukan untuk
membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi
dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat. Oleh karena itu Bank for
International Sattlement (BIS) sebagai lembaga yang mengkaji terus menerus prinsip
kehati-hatian yang harus dianut oleh perbankan, telah pula mengeluarkan Pedoman
Pelaksanaan GCG bagi dunia perbankan secara internasional. Pedoman serupa
dikeluarkan pula oleh lembaga-lembaga internasional lainnya.
3.4 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia terdapat lima
prinsip yang terkandung didalamnya yaitu:
Page 14
1) Kerterbukaan (transparancy)
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
2) Akuntabilitas (accountability)
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan
dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
3) Pertanggungjawaban (responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan
tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good
corporate citizen.
4) Kewajaran (fairness)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan
tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5) Independensi (independency)
Page 15
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
Pada april 1998, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
telah mengeluarkan lima prinsip corporate governance secara universal. Prinsip tersebut
mungkin disusun se-universal mungkin untuk sehingga dapat disesuaikan terhadap sistem
hukum, aturan, atau nilai-nilai yang berlaku di masing-masing Negara. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Perlindungan terhadap hak pemegang saham.
b. Persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham.
c. Peranan stakeholders yang berkaitan dengan perusahaan.
d. Keterbukaan dan transparansi.
e. Akuntabilitas dewan komisaris independen.
3.5 Penerapan Corporate Governance
Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) pada Perbankan
Dalam pelaksanaan GCG di perbankan adalah penting bagi perbankan untuk
melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi bank,
dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan lancar dan
mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam bank.
Pedoman GCG Perbankan Indonesia menguraikan bahwa pengaturan dan
implementasi GCG memerlukan komitmen dari top management dan seluruh jajaran
organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan
kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan
Page 16
Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan
perbuatan, merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan GCG.
Adapun pedoman yang terdapat dalam Pedoman GCG Perbankan
Indonesia, adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui lima tindakan, yaitu:
a. Penetapan visi, misi dan corporate values
b. Penyusunan corporate governance structure
c. Pembentukan corporate culture
d. Penetapan sarana public disclousures
e. Penyempurnaan berbagai kebijakan bank sehingga memenuhi prinsip GCG.
2. Penetapan visi, misi dan corporate values merupakan langkah awal yang harus
dilaksanakan dalam penerapan GCG oleh suatu bank.
3. Corporate governance structure dapat diterapkan secara bertahap dan terdiri dari
sekurang-kurangnya:
a. Kebijakan corporate governance yang selain memuat visi dan misi bank, juga
memuat tekad untuk melaksanakan GCG dan pedoman-pedoman pokok
penerapan prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability, Responsibility,
Independency dan Fairness.
b. Code of Conduct yang memuat pedoman perilaku wajar dan dapat dipercaya dari
pimpinan dan karyawan bank.
c. Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Tata Tertib Kerja Direksi yang memuat
hak dan kewajiban serta akuntabilitas dari Dewan Komisaris dan Direksi maupun
para anggotanya masing-masing.
Page 17
d. Organisasi yang didalamnya tercermin adanya risk management, audit, dan
compiliance.
e. Kebijakan risk management, audit dan compliance.
f. Human resouse policy yang jelas dan transparan.
g. Corporate plan yang menggambarkan arah jangka panjang yang jelas.
4. Pembentukan corporate culture untuk memperlancar pencapaian visi dan misi serta
implementasi corporate governance structure. Corporate culture terbentuk melalui
penetapan prinsip dasar (guilding principles), nilai-nilai (values) dan norma-norma
(norms) yang disepakati serta dilaksanakan secara konsisten dengan contoh konkrit
dari pimpinan bank. Corporate culture perlu didiskusikan secara berkesinambungan
dan ditunjang oleh social communication.
5. Pembentukan pola dan sasaran disclousure sangat diperlukan sebagai bagian dari
akuntabilitas bank kepada stakeholders. Sarana disclousure dapat melalui laporan
tahunan (annual report), situs internet (website), review pelaksanaan GCG dan
sarana lainnya.
Agar perbankan dapat melaksanakan GCG secara efektif diperlukan lingkungan yang
kondusif. Untuk itu maka pihak-pihak yang terkait dengan perbankan perlu memberikan
dukungan, misalnya (Zarkashi:2008):
a. Pemerintah dan otoritas terkait mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang
memungkinkan dapat dilaksanakannya GCG secara efektif.
b. Dilaksanakannya penegakan hukum (law enforcement).
c. Penerapaan standar akuntansi dan standar audit yang mengacu pada standar
internasional oleh auditor eksternal.
Page 18
Manfaat Good Corporate Governance
Menurut FCGI (2003, www.fcgi.or.id) dengan melaksanakan Corporate Governance,
ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih
meningkatkan pelayanan kepada Stakeholders.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya
akan meningkatkan corporate value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan
meningkatkan shareholders value dan deviden.
Berdasarkan kajian Emil Salim (Hermawan, 2000), GCG menjadi perlu karena
beberapa faktor yaitu, pertama, perusahaan yang dikelola melalui kaidah corporate
governance yang baik akan langgeng dan bertahan lama sehingga keputusan jangka
panjang shareholders terpenuhi. Kedua pembangunan yang didambakan adalah bersifat
berkelanjutan (sustained growth) dan berkembang secara mantap dalam kurun waktu
jangka panjang. Ketiga, GCG memberi ketehanan ekonomi yang kuat untuk menangkis
goncangnya fluktuasi konjungtur krisis ekonomi global.
Dalam sudut pandang makro, pelaksanaan good corporate governance membawa
dampak yang sangat baik terhadap masyarakat secara keseluruhan. Banyak hal positif
yang bisa dicapai dengan dilaksanakannya corporate governance, secara mikro, manfaat
GCG bagi perusahaan adalah efesiensi dan produktivitas (Suratman, 2000; Indrayani dan
Norkholis, 2001).
Page 19
4. HASIL ANALISA PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI PT BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
Tabel 4.1
Checklist Penerapan Prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PRINSIP GCG
PEDOMAN UMUM
PRINSIP GCG
INDONESIA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BANK BTN(*)
ANALISA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BERDASARKA
N PEDOMAN 200
9
201
0
201
1
KETERBUKAA
N
Informasi disediakan:
a. Tepat Waktu
b. Memadai
c. Jelas √ √ √
d. Akurat & Dapat
Diperbandingkan √ √ √
e. Mudah Diakses √ √ √
Menyediakan Informasi:
a. Visi √ √ √
b. Misi √ √ √
c. Sasaran Usaha √ √ √
d. Strategi Perusahaan √ √ √
e. Kondisi Keuangan √ √ √
f. Susunan dan
Kompensasi Pengurus √ √ √
g. Pemegang Saham
Pengendali
h. Kepemilikan Sahan
oleh Anggota Direksi
dan Dewan Komisaris √ √ √
i. Sistem Manajemen
Resiko √ √ √
j. Sistem Pengawasan
dan Pengendalian
Internal √ √ √
k. Sistem Pelaksanaan
GCG dan Tingkat
Kepatuhan √ √ √
Page 20
l. Kejadian Penting Yang
Mempengaruhi Kondisi
Perusahaan
Tidak Mengurangi
Kewajiban Untuk
Memenuhi Ketentuan
Kerahasiaan Kerusahaan
Sesuai Dengan:
a. Peraturan Perundang-
undangan √ √ √
b. Rahasia Jabatan √ √ √
c. Hak-hak Pribadi √ √ √
a.Kebijakan Perusahaan
Harus Tertulis √ √ √
b. Secara Proporsional
dikomunikasikan Kepada
Pemangku Kepentingan
Sumber: Pedoman Umum GCG Indonesia
2006
Berdasarkan pada pedoman pokok pelaksanaan transparansi perusahaan, perusahaan
harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan, maka Bank BTN telah melaksanakannya setiap tahunnya dengan
menyediakan akses kepada stakeholders untuk mengakses laporan keuangan. Hal ini
dapat kita dapatkan melalui website resmi dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
yakni www.btn.co.id. Selain itu kita dapat mengakses laporan keuangan triwulan I, II, II
dan IV dalam media cetak yang telah bekerja sama dengan Bank BTN untuk menerbitkan
laporan keuangan perusahaan.
Transparansi atas Informasi yang terkait dengan perusahan dijelaskan secara terinci
oleh Bank BTN. Hal tersebut merupakan informasi penting yang dibutuhkan oleh publik
guna mendapatkan informasi-informasi penting mengenai perusahaan. Hal tersebut
mengenai visi-misi, produk, sasaran usaha, strategi perusahaan, kondisi keuangan,
Page 21
laporan keberlanjutan, laporan tahunan, laporan pelaksanaan good corporate governance,
susunan dan kompensasi pengurus, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, serta
sistem dan pelaksanaan GCG. Dalam pengungkapannya perusahan telah
melaksanakannya dengan baik, karena informasi tersebut dapat dengan mudah kita
dapatkan melalui media elektronik atau website resmi Bank BTN. Hal ini diperkuat
dengan dibentuknya Sekretaris Perusahaan yang berperan sebagai penghubung Bank
dengan para investor, pelaku pasar modal, regulator dan juga para pengamat. Sekretaris
Perusahaan memfasilitasi komunikasi yang efektif dan memastikan tersedianya informasi
untuk berbagai pihak serta berperan sebagai penghubung utama antara Bank,
BAPEPAM-LK dan publik. Jadi dengan adanya Sekretaris perusahaan, juga akan
mempermudah mendapatkan informasi terkait perusahaan bagi para pemangku
kepentingan.
Kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan tanpa mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi, Bank BTN telah
menerapkannya dalam code of conduct pada bagian kerahasiaan dan informasi
perusahaan. Dalam code of conduct tersebut terdapat tiga poin yang terkandung
didalamnya. Ketiga poin tersebut sudah cukup jelas dan sesuai dengan pedoman prinsip
transparansi yaitu “Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi
kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi”.
Page 22
5. HASIL ANALISA PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS PT BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
Tabel 5.1
Checklist Penerapan Prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PRINSIP GCG
PEDOMAN UMUM
PRINSIP GCG
INDONESIA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BANK BTN(*)
ANALISA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BERDASARKA
N PEDOMAN 200
9
201
0
201
1
AKUNTABILITA
S
a. Menetapkan Rincian
Tugas dan Tanggung
Jawab Masing-masing
Organ Perusahaan
√ √ √
b. Tugas dan Tanggung
Jawab Semua
Karyawan Secara Jelas
dan Selaras Dengan
Visi, Misi, Nilai-nilai
Perusahaan (corporate
values), dan Strategi
Perusahaan
√ √ √
c. Meyakini Bahwa
Semua Organ
Perusahaan dan Semua
Karyawan Mempunyai
Kemampuan Sesuai
dengan Tugas,
Tanggung jawab, dan
Perannya Dalam
Pelaksanaan GCG
√ √ √
d. Memastikan Adanya
Sistem Pengendalian
Internal yang Efektif √ √ √
e. Memiliki Ukuran
Kinerja Untuk Semua
Jajaran Perusahaan
yang Konsisten Dengan
Sasaran Usaha
Perusahaan
Page 23
f. Memiliki Sistem
Penghargaan dan
Sanksi (reward and
punishment system)
√ √ √
g. Setiap Organ
Perusahaan dan Semua
Karyawan Harus
Berpegang pada Etika
Bisnis dan Pedoman
Perilaku (code of
conduct) yang telah
disepakati.
√ √ √
Sumber: Pedoman Umum GCG Indonesia
2006
Mengacu pada pedoman diatas mengenai akuntabilitas pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk diwujudkan dengan kejelasan tanggungjawab masing-masing organ
organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha, dan strategi perusahaan. Tugas
dan wewenang masing-masing organisasi telah dibuat dan dipaparkan setiap tahunnya
oleh Bank BTN sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk meyakinkan bahwa masing-masing organ dalam organisasi mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan perannya dalam pelaksaan GCG, Bank
BTN memberikan informasi tentang upaya-upaya dalam menerapkan prinsip
akuntabilitas atas Kompetensi Organisasi. Menyusun tugas sesuai dengan keahlian dan
pengalaman masing-masing anggota Dewan Komisaris merupakan langkah yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris untuk menjaga kompetensi dari masing-masing
anggotanya. Kemudian juga terwujud pada kebijakan mengenai kualifikasi pendidikan
dan pengalaman kerja secara umum, persyaratan keanggotaan Komite Audit Bank BTN.
Pada tahun 2009 Bank BTN membentuk Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
(DSDM). Divisi ini bertanggung jawab dalam mengelola SDM, mulai dari proses
Page 24
rekrutmen, pengembangan kompetensi, manajemen karir, hingga peningkatan
kesejahteraan. Selain itu juga dalam isi code of coduct Bank BTN terutama mengenai
Penerapan Tuntunan Perilaku Pegawai (Pola PriMa). Dengan adanya code of conduct
tersebut, masing-masing karyawan dituntut untuk selalu kompeten
dibidangnya.memberikan nilai tambah bagi Bank BTN dan seluruh insan Bank BTN. Jadi
mengenai kompetensi organisasi, Bank BTN telah mewujudkannya dengan baik.
Dalam meningkatkan kinerja pegawai Bank BTN telah melakukan pengembangan
SDM untuk menumbuh kembangkan perusahaan seiring dengan semakin ketatnya
persaingan. Pada tahun 2009, Bank BTN mengadakan pelatihan dan pendidikan yang
diharapkan agar kemampuan SDM meningkat. Banyak kegiatan pelatihan dan pendidikan
bagi karyawan yang telah dilakukan Bank BTN. Kemudian pada tahun 2010 Bank BTN
mengadakan Sosialisasi, Pendidikan dan Pelatihan APU dan PPT. Bank BTN bekerja
sama dengan LPPI menggelar program pendidikan dan pelatihan Supervisory
Development Program (SDP) Batch 15 dan 16, Analis Kredit, dan Training of Trainers
(TOT) Batch 5 di tahun 2011. Pengembangan SDM dengan melakukan pelatihan-
pelatihan serta kerja sama dengan LPPI ini tentunya juga salah satu hal yang dilakukan
oleh Bank BTN untuk meningkatkan kompetensi atas organisasinya.
Mengenai pengendalian internal perusahaan, Bank BTN setiap tahunnya
mengadakan rapat Direksi yang membahas tentang pengembangan pengendalian internal
perusahaan. Hasil rapat yang dilakukan setiap tahunnya tidak mengalami perbedaan yang
signifikan atau cenderung memiliki hasil yang relatif sama. Bank BTN menerapkan
Sistem pengendalian Internal yang biasa disebut SPIN. Tujuan perusahaan menerapkan
pengendalian ini agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.
Page 25
Tidak cukup puas dengan menerapkan SPIN yang telah dibuat, namun Bank BTN dalam
rapat Direksi selama tahun 2011 juga merencanakan peningkatan dalam bidang
pengendalian internal.
Dalam mengaplikasikan akuntabilitasnya melalui pemberian reward dan punishment
system, selama tahun 2009-2011, Komite Personalia telah rapat dengan memutuskan dan
menetapkan kebijakan mengenai reward berupa insentif dan sanksi bagi karyawan.
Bentuk reward yang telah diberlakukan diantaranya adalah memberikan insentif bagi
kantor cabang yang memiliki kinerja terbaik. Selain itu, berbagai sistem yang penting
dalam penilaian kinerja, seperti implementasi job grading, job evaluation, career plan
terus disempurnakan dengan menggunakan metode balance score card. Selain itu
kesetiaan karyawan kepada Bank BTN juga mendapatkan apresiasi dengan memberikan
penghargaan kepada pegawai Bank BTN untuk masa bhakti 30,20 dan 15 tahun, seperti
yang dilakukan pada tahun 2011.
Pencapaian program kerja Bank BTN di 2011 dalam rangka meningkatkan
kompetensi para pegawainya lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dapat
dilihat melalui rasio produktivitas pegawai (laba dibagi jumlah pegawai) pada 2011
sebesar Rp174 juta per pegawai, lebih tinggi dibandingkan 2010 yang sebesar Rp172 juta
per pegawai. Artinya, ada peningkatan produktivitas pegawai di dalam memberikan
kontribusi terhadap pencapaian target laba perusahaan. Kemudian rasio biaya pelatihan
terhadap biaya personalia pada 2011 sebesar 8,93%, lebih besar dari tahun 2010 yang
sebesar 7,52%. Hal ini menggambarkan bahwa pada 2011 Bank BTN lebih banyak
memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan kompetensinya melalui
berbagai program pelatihan yang diadakan oleh Bank BTN.
Page 26
Untuk punishment, informasi terkandung dalam Wewenang Dewan Direksi untuk
memberikan sanksi dan memberhentikan pegawai Bank berdasarkan peraturan
kepegawaian Bank dan peraturan perundang-undangan apabila terjadi kecurangan atau
tindakan yang menyalahi aturan.
Karyawan juga berpegang teguh kepada aturan etika dan pedoman perilaku (Code of
Conduct) yang telah disepakati. Dalam menerapkan code of conduct PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk melakukan penerapan budaya kerja Bank BTN yang disebut
“POLA PRIMA” Bank BTN yaitu Pelayanan Prima (Service Excellence),InOvasi
(Innovation), KeteLAdanan (Role Model), Profesionalisme (Professionalism),
Integritas (Integrity), dan KerjasaMA (Teamwork). Pengungkapan Code of Conduct
kepada seluruh pegawai diungkapkan dan disebarkan kepada semua pegawai melalui
media internet Bank yang dinamakan Access Internal Management Standart (AIMS)
dengan dukungan teknologi informasi yang dapat diakses oleh semua pegawai dengan
mudah setiap saat. Secara periodik, segenap pegawai disampaikan tentang etika bisnis
untuk dapat dilaksanakan secara tertib melalui media Memo dan/atau Surat dari Direksi
ataupun Divisi yang bertanggung jawab untuk mengelola etika bisnis. Dengan begitu
semua karyawan akan selalu memperhatikan dan melaksanakan aturan-aturan yang telah
dibuat oleh perusahaan.
Page 27
6. HASIL ANALISA PENERAPAN PRINSIP TANGGUNG JAWAB PT BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
Tabel 6.1
Checklist Penerapan Prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PRINSIP GCG
PEDOMAN UMUM
PRINSIP GCG
INDONESIA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BANK BTN(*)
ANALISA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BERDASARKA
N PEDOMAN 200
9
201
0
201
1
TANGGUNG
JAWAB
a. Berpegang Pada Prinsip
Kehati-hatian √ √ √
b. Memastikan Kepatuhan
Terhadap Peraturan
Perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan
Peraturan Perusahaan
√ √ √
c. Peduli Terhadap
Masyarakat √ √ √
d. Peduli Terhadap
Kelestarian Lingkungan di
Sekitar Perusahaan √ √ √
e. Membuat Perencanaan
dan Pelaksanaan Yang
Memadai
Sumber: Pedoman Umum GCG Indonesia
2006
Bank BTN telah mempertanggungjawabkannya agar informasi yang diberikan
berguna bagi para pemangku kepentingan Laporan Keuangan. Standar Laporan
Keuangan Bank BTN tahun 2009 Laporan keuangan Bank disajikan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang
“Akuntansi Perbankan”. Namun PSAK No. 31, “Akuntansi Perbankan”, yang telah
diterapkan Bank dalam mempersiapkan laporan keuangan tahun 2009, telah dicabut
Page 28
efektif tanggal 1 Januari 2010 berkaitan dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006),
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 50 (Revisi 2006),
“Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, efektif pada 1 Januari 2010. Dan
Laporan keuangan tahun 2011 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Tanggung jawab atas komitmen manajemen, Bank BTN telah melakukan rapat
Dewan Direksi setiap tahunnya, membahas berbagai persoalan dan/atau strategi
pengelolaan Perseroan. Dari rapat-rapat tersebut, persoalan dan/atau strategi yang
dibahas dan diputuskan bersama dalam Rapat Direksi. Bidang-bidang yang dikaji dalam
tersebut adalah Bidang Kepengurusan, Bidang Manajemen Risiko, Bidang Pengendalian
Internal, dan Bidang GCG.
Dalam rangka memenuhi kepatuhan Bank terhadap pelaksanaan prinsip kehati-
hatian, Bank BTN dalam telah melaporkan beberapa hal. Beberapa hal tersebut adalah
mengenai Rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK), Posisi Devisa Netto (PDN), Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP). Selain itu Code of conduct Bank BTN juga memuat aturan akan fungsi
kepatuhan terhadap perundang-undangan.
Dalam hal tanggung jawab sosial, pada tahun 2009-2011 Bank telah melaksanakan
berbagai kegiatan, diantaranya adalah Bank BTN green community, bantuan sosial
kepada warga Surabaya serta pemberian bantuan social lainnya, mudik bersama Bank
BTN “Terase Asyik” dan”Mudik Untuk Semua”, beasiswa kepada putera-puteri debitur
KPR Bank BTN, operasi jantung anak beserta bantuan mobil untuk kampanye Jantung
Sehat, bantuan bencana Alam di Padang dan bantuan kepada korban bencana alam
Page 29
letusan Gunung Merapi, Integrated Community Program, bantuan pembinaan kepada
atlet judo dalam rangka mendukung program Indonesia Emas 2011, serta bantuan
program kemitraan lainnya.
7. HASIL ANALISA PENERAPAN PRINSIP INDEPENDENSI PT BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
Tabel 7.1
Checklist Penerapan Prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PRINSIP GCG
PEDOMAN UMUM
PRINSIP GCG
INDONESIA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BANK BTN(*)
ANALISA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BERDASARKA
N PEDOMAN 200
9
201
0
201
1
INDEPENDENS
I
a. Menghindari
Terjadinya Dominasi
Oleh Pihak Manapun √ √ √
b. Tidak Terpengaruh
Oleh Kepentingan
Tertentu √ √ √
c. Bebas dari Benturan
Kepentingan (confict of
interest) √ √ √
d. Bebas dari Segala
Pengaruh atau Tekanan √ √ √
e. Melaksanakan Fungsi
dan Tugasnya Sesuai
dengan Anggaran Dasar
dan Peraturan Perundang-
undangan
√ √ √
f. Tidak Saling
Mendominasi dan atau
Melempar Tanggung
Jawab Antara Satu
dengan Yang Lain
√ √ √
Sumber: Pedoman Umum GCG Indonesia
2006
Page 30
Dalam rangka penerapan GCG perusahaan harus dikelola secara independen
sehingga masing-masing insan perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain. Bank BTN telah menerapkan prinsip independensi yaitu
mewajibkan karyawan untuk tidak terikat dengan aktivitas politik. Kewajiban ini dimuat
dalam code of conduct tentang aktivitas politik yang dibuat oleh Bank BTN. Isi dari code
of conduct tersebut terdapat 3 poin yang sangat jelas bahwa karyawan tidak
diperkenankan mengikuti berbagai aktivitas politik.
Bank BTN juga memberikan informasi agar karyawan menjauhi dan menghindari
terjadinya benturan kepentingan yang termuat dalam persyaratan mengenai jumlah,
komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris. Begitu juga dalam
persyaratan mengenai jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan
Direksi juga mengatur hal tersebut. Selain itu, informasi lain juga dapat ditemui di dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, program institusionalisasi dan
internalisasi, serta code of conduct Bank BTN mengenai penanganan benturan
kepentingan.
Guna memenuhi pelaksanaan independensinya, agar tidak saling mendominasi
karyawan Bank BTN juga tidak diperkenankan menerima pemberian dalam bentuk
apapun. Pernyataan ini termuat dalam beberapa program institusionalisasi dan
internalisasi, serta code of conduct perusahaan tentang pemberian dan penerimaan
hadiah/gratifikasi.
Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan, telah dimuat dalam code of conduct Bank BTN tentang kepatuhan
terhadap peraturan. Terdapat tiga poin yang menjelaskan hal ini. Diantaranya: organ
Page 31
perusahaan dan pegawai Bank harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan
peraturan Bank. Kemudian Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan
pegawai Bank melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan Bank. Serta
perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
8. HASIL ANALISA PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN PT BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK
Tabel 8.1
Checklist Penerapan Prinsip GCG PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PRINSIP
GCG
PEDOMAN UMUM
PRINSIP GCG
INDONESIA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BANK BTN(*)
ANALISA
PENERAPAN
PRINSIP GCG
BERDASARKA
N PEDOMAN 200
9
201
0
201
1
KEWAJARA
N
a. Memberikan Kesempatan
Kepada Pemangku
Kepentingan Untuk
Memberikan Masukan dan
Menyampaikan Pendapat
Bagi Kepentingan
Perusahaan
b. Membuka Akses
Terhadap Informasi Sesuai
dengan Prinsip Transparansi
dalam Lingkup Kedudukan
Masing-masing
√ √ √
c. Memberikan Perlakuan
yang Setara dan Wajar
Kepada Pemangku
Kepentingan
√ √ √
d. Memberikan Kesempatan
yang Sama Dalam
Penerimaan Karyawan
√ √ √
Page 32
e. Melaksanakan Tugasnya
Secara Profesional Tanpa
Membedakan Suku, Agama,
Ras, Golongan, Gender, dan
Kondisi Fisik.
Sumber: Pedoman Umum GCG Indonesia
2006
Berdasarkan pedoman diatas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
memperhatikan kepentingan stakeholder dengan penyajian yang wajar tentang bagi hasil,
pendapatan bank. Untuk memastikan pelaksanaan efektifitas fungsi audit ekstern maka
Bank telah memenuhi ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Kantor Akuntan
Publik dan BI sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
Upaya meningkatkan kewajaran dalam penanganan dan penyelesaian terhadap
pegawai yang melakukan kesalahan untuk meminimalkan ketidakpuasan dari karyawan
tersebut, dilakukan dengan melaksanakan mekanisme atau tata cara penanganan yang
telah disusun oleh Bank BTN. Dengan demikian jika terjadi suatu permasalahan
mekanisme ini digunakan untuk memperjelas apa langkah yang dilakukan apabila ada
suatu masalah terhadap karyawan.
Bank BTN memberikan kesempatan yang setara kepada seluruh karyawan dalam
mengembangkan karir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik. Akan tetapi Bank BTN tidak
menjelaskan secara detail mengenai hal ini. Tidak banyak ditemukan penulis mengenai
masalah ini.
Page 33
9. PENUTUP
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian,
Bank BTN menerapkan lima prinsip GCG sebagai berikut :
1) Keterbukaan (Transparency)
Bank BTN telah menerapkan prinsip keterbukan dengan baik. Perusahaan
menyediakan informasi secara tepat, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. Transparansi Informasi
mengenai perusahan dijelaskan secara terinci oleh Bank BTN setip tahunnya. Informasi
tersebut dapat dengan mudah kita dapatkan melalui media elektronik atau website resmi
Bank BTN. Informasi tersebut mengenai visi-misi, produk, sasaran usaha, strategi
perusahaan, kondisi keuangan, laporan keberlanjutan, laporan tahunan, laporan
pelaksanaan good corporate governance, susunan dan kompensasi pengurus, kepemilikan
saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya
dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan
dan pengendalian internal, serta sistem dan pelaksanaan GCG, serta budaya perusahaan
yang tertera pada website Bank BTN yaitu www.btn.co.id. Bank BTN juga membentuk
Page 34
Sekretaris perusahaan yang mempermudah mendapatkan informasi terkait perusahaan
bagi para pemangku kepentingan.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Accountability pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diwujudkan dengan
kejelasan mengenai tanggung jawab yang mewajibkan semua karyawan melakukan
aktivitasnya sesuai dengan job description-nya. PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan menghilangkan perangkapan tugas dan
jabatan. Kemudian Bank BTN memberikan informasi serta kebijakan tentang upaya-
upaya dalam menerapkan prinsip akuntabilitas atas Kompetensi Organisasi. Yang
dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengadakan perekrutan
karyawan di bidang tertentu, serta bekerja sama dengan salah satu instansi pendidikan.
Sehingga dalam hal kompetensi organisasi, karyawan sudah berkompetensi dalam
bidangnya masing-masing. Begitu juga mengenai pengendalian perusahaan, Bank BTN
menerapkan Sistem pengendalian Internal yang biasa disebut SPIN. Untuk
mengaplikasikan akuntabilitasnya reward dan punishment system, Bank BTN
memutuskan dan menetapkan kebijakan mengenai reward berupa insentif dan sanksi bagi
karyawan. Selain itu, karyawan juga berpegang teguh kepada aturan etika dan pedoman
perilaku (Code of Conduct) yang telah disepakati. Dalam menerapkan code of conduct
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan penerapan budaya kerja Bank BTN
yang disebut “POLA PRIMA”
3) Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk,
diterapkan dengan memastikan bahwa informasi yang diberikan berguna bagi para
Page 35
pemangku kepentingan Laporan Keuangan. Laporan keuangan disusun sesuai dengan
standar yang berlaku di Indonesia. Tanggung jawab atas komitmen manajemen, Bank
BTN telah melakukan rapat Dewan Direksi, membahas berbagai persoalan dan/atau
strategi pengelolaan Perseroan. Dalam rangka memenuhi kepatuhan Bank terhadap
pelaksanaan prinsip kehati-hatian, Bank BTN dalam telah melaporkanya dengan cukup
baik. Bank BTN juga telah melaporkan kegiatan di bidang tanggung jawab sosial pada
tahun 2009-2011, Bank telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial.
4) Independensi (Independency)
Bank BTN telah menerapkan prinsip independensi yaitu mewajibkan karyawan
untuk tidak terikat dengan aktivitas politik. Bank BTN juga memberikan informasi agar
karyawan menjauhi dan menghindari terjadinya benturan kepentingan yang termuat
dalam persyaratan mengenai jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Kewajiban ini dimuat dalam code of conduct yang
dibuat oleh Bank BTN mengenai aktivitas politik serta penanganan benturan
kepentingan. Karyawan Bank BTN tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam
bentuk apapun guna yang termuat dalam program institusionalisasi dan internalisasi, serta
code of conduct perusahaan tentang pemberian dan penerimaan hadiah/gratifikasi.
. Pelaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan, telah diatur dalam code of conduct Bank BTN tentang kepatuhan
terhadap peraturan.
5) Kewajaran (Fairness)
Untuk memastikan pelaksanaan efektifitas fungsi audit ekstern maka Bank telah
memenuhi ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Kantor Akuntan Publik dan BI
Page 36
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Bank. Pengadaan jasa Kantor Akuntan Publik tersebut telah melalui proses
lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kemudian bank menyampaikan laporan
keuangan per 31 Desember setiap tahunnya yang telah diaudit kepada Bank Indonesia
sesuai dengan ketentuan. Upaya meningkatkan kewajaran dalam penanganan dan
penyelesaian terhadap pegawai yang melakukan kesalahan dengan cara meminimalkan
ketidakpuasan dari karyawan tersebut, serta melalui suatu mekanisme atau tata cara
penanganan yang telah dibuat oleh perusahaan. Bank BTN memberikan kesempatan yang
setara kepada seluruh karyawan dalam mengembangkan karir dan melaksanakan
tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan
kondisi fisik akan tetapi tidak banyak informasi yang dapat digali mengenai hal ini.
9.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini adalah sebuah studi kasus maka terdapat beberapa keterbatasan dalam
pembuatannya. Pertama, hasil dari penelitian ini hanya berasal dari satu perusahaan
dengan fokus perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan, dan informasi yaitu
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kedua, data yang digunakan adalah data
sekunder. Kemudian, hasil analisa prinsip GCG dalam Laporan Tata Kelola Perusahaan
dapat salah diintepretasikan karena data dan fakta yang dianalisis ada yang tanpa
pengesahan dari pihak ketiga yang tidak memihak/netral. Meskipun demikian, hal-
hal diatas seharusnya bukan menjadi suatu masalah karena apapun pendekatan atau
paradigma penelitian yang digunakan, tidak ada yang bebas dari bias subjektifitas.
9.3 Saran
Page 37
Akhirnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penelitian ini,
penelitian yang akan datang diharapkan dapat melibatkan lebih banyak tahun
pengamatannya sehingga lebih dapat memahami konsistensi perusahaan dalam
menerapkan prinsip GCG, dan didukung pula dengan data primer dari perusahaan karena
semakin lengkap data.yang didapat validitas akan lebih terjamin. Saran untuk PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk sebaiknya informasi yang diungkapkan dalam Laporan
Tata Kelola Perusahaan lebih rinci dan detail sehingga para pengguna informasi tersebut
lebih mudah memahaminya. Bank BTN seharusnya memberikan penjelasan mengenai
prinsip kewajaran mengenai kesempatan yang setara kepada seluruh karyawan dalam
mengembangkan karir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi
Dua, Jakarta: Salemba Empat.
Daniri, Mas Ahmad, 2005. Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia. Jakarta Pusat: Ray Indonesia.
Herwidayatmo. 2000. Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan
Publik Indonesia. (Online), (http://www.imfeui.com/uploads/ file110-XXIX-
Oktober-2000.PDF, diakses pada tanggal 20 Mei 2012).
Idroes, Ferry N dan Sugiarto, 2006. Manajemen Risiko Perbankan dalam Konteks
Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Indrayani, Mei dan Nurkholis. 2001. Persepsi Manajemen Perusahaan Terhadap Prinsip-
Prinsip Good Corporate Governance. TEMA (Telaah Ekonomi, Manajemen dan
Akuntansi). Vol. II: 136 – 156.
Indrianto, Langgeng. 2005. Penerapan Good Corporate Governance Pada BUMN (Studi
Pada PT PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Kediri).
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metode Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Page 38
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Komisi Pemberantas Korupsi. 2006. Makalah Perbankan Dan Upaya Pemberantasan
Korupsi. p:1.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia . Jakarta.
Krisna Wijaya. 2002. Reformasi Perbankan Nasional. Jakarta: Harian Kompas.
Moleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nugraha, Aditya, 2009, ”Penerapan GCG pada PDAM Surabaya (Studi Kasus Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya)”
OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development). 1999. OECD
Principles of Corporate Governance. OECD Publications Service. France: 9-19.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana telah diubah dalam
Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2009. Laporan Good Corporate Governance
Tahun 2009.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2011. Laporan Good Corporate Governance
Tahun 2010.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2011. Laporan Good Corporate Governance
Tahun 2011.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Bussiness. Jakarta: Salemba Empat
Suprayitno, G. (et al.). 2004. Komitmen Menegakkan Good Corporate Governance.
Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Govenance.
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate
Governance. Yogyakarta: Penerbit Balairung & Co.
Triana, Yeni. 2003. Penerapan Good Corporate Governance Dalam Rangka
Meningkatkan Kinerja Perusahaan Pada PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia.
______ . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun1969 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
Page 39
Word Bisiness Council for Sustainable Development (WBCSD). 2000. “WBCSD’s first
report-Corporate Social Responsibility”. Geneva.
Zarkashi, M. Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankkan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Penerbit Alfabeta.
http://www.btn.co.id// diakses pada tanggal 20 Mei 2012.
http://www.fcgi.or.id// diakses pada tanggal 20 Mei 2012.