SKRIPSI ANALISA NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN CIRI-CIRI PRIBADI SUKSES DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA OLEH : BAMBANG SIDIK PRIYATNO NIM : 104015000578 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
68
Embed
ANALISA NILAI-NILAI PENDIDIKAN PRIBADI SUKSES DALAM …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
ANALISA NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN CIRI-CIRI
PRIBADI SUKSES DALAM NOVEL LASKAR PELANGI
KARYA ANDREA HIRATA
OLEH :
BAMBANG SIDIK PRIYATNO
NIM : 104015000578
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1430 H/2009 M
Lembar Pengesahan Skripsi
ANALISA NILAI-NILAI PENDIDIKAN
DAN CIRI-CIRI PRIBADI SUKSES DALAM NOVEL LASKAR PELANGI
KARYA ANDREA HIRATA
Skripsi ini Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh :
Bambang Sidik Priyatno
NIM : 104015000578
Dibawah bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A
KATA PENGANTAR
Tak ada yang pantas didahulukan untuk dijadikan tambatan kata ucapan
terimakasih dan ruang merefleksikan rasa syukur yang setulus-tulusnya, kecuali
Allah S.W.T. yang Maha Mampu (Al-Qodir) melimpahkan kekuasaan-Nya
kepada hamba (penulis) berupa akal pikiran dan kecerdasan yang sedikit saja.
Rasa syukur atas nikmat waktu yang diberikan, Atas kekuatan mengalahkan rasa
malas dan banyak nikmat yang tak mampu penulis tuliskan walau berpeluh darah.
Maka kepada hamba-Nya yang mulia penulis bersholawat dan berdoa,
karena ia layak menerima segunung lantunan kebaikan atas jasa-jasa agung yang
tak ternilai. Dialah Muhammad S.A.W. sosok agung nan sabar menghadapi rupa-
rupa karakter pengikutnya: yang penurut, yang cerdas, yang pemarah, pencela,
pembangkang, dan banyak sifat hitam-putih para sahabat dan tabi’in yang
Muhammad taklukkan. Beliaulah pembimbing ke arah aktulisasi pikiran yang
diharapkan Tuhan-Nya. Allah yang Maha Mengetahui.
Lembar-lembar kertas ini penulis jadikan sebagai tempat
pertanggungjawaban dan membuktikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan bahwa berbagai disiplin ilmu yang penulis pelajari pada akhirnya akan
tertuang pada skripsi ini. Berikut penulis titipkan skripsi yang berjudul “Analisa
Nilai-Nilai Pendidikan dan Ciri-Ciri Pribadi Sukses dalam Novel Laskar
Pelangi Karya Andrea Hirata.” Tema seperti ini sangat relevan dengan kondisi
pendidikan bangsa Indonesia yang terus berkembang serta semangat hidup remaja
yang pasang surut.
Sekali lagi, inilah persembahan paling berharga dari penulis sekaligus
tanda terimakasih kepada keluarga besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
umumnya kepada civitas akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah
Jakarta.
Tidak akan luput dari ingatan penulis haturkan ketulusan rasa syukur
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah berjasa, telah membantu
dalam proses penelitian ini hingga selesai. Mereka yang penulis banggakan
adalah:
1. Kepada pasangan paling harmonis. Wanita terkuat, paling teguh,
penyabar, dan tak kenal lelah, dialah Ibunda Ruhaini yang kucintai.
Allah! Ampunilah dosa-dosa beliau dan sayangilah ia seperti ia
menyayangiku di waktu kecil. Ibu, aku tak kan mampu membalas air
susumu. Bapak Sentana, pria unggul yang selalu berjuang setiap pagi.
Keluar rumah sewaktu anak-anaknya masih terlelap dan kembali
bersama senja membawa makanan yang mungkin sedikit jumlahnya,
namun nikmatnya tiada terkira ketika ia ada di tengah-tengah hangatnya
kebersamaan. Beliaulah tedeng aling-aling/perisai keluarga terkuat dan
dibanggakan. Ya… Allah! Berikan kekuatanmu pada mereka dengan
segala dinamika kehidupan.
2. Keluarga besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta pihak
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah banyak membantu berbagai
fasilitas penunjang penelitian. Drs. H. Nurochim, M.M., Kak Lulu El
Maknun, Teh Ifah, Bang Romli. I respect to you.
3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A., selaku pembimbing skripsi yang
banyak memberi ilmu dan dukungan moral serta mengorbankan banyak
waktunya untuk membimbing penulis.
4. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Selaku Dekan FITK. Bimbinglah anak-
anakmu dengan ilmu yang diamanahkan-Nya. Bismillah! Bismillah!
Bismillah! You can do it!
5. Kepada Bang Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi, yang
telah memberi izin dan berbagai bantuan kelengkapan data yang penulis
butuhkan. Dan hanya Allah yang Maha Tahu segala maksud yang tidak
manusia tahu dari tulisanmu.
6. Teman-teman IPS angkatan 2004 : Dede Darmawan dan Adi Abdul
Hadi, mereka yang memberi semangat selama proses bimbingan
bersama penulis. Semoga Allah memberi segala kebaikan pada kalian.
Amin!!! Juga kepada Suharto, Sainan, Lukman, Yuli, Zahra, Maryam,
Haris, Hardi, Tarminah, Syaiful, Ade, M. Mahfud, Faisal, Siam, Euis,
Sarah, Hasanah, Reni, Iman, Fadhil, Gilang, Topan, Solahuddin, dan
Dwi.
7. Secara istimewa terima kasih tak terhingga untuk Yayu Yayah J., Kak
Tama, Iin Tabiin, Lillah, Luthfi, Alif R. al-Qaady, dan Adinda Ityanu
Rahmatin yang menjadi sumber inspirasi serta pengingat akan khilaf-
khilaf yang penulis lakukan. Serta canda tawa menyegarkan hati dan
fisik. Terima kasih banyak!!!
8. Untuk sahabat dan teman-teman komunitas seni: di Forum Lingakar
Pena Cabang Ciputat (FLP_C) atas diskusi tentang dunia kepenulisan.
Teman-teman Lingkar Sastra Tarbiyah (LST). Teman-teman POSTAR
(Pojok Seni Tarbiyah). Dan The Sangkar Burung Kost.
9. Kepada rekan-rekan tim guru Adzkia Islamic School Daarut Tauhiid
yang memotivasi penulis, seluruh siswa-siswi SMP-SMA AIS, serta
sahabat-sahabat di Daarut Tauhiid Jakarta.
10. Akhirnya kepada seluruh guruku, teman-teman jauh dan dekat yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, tanpa mengurangi rasa hormat
dan terima kasih atas sumbangan doa dan bantuan langsung maupun
tidak. Dan kepada seluruhnya, semoga Allah selalu membimbing ke
jalan-Nya dan memberi kebebasan berfikir untuk mencapai ridlo-Nya.
Amiin!!!
Jakarta, 04 Mei 2009
Bambang Sidik Priyatno
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………….………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ...…………………………………………………………… ix
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. L
atar Belakang Masalah …………………………………….. 1
B. P
ermasalahan .……………………………………………… 7
C. ..............................................................................................T
ujuan dan Signifikansi …………. ........................................... 7
Berdasarkan naskah novel Laskar Pelangi yang penulis baca, bahwa
Andrea Hirata tidak merekomendasikan ‘secara langsung’ nilai-nilai pendidikan
dan ciri-ciri pribadi sukses yang tertuang di dalam novel Laskar Pelangi kepada
pembaca..
C. Tujuan dan Signifikansi
1. Tujuan
Secara sederhana, tujuan merupakan target yang diharapkan akan tercapai
setelah melakukan sebuah pekerjaan tertentu. Jika target itu tercapai, maka
pekerjaan tersebut layak disebut berhasil. Adapun tujuan skripsi yang mengambil
bahasan sastra ini, diantaranya adalah untuk:
a. Mengetahui unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata.
b. Mengetahui konsep nilai-nilai pendidikan dan ciri-ciri pribadi
sukses yang terkadung dalama novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata.
Adapun manfaat dari penulisan skipsi ini yaitu ketika penulis beranggapan
perlu adanya peranan penting akan masukan kepada dunia pendidikan dan
mengetahui ilmu tentang pribadi sukses yaitu berupa karya sastra yang
mengandung nilai-nilai konstruktif. Dari itu, mungkin juga novel yang dikaji
dalam skripsi ini layak menjadi bahan bacaan para remaja secara nasional. Atau
setidaknya, novel ini menjadi salah satu novel yang disarankan untuk dibaca para
siswa oleh guru sekolah.
2. Signifikansi
a. Signifikansi secara akademis adalah agar memberikan hasil dan
informasi yang bermanfaat bagi para instansi atau lembaga
Pendidikan.
b. Signifikansi secara terapan adalah menjadi tolok ukur dan
perbandingan bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam
penulisan karya ilmiah yaitu kaitannya dengan penulisan skripsi.
E. Metode Penelitian yang Digunakan
Penelitian yang penulis gunakan adalah library research. Dalam penelitian
ini penulis mengumpulkan bahan dan data tentang sastra dan pendidikan pribadi
sukses dalam referensi yang tersedia pada perpustakaan, seperti Universitas
Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Perpustakaan Umum Iman Jama,
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan tentunya Perpustakaan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu penulis juga menggunakan
media internet dalam mencari data dan referensi tambahan.
Sumber data utama yang penulis gunakan adalah novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata. Pengolahan data yang telah terkumpul tersebut, penulis
menggunakan metode deskriptif analisis. Yakni data dikaji dan dianalisa,
kemudian penulis mencoba menyusun berdasarkan kerangka pembahasan.
Dalam kajian ini akan disajikan berbagai pendapat para tokoh tentang
sastra (estetika), tokoh pendidikan, tokoh kewirausahaan dan tokoh psikologi.
Ketiga hal tersebut dipakai sebagai alat analisa terhadap novel Laskar Pelangi
untuk mengurai bagaimana nilai-nilai pendidikan dan ciri-ciri pribadi sukses yang
terkandung di dalamnya. Dari kajian tersebut kemudian penulis membuat
kesimpulan.
Adapun teknik penulisan yang dipakai dalam skripsi ini adalah teknik
penulisan yang sudah biasa dipakai dalam lingkungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Buku pedoman penulisan skripsi ini adalah: ‘Pedoman Penulisan Skripsi,
Tesis, Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta’. Dengan demikian, skripsi ini
akan memiliki keragaman dengan skripsi lain.
BAB III
BIOGRAFI DAN LINGKUNGAN ANDREA HIRATA
A. Riwayat Hidup Andrea Hirata
Riwayat Hidup yang penulis sajikan disini adalah dari pengakuan
pengarang novel Laskar Pelangi sendiri, yaitu:
Detail nama lengkap penulis novel Laskar Pelangi adalah Andrea Hirata
Seman. Andrea lahir sebagai anak ke-10 dari 11 bersaudara di Desa Gantung,
Kec. Manggar, Kab. Belitung Timur. Ia lahir pada tanggal 24 Oktober. Tahunnya
dirahasiakan. Ibunya adalah NA Masturah Seman Said Harun, ia seorang guru
ngaji dan pedagang pakaian (membantu suaminya menafkahi keluarga). Ayah
Andrea adalah Seman Said Harun.
Dalam pertumbuhannya, Andrea berbeda dibanding saudara-saudaranya.
Sejak kelas 1 SD, ia selalu meminta kertas koran bekas bungkus sayuran untuk
dibaca. Andrea yang pendiam sudah punya minat belajar sejak kecil. Sebelum
genap umurnya enam tahun, tanpa sepengetahuan orangtuanya ia sudah mendaftar
sendiri ke SD yang letaknya beberapa ratus meter dari rumahnya.
Sebenarnya, nama pertama Andrea adalah Aqil Barraq Badruddin. Secara
harfiah artinya anak soleh berjidat mengilap. Sayang, nama tak sepadan dengan
kelakuan yang nakal tidak terkendali. Kemudian ayahnya menyerah setelah nama
pemberiannya tak ada yang mampu meredam ulah Andrea. Andrea diminta
mencari nama sendiri.
Dari sebuah tulisan di majalah, ia mendapatkan nama Andrea Galliano,
seorang wanita di Italia yang memanjat tiang telepon dan mengancam akan terjun
jika Elvis Presley tak menjawab suratnya. Tertarik pada nama Andrea, ia memilih
nama itu. Ayah dan ibunya yang sebetulnya tak setuju, hanya bisa pasrah.14
Dalam catatan biografi Andrea ini, penulis akan membagi ke dalam tiga
bagian yaitu masa sekolah, masa kuliah, dan masa pengabdian dalam masyarakat.
Selain itu, penulis juga akan memfokuskan penggambaran biografi Andrea kepada
14 www.sastrabelitong.multiply.com, Biografi Andrea Hirata, 12 Agustus 2008
bidang sastra. Ini penting karena ia mempelajari sastra secara otodidak atau
informal.
1. Masa sekolah
Andrea Hirata Seman memulai pendidikan Sekolah Dasarnya di SD
Muhammadiyah Belitung. Begitu juga dengan bangku Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) nya di tempuh pada tempat
yang sama, yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya. Andrea
Hirata menghabiskan masa kecilnya di Belitong. Setamat SMA, ia merantau ke
Jawa, melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.15
2. Masa kuliah
S1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan S2 dari Sheffield
Hallam University (SHU), Inggris. Ia sempat melakukan riset di Universite de
Paris, Sorbonne, Prancis dan risetnya itu, yang juga dikisahkan dalam buku ini
mendapat penghargaan khusus dari SHU. Hasil riset tersebut telah ditulis Andrea
dalam buku berbahasa Inggris dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Seusai meraih gelar sarjana ekonomi seperti telah ditulis di atas, ia
berhasil mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk mengambil gelar master di
Universite de Paris, Sorbonne, Perancis serta Sheffield Hallam University, di
Inggris.16
3. Masa pengabdian di masyarakat
Sekarang ia tinggal di Bandung dan bekerja di kantor pusat PT. Telkom.17
B. Karya-karya Andrea Hirata
Sebagaimana diketahui, bahwa Andrea Hirata Seman adalah seorang
sastrawan terkemuka, baik dari sisi produktivitasnya maupun dari keberagaman
tema yang diangkat. Karya tulisnya telah menyebar dalam bentuk novel tetralogi.
Karya pertamanya adalah Laskar Pelangi (best seller). Penulis novel Laskar
Pelangi itu berlatar belakang pendidikan ekonomi. Tapi dia juga meminati bidang
15
www.sastrabelitong.multiply.com, Biografi Andrea Hirata, 12 Agustus 2008 16
www.sastrabelitong.multiply.com, Biografi Andrea Hirata, 12 Agustus 2008 17 www.sastrabelitong.multiply.com, Biografi Andrea Hirata, 12 Agustus 2008
keilmuan (science). Ternyata karyanya laku keras dan mendapatkan pujian dari
sejumlah pakar sastra. Seperti yang diakui Andrea, Laskar Pelangi adalah kisah
masa kecilnya. Masa kecil di sebuah desa miskin di Belitong. Laskar Pelangi
adalah novel perdananya. Buku kedua, Sang Pemimpi, Seperti juga buku
perdananya, menjadi best seller. Buku ketiganya, Edensor, dan keempat adalah
Maryama Karpov. Semua karyanya merupakan tetralogi Laskar Pelangi.
BAB IV
ISI NOVEL LASKAR PELANGI
A. Tema cerita
Setiap karya sastra tentu mengandung dan menawarkan tema tertentu.
Namun apa isi tema tersebut tidak mudah ditunjukkan. Ia harus difahami dan
ditafsirkan melalui cerita dan data berupa unsur-unsur pembangun cerita.
Kesulitan tersebut sejalan dengan kesulitan yang dihadapi jika kita diminta untuk
mendefinisikan tema.
Menurut Stanton, tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
Namun, ada banyak makna yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah karya
sastra. Maka masalahnya kemudian adalah makna khusus yang mana yang dapat
dinyatakan sebagai tema atau jika makna tersebut dianggap sebagai bagian -
bagian tema, sub tema, atau tema - tema tambahan, makna yang manakah dan
bagaimanakah yang dapat dianggap sebagai makna pokok sekaligus tema pokok
novel yang bersangkutan.18
Kriteria utama yang terkandung dalam karya sastra bersifat merasuki
keseluruhan cerita, yakni dasar cerita yang menjadi gagasan umum. Pemilihan
tema-tema tertentu ke dalam sebuah karya sastra bersifat subjektif. Masalah
kehidupan manakah yang paling menarik perhatian penulis sehingga merasa
terdorong untuk mengungkapkan ke dalam bentuk karya sastra.19
Adapun tema utama yang dituangkan dalam Novel Laskar Pelangi adalah
perjuangan menempuh prestasi (pendidikan) yang tak kenal kata menyerah.
B. Setting atau Latar Cerita
Dalam Laskar Pelangi terdapat beberapa latar tempat seperti nama kota
atau daerah tempat peristiwa tersebut berlangsung yang disebut secara eksplisit
18
Robert Stanton, Sebuah Pengantar Fiksi, (terj.) An Introduction to Fiction, (New York:
Holit, 1965), h. 20 19
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University
Press, 2005), Cet. 5, h. 72
(terang, jelas, gamblang) dan ada pula yang disebut secara implisit. Secara garis
besar, Belitung merupakan latar tempat yang dominan dalam Laskar Pelangi.
Sebagian besar cerita di Laskar Pelangi terjadi di Belitung. Namun secara
khusus terdapat berapa tempat yang pun disebut secara dominan, yaitu:
1. Sekolah SD dan SMP Muhammadiyah dapat ditemukan dalam
narasi berikut:
Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD
Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah…20
Sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan
sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh
kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan.21
2. Sekolah PN (Perusahaan Negara) Timah, dapat sitemukan pada
narasi berikut:
Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PN berada
dalam kawasan Gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megah di bawah
naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan di dikelilingi pagar besi tinggi
berukir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan. Sekolah
PN merupakan center of excellent atau tempat bagi semua hal yang
terbaik. Sekolah ini demikian kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh
PN Timah, sebuah korporasi yang kelebihan duit. Institusi pendidikan
yang sangat modern ini lebih tepat disebut percontohan bagaimana
seharusnya generasi muda dibina.
… Ruangan kelasnya dicat warna-warni dengan tempelan gambar
kartun yang edukatif, poster operasi dasar matematika, tabel pemetaan
unsur kimia, peta dunia, jam dinding, thermometer, foto para ilmuan dan
penjelajah yang member inspirasi, dan ada kapstok topi. Di setiap kelas
20
Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta, Pt. Bentang Pustaka, 2006), Cet. 5, h. 14 21 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta, Pt. Bentang Pustaka, 2006), Cet. 5, h. 23
ada patung anatomi tubuh yang lengkap, globe yang besar, white board,
dan alat peraga konstelasi planet-planet.22
3. Pasar Ikan, Toko Sinar Harapan di Belitung Timur, dan lain lain.
…. Toko Sinar Harapan, pamasok kapur satu - satunya di
Belitong Timur, amat jauh letaknya. Sesampainya disana – di
sebuah toko yang sesak di kawasan kumuh pasar ikan yang becek
– jika perut tidak kuat, siapapun akan muntah karena bau lobak
asin, terasi, kerupuk udang, ….
Belum seberapa, pusat bau busuk yang sesungguhnya ada
di los pasar ikan yang bersebelahan dengan toko Sinar Harapan. Di
sini ikan hiu dan pari disangkutkan pada cantolan paku….23
Sedangkan latar waktu yang digunakan dalam Laskar Pelangi ialah pada
abad ke -19 dan seterusnya. Hal ini dapat dilihat pada sebuah narasi pada Novel
Laskar Pelangi, yaitu:
Pulau Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari
tanah tanah Sumatra yang membujur dan disana mengalir
kebudayaan melayu yang tua. Pada abad ke-19, ketika korporasi
secara sistimatis mengeksploitasi timah, kebudayaan yang
bersahaja itu mulia hidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang
atribut - atributnya mencerminkan perbedaan sangat mencolok
seolah berdasarkan status berkasta-kasta.24
Kemudian latar sosial yang diceritakan dalam Laskar Pelangi adalah
tentang status sosial masyarakat Belitong dan kehidupan sosial pada waktu itu,
dimana nampak sekali perbandingan jumlah populasi penduduknya. Antara orang
Tionghoa dan penduduk asli Belitung. Hal itu dapat dilihat dalam narasi:
22
Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005), Cet. 5. h.
57-58 23
Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005), Cet. 5. h.
195-196 24 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005), Cet. 5. h. 41
Jumlah orang Tionghoa di kampung kami sekitar sepertiga
dari total populasi. Ada orang Kek, ada orang Hokian, ada orang
Tongsan, dan ada yang tak tahu asal-usulnya. Bisa saja mereka
yang lebih dulu mendiami pulau ini daripada siapapun. Aichang,
Phok, dan Khaknai, seluruhnya adalah peragkat penambangan
timah primitif yang sekarang diaggap temuan arkeologi, bukti
bahwa nenek moyang mereka telah lama sekali berada di pulai
Belitong. Komunitas ini selalu tipikal: rendah hati dan pekerja keras.
Meskipun jauh terpisah dari akar budayanya namun mereka
senantiasa memelihara adat istiadat, dan di Belitong mereka
beruntung mereka beruntung karena mereka tak perlu jauh-jauh
datang ke Jinchanying kalau hanya ingin melihat Tembok Besar
Cina.25
C. Tokoh dan Penokohan
1. Tokoh
Laskar pelangi menampilkan beberapa tokoh cerita, baik yang disebut
dengan nama diri ataupun tidak. Tokoh yang disebut dengan nama diri
sebanyak 14 tokoh, yaitu Ibu Muslimah, Pak Harfan, Ikal, Mahar, Lintang, A
Kiong, Kucai, Bore, Harun, Sahara, Trapani, Bu Frisca, Flo, dan A Ling.
Tokoh-tokoh tersebut terlibat intensif dalam peristiwa dan beberapa tokoh
yang hanya muncul dalam satu peristiwa. Dan tokoh-tokoh tanpa nama diri
antara lain: Ibu dari Ikal, Guru-guru sekolah PN Timah, Staff PN Timah,
Orang tua murid sekolah Muhammadiyah, nelayan, buruh tambang, dll.
Tokoh-tokoh yang muncul tanpa penyebutan nama tersebut merupakan tokoh
yang tidak terlibat secara intensif dalam setiap peristiwa atau hanya berfungsi
sebagai pelengkap.
a. Tokoh Utama
Tokoh utama dalam Novel Laskar Pelangi adalah Ibu Muslimah, ia
dapat dikatakan sebagai tokoh utama karena terlibat secara intensif dalam
berbagai peristiwa yang membangun cerita, berhubungan dengan tokoh-tokoh
25 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005), Cet. 5. h. 35
dalam cerita, dan menjadi pusat sorotan dalam cerita karena waktu yang
digunakan untuk mengisahkan pengalaman tokoh tersebut lebih panjang.
b. Tokoh Protagonis
Tokoh Protagonis adalah Ikal dan Pak Harfan. Sebagaimana telah
dijelaskan dalam Bab II bahwa tokoh utama dan tambahan dengan tokoh
protagonis dan antagonis dapat digabungkan.
c. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Bu Frisca sebagai kepala sekolah
PN Timah.
d. Tokoh Tritagonis
Tokoh tritagonis dalam Novel Laskar Pelangi adalah ibu Muslimah. Beliau
juga dapat dikatakan tokoh utama-tritagonis.
e. Tokoh Pembantu
Tokoh pembantu dalam Novel Laskar Pelangi adalah selain yang diatas.
2. Penokohan
Dan beberapa tokoh yang digambarkan berikut adalah tokoh yang
mendominasi dan menyebar dalam rangkaian cerita pada Novel Laskar
Pelangi.
a. N.A. Muslimah Hafsari
Seorang wanita muda berjilbab. Staff guru di sekolah SD
Muhammadiyah. Ibu Mus adalah guru yang pandai, kharismatik, dan
memiliki pandangan jauh ke depan.
b. Ikal
Ikal adalah seorang anak yang melankolis. Ikal memiliki
keinginan yang kuat untuk meraih cita – cita. Pada saat dewasa
Ia melanjutkan studinya sampai ke Negeri Perancis, tepatnya di
Sorbonne sesuai dengan cita – citanya.
c. Mahar
Seorang dengan bakat seni yang terpendam. Sampai pada suatu
ketika dia mempunyai kesempatan untuk menunjukan bakatnya dalam
tarik suara. Dari situlah kemampuan seni yang dia miliki terus
berkembang. Idenya aneh dan unik. Dialah salah satu anggota Laskar
Pelangi yang mengharumkan nama SD Muhammadiyah dalam hal seni.
Karena tuntutan tanggung jawab keluarga dia hanya berijazah SMA,
sehingga dia tidak dapat mengembangkan bakatnya lagi.
d. Lintang
Dia lahir dari keluarga miskin yang masih ada hubungan darah
kebangsaan kerajaan lama. Semangat belajarnya sangat tinggi, untuk
sampai di sekolah dia harus menempuh jarah 80 km, lengkap dengan
berbagai resiko yang harus dihadapi. Lintang adalah siswa sekolah
Muhammadiyah yang berprestasi, cerdas di bidang sains dan
pengetahuan umum. Sifatnya yang tidak sombong dengan ilmu yang
dimiliki membuat teman-temannya menyukainya. Bahkan tidak jarang
dia selalu membantu teman-teman kelasnya. Ia juga salah satu siswa
yang mengharumkan nama SD Muhammadiyah dengan prestasi yang
dimiliki. Dia tidak dapat meneruskan studinya karena tuntutan
tanggungjawab keluarga. Ketika dia dewasa hanya menjadi seorang
sopir.
3. Point of View atau Sudut Pandang
Dalam Laskar Pelangi, pengarang, dalam hal ini Andrea Hirata Seman,
menggunakan sudut pandang “aku” sebagai pencerita yang serba tahu atau thirth
person omniscient. Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari pengarang.
4. Sinopsis/Substansi Novel Laskar Pelangi dan Kerangka Teori
Buku ini merupakan kisah masa kecil pengarangnya, Andrea Hirata
Seman. Kisahnya diawali dari sebuah Sekolah Muhammadiyah, salah satu sekolah
kampung di pulau Belitung yang gedungnya – menurut sang pengarang – lebih
mirip gudang kopra. Dengan segala keterbatasan fasilitasnya sekolah yang terdiri
dari SD dan SMP ini memulai tahun ajaran barunya bersama sepuluh orang siswa
baru yang salah satu diantaranya menderita keterbelakangan mental (Harun).
Sepuluh siswa, tepat di ambang batas minimal yang ditetapkan Kantor Diknas
setempat. Laskar pelangi adalah nama yang diberikan ibunda guru, Ibu Muslimah,
disebabkan kesukaan kesepuluh muridnya (yang nantinya di tengah cerita akan
bertambah karena kehadiran gadis tomboi bernama Flo) nongkrong di atas pohon
filicium untuk melihat pelangi. Selanjutnya buku ini bercerita tentang Laskar
Pelangi, tentang gairah mereka dalam menuntut ilmu, tentang kecemerlangan
intelegensi Lintang, tentang kecerdasan seni Mahar, tentang perseteruan Zahara
dan A Kiong, tentang cerita Harun dan kucingnya, tentang cinta pertama Ikal,
tentang hari-hari sepanjang sembilan tahun masa SD dan SMP yang mereka lalui
di sekolah kampung itu.
Sungguh ada keterhenyakkan yang mengharukan ketika menyusuri
gelombang semangat mereka sepanjang halaman buku ini. Seperti kisah Lintang
yang tidak pernah membolos meski harus mengayuh sepedanya menempuh jarak
80 kilometer pulang - pergi, hingga alas kakinya yang terbuat dari ban bekas
mengeluarkan bau terbakar. Belum lagi resiko yang harus dialami Lintang jika
bertemu buaya. Juga tentang kisah Ibu Muslimah, guru mereka yang penuh kasih
dan begitu berdedikasi mendidik mereka dengan gaji hanya 15 Kilogram beras per
bulan.
Ada juga kisah pembangkangan Flo, gadis kaya anggota kesebelas Laskar
Pelangi yang hanya mau sekolah di sekolah kampung itu sebagai bentuk protes
terhadap ayahnya sekaligus karena ketertarikannya terhadap Mahar yang pernah
menyelamatkannya.
Layaknya oase di tengah gurun pasir, buku ini seolah membawa semangat
baru di tengah carut-marut dunia pendidikan di tanah air. Kepiawaian pengarang
serta kejenakaannya dalam menceritakan detail keindahan Belitung, penokohan
maupun keseluruhan alur cerita dalam buku ini membuat kita tidak sanggup
meletakkan buku ini sebelum tuntas membacanya.
KERANGKA TEORI NOVEL LASKAR PELANGI
Aku
Perjuangan menempuh
prestasi
(pendidikan)
tanpa kenal
lelah menyerah
Sinopsis/
Substansi
Novel Laskar
Pelangi
Setting
atau Latar
Cerita
Tokoh dan Penokohan
N.A. Muslimah
Hafsari
Penokohan
Ikal
Bu Sisca
Mahar
Kucai
Sahara Lintang
Tokoh
Antagonis
Tokoh
Protagonis
Tokoh Utama
Tokoh
Pembantu
Tokoh
Isi Novel Laskar
Pelangi
Tema Cerita
Point
of
View
Belitong
Kelenteng
Pasar Ikan, Toko
Sinar Harapan
(Belitong timur)
Sekolah PN
SekolahSD
Muhammadiyah
BAB V
NILAI PENDIDIKAN DAN CIRI-CIRI PRIBADI SUKSES
DALAM NOVEL LASKAR PELANGI
A. Nilai-nilai Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PN berada
dalam kawasan Gedong. Sekolah-sekolah ini berada di bawah naungan
Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingi pagar tinggi berulir
melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan. Sekolah PN
merupakan center of excellen atau tempat bagi segala hal yang terbaik.
Sekolah ini demikia kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh PN
Timah, sebuah korporasi yang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang
sangat modern ini lebih tepat disebut percontohan bagaimana seharusnya generasi muda dibina. 26
Namun anak perempuannya ini bersikeras ingin menjadi laki-laki.
Setiap hari beliau berusaha memperempuankan Flo antara lain dengan memaksakanya kursus piano. Grand Piano itu didatangkan dengan kapal
khusus dari Jakarta. Guru privat yang merupakan instruktur musik profesional, juga dijemput dari Tanjong Pandan. Lebih dari itu, di sela
kesibukanya, bapaknya rela menunggui Flo kursus, namun yang beliau
dapat tak lebih dari uapan - uapan itu. Flo bahkan tak berminat menyentuh
tuts-tuts hitam putih yang berkilat - kilat karena pikirannya melayang ke
suasana tempat ia latihan kick boxing dan angkat barbel.27
2. Guru sebagai Pembimbing
Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal “guru”
yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India, yaitu orang yang
tak hanya mentransfer pelajaran, tapi juga secara pribadi menjadi sahabat
dan pembimbing spiritual bagi muridnya.28
Dalam narasi yang lain:
Bagi kawanan Laskar Pelangi, Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Merekalah mentor,
penjaga, sahabat, pengajar, dan guru spiritual. Mereka yang pertama menjelaskan secara gamblang implikasi amal makruf nahi mungkar
sebagai pegangan kami sepanjang hayat. Mereka ajari kami membuat
rumah - rumahan dari perdu apit - apit, mengusap luka - luka di kaki kami
membimbing cara mengambil wudhu, melongok ke dalam sarung kami
26
Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT Bentang, 2006), h. 57 27
Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT Bentang, 2006), h. 47 28 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, (Yogyakarta: PT Bentang, 2006), h.23-24
ketika disunat, mengajari kami doa sebelum tidur, memompa ban sepeda
kami, dan kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal.29
3. Fasilitas dan Sumber Belajar Gedung - gedung sekolah PN didesain dengan arsitektur yang tak
kalah indahnya dengan rumah bergaya Victoria di sekitarnya. Ruangan kelasnya dicat warna-warni dengan tempelan gambar kartun edukatif,
poster operasi dasar matematika, tabel pemetaan unsur kimia, peta dunia, jam dinding, termometer, foto para ilmuan dan penjajah yang
menginspirasi, dan ada kapstok topi. Di setiap kelas ada patung anatomi tubuh yang lengkap, globe yang besar, white board, dan alat peraga
konstelasi planet-plenet.
Di dalam kelas-kelas itu puluhan siswa brilian bersaing ketat dalam
standar mutu yang tinggi. Sekolah-sekolah ini memiliki perpustakaan,
kantin, guru BP, laboratorium, perlengkapan kesenian, kegiatan
ekstrakulikuler yang bermutu, fasilitas hiburan dan sarana olahraga –
termasuk sebuah kolam renang yang masih disebut dalam bahasa Belanda:
zwembad.30
4. Pelajar Sejati
“Inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini beliau
menjalani hukuman dan setiap hari belajar, setiap waktu membaca buku.
Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa
ini.”31
5. Pantang Menyerah dalam Belajar Lintang memang tak memiliki pengalaman emosional dengan
Bodenga seperti yang aku alami, tapi bukan baru sekali itu ia dihadang buaya dalam perjalanan ke sekolah. Dapat dikatakan tak jarang Lintang
mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak seharipun ia pernah bolos. Delapan puluh kilometer pulang pergi
ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. Jika
kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan tiba malam harinya di
rumahnya. Sering aku merasa ngeri membayangkan perjalanannya.32
6. Pendidikan Wirausaha dan Kemandirian
Memang menyenangkan menginjak remaja. Di sekolah, mata
pelajaran mulai terasa bermanfaat. Misalnya pelajaran membuat telur asin,