Page 1
i
ANALISA MATA PISAU MESIN PEMOTONG SAYURAN
MENGGUNAKAN BAHAN BAJA KARBON ST 41 DENGAN
PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)
SKRIPSI
Di ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penyelesaian Studi Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Jenjang Strata Satu
(S1)
Oleh:
MUKHAMAD AGHNI FAQIH
NPM 6416500077
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2021
Page 5
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al-
Insyirah : 5-6)
2. “Kesabaran adalah akhlak mulia, yang dengannya setia orang dapat
menghalau segala rintangan.” (Imam Syafi’i)
3. “Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana tapi sedikit berpikir
dan bertindak.”
4. “Selalu ada harapan bagi orang yang berdo’a dan selalu ada jalan bagi
orang yang berusaha”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kepersembahkan untuk :
1. Yang Utama Dari Segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah
SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhhirnya
Skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu
terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
2. Bapak (Ruchan), Ibu (Susyanti) yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan baik moral maupun materi. Ucapan beribu terimakasihku tak
akan cukup untuk membalas itu semua.
3. Seluruh keluarga besar penulis yang memberikan dukungan moril dan
motivasi sehingga mampu membuat penulis semangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Bapak M. Fajar Sidiq, S.T.,M.Eng. Dan Bapak Hadi Wibowo, S.T.,M.T.,
terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan motivasi.
5. Untuk orang yang selalu direpotkan saat menyelesaikan skripsi ini M
Abdul Jaelani ST. Dan Hidayat Fatulloh ST.
6. Teman dan sahabat yang selalu berbagi tawa dan rezeki walau hampir gila.
7. Untuk orang-orang yang selalu bertanya “kapan aku di wisuda”
Page 6
vi
ABSTRAK
MUKHAMAD AGHNI FAQIH. 2021 “ANALISA MATA PISAU
MESIN PEMOTONG SAYURAN MENGGUNAKAN BAHAN BAJA
KARBON ST 41 DENGAN PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT
TREATMENT)”Laporan Skripsi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal
2021.
Di masa kini industri pembuatan pisau pemotong berkembang cukup
pesat, hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yang mendukungnya terutama
teknologi proses dan teknologi material. Peningkatan mutu produk pisau
pemotong dihasilkan dengan cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik dari
bahan pisau tersebut. Proses perlakuan panas yang tepat pada logam sangatlah
bermanfaat untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan pisau pemotong.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
penelitian dengan menggunakan bahan baja ST 41. Proses pack carborizing
menggunakanserbuk arang batok kelapa pada suhu 875℃ dengan media
quenching air garam terhadap uji kekerasan, uji keausan dan uji tarik bahan.
Nilai rata-rata dari pengujian kekerasan tertinggi terdapat pada pengujian
carburising danflame hardeningmemiliki kekerasan dengan nilai sebesar 269,11
kg/mm2. Dan pengujian keausan tertinggi terdapat pada pengujian carburising,
hardening dan tempering yaitu 0,00010 mm³/kg.m, Dan pengujian keausan
tertinggi terdapat pada pengujian carburising, hardening dan tempering yaitu 676
mm³/kg.m
Kata Kunci: Baja ST 41, Heat Treatment, Uji Kekerasan, Uji Keausan, Uji
Tarik
Page 7
vii
ABSTRACT
MUKHAMAD AGHNI FAQIH. 2021 "ANALYSIS OF VEGETABLE
CUTTING MACHINE USING ST 41 CARBON STEEL MATERIALS WITH
HEAT TREATMENT PROCESS" Report of Mechanical Engineering Thesis,
Pancasakti University, Tegal 2021.
At present the cutting knife manufacturing industry is growing quite
rapidly, this is due to several aspects that support it, especially process technology
and material technology. Improving the quality of the cutting knife product is
produced by improving the physical and mechanical properties of the knife
material. The process of proper heat treatment of metal is very useful for
improving the properties of the cutting knife material.
The research method used is the experimental research method using ST
41 steel material. The pack carborizing process uses coconut shell charcoal
powder at a temperature of 875 ℃ with salt water quenching media against the hardness test, wear test and material tensile test.
The average value of the highest hardness testing is found in the
carburising test and flame hardening has a hardness with a value of 269.11 kg /
mm2. And the highest wear testing was found in the carburising, hardening and
tempering tests, namely 0.00010 mm³ / kg.m, and the highest wear testing was in
the carburising, hardening and tempering tests, namely 676 mm³ / kg.m
Keywords: ST 41 Steel, Heat Treatment, Hardness Test, Wear Test, Tensile Test
Page 8
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisa
Mata Pisau Mesin Pemotong Sayuran Menggunakan Bahan Baja Karbon St 41
Dengan Proses Perlakuan Panas (Heat Treatment).” Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan
studi strata 1 Program Studi Teknik Mesin.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Agus Wibowo, S.T., M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Tegal yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. M. Fajar Sidiq, S.T., M.Eng. sebagai dosen pembimbing I yang dengan
kesabarannya telah berkenan meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Hadi Wibowo, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing II yang dengan
kesabarannya telah berkenan meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Galuh Renggani Wilis, S.T., M.T. sebagai dosen wali yang dengan sabar
telah membimbing dan memberikan wawasan kepada penulis selama kuliah
dan menjadi mahasiswa teknik.
5. Seluruh dosen dan staf tata usaha Fakultas Teknik yang telah memberikan
ilmunya dan membantu selama menyusun skripsi ini.
6. Ayah dan Ibu penulis yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik
secara moril maupun materil.
7. Seluruh keluarga besar penulis yang memberikan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan motivasi
dan semangat kepada penulis.
Page 10
x
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
PERSETUJUAN .................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.......................................................... 5
E. Sistematika Penelitian ........................................................................ 7
BAB II. LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ......................... 9
A. Landasan Teori ................................................................................... 9
1. Karakteristik Baja ST 41 .......................................................... 9
2. Pengujian Kekerasan ................................................................ 10
3. Pengujian Keausan ................................................................... 15
4. Pengujian Tarik......................................................................... 23
Page 11
xi
5. Heat Treatment ......................................................................... 25
6. Pack Carburising ...................................................................... 26
7. Quenching (Pencelupan)........................................................... 28
8. Flame Hardening ...................................................................... 30
9. Tempering ................................................................................. 30
10. Diagram A3 .............................................................................. 30
B. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Metode Penelitian ............................................................................... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 37
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 38
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 39
E. Instrumen Penelitian Dan Desain Pengujian ...................................... 40
F. Proses Pembuatan ............................................................................... 41
G. Metode Analisis Data ......................................................................... 42
H. Diagram Alur Penelitian..................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 51
1. Hasil Uji Komposisi Raw Material ............................................. 51
2. Hasil Pengujian Kekerasan ......................................................... 52
3. Hasil Pengujian Keausan............................................................. 55
4. Hasil Pengujian Tarik ................................................................. 62
B. Pembahasan ........................................................................................ 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 68
A. Kesimpulan......................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
Page 12
xiii
DARTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 38
Tabel 3.2 Rencana Hasil Pengujian Kekerasan..................................................... 46
Tabel 3.3 Rencana Hasil Pengujian Keausan ........................................................ 47
Tabel 3.4 Rencana Hasil Pengujian Tarik ............................................................. 49
Tabel 4.1 Komposisi Kimia Material Baja ST 41 ................................................. 52
Tabel 4.2 Hasil Uji Kekerasan Spesimen Dasar ................................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Kekerasan .............................................................................. 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Keausan ................................................................................. 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Tarik Spesimen Dasar ........................................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Tarik ...................................................................................... 62
Page 13
xiv
DARTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengujian Kekerasan Vickers ............................................................ 15
Gambar 2.2 Alat Uji Kekerasan Vickers............................................................... 15
Gambar 2.3 Pengujian Keausan Dengan Metode Ogoshi ..................................... 17
Gambar 2.4 Pengujian Keausan Dengan Metode Ogoshi ..................................... 17
Gambar 2.5 Keausan Metode Adhesive ................................................................ 19
Gambar 2.6 Keausan Metode Abasive .................................................................. 21
Gambar 2.7 Memberikan Skematis Keausan Lelah .............................................. 22
Gambar 2.8 Keausan Oksidasi / Korosif (Corrosive Wear) .................................. 23
Gambar 2.9 Pengujian Tarik UTM ....................................................................... 23
Gambar 2.10 Pengujian Tarik Dengan Metode UTM ........................................... 25
Gambar 2.11 Diagram A3 ..................................................................................... 31
Gambar 3.1 Desain Spesimen Uji Kekerasan ....................................................... 40
Gambar 3.2Desain Spesimen Uji Keausan ........................................................... 41
Gambar 3.2Desain Spesimen Uji Tarik ................................................................ 41
Gambar 3.4 Desain Mata Pisau Mesin Jenis Slice Untuk Memotong Tipis ......... 43
Gambar 3.5Desain Mata PisauMemotong Berbentuk Memanjang Dan Tipis Mata
Pisau Jenis Lubang ................................................................................................ 43
Gambar 3.6Desain Dudukan Pisau Mesin Pemotong sayuran .............................. 44
Page 14
xv
Gambar 3.7 Desain Mesin pemotong sayuran ...................................................... 44
Gambar 3.8 Desain Mesin pemotong sayuran ...................................................... 45
Gambar 3.11 Diagram Alir Penelitian .................................................................. 50
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini industri pembutaan pisau potong sedang berkebang pest, hal ini
dikarenakan beberpa aspek yg mendukngnya, tertama teknlogi pengolahan &
teknlogi materiial. Meningkatkan kualitas prodk pemotongan dgan meningkatkan
sifatfisik dan mekaniik material pisau. Perlakuaan pans logam yg benar sangat
berguna untuk meningkatkan kinerja bahan pemotongan.
Selain membuat pisau potong dengan cara modern melalui industri besar,
pisau pemotong tradisional juga diproduksi melalui industri rumahan pandai besi.
Saat membuat perkakas yg dipesan konsumen, home industri pandai besi
mengunakn peralatan sederhana. Pengetahuan yg digunakan dalam pembuatan
peralatan didasarkan pada pengetahuan yg diturunkan dari generasi ke generasi.
Dalam proses pembuatan peralatan..
Semakin lma masyarakt penguna peraltan yg dihasilkn industri rumah
pade besi meraskn bhwa peraltan yg dihasillkn tersbut relatf gtas, sehinga
masyarkat semakn banyk yg beralih ke peraltan yg diprodksi olh industrbsr.Pda
prosees pembutan benda kerjaanya pun serng ditemu maslh yatu saat pendiingnn
bnda krja setelh proes pemansan sering terjaadi keretakn pd benda kerja yg
dihasiilkn. muncull dugan bahwa kegetasn & keretakan ygterdapt pda perlatan yg
dihasilkn disebkan karena hanya air yg digunakn sebagai media pendiingin setelh
Page 16
2
2
dilakukanya prosees perlakun pans. Padhl masih banyak alternatf pengunan
mediia pendiingin untk mendaptkn produk yg unggul sesuai yg diingiinkan.
Kekerasan benda kerja yg dihasilkan dari proses flame hardening
bergantung pada suhu pemanasan, wktu pemaanasn, laju pendiinginan, kompossi
kimiawi, kondiisi permukan, ukrn & brat bnda kerja (Mubarok, Fahmi, 2008).
Proses quenching adalh dengan merendam baja di udara, air, air garam &
minyak sebagai media pendingin, kemudian merendam baja dalam suhu
pengerasannya untuk pendinginan yang cpt. Kemampuan jenis media tertentu
untuk mendinginkan sampel dapat berbeda-beda. Semakin cpt logam mendingin,
semakin sulit untuk melakukan logam.
Hal yg mendaasari peneliitian ini adlh mekaniism dari mata pisau untk
memotongsayuran menggunakan bahan baja karbon ST 41. Alasn yg mendsari
penelitan mengambil bhn tersebt karna baja karbon ST 41 meiliki sift baja dngn
ketahann rendh pda peneilitian ini mata pisau dibuat lbh singktolh krena itu prlu
dilakuan prose pemansan metode harddening. Prosees ini melipti pemansan shu
tertenntu perlakuan panas mempunyai tujuan untukmeningktkan kekeasan dan
keausan. Tujuaan ini akn tercpai seprti yg diingikan jika memperhatiikn faktor yg
mempengaruhi seprti suhu pemanasn materiial baja karbon ST 41& mediia
pendiingin yg digunakn air larutan grm.
Dalam konteks diatas, penulis tertarik untk melakukaan peneliitian dengn
judul tersebut “ANALISA MATA PISAU MESIN PEMOTONG SAYURAN
MENGGUNAKAN BAHAN BAJA KARBON ST 41 DENGAN PROSES
PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)
Page 17
3
3
B. Batasan masalah
Agar peneliitiantidk menyimpng dari permasalhan yg akn diteliiti maka
peneliiti membatsi permaslahn sebagai berikut :
1. Bahan yg digunkan dalm penelitianini mengunakn baja karbon ST 41.
2. Media pendinginan yg digunakn termasuk air grm.
3. Pengujian yg dilakukn adlh pengujian kekerasn, pengujian abrasi &uji Tarik.
4. Menggunakan uji kekerasanVickers.
5. Menggunakan uji keausan Ogoshi.
6. MenggunakanujitarikUTM
7. Produk untuk penelitian ini adalah pisau mesin pemotongsayuran.
8. Proses heat treatment meliputipackcarburizing, flame
hardening,dantempering.
9. Digunakan untuk proses karburasi & pengemasan saat suhu mencapai 8750C.
10. Varian yg digunakan untuk pengemasan karburasi menggunakan bubuk arang
tempurung klapa
11. Waktu penahanan selama perlakuan panas adalah 45 menit.
Page 18
4
4
C. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut, penulis
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1 Bagaimana pengaruh karburisasi menggunakanBubuk Arang Batok
Klapapadasuhu 8750C dengan media quenching air garam terhadap Uji
kekerasan, uji abrasi dan uji tarik bahan ST 41?
2 Bagaimanapengaruh yg ditimbulkan specimen bajakarbon ST 41 setelahflame
hardeningdengaan media pendiingin air garamterhadapUji kekerasan, uji
abrasi dan uji tarikbahan ST 41?
3 Bagaimanapengaruh yg ditimbulkan specimen bajakarbon ST 41
setelahTemperingdengan media pendingin air garamterhadapUji kekerasan, uji
abrasi dan uji tarikbahan ST 41?
D. Tujuanpenelitian DanManfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui nilai kekerasan pada material baja karbon ST
41dengankarburasi menggunakan bubuk arang tempurungklapapadasuhu
8750C dengan media quenchingair garamterhadap kekerasan bahan.
b) Temukan nilai kekerasanpda material baja karbon ST 41
dengankarburasimenggunakanbubuk arang tempurung klapapadasuhu
8750C denganmedia quenchingair garamterhadap uji keausan.
Page 19
5
5
c) Untuk mengetahui nilai kekerasan pada material baja karbon ST 41
dengankarburasimenggunakanbubuk arang tempurung klapapadasuhu
8750C denganmedia quenchingair garamterhadap uji tarik.
2. Manfaat peneliitian
Manfat yg diperolh dari peneliitian ini adalh sebgai berikut:
a) Uraikan kpd siswa tingkat pengaruh kekuatan materialBahan baja karbon
ST 41terhadap quenching media air grm.
b) Berikan gambaran umum kepada mahasiwa sejauhmana pengaruh
keausan mateerial Bahan baja karbon ST 41terhadap quenching media air
garm.
c) Memberikan gambaran umum kepada mahasiswa sejauhmana pengaruh
ujitarikmaterial Bahan baja karbon ST 41terhadap quenching dengan
media air grm.
d) Referensi pengembngn & penelitian lebih lanjut dilingkup jurusan teknik
mesin.Referensiuntuk mengembangkan teknologi pada mesin
pemotongsayuran.
e) Pahami nilai ekonoomis, keamann & kualitas bahn prodk.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan artikel ini meliputi bagian-bagian berikut:
Page 20
6
6
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakanng masallah, batasaan masallah, rumusaan masallah,
tujuan peneliitian, manfaat peneliitian dan penulisn sistem
.BABII LANDASAN TEORI DAN TINJAUANPUSTAKA
Bab ini berisi landasn teori & tinjauaan pustka.
BAB III METODE PENELITIAN
Isi bab ini meliputi; metode peneliitian, wktu & lokasi peneliitian, populaasi &
sampell, teknik & pengambilaan sampell, variiabel peneliitian / fenomena yg
diamati, metode dan metode pengumpullan data analisisdata.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian. Hasil dan pembahasan
penelitian ini dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1. Panaskan terhadap mata pisau pada mesin pemotong sayuran.
2. Uji kekerasan bahan, uji keausandanUjitarikpengaruhpack
carburizingmenggunakanbubuk arang tempurung klapa padasuhu 8750C
dengan media pendingin / quenching air garam.
BAB V KESIMPULAN DANSARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai tujuan penelitian, serta saran untuk
perbaikan langkah penelitian selanjutnya setelah diambil kesimpulan dari hasil
analisis dan pembahasan..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 22
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori
1. Karakteristik Baja ST41
Spesifikasi baja ST 41 Karbon Ini adlh paduaan logam besi & karbon,
dan juga dapat terdiri dari konsentrasi elemen paduan logam lainnya. Ada
ribuan paduan logam dengan perlakuan panas dan komposisi yang berbeda.
Sifat mekanik menurut isin unsurkarbonMenurut kelasnya, kandungan dalam
baja berkisar 0,20% menurut beratnya. Unsuur lain yg ada dalm baja adalah:
karbn, mangaan, fosfor dan beleraang.
Baja karbon dapat Klasifikasi tersebut didasarkan pada persentase
komposisi kimia karbon dalam baja, seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
1. Baja Karbon Rendah
Baja KarbonRendah mengandung 0.10% - 0.30% karbon.
2. Baja Karbon Sedang
Baja Karbon Sedang memiliki konsentrasi karbon antara 0.30% karbon
sampai dengan 0.60% karbon.
3. Baja Karbon Tinggi
Baja Karbon Tinggi memiliki kandungan karbon antara 0.70% sampai
dengan 1,3% karbon.
Baja ST 41 dijelaskan secara umum merupakan baja karbon rendah.
Baja dengan kandungan karbon kurang dari 0,15% memiliki sifat pemesinan
Page 23
10
10
yg lebih rendah dan biasanya digunakan pada jembatan, gedung &konstruksi
lainnya. Sesuai dengan spesifikasi baja ringan
a) Mesin Pemotong Sayuran
Mesin Pemotong Sayuran adlh mesin yg digunakn untk memotong
sayuran secra otomatis.Tidk hanya sayurn saja, berbagai macam buahdpt
dipotog dgn mudahnya mengunakn alat ini.Sistem kerja yg digunakn adlh
sistem cacah dgn pisau bergerk & sayur atu buah berjaln di konveyor. Mesin
ini akn memotng bahn berupa buah atu sayur yg ada didalamya sesuai bentk
yg diinginkn. Hasil pemtonganya pun akn lebih rapih karena mesin pemotng
sayuran bekerja secara konstan. Mesin ini dilengkpi dengn dua jenis mesin
yaitu mesin perajang yg terletak di bagian belakang & mesin pencacah
terletak di bagian dpan. Sedangkan untk fungsinya sebagai berikut:
a) Membuat prosees pemotonan buah & sayur menjadi lebh cpat &mudh
b) Memotong sayuar & buah dengn berbagi macm bentk ukrn
c) Hasiil potongaan akn lebiih rapi & konsstan
d) Untuk meminiimalisir resiko tangn luka atu berdarh terkena pisau pda
saat pemotoongn
Page 24
11
11
Kelemahan:
a) Karena pisaunya mudah patah dan aus
b) Mudah korosi untuk bagian pisaunya
c) Kurang ekonomis harganya
2. Pengujian Kekerasan
Kekerasan merupakan atribut yg dpt mengantikn kekuatan material.
Pengukurn kekrasan banyak digunnakan dalam penelitian material. Menurut
alat uji kekerasan yg digunakan ada beberapa jenis yaitu material, kekerasan
material, ukuran dan lain-lain.
Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik material. Kekerasan
material harus diketahui terutama untuk material yg akan mengalammi
displacement dan deformasi plastis pada saat digunakan. Ketika material
tidak dpt kembali ke bentuk aslinya, deformasi plastis itu sendiri adalah
keadaan material, yg berarti material tersebut tidak dpt dibentuk kembali.
Singkatnya, kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identifikasi atau penetrasi (kompresi).
Uji kekerasan merupakan uji yang paling efektif untuk menguji
kekerasan suatu bahan, karena melalui pengujian ini dapat dengan mudah
menggambarkan sifat mekanik suatu bahan. Sekalipun hanya diukur pada
titik atau area tertentu, nilai kekerasannya cukup untuk menjelaskan kekuatan
material. Melalui pengujian yang ketat, material tersebut dapat dengan mudah
diklasifikasikan sebagai mudah dibentuk atau rapuh.
n.
Page 25
12
12
Hasil uji kekerasan tidak bisa langsung diterapkan pda desain struktur,
seperti hasil uji tarik saja. Namun nilai kekerasan suatu material meruupakan salh
satu sifat mekaniik yg pentiing dlam pemilihan materiial. Alasan utama pengujian
kekerasan adalah proses pengujian yg relatif sederhana dibandiingkan dgn prosees
pengujin materiial lainnya. Hasiil uji kekerasn dpt digunakn, antra lain:
a) Menentukn penggunaan daribahan
Klasifiasi suatu bahn bisa berdasarkan kekerasanya. Berdasarkan nili
kekerasanya.
b) Kontrol kualitas suatuproduk
Melalui uji kekerasan, kita dapat melihat homogenitas material yg disebabkan
oleh pembentukan dingin, pengelasan, perlakuan panas, pengerasan
permukaan dan proses lainnya. Oleh karena itu, uji kekerasan juga dapat
digunakan sebgai kontrl atas prosees yg dilakukn.
Tujuan dari pengjian kekerasn adlh menggunakan suat metode untk
mengukr kekerasn suatu materiial
Secara umum pengukuran kekerasn dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Metode Dinamis (DynamicalMethode)
1) Pembebanan terjadi dengantiba-tiba
2) Waktu penetrasinya singkat (Short penetrationtime)
3) Ketelitian rendah (LowAccuracy)
4) Pengujian dilakukan dengancepat
Jenis pengujian kekerasan yang menggunakan metode ini antara lain:
Shore scleroscope, Herbert, Hammer Poldi,dsb.
Page 26
13
13
a) Metode Statiis (StaticalMethode)
1) Pembebann terjadi secara perlahanlahan dgn bebantertentu
2) Wktu penetrasinya panjng (Long penetrationtime)
3) Keteliitian tingi (Highacuracy)
4) Pengujian lebih lambt dri metodedinamis
Metodeuji statis adalah metode uji kekerasn yg umum digunakn saat
ini.didasarkn pda hasl tes yg lebih akurt. Pengujiian dpt diklasifiksikn
menurut tujuan materi yang diuji.
Pada peneliitian mengunakn pengjian kekerasn Vickers. Pengjian
kekerasn dgan metode Dengan menggunakan indentor berlian berbentuk
limas dengan dasar persegi panjang untuk memampatkan benda uji atau
sampel, maka kekerasan Vickers bisa mencapai 1360. tujuan. Beban uji yang
digunakan dalam uji kekerasan Vikers berkisar antara 1 kgf hingga 120
kgf.Pengujian kekerasan Vikers dirumuskan dengan:
VHN
.................................................................(2.1)
Dimana :
VHN = Vickers Hardness Number (kg/mm2)
P = Beban yang diberikan (kgf)
D2 = Panjang diagonal rata-rata (mm), dengan d rata-rata
Page 27
14
14
Gambar 2.1. Pengujian Kekerasan Vickers
Sumber :(Widiyarta & Sucipta, 2018)
Gambar 2.2. Alat Uji Kekerasan Vickers
Sumber : Laboratorium Bahan Teknik UGM Yogyakarta
Page 28
15
15
3. Pengujian Keausan
Operasi normal komponen struktural dan mesin harus bergantung pda
sifat mateerial. Bahan yg tersedia yg dapat digunakan insinyur sangat
beragam, seperti logam, poliimer, kerammik, kaca, dan bahan komposit.
Sifat-sifat yg dimiliki oleh mateerial terkadng membatsi kinerrjanya.
Namuun, jarng ada matereial yang kinerjanya hanya ditentukan oleh satu
karakteristik, bukan oleh kombinasi beberapa karakteristiik
Contohnnya adalh ketahann abrasi, yg merupakn fungsi dri berbgai
sifat mateeriial, Gesekan dan pelumasn. Olh karena itu, kajian tentang subjk
ini disebut tribologi. Abrasi dapat didefinisikan sebagai kerusakan pada
permukaan padat dan biasanya melibatkan hilangnya mateerial secara
bertahap karena gesekan (gesekan) antara permukaan padat. Keausan
bukanlah properti dasar material, tetapi respons material terhadap sistem
eksternal (kontak permukaan). Keausan adalh fenomeena umum dari bahan
apa pun yg bergesekan dengan bahan lain. Bahan apa pun akan aus karena
berbagai mekanisme.
Berbagai metode & teknik dapat digunakan untuk pengujian keausan,
yg semuanya dirancang untuk mensimullasikan kondisi abrasi aktal. Salh
satnya adalh mettode Ogoshii, dimana benda uji dikenai bebn gesekan dri
cincin yg berptar (meja putar)..
Beban gesekan ini akan menyebakan kontak berulang antar
permukaan, yg pada akhirnya akan menyebbkan masuknya beberapa
mateerial pda permukaan sampel. Ukuran trace pada permukaan materiial
Page 29
16
16
gesekan menjadi dasar untuk menentukan derajat keausan mateerial. Semakin
besar dan dalam jejak keausan maka semakin besar volume material yang
terkelupas dari benda uji. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram skema
kontak permukaan antara meja putar dan sampel :
Sumber :(Wahyudi, 2018)
Gambar 2.4. Alat Uji Keausan dengn Metode Ogoshii
Sumber : Laboratorium Bahan Teknik UGM Yogyakarta
Gambar 2.3. Pengujian Keausan dengan Metode Ogoshi
Page 30
17
17
Rumus yang di gunakan pada metode ini :
W =
.......................................................................(2.2)
Dimana:
𝑊 = Volume materiial yangterabrasi (mm3)
𝐵 = Tebal revolviing disc(mm)
𝑏3 = Lebar materiial ygterabrasi
𝑟 = Jari-jari(mm)
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Sebagaimana disebutkan dalm pendahluan, semua jenis mateerial akan
mengalami berbagai mekanime keausan, yaitu keausan adhesif, keausan
abrasif, keausan fatik, dan keausan oksidatif. Di bawah adalah deskripsi
singkat dari mekanisme tersebut.
a. Keausan Adesif (Adhesivewear)
Ini terjadi ketika permukaan dua atau lebih bahan saling
bersentuhan (perekat) dan deformasi plastik, dan akhirnya salah satu
bahan jatuh / robek.
Page 31
18
18
Gambar 2.5. abrasi MetodeAdhesive
Sumber: ASM Metals Handbook,1991
Faktor yg menyebabkn adhesive wear :
1) Kecenderrungn mateial yg berbeda untuk membentuk larutn pdt atu senywa
intetaliik
2) Kebesihan permukan
Antara lain, jumlh serpihan keausan akibt keausan melalui mekanisme
ikatan ini dpat dikurangii:
1) Gunakan bahan keras
2) Jenis bahan yang berbeda, seperti struktur kristal yang berbeda
Page 32
19
19
b) Keausan Abrasif (Abrasivewear)
Ini terjadi ketika partikel keras (kekasaran) dari material tertentu
meluncur di permukaan material lain yang lebih lunak, menyebabkan
material yang lebih lembut menembus atau memotong. Tingkt abrasi
mekanismme ini bergantung pada derjat kebebsan atau kekasaran partikel
keras.
Sebagai contoh, jika dibandingkan dengan partikel pasir silika
dalam sistem mortar, saat direkatkan ke permukaan seperti amplas, akan
menghasilkan abrasi yang lebih tinggi. Dalam kasus pertama, partikel
cenderung tertarik di sepanjang permukaan dan akhirnya menyebabkan
robekan. Pada saat yang sama, dalam kasus terakhir, partikel dapat
menggelinding tanpa efek abrasi.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan ketahanan abrasi material:
1) Materiall hardness
2) Kondisi strktur mikro
3) Ukurn abrasive
4) Bentuk abrasive
Bentuk kerusakan permukaan akibat abrasive wear, antara lain:
1) Scratching
2) Scoring
Page 33
20
20
3) Gouging
Gambar 2.6. Keausan Metode Abasive
Sumber : ASM Metals Handbook, 1991
Page 34
21
21
4. Pengujian Tarik
Teknik uji tarik biasanya digunakan untuk melengkapi informasi
desain dasar tentang kekuatan mateerial &sebagai data pendukung untuk
spesifiikasi material. Pada uji tarik, beban tarik aksial yg ditangung oleh
benda uji terus meningkat. Grafik yg diperoleh dari uji tarik biasanya
digambarkan sebagai grafik tegangan-regangan.
Gambar 2.9.Perbandingan antara kurva tegangan-regangan
rekayasadengan kurva tegangan-regangan sejati.
Sumber : ASM Metals Handbook, 1991
Terdapat dua jenis kurva tegangan-regangan, kurva tegangan-
regangan teknik (tegangan teknis atau tegangan nominal) dan kurva
tegangan-regangan nyata Pada Gambar 4, perbedaan antara kedua kurva
tersebut terlihat jelas. Teknik kurva tegangan-regangan didasarkan pada
ukuran benda uji asli, dan kurva tegangan-regangan nyata didasarkan pada
luas penampang sebenarnya dari benda uji, dan akan terus naik ke titik inih.
Teknik kurva tegangan-regangan (Gambar 4) diperoleh dengan
mengukur spesimen tarik. Tegangan yang dibutuhkan pada kurva diperoleh
Page 35
22
22
dengan membagi beban dengan luas penampang awal benda uji, rumusnya
adalah:
0A
P
Dimana :
σ = tegangan (MPa)
P = Beban, kg atau KN
A0= Luas penampang awal, mm2
Regangan yang dipergunakan pada kurva diperoleh dengan cara
membagi perpanjangan ukur benda uji dengan panjang awal, persamaannya
yaitu :
1000
xL
Len
Dimana :
en = Regangan, %perpanjangan
ΔL = (Li – L0) atau pertambahan panjang (mm)
L0 = Panjang awal benda uji, mm
Page 36
23
23
Gambar 2.10. Alat Uji Tarik UTM
Sumber : Laboratorium Bahan Teknik UGM Yogyakarta
5. HeatTreatment
Perlakuan panas (heat treatment) adalah memanaaskn sampel pda
tungku listrik (furnace) pada suhu rekristalisaasi untuk suatu periode waktu,
kemudian memiliki densitas pendinginan yg berbeda pad udara, air, brine,
minyak dan solar. Baja adlah salah satu jenis logam, dan perlakuan panas
sering dilakukan untuk mengubah sifat fisik dan mekaniiknya, namun terlebih
dahulu Anda harus mengetahui pemasangan baja tersebut.
Page 37
24
24
6 PackCarburizing
Proses karburasi merupakan proses penambahan unsur karbon (C)
pda logam terutama pda permuukaan suatu bahan dimana unsur karbon
diperoleh dari bahan yg mengandung karbon, sehingga keekerasan logm
tersebut dapt ditingkatkan. Pengerasan permukan logam dapat dilakukan
dengan menambahkan unsur-unsur tertentu (seperti karbon, kalsium
karbonat, nitrogen, dll.) Ke bahan dasar. Untuk mempercepat proses,
ditambahkan barium karbonat (BaCO3), kalsiium karbonat (CaCO3) atau
natrium karbonat (NaCO3) sebagai energizer, bahan-bahan tersebut
disatukan dalam kotak tertutup, kemudian dipanaskan pada suhu pemanasan
dalm dapur berpemanas
Untuk karbonasi padt, arang dicampur dengan 10% -40% NaCO3,
BaCO3, baja, dimasuukn ke dalm campuran, dimasukkan ke dalam kotak
dan ditutup rapat, kemudian dipanasskan pada suhu 850 ° C -950 ° C.
Setelah waktu penahanan , pengerasan quench dilanjutkan untk mencapai
kekeerasan yg tinggi, dan penempaan dilakukan untuk mengurangi elastisitas
dan tegangan sisa yg berlebihan.
Pross pendingiinan yg cepat pada pross carburizing bertujuan untuk
mendapatkan permukan yg lebih kers akibt adanya perubahan strukur mikro
pda permukan baja karburasi. Di antara berbagai mikrostruktur, martensit
adalh yg paling keras, paling keras tetapi rapuh.
Menurut media karburasi yaitu gas, cair & padat maka dibedakan
metode perlakuan karburasi. Dibandingkan dengan metode cair dan gas,
Page 38
25
25
karburasi berkelompok merupakan metode karburasi yang paling sederhana
karena dapt dilakukn dgn peralattan yg sedehana. Dalam metode ini, bagian-
bagian tersebut ditempatkn di dalm kotak yg berisi mediia karburasi, yg pad
saat dipanaskan pd shu austenit (842-953 ° C), media karburasi tersebut akn
melepaskan gas CO2 dan CO. Energizer atau katalis yg ada dalam komplks
karburasi, seperti bariium karbnat (BaCO3), kalsium karbnat (CaCO3),
kalium karbnat (K2CO3) & natrium karbnat (Na2CO3), mendorong
pembentukan karbon monoksida. Setap jenis arng berbedabeda. Semakn
tingi kanduungn karbn dalm arng, semakin baik penettrasi karbn ke dalm
permukan baja(Mechanical et al., 2016)
7 Quenching(Pencelupan)
Quenching adalah proses pendinginan yang cepat dalam pemrosesan
logam. Dengan cara ini, quenching akan mencegah proses apa pun yang
mungkin terjadi selama pendinginan lambat, seperti pertumbuhan butiran.
Secara umum, quenching akan menghasilkan pengurangan ukuran butir dan
meningkatkan nilai kekerasan paduan logam. Laju quenching bergantung
pada beberapa faktor yaitu medium, panas jenis, kalor evaporasi,
konduktivitas termal medium, viskositas dan evaporasi (aliran medium
pendingin). Laju pendinginan air lebih besar dari pada oli, sedangkan laju
pendinginan udara paling kecil. Umumnya baja hasil quenching memiliki
kekerasan yang tinggi, yaitu dapat mencapai kekerasan maksimum, namun
sifatnya agak rapuh. Dan alam rapuh, maka kita harus menguranginya
dengan proses lebih lanjut seperti tempering.ni adalah salah satu dari
Page 39
26
26
beberapa proses perlakuan panas yang dirancang untuk meningkatkan
kekuatan dan kekerasan baja dengan memanaskan logam pd temperatur
tertentu, biasanya antara 845 -87 C, kemudian didinginkan secara cepat
pada media Pendingin memperoleh struktur martensitik. Pada beberapa jenis
baja terdapat beberapa titik kunci laju pendinginan, titik-titik pendinginan
tersebut dapat mengubah struktur austenit menjadi struktur martensit pada
temperatur tinggi tanpa membentuk struktur perlit atau bainit, sehingga
menghasilkan kekerasan yang maksimal.
Elemen media quenching antara lain:
a) Oli SAE 40
Dibandingkan dengan air, oli lebih lembut sebagi mediia
pendingiin & dapat digunakan pada mateerial utama (termasuk material
dengan bagian tipis atau tepi tajam), karena lebih lembut, sehingga
teganggan deformasi dan retakan kecil dapat terjadi. Olh karna itu, mediia
minyak tidak menghasiilkn logm keras seperti mediia air..
b) Air Garm
Air garm mengandung ydiium yg dapat mengubah sifat mekaniik
logm, termasuk kekeerasan dan keausan. Oleh karna itu brine sangt cocok
untk mediia quenchiing, sehinga dapat merbah sifat-sifat bahan bakunya.
Page 40
27
27
c) Air coolant
Watter coolant merupakan media pendingin yg paling banyak
digunakan karena biayannya yg murah dan laju pendinginan yg cepat,
oleh karena itu water coolant digunakan pada logam-logam yg
membutuhkan penurunan temperattur yg cepat untuk mendapatkn
kekerasan dan kekuatan yang baik(Luthfianto et al., 2017)
8 Flame Hardening
Pada dasarnya, fllame quenching sama dengan quenchiing indksi,
yaitu pemanasan cept yg diikuti dengan perendaman permukaan. Ketebalan
lapisan yang diperkeras berggantung pada kekerasan material, karena tidak
ada elemen lain yang ditambahkan selama proses pengerasan.
Pada pengujian ini, di terapkan pengerasan secara progresif untuk
melakukan flame hardening, permukaan spesimen C di panaskan
menggunakan nyala Oxy-aceteline karena pemanasanya berlangsung lebih
cepat.
9 Tempering
Temperingadalh prosees pemanasn kembali baja yg sudh diquenching
dlm struktr martensiite. Tempering dilakukan pd suhu 1000 C - 600
0 C.
Tempering ini hars segera dilakukn setelh baja didingiinkn pda prosees
quenching, untk mencegah terjadiinya gerakn struktur yg labil (Dengan et al.,
2018)
Page 41
28
28
10. Diagram A3
Diagram A3 adalah Semakin tinggi suhu kristal butir mulai berubah
menjadi banyak kristal austenit halus, sedangkan kristl austtenit yg ada hapir
tidk tumbh. Perubahn ini dilakukan setelh menyenth garisA3 (temperature
kritiis A3Pada suhu ini, butiran austtenit sangat hlus & tidk rata. dngn
menaikan suhu sedikt di atas suhu kritiis A3 (garis A3) & memberikan wktu
penhann yang diperlukan, akan diperolh austtenit yg lebh seragam dgn butirn
yg lebih hlus sehingga pendinginan lambat selanjutnya akan menghasilkan
kristal ferit dan kristal mutiara yang sangat halus.Untuk hipereutektoid baja,
anil adalah persiapan untuk proses selanjutnya, bukan proses akhir.
Gambar 2.11. Diagram A3
Sumber : NurunNayiroh, M.Si,2013
Page 42
29
29
B. Tinjauan Pustaka
Penelitiian yg dilakukn oleh Arif Eko Mulyanto et al. (2013), dengn judul
“Analisis Proses Pengemasan Penggunaan Karburasi pada Batok Klapa untk
Meningkatkn Kekeerasn Pisau Timbangn Meja Bahn Pisu Timbangn Meja dgn
Prosees Pack Carburizing, diperolh kesimpuln bahwa (1) Bahn pisau timbangn
diliihat dari strukktur mikro adalhjenis Baja AISI 1035 (baja karbn rendah). (2)
Struktur baja karbn rendh setelah karburasi telh berubah. Sampel sebelm perlakun
terdiri dr ferit & perlit Setelh karburasi menjdi ferit Campurn perlit dan martensit
(3) Setelah dilakukan pengujian diperoleh beberapa kali pada suhu 9500 Setelah 6
jam diuji nilai kekerasan tertinggi , kekerasan meningkat 80,67 HRC atau 79,67%
setelah karburisasi, dibandingkan dengan kekerasan yang tidak dirawat meningkat
58,89 HRC.”
Peneliti Tri Sugeri Gumilar Permana1, Umen Rumendi
2 (2014) dengan
judul Analisa Uji Keausan Material ST 37 Hasil Carburizing Dan Hardening
Dengan Menggunakan Mesin Uji Keausan Horizontal, Diperoleh kesimpulan
bahwa “(1) Spesimen as it is memiliki nilai rata-rata kekerasan permukaan sebesar
70 HRB atau 127,3 HV, spesimen as carburized sebesar 96,8 HRB atau 230,7
HV, dan spesimen as hardened and tempered sebesar 38,2 HRC atau 374,5HV.
(2) Terjadi variasi laju keausan dari spesimen St 37 pada kondisi as it is, as
carburized, dan as hardened and tempered. Laju keausan spesimen as it is sebesar
0,000114 gram/mm2.jam, laju keausan spesimen as carburized sama dng
0,000067 gram/mm2.jam, dan laju ausan spesimen as hardened and tempered
sebesar 0,000031gram/mm2 jam. Untuk pengembangan penelitian lebih lanjut,
Page 43
30
30
peneliti menyarankan agar dilakukan analisa uji keausan dengan memvariasikan
parameter abrasive wear yaitu dengan menggunakan ukuran karborundum yang
berbeda di mesin uji keausanhorizontal.”
Peneliti Alwarits, Daswarman, M. Nasir (2014) dengan judul Pengaruh
Media Pendingin Pada Proses Hardening Terhadap Peningkatan Kekerasan Baja
Karbon Sedang, diperoleh kesimpulan bahwa “Berdasarkan data diatas dapat
diambil kesimpulan bahw media pendiingin oli memberikn peningkatan kekerasn
yg paliing rendah diantara mediia yang digunakan yaitu sebesar 28.18%. media
pendingin air memberikan peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 110.10%
dan peningkatan kekerasan yang palinh tinggi dihasilkan oleh media pendingin air
garam yakni sebesar 128.33%.”
Peneliti Hamzah Nur (2017) dengan judul Pengaruh Penggunaan Media
Pendingin Air Garam, Air Tawar, dan Air Asam pada Perlakuan Panas terhadap
Kekerasan Baja ST 6 , diperoleh kesimpulan bahwa “Kesimpulan dari penelitian
ini adalah bahwa terdapat perbedaan nilai kekerasan baja St 60 yang didinginkan
dengan air, oli dan udara setelah proses perlakuan panas. Hal
tersebutmenunjukkan bahwa nilai kekerasan baja yang didinginkan dengan media
pendingin yang berbeda setelah proses perlakuan panas maka, akan mendapatkan
nilai kekerasan yang berbedapula.
Page 44
31
31
Penelitian yang dilakukan olehM.RibkhiMazid, M. Fajar Sidiq, Royan
Hidayat,(2020)denganjudulAnalisa Mata Pisau Pada Shuttlecock Bahan Baja St
41Penulis menyimpulkan untk mengetahui penggaruh varasi penanganan waktu
45 menit dengan suhu 875ºC tempering terhadap nilai kekuatan kekerasan ST41,
Mengetahui penggaruh variiasi waktu 45 menitPd proses hardening 875ºC dan
tempering suhu 325ºC dengan Holding Time 45 menit dan di uji pada 3 spesimen
ternyata memberikan hasil kelengkungan yang berbeda walau di uji dengan waktu
yang sama . Pada Spesimen 1(Hardening ) yaitu dengan nilai kelengkungan
160,41N/mm². Holding Time 45 Menit, sedangkan pada Spesimen 2 (Carburizing
serbuk batok kelapa) yaitu dengan nilai kelengkungan 98,35 N/mm² Holding
Time 45 menit,dan Spesimen 3 (Carburizing biji kopi) atau yang terakhir yaitu
dengan nilai kelengkungan 121,00 N/mm² Holding Time 45 menit, terhadap Mata
Pisau Sattel Kock. Hasil perbedaan nya pun cukup jauh.
Page 45
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. MetodePenelitian
Metode penelitian yg digunakan dlam penelitiian ini adalah metode
eksperimental. Metode eksperimental adalah metode yg berusaha untuk meneukan
pengaruh variaabel tertentu terhadap variiabel lain dlam kondiisi tetap dan
terkendali.
Pad metode peneliitian ini digunaakan baja ST 41 yg digunakn untuk
karburasi dengan serbuk arang tempurung klapa pada suhu 875 ° C, kemudian
didingiinkan dengan medium brine cooling. Pengujiian ini dilakukn untk
mendapatkn & menentukan sifat mekanikknya adlh uji kekeraasan, uji abrasi dan
uji tarik.
B. Waktu &TempatPenellitian
Jadwl penellitian merupakn rencna dari awal sampi akhr peneliitian.
Rencana penelitian dibuat sebgai batasn wktu atatujuan penyelesain peneliitian,
merupakan tempt pembuatn spesimen dilaksanakan“
LaboratoriumFakultsTeknikUniversiitasPancasaktiTegal”. Uji kekern, ujii abrasi
& ujii tarik akan dilakukn dilaboratorrium pengujiian mateerial Universiitas Gajah
Mada Yogyakarta.
Jadwal penelitiian ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut ini:
Page 46
38
38
C. VariabelPenelitian
Variabel penelitian pada dasarnnya adalah segala sesuatu yang peneliiti
tentukan untuk diteliti guna memperoleh informmasi tentangnya, kemudian
menarik kesimpuln dri hasil peneliitian tersebt (Sugiyono, 2016).
Dalm peneliitian ini terdaapat dua variiabel adlh:
Page 47
39
39
1. VariiabelBebas
Variiabel bebas adalh variiabel yg mempengarruhi atu menyebabkan
perubahan atu muncullnya variiabel lain. Variiabel bebs dalm peneliitian ini
adalh mediia quenchiing baja ST 41 dengan menggunakan brine.
2. VariiabelTerikat
Variiabel terikat adalah variabel yg terpenggaruh atau hasil dari variiabel
bebas. Variiabel terikat dalam penellitian ini adalh sifat mekank baja ST 41
(ujii kekerasan, ujii keausan & ujii tarik)..
D. Metode PengumpulanData
Penulis menggunakan bebrapa metode pengumpuln data dalm peneliitian
ini. Metode ini termasuk:
1. MetodeObserrvasi
Obseervasi adalh suatu teknik pengumpullan data dan informasi dengan
melihat langsung keadaan sebenarnya dari penelitian yang dilakukan di suatu
perusahaan atau industri kecil.
2. MetodeEksperimen
Eksperimenn merupakan metode peneliitian yg digunakn untk menetukan
apakah suatu akibt tertentu dibebannkan pda objek penelitian, yg akan
memaniipulasi objek penelitian dan dengan sengaja mengendallikan objek
penelitian..
.
E. Instrumen Penelitiian & DesainPengujiian
Page 48
40
40
Instrumeen yg digunakan pda penelitiian ini meliputi :
1. Alat
a) Mesingerindapotong.
b) Tang penjepit.
c) Sarungtangan.
d) Wadah media pendingin.
e) Tungkuheat treatment.
2. \Bahan
a) Baja ST 41.
b) Arangbatokkelapa.
c) Air garam.
3. DesaiinPengjian
a) Spesiimen UjiKekerasaan
Gambar 3.1. Desaiin Spesimen uji kekeraasan
b) Spesiimen UjiiKeausaan
Gambar 3.2. Desain Spesimen Uji Keausan
Page 49
41
41
c) SpesiimenUjiiTarik
F. ProsesPembuatan
Proses dan tahapan pembuatn benda uji adalh sebagai berikt:
1. Melakukan pengujiian kompossi awal sebelum melakukn pengujiian yg
lain,guna mengtahui kompossi unsr kimia yg terkadung pda bendaujii.
2. Memotongg bahn sesai dengn standrpengujiian.
3. Gunakan serbuk arang tempurung klapa hingga mengeras pada suhu 875 ° C
untuk proses karburasi kemasan
4. waktu penahanaan selama 45mnit.
5. setelah melalui prosees pengerasan & penahann dari prosees selanjtnya,
rendam benda ujii pada variabel pendingiin dalm air grm.
6. Uji berpa uji kekerasn, uji abrasi & uji tarik.
7. Jumlah sampl subjek uji 21biji
a) uji Kekerasaan 3bijii
b) uji Keusan 9 bji
c) ujiTarik 9 bji
Gambar 3.3.Desain Spesimen Uji Tarik
Page 50
42
42
G. Metode Analisis Data
Setelh memperoleh data, langkah selanjutya adalh menganalisis data
dengn mengolah data yg telah dikumpulkan. Masukan data baru hasil pengujiian
ke dalm rumuus perhitungn yg sudah untuk memperoleh data kuantitatif yaitu
data dalam bentuk digital. Teknologi analisis data dampak proses karburasi
pengemasan serbuk arang tempurung klapa terhadap nilai kekerasaan dan keausan
pisau pemotong sayuran menggunakan baja ST 41, kemudian dijelaskan lebih
lanjut tabel representasi data antara perubahan mediia pendingian dan Hubungan
sifat mekanik.
Gambar 3.4. Mata Pisau Jenis Slice Untuk Memotong Iris Tipis
Page 51
43
43
Gambar 3.5. Memotong Berbentuk Memanjang Dan TipisMata Pisau
Jenis Lubang
Page 52
44
44
Gambar 3.6. Dudukan Pisau Mesin Pemotongsayuran
Gambar 3.7. Mesinpemotongsayuran
Page 53
45
45
Gambar 3.8. Mesin pemotong sayuran
Page 54
46
46
Tabel 3.2 Tabel Rencana Hasil Pengujian Kekerasan
Spesimen Diagonal Kekerasan Kekerasan
No Variasi D1 D2 (VHN) Rata-rata (VHN)
1 Raw Material
2 Carburising
3
Carburising dan
flame
Hardening
4
Carburising,
flame
Hardening dan
Tempering
Page 56
48
48
Carburising
dan Flame
Hardening_3
Carburising,
Flame
Hardeningdan
Tempering_1
Carburising,
Flame
Hardening
dan
Tempering_2
Carburising,
Flame
Hardening
dan
Tempering_3
Page 57
49
49
Tabel 3.4 Tabel Rencana Hasil Pengujian Tarik
Variasi Perlakuan Diameter Pmax ΔL Tegangan Regangan
(mm) (KN) (mm) (MPa) (%)
Raw Material
Raw Material
Raw Material
Carb._1
Carb._2
Carb._3
Carb-Flame_1
Carb-Flame_2
Carb-Flame_3
Carb-Flame-Temper_1
Carb-Flame-Temper_2
Carb-Flame-Temper_3
Page 58
50
50
H. Diagram AlurPenelitian
Agar penelitian lebih mudah, maka telah disusun flowchart penelitian
seperti terlihat pada gambar. berikutini:
Gambar 3.1. Diagrm AlurPenelitian
Pengujian kekerasan
Pengujian keausan
Pengujian tarik
Selesai
Analisa Data dan Pengolahan Data
Kesimpulan
Penyiapan alat dan bahan
Pembuatan spesimen
Carburizing 8750C Flame Hardening
8750C
Tempering 4500C
Spesimen Pendinginan
Air garam
Pengujian
Mulai
Page 59
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitiian ini menghasilkn angka-angka dalm tabel, gambr, &data foto
dengan melihat hasil pengujian keausaan dan kekeraasan, termasuk sifat mekaniik
& bahan yg digunakan dalam peneliitian.
1. Uji Komposisi Raw Material
Lakukan uji kompossi untk mengethui persentase unsr kimia yg
terkanduung dlam sampel. Bahan baku yg diuji di awal penetuan bahwa
sampelnya adalh baja ST 41, berdasarkn hasil uji kompossi kimianya
dikethuikandungn karbon dari sampel tersebut 0,21%. Untuk
mengklasifiikasikan material sebagai baja ST 41, persentase kandungn baja
digunakan sebagai dasr untuk prosees quenching. Tabel berikt adalh tabel
kompossi kimia yg diperolh dari pengkuran kimiawi UPTD di Laboratorium
Industri Tegal.
Page 60
52
52
Sumber : Laboratorium LIK Tegal (M. Abdul Jealani)
2. Pengujian kekerasan
Pengujiian kekerasn dilakukn dengn metode VHN (angka kekerasn
Vickers), kekerasan Vickers adlh beban P dibagi dengan luas terkompresi
(mm2) yg merupakn deformasi tetap setelaah kompresi. Dengan menggunakn
alat uji kekeerasan Vickers standar ASTM E92, setiap sampel di karburasi
dengan paduan serbuk arang tempurung klapa pda suhu 875 ° C & langsung
didingiinkn dengan air garam. Lakukan 3 kali pada permukaan sampel
sampel, 3 poin setiap kali.
Page 61
53
53
Tabel 4.3 Hasil Uji Kekerasan
Keterangan :
1. Pengujiian dilakukaan tanggal 16 Januari 2021
2. Menggunakn metode vickers dengan pembebanan 40 kgf
Spesimen Kekerasan
(VHN)
Kekerasan
Rata-rata
(VHN) No Variasi
1 Carburising 170.25
169 167.70
170.25
2
Carburising
dan Flame
Hardening
274.26
269 269.06
264.01
3
Carburising,
Flame
Hardening dan
Tempering
143.06
144 147.11
143.06
Sumber : Laboratorium Bahan Teknik UGM Yogyakarta
Page 62
54
54
Keterangan :
VHN
VHN = Vickers Hardness Number (kg/mm2)
P = Beban yang diberikan (kgf)
D2 = Panjang diagonal rata-rata (mm), dengan d rata-rata
Pengelolaan data dari kekerasan vickers pada baja ST 41 Variasi Carburising
Diketahui :
P= 40 kgf
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 170,25 kg/mm2 (titik uji 1)
D rata-rata
120
169
269
144
0
50
100
150
200
250
300
Raw Material Carburising Carburising danFlame Hardening
Carburising, FlameHardening dan
Tempering
Kek
eras
an (
VH
N)
Variasi Perlakuan Panas
GRAFIK RATA-RATA KEKERASAN
Page 63
55
55
Kekerasan
Kekerasan
= 167.70kg/mm2 (titik uji 2)
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 170,25 kg/mm2 (titik uji 3)
Perhitungan kekerasan rata-rata variasi carburising
Nilai kekerasan rata-rata
= 169,4 kg/mm2 (Pengujian kekerasan carburising)
3. Pengujian keausan
Uji abrasi dilakukaan dengan pengambiilan sampel, dan uji abrasi
dilakukan di laboratorium Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Setiap
sampel diproses melalui proses pengemasan karburasi, sabut klapa dengan
arang pda suhu 875 ° C, didingiinkn langsung dengan air garam, dan
dilakukan uji abrasi sebanyak 3 kali..
Page 64
56
56
Tabel 4.3 Hasil Uji Keausan
Page 65
57
57
Keterangan :
1. Pengujiian dilakukn tanggal 16Januari 2021
2. Pengujiian mengunakn universalwear
3. Jarak pengaausan 15 mm, Beban pengujiian 6,36 kg
Keterangan :
W = Volum materiial yangterabrasi (mm3)
B = Tebal revoolving dissc(mm)
𝑏3 = Lebar materiial yangterabrasi
𝑟 = Jari-jari (mm)
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
0,00158
0,00037
0.00010
0,00033
0
0,0002
0,0004
0,0006
0,0008
0,001
0,0012
0,0014
0,0016
0,0018
Raw Material Carburising Carburising danFlame Hardening
Carburising, FlameHardening dan
Tempering
Kea
usa
n (
mm
3/kg
.m)
Variasi Perlakuan Panas
GRAFIK RATA-RATA KEAUSAN
Page 66
58
58
Kelola data melalui intensiitas keausan pada baja ST 41 variasi carburising 1
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolviing disc(mm)
𝑟= Jari-jari(mm)
b3= Lebar materiial yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0.04286 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
Page 67
59
59
=
=
= 0,00067 mm3/kg.m
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolviing disc(mm)
𝑟= Jari-jari(mm)
b3= Lebar materiial ygterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02790 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Page 68
60
60
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00044 mm3/kg.m
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolviing disc(mm)
𝑟= Jari-jari(mm)
b3= Lebar materiial ygterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,03010 mm3
Page 69
61
61
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00047 mm3/kg.m
Perhitungan rata-rata pengujiian variasi carburising 1 baja ST 41
Nilai rata
= 0,00053 mm3/kg.m (Pengujiankeausan rata-
rata carburising 1)
Page 70
62
62
4. Pengujian Kekuatan Tarik
Pengujian kekuatan tarik dilakukn dengan menyiiapkn sampel, & pengujiian
dilakukkan dengan uji kekuatan tarik di laboratorium Universiitas Gajah Mada
Yogyakaarta. Tiap sampel dilakukan melalui proses karburasi, arang tempurung
klapapd suhu 875 ° C & langsng didingoiinkn dengn media brine yg dilakukan
sebanyak 3 (tiga) sampel untuk setiap pengujiian..
Tabel 4.4 Hasil uji kekuatan tarik spesimen dasar
No. Variasi
Perlakuan
Luas
Penampang
(mm²)
P Max
(KN)
P Max
(N)
Tegangan
(MPa)
Nilai
rata-
rata
1
Raw_1 93.87 44.93 44930 478.30
481.45 Raw_2 98.10 43.81 43810 491.72
Raw_3 96.27 45.62 45620 473.92
Sumber : Lab Universitas Gajah Mada Yogyakarta (Akhmad Luful Khaim)
Tabel 4.5 Hasil Uji Kekuatan Tarik
No. Variasi Perlakuan Diameter Pmax ΔL Tegangan Regangan
(mm) (KN) (mm) (MPa) (%)
1 Carb._1 9.16 35.79 4.20 543.38 8.40
2 Carb._2 8.89 42.93 4.32 691.97 8.64
3 Carb._3 9.01 50.44 4.21 791.51 8.42
1 Carb-Flame_1 9.23 37.54 5.51 561.33 11.02
2 Carb-Flame_2 9.05 38.94 5.44 605.66 10.88
3 Carb-Flame_3 9.15 35.93 5.32 546.70 10.64
1 Carb-Flame-Temper_1 9.17 28.95 4.41 438.57 8.82
2 Carb-Flame-Temper_2 9.03 28.68 4.55 448.06 9.10
3 Carb-Flame-Temper_3 9.18 29.90 4.82 451.98 9.64
Page 71
63
63
Sumber : LaboratoriumBahan Teknik UGM Yogyakarta
Keterangan :
1. Pengujiian dilakukn tanggal 16Januari 2021
2. Pengujiian mengunakn UTM
3. Stanndar spesiimen mengunakn ASTM D638-1
Keterangan :
σ : tegangan (MPa)
P : beban yang diberikan (N)
Ɛ : regangan (%)
A0 : luas penampang mula-mula (mm)
L0 : panjang mula-mula (mm)
481,45
676
571
446
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Raw Material Carburising Carburising danFlame Hardening
Carburising, FlameHardening dan
Tempering
Tegan
gan
(M
Pa)
Variasi Perlakuan Panas
Grafik kekuatan tarik
Page 72
64
64
ΔL : (Li – L0) atau pertambahan panjang (mm)
Tegangan :
σ=
= 543,38 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 8,40%
Tegangan :
σ=
= 691,97 MPa
Regangan:
x100
x100
= 8,64%
Page 73
65
65
Tegangan :
σ=
= 791,51 MPa
Regangan:
x100
x100
= 8,42%
Hitung rata-rata pengujiian variasi carburising 1 baja ST 41
Nilaii rata
= 676MPa (PengujianKekuatan Tarik rata-rata
carburising 1)
Page 74
66
66
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil peneliitian di ats maka urian pembahasannya adalah
sebagai berikut:
1. Dari hasil pengujian bahan diatas, Kemudian Anda bisa mengetahui bahan
bilahnya mesin pemotong sayuran tergolong dalam baja Karbon rendah,
kandungn karbon 0,21%.
2. Dari hasil uji kekerasn didapatkan nilaipada variasi carburising mengunakn
mediia pendiingin air grm dengn nilai kekeerasan sama dgn 169,4 kg/mm2,
begitu pula dengn variasi carburising,flame hardening dan tempering dengan
nilai sebesar 144,41 kg/mm2
sedangkan pada carburising dan flame hardening
mengalami kenaikan sebesar 269,11 kg Dapat disimpullkan bahwa nilai
kekerasan dipengaruhi oleh perubahan gradiendi antaranya perubahan
delaminasi merupakan faktor yg meningkatkn kekeerasn materiial baja karbon
rendah. Pengujiian kekeerasan merupakan pengujian yg paling efektf untk
mengujii kekeerasan materiial, karna melalui pengujiian ini kita dpt dengn
mudh mendapatkan. Deskripsi sifat mekaniik materiial.
3. Hasil uji keausan di atas menunjukkan meterial baja ST 41 yg mengallami
proses heat treatmentuntuk metode variasi carburising sama dengaan 0.00037
mm³/kg.m, sedangkan untuk variasi carburising danflame hardening sebesar
0.00010 mm³/kg.m dan untk variasi carburising, flame hardening dan
tempering sama dgn 0.00033mm³/kg.m. Dpt disimpullkan bhwa tingkt abrasi
terendah adala 0.00010mm³/kg.m.
Page 75
67
67
4. Hasil uji tarik di atas akan berlaku pda meterial baja ST 41 yang mengalami
proses heat treatment untuk metode variasi carburising sebesar676,00 MPa.
sedangkan untuk variasi carburising danflame hardening sebesar571,23 MPa,
dan untuk variasi carburising, flame hardening dan tempering sebesar446,20
MPa. Dapat disimpulkan bahwa daya tarik terendah adalah 446,20 MPa.
Page 76
68
68
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitiian yg dilakukan pada mesin tersebut pemotong
sayuranKesimpulan yg dapat diambil, pengujian & evaluasi data pembahasan
proses karburisasi menggunakan serbuk arang batok kelapa,flame hardening pda
suhu 875°C dengn mediia quenching air grm &tempering, maka dapat
disiimpulan sebgi berikut :
1. Hasil uji kekerasn baja ST 41 dilakukn melalui prosees karburasi
menggunakan serbuk arang batok kelapa, flame hardening dengan suhu
875°C kemudian ditahn selma 45 meniit & langsung gunakan air garam
dengan media quenching hingga dingin tempering. Dari grafik pengujian
kekerasan, carburising Adalah sama dengan 169,4 kg/mm2 serta
carburusing,flame hardening dan tempering memiiki kekerasan 144,41
kg/mm2 dan pada carburising dan flame hardening memiliki kekerasan
sebesar 269,11 kg/mm2. Dapat disimpulkan carburising dan flame
hardeningmemiliki kekerasan tertinggi.
2. Pengolahan hasil uji keausan baja ST 41 carburising menggunakan serbuk
arang batok kelapa, flame hardening dengan suhu 875°C kemudian ditahn
selam 45 meniit & langsung gunakan air garam dengan media quenching
hingga dingin tempering. Dari grafiik pengujiian keausan, carburising dan
Page 77
69
69
flame hardeningPengarh yg signifikn terhadp ketahanan abrasi0.00010
mm³/kg.m sedangkan untk carburising sama dgn 0.00037 mm³kg.m &untk
carburising, flame hardening dan temperingsama dengan
0.00033mm³/kg.m.Dpt disiimpulkn bahwa tingkt abrasi yg paling rendah
adlh0.00010 mm³/kg.m.
3. Pengolahan hasil uji tarik baja ST 41carburising menggunakan serbuk
arang batok kelapa, flame hardeningdengan suhu 875°C kemudian ditahan
selama 45 meniit Dan langsung gunakan air garam dengan media
quenching hingga dingintempering.Dari grafiik pengujiian tarik,
carburising dan flame hardeningmemiliikidampak signifikan pada
kekuatantarik sebesar 571,23 MPa sementara untuk carburising sebesar
676,00 MPa dan untuk carburising, flame hardening dan tempering sebesar
446,20 MPa. Dapat disimpulkan bahwa daya tarik terendah adalah446,20
MPa.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yg dilakukan agr memliiki hasil yg optiml
maka disarankan sebagai berikut :
1. Perludilakukn peneltian lebh lanjut setelh proses pack carburizingmengunakn
bubuk arang batk klapa pd suhu 875°C setelh itu ditahn slma 45 mnit &
dinginkn secra langsng dgn media quenching air grm.
Page 78
70
70
2. Dimensi spsimen disesuikan dngan kemampn alt ujii, pemanasn spesiimen
dlm mesin heat treatmentmemperhatikan jarak antra spsimen & pencelupn
pdmedia pendiingin.
3. Perlu meperhatikn variiabel spesiimen dlm proses heat treatmenntdan
lamwakt penahanan.
4. Untk mendapatkn hasil maksiml kita hrs meliht dari bahn yg diuji & standr
suhu yg disrankn saat heat treatmennt.
5. Pada saat pencelupan sebaiknya apabila heat treatmen sudah dibuka spesimen
langsung diambil dan dicelupkan kependingin karena suhu ruangan akan
sangat cepat berubah.
6. Berdasarkan hasil pengujian bhn yg mengunakn uji kekrasan yg paling baik
adalh pengujian yg mengunakn variasi carburising, sedangkn uji keausan yg
paling baik adalh pengujian yg mengunakn variasi carburising,flame
hardening dan tempering.
Page 79
71
71
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., Hendrawan, A., & Strukturmikro, K. K. (2014). PENGARUH
PERBEDAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP STRUKTURMIKRO
DAN KEKERASN PEGAS DAUN DALM PROSES HARDENING.6(2),
88–95.
Budi, E. (2011). Tinjauan Prosees Pembentukan & Penggunan Arang Tempurung
Klapa Sebagai Bahn Bakr Bahan Komponen Kandungn Sifat termal. Jurnal
Penelitian Sains, 14(C), 25–29.
Dengan, H., Mesin, M., & Keausan, U. J. I. (2018). ANALISA UJI KEAUSAN
MATERIAL St 37 HASIL CARBURIZING DAN HARDENING DENGAN.
April, 0–5.
Fatchurrozy, A., Sidiq, M. F., & Samyono, D. (2019). Pengaruh Proses
Carburizing Dengan Serbuk Tulang Sapi Terhadap Kekuatan Mekanik Baja
St 37 Pada Baut E-Bolt. 10(1), 1–10.
Handoyo, Y. (2015). PENGARUH QUENCHING DAN TEMPERING PADA
BAJA JIS GRADE S45C. 3(2), 102–115.
Luthfianto, S., Suprayogi, Z. A., & Samyono, D. (2017). Pengaruh Variasi Media
Quenching Terhadap Sifat Mekanis Rantai Elevator Fruit Kelapa Sawit. JST
(Jurnal Sains Dan Teknologi), 6(1), 0–9. https://doi.org/10.23887/jst-
undiksha.v6i1.9396
Mechanical, J., Teknik, J., Fakultas, M., Universitas, T., & Kunci, K. (2016).
Proses P ack Carburizing dengan Media Carburizer Alternatif Serbuk Arang
Tongkol Jagung dan Serbuk Cangkang Kerang Mutiara. 7(September), 36–
41.
Scharfstein, M., & Gaurf. (2013). 済無No Title No Title. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Teknik, P., & Ft, M. (n.d.). ANALISA SIFAT- SIFAT BAJA HARDENING YANG
DIGUNAKAN DALAM INDUSTRI OTOMOTIF. 10–24.
Wahyudi, D. E., Rahmalina, D., Sukma, H., & Pendahuluan, I. (2018).
PENGARUH BEBAN TERHADAP LAJU KEAUSAN PADA MATERIAL.
212–218.
Page 80
72
72
Widiyarta, I. M., & Sucipta, M. (2018). Kekerasan Baja Karbon Sedang dengan
Variasi Suhu Permukaan Material. 4(2), 43–48.
Page 81
73
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran Perhitungan Kekerasan
1. Perhitungan Uji Kekerasan Vickers Variasi Carburising
Keterangan :
VHN
VHN = Vickers Hardness Number (kg/mm2)
P = Beban yang diberikan (kgf)
D2 = Panjang diagonal rata-rata (mm), dengan d rata-rata
Pengelolaan data dari kekerasan vickers pada baja ST 41 Variasi Carburising
Diketahui :
P= 40 kgf
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 170,25 kg/mm2 (titik uji 1)
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 167.70kg/mm2 (titik uji 2)
Page 82
74
74
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 170,25 kg/mm2 (titik uji 3)
Perhitungan kekerasan rata-rata variasi carburising
Nilai kekerasan rata-rata
= 169,4 kg/mm2 (Pengujian kekerasan carburising)
2. Perhitungan Uji Kekerasan Vickers Variasi Carburising DanFlame Hardening
Diketahui :
P= 40 kgf
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 274,26 kg/mm2 (titik uji 1)
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 269,06kg/mm2 (titik uji 2)
Page 83
75
75
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 264,01 kg/mm2 (titik uji 3)
Perhitungan kekerasan rata-rata variasi carburising dan Flame Hardening.
Nilai kekerasan rata-rata
= 269,11 kg/mm2 (Pengujian kekerasan carburising dan
Flame Hardening)
3. Perhitungan Uji Kekerasan Vickers Variasi Carburising , Flame Hardening
Dan Tempering
Diketahui :
P= 40 kgf
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 143,06 kg/mm2 (titik uji 1)
D rata-rata
Kekerasan
Page 84
76
76
Kekerasan
= 147,11 kg/mm2 (titik uji 2)
D rata-rata
Kekerasan
Kekerasan
= 143,06 kg/mm2 (titik uji 3)
Perhitungan kekerasan rata-rata variasi carburising, flamehardening dan
tempering
Nilai kekerasan rata-rata
= 144,41 kg/mm2 (Pengujian kekerasan
carburising,flamehardening dan tempering)
Lampiran Perhitungan Keausan
1. Perhitungan Uji Keausan Ogoshi Variasi Carburising 1
Keterangan :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B = Tebal revolving disc(mm)
𝑏3 = Lebar material yangterabrasi
𝑟 = Jari-jari disc(mm)
Page 85
77
77
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Pengelolaan data dari kekuatan keausan pada baja ST 41 variasi carburising 1
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0.04286 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Page 86
78
78
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00067 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 1 titik
uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02790 mm3
Page 87
79
79
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00044 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 1 titik
uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
Page 88
80
80
=
=
= 0,03010 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00047 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 1 titik
uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising 1 baja ST 41
Nilai rata-rata
Page 89
81
81
= 0,00053 mm3/kg.m (Pengujiankeausan rata-
rata carburising 1)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising 2
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,01270 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
Page 90
82
82
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00020 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 2 titik
uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
Page 91
83
83
= 0,01690 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00027 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 2 titik
uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
Page 92
84
84
W =
=
=
= 0,02016 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00032 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 2 titik
uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising 1 baja ST 41
Nilai rata-rata
Page 93
85
85
= 0,00026 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising 2)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising 3
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02194 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
Page 94
86
86
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00035 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 3 titik
uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
Page 95
87
87
=
= 0,02382 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00037 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 3 titik
uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Page 96
88
88
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02016 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00032 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising 3 titik
uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising 1 baja ST 41
Page 97
89
89
Nilai rata-rata
= 0,00035 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising 1, 2 dan 3 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,00038 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising 1, 2 dan 3)
2. Perhitungan Uji Keausan Ogoshi Variasi Carburising Dan flamehardening 1
Keterangan :
W= Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
𝑟= Jari-jari disc(mm)
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Page 98
90
90
Lo = Jarak pengausan 15 m
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising
dan flamehardening 1
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,00650 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Page 99
91
91
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00010 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 1 titik uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,00376 mm3
Diketahui :
Page 100
92
92
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00006 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 1 titik uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
Page 101
93
93
=
=
= 0,00926 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00015 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 1 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising dan flamehardening 1 baja
ST 41
Nilai rata-rata
Page 102
94
94
= 0,00010 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising dan flamehardening 1)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising
dan flamehardening 2
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,00501 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
Page 103
95
95
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00008 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 2 titik uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
Page 104
96
96
=
= 0,00572 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00009 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 2 titik uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Page 105
97
97
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,00376 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00006 mm3/kg.m(Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 2 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising danflame hardening 2
Page 106
98
98
bajaST 41
Nilai rata-rata
= 0,00008 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising dan flamehardening 2)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising
dan flamehardening 3
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,01032 mm3
Page 107
99
99
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00016 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flame hardening 3 titik uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
Page 108
100
100
=
=
= 0,00376 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00006 mm3/kg.m(Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 3 titik uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
Page 109
101
101
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,00926 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
Page 110
102
102
= 0,00015 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising dan
flamehardening 3 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising dan hardening 3 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,00012 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising dan flamehardening 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising danflame hardening 1,
2 dan 3 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,0001 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising dan flamehardening 1, 2 dan
3)
3. Perhitungan Uji Keausan Ogoshi Variasi Carburising, flamehardening Dan
Tempering 1
Keterangan :
Page 111
103
103
W= Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
𝑟= Jari-jari disc(mm)
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising,
flame hardening dan tempering 1
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,01541 mm3
Page 112
104
104
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00024 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising, flame
hardening dan tempering 1 titik uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
Page 113
105
105
=
=
= 0,02194 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00035 mm3/kg.m(Pengujian keausan carburising, flame
hardening dan tempering 1 titik uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
Page 114
106
106
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,01541 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00024 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising,
Page 115
107
107
flamehardening dan tempering 1 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising, flame hardening dan
tempering 1 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,00028 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising, flame hardening dan
tempering 1)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising,
hardening dan tempering 2
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
Page 116
108
108
=
= 0,02016 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00032 mm3/kg.m(Pengujian keausan rata-rata carburising,
flame hardening dan tempering 2 titik uji 1)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Page 117
109
109
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,03010 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00047 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-rata carburising,
flame hardening dan tempering 2 titik uji 2)
Page 118
110
110
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,01541 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
Page 119
111
111
=
=
= 0,00024 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising, flame
hardening dan tempering 2 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising, flame hardening dan
tempering 2 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,00034 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising, flame hardening dan
tempering 2)
Pengelolaan data dari uji keausan ogoshi pada baja ST 41 variasi carburising,
flame hardening dan tempering 3
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Page 120
112
112
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02016 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00032 mm3/kg.m(Pengujian keausan rata-rata carburising,
flame hardening dan tempering3 titik uji 1)
Diketahui :
Page 121
113
113
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,03010 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
Page 122
114
114
=
=
= 0,00047 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-rata carburising,
flame hardening dan tempering3 titik uji 2)
Diketahui :
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
B= Tebal revolving disc(mm)
𝑟= Jari-jari disc(mm)
b3= Lebar material yangterabrasi
Ditanya : W...?
W =
=
=
= 0,02581 mm3
Diketahui :
Ws = Harga keausan spesifik (mm3/kg.m)
W = Volume material yangterabrasi (mm3)
Page 123
115
115
P = Beban pengujian 6,36 kg
Lo = Jarak pengausan 15 m
Ditanya : Ws...?
Ws =
=
=
= 0,00041 mm3/kg.m (Pengujian keausan carburising, flame
hardening dan tempering 3 titik uji 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising, flame hardening dan
tempering 3 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,00040 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising, flame hardening dan
tempering 3)
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising, flame hardening dan
tempering 1,2 dan 3 baja ST 41
Page 124
116
116
Nilai rata-rata
= 0,00034 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-
rata carburising, flame hardening dan
tempering 1,2 dan 3)
Hasil dari perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising 1,2 dan 3,
carburisingdan flame hardening 1,2 dan 3, dan carburising, flame
hardening dan tempering 1,2 dan 3 baja ST 41
Nilai rata-rata
= 0,0002733 mm3/kg.m (Pengujian keausan rata-rata carburising 1,2 dan 3,
Carburising danflame hardening 1,2 dan 3, dan carburising, flame hardening dan
tempering 1,2 dan 3)
4. Perhitungan Uji TarikUniversal Hardnees TesterVariasi Carburising
Keterangan :
σ : tegangan (MPa)
P : beban yang diberikan (N)
Ɛ : regangan (%)
Page 125
117
117
A0 : luas penampang mula-mula (mm)
L0 : panjang mula-mula (mm)
ΔL : (Li – L0) atau pertambahan panjang (mm)
Tegangan :
σ=
= 543,38 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 8,40%
Tegangan :
σ=
= 691,97 Mpa
Page 126
118
118
Regangan:
x100
x100
= 8,64%
Tegangan :
σ=
= 791,51 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 8,42%
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising baja ST 41
Nilai rata-rata
= 676 mm3/kg.m (PengujianKekuatan Tarik
rata-rata carburising )
Page 127
119
119
Keterangan :
σ : tegangan (MPa)
P : beban yang diberikan (N)
Ɛ : regangan (%)
A0 : luas penampang mula-mula (mm)
L0 : panjang mula-mula (mm)
ΔL : (Li – L0) atau pertambahan panjang (mm)
Tegangan :
σ=
= 561,33 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 11,02%
Page 128
120
120
Tegangan :
σ=
= 605,66 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 10,88%
Tegangan :
σ=
= 546,70 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 10,64%
Page 129
121
121
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising baja ST 41
Nilai rata-rata
= 571 mm3/kg.m (PengujianKekuatan Tarik
rata-rata carburising flame hardening )
Keterangan :
σ : tegangan (MPa)
P : beban yang diberikan (N)
Ɛ : regangan (%)
A0 : luas penampang mula-mula (mm)
L0 : panjang mula-mula (mm)
ΔL : (Li – L0) atau pertambahan panjang (mm)
Page 130
122
122
Tegangan :
σ=
= 438,57 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 8,82%
Tegangan :
σ=
= 448,06 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 9,10%
Page 131
123
123
Tegangan :
σ=
= 451,98 Mpa
Regangan:
x100
x100
= 9,64%
Perhitungan rata-rata pengujian variasi carburising baja ST 41
Nilai rata-rata
= 446 mm3/kg.m (PengujianKekuatan Tarik
rata-rata carburising flame hardening )
Page 132
124
124
Lampiran Perhitungan Kekerasan
1. Perhitungan presentasi variasi carburizing
Presentasi
x 100
= 140 %
2. Perhitungan presentasi variasi carburizing, flame hardening
Presentasi
x 100
= 224 %
3. Perhitungan presentasi variasi carburizing, flame hardening dan tempering
Presentasi
x 100
= 120 %
Lampiran Perhitungan Keausan
1. Perhitungan presentasi variasi carburizing
Presentasi
x 100
= 23,4 %
Page 133
125
125
2. Perhitungan presentasi variasi carburizing, flame hardening
Presentasi
x 100
= 6,3 %
3. Perhitungan presentasi variasi carburizing, flame hardening dan tempering
Presentasi
x 100
= 20,8 %
Page 134
126
126
lampiran Gambar
Gambar : Serbuk arang batok kelapa dan spesimen
Gambar : Proses carburising
Page 135
127
127
Gambar : Proses Quenching air garam
Gambar : Quenching air garam
Page 136
128
128
Gambar : Proses flame hardening
Gambar : Alat uji kekerasan Vickers
Page 137
129
129
Gambar : Alat uji keausan dengan metode Ogoshi
Gambar : Alat uji Tarik dengan metode UTM
Page 138
130
130
Gambar : Alat Mesin Pemotong Sayuran
Gambar : Pisau Alat Mesin Pemotong Sayuran