Top Banner
ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIX-SIGMA UNTUK MENURUNKAN JUMLAH DEFECT PRODUK BAHAN POLYESTER COTTON PC 133 72 63 DH DH B B PADA DEPARTEMEN WEAVING 1 PT. DAN LIRIS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: AHMAD MUZAKKI ROSYAD D 600 140 127 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020
15

ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

Oct 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE

SIX-SIGMA UNTUK MENURUNKAN JUMLAH DEFECT

PRODUK BAHAN POLYESTER COTTON PC 133 72 63 DH DH B B

PADA DEPARTEMEN WEAVING 1 PT. DAN LIRIS

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

AHMAD MUZAKKI ROSYAD

D 600 140 127

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

HALAMAN PENGESAHAN

Page 3: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk
Page 4: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk
Page 5: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIX-SIGMA

UNTUK MENURUNKAN JUMLAH DEFECT PRODUK BAHAN POLYESTER

COTTON PC 133 72 63 DH DH B B PADA DEPARTEMEN WEAVING 1 PT.

DAN LIRIS

Abstrak

Dalam pembuatan suatu produk pasti terdapat suatu permasalahan kecacatan yang akan

mengurangi kualitas dari produk tersebut seperti yang terjadi pada pembuatan kain PC

133 72 63 DH DH B B. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

permasalahan terkait kecacatan yang terjadi sehingga dapat memperbaiki produk kain PC

133 72 63 DH DH B B agar tercapai tingkat kegagalan nol (zero defect) dengan

menggunakan Six Sigma. Hasil penelitian dalam kuesioner pembobotan waste didapatkan

jenis waste. Kemudian pada tahap pengukuran nilai sigma weaving 1 PT. Dan Liris PC

133 72 63 DH DH B B pada tanggal 16 November 2019 sampai 24 November 2019

didapatkan 3.51144 σ. Pada kisaran nilai sigma tersebut belum memiliki kapasitas proses

yang baik sehingga harus selalu dilakukan continuous improvement. Adapun pembobotan

point defect didapatkan bahwa kecacatan dengan nilai point tertinggi yaitu pakan rapat,

pakan double dan pakan renggang lalu kecacatan tersebut dianalisa menggunakan

diagram fishbone untuk menemukan faktor penyebab defect tersebut. Pada bagian usulan

perbaikan menggunakan preventive maintenance untuk jenis kecacatan pakan double.

Kata Kunci: Kain, Pengendalian Kualitas, Six Sigma, Waste, Preventive maintenance

Abstract

In making a product must be there is a problems disability reduced the quality of the

products as is the case with making cloth pc 133 72 63 dh dh b b. Therefore this study

aims to to identify issues concerning disability going on that can improving the product

cloth pc 133 72 63 dh dh b b so as to achieve failure rates zero of ( zero defect ) by using

six sigma. The results of the study in the questionnaire weighting waste obtained a kind

of waste. Then in the measuring process value sigma weaving 1 PT. Dan Liris pc 133 72

63 dh dh b b on 16th november 2019 to 24 november 2019 obtained 3.51144 σ. In the

range of sigma has not having the capacity of the process good so they should done

continuous improvement. As for weighting point defect got that disability with the highest

point that is pakan rapat, pakan double and pakan renggang and disability the analysis

used diagrams fishbone to find the causes of the defect. On the repair proposal use

preventive maintenance to a kind of disability pakan double.

Key words: cloth, quality contol, six sigma, waste, preventive maintenance

Page 6: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

1. PENDAHULUAN

Dalam era zaman yang sekarang perusahaan dituntut untuk lebih bersaing dan

berkompetisi dalam berbagai hal seperti teknologi, informasi dan komunikasi. Dalam

persaingan dunia industri yang semakin ketat, produktivitas merupakan salah satu faktor

yang menentukan suatu perusahaan dikatakan berhasil (Anis dkk., 2007). Sedangkan

tingkat produktivitas yang dicapai perusahaan merupakan indikator seberapa efisien dan

efektif perusahaan dalam mengkombinasikan sumber dayanya dengan pertimbangan

kesesuaian kondisi dan karakteristik masing-masing perusahaan (Costas dkk., 2015).

Sebuah produktivitas dikatakan semakin baik jika sebuah produk yang dihasilkan oleh

sistem produksi mengalami tingkat kecacatan semakin sedikit sedangkan sebaliknya jika

produk yang dihasilkan mengalamai tingkat kecacatan semakin tinggi maka sebuah

sistem produktivitas tersebut buruk sehingga diperlukan adanya upaya tindakan suatu

perbaikan.

Terdapat banyak cara dalam penanganan perbaikan produk salah satunya dengan

metode Six Sigma. Six Sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk

memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses sekaligus

mengurangi cacat (produk/jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan

problem solving tools secara intensif. Pendekatan metode Six Sigma dibutuhkan untuk

melakukan peningkatan terus menerus atau yang bisa disebut dengan continuous

improvement. Continuous improvement yaitu pendekatan sistematis berdasarkan ilmu

pengetahuan dan fakta dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran,

sehingga semua kebutuhan pelanggan terpenuhi.

Hasil dari penelitian ini berrtujuan untuk meningkatkan perbaikan produktivitas

kain tekstil, pengembangan produk, dan mengetahui penyebab-penyebab produk

mengalami kecacatan sehingga dapat melakukan usuluan perbaikan agar tingkat

kecacatan dan biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien.

Page 7: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

2. METODE

Berikut merupakan kerangka penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahapan Metode Hasil

Mulai

Mengumpulkan

informasi terkait masalah

pada proses produksi

terkait 7 waste

Kuesioner pembobotan

wasteConstrain diketahui

(Define)

Mengamati dan

menganalisa waste yang

terjadi

Value Stream MappingMengamatilebih dalam

untuk permasalahan waste

(Measure)

Pengukuran masalah

yang telah didefinisikan

Pengukuran DPT dan

DPO

Perhitungan kuantitatif

seperti nilai DPMO dan

level sigma

(Analysis)

Menganalisis dan

memvalidasi akar

permasalahan

Usulan Perbaikan

Analisis menggunakan

diagram fishbone dan

Preventive Maintenance

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1 Kerangka Penelitian

2.1. Mengumpulkan Informasi

Tahapan pengumpulan informasi dan data dengan berbagai tahap mulai dari studi

pendahuluan, studi pustaka, observasi, wawancara kepada staff PT. Dan Liris dan

dokumentasi. Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk

memperoleh data:

1. Studi Pendahuluan

Hal pertama sebelum melakukan penelitian ialah menemukan permasalahan-

permasalahan yang ada sehingga objek yang diteliti menjadi lebih jelas serta didukung

dengan survey lapangan di perusahaan PT. Dan Liris.

2. Studi Pustaka

Dalam melakukan pengumpulan referensi dan tinjauan selalu berpegang pada literature

yang sudah ada seperti buku, jurnal, skripsi, thesis sehingga masalah yang diteliti

mempunyai rujukan yang kuat dan dapat dipercaya sesuai dengan tema penelitian yang

diambil.

Page 8: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung sehingga peneliti

mengetahui permasalahan yang ada di departemen weaving PT. Dan Liris dan melakukan

pengumpulan-pengumpulan data sesuai apa yang dibutuhkan oleh peneliti.

4. Kuesioner

Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisioner.

2.2. Teknik Pengolahan Data

1. Define

Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan analisa defect yang terjadi dimana produk yang

mengalami defect adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi dan produk yang

dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Measure

Selanjutnya pada tahap kedua ini dilakukan pengukuran mengenai seberapa banyak defect

yang dihasilkan, semakin besar tingkat defect yang dihasilkan maka kualitas dari sistem

produksi tersebut dapat dikatakan sangat rendah dan memerlukan perbaikan agar tingkat

kecacatan atau kerusakan dalam produk bisa seminimal mungkin atau tidak ada.

Dalam tahap ini akan menghasilkan seberapa besar DPMO (Defect Per Million

Opportunities) dan tentunya nilai dari sigma itu sendiri.

3. Analysis

Selanjutnya pada tahap ketiga ini dilakukan identifikasi mengenai penyebab-penyebab

terjadinya defect pada produk dengan menggunakan diagram fishbone maka sebab-akibat

kecacatan atau kerusakan produk dapat diketahui sehingga dapat melakukan usulan

perbaikan dan melakukan preventive maintenance untuk melakukan penjadwalan mesin.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six

sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk kain jenis PC 13372 63 DH DH B B.

3.1. Define (Mendefinisikan Masalah)

Pembuatan VSM atau Value Strem Mapping ini bertujuan untuk mengetahui aliran

informasi dan aliran material dalam sistem produksi devisi weaving 1 PT. Dan Liris.

Page 9: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

Dalam pembuatan value stream mapping ini perlu melakukan pengamatan sepanjang

proses produksi. Data-data yang digunakan dalam value stream mapping ini adalah

tahapan proses produksi, jumlah operator, jumlah shift dan cycle time. Value stream

mapping proses produksi kain weaving 1 PT. Dan Liris dapat dilihat dalam Gambar 2.

CustomerJumlah yang

Dipesan

Lead Time

Kontruksi Kain

yang Dipesan

Benang

Kanji

Waktu

Pengiriman

Operator = 3 Orang

Warping

Planning Order Masuk

Manager PPIC

Cek Lokasi, Kelengkapan

Supervisor PPIC

Surat Perintah Kerja

Inspection Raw Material

Operator = 2 Orang

Sizing

Operator = 6 Orang

Reaching

Operator = 24 Orang

Air Jet Loom

Operator = 11 Orang

Inspecting

Finishing

Supplier

Pengiriman Lokal

Internal

C/T = 600'

3 Shift

C/T =870'

3 Shift

C/T = 660'

3 Shift

C/T = 17.280'

3 Shift

C/T = 480'

3 Shift

55'

600'

95'

870'

120'

660'

40'

17.280'

30'

480'Value Added Time 19890

Non Value Added Time 340

Gambar 2 Value Stream Mapping

Berdasarkan Gambar 2 value stream mapping masih banyak kegiatan yang non

value added time dan itu diperkuat dengan hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa

waste yang paling dominan adalah defect kemudian waiting dan transportation.

3.2. Measure (Mengukur Nilai Sigma)

Setelah mendapatkan jumlah defect yang terjadi pada tanggal 16 November 2019 sampai

24 November 2019 maka didapatkan prosentase defect terkecil dan mana jenis defect

terbesar yang dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Data Prosentase Jenis Defect No Defect Jumlah % Defect % Cumulative

1 Lusi Slub 806 21.99% 21.99%

2 Pakan Slub 834 22.76% 44.75%

3 Lusi Putus 710 19.37% 64.13%

4 Pinggiran Jelek 52 1.41% 65.55%

5 Lusi Double 73 1.99% 67.54%

6 Pakan Rapat 676 18.44% 85.99%

7 Pakan Renggang 143 3.90% 89.09%

8 Pakan Double 370 10.09% 100%

Total Defect 3664

Page 10: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

Dari Tabel 1 dapat dilihat prosentase jenis cacat mana yang paling besar dan

prosentase jenis cacat mana yang paling kecil. Maka jenis cacat yang paling besar ialah

cacat pakan slub dengan prosentase 22.76 %, lusi slub dengan prosentase 21.99%, lusi

putus dengan prosentase 19.37% pakan rapat dengan prosentase 18.44%, pakan double

dengan prosentase 10.09%, pakan renggang dengan prosentase 3.90%, lusi double dengan

prosentase 1.99% dan pinggiran jelek dengan prosentase 1.41%.

Perhitungan manual DPMO dan nilai sigma dari total setiap periode adalah sebagai

berikut :

1. Jumlah produk yang diinspeksi (U) : 20687

2. Jumlah produk yang cacat (D) : 3664

3. Defect per Tonase (DPT)

=D

U=

3664

20687= 0.177116 (meter)

4. Defect Per Opportunities (DPO)

= DPT

CTQ=

0.177116

8= 0.02214 (meter)

5. Defect Per Million Opportunities (DPMO)

= DPO x 1000000

= 0.02214 x 1000000

= 22139.51 (meter)

6. Sigma = dengan menggunakan Ms. Excel

= normsinv ((1000000 – DPMO)/1000000) + 1.5

= normsinv ((1000000 – 22139.51) / 1000000) + 1.5

= 3.511439868

Perhitungan manual DPMO dan nilai sigma dari setiap periode dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan DPMO dan Level Sigma

No Tanggal

Jumlah

Produksi

(meter)

Jumlah

Defect CTQ DPT DPO DPMO Sigma

1 16/11/2019 1072 215 8 0.20056 0.02507 25069.96 3.458768

2 17/11/2019 2096 377 8 0.179866 0.022483 22483.3 3.504967

3 18/11/2019 2198 410 8 0.186533 0.023317 23316.65 3.489616

4 19/11/2019 849 151 8 0.177856 0.022232 22232.04 3.509689

5 20/11/2019 2556 593 8 0.232003 0.029 29000.39 3.395692

6 21/11/2019 2629 456 8 0.17345 0.021681 21681.25 3.520201

7 22/11/2019 3131 488 8 0.155861 0.019483 19482.59 3.564554

8 23/11/2019 2930 476 8 0.162457 0.020307 20307.17 3.547446

9 24/11/2019 3226 498 8 0.154371 0.019296 19296.34 3.568504

Jumlah (meter) 20687 3664 8 0.177116 0.02214 22139.51 3.51144

Page 11: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

Dari hasil perhitungan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa level sigma pada PT.

Dan Liris weaving 1 diketahui dari total keseluruhan level sigma sebesar 3.51144 σ.

Jumlah tersebut belum memiliki kapasitas proses yang baik dan harus ada tindak lanjut

perbaikan selanjutnya karena level sigma rata-rata di perusahaan USA yaitu sebesar 4

sigma (Gasperz, 2007). Oleh karena itu perusahaan harus meningkatkan level sigmanya

hingga ke level yang lenih baik.

3.3. Analyze (Menganalisa Hasil Kecacatan)

Setelah dilakukan pembobotan point cacat maka selanjutnya membuat diagram pareto

chart berdasarkan total point cacat sehingga dapat melihat jenis point cacat yang

tertinggi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3 diagram pareto berikut:

Gambar 3 Diagram Pareto

Pada Gambar 3 diagram pareto prosentase nilai point cacat yang tertinggi ialah

pakan rapat yaitu sebesar 43.41 %, pakan double yaitu sebesar 21.58% dan pakan

renggang yaitu sebesar 10.15%. Untuk menemukan penyebab masalah cacat pakan rapat,

cacat pakan renggang dan cacat pakan double perlu di analisa menggunakan diagram

fishbone yang dapat dilihat pada Gambar 4, 5 dan 6 berikut ini.

Cacat Pakan Rapat

Mesin Manusia

Beam support aus

Sensor beam tidak fungsi

Rubber strip aus

Data ELO tidak sesuai

Tention tidak sesuai

Break let off aus

Cek shedding tiap beam baru

Cek beam dia detestor

Cleaning rubber strip

Cara pengambilan pakan salah

Alokasi pakan baru yang tidak

konsisten

Lingkungan kerja kotor

Penerangan kurang terang

Kondisi udara kompressor

kotor

Pakan rapuh

Lusi lengket

Kanji kerak

Gambar 4 Cacat Pakan Rapat

Page 12: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

Cacat Pakan Renggang

Mesin Manusia

Beam support aus

Bearing beam aus

Setting ring tample tidak sesuai

Data ELO tidak sesuai

Tention lusi tidak sesuai

Break let off aus

Cek shedding beam baru lolos

Beam support aus lolos

Cek beam dia detector lolos

Cara Pengambilan Pakan yang Salah

Alokasi pakan baru yang tidak

konsisten

Lingkungan kerja kotor

Penerangan kurang terang

Kondisi udara kompressor

kotor

Beam gembos

Lusi lengket

Kanji kerak

Gambar 5 Cacat Pakan Renggang

Cacat Pakan Double

Sisir kotor

Selang sub putus

Cutter LH aus

Valve bocor

Valve macet

Problem leno Rh atau Lh

Cek air pressure tidak konsisten

Cek shedding tiap beam baru

Data timing FDP / valve tidak konsisten

Cara pengambilan pakan salah

Alokasi pakan baru yang tidak

konsisten

Lingkungan kerja kotor

Penerangan kurang terang

Kondisi udara kompressor

kotor

Pakan rapuh

Lusi lengket

Kanji kerak

Gambar 6 Cacat Pakan Double

3.1. Usulan Perbaikan Pakan Rapat dan Pakan Renggang

Penyebab terjadinya pakan rapat dan pakan renggang pada hasil diagram fishbone

Gambar 4 dan 5 pada bagian mesin hampir mempunyai kesamaan permasalahan yaitu

data ELO tidak sesui, tention tidak sesuai, beam support dan break let off aus serta untuk

faktor lainnya seperti manusia, material, dan environment memiliki kesaragaman

permasalahan yang sama maka usulan perbaikan dan kendala untuk pakan rapat dan

pakan renggang dapat disajikan dalam bentuk matriks seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Usulan Perbaikan Kendala Pakan Rapat dan Pakan Renggang No Usulan Perbaikan Kendala

1 Membuat standarisasi setiap kontruksi-kontruksi kain yang

akan dibuat

Data ELO tidak sesuai

Tention tidak sesuai

Beam support aus

Break let Off aus 2 Melakukan pengecekan mesin sebelum digunakan. Cek shedding tiap beam baru

Cek air pressure 3 Mengadakan pelatihan ulang kepada operator agar tidak

mengalami kesalahan pasang bahan-bahan. Cara pengambilan pakan yang salah

Alokasi pakan yang tidak konsisten

4 Menjaga kebersihan baik operator, staff dan semua elemen

yang terlibat dan mengadakan kebersihan menyeluruh setiap

pergantian shift.

Lingkungan kerja kotor

Penerangan kurang terang

Kondisi udara kompressor kotor

5 Pengecekan material secara rutin serta perbaikan bahan

material sebelum masuk ke tahap proses selanjutnya. Pakan rapuh

Lusi lengket

Kanji kerak

Page 13: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

3.2. Usulan Perbaikan Pakan Double

Pada tahap perbaikan ini menggunakan perbaikan preventive maintenance dikarenakan

dalam pembuatan kain jenis PC 133 72 63 DH DH B B ini lebih dominan pada proses

mesin. Dalam pembuatan kain jenis PC 133 72 63 DH DH B B ini sendiri menggunakan

26 mesin dan peneliti mengambil kerusakan mesin yang erat kaitannya dengan masalah

pakan double dan yang paling sering mengalami kendala yang terjadi ialah pada bagian

leno. Hasil pengolahan data untuk preventive maintenance MTTF dan MTTR

berdasarkan nilai distribusi komponen Leno Motion LH atau RH menggunakan

software Minitab 16 dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8 berikut.

a. Mean time to failure (MTTF) Komponen Leno Motion LH atau RH

Gambar 7 MTTF Komponen Leno Motion LH atau RH

Distribusi yang digunakan pada komponen Leno Motion LH atau RH adalah

distribusi Lognormal, maka diketahui nilai MTTF pada komponen Leno Motion LH atau

RH berdasarkan Gambar adalah 189.586. Jadi waktu optimal preventive maintenance

berdasarkan hasil MTTF untuk pencegahan terjadinya kerusakan pada komponen Leno

Motion LH atau RH adalah 189 jam atau 8 hari.

b. Mean time to repait (MTTR) Komponen Leno Motion LH atau RH

Gambar 8 MTTR Komponen Leno Motion LH atau RH

Distribusi yang digunakan pada komponen Leno Motion LH atau RH adalah

distribusi lognormal, maka diketahui nilai MTTR pada komponen Leno Motion LH atau

RH berdasarkan Gambar adalah 2.565. Jadi waktu optimal untuk perbaikan komponen

Leno Motion LH atau RH adalah 2.5 jam atau 150 menit.

Page 14: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan Pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan kain PC 133 72 63 DH DH B B melewati banyak pemrosesan

seperti warping, sizing, reaching, weaving serta inspecting dimana penenunan kain

terjadi didalam devisi weaving oleh sebab itu devisi weaving sangat penting

peranannya dan segala kecacatan yang terjadi sebagian besar terjadi disini oleh sebab

itu walaupun bisa saja terjadi dikarenakan material yang tidak bagus akan tetapi

menjaga performa mesin weaving merupakan hal yang sangat penting seperti

menjaga setiap part komponen dalam kondisi layak pakai agar produk yang

dihasilkan minim kecacatan.

2. Penilain level sigma bertujuan untuk mengetauhi nilai kecacatan yang terjadi setiap

million unit yang dihasilkan dan untuk nilai sigma di devisi weaving 1 PT. Dan Liris

yaitu 3.51 yang mana nilai tersebut belum memiliki kapasitas proses yang baik dan

harus ada tindak lanjut perbaikan selanjutnya karena level sigma rata-rata di

perusahaan USA yaitu sebesar 4 sigma (Gasperz, 2007).

3. Masalah utama dalam kecacatan ini setelah mendapatkan point penilaian yaitu

kecacatan pakan rapat dengan nilai point sebesar 43.41 %, pakan double yaitu sebesar

21.58% dan pakan renggang yaitu sebesar 10.15%.

4. Penyebab terjadinya pakan rapat dan pakan renggang pada hasil diagram fishbone

pada bagian mesin hampir mempunyai kesamaan permasalahan yaitu data ELO tidak

sesui, tention tidak sesuai, beam support dan break let off aus.

5. Waktu optimal pemeriksaan komponen rutin komponen leno untuk preventive

maintenance dalam menanggulangi masalah pakan double berdasarkan nilai MTTF

adalah 8 hari dan perhitungan maintainability berdasarkan nilai MTTR adalah 2.5

jam.

Page 15: ANALISA KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ...Pada tahapan ini melakukan analisa dan pengolahan keseluruhan data mengenai implementasi six sigma pada devisi weaving 1 PT. Dan Liris untuk

4.2. Saran

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, peneliti dapat menyarankan sebagai

berikut :

1. Perbaikan maintenance sangatlah penting dikarenakan semua proses yang dilakukan

menggunakan mesin oleh sebab itu performa mesin harus selalu terjaga oleh

karenanya penambahan personil maintenace sangat perlu dilakukan mengingat

banyak juga mesin yang tidak segera ditangani setelah terjadinya kerusakan.

2. Harus selalu taat kepada prosedur (SOP) yang ada terutama operator saat melakukan

produktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Gasperz, Vincent, (2005). Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Mustafid & Rahmawati, R. (2015). Six Sigma Untuk Analisis Kepuasan Pelanggan

Terhadap Persepsi Kualitas Provider Kartu GSM Prabayar. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Nasution, M.N. (2001). Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pande, P. S., Neuman, R. P., & Cavanagh, R. R. (2007). The Six Sigma Way. Das Summa

Summarum Des Management, 299–308. https://doi.org/10.1007/978-3-8349-9320-

5_24

Rohman, H., & Sutopo, W. (2018). Review Pemanfaatan Metodologi DMAIC Analysisdi

Industri Garmen. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.