TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA GAS CHROMATOGRAPHY (GC-FID 2010) PADA PENGARUH TEMPERATURE COLUMN TERHADAP NILAI RETENTION TIME DAN AREA OF DETECTION PEAK DARI BHYPENILE IN N-HEXANE DI PT. DITEK JAYA (SHIMADZU Analytical and Scientific Corp.) WENI YULIATI 2410.105.012 Pembimbing : Ir. Mochamad Ilyas Hs. Katherin Indirawati ST. MT. 1
24
Embed
Analisa kinerja gas chromatography tipe Shimadzu GC-FID ... · Analisa kinerja gas chromatography tipe Shimadzu GC-FID 2010 pada pemgaruh perubahan temperature column terhadap nilai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
ANALISA KINERJA GAS CHROMATOGRAPHY (GC-FID 2010) PADA PENGARUH TEMPERATURE COLUMN TERHADAP NILAI RETENTION TIME DAN AREA OF DETECTION PEAK
DARI BHYPENILE IN N-HEXANE DI PT. DITEK JAYA (SHIMADZU Analytical and Scientific Corp.)
WENI YULIATI2410.105.012
Pembimbing : Ir. Mochamad Ilyas Hs.Katherin Indirawati ST. MT.
1
2
LATAR BELAKANG
HASIL PRODUKSI ANALISA GAS CHROMATOGRAPHY QUALITY CONTROL
PERUMUSAN MASALAH
Sering kali para pengguna Gas Chromatography mendapatkan hasil analisa yang tidaksesuai dengan yang diharapkan, misalkan hasil chromatogram yang tidak sempurnayaitu seperrti bertumpukan atau tailling bahkan sering juga tidak munculnyachromatogram.
3
TUJUAN
Menganalisa kinerja Gas Chromatography pada pengaruh temperature column terhadapnilai retention time dan area of detection peak dari bhypenile in n-hexane
4
BATASAN MASALAH
� Standard Sample yang digunakan untuk menganalisa kinerja Gas Chromatographyadalah Bhypenile in n-Hexane dengan konsentrasi 4,6 ppm.
� Variasi temperature column yang digunakan adalah 140oC ; 150oC ; 160oC ; 170oC ;180oC ; 190oC ; 200oC
� Analisa dilakukan menggunakan metode repeatability dengan autosampler 5 kali injeksiStandard Sample per variasi temperature column dengan syarat nilai %RSD < 0.5 %.
� Carrier Gas yang digunakan adalah He (Helium) dengan tingkat kemurnian UHP (UltraHigh Purity) dengan presentase 99.999% dan menggunakan tekanan 100 kPa.
5
METODOLOGI
1
Start
Identifikasi
Permasalahan
Study Literatur
Study Lapangan +
Pengambilan Data
Analisa Data dan
Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
TINJAUAN PUSTAKAChromatography
• Chromatography adalah metode pemisahan fisik dimana komponen yang dipisahkan
didistribusikan antara dua tahap
• Salah satunya adalah fase diam (stationary phase) dan lainnya adalah fase gerak (mobile
phase) yang bergerak dalam arah yang pasti.
• Pada fase diam ini akan terjadi pemisahan komponen campuran sampel
• Dengan teknik ini memungkinkan untuk menetukan keberadaan suatu senyawa hingga
menentukan konsentrasi sampelnya.
Sejarah Chromatography
• Sejarah kromatografi dimulai pada pertengahan abad ke-19. Pada awalnya, kromatografi
digunakan untuk pemisahan pigmen yang terdapat dalam tanaman seperti klorofil.
• Kromatografi jenis baru yang dikembangkan pada tahun 1940-an dan 1930-an
menjadikan teknik ini lebih berguna untuk berbagai jenis proses pemisahan.
Kromatografi dikembangkan oleh Archer John Porter Martin dan Richard Laurence
Millington Synge selama tahun 1940-an dan 1950-an.
2
TINJAUAN PUSTAKAGas ChromatographyMain Component
3
Injector Port
Injektor adalah tempat untuk memasukkan sampel yang akan dianalisa agar bisa
terbawa oleh sebuah fase gerak masuk ke dalam kolom.
TINJAUAN PUSTAKA
Column Oven
Kolom adalah tempat dimana proses pemisahan terjadi, yaitu dengan menggunakan
suhu tertentu yang sesuai dengan karakteristik dari sampel.
TINJAUAN PUSTAKA
Detector
Detector berfungsi sebagai pendeteksi kuantitas sampel yang sudah dipisahkan oleh
column dalam Gas Chromatography, sehingga detector akan membaca sinyal sesuai
dengan jumlah senyawa yang di injeksikan.
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENILITIAN
2
Gas Chromatography
METODOLOGI PENILITIAN
3
Flowchart Carrier Gas Flowline Gas Chromatography
METODOLOGI PENILITIAN
Spesifikasi SHIMADZU GC FID – 2010
Injection Port
• Range Suhu : Suhu Ruang +4°C sampai 450°C dan -50 °C to 450 °C
• Akurasi Suhu : ±1 % (K) (kalibrasi pada 0.01 °C)
• Injection Unit : Split/Splitless Injection, Direct Injection
• Kecepatan Cooling : ± 6 menit dari 450 °C ke 50 °C