ANALISA KELAYAKAN DERMAGA TERHADAP KAPASITAS DARI PANJANG DERMAGA (Studi Kasus Pelabuhan Feri Labuhan Haji dan Pelabuhan Feri Simeulue) Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Ijazah Sarjana Teknik Disusun Oleh ; Musriadi. M NIM : 09C10203033 Bidang : Transportasi Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG – MEULABOH 2016
35
Embed
ANALISA KELAYAKAN DERMAGA TERHADAP KAPASITAS DARI …repository.utu.ac.id/593/1/I-V.pdf · 2. Berapa jumlah kunjungan kapal yang bersandar didermaga Pelabuhan Feri Labuhan Haji Simeulue
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISA KELAYAKAN DERMAGA TERHADAP
KAPASITAS DARI PANJANG DERMAGA (Studi Kasus Pelabuhan Feri Labuhan Haji dan Pelabuhan Feri Simeulue)
Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
Disusun Oleh ;
Musriadi. M
NIM : 09C10203033
Bidang : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG – MEULABOH
2016
ABSTRAK
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi.
Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang sangat
populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan
dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Data Envelopment
Analysis (DEA), yaitu sebuah prosedur yang dirancang khusus untuk mengukur
efisensi relatif suatu unit yang menggunakan variabel input dan output. Adapaun
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari
kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh yaitu kantor unit Cut Nyak Dhien, kantor
unit Johan Pahlawan dan kantor unit Teuku Umar berupa laporan keuangan
tahunan selama dua tahun (2011 dan 2012). Untuk variabel penelitian dibagi
menjadi dua yaitu variabel input yang terdiri dari jumlah pegawai, jumlah
simpanan, jumlah nasabah dan jumlah biaya operasional (BOP) sedangkan
variabel output adalah jumlah kredit yang diberikan dan jumlah income
(pendapatan).
Dengan menggunakan metode DEA ini dapat diketahui bahwa efisiensi
relatif dari ketiga kantor unit Bank BRI Cabang Meulaboh, untuk tahun 2011
kantor unit Cut Nyak Dhien, kantor unit Johan Pahlawan dan kantor unit Teuku
Umar memperoleh nilai efisien relatif =1 yang berarti efisien. Sedangkan pada
tahun 2012 untuk kantor unit Cut Nyak Dhien dan kantor unit Teuku Umar
memperoleh nilai efisiensi relatif =1 Sedangkan untuk kantor unit Johan
Pahlawan memperoleh nilai efisiensi relatif = 0,81 yang berarti kurang efisien.
Agar mencapai tingkat efisiensi relatif=1, maka kantor unit Johan Pahlawan harus
meningkatkan jumlah variabel output sebesar 41.18%. dimana peningkatan
variabel output kantor unit Johan Pahlawan untuk jumlah kredit yang diberikan
adalah sebesar Rp. 910.515.743 dan untuk income (pendapatan) sebesar Rp.
2.738.029.201.
Kata kunci: Kinerja Bank, Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi relatif.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem transportasi yang terintegrasi dikenal ada tiga moda
transportasi yang dibedakan berdasarkan media atau tempat pergerakannya,
yaitu: transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi nasional masih sangat bergantung pada sektor
transportasi laut yang berperan penting sebagai sarana transportasi alternatif
yang dominan dengan biaya yang murah bagi angkutan barang maupun
penumpang, karena sifat angkutan laut adalah volume angkutannya besar dan
memerlukan manajemen perpindahan barang yang lebih terorganisir.
Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga pelayaran sangat
diperlukan untuk menghubungkan antar pulau. Sebagai negara kepulauan
sehingga menyebabkan sistem transportasi laut memiliki peran yang sangat
besar dalam kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik dan pertahanan
dan keamanan negara. Keberadaan yang sangat luas memungkinkan pergerakan
muatan yang lebih besar dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan moda
transportasi lain.
Salah satu pelayaran yang terpenting adalah pelayaran niaga, yang dapat
dibedakan menjadi pelayaran lokal, pelayaran pantai dan pelayaran samudera.
Dalam kondisi seperti hal diatas perkembangan yang begitu pesat disegala
bidang, pelabuhan juga akan mengalami peningkatan serta pengembangan
dimana kegiatan kegiatan sejak kedatangan kapal, bongkar muat barang,
keberangkatan kapal dan hubungan pelabuhan dengan pelabuhan harus dikelola
secara efisien.
Pelabuhan Labuhan Haji Simelue merupakan pelabuhan yang melayani
lalu lintas penyebrangan dari Labuhan Haji Ke Sinabang maupun sebaliknya.
Penyebrangan antar pulau ini dilayani oleh dua kapal feri yaitu KMP Labuhan
2
Haji dan KMP Teluk Sinabang. KMP Teluk Sinabang dan KMP Labuhan Haji
melayani rute penyebrangan dari labuhan haji sinabang maupun sebaliknya.
Selain dari rute tersebut KMP Teluk Sinabang juga melayani rute pelayaran dari
Sinabang menuju Aceh Singkil. Setiap kapal tersebut mampu mengangkut sekitar
400 penumpang, 24 unit kendaraan (12 unit kendaraan roda enam dan 12 unit
kendaraan roda empat), serta ratusan unit sepeda motor. Dermaga Labuhan Haji
Simeulue memiliki panjang 54,5 m. Sedangkan dermaga pelabuhan feri Simeulue
memiliki dimensi panjang m dan lebar m. Berdasarkan dimensi dermaga saat ini,
dermaga hanya mampu melayani satu kapal setiap kali kapal bertambat. Untuk
mengantisipasi hal tersebut perlu diperhitungkan kemungkinan pertambahan
panjang dermaga, serta fasilitas lain yang dapat mendukung guna kelancaran
proses transportasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kelayakan dan karakteristik dermaga Pelabuhan Feri
Labuhan Haji Simeulue ?
2. Berapa jumlah kunjungan kapal yang bersandar didermaga Pelabuhan Feri
Labuhan Haji Simeulue ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kelayakan dan karakteristik dermaga Pelabuhan Feri Labuhan
Haji Simeulue.
2. Memprediksi jumlah kunjungan kapal yang bersandar didermaga
Pelabuhan Feri Labuhan Haji Simeulue.
1.4 Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan penelitian ini maka pembahasan studi ini dibatasi
sebagai berikut :
3
1. Karakteristik kapal yang ditinjau adalah ukuran kapal, jumlah kapal,
frekuensi perjalanan dan daya angkut kapal.
1.5 Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian dan analisa data yang penulis lakukan pelayaran
dari Pelabuhan Labuhan Haji Simeulue di layani oleh dua buah kapal yaitu KMP
Labuhan Haji dan KMP Teluk Sinabang. Kapal ini dapat menampung sekitar 400
penumpang, 12 unit kendaraan roda enam dan 12 unit kendaraan roda empat, dan
ratusan unit sepeda motor. Dari analisis nilai BOR yang didapatkan, tingkat
pemakaian dermaga yaitu 22,93 % masih di bawah nilai BOR maksimum artinya
pertambahan panjang dermaga tidak perlu dilakukan. Panjang dermaga saat ini
54,4 m hanya dapat melayani satu kapal. Jumlah kunjungan kapal pertahun yaitu 2
kapal dengan muatan rata rata 4020 ton.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Sistem transportasi dapat dijelaskan dari dua jenis kata yang
membentuknya, yaitu sistem dan transportasi. Diantara defenisi sistem adalah
suatu kumpulan komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lain
dalam suatu wadah tertentu (isolated collection). Sedangkan transportasi
didefenisikan sebagai kegiatan pergerakan barang dan atau orang dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan moda tertentu.
Sistem transportasi terbagi atas sistem transportasi darat, sistem
transportasi laut, dan sistem transportasi udara namun tetap memiliki kaitan
yang sangat erat antara satu dengan lainnya. Dalam studi ini berfokus pada
sistem transportasi laut. Sistem transportasi laut sendiri dapat didefenisikan
sebagai sistem pergerakan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain
melalui sarana dan prasarana laut diantaranya adalah pelabuhan.
Indonesia merupakan negara kepulauan, kegiatan pelayaran sangat
diperlukan untuk menghubungkan antar pulau. Disebakan perkembangan yang
begitu pesat pelabuhan juga akan mengalami peningkatan serta perkembangan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diperhitungkan kemungkinan
pertambahan panjang dermaga, serta fasilitas lain yang dapat mendukung dimasa
mendatang. Tabisu (2015).
2.1 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang pernah ada sebelumnya antara lain :
Tabisu (2015), melakukan evaluasi kinerja dermaga peti kemas
dipelabuhan Jayapura. Hasil analisis memperlihatkan bahwa jumlah arus peti
kemas dan arus kunjungan kapal peti kemas di Pelabuhan Jayapura mengalami
peningkatan sebesar 7% dan 1.14% per tahun. Kinerja fasilitas bongkar muat
sampai tahun 2014 cukup baik dengan nilai BOR 59,60%, YOR 69,58%,
5
utilisasi Container crane 56,57% dan RTG 45,26%. Adapun kinerja pelayanan
dermaga dan lapangan penumpukan peti kemas Pelabuhan Jayapura menurun
seiring dengan peningkatan arus bongkar muat peti pada tahun 2020.
Amiron (2009), dalam penelitiannya mengenai analisa kelayakan ukuran
panjang dermaga, gudang bongkar muat barang dan sandar kapal. Hasil penelitian
berdasarkan data data sekunder yang diperoleh terminal curah cair perlu diadakan
pengembangan panjang dermaga 79,54% tingkat pemakaian dermaga yang telah
digunakan dalam tahun 2007 telah melebihi batas yang telah direncanakan pihak
pengelola pelabuhan.
Adriani (2011), melakukan penelitian optimalisasi waktu sandar
penyeberangan untuk meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan Merak
Bakaheuni. Dari hasil analisis linier programing dengan tujuan untuk
meminimalisasi waktu sandar mendapatkan solusi optimum yaitu Z = 130 dengan
X1 = 4 dan X2 = 1,5. Ekspektasi jumlah waktu seluruhnya dalam sistem antrian
pada 8 tahap pelayanan pelabuhan untuk penumpang adalah 124 menit dan untuk
ekspektasi jumlah seluruhnya kendaraan roda 4 adalah selama 125 menit.
2.2 Pelabuhan
Pelabuhan (port) adalah daerah pengairan yang terlindung terhadap
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga
dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran kran untuk
bongkar muat barang, gudang laut dan tempat tempat penyimpanan dimana kapal
membongkar muatannya, dan gudang gudang dimana barang barang dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menungu pengiriman kedaerah
tujuan atau pengapalan.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan
bandar yang dilengkapi dengan bangunan bangunan untuk pelayanan penumpang
dan muatan seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya. Jadi
suatu pelabuhan juga merupakan bandar, tetapi suatu bandar belum tentu suatu
pelabuhan. Karena dalam kenyataannya sebuah kapal yang berlabuh juga
6
berkepentingan melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan
penumpang, maka nama pelabuhan lebih tepat daripada bandar. Triatmojo (1996).
2.3 Fungsi Pelabuhan
Adisasmita (2011), fungsi pokok pelabuhan yang utama dalam hal ini,
yaitu sebagai tempat perpindahan barang dan penumpang. Dalam arti yang
lebih luas pelabuhan berfungsi sebagai interface, link, gateway dan industry
entity.
a. Interface, pelabuhan menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa
untuk perpindahan dari kapal ke angkutan darat dan sebaliknya, dan
atau perpindahan dari kapal ke kapal lainnya.
b. Link, pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dalam proses transportasi
mulai dari asal sampai tujuan. Dalam fungsinya sebagai link tersebut
pelabuhan sering dipandang sebagai mata rantai yang lemah.
c. Gateway, pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu negara
atau daerah. Konsep ini dilatar belakangi oleh pendekatan aturan dan
prosedur yang harus diikuti oleh setiap kapal jika menyinggahi pelabuhan
terutama kapal-kapal asing.
d. Industry entity, dengan berkembangnya perdagangan, pelayaran dan
teknologi penanganan barang maka berkembang pula pengguna jasa
pelabuhan, sehingga fungsi pelabuhan tidak hanya sekedar gateway yang
bersifat statis tetapi industry entity yang bersifat dinamis. Dikatakan
demikian karena pelabuhan dapat memiliki bagian industry state/zona
lengkap dengan jaringan dan jasa transportasinya.
Dalam fungsi ini pelabuhan dapat mendorong pertumbuhan perdagangan,
transportasi, pelayaran dan industri sendiri.
7
2.4 Peranan Pelabuhan
Pelabuhan berperan penting dalam kegiatan transportasi, perdagangan
dan industri. Berikut penjelasan masing masing peran pelabuhan. Pada bidang
transportasi, pelabuhan sebagai tumpuan tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan
pemerintah merupakan sarana untuk menyelenggara pelayanan jasa pelabuhan
dalam menunjang penyelenggaraan angkutan laut.
Adapun dalam bidang perdagangan, keberadaan pelabuhan yang
memadai fasilitasnya akan memberikan kesempatan yang lebih luas dalam
menentukan hubungan perdagangan baik secara regional maupun internasional,
dalam arti posisi suatu negara akan menjadi lebih baik dalam menerima
barang dari suatu negara asal yang memberikan persyaratan yang paling
menguntungkan, dan ekspor barang-barang produksi domestik langsung kepada
pasar yang paling diinginkan di negara-negara lain yang membutuhkan.
Sementara dalam bidang industri, peran pelabuhan dalam kegiatan
industri dapat dilihat dari beradanya industri di dalam ataupun di sekitar
pelabuhan. Untuk peran pelabuhan dalam bidang industri, terdapat kelompok
industri utama, yaitu: industri yang berkaitan langsung dengan transportasi
ataupun operasional pelabuhan, seperti industri pembangunan dan pemeliharaan
kapal, dan buruh dalam jumlah relatif besar. Keberadaan industri dan
pelabuhan saling menguntungkan karena industri yang berorientasi ekspor
ataupun industri yang bergantung pada bahan baku atau semi finished product,
semi finished product yang diimpor dari luar pulau, maka pilihan lokasi dekat
pelabuhan adalah meringankan biaya transportasi dan industri yang sama sekali
tidak berhubungan dengan angkutan laut. Tabisu (2015).
2.5 Macam Macam Pelabuhan
Menurut Triatmodjo (2010), pelabuhan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam berdasarkan tinjauannya, antara lain berdasarkan
penyelenggaraannya, berdasarkan pengusahaannya, berdasarkan fungsi dalam
8
perdagangan nasional maupun internasional dan berdasarkan kegunaannya.
2.5.1 Berdasarkan penyelenggaraannya.
1. Pelabuhan umum
Triatmojo (2010), pelabuhan umum diselenggarakan untuk menunjang
kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum
dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada
badan usaha milik negara yang diberi wewenang mengelola pelabuhan umum
diusahakan. Di Indonesia terdapat empat badan usaha milik negara yang
menjadi penyelenggara yaitu: PT. Persero Pelabuhan Indonesia I berkedudukan
di Medan, PT. Persero Indonesia II berkedudukan di Jakarta, PT. Persero
Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya, dan PT. Persero Pelabuhan
Indonesia IV berkedudukan di Makassar.
2. Pelabuhan khusus
Triatmojo (2010), pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan
sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh
digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan
izin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik
pemerintah maupun swasta, yang berfungsi untuk pelaksanaan pengiriman
hasil produksi perusahaan tersebut.
2.5.2 Berdasarkan pengusahaannya
1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas- fasilitas yang
diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.
Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa labuh, jasa
tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan, bongkar muat, dan sebagainya. Yunitawaty
(2008).
9
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal/perahu tanpa
fasilitas bongkar muat, dan sebagainya. Pelabuhan ini umumnya pelabuhan
kecil yang disubsidi oleh pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis
Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Yunitawaty (2008).
2.5.3 Berdasarkan fungsinya dalam perdagangan nasional dan
internasional.
1. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal kapal
berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar dan
ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudera.
2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam
negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera
asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan meminta ijin
terlebih dahulu. Saleh (2013)
2.5.4 Berdasarkan penggunaannya.
1. Pelabuhan ikan
Pelabuhan ikan pada umumnya tidak memerlukan kedalaman air yang besar,
karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak terlalu
besar. Kramadibrata (1985).
2. Pelabuhan minyak
Pelabuhan ini harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan
minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan, melainkan terdiri
dari jembatan perancah atau tambatan yang menjorok ke laut. Bongkar muat
dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa yang terletak dibawa
jembatan. Kramadibrata (1985).
10
3. Pelabuhan barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
bongkar muat barang.Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuary dari
sungai besar. Daerah pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan
bongkar muat barang. Kramadibrata (1985).
4. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan ini tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada
pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang, penumpang dan
barang. Tetapi pada pelabuhan kecil atau masih sedang untuk pelabuhan
penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi,
keamanan, direksi, pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya.
Kramadibrata (1985).
5. Pelabuhan campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk dalam taraf
perkembangan, keperluan bongkar muat minyak juga menggunakan jembatan
atau dermaga yang sama. Kramadibrata (1985).
6. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai perairan yang cukup luas untuk memungkinkan
gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.
Kramadibrata (1985).
2.6 Dermaga
Amiron (2009), dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang
digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat
barang dan menaik turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis
dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut.
Dermaga dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty
atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan
biasanya berimpit dengan garis pantai. Sedangkan jetty adalah dermaga yang
11
menjorok kelaut.
Dermaga dibangun untuk kebutuhan tertentu. Pemilihan tip dermaga
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah
gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan yang paling
penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang aling
ekonomis.
2.6.1 Pemilihan tipe dermaga
Amiron (2009), diperairan yang dangkal kedalaman yang agak cukup jauh
dari darat pelabuhan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengerukan yang besar. Sedang dilokasi dimana kemiringan dasar cukup curam,
pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam
menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf adalah
lebih tepat.
1. Quay/wharf
Demaga jenis ini merupakan dermaga yang letaknya digaris pantai serta
sejajar dengan pantai.
2. Jetty/pier (jembatan)
Dermaga jenis ini merupakan dermaga yang menjorok (tegak luruk) dengan
garis pantai.
Gambar 2.1 Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf
Sumber : Triatmodjo, 1992
12
3. Dolphin/trestle
Dermaga dolphin/trestle merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin
diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dengan pantai yang landai, diperlukan
jembatan trestle sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.
2.6.2 Jenis kapal yang dilayani
Amiron (2009), dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal
barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga
barang potongan (general cargo), karena dermaga terrsebut tidak memerlukan
peralatan bongkar muat yang besar, jalan kereta api, gudang dan sebagainya.
Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga
yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban yang besar
diatasnya, seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transportasi (kereta
api dan truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih cocok.
Gambar 2.3 Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle
Sumber : Triatmodjo, 1992
Gambar 2.3 Bentuk Dermaga Jenis Jetty/Pier
Sumber : Triatmodjo, 1992
13
2.7 Ukuran Dermaga
Untuk menghitung berapa kapasitas kapal yang dapat bersandar pada
terminal pelabuhan dengan waktu yang bersamaan dapat kita hitung dengan