Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governance Dengan Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Publik yang Mengeluarkan Sustainability Report di BEI Periode 2008- 2011 GAYATRI ARINA LESTARI Departemen Ilmu Administrasi, FISIP Universitas Indonesia This research aims to analyze the Corporate Governance Mechanisms that influencing the disclosure of corporate social responsibility (CSR) in Public Firms that listed in Indonesia Stock Exchange, which published CSR-Report on 2008 – 2011. Corporate Governance Mechanisms characteristics that was applied in this research are Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence, Audit Committee size, Managerial ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio.This Research used quantitative approach and Multiple Linear Regression Method. This Research analyze annul report and sustainability report of the firms. The population in this research are all of Indonesian firms listed in Indonesian Stock Exchanges (IDX) 2008. Total sample in this research are 30 firms that selected with purposive sampling. Data analyzed with normal distribution test , panel data test and examination of hypothesis with multiple linear regression method.Result of this research indicates that Concentrated ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio had a significant effect and positive relation to CSR disclosure in Indonesia. And also, Institutional ownership and leverage had insignificant effect and negative relation to CSR- disclosure. Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence and Managerial ownership has insignificant effect and positive relation to CSR-disclosure. Overall, using f-test, CG Mechanisms had significant effect to CSR-disclosure Keywords : Corporate social responsibility (CSR), CSR-disclosure, Corporate Governance Mechanisms, Board of commissioner, Audit committee, Firms ownership. Tata kelola perusahaan merupakan istilah yang muncul dari interaksi antara manajemen, pemegang saham, dan dewan direksi serta pihak terkait akibat adanya ketidakseimbangan, sehingga isu tata kelola perusahaan muncul (Calbury committee,2003). Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan atau lebih dikenal corporate governance menjadi isu yang mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan perusahaan di Indonesia pada masa itu, menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Semenjak kondisi tersebut, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan. Berbagai upaya memperbaiki tata kelola yang dilakukan dengan menerapkan prinsip Good Corporate Governance di semua lini masyarakat. Sebenarnya pengungkapan CG tidak hanya dilakukan untuk memenuhi kegiatan public yang kian meningkat, tetapi juga menjadi sarana untuk Analisa Hubungan..., Gayatri Arina Lestari, FISIP UI, 2013
19
Embed
Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governance Dengan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governance Dengan Corporate
Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Publik yang Mengeluarkan
Sustainability Report di BEI Periode 2008- 2011
GAYATRI ARINA LESTARI Departemen Ilmu Administrasi, FISIP Universitas Indonesia
This research aims to analyze the Corporate Governance Mechanisms that influencing the disclosure of corporate social responsibility (CSR) in Public Firms that listed in Indonesia Stock Exchange, which published CSR-Report on 2008 – 2011. Corporate Governance Mechanisms characteristics that was applied in this research are Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence, Audit Committee size, Managerial ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio.This Research used quantitative approach and Multiple Linear Regression Method. This Research analyze annul report and sustainability report of the firms. The population in this research are all of Indonesian firms listed in Indonesian Stock Exchanges (IDX) 2008. Total sample in this research are 30 firms that selected with purposive sampling. Data analyzed with normal distribution test , panel data test and examination of hypothesis with multiple linear regression method.Result of this research indicates that Concentrated ownership, Institutional ownership, Firm’s size and Leverage ratio had a significant effect and positive relation to CSR disclosure in Indonesia. And also, Institutional ownership and leverage had insignificant effect and negative relation to CSR-disclosure. Board of Commissioner size, Board of Commissioner independence and Managerial ownership has insignificant effect and positive relation to CSR-disclosure. Overall, using f-test, CG Mechanisms had significant effect to CSR-disclosure
Keywords : Corporate social responsibility (CSR), CSR-disclosure, Corporate Governance Mechanisms, Board of commissioner, Audit committee, Firms ownership.
Tata kelola perusahaan merupakan istilah yang muncul dari interaksi antara manajemen,
pemegang saham, dan dewan direksi serta pihak terkait akibat adanya ketidakseimbangan,
sehingga isu tata kelola perusahaan muncul (Calbury committee,2003). Sejak krisis ekonomi
tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan atau lebih dikenal corporate governance menjadi
isu yang mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintahan dan perusahaan di
Indonesia pada masa itu, menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Semenjak
kondisi tersebut, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan. Berbagai upaya
memperbaiki tata kelola yang dilakukan dengan menerapkan prinsip Good Corporate
Governance di semua lini masyarakat. Sebenarnya pengungkapan CG tidak hanya dilakukan
untuk memenuhi kegiatan public yang kian meningkat, tetapi juga menjadi sarana untuk
bisa dijadikan sebagai alat untuk meyakinkan pemegang saham (investor) dan calon investor.
Hal ini diakibatkan mulai berkurangnya kepercayaan masyarakat pada kasus Enron, Desember
2001.
Tindakan CSR dapat digunakan manajer untuk menghadapi konflik kepentingan
berdasarkan teori agensi yaitu untuk memaksimalkan tujuan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lain yang memiliki kepentingan yang berbeda, dan kepentingan merekasendiri
mengenai manajemen kompensasi yang didasarkan pada penghasilan manajemen. (Chih et al.,
2008:182).Teori stakeholder berpendapat bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun memberikan manfaat bagi stakeholders.Di dalam perusahaan ada pihak yang diutamakan yaitu stakeholders. Terdapat sejumlah stakeholders yang ada di masyarakat, dan dengan pengungkapan CSR merupakan cara untuk mengelola hubungan organisasi dengan kelompok stakeholders. Tujuan utama dari manajer perusahaan adalah untuk menyeimbangkan konflik dengan stakeholders. Sehingga CSR merupakan perangkat canggih yang dapat digunakan untuk menggalang dukungan dari para pemangku kepentingan.Kegiatan CSR ini bahkan digunakan juga sebagai tameng bagi manajer perusahaan. Prior et. al. (2007:4) menyatakan bahwa manajer yang memanipulasi pendapatan (earning management) menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai salah satu strateginya untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat hubungan Mekanisme CG dengan
CSR-disclosure. Penelitian pertama dilakukan oleh Jo dan Harjoto (2011). Berdasarkan 3000
sampel perusahaan periode 1993-2004 yang ada di US, Hasil Penelitian menunjukan bahwa CSR
tidak memmpengaruhi CG, namun CG secara postif berhubungan dengan CSR setelah melihat
beberapa karakteristik perusahaan. Penelitian ini mengambil teori keagenan dan teori stakeholder
untuk melihat hubungan CSR,CG dan Corporate Financial Performance. Penelitian ini juga
melihat hubungan CSR dan CFP. Setelah dilakukan beberapa teknik penelitian ditemukan bahwa
CSR berhubungan positif terhadap CFP dan mendukuung hipootesis conflict-resolution
berdasarkan teori stakeholder. Tapi tidak mendukung CSR overinvestment berdasarkan teori
agensi. Selain itu, keterlibatan CSR pada suatu perusahaan dengan masyarakat, lingkungan,
keragaman, dan karyawan memainkan peran positif dan signifikandalam meningkatkan CFP.
Penelitian ini menggunakan dua metode metode instrumental variable (Gompers et al,2010) dan
Penelitian kedua dilakukan oleh Said et al (2009). Tujuan dari penulisan penelitian ini
adaah untuk mendapatkan bukti empiris karakteristik corporate governance (board size, board
independence, duality, audit committee, ten largest shareholder, managerial ownership, foreign
ownership dan government ownership) dibandingkan dengan corporate social responsibility
disclosure itu sendiri.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hierarchical regression
analysis digunakan untuk membuktikan hubungan antara CSR dan CG.Berdasarkan metode yang
telah dilakukan ditemukan hasil bahwa hanya dua variabel yang berhubungan secara signifikan
yaitu government ownerhsip dan komite audit..
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Data Sumber : Hasil pengolahan data, 2013
Hipotesis
Menentukan Variabel • Mekanisme Corporate
GovernaceUkuran dewan komisaris,Independensi dewan komisaris, Ukuran komite audit, ,kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Kepemilikan terkonsentrasi
• Corporate Social Responsibility Disclosure
Menetukan Sumber Data • Populasi : 301 Perusahaan yang
terdaftardi BEI • Sampel : 30 Perusahaandi BEI
yang mengeluarkan CSR-report • Pengambilan sampel :
Purpossive Sampling
Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian
Observasi Lapangan dan pengujian
Mengumpulkan Data
MULAI
Survey Literatur
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengolahan Data
Analisis Data
Menarik Kesimpulan
Selesai
Data Sekunder : Annual Report, Komposit Index, CSR-Report
Penelitian ini menggunakan teknik content analysis digunakan untuk mengukurpengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Content analysis adalah suatu metode pengkodifikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan (Sembiring 2005:383). Apabila item informasi tidak ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Pada penelitian ini itemitem CSR menggunakan indikator yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiatives (GRI) yang berjumlah 78 item dimana merupakan standar yang banyak digunakan oleh banyak perusahaan di dunia. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Index) adalah penjumlahan dari seluruh item-item CSR berdasarkan GRI yang diungkapkan di dalam laporan tahunan perusahaan dibagi dengan total item keseluruhan (Haniffa dalam Sayekti, 2007). MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Ukuran Dewan Komisaris
Ukuran dewan komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Independensi Dewan Komisaris
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak berafiliasi dengan
manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari
hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006).
Proporsi dewan komisaris = !"#$%!!"##$%!&$'()!*()("+,-,"+,"!"#$%!!"#$%$!!"##$%!&'(!"!"#$%&'$%
Ukuran DewanKomite Audit
Ukuran dewan komite audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota
dewan komisaris dalam suatu perusahaan.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif
ikut dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial diukur dengan menghitung
persentase (%) jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajer, komisaris terafiliasi (diluar
komisaris independen), dibagi total jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan saham institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor
institusional. (Dallas,2004) Investor institusional mencakup bank, perusahaan asuransi, perseroan
terbatas, dan lembaga keuangan lainya. Kepemilikan institusional dinyatakan dalam persentase
jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi total jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan Terkonsentrasi
Kepemilikan saham terkonsentrasi merupakan kepemilikan saham yang sebagian besar saham
dimiliki oleh individu tertentu.(Dallas, 20004). Kepemilikan saham terkonsentrasi dinilai dengan
menggunakan variabel dummy yaitu 1 untuk perusahaan yang kepemilikanya terkonsentrasi, dan
0 untuk perusahaan yang kepemilikanya menyebar.
Ukuran Perusahaan (Variabel Kontrol)
Penilaian variabel ini diukur melalui logaritma total aset. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (labelle, 2002) yang menunjukan bahwa perusahaan yang berukuran besar
menyediakan informasi yang lebih berkualitas atas praktik CG. (Said et al,2009)
SIZE = log (nilai buku total aset)
Leverage (Variabel Kontrol)
Variabel ini diukur melalui Debt to Equity (DER). Variabel ini mencerminkan tingkat
kemampuan perusahaan dalam berutang. Semakin tinggi tingkat DER maka semakin tinggi
tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan. (Said et al,2009)
DER (Debt Equity Ratio) = !"#$%&'(#!"#$%&'()#*
TEKNIK ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 18, Eviews 07. Metode ini digunakan untuk mengukur hubungan antara Mekanisme CG dengan CSR Disclosure secara parsial maupun simultan. Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolineoritas). Kemudian dilakukan Uji Data panel menggunakan Metode Pooled Least Square. Terakhir dilakukan uji hipotesis menggunakan Uji-F, Uji R2, , Uji t HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa jumlah observasi (N) adalah 120.
Didapatkan dari data panel 30 perusahaan dalam 4 tahun. Dari 30 jumlah observasi terhadap
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa UKOM, INDKOM, UDIT, MANG, INST, KONST, SIZE, dan LEV menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dengan rentang 0,565 – 0,874 dan nilai VIF < 10 dengan rentang 1.132-1.710 . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah
Lev -.015 .010 -.145 -1.539 .127 Tidak Ditolak Size* .053 .011 .544 4.378 *.003 Ditolak
Sumber : Data diolah SPSS 17.00. (2013 Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat kesalahan atau α (0.05). dari hasil analisis uji t, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: Lima variabel independen ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan manajemen,kepemilikan institusi, kepemilikan konsentrasi. Serta dua variabel kontrol yaitu size dan leverage, hanya kepemilikan manajemen yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi untuk kepemilikan manajemen. Dapat disimpulkan bahwa variabel CSR dipengaruhi oleh kepemilikan manajemen dengan persamaan regresi yaitu: CSRI = .657 + 0.025 Ukom + 0.185 Indkom + 0.026 Udit – 0.35 Inst + 1.216 Mang + 0.033 – 0.015 Lev + 0.53 Size Konstanta sebesar .657 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata pengungkapan CSR sebesar 65.7%.
ANALISA HASIL Analisa Hubungan Mekanisme CG terhadap CSR-Disclosure Berdasarkan analisis data mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan independen ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi, kepemilikan konsentrasi. Serta dikontrol oleh dua variabel yaitu size dan leverage, hanya ukuran komite audit, size dan kepemilikan konsentrasi yang hubunganya signifikan. Dalam hal ini pengungkapan CSR merupakan salah satu bentuk dalam menjalin hubungan dengan stakeholder seperti masyarakat, pemasok, perbankan, pemerintah, pasar modal dan stakeholder lainya. Penelitian yang diteliti ini ingin melihat bagaimana hubungan mekanisme internal dengan CSR-disclosure. Dengan hasil penelitian bahwa ukuran dewan komisaris dan independensi dewan komisaris tidak berhubungan secara signifikan, hal ini membuktikan, bahwa banyak Komisaris di perusahaan Indonesia tidak melakukan fungsi kontrolnya terhadap Direksi dengan baik. Salah satu sebabnya adalah banyak perusahaan di Indonesia masih dikendalikan oleh pemegang saham pengendali. (Nugroho,2007). Kepemilikan institusi dan kepemilikan manajerial juga tidak berpengaruh secara signifikan karena tidak menerima hipotesis kedua yang menyatakan kepemilikan institusi berpengaruh signifika terhadap Corporate social responsibility. Hal ini dikarenakan semakin banyak saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi, maka institusi mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Investor institusional dapat melakukan pemantauan terkait dengan hak kepemilikan atas perusahaan dengan cara menekan manajer agar mewujudkan kepentingan pemegang saham salah satunya menentukan banyaknya pengungkapan CSR yang dibuat. Penekanan akan semakin tinggi dilakukan apabila persentase kepemilikan dari investor institusional besar. Hasil analisis leverage dengan menggunakan regresi linear berganda dengan memasukkan variabel kontrol menunjukkan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate social responsibility, sedangkan pengaruh yang ditimbulkan adalah negatif yang berarti semakin tinggi leverage perusahaan, maka pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan semakin rendah. Pengungkapan CSR yang tepat dan sesuai harapan stakeholder dapat digunakan perusahaan sebagai sinyal berupa goodnews yang diberikan oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan dan memastikan terciptannya sustainability Development. Perusahaan melakukan pengungkapan corporate social responsibility dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan melalui
peningkatan harga saham.Karena tanggung jawab sosial merupakan cara agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kepentingan hidup pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. (Said et al, 2009). Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (planet) (Nugroho, 2007). Pengawasan dalam hal ini mekanisme CG yang baik diperlukan untuk mewujudkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dapat tumbuh dengan baik karena perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Dallas,2004).. Dengan adanya fungsi control perusahaan dengan baik, maka ambisi agen untuk bertindak sesuai dengan harapan dan kepentingan pribadi (self interest) tanpa memandang kepentingan prinsipal akan dapat diminimalisir. Dengan demikian, dengan terciptannya good corporate governance akan meningkatkan faktor beliefs investor terhadap kinerja perusahaan termasuk kinerja sosial dan lingkungan yang diungkapkan dalam annual report maupun media pelaporan yang lain. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustantibility tentu akan menerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapatmenggunakan informasi CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan. Eipstein dan Freedman (1994) seperti yang dikutip Sayekti dan Ludovicus, (2007), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial. Menurut Arya dan Zhang (2009) seperti yang dikutip Nuzula dan Kato (2010), upaya perusahaan untuk melakukan CSR bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor memberikan respon yang baik pada perusahaan–perusahaan tersebut. Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan Kelana dan Chandra Wijaya (2005) menyatakan bahwa aspek kepercayaan dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh investor dengan beragam. Pengungkapan CSR yang
dilakukan perusahaan diharapkan mampu mem-berikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor.Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Suatu Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang berisiko (Wijaya,2005). Apabila investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biaya ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Coles et al. 1995:362); (Clarkson et al. 1996:69,79). Keuntungan potensial dari pengungkapan CSR yang tinggi, selain banyak menarik investor juga mengurangi risiko estimasi dan asimetri informasi, di mana masingmasing menunjukkan pengurangan biaya modal. PENUTUP Pada Uji f disimpulkan bahwa setiap proksi dalam variabel corporate governance bahwa ukuran
dewan komisaris, Independensi dewan komisaris, Ukuran komite audit, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional,Kepemilikan terkonsentrasi secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi variabel CSR-dislosure (CSRI). Pada Uji t disimpulkan dalam variabel
Mekanisme CG, Ukuran komite audit, Kepemikan terkonsentrasi, ukuran perusahaan memiliki
hubungan yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA
Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008. “The Impact Of Government And Foreign Affiliate Influence On Corporate Social Reporting (The Case Of Malaysia)”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 23,No. 4, hal. 386-404.
Anggraini, Fr. Reni. Retno, 2006, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang 23-26 Agustus.
Dima Jamali*, Asem M. Safieddine and Myriam Rabbath, 2008, “Corporate Governance and Concentration And Disclosure”. University of Hong Kong.
Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2002. Peranan Dewan Komisaris dan Komte Audit dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan (corporate governance). Jakarta
Ghozali, I dan A. Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip. Semarang.
Ghozali, Imam. 2007. SPSS. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip: Semarang.
Global Reporting Initiatives (GRI). 2006. Sustainability reporting Guidelines. Amsterdam
Hackston, D., dan M.J. Milne. 1996. “Some determinants of social and environmental disclosures in New Zealand companies”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1, hal 77-108.
Handajani, Lilik, Sutrisno dan Grahita Chandrarin, 2009, The Effect of Earnings Management And Corporate Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility Disclosure : Study at Public Companies in Indonesia Stock Exchange, Simposium Nasional Akuntansi XII Universitas Sriwijaya Palembang 04-06 November.
Hoje Jo • Maretno A. Harjoto, 2011, The Causal Effect of Corporate Governance on Corporate Social Responsibility, Springer Science+Business Media
Huafang, Xiao dan Jianguo, Yuan. 2007. “Ownership structure, board composition and corporate voluntary disclosure: Evidence from listed companies in China”. Managerial Auditing Journal Vol. 22 No. 6.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007. Jakarta: Salemba Empat.
Kaihatu, Thomas S. 2006. “Good corporate governace dan penerapannya di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.8 No.1 Maret2006.
Kim, Kenneth A, 2003, Corporate governance, Pearson Prentice Hall
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Peraturan No X.K.6 : Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik
Manuel Castelo BrancoLúcia Lima Rodrigues, 2007, Positioning Stakeholder Theory within the Debate on Corporate Social Responsibility, Electronic Journal of Business Ethics and Organization StudiesVol. 12, No. 1
Matoussi, Hamadi, dan Chakroun, Raida. 2008. ” Board Composition, Ownership Structure And Voluntary Disclosure In Annual Reports: Evidence From Tunisia” Laboratoire Interdisciplinaire De Gestion Université-Entreprise (LIGUE).
Md. Habib-Uz-Zaman Khan, 2010, The effect of corporate governance elements on corporate social responsibility (CSR) reporting, International Journal of Law and Management Vol. 52 No. 2.
Moeljono Djokosantoso, 2006,Good Corporate Culture Sebagai Inti Dari Good Corporate Governance, Jakarta, PT Gramedia
Muhammad Titan Terzaghi, 2012, Pengaruh Earning Management Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.1 Januari 2012
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009)
Puspitasari, Apriani Daning. 2009. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR pada laporan tahunan perusahaan di Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Putri, Anggi Miharsa. 2009. “Pengaruh Independensi dan efektivitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.
Robert A G Monks, Nell Minow, 2001, Corporate Governance, Hongkong, T.J. International
Roshima Said, Yuserrie Hj Zainuddin and Hasnah Haron, 2009, The relationship between corporate social responsibility disclosure and corporate governance characteristics in Malaysian public listed companies, Social Responsibility Journal J Vol. 5 No. 2 2009, Pp.212-226.
Sayekti, dan Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earnings Response Coefficient”. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.
Sembiring, Eddy Rismanda, 2005, Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15 – 16 September.
Solomon, Jill, 2003, Corporate governance and accountability, Hongkong, T.J. International
Taridi, Tirmidzi, 2009. Perkembangan GCG di Indonesia. Seminar Nasional “Rejuvenating Our Teaching Research in Financial Accounting and Modeling GCG in Indonesia”. Yogyakarta.
Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham serta Cost of Equity Capital”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate social responsibility. Sinar Grafika. Jakarta.
Utama, Sidharta. 2007. “Evaluasi infrastruktur pendukung pelaporan tanggung Jawab sosial dan lingkungan di Indonesia”. Pidato ilmiah pengukuhan guru besar FEUI. Jakarta
Www.csrindonesia.com
Yu, Guanghua dan Shao, Li. 2007. “Against Legal Origin: Of Ownership Concentration And Disclosure”. University of Hong Kong.