Vol 9 No. 2 Oktober 2014 61 ANALISA FAKTOR DOMINAN TERHADAP STANDAR RUMAH SAKIT YANG RAMAH LINGKUNGAN Isradias Mihrajhusnita Dosen Politeknik Transportasi Keselamatan Jalan ABSTRAK Bangunan gedung sebagai tempat manusia dalam melakukan kegiatannya, mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, serta jatidiri. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, keagamaan, usaha, sosial budaya maupun kegiatan khusus. Dewasa ini sering dijumpai penurunan laik fungsi bangunan gedung akibat kurangnya biaya perawatan, perubahan fungsi, pemeliharaan dan perawatan rutin Bangunan Gedung yang tidak kontinu. Penurunan kualitas dapat disebabkan oleh umur bangunan seperti terjadinya proses pelapukan maupun perubahan fungsi bangunan, sehingga akan timbul masalah berkurangnya tingkat keamanan struktur dan rasa kenyamanan yang pada akhirnya bisa berakibat pada resiko keselamatan pengguna bangunan. Berkaitan dengan hal tersebut sangat memungkinkan terjadi penurunan kualitas lingkungan di sekitar. Di lain pihak kemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan arahan terwujudnya bangunan gedung yang fungsional, produktif, dapat menjamin keselamatan masyarakat, keandalan bangunan dan kelestarian lingkungan, baik melalui mekanisme perizinan, maupun pengawasan masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi lingkungan dan struktur pada bangunan gedung. Obyek bangunan yang ditinjau adalah dua gedung pemerintah milik Pemerintah Kota Semarang. Evaluasi kelayakan struktur maupun lingkungan mengacu diantaranya pada Peraturan Menteri PU No.29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Secara umum hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas baik dari segi struktur maupun pengelolaan lingkungan pada dua gedung yang ditinjau. kata kunci: struktur, lingkungan, kelayakan, keandalan PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, khususnya Bagian Ketiga (Bangunan) Pasal 9 dan Pasal 10, serta Bagian Keempat (Prasarana) Pasal 11, dan UU RI No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Komersial, diperlukan pemahaman maknanya untuk para pelaku jasa konstruksi (perencana, pelaksana, pengawas), dan pengelola (operator dan pemelihara) Bangunan Komersial dan Rumah Sakit, sehingga pelaksanaan isi Undang-Undang tersebut dapat tercapai secara maksimal. Bangunan Komersial dan Rumah Sakit kedepan tidak hanya memenuhi ketentuan perundang- undangan yang berlaku, tetapi juga harus mengedepankan bangunan yang ramah lingkungan (Green Building/Hospital). Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan salah satunya adalah kebijakan Green Hospital, yaitu rumah sakit yang berwawasan lingkungan. Green Hospital merupakan jawaban dari tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan paripurna dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Vol 9 No. 2 Oktober 2014 61
ANALISA FAKTOR DOMINAN TERHADAP STANDAR RUMAH SAKITYANG RAMAH LINGKUNGAN
Isradias MihrajhusnitaDosen Politeknik Transportasi Keselamatan Jalan
ABSTRAKBangunan gedung sebagai tempat manusia dalam melakukan kegiatannya, mempunyaiperan yang sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, sertajatidiri. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untukhunian atau tempat tinggal, keagamaan, usaha, sosial budaya maupun kegiatan khusus.Dewasa ini sering dijumpai penurunan laik fungsi bangunan gedung akibat kurangnya biayaperawatan, perubahan fungsi, pemeliharaan dan perawatan rutin Bangunan Gedung yangtidak kontinu. Penurunan kualitas dapat disebabkan oleh umur bangunan seperti terjadinyaproses pelapukan maupun perubahan fungsi bangunan, sehingga akan timbul masalahberkurangnya tingkat keamanan struktur dan rasa kenyamanan yang pada akhirnya bisaberakibat pada resiko keselamatan pengguna bangunan. Berkaitan dengan hal tersebutsangat memungkinkan terjadi penurunan kualitas lingkungan di sekitar. Di lain pihakkemampuan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memberikan arahan terwujudnya bangunangedung yang fungsional, produktif, dapat menjamin keselamatan masyarakat, keandalanbangunan dan kelestarian lingkungan, baik melalui mekanisme perizinan, maupunpengawasan masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisilingkungan dan struktur pada bangunan gedung. Obyek bangunan yang ditinjau adalah duagedung pemerintah milik Pemerintah Kota Semarang. Evaluasi kelayakan struktur maupunlingkungan mengacu diantaranya pada Peraturan Menteri PU No.29/PRT/M/2006 tentangPedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Secara umum hasil evaluasi menunjukkanbahwa terjadi penurunan kualitas baik dari segi struktur maupun pengelolaan lingkunganpada dua gedung yang ditinjau.kata kunci: struktur, lingkungan, kelayakan, keandalan
PENDAHULUANLatar Belakang
Rumah Sakit adalah institusipelayanan kesehatan bagi masyarakatdengan karakteristik tersendiri yangdipengaruhi oleh perkembangan ilmupengetahuan kesehatan, kemajuanteknologi, dan kehidupan sosial ekonomimasyarakat yang harus tetap mampumeningkatkan pelayanan yang lebihbermutu dan terjangkau oleh masyarakatagar terwujud derajat kesehatan yangsetinggi-tingginya. Undang-Undang RI No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,khususnya Bagian Ketiga (Bangunan) Pasal9 dan Pasal 10, serta Bagian Keempat(Prasarana) Pasal 11, dan UU RI No. 28Tahun 2002 tentang Bangunan Komersial,diperlukan pemahaman maknanya untukpara pelaku jasa konstruksi (perencana,
pelaksana, pengawas), dan pengelola(operator dan pemelihara) BangunanKomersial dan Rumah Sakit, sehinggapelaksanaan isi Undang-Undang tersebutdapat tercapai secara maksimal. BangunanKomersial dan Rumah Sakit kedepan tidakhanya memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga harusmengedepankan bangunan yang ramahlingkungan (Green Building/Hospital).
Kebijakan pemerintah untukmewujudkan pembangunan yangberwawasan lingkungan salah satunyaadalah kebijakan Green Hospital, yaiturumah sakit yang berwawasan lingkungan.Green Hospital merupakan jawaban darituntutan kebutuhan pelayanan daripelanggan rumah sakit yang telah bergeserke arah pelayanan paripurna dengan
62 Vol 9 No. 2 Oktober 2014
berbasis kenyamanan dan keamananlingkungan rumah sakit. Oleh karena iturumah sakit hendaknya mampumemberikan perlindungan dan kenyamananbagi pasien dan pengunjung lainnya.Terpenuhinya unsur kenyamanan ekologismerupakan salah satu pertimbangan pasiendalam pemilihan rumah sakit.
Konsep Green Hospital saat initelah berkembang menjadi pendekatan sisibaru dalam pengelolaan rumah sakit.Keberadaan rumah sakit dalam satukesatuan ekosistem regional disuatuwilayah ditengah isu perubahan iklim danpemanasan global serta degradasilingkungan seharusnya bertanggung jawabatas keberlanjutan kwalitas lingkungan danpemanfaatan sumber daya alam.Pemanfaatan sumber daya air, energi,material alam yang merupakan kebutuhaninput secara terus menerus bagipengoperasian rumah sakit perlu dilandasioleh eco-efficiency, sehingga prinsippemenuhan konsep pembangunanberkelanjutan (sustainable development)bidang kesehatan akan terpenuhi.
Keberadaan rumah sakit ditengahpermukiman dengan daya dukunglingkungan yang terbatas sering tidakmenjadi perhatian manajemen rumah sakit,padahal seharusnya paradigma terkinimengajarkan bahwa pengelolaan rumahsakit seharusnya wajib diiringi dengankebijakan mensejahterakan masyarakatsekitar melalui optimalisasi pengelolaanlingkungan hidup, sehingga keberadaanrumah sakit dengan kompleksitaskegiatannya tidak menambah beban negatifberupa pencemaran lingkungan, bahkanmemberikan manfaat positif bagikelestarian lingkungan masyarakat sekitar.
Rumah Sakit yang ada pada saat inijustru banyak menyumbangkan limbah bagilingkungan. Limbah-limbah di rumah sakitlangsung dibuang ke sungai sehinggamerusak kualitas air dan ekosistem sungai.Selain itu penggunaan energi yang belumefisien membuat rumah sakit sedikit banyakikut menyumbang kerusakan lingkungan.
Jumlah pemakaian energi di rumah sakitlebih banyak dibandingkan industri, bidangrumah sakit menghabiskan sekitar 20 %lebih banyak energi dibandingkan bidangindustri.
Kondisi Rumah Sakit seperti uraiandiatas mempengaruhi tingkat keandalanbangunan yang berkualitas dengan kelaikanfungsi bangunan yang dapat diteliti daritesis ini dengan mengacu pada Permen PUNo. 29/PRT/M/2006 tentang PedomanPersyaratan Teknis Bangunan Gedung.
Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang
diatas, secara garis besar permasalahanyang akan dibahas adalah sebagai berikut :1. Faktor apa saja yang mempengaruhi
standart rumah sakit yang ramahlingkungan.
2. Faktor apa yang memiliki pengaruhpaling dominan terhadap standart rumahsakit yang ramah lingkungan.
Tujuan PenelitianMengingat pentingnya
pembangunan rumah sakit ramahlingkungan, maka penelitian ini bertujuanuntuk :1. Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi standart rumah sakityang ramah lingkungan.
2. Mengetahui faktor apa yang memilikipengaruh paling dominan terhadapstandart rumah sakit yang ramahlingkungan.
Data-data yang berhubungandengan struktur dan kondisi lingkungandiperoleh dari pihak Rumah Sakit UmumDaerah Bendan Pekalongan. Data-datatersebut kemudian diolah untuk mengetahuitingkat keandalan RSUD Bendanbedasarkan Permen PU No.29/PRT/M/2006.
LANDASAN TEORIKomponen
Terkait dengan pelayanan yangsecara langsung dengan konstruksi, yang
Vol 9 No. 2 Oktober 2014 63
terbagi dalam empat kelompok pentingseperti berikut ini.1) Struktur.2) Mekanikal.3) Elektrikal.4) Manajemen rumah sakit.
Keempatnya secara bersama-sama akanmembangun rumah sakit dimana secarakonstrusi merupakan bangunan yang kasatmata, dapat dilihat, dan diraba. Keempatnyaberfungsi masing-masing seperti berikut.
a. StrukturBertugas memberikan dukungan optimalbagi bangunan, seperti berikut.a. Memperkuat struktur tanah, bawah
tanah, dan level air.b. Mempersiapkan tata letak struktur dan
jalur tanah.c. Mempersiapkan biaya awal dari
bangunan gedung.d. Mempersiapkan spesifikasi untuk
pekerjaan sipil.e. Mempersiapkan gambar untuk
konstruksi.f. Memverifikasikan gambar untuk
tender.g. Mempersiapkan inspeksi, tes, dan
telaah ulang konstruksi.h. Mendukung (memberikan) arahan dan
interpretasi rencana dan spesifikasi.i. Menjaga dan menverifikasi pada
pembayaran pada kontraktor.
b. ElektrikalPeran yang penting meliputi hal-hal terkaitkelistrikan seperti berikut ini.a. Daya listrik.b. Distribusi.c. Jaminan menyala secara terus-menerus
pada bagian tertentu seperti kamaroperasi, ICU, dan lemari eslaboratorium.(Sumber : Kunders, G.D., Hospitals.New Delhi: Tata McGraw Hill, 2007)
c. MekanikalTujuan utama dari plumbing adalah sebagaiberikut.
a. Mengatur aliran dan kecukupan air diseluruh bangunan.
b. Mengelola limbah menjadi tidakberbahaya.
c. Menjamin kecukupan jumlah dansyarat air untuk rumah sakit.
d. Mencegah kontaminasi pada air bersih,termasuk di dalamnya :
1. Perpipaan2. Jaringan3. Wc dan toilet
an yang sedang terjadi. Pengambilan dataprimer adalah dengan langsung mengamatikondisi bangunan dengan memperhatikanparameter struktur dan kondisi lingkungan.Apabila diperlukan data-data perencanaanmaupun As Built Drawing dapat diperolehdari pihak Rumah Sakit.
64 Vol 9 No. 2 Oktober 2014
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Keandalan StrukturHasil perhitungan nilai keandalan
struktur Gedung RSUD Bendan denganmenggunakan software dari PU diperolehnilai 97,51; yang berarti struktur masukkategori ANDAL. Gedung dengan struktur
yang andal berarti menggunakan materialyang berkualitas dan ramah lingkungan,sehingga dilihat dari aspek struktur RSUDBendan menggunakan Standart GedungRamah Lingkungan.
PENILAIAN KEANDALAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG RANGKA BETON DAN DINDING PASANGAN
RSU D BendanJl. , SriwijayaPublik Service Medic1000 m24 lantaiDinkes
Kesimpulan:Struktur gedung secara keseluruhan adalah ANDAL
< 85
StrukturPelengkap
StrukturBawah
Nilai KeandalanTotal (%)
Struktur Atas
Faktor Reduksi
Komponen Sub KomponenNilai MaksKeandalan
(%)
95 - 100
Nilaikeandalankomponen
struktur85 - <95
Nama BangunanLokasi/AlamatFungsiLuasJumlah lantaiPemilik
Vol 9 No. 2 Oktober 2014 65
1. Aspek Utilitasa. Nilai Keandalan Utilitas Pencegahan
KebakaranTabel 1. Nilai Keandalan Utilitas
Pencegahan KebakaranNom
orKelompokUtilit
as
KomponenUtilitasPencegahanKebakaran
BobotFungsi(100%)
Nilai TingkatKeandalan NKU (µ)
Tingkat
keandalan(%)
Tingkat
keandalan
F.Redu
ksiФ
(%)
(1) (2) (3) (4) (8) (9)
SISTEMDETEKSIALARMKEBAKARAN
NF = 20 100,00
1. Alat-alatdeteksi
3 100 3
2. TitikPanggilmanual
3 100 3
1A3. PanelcontrolKebakaran
4 100 4
4. Catu daya 3 100 3
5. AlarmKebakaran
3 100 3
6. KabelInstalasi
4 100 4
SPRINKLEROTOMATIS
NF = 20 0,00
1. Pompa Air 4 0 0
2. KepalaSprinkler
4 0 0
1B 3. kran Uji 4 0 0
4. Tangki Air 4 0 0
5. PipaInstalasi
4 0 0
GASPEMADAMAPI
NF = 20 35,00
1.KumpulanTabung GasPemadam Api
3 0 0
2. AlarmKebakaran
2 100 2
3. StaterOtomatis 2 0 0
1C 4. Catu Daya 2 100 2
5. PanelKontrol
2 0 0
6. KotakOperasiManual
2 0 0
7. Alat-alatDeteksikebakaran
3 100 3
8. Nosel Gas 2 0 0
9. KranPemilihOtomatis
2 0 0
HIDRAN NF = 15 100,00
1. Pompa Air 3 100 3
2. PipaInstalasi
2 100 2
3. TangkiPenekanAtas/AlatKontrol
2 100 2
1D4. HidranKotak
2 100 2
5. HidranPilar 2 100 2
6. Sumber Air 2 100 2
7. TangkiPenampungAir
2 100 2
TABUNGPEMADAMAPI RINGAN
NF = 15 100,00
1E1. Tabung GasTersegel 8 100 8
2.Selang 7 100 7
Gedung Rumah Sakit Umum DaerahBendan Pekalongan telah dilengkapi denganinstalasi sistem pencegahan kebakaran.Pada bangunan gedung ini telah tersediasistem alarm kebakaran, sistem hidrant dantabung gas ringan. Namun sistempencegahan kebakaran ini belum dilengkapidengan sistem sprinkler otomatis dan gaspemadam api, tetapi Rumah Sakit UmumDaerah Bendan sudah termasuk memenuhistandart gedung ramah lingkungan denganadanya sistem dan peralatan pemadamkebakaran.
b. Nilai Keandalan Utilitas TransportasiVertikal
Tabel 2 Nilai Kandalan UtilitasTransportasi Vertikal
NomorKelom
pokUtilitas
KomponenUtilitas
Transportasi Vertikal
BobotFungsi(100%
)
Nilai Tingkat KeandalanNKU (µ)
Tingkat
keandalan(%)
Tingkat
keandalan
F.Reduk
siФ
(%)
(1) (2)(3) (4) (8) (9)
LIF (LIFT) NF =50 100,00
1. MotorPenggerak 8 100 8
2. Sangkardan alatKontrol
7 100 7
2A
3. MotorPenggerakPintu
7 100 7
4. Kabel danPanelListrik
7 100 7
5. Rel 7 100 7
6. AlatPenyeimbang Sangkar
7 100 7
7. PeredamSangkar
7 100 7
ESKALATOR
NF =50 100,00
1. motorPenggerak 8 100 8
2. AlatKontrol
7 100 7
2B3. Kabel dan 7 100 7
66 Vol 9 No. 2 Oktober 2014
PanelListrik4. RantaiPenarik 7 100 7
5. Roda-roda gigiPenarik
7 100 7
6. BadanEskalator
7 100 7
7. AnakTangga/lantai
7 100 7
Gedung Rumah Sakit Umum DaerahBendan Pekalongan tidak dilengkapidengan sistem transportasi vertikal, baik ituberupa lift maupun eskalator. Karenamenurut PP no 36 tahun 2005 tentangpelaksanaan bangunan gedung, bahwatransportasi vertikal dipersyaratkan bagibangunan bertingkat minimal 5 lantai, makauntuk bangunan gedung di Rumah SakitUmum Daerah Bendan Pekalongan padakomponen transportasi vertikalmendapatkan angka penuh, karena tidakmemenuhi kriteria yang dipersyaratkantersebut.
c. Nilai Keandalan Utilitas PlumbingTabel 3 Nilai Keandalan Utilitas PlumbingNomor
*) Bila hanya ada satu dari sumber air tersebut, maka jenis sumber air yang tidak ada diberikan
Vol 9 No. 2 Oktober 2014 67
2. Aspek Lingkungana. Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih yangdigunakan di RSUD Bendan berasal darisumur artesis yang terletak di halamanbelakang rumah sakit. Sistem penyediaanair bersih ini telah dilengkapi dengan tangkipenampung air dan tangki air atas, tetapitidak menggunakan sistem tangki tekan(hidrofor). Tangki atas di gedung dengankapasitas ± 6000 liter. Penggunaan airbersih untuk kegiatan pelayanan rumahsakit (medis dan non medis). Jumlahpenggunaan air dalam kegiatan RSUDBendan sangat tergantung oleh jumlahhunian rumah sakit yang memiliki 169 beduntuk perawatan dan dengan jumlahkaryawan 207 orang. Dari segi kualitas,berdasarkan data hasil analisis laboratoriumyang telah dilakukan pada bulan Juli tahun2010, sampel air bersih dari sumur artesisdan juga dari sampel yang diambil dibeberapa lokasi yang telah didistribusikanmelalui jaringan perpipaan pada pipaterjauh, seperti di UGD, Poli Gigi danDapur, masih ada beberapa parameter yangtelah melampaui baku mutu air minummenurut Peraturan Menkes RINo.492/Menkes/Per/IV/2010 . Tabel 4.8menunjukkan salah satu data hasil analisiskualitas air yang diambil pada kran yangjaraknya jauh dari sumur yaitu di RuangDapur. Menurut data tersebut terlihat bahwakadar besi telah melampaui baku mutu.
KESIMPULANDari hasil penelitian dan analisis
pembahasan terhadap kondisi bangunanmaka dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Kualitas gedung bisa dikategorikan
Andal jika beberapa aspek, yaitu aspek
stuktur (kondisi bangunan baik bagianluar maupun bagian dalam, dankualitas bahan bangunannya), aspekaksesibilitas (penyediaan fasilitasuntuk penyandang cacat), aspek utilitas(aspek yang meliputi fasilitas-fasilitasoperasional keamanan gedung), danaspek lingkungan (meliputi fasilitaspembuangan limbah cair maupunpadat) memenuhi strandart yang sudahditentukan.
2. Observasi yang dilakukan terhadapGedung Rumah Sakit Umum DaerahBendan Pekalongan, dari aspekbangunan dan lingkungan termasukkedalam kategori andal dapatdisimpulkan bahwa Gedung RumahSakit Umum Daerah Bendanmerupakan Rumaha Sakit RamahLingkungan. Dan dilihat dari beberapaaspekpun masih dapat dikategorikanGedung Rumah Sakit RamahLingkungan, karena dari aspek-aspektersebut masih termasuk dalamStandart Gedung Ramah Lingkungan.
DAFTAR PUSTAKABoy Subirosa Sabarguna, Bangunan Rumah