PRAKTIKUM PRESTASI MESIN 3.2 Pemabahasan Putaran Konstan 3.2.1 Grafik hubungan antara torsi (T) dengan Daya Pengereman (Ne) 0 1 2 3 4 5 6 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 T dengan Ne T dengan Ne Dari grafik hubungan antara torsi (T) dan Daya Pengereman (Ne) memperlihatkan bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka semakin meningkat daya poros efektif. Hal ini menunjukkan bahwa torsi berbanding lurus dengan daya poros efektif. Dimana torsi yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2 Pemabahasan
Putaran Konstan
3.2.1Grafik hubungan antara torsi (T) dengan Daya Pengereman (Ne)
0 1 2 3 4 5 60
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
T dengan Ne
T dengan Ne
Dari grafik hubungan antara torsi (T) dan Daya Pengereman (Ne)
memperlihatkan bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka semakin
meningkat daya poros efektif. Hal ini menunjukkan bahwa torsi berbanding
lurus dengan daya poros efektif. Dimana torsi yang diberikan sebesar 0,2 –
5,4 Nm mengahasilkan daya poros efektif sebesar 0,0418 – 1,1304 kW.
Hal ini disebabkan semakin besar pembebanan pada poros sehingga
torsi yang dihasilkan semakin meningkat akibat adanya beban gesek yang
lebih besar dengan bertambahnya beban pengereman yang diterima poros
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
pada mesin. Dimana torsi semakin meningkat akan menghasilkan daya
poros efektif yang elebih tinggi.
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Ne) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
Ne = 2πn t60 .1000
(kW)
Torsi (T) Daya Poros Efektif (Ne)
0,2 Nm 0,0418 kW
3,5 Nm 0,288 kW
5,4 Nm 1,1304 kW
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.2Grafik hubungan antara Torsi (T) dengan Pemakaian Bahan Bakar (Fc)
0 1 2 3 4 5 60.2
0.25
0.3
0.35
0.4
T dengan Fc
T dengan Fc
Dari grafik hubungan antara Torsi (T) dan Pemakaian Bahan Bakar
(Fc) memperlihatkan bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka
semakin meningkat pemakaian bahan bakar. Hal ini menunjukkan bahwa
torsi berbanding lurus dengan pemakaian bahan bakar. Dimana torsi yang
diberikan sebesar 0,2 – 5,4 Nm menghasilkan pemakaian bahan bakar
sebesar 0,2233 – 0,353 kg/jam
Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan pada saat pemakaian bahan
bakar untuk membakar bahan bakar yang masuk keruang bakar pada
volume tetap. Dimana waktu yang diperlukan untuk pemakaian bahan
bakar menurun dan torsi meningkat maka pemakaian bahan bakar lebih
tinggi.
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
Fc = 3600 . ρbb .Vbb
t (kg/jam)
Torsi (T) Pemakaian Bahan Bakar
(Fc)
0,2 Nm 0,2233 kg/jam
3,5 Nm 0,288 kg/jam
5,4 Nm 0,353 kg/jam
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.3 Grafik hubungan antara Torsi (T) dengan Kerugian Panas Yang HIlang
Melalui Gas Buang (Qlosses)
0 1 2 3 4 5 62300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
T dengan Q los
T dengan Q los
Dari grafik hubungan antara Torsi (T) dan Kerugian Panas Yang
Dibuang Melalui Gas Buang (Qlosses) memperlihatkan bahwa semakin tinggi
torsi yang diberikan maka semakin meningkat Kerugian Panas Yang
Dibuang Melalui Gas Buang. Hal ini menunjukkan bahwa torsi berbanding
terbalik dengan Kerugian Panas Yang Dibuang Melalui Gas Buang.
Dimana torsi yang diberikan sebesar 0,2 – 5,4 Nm menghasilkan Kerugian
Panas Yang Dibuang Melalui Gas Buang sebesar 2813,888 – 2571,524
kg.m3
Hal ini disebabkan temperature yang semakin menurun pada saat
pembuangan gas sisa pembakaran bahan bakar diruang bakar pada
pemakaian bahan bakar yang meningkat. Dimana temperatur yang
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
semakin menurun akan menghasilkan kerugian panas yang hilang melalui
gas buang juga menurun
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
Qlosses = 1 . (mat + Fc) . (Exhaust – Ta) kg.m3
Torsi (T) Qlosses
0,2 Nm 2813,888 kg.m3
3,5 Nm 2637 kg.m3
5,4 Nm 2571,524 kg.m3
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.4 Grafik hubungan antara Torsi (T) dengan Efisiensi Volumetrik (ηv)
0 1 2 3 4 5 635.4
35.8
36.2
36.6
37
T dengan Nv
T dengan Nv
Dari grafik hubungan antara Torsi (T) dan Efisiensi Volumetrik (ηv)
memperlihatkan bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka semakin
meningkat Efisiensi Volumetrik. Hal ini menunjukkan bahwa torsi
berbanding terbalik dengan Efisiensi Volumetrik. Dimana torsi yang
diberikan sebesar 0,2 – 5,4 Nm menghasilkan Efisiensi Volumetrik
sebesar 35,626 – 36,323 %
Hal ini disebabkan udara yang masuk kedalam silinder tiap siklus
semakin tinggi sehingga laju aliran semakin meningkat pada orifice yang
semakin besar pada mesin. Dimana semakin tinggi laju aliran udara yang
masuk akan menghasilkan efisiensi volumetric yang lebih tinggi.
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
ηvol = mamat
x 100 %
Torsi (T) Efisiensi volumetric (ηv)
0,2 Nm 35,626 %
3,5 Nm 35,863 %
5,4 Nm 36,323 %
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.5 Grafik hubungan antara Torsi (T) dengan Efisiensi Break (ηb)
0 1 2 3 4 5 60
5
10
15
20
25
30
T dengan Nb
T dengan Nb
Dari grafik hubungan antara Torsi (T) dan Efisiensi Break (ηb)
memperlihatkan bahwa semakin tinggi torsi yang diberikan maka semakin
meningkat Efisiensi Break. Hal ini menunjukkan bahwa torsi berbanding
lurus dengan Efisiensi Break. Dimana torsi yang diberikan sebesar 0,2 –
5,4 Nm menghasilkan Efisiensi Break sebesar 1,6459 – 28,115 %
Hal ini disebabkan semakin besar torsi pada poros maka daya poros
yang dihasilkan semakin meningkat sehingga pemakaian bahan bakar
juga meningkat. Dimana daya poros dan pemakaian bahan bakar
meningkat akan menghasilkan daya Efisiensi Break yang lebih tinggi.
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
ηb = 3600 .NeFc .LHV x 100%
Torsi (T) Efisiensi Break (ηb)
0,2 Nm 1,6459 %
3,5 Nm 22,337 %
5,4 Nm 28,115 %
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.6 Grafik hubungan antara Daya Pengereman (Ne) dengan Pemakaian
Bahan Bakar (Fc)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.20
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
Ne dengan Fc
Ne dengan Fc
Dari grafik hubungan antara Daya Pengereman (Ne) dan Pemakaian
Bahan Bakar (Fc) memperlihatkan bahwa semakin tinggi Daya
Pengereman yang diberikan maka semakin meningkat Pemakaian Bahan
Bakar. Hal ini menunjukkan bahwa Daya Pengereman berbanding lurus
dengan Pemakaian Bahan Bakar. Dimana Daya Pengereman yang
diberikan sebesar 0,0419 – 1,1304 kW menghasilkan Pemakaian Bahan
Bakar sebesar 0,2233 – 0,353 kg/jam
Hal ini disebabkan semakin besar torsi pada poros maka daya poros
yang dihasilkan semakin meningkat dan bahan bakar yang masuk
kedalam ruang bakar juga meningkat. Dimana daya pengereman semakin
meningkat akan menghasilkan pemakaian bahan bakar yang lebih tinggi.
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
Ne = 2πnt60 .1000
(kW)
Fc = 3600 . ρbb .Vbb
t (kg/jam)
Daya Pengereman (Ne)Pemakaian Bahan Bakar
(Fc)
0,0419 kW 0,2233 kg/jam
0,7327 kW 0,288 kg/jam
1,1304 kW 0,353 kg/jam
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.7 Grafik hubungan antara Daya Pengereman (Ne) dengan Efisiensi Break
(ηb)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.20
5
10
15
20
25
30
Ne dengan Nb
Ne dengan Nb
Dari grafik hubungan antara Daya Pengereman (Ne) dan Efisiensi
Break (ηb) memperlihatkan bahwa semakin tinggi Daya Pengereman yang
diberikan maka semakin meningkat Efisiensi Break. Hal ini menunjukkan
bahwa Daya Pengereman berbanding lurus dengan Efisiensi Break.
Dimana Daya Pengereman yang diberikan sebesar 0,0419 – 1,1304 kW
menghasilkan Efisiensi Break sebesar 1,6459 – 28,115%
Hal ini disebabkan semakin besar torsi pada poros maka daya poros
yang dihasilkan semakin meningkat dan bahan bakar yang masuk
kedalam ruang bakar juga meningkat sehingga efisiensi break juga
semakin meningkat. Dimana daya pengereman semakin meningkat akan
menghasilkan efisiensi break semakin meningkat.
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
Secara sistematika dapat dilihat pada persamaan (Fc) dan dapat
dilihat pada table hasil perhitungan.
Ne = 2πnt60 .1000
(kW)
ηb = 3600 .NeFc .LHV x 100%
Daya Pengereman (Ne) Efisiensi Break (Nb)
0,0419 kW 1,6459 %
0,288 kW 22,337 %
1,1304 kW 28,115 %
BEBAN KONSTAN
PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
3.2.1 Grafik hubungan antara Putaran mesin (n) dengan Daya Pengereman