MILD COGNITIVE IMPAIRMENT (MCI) OLEH: MARDHOTILLAH CHILMY IMAS AYU ARJIANTI PUTRI PEMBIMBING: DR. EDDY ARIO K, SP.S
MILD COGNITIVE IMPAIRMENT
(MCI)
OLEH:MARDHOTILLAH CHILMY
IMAS AYU ARJIANTI PUTRI
PEMBIMBING:DR. EDDY ARIO K, SP.S
DEFINISIMild Cognitive Impairment (MCI)
merupakan diagnosis klinis dimana terdapat defisit fungsi kognitif tetapi tidak cukup berat untuk didiagnosis demensia.
Kognitif:Mendapatkan dan memproses informasi tentang diri
sendiri dan dunianya
• Fenomena MCI terutama dipergunakan sebagai “peringatan” bahwa penyandangnya mempunyai resiko tinggi untuk mengidap demensia Alzheimer dan merupakan fase transisi antara gangguan memori fisiologis dan patologis
Prevalensi MCI
• 10 – 20 % orang pada usia >60 th menderita MCI
SUBTIPE MCI
1. Bentuk amnestik Gangguan memori dominan, sering menjadi prekursor penyakit Alzheimer.
2. Bentuk non-amnestikFungsi luhur yang paling sering terganggu. Bentuk non-amnestik dapat dihubungkan dengan penyakit serebrovaskuler atau mungkin menjadi prekursor dari demensia.
ETIOLOGISetiap gangguan somatik, neurologis maupun psikiatis yang
dapat mempengaruhi fungsi otak dapat menyebabkan MCI, seperti:
• Trauma otak• Infeksi otak• Stroke • Tumor intracerebral• Alzeimer’s disease• Depresi• Gangguan psikotik• Intoksikasi (alkohol, obat) dll
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari MCI adalah multifaktorial. Sebagian besar kasus bentuk MCI amnestik merupakan hasil dari perubahan patologis penyakit Alzheimer yang belum cukup parah untuk menyebabkan demensia klinis.
TRANSISI MENJADI DEMENSIA ALZHEIMER
Saat ini dapat dipergunakan sebagai pemahaman perjalanan penyakit Alzheimer secara slow motion.
Tampak jelas bahwa perjalanan penyakit Alzheimer secara kronik melalui sebuah “continum” (rangkaian kesatuan) mulai dari Benign Senescent Forgetfulness (BSF) Mild Cognitive Impairment (MCI, Gangguan Kognitif Ringan) penyakit Alzheimer (AD).
Mudah lupa (Forgetfulness)Mudah lupa merupakan fenomena yang paling
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari warga usia lanjut. Adapun kriteria mudah lupa (Forgetfulness) adalah:
Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya. Terdapat gangguan dalam mengingat kembali (recall). Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang
telah tersimpan dalam memori (retrieval). Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu apabila
diberi isyarat (clue) (recognition). Lebih sering menjabarkan fungsi atau bentuk daripada
menyebutkan namanya.
Gangguan Kognitif Ringan (MCI)Pada umumnya diagnosis MCI dibuat apabila
pada seseorang ditemukan kriteria berikut ini: Ada gangguan memori. Fungsi memori abnormal untuk usia dan pendidikan. Aktivitas sehari-hari normal. Fungsi kognisi umum normal. Tidak ada demensia (kepikunan).
Penderita MCI terutama mengalami gangguan memori jangka pendek (recent memory). Mereka masih mampu berfungsi normal dalam kehidupan sehari-hari, mampu memperoleh kemampuan kognisi seperti berpikir, pemahaman dan membuat keputusan.
• Demensia AlzheimerAdalah gangguan intelektual dan
kemampuan kognitif yang progresif dan cukup mengganggu performans sosial dan pekerjaan.
Gejala demensia pada penyakit Alzheimer adalah akibat proses degenerative yang menyebabkan kematian yang massif sel-sel neuron di korteks serebral.
Tanda-tanda klasik yang diidap oleh kebanyakan penderita pada stadium awal dan sebagai petujuk kebutuhan penilaian penyakit Alzheimer adalah:
• Short-term memory lossKemunduran fungsi memori merupakan tanda
yang paling awal.• Learning and retaining new information
Kesulitan untuk belajar hal yang baru. Akibatnya adalah mengulang-ulang sesuatu dan lupa pembicaraan dan janji.
• Reasoning and abstractive thoughtKesulitan untuk membaca kalender, memahami
lelucon, atau menetukan waktu. Mengalami kesukaran dalam menghitung balans buku cek, memasak atau tugas yang membutuhkan langkah berurutan.
• Judgment and planningKesulitan mengantisipasi atau mempertimbangkan
akibat dari suatu peristiwa atau tindakan. Tidak mampu memecahkan masalah sehari-hari, seperti bagaimana harus bertindak apabila kompor menyala, kesulitan mengikuti arah atau menemukan jalan kembali.
• Language skillsSangat sulit menemukan kata yang benar dalam
mengungkapkan pikiran bahkan dalam mengikuti konversasi.
• Inhibition and impulse controlPenderita yang dahulu pasif menjadi lebih agresif
dan kadang-kadang berperilaku tidak wajar. Akan tampak jelas perilaku yang iritabel dan tidak percaya.
TANDA & GEJALA KLINIS• Mengajukan pertanyaan yang sama berulang-
ulang• Menceritakan, cerita yang sama atau memberikan
informasi berulang kali• Kurang inisiatif pada awal atau menyelesaikan
aktivitas• Kesulitan dalam membayar pajak• Pada waktu melakukan percakapan dan aktivitas
kurang bermanfaat• Tidak mampu untuk mengikuti tugas yang rumit
DIAGNOSIS
Diagnosis MCI dapat dibuat dengan kriteria menurut the Quality Standards Subcommittee of the American Academy of Neurology sebagai berikut:– Keluhan memori, terutama disampaikan oleh orang
lain– Gangguan memori obyektif– Fungsi kognitif umum normal– Aktivitas kehidupan sehari-hari intak– Tidak ada demensia
PEMERIKSAANLaboratorium
Tidak ada penelitian laboratorium yang khusus untuk MCI. Kebanyakan praktisi melakukan pemeriksaan dasar untuk menemukan kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan demensia, seperti penyakit tiroid dan defisiensi cobalamin.
Neuroimaging Pencitraan otak dengan Computed Tomography
(CT) scanning atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) sering dilakukan pada pasien MCI. Namun, tidak ada parameter yang direkomendasikan dalam hal ini.
PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan LainPemeriksaan neuropsikologi sangat
diperlukan dalam kasus penurunan kognitif ringan untuk menunjukkan bahwa skor pasien berada di bawah tes memori standar (dan juga tes kognitif lain). Pemeriksaan serial dibutuhkan untuk menunjukkan apakah pasien membaik, tetap stabil, atau menuju ke demensia
PENATALAKSANAANObat-obatan
Pengobatan farmakologi terhadap MCI akan dianggap berhasil jika dapat mencegah perkembangan defisit kognitif dan fungsional dan pengembangan menjadi demensia. Namun, sampai sekarang tidak ada pengobatan yang berhasil.
• Perubahan Gaya HidupBukti dari studi epidemiologi longitudinal
menunjukkan bahwa latihan dan aktivitas fisik serta diet rendah lemak, terutama asam lemak jenuh dan kolesterol dikaitkan dengan rendahnya resiko menderita penurunan fungsi kognitif.
• Donepezil ditemukan dalam percobaan klinis acak
memiliki efek pencegahan sementara selama 1 tahun, dengan efek yang lebih besar dan berkelanjutan. Tetapi bukti tersebut tidak cukup kuat untuk dijadikan sebuah rekomendasi untuk penggunaan rutin.
VASCULAR COGNITIVE IMPAIRMENT
Vascular Cognitive Impairment
VCI merupakan suatu keadaan dimana individu memiliki kesulitan kognitif yang signifikan yang muncul akibat cerebrovascular disease dan ischemic brain injury.
Etiologi
• Patologi pada pembululuh darah besar maupun kecil
• Encelopaty post iskemic• Stroke
Vascular Cognitive Impairment• Gambar mekanisme patofisilogi
Vascular Cognitive Impairment• Vascular Cognitive Impairment:a) Vascular Mild Cognitive Impairment (VMCI)
Ggn kognitif ringan yg disebabkan ggn vaskular & seperti kriteria MCI ditegakkan seperti :
1. Keluhan memeori yg dikeluhkan oleh penderita2. Aktivitas sehari-hari (ADL) normal-otonom masih dpt hidup sendiri3. Didapatkan Ggn. pd beberapa aktivias seharian yg komplek4. Fungsi kognitif global normal5. Ggn memori obyektif / ggn. pd salah satu fungsi kogntif6. CDR score = 0.5 & GDS score = 37. Tidak dijumpai dementia menurut kriteria DSM IV, NINCDS
Vascular Mild Cognitive Impairment
b. Demensia Vaskular (DVa)Kriteria diagnosa DVa menurut DSM-IV : 1. Penurunan fungsi kognitif multiple (aphasia, apraksia,
agnosia serta ggn melaksanakan pekerjaannya)2. Penurunan fungsi kognitif berat shg menganggu pekerjaan /
hubungan sosial shg menggambarkan adanya penurunan fungsi yg sebelumnya masih baik
3. Tidak terdapat delirium meskipun demensia dpt terjadi bersamaan dgn delirium
4. Penyebab demensia dpt terkait dgn keadaan umum (panyalahgunaan bahan-bahan (toksin) / gabungan faktor-faktor tsb)
Pemeriksaan
• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan penunjang– Neuroimaging – Lab
Tatalaksana
• Simptomatik – Donepezil – Antidepresan
• Memperlambat progresi– Menurunkan faktor resiko
ALZEIMER’S DISEASE
Definisi
Alzeimer’s dementia adalah suatu gangguan neurodegenerative progresif dengan gejala klinis dan patologis yang khas.
Penemuan patologis khas adalah hilangnya neuron, adanya neurofibrilary tangles, neuritic plaques dan amyloid angiopati.
Dementia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
Etiologi
• Mutasi kromosom 21, 14 dan 1• Faktor-faktor yang diketahui : - genetik - vaskular - toksik - traumatik - inflamasi - lesi metabolik - infeksi - degenerasi malignan
Kriteria Diagnosis
- Diagnosa didasarkan atas pemeriksaan klinik dan tes neuropsikologi ( algoritma penanganan demensia, MMSE,CDT, ADL,dll ).
- Defisit meliputi dua atau lebih araea kognisi terutama perburukan memoti yg disertai gangguan kognisis lain yg progresif
- Tidak terdapat gangguan kesadaran- Awitan antara usia 40 – 90 th,sering
setelah 65.- Tidak ditemukan gangguan sistemik
atau penyakit otak sebagai penyebabgangguan memori dan fungsi kognisi yang progresif tsb.
- Penyandang sindroma demensia tanpa gangguan neurologis, psikiatris dan gangguan sistemik lain yg dapat menyebabkab demensia.
- Awitan, presentasi atau perjalanan penyakit yg bervariasi dibanding demensia Alzheimer klasik
- Pasien demensia dg komorbiditas ( ggn sistemik / ggn otak sekunder ), tetapi bukan sebagai penyebab demensia
- Dapat dipergunakan untuk keperluan penelitian bila terdapat suatu defisit kognisi berat, progresif bertahap tanpa penyebab lain yg teridentifikasi.
Probable Demensia Alzheimer Possible Demensia Alzheimer
Gambaran Klinis• Awitan penyakit perlahan-lahan• Perburukan progresif memori ( jangka pendek ) disertai gangguan
fungsi berbahasa ( afasia ), ketrampilan motorik ( apraksia ) dan persepsi ( agnosia ) dan perubahan perilaku penderita yang mengakibatkan gangguan aktivitas hidup sehari-hari.
• Bisa didapatkan riwayat keluarga dg penyakit yang serupa.• Kelainan neurologis lain pd tahap lanjut berupa gangguan motorik
( hipertonus, mioklonus, gangguan gait, atau bangkitan ( seizure ). • Gejala penyerta lain berupa depresi, insomnia, inkontinensia,
delusi, ilusi, halusinasi,pembicaraan katastrofik,gejolak emosional atau fisikal, gangguan seksual, dan penurunan berat badan.
Pemeriksaan Penunjang
• CT Scan: atrofi serebri t.u temporal dan parietal• MRI : atrofi serebri dan atrofi hipokampus• SPECT : penurunan serebral blood flow t.u di
kedua kortek temporoparietal• Laboratorium ; • EEG : – stad.awal : normal / aspesifik – stad.lanjut : perlambatan difus dan kompleks periodik
• Patologi Anatomi : ditemukan neurofibrillary tangles dan senile plaque
Penatalaksanaan
• Farmakologi : - Simtomatik :
- Donepezil HCl - Rivastigmin - Galantamin
- Gangguan perilaku : - antidepresan- neuroleptik
• Non Farmakologi- Program adaftif dan restoratif- Edukasi pengasuh- Intervensi lingkungan- Penanganan gangguan perilaku
PICK’S DISEASE
DEFINISI
• Merupakan suatu penyakit keturunan dimana terjadi kekurangan suatu enzim khusus yg mengakibatkan penimbunan sfingomielin ( hasil metabolisme lemak) atau terdapat penimbunan kolesterol yg abnormal.
ETIOLOGI
• Gen yg bertanggung jawab bersifat resesif.• Harus memiliki 2 gen dari kedua orang tua.
EPIDEMIOLOGI
• Ras adanya kelainan kromosom 17q berperan munculnya penyakit ini.
• Sexlaki-laki>wanita
• Usia sebelum usia 70 th, insidensi pd usia 55-56 th
PATOFISIOLOGI
• Adanya afek pd lobus frontal dan / anterolateral
• Terdapat temuan patologi berupa atrofi, neuronal loss dan gliosis mirovacuolation ggn. Behavior, afasia
MANIFESTASI KLINIS
• Juvenil Beratkelainan sistem saraf krn tdk dpt membentuk mielin
• Pertumbuhan lemak di bawah kulit• Daerah pigmentasi yg gelap• Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening• Retardasi mental• Afasia • Anemia • Leukosit dan trombosit rendah
DIAGNOSIS
• Pd janin vilus korion atau amniosintesis• Sesudah lahir biopsi hati
TERAPI
• Medical care Stop obat2an yg menyebabkan ggn. memori (antikolinergik, sedatif drugs, benzodiazepine), dpt digunakan thiamin (100-300mgIV/IM) u/ simtomatis.
• Tidak ada terapi khusus
PROGNOSA
• Sebagian besar meninggal akibat infeksi atau kelainan fungsi sistem ssp yg progresif
TERIMA KASIH
DEMENTIA
Definisi
• Sindrom terdiri dari gejala gangguan kognitif global tanpa gangguan derajat kesadaran, namun bergandengan dengan perubahan tabiat yang dapat berkembang secara mendadak atau sedikit demi sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.
• Hilangnya fungsi intelektual (kognitif) meliputi:– Memori– Bahasa– Fungsi eksekutif– Kemampuan motorik kompleks (praxis)
Definisi
• Gangguan perilaku (behavioral) timbul pd keadaan yg sudah berat & dapat berbentuk:– Kelainan perilaku– Menurunnya fungsi kemandirian– Depresi– Agitasi/agresivitas– “wondering” (mengembara)– Mengulang-ulang hal yg sama– BAK/BAB di tempat yg tdk lazim
Etiologi
• R. Katzman, B. Lasker, dan N. Berstein (1986) mengelompokkan etiologi demensia:
A. Kelainan sebagai penyebab demensiaB. Keadaan/kelainan yg dapat menampilkan
demensia• Cumming (1995) menyebutkan 3 besar urutan
penyebab demensia: Demensia Alzheimer (DA), Demensia Vaskular (DV), dan depresi (pseudo-demensia)
Etiologi
A. Kelainan sebagai penyebab demensia1. Penyakit degeneratif2. Penyakit serebrovaskuler3. Anoksia/cardiac arrest, gagal jantung, intoksikasi
CO4. Trauma otak (head injury)5. Infeksi (AIDS, prion disease, ensefalitis, lues)6. Normal pressure hydrocephallus
Etiologi (Kelainan sebagai penyebab demensia)
7. Tumor primer/metastase8. Autoimun (SLE), vaskulitis9. Multiple sclerosis10.Toksik
Alkoholik demensiaIntoksikasi: Pb, Hg, Arsen, Mn, insktisida
11.Kelainan lainnyaEpilepsiHeat strokeWhipple disease
Etiologi B. Keadaan/kelainan yg dapat menampilkan demensia1. Gangguan psikiatrik: depresi, asietas, psikosis2. Obat2an
– Psikofarmaka– Antiaritmia– Anti hipertensi– Anti konvulsan– Digitalis– Obat dg efek samping anti kolinergik
3. Gangguan nutrisi– Defisiensi B6 (pelagra)
– Defisiensi B1 (wernicke/korsakoff syndrom)– Defisiensi asam folat– Marchiava-Bignami disease
Etiologi4. Gangguan metabolik (delirium yg sulit dibedakan dg demensia)
Hiper/hipotiroid Hiperkalsemia Hiper/hiponatremia Hipoglikemia Hiperlipidemia Hiperkapnia Gagal ginjal, gagal hati Cushing syndrome Addison’s disease Hipopituitarisme Efek remote penyakit kanker
Pemeriksaan
• Dalam pemeriksaan harus tercakup seluruh defisit (gejala) dan kemampuan yg masih dimiliki (aset) penderita serta dampak dari penyakit terhadap anggota keluarga
• Langkah2 yg harus diikuti jika ditemukan gangguan memori:1. Apakah gangguan bersifat jinak, sesuai dg pertambahan
usia2. Adakah gangguan psikopatologi seperti depresi, manik,
ansietas, skizofrenia, dll3. Apakah gangguan bersifat akut? Apakah penyebabnya?
Delirium atau depresi atau demensia?
Pemeriksaan (lanjutan..) 4. Jika gangguan bersifat menahun, adakah
gangguan fokal (sindrom lobus frontalis, sindrom lobus parietalis, atau disfasia)
5. Apabila gangguan berupa demensia, carilah penyebabnya apakah reversibel atau ireversibel
6. Identifikasi defisit yg terjadi: bahasa, praksis, kepribadian, fungsi eksekutif, dll
7. Adakah gangguan patologi fisik, sensorik, dan psikiatrik
8. Identifikasikan kemampuan penderita yg masih dimiliki (aset)
9. Eksplorasi dampak gangguan terhadap keluarga
Prinsip penatalaksanaan
• Kualitas hidup penderita & caregiver (pengasuh)• Perlakukan penderita sebagai “individu”• Demensia tdk berarti tiba2 seluruh kemampuan hilang
total, tetapi kemampuan menurun sedikit demi sedikit sampai stadium akhir
• Ingatlah: selalu ada penderita ke-dua “yg tersembunyi” caregiver/pengasuh
• Penderita demensia rentan thd penyakit lain (infeksi, kecelakaan, abuse)
• Perlu kerjasama dg instansi pelayan lainnya• Perhatikan hal2 yg berhubungan dg mediko-legal
Prinsip penatalaksanaan (lanjutan..)
• Kenikmatan & kesenangan tdk selalu memerlukan daya ingat
• Informasi yg terkahir cepat terlupakan (last in first out)• Lakukanlah stimulasi tinggi tp jgn berlebihan• Orang demensia tumbuh surut (grow down)• Sesuaikan lingkungan thd penderita, jgn sebaliknya• Ciptakan rasa diri mampu & penting (the sense of important
& mastery)• Sikap keluarga akan mempengaruhi kondisi penderita
demensia• Caregiver/pengasuh dapat berperan sebagai terapis
Prinsip penatalaksanaan (lanjutan..)
• Untuk lebih memudahkan penatalaksanaan, perlu pemahaman tahap2 penurunan fungsi kognitif, defisit, aset, dan padanan usia. Hal ini dapat dilihat pada modifikasi dari B. Reisberg yg dikemukakan oleh Martina W. S. Nasrun (2002) yg terutama ditujukan utk DA sperti tercantum dalam tabel berikut:
Tahapan GDS Stadium AD
Kesetaraan usia
perkembangan
Kemampuan Kebutuan tatalaksana
7: verbalisasi minim, ketrampilan psikomotor dasar hilang, ngompol
Berat 1-3 bulan2-4 bulan6-10 bulan1 tahun15 bulan
Angkat kepala, tersenyum, sit up, bangkit, berjalan, bicara 1 kata, bicara 5-6 kata
Perawatan terus-menerus
6: tidak tahu semua kejadian baru/pengalaman, sulit menghitung dan pergi sendirian, kepribadian dan emosi berubah, inkontinensia +/-
Sedang – berat
2-3 tahun2-4,5 tahun4 tahun5 tahun
Kontrol BAB, kontrol BAK, mandi, toileting tak sempurna, berpakaian sembarang/tidak rapi
Pengawasan full time
Tahapan GDS Stadium AD Kesetaraan usia perkembangan
Kemampuan Kebutuan tatalaksana
5: disorientasi waktu, lupa semua (alamat, telepon, nama cucu, dsb), sulit mengurang angka dan berpakaian
Sedang 5-7 tahun Memilih pakaian yg pantas cocok
Bantuan part time agar pasien dapat hidup dlm masyarakat
4: defisit kognitif menjadi nyata, apraksia, denial, afek mendatar, withwdrawal
Ringan 8-12 tahun Mengelola keuangan sederhana
Pasien masih mampu hidup mandiri
Tahapan GDS Stadium AD Kesetaraan usia perkembangan
Kemampuan Kebutuan tatalaksana
3: kinerja turun, terdeteksi oleh keluarga, sering tersesat, sulit cari kata/menyebut benda, lupa2, cemas, tes pemeriksaan +/-
Dini >12 tahun Melakukan tugas/pekerjaan tertentu (kerja sederhana)
Latihan •Klinik memori•Day care
2: tdk ada keluhan subyektif, tdk ada gejala obyektif dan penurunan fungsi
Normal Dewasa - Konsultasi
1: tdk ada keluhan Normal Dewasa - aktivitas
Penatalaksanaan farmakoterapi
• Intervensi farmakoterapi berkaitan dg: Pencegahan neurodegenerasi Penurunan intelektual Gangguan behavioral/perilaku Gangguan tidur Penyulit medik Memburuknya secara mendadak keadaan
demensia
Pencegahan neurodegenerasi
• Terbukti beberapa obat/bahan dpt memperlambat laju progresivitas dari neurodegenerasi, terutama DA
• Obat tersebut adalah:– Estrogen replacement therapy (ERT)– Vit E– NSAIDs
ERT
• Dosis pasti & lama ERT blm diketahui• Punya pengaruh baik dlm mencegah penyakit
jantung & osteoporosis• Efek samping ringan kista mammae jinak, post
menopause vaginal bleeding)• Efek samping berat DVT, emboli paru, Ca
mammae, Ca uterin• Blm cukup data utk dberikan secara rutin sbg
profilaksis demensia
Vitamin E
• Penelitin terakhir menyarankan 2000iu/hari utk memperlambat MRS penderita DA
• Perdarahan kecil (subkutan) adl efek samping tersering
• Mempunyai efek yg sama dg selegeline, akan tetapi tdk ada keuntungan tambahan kombinasi vit E dg selegeline
• Utk profilaksis bisa diberikan 1000iu/hari
NSAIDs
• Mengurangi resiko awitan demensia & laju progresivitasnya
• Dosis obat yg spesifik blm jelas• Harus diingat resiko perdarahan GIT• Dosis rendah aman bagi penderita tanpa riwayat ulkus
peptikum, dapat diberikan ibuprofen/naproxen 200mg/hari (atau siklooksigenase 3 inhibitor) bersama makanan, akan tetapi dosis yg rendah ini bermanfaat atau tidak masih dipertanyakan
• Aspirin dosis rendah (81-325mg/hari) masih diperdebatkan
Gingko biloba
• Banyak digunakan di Cina dan Jepang• Neuroprotektif sedang• Seberapa besar pengaruh neuroprotektif msh
dipertanyakan
Penurunan intelegensi
• Pada DA yg merupakan penyebab utama ireversibel demensia, diakibatkan karena rendahnya kadar asetilkolin di otak. Upaya utk menanggulangi keadaan defisiensi kolinergik serebral adalah dengan memberikan asetilkolinesterase inhibitor (AChE-I) yg mempunyai aksi sentral, yg efektif utk memperbaiki ketrampilan intelektual seperti memori pd penderita DA.
AChE-I• Pd otak normal, ACh yg dilepas dr neuron presinaptik akan
menyebrang sinaps guna mengaktivasi neuron post-sinaptik. ACh akan dihidrolisis & dimusnahkan oleh enzim AChE dg cepat di sinaps. Pada penderita DA karena adanya degenerasi neuron kolinergik maka jumlah Ach yg dilepas berkurang. Hal ini akan menyebabkan rangsangan atau aktivasi sel post sinaptik berkurang.
• Karena fungsi kolinergik tdk terbatas di otakk saja maka dibutuhkan AChE-I yg spesifik
• Saat ini dikenal 2 tipe kolinesterase– AChE: enzim yg menjadi target pengobatan DA, ditemukan di otak, otot
lurik, dan eritrosit– BChE (butirilcholinesterase): ditemukan terutama di otot2 jantung dan
otot polos, kulit, & sejumlah kelenjar
AChE-I
• Obat AChE-I dpt dikelompokkan mjd 3 jenis:– Tipe reversibel: tacrine & donepenzil– Tipe ireversibel: metrifonat– Tipe pseudoreversibel: fisostigmin & rivastagmin
AChE-I
• Syarat AchE-I ideal– Selektif thd otak (donepenzil, rivastigmin) lbh
baik yg regio selektif– Significant and sustained inhibition, not total
irrevesible inactivation– Toksisitas yg rendah dari metabolitnya– Obat AchE inh : tacrine, donezepil, rivastigmine
Gangguan prilaku (Behavioral Disorders)
• Yg sering djumpai pd px demensia : psikosis, ansietas, depresi
• Px demensia sering mengalami komplikasi perilaku yg membuat dia harus menjalani rawat inap.
Gangguan prilaku (Behavioral Disorders)
• Psikosis• Terutama waham paranoid & halusinasi visual• Keluhan psikotik berespons baik thd neuroleptik• 4 macam obat neuroleptik : 2 macam yg tipikal, 2
macam yg atipikal• 2 macam neuroleptik tipikal : Halloperidol &
risperidone• 2 macam neuroleptik atipikal : quentiapine, olanzepine
Gangguan prilaku (Behavioral Disorders)
• Ansietas– Banyak px demensia yg mengalami kecemasan– Terapi :• Benzodiazepine• Buspirone (obat pilihan pertama)• Trazadone (bila anxietas menghebat)
Gangguan prilaku (Behavioral Disorders)
• Depresi• Prinsip praktis farmakoterapi depresi pd
lansia :– Antidepresan trisklik sebaiknya dihindari pd px
demensia– Px demensia lansia lbh cocok dg selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI), ex : setraline, paroxetine
Gangguan Tidur
• Gangguan tidur & siklus tidur yg terbalik• Obat short acting sedative hypnotic lbh disukai
daripada long acting agent• Terapi : Diphenhydramine, chloral hydrate,
zolpidem
Penyulit medik
• Inkontinensia overflow & urge (penanganannya berbeda)– Tx : oxybutynin, tolterodine
• Parkinsonism adl masalah yg paling sering ditemui pd px demensia• Tx : menghentikan antagonis dopaminergik (neuroleptik)
atau mberikan agonis dopamin (levodopa/carbidopa)• Tx ini hanya jika diperlukan krn meningkatkan kadar
dopamin di otak dpt meningkatkan kebingungan/ memperburuk halusinasi
Penyulit medik (lanjutan..)
• Nyeri pd px demensia menyebabkan deteriorasi prilaku & keluhan nyeri tdk khas & sulit di evaluasi• Tx : Acetaminofen, NSAID, bila perlu
propoxyphene• Disfagia merupakan masalah yg sering
dijumpai pd stadium akhir penyakit neurodegeneratif & umumnya muncul pd ggn yg mengenai fungsi motorik bahaya aspirasi
Penurunan Keadaan yg Mendadak
• Intercurrent illness– infeksi (ISK, pneumonia)– SDH & penyakit Non-neurologik (emboli paru, infark miokard)
• Reaksi Katastrofik– Perubahan prilaku yg mendadak sering dicetuskan oleh stresor
psikososial spt lingkungan yg asing, lingkungan yg padat & konfrontasi dg orang lain
– Ggn siklus tidur dapat menyebabkan deteorisasi perilaku makin menghebat
– Kebingungan biasanya tjd waktu sore hari (sundowning) & apabila px sering terbangun pd malam hari, penderita akan makin bingung sepanjang hari
Penurunan Keadaan yg Mendadak
• Nyeri– Px demensia berat tdk dapat mengutarakan
ketidaknyamanannya & dpt menunjukkan penurunan prilakunya dg agitasi & ‘mbandel’ sbg konsekuensi nyerinya
• Obat-obatan– Kesalahan pengobatan, efek samping obat &
interaksi obat dpt menyebabkan penurunan cepat dr prilaku
Terima kasih