Top Banner
Amenore Penugasan PPK BLOK 3.1 KEHAMILAN & MASALAH REPRODUKSI
21

Amenore

Sep 30, 2015

Download

Documents

Ar Bu Sa

Amenore
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Amenore

AmenorePenugasan PPK BLOK 3.1 KEHAMILAN & MASALAH REPRODUKSI1Tatalaksana pengobatan pada amenore dilakukan berdasarkan penyebab pasti dari amenore itu sendiri.

Rencana Penatalaksanaan

a. Analisis AnamnesaFisiologi MensSistem repro interaksi hormonal komplekstujuan untuk menghasilkan ovum matangdiatur hipotalamus.VIII.Pembahasan

(Hillegas, 2005)Fungsi-fungsi sistem reproduksi perempuan berlangsung melalui interaksi hormonal yang kompleks, dan bertujuan untuk menghasilkan ovum yang matang menurut siklus dan mempersiapkan serta memelihara lingkungan bagi konsepsi dan gestasi. Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan endometrium. Pusat pengendalian hormon dari sistem reproduksi adalah hipotalamus. Dua hormon hipotalamus gonadotropic-releasing hormon(GnRH), yaitufollicle-stimuting hormon-releasing hormon(FSHRH) danluteinizing hormon-releasing hormon(LHRH). Kedua hormon FSHRH dan LHRH, masing-masing merangsang hipofisis anterior untuk menyekresi follicle-stimulating hormon(FSH) danluteinizing hormon(LH). Rangkaian peristiwa akan diawali oleh sekresi FSH dan LH yang menyebabkan produksi estrogen dan progesteron dari ovarium dengan akibat perubahan fisiologik pada uterus. Estrogen dan progesteron, pada gilirannya juga memengaruhi produksi GnRH spesifik, sebagai mekanisme umpan balik yang mengatur kadar hormon gonadotropik (Hillegas, 2005).3siklus menstruasi normal rata-rata 28 hari.tidak membeku. Volume 60-80 mlTerdapat dua siklus tumpang tindih, siklus ovariumfase folikulerfolikel tumbuh dan mensekresi estrogen dalam jumlah yang semakin lama semakin meningkat. fase lutealkorpus luteum mensekresi estrogen dan progesteron(13-15hari)Siklus mens:fase aliran menstruasi (peluruhan endometrium) , fase proliferasi (estrogen dari folikel yang sedang tumbuh merangsang endometrium untuk menebal dan mempunyai pembuluh darah yang semakin banyak )dan fase sekresi (endometrium terus menebal, arterinya membesar, dan kelenjar endometrium tumbuh)Perubahan endometrium perluestrogen dan progesteron, yang disekresi oleh korpus luteum setelah ovulasi=fase sekresi siklus menstruasi sejajar (bersamaan) dengan fase luteal siklus ovarium. Disintegrasi korpus luteum pada akhir fase luteal mengurangi jumlah estrogen dan progesteron yang tersedia bagi endometrium, sehingga endometrium meluruh. Hamilbeberapa mekanisme tambahan mempertahankan kadar estrogen dan progesteron yang tinggi, sehingga endometrium tidak luruh (Hillegas, 2005; Campbell,et al., 2004).

Umumnya, jarak siklus menstruasi normal berkisar dari 15 sampai 45 hari, dengan rata-rata 28 hari. lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari. darah menstruasi tidak membeku. Jumlah kehilangan darah tiap siklus berkisar dari 60-80 ml. Terdapat dua siklus yang saling tumpang tindih, yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium. Siklus ovarium terdiri dari fase folikuler, yaitu fase saat folikel tumbuh dan mensekresi estrogen dalam jumlah yang semakin lama semakin meningkat; ovulasi; dan fase luteal, yaitu fase saat korpus luteum mensekresi estrogen dan progesteron. Lama fase folikuler bervariasi; fase luteal umumnya berlangsung 13 sampai 15 hari. Siklus menstruasi terdiri atas fase aliran menstruasi, fase proliferasi, dan fase sekresi. Menstruasi, peluruhan endometrium, terjadi selama fase aliran menstruasi. Hari pertama fase aliran menandai hari 1siklus menstruasi. Selama fase proliferasi, estrogen dari folikel yang sedang tumbuh merangsang endometrium untuk menebal dan mempunyai pembuluh darah yang semakin banyak. Selama fase sekresi, endometrium terus menebal, arterinya membesar, dan kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium ini memerlukan estrogen dan progesteron, yang disekresi oleh korpus luteum setelah ovulasi. Dengan demikian, fase sekresi siklus menstruasi sejajar (bersamaan) dengan fase luteal siklus ovarium. Disintegrasi korpus luteum pada akhir fase luteal mengurangi jumlah estrogen dan progesteron yang tersedia bagi endometrium, sehingga endometrium meluruh. Apabila terjadi kehamilan, beberapa mekanisme tambahan mempertahankan kadar estrogen dan progesteron yang tinggi, sehingga endometrium tidak luruh (Hillegas, 2005; Campbell,et al., 2004).Terkadang menstruasi juga mengalami kelainan tertentu, seperti yang dialami pasien diatas, dari anamnesa yang diperoleh keterangan bahwa pasien sudah tidak haid dari bulan juni 2014 sampai oktober 2014 atau sekitar 5-6 kali siklus menstruasi. Keadaan yang dialami pasien ini dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Amenore.Amenore ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenore primer dan amenore sekunder. Seorang wanita dikatakan amenore primer apabila wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mengalami haid, sedangkan pada amenore sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak lagi. Amenore primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui sperti kelainan congenital dan kelainan genetik. Di sisi lain, amenore sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan penyebab lainnya. (Wiknjosastro, 2005)Penyebab amenore dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium, uterus dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktorea, cacat bawaan, uji esterogen dan progesterone yang negatif, adanya penyakit lain (sperti tuberkulosis, penyakit hati, diabetes mellitus, kanker), infertilitas atau stress berat. Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan berat atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna/ eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesterone. (Mansjoer, 2005)

4Respondenmei 2014 sampai oktober 2014Amenore (tidak haid 3 bulan berturut-turut)(Wiknjosastro, 2005)Terkadang menstruasi juga mengalami kelainan tertentu, seperti yang dialami pasien diatas, dari anamnesa yang diperoleh keterangan bahwa pasien sudah tidak haid dari bulan juni 2014 sampai oktober 2014 atau sekitar 5-6 kali siklus menstruasi. Keadaan yang dialami pasien ini dalam bahasa medis dikenal dengan istilah Amenore.Amenore ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenore primer dan amenore sekunder. Seorang wanita dikatakan amenore primer apabila wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah mengalami haid, sedangkan pada amenore sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak lagi. Amenore primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui sperti kelainan congenital dan kelainan genetik. Di sisi lain, amenore sekunder lebih menunjuk pada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor, penyakit infeksi dan penyebab lainnya. (Wiknjosastro, 2005)Penyebab amenore dapat berupa gangguan di hipotalamus, hipofisis, ovarium, uterus dan vagina. Kasus-kasus yang harus dikirim ke dokter ahli adalah adanya tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktorea, cacat bawaan, uji esterogen dan progesterone yang negatif, adanya penyakit lain (sperti tuberkulosis, penyakit hati, diabetes mellitus, kanker), infertilitas atau stress berat. Anamnesis yang perlu dicari adalah usia menars, pertumbuhan badan, adanya stress berat, penyakit berat, penggunaan obat penenang, peningkatan berat atau penurunan berat badan yang mencolok. Pemeriksaan ginekologik yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia interna/ eksterna. Pemeriksaan penunjang berupa uji kehamilan dan uji progesterone. (Mansjoer, 2005)

5PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)

sindrom dimana terjadi pembesaran ovarium (1,5 sampai 3 kali lebih besar dari ovarium normal) dan terdapatnya kantong-kantong berisi cairan atau kistahiperandrogenismeketidak seimbangan hormonal ovarium dimana terjadi produksi yang berlebihan dari androgen sehingga dapat menebabkan hirsuitisme, anovulasi.

Etiologi idiopatikemungkinan berkaitan dgn resistensi insulinsel-sel tubuh kurang sensitive thd insulin gx kontrol kadar gula. (Lange,1997; Heffner, 2006)PCOS adalah suatu sindrom dimana terjadi pembesaran ovarium (1,5 sampai 3 kali lebih besar dari ovarium normal) dan terdapatnya kantong-kantong berisi cairan atau kista. PCOS dapat berpengaruh pada sikulus terhadapa siklus menstruasi, fertilitas, hormon, produksi insulin, jantung, pembuluh darah dan gambarannya. PCOS merupakan bentuk dari hiperandrogenisme yang terjadi karena ketidak seimbangan hormonal ovarium dimana terjadi produksi yang berlebihan dari androgen sehingga dapat menebabkan hirsuitisme dan dapat disertai dengan ovulasi yang tidak teratur atau anovulasi dan infertilitas. (Lange,1997; Heffner, 2006)Etiologi dari PCOS sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti tetapi dipercaya kuat ada kaitannya dengan resistensi insulin, suatu kondisi yang mana sel-sel tubuh menjadi kurang sensitive terhadap hormon insulin sehingga kerja insulin yang bertanggungjawab dalam menatur control kadar gula darah dalam tubuh manusia menjadi abnormal. (Lange,1997; Heffner, 2006)Manifestasi klinis yang dapat dijumpai pada penderita PCOS adalah berupa hirsutisme, obesitas, akne, oligo atau amenore, perdarahan uterus, disfungsi dan infertilitas. Masalah terbanyak yang ditemukan adalah infertilitas. Untuk kriteria laboratorium yang perlu diperhatikan adalah hasil pemeriksaan kadar hormon reproduksi dan insulin. Selain itu hasil pemeriksaan laparoskopi akan memberikan inspeksi langsung ovarium dimana akan ditemukan keadaan pembesaran dan polikistik namun terkadang hal ini dapat terlihat normal pada gambaran laparoskopi. Diagnosis PCOS dibuat ketika terdapat 2 dari 3 kriteria Oligo atau anovulasi, hiperandrogenisme (akne, pertumbuhan rambut berlebihan, peningkatan LH dan indeks androgen) serta morfologi ovarium polikistik pada pemeriksaan USG dimana gambaran ini pada satuovarium saja sudah cukup untuk menegakkan diagnosis. (Lange,1997; Heffner, 2006)

6Manifestasi klinis :hirsutisme, obesitas, akne, oligo atau amenore, perdarahan uterus, disfungsi dan infertilitas.

Kriteria lab kadar hormon reproduksi dan insulin. Pemeriksaan laparoskopi inspeksi langsung ovarium dimana akan ditemukan keadaan pembesaran dan polikisti.

Diagnosis PCOS 2 dari 3 kriteria (Oligo atau anovulasi, hiperandrogenisme (akne, pertumbuhan rambut berlebihan, peningkatan LH dan indeks androgen) serta morfologi ovarium polikistik pada pemeriksaan USG.(Lange,1997; Heffner, 2006)sindrom amenore galaktorea (ditemukan amenore dan dari kelenjar mammae dapat dikeluarkan air seperti air susu) gangguan produksi Releasing Factor kadar FSH dan LH dan gx produksi inhibitor prolaktin prolaktinGANGGUAN POROS HIPOTALAMUS-HIPOFISIS

(Wiknjosastro, 2005)Gangguan poros hipotalamus-hipofisis yang akan dipaparkan pada tinjauan pustaka kali ini adalah sindrom amenore galaktorea serta amenore hipotalamik. Pada sindrom amenore galaktorea ditemukan amenore dan dari kelenjar mammae dapat dikeluarkan air seperti air susu. Penyebabnya adalah gangguan produksi Releasing Factordengan akibat menurunnya kadar FSH dan LH dan gangguan produksi factor penghambat prolaktin dengan akibat peningkatan pengeluaran prolaktin. Biasanya penderita juga agak gemuk dan dapat ditemukan sesudah kehamilan. (Wiknjosastro, 2005)Pada amenore hipotalamik fungsi yang terganggu adalah pada fungsicyclic centreyang bertanggungjawab terhadap peningkatan hormon gonadotropin khususnya LH dan menyebabkan ovulasi. Pada keadaan ini hanyatonic centreyang berfungsi dimana tugasnya adalah mengatur produksi FSH dan LH sehari-hari. Sehingga hormon-hormon gonadotropin dibentuk, tetapi tidak cukup untuk menimbulkan ovulasi karena tidak ada lonjakan LH. Diagnosis dibuat atas dasar keadaan umum yang baik, khususny tidak ada penyakit-penyakit endokrin atau gejala-gejala yang menunjukkan adanya tumor hipofisis. (Wiknjosastro, 2005)

8Pada amenore hipotalamik terganggunya fungsicyclic centre(untuk LHovulasi). Pada keadaan ini hanyatonic centre(mengatur produksi FSH dan LH sehari-hari) Sehingga hormon gonadotropin tidak cukup untuk menimbulkan ovulasi karena tidak ada lonjakan LH. (Wiknjosastro, 2005)TUMOR HIPOFISISjarang tumor hipofisis amenore (gejala tersering).Gejala-gejala sakit kepala dan gangguan penglihatan visus perifer. Biasanya tumor sudah lama ada sebelum gejala-gejala timbul. Kecurigaan adanya tumor hipofisis timbul apabila seorang wanita dengan amenore mengeluh tentang sakit kepala dan gangguan penglihatan. Diangnosa: Foto rontgen

(Wiknjosastro, 2005)Diantara sebab-sebab amenore tumor hipofisis merupakan sebab yang jarang dijumpai, sebaliknua pada penderita dengan tumor hipofisis adanya amenore merupakan gejala yang sering terdapat. Gejala-gejala adalah sakit kepala dan gangguan penglihatan visus perifer. Biasanya tumor sudah lama ada sebelum gejala-gejala timbul. Kecurigaan adanya tumor hipofisis timbul apabila seorang wanita dengan amenore mengeluh tentang sakit kepala dan gangguan penglihatan. Foto rontgen dari sella tursika dan pembatasan visus perifer akan memperkuat diagnosis (Wiknjosastro, 2005).

10B. Rencana analisis dan Kemungkinan Hasil Pemeriksaan Fisik

GENERAL: sehat (Compos mentis) berinteraksi baik ketika anamnesis.Tanda vital:TD 110/80 mmhg, nadi 78x/menit, frekuensi pernafasan 25 x/menit, suhu 370C Inspeksi :Pucat (-)Anemia (-)Pada pemeriksaan keadaan umum pasien didapatkan pasien tampak sehat dengan tingkat kesadaran yang baik (Compos mentis) karena dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik ketika dilakukan anamnesis.Tanda vital pada pasien meliputi tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi dan suhu didapatkan normal, dengan tekanan darah saat pemeriksaan terakhir 110/80 mmhg, nadi 78 kali permenit, frekuensi pernafasan 25 kali permenit, suhu 370C hal ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda kelainan pada pasien tersebut.Inspeksi yang dilakukan diawali dengan melihat wajah pada pasien, pasien tidak tampak pucat, konjungtiva tidak anemis dan sklera tampak putih. Keadaan pucat dan konjungtiva anemis terjadi jika pasien mengalami kekurangan darah.Keadaan mulut, lidah dan gigi tampak normal, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi, peradangan, keadaan gigi juga tidak ditemukan adanya caries.Pemeriksan leher tidak didapati adanya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid akan diindikasikan sebagai hipotiroidisme yang menjadi salah satu faktor risiko dari amenore.Inspeksi dada tidak didapati adanya kelainan, kedua payudara simetris, areola dan puting tidak mengalami hiperpigmentasi.Inspeksi pelvis untuk mengetahui adanya kelainan anatomi, klitoromegali atau tanda klinis atrofi vagina (tidak dilakukan) (Rustam, 2012).

11B. Rencana analisis dan Kemungkinan Hasil Pemeriksaan FisikKeadaan mulut, lidah dan gigi tampak normal, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi, peradangan, keadaan gigi juga tidak ditemukan adanya caries.Pemeriksan leher tidak didapati adanya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid akan diindikasikan sebagai hipotiroidisme yang menjadi salah satu faktor risiko dari amenore.

Pada pemeriksaan keadaan umum pasien didapatkan pasien tampak sehat dengan tingkat kesadaran yang baik (Compos mentis) karena dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik ketika dilakukan anamnesis.Tanda vital pada pasien meliputi tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi dan suhu didapatkan normal, dengan tekanan darah saat pemeriksaan terakhir 110/80 mmhg, nadi 78 kali permenit, frekuensi pernafasan 25 kali permenit, suhu 370C hal ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda kelainan pada pasien tersebut.Inspeksi yang dilakukan diawali dengan melihat wajah pada pasien, pasien tidak tampak pucat, konjungtiva tidak anemis dan sklera tampak putih. Keadaan pucat dan konjungtiva anemis terjadi jika pasien mengalami kekurangan darah.Keadaan mulut, lidah dan gigi tampak normal, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi, peradangan, keadaan gigi juga tidak ditemukan adanya caries.Pemeriksan leher tidak didapati adanya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid akan diindikasikan sebagai hipotiroidisme yang menjadi salah satu faktor risiko dari amenore.Inspeksi dada tidak didapati adanya kelainan, kedua payudara simetris, areola dan puting tidak mengalami hiperpigmentasi.Inspeksi pelvis untuk mengetahui adanya kelainan anatomi, klitoromegali atau tanda klinis atrofi vagina (tidak dilakukan) (Rustam, 2012).

12Inspeksi dada tidak didapati adanya kelainan, kedua payudara simetris, areola dan puting tidak mengalami hiperpigmentasi.Inspeksi pelvis untuk mengetahui adanya kelainan anatomi, klitoromegali atau tanda klinis atrofi vagina (tidak dilakukan)(Rustam, 2012).Pada pemeriksaan keadaan umum pasien didapatkan pasien tampak sehat dengan tingkat kesadaran yang baik (Compos mentis) karena dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik ketika dilakukan anamnesis.Tanda vital pada pasien meliputi tekanan darah, frekuensi pernapasan, nadi dan suhu didapatkan normal, dengan tekanan darah saat pemeriksaan terakhir 110/80 mmhg, nadi 78 kali permenit, frekuensi pernafasan 25 kali permenit, suhu 370C hal ini menunjukkan tidak ada tanda-tanda kelainan pada pasien tersebut.Inspeksi yang dilakukan diawali dengan melihat wajah pada pasien, pasien tidak tampak pucat, konjungtiva tidak anemis dan sklera tampak putih. Keadaan pucat dan konjungtiva anemis terjadi jika pasien mengalami kekurangan darah.Keadaan mulut, lidah dan gigi tampak normal, tidak didapatkan tanda-tanda infeksi, peradangan, keadaan gigi juga tidak ditemukan adanya caries.Pemeriksan leher tidak didapati adanya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid akan diindikasikan sebagai hipotiroidisme yang menjadi salah satu faktor risiko dari amenore.Inspeksi dada tidak didapati adanya kelainan, kedua payudara simetris, areola dan puting tidak mengalami hiperpigmentasi.Inspeksi pelvis untuk mengetahui adanya kelainan anatomi, klitoromegali atau tanda klinis atrofi vagina (tidak dilakukan) (Rustam, 2012).

13C. Analisis dan Kemungkinan Hasil Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan LaboatoriumPemeriksaan PP negativePemeriksaan kadar FSH (folicel stimulating hormon)Penyebab amenore terbanyak yaitu sekitar 50% kasus adalah akibat PCOs (policystic ovary syndrome) yang terjadi akibat obesitas dan kelainan reseptor pada insulin menyebabkan hirsutisme, obesitas dan amenore. Hipertiroidisme menyebabkan penurunan androgen clearance androgen gx menstruasi.Pemeriksaan LanjutanHal yang pertama harus dilakukan ketika seorang wanita datang dengan keluhan amenore adalah memastikan bahwa wanita tersebut hamil atau tidak dan dalam pemeriksaan telah jelas bahwa pemeriksaan PP negative (dilakukan dikampus pasien) yang berarti wanita tersebut tidak hamil, setelah itu dokter harus menduga bahwa telah terjadi suatu gangguan yang menyebabkan amenore yaitu bisa gangguan pada ovarium, uterus, ataupun pada hipofisis dan hipotalamus.Pada setiap wanita dengan amenore yang tidak hamil, dilakukan pemeriksaan berikut ini:Prolaktin serumHormon yang memicu tiroid (TSH)Hormon yang memicu folikel (FSH)Pemeriksaan kadar FSH (folicel stimulating hormon) Penyebab amenore terbanyak yaitu sekitar 50% kasus adalah akibat PCOs (policystic ovary syndrome) yang terjadi akibat obesitas dan kelainan reseptor pada insulin kedua hal di atas di duga sebagai penyebab kuat terjadinya PCOs seperti yang telah dijelaskan di atas kedua hal tersebut menyebabkan hirsutisme, obesitas dan amenore. Sehingga hal ini juga dapat dijadikan diagnosis pada kasus tersebut, diagnosis lainnya adalah hipertiroidisme karena gangguan pada hormon tiroid dapat menyebabkan penurunan androgen clearance sehingga menyebabkan androgen dalam tubuh meningkat dan menyebabkan gangguan pada menstruasi.14Manifestasi klinis penurunan aktifitas dopaminesekresi GnRH LH (karean gangguan sistem leptin) lapardi hipotalamus leptin menekan sintesis dan sekresi neuropeptida Y, yang bekerja menghambat GnRH.Obesresistensi leptin GnRH dan LHManifestasi klinis yang dirasakan pasien kemungkianan dapat terjadi akibat penurunan aktifitas dopamine, sehingga sekresi GnRH meningkat, di ikuti peningkatan LH(karena terjadi pada kadar estrogen tinggi). Peningkatan LH dapat juga disebabkan karean gangguan sistem leptin. Leptin adalah suatu protein yang disekresi oleh adipocite, dan berperan pengaturan masukkan makanan, memberi sinyal lapar pada otak sehingga nafsu makan akan meningkat. Selain itu di hipotalamus leptin menekan sintesis dan sekresi neuropeptida Y, yang bekerja menghambat GnRH. Pada orang gemuk terjadi peningkatan leptin (pada orang gemuk terjadi resisten leptin) sehingga terjadi penurunan sekresi neuropeptida Y, yang berakibat peningkatan sekresi GnRH dan di ikuti penigkatan LH.Disamping itu, kemungkinana adanya hiperinsulin juga dapat mengakibatkan aktivitas androgen meningkat dan ini akan mempengaruhi kerja insulin yang akan berikatan berikatan dengan reseptor IGF-I , bersama dengan LH merangsang sel teka produksi androgen. Selain itu juga akan menekan sintesis SHBG dan IGF-BP I sehingga hormon seks steroid dan IGF meningkat dalam darah.

15Gx hipotalamusHipertiroidismepenghambatan pada dopamine (hipotalamus)sekresi TRH meningkat juga hiperprolaktenemiaGnRH terhambat FSH dan LH tidak terstimulus ovarium tidak berkembang amenoreGx pada endometrium syndrome asherman (endometrium rusak e.c efek mekanis kuretase pertumbuhan endometrium tidak terjadi dan tidak terdapat peluruhan ketika menstruasi. Hipertiroidisme Palpasi-namun hasilnya normal. Peningkatan hormon tiroid atau hipertiroidisme juga mengakibatkan penghambatan pada dopamine yang merupakan penghambat pada hipotalamus sehingga menyebabkan sekresi TRH meningkat dan merangsang sekresi prolaktine sehingga terjadi hiperprolaktenemia. Hiperprolaktenemia juga menyebabkan GnRH terhambat sehingga FSH dan LH tidak terstimulus dan menyebakan ovarium tidak berkembang sehingga menyebabkan amenore. Semua hal tersebut adalah penyebab amenore yang merusak kerja hipotalamus, sedangkan gangguan pada endometrium dapat disebabkan karena syndrome asherman, yaitu rusaknya endometrium akibat mekanis salah satunya akibat efek dari kuretase yang menyebabkan endometrium menjadi rusak dan terbentuk jaringan parut sehingga pertumbuhan endometrium tidak terjadi dan tidak terdapat peluruhan ketika menstruasi. Secara fisik ciri terjadinya hipertiroidisme adalah terjadi pembesaran pada kelenjar tiroid yang dapat diperiksa dengan cara palpasi, namun hasilnya normal.

16USGPolicysticHormonal fungsional tes (estro+prog):Perdarahangangguan pada tingakat hipofisis , hipotalamusTak Perdarahankerusakan di bagian endometriumRespondenUSG normalTerapibila mengeluh infertil/merasa tergx jika tidak haidUntuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan tambahanseperti USG untuk mengetahui apakah terdapat gambaran polycystic pada ovarium , dan juga di lakukan hormonal fungsional tes dengan cara pemberian estrogen dan progesterone bila tidak terjadi perdarahan berarti terjadi kerusakan di bagian endometrium, tetapi bila terjadi perdarahan berarti terdapat gangguan pada tingakat hipofisis , hipotalamus . selain itu juga perlu pengukuran kadar t4dan t3untuk mengetahui apakah terdapat gangguan pada hormon tiroid. Bila gangguan yang terjadi akibat gangguan pada siklus hormonal maka kemungkinan prognosis baik menstruasi dapat kembali seperti semula. Pada pasien telah dilakukan pemeriksaan USG saat pasien duduk dibangku SMA oleh seorang spesialis obsgin dan dinyatakan hasilnya normal.Amenore sendiri tidak selalu memerlukan terapi, namun penderita-penderita yang mengeluh tentang infertilitas dan merasa terganggu dengan tidak datangnya haid merupakan kateogri yang memerlukan terapi. Dalam langkah terapi umum, dapat dilakukan tindakan memperbaiki keadaan kesehatan termasuk perbaikan gizi, kehidupan yang sehat dan lingkungan yang tenang. Sebagai upaya untuk menimbulkan perdarahan secara siklis, maka pemberian esterogen bersama dengan progesterone dapat dilakukan, namun perdarahan ini hanya bersifatwithdrawal bleeding, dan bukan haid yang didahului ovulasi. Terapi ini ada maknanya pada hipoplasia uteri dan kadang-kadang dapat menimbulkan mekanisme siklus haid lagi pada gangguan yang ringan. Sedangkan untuk pengobatan infertilitas yang kemungkinan dapat terjadi kemudian masih memerlukan cara lainnya yaitu dengan mempengaruhi kerja hormon. Namun sebelum terapi hormon diberikan sebagai upaya terapi infertilitas, pemeriksaan penunjuang khususnya kadar hormon dalam tubuh sangat diperlukan.

17Jika pasien mengalami amenore dengan hirsutisme dan virilisasi, dilakukan pemeriksaan berikut ini:Testosteron total dalam serumKadar 17-HidroksiprogesteronDehidroepiandrosteron (DHEA-S)Karena tanda hirsutisme (-) rambut tumbuh di wajah, dada dan punggung pasien, suara besar, botak, penurunan ukuran payudara, pembesaran klitoris dan peningkatan massa otot (kadar androgen)Jika pasien mengalami amenore dengan hirsutisme dan virilisasi, dilakukan pemeriksaan berikut ini:Testosteron total dalam serumKadar 17-HidroksiprogesteronDehidroepiandrosteron (DHEA-S)Karena tidak ditemukan tanda-tanda umum hirsutisme dan virilisasi seperti rambut tumbuh di wajah, dada dan punggung pasien, suara besar, botak, penurunan ukuran payudara, pembesaran klitorisdan peningkatan massa otot yang disebabkan oleh kadar androgen yang tinggi maka kemungkinan pemeriksaan diatas adalah negatif. Bila wanita telah dalam keadaan anovulasi (gangguan perkembangan sel telur) selama lebih dari satu tahun, perlu dipertimbangkan biopsi endometrium. Histeroskopi perlu dipertimbangkan pada pasien yang berisiko mengalami adhesi uterus.

18Pemeriksaan Provokasi Progestin.

Untuk memperlihatkan efek estrogen dilevel endometrium. Medoxyprogesteroneasetat 10 mg diberikan setiap hari, dan jika menstruasi mulai timbul dalam waktu 10 hari setelah terapi selesaipositif dan penderita dapat menghasilkan estrogen yang cukup besar untuk menyebabkan proliferasi endometrium. Pemeriksaan ini digunakan untuk memperlihatkan efek estrogen dilevel endometrium. Medoxyprogesteroneasetat 10 mg diberikan setiap hari, dan jika menstruasi mulai timbul dalam waktu 10 hari setelah terapi selesai, hasil pemeriksaan ini dinyatakan positif dan penderita dapat menghasilkan estrogen yang cukup besar untuk menyebabkan proliferasi endometrium. Kerugian pemeriksaan ini adalah keterlambatan dalam menegakkan diagnosis. Pada pasien kemungkinan hasil pemeriksaan provokasi progestin ini dapat pasitif dapat pula negatif.

19Pemeriksaan Radiologi Diagnostik.Perlu dilakukan MRI hipofisis dan hipotalamus pada pasien yang disertai dengan sakit kepala, defek lapangan penglihatan, dan hiperprolaktinemia.kecurigaan tumor yang mensekresi androgen, perlu dilakukan ultrasonografi pelvis dan dipertimbangkan dilakukan CT scan atau MRI adrenal.Pada pasien dengan amenore primer dan kelainan anatomi pelvis, dapat dilakukan USG. Responden: negatifanamnesis tidak ditemukan penyerta seperti sakit kepala, defek lapang pandang.Pemeriksaan Radiologi Diagnostik.Perlu dilakukan MRI hipofisis dan hipotalamus pada pasien yanng disertai dengan sakit kepala, defek lapangan penglihatan, dan hiperprolaktinemia. Perlu dipertimbangkan scan absortiometri sinar-X energi-dual pada pasien yang menderita osteoporosis. Pada pasien dengan kecurigaan tumor yang mensekresi androgen, perlu dilakukan ultrasonografi pelvis dan dipertimbangkan dilakukan CT scan atau MRI adrenal. Pada pasien dengan amenore primer dan kelainan anatomi pelvis, dapat dilakukan USG. Pada pasien kemungkinan hasilnya adalah negatif, karena sejak dari anamnesis tidak ditemukan penyerta seperti sakit kepala, defek lapang pandang. Selain itu oleh karena penyakit penyerta tidak ada, maka pemeriksaan yang memiliki risiko mutasi (dengan radioaktif) dapat diminimalisir atau dihilangkan.

20GenetikPada pasien dengan tanda klinis sindrom Turner, yang meliputi:

Genetik.Pada pasien dengan tanda klinis sindrom Turner, yang meliputi:Perawakan pendekLymphedema (pembengkakan) dari tangan dan kakiRambut RendahRudimenter streak gonad ovarium (struktur gonad belum berkembang)Amenore, atau tidak adanya periode menstruasiPeningkatan berat badan, obesitasPerisai berbentuk jantung dadaDipersingkat metakarpal IV (tangan)Kuku kecilKarakteristik wajah fiturBerselaput leher dari hygroma kistik pada bayiCoarctation aortaMiskin perkembangan payudaraHorseshoe ginjalVisual gangguan sklera, kornea, glaukoma, dllInfeksi telinga dan gangguan pendengaranperlu dilakukan pemeriksaan kariotipe. Pemeriksaan kariotipe juga perlu dipertimbangkan pada wanita yang berusia kurang dari 30 tahun dengan gangguan fungsi ovarium premature. Namun karena tanda sindrom Turner tidak ditemukan pada pasien, pemeriksaan ini dapat dihilangkan.21