AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT DISERTASI Oleh SYAHMINAR NIM : 098104001 Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2020 Universitas Sumatera Utara
229
Embed
AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT UNTUK ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT UNTUK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
DISERTASI
Oleh
SYAHMINAR
NIM : 098104001
Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian
PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN
SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2020
Universitas Sumatera Utara
AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT UNTUK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
RINGKASAN DISERTASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam
Program Doktor Ilmu Pertanian pada Program Pascasarjana Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara di bawah pimpinan Rektor Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. untuk dipertahankan dihadapan Sidang
Terbuka Senat Universitas Sumatera Utara pada tanggal 24 Januari 2020
Oleh
SYAHMINAR
NIM : 098104001
Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian
PROGRAM DOKTOR ILMU PERTANIAN
SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS PERTANIN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2020
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Ameliorasi dan Pemupukan pada Lahan Gambut Untuk Pening
katan Produktivitas Kelapa Sawit
N a m a : S y a h m i n a r
N I M : 098104001
Program Studi : Ilmu Pertanian
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, M.S
Promotor
Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, M.P Ir. Ali Jamil, MP, PhD
Co-Promotor Co-Promotor
Ketua Program Studi, Dekan,
Prof. Ir. Edison Purba, PhD Dr. Ir. Hasanuddin, MS
Universitas Sumatera Utara
Lembar Penetapan Panitia Penguji
Diuji pada Ujian Disertasi Terbuka (Promosi Doktor)
Tanggal : 24 Januari 2020
PANITIA PENGUJI DISERTASI PEMIMPIN SIDANG : Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.,Hum (Rektor Universitas Sumatera Utara) TIM PROMOTOR : Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, MS Promotor Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Co-Promotor Ir. Ali Jamil, MP, Ph.D Co-Promotor TIM PENGUJI LUAR KOMISI Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MS Dr. Ir. Mukhlis, MSi Prof. Dr. Ir. Basyaruddin, MS
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
JUDUL DISERTASI
AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT UNTUK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
Dengan ini penulis menyatakan bahwa disertasi ini sebagai syarat untuk mempero leh
gelar Doktor pada Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian pada Program Pascasarjana
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis
sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu
dari hasil karya orang lain dalam penulisan disertasi ini, penulis cantumkan sumbernya secara
jelas sesuai degan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah,
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian disertasi ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia
menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Medio Januari 2020
Penulis,
SYAHMINAR
098104001
Universitas Sumatera Utara
Bismillahirrahmanirrahim
“ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan,
tetapi mereka tidak sadar ” (Surat Al-Baqarah, ayat : 12)
“ Telah muncul kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia,
sehingga Tuhan rasakan kepada mereka, akibat perbuatan mereka itu, agar
mereka kembali kejalan yang lurus ” (Surat Ar-Rum, ayat : 41)
“ Telitilah semua yang ada di langit maupun di bumi ”
(Surat Yunus, ayat : 101)
“ Maka, sudahkah kamu teliti tentang bibit (benih) yang kamu tanam ! ”
(Surat Al-Waqiah, ayat : 63)
“ Maka, sudahkah kamu teliti tentang air yang kamu minum !”
(Surat Al-Waqiah, ayat : 68)
“ Dan dari tanah yang subur dihasilkan tetanaman yang produktif dengan izin Allah dan dari tanah yang tidak subur (tandus) tidak dihasilkan, kecuali dengan payah ” (Surat Al-A’raf, ayat : 58)
“ Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu untuk memakmur
kannya ” (Surat Hud, ayat : 61)
“ Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukurannya ” (Surat Al-Hijr, ayat : 19)
“ Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu kami keluarkan dengan air itu segala macam tetumbuhan. Maka kami keluarkan sebagiannya tanaman yang menghijau itu bebijian yang banyak. Dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangakai yang menju lai dan kebun-kebun anggur, zaitun dan delima serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya ketika berbuah dan masaknya. Sesungguhnya dalam hal yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi kamu yang beriman ” (surat Al-An’am, ayat : 99).
Kepersembahkan buat :
Ayahanda/ibunda (alm/almh), seluruh keluarga (kakanda dan abangda), bapak dan ibu
mertua, serta Isteri dan anak-anak-ku tercinta.
Universitas Sumatera Utara
i
RINGKASAN
Syahminar. Ameliorasi dan Pemupukan pada Lahan Gambut Untuk Peningka
tan Produktivitas Kelapa Sawit. Dibimbing oleh Erwin Masrul Harahap, Abdul Rauf
dan Ali Jamil.
Penelitian dilakukan atas tiga tahapan kegiatan yaitu tahapan pertama (penelitian-I)
merupakan percobaan inkubasi dari aplikasi bahan amelioran yang terdiri dari dolomit, batu
an fosfat dan tanah mineral pada media tanam gambut di polibag, tahapan kedua (penelitian-
II) merupakan percobaan aplikasi bahan amelioran yang sama terhadap perbaikan sifat kimia
tanah dan pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit di pembibitan utama, penelitian I dan II
dilakukan secara bersamaan dan tahapan ketiga (penelitian-III) bertujuan untuk melihat penga
ruh ameliorasi (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) dan pemupukan terhadap pertum
buhan dan peningkatan produktivitas kelapa sawit di lahan gambut. Penelitian I dan II dila
kukan di Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjungbalai, sedang penelitian
III di laksanakan di kebun PT. Grahadura, desa Sukarame Baru, Kecamatan Kualuhhulu-Aek
Kanopan, Kabupaten Labuhan.atu Utara-Sumatera Utara.
Penelitian I dan II menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non Faktorial,
terdiri dari tiga ulangan dengan sembilan perlakuan kombinasi jenis dan dosis bahan ameli
oran yang terdiri dari dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral yang sama, yaitu pemberian
dolomit, dibagi 3 taraf yaitu: D1=0,45 kg.polibag-1
; D2=0,90 kg.polibag-1
; dan D3=1,35 kg
.polibag-1
; pemberian batuan fosfat dibagi 3 taraf yaitu: F1=0,45 kg.polibag-1
; F2= 90 kg.
polibag-1
; dan F3=1,35 kg.polibag-1
; serta pemberian tanah mineral, juga dibagi 3 taraf yaitu:
M1=0,45 kg.polibag-1
; M2=0,90 kg.polibag-1
; dan M3=1,35 kg.polibag-1
. Penelitian I bertuju
an untuk melihat pengaruh bahan amelioran yang diinkubasi, terhadap perubahan sifat kimia
tanah media tanam gambut, sedang penelitian II bertujuan untuk melihat respon pertumbuhan
vegetatif bibit kelapa sawit di pembibitan utama dan perubahan sifat kimia tanah terhadap
pemberian bahan amelioran. Sedang penelitian tahap III disusun dengan menggunakan Ranca
ngan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan.
Faktor pertama adalah pemberian jenis dan dosis bahan amelioran dibagi atas sembilan
1. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada lahan gambut ......... 12
2. Kombinasi jenis dan dosis bahan amelioran dengan paket pemupukan ................. 41
3. Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan berdasakan penge lompokan umur pada lahan gambut (PPKS) ................................................ 48 4. Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan berdasarkan tekno logi masukan rendah (TMR) ............................................................................... 49
5. Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit menghasilkan kebun PT.Graha dura Kabupaten Labuhanbatu Utara (PTG) ........................................................ 49
6. Hasil analisis pH-tanah inkubasi akibat perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran ada media tanam gambut di polibag ................................................................... 53 7. Hasil analisis N-tanah inkubasi akibat perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di plolibag ................................................................. 54 8. Hasil analisis P-tersedia tanah inkubasi (ppm) akibat perlakuan jenis dan dosis ame lioran pada media tanam gambut di polibag ....................................................... 56 9. Hasil analisis K-dd tanah inkubasi (me.100 g-1) akibat perlakuan jenis dan dosis ame lioran pada media tanam gambut di polibag ....................................................... 57 10. Hasil analisis Ca-dd tanah inkubasi (me.100 g-1) akibat perlakuan jenis dan dosis amalioran pada media tanam gambut di polibag .............................................. 59 11. Hasil analisis Mg-dd tanah inkubasi (me.100 g-1) akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag .............................................. 60 12. Hasil analisis KTK-tanah inkubasi (me.100 g-1) akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ....................................... 62 13. Tinggi bibit kelapa sawit (cm) di pembibitan utama umur 5 BST-16 BST akibat per lakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ......... 66 16. Diameter bibit kelapa sawit (mm) di pembibitan utama umur 5 BST-16 BST akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ........ 69
Universitas Sumatera Utara
xii
15. Jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) di pembibitan utama umur 5 BST-16 BST akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag .. 72 16. Hasil analisis pH-tanah pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis amelio ran pada media tanam gambut di polibag .................................................. 73 17. Hasil analisis N-tanah (%) pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis ame lioran pada media tanam gambut di polibag ...................................................... 75 18. Hasil analisis P-tersedia tanah (ppm) pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ......................................... 76 19. Hasil analisis K-dd tanah (me.100 g-1) pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ................................ 78 20. Hasil analisis Ca-dd tanah (me.100 g-1) pembibutan utama akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ................................. 79 21. Hasil analisis Mg-dd tanah (me.100 g-1) pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ............................... 81 22. Hasil analisis KTK-tanah (me.100 g-1) pembibitan utama akibat perlakuan jenis dan dosis melioran pada media tanam gambut di polibag ...................................... 82 23. Hasil analisis kadar hara N (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis amelioranpada media tanam gambut di polibag ...................................... 84 24. Hasil analisis kadar hara P (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ........................................ 86 25. Hasil analisis kadar hara K (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ........................................ 88 26. Hasil analisis kadar hara Ca (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada media tanam gambut di polibag ...................................... 90 27. Hasil analisis kadar hara Mg (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis amelioran pada mdia tanam gambut di polibag ....................................... 91 28. Rataan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pem berian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) ................................................................ 96 29. Rataan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pem berian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan ber ikutnya November 2015 s/d April 2016) ........................................................... 97
Universitas Sumatera Utara
xiii
30. Rataan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) ............................................................... 100 31. Rataan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian pakket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016) ..................................................... 101 32. Rataan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) .................................................................... 103 33. Rataan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016) ................................................... 104 34. Rataan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) ......................................................... 107 35. Rataan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016) .............................................. 108 36. Rataan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) .................................................................... 110 37. Rataan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016) ....................................................... 111 38. Rataan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) .................................................................. . 114 39. Rataan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran di lahan gambut (enam bu- lan berikutnya November 2015 s/d April 2016) ................................................... 115 40. Produksi Tandan Buah Segar (ton.ha-1thn-1) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun terhadap Pemberian Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan pada Lahan Gambut .................................................................................................. 117 41. Hasil analisis kadar hara N (%) daun tanaman kelapa sawit menghasilkan akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran pada lahan gambut .............. 121 42. Hasil analisis kadar hara P (%) daun tanaman kelapa sawit menghasilkan akibat
Universitas Sumatera Utara
xiv
pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran pada lahan gambut .............. 123 43. Hasil analisis kadar hara K (%) daun tanaman kelapa sawit menghasilkan akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran pada lahan gambut ............... 126 44. Hasil analisis kadar hara Ca (%) daun tanaman kelapa sawit menghasilkan akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran pada lahan gambut ................ 128 45. Hasil analisis kadar hara Mg (%) daun tanaman kelapa sawit menghasilkan akibat pemberian paket pemupukan dan bahan amelioran pada lahan gambut ................. 131 46. Rangkuman Hasil Analisis Tanah Inkubasi dan Sifat Tanah di Pembibitan Utama Akibat Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran pada Media Tanam Gambut di Polibag ...................................................................................................... 135 47. Rangkuman Hasil Pertambahan Tinggi Bibit Kelapa Sawit (cm), Diameter Bibit (cm) dan Jumlah Daun (helai) Bibit di Pembibitan Utama Umur 5 BSt s/d 16 BST terhadap perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran pada Media Tanam Gambut di Polibag .................................................................................................. 138 48. Rangkuman Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, Ca dan Mg (%) Daun Bibit Kelapa Sa wit di Pembibitan Utama terhadap Jenis dan Dosis Bahan Amelioran pada Media Tanam Gambut di Polibag ............................................................................. 142 49. Rangkuman Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, Ca dan Mg (%) Daun Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 tahun terhadap Pemberian Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan pada Lahan Gambut ...................................................................... 146
Universitas Sumatera Utara
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor J u d u l Halaman
1. Bagan alur pikir penelitian ameliorasi dan pemupukan pada lahan gambut untuk penigkatan produktivitas kelapa sawit ........................................ 33
2. Peta sebaran jenis tanah di provinsi Sumatera Utara .............................. 36
3. Peta Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu Utara ............................. 37
4. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap nilai pH-tanah
Inkubasi di Polibag ............................................................................. 51
5. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap N total Tanah
Inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag ................................. 53
5. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap P-tersedia Inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag ....................................... 56
6. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap K-dd Tanah inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag ................................... 57
7. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Ca-dd Tanah inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag .................................. 59
8. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Mg-dd Tanah inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag ....................................... 61
9. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap KTK Tanah inkubasi pada Media Tanamn Gambut di Polibag ................................... 62
10. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Pertambuhan Tinggi Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanaman Gambut di Polibag .......... 67
11. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan Diameter Batang Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanam Gambut di Polibag 70
12. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Pertumbuhan Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanam Gambut di Polibag ... 73
13. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap pH-Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ........................................ 74
14. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Anelioran terhadap N-Total Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ........................... 75
Universitas Sumatera Utara
xvi
15. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap P-Tersedia Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag .................................. 77
16. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap K-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ........................................ 78
17. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Ca-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ........................................ 80
18. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Mg-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ............................................ 81
19. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap KTK Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag ........................................... 83
20. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara N Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag ............................................................ 85
21. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara P Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag .................................................................. 87
22. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara K Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag ............................................................. 88
23. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara Ca Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag ...................................................... 90
24. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara Mg Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag ......................................................... 92
26. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Produksi TBS Kelapa Sawit Menghasilkan ................................................................................ 117
27. Hubungan Paket Pemupukan terhadap Produksi TBS Kelapa Sawit Menghasil kan ......................................................................................................... 117
28. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar Hara N Daun Kelapa Sawit Menghasikan di Lahan Gambut .............................................. 121
29. Hubungan Paket Pemupukan terhadap Kadar Hara N Daun Kelapa Sawit Meng hasilkan di Lahan Gambut ............................................................ 121 30. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan terhadap Kadar Hara K Daun Kelapa Sawit Menghasilkan di Lahan Gambut .............. 126
31. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan terhadap
Universitas Sumatera Utara
xvii
Kadar Hara Ca Daun Kelapa Sawit Menghasilkan di Lahan Gambut ........... 128
32. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan terhadap Kadar Hara Mg Daun Kelapa Sawit Menghasilkan di Lahan Gambut .................. 131
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor J u d u l Halaman 1. Hasil analisis contoh tanah gambut PT.Grahadura Kecamatan Kualuhhulu Kabu
paten Labuhanbatu Utara ............................................................................... 160 2. Hasil analisis tanah mineral Ultisol asal desa Kongsi Enam, Kecamatan Aek Natas
Kabupaten Labuhanbatu Utara ........................................................................ 161 3. Hasil analisis dolomit dan batuan fosfat ........................................................... 162
4. Kriterai kadar hara daun tanaman kelapa sawit menghasilkan ........................... 162
5. Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit di pembibitan utama .................... 163
6. Nilai kritis sifat kimia tanah pada tanaman kelapa sawit ...................................... 163
7. Konsentrasi kritis hara N, P dan K pada daun kelapa sawit ................................. 163
8. Letak Bagan Penelitian Tanaman Kelapa Sawit di Lapangan .............................. 164 9. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis pH-tanah inkubasi pada media
tanam gambut di Polibag ........................................................................ 165 10. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis N-tanah (%) inkubasi pada media
tanam gambut di Polibag ................................................................................... 165 11. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis P-tersedia tanah (ppm) inkubasi
pada media tanam gambut di Polibag .............................................................. 165 12. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis K-dd tanah (me.100 g-1) inkubasi
pada media tanam gambut di Polibag ............................................................... 165 13. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis Ca-dd tanah (me.100 g-1) inkubasi
pada media tanam gambut di Polibag .............................................................. 166 14. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis Mg-dd tanah (me.100 g-1) inkubasi
pada media tanam gambut di Polibag .................................................................. 166 15. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis KTK tanah (me.100 g-1) inkubasi
pada media tanam gambut di Polibag ................................................................ 166
Universitas Sumatera Utara
xviii
16. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan utama umur 5 BST ............................................................................................ 166
17. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 6 BST ............................................................................................... 167 18. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 7 BST ........................................................................................... 167 19. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 8 BST ............................................................................................. 167 20. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 9 BST ........................................................................................ 167 21. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 10 BST ......................................................................................... 168 22. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 11 BST .......................................................................................... 168 23. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 12 BST ......................................................................................... 168 24. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 13 BST ...................................................................................... 168 25. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 14 BST ..................................................................................... 169 26. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 15 BST ...................................................................................... 169 27. Daftar sidik ragam pengamatan tinggi bibit (cm) kelapa sawit di pembibitan
utama umur 16 BST ................................................................................. 169 28. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 5 BST ... ............................................................................... 169 29. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 6 BST ................................................................................. 170 30. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 7 BST ................................................................................... 170 31. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 8 BST .................................................................................. 170
Universitas Sumatera Utara
xix
32. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 9 BST .................................................................................... 170
33. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi tan utama umur 10 BST .................................................................................. 171
34. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 11 BST ................................................................................... 171 35. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 12 BST ...................................................................................... 171 36. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 13 BST .................................................................................. 171 37. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 14 BST ..................................................................................... 172 38. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 15 BST ............................................................................... 172 39. Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit (cm) kelapa sawit di pembibi
tan utama umur 16 BST .................................................................................. 172 40. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pem
bibitan utama umur 5 BST ............................................................................... 172 41. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pem
bibitan utama umur 6 BST ................................................................................. 173 42. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pem
bibitan utama umur 7 BST .............................................................................. 173 43. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 8 BST ................................................................................ 173 44. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 9 BST ................................................................................. 173 45. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur10 BST ................................................................................ 174 46. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 11 BST ................................................................................. 174
Universitas Sumatera Utara
xx
47. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi bitan utama umur 12 BST ............................................................................... 174
48. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur13 BST .................................................................................. 174 49. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 14 BST .............................................................................. 175 50. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 15 BST ................................................................................. 175 51. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit (helai) kelapa sawit di pembi
bitan utama umur 16 BST .............................................................................. 175 52. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis pH-tanah pada pembibitan kelapa
sawit di polibag ............................................................................................. 175 53. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis N-total tanah (%) pada pembibi
tan kelapa sawit di polibag ................................................................................. 176 54. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis P-tersedia (ppm) pada pembibi
tan kelapa sawit di polibag . ......................................................................... 176 55. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis K-dd tanah (me.100 g-1) pada
pembibitan kelapa sawit di polibag .............................................................. 176
56. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis Ca-dd tanah (me.100 g-1) pada pembibitan kelapa sawit di polibag ................................................................ 176 57. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis Mg-dd tanah (me.100 g-1) pada
pembiitan kelapa sawit di polibag ................................................................. 177 58. Daftar sidik ragam pengamatan hasil analisis KTK-tanah (me.100 g-1) pada
pembibitan kelapa sawit di polibag ................................................................ 177 59. Daftar sidik ragam pengamatan kadar hara N (%) daun kelapa sawit di pembi
bitan utama ................................................................................................... 177 60. Daftar sidik ragam pengamatan kadar hara P (%) daun kelapa sawit di pembi
bitan utama ................................................................................................. 177 61. Daftar sidik ragam pengamatan kadar hara K (%) daun kelapa sawit di pembi
bitan utama ..... ............................................................................................... 178 62. Daftar sidik ragam pengamatan kadar hara Ca (%) daun kelapa sawit di pembi
bitan utama ........................................................................................................ 178
Universitas Sumatera Utara
xxi
63. Daftar sidik ragam pengamatan kadar hara Mg (%) daun kelapa sawit di pembi bitan utama. ....................................................................................................... 178 64. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .......................................... 178 65. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................................... 179 66. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................................ 179 67. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ................................ 179 68. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................ 179 69. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................ 180 70. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .......................... 180
71. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil kan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 180
72. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .............................. 180 73. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 181 74. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan Maret 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ................................ 181 75. Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah (m) kelapa sawit menghasil
kan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .................................. 181 76. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng
hasilkan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .............................. 181 . 77. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng
hasilkan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 182 78. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng
hasilkan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 182
Universitas Sumatera Utara
xxii
79. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................ 182
80. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng
hasilkan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .................. 182 81. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ...................... 183 82. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasikan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 183 83. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................... 183 84. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................ 183 85. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasikan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ...................... 184 86. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan Maret 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................ 184 87. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah (pelepah) kelapa sawit meng hasilkan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................ 184 88. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasikan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 184 89. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasikan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 185 90. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasikan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 185 91. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasikan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ...................... 185 92. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasilkan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .................. 185 93. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasikan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................... 186 94. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasilkan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .................. 186
Universitas Sumatera Utara
xxiii
95. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasilkan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ................. 186 96. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit meng hasilkan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .................... 186 97. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit menghasil kan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .......................... 187 98. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit menghasil kan bulan Maret 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ............................... 187 99. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun (helai) kelapa sawit menghasil kan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ..................................... 187 100. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .......................... 187 101. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 188 102. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasillkan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 188 103. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................... 188 104. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ....................... 188 105. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................... 189 106. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ....................... 189 107. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ................ 189 108. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ...................... 189 109. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasil kan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .................. 190 110. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Maret 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................ 190
Universitas Sumatera Utara
xxiv
111. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 190 112. Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan (tandan.phn-1) kelapa sawit meng hasilkan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 190 113. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .................................... 191 114. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ................................... 191 115. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .............................. 191 116. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 191 117. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................... 192 118. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .......................... 192 119. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ............................ 192 120. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 192 121. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 193 122. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Marer 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .................................. 193 123. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ................................... 193
124. Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan (kg.phn-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Mei 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................................... 193
125. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Juni 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ................................ 194 126. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Juli 2015 umur 14 tahun di lahan gambut .................................. 194
Universitas Sumatera Utara
xxv
127. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Agustus 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 194 128. Daftar sidik ragampengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan September 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ..................... 194 129. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Oktober 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ......................... 195 130. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan November 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ...................... 195 131. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Desember 2015 umur 14 tahun di lahan gambut ....................... 195 132. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Januari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut .......................... 195 133. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Februari 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................ 196 134. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan Maret 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ........................... 196 135. Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS (ton.ha-1) kelapa sawit menghasil kan bulan April 2016 umur 14 tahun di lahan gambut ............................. 196 136.Daftar sidik ragam Produksi Tandan Buah Segar (ton TBS.ha-1thn-1) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 tahun (bulan Mei 2015 d/d bulan Afril 2016) ............. 196 137. Daftar sidik ragam hasil analisis kadar hara N (%) daun kelapa sawit menghasil kan di lahan gambut ................................................................................. 197 138. Daftar sidik ragam hasil analisis kadar hara P (%) daun kelapa sawit menghasil kan di lahan gambut ................................................................................ 197 139. Daftar sdik ragam hasil analisis kadar hara K (%) daun kelapa sawit menghasil kan di lahan gambut ............................................................................... 197 140. Daftar sidik ragam hasil analisis kadar hara Ca (%) daun kelapa sawit menghasil kan di lahan gambut ................................................................................. 197 141. Daftar sidik ragam hasil analisis kadar hara Mg (%) daun kelapa sawit menghasil kan di lahan gambut .................................................................................. 198
Universitas Sumatera Utara
1
P E N D A H U L U A N
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sebagai tanaman pendatang dari Afrika Barat,
kini menjadi tanaman utama disektor perkebunan di Indonesia. Sejak tahun 1911 kelapa sawit
telah dibudidayakan dan berkembang sangat pesat, dari luasan 0,12 juta ha tahun 1968 men
jadi 14,03 juta ha pada tahun 2018, tersebar di-23 provinsi, meningkat rataan sebesar 298 %.
thn-1
dalam lima dekade/50 tahun terakhir.
Di Indonesia kelapa sawit merupakan tanaman penghasil devisa negara dari sektor per
kebunan, di luar gas bumi dan batubara. Dilaporkan bahwa produksi minyak sawit (crude
palm oil/CPO) tahun 1981 sebesar 0,19 juta ton dan bertambah menjadi 43 juta ton pada ta
hun 2018, meningkat 609 %.thn-1
yang telah menyumbangkan terhadap devisa negara sebesar
106,94 ribu dollar US tahun 1981 meningkat menjadi 22,97 juta dollar US (Rp.314,5 triliun)
pada tahun 2017, naik menjadi 594 %.thn-1
(Dirjenbun, 2017).
Terbukanya peluang pengembangan budidaya kelapa sawit di Indonesia, disebabkan
oleh: (1) permintaan pasar di-50 negara yang tergolong tinggi, (2) didukung sumber daya
lahan yang cukup luas, (3) tersedianya tenaga kerja yang melimpah dan relatif murah; (4)
tersedianya teknologi budidaya yang siap pakai, (5) tersedianya bahan tanaman unggul baru,
seperti Topaz dan DxP PPKS 239 serta (6) daya saing minyak sawit (minyak nabati tropika)
yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan minyak nabati dari komoditas substitusi lainnya
seperti kedelai, kacang tanah, zaitun, kanola, jagung, dan biji bunga matahari yang berasal
dari negara sub tropika.
Dilaporkan terdapat areal seluas 31,77 juta ha yang sesuai untuk pengembangan perke
bunan kelapa sawit di Indonesia, sementara yang telah dimanfaatkan mencapai 14,03 juta ha
tahun 2018. Artinya terdapat sekitar 17,74 juta ha lahan yang masih tersedia dan berpotensi
untuk perluasan perkebunan kelapa sawit, termasuk lahan gambut.
Menurut Ariani, dkk, (2012) luas lahan gambut di dunia sekitar 424 juta ha (3% dari
luas daratan) yang tersebar di 180 negara, diantaranya sekitar 38 juta ha terdapat di wilayah
tropika. Di kawasan Asia Tenggara total lahan gambut diperkirakan 26 juta ha (Noor, 2010.,
Utami, 2012). Dari luasan lahan gambut yang ada di Indonesia, sekitar 9,00 juta ha berpotensi
sebagai lahan pertanian dan 4,20 juta ha diantaranya sudah direklamasi (Sopiawati, dkk,
2012). Paling tidak sepertiga dari sumber daya lahan basah (wetland) di dunia adalah lahan
gambut. Di Indonesia luas lahan rawa sekitar 33,40 juta ha, ditaksir 14,90 juta ha diantaranya
termasuk lahan gambut (Budianto dan Setyawan, 2006., Las, dkk, 2012).
Universitas Sumatera Utara
2
Saat ini terdapat lima sub ordo, 19 great grup dan 71 sub grup/macam tanah Histosol
di dunia (Rahim dan Arifin, 2011). Dilaporkan terdapat 10 macam tanah gambut di Indonesia
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak Duncans/
DMRT.
2. D1=0,45 kg dolomit.polibag-1; D2=0,90 kg dolomit.polibag-1; D3=1,35 kg dolomit.polibag-1; F1=0,45 kg batuan fosfat.polibag-1; F2=0,90 kg batuan fosfat.polibag-1; F3=1,35 kg
batuan fosfat. polibag-1; M1=0,45 kg tanah mineral.polibag-1; M2=0,90 kg tanah mineral.polibag-1; dan M3=1,35 kg tanah mineral.polibag-1; KK = Koefisien Keragaman
53
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 11. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Pertambahan Tinggi Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanam Gambut di Polibag
2. Diameter bibit (cm)
Daftar sidik ragam pengamatan diameter bibit kelapa sawit di pembibitan utama
dapat di lihat pada Lampiran 28-39. Rataan pertambahan diameter bibit kelapa sawit di pem
bibitan utama umur 5 BST sampai 16 BST terdapat pada Tabel 14, sedang hubungan antara
jenis dan dosis bahan amelioran terhadap pertambahan diameter batang bibit kelapa sawit
disajikan pada Gambar 12 di bawah ini.
Dari Tabel 14 dan Gambar 12 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata
dari perlakuan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat
dan tanah mineral) pada media tanam gambut di polibag terhadap pertambahan diameter bibit
kelapa sawit umur 5 BST sampai 16 BST.
Bila di lihat dari tabel tersebut tampak bahwa respon pertambahan diameter bibit
kelapa sawit di pembibitan utama dari umur 5 BST sampai 16 BST (selama satu tahun) pola
nya hampir sama dengan pengamatan pertambahan tinggi bibit, cenderung berkorelasi positif,
dari dosis perlakuan bahan amelioran taraf awal yaitu 0,45 kg.polibag-1
(D1, F1 dan M1) de
ngan dosis taraf 0,90 kg.polibag-1
(D2, F2 dan M2) menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata secara statistik, dengan perolehan diameter bibit kelapa sawit terbesar yaitu 8,87 cm
(dolomit/D2), 8,88 cm (F2) dan 8,97 cm (M2), akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada do
sis perlakuan bahan amelioran yang semakin tinggi yaitu 1,35 kg.polibag-1
(D3, F3 dan M3).
Bila dibandingkan pertambahan diameter bibit kelapa sawit di pembibitan utama
umur 16 BST (pengamatan terakhir) antara perlakuan bahan amelioran dengan dosis terbaik/
level dua yaitu 0,90 kg.polibag-1
(D2; F2 dan M2) dengan dosis taraf 0,45 kg.polibag-1
(D1;
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tin
ggi b
ibit
kel
apa
saw
it (
cm)
Bulan Pengamatan (Mei 2015 s/d April 2016)
D1
D2
D3
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Universitas Sumatera Utara
68
F1 dan M1) terdapat pertambahan diameter bibit kelapa sawit, masing-masing untuk per
lakuan dolomit sebesar 14,90 %, meningkat 1,15 kali lipat (D2 vs D1), batuan fosfat sebesar
14,29 %, meningkat 1,14 kali lipat (F2 vs F1), dan untuk tanah mineral sebesar 15,44 %,
meningkat 1,15 kali lipat (M2 vs M1), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan jenis dan
dosis bahan amelioran yang semakin tinggi, yaitu 1,35 kg.polibag-1
(D3; F3 dan M3).
Adanya respon pertambahan diameter bibit kelapa sawit di pembibitan utama umur 16
BST akibat perlakuan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit; batu
an fosfat dan tanah mineral) pada dosis level dua yaitu 0,90 kg.polibag-1
(A2; A5 dan A8)
bila dibandingkan dengan dosis di bawahnya yaitu 0,45 kg.polibag-1
(D1; F1 dan M1) dise
babkan karena pada dosis level kedua tersebut diduga terdapat kondisi ion hara yang seim
bang dan optimal dalam menyediakan/memasok hara Ca, Mg, P dari dolomit, batuan fosfat,
dan tanah mineral maupun ion hara lainnya yang berasal dari pupuk multihara (15; 15:6:4)
dan (12:12:17:2) dan kieserit dari rekomendasi pemupukan di pembibitan utama, yang konse
kuensinya dapat diserap dalam mendukung pertumbuhan diameter bibit kelapa sawit.
Munawar (2011) menjelaskan bahwa terdapat hubungan ketersediaan stok hara dalam
laruran tanah dengan tampilan pertumbuahan tanaman. Status ion hara yang diserap tanaman
sangat dipengaruhi oleh kesetimbangan hara, kation/anion pengikat hara, reaktivitas, reaktan
(bahan amelioran/pupuk) yang diberikan baik dalam air atau asam, mobilitas ion hara, sifat
antagonisme hara dan efek Viets.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 14. Diameter bibit kelapa sawit (cm) di pembibitan utama (main nursery) umur 5 BST sampai 16 BST akibat perlakuan jenis dan dosis
bahan amelioran pada media tanam gmbut di polibag
Perlakuan bahan amelioran
Bulan Setelah Tanam (BST)
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Agustus 2015
Septem 2015
Oktober 2015
Novem 2015
Desem 2015
Januari 2016
Februari 2016
Maret 2016
April 2016
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2
M3
1,72 e 2,08 cd 1,95 de 1,98 de 2,37 abc 2,25 a-d 2,10 bcd 2,48 a 2,43 ab
2,17 d 2,53 bc 2,53 bc 2,28 d 2,57 ab 2,50 cd 2,55 bc 2,65 a 2,67 a
2,45 d 2,80 bcd 2,93 abc 2,62 cd 3,10 ab 2,93 abc 2,58 cd 3,30 a 3,28 a
3,17 b 3,73 a 3,73 a 3,28 b 3,90 a 3,88 a 3,28 b 3,92 a 3,93 a
3,63 c 4,45 a 4,25 b 3,62 c 4,33 ab 4,33 ab 3,67 c 4,48 a 4,43 a
4,13 b 4,75 a 4,80 a 4,27 b 4,87 a 4,82 a 4,22 b 4,92 a 4,90 a
4,60 c 5,17 b 5,03 b 4,70 c 5,82 a 5,85 a 5,18 b 5,92 a 5,93 a
5,70 c 6,40 a 6,38 a 5,73 c 6,47 a 6,43 a 5,85 b 6,45 a 6,47 a
6,03 c 6,90 a 6,83 a 6,20 b 6,90 a 6,83 a 6,23 b 6,95 a 6,88 a
6,53 d 7,25 bc 7,18 c 6,55 d 7,25 bc 7,22 c 6,60 d 7,45 a 7,38 ab
7,17 b 7,90 a 7,87 a 7,23 b 7,90 a 7,85 a 7,25 b 7,93 a 7,93 a
7,72 b 8.87 a 8,88 a 7,77 b 8,88 a 8,82 a 7,77 b 8,97 a 8,93 a
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak Duncans/
DMRT.
2 . A1=0,45 kg dolomit.polibag-1
; A2=0,90 kg dolomit.polibag-1
; A3=1,35 kg dolomit.polibag-1
; A4=0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
; A5=0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
; A6=1,35 kg
batuan fosfat.polibag-1
; A7=0,45 kg tanah mineral.polibag-1
; A8=0,90 kg tanah mineral.polibag-1
; dan A9=1,35 kg tanah mineral.polibag-1
; KK=Koefisien Keragaman.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 12. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Pertambahan Diameter Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanam Gambut di Polibag
3. Jumlah Daun (helai)
Daftar sidik ragam pengamatan jumlah daun bibit kelapa sawit di pembibitan utama
dapat di lihat pada Lampiran 40-51. Rataan pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit di
pembibitan utama umur 5 BST sampai 16 BST terdapat pada Tabel 15, sedang hubungan
antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit
di polibag disajikan pada Gambar 13 di bawah ini.
Dari Tabel 15 dan Gambar 13 di atas dapat di lihat bahwa ada pengaruh yang nyata
dari perlakuan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat
dan tanah mineral) pada media tanam gambut di polibag terhadap pertambahan jumlah daun
bibit kelapa sawit umur 5 BST sampai 16 BST.
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa respon dari pertambahan jumlah daun bibit
kelapa sawit di pembibitan utama umur 5 BST sampai 16 BST (selama satu tahun) mengikuti
pola penyebaran yang hampir sama dengan trend pertambahan tinggi bibit dan diameter bibit
kelapa sawit di pembibitan utama, dimana terdapat korelasi yang berbanding lurus antara
jenis dan dosis bahan amelioran yang semakin tinggi sampai taraf dosis 0,90 kg.polibag-1
(D2; F2 dan M2) dengan taraf dosis di bawahnya 0,45 kg.polibag-1
(D1; F1 dan M1) menun
jukkan adanya pengaruh yang nyata, akan tetapi tidak berpengaruh nyata bila dibandingkan
dengan perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran yang semakin tinggi sampai taraf dosis
1,35 kg. polibag-1
(D3; F3 dan M3).
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dia
met
er B
ibit
Kel
apa
Saw
it (
cm)
Bulan Pengamatan (Mei 2015 s/d April 2016)
D1
D2
D3
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Universitas Sumatera Utara
71
Secara statistik dari tabel di atas juga dapat di lihat bahwa jumlah daun bibit kelapa
sawit di pembibitan utama (pengamatan terakhir) yang terbanyak terdapat pada jenis dan
dosis bahan amelioran pada taraf dosis 0,90 kg.polibag-1
(D2; F2 dan M2) berturut turut yaitu
16,78 helai (D2 dan F2) dan 16,89 helai (M2). Bila dibandingkan dengan perlakuan dan
dosis bahan amelioran di bawahnya 0,45 kg.polibag-1
(D1; F1 dan M1) terdapat pertambahan
jumlah daun bibit kelapa sawit sebesar 4,88 %, meningkat 1,05 kali lipat (D2 vs D1), 3,45 %,
meningkat 1,03 kali lipat (F2 vs F1) dan 2,74 %, meningkat 1,03 kali lipat (M2 vs M1), tidak
berbeda nyata bila dibandingkan dengan perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran, dengan
dosis yang semakin tinggi yaitu 1,35 kg.polibag-1
(D3; F3 dan M3).
Adanya respon pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit di pembibitan utama
umur 16 BST akibat perlakuan dari ketiga jenis dan bahan amelioran yang digunakan (dolo
mit, batuan fosfat dan tanah mineral) pada taraf dosis 0,90 kg.polibag-1
(D2; F2 dan M2)
dengan dosis di bawahnya yaitu 0,45 kg.polibag-1
(D1; F1 dan M1) disebabkan karena pada
dosis tersebut diduga ketersediaan ion hara berada dalam kondisi optimal/seimbang dalam
larutan tanah, sehingga terbanyak dapat diserap akar tanaman.
Foth (1994) menjelaskan bahwa jumlah ion hara yang dapat diserap oleh akar tanam
an sangat dipengaruhi oleh bentuk ion hara, posisi ion hari dari jangkuan perakaran, keterse
diaannya, berkesinambungan dalam satu siklus hidup tanaman, tidak mengandung kation lo
gam beracun yang dapat menekan ketersediaan anion hara, terutama P, S, B dan Mo.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ketiga jenis bahan ameli
oran (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) secara umum hasilnya beragam untuk semua
peubah amatan yang diamati. Pemberian dolomit dosis 0,90-1,35 kg.polibag-1
(D2 dan D3)
dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun bibit kelapa sawit merata dalam
setiap bulan pengamatan, sedang untuk pemberian batuan fosfat dan tanah mineral pada dosis
yang sama yaitu 0,90-1,35 kg.polibag-1
(F2-F3 dan M2-M3) dapat mempengaruhi/meningkat
kan semua pengamatan pertumbuhan vegetatif, meliputi tinggi, diameter dan jumlah daun
bibit kelepa sawit yang merata untuk setiap bulan pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 15. Jumlah daun bibit kelapa sawit (helai) di pembibitan utama (main nursery) umur 5 BST sampai 16 BST akibat perlakuan jenis dan
dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran
Bulan Setelah Tanam (BST)
Mei 2015
Juni 2015
Juli 2015
Agustus 2015
Septem 2015
Oktober 2015
Novem 2015
Desem 2015
Januari 2016
Februari 2016
Maret 2016
April 2016
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2
M3
5,33 b 5,74 ab 5,33 b 5,33 b 5,44 ab 5,78 a 5,56 ab 5,78 a 5,78 a
6,22 c 6,56 abc 6,56 abc 6,22 c 6,78 a 6,67 ab 6,33 bc 6,78 a 6,78 a
7,33 d 7,67 bc 7,67 bc 7,33 d 7,67 bc 7,67 bc 7,44 cd 7,78 ab 7,89 a
8,33 c 8,78 ab 8,67 abc 8,33 c 8,67 abc 8,78 ab 8,44 bc 8,78 ab 8,89 a
9,33 b 9,78 a 9,89 a 9,33 b 9,89 a 9,78 a 9,22 b 9,78 a 9,78 a
10,22 c 10,67 ab 10,78 a 10,33 bc 10,67 ab 10,89 a 10,33 bc 10,78 a 10,89 a
11,00 b 11,89 a 11,78 a 11,22 b 11,89 a 11,76 a 11,33 b 11,89 a 11,78 a
11,78 c 12,89 a 12,45 ab 12,00 bc 12,89 a 12,78 a 12.33abc 12,78 a 12.78 a
13,11 c 13,56abc 13,89 a 13,33 bc 13,78 ab 13,78 ab 13,44abc 13,89 a 13,78 ab
14,00 b 14,89 a 14,67 a 14,22 b 14,89 a 14,78 a 14,22 b 14,89 a 14,67 a
15,00 b 15,89 a 15,78 a 15,22 b 15,89 a 15,78 a 15.33 b 15,78 a 15,78 a
16,00 d 16,78 ab 16,78 ab 16,22 cd 16,78 ab 16,78 ab 16,44 bc 16,89 a 16,78 a
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak Duncans/
DMRT
2. D1=0,45 kg dolomit.polibag-1
; D2=0,90 kg dolomit.polibag-1
; D3=1,35 kg dolomit.polibag-1
; F1=0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
; F2=0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
; F3=1,35 kg
batuan fosfat.polibag-1
; M1=0,45 kg tanah mineral.polibag-1
; M2=0,90 kg tanah mineral.polibag-1
; dan M3=1,35 kg tanah mineral.polibag-1
; KK=Koefisien Keragaman.
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 13. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Pertambahan Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit pada Media Tanam Gambut di Polibag
B. Kajian Sifat Kimia Media Tanam Gambut di Pembibitan Kelapa Sawit di Polibag
1. Reaksi Tanah (pH-tanah)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
52. Rataan nilai pH-tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat dilihat
pada Tabel 16, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap pH-tanah
disajikan pada Gambar 14 bawah ini.
Tabel 16. Hasil analisis pH tanah pada pembibitan kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran pH tanah Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
6,39 b
6,67 a
6,75 a
5,25 e
5,92 cd
6,06 c
5,79 d
5,88 cd
6,08 c
Agak masam
Netral
Netral
Masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
Agak masam
KK 1,78 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber-
beda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncans/DMRT. 2..Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan BPP
Medan (1982).
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jum
ah d
aun
bib
it K
elap
a Sa
wit
(h
elai
)
Bulan Pengamatan (Mei 2015 s/d April 2016)
D1
D2
D3
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 14. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap pH Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap reaksi tanah/pH tanah pem
bibitan utama pada media tanam gambut di polibag, dengan nilai pH tanah tertinggi terdapat
pada pemberian dolomit dosis 0,90 kg.polibag-1
(D2) yaitu 6,67, meningkat 1,27 kali lipat
(D2 vs F1) dan lebih tinggi 1,85 kali lipat bila dibandingkan dengan analisis tanah awal/TA
(D2 vs TA), tidak berbeda nyata dengan pemberian dolomit dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3) teta
pi berbeda dengan pemberian dolomit dosis 0,45 kg.polibag-1
(D1), demikian pula terha dap
kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (F1-F3 dan M1-M3).
Dari Gambar 14 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan terhadap nilai pH-tanah pembibitan kelapa sawit di polibag de
ngan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan berbanding
lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk nilai pH-tanah pada dosis terendah (0,45 kg.
polibag-1
) dimulai dari dolomit, diikuti tanah mineral dan batuan fosfat (D1; M1 dan F1).
Sedang nilai pH-tanah tertinggi pada dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
) dimulai dari dolomit,
diikuti tanah mineral dan batuan fosfat yang hampir berimpit (D3; M3 dan F3).
Hakim (2006) menjelaskan bahwa dolomit termasuk bahan pengapuran yang dapat
digunakan untuk menaikkan nilai pH tanah bereaksi masam. Selain dolomit, kapur (pertani
an/kalsit, kapur tohor/kapur bakar, dan kapur tembok/kapur sirih) juga dapat digunakan seba
gai bahan amelioran, yang kemampuannya dapat menaikkan pH tanah, dan sangat tergantung
pada nilai netralisasi bahan kapur/grade, bentuk/mutu kapur dan kehalusan/ukuran besar butir
kapur.
2.. Nitrogen Total Tanah (%)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8
pH
Tan
ah
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
75
53. Rataan kadar N total tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat
dilihat pada Tabel 17, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap N-
total tanah disajikan pada Gambar 15 di bawah ini.
Tabel 17. Hasil analisis N tanah (%) pada pembibitan kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan
dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran N tanah (%) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
0,77 ab
0,73 abc
0,66 cd
0,82 a
0,71 bc
0,58 de
0,54 e
0,48 ef
0,39 f
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
KK 8,59 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber-
beda nyata pada tara 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2..Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) Bogor dan BPP
Medan (1982).
Gambar 15. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap N-Total Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 17 di atas dapat di lihat bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar N total tanah pembi
bitan kelapa sawit di polibag, dengan nilai N total tanah tertinggi terdapat pada pemberian
batuan fosfat dengan dosis 0,45 kg.polibag-1
(F1) yaitu 0,82 % N, meningkat 2,10 kali lipat
(F1 vs M3), akan tetapi lebih rendah/menurun 41,01 % bila dibandingkan dengan analisis ta
nah awal/TA (F1 vs TA), berbeda nyata dengan pemberian sesama batuan fosfat dengan do
sis yang lebih tinggi, baik 0,90 kg.polibag-1
maupun 1,35 kg.polibag-1
(F2-F3), demikian pula
berbeda nyata bila dibandingkan dengan kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D1-
D3 dan M1-M3).
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
0 0.45 0.9 1.35 1.8
N-T
ota
l tan
ah (
%)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
76
Dari Gambar 15 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya penurunan kadar N-total tanah pada pembibitan kelapa sawit di polibag de
ngan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan bersifat ber
banding terbalik). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kadar N-total tanah pada dosis ren
dah (0,45 kg.polibag-1
) dimulai dari batuan fosfat, diikuti dolomit dan tanah mineral (F1; D1
dan M1). Sedang kadar N-total tanah terendah pada dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
) dimulai
dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah minral (D3; F3 dan M3).
Winarso (2005) melaporkan bahwa kadar N-total tanah sangat dipengaruhi oleh sum
ber N-organik (95 % tidak tersedia), C/N rasio/laju mineralisasi, pemupukan, curah hujan,
dan lingkungan (kelembaban, aerasi, pH tanah). Bentuk N organik dalam tanah dapat berupa
asam amino/protein, amida, gula amino, heksosamin, derivat purin dan pirimidin.
3.. Fosfor Tersedia (ppm)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
54. Rataan kadar P-tersedia tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat
dilihat pada Tabel 18, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap P-
tersedia tanah disajikan pada Gambar 16 di bawah ini.
Tabel 18. Hasil analisis P-tersedia tanah (ppm) pada pembibitan kelapa sawit akibat jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran P-tersedia (ppm) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
38,03 g
59,39 f
87,47 cd
102,31 ab
111,45 a
112,29 a
90,71 bc
77,22 de
70,06 ef
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
KK 7,71 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber-
beda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT. 2..Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan BPP
Medan (1982).
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 16. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap P-Tersedia Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar P-tersedia tanah
pembibitan kelapa sawit di polibag, dengan kadar P-tersedia tanah tertinggi terdapat pada
pemberian batuan fosfat dosis 0,90 kg.polibag-1
(F2), namun tidak berbeda nyata, baik de
ngan dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
(F1) maupun dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(F3), dengan
nilai P-tersedia tanah tertinggi yaitu 111,45 ppm, meningkat 2,93 kali lipat (F2 vs D1) dan
lebih tinggi 25,50 kali lipat bila dibandingkan dengan analisis tanah awal/TA (F2 vs TA), ber
beda nyata terhadap kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D1-D3 dan M1-M3).
Dari Gambar 16 tampak bahwa pemberian kedua jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan terhadap kadar P-tersedia tanah pembibitan kelapa sawit di po
libag dengan semakin tingginya dosis bahan amelioran batuan fosfat dan dolomit yang diguna
kan (pola hubungan bersifat berbanding lurus). Sedang untuk pemberian tanah mineral terjadi
penurunan (pola hubungan bersifat berbanding lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk
kadar P-tersedia tanah dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
) dimulai dari batuan fosfat diikuti
tanah mineral dan dolomit (F1; M1 dan D1). Sedang kadar P-tersedia tanah tertinggi pada
dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
) dimulai dari batuan fosfat diikuti dolomit (F3 dan D3), semen
tara untuk tanah mineral terjadi penurunan kadar P-tersedia tanah (M3).
Damanik, dkk, (2010) menjelaskan bahwa P-tersedia dalam larutan tanah sangat ber
gantung pada reaksi/pH tanah, cadangan/sumber bahan organik tanah, C/P rasio, kalarutan
reaktivitas kation logam Fe/Al, dan lingkungan (suhu tanah, aerasi dan kelembaban tanah).
4.. Kalium dapat ditukar (me.100 g-1
)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
30.00
50.00
70.00
90.00
110.00
130.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8
P-
Ters
ed
ia (
pp
m)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
78
55. Rataan kadar K-dd tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat di
lihat pada Tabel 19, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap K-dd
tanah disajikan pada Gambar 17 di bawah ini.
Tabel 19. Hasil analisis K-dd tanah (me.100 g-1
) pada pembibitan kelapa sawit akibat jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran K-dd (me.100 g-1
) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
0,77 e
1,81 d
2,13 d
0,73 e
2,85 c
4,31 b
1,93 d
3,10 c
5,02 a
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
KK 8,63 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber-
beda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT. 2..Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan
BPP Medan (1982).
Gambar 17. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap K-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar K-dd tanah pembibi
tan kelapa sawit di polibag, dengan kadar K-dd tertinggi terdapat pada pemberian tanah mine
ral dosis 1,35 kg.polibag-1
(M3) yaitu 5,02 me.100g-1
, meningkat 6,88 kali lipat (M3 vs F1),
dan lebih tinggi 55,78 kali lipat bila dibandingkan dengan analisis tanah awal/TA (M3 vs
TA), berbeda nyata terhadap kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D1-D3 dan F1-
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8
K-d
d t
anah
(m
e.10
0g-1
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
79
F3), demikian pula terhadap sesama tanah mineral dengan dosis yang lebih rendah, masing-
masing dengan dosis 0,45 kg. polibag-1
(M1) dan dosis 0,90 kg.polibag-1
(M2).
Dari Gambar 17 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan kandungan K-dd tanah pembibitan kelapa sawit di polibag
dengan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan bersifat
berbanding lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kandungan K-dd tanah pada dosis
rendah (0,45 kg.polibag-1
) dimulai dari tanah mineral, diikuti batuan fosfat dan dolomit (M1;
F1 dan D1). Sedang kandungan K-dd tertinggi pada dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
) dimulai
dari tanah mineral, diikuti batuan fosfat dan dolomit (M3; F3 dan D3).
Tisdale, et al, (1993) menjelaskan bahwa tingginya nilai K-dd suatu tanah sangat di
pengaruhi oleh tipe koloid, tingkat pelapukan bahan organik, reaksi/pH tanah, jumlah kation
basa, kejenuhan basa/KB, suhu, dan pemupukan.
5. Kalsium dapat ditukar (me.100 g-1
)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
56. Rataan kadar Ca-dd tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat di
lihat pada Tabel 20, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap Ca-dd
tanah disajikan pada Gambar 18 di bawah ini.
Tabel 20. Hasil analisis Ca-dd tanah (me.100 g-1
) pada pembibitan kelapa sawit akibat jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran Ca-dd (me.100 g-1
) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
11,58 cd
12,22 b
13,54 a
10,42 d
12,27 b
14,14 a
6,46 f
6,74 f
7,88 e
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
KK 5,80 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber-
beda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2. .Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan
BPP Medan (1982).
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 18. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Ca-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari tabel 20 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar Ca-dd tanah pembibit
an kelapa sawit di polibag, dengan kadar Ca-dd tertinggi terdapat pada pemberian batuan fos
fat dosis 1,35 kg.polibag-1
(F3) yaitu 14,14 me.100 g-1
, meningkat 2,19 kali lipat (F3 vs M1),
akan tetapi berbeda nyata dengan pemberian dolomit dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3), akan tetapi
lebih rendah 0,96 kali lipat (3,55 %) bila dibandingkan dengan analisis tanah awal/TA (F3 vs
TA), berbeda nyata dengan kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D1-D2 dan M1-
M3), demikian pula terhadap sesama batuan fosfat dengan dosis 0,45 kg.polibag-1
dan 0,90
kg.polibag-1
(F1 dan F2).
Dari Gambar 18 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan terhadap kandungan Ca-dd tanah pembibitan kelapa sawit di
polibag dengan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan ber
sifat berbanding lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kandungan Ca-dd tanah pada
dosis rendah (0,45 kg.polibag-1) dimulai dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah mineral
(D1; F1 dan M1). Sedang kandungan Ca-dd tertinggi pada dosis tinggi (1,35 kg. polibag-1
)
dimulai dari batuan fosfat, diikuti dolomit dan tanah mineral (F3; D3 dan M3).
Munawar (2011) melaporkan bahwa tingginya nilai Ca-dd suatu tanah sangat dipenga
ruhi oleh sumber Ca dalam bahan organik (garam Ca-pektat, Ca-oksalat), reaksi/pH-tanah,
nilai KTK, kejenuhan basa/KB dan dominasi kation basa seperti ion K, Ca, Mg dan Na.
6. Magnesium dapat ditukar (me.100 g-1
)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampi
ran 57. Rataan kadar Mg-dd tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat
5.00
7.00
9.00
11.00
13.00
15.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Ca
-dd
tan
ah (
me.
100g
-1)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
81
di lihat pada Tabel 21, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap Mg-
dd tanah disajikan pada Gambar 19 di bawah ini.
Tabel 21. Hasil analisis Mg-dd tanah (me.100 g-1
) pada pembibitan kelapa sawit akibat jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran Mg-dd (me.100 g-1
) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
22,45 d
27,93 b
38,89 a
18,56 e
19,62 e
25,33 c
15,53 f
19,38 e
21,30 d
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
Sangat tinggi
KK 3,07 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT. 2. Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983]) dan
BPP Medan (1982).
Gambar 19. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Mg-dd Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar Mg-dd tanah pembi
bitan kelapa sawit di polibag, dengan nilai Mg-dd tanah tertinggi terdapat pada pemberian
dolomit dengan dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3) yaitu 38,89 me.100 g-1
, meningkat 2,50 kali lipat
(D3 vs M1) dan lebih tinggi 14,40 kali lipat bila dibandingkan dengan analisis tanah awal
(D3 vs TA), berbeda nyata dengan semua reaktan/bahan amelioran lainnya, bila dibanding
kan dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (F1-F3 dan M1-M3), demikian
pula terhadap sesama dosis dolomit lainnya mulai dari dosis 0,45 kg.polibag-1
dan dosis 0,90
kg.polibag-1
(D1 vs D2 dan D3).
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8Mg-
dd
tan
ah (
me.
100g
-1)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
82
Dari Gambar 19 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan terhadap kandungan Mg-dd tanah pembibitan kelapa sawit di
polibag dengan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan ber
sifat berbanding lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kandungan Mg-dd tanah pada
dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
) dimulai dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah mineral
(D1; F1 dan M1). Sedang kandungan Mg-dd tanah tertinggi pada dosis tinggi (1,35 kg.poli
bag-1
) dimulai dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah mineral (D3; F3 dan M3).
Foth (1984) menjelaskan bahwa ketersediaan Mg-dd tanah sangat dipengaruhi oleh
sumber bahan organik/klorofil daun, reaksi/pH tanah, KTK tanah, kejenuhan basa/KB, jenis
kation basa dan lingkungan (suhu, aerasi dan kelembaban tanah).
7. Kapasitas Tukar Kation (me.100 g-1
)
Daftar sidik ragam tanah pembibitan kelapa sawit di polibag terdapat pada Lampiran
58. Rataan nilai KTK tanah media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit dapat di lihat
pada Tabel 22, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terhadap KTK tanah
disajkkan pada Gambar 20 di bawah ini.
Tabel 22. Hasil analisis KTK tanah (me.100 g-1
) pada pembibitan kelapa sawit akibat jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
Perlakuan bahan amelioran KTK tanah (me.100 g-1
) Kriteria
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
30,38 d
33,42 c
36,25 a
29,57 d
33,25 c
34,95 b
24,52 e
29,43 d
34,18 bc
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sedang
Tinggi
Tinggi
KK 1,89 %
Keterangan : 1.Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2.Kriteria Penilaian Sifat Tanah berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan
BPP Medan (1982)
Universitas Sumatera Utara
83
.
Gambar 20. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap KTK Tanah Media Tanam Gambut Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kandungan KTK tanah ter
tinggi terdapat pada pemberian dolomit dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3) yaitu 36,25 me.100 g-1 ,
meningkat 1,48 kali lipat (D3 vs M1), namun lebih rendah/menurun 76,66 % bila dibanding
kan dengan analisis tanah awal/TA (A3 vs TA), berbeda nyata dengan kedua jenis dan dosis
bahan amelioran lainnya (F1-F3 dan M1-M3), demikian pula terhadap sesama dolomit deng
an dosis 0,45 kg.polibag-1
(D1) dan dosis 0,90 kg.polibag-1
(D2).
Dari Gambar 20 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan kandungan KTK tanah pembibitan kelapa sawit di polibag de
ngan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola hubungan bersifat ber
banding lurus). Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kandungan KTK tanah pada dosis ren
dah (0,45 kg.polibag-1
) dimulai dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah mineral (D1; F1
dan M1). Demikina pula untuk kandungan KTK tanah tertinggi pada dosis tinggi (1,35 kg.
polibag-1
) dimulai dari dolomit, diikuti batuan fosfat dan tanah mineral (D3; F3 dan M3).
Nurhidayati (2017) menjelaskan bahwa tingginya nilai KTK suatu tanah sangat di
pengaruhi oleh jenis kation basa, kejenuhan basa/KB, kandungan bahan organik dan lingku
ngan proses dekomposisi bahan organik seperti suhu, kelembaban, dan pH tanah.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis
bahan amelioran (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) dapat memperbaiki sifat kimia
media tanam gambut meliputi pH-tanah, N-total, P-tersedia, KTK dan kation basa K-dd, Ca-
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
0 0.45 0.9 1.35 1.8
KTK
tan
ah (
me.
100g
-1)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
84
dd dan Mg-dd. Hasil analisis tanah tertinggi untuk pengamatan pH-tanah terdapat pada pem
berian dolomit dosis 0,45-0,90 kg polibag-1
(D2 dan D3) yaitu 6,67 dan 6,75; N total tanah
terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis 0,45 kg.polibag-1
(F1) yaitu 0,82 % N, P-tersedia
tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat untuk semua dosis 0,90 kg polibag-1
(F2),
yaitu 111,45 ppm; sedang untuk kation basa Ca-dd., Mg-dd dan KTK tertinggi terdapat pada
pemberian dolomit dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3) yaitu 13,54 me.100 g-1
Ca dan 36,25 me.100
g-1
KTK; sedang untuk K-dd tertingi terdapat pada pemberian tanah mineral dosis 1,35 kg
polibag-1
(M3) yaitu 5,02 me.100 g-1
K.
A.. Kajian Kadar Hara Daun Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama
1 . Kadar Hara N (%)
Daftar sidik ragam kadar hara N daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di
polibag terdapat pada Lampiran 59. Rataan kadar hara N daun bibit kelapa sawit umur 16
BST disajikan pada Tabel 23, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terha
dap kadar hara N dapat di lihat pada Gambar 21 di bawah ini.
Tabel 23. Hasil analisis kadar hara N (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan
dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag.
Perlakuan bahan amelioran Kadar hara N (%) Kondisi hara dalam daun
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
1,98 b
2,31 a
2,54 a
2,33 a
2,54 a
2,58 a
2,48 a
2,58 a
2,56 a
Defisiensi
Defisiensi
Optimal
Defisiensi
Optimal
Optimal
Defisiensi
Optimal
Optimal
KK 6,48 %
Keterangan : 1 .Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2...Kriteria Penilaian Kadar Hara Kelapa Sawit Umur ˂6 tahun oleh Von Uexkull dan
Fairhurst (1991).
Universitas Sumatera Utara
85
Gambar 21. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Kadar Hara N Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap kadar N daun bibit kelapa
sawit di polibag, dengan nilai tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis tinggi
1,35 kg.polibag-1
(F3) dan pemberian tanah mineral dosis sedang 0,90 kg.polibag-1
(M2) yaitu
2,58 % N, meningkat 1,30 kali lipat bila dibandingkan dengan pemberian dolomit dosis ren
dah 0,45 kg.polibag-1
(F3 dan M2 vs D1), akan tetapi tidak berbeda nyata bila dibandingkan
dengan semua kombinasi jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D2-D3; F1-F2 dan M1-
M3).
Dari Gambar 21 tampak bahwa pemberian dolomit dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
/D1) menunjukkan adanya peningkatan terhadap kadar N daun bibit kelapa sawit di polibag
dengan semakin tingginya dosis bahan amelioran yang diberikan, dimulai dari tanah mineral,
diikuti batuan fosfat dan dolomit (M1; F1 dan D1), sedang untuk kadar N daun tertinggi pada
dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
) dimulai dari batuan fosfat dan dolomit, sedang tanah mineral
tampak cenderung menurun, meski berada pada posisi teratas.
Rendahnya kadar N daun bibit kelapa sawit di polibag pada pemberian dolomit dosis
rendah 0,45 kg.polibag-1
(D1) karena ketersediaan hara N tanah tergolong rendah (Tabel 22),
meski N total tanah gambut tergolong sangat tinggi, namun C/N-nya tergolong tinggi (Lampi
ran-1), akan tetapi kadar N tanah pada pembibitan kelapa sawit meningkat menjadi lebih
tinggi. Hal ini diduga karena adanya pemberian pupuk dasar multihara (15:15:6:4) dan (12:
12:17:2) serta keiserit yang rutin diberikan dua kali dalam setiap bulan, sehingga ada penam
bahan hara N kedalam tanah dan tanaman.
Bila dibandingkan jumlah kadar hara N daun bibit kelapa sawit dengan perlakuan
pemberian dolomit dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
(D1) yaitu 1,98 % N dengan konsentrasi ha
1.50
1.70
1.90
2.10
2.30
2.50
2.70
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Kad
ar N
dau
n (
%)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
86
ra dalam daun kelapa sawit umur ˂6 tahun yang dikemukakan oleh Fairhurst (1991) yaitu
˂2,5% N, maka pertumbuhan bibit kelapa sawit yang ditanam di polibag dikategorikan ber
ada dalam kondisi defisiensi N, akan tetapi untuk perlakuan pemberian jenis dan dosis bahan
amelioran yang lebih tinggi, masing-masing pada perlakuan pemberian dolomit dosis 1,35 kg.
dan pemberian tanah mineral dengan dosis 0,90 kg.polibag-1
dan 1,35 kg.polibag-1
(M2M3)
kadar hara N pada daun umumnya ˃2,5% N yang berarti kondisi tanaman tidak mengalami
defisiensi N (normal/optimal).
Fairhurst (1991) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara status hara dalam
daun kelapa sawit umur ˂6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman. Bila N dalam daun
kelapa sawit mengandung ˂2,5 % N, tanaman berada dalam kondisi kahad/defisiensi hara N.
Bila mengandung 2,6-2,9% N, tanaman berada dalam kondisi pertumbuhan optimal/normal,
sedang bila ˃3,1% N, maka tanaman berada dalam kondisi ekses/berlebihan.
2 . Kadar Hara P (%)
Daftar sidik ragam kadar hara P daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di
polibag terdapat pada Lampiran 60. Rataan kadar hara P daun bibit kelapa sawit umur 16
BST disajikan pada Tabel 24, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terha
dap kadar hara P dapat di lihat pada Gambar 22 di bawah ini.
Tabel 24. Hasil Analisis Kadar Hara P (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag
. Perlakuan bahan amelioran Kadar hara P (%) Kondisi hara dalam daun
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
0,17 a
0,18 a
0,51 a
0,21 a
0,22 a
0,25 a
0,19 a
0,22 a
0,20 a
Optimal
Optimal
Berlebihan
Optimal
Optimal
Optimal
Optimal
Optimal
Optimal
KK 7,32 %
Keterangan : 1.Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ber
beda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT
2.Kriteria Penilaian Kadar Hara Kelapa Sawit Umur˂6 tahun oleh Von Uexkull dan Fairhurst
(1991).
Universitas Sumatera Utara
87
Gambar 22. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Kadar Hara P Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 24 dan Gambar 22 diatas tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis
bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) terhadap kadar P
daun bibit kelapa sawit di polibag tidak/belum menunjukkan adanya pengaruh yang nyata,
akan tetapi bila di lihat secara umum rataan kadar hara P pada daun kelapa sawit di polibag
dari terendah sampai tertinggi yaitu 0,17 % P (D1) dan 0,51 % P (D3) bila dibandingkan
dengan konsentrasi hara dalam daun kelapa sawit umur ˂6 tahun [˂0,15% P, artinya kadar P
daun berada pada kondisi kahad] diperoleh informasi bahwa kondisi bibit kelapa sawit di
pembibitan berada dalam kondisi optimal/normal (berada pada kisaran 0,16-0,19% P).
Dengan perkataan lain bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang
digunakan dapat memberikan pertumbuhan bibit kelapa sawit di polibag secara optimal. Hal
ini didukung dari perolehan nilai P-tersedia tanah inkubasi yang tergolong sedang sampai
sangat tinggi (Tabel 8), kecuali pada pemberian dolomit dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
(D1)
dan P-tersedia tanah setelah selesai pelaksanaan pembibitan di pembibitan, dimana P-tersedia
tergolong sangat tinggi (Tabel 17).
Fairhurst (1991) melaporkan bahwa terdapat korelasi antara status hara dalam daun
kelapa sawit umur ˂6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman. Bila P dalam daun kelapa
sawit mengandung ˂0,15% P, tanaman berada dalam kondisi defisiensi, bila mengandung
0,16-0,19% P tanaman berada dalam kondisi pertumbuhan optimal/normal, sedang bila meng
andung ˃3,1% P status P dalam tanaman berada dalam kondisi berlebihan.
3 . Kadar Hara K (%)
Daftar sidik ragam kadar hara K daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di
polibag terdapat pada Lampiran 61. Rataan kadar hara K daun bibit kelapa sawit umur 16
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Kad
ar P
dau
n (
%)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
88
BST disajikan pada Tabel 25, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terha
dap kadar hara K dapat di lihat pada Gambar 23 di bawah ini
Tabel 25. Hasil analisis kadar hara K (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis dan
dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag.
Perlakuan bahan amelioran Kadar hara K (%) Kondisi hara dalam daun
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1
)
1,60 e
1,69 de
1,78 cd
1,63 e
1,76 cd
1,96 ab
1,69 de
1,86 bc
2,00 a
Optimal
Optimal
Optimal
Optimal
Optimal
Berlebihan
Optimal
Optimal
Berlebihan
KK 3,26 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2.. Kriteria Penilaian Kadar Hara Kelapa Sawit Umur˂6 tahun oleh Von Uexkull dan Fairhurst
(1991).
Gambar 23. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap
Kadar Hara K Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah
mineral) terhadap kadar K daun bibit kelapa sawit di polibag, dengan kadar K daun tertinggi
terdapat pada pemberian tanah mineral dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(M3) yaitu 2,00 %, me
ningkat rataan 1,24 kali lipat (M3 vs D1 dan F1), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan pem
berian batuan fosfat dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(F3).
Dari Gambar 23 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan kadar K daun bibit kelapa sawit di polibag dengan semakin
1.40
1.50
1.60
1.70
1.80
1.90
2.00
2.10
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Kad
ar K
dau
n(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
89
tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola korelasi bersifat positif). Jenis ba han
amelioran tertinggi untuk kadar K daun pada dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
dimulai dari
tanah mineral, diikuti batuan fosfat dan dolomit (M1; F1 dan D1), demikian pula untuk kadar
K daun tertinggi pada dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
polanya sama, dimulai dari tanah mine
ral, diikuti batuan fosfat dan dolomit (M3; F3 dan D3).
Tingginya kadar hara K daun bibit kelapa sawit pada pemberian tanah mineral dosis
tinggi 1,35 kg.polibag-1
(M3) diduga karena pada perlakuan ini mendapat tambahan hara K
yang berasal dari pupuk dasar multihara NPKMg formulasi (15:15:6:4) dan (12:12:17:2) serta
pupuk kieseri (sumber Mg dan S). Selain itu tanah mineral juga diprediksi mengandung hara
K (Lampiran-2) dan mineral K bentuk tidak larut yang apabila bereaksi dengan asam-asam
organik yang berasal dari tanah gambut dapat menghasilkan ion hara K yang dapat diserap
oleh akar tanaman.
Umumnya rataan kadar K daun pada bibit kelapa sawit di polibag dari jenis dan
dosis bahan amelioran yang digunakan, mulai dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
(D1, F1 dan
M1) sampai dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
yaitu 1,78 % K (D3), berada dalam kondisi optimal
/normal, sedang 1,96% K (F3) dan 2,00% K (M3), kadar K daun berada dalam kondisi
berlebihan/ekses.
Fairhurst (1991) melaporkan bahwa terdapat hubungan antara kadar hara daun kela
pa sawit umur ˂6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman. Bila kadar K daun mengan
dung ˂1,00 % K, tanaman berada dalam kondisi kahad/defisiensi hara K, bila mengandung
1,00-1,30 % K tanaman berada dalam kondisi optimal/normal, sedang bila mengandung ˃
1,80 % K, tanaman berada dalam kondisi berlebihan/ekses.
4 . Kadar Hara Ca (%)
Daftar sidik ragam kadar hara Ca daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di
polibag terdapat pada Lampiran 62. Rataan kadar hara Ca daun bibit kelapa sawit umur 16
BST disajikan pada Tabel 26, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terha
dap kadar hara Ca dapat di lihat pada Gambar 24 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 26. Hasil analisis kadar hara Ca (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag.
Perlakuan bahan amelioran Kadar hara Ca (%) ` Kondisi hara dalam daun
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90kg tanah mineral.polibag-1)
M3 (1,35kg tanah mineral.polibag-1)
0,28 ab
0,27 abc
0,30 a
0,20 c
0,28 ab
0,30 a
0,22 bc
0,24 abc
0,24 abc
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
KK 13,31 %
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2. Kriteria Penilaian Kadar Hara Kelapa Sawit Umur˂6 tahun oleh Von Uexkull dan Fairhurst
(1991).
Gambar 24. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Kadar Hara Ca Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 26 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah
mineral) terhadap kadar Ca daun bibit kelapa sawit di polibag, dengan nilai tertinggi terdapat
pada pemberian dolomit dan batuan fosfat dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(D3 dan F3) yaitu
0,30 % Ca, meningkat 1,50 kali lipat, lebih tinggi 50 % bila dibandingkan dengan pemberian
batuan fosfat dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
/F1) [D3/F3 vs F1], tidak berbeda nyata dengan
pemberian dolomit (dosis rendah dan sedang); batuan fosfat (dosis sedang) dan tanah mineral
(dosis sedang dan tinggi) [ D3/F3 vs D1-D2; F2; dan M2-M3].
Dari Gambar 24 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan terhadap kadar Ca daun bibit kelapa sawit di polibag dengan
semakin tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan (pola korelasi bersifat positif).
0.15
0.17
0.19
0.21
0.23
0.25
0.27
0.29
0.31
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Kad
ar C
a d
aun
(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
91
Jenis bahan amelioran tertinggi untuk kadar Ca daun pada dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
) di
mulai dari dolomit, diikuti tanah mineral dan batuan fosfat (D1; M1 dan F1), sedang untuk
kadar Ca daun tertinggi pada dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
dimulai dari batuan fosfat, diikuti
dolomit dan tanah mineral (F3; D3 dan M3).
Meski kadar Ca daun bibit kelapa sawit di polibag akibat pemberian dolomit dan batu
an fosfat dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(D3 dan F3) yaitu 0,30 % Ca tergolong tertinggi kadar
nya bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya, namun statusnya untuk mendukung pertum
buhan tanaman tergolong kahad/kekurangan. Hal ini diduga karena Ca termasuk kelompok
hara imobil dalam tanaman, sehingga sukar berpindah dari jaringan/daun tua yang terletak di
pelepah bagian bawah kanopi ke jaringan/daun lebih muda pada pelepah keempat dibagian
atas tanaman dimana daun sampel untuk analisis daun diambil. Faktor lainnya diduga Ca
yang terdapat dalam tanah yang berasal dari bahan amelioran, sebagian terikat kembali de
ngan ion ortofosfat (H2PO4-1
dan HPO4-2
) membentuk persenyawaan sukar larut atau mem
bentuk kelat dengan asam-asam organik berupa Ca-humat.
Fairhurst (1991) melaporkan bahwa terdapat hubungan antara status hara dalam daun
bibit kelapa sawit umur ˂6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman. Bila konsentrasi Ca
dalam daun kelapa sawit mengandung ˂0,30 % Ca tanaman berada dalam kondisi kahad/keku
rangan hara. Bila mengandung 0,50-0,75 % Ca tanaman berada dalam kondisi optimal/nor
mal, sedang bila mengandung ˃1,00% Ca tanaman berada dalam kondisi berlebihan/ekses.
5 . Kadar Hara Mg (%)
Daftar sidik ragam kadar hara Mg daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut
di polibag terdapat pada Lampiran 63. Rataan kadar hara Mg daun bibit kelapa sawit umur 16
BST disajikan pada Tabel 27, sedang hubungan antara jenis dan dosis bahan amelioran terha
dap kadar hara Mg dapat di lihat pada Gambar 25 di bawah ini.
Tabel 27. Hasil analisis kadar hara Mg (%) daun bibit kelapa sawit akibat perlakuan jenis
dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di polibag.
Perlakuan bahan amelioran Kadar hara Mg (%) Kondisi hara dalam daun
D1 (0,45 kg dolomit.polibag-1
)
D2 (0,90 kg dolomit.polibag-1
)
D3 (1,35 kg dolomit.polibag-1
)
F1 (0,45 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F2 (0,90 kg batuan fosfat.polibag-1
)
F3 (1,35 kg batuan fosfat.polibag-1
)
M1 (0,45 kg tanah mineral.polibag-1
)
M2 (0,90 kg tanah mineral.polibag-1
)
M3 (1,35 kg tanah mineral.polibag-1)
0,27 c
0,28 c
0,32 c
0,20 c
0,23 c
0,25 c
0,26 c
1,28 b
1,98 a
Defisiensi
Defisiensi
Optimal
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Defisiensi
Berlebihan
Berlebihan
KK 13,15 %
Universitas Sumatera Utara
92
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada taraf 5 % menurut Uji Jarak Duncan/DMRT.
2. Kriteria Penilaian Kadar Hara Daun Kelapa Sawit Umur˂6 tahun oleh Von Uexkull dan
Fairhurst (1991).
Gambar 25. Grafik Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap
Kadar Hara Mg Daun Bibit Kelapa Sawit di Polibag
Dari Tabel 27 di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah
mineral) terhadap kadar Mg daun bibit kelapa sawit di polibag dengan nilai tertinggi terdapat
pada pemberian tanah mineral dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
/M3) yaitu 1,98 %, meningkat
9,90 kali lipat bila dibandingkan dengan pemberian dolomit dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
/
F1) [M3 vs F1], berbeda nyata dengan semua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (M3 vs
M1-M2; F1-F3 dan D1-D3).
Dari Gambar 25 tampak bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran me
nunjukkan adanya peningkatan kadar Mg daun binit kelapa sawit di polibag dengan semakin
tingginya dosis bahan aamelioran yang digunakan (pola korelasi bersifat positif). Jenis bahan
amelioran tertinggi untuk kadar Mg daun pada dosis rendah 0,45 kg.polibag-1
dimulai dari ba
tuan fosfat, diikuti tanah mineral dan dolomit (F1; M1 dan D1), sedang kadar Mg daun
tertinggi pada dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
dimulai dari tanah mineral, diikuti dolomit dan
batuna fosfat (M3; D3 dan F3).
Secara umum dari tabel di atas juga menunjukkan bahwa kedua jenis dan dosis ba
han amelioran lainnya (dolomit dan batuan fosfat), mulai dari dosis rendah sampai tinggi
(D1-D3 dan F1-F3) tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar hara Mg
daun bibit kelapa sawit di polibag, meski secara visual/matematik terjadi peningkatan kadar
Mg daun dengan semakin tingginya dosis dari kedua bahan amelioran yang diberikan.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
0 0.45 0.9 1.35 1.8
Kad
ar M
g d
aun
(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D (Dolomit)
F (Batuan Fosfat)
M (Tanah Mineral)
Universitas Sumatera Utara
93
Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa pemberian dolomit dosis tinggi 1,35 kg.
polibag-1
(D3) diperoleh kadar Mg 0,32 % (tergolong optimal), demikian pula pada pembe
rain tanah mineral dosis tinggi 1,35 kg.poli bag-1
(M3) diperoleh kadar Mg 1,98 % (tergolong
berlebihan) dalam mendukung pertumbuhan tanaman berdasarkan kriteria kadar hara daun
kelapa sawit umur ˂ 6 tahaun. Namun pada pemberian batuan fosfat dosis tinggi 1,35 kg.poli
bag-1
(F3) diperoleh kadar Mg 0,25 % (tergolong kahad/kekurangan). Rendahnya kadar Mg
daun pada perlakuan pemberian batuan fosfat diduga karena tingginya kadar Ca yang berasal
dari batuan fosfat, dapat menghambat serapan Mg oleh akar tanaman, disebabkan pengaruh
antagonisme hara. Faktor lainnya disebabkan Mg tanah dapat membentuk kelat membentuk
persenyawaan makro molekul yang sulit diserap oleh akar tanaman.
Menurut Fairhurst (1991) bila daun kelapa sawit mengandung ˂0,20 % Mg tanaman
berada dalam kondisi kahad/defisiensi hara. Bila mengandung 0,30-0,45 % Mg tanaman bera
da dalam kondisi normal/optimal, sedang bila mengandung ˃0,70% Mg, tanaman berada
dalam kondisi berlebihan/ekses.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ketiga jenis dan dosis ba
han amelioran (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) pada media tanam gambut menun
jukkan adanya peningkatan terhadap kadar hara N, K, Ca dan Mg daun bibit kelapa sawit,
kecuali kadar P. Kadar hara K dan Mg tertinggi terdapat pada pemberian tanah mineral dosis
1,35 kg.polibag-1
(M3) yaitu 2,00 me.100 g-1
K dan 1,98 me.100 g-1
Mg; kadar hara Ca ter
tinggi pada pemberian dolomit dan batuan fosfat dosis 1,35 kg.polibag-1
(D3 dan F3) yaitu
0,30 me.100 g-1
Ca akan tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberain dolomit dosis 0,45-
0,90 kg polibag-1
(D1 dan D2); sementara untuk kadar hara N tertinggi merata diperoleh di
semua jenis dan dosis bahan amelioran, kecuali pada pemberian dolomit dosis 0,45 kg poli
bag-1
(D1).
Penelitian III
Ameliorasi dan Pumupukan pada Lahan Gambut Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kelapa Sawit
A.. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit di Lahan Gambut
1.. Panjang Pelepah (m)
Universitas Sumatera Utara
94
Daftar sidik ragam pengamatan panjang pelepah kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 64-75. Sedang rataan panjang pelepah kelapa sawit umur 14 tahun di
lahan gambut ditampilkan pada Tabel 28 dan 29 di bawah ini.
Dari Tabel 28 dan 29 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari perlakuan
pemberian paket pemupukan dan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit;
batuan fosfat dan tanah mineral) yang digunakan, baik secara mandiri (P) atau (A) maupun
interaksinya (P/A) untuk pengamatan bulan Mei, Juni, Juli 2015 dan bulan Februari 2016,
sedang untuk interak sinya tidak berpengaruh.
Ada pengaruh yang nyata dari pemberian paket pemupukan PPKS dosis 6,25 kg.phn-
1thn
-1 (1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit.phn
-1thn
-1) disertai dengan
pemberian tanah mineral dengan dosis 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
) [P1M1] yaitu 5,40 m untuk
pengamatan bulan Juni 2015, dengan batuan fosfat dosis 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
) [P1F2] yaitu
5,50 m untuk bulan Juli 2015 dan paket pemupukan kebun PTG dengan dosis 5,60 kg.phn-
1thn
-1 (1,50 kg urea+1,25 kg TSP+2,00 kg MoP+0,75 kg kieserit+0,05 kg Cu-sulfat+0,05 kg
Zn-sulfat) disertai dengan pemberian tanah mineral dosis 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
) [P3M2] yai
tu 5,33 m untuk penga matan bulan Mei 2015.
Secara umum bila di lihat pola penyebaran respon tertinggi dari panjang pelepah kela
pa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut akibat pemberian paket pemupukan
dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan terdapat pada bulan Febru ari
2016 yaitu pada paket pemupukan PPKS dengan dosis 6,25 kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg
TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai tanah mineral dengan dosis 28 kg.phn-1
(4
ton.ha-1
) [P1M2] yaitu 5,73 m, meningkat 1,07 kali lipat (P1M2 vs P3D1). Namun apabila di
bandingkan dengan deskripsi panjang pelepah varietas D x P Marihat terdapat penurunan
sebesar 0,94 kali lipat. Hal ini diduga karena kondisi keragaman bahan tanaman yang tumbuh
di lapangan, akibat adanya tanaman sisipan, sehingga berbeda umurnya, serta dugaan lain pa
da saat pembukaan lahan, pihak pemilik kebun menggunakan bahan tanaman sembarang
yang tidak jelas asal usul tetua dari induknya. Menurut Sipayung dan Liwang (2011) bahan
tanaman varietas D x P Marihat hasil persilangan memiliki panjang pelepah 6,12 m.
Tingginya hasil rataan panjang pelepah kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di
lahan gambut pada pengamatan bulan Februari 2016 akibat pemberian paket pemupukan
PPKS dosis 6,25 kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai
dengan pemberian tanah mineral dengan dosis 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
) [P1M2] karena
pada kombinasi kedua perlakuan tersebut terdapat konsenrrasi ion hara esensial yang optimal
Universitas Sumatera Utara
95
dalam mendukung pertumbuhan panjang pelepah. Diperkirakan terdapat sejumlah unsur hara
dalam larutan tanah yang seimbang pada tanah tersebut, akibat adanya sumbangan unsur ha
ra, baik berasal dari paket pemupukan PPKS yaitu 6,25 kg.phn-1
.ha-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50
kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) maupun yang berasal dari tanah mineral, berupa kati
on basa (K, Ca dan Mg) dan kation polivalen/unsur mikro (Fe, Zn, Cu dan Mn).
Hartatik (2012) menyatakan bahwa pemberian tanah mineral pada tanah gambut dapat
meningkatkan ikatan kation dan anion, sehingga konservasi unsur hara yang berasal dari pu
puk menjadi lebih baik. Distribusi bentuk-bentuk ikatan (terlarut, dapat tukar dan residual/
persenyawaan tidak larut) dari kation Fe yang tererap berperan dalam menentukan efekti vitas
asam fenolat.
Universitas Sumatera Utara
96
Tabel 28. Rataan Panjang Pelepah (m) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015)
Paket Pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 Mei 2015 5,20 a-d 5,13 cd 5,20 a-d 5,20 a-d 5,27 ab 5,20 a-d 5,23 cd 5,13 a-d 5,20 cd 5,20 Juni 5,23 b-e 5,13 de 5,17 cde 5,20 cde 5,27 a-d 5,20 cde 5,40 a 5,23 b-e 5,13 de 5,18 Juli 5,27 bcd 5,17 cd 5,23 bcd 5,23 bcd 5,30 bcd 5,50 a 5,27 bcd 5,17 cd 5,23 bcd 5,26 Agustus 5,27 4,50 5,30 5,40 5,20 5,37 5,33 5,20 5,23 5,20 September 5,27 5,23 5,37 5,37 5,23 5,37 5,37 5,23 5,27 5,30 b Oktober 5,30 5,27 5,40 5,37 5,30 5,50 5,40 5,27 5,27 5,34
P2 Mei 2015 5,13 cd 5,23 c-d 5,13 cd 5,17 bcd 5,17 bcd 5,20 a-d 5,20 a-d 5,20 a-d 5,27 ab 5,19 Juni 5,13 de 5,20 de 5,13 de 5,13 de 5,13 de 5,20 cde 5,27 a-d 5,23 b-e 5,20 cde 5,18 Juli 5,23 bcd 5,13 d 5,17 cd 5,13 d 5,18 bcd 5,23 bcd 5,37 ab 5,23 bcd 5,20 bcd 5,21 Agustus 5,30 5,20 5,23 5,17 5,22 5,20 5,33 5,30 5,23 5,24 September 5,30 5,20 5,27 5,27 5,27 5,37 5,37 5,33 5,30 5,30 b Oktober 5,33 5,23 5,33 5,40 5,27 5,33 5,40 5,43 5,30 5,34
P3 Mei 2015 5,19 a-d 5,13 cd 5,12 d 5,10 d 5,17 bcd 5,30 ab 5,13 cd 5,27 abc 5,33 a 5,19 Juni 5,17 cde 5,20 cde 5,17 cde 5,10 e 5,17 cde 5,30 abc 5,13 de 5,30 abc 5,37 ab 5,21 Juli 5,17 cd 5,17 cd 5,20 bcd 5,23 bcd 5,20 bcd 5,37 ab 5,17 cd 5,33 abc 5,37 ab 5,24 Agustus 5,23 5,30 5,30 5,33 5,27 5,33 5,33 5,40 5,40 5,32 September 5,27 5,33 5,40 5,43 5,30 5,33 5,37 5,40 5,47 5,37 a Oktober 5,30 5,33 5,43 5,43 5,33 5,50 5,37 5,43 5,47 5,40
Rataan BA Mei 2015 5,18 bc 5,17 be 5,15 c 5,16 bc 5,20 abc 5,23 ab 5,19 abc 5,20 abc 5,27 a KK=1,41 % Juni 5,18 c 5,18 c 5,16 c 5,14 c 5,19 bc 5,30 a 5,21 bc 5,22 abc 5,27 ab KK=1,44 % Juli 5,22 bc 5,16 bc 5,20 bc 5,20 bc 5,23 bc 5,39 a 5,27 ab 5,24 bc 5,27 ab KK=1,79% Agustus 5,27 5,00 5,28 5,30 5,23 5,30 5,33 5,30 5,29 KK=4,54% September 5,28 5,26 5,34 5,36 5,27 5,36 5,37 5,32 5,34 KK=2,06% Oktober 5,31 5,28 5,39 5,40 5,30 5,44 5,39 5,38 5,34 KK=2,36%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah [TMR]; P3=Paket pemupukani PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
]; F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn
-1); BA=bahan amalioran;
Universitas Sumatera Utara
97
Tabel 29. Rataan Panjang Pelepah (m) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Paket Pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1) D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 November 2015 5,37 5,37 5,37 5,47 5,40 5,50 5,43 5,33 5,53 5,42 Desember 5,35 5,38 5,43 5,30 5,27 5,37 5,51 5,46 5,54 5,40 Januari 2016 5,63 5,60 5,53 5,53 5,43 5,67 5,57 5,53 5,47 5,55 a Februari 5,60 a-d 4,60 a-d 5,43 abc 5,63 a-d 5,57 abc 5,63 abc 5,60 a-d 5,73 a 5,63 abc 5,60 a Maret 5,70 5,70 5,53 5,63 5,50 5,70 5,57 5,63 5,70 5,63 April 5,63 5,60 5,53 5,70 5,53 5,67 5,53 5,53 5,53 5,59 a
P2 November 2015 5,47 5,23 5,40 5,50 5,50 5,30 5,43 5,50 5,47 5,42 Desember 5,30 5,37 5,28 5,29 5,29 5,33 5,43 5,45 5,35 5,34 Januari 2016 5,43 5,50 5,37 5,57 5,43 5,57 5,60 5,60 5,60 5,52 a Februari 5,60 a-d 5,63 abc 5,26 a-d 5,57 a-d 5,53 bcd 5,67 abc 5,70 ab 5,70 ab 5,63 ? 5,63 a Maret 5,57 5,53 5,60 5,63 5,60 5,60 5,57 5,63 5,63 5,60 April 5,47 5,53 5,37 5,57 5,47 5,57 5,60 5,60 5,60 5,53 a
P3 November 2015 5,30 5,40 5,40 5,33 5,53 5,40 5,40 5,53 5,47 5,42 Desember 5,25 5,30 5,33 5,33 5,40 5,34 5,39 5,27 5,47 5,35 Januari 2016 5,40 5,37 5,43 5,60 5,43 5,33 5,47 5,33 5,43 5,42 b Februari 5,37 e 5,43 de 5,53 bcd 5,60 a-d 5,63 abc 5,60 a-d 5,50 cde 5,57 a-d 5,60 a-d 5,54 b Maret 5,67 5,57 5,60 5,53 5,60 5,57 5,50 5,60 5,60 5,42 April 5,40 5,37 5,43 5,60 5,43 5,33 5,47 5,33 5,43 5,42 b
Rataan BA November 2015 5,38 5,33 5,39 5,43 5,48 5,40 5,42 5,46 5,49 KK=2,79% Desember 5,30 5,35 5,35 5,31 5,32 5,38 5,44 5,39 5,45 KK=2,31% Januari 2016 5,49 5,49 5,44 5,57 5,43 5,52 5,54 5,49 5,50 KK=2,75% Februari 5,52 c 5,56 be 5,52 c 5,60 abc 5,58 abc 5,63 ab 5,60 abc 5,67 a 5,62 ab KK=1,61% Maret 5,64 5,60 5,58 5,60 5,57 5,62 5,54 5,62 5,64 KK=2,05% April 5,50 5,50 5,44 5,62 5,48 5,52 5,53 5,49 5,52 KK=2,65%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi( PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
) M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
; dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
98
2.. Jumlah Pelepah (pelepah)
Daftar sidik ragam pengamatan jumlah pelepah kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 75-87. Sedang rataan jumlah pelepah kelapa sawit menghasilkan umur
14 tahun di lahan gambut ditampilkan pada Tabel 30 dan 31 di bawah ini.
Dari Tabel 30 dan 31 tersebut dapat di lihat bahwa ada pengaruh yang nyata secara
faktor tunggal dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit; batu an fosfat
dan tanah mineral/A) yang digunakan terhadap jumlah pelepah kelapa sawit menghasilkan
umur 14 tahun pada lahan gambut selama satu tahun, masing-masing terdapat pada pengama
tan bulan Mei, Agustus, September, Oktober, November tahaun 2015 dan bulan Februari dan
April tahun 2016.
Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan secara mandiri terhadap pengamatan terakhir bulan April 2016 terdapat pada
pemberian tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/M2) yaitu 42,93 pelepah, berbe
da nyata bila dibandingkan dengan pemberian dolomit dosis rendah dan sedang, mulai 14 kg.
phn-1
-28 kg.phn-1
(2-4 ton.ha-1
) [D1 dan D2], selebihnya tidak berbeda nyata terhadap semua
perlakuan lainnya.
Secara umum dari tabel di atas tampak bahwa pola penyebaran respon jumlah pelepah
kelapa sawit menghasilkan tertinggi akibat pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
(dolomit; batuan fosfat dan tanah mineral) pada pengamatan bulan April 2016 terdapat pada
pemberian tanah mineral dengan dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/M2) yaitu 42,93 pele
pah, meningkat 1,02 kali lipat bila dibandingkan dolomit dosis rendah 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
/
D1) [M2 vs D1], akan tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian bahan amelioran lainnya
(D3; F1-F3; M1 dan M3).
Tingginya jumlah pelepah kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut
pada akhi pengamatan bulan April 2016 akibat pemberian tanah mineral dengan dosis 28 kg.
phn-1
(4 ton.ha-1
/M2) karena adanya sumbangan ion hara kedalam larutan tanah yang berasal
dari kation basa (K, Ca, Mg) dan kation polivalen kelompok hara mikro yang terdapat dalam
tanah mineral. Selain itu pemberian tanah mineral kedalam tanah gambut juga dapat menam
bahkan sejumlah koloid mineral yang berperan dalam memegang kation hara, sehingga dapat
menahan proses pencucian hara. Tambahan pula pemberian tanah mineral juga dapat mengu
rangi kemaman tanah, sehingga menekan asam-asam yang bersifat toksik
Silistyo, dkk, (2010) menambahkan bahwa batas minimal jumlah pelepah tanaman
kelapa sawit menghasilkan umur ≥ 8 tahun untuk mendukung pertumbuhan dan produktivi
Universitas Sumatera Utara
99
tas TBS yang optimal adalah 40 pelepah.phn-1
. Tanaman yang memiliki jumlah ˂40 pele
pah.phn-1
dapat merangsang terbentuknya bunga jantan yang lebih banyak.
Hartatik (2012) menjelaskan bahwa efektivitas pengendalian asam fenolat dalam
tanah gambut dapat ditingkatkan dengan pemberian bahan amelioran yang berasal dari tanah
mineral berkadar Fe, Al tinggi, melalui pembentukan senyawa/ikatan kompleks organik-kati
on Fe/Al (senyawa organo metalik kompleks).
Universitas Sumatera Utara
100
Tabel 30. Rataan Jumlah Pelepah (pelepah) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015)
Rataan BA Mei 2015 40,00 e 40,22 bcd 40,18 cde 40,15 de 40,28 a-d 40,37 abc 40,43 ab 40,37 abc 40,46 a KK=0,49% Juni 40,46 40,46 40,22 40,33 40,37 40,41 40,41 40,48 40,43 KK=0,80% Juli 40,15 40,41 40,48 40,52 40,48 40,50 40,26 40,48 40,47 KK=1,28% Agustus 40,07 d 40,81 abc 40,41 cd 40,48 bcd 40,89 ab 40,70 abc 40,41 cd 41,07 a 41,00 a KK=0,99% September 40,26 c 41,15 a 40,74 abc 40,43 bc 41,07 ab 40,92 ab 40,89 abc 41,30 a 41,26 a KK=1,55% Oktober 40,33 b 41,30 a 41,13 a 41,00 a 41,33 a 41,30 a 41,04 a 41,56 a 41,63 a KK=1,88%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
101
Tabel 31. Rataan Jumlah Pelepah (pelepah) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Rataan P November 2015 40,90 c 41,43 abc 40,99 bc 41,10 abc 41,24 abc 41,46 ab 41,40 abc 41,65 a 41,62 a KK=1,23% Desember 41,53 41,59 41,67 41,63 41,64 41,75 41,73 41,86 41,86 KK=0,67% Januari 2016 41,76 41,95 41,88 41,93 41,85 41,07 41,99 42,20 42,04 KK=0,78% Februari 41,96 c 41,22 abc 42,09 bc 42,04 bc 42,20 abc 42,29 ab 42,26 abc 42,44 a 42,26 a KK=0,68% Maret 42,16 42,39 42,39 42,28 42,61 42,61 42,46 42,69 42,56 KK=0,90% April 42,31 c 42,41 bc 42,54 abc 42,54 abc 42,67 abc 42,80 ab 42,76 ab 42,93 a 42,80 ab KK=0,96%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton Rbatuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
102
3 . Jumlah Anak Daun (helai.pelepah-1
)
Daftar sidik ragam pengamatan jumlah anak daun kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 88-99. Sedang rataan jumlah anak daun kelapa sawit menghasilkan
umur 14 tahun di lahan gambut ditampilkan pada Tabel 32 dan 33 di bawah ini.
Dari Tabel 32 dan 33 tersebut dapat di lihat bahwa ada pengaruh yang nyata dari pem
berian paket pemupukan PPKS dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit; batu
an fosfat dan tanah mineral) yang digunakan, baik secara mandiri (P) atau (A) maupun inter
aksinya (P/A) untuk pengamatan terakhir bulan April 2016.
Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian paket pemupukan dan ketiga jenis dan
dosis bahan amelioran yang digunakan terhadap pengamatan jumlah anak daun kelapa sawit
menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut pada pengamatan bulan April 2016, dengan
jumlah anak daun terbanyak terdapat pada perlakuan pemberian paket pemupukan PPKS do
sis 6,25 kg.phn-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai pem
berian tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
) [P1M2] yaitu 317,67 helai, berbeda
nyata bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya (P1D1, P1D3, P3F1, P1F2, P1M1 , P2D3,
P2 M1, P3D2, P3D3, P3F3, P3M1 dan P3M2).
Secara umum bila di lihat dari pola penyebaran respon jumlah anak daun kelapa sawit
menghasilkan akibat pemberian paket pemupukan dan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan, tertinggi terdapat pada paket pemupukan PPKS dosis 6,25 kg.phn-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai dengan pemberian tanah
mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
) [P1M2] yaitu 317,67 helai, meningkat 1,03 kali
lipat (P1M2 vs P3D1) untuk pengamatan terakhir bulan April 2016.
Tingginya jumlah anak daun kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gam
but pada pengamatan terakhir bulan April 2016 akibat pemberian paket pemupukan PPKS
dosis 6,25 kg.phn-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai
pemberian tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
) [P1M2] karena ketersediaan
unsur hara esensial pada kombinasi kedua perlakuan tersebut berada dalam kondisi optimal
untuk mendukung pertumbuhan jumlah anak daun.
Syahbudin dan Alwi (2102) menjelaskan bahwa pemberian reaktan berupa bahan ame
lioran tanah mineral dosis 10-20 ton.ha-1
thn-1
dapat mengurangi fitotoksik dari asam organik
dan meningkatkan kadar hara makro dan mikro dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
103
Tabel 32. Rataan Jumlah Anak Daun (helai) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015)
Paket Pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
) D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 Mei 2015 284,11 e 306,89 abc 292,89 cde 316,11 a 300,89 a-d 298,67 b-e 301,00 a-d 313,44 ab 309,56 ab 302,62 ab Juni 305,44 ghi 311,33 b-e 308,22 efg 314,78 a 308,33 efg 305,00 hi 309,44 def 314,33 ab 314,22 ab 310,12 a Juli 310,00 315,22 308,22 310,67 308,89 304,89 311,44 316,33 316,78 311,38 a Agustus 309,67 314,89 312,44 313,00 308,11 306,22 310,00 316,89 315,67 311,88 a September 309,67 313,11 311,00 310,89 309,11 308,11 311,00 313,67 313,56 311,12 Oktober 305,33 310,89 307,44 312,00 309,11 306,89 307,44 311,55 311,89 309,17
P2 Mei 2015 300,89 a-d 308,22 abc 305,22 abc 285,22 de 298,78 b-e 306,67 abc 292,67 cde 303,33 abc 298,22 b-e 299,91 b Juni 309,44 def 313,00 abc 310,33 c-f 308,45 efg 304,22 i 303,67 i 303,56 i 310,78 c-f 310,45 c-f 308,21 b Juli 307,33 313,78 310,67 306,33 304,11 301,11 306,00 313,00 312,78 308,35 b Agustus 308,78 313,56 310,00 308,56 306,11 304,11 308,78 321,11 313,44 309,49 b September 308,89 313,78 311,67 309,67 307,78 306,67 310,33 312,44 313,33 310,51 Oktober 306,78 312,67 310,89 311,33 311,11 308,67 307,44 310,67 311,67 310,14
P3 Mei 2015 297,67 b-e 313,00 ab 309,44 ab 307,67 abc 304,78 abc 301,67 abc 303,67 abc 308,67 abc 311,00 ab 306,39 a Juni 309,55 def 314,22 ab 312,33 a-d 309,55 def 307,89 fgh 306,22 ghi 307,55 fgh 312,67 a-d 312,00 a-d 310,22 a Juli 310,11 315,00 312,22 311,56 309,44 307,67 308,00 315,00 316,89 311,77 a Agustus 309,44 313,22 311,00 310,33 308,45 306,56 311,44 314,56 314,67 311,07 a September 309,44 313,22 311,00 310,33 308,45 306,56 311,44 314,56 314,67 311,07 Oktober 307,33 311,78 309,44 310,78 308,22 305,66 306,89 314,00 314,11 309,80
Rataan BA Mei 2015 294,22 d 309,37 a 302,52 abc 303,00 ab 301,48 abc 302,33 abc 299,11 cd 308,48 a 306,26 ab KK=2,69% Juni 308,15 d 312,85 a 310,30 c 310,93 bc 306,82 d 304,96 e 306,85 d 312,59 ab 312,22 ab KK=0,52% Juli 309,15 d 314,67 c 310,37 bc 309,52 bc 307,48 bc 304,56 b 308,48 a 314,78 a 315,48 a KK=0,87% Agustus 309,30 bc 313,89 a 311,15 b 310,63 b 307,56 c 305,63 d 310,07 b 314,52 a 314,59 a KK=0,62% September 309,33 cd 313,37 a 311,22 b 310,30 bc 308,44 d 307,11 e 310,93 bc 313,56 a 313,85 a KK=0,56% Oktober 306,48 d 311,78 a 309,26 bc 311,37 ab 309,48 b 307,07 d 307,26 cd 312,07 a 312,56 a KK=0,64%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2.. P1=Paket pemupukan rekomendasi( PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.ha-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
; dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
104
Tabel 33. Rataan Jumlah Anak Daun (helai) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Paket Pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
) D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 November 2015 301,44 306,44 309,44 306,00 306,33 302,00 308,00 302,33 310,89 305,88 b Desember 310,89 313,22 308,89 312,89 310,11 309,56 312,00 312,11 311,22 311,21 Januari 2016 312,67 312,67 312,22 312,45 315,33 312,78 313,33 312,33 314,00 313,09 a Februari 312,67 313,34 311,55 315,34 312,89 314,00 312,33 315,00 314,67 313,64 Maret 313,44 317,11 311,00 313,56 315,00 313,33 309,55 314,11 314,00 313,46 April 312,67 b-e 314,00 a-d 312,22 313,78 bcd 312,22 c-f 314,00 a-d 314,33 b-e 317,67 a 315,89 ab 313,98 a
P2 November 2015 302,11 312,67 308,22 310,89 311,89 305,56 306,00 311,33 309,89 308,63 a Desember 308,78 311,78 308,78 308,78 308,89 309,33 308,11 309,67 310,33 309,38 Januari 2016 310,11 311,89 309,33 312,78 310,89 309,44 313,44 313,44 315,89 311,91 b Februari 312,22 313,89 312,78 315,55 312,78 313,33 312,00 313,55 313,67 313,31 Maret 312,67 314,45 312,89 313,67 312,22 312,33 314,11 313,00 314,33 313,30 April 314,00 ad 314,56 abc 312,89 b-e 314,67 314,89 abc 313,67 bcd 312,78 b-e 313,67 bcd 314,67 abc 313,98 a
P3 November 2015 304,67 308,45 307,67 308,56 306,78 307,22 307,44 307,00 311,00 307,64 ab Desember 305,44 309,11 307,67 315,44 312,78 310,67 308,11 313,55 315,11 310,88 Januari 2016 311,55 315,56 313,50 314,78 313,44 312,78 311,44 315,00 315,67 313,75 a Februari 310,22 314,22 313,00 313,56 313,00 311,55 312,00 313,67 313,66 312,76 Maret 312,11 316,22 315,11 314,89 314,89 313,44 312,67 314,00 314,11 314,16 April 308,22 g 313,00 b-e 312,22 b-f 315,00 abc 314,11 a-d 309,89 efg 308,89 fg 310,78 d-g 314,11 a-d 311,80 b
Rataan BA November 2015 302,74 c 309,19 ab 308,44 ab 308,48 ab 308,04 ab 304,93 bc 307,15 ab 306,89 ab 310,59 a KK=1,27% Desember 308,37 b 311,37 ab 308,44 b 312,37 a 310,59 ab 309,85 ab 309,41 ab 311,78 a 312,22 a KK=0,97% Januari 2016 311,44 c 313,37 abc 311,68 bc 313,33 abc 313,22 abc 311,67 bc 312,74 bc 313,59 ab 315,19 a KK=0,62% Februari 311,70 d 313,82 ab 312,44 cd 314,82 a 312,89 cd 312,96 abc 312,44 cd 314,07 ab 314,00 ab KK=0,56% Maret 312,74 b 315,93 a 313,00 b 314,04 ab 314,04 ab 313,04 b 312,11 b 313,70 ab 314,15 ab KK=0,66% April 311,63 d 313,85 abc 312,44 cd 314,48 ab 313,74 abc 312,52 bcd 311,67 d 314,04 abc 314,89 a KK=0,58%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2.. P1=Paket pemupukan rekomen( PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); AF4= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); F5= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan F6= 6 ton tanah mineral.ha-1
([42 kg.ha
-1); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
105
4. Rataan Jumlah Tandan (tandan.phn-1
)
Daftar sidik ragam pengamatan jumlah tandan kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 100-111. Sedang rataan jumlah tandan kelapa sawit menghasilkan umur
14 tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 34 dan 35 di bawah ini.
Dari Tabel 34 dan 35 tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata
dari pemberian paket pemupukan (PPKS; TMR dan PTG) dan pemberian ketiga jenis dan do
sis bahan amelioran yang digunakann (dolomit; batuan fosfat dan tanah mineral) terhadap
pengamatan jumlah tandan kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut, baik
secara tunggal dari masing-masing perlakuan paket pemupukan (P) dan pemberian bahan
amelioran (A) maupun interaksinya (P/A) untuk semua umur pengamatan, akan tetapi terda
pat perbedaan yang nyata dari perlakuan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan (A) pada pengamatan bulan September 2015.
Tidak adanya pengaruh yang nyata dari pemberian ketiga paket pemupukan dan pem
berian bahan amelioran baik secara tunggal (P atau A) maupun interaksinya (P/A) terhadap
pengamatan jumlah tandan kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun pada lahan gambut,
karena banyaknya jumlah tandan per pohon yang dihasilkan oleh tanaman dalam satuan wak
tu sangat dipengaruhi oleh sifat genatis/hereditas dari tanaman.
Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa fenotif/tampilan produktivitas tanaman
seperti jumlah tandan, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal/
(genetik/hereditas/innate), faktor eksternal/lingkungan (enforce) yang terdiri dari tanah (eda
fik) dan iklim (klimatik), dan pemeliharaan (tindakan kultur teknis/induce). Faktor kedua dan
ketiga (ekternal dan kultur teknis) dapat diperbaiki dan dimodifikasi disesuaikan dengan ke
butuhan tanaman, meski dalam skala terbatas, seperti praktik bertanam di rumah kaca atau
rumah kasa (green house atau screening house). Sedang faktor genetis amat sulit untuk di
ubah, meski juga tidak menutup kemungkinan untuk berubah, karena faktor lain, seperti ada
nya radiasi dari unsur radio aktif, konsentrasi hara yang terlalu tinggi, kehadiran logam berat,
dan suhu yang terlalu tinggi/ekstrim. Dalam hal ini, tingginya konsentrasi hara P yang berasal
dari reaktivitas/ionisasi batuan fosfat dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/F3) akan dapat
me nambah pembentukan jumlah tandan yang dihasilkan.
Terdapat pengaruh yang berbeda nyata dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan
amelioran dosis tinggi terhadap jumlah tandan kelapa sawit menghasilkan pada pengamatan
bulan September 2015 akibat pemberian bahan amelioran batuan fosfat dosis tinggi 42 kg.
phn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/F3) yaitu 1,11 tandan, meningkat 1,16 kali lipat (F1 vs D2), akan tetapi
Universitas Sumatera Utara
106
tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan pemberian bahan amelioran tanah mineral do
sis rendah 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
/M1). Hal ini diduga karena tingginya konsentrasi ion hara P
dan Ca dalam larutan tanah yang berasal dari ionisasi batuan fosfat dapat menghasilkan jum
lah tandan kelapa sawit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya, se
hingga dapat memicu terhadap pembentukan tandan. Dilaporkan bahwa sumbangan hara P
dan Ca dalam menghasilkan 1 ton TBS setara dengan 2,10 kg pupuk TSP dan 2,81 kg dolo
mit (Rahutomo, dkk, 2006).
Bila dibandingkan hasil pengamatan jumlah tandan pada pemberian bahan amelioran
batuan fosfat dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
/F3) diatas dengan jumlah tandan sesuai des
kripsi varietas D x P Marihat sebanyak 12 tandan.phn-1
thn-1
, rataan 1 tandan.bln-1
(Sipayung
dan Liwang, 2011) terdapat peningkatan jumlah tandan pada pengamatan bulan September
2015 sebesar 11%. Hal ini diduga disebabkan pengaruh dosis pemberian batuan fosfat yang
cukup tinggi, sehingga menyebabkan ketersediaan ion hara P (ion ortofosfat, H2PO4- dan
HPO4=) dalam larutan tanah cukup tersedia, akibat pemberian batuan fosfat per tama kali
pada bulan April, yang diperkirakan telah memicu pembentukan calon tandan kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
107
Tabel 34. Rataan Jumlah Tandan (tandan.phn-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di
Lahan Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2016)
Rataan BA Mei 2015 1,11 1,00 1,04 1,00 1,04 1,11 1,11 1,07 1,11 KK=13,77% Juni 1,00 1,00 1,04 0,96 1,00 1,00 1,00 1,11 1,07 KK= 9,59 % Juli 1,04 1,11 1,04 1,07 1,07 1,04 1,00 1,04 1,00 KK=11,33% Agustus 1,04 1,00 1,00 1,00 1,00 1,07 1,11 1,04 1,00 KK= 9,51 % September 1,00 bc 0,96 c 1,00 b 1,00 bc 1,00 bc 1,11 a 1,07 ab 1,00 bc 0,96 c KK= 9,77 % Oktober 1,00 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 0,96 1,04 0,93 KK=10,62%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi( PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
);D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-2
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
28 kg.phn-1
; dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
108
Tabel 35. Rataan Jumlah tandan (tandan.phn-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di
Lahan Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Rataan BA November 2015 1,00 0,96 1,00 0,93 1,00 1,00 0,96 0,96 1,00 KK=8,50% Desember 1,00 1,00 1,00 1,07 1,04 1,00 1,00 1,07 1,00 KK=8,07% Januari 2016 1,00 1,00 0.96 0,89 1,00 1,04 1,04 1,04 0,96 KK=9,93% Februari 1,00 0,96 1,00 1,00 0,93 1,04 1,04 0,96 0,96 KK=9,44% Maret 1,00 1,00 1,00 1,00 1,04 1,00 1,00 1,00 1,00 KK=3,65% April 0,96 0,93 0,96 0,93 0,93 1,00 1,00 0,93 0,89 KK=12,89%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); A7= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); A8= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan A9= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
109
5. Rataan Berat Tandan (kg.phn-1
)
Daftar sidik ragam pengamatan berat tandan kelapa sawit menghasilkan dapat di lihat
pada Lampiran 112-123. Sedang rataan berat tandan kelapa sawit umur 14 tahun di lahan
gambut disajikan pada Tabel 36 dan 37 di bawah ini.
Dari Tabel 36 dan 37 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pem
berian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit; batuan fosfat dan tanah mineral)
secara tunggal (A) yang digunakan terhadap hasil berat tandan kelapa sawit menghasilkan
umur 14 tahun di lahan gambut, akan tetapi tidak berbeda terhadap peket pemupukan secara
tunggal (P) maupun interaksinya (A/P).
Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan terhadap berat tandan kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun pada lahan
gambut sejak pengamatan bulan bulan Juni, Agustus, September, Oktober 2015 sampai bulan
Januari, Februari dan Maret 2016. Respon berat tandan kelapa sawit menghasilkan akibat
pemberian bahan amelioran yang digunakan selama satu tahun pada pengamatan terakhir bu
lan Maret 2016 tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis sedang 28 kg.phn-1
(4
ton.ha-1
/F2) yaitu 30,89 kg.tandan-1
, dan pemberian tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4
ton.ha-1
/M2) yaitu 30,56 kg.tandan-1
serta terendah terdapat pada pemberian dolomit dosis
rendah 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
/D1) yaitu 23,89 kg.tandan-1
, meningkat 1,28-1,29 kali lipat (F2
dan M2 vs D1)
Tingginya berat tandan kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut
pada pengamatan bulan Maret 2016 akibat pemberian bahan amelioran batuan fosfat dengan
dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/F2) dan tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-
1/M2) karena adanya ionisasi dari batuan fosfat dalam tanah yang akan menghasilkan ion
hara P dan Ca, bahkan kation Fe (Lampiran 3), terkadang dapat mengandung kation logam
kelompok hara mikro lainnya seperti Cu, Zn dan Mn (Mukhlis, dkk, 2011). Sementara dalam
tanah mineral terdapat sumber hara berupa kation basa (K, Ca dan Mg) dan Fe (Lampiram 3)
dan sumber kation logam polivalen seperti Fe, Al, Mn, Zn, dan Cu (Lampiran 2).
Halim dan Soepardi (1986) melaporkan bahwa pemberian pencampuran tanah mineral
dan basa (dolomit, kapur, batuan fosfat) pada tanah gambut Kalimantan Tengah dapat mening
katkan jumlah kation basa dan kejenuhan basa.
Universitas Sumatera Utara
110
Tabel 36. Rataan Berat Tandan (kg.phn-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015) 83
Rataan BA Mei 2015 18,89 21,00 18,44 21,33 18,61 20,67 19,67 21,28 21,00 KK=11,14% Juni 18,50 b 22,33 a 21,89 a 22,61 a 22,50 a 18,61 b 20,22 ab 21,11 ab 20,28 ab KK=12,95% Juli 22,67 22,06 22,33 21,17 20,72 21,83 22,67 23,44 25,33 KK=14,22% Agustus 19,78 b 23,44 ab 25,39 a 24,67 a 25,33 a 21,33 b 21,39 ab 25,94 a 26,06 a KK=15,92% September 23,50 bc 27,00 ab 25,61 abc 26,67 abc 24,61 abc 23,00 c 25,61 abc 27,44 a 28,22 a KK=13,61% Oktober 23,44 b 27,72 a 28,89 a 28,28 a 28,78 a 23,94 b 26,00 ab 28,89 a 29,89 a KK=13,27%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah [TMR]; P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1 (14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
111
Tabel 37. Rataan Berat Tandan (kg.phn-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Rataan BA November 2015 22,83 22,33 23,11 21,50 23,11 22,83 23,17 20,67 22,13 KK=11,46% Desember 22,33 25,17 25,07 24,67 25,07 22,56 22,08 25,22 26,33 KK=13,41% Januari 2016 23,67 bcd 25,89 ab 23,67 bcd 21,67 d 23,67 bcd 23,22 cd 24,69 abc 24,20 bc 26,93 a KK= 9,74% Februari 23,89 d 27,60 d 26,20 cd 23,87 cd 30,31 cd 24,22 bc 25,89 ab 30,60 ab 30,80 ab KK=10,66% Maret 23,89 d 29,89 ab 28,38 abc 28,22 abc 30,89 a 25,78 cd 26,98 bcd 30,56 a 28,22 abc KK=11,14% April 24,11 27,94 26,13 25,36 23,00 26,22 25,51 27,93 27,18 KK=13,86%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2.. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah [TMR]; P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
[14 kg.phn-1
]; D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
]; D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
112
6.. Produksi Tandan Buah Segara (ton.TBS.ha-1
)
Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 124-135. Sedang rataan produksi kelapa sawit menghasilkan umur 14
tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 38 dan 39 di bawah ini.
Dari Tabel 38 dan 39 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi dari pem
berian paket pemupukan dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit; batuan fos
fat dan tanah mineral) yang digunakan (A/P) terhadap produksi TBS kelapa sawit mengha
silkan per hektar pada pengamatan bulan Oktober 2015, demikian pula terhadap pemberian
bahan amelioran secara tunggal (A) terdapat pada pengamatan mulai bulan Agustus, Okto
ber, Desember 2015 diikuti bulan Januari sampai bulan April tahun 2016, akan tetapi tidak
berbeda nyata pada pemberian paket pemupukan secara tunggal (P).
Adanya pengaruh yang nyata dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan secara tunggal pada pengamatan bulan April 2016 terhadap produksi tandan
buah segar/TBS kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut, dengan hasil
tertinggi masing-masing terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis sedang 28 kg.phn-1
(4
ton.ha-1
thn-1
) [F2] yaitu 4,17 ton.ha-1
meningkat 1,25 kali lipat (F2 vs D1), akan tetapi tidak
berbeda nyata dengan pemberian tanah mineral dosis sedang sampai tinggi 28 kg.phn-1
-42 kg.
phn-1
(4-6 ton.ha-1
thn-1
) [M2 dan M3] yaitu 4,11 dan 3,81 ton.ha-1
dan pada pemberian batuan
fosfat dosis rendah 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
thn-1
) [F1] yaitu 3,81 ton.ha-1
serta pemberian
dolomit dosis sedang sampai tinggi 28-42 kg.phn-1
(4-6 ton.ha-1
thn-1
) [D2 dan D3] yaitu 4,04
dan 3,83 ton.ha-1
. Bila dibandingkan dengan potensi TBS kebun yang tidak pernah dilakukan
pemupukan selama tiga tahun terakhir sejak tahun 2012 sebesar 16 ton.ha-1
thn-1
(rataan 1,33
ton.ha-1
) terdapat pening katan 3,18 kali lipat (meningkat sebesar 88,79 %.thn-1
).
Secara umum bila dilihat pola penyebaran respon peningkatan produksi tandan buah
segar/TBS kelapa sawit akibat interaksi pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
dengan paket pemupukan serta pengaruh tunggal dari pemberian paket pemupukan selama
satu tahun pengamatan tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata, kecuali pada penga
matan bulan Oktober 2015, dimana interaksi pemberian paket pemupukan TMR (P2) disertai
pemberian dolomit dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
/D2) [P2D2] yaitu 3,92 ton.ha-1
,
meningkat 1,32 kali lipat bila dibandingkan dengan hasil terendah (P2D2 vs P1M1); tidak ber
beda nyata dengan P2M2, P2M3, P2D3, P1D1, P1D2, P1M2, P1M3, P3,F2, P3 M1, P3M2,
dan P3M3.
Universitas Sumatera Utara
113
Tingginya produksi TBS kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut
pada pengamatan bulan Oktober 2015 (pengamatan bulan ke-enam) akibat interaksi pembe
rian tanah mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/M2) dan pemberian dolomit dosis se
dang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/D2) yang disertai dengan pemberian paket pemupukan TMR
(P2) dosis 3,25 kg.phn-1
(1.00 kg urea+0,5 kg TSP+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) [P2D2 dan
P2M2]. Pemberian pupuk kimia N,P,K dan Mg yang masing-masing ber asal dari pupuk
urea, TSP, MoP dan kieserit dapat mensuplai hara, demikian pula yang ber asal dari bahan
amelioran, berupa tanah mineral dan dolomit, sehingga konsentrasi hara esen sial dalam laru
tan tanah menjadi optimal dan seimbang dalam mendukung pembentukan TBS.
Pemberian tanah mineral diperkirakan dapat memasok sejumlah ion hara kelompok
kation basa dan kation polivalen kelompok logam/hara mikro. Pemberian tanah mineral juga
dapat menambah koloid mineral yang mampu berperan menjerap kation hara sehingga dapat
mencegah pencucian. Adanya tambahan kation polivalen ke dalam tanah gambut dapat pula
menonaktifkan sejumlah asam-asam organik yang bersifat toksik dari reaksi kelasi yang ter
bentuk.
Hartatik (2012) menjelaskan bahwa produktivitas lahan gambut dapat ditingkatkan
melalui pemberian bahan amelioran, berupa tanah mineral. Kation logam, Fe, Mn, Cu, Zn, Co
yang terdapat dalam tanah mineral tersebut dapat mengurangi pengaruh buruk dari asam feno
lat, melalui adsorpsi/jerapan kation pada tapak reaktif gambut.
Universitas Sumatera Utara
114
Tabel 38. Rataan Produksi TBS (ton.ha-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan pertama Mei 2015 s/d Oktober 2015)
Paket Pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
) D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 Mei 2015 2,70 3,0 2 3,15 2,99 3,19 2,82 3,10 3,02 2,68 2,96 Juni 3,00 3,30 3,10 2,84 3,13 3,00 3,13 3,12 3,30 3,17 Juli 3,17 3,03 3,06 2,96 3,08 2,95 3,17 3,27 3,60 3,12 Agustus 2,75 3,22 3,29 3,33 3,49 3,24 3,18 3,56 3,22 3,25 September 3,30 3,56 3,40 3,33 3,45 3,02 3,54 3,33 3,56 3,39 Oktober 3,45 a-e 3,64 a-e 3,24 cde 2,97 c 3,24 cd 3,11 de 2,97 e 3,85 ab 3,59 a-d 3,34
P2 Mei 2015 2,82 3,02 2,97 3,02 2,95 2,90 2,90 2,84 2,84 2,92 Juni 3,02 3,30 3,31 3,02 3,31 3,32 3,13 3,12 3,14 3,17 Juli 3,22 3,34 3,06 3,02 2,94 3,04 2,99 3,17 3,33 3,12 Agustus 2,77 2,95 3,87 3,33 3,49 2,94 3,10 3,35 3,58 3,26 September 3,30 3,31 3,29 3,33 3,76 3,06 3,32 3,67 3,56 3,40 Oktober 3,29 b-e 3,92 a 3,34 a-e 3,15 de 3,24 cde 3,15 de 3,13 de 3,90 a 3,75 ab 3,44
P3 Mei 2015 2,99 3,02 3,28 3,15 3,24 2,82 2,96 2,70 2,70 2,99 Juni 3,13 3,02 2,95 2,86 2,92 3,13 3,13 3,26 3,37 3,09 Juli 3,06 3,34 2,90 3,12 2,90 3,40 3,02 3,33 3,33 3,16 Agustus 2,76 3,33 3,13 3,33 3,29 3,24 3,19 3,91 3,76 3,34 September 3,02 3,33 3,43 3,33 3,27 3,06 3,30 3,90 3,56 3,36 Oktober 3,15 de 3,24 cde 3,24 cde 3,28 b-e 3,42 a-e 3,15 de 3,84 ab 3,59 a-d 3,53 a-e 3,38
Rataan BA Mei 2015 2,84 3,02 3,13 3,05 3,13 2,85 2,99 2,85 2,74 KK=11,68% Juni 3,05 3,20 3,12 2,90 3,12 3,12 3,13 3,17 3,27 KK= 9,68% Juli 3,15 3,24 3,01 3,03 2,97 3,13 3,06 3,26 3,42 KK=10,80% Agustus 2,76 b 3,17 ab 3,43 a 3,33 a 3,42 a 3,17 ab 3,16 ab 3,61 a 3,52 a KK=14,43% September 3,20 3,40 3,37 3,33 3,50 3,05 3,05 3,63 3,56 KK=12,60% Oktober 3,30 cd 3,60 abc 3,31 cd 3,14 d 3,30 cd 3,14 d 3,14 d 3,78 a 3,62 ab KK= 8,37%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
[14 kg.phn-1
]; D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit>ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
115
Tabel 39. Rataan Prpduksi TBS (ton.ha-1
) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran di Lahan
Gambut (Enam bulan berikutnya November 2015 s/d April 2016)
Rataan BA November 2015 3,17 3,65 3,46 3,59 3,32 3,32 3,35 3,71 3,80 KK=14,40% Desember 3,26 c 3,77 ab 3,53 abc 3,63 abc 3,21 c 3,54 abc 3,44 bc 3,99 a 3,67 abc KK=12,08% Januari 2016 3,11 c 3,74 ab 3,90 a 3,82 a 3,89 a 3,23 bc 3,51 abc 3,90 a 4,04 a KK=13,45% Februari 3,23 d 3,94 ab 3,54 cd 3,66 bc 4,09 a 3,47 cd 3,50 cd 4,03 a 4,16 a KK= 8,86% Maret 3,23 e 4,04 abc 3,83 bc 3,80 bcd 4,28 a 3,48 de 3,63 cd 4,13 ab 3,81 bcd KK=10,37% April 3,34 d 4,04 ab 3,83 ab 3,81 abc 4,17 a 3,48 cd 3,64 bcd 4,11 a 3,81 abc KK=11,01%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2.. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1 (14 kg.phn-1
]; D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); F3= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); dan M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
Universitas Sumatera Utara
116
7. Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (ton.TBS.ha-1.
thn-1
)
Daftar sidik ragam pengamatan produksi TBS kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 136. Rataan produksi kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di la
han gambut disajikan pada Tabel 40, sedang hubungan antara ketiga jenis dan dosis bahan
amelioran dengan pemberian paket pemupukan terhadap produksi TBS kelapa sawit mengha
silkan dapat di lihat pada Gambar 26 dan Gambar 27 di bawah ini
Dari Tabel 40 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
paket pemupukan (P) dan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (D/F/M) yang digunakan
secara tunggal terhadap produksi TBS kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan
gambut, masing-masing untuk produksi TBS kelapa sawit menghasilkan tertinggi terdapat
pada paket pemupukan PPKS dosis 6,25 kg.phn-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg
MoP+1,25 kg kieserit) [P1] yaitu 37,36 ton.TBS ha-1
thn-1
, berbeda nyata/meningkat 1,00 kali
lipat bila dibandingkan dengan paket pemupukan TMR (P2), akan tetapi tidak berbeda nyata
deng an paket pemupukan kebun PTG (P3). Sedang untuk jenis dan dosis bahan amelioran
terting gi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/F3)
yaitu 38,34 ton.TBS ha-1
thn-1
, berbeda nyata/meningkat 1,08 kali lipat bila dibandingkan
dengan hasil produksi TBS terendah pada pemberian tanah mineral dosis rendah (M1), akan
tetapi tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan pemberian batuan fosfat dosis sedang
(F2), dolomit dosis sedang dan tinggi (D2 dan D3). Bila dibandingkan produksi kelapa sawit
tertinggi ter sebut dengan produktsi rataan kelapa sawit yang dikelola secara baik di Indone
sia 30 ton TBS.ha-1
thn-1
(Malangyoedo, 2014), meningkat 1,28 kali lipat/meningkat sebesar
27,80 %. Tingginya produksi TBS kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, dian
taranya faktor internal, ekternal/lingkungan dan kultur teknis
Menurut Sulistyo, dkk, (2010) faktor internal, meliputi kualitas bibit/bahan tanaman,
umur tanaman dan jumlah pelepah, sedang faktor eksternal adalah kesuburan tanah, kelas ke
sesuaian lahan dan iklim. Sedang faktor kultur teknis dipengaruhi oleh manajemen produksi,
meliputi serangga penyerbuk, kerapatan tanam, pemupukan dan pemahaman kriteria panen.
Dari Gambar 26 tampak bahwa produksi TBS kelapa sawit menghasilkan umur 14 ta
hun di lahan gambut tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis tingg 42 kg.phn-1
.
(6 ton.ha-1
thn-1
/F3), diikuti dolomit (D3) dan terendah pada tanah mineral (M3). Sedang pada
Gambar 27 menunjukkan bahwa produksi TBS kelapa sawit tertinggi terdapat pada paket
pemupukan PPKS (P1), kemudian diikuti paket kebun PTG (P3) dan terendah pada paket
TMR (P2).
Universitas Sumatera Utara
117
Tabel 40. Produksi Tandan Buah Segar (ton.ha-1.thn-1) Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 tahun terhadap Pemberian Bahan Amelioran dan Paket Pemupukan pada Lahan Gambut
Rataan BA 35,89 cd 37,19 abc 37,70 ab 36,65 bcd 37,83 ab 38,34 a 35,51 d 36,02 cd 35,84 cd KK=4,13% Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah [TMR]; P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); A1= 2 ton do
lomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); A2= 4 ton dolomit.ha-1
(28.phn-1
); A3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); A5= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.
phn-1
); A6=6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); A7= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); A8= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); A9= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
);
BA=bahan amelioran;
35.5
36
36.5
37
37.5
PPKS TMR PTG
Pro
du
ksi T
BS
(t.h
a-1
.th
n-1
)
Paket pemupukan (kg.phn-1.thn-1)
Gambar 26 . Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran Terhadap Produksi TBS Kelapa Sawit Menghasilkan
Gambar 27. Hubungan Paket Pemupukan Terhadap Produksi TBS Kelapa Sawit Menghasilkan
34
35
36
37
38
39
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Pro
du
ksi T
BS
(t.h
a-1
.th
n-1
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
Universitas Sumatera Utara
118
Secara umum bila dilihat pola penyebaran peningkatan produksi tandan buah segar/
TBS kelapa sawit menghasilkan pada lahan gambut akibat interaksi pemberian paket pemupu
kan dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (P/A) selama satu tahun
menunjukkan bahwa tidak/belum adanya pengaruh yang nyata, akan tetapi secara matematis
memiliki kecenderung terhadap peningkatan produksi TBS terdapat pada kombinasi perlaku
an P1D3, P1F3, P3D3 dan P3F3.
Tingginya produktivitas TBS kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gam
but akibat pemberian batuan fosfat dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/F3) disebabkan
karena adanya penambahan ion ortofosfat (H2PO4-
dan HPO4=) dalam tanah gambut yang
memiliki kadar P-total dan P-tersedia dalam tanah tergolong sangat rendah (Lampiran-1).
Tersedianya ion fosfat dalam tanah yang berasal dari ionisasi batuan fosfat, dan didukung
stok air/curah hujan, temperatur dan lama penyinaran matahari yang optimal akan menjamin
tingginya pro duktivitas TBS kelapa sawit. Sedang tingginya produktivitas TBS kelapa sawit
akibat pembe rian paket pemupukan PPKS (P1) disebabkan karena adanya tambahan ion
fosfat yang bera sal dari pemberian paket pemupukan dengan dosis 6,25 kg.phn-1
thn-1
yang
terdiri dari 1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit. Tersedianya aneka
macam ion hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman dalam mendukung produktivitas
TBS kelapa sawit, meli puti N dari urea, P dan Ca dari TSP, K dan Cl dari MoP dan Mg dan
S dari kieserit.
Sunarko (2014) menjelaskan bahwa produktivitas lahan gambut dapat ditingkatkan
melalui pemberian berbagai bahan amelioran/pembenah tanah yang berperan untuk memper
baiki kondisi sifat kimia tanah seperti reaksi tanah/pH tanah dan memasok sejumlah ion hara
ke dalam tanah. Sementara pemberian paket pemupukan PPKS yang terdiri dari gabungan be
berapa jenis pupuk tunggal dapat memasok sejumlah ion hara makro, meliputi N, P, Ca, K,
Cl, Mg dan S yang berasal dari pupuk urea, TSP, MoP dan kieserit yang amat dibutuhkan
untuk pembentukan TBS kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
119
B.. Kajian Kadar Hara Daun Kelapa Sawit Menghasilkan di Lahan Gambut
1.. Kadar Hara N (%)
Daftar sidik ragam kadar hara N daun tanaman kelapa sawit menghasilkan di lahan
gambut pada penelitian-III dapat di lihat pada Lampiran 137. Rataan kadar N daun tanaman
kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 41, sedang
hubungan antara ketiga jenis dan dosis bahan amelioran dengan pemberian paket pemupukan
terhadap kadar N daun dapat di lihat pada Gambar 28 dan Gambar 29 di bawah ini.
Dari Tabel 41 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
paket pemupukan (P) dan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (D/F/M) yang digunakan
secara tunggal terhadap kadar N daun tanaman kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di
lahan gambut, masing-masing untuk kadar N daun tertinggi terdapat pada paket pemupukan
PPKS dosis 6,25 kg.phn-1
thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit)
[P1] yaitu 2,78 % N, berbeda nyata/meningkat 1,03 kali lipat bila dibandingkan dengan paket
kebun PTG (P3), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan paket TMR (P2). Sedang untuk jenis
dan dosis bahan amelioran tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis sedang 28
kg.phn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
) [F2] yaitu 2,95% N, berbeda nyata/meningkat 1,17 kali lipat bila di
bandingkan dengan pemberian dolomit dosis tinggi (D3), akan tetapi tidak berbeda nyata bila
dibandingkan dengan perlakuan jenis dan dosis bahan amelioran lainnya, kecuali pada pembe
rian dolomit dosis sedang (D2).
Dari Gambar 28 tampak bahwa kadar Mg daun pada tanaman kelapa sawit menghasil
kan tertinggi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
)
[F2], diikuti dolomit dan terendah pada tanah mineral. Sedang pada Gambar 29 menunjukkan
bahwa kadar N daun tertinggi terdapat pada paket pemupukan PPKS (P1), kemudian diikuti
paket TMR (P2) dan terendah pada paket PTG (P3).
Belum/tidak adanya pengaruh terhadap kadar N daun tanaman kelapa sawit mengha
silkan akibat interaksi dari pemberian paket pemupukan disertai dengan pemberian ketiga je
nis dan dosis bahan amelioran (P/A) diduga karena kadar N daun tanaman kelapa sawit meng
hasilkan tergolong optimal dalam mendukung pertumbuhan tanaman dengan kisaran N daun
tanaman kelapa sawit umur ˃6 tahun berkisar antara 2,4-2,8 % N.
Fairhurst (1991) melaporkan bahwa terdapat korelasi antara kad hara dalam daun
tanaman kelapa sawit menghasilkan umur ˃6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman.
Bila kadar N daun tanaman kelapa sawit menghasilkan mengandung ˂2,30 % N, tanaman
berada dalam kondisi kahad/defisiensi N. Bila mengandung 2,4-2,8 % N, tanaman berada da
Universitas Sumatera Utara
120
lam kondisi optimal/normal, sedang bila mengandung ˃3,0 % N, maka tanaman berada dalam
kondisi berlebihan/eksesif.
Bila dibandingkan pemberian paket pemupukan TMR (P2) dosis 3,25 kg.phn-1
thn-1
dengan kedua paket pemupukan lainnya, masing-masing paket PPKS (P1) dosis yaitu 6,25
kg.phn-1
thn-1
dan paket pemupukan PTG (P3) dosis 5,60 kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,25 kg
TSP+1,25 kg MoP+0,75 kg kieserit) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata terha
dap kadar N daun tanaman kelapa sawit (umur ˃ 6 tahun). Hal ini disebabkan karena tinggi
nya dosis pupuk kimia yang diberikan kedalam tanah, tidak selalu berbanding lurus dengan
kadar hara yang terdapat pada tanaman, terutama N daun. Diduga tingginya kadar hara pada
daun yang berasal dari pupuk dalam tanah dapat menekan ketersediaan beberapa ion hara
lainnya yang dibutuhkan tanaman.
Nurhidayati (2017) melaporkan bahwa tingginya konsentrasi hara N tanah dapat me
nekan ketersediaan hara mikro Cu dan mempersulit serapan hara mikro Mn. Demikian pula
halnya, jika ion sulfat (SO4=) yang berasal dari pupuk kieserit terlalu tinggi dalam larutan
tanah dapat menghambat penyerapan hara mikro Mo. Dan tingginya konsentrasi hara P yang
berasal dari batuan fosfat dan TSP dapat menyebabkan terjadinya kekurangan hara mikro
kelompok logam seperti Zn, Fe dan Cu.
Universitas Sumatera Utara
121
Tabel 41. Hasil Analisis Kadar Hara N (%) Daun Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan
Dosis Bahan Amelioran pada Lahan Gambut
Paket pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 (PPKS) P2 (TMR) P3 (PTG)
2,74 (O) 2,77 (O) 2,72 (O)
2,91 (O) 2,85 (O) 2,79 (O)
2,67 (O) 2,36 (O) 2,57 (O)
2,80 (O) 2,85 (O) 2,70 (O)
3,03 (L) 2,98 (O) 2,82 (O)
2,72 (O) 2,72 (O) 2,70 (O)
2,71 (O) 2,62 (O) 2,71 (O)
2,73 (O) 2,69 (O) 2,84 (O)
2,66 (O) 2,60 (O) 2,44 (O)
2,78 a (O) 2,72 ab (O) 2,70 b (O)
Rataan BA 2,74 bc (O) 2,85 ab (O) 2,53 d (O) 2,79 bc (O) 2,95 a (O) 2,71 c (O) 2,68 c (O) 2,75 bc (O) 2,57 d (O) KK=3,91% Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah [TMR]; P3=Paket pemupukan kebun (PTG); A1=2 ton dolomit.ha-1
(14kg.phn-1
);
A2= 4 ton dolomit.ha-1
(28.phn-1
); A3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); A5= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); A6=6 ton batuan
fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); A7= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); A8= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); A9= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
3..Huruf yang terdapat dibelakang angka rataan statistik menunjukkan kriteria kadar hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun) menurut Von Uexkull dan Fairhurst
(1991), dimana : K= Kahad/defisiensi; O= Optimal/normall; L= Berlebihan/eksesif.
2.65
2.70
2.75
2.80
PPKS TMR PTG
Kad
ar N
dau
n (
%)
Paket Pemupukan (kg.phn-1)
Gambar 28. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran terhadap Kadar N daun Kelapa Sawit Menghasilkan
Gambar 29. Hubungan Paket Pemupukan Terhadap Kadar N Daun Kelapa Sawit Menghasilkan
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Kad
ar N
Dau
n (
%)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
Universitas Sumatera Utara
122
2.. Kadar Hara P (%)
Daftar sidik ragam kadar hara P daun tanaman kelapa sawit menghasilkan di lahan
gambut dapat di lihat pada Lampiran 138. Rataan kadar hara P daun tanaman kelapa sawit
menghasilkan umur 14 tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 42 di bawah ini.
Dari Tabel 42 tersebut menunjukkan bahwa pemberian paket pemupukan (PPKS/P1;
TMR/P2 dan PTG/P3) dengan ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit/D; batuan fos
fat/F dan tanah mineral/M) baik secara tunggal maupun interaksinya (P/A) tidak/belum mem
berikan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar P daun tanaman kelapa sawit mengha
silkan umur 14 tahun di lahan gambut.
Tidak/belum adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar hara P daun tanaman kelapa
sawit menghasilkan akibat dari pengaruh pemberian paket pemupukan dengan ketiga jenis
dan dosis bahan amelioran, baik secara tunggal (P) atau (A) maupun interaksinya (P/A), kare
na semua kombinasi perlakuan yang dicobakan mendapat tambahan hara dari pupuk kimia
yang sama, meliputi N-amonium/nitrat dari urea, ion Ca dan ion ortofosfat dari TSP, ion K
dan Cl dari MoP dan ion Mg dan sulfat dari kieserit. Sementara dalam bahan amelioran yang
dicobakan juga mengandung sejumlah hara seperti ion Ca, Mg dan Fe dari dolomit, ion Ca,
Fe dan ortofosfat dari batuan fosfat dan ion amonium/nitrat, fosfat, kation polivalen/kation
logam dari tanah mineral [Lampiran 2 dan 3].
Fairhurst (1991) menjelaskan bahwa ada hubungan konsentrasi hara dalam daun tana
man kelapa sawit menghasilkan umur ˃6 tahun dengan kondisi status hara dalam daun. Bila
kadar hara P daun ˂0,14 % P, tanaman berada dalam kondisi defisiensi/kekurangan, bila
mengandung 0,15-0,18 % P, kadar hara berada dalam kondisi optimal/cukup untuk mendu
kung pertumbuhan tanaman. Sedang bila mengandung ˃0,25 % P, kondisi hara dalam tanam
an berada dalam keadaan berlebihan/eksesif.
Namun bila di lihat dari tabel tersebut di atas, secara umum sebaran rataan kadar hara
P daun tanaman kelapa sawit menghasilkan di lahan gambut berada dalam kategori optimal
dengan kisaran 0,15-0,18 % P. Artinya semua daun tanaman kelapa sawit menghasilkan ber
ada dalam kondisi optimal/cukup dalam mendukung pertumbuhan tanaman, dengan kisaran
kadar hara P daun 0,15-1,31 % P, lebih tinggi 72,22 % bila dibandingkan dengan rataan ter
tinggi kadar hara P daun dengan kondisi berlebih/eksesif yang terdapat pada perlakuan inter
aksi (P2M3 dan P3M3).
Universitas Sumatera Utara
123
Tabel 42. Hasil Analisis Kadar Hara P (%) Daun Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2 P1=Paket pemupukan rekomendasi PPKS-Medan; P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); A1= 2
ton dolomit.ha-1 (14 kg.phn-1
); A2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); A3= 6 ton dolomit.ha (42 kg.phn-1
); A4= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); A5= 4 ton batuan fosfat.
ha-1
(28 kg.phn-1
); A6= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); A7= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); A8= 4 ton mineral.ha-1
[28 kg.phn-1
]; A9= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
3. Huruf dalam kurung yang terdapat dibelakang angka rataan statistik menunjukkan kriteria hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃ 6 tahun) menurut Von Uexkull dan Fairhurst (1991) dimana, K=kahad/defisiensi ; O=optimal/normal dan L=berlebih/eksesif.
Universitas Sumatera Utara
124
3.. Kadar Hara K (%)
Daftar sidik ragam kadar K daun tanaman kelapa sawit menghasilkan pada lahan gam
but dapat di lihat pada Lampiran 139. Rataan kadar K daun tanaman kelapa sawit menghasil
kan umur 14 tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 43 sedang hubungan antara ketiga
jenis dan dosis bahan amelioran disertai paket pemupukan terhadap kadar hara K daun dapat
dilihat pada Gambar 30 di bawah ini.
Dari Tabel 43 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari interaksi
pemberian paket pemupukan (PPKS/P1; TMR/P2 dan PTG/P3) disertai pemberian ketiga je
nis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit/D; batuan fosfat/F dan tanah mine
ral/M) terhadap kadar K daun tanaman kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan
gambut dengan kadar K daun tertinggi terdapat pada paket pemupukan PPKS (P1) dosis 6,25
kg.thn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai pemberian dolo
mit dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/D2) [P1D2], yaitu 1,35 % K, meningkat 1,93 kali
lipat bila dibandingkan dengan perlakuan kadar K daun terendah (P1D2 vs P3D3), berbeda
nyata terhadap semua kombiasi perlakuan, kecuali P2M3 dan P3M3.
Dari Gambar 30 tersebut tampak bahwa kadar K daun kelapa sawit menghasilkan di
lahan gambut tertinggi terdapat pada interaksi paket pemupukan TMR (P2) dosis 3,25 kg.phn-
1thn
-1 (1,00 kg urea+0,5 kg TSP+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian tanah
mineral dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/M2) [P2M2] yaitu 1,36 % K, meningkat 1,94 kali
lipat bila dibandingkan dengan kadar K terendah (P2M2 vs P3D3), berbeda nyata terhadap
semua kombinasi perlakuan, kecuali dengan P1D2 dan P3M3.
Tingginya kadar K daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun) di lahan gam
but pada paket pemupukan TMR (P2) dosis 5,60 kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,25 kg TSP+2,00
kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai dengan pemberian tanah mineral dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6
ton.ha.-1
/M3) [P2M3] yaitu 1,36 % K, karena adanya tambahan hara K yang berasal dari pu
puk MoP dan tanah mineral (Lampiran 2). Adanya penambahan koloid liat dari tanah mine
ral kedalam tanah gambut dapat pula berperan sebagai sumber koloid tanah yang dapat menje
rap beberapa kation hara, sehingga dapat mengurangi pencucian hara. Hartatik (2012) mela
porkan bahwa pemberian tanah mineral pada tanah gambut bersama dengan pupuk kimia
dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah, baik yang berasal dari pupuk maupun
yang dibebaskan melalui pelapukan batuan/mineral sukar lapuk menjadi bentuk hara yang
tersedia akibat bereaksi dengan asam-asam organik yang berasal dari tanah gambut.
Universitas Sumatera Utara
125
Fairhurst (1991) menjelaskan terdapat hubungan antara kadar hara tanah dengan ka
dar hara daun tanaman tanaman kelapa sawit menghasilkan umur ˃6 tahun. Bila kadar hara K
daun mengandung ˂0,75, maka kondisi hara dalam tanaman berada dalam kondisi kahad/
kekurangan. Bila mengandung 0,9-1,2 % K, tanaman berada dalam kondisi optimal, sedang
jika mengandung ˃1,6 % K, kadar hara K tanaman berada dalam kondisi berlebihan/eksesif.
Universitas Sumatera Utara
126
Tabel 43. Hasil Analisis Kadar Hara K (%) Daun Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan
Dosis Bahan Amelioran pada Lahan Gambut
Paket pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 (PPKS) P2 (TMR) P3 (PTG)
0,96 f-i (O) 0,99 d-g (O) 1,01 c-f (O)
1,35 a (O) 0,81 i-m (K) 0,89 ijk (K)
0,92 hij (O) 0,71 lm (K) 0,70 m (K)
0,80 j-m (O) 0,88 ijk (O) 1,15 bc (O)
0,88 ijk (O) 0,96 ghi (O) 0,92 hij (O)
0,76 klm (O) 0,85 i-l (O) 0,84 i-l (O)
0,97 e-h (O) 1,00 c-g (O) 0,95 ghi (O)
1,02 cde (O) 1,12 bcd (O)
1,15 bc (O)
0,85 i-l (O) 1,36 a (O)
1,26 ab (O)
0,94 (O) 0,96 (O) 0,99 (O)
Rataan BA 0,99 cd (O) 1,01 bc (O) 0,78 e (K) 0,94 cd (O) 0,92 d (O) 0,82 e (O) 0,97 cd (O) 1,10 ab (O) 1,15 a (O) KK=8,02%
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uj Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); A1= 2 ton dolo
mit.ha-1
(14 kg.phn-1
); kg.phn-1
); A2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); A3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); A5= 4 ton batuan fosfat.
ha-1
(28 kg.phn-1
); A6= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); A7= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); A8= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); A9= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42 kg.phn-1
);
3.. Huruf dalam kurung yang terdapat dibelakang angka rataan statistik menunjukkan kriteria hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃ 6 tahun) menurut Von Uexkull
dan Fairhurst (1991) dimana, K= kahad/defisiensi ; O= optimal/normal dan L= berlebihan/eksesif.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Ka
da
r K
da
un
(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
PPKS
TMR
PTG
Gambar 30. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemu pukan Terhadap Kadar K daun Kelapa Sawit Menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
127
4.. Kadar Hara Kalsium (%)
Daftar sidik ragam kadar Ca daun pada tanaman kelapa sawit menghasilkan di lahan
gambut terdapat pada Lampiran 140. Rataan kadar Ca daun kelapa sawit menghasilkan umur
14 tahun di lahan gambut disajikan pada Tabel 44, sedang hubungan antara ketiga jenis dan
dosis bahan amelioran dan paket pemupukan terhadap kadar Ca daun dapat di lihat pada Gam
bar 31 di bawah ini.
Dari Tabel 44 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari interaksi
pemberian paket pemupukan (PPKS/P1; TMR/P2 dan PTG/P3) disertai dengan pemberian ke
tiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit/D; batuan fosfat/F dan tanah
mineral/M) terhadap kadar Ca daun tanaman kelapa sawit menghasilkan pada lahan gambut
dengan kadar Ca tertinggi terdapat pada paket pemupukan TMR (P2) dosis 3,25 kg.phn-1
thn-1
(1,00 kg urea+0,5 kg TSP+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian batuan fosfat do
sis (14 kg.phn-1
thn-1
/F1) [P2F1] yaitu 0,91% Ca, meningkat 1,90 kali lipat bila dibandingkan
dengan kadar Ca terendah (P2F1 vs P1D3), berbeda nyata dengan semua kombinasi perla
kuan yang ada, kecuali [P1F1].
Dari Gambar 31 tampak bahwa kadar Ca daun kelapa sawit menghasilkan tertinggi ter
dapat pada interaksi paket pemupukan TMR (P2) dengan pemberian dolomit dosis rendah,
sedang pada pemberian batuan fosfat dengan dosis yang semakin tinggi, berbanding terbalik
terhadap peningkatan kadar Ca daun (polanya berkorelasi negatif) yaitu P2F1, tidak berbeda
nyata dengan perlakuan interaksi P1F1.
Tingginya kadar Ca daun tanaman kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di lahan
urea+0,50 kg TSP+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian batuan fosfat dosis 14
kg.phn-1
(2 ton.ha-1
/F1) [P2F1] yaitu 0,91 %, karena adanya tambahan ion hara Ca yang ber
asal dari batuan fosfat (Lampiran-3) dan dari pupuk TSP, yang menyebabkan ketersediaan
ion hara Ca meningkat dalam larutan tanah.
Menurut Fairhurst (1991) terdapat hubungan antara status kadar hara daun tanaman
kelapa sawit menghasilkan umur ˃6 tahun dengan kondisi pertumbuhan tanaman. Bila kadar
Ca daun mengandung 0,25 % Ca, tanaman berada dalam kondisi kahad/kekurangan hara. Bila
mengandung 0,5-0,75 % Ca, tanaman berada dalam kondisi optimal/normal, sedang bila me
ngandung ˃1,00 % Ca, tanaman berada dalam kondisi berlebihan/eksesif.
Universitas Sumatera Utara
128
Tabel 44. Hasil Analisis Kadar Hara Ca (%) daun Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan
Dosis Bahan Amelioran pada Lahan Gambut
Paket pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 (PPKS) P2 (TMR) P3 (TPG)
0,45 i (O) 0,51 hi (O) 0,50 hi (O)
0,71 bcd (L) 0,70 b-e (L) 0,70 bcd (L)
0,48 i (O) 0,65 c-g (O) 0,66 c-f (O)
0,80 ab (L) 0,91 a (L) 0,77 bc (L)
0,68 b-f (O) 0,68 b-f (O) 0,56 e-i (O)
0,55 f-i (O) 0,56 e- (O) 0,47 i (O)
0,46 i (O) 0,51 hi (O) 0,52 ghi (O)
0,62 d-h (O) 0,67 c-f (O) 0,65 c-g (O)
0,74 bcd (L) 0,66 c-g (O) 0,52 ghi (O)
0,61 ab (O) 0,65 a (O) 0,59 b (O)
Rataan BA 0,49 d (O) 0,70 b (L) 0,60 c (O) 0,83 a (L) 0,64 bc (O) 0,53 d (O) 0,50 d (O) 0,64 bc (O) 0,64 bc (O) KK=11,02%
Keterangan : 1. Angka yang di ikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); D1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); F1= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); F2= 4 batuan fosfat.ha-1
(28
kg.phn-1
); A6= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42
kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
3. Huruf dalam kurung yang terdapat dibelakang angka rataan statistik menunjukkan kriteria hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃ 6 tahun) menurut Von Uexkull
dan Fairhurst (1991) dimana, K= kahad/defisiensi ; O= optimal/normal dan L= berlebih/eksesif.
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Kad
ar C
a d
aun
(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
PPKS
TMR
PTG
Gambar 31. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemu pukan Terhadap Kadar Ca daun Kelapa Sawit Menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
129
5.. Kadar Hara Mg (%)
Daftar sidik ragam kadar Mg daun pada tanaman kelapa sawit menghasilkan dapat di
lihat pada Lampiran 141. Rataan kadar Mg daun tanaman kelapa sawit menghasilkan umur
14 tahun pada lahan gambut disajikan pada Tabel 45, sedang hubungan antara ketiga jenis
dan dosis bahan amelioran dengan paket pemupukan terhadap kadar Mg daun ditampilkan
pada Gambar 32 di bawah ini.
Dari Tabel 45 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari interaksi pemberian
paket pemupukan (PPKS/P1; TMR/P2 dan PTG/P3) disertai pemberian ketiga jenis dan dosis
bahan amelioran (dolomit/D; batuan fosfat/F dan tanah mineral/M) terhadap kadar Mg daun
tanaman kelapa sawit menghasilkan di lahan gambut, dengan kadar Mg daun tertinggi terda
pat pada paket pemupukan TMR (P2) dosis 3,25 kg.phn-1
thn-1
(1,00 kg urea+ 0,50 TSP+1,00
kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian dolomit dosis 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
/D3) [P2
D3] yaitu 0,57 % Mg, meningkat 1,90 kali lipat bila dibandingkan dengan kadar Mg daun ter
endah (P2D3 vs P2M1), berbeda nyata terhadap semua kombinasi perlakuan, kecuali pada
interaksi P1 F1, P2F1, P3F1.dan P1D2.
Dari Gambar 32 tersebut tampak bahwa kadar Mg daun tanaman kelapa sawit mengha
silkan tertinggi terdapat pada interaksi paket pemupukan TMR (P2) disertai dengan dosis
dolomit yang semakin tinggi (polanya berkorelasi positif) yaitu P2D3, diikuti P3D3, sedang
P1D3 cendrung menurun dengan semakin tingginya dosis dolomit yang digunakan..
Tingginya kadar Mg daun pada tanaman kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun di
lahan gambut pada interaksi paket pemupukan TMR (P2) dengan pemberian dolomit dosis
tinggi/D3 [P2D3] diduga karena adanya penambahan ion Mg yang berasal dari dolomit dan
pupuk kieserit, sehingga ketersediaan hara Mg dalam tanah meningkat, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kadar Mg daun dalam mendukung pertumbuhan tanaman kelapa sawit
yang optimal/normal.
Fairhurst (1991) melaporkan bahwa terdapat hubungan antara status hara Mg daun
tanaman kelapa sawit menghasilkan (umur˃6 tahun) dengan kondisi pertumbuhan tanaman.
Bila kadar Mg-daun pada tanaman ˂0,20 % Mg, tanaman berada dalam keadaan defisiensi/
kekurangan hara, bila mengandung 0,25-0,40 % Mg, tanaman berada dalam kondisi optimal/
cukup dalam mendukung pertumbuhan tanaman, sedang bila mengandung ˃0,7% Mg, tanam
an berada dalam kondisi berlebihan hara/eksesif.
Universitas Sumatera Utara
130
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian paket pemupukan TMR
(P2) dosis 3,25 kg.phn-1
disertai pemberian tanah mineral dosis 42 kg.phn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/
M3) [P2M3], batuan fosfat dosis 14 kg.phn-1
thn-1
(2 ton.ha-1
thn-1
/F1) [P2F1] dan dolomit
dosis 42 kg.phn-1
thn-1
(6 ton.ha-1
thn-1
/D3) [P2D3] memberikan pengaruh terhadap kadar hara
K, Ca dan Mg daun kelapa sawit umur 14 tahun (˃6 tahun) di lahan gambut. Kadar hara K,
Ca dan Mg daun tertinggi masing-masing sebesar 1,36 % K, 0,91 % Ca, dan 0,57 % Mg.
Ketiga status hara K, Ca dan Mg daun berada dalam kondisi optimal dalam mendukung
pertumbuhan tanaman. Pemberian interaksi paket pemupukan dengan ketiga bahan amelioran
(P/A) tidak berpenga ruh terhadap kadar hara P, tetapi berpengaruh terhadap kadar N daun
secara tunggal, baik pada paket pemupukan (P) maupun bahan amelioran (A). Kadar hara
daun tertinggi pada pa ket pemupukan PPKS dosis 6,20 kg.phn-1
(P1) yaitu 2,78 % N, sedang
pada pemberian dolomit 28 kg.phn-1
thn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
/F2) yaitu 2,95 % N.
Universitas Sumatera Utara
131
Tabel 45. Hasil Analisis Kadar Hara Mg (%) Daun Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Akibat Pemberian Paket Pemupukan dan Perlakuan Jenis dan
Dosis Bahan Amelioran pada Lahan Gambut
Paket pemupukan
Jenis dan dosis bahan amelioran (kg.phn-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 (PPKS) P2 (TMR) P3 (PTG)
0,38 g-k (O) 0,45 c-i (O) 0,39 g-k (O)
0,50 a-e (O) 0,49 b-f (O) 0,45 e-i (O)
0,37 i-l (O) 0,57 a (O) 0,51 abc (O)
0,56 ab (O) 0,50 a-d (O) 0,52 abc (O)
0,48 b-f (O) 0,44 c-i (O) 0,44 c-i (O)
0,40 f-k (O) 0,39 g-k (O) 0,40 f-k (O)
0,33 kl (O) 0,30 l (O) 0,33 jkl (O)
0,49 b-f (O) 0,41 e-j (O) 0,37 h-l (O)
0,45 c-h (O) 0,42 d-i (O) 0,47 c-g (O)
0,44 (O) 0,44 (O) 0,43 (O)
Rataan BA 0,41 de (O) 0,48 b (O) 0,48 ab (O) 0,53 a (O) 0,46 bc (O) 0,40 e (O) 0,32 f (O) 0,42 cde (O) 0,45 bcd (O) KK=9,76%
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji Jarak
Duncans/DMRT.
2. P1=Paket pemupukan rekomendasi (PPKS); P2=Paket pemupukan Teknologi Masukan Rendah (TMR); P3=Paket pemupukan PT.Perkebunan Grahadura (PTG); A1= 2 ton
dolomit.ha-1
(14 kg.phn-1
); A2= 4 ton dolomit.ha-1
(28 kg.phn-1
); A3= 6 ton dolomit.ha-1
(42 kg.phn-1
); A4= 2 ton batuan fosfat.ha-1
(14 kg.phn-1
); A5= 4 ton batuan fosfat.ha-1
(28 kg.phn-1
); A6= 6 ton batuan fosfat.ha-1
(42 kg.phn-1
); M1= 2 ton tanah mineral.ha-1
(14 kg.phn-1
); M2= 4 ton mineral.ha-1
(28 kg.phn-1
); M3= 6 ton tanah mineral.ha-1
(42
kg.phn-1
); BA=bahan amelioran;
3. Huruf dalam kurung yang terdapat dibelakang angka rataan statistik menunjukkan kriteria hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃ 6 tahun) menurut Von Uexkull
dan Fairhurst (1991) dimana, K= kahad/defisiensi ; O= optimal/normal dan L= berlebih/eksesif.
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3
Kad
ar M
g d
aun
(%
)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
PPKS
TMR
PTG
Gambar 32. Hubungan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran dan Paket Pemu pukan Terhadap Kadar Mg daun Kelapa Sawit Menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
132
Pembahasan Umum
Dari tabel rangkuman sifat tanah inkubasi pada media tanam gambut selama satu ta
hun di pembibitan utama akibat perlakuan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) terhadap kajian sifat kimia tanah
pada media tanam gambut disajikan pada Tabel 46.
Dari Tabel 46 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan pada media tanam gambut di polibag
terhadap semua parameter sifat kimia tanah yang diamati, meliputi pH tanah, N-total, P-terse
dia, kation basa (K, Ca, Mg) dan KTK tanah bila dibandingkan dengan hasil analisis tanah
awal (Lampiran-1).
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit, batuan fosfat dan tanah
mineral) pada media tanam gambut menunjukan adanya pengaruh yang nyata terhadap nilai
pH-tanah inkubasi, dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian dolomit, diikuti
batuan fosfat dan tanah mineral (Gambar 4), demikian pula halnya untuk tanah pembibitan
kelapa sawit di polibag (Gambar 14). Meningkatnya nilai pH-tanah pada media tanam gam
but, baik untuk tanah inkubasi maupun pada tanah pembibitan kelapa sawit di polibag dari
dosis 0,45 kg.polibag-1
sampai 1,35 kg.polibag-1
(D1-D3) disebabkan pemberian dolomit pada
media tanamn gambut dapat menghasilkan senyawa, berupa kation Ca++
dan Mg++
, ion bikar
bonat (HCO3-) dan ion hidroksil (OH
-). Banyaknya ion hidoksil yang dihasilkan merupakan
penyebab naiknya nilai pH-tanah. Selain itu ion bikarbonat yang dihasilkan dapat pula me
nonaktifkan kation logam seperti Al, Fe, Mn yang terdapat dalam larutan tanah membentuk
Al/Fe/Mn-bikarbonat yang tidak larut. Ion bikarbonat dapat pula berikatan dengan ion H+
membentuk molekul air dan karbon dioksida yang menyebabkan nilai pH-tanah meningkat
/naik.
Hardjowigeno (2010) menjelaskan bahwa dolomit termasuk salah satu bahan kapur
yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai pH-tanah. Bahan kapur lainnya yang dapat
digunakan adalah kapur pertanian (kapar karbonat), kapur oksida (kapur bakar/tohor) dan ka
pur hidrat (kapur sirih/kapur tembok) yang dosisnya sangat dipengaruhi oleh nilai pH-tanah
awal, kadar bahan organik, mutu kapur/kehalusan dan jenis tanaman.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di poli
bag menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar N-total tanah inkubasi, dengan
nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian dolomit dosis 0,45 kg.polibag-1
(D1), ber
beda nyata bila dibandingkan dengan semua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (Gam
Universitas Sumatera Utara
133
bar 5), demikian pula untuk media tanam gambut pada pembibitan kelapa sawit di polibag
(Gambar 15). Dengan perkataan lain, pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang
semakin tinggi (D2-D3; F2-F3 dan M2-M3) berbanding terbalik terhadap kadar N-total tanah
pada dosis rendah (D1;F1;M1), artinya terjadi penurunan kadar N-total tanah dengan semakin
tingginya dosis bahan amelioran yang digunakan.
Menurunnya kadar N-total tanah, dengan semakin tingginya dosis ketiga bahan ameli
oran yang digunakan, baik pada tanah inkubasi maupun tanah pada pembibitan kelapa sawit,
disebabkan karena meningkatnya nilai pH-tanah, akibat pemberian dolomit. Kehadiran ion
hidroksil (OH-1
) dalam tanah dapat bereaksi dengan ion amonium (N-NH4+) yang berasal da
ri mineralisasi/amonifikasi bahan organik, membentuk amonium hidroksida (NH4OH), yang
dapat pula terionisasi menghasilkan molekul air (H2O) dan gas amonia (NH3) yang menguap
ke atmosfir. Faktor lain diduga terjadi reaksi denitrifikasi dalam tanah, dengan kondisi tanah
kaya bahan organik, kelembaban tinggi, rendahnya kadar oksigen dan tingginya suhu/terik
matahari, menyebabkan ion nitrat (N-NO3-1
) yang dihasilkan dari proses nitrifikasi tereduksi
menjadi N yang dapat hilang menguap ke atmosfer dalam bentuk N2O, NO dan N2.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Leiwakabessy (1988) yang menyatakan bah
wa ketersediaan N-total tanah makin menurun/rendah dengan semakin tingginya dosis bahan
amelioran yang digunakan. Artinya kadar N-total tanah tertinggi terdapat pada dosis bahan
amelioran yang paling rendah (D1;F1;M1) dengan nilai pH tanah yang lebih rendah/bereaksi
lebih masam.
Winarso (2005) menambahkan bahwa tanah-tanah yang diberi kapur akan mengura
ngi ketersediaan N yang menjadi lebih rendah dalam tanah daripada tanah-tanah yang tidak
diberi kapur/dolomit.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di poli
bag menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar P-tersedia tanah inkubasi, de
ngan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan batuan fosfat dosis tinggi yaitu 1,35 kg.polibag-1
(F3), diikuti D3 dan M3, berbeda nyata bila dibandingkan dengan semua perlakuan bahan
amelioran lainnya (Gambar 6), demikian pula untuk tanah pada pembibitan kelapa sawit di
polibag, mengikuti pola yang sama (Gambar 16), kecuali untuk perlakuan bahan amelioran ta
nah mineral, dimana pada pemberian dosis yang semakin tinggi tidak diikuti dengan keterse
diaan P tanah yang semakin tinggi (berbanding lurus). Dengan perkataan lain pemberian ke
tiga jenis dan dosis yang semakin tinggi pada tanah inkubasi berbanding lurus dengan kenai
kan P-tersedia tanah, demikian pula untuk tanah pada pembibitan kelapa sawit di polibag, ke
cuali untuk perlakuan pemberian tanah mineral terdapat pola yang berbanding terbalik.
Universitas Sumatera Utara
134
Hal ini karena semakin banyak tanah mineral yang diberikan pada media tanam gam
but di polibag, ketersediaan P-tanah relatif berkurang akibat kehadiran kation-kation logam
(Al;Fe;Mn) yang terdapat dalam tanah mineral yang dapat memfiksasi P membentuk perse
nyawaan tidak,larut
Nurhidayati (2017) menyatakan bahwa ketersediaan P dalam tanah sangat dipenga
ruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah reaksi tanah/pH-tanah, jumlah kation logam, ka
dar bahan organik, dan jenis bahan kapur.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di poli
bag menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kation basa tukar (K, Ca dan Mg)
tanah inkubasi, dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian dosis bahan amelio
ran 1,35 kg.polibag-1
(D3;F3;M3) berbeda nyata untuk setiap peningkatan dosis, terutama
untuk bahan amelioran dolomit dan batuan fosfat, demikian pula pada media tanam pembi
bian kelapa sawit di polibag selalu berbanding lurus. Dengan perkataan lain semakin tinggi
dosis ketiga jenis dan dosis bahan amelioran, diikuti dengan semakin meningkatnya kation
basa tukar tanah (K,Ca, dan Mg). Tingginya kadar Ca dan Mg tanah, selain disebabkan oleh
pemberian bahan amelioran (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) juga dapat dipengaru
hi oleh bahan induk tanah yang tergolong tinggi (Lampiran 1).
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Munawar (2011) bahwa jenis dan komposisi
hara/basa tukar yang disumbangkan kedalam tanah kerap berbanding lurus dengan kadar hara
yang terdapat dalam bahan pembenah tanah.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut di poli
bag menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap nilai KTK tanah inkubasi, dengan
nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian bahan amelioran dosis tinggi yaitu 1,35 kg.
polibag-1
(D3;F3;M3) berbeda nyata bila dibandingkan dengan semua jenis dan dosis bahan
amelioran lainnya (Gambar 10), demikian pula untuk media tanam gambut pada pembibitan
kelapa sawit (Gambar 20).
Secara umum pemberian jenis dan dosis bahan amelioran terhadap nilai KTK tanah
mengikuti pola berbanding lurus. Dengan perkataan lain, pemberian jenis dan dosis bahan
amelioran yang semakin tinggi akan diikuti oleh peninhkatan nilai KTK tanah.
Hardjowigeno (2010) menyatakan bahwa nilai KTK suatu tanah sangat dipengaruhi
oleh bahan induk tanah, reaksi tanah/pH tanah, jenis dan dosis bahan amelioran/pembenah
tanah, pemupukan dan resapan/intrusi air laut atau sungai.
Universitas Sumatera Utara
135
Tabel 46. Rangkuman Hasil Analisis Tanah Inkubasi dan Sifat Tanah di Pembibitan Utama Akibat Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran pada Media
Tanam Gambut di Polibag
Macam Analisis Jenis dan Bahan Amelioran (kg.polibag-1)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Sifat Tanah Awal
A.pH-Tanah 3,60 (SM) 1.Tanah Inkubasi 6,15 c (AM) 6,40 b (AM) 6,63 a (N) 4,51 f (M) 4,96 e (M) 5,65 d (AM) 4,13 h (SM) 4,24 g (SM) 4,28 g (SM)
2.Tanah Bibitan 6,39 b (AM) 6,67 a (N) 6,75 a (N) 5,25 e (M) 5,92 cd (AM) 6,06 c (AM) 5,79 d (AM) 5,88 cd (AM) 6,08 c (AM) B .N-Total 1,39 % (ST) 1.Tanah Inkubasi 1,30 a (ST) 0,89 d (ST) 0,37 e (S) 1,05 bc (ST) 0,95 cd (ST) 0,73 e (T) 1,12 b (ST) 0,88 d (ST) 0,74 e (T) 2.Tanah Bibitan 0,77 ab (T) 0,73 abc (T) 0,66 cd (T) 0,82 a (ST) 0,71 bc (T) 0,58 de (T) 0,54 e (T) 0,48 ef (S) 0,39 f (S) C.P-Tersedia 4,37 ppm (SR) 1.Tanah Inkubasi 23,01 f (S) 54,14 e (ST) 56,20 e (ST) 90,69 c (ST) 113,51 b (ST) 131,49 a (ST) 51,79 e (ST) 64,06 de (ST) 92,56 d (ST) 2.Tanah Bibitan 38,03 g (ST) 59,39 f (ST) 87,47 cd (ST) 102,31 ab (ST) 111,45 a (ST) 112,29 a (ST) 90,71 bc (ST) 77,22 de (ST) 70,06 ef (ST) D. K-dd 0,09 me/100 g (SR) 1.Tanah Inkubasi 0,35 d (S) 0,39 cd (S) 0,55 a (S) 0,25 e (R) 0,39 cd (S) 0,49 b (S) 0,40 cd (S) 0,43 bc (S) 0,48 b (S)
2.Tanah Bibitan 0,77 e (T) 1,81 d (ST) 2,13 d (ST) 0,73 e (T) 2,85 c (ST) 4,32 b (ST) 1,93 d (ST) 3,10 c (ST) 5,02 a (ST) E. Ca-dd 14,66 me/100g (T) 1.Tanah Inkubasi 25,65 b (ST) 27,41 b (ST) 29,61 a (ST) 10,49 e (S) 13,48 d (T) 17,31 c (T) 3,48 f (R) 3,81 f (R) 3,99 f (R)
2.Tanah Bibitan 11,58 cd (T) 12,22 b (T) 13,54 a (T) 10,42 d (T) 12,27 b (T) 14,14 a (T) 6,46 f (S) 6,74 f (S) 7,88 e (S) F.Mg-dd 2,70 me/100 g (T) 1.Tanah Inkubasi 13,29 c (ST) 16,42 b (ST) 20,99 a (ST) 1,54 e (S) 2,71 e (T) 7,65 d (T) 1,32 e (S) 1,74 e (S) 2,78 e (T)
2.Tanah Bibitan 22,45 d (ST) 27,93 b (ST) 38,89 a (ST) 18,56 e (ST) 19,62 e (ST) 25,33 c (ST) 15,53 f (ST) 19,38 e (ST) 21,30 d (ST) G.KTK Tanah 155,30 me/100 g (ST) 1.Tanah Inkubasi 24,65 e (S) 35,62 c (T) 37,11 c (T) 32,31 d (T) 35,70 c (T) 40,41 b (ST) 36,47 c (T) 48,23 a (ST) 49,54 a (ST)
2.Tanah Bibitan 30,38 d (T) 33,42 c (T) 36,25 a (T) 29,57 d (T) 33,25 c (T) 34,95 b (T) 24,52 e (S) 29,43 d (T) 34,18 bc (T)
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% dengan menggunakan Uji Jarak Duncans/DMRT.
2 .Kriteria penilaian sifat tanah berdasarkan staf Pusat Penelitian Tanah Bogor (1983) dan BPP Medan (1982) yaitu : SM=sangat masam; M=masam;AM=agak
masam;N=netral; SR=sangat rendah; R=rendah; S=sedang; T=tinggi dan ST=sangat tinggi; Sedang huruf dalam kurung dibelakang notasi statistik adalah kriteria kadar hara
daun kelapa sawit umur ˂ 6 tahun menurut Von Uexkull dan Fairthurst (1991) adalah K=kahad/defisiensi; O=optimal/cukup; L=berlebihan/Eksesif;
Dari tabel rangkuman hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit di
pembibitan umur 5 BST sampai 16 BST selama satu tahun di polibag terhadap pemberian ke
tiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah mine
ral) terhadap pertambahan tinggi, diameter dan jumlah daun bibit kelapa sawit dapat dilihat
pada Tabel 47.
Bila dilihat dari Tabel 47 dan Tabel 13-15 menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
nyata dari pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan pada media ta
nam gambut di polibag terhadap semua parameter pertumbuhan vegetatif bibit kelapa sawit
yang diamati, meliputi pertumbuhan tinggi, diameter dan jumlah daun bibit kelapa sawit un
tuk semua taraf pemberian bahan amelioran yang dicobakan. Pertambahan tinggi bibit kelapa
sawit tertinggi umur 16 BST (pengamatan terakhir) di pembibitan utama terdapat pada pem
berian tanah mineral dosis sedang (M2), yaitu 166,50 cm, diikuti batuan fosfat dan dolo mit
dosis sedang (F2 dan D2), berbeda nyata dengan pemberian tanah mineral; batuan fosfat dan
dolomit dosis rendah (M2;F2;D2) vs (M1;F1;D1); akan tetapi ketiganya berbeda nyata bila
dibandingkan dengan pengamatan umur 5 BST (pengamatan pertama) pada pemberian tanah
mineral dosis sedang (M2) yaitu 29,17 cm, diikuti batuan fosfat dan dolomit dosis sedang
(F2;D2), [M2;F2;D2/pengamatan terakhir vs M2;F2;D2/pengamatan pertama], terjadi pe
nambahan tinggi bibit 5,71 kali lipat/meningkat 39,36 % tiap bulan. Sedang bila dibanding
kan dengan standar pertumbuhan tinggi bibit kelapa sawit umur 9 BST di pembibitan utama/
main nursery (umur 1 tahun dihitung dari pembibitan awal/prenursery) dengan rataan tinggi
bibit kelapa sawit 132,50 cm (Sunarko, 2014), terdapat peningkatan pertambahan tinggi bibit
sebesar 0,97 kali lipat/meningkat 31,54 % tiap bulan bila dibandingkan tinggi bibit umur 9
BST (bibit standar) dengan tinggi tanaman indikator umur 1 BST di pembibitan utama (umur
4 bulan).
Untuk pengamatan pertambahan diameter bibit kelapa sawit pada media tanam gam
but di pembibitan utama umur 16 BST terbesar juga terdapat pada pemberian tanah mineral,
batuan fosfat dan dolomit dosis sedang (M2;F2;D2), tidak berbeda nyata dengan pemberian
ketiga bahan amelioran dosis tinggi (M3;F3;D3), tetapi berbeda nyata bila dibandingkan deng
an pemberian tanah mineral, batuan fosfat dan dolomit dosis rendah (M2;F2;D2 vs M1;F1;
D1). Bila dibandingkan dengan [M2;F2;D2/pengamatan terakhir vs M2;F2;D2/pengamatan
pertama], yaitu 8,97 cm dengan 2,48 cm, terjadi penambahan diameter bibit sebesar 3,62 kali
lipat/meningkat 21,81 % tiap bulan. Sedang apabila dibandingkan dengan standar pertumbuh
Universitas Sumatera Utara
137
an diameter bibit kelapa sawit umur 9 BST di pembibitan utama (umur 1 tahun dihitung dari
pembibitan awal) dengan rataan diameter bibit 9,05 cm (Sunarko, 2014), terdapat peningka
tan pertambahan diameter bibit sebesar 0,77 kali lipat/meningkat 29,44 % tiap bulan bila di
bandingkan diameter bibit umur 9 BST (bibit standar) dengan diameter tanaman indikator
umur 1 BST di pembibitan utama (umur 4 bulan).
Sedang untuk pengamatan pertambahan jumlah daun bibit kelapa sawit di pembibitan
utama umur 16 BST terbanyak juga terdapat pada pemberian tanah mineral dosis sedang
(M2) yaitu 16,89 helai, berbeda nyata dengan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelio
ran dosis rendah (M1;F1;D1), akan tetapi tidak berbeda dengan kombinasi pemberian ketiga
jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (M2 vs M3;D2-D3;F2-F3). Bila diandingkan jumlah
daun bibit umur 15 BST akibat pemberian tanah mineral dosis sedang (M2/pengamatan terak
hir) yaitu 16,89 helai dengan pemberian tanah mineral dan dosis yang sama (M2/pengamatan
pertama) terjadi penambahan jumlah daun bibit sebesar 2,92 kali lipat/meningkat 16,02 %
tiap bulan. Sedang apabila dibandingkan dengan standar pertumbuhan jumlah daun bibit kela
pa sawit umur 9 BST di pembibitan utama (umur 1 tahun dihitung dari pembibitan awal) de
ngan rataan jumlah daun 18,50 helai (Sunarko, 2014), terdapat peningkatan pertambahan
jumlah daun bibit sebesar 3,20 kali lipat/meningkat 24,45 % tiap bulan bila dibandingkan
jumlah daun bibit umur 9 BST (bibit standar) dengan jumlah daun tanaman indikator umur 1
BST di pembibitan utama (umur 4 bulan).
Terdapatnya respon pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran (dolomit, batu
an fosfat dan tanah mineral) terhadap semua peubah amatan, meliputi pertambahan tinggi, dia
meter dan jumlah daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di pembibitan utama ka
rena adanya pasokan ion hara dari ketiga jenis bahan amelioran dan tambahan ion hara dari
pupuk dasar multihara formula (15:15:6-4), formulasi (12:12:17:2) dan kieserit. Pemberian
bahan amelioran bertujuan untuk memperbaiki sifat kimia tanah seperti pH-tanah, kejenuhan
basa dan status hara. Ion hara N, P, K, Mg (dari pupuk multihara); Mg dan S (dari pupuk kie
serit), sedang kation Ca, Mg dan Fe (dari dolomit); P, Ca dan Fe (dari batuan fosfat) dan N,
P, kation basa, dan hara mikro logam yang berasal dari tanah mineral (Lampiran-1, 2 dan 3).
Leiwakabessy (1988) menjelaskan bahwa tujuan utama dari pemberian bahan amelio
ran adalah untuk memperbaiki sifat kimia tanah, utamanya pH-tanah, kejenuhan basa, dan
mengeleminir logam-logam tertentu melalui pembentukan senyawa kompleks organo-kation,
disamping itu juga dapat berperan sebagai menyumbangkan sejumalah kation hara.
Universitas Sumatera Utara
138
Tabel 47. Rangkuman Hasil Pertumbuhan Tinggi Bibit Kelapa Sawit (cm), Diameter Bibit (cm) dan Jumlah Daun (helai) Bibit Kelapa Sawit di
Pembibitan Utama Umur 5 BST s/d 16 BST terhadap Perlakuan Jenis dan Dosis Bahan Amelioran pada Media Tanam Gambuit di
Polibag
Pertumbuhan Bibit
kelapa sawit
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 KK (%)
Tinggi Bibit (cm)
● Mei 2015 (bln-1) 26,03 bc 28,48 ab 27,78 ac 25,62 c 28,60 ab 28,00 ab 25,53 c 29,17 a 29,13 a 4,91
● April 2016(bln-12) 138,67 b 165,07 a 147,78 ab 132,17 b 165,48 a 165,47 a 132,75 b 166,50 a 166,05 a 6,29
Diameter Bibit (cm)
● Mei 2015 (bln-1) 1,72 e 2,08 cd 1,95 de 1,98 de 2,37 a-c 2,25 a-d 2,10 b-d 2,48 a 2,43 ab 7,98
● April 2016 (bln-12) 7,72 b 8,87 a 8,88 a 7,77 b 8,88 a 8,82 a 7,77 b 8,97 a 8,93 a 1,41
Jumlah Daun (helai)
● Mei 2015 (bln-1) 5,33 b 5,74 ab 5,33 b 5,33 b 5,44 ab 5,78 a 5,56 ab 5,78 a 5,78 a 3,93
● April 2016 (bln-12) 16,00 d 16,78 ab 16,78 ab 16,22 cd 16,78 ab 16,78 ab 16,44 bc 16,89 a 16,78 a 1,26
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% dengan menggunakan Uji Jarak Duncans/
DMRT.
2...Jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan yaitu : pemberian dolomit, D1= 0,45 kg.polibag-1; D2= 0,90 kg.polibag-1; D3= 1,35 kg.polibag-1; pemberian batuan fosfat, F1=
Dari tabel rangkuman kadar hara daun bibit kelapa sawit pada media tanam gambut di
polibag selama satu tahun akibat pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang di
gunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) terhadap kadar N, P, K, Ca dan Mg daun
bibit kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 48.
Dari Tabel 48 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari pemberian
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan pada media tanam gambut di polibag
terhadap semua parameter kadar hara daun yang diamati, meliputi kadar N, P, K, Ca dan Mg
daun bibit kelapa sawit untuk semua taraf perlakuan yang dicobakan, kecuali kadar hara P.
Tidak adanya perbedaan kadar P daun diantara semua perlakuan dari ketiga jenis dan dosis
bahan amelioran yang digunakan, karena kadar P-tersedia pada media tanam gambut di pem
bibitan tergolong sangat tinggi (Tabel-18), sehingga berkorelasi dengan kadar P-daun (Tabel
24) dan bila dilihat statusnya dalam daun, kadarnya tergolong optimal untuk mendukung per
tumbuhan bibit tanaman kelapa sawit di polibag. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Munawar (2011) bahwa kadar P dalam tanah dan tanaman bersifat mobil, karena itu kadar P
tanah dengan tanaman berkorelasi positif.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut menun
jukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar N daun bibit kelapa sawit, dengan kadar
tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian tanah mineral dosis sedang (M2), diikuti batuan
fosfat dosis tinggi (F3) dan dolomit dosis tinggi (D3), berbeda nyata dengan pemberian dolo
mit dosis rendah (D1), akan tetapi tidak berbeda terhadap perlakuan pemberian bahan ame
lioran lainnya (D2; F1-F2,M1-M3). Tingginya kadar N-daun pada semua perlakuan pemberi
an ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan (D2-D3; F1-F3 dan M1-M3) bila
di bandingkan dengan pemberian dolomit dosis rendah (D1) disebabkan karena tingginya
kadar P pada media tanam gambut (Tabel-18) diikuti dengan meningkatnya kadar P-daun
(Tabel-24) dapat meningkatkan serapan kation basa (K, Ca dan Mg/muatan positif)
berdasarkan kese imbangan muatan, sehingga dapat menghambat serapan anion N-nitrat
(muatan negatif), ter utama terlihat pada perlakuan (D1-D2; diikuti F1 dan M1) bila dilihat
kadar N-daun berada dalam kondisi kahad/defisiensi.
Winarso (2005) menjelaskan bahwa rendahnya kadar hara pada duan, dapat dipengaru
hi oleh keseimbangan muatan ion yang diserap, sifat antagonisme dan sinergisme ion hara,
mobolitas ion hara dalam tanah dan tanaman serta ukuran ion.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut menun
jukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar K-daun bibit kelapa sawit, dengan kadar
tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian tanah mineral dosis tinggi (1,35 kg.polibag-1
/
Universitas Sumatera Utara
140
M3), yaitu 2,00 % K berbeda nyata/lebih tinggi 1,25 kali lipat/meningkat 25 % bila diban
dingkan dengan pemberian dolomit dosis rendah (0,45 kg.polibag-1
/D1) [M3 vs D1], berbeda
nyata terdahap semua kombinasi perlakuan dari ketiga jenis dan dosis bahan amelioran lain
nya (D1-D3; F-1-F2; dan M1-M2), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian batuan
fosfat dosis tinggi (F3). Berdasarkan kriteria penilaian kadar hara daun bibit kelapa sawit
(umur˂6 tahun) tampak bahwa semua perolehan nilai kadar K-daun tergolong optimal dalam
mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit di polibag, bahkan untuk perlakuan pemberian
tanah mineral dan batuan fosfat dosis tinggi (M3 dan F3) diperoleh kadar K-daun dengan
kategori berlebihan.
Menurut Von Uexkull dan Fairhurst (1991) menjelaskan bila kadar K-daun bibit kela
pa sawit (umur˂6 tahun) mengandung ˂1,00 %, tanaman tergolong kahad/defisiensi hara,
bila mengandung 1,10-1,30 % tergolong optimal/normal dan bila mengandung ˃1,90 % tergo
long berlebihan/eksesif.
Pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran pada media tanam gambut menun
jukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap kadar Ca-daun bibit kelapa sawit di polibag, de
ngan kadar tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian batuan fosfat dan dolomit dosis ting
gi yaitu 1,35 kg.polibag-1
(F3 dan D3), yaitu 0,30 % Ca berbeda/lebih tinggi 1,50 kali lipat/
meningkat 50 % bila dibandingkan dengan pemberian batuan fosfat dosis rendah (0,45 kg.
polibag-1
/F1) [F3 dan D3 vs F1], berbeda nyata dengan pemberian batuan fosfat dan tanah
mineral dosis rendah (F3;D3 vs F1 dan M1), tidak berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya
(D1-D2; F2; M2-M3). Meski pada perlakuan (F3 dan D3) terdapat kadar Ca-daun tertinggi,
namun secara keseluruhan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran tersebut terha
dap kadar Ca-daun berada dalam kondisi kahad/defisiensi hara. Rendahnya kadar Ca pada
daun bibit kelapa sawit diduga karena adanya pengaruh antagonisme ion hara. Tingginya ion
K dan Cl yang berasal dari ionisasi pupuk MoP dan kadar N-tanah yang berasal dari pupuk
urea, dapat menghambat serapan Ca oleh tanaman. Munawar (2011) menjelaskan bahwa ting
ginya konsentrasi suatu ion hara dalam tanah, dapat menghambat terhadap proses serapan ion
hara lainnya oleh tanaman.
Sedang untuk pengamatan kadar Mg-daun tertinggi terdapat pada pemberian tanah
mineral dosis tinggi 1,35 kg.polibag-1
(M3) yaitu 1,98 % Mg, naik 9,90 kali lipat bila diban
dingkan dengan perlakuan pemberian batuan fosfat dosis rendah (M3 vs F1), berbeda nyata
terhadap semua perlakuan pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran yang digunakan
(M3 vs D1-D3; F1-F3 dan M1-M2). Tingginya kadar Mg-daun pada pemberian tanah mine
ral dosis tinggi diduga disebabkan karena tingginya kadar Mg-tanah gambut dapat diadsorpsi
Universitas Sumatera Utara
141
oleh tanah mineral dosis tinggi yang diberikan kedalam tanah, sehingga akar tanaman dapat
mengabsorsinya melalui proses aliran massa, sisanya melalui intersepsi akar. Sedang rendah
nya kadar Mg-daun pada pemberian kedua jenis dan dosis bahan amelioran lainnya (D1-D3
dan F1-F3) diduga karena ion Mg-tanah dapat terikat dengan anion sisa asam organik mem
bentuk kelat berupa Mg-humat, sehingga membentuk persenyawaan dengan molekul besar,
dan tidak dapat diserap oleh akar tanaman.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Leiwakabessy (1988) bahwa logam ringan
seperti Ca dan Mg yang terdapat dalam larutan tanah, ketersediaannya sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor, diantaranya dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi ion hara lain, yang
dapat menimbulkan efek antagonis. Tingginya konsentrasi ion hara K, Ca dan Cl dalam tanah
dapat menghambat serapan hara Mg, demikian pula jika kadar N-amonium dalam tanah bera
da cukup tinggi yang berasal dari aktivitas pemupukan, juga dapat mengganngu serapan Mg
oleh tanaman
Universitas Sumatera Utara
142
Tabel 48. Rangkuman Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, Ca dan Mg Daun Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama Terhadap Jenis dan Dosis Bahan Amalioran
pada Media Tanam Gambut di Polibag
Macam Kadar Hara Daun (%)
Jenis dan Dosis Bahan Ameioran (kg.polibag-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 KK (%)
Hara N 1,98 b (K) 2,31 a (K) 2,54 a (O) 2,33 a (K) 2,54 a (O) 2,58 a (O) 2,48 a (K) 2,58 a (O) 2,56 a (O) 6,48 Hara P 0,17 (O) 0,18 (O) 0,51 (L) 0,21 (O) 0,22 (O) 0,25 (O) 0,19 (O) 0,22 (O) 0,20 (O) 7,32 Hara K 1,60 e (O) 1,69 de (O) 1,78 cd (O) 1,63 e (O) 1,76 cd (O) 1,96 ab (L) 1,69 de (O) 1,86 bc (O) 2,00 a (L) 3,26 Hara Ca 0,28 ab (K) 0,27 abc (K) 0,30 a (K) 0,20 c (K) 0,28 ab (K) 0,30 a (K) 0,22 bc (K) 0,24 abc (K) 0,24 abc (K) 13,31 Hara Mg 0,27 c (K) 0,28 c (K) 0,32 c (O) 0,20 c (K) 0,23 c (K) 0,25 c (K) 0,26 c (K) 1,28 b (L) 1,98 a (L) 13,15
Keterangan : 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% dengan menggunakan Uji
Jarak Duncans/DMRT.
2. Huruf dalam kurung dibelakang notasi statistik adalah kriteria kadar hara daun bibit kelapa sawit umur ˂ 6 tahun menurut Von Uexkull dan Fairthurst
(1991), dimana : K=kahad/defisensi; O=optimal/normal; L=berlebihan/eksesif;
3. Pemberian dolomit; D1=2 ton.ha-1
(14 kg.phn-1
); D2=4 ton.ha-1
(28 kg.phn-1
); D3=6 ton.ha-1
(42 kg.phn-1
); pemberian batuan fosfat; F1=2 ton.ha-1
(14 kg.phn-
1); F2=4 ton.ha
-1 (28 kg.phn
-1); F3=6 ton.ha
-1 (42 kg.phn
-1); Pemberian tanah mineral; M1=2 ton.ha
-1 (14 kg.phn
-1); M2=4 ton.ha
-1 (28 kg.pgn
-1); M3=6
ton.ha-1
(42 kg.phn-1
); KK= Koefisien Keragaman.
Universitas Sumatera Utara
143
Dari tabel rangkuman kadar hara daun kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun pada
lahan gambut selama satu tahun akibat pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran
yang digunakan (dolomit, batuan fosfat dan tanah mineral) terhadap kadar N, P, K, Ca dan
Mg-daun kelapa sawit menghasilkan dapat di lihat pada Tabel 49.
Dari Tabel 49 tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian ketiga jenis dan
dosis bahan amelioran yang digunakan disertai aplikasi paket pemupukan pada lahan gambut
terhadap semua peubah amatan, meliputi kadar hara N, P, K, Ca dan Mg-daun kelapa sawit
menghasilkan untuk semua taraf perlakuan pemberian, kecuali kadar N dan P-daun, akan teta
pi berpengaruh nyata secara tunggal terhadap pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelio
ran (A) dan paket pemupukan (P) terhadap kadar N-daun. Hasil analisis kadar N-daun terting
gi terdapat pada pemberian batuan fosfat dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
/F2) yaitu 2,95%
N, berbeda nyata/lebih tinggi 1,17 kali lipat/meningkat 16,60 % bila dibandingkan dengan
pemberian dolomit dosis tinggi (F2 vs D3), akan tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian
dolomit dosis sedang (D2).
Sedang kadar N-daun tertinggi pada paket pemupukan PPKS (P1) dengan dosis 6,25
kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) yaitu 2,78 % N, berbeda/
lebih tinggi 1,03 kali lipat/meningkat 2,96 % bila dibandingkan dengan paket pemupukan ke
bun PTG (P1 vs P3), tidak berbeda dengan paket pemupukan TMR (P2). Tingginya N-daun
diduga, karena N-tersedia dalam tanah akibat pemberian paket pemupukan berkorelasi positif
de ngan kadar N-daun tanaman. Hal ini dapat di lihat dari analisis kadar N-daun pada
tanaman yang berada dalam kondisi optimal dalam mendukung pertumbuhan tanaman kelapa
sawit.
Menurut Von Uexkull dan Fairhurst (1991) kadar N-daun optimal untuk mendukung
pertumbuhan tanaman kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun) berada pada kisaran 2,4-
2,8 % N, bila mengandung ˂2,3 % N berada dalam kondisi kahad/defisiensi, sedang bila me
ngandung ˃3,0 % kondisi N-daun berada dalam kondisi berlebihan/eksesif.
Tidak/belum adanya pengaruh kadar P-daun kelapa sawit menghasilkan untuk semua
kombinasi perlakuan, baik pengaruh tunggal maupun interaksinya, diduga karena kadar P-ta
nah, akibat adanya pemberian ketiga jenis dan dosis bahan amelioran disertai pemberian ke
tiga paket pemupukan telah dapat memasok sejumlah ion hara P yang diperlukan untuk men
dukung pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat di lihat dari hasil analisis kadar P-daun untuk
semua kombinasi perlakuan, dimana kadarnya berada pada kisaran 0,15 %-0,38 % P (opti
mal sampai berlebihan). Von Uexkull dan Fairhurst melaporkan (1991) bahwa kadar P-daun
yang optimal untuk mendukung pertumbuhan kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun)
Universitas Sumatera Utara
144
berada pada kisaran 0,15-0,18 % P, sedang jika ˂0,14 % P menunjukkan gejala kahad/defisi
ensi, dan bila ˃0,25 % P menunjukkan P-daun berada dalam kondisi berlebihan/eksesif.
Pemberian interaksi ketiga jenis dan dosis bahan amelioran disertai paket pemupukan
terhadap kadar hara daun kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun pada lahan gambut me
nunjukkan adanya pengaruh yang nyata, dengan kadar K tertinggi terdapat pada pemberian
paket pemupuka PPKS dosis 6,25 kg.phn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg
kieserit) disertai pemberian dolomit dosis sedang 28 kg.phn-1
(4 ton.ha-1
thn-1
) [P1D2] yaitu
1,35 % K, berbeda/lebih tinggi 1,93 kali lipat/meningkat 92,86 % bila diban dingkan dengan
) [P1D2 vs P3D3], berbeda nyata terhadap semua kombinasi perlakuan dari
ketiga jenis dan dosis bahan amelioran dengan paket pemupukan, kecuali (P2M3 dan P3M3).
Tingginya kadar K-daun pada kombinasi perlakuan (P1D1; P2M3 dan P3M3) dise
babkan tanah mendapatkan tambahan ion K+ yang berasal dari paket pemupukan/pupuk MoP,
selain itu adanya tambahan aneka jenis hara dari tanah mineral yang diberikan sebagai bahan
amelioran, yang menyebabkan konsentrasi ion K+ dalam tanah bertambah dan kadar K-daun
pada tanaman juga meningkat, korelasinya bersifat positif/berbanding lurus, dengan kisaran
K-daun 0,70 % K (P3D3/K-daun rendah/kahad) sampai 1,35 % K (P1D2/K-daun berlebihan).
Von Uexkull dan Fairhurst (1991) menjelaskan bahwa kriteria kadar K-daun pada ta
naman kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun) dibedakan atas tiga kategori, bila ˂0,75 %
K tergolong kekurangan/defisiensi, bila 0,90 % K˗1,20 % K tergolong optimal/normal dalam
mendu kung pertumbuhan tanaman, sedang bila ˃1,90% K tergolong berlebihan/eksesif.
Untuk kadar Ca-daun kelapa sawit menghasilkan pada lahan gambut tertinggi terda
pat pada pemberian paket pemupukan TMR dosis 3,25 kg.phn-1
(1,00 kg urea+0,50 kg TSP
+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian batuan fosfat dosis rendah 14 kg.phn
-1 (2
ton.ha-1
thn-1
) [P2F1] yaitu 0,91 % Ca, berbeda nyata/lebih tinggi 2,02 kali lipat/meningkat
102,22 % Ca bila dibandingkan dengan pemberian paket pemupukan PPKS dosis 6,25 kg.
phn-1
(1,50 kg urea+1,50 kg TSP+2,00 kg MoP+1,25 kg kieserit) disertai pemberian dolomit
dosis rendah 14 kg.ha-1
(2 ton.ha-1
thn-1
) [P2F1 vs P1D1], berbeda nyata terhadap semua kom
binasi perla kuan dari ketiga jenis dan dosis bahan amelioran dengan paket pemupukan,
kecuali (P1D1).
Tingginya kadar Ca-daun pada kombinasi perlakuan (P1D1 dan P2F1) disebabkan ta
nah mendapatkan tambahan ion Ca++
yang berasal dari paket pemupukan/pupuk TSP, selain
itu adanya tambahan aneka jenis hara dari tanah mineral yang diberikan sebagai bahan ame
lioran, yang menyebabkan konsentrasi ion K+ dalam tanah bertambah dan kadar Ca-daun
Universitas Sumatera Utara
145
juga meningkat, korelasinya bersifat positif/berbanding lurus, dengan kisaran Ca-daun 0,45
% Ca (P1D1/K-daun optimal/normal) sampai 0,91 % Ca (P2F1/K-daun berlebihan).
Menurut Von Uexkull dan Fairhurst (1991) terdapat hubungan kondisi/status hara de
ngan konsentrasi hara dalam daun, dimana bila kadar Ca ˂0,25 % kondisi hara berada dalam
keadaan kekurangan/defisiensi, bila 0,50-0,75 % Ca kondisi hara berada dalam keadaan opti
mal, sedang bila ˃1,00 % Ca, kondisi hara berada dalam keadaan berlebihan/eksesif.
Pemberian interaksi ketiga jenis dan dosis bahan amelioran disertai paket pemupukan
terhadap kadar hara daun kelapa sawit menghasilkan umur 14 tahun selama satu tahun pada
lahan gambut menunjukkan adanya pengaruh yang nyata, dengan kadar Mg daun tertinggi
terdapat pada pemberian paket pemupuka TMR dosis 3,25 kg.phn-1
(1,00 kg urea+0,50 kg
TSP+1,00 kg MoP+0,75 kg kieserit) disertai pemberian dolomit dosis tinggi 42 kg.phn-1
(6
ton.ha-1
thn-1
) [P2D3] yaitu 0,57% Mg, berbeda nyata/lebih tinggi 1,90 kali lipat/meningkat 90
% bila dibandingkan dengan pemberian paket pemupukan TMR disertai pemberian tanah
mine ral dosis rendah 14 kg.phn-1
(2 ton.ha-1
thn-1
) [P2D3 vs P2M1], berbeda nyata terhadap
semua kombinasi perlakuan dari ketiga jenis dan dosis bahan amelioran dengan paket pemu
pukan (P1 D2; P1F1; P2F1; P3D3 dan P3F1).
Tingginya kadar Mg-daun pada kombinasi perlakuan (P2D3) disebabkan tanah men
dapatkan tambahan ion Mg++
yang berasal dari paket pemupukan/pupuk kieserit (MgSO4),
selain itu juga yang berasal dari dolomit [CaMg(CO3)2] yang diberikan sebagai bahan amelio
ran, yang menyebabkan konsentrasi ion Mg++
dalam tanah dan Mg-daun tanaman juga me
ningkat, hubungannya berkorelasi positif/berbanding lurus, dengan kisaran Mg-daun terendah
0,30 % Mg (P2M1) sampai tertinggi 0,57 % Mg (P2D3), keduanya tergolong optimal dalam
mendukung pertumbuhan tanaman. Hal ini juga didukung oleh sifat Mg dalam tanah dan tana
man yang bersifat mobil.
Von Uexkull dan Fairhurst (1991) menjelaskan bahwa kriteria kadar Mg-daun pada ta
naman kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun) dibedakan atas tiga kategori, bila ˂0,20 %
Mg tergolong kekurangan/kahad, bila 0,25 % Mg˗0,40 % Mg tergolong optimal/normal da
lam mendukung pertumbuhan tanaman, sedang bila ˃0,70% Mg tergolong berlebihan/eksesif.
Universitas Sumatera Utara
146
Tabel 49. Rangkuman Hasil Analisis Kadar Hara N, P, K, Ca dan Mg (%) Daun Kelapa Sawit Menghasilkan Umur 14 Tahun terhadap Pemberian Bahan
Amelioran dan Paket Pemupukan pada Lahan Gambut
Paket Pemupukan/ Kadar Hara (%)
Jenis dan Dosis Bahan Amelioran (kg.phn-1
)
D1 D2 D3 F1 F2 F3 M1 M2 M3 Rataan P
P1 ( paket PPKS) Kadar N 2,74 (O) 2,91 (O) 2,67 (O) 2,80 (O) 3,03 (T) 2,72 (O) 2,71 (O) 2,73 (O) 2,66 (O) 2,78 a (O) Kadar P 0,18 (O) 0,21 (O) 0,19 (O) 0,19 (O) 0,21 (O) 0,17 (O) 0,20 (O) 0,19 (O) 0,18 (O) 0,19 (O) Kadar K 0,96 f-i (O) 1,35 hij (O) 0,92 hij (O) 0,80 j-m (O) 0,88 ijk (O) 0,76 klm (O) 0,97 e-h (O) 1,02 cde (O) 0,85 i-l (O) 0,94 (O)
Kadar Ca 0,45 i (O) 0,71 bcd (T) 0,48 i (O) 0,80 ab (T) 0,68 b-f (O) 0,55 f-i (O) 0,46 i (O) 0,62 d-h (O) 0,74 bcd (T) 0,61 ab (O) Kadar Mg 0,38 g-k (O) 0,50 a-e (O) 0,37 i-l (O) 0,56 ab (O) 0,48 b-f (O) 0,40 f-k (O) 0,33 kl (O) 0,49 b-f (O) 0,45 c-h (O) 0,44 (O)
P2 (paket TMR) Kadar N 2,77 (O) 2,85 (O) 2,36 (O) 2,85 (O) 2,98 (O) 2,72 (O) 2,62 (O) 2,69 (O) 2,60 (O) 2,72 ab (O) Kadar P 0,19 (O) 0,21 (O) 0,15 (O) 0,20 (O) 0,22 (O) 0,18 (O) 0,20 (O) 0,19 (O) 0,38 (O) 0,21 (O) Kadar K 0,99 d-g (O) 0,81 i-m (O) 0,71 lm (K) 0,88 ijk (O) 0,96 ghi (O) 0,85 i-l (O) 1,00 c-g (O) 1,12 bcd (O) 1,36 a (O) 0,96 (O) Kadar Ca 0,51 hi (O) 0,70 b-e (O) 0,65 c-g (O) 0,91 a (T) 0,68 b-f (O) 0,56 e-i (O) 0,51 hi (O) 0,67 c-f (O) 0,66 c-g (O) 0,65 a (O) Kadar Mg 0,45 c-i (O) 0,49 b-f (O) 0,57 a (O) 0,50 a-d (O) 0,44 c-i (O) 0,39 g-k (O) 0,30 l (O) 0,41 e-j (O) 0,42 d-i (O) 0,44 (O) P3 (paket kebun PTG) Kadar N 2,72 (O) 2,79 (O) 2,57 (O) 2,70 (O) 2,82 (O) 2,70 (O) 2,71 (O) 2,84 (O) 2,44 (O) 2,70 b (O) Kadar P 0,19 (O) 0,20 (O) 0,19 (O) 0,19 (O) 0,20 (O) 0,18 (O) 0,20 (O) 0,19 (O) 0,38 (T) 0,21 (O) Kadar K 1,01 c-f (O) 0,89 ijk (O) 0,70 m (K) 1,15 bc (O) 0,92 hij (O) 0,84 i-l (O) 0,95 ghi (O) 1,15 bc (O) 1,26 ab (O) 0,99 (O) Kadar Ca 0,50 hi (O) 0,70 bcd (O) 0,66 c-f (O) 0,77 bc (O) 0,56 e-i (O) 0,47 i (O) 0,52 gh i (O) 0,65 c-g (O) 0,52 ghi (O) 0,59 b (O) Kadar Mg 0,39 g-k (O) 0,45 e-i (O) 0,51 abc (O) 0,52 abc (O) 0,44 c-i (O) 0,40 f-k (O) 0,33 jkl (O) 0,37 h-l (O) 0,47 c-g (O) 0,43 (O)
Rataan Bhn Amelioran
Kadar N 2,74 bc (O) 2,85 ab (O) 2,53 d (O) 2,79 bc (O) 2,95 a (O) 2,71 c (O) 2,68 c (O) 2,75 bc (O) 2,57 d (O) KK= 3,91 %
Kadar P 0,19 (O) 0,21 (O) 0,18 (O) 0,19 (O) 0,21 (O) 0,18 (O) 0,20 (O) 0,19 (O) 0,31 (T) KK= 4,69 % Kadar K 0,99 cd (O) 1,01 bc (O) 0,78 e (O) 0,94 cd (O) 0,92 d (O) 0,82 e (O) 0,97 cd (O) 1,10 ab (O) 1,15 a (O) KK= 8,02 % Kadar Ca 0,49 d (O) 0,70 b (O) 0,60 c (O) 0,83 a (T) 0,64 bc (O) 0,53 d (O) 0,50 d (O) 0,64 bc (O) 0,64 bc (O) KK=11,02 % Kadar Mg 0,41 de (O) 0,48 ab (O) 0,48 ab (O) 0,53 a (O) 0,46 bc (O) 0,40 e (O) 0,32 f (O) 0,42 cde (O) 0,45 bcd (O) KK= 9,76 %
Keterangan: 1. Angka yang diikuti oleh dua huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5% dengan menggunakan Uji Jarak Duncans
/DMRT
2.. Huruf dalam kurung dibelakang notasi statistik adalah kriteria penilaian kadar hara daun kelapa sawit menghasilkan (umur ˃6 tahun), menurut Von Uexkull dan Fairhurst (1991)
dimana, K= Kahad/Defisiensi, O= Optimal/normal; dan L= Berlebihan/Eksesif.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yog
yakarta, 269 hlm.
Universitas Sumatera Utara
159
Wiratmoko,D., Winarna dan E.S. Sutarta. 2007. Analisis Hubungan Karakteristik Lahan Gam
but Dengan Produksi Kelapa Sawit. Dalam Pros.Sem.Nas. Pertanian Lahan Rawa,
Buku 1 Balitbangtan-Pemkab Kapuas Kalimantan Tengah, hlm: 211-221
Wong, L.S., R. Hashim and F.H. Ali. 2008. Strength and Permeability of Stabilized Peatsoil Journal of Applied Sciences 8 (21): 3986-3990.
Zubaidah, Y.,Burhanuddin dan Hafshah.1979. Pemberian Tanah Mineral pada Tanah Gambut
terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays). Jerami (2) : 25-30.
Universitas Sumatera Utara
160
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Analisis Contoh Tanah Gambut PT.Perkebunan Grahadura Kecamatan
Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara
No Sifat Tanah Satuan Hasil Kriteria Metode
1 pH (H2O) - 3,60 SM Potensiometri
2
C-Organik % 54,19 ST Volumetri/Walkley & Black
3
N-Total % 1,39 ST Volumetri/Kjeldahl
4
C/N 39,00 ST Hasil perhitungan
5
6
P2O5-Total
P-tersedia
%
ppm
0,025
4,37
SR
SR
Spektrofotometri/HCl 25%
Bray-2
7 Basa-dd
K-dd
Ca-dd
Mg-dd
Na-dd
me.100 g-1
me.100 g-1
me.100 g-1
me.100 g-1
me.100 g-1
-
0,09
14,66
2,70
0,29
-
SR
T
T
T
AAS/Amonium-OAc 1 N
AAS/Amonium-OAc 1 N
AAS/Amonium-OAc 1 N
AAS/Amonium-OAc 1 N
8 JKB me.100 g-1
17,74 - Amonium-OAc 1 N
9 KTK/CEC me.100 g-1
155,30 ST Volumetri/NaCl 10%
10 KB/BS % 11,00 SR
Perhitungan
11 Cu ppm ˂ 1,01 - AAS
12 Zn ppm 1,11 - AAS
13 B ppm 33,52 - Spektrofotometri
14 DHL/EC ms.cm-1
0,17 R Potensiometri
Keterangan: 1. Hasil analisis contoh tanah di analisis di Laboratorium Tanah dan Pupuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan,dengan kriteria Pusat Penelitian Tanah, Bogor (1983).
Lampiran 2. Hasil Analisis Tanah Mineral Ultisol asal desa Kongsi Enam, kecamatan Aek
Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara
No
Sifat Tanah
Satuan
Hasil
Kriteria
Metode
1 Pasir
% 46 - Hydrometer
2
Debu % 16 Liat Hydrometer
3
Liat % 38 - Hydrometer
4
pH (H2O; 1 :
2,5)
- 5,30 SR/M Potensiometri
5
C-Organik % 0,07 SR Volumetri/Walkley dan Black
6 N-Total % 0,04 SR Volumetri/Kjeldahl
7 C/N - 2,00 SR Perhitungan
8 P-tersedia ppm 1,01 SR Spektrofotometri/Bray-2
9 K-dd me.100g-1
0,11 R AAS/Amonium-OAc 1N
10 Ca-dd me.100g-1
0,51 R AAS/Amonium-OAc 1N
11 Mg-dd me.100g-1
0,56 R AAS/Amonium-OAc 1N
12 Na-dd me.100g-1
0,06 R AAS/Amonium-OAc 1N
13 JKB me.100g-1
1,24 - Amonium-OAc 1 N
14 KTK/CEC me.100g-1
6,62 R Volumetri/NaCl 10 %
15 KB/BS % 18,73 SR Amonium-OAc 1 N
16 Al-dd me.100g-1
0,03 - Volumetri/KCl 1 N
17 Cu ppm 0,05 - Volumetri/KCl 1 N
18 Mn ppm 14,15 - AAS
19 Zn ppm 4,09 - AAS
20 Fe ppm 2,00 - AAS
Keterangan: 1. Hasil analisis contoh tanah di analisis di Laboratorium Tanah dan Pupuk Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dengan kriteria Pusat Penelitian Tanah, Bogor (1983).
Lampiran 7. Konsentrasi Kritis Hara N, P dan K pada Daun Kelapa Sawit
Macam Analisis [% bobot kering]
Kriteria Kesuburan
Rendah Sedang Tinggi Nitrogen (N) ˂2,5 2,5-3,0 ˃3,0 Posfor (P) ˂0,15 0,17-0,18 ˃0,2 Kalium (K) ˂1,0 1,0-1,3 ˃1,3
Sumber : Dierolf, Fairhurst dan Murtert (2001)
Universitas Sumatera Utara
164
Lampiran 8. Letak Bagan Penelitian Tanaman Kelapa Sawit di Lapangan
= Tanaman sampel = Tanaman penyangga = Tanaman bukan sampel Keterangan : Jumlah tanaman per plot = 12 tanaman Jumlah tanaman sampel = 3 tanaman Jumlah tanaman penyangga = 9 tanaman Jarak tanam =7,6 m x 8,8 m sistem segi tiga sama sisi Jumlah populasi = 150 tanaman.ha
-1
Universitas Sumatera Utara
165
Lampiran 9 Daftar Sidik Ragam Pengamatan Nilai pH Tanah Inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag
SK DB JK KT Fhitung Ftabel (0,5)
Ulangan 2 0,00 0,00 0,21 tn 3,63
Amelioran (A) 8 24,13 3,02 755,97 * 2,59
Galat 16 0,06 0,00
Total 26 24,19
KK = 1,21 %; tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5 %; * = berbeda nyata pada taraf 5 %
Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Pengamatan Kadar N Tanah (%) Inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag
SK DB JK KT Fhitung Ftabel(0,5)
Ulangan 2 0,00 0,00 0,26
tn 3,63
Amelioran
(A) 8 1,73 0,22 54,28 * 2,59
Galat 16 0,06 0,00
Total 26 1,80
KK = 7,08 %; tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5 %; * = berbeda nyata pada taraf 5 %
Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam Pengamatan Kadar P-tersedia (ppm) Tanah Inkubasi pada Media Tanam Gambut di Polibag