Top Banner

of 16

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Jul 20, 2015

Download

Documents

Abdul Muiz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

V. RONA LlNGKUNGAN A. 1. FISIK DAN KIMIA Geologi, Fisiografi dan Tanah

a. Geologi Daerah tangkapan Waduk Serbaguna Wonogiri di dominas oleh formas batu retno (OB), terdiri atas batuan lempung hitam, lumpur, lanau dan pasir. Formasi geologi ini mendomjnasi daerah tangkapan bagian timur, selatan dan barat waduk. Sedangkan daerah tangkapan bagian timur laut waduk atau di daerah sub DAS Keduang, sebagian termasuk dalam formasi semiliar (TMs), terdiri atas batuan tuf, breksi batu apung, dasitan, batu pasir tufan dan serpih. Bagian hi/ir waduk mula; daerah Bendung Colo, Nguter, Sukoharjo didominasi oleh batuan guinung api Lawu (Ovi) terdiri atas batuan breksi gunung api, lava dan luf. b. Topografi Berdasarkan kenampakan lapangan, daerah penyelidikan dapat dipisahkan menjadi: 1) Satuan morfologi perbukjtan herreljef berge/ombang lemah-kuat. merupakan perbukitan Kapur yang telah menga!3mi proses perkembangan lanjut. Kemiringan lereng berkisar 5 - 30 %, Satuan morfologi perbukitan ini menempati bagian daerah tangkapan waduk. 2) Satuan morfologi data ran rendah. merupakan dataran aluvium endapan sungai Bengawan Solo dan batuan endapan berkapur. Kemirtngan lereng berkisar 0-3 %, terletak dibagian hilir Waduk Serbaguna WonogirL c. Tanah 1) Jenis Tanah Jenis tanah di daerah penelitian adalah sebagai berikut : a). Jenis tanah Latosol merah kecoklatan sampai coklat tua yang terbentuk dari bahan induktuf Vulkan. Secara sporadis dapat dijumpai jenis tanah Mediteran merah kuning yang membentuk asosiasi dengan tanah LatosoL secara umum tanah ini dengen struktur gumpai, konsistensi lekat dan liat (basah), teguh (Iembab) dan keras (kenng). Jenis tanah ini terletak pada daerah tangkapan waduk dengan topografi perbukitan.

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

b). Jenis tanah Grumusol yang terbentuk dan batuan endapan berkapur. Terletak pada daearah dataran dibagaian bawah waduk. Secara umum tanah ini berwarna kelabu tua sampai hitam, bertekstur lepungan (Clay), struktur gumpal, konsistensi sangat lekat sangat liat (basah). teguh (Iembab), keras (kering). Sebaran tanah ini berada di daerah Nguter Kabupaten Sukoharjo.

2) Kesuburan Tanah HasH analisis kesuburan tanah daerah tangkapan waduk (Keduang) dan daerah hilir waduk (Colo) secara umum menunjukan tingkat kesuburan yang bervariasi dari sedang hingga tinggi. Hasil analisis selengkapnya disajikan pada Tabel 5.1. Secara umum tingkat kesuburan tanah tangkapan sungai keduang ditunjukan olen parameter reaksi tanah agak masam. kandungan bahan organic tanah tinggi, kapasitas tukar kation tinggi, N-tota! sedang, P-tersedia sedang, basa-basa tertukar Ca dan Mg sedang hingga tinggi. Sedangkan tingkat kesuburan tanah hilir waduk (Colo) ditunjukan oleh parameter reaksi tanah netral, kandungan bahan organik tanah tinggi, kf;lpcisitas tukar kation tinggi, N-total sedang. Ptersedia sedang, basa-basa tertukar Ca dan Mg tinggi. Tabel 5.1. Hasil Analisis Tanah Daerah Hulu (tangkapan Waduk), Hilir Waduk dan Sedimen hasil Pengerukan.

c. Analisis Sedimen a) Distributsi Butiran Pengujian distribusi sedimen dilakukan terhadap 2 (dua) material sedimen yang berasal dari lokasi yang berbeda. Material I merupakan sedimen yang mengendap di dasar

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

waduk depan bendungan Wonogiri, sedangkan material II berasal dari endapan di depan bangunan pengambilanlintake. Material I terdiri dan sample A yang telah mengendap (dredged sediment) di spoil bank sementara selama kurang lebih 3 bulan dan sampel B mengendap selama 2 bulan. Sampel C dan D adalah sampel yang diambillangsung dan dasar waduk depan bendungan (un-dredged sediment). Material II merupakan material yang baru mengendap selama 1 bulan di spoil bank ke dua. Distribusi butiran dari ke dua asal lokasi sedimen (depan bendungan dan depan intake) hampir sama seperti berikut: Material I (dari depan bendungan): Pasir Lanau Lempung : Diameter: 0.074 - 2 mm : Diameter: 0.002 - 0.074 mm : Diameter: < 0.002 mm : 32.25% - 64.65% : 24.07% - 53.71% : 05.83% - 14.65%

Material II (dari depan intake): Pasir Lanau Lempung : Diameter: 0.074 - 2 mm : Diameter: 0.002 - 0.074 mm : Diameter: < 0.002 mm : 54.00% - 64.00% : 33.00% - 40.00% : 3.3% - 6.8 %

Hasil uji distribusi butiran terhadap kedua contoh material tersebut menunjukkan bahwasedimen waduk Wonogiri sebagian besar terdiri dari pasir ke-Ianau-an debuan siity sandy. Koefisien keseragaman butiran (coefficient of uniformity, Cu) dan tingkat kelengkungan kurva (coefficient of curvature, Cc) dari material I adalah sebagai berikut:

b)

Konsistensi tanah

Uji laboratorium terhadap konsistensi tanah materilal sedimen yang diambil langsung dari dalam waduk (sampel C dan 0 dad material I) menghasilkan batas cair (liquid limit,LL) sebesar 43,10 dan batas palstis (plasticity limit, LL) sebesar 29.81. Indeks plastisitas

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

(plasticity index, PI) dari material tersebut adalah 13,28. Uji konsistensi tanah tidak dapat dilakukan terhadap sedimen yang telah mengendap di spoil bank (sampel A dan 8) karena jumlah kandungan lempung yang relatif keciL c) Kepadatan (density)

Pengujian kepadatan tanah dengan menggunakan metode standar proctor (ASTM D 698) menunjukkzn hasil bahwa rata-rata kepadatan kering sekitar 1,62 g/cm3 dan ratarata specific gravity 2.58. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sedimen waduk tergolong material tanah dengan kualitas kepadatan sedang. d) Klasifikasi tanah

Hasil pengujian distribusi tanah dan konsistensi tanah menunjukkan bahwa material sedimen dapat diklasifikasikan kedalam batasan jenis SC atau pasir ke-Iempungan-an dan SM atau pasir ke-Ianau-an sebagaimana standar USCS (ASTM D-2487-69) dan ASTM D2488). Sedimen yang sudah mengendap (dredged sediment) di spoil bank cenderung ke jenis SM, sedangkan sedimen yang masih di dasar waduk (un-dredged sedimen)_cenderung ke golongan SC. Berdasarkan klasifikasi dari AASHTO, sedimen yang telah mengendap dj spoil bank tergolong A-5 (Silt Soil) secangkan sedimen yang masih di dalam waduk tergolong A-7-6 (Clay Sail). Kandungan lempung di un-dredged sediment (sekitar 10%) relatif lebih besar dibanding dredged sediment (3% - 6%). Perbedaan kandungan lempung dapat dijelaskan sebagai berikut: Proses pengaliran larutan slurry (air waduk + sedimen) di spoil bank sementara mulai dan titik masuk pelonggokan sampai titik keluar spoil bank, memungkinkan sebagian unsur lempung ikut mengalir keluar spoil bank menuju saluran drainase. Dengan demikian, kandungan lempung dalam tanah yang tertinggal di dalam spoil bank menjadi lebih kecil dari tanah sedimen di dalam waduk. Di spoil bank, lempu:lg yang memiliki butiran dan berat yang lebih kedl, akan berada di lapisan atas. Ketika hujan datang dan jatuh ke permukaan spoil bank, lempung terse but akan mudah tersebar dan tererosi mengikuti aliran air keluar spoil bank.

e) Mineral lempung dan komponen kimia lempung Pengujian x-ray diffraction terhadap mineral lempung menunjukkan bahwa elemen terbesar adalah kuarsa (quartz). plagioclase, dan cristobalite. Mineral lainnya adalah Kaolinite, Montmorillonite, dan Illite. Komponen kimia dari material lempung terdiri dari:

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Si02 (41.08%), AI203 (24.25%), Fe202 (10.21 %), CaO (1.21%), MgO (1.40%), Na203 (0.16%), K20 (0.22%), Ti02 (1.8"/0), MnO (0.32%), P205 (0.05%). H20 (8.46%), dan HP (19.62%). Mineral kaolinite dan illite yang terdapa dalam Jempung dii larapkan daJam jumlah yang besar jika akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan keramik atau batu bata.

2.

Kualitas udara dan kebisingan

a. Kualitas Udara Parameter kualitas udara meliputi parameter fisik dan kimia, yakni SOx, NOx, CO, Ox (oksidan) dan debu. Pengambilan sampel meliputl dua titik pengambilan yang diharapkan fi}ewakiH calon tapak proyek pada rona awalnya: titik 1 pada spoil bank; titik 2 pada pemukiman penduduk di Bendung Colo. Untuk kebisingan, jumlah dan titik pengambilan juga sama dengan jumlah pada titik pengambilan sampel kualitas udara. Berikut ini hasil pemeriksaan kualitas udara dan kebisingan pada calon lokasi tapak proyek.

*) SK GubemurJateng no. 10/2001 tentang kualitas udara Wilayah propinsi Jawa Tengah. *) Syarat kebisingan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. : 718/MenKes/Per/XlI/1987:

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri Zona B : Zona yang drperuntukan bag; perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan sebagainya (45 - 55) Zona C: Zona yang Ciiper.Jntukan bagi perlukoan, perkantoran, perdagangan, pasar dan sejenisnya (50 - 60) Zona 0 : Zona yang diperuntukan bagi industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bus dan sejenisnya (60 - 70)

3. Hidrologi dan kualitas air a. Iklim

Bendungan Wonogiri dan daerah tangkapan airnya (OTA) terletak didaerah tropis dengan 2 (dua, musim yaitu musim penghujan (November - April) dan musim kemarau (Mei - Oktober). Pada musim penghujan kelembaban dan curah hujan tinggi serta temperatur tinggi sepanjang tahun. Berdasarkan klasifikasi Koppen, daerah ini termasuk tipe iklim Aw (tropis kering), sedangkan tipe hujan menurut Schmidt dan Fergusson adalah B dan C curah hujan tahunan berkisar antara 1723- 2282 mm dengan rata-rata tahunan 2052 mm, dimana 80% hujan jatuh pada musim penghujan dan 20% pada musim kemarau. Temperatur udara berkisar antara antara 26C -32,50 C dengan rata-rata 29,30 C, kelembaban antara 70% - 86,5% dengan rata-rata 77,5% dail penguapan antara 2 mm/hari - 12,7 mm/hari, rata-rata sebesar 5,2 mm/hari

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Data curah hujan bulanan di DTA, Waduk Serbaguna Wonogiri dapat dilihat pada tabel 5.3. sedangkan data iklim bulanan dapat dilihat pada tabel 5.4.

C. Kualitas air Kualitas air yang di tinjau meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi untuk air perrnukaan. Berikut ini dipaparkan kualitas air hasil sam piing dan beberapa perairan meliputi titik: 1. Sungai Keduwang, 2. Air Waduk Serbaguna Wonogiri (Mulut Waduk), 3. Air Bendung Colo, 4. Air Saluran Primer (dekat Bendung Colo), 5.Sungai Bengawan Solo Nguter.

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Tabel 5.12. Pem&riksanaan Kualitas Air dan Kualitas Fisl

Parameter-parameter terse but diatas dipakai untuk memprediksi kualitas air secara fisik dan kimia dan sungai yang masuk kedalam waduk. air waduk. air Sungai Bengawan dan waduk. Penelitian kualitas air Waduk Serbaguna Wonogiri, sungai-sungai yang masuk ke waduk dan Bendung Colo secara penodik telah dilaksanakan oleh Proyek Bengawan Solo, baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Secara urnurn kualitas air di tempat tersebut masih cukup baik, meskipun ada beberapa parameter yang melebihi ambang Baku Mutu Air golongan B. Hasil pemantauan kualitas air tahun 1995/1996 oleh Proyek Bengawan Solo menunjukkan bahwa beberapa parameter kimia air Waduk Serbaguna Wonogiri dan sungai-sungai yang masuk ke dalam waduk telah tercemar antara lain oleh amoniak, sulfida, phenol, tembaga, besi, florida, timbal, COD dan BOD. Tabel 5.13 memuat data kualitas air Waduk Serbaguna Wonogiri, sungai-sungai yang masuk ke dalam Waduk Serbaguna Wonogiri dan Bendung Colo berdasarkan penelitian pada tahun 1991/1992. Sedangkan Tabel 5.15 memuat data kualitas air Waduk Serbaguna Wonogiri hasH penelitian dari studi CDMP tahun 2000. TabeI5.13. Kualitas air Waduk Serbaguna Wonogiri , Bendung Colo dan sungai-sungai yang masuk waduk.

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Tabel 5.14. Kualitas air Waduk Serbaguna Wonogiri

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

d. Pemanfaatan air Waduk Serbaguna Woncgiri Saat ini air Waduk Serbaguna Wonogiri digunakan terutama untuk irigasi sawah seluas 30000 Ha. Disamping itu juga digunakan un:uk pembangkit tenaga lisirik. Rincian penggunaan air wdduk tersebut sebagai berikut : Pelepasan air untuk irigasi maksimum 13m3/dt dan minimum 2 m3/dt. Untuk pembangkit listrik, maksimum 60 m3!dt dan minimum 13 m3/dt. Untuk pemeliharaan sampai sebesar 2 m3 /dt

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

f.

Bendung Colo

Bendungan Colo terletak 13 km di hilir Waduk Serbaguna Wonogiri merupakan bangunan pembagi air dari Waduk Serbaguna Wonogiri. Dibendung ini terdapat dua pintu air dan dua saluran induk irigasi. yaitu saluran induk Colo Timur dan saluran induk Colo Barat. Di bagian hulu Bendung Colo terjadi sedimentasi dan menurut pengukuran lapangan sedimentasi besar terjadi di bagian barat tengah dari areal genangan. Agar sedimen tidak mengganggu fungsi bendung perlu maka dipikirkan cara penanggulangannya. Data debit rata-rata bulanan saluran dan Bendung Colo dalam periode 1986 - 1999 adalah sebagai berikut : TabeI 5.17. Debit saluran dan Bendung Colo

B. BIOTA 1. Flora dan Fauna Daratan a. Flora Daratan Dari pengambilan sampel flora pada beberapa stasiun pengamatan di sekitar Waduk Serbaguna WonogiriWonogiri dan disekitar Bendungan Colo didapat hasil seperti yang terlihat pada tabel berikut : TabeI 5.18. Vegetasi flora di stasiun pengamatan I Bendungan Colo

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Index diversitas == 1,395TabeI5.19. Vegetasi flora di Stasiun Pengamatan 1/ Bendungan Colo

Index Diversitas == 5,66Dari kedua tabel di alas, vegetasi yang paling dominan untuk stasiun pengamatan 1 adalah Orok-orok (Crotalaria anagryoides) dengan nilai densitasnya 30/m2 dan Densitas relatifnya paling tinggi yaitu 48,4 %. Sedangakan untuk Stasiun pengamatan 2 vegetasi yang paling dominan adalah Thypa sp. Yang mempunyai kerapatan 30/m2 dengan nilai densitas relative 30,3 %. Pengamatan dan pengambilan sampe/ di sekitar Waduk Serbaguna Wonogiri dilakukan sebanyak empat stasiun, dengan hasil seperti tertera pada tabel berikut : Tabel 5.22. Vegetasi flora di Stasiun Pengamatan V Waduk Serbaguna Wonogiri

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Index Diversitas == 4,48Tabel 5.23. Vegetasi fiora di Spoil Bank Waduk Serbaguna Wonogiri

Index Diversitas == 3,57Secara keseluruhan, vegetasi flora yang paling dominan di empat stasiun pengamatan Waduk Serbaguna Wonogiri adalah kirinyuh (Euphatorium odoratum) dengan kerapatan / densitas rata-rata sebesar 20,5/m2 nilai ini lebih besar dibandingkan dengan Orok-orok (Crotalaria anagryoides) yang kerapatan rata-rata sebesar 15/m2. Selama pengamatan dan pengambilan sampel tidak ditentukan spesies yang baru ataupun spesies yang langka.

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Selain vegetasi alami terdapat pula tanaman budidaya di sekitar stasiun pengamatan seperti yang ditunjukkan pad a tabel dibawah ini. Tabel 5.24. Jenis tanaman budidaya di sekitar Waduk Serbaguna Wonogiri dan Bendungan Colo

Untuk lingkungan akuatik (perairan) dilakukan pengamatan terhadap fitoplankton dan flora makroskopis seperti yang tersaji pada tabel 5.27. TabeJ 5.25. Jenis Fitoplankton di Waduk Serbaguna Wonogiri

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

Index Diversitas =

= 5,15Dan tabel diatas terlihat Uronema elongatum merupakan flora akuatik yang paling dominan dengan kerapatan 265 setiap 5 liter air waduk. b. Fauna Daratan 1). Fauna terrestrial Dijumpai beberapa spesies burung liar di sekitar stasiun pengamatan. Adapaun namanama jenis burung yang dijumpai disajikan dalam tabel 5.26. dibawah ini. Tabel 5.26. Spesies burung liar di sekitar Waduk Serbaguna Wonogiri

Pada pengamatan ini tidak dijumpai spesies endemik maupun spesies langka. 2. Flora dan fauna perairan a. Fauna akuatik Waduk Serbaguna Wonogiri dimanfaatk.ail untuk budidaya ikan yang dapat merupakan sumber penghasilan bagi penduduk sekitar waduk.Jenis jenis ikan yang dibudidayakan antara lain: ikan tawes (Puntius javanicus). ikan kutuk (Ophiocephalus striatus) ,ikan mujahir (Tilaphia massambicue). serta ikan nila terdapat pula beberapa jenis ikan liar dl dalam waduk. yang sering tertangkap, antara lain ikan sepat, ik:8n kerapu dan ikan wader pari (Rasbora argyrotaenia). Fauna mikroskopis yang terdapat di Waduk Gajah Mungkur, yang meliputi zooplankton dan bentos disajikan dalam tabel berikut ini. sedangakan Chironomus sp merupakar. bentos yang paling dominan dengan kepadatan 21/225 cm2.

AMDAL Pengerukan Waduk Serbaguna Wonogiri

C. SOSIAL EKONOMI 1. KERAGAAN DEMOGRAFI a) Jumlah Penduduk dan Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk dapat dibagi dalam berbagai ciri atau karakteristik tertentu, balk dan segi biologisnya, ekonomi, sosial maupun geografinya. Semua itu dikaitkan dengan kepentingan yang akan dicapai. Pengelompokan tersebut akan berguna untuk (1) mengetahui sumberdaya manusia yang ada,baik menurut umur maupun jenis kelamin, (2) untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan, (3) membandingkan keadaan pada periode waktu tertentu. Dengan berbagai kepentingan tersebut, maka dalam AMOAL ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang dampak yang ditimbulkan sebagai akibat adanya perkembang2n kependudukan (demografi). Untuk melihat ketersediaan sumber daya inanusia di daerah lokasi proyek dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: TabeI 5.29. Jumlah Penduduk dan Sturktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin di lokasi proyek pengerukan Waduk Serbaguns Wonogiri.

Terlihat dalam tabel bahw8 potensi sumberdaya manusia di lokasi proyek dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada dengan jumlah penduduk wanita lebih besar dibaildingkan dengan jumlah penduduk laki-Iaki. Di Kabupaten Wonogiri secara keseluruhan diperoleh nilai sex-ratio sebesar 97% yang berarti setiap 100 orang penduduk: wanita ada 97 penduduk laki-Iaki. Sedangkan di Kec. Woncgiri ada 36% dan di Kee. Se!ogiri 98%. Dilihat d8ri jumlah penduduk dengan Jumlah KK, maka mta-rata iKK ada 4,9 jiwa pada tingkat Kabupaten dan Dada tingka t k~~amatan WOllcgiri ada 5,3 jiwa ,dan dl Kec. Selogiri 5,6 jiwa. Berarti rata-rata anggota RT terbesar ada di Kec. Selogiri. Kondisi ini dapat berdampak pada meningkatnya kebutuhan rumah tangga dan upaya untuk pemenuhannya yang sebagian besar dari sektor pertanian.