i PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA SMP ALKHAIRAAT 1 PALU TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Pendidikan Islam pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Oleh: ALWY ALDJUFRI NIM: 80100210151 PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PADA SMP ALKHAIRAAT 1 PALU
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Magister dalam Pendidikan Islam pada
Pascasarjana UIN Alauddin
Makassar
Oleh:
ALWY ALDJUFRI
NIM: 80100210151
PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alwy Aldjufri
NIM : 80100210151
Tempat/Tgl. Lahir : Manado, 22 Maret 1966
Prodi/Konsentrasi : Dirasah Islamiyah/Pendidikan dan Keguruan
Alamat : Jl. Puebongo No. 12 Palu Suawesi Tengah
Judul : PROLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PADA SMP ALKHAIRAAT 1 PALU
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar
adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
BAB V PENUTUP .................................................................................. 109-110
A. Kesimpulan ................................................................................ 109
B. Implikasi Penelitian ................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
ABSTRAK
Nama Penulis : Alwy Aldjufri NIM : 80100210151 Prodi/Konsentrasi : Dirasah Islamiyah/ Pendidikan dan keguruan Judul Tesis : Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada SMP
Alkhairaat 1 Palu
Tesis ini membahas pokok masalah berupa bagaimana problematika pembela-
jaran bahasa Arab pada SMP Alkhairaat 1 Palu. Dari permasalahan tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang sistem pembelajaran bahasa
Arab, bentuk problematika pembelajaran bahasa Arab dan upaya mengatasi pembe-
lajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang mengambil
lokasi di SMP Alkhairaat 1 Palu, dengan Pendekatan sosiologis, pedagogis dan
linguistik. Sumber data penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Adapun
metode pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah reduksi data, sajian data,
dan verifikasi sebagai penarikan kesimpulan serta pengecekan keabsahan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pembelajaran bahasa Arab di SMP
Alkhairaat 1 Palu bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi bahasa,
kompetensi komunikatif dan kompetensi budaya Arab. Untuk mencapai tujuan
tersebut, kurikulum pembelajaran bahasa Arab secara umum menggunakan sistem
kesatuan dengan menerapkan metode langsung dan metode-metode pembelajaran
bahasa lainnya. Bentuk problematika pembelajaran bahasa Arab berkisar pada aspek
linguistik dan nonlinguistik. Upaya untuk mengatasi problematika tersebut adalah
dengan memberikan tambahan belajar baca tulis bahasa Arab di sore hari. Upaya
peningkatan mutu tenaga pengajar dan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik belum maksimal dilakukan.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi tenaga pengajar
bahasa Arab dan Majelis Pendidikan Alkhairaat, bahwa problematika pembelajaran
bahasa Arab perlu diatasi dengan melakukan pelatihan dan pendidikan yang terprog-
ram dan berkesinambungan. Selain itu perlu diciptakan suasana lingkungan sosial
yang dapat mendukung pembelajaran bahasa Arab dan mengadakan literatur yang
cukup untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berfungsi sebagai penunjang pembangunan bangsa dalam arti
luas, yaitu menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Proses
pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses pemberdayaan untuk meng-
ungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu dan selanjutnya dapat
memberikan sumbangan bagi pemberdayaan masyarakat bangsanya.1
Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi ba-
waan jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebu-
dayaan. Pendidikan adalah suatu peristiwa penyampaian informasi, berlangsung
dalam situasi komunikasi antar manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan pendidikan antara lain adalah meningkatkan pengabdian mutu, keahlian dan
keterampilan, menciptakan adanya pola pikir yang sama, menciptakan dan mengem-
bangkan metode kerja yang lebih baik dan membina karier.2
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, tun-
tutan akan kualitas sumber daya manusia semakin dirasakan penting dan dibutuh-
kan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk meningkat-
kan kualitas sumber daya manusia tersebut terutama melalui pendidikan, tetapi tam-
pak belum banyak membuahkan hasil yang optimal.
1H.A.R. Tilaar, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi (Jakarta:
Grasindo, 1997), h. 132.
2Wasty Soemanto, Sekeluncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002), h. 28.
2
Pendidikan sebagai sebuah proses pembelajaran merupakan salah satu kebu-
tuhan vital dan strategis dalam menunjang kemajuan suatu bangsa atau negara.
Pendidikan pada hakikatnya bukan hanya sekedar pewarisan budaya dan hasil
peradaban manusia, tetapi lebih dari itu adalah sebagai upaya untuk menolong
manusia memperoleh kesejahteraan hidup.3 Pendidikan dapat mewujudkan pribadi-
pribadi yang mampu menolong diri sendiri atau orang lain demi kesejahteraan hidup.
Untuk mencapainya maka pendidikan berusaha untuk memberikan pertolongan agar
manusia mengalami perkembangan pribadi.
Dalam konteks ini, proses pembelajaran dinilai sebagai upaya yang paling
efektif untuk meningkatkan mutu peserta didik sebagaimana tujuan pendidikan di
atas. Pembelajaran atau proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan interaksi
peserta didik dengan pendidik atau peserta didik dengan lingkungan belajar yang
dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan
yang diharapkan peserta didik setelah selesai mengikuti pengalaman belajarnya.
Perubahan tingkah laku tersebut mencakup keterampilan dan kebiasaan, pemahaman
pengetahuan sikap dan cita-cita.
Aktivitas belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang inhern dengan kehi-
dupan manusia sejak lahir sampai mati. Dengan kegiatan belajar ia mengalami peru-
bahan dari seorang bayi yang lemah menjadi seorang manusia yang mampu mengua-
sai lingkungannya. Supaya aktivitas itu terselenggara secara efektif dan terkendali,
terutama bagi mereka yang sedang bertumbuh dalam proses kedewasaannya, diperlu-
3Lihat Wasty Soemanto, Sekeluncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, h. 28.
3
kan bantuan dari orang lain terutama orang tua dan guru melalui keluarga dan lem-
baga pendidikan.4
Perubahan tingkah laku diperoleh peserta didik melalui pembelajaran serta
interaksi dengan lingkungannya. Agar perubahan tersebut lebih terarah kepada tuju-
an yang jelas maka perlu penyiapan bahan, baik berupa mata pelajaran, berbagai
keterampilan maupun pengalaman lainnya.
Salah satu mata pelajaran yang dianggap penting bagi perubahan tingkah
laku peserta didik adalah pelajaran bahasa Arab, yang biasanya diajarkan pada lem-
baga-lembaga pendidikan Islam.
Pada masa klasik penentuan pembelajaran pada lembaga pendidikan Islam ini
berada di tangan ulama sebagai kelompok orang berpengetahuan dan diterima seba-
gai orang yang memiliki otoritas dalam soal-soal agama.5 Kitab-kitab yang diguna-
kan dalam pembelajaran agama Islam pada saat itu menggunakan bahasa Arab dan
para ulama menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia
sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, mau-
pun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa
di dunia ini, bahwasannya bahasa Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban,
melainkan juga sebagai bahasa persatuan umat Islam di dunia.
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an dan menjadi salah satu alat komu-
nikasi internasional. Mempelajari bahasa Arab menjadi suatu kebutuhan bagi setiap
4Lihat H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 1986), h. 12-13.
5Lihat Al-Zarnuji, Ta‘li>m al-Muta‘allim T{ari>q al-Ta’allum, terjemahan oleh Ali> As’ad
(Kudus: Menara Kudus, 1978), h. 11-14.
4
orang khususnya bagi umat Islam. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa al-
Qur’an, bukan berarti al-Qur’an tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melain-
kan untuk seluruh bangsa di seluruh dunia. Dikarenakan bahasa tersebut disesuaikan
dengan tingkat kemampuan bangsa di seluruh dunia guna memahaminya sebagaima-
na dalam firman Allah swt. dalam QS Ibrahim/14:4:
.الكيم العزيز وهو يشاء من وي هدي يشاء من الله ف يضل لم ليب ي ق ومه بلسان إال رسول من أرسلنا وما
Terjemahnya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa ka-umnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mere-ka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki dan Dia-lah Tuhan yang Ma-ha Kuasa lagi Maha Bijaksana.6
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an yang memiliki nilai sastra bermutu
dan sangat mengagumkan manusia serta tidak dapat tertandingi. Menurut Abdul
Alim Ibrahim, bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga meru-
pakan bahasa Islam.7
Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk
memberikan kepastian arti tersurat dan tersirat yang terkandung dalam al- Qur’an,
karena al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlu-
kan dalam memahami al-Qur’an bersendi atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memaha-
mi asas-asasnya dan mengetahui rahasia-rahasianya.8
Orientasi pembelajaran bahasa Arab pada zaman sekarang sudah banyak me-
ngalami perkembangan. Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah dimulai dari
6Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Surabaya: Al-Hidayah, 2002), h.
379.
7Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya (Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2004), h. 7. 8Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, h. 7.
5
pendidikan anak usia dini, sampai perguruan tinggi. Adanya pembelajaran bahasa
Arab di sekolah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya
menunjukkan keseriusan untuk memajukan sistem dan mutunya.
Sekarang, orientasi pembelajaran bahasa Arab tidak hanya untuk memahami
teks agama, tetapi terdapat beberapa tujuan dan orientasi lainnya diantaranya; orien-
tasi religius yang menekankan, baik untuk keterampilan pasif seperti membaca dan
mendengarkan, maupun keterampilan aktif, yaitu berbicara dan menulis.9
Pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan un-
tuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa
Arab, baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif.
Berbahasa Arab aktif, yaitu kemampuan berkomunikasi dengan baik dan
benar secara lisan maupun secara tulisan. Sedangkan kemampuan berbahasa pasif,
yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan kemampuan mema-
hami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa
tersebut sangat penting karena dapat membantu dalam memahami sumber ajaran
Islam, yaitu al-Qur’an, hadis dan kitab bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam.
Selain orientasi religius, pembelajaran bahasa Arab juga berorientasi akade-
mis guna memahami ilmu-ilmu yang ditulis menggunakan bahasa Arab atau mema-
hami dan menguasai keterampilan berbahasa.10
Dalam suatu sistem mempelajari
bahasa Arab yang ideal diharapkan peserta didik mempunyai keterampilan atau
9Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (DIVA Press: Jogjakarta,
2012), h. 55-56.
10Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 56.
6
melewati fase-fase bahasa Arab antara lain; keterampilan mendengar, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.11
Orientasi lain dalam pembelajaran bahasa Arab adalah, orientasi profesiona-
lisme atau praktis. Biasanya orientasi seperti ini sering ditempuh oleh mereka yang
ingin menjadi tenaga kerja, diplomat, turis, berdagang atau melanjutkan studi ke
Timur Tengah. Orientasi idiologis dan ekonomis juga menjadi salah satu tujuan
mempelajari bahasa Arab dewasa ini, yaitu mempelajari bahasa Arab dengan tujuan
memahami dan menggunakan bahasa Arab sebagai alat dan media untuk kepenting-
an orientalisme, kapitalisme dan lain-lain. Hal ini ditandai dengan banyaknya lemba-
ga yang khusus mempelajari bahasa Arab di dunia Barat.12
Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah mulai tersebar ke berbagai
lembaga pendidikan Islam, namun sumber daya manusia dan sumber referensi masih
lemah dan kurang, bahkan kurikulum pembelajaran bahasa Arab masih bersifat
ijtihadi dari masing-masing lembaga, bukan merupakan hasil ketetapan Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Nasional atau Kementerian Agama.13
Mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing pasti menghadapi problemati-
ka, baik masalah linguistik (tata bunyi, kosa kata, kalimat dan tulisan) maupun
nonlinguistik (sosial budaya dan sosio-kultural).
Problematika yang sering terdapat pada lembaga-lembaga pendidikan Islam
yang menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran adalah kurang
efektifnya pelaksanaan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor,
11
Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis (Jogjakarta:
Norma Media Idea, 2004), h. 5. 12
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 57.
13Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 58.
7
diantaranya faktor input peserta didik yang heterogen dari segi penguasaan dasar-
dasar bahasa Arab terutama keterampilan membaca dan menulis, bahkan banyak
peserta didik yang belum mengenal huruf-huruf hijaiyah.
Selain itu faktor tenaga pengajar yang kurang menguasai teknik-teknik pem-
belajaran yang efektif dan efisien serta kurang terampil atau pasif dalam berbicara
menggunakan bahasa Arab.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui berhasil
tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya, baik dari segi proses
maupun hasil maka peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.
Selain kualitas tenaga pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat
membantu perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat
dilakukan berupa penyiapan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang menyajikan bahasa
Arab praktis dan buku-buku karya ilmiah yang menyajikan bahasa Arab yang mudah
atau gamblang dan metodologis.14
Pengajaran bahasa Arab yang telah terprogram pada pendidikan formal, me-
rupakan salah satu upaya penerapan penggunaan bahasa Arab sekaligus mempersiap-
kan peserta didik sebagai generasi-generasi muda Islam untuk dapat memahami dan
menguasai bahasa Arab.
Sejumlah lembaga pendidikan di Sulawesi Tengah, baik negeri maupun swas-
ta terus bermunculan dari tahun ke tahun, dan tersebar di berbagai wilayah. Pertum-
buhan sejumlah lembaga pendidikan tersebut tentu merupakan indikasi positif
terhadap besarnya minat masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengembang-
14
Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab (Jakarta:
Grafindo Persada 1995), h. 188-189.
8
kan mutu pendidikan dan sumber daya manusia (SDM). Salah satu lembaga pendi-
dikan tersebut adalah SMP Alkhairaat 1 Palu yang menjadi sekolah binaan Majelis
Pendidikan Pengurus Besar Alkhairaat.
SMP Alkhairaat 1 Palu merupakan lembaga pendidikan formal, menyeleng-
garakan kurikulum pendidikan umum dan pendidikan keagamaan. Pendidikan keaga-
maan dengan bahasa Arab sebagai salah satu mata pelajaran dijadikan sebagai muat-
an lokal. Dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Alkhairaat 1 Palu, khususnya
pelajaran bahasa Arab telah memiliki tenaga pengajar yang cukup secara kuantitas,
namun secara kualitas belum berjalan sesuai yang diharapkan. Sejumlah guru bahasa
Arab masih kurang melakukan usaha-usaha secara maksimal, rendahnya motivasi
dan pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawabnya, rendahnya kreativitas, ku-
rang variatifnya metode pembelajaran, kurangnya keteladanan dan kedisiplinan serta
sistem evaluasi hasil belajar mengajar yang kurang integratif.
Selain itu, guru-guru bahasa Arab yang ada, tampak kurang memiliki usaha
dan komitmen yang kuat dalam menampilkan dirinya sebagai sosok guru yang profe-
sional, berintegritas, dan kapabel dalam bidang tugasnya masing-masing. Hal terse-
but terlihat dari sikap dan perilaku yang kurang berinisiatif dalam memormulasikan
tugas dan fungsinya, lebih banyak guru disibukkan oleh sekedar melaksanakan tugas
pengajaran dengan cara banyak menyalin atau mendikte, tanpa usaha untuk membe-
rikan penjelasan yang sedalam-dalamnya, sehingga peserta didik benar-benar dapat
menerima dan memahami materi pelajaran dengan baik dan jelas. Selain itu guru
bahasa Arab kurang mengadakan praktek percakapan antar peserta didik, sehingga
peserta didik menjadi pasif dalam berbahasa Arab.
9
Input peserta didik pada SMP Alkhairaat 1 Palu, berasal dari berbagai Seko-
lah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang ada di kota Palu dan sekitarnya tidak selek-
tif dari segi penguasaan baca tulis bahasa Arab, mengakibatkan sulitnya menerapkan
kurikulum bahasa Arab yang telah dibuat.
Para pengajar bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu masih menerapkan kuri-
kulum yang beragam, sehingga sulit mengukur tingkat kemampuan penguasaan pe-
serta didik dalam berbahasa Arab.
Semua ini berakibat menurunnya minat belajar bahasa Arab di kalangan pe-
serta didik dan mengurangi harapan orang tua peserta didik agar anaknya, selain
mendapatkan pendidikan umum di SMP Alkhairaat 1 Palu juga memiliki pengeta-
huan agama melalui penguasaan bahasa Arab.
Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya dapat mengelola kelas-
nya dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar
yang telah direncanakan.
Hal ini perlu diatasi lewat peningkatan mutu pembelajaran pendidikan bahasa
Arab dengan penerapan kurikulum secara maksimal dan terukur, tenaga guru yang
berkualitas dan professional serta mengadakan seleksi terhadap penerimaan peserta
didik baru guna dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuan berbahasa Arab
peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahannya
yaitu; ‚Bagaimana problematika pembelajaran bahasa Arab pada SMP Alkhairaat 1
Palu?‛ dengan submasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pembelajaran bahasa Arab pada SMP Alkhairaat 1 Palu?
10
2. Bagaimana bentuk problematika pembelajaran bahasa Arab pada SMP
Alkhairaat 1 Palu?
3. Bagaimana upaya mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab di SMP
Alkhairaat 1 Palu?
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya berbagai penafsiran terhadap judul penelitian
ini, maka ada beberapa kata yang dianggap penting untuk diberikan pengertian-
pengertian atau dibuat definisi operasionalnya, agar tidak terjadi interprestasi yang
berbeda-beda.
Tesis ini, berjudul ‚Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada SMP
Alkhairaat 1 Palu‛. Kata-kata yang penulis maksud adalah beberapa kata yang terda-
pat pada judul tesis ini untuk didefinisioperasionalkan. Kata-kata tersebut adalah:
a. Problematika
Kata Problematika artinya masih menimbulkan masalah, hal yang masih
belum dapat dipecahkan atau permasalahan.15 Dapat pula diartikan sebagai suatu
masalah yang terjadi pada saat seseorang yang berusaha mencapai tujuan dan dalam
pelaksanaannya menemui kesulitan.16
b. Pembelajaran Bahasa Arab
Kata pembelajaran berakar pada kata "ajar" yang artinya berusaha memper-
oleh kepandaian atau ilmu, berlatih atau berubah tingkah laku atau tanggapan yang
15
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Ketiga, Cet. V; Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 896.
16Sumardi Suryabata, Pokok-pokok Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Sumbangsih,
1996), h. 20.
11
disebabkan oleh pengalaman. Kata "ajar" ini kemudian ditambah awalan dan akhiran
maka berubah menjadi "pembelajaran" yang dimaksudkan sebagai proses, cara, per-
buatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 17 Pembelajaran adalah suatu
upaya membelajarkan peserta didik untuk belajar18. Selain itu, pembelajaran juga
dapat dipahami sebagai suatu implikasi dari proses interaksi antara peserta didik de-
ngan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.19 Sedangkan bahasa
Arab adalah bahasa Semit yang digunakan bangsa Arab.20 Dapat pula diartikan seba-
gai bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit dan menjadi bahasa Arab tertulis
bersamaan dengan lahirnya agama Islam lebih kurang pada abad ke-7 Masehi.21Jadi
pembelajaran bahasa Arab dapat diartikan sebagai upaya membelajarkan bahasa
Arab melalui proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber bela-
jar pada suatu lingkungan belajar.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menjaga agar penelitian ini tidak bias, maka ruang lingkup penelitian
perlu dikemukakan untuk memberi gambaran yang lebih fokus tentang apa yang
akan dilakukan di lapangan agar peneliti tidak kehilangan arah. Berdasarkan pada
17
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 17.
18Muhaimin M.A. Dkk., Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV. Citra Media, 1996),
h. 99. 19
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional RI, No. 20 Tahun 2003.
20Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 62.
21Mahmud Yunus, Al-Tarbiyyah wa al-Ta’li >m (Padang Panjang: Matba’ah , 1942), h. 73.
12
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini dipapar-
kan dalam bentuk matriks sebagai berikut: 22
MATRIKS RUANG LINGKUP PENELITIAN
No. Pokok Masalah Uraian
1. Sistem pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
- Tujuan pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
- Kurikulum, dan metode pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
2. Bentuk problematika pembelajaran ba-hasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
- Aspek linguistik - Aspek non linguistik
3. Upaya mengatasi problematika pembe-lajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu.
- Aspek tenaga pengajar - Aspek peserta didik - Aspek kurikulum dan metode pembe-
lajaran.
D. Kajian Pustaka
Dari berbagai tulisan karya ilmiah, baik yang berbentuk buku maupun karya
ilmiah seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang menjelaskan tentang problematika
pembelajaran bahasa Arab memang ada pada lembaga-lembaga pendidikan lain di
luar lembaga pendidikan Alkhairaat, tetapi yang membahas tentang problematika
pembelajaran bahasa Arab pada SMP Alkhairaat 1 Palu, hingga saat ini penulis
belum menemukannya.
Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkatnya menjadi sebuah
tulisan dalam bentuk tesis ini.
Memang banyak referensi yang berbicara tentang pembelajaran dan proble -
matikanya diantaranya yang penulis gunakan sebagai rujukan adalah; buku yang ber-
judul Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab yang ditulis oleh Acep Hermawan,
22
Lihat Muljono Damopolii, Pesantren Modern IMIM Pencetak Muslim Modern (Cet. I;
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 23.
13
Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya yang ditulis oleh Azhar Arsyad,
Metodologi Super Efektif Pembelajaran Basa Arab yang ditulis Ulin Nuha, Pemikir-
an Linguistik Tamma>m Hassa>n dalam Pembelajaran Bahasa Arab yang ditulis oleh
Muhbib Abdul Wahab, Pedoman pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
Agama/I.A.I.N. yang ditulis A. Akrom Malibary dkk., Bagaimana Menjadi Calon
Guru dan Guru Profesional yang ditulis oleh Suyanto dan Asep Jihad, Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa yang ditulis oleh Syukur Ghazali, Strategi Pembelajaran
Bahasa yang ditulis oleh Iskandarwassid dan Dadang Suhendar.
Dalam buku Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab yang ditulis oleh Acep
Hermawan diungkapkan, bahwa problematika pembelajaran bahasa Arab terbagi
dalam dua bagian, probelematika linguistik dan nonlinguistik. Problematika dari
sama lain, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Implikasi utama
yang diharapkan dari keseluruhan proses ini adalah penarikan kesimpulan tetap
signifikan dengan data yang telah dikumpulkan, sehingga hasil penelitian dapat
dinyatakan sebagai sebuah karya ilmiah yang representatif.
74
BAB IV
ANALISIS TERHADAP SISTEM DAN RAGAM
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB PADA SMP ALKHAIRAAT 1 PALU
A. Gambaran Umum SMP Alkhairaat 1 Palu
1. Profil Sekolah
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Alkhairaat 1 Palu adalah salah satu lem-
baga pendidikan formal yang berada dalam naungan Majelis Pendidikan Pengurus
Besar Alkhairaat dan terletak dalam lokasi Pesantren Alkhairaat Pusat jalan SIS
Aldjufri Nomor 44, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat Kota Palu. Posisi
bangunannya berada di sebelah Barat lingkungan Pesantren Alkhairaat Pusat dengan
luas tanah 3.038. m2
dan luas total bangunan 1.564. m2.
Dalam lingkungan Pesantren Alkhairaat Pusat di Palu terdapat dua Sekolah
Menengah Pertama (SMP), yaitu SMP Alkhairaat 1 Palu dan SMP Alkhairaat 2
Palu. SMP Alkhairaat 2 hanya menerima para pelajar putra yang diasramakan dalam
Pesantren Alkhairaat Pusat, sementara SMP Alkhairaat 1 menerima pelajar dari luar
Pesantren, baik putra maupun putri.
SMP Alkhairaat 1 Palu berdiri sejak 19 Januari 1975 oleh Majelis Pendidikan
Pengurus Besar Alkhairaat dengan nomor statistik 204180102010 dan ditetapkan
operasionalnya oleh Dinas Pendidikan Kota Palu. Pada tanggal 18 Desember 1995.
SMP Alkhairaat 1 Palu terakreditasi disamakan dengan Surat Keputusan nomor:
80/124-07/KP/1995 oleh Dinas Pendidikan Kota Palu.
Letaknya yang strategis membuat sekolah ini cepat berkembang dan mampu
bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya yang ada di kota Palu. Sekolah ini sejak di-
75
dirikananya sampai sekarang telah meraih banyak prestasi baik prestasi akademik
seperti; Juara III Olimpiade Bahasa Inggris tingkat Propinsi Sulawesi Tengah tahun
2006 dan Juara II Cerdas cermat Biologi tingkat Kota Palu tahun 2006, maupun non
akademik seperti; Juara I dan III cross country P3K PMR 2006 dan Juara II Cerdas
cermat Biologi tingkat Kota Palu tahun 2001, Juara I dan III Bola Basket tingkat
Kota Palu tahun 2002, Juara I lomba melukis tingkat Kota Palu tahun 2002, Juara III
Baca Puisi tingkat Kota Palu tahun 2007, Juara II Sepak Bola Liga Pendidikan tahun
2010 dan Juara Umum Taekwondo tingkat SLTP Kota Palu tahun 2012.
1. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi Sekolah
‚Percepatan Mutu Pendidikan dalam Bingkai IMTAK dan IPTEK‛
b. Misi Sekolah
1) Memotivasi peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam secara kaffah.
2) Optimalisasi pembelajaran dan bimbingan yang efektif, kreatif, dan inovatif.
3) Menyediakan wahana dan memacu kemampuan berbahasa Arab dan Inggris.
4) Mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan dan laboratorium.
5) Meningkatkan minat baca bagi seluruh civitas akademik SMP Alkhairaat 1
Palu.
6) Meningkatkan prestasi di bidang ekstrakurikuler.
7) Melaksanakan pembinaan al-akhla>q al-kari>mah guna mencegah pengaruh
negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan globalisasi.
c. Tujuan Sekolah
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan sumber daya yang handal maka
SMP Alkhairaat 1 Palu merumuskan tujuan umum sekolah, yakni:
76
1) Menyiapkan peserta didik yang patuh pada ajaran agama
2) Menyiapkan peserta didik yang dapat bersaing di berbagai bidang baik akade-
mik maupun nonakademik
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai SMP Alkhairaat 1 dalam waktu
satu tahun ke depan adalah:
1) Terciptanya kegiatan pembelajaran yang produktif, aman, inovatif, kreatif,
dan menyenangkan
2) Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional
3) Terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif
4) Mampu melampaui standar nilai minimal pada semua mata pelajaran, teruta-
ma pelajaran yang diujikan secara nasional
5) Memiliki keunggulan pada setiap program ekstrakurikuler
6) Mewujudkan semua peserta didik memiliki life skiil yang memadai
7) Terciptanya suasana kehidupan religius di lingkungan sekolah dengan me-
nampakkan nilai-nilai islami
8) Terciptanya pengamalan agama secara kaffah
9) Terciptanya suasana lingkunagan sekolah yang nyaman dan asri
10) Memiliki tim olah raga dan seni yang mampu bersaing di tingkat provinsi
dan nasional
11) Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup
2. Sarana dan Prasarana
Daftar sarana dan prasarana pada Sekolah Menengah Pertama Alkhairaat 1
Palu adalah sebagai berikut:
77
No. Komponen
Satuan (buah)
Luas (M2)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 19 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Luas Tanah Ruang Kantor Ruang Guru Ruang Kelas Lab. IPA Lab. Komputer Perpustakaan Keterampilan Koperasi Kantin Ruang UKS Meja Guru Meja Peserta didik Kursi Guru Bangku Peserta didik WC. Guru WC. Peserta didik Lap. Volly Lap. Takraw
nyimak, berbicara, membaca, menulis) dan menguasai tiga unsur bahasa
1Wawancara dengan Ibu Nuruyun Marjena selaku guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1
Palu, tanggal 25 Mei 2013, jam 10.00. wita.
2A. Syaekhuddin dan Hasan Saefullah, Ayo Memahami Bahasa Arab untuk MTs/SMP Islam
Kelas VIII (Jakarta: Erlangga, 2009).
83
yaitu; al-as}wa>t wa al-mufrada>t, al-ta‘a>bi>r al-siya>qiyah wa al-‘iba>ra>t al-
is}t}ila>h}iyah, al-tara>ki>b al-nah}wiyah (tata bunyi dan kosa kata, ekspresi kon-
tekstual dan frase idiomatik, dan struktur tata kalimat). Tujuan lain adalah
agar peserta didik mampu mengembangkan kompetensi komunikatifnya be-
rupa kemampuan mengungkapkan perasaan serta fikirannya dalam bahasa
Arab dan peserta didik memiliki kompetensi budaya berupa kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa Arab sesuai dengan budaya Arab. Untuk me-
wujudkan tujuan ini, materi pelajaran mesti mencerminkan budaya Arab
yang islami, selain budaya universal dan kontemporer.3
Jadi, hasil penelitian menunjukkan bahwa, tujuan pembelajaran ba-
hasa Arab di SMP Alkhairaat 1 adalah sebagai berikut:
a. Agar peserta didik mampu memahami ajaran Islam dengan penguasaan keteram-
pilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis
b. Agar peserta didik mampu memahami ilmu-ilmu yang ditulis menggunakan
bahasa Arab
c. Agar peserta didik dapat mengungkapkan perasaan dan fikirannya dengan
bahasa Arab
d. Agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab sesuai dengan
budaya Arab yang Islami.
Dari data yang diberikan oleh responden baik berupa wawancara
maupun pemberian buku ajar di atas, terlihat bahwa tujuan pembelajaran
bahasa Arab di SMP Alkhairaat sudah memenuhi tujuan-tujuan pembelajar-
an bahasa pada umumnya termasuk bahasa Arab.
3D. Hidayat, Pelajaran Bahasa Arab kelas IX Madrasah Tsanawiyah (Cet. I; Semarang:
Karya Toha Putra, 2009).
84
Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli seperti Ulin Nuha menyatakan
bahwa, tujuan pembelajaran bahasa Arab, selain untuk memahami al-Qur’an dan
hadis sebagai tujuan religius, juga berorientasi akademis, guna memahami dan
menguasai keterampilan berbahasa (istima>‘, kala>m, qira>’ah dan kita>bah). Tujuan ini
lebih mengarah pada penempatan bahasa Arab sebagai sebuah disiplin ilmu yang
dijadikan mata pelajaran yang harus dikuasai.4
Tujuan pembelajaran, adalah merupakan suatu komponen sistem pembelajar-
an yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif. Sistem pembela-
jaran yang efektif menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran
sebagai kebutuhan peserta didik, mata ajaran dan guru itu sendiri. Berdasarkan
kebutuhan peserta didik dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan
dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang di inginkan.
Guru itu sendiri adalah sumber utama bagi para peserta didik dan dia harus mampu
menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
Adapun menurut tim penyusun buku ‚Pengajaran Bahasa Arab pada
Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN” bahwa, tujuan umum dalam mempelajari
bahasa Arab yaitu; agar peserta didik dapat memahami al-Qur’an dan hadis sebagai
sumber hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya, dapat memahami dan mengerti
buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang tertulis dalam bahasa Arab, sebagai
alat pembantu keahlian lainnya, dan untuk membina ahli bahasa yang benar-benar
profesional.5
4Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab (DIVA Press: Jogjakarta,
2012), h. 56.
5Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam\IAIN
(Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117.
85
Demikian pula dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2
tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah disebutkan:
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembica-raan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemam-puan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik.
6
Selanjutnya tujuan pembelajaran bahasa Arab disebutkan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam kera-gaman budaya.
7
Sedangkan Iskandarwassid dan Dadang Suhendar mengemukakan, bahwa
untuk dapat memengaruhi peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, maka pengajar perlu melaksanakan rencana mengajar bahasa dengan
memilih program pembelajaran keterampilan berbahasa. Program tersebut dirancang
agar dapat menciptakan situasi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
melakukan aktivitas mental dan intelektual secara optimal untuk mencapai tujuan
6Peraturan Menteri Agama Republik Indonesisa Nomor 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama dan Bahasa Arab.
7Peraturan Menteri Agama Republik Indonesisa Nomor 2 Tahun 2008, Tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama dan Bahasa Arab.
86
keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis.8
Dalam rencana kurikulum perlu dicantumkan tujuan pembelajaran dan teknik
evaluasinya. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai perilaku peserta didik untuk mampu
mendapatkan pengetahuan seperti, mampu mengingat dan mengenali kosakata baru,
mampu mengenali penggunaan bentuk kata dalam narasi. Selain itu tujuan pembela-
jaran bahasa dijabarkan berdasarkan faktor afektif, seperti mampu mengapresiasi
budaya tertentu. Selanjutnya tujuan pembelajaran dijabarkan menerapkan informasi
ke dalam situasi tertentu seperti, mampu membuat stuktur bahasa dalam percakapan
dan mampu membuat alasan untuk tidak melakukan sebuah tindakan tertentu.
Tujuan pembelajaran bahasa juga perlu dijabarkan atas sintesis dari informasi
yang dilakukan peserta didik dan kemudian dituangkan ke dalam teks lisan atau
tertulis, contoh; peserta didik mampu membuat sebuah dialog tentang percakapan
mengenai topik tertentu. Demikian pula, tujuan pembelajaran bahasa mampu men-
jabarkan tentang pemahaman terhadap materi yang sudah dipelajari sebelumnya,
contoh; peserta didik mampu memahami dan membaca menu yang otentik dalam
sebuah restoran.9
2. Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu
Kurikulum merupakan komponen paling penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena didalamnya mengandung materi atau bahan-bahan il-
mu pengetahuan yang diproses ke dalam sistem pendidikan. Kurikulum juga
8Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Cet. II; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), h. 9.
9Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif (Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 83-84.
87
menjadi salah satu bagian dari bahan masukan yang mengandung fungsi
sebagai alat pencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum bidang studi bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu ber-
pedoman pada silabus kurikulum Permenag RI No. 2 tahun 2008. Kecuali
untuk kelas VII yang tidak berpedoman pada silabus tersebut, karena buku
ajar yang digunakan adalah Durus al-Lugah al-‘Arabiyyah. Buku ini adalah
buku yang diajarkan pada kulliah al-mu‘allimi>n al-Islamiyah, Pondok
Pesantren Gontor.
Pada kelas VIII dan kelas IX sekalipun menggunakan buku ajar yang
berbeda, tetapi ruang lingkup pelajaran bahasa Arabnya tetap mengacu pada
silabus kurikulum Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2
tahun 2008 yang meliputi tema-tema berupa wacana lisan dan tulisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan
madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi, kegiatan keagamaan,
dan lingkungan.
Di bawah ini penulis nukilkan silabus kurikulum kelas VIII dan IX
dari Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008
sebagai berikut:
Kelas VIII, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menyimak
Memahami informasi lisan melalui kegi-
atan mendengarkan dalam bentuk papar-
an atau dialog sederhana tentang jam-
/pukul berapa, kegiatan di madrasah dan
kegiatan di rumah
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan
ujaran (kata, frase atau kalimat) tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
1.2 Menemukan informasi dari wacana lisan
sederhana tentang :
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
1.3 Merespon gagasan yang terdapat pada
88
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
wacana lisan atau dialog sederhana tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
2. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
pengalaman secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
jam/pukul berapa, kegiatan di madrasah
dan kegiatan di rumah
2.1 Melakukan dialog sederhana tentang
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
2.2 Menyampaikan informasi secara lisan dalam
kalimat sederhana tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
3. Membaca
Memahami wacana tertulis dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
jam/pukul berapa, kegiatan di madrasah
dan kegiatan di rumah
3.1 Melafalkan huruf hijaiyah, kata, frase,
kalimat dan wacana tertulis dengan baik
dan benar tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
3.2 Mengidentifikasi kata, frasa, dan kalimat
wacana tertulis sederhana tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة السبعة
3.3 Menemukan makna, gagasan atau pikiran
dari wacana tertulis sederhana tentang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan, pen-
galaman dan informasi melalui kegiatan
menulis tentang jam/pukul berapa, kegi-
atan di madrasah dan kegiatan di rumah
4.1 Menulis kata, frasa, kalimat sederhana ten-
tang:
النشبطبت في البيث -النشبطبت في المدرسة -السبعة
Tema-tema tersebut menggunakan struktur
kalimat:
جملة فعلية –مفعىل به –جملة اسمية
Kelas VIII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menyimak
Memahami informasi lisan melalui
kegiatan mendengarkan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
hobi dan profesi
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan
ujaran (kata, frase atau kalimat) tentang:
المهنة - الهىاية
1.2 Menemukan informasi dari wacana lisan
sederhana tentang :
المهنة -الهىاية
89
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
2. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
pengalaman secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
hobi dan profesi
2.1 Melakukan dialog sederhana tentang:
المهنة -الهىاية
2.2 Menyampaikan informasi secara lisan
dalam kalimat sederhana tentang:
المهنة -االهىاية
3. Membaca
Memahami wacana tertulis dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
hobi dan profesi
3.1 Melafalkan huruf hijaiyah, kata, frase,
kalimat dan wacana tertulis dengan baik
dan benar tentang:
المهنة -الهىاية
3.2 Mengidentifikasi kata, frasa, dan kalimat
wacana tertulis sederhana tentang:
المهنة -الهىاية
3.3 Menemukan makna, gagasan atau pikiran
dari wacana tertulis sederhana tentang:
المهنة -الهىاية
3. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan,
pengalaman dan informasi melalui
kegiatan menulis tentang hobi dan
profesi
3.1 Menulis kata, frasa, kalimat sederhana
tentang:
المهنة -الهىاية
2.1 Mengungkapkan informasi dan gagasan secara
tertulis dalam kalimat sederhana tentang:
المهنة -الهىاية
Tema-tema tersebut menggunakan struktur
kalimat :
)مصدر مؤول +فعل مضبرع - فعل مضبرع + (أن ، له ، لـ
Kelas IX, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menyimak
Memahami informasi lisan melalui
kegiatan mendengarkan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
upacara-upacara keagamaan
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan
ujaran (kata, frase atau kalimat) tentang:
المنبسببت الدينية
1.2 Menemukan informasi dari wacana lisan
sederhana tentang :
المنبسببت الدينية
1.3 Merespon gagasan yang terdapat pada
wacana lisan atau dialog sederhana
tentang:
90
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
المنبسببت الدينية
2. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
pengalaman secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
upacara-upacara keagamaan
2.1 Melakukan dialog sederhana tentang
المنبسببت الدينية
2.2 Menyampaikan informasi secara lisan
dalam kalimat sederhana tentang:
المنبسببت الدينية
3. Membaca
Memahami wacana tertulis dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
upacara-upacara keagamaan
3.1. Melafalkan huruf hijaiyah, kata, frase,
kalimat dan wacana tertulis dengan baik
dan benar tentang:
المنبسببت الدينية
3.2 Mengidentifikasi kata, frasa, dan kalimat
wacana tertulis sederhana tentang:
المنبسببت الدينية
3.3 Menemukan makna, gagasan atau pikiran
dari wacana tertulis sederhana tentang:
المنبسببت الدينية
4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan,
pengalaman dan informasi melalui
kegiatan menulis tentang upacara-
upacara keagamaan
4.1 Menulis kata, frasa, kalimat sederhana
tentang :
المنبسببت الدينية
4.2 Mengungkapkan informasi dan gagasan secara
tertulis dalam kalimat sederhana tentang:
المنبسببت الدينية
Tema-tema tersebut menggunakan struktur kalimat :
الفعل المبضي في الجملة الفعلية –لم –ال النبهية
Kelas IX, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menyimak
Memahami informasi lisan melalui
kegiatan mendengarkan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
berwisata
1.1 Mengidentifikasi bunyi huruf hijaiyah dan
ujaran (kata, frase atau kalimat) tentang:
لحفبظ على ا –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
1.2 Menemukan informasi dari wacana lisan
sederhana tentang :
91
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
1.3 Merespon gagasan yang terdapat pada
wacana lisan atau dialog sederhana
tentang:
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
2. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan dan
pengalaman secara lisan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
berwisata
2.1. Melakukan dialog sederhana tentang :
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
ئة البي
3.2 Mengidentifikasi kata, frasa, dan kalimat
wacana tertulis sederhana tentang:
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
3.3 Menemukan makna, gagasan atau pikiran
dari wacana tertulis sederhana tentang:
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
4. Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan,
pengalaman dan informasi melalui
4.1 Menulis kata, frasa, kalimat sederhana
tentang:
92
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
kegiatan menulis tentang berwisata. الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
4.2 Mengungkapkan informasi dan gagasan secara
tertulis dalam kalimat sederhana tentang:
الحفبظ على –جمبل المنبظر الطبيعية –السيبحة وخلق العبلم
البيئة
Tema-tema tersebut menggunakan struktur
kalimat :
المىصىل –اسم التفضيل -فعل األمر -المجرد والمزيد
Dalam menjalankan kurikulum bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu para
guru bahasa Arab umumnya menggunakan beberapa metode yang diajarkan secara
klasikal seperti metode caramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Hal ini
penulis ketahui dari hasil pengamatan pembelajaran di kelas. Guru bahasa Arab kelas
VIII dan IX dalam pelaksanaan proses pembelajarannya berpatokan pada petunjuk
penggunaan buku ajar masing-masing, kecuali guru bahasa Arab kelas VII yang
masih menggunakan metode langsung dan kelihatan monoton dengan metode
ceramahnya.
Berdasarkan data-data di atas, terlihat bahwa sistem pembelajaran bahasa
Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu secara umum menggunakan sistem kesatuan yang
mengajarkan bahasa Arab dalam bentuk unit-unit pada satu kesatuan bahasan.
Sekalipun hafalan kalimat-kalimat sastra Arab (mah}fu>za>t) masih berdiri sendiri
dalam satu mata pelajaran tambahan.
Menurut Acep Hermawan bahwa, materi pelajaran bahasa Arab dengan
sistem kesatuan terdiri dari unit-unit dan senantiasa merujuk pada satu tema sentral
(al-mih}wa>r). Unit-unit dalam sistem kesatuan mencakup aspek-aspek dialog (al-
93
hiwa>r), struktur (al-tarki>b), membaca (al-qira’a >h), menulis (al-kita>bah) dan al-
mah}fu>z}a>t.10 Contoh pada buku pelajaran yang disusun oleh Maman Abdul Jalil yang
membagi pelajaran kedalam beberapa unit pokok yaitu dialog (al-h}iwa>r), struktur
(al-tarki>b), bacaan (al-qira’a >h), tulisan (al-kita>bah) dan hafalan (al-mah}fu>za>t). Semua
unit merujuk pada satu tema sentral yaitu al-maktabah al-madrasiyah (perpustakaan
sekolah).11
Demikian pula pendapat D.L. Lange dalam H.A. Syukur Ghazali menyatakan
bahwa:
Sebuah kurikulum berisi materi dan proses belajar. Materi bahasa yang dijabarkan dalam sebuah kurikulum menetapkan kompetensi-kompetensi apa yang harus dikuasai oleh siswa dalam hubungannya dengan empat kemampuan bahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Proses yang dimaksud di sini adalah sejumlah langkah yang perlu dilakukan secara ber-urutan untuk mengorganisasikan dan mengurutkan materi bahasa itu sesuai dengan tujuan umum dari kegiatan belajar, yaitu tujuan-tujuan pembelajaran spesifik, prestasi yang harus dicapai, jenis-jenis tugas pembelajaran dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran.
12
Pembelajaran bahasa Arab pada SMP Alkhairaat 1 Palu telah memenuhi
syarat-syarat kurikulum bahasa secara umum, karena dalam materi dan proses
belajar menetapkan kompetensi-kompetensi yang ada hubungannya dengan empat
kemahiran bahasa, yaitu menyimak (maha>rah al-istima>‘), membaca (maha>rah al-
qira>’ah), berbicara (maha>rah al-kala>m) dan menulis (maha>rah al-kita>bah). Selain itu
penerapan metode pembelajaran sudah cukup variatif, keculai pada kelas VII yang
hanya menggunakan metode langsung.
10
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. I; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 122.
11Maman Abdul Jalil, Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah unuk Kelas 4-6 (Cet.II; Bandung:
Armico, 2005), h. 64-71.
12Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-
Interaktif, h. 75.
94
C. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu
Pengalaman berbahasa sudah dimulai sejak seseorang menjalin hubungan
komunikasi dengan orang tua dan masyarakat sekitar. Bahasa pertama yang
digunakan oleh seseorang disebut dengan bahasa ibu. Bahasa ibu itulah yang dapat
menghambat penguasaan bahasa asing dengan baik.
Proses berbahasa atau mempelajari bahasa Arab bagi orang Indonesia
tergantung pada faktor tingginya perbedaan dan persamaan antar bahasa dan
seberapa jauh peserta didik memberikan pengaruh terhadap proses mempelajari
bahasa Arab.
Para ahli membagi problematika pembelajaran bahasa Arab pada aspek
linguistik (terkait dengan tata bunyi, kosakata, kalimat dan tulisan) dan nonlinguis-
tik (yang berkaitan dengan sosio-kultural, buku ajar dan lingkungan sosial).13
1. Aspek Linguistik
Hasil pengamatan penulis terhadap proses pembelajaran bahasa Arab di
kelas-kelas pada saat jam pelajaran bahasa Arab dilaksanakan dan mengadakan tes
langsung bagi peserta didik terlihat dari aspek:
a. Tata bunyi
Pelafalan kata-kata dan kalimat bahasa Arab terutama terhadap kata yang
ada fonem Arab dan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia seperti huruf-
huruf berikut: ق ،ة ،ع ،ظ ،ط ،ض ،ص ،ذ ،خ ،ح ،ث. masih banyak peserta didik yang
salah dalam pengucapan.
13
Lihat A. Akrom Malibary dkk., Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
Agama/I.A.I.N. (Jakarta: Depag R.I., 1976), h. 78. Lihat pula Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, h. 100.
95
Menurut penulis hal ini terjadi karena kebanyakan peserta didik yang belajar
di SMP Alkhairaat 1 Palu, berasal dari sekolah dasar dan tidak memiliki dasar
membaca bahasa Arab dengan baik. Memang ada beberapa yang bisa mengucapkan
kata-kata Arab dengan baik, karena mereka mendapat tambahan belajar sore hari di
madrasah diniyah atau taman-taman pengajian al-Qur’an. Selain itu penulis men-
dapatkan bahwa dalam memberikan pelajaran guru bahasa Arab tidak terlalu
memperhatikan kesalahan pengucapan peserta didik. Guru hanya menekankan pada
hafalan dan sedikit pengertian gramatika bahasa Arab.
Menurut Acep Hermawan, bahwa seorang pelajar Indonesia akan kesulitan
dalam mengucapkan kata-kata Arab yang mengandung fonem-fonem yang tidak ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Fonem-fonem tersebut akan berubah menjadi
fonem lain, seperti bunyi qa>f akan menjadi ka>f pada kata waqt menjadi waktu, qadr
menjadi kadar, qalb menjadi kalbu dan sebagainya.14
b. Kosakata
Rata-rata penguasaan kosakata (mufrada>t) peserta didik di SMP Alkhairaat 1
Palu masih kurang. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi semester, banyak yang masih
belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan SMP
Alkhairaat 1 Palu untuk mata pelajaran bahasa Arab adalah 7,0, sedangkan rata-rata
nilai yang diperoleh peserta didik adalah 6,5. Selain itu penulis juga mengadakan tes
langsung di kelas-kelas pada saat pembelajaran bahasa Arab, ternyata penguasaan
kosa kata masih sangat sedikit.
Menurut penulis hal ini disebabkan, peserta didik masih lambat membaca
kata-kata berbahasa Arab, bahkan banyak yang belum bisa membaca bacaan
14
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h.101.
96
berbahasa Arab. Ada yang sudah cukup banyak kosakatanya namun dalam
penyebutan maupun menulis masih salah. Selain itu perubahan-perubahan bentuk
kata belum dikuasai peserta didik baik dari segi morfologi (s}arf) maupun jumlah kata
benda yang dalam bahasa Indonesia hanya dikenal tunggal dan jamak, sementara
dalam bahasa Arab mufrad (tunggal), mus\anna (dua), dan jama‘
Acep Hermawan mengemukakan, bahwa perpindahan kata dari bahasa asing
ke dalam bahasa Arab dapat menimbulkan:
1) Pergeseran arti, seperti kata masyarakat yang berasal dari kata مشاركا/
musya>rakah yang berarti keikutsertaan, partisipasi atau kebersamaan.
Sementara dalam bahasa Indonesia menjadi masyarakat dalam bahasa Arab
disebut مجتمع/mujtama‘.
2) Lafalnya berubah dari bunyi asalnya, seperti berkat dari kata ةيكا/barkah,
kata kabar dari ختي/khabr, kata mungkin dari ممكن/mumkin dan kata mufakat
dari موافدا/muwa>faqah
3) Lafalnya tetap, tetapi artinya berubah, seperti sebutan kata كلمات/kalima>t,
berarti kata-kata, sementara dalam bahasa Indonesia sebutan kalimat berarti
susunan kata-kata yang dapat memberikan pengertian.15
Menurut A. Akrom Malibary dkk, Banyak segi bahasa Arab yang tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia. Misalnya dari segi morfologi (s}arf) dalam bahasa
Arab dikenal bentuk mad}i, mud}ari‘, amr, fa>‘il (contoh: طالب -آطلب –حالب –طلب ) yang
tidak dikenal dalam bahasa Indonesia. Selain itu dalam bahasa Arab juga mengenal
15
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 102.
97
bentuk mufrad (tunggal), mus\anna (dua) dan jama‘(jamak), juga bentuk muz}akkar
(jenis laki-laki) dan muannas\ (jenis perempuan).16
c. Tata kalimat
Pengamatan penulis selama meneliti di SMP Alkhairaat 1 Palu semua peserta
didik belum mampu membaca kalimat-kalimat bahasa Arab tanpa harakat (teks Arab
gundul), bahkan ada guru bahasa Arab masih salah dalam membaca dan mengartikan
kalimat-kalimat berbahasa Arab. Hal ini disebabkan pengetahuan gramatika Arab
(nah}wu dan s}arf) guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu masih kurang.
Acep Hermawan mengemukakan, bahwa untuk membaca teks bahasa Arab,
seseorang harus mampu memahami artinya terlebih dahulu, agar bisa membaca
dengan benar. Hal ini tidak lepas dari pengetahuan tentang ilmu nah}wu (sintaksis)
dalam bahasa Arab. Penguasaan terhadap ilmu nah}wu dimaksudkan agar dapat
memberikan pemahaman bagaimana cara membaca yang benar sesuai kaidah-kaidah
bahasa Arab yang berlaku.17
Chatibul Umam menyatakan, bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab
kebanyakan hanya diarahkan pada penguasaan bahasa tulisan, guna memahami
kitab-kitab berbahasa Arab saja. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa hakekat bahasa
lebih banyak didasarkan pada metode gramatika-terjemah yang banyak menekankan
kegiatan pembelajaran pada penghafalan kaidah-kaidah tata bahasa dan penerjemah-
an kata perkata.18
16
A. Akrom Malibary dkk., Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi
Agama/I.A.I.N., h. 65. Lihat pula Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 102.
17Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 103.
18Ahmad Chotib dkk., Pedoman pengajaran Bahasa Arab untuk Perguruan Tinggi Agama
Islam (Jakarta: Departeman Agama RI, 1976), h. 79.
98
Tata kalimat bahasa Arab memang tidak mudah dipahami oleh orang
Indonesia, sekalipun ia telah menguasai gramatika bahasa Indonesia, karena aturan-
aturan dalam bahasa Arab dari segi tata kalimat banyak yang tidak ditemukan dalam
kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Itulah tantangan yang harus dikuasai oleh siapapun
yang hendak mempelajari bahasa Arab.
d. Tulisan
Berdasarkan pengamatan penulis, peserta didik yang berlatarbelakang pendi-
dikan diniyah dapat menuliskan tulisan Arab dengan benar. Itupun dapat dilakukan
hanya jika melihat tulisan yang ada di papan tulis atau buku pelajaran bahasa Arab.
Sementara jika didiktekan masih banyak kesalahan-kesalahan menulis bahasa Arab.
Peserta didik yang tidak memiliki latar belakang pendidikan diniyah,
sekalipun sebelumnya pernah belajar membaca bahasa Arab dengan metode iqra’,
sangat lambat dan banyak kesalahan dalam menulis tulisan Arab. Apalagi jika
bahasa Arab itu didiktekan, bukan hanya banyak kesalahan, tetapi tidak dapat
menulis.
Hal ini disebabkan guru lebih menekankan pada kemampuan memahami
materi bahasa Arab yang sudah tertulis dalam buku pelajaran bahasa Arab, karena
jika guru meminta murid menuliskan kembali materi bahasa Arab dalam buku
catatan mereka, hanya akan banyak mengahabiskan waktu belajar yang sudah
dialokasikan untuk memberi penjelasan mengenai bahasan materi tersebut.
Demikian yang disampaikan guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, yaitu; Ibu
Nuruyun marjena dan disetujui oleh Ibu Mukminah dan Ibu Chadijah Aldjufri.19
19
Wawancara dengan Ibu Nuruyun Marjena, Ibu Mukminah dan Ibu Chadijah Aldjufri, selaku
guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, tanggal 25 Mei 2013, jam 10.00. wita.
99
Sebagaimana yang dikemukakan Ulin Nuha, bahwa faktor tulisan merupakan
salah satu penghambat bagi pembelajar Indonesia dalam mempelajari bahasa Arab.
Sebab, ada perbedaan tulisan Arab dengan tulisan Latin. Perbedaan paling sederhana
adalah, tulisan Arab ditulis dari kanan ke kiri, sementara tulisan Latin sebaliknya
ditulis dari kiri ke kanan. Selain itu tulisan Arab sangat memperhatikan aspek i‘ra>b-
nya, sedangkan dalam bahasa Latin aspek ini hanya sekedarnya saja.20
2. Aspek Nonlinguistik
Selain aspek linguistik, problematika yang dihadapi oleh peserta didik dalam
mempelajari bahasa Arab juga dari aspek nonlinguistik berupa kondisi sosio-
kultural, pertimbangan buku ajar dan situasi lingkungan sosial.
Dalam pengamatan dan wawancara penulis mengenai kendala pembelajaran
bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 palu dari aspek nonlinguistik adalah sebagai
berikut:
a. Sosio-kultural
Peserta didik di SMP Alkhairaat 1 Palu masih belum memahami sosio-
kultural bangsa Arab, sekalipun ada buku ajar yang sudah memasukkan unsur sosio-
kultural dalam pelajaran bahasa Arab, terutama dalam sub mata pelajaran mah}fu>z}a>t.
Hal ini disebabkan, dalam memberikan materi pelajaran mah}fu>z}a>t guru hanya
memberikan terjemah secara harfiah, kemudian diminta peserta didik untuk
menghafalnya seperti peribahasa: قتل اليماء تمأل الكتائن diartikan, sebelum memanah
penuhi dulu tempat anak panah (busur panah), tanpa menjelaskan padanannya dalam
peribahasa Indonesia ‚sedia payung sebelum hujan‛. Menurut hemat penulis, guru
20
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 68.
100
bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu juga belum memahami sosio-kultural bangsa
Arab.
Menurut Ulin Nuha, bahwa tanpa penguasaan sosio-kultural peserta didik
tidak akan memahami secara total hal-hal yang terkait dengan bahasa Arab. Dengan
memahami sosio-kultural bangsa Arab, dapat diketahui maksud dari pembicaraan
yang menggunakan majas-majas yang sering dipakai dalam syair. Sebab, pemakaian
sebuah bahasa majas tidak mungkin terlepas dari adat kebiasaan orang Arab yang
jelas sangat berbeda dengan orang Indonesia.21
b. Buku ajar
Penggunaan buku ajar pada pelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu
masih beragam. Setiap kelas menggunakan buku ajar yang berbeda-beda, sehingga
penyajian materi kelihatan tidak berjenjang dan tidak saling menguatkan antara
materi kelas VII, VIII dan IX. Selain itu, penggunaan buku ajar yang berbeda dapat
mempengaruhi kegagalan pencapaian tujuan pembelajaran.
Penggunaan buku ajar pada kelas VIII dan IX sudah cukup baik karena
mengacu pada silabus kurikulum sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia nomor 2 tahun 2008 dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), tetapi buku ajar yang digunakan berbeda karangannya, sehingga pelajaran
bahasa Arab yang diterima peserta didik tidak berkesinambungan.
Menurut Acep Hermawan, bahwa penggunaan buku ajar dalam pembelajaran
menjadi sesuatu yang sangat penting, karena menjadi instrumen yang cukup menen-
tukan keberhasilan pembelajaran. Buku ajar yang tidak memerhatikan prinsip-prinsip
21
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 69-70.
101
bahasa Arab sebagai bahasa Asing akan menjadi problem tersendiri dalam
pencapaian tujuan.
Dikatakan pula, bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab harus memper-
hatikan prinsip-prinsip seleksi, gradasi dan korelasi. Seleksi maksudnya, buku ajar
harus menunjukkan pemilihan materi yang diperlukan peserta didik di tingkat satuan
pendidikan tertentu didasarkan pada kurikulurim yang jelas, misalnya KTSP.
Gradasi maksudnya penyajian materi secara berjenjang mulai dari materi yang
mudah sampai ke materi yang sulit. Sedangkan korelasi, adalah agar setiap unit yang
disajikan memiliki kaitan yang saling menguatkan menjadi paduan yang utuh.22
c. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial di SMP Alkhairaat 1 Palu belum sepenuhnya mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran bahasa Arab. Sekalipun lokasi SMP Alkhairaat 1
Palu berada di lingkungan pesantren Alkhairaat Pusat, tetapi berkomunikasi
menggunakan bahasa Arab di lingkungan tersebut tidak dilakukan. Komunikasi
menggunakan bahasa Arab hanya terjadi antar guru bahasa Arab itupun tidak sering
digunakan.
Selain itu, peserta didik yang belajar di SMP Alkhairaat 1 Palu, sebagian
besar tidak tinggal di asrama pesantren. Lingkungan di luar pesantren hampir tidak
ada nuansa Arabnya.
Menurut Ulin Nuha, Belajar bahasa Asing yang efektif adalah dengan
membawa peserta didik terjun langsung ke dalam masyarakat yang memiliki bahasa
tersebut. Dalam hal ini membawa secara langsung dalam lingkungan Arab akan
memaksa peserta didik menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi dan peserta
22
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 106-107.
102
didik akan terbiasa secara terus menerus berbicara menggunakan bahasa Arab. Jika
tidak berusaha membiasakan bahasa Arab dalam berkomunikasi, maka tidak akan
pernah bisa menguasai bahasa Arab, utamanya dalam aspek percakapan.23
D. Upaya Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1
Palu
Setelah melihat berbagai problematika dalam pembelajaran bahasa Arab di
SMP Alkhairaat 1 Palu, setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan:
1. Aspek Mutu Tenaga Pengajar
Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis, bahwa tenaga pengajar
bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu secara kuantitas dan kualitas telah terpenuhi.
Hal ini terlihat dengan adanya tiga tenaga pengajar, masing-masing mengajar pada
tiga jenjang yang berbeda dan secara formal dua tenaga pengajar (Ibu Nuruyun
marjena dan Chadijah Aldjufri) telah memiliki kualifikasi berupa ijazah sarjana
pendidikan Agama Islam dan Ibu Mukminah memiliki ijazah sarjana pendidikan
bahasa Arab.
Sekalipun demikian tenaga pengajar bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu
belum lancar dan fasih berkomunikasi dalam bahasa Arab, belum mampu secara
memadai membaca dan memahami teks berbahasa Arab, juga belum mampu menulis
wacana bahasa Arab secara baik dan benar. Selain itu, tenaga pengajar bahasa Arab
tersebut kelihatan belum mampu mengembangkan materi dan metodologi pembela-
jaran bahasa Arab secara menyenangkan, efisien dan efektif.
23
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 71.
103
Sebenarnya ada kemauan tenaga pengajar bahasa Arab untuk melakukan
peningkatan kualitas diri, tetapi kondisi seperti ini terjadi karena sebagian besar
waktu tenaga pengajar habis digunakan untuk kegiatan rutin pembelajaran dan
urusan keluarga serta fasilitas dan lingkungan sekolah kurang mendukung, seperti
kurangnya literatur pembelajaran bahasa Arab dalam perpustakaan sekolah.24
Upaya dari pihak sekolah maupun Majelis Pendidikan Alkhairaat dalam
meningkatkan kualitas tenaga pengajar bahasa Arab belum sepenuhnya terlaksana
dengan baik. Untuk itu penulis menawarkan beberapa solusi sebagai berikut:
a. Pihak sekolah bekerjasama dengan pihak majelis pendidikan Alkhairaat
melaksanakan pendidikan dan latihan yang terencana dan berkesinambungan
terhadap peningkatan kualitas diri guru-guru bahasa Arab.
b. Pihak sekolah mengadakan fasilitas kepustakaan bahasa Arab yang cukup
memadai dan menyediakan media pembelajaran bahasa Arab yang diperlukan
dalam pembelajaran bahasa Arab.
Muhbib Abdul Wahab menyatakan, bahwa seharusnya tenaga pendidik
bahasa Arab menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Tenaga
pendidik yang kurang menguasai metodologi, menyebabkan pembelajaran menjadi
tidak efektif, tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal, pembelajaran dalam
kelas berlangsung dalam suasana yang tidak kondusif, peserta didik merasa kesulitan
dan menimbulkan dampak psikologis yang kurang positif seperti perasaan bahwa
belajar bahasa Arab ‚membosankan dan tidak menarik, bahkan tidak ada gunanya‛.25
24
Wawancara dengan Ibu Nuruyun Marjena, Ibu Mukminah dan Ibu Chadijah Aldjufri, selaku
guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, tanggal 25 Mei 2013, jam 10.00. wita.
25Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran Linguistik Tamma>m Hassa>n dalam Pembelajaran Bahasa
Arab (Cet. I; Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), h. 191.
104
Suyanto dan Asep Jihad menyatakan bahwa peningkatan profesionalitas
tenaga pendidik terpulang kepada guru sendiri. Untuk itu guru harus melakukan hal-
hal berikut:
a. Memahami tuntutan standar profesi yang ada
b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan
c. Membangun hubungan yang baik, melalui organisasi profesi
d. Mengembangkan etos dan budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu
tinggi kepada peserta didik
e. Mengadopsi inovasi dan mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan tekno-
logi komunikasi dan informasi mutahir, agar tidak ketinggalan kemampuannya
mengelola pembelajaran.26
Selanjutnya Meriam (1989) dalam Suyanto dan Asep Jihad menyarankan,
bahwa kompetensi profesional yang harus dimiliki guru diantaranya adalah:
a. Memahami motivasi dan kebutuhan belajar peserta didik
b. Memiliki kemampuan teori dan praktik
c. Mampu menggunakan beragam metode dan teknik pembelajaran
d. Memiliki kemampuan menyimak dan berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan
e. Mengetahui bagaimana menggunakan materi yang diajarkan dalam praktek
kehidupan nyata
f. Memiliki keinginan untuk terus menambah pengetahuannya dan melanjutkan
belajarnya
26
Suyanto dan Asep Djihad, Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional (Cet. I;
Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), h. 38.
105
g. Memiliki kemauan untuk melakukan evaluasi program pembelajaran.27
2. Aspek Peserta Didik
Peserta didik di SMP Alkhairaat 1 Palu umumnya berasal dari Sekolah Dasar
(SD) dan kebanyakan tidak memiliki pengalaman berbahasa Arab sebelumnya.
Keadaan ini menjadi problem tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab. Untuk itu
perlu adanya upaya mengatasi problem tersebut.
Pihak sekolah dengan para tenaga pengajar bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1
Palu, pernah berupaya mengatasi problem tersebut dengan mengadakan tambahan
jam belajar diluar jam belajar sekolah, yaitu pada sore hari, dengan melakukan
penyeleksian peserta didik dan membuat dua klasifikasi berdasarkan kemampuan
membaca dan menulis bahasa Arab. Kelas pertama terdiri dari peserta didik yang
masih belum sama sekali mengenal bacaan dan tulisan Arab, dan kelas kedua adalah
peserta didik yang sudah mengenal dan mengetahui bacaan dan tulisan Arab, tetapi
masih belum lancar dan banyak kesalahan membaca dan menulis.
Upaya tersebut tidak berjalan dengan baik, karena banyak peserta didik yang
tidak mengikuti program tambahan jam belajar tersebut dengan berbagai alasan.
Seperti, alasan sudah terlalu lelah belajar pada pagi hari, mengerjakan pekerjaan
rumah yang ditugaskan guru mata pelajaran lain, mengikuti les tambahan bahasa
Inggeris dan Matematika serta alasan-alasan lain.28
Menurut hemat penulis, bahwa hal tersebut terjadi karena rendahnya minat
peserta didik dalam mempelajarai bahasa Arab dan latar belakang lingkungan yang
27
Suyanto dan Asep Djihad, Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional, h. 52-53.
28Wawancara dengan Ibu Nuruyun Marjena, Ibu Mukminah dan Ibu Chadijah Aldjufri, selaku
guru bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, tanggal 25 Mei 2013, jam 10.00. wita. Dan wawancara
dengan beberapa siswa SMP Alkhairaat 1 Palu, tanggal 25 Mei 2013, jam 11.30.
106
kurang mendukung. Untuk itu perlu dijelaskan secara terus menerus kepada peserta
didik tentang manfaat mempelajari bahasa Arab dan timbulkan motivasi belajar
mereka dengan menciptakan suasana belajar dan lingkungan yang menyenangkan.
Selain itu, peserta didik perlu dilatih berbahasa Arab, meskipun tanpa
menggunakan gramatika bahasa Arab yang benar, agar tidak malu dan takut salah
dalam berkomunikasi bahasa Arab. Selanjutnya bina kemampuan mengingat kosa-
kata dan kalimat bahasa Arab melalui percakapan sehari-hari, yang pada akhirnya
dapat mengembangkan kemampuan menguasai berbagai keterampilan berbahasa.
Ulin Nuha mengatakan, bahwa untuk mengatasi problem lingkungan sosial
yang kurang mendukung tercapainya pembelajaran bahasa Arab bagi peserta didik
perlu kiranya dibentuk lingkungan berbahasa (bi‘ah lugawiyah) dan harus diimbangi
dengan tenaga pengajar asli (native speaker). Dalam mengajarkan materi tenaga
pengajar mengajak peserta didik menggunakan bahasa Arab dalam kegiatan pembe-
lajaran.29
3. Aspek kurikulum dan metode pembelajaran.
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu secara
umum telah memenuhi kriteria pembelajaran bahasa. Karena menggunakan buku ajar
yang berpedoman pada silabus yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 yang menggunakan sistem kesatuan dan
menerapkan kompetensi empat kemahiran berbahasa, yaitu kemahiran menyimak,
kemahiran membaca, kemahiran berbicara dan kemahiran menulis. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya sulit diterapkan, karena sebagian besar peserta didik belum
bisa membaca dan menulis bahasa Arab, sementara buku ajar yang digunakan adalah
29
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 72.
107
buku ajar tingkat lanjutan yang tidak lagi mengajarkan tentang pengenalan huruf
hijaiyah dan dasar-dasar membaca dan menulis bahasa Arab.
Keadaan ini menjadi suatu problematika dalam pembelajaran bahasa Arab di
SMP Alkhairaat 1 Palu yang harus dicarikan solusinya. Sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa pihak sekolah telah berupaya membuat program jam
pelajaran tambahan di sore hari, tetapi tidak berjalan sesuai harapan.
Untuk itu penulis menawarkan solusi atas problematika tersebut dengan
menerapkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Padatkan materi pelajaran bahasa Arab semester I Kelas VII dengan hanya
menyediakan alokasi waktu untuk triwulan.
b. Masukkan materi baca tulis Arab dengan metode Iqra’ atau Qira>’ati> atau
metode lain pada kurikulum kelas VII dan dialokasikan pada triwulan pertama
semester pertama.
c. Jika memungkinkan, hal yang sama (pada poin a dan b) dapat dilakukan pada
pelajaran al-Qur’an dengan menggunakan alokasi waktu triwulan pertamanya
untuk dimasukkan materi baca tulis Arab.
d. Untuk tahun pertama langkah-langkah ini dapat dilakukan untuk seluruh kelas
(VII, VIII dan IX)
e. Untuk tahun-tahun berikutnya langkah –langkah ini hanya dikhususkan untuk
kelas VII.
f. Selanjutnya gunakan metode pembelajaran yang variatif dan tepat sasaran
dalam pembelajaran bahasa Arab untuk materi-materi berikutnya.
108
Dengan menerapkan langkah-langkah pelaksanaan kurikulum tersebut di atas,
peserta didik akan siap menerima pelajaran selanjutnya, kerena mereka telah menge-
tahui dasar-dasar membaca dan menulis bahasa Arab.
Muhbib Abdul Wahab menyatakan, bahwa pembelajaran bahasa Arab di
Indonesia masih cenderung tradisional dan reduksional, tidak fungsional dan tidak
kontekstual. Karena itu perlu dirancang sebuah model pengembangan pembelajaran
yang fungsional dan kontekstual. Persoalan penggunaan bahasa Arab terletak pada
lemahnya pengembangan potensi alamiah dan pemahaman konteks kalimat bahasa
Arab.30
Kurikulum dibutuhkan sebagai pedoman, baik sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas, maupun sesudah pembelajaran berlangsung. Nurdin dan
Usman dalam Heri Gunawan menyatakan, salah satu tahapan mengajar adalah me-
nyusun perencanaan pembelajaran. Dalam implementasi kurikulum, mendesain prog-
ram pengajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar merupakan
rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan tak terpisah satu sama lain.31
Salah satu solusi dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab
adalah penggunaan metode pembelajaran yang telah melalui tahap penilaian dan
pemilihan yang ketat. Pemilihan metode yang kurang tepat akan menyebabkan
kegagalan dalam sebuah pembelajaran. Selain itu, penggunaan metode yang tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya hanya akan
menjadi penghalang untuk mencapai tujuan pembelajaran.32
30
Muhbib Abdul Wahab, Pemikiran Linguistik Tamma>m Hassa>n dalam Pembelajaran Bahasa
Arab, h. 53.
31Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. I; Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 21-22.
32Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, h. 163.
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, bertujuan agar
dapat mengungkapkan perasaan dan fikiran serta mampu berkomunikasi de-
ngan bahasa Arab untuk memahami ajaran Islam dan ilmu-ilmu yang ditulis
menggunakan bahasa Arab, melalui penguasaan keterampilan menyimak,
membaca, berbicara dan menulis. Kurikulum yang digunakan pada umumnya
adalah kurikulum sistem kesatuan dengan menerapkan metode langsung
(direct method) dan beberapa metode pembelajaran bahasa lainnya.
2. Pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat 1 Palu, baik dari aspek linguis-
tik maupun nonlinguistik masih mengalami problematika. Hal ini disebabkan
karena tenaga pengajar bahasa Arab masih kurang profesional, peserta didik
sebagian besar tidak memiliki dasar pengetahuan membaca dan menulis
bahasa Arab dan penggunaan buku ajar yang masih beragam.
3. Upaya mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab di SMP Alkhairaat
1 Palu, adalah dengan memberikan tambahan belajar membaca dan menulis
bahasa Arab pada sore hari, tetapi ini tidak berjalan dengan baik. Upaya
pemberdayaan tenaga pengajar dan penyediaan kurikulum yang sesuai kebu-
tuhan peserta didik belum dilakukan secara maksimal.
110
B. Implikasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan pengembangan kreativitas
dan profesionalitas tenaga pendidik dengan memberikan model pembelajaran yang
variatif, agar peserta didik memiliki motivasi dan semangat dalam belajar. Untuk
memiliki tenaga pengajar yang kualikatif dan profesional terutama dalam pembela-
jaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing, berbagai pihak yang peduli dan berkompe-
ten dengan dunia pendidikan bahasa Arab, hendaknya melakukan berbagai pelatihan
dan pendidikan yang terprogram dan berkesinambungan. Selain itu perlu diciptakan
suasana lingkungan sosial yang dapat mendukung pembelajaran bahasa Arab dan
mengadakan literatur-literatur yang cukup untuk menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran bahasa Arab. Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan masukan bagi lembaga pendidikan Islam secara umum dan majelis
pendidikan Alkhairaat beserta tenaga pengajar bahasa Arab yang ada di SMP
Alkhairaat 1 Palu pada khususnya.
111
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainal Arifin. Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2012.
Alwasilah, Chaidar. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Anshor, Ahmad Muhtadi. Pengajaran Bahasa Arab, Media dan Metode-metodenya. Yogyakarta: TERAS, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1990.
Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 1986.
Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2003.
Aziz, Furqonul dan Chaidar Al-Wasilah. Pengajaran Bahasa Komunikatif . Cet. II; Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Badri>, Kama>l Ibra>hi>m. Al-Awlawiya>t fi Manhaj Ta‘li>m al-Lugah al-‘Arabiyyah fi Mada>ris Indonesia (Makalah Seminar Internasional Pengembangan Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia 1-3 September di Jakarta). 2010.
Bahauddin, Taufik. Brain Ware Leadership Mastery. Jakarta: Alex Media Komputindo, 2007.
Chotib, Ahmad dkk. Pedoman pengajaran Bahasa Arab untuk Perguruan Tinggi Agama Islam. Jakarta: Departeman Agama RI, 1976.
Dahlan, Juwariyah. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: AL-IKHLAS, 1992.
Damopolii, Muljono. Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim Modern. Cet. I. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2011.
Daniael, Jos Parera. Lingustik Edukasional. Jakarta: Erlangga, 1997.
Departemen Agama. Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN. Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Al-Hidayah, 2002.
Departemen Agama RI. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesisa Nomor 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama dan Bahasa Arab.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bandung, Citra Umbara.
112
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta, 1997.
Gazali, Syukur. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Cet. I. Bandung: Refika Aditama. 2010.