ALTRUISME PERSPEKTIF TAFSIR FIQHI DAN TAFSIR SUFI Komparasi Tafsir al-Jamî’ li Ahkâm Al -Qurân Karya al-Qurthubî dan Lathâ’íf al-Isyârât Karya al-Qusyairî Tesis “Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir” Oleh Ahmad Toha NIM: 216410683 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER INSTITUTE ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/2021
46
Embed
ALTRUISME PERSPEKTIF TAFSIR FIQHI DAN TAFSIR SUFI ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ALTRUISME PERSPEKTIF TAFSIR FIQHI
DAN TAFSIR SUFI Komparasi Tafsir al-Jamî’ li Ahkâm Al-Qurân Karya al-Qurthubî
dan Lathâ’íf al-Isyârât Karya al-Qusyairî
Tesis
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir”
Oleh
Ahmad Toha
NIM: 216410683
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER
INSTITUTE ILMU AL QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2021
ii
ALTRUISME PERSPEKTIF TAFSIR FIQHI
DAN TAFSIR SUFI Komparasi Tafsir al-Jamî’ li Ahkâm Al-Qurân Karya al-Qurthubî
dan Lathâ’íf al-Isyârât Karya al-Qusyairî
Tesis
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister
Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir”
Oleh
Ahmad Toha
NIM: 216410683
PEMBIMBING:
Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA
Dr. H. Ahmad Syukron, MA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER
INSTITUTE ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1442 H/2021
iii
iv
v
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Toha
NIM : 216410683
Tempat/Tagl Lahir : Trenggalek, 27 Desember 1987
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Altruisme Perspektif Tafsir Fiqhi
Dan Tafsir Sufi” Komparasi Tafsir al-Jamî’ li Ahkâm Al-Qurân Karya al-
Qurthubî dan Lathâ’íf al-Isyârât Karya al-Qusyairî adalah benar-benar asli
karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya tanggung jawab saya.
Depok, 12 Februari 2021
Ahmad Toha
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberi segala nikmat
sehingga saya bisa menyelesaikan tesis ini untuk memperoleh gelar Magister
Agama dalam bidang Ilmu Al-Qurán dan Tafsir. Shalawat dan salam tidak
lupa saya haturkan kepada Nabi akhir zaman baginda Muhammad SAW,
semoga kita semua dapat syafaátnya. Aaniin.
Banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan tesis saya ini.
Oleh karena itu saya ucapakan terimakasih untuk:
1. Rektor Institute Ilmu Al-Qurán IIQ Jakarta Prof. Dr. Hj. Huzaemah
Tahido Yanggo, MA dan seluruh Dosen Pengajar serta seluruh
karyawan yang memberikan fasilitas selama penulisan tesis.
2. Dosen pembimbing Dr. Azizan Fitriana, LC, MA dan Dr. Ahmad
Syukron, MA yang selalu memberikan bimbingan selama penulisan
tesis.
3. Kedua orang tua Bapak Marni dan Ibu Istiyah yang telah
mengandung hingga membesarkan saya hingga saat ini.
4. Seluruh keluarga yang selalu mendukung selama studi di Program
Pascasarjana Institute Ilmu Al-Qurán IIQ Jakarta
5. Istri tercinta Ismi Latifah yang tidak bosan-bosanya memberi
motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
Depok, 12 Februari 2021
Penulis
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberi segala nikmat
sehingga saya bisa menyelesaikan tesis ini untuk memperoleh gelar Magister
Agama dalam bidang Ilmu Al-Qurán dan Tafsir. Shalawat dan salam tidak
lupa saya haturkan kepada Nabi akhir zaman baginda Muhammad SAW,
semoga kita semua dapat syafaátnya. Aaniin.
Manusia adalah makhluk sosial yang pasti saling membutuhkan. Dalam
islam telah diajarkan untuk saling meolong. Dalam hal ini Allah SWT sudah
mengajarkan hambanya seperti yang telah termaktub dalam Al-Qurán.
Altruisme adalah tingkatan teringgi dalam pengertian berbuat kebaikan.
Selain itu ada ihsan, infaq dan sodaqah. Semua itu telah diatur sedemikian
rupa agar manusia bisa melakukannya.
Diluar syariat yang menyuruh kita agar saling menolong dalam tatanan
social, ada hal yang perlu diketahui oleh seorang hamba yaitu hikmah di
balik semua. Penulis mencoba meneliti bagaimana kegiatan saling menolong
ini apabila dilihat dari segi ilmu fikih dan tasawuf yang telah dijelaskan oleh
ulama-ulama khususnya Al-Qurtubî dan Al-Qusayairi. Sehingga yang
penulis harapkan selaian mengerti ketetapan fikihnya akan mengerti juga
hikmah di balik Tuhan merancangnya dan akhirnya manusia akan bertambah
semangat saling membantu pada sesama tanpa mengharap balasan dari
manusia itu sendiri.
vi
DAFTAR ISI
COVER DALAM
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITERASI
ABSTRAK
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 10
C. Pembatasan Masalah 11
D. Perumusan Masalah 11
E. Tujuan Penelitian 12
F. Kegunaan Penelitian 12
G. Tinjauan Pustaka/Telaah Pustaka 13
H. Metode Penelitian 15
I. Sistematika Penulisan 18
BAB II: TELAAH ALTRUISME
A. Pengertian Altruisme 19
B. Motivasi Altruisme 21
C. Pembahasan Altruisme Dalam Al-Quran 27
D. Altruisme Dari Berbagai Perspektif 35
1. Altruisme Perspektif Ilmu Sosial 35
2. Altruisme Perspektif Para Ulama’ 38
3. Altruisme Perspektif Hukum Islam 41
4. Altruisme Perspektif Tasawuf 43
E. Kontekstualisasai Altruisme di Era Kontemporer dan Manfaat
Gagasan Altruisme di Masyarakat 45
BAB III: BIOGRAFI MUFASSIR
A. Profil Tafsir al-Qurthubî 50
1. Biografi Penulis 50
2. Latar Belakang Penulisan 55
vii
3. Metode dan Corak Tafsir 56
B. Corak Tafsir Fiqhi 61
1. Pengertian 61
2. Sejarah Muncul dan Perkembangan Corak Fiqhi 62
3. Contoh Karya Tafsir Bercorak Fiqhi 62
C. Profil Tafsir al-Qusyairî 63
1. Biografi Penulis 63
2. Latar Belakang Penulisan 70
3. Metode dan Corak Tafsir 73
D. Corak Tafsir Sufi 76
1. Pengertian 76
2. Sejarah Muncul dan Perkembangan Corak Sufi 78
3. Contoh Karya Tafsir Bercorak Sufi 82
BAB IV: ANALISIS PENAFSIRAN AYAT-AYAT ALTRUISME
A. Konsep Altruisme Dalam Literatur Umum, dan Keagaman 83
B. Penafsiran al-Qurthubî 87
C. Penafsiran al-Qusyairî 168
D. Perbandingan Penafsiran Term Altruisme antara al-Qurthubî dan
al-Qusyairî 190
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan 193
B. Saran 193
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain, dalam penulisan tesis di Program Pascasarjana IIQ,
transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : أ
dz : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
‘ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
2. Vocal vocal tunggal vocal rangkap
Fathah : a ا : â ي : ai
Kasroh : i ي : î و : au
ix
Dzammah : u و : û
3. Kata sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah.
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan ssuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : المدينة al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsyiah. Kata
sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsyiah.
Ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : السيدة ar-rajul : الرجل
ad-Dârimi : الدارمي asy-syams : الشمس
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam system aksara Arab digunakan lambang
,sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf ,(ـ)
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berada di
tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Âmannâ billâhi : امنابالله -
Âmana as-Sufahâ’u : امنالسفهاء -
Inna al-Ladzîna : إنالذين -
wa ar-rukka’î : وركع -
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
x
al-Af’idatu : ألأفئدة -
.al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah : الجامعةالإسلامية -
Sedangkan Ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (isim), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah‘ : عاملةناصبة -
al-Âyat al-Kubrâ : الأيةالكبرى -
e. Huruf capital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan
tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD
berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainya. Adapun untuk nama
diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis
capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh :
‘Alî Hasan al-‘Âridh, al-Asqallâni, al-Farmawî dan seterusnya.
Khusus untuk penulisan nama Al-Qur’an dan nama-nama
surahnya menggunakan huruf capital, Contoh: Al-Quran, Al-
Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xi
ABSTRAK
Toha, Ahmad, 2021. “Altruisme Perspektif Tafsir Fiqhi Dan Tafsir Sufi”
Komparasi Tafsir al-Jamî’ li Ahkâm Al-Qurân Karya al-Qurthubî dan
Lathâ’íf al-Isyârât Karya al-Qusyairî
Tesis, Program Studi Ilmu Al-Quran. Pascasarjana. Institute Ilmu Al-Quran
Jakarta. Dosen pembimbing: 1. Dr. Azizan Fitriana, LC, MA, 2. Dr. Ahmad
Syukron, MA.
Kata kunci: Altruisme, Al-Quran, Kajian Komparasi
Altrusime ialah konsep yang berlawanan dengan individualisme dan
egoisme. Altruisme ialah suatu sikap yang lebih mementingkan diri orang
lain daripada dirinya sendiri. Dalam Al-Quran tidak ada ayat yang secara
khusus mengenai altruisme, namun terdapat ayat-ayat yang mengarah pada
pengertian altruisme tersebut Perlu diketahui bahwa penelitian ini fokus
pada: 1. Bagaimana ajaran altruisme dalam Al-Quran menurut penafsiran al-
Qurthubî dan al-Qusyairî?. 2. Bagaimana komparasi ajaran altruisme antara
kedua ulama tafsir al-Qurthubî dan al-Qusyairî?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
jenis penelitian kepustakaan dengan teknik pengumpulan data berdasarkan
sistematika tafsir maudhû’i.
Hasil penelitian bisa disimpulkan bahwasanya altruisme dipandang dari
segi fikih memiliki empat hukum yaitu wajib, mubah, makruh, dan sunah.
Dibalik adanya syariat seperti itu untuk melatih diri kita agar tidak egois,
tidak tamak, belajar ikhas, bersyukur atas karunia Allah SWT.
Dari kedua ulama’tafsir tersebut bisa disimpulkan bahwa dibalik syariat
yang telah diatur sedemikian rupa tentang kehidupan sosial, ada sisi sufisme
yang mengajarkan kita agar hidup kita tidak egois. Melatih hati kita agar
ikhlas, tidak tamak. Selain itu altruisme mengajarkan agar kita bersyukur
tidak hanya dengan lisan tapi dengan tindakan atas rizki dan nikmat Tuhan
yang telah diberikan kepada manusia secara cuma-cuma.
xii
ABSTRAC
Toha, Ahmad, 2021. Altruisme Perspektif Tafsir Fiqhi Dan Tafsir Sufi”
Comparative of exegesis al-Qurthubî’s Work al-Jamî’ li Ahkâm Al-Qurân
and Lathâ’íf al-Isyârât of al-Qusyairî’s Work. Thesis, Al-Quran Science
Study Program. Postgraduate. Jakarta Institute of Al-Quran Science.
Lecturers: 1. Dr. Azizan Fitriana, LC, MA, 2. Dr. Ahmad Syukron, MA.
Keywords: Altruism, Al-Quran, Comparative Studies
Altruism is a concept that is contradictive with individualism and
egoism. It is an attitude that prioritises others than himself. In the Quran,
there is no verse that specifically mentions altruism, but there are verses that
lead to this. This research focuses on 1. What is altruism in the Quran based
on al-Qurthubi’s and al-Qusyairi’s views? 2. How are al-Qurthubi’s and al-
Qusyairi’s views of altruism in the Quran compared?
This research utilises a qualitative approach with literature research
and data collection method based on Tafseer maudhui systematics. The
results show that altruism has four points of view according to the Islamic
law, which are mandatory, permissible, hated and prohibited. Behind the
regulation of sharia, that train us to not become selfish, greedy, learn to be
sincere, and grateful for Allah’s gift.
From both scholars, it can be concluded that behind sharia that has
been regulated for social life, there is Sufism side that teaches us for not
being selfish. It trains us to be sincere and not greedy. Moreover, altruism
teaches us to be grateful, not only with words but also actions in return of the
wealth and joy that has been given to mankind for free
xiii
ملخص البحثدراسة مقارنة بين : والتصوف الإيثار في ضوء تفسير الأحكام. "٠٢٠٢,طهأحمد
فرع علوم القرآن , رسالة الماجستر. القرأن و لطائف الإشارة الجميع لأحكامالدكتور محمد : إشراف. جاكرتا الدراسات العليا بجامعة علوم القرآن. والتفسير
عزيزان فطريانا والدكتور أحمد شكران الإيثار والقرآن والدراسة المقارنة: كلمة مفتاحية
وإنه مفهوم أو موقف من . لا يخفى على الجميع أن الإيثار هو ضد الفردية والأنانيةولم توجد آية في . إن صح التعبير, مواقف تفضيل الآخر من الإنسان على النفس
التي القرآن تتكلم كلاما خاصا واضحا حول الإيثار وإنما فيه دلالات بعض الآياتالأولى : علما بأن هذا البحث يتركز في نقطتين. يمكن استدلالها عن تعريف الإيثار
. هي كيفية مفهوم الإيثار وقيمه في ضوء القرآن في مجهر آراء القرطبي والقشيريلقد . والثانية هي تحليل مقارنة آراء هذين المفسرين حول الإيثار وقيمه في القرآن
ا جوديا جنسا واستخدم بحثا مكتبيا نوعا وإضافة إلى ذلك انتهج هذا البحث منهج . جمع البيانات على طريقة النفسير الموضوعي
,واجب وهم اربعة احكامنتيجة هذا البحث تلخص أن الإيثار يترتب أحكامه على وما وراء تشريع أحكامه رياضة النفوس وتمرينها بالتخلي . وحرام , مكروه, مباح
والأنانية والتحلي بالإخلاص والشكر على ما من الله تعالى به من النعم عن الطمع .والمنن
ومقارنة آراء المفسرين الجليلين تتلخص أن في تشريع قوانين الحياة الإجتماعية مثل الإيثار صلة وطيدة بتزكية النفوس التي تخلي حياتنا عن الأنانية والفردية والطمع
مومة عند الشرع والمجتمع وتحلي أنفسنا بالإخلاص وغير ذلك من الصفات المذوالشكر باللسان فحسب بل أيضا الشكر بالأركان الذي يتحقق بإيثار الآخرين
. والإحسان إليهم وسائر أنواع التبرعات
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Diantara budaya yang sejak dulu dicontohkan Rasulullah SAW
ialah saling tolong menolong. Budaya ini bukan sekedar budaya,
namun sebagai perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh semua
manusia sebagai seorang hamba. Jika saling menolong merupakan
perintah Tuhan, maka hal ini sudah menjadi yang namanya hukum
Islam. Dalam semua hukum Islam bukan asal perintah yang tidak
bermakna. Jika manusia juga mempelajari dari setiap hukum syariat
dari segi tasawuf, maka hal ini akan menjadi motivasi tersendiri
dalam pelaksanaanya.
Dibalik tersirat hukum syariat dan makna dalam ilmu tasawuf
yang ada pada altruisme, memang dari dulu manusia diciptakan
sebagai makhluk yang saling membutuhkan dalam segala situasi
untuk mepertahankan hidupnya serta memenuhi kebutuhannya.
Manusia dalam kehidupan pasti membutuhkan orang lain. Semandiri
apapaun seseorang, ia tidak akan pernah bisa terlepas dari
ketergantungan pada orang lain1. Maka dari itu manusia sebagai
makhluk sosial, dalam tindakanya seringkali menjurus pada
kepentingan-kepentingan orang lain juga yakni (masyarakat)2.
Anjuran kepedulian sosial, tentunya sudah banyak dijelaskan dalam
ajaran Islam yakni dalam kitab Al-Quran. Namun meskipun sudah
ada anjuran seperti itu, masih banyak dari kalangan umat Islam
sendiri belum melaksanakan secara maksimal hingga menjadikanya
sebuah budaya masyarakat.
1Dalam contoh kecil antar masyarakat akan saling membutuhkan bantuan
tetangga apabila ada acara di rumah. 2Walgito. B, “Psikologo Sosial”, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002), hal. 21.