DASAR-DASAR INSTRUMENTASI DAN PERALATAN PERTANIAN ALAT DAN MESIN PRA PANEN, PANEN, DAN PASCA PANEN PADA PERKEBUNAN KOPI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah DDIPP Disusun Oleh : Andiar Setiono (111510501101) Dhea Prasetyo (111510501107) Ajeng Widyaningrum (111510501111) PROGRAM BEASISWA UNGGULAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DASAR-DASAR INSTRUMENTASI DAN PERALATAN PERTANIAN
ALAT DAN MESIN PRA PANEN, PANEN, DAN PASCA PANEN PADA
PERKEBUNAN KOPI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah DDIPP
Disusun Oleh :
Andiar Setiono (111510501101)
Dhea Prasetyo (111510501107)
Ajeng Widyaningrum (111510501111)
PROGRAM BEASISWA UNGGULAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,
perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk
kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu
seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan
mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup dan
pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang
dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang
menguntungkan.
Untuk memenuhi prasyarat di atas, pengolahan kopi rakyat harus
dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah. Buah kopi hasil panen,
seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah menjadi bentuk
akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria
mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek
keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap
tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi
peralatan pengolahan kopi yang menjamin kepastian mutu harus didefinisikan
secara jelas. Demikian juga, perubahan mutu yang terjadi pada setiap tahapan
proses perlu dimonitor secara rutin supaya pada saat terjadi penyimpangan dapat
dikoreksi secara cepat dan tepat. Sebagai langkah akhir, upaya perbaikan mutu
akan mendapatkan hasil yang optimal jika disertai dengan mekanisme tata niaga
kopi rakyat yang berorientasi pada mutu.
Salah satu penerapan teknologi dalam pertanian yaitu dengan
menggunakan alsintan. Penggunaan alsintan secara tepat dan selektif menurut
spesifikasi lokasi dan agroekologi suatu daerah perlu terus dikembangkan untuk
menggantikan tata cara usaha tani Tradisional, yang umumnya bercirikan
memiliki produktivitas, efisiensi dan kualitas produksi yang masih rendah. Oleh
karena itu pengembangan alsintan dalam upaya mendukung keberhasilan
pencapaian pengembangan pertanian, perlu dilakukan percepatan dan diperlukan
dukungan strategi pengembangan alsintan yang selektif, berkelanjutan dan
terarah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, yaitu :
1. Apa saja peralatan yang digunakan dalam budidaya tanaman kopi yang biasa
digunakan oleh perkebunan?
2. Bagaimana spesifikasi dan mekanisme kerja alsintan tersebut?
3. Apa yang menyebabkan petani Indonesia tidak dapat mengadopsi alat
tersebut?
4. Apa saja dampak positif dan negatif dari perkembangan alsintan tersebut?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam budidaya tanaman kopi
yang biasa digunakan oleh perkebunan kopi.
2. Untuk mengetahui spesifikasi dan mekanisme kerja alsintan yang digunakan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan petani Indonesia tidak
dapat mengadopsi alat tersebut
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari perkembangan alsintan
tersebut?
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mahasiswa mengetahui alat dan mesin yang digunakan dalam budidaya
tanaman kopi
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari
penggunaan alsintan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab kegagalan mekanisasi industri
di Indonesia.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005). Pengembangan teknologi
pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika
teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti
akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita
wujudkan (Siahan,2001).
2.2 Mesin Pra Panen
Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk
mengelolah lahan dari lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun
mesin pra pertanian yang dirancang khusus untuk penanaman hingga
pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam
(Wijanto,2002).
2.3 Mesin Pasca Panen
Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani
yang paling kritis, bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis
yang menyangkut masalah susut. Data BPS pada musim tanam 1986/1987
menunjukkan angka susut yang cukup besar yaitu 21,3% dari seluruh kegiatan
(panen sampai penggilingan). Angka susut memang berbeda beda, namun angka
nasional yang ditunjukkan oleh data BPS dapat dipakai sebagai acuan resmi
nasional ( Hamilton dkk,1996).
Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil
pertanian yang biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin
pasca panen ini biasanya lebih mengarah kepembuatan produk yang ingin
dihasilkan. Contohnya mesin penghasil sari buah, mesin pembuat bubuk coklat,
mesin pembuat mie, dan sebagainya (Hamilton dkk,1996)
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Alsintan Pra panen Kopi
A. Alat Pengolah Tanah
Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses
penanaman. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum
mungkin. Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya
dilakukan, kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena
menyangkut kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah.
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I
(Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage).Kegiatan
pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi
bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari,
guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma
dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan
dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses
penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh tanaman yang baik
(Kuipers dan Kowenhopn, 1983).
Adapun alat-alat pengolah tanah pada budidaya kopi adalah sebagai
berikut:
a. Traktor Roda Empat
Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling
banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan
tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar
dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman,
untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen
(dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk
pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian.
Gambar 1. Traktor
Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat
duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau
disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point
atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan,
sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga,
disebut top link (tuas penyambung bagian atas).
b. Bajak Piringan dan Bajak Singkal
Bajak piringan berbentuk piringan cekung yang dapat berputar untuk
melempar tanah. Putaran yang terjadi dimaksudkan untuk mengurangi gesekan
pada tanah sehingga daya memecah tanah lebih ringan. Bajak singkal adalah
Spesifikasi traktor roda empat:
Kelas : TraktorModel mesin :QC 495T45Power maksimum : 45 hpDimensi keseluruhan : 3579 × 1750 mmTranmisi : tunggal disc, gear shift kering Pengarah Metode : hidrolikBerat : 1890 kg
merupakan jenis bajak tertua yang dikenal manusia untuk mengolah tanah. Ada
dua tipe bajak singkal yaitu: bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua arah
Gambar 2. Bajak Piringan
Gambar 3. Bajak Singkal
c. Garu Paku
Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat
dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem
atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor
biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang
penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan
lainnya. Dengan demikian bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir
Spesifikasi:
Model : DP50 Lembar piringan : 5 buah Lembar kerja : 070 meter Kedalaman kerja : 0.30 m
adalah terdiri atas ; gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu
bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah
sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur.
Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang
masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.
Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang
pipih, ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape) dan bentuk lain-
lainnya.
Gambar 4. Garu Paku
B. Alat Pemeliharaan
Setelah melakukan pengolahan tanah, selanjutnya yaitu dilakukan
pemeliharaan tanaman kopi. Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan tanaman kopi adalah sebagai berikut:
a. Pompa Irigasi Sentrifugal
Pompa irigasi sentrifugal merupakan suatu alat yang berfungsi
mengangkat air dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan
mekanisme putaran, dimana daya luar yang diberikan kepada poros pompa
digunakan untuk memutar impeler di dalam zat cair sehingga zat cair ikut berputar
akibat dorongan sudu-sudu impeler, yang menimbulkan gaya sentrifugal yang
akan mengalirkan air dari tengah impeler keluar tegak lurus melalui saluran
diantara sudu-sudu impeler.
Pompa irigasi sentrifugal berguna untuk irigasi maupun drainase di lahan
pertanian. Alat ini telah dimodifikasi dan dapat memberikan efisiensi pemompaan
72%.
Gambar 5. Pompa Irigasi Sentrifugal
b. Power Sprayer Mist Blower
Power Sprayer Mist Blower adalah penyemprot tekanan tinggi untuk
tanaman pertanian. Tipe alat ini adalah tipe gendon. Alat ini dirancang untuk dapat
menyelesaikan penyemprotan tanaman dengan cepat dan efesien. Power Sprayer
Mist Blower banyak digunakan pada lahan pertanian dan perkebunan yang luas
dan tersebar.
Gambar 9. Power Sprayer Mist Blower
B. Alat-alat panen kopi tradisional maupun modern
a. Keranjang Bambu
Pada saat panen kopi dilaksanakan banyak petani atau pemetik buah kopi
menggunakan keranjang bambu untuk tempat menampung sementara kopi hasil
Spesifikasi:
Dimension :500 X 400 X 650 mm Net Weight :10.5 KgContainer Capacity :14 LFan Speed :3500 - 6000 rpmMax.Dust Discharge :6 Kg/MinMax.Mist Discharge :2.3 L/MinRange : 12 MEngine Type: 2 Cicle Air Cooled Single CilynderIgnition : CDI
Fauzi, Akhmad.2012. Bajak Singkal. http://uzymozy.blogspot.com/2012/09/bajaksingkal.html%5B7 diakses pada tanggal 19 Mei 2013
Fauziah ,Sulaiman. 2000. Mekanisme Penyebaran Inovasi Pertanian Suatu Kajian prosiding. Lokakarya Nasional Pusat Perpustakaan Pertanian . Bogor
Kuipers, H .dan L. Kowenhopn. 1983. Pengolahan Tanah ; Aplikasi Pengukuran Lapangan. Agricultural University Wageningen – Brawijaya University, Malang.
Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006.Penyuluhan Pertanian Bagian I : Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian .Bogor : IPB Press
Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta : PT Graha Persada.
Robbins,2005. CRC Handbook Of Engineering In Agriculture. Boka Raton : CRC Press
Siahaan , S.2001.Penelitian tentang DIKLAT jarak jauh penyuluhan pertanian dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup petani di kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) . Sumatera Selatan : IPB Press.