Alopesia Areata Amos Gilhar, MD, Amos Etzioni, MD, dan Ralf Paus, MD Dampak dari penyakit kulit tertentu pada kehidupan para penderita-nya, cenderung diremehkan atau bahkan dianggap hanya sebagai "masalah kosmetik." Alopesia areata adalah contoh dari kondisi semacam ini, karena beban penyakit yang substansial dan dampaknya sering menghancurkan kualitas hidup dan harga diri pasien. 1,2 Meskipun alopesia areata adalah salah satu penyakit autoimun yang paling umum, patobiologi dari kelainan yang kronis dan membuat rambut rontok kambuhan ini tidak sepenuhnya dipahami, dan terapi yang tersedia mengecewakan. 3- 6 Ulasan ini merangkum patogenesis, gambaran klinis, dan manajemen alopesia areata dan menyatukan latar belakang informasi yang relevan mengenai fitur biologis dan patobiologis dari folikel rambut. Saat ini bukti yang ada menunjukkan bahwa alopesia areata dapat dianggap sebagai penyakit autoimun diperantarai T-sel di mana hilangnya perlindungan secara bertahap yang diberikan oleh kekebalan khusus dari folikel rambut normal memainkan peran penting. 7-9 Epidemiologi Alopesia areata adalah penyebab paling sering dari rambut rontok diinduksi inflamasi, yang mempengaruhi sekitar 4,5 juta orang di Amerika Serikat. 10 Tergantung pada latar belakang etnis dan wilayah dunia, prevalensi alopesia areata adalah 0,1 hingga 0,2%, 11 dengan perhitungan risiko seumur hidup sekitar 2%. Alopesia areata mempengaruhi baik anak-anak maupun orang dewasa dan semua warna tambut. 12 Meskipun gangguan tersebut jarang terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun, kebanyakan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Alopesia Areata
Amos Gilhar, MD, Amos Etzioni, MD, dan Ralf Paus, MD
Dampak dari penyakit kulit tertentu pada kehidupan para penderita-nya, cenderung
diremehkan atau bahkan dianggap hanya sebagai "masalah kosmetik." Alopesia areata adalah
contoh dari kondisi semacam ini, karena beban penyakit yang substansial dan dampaknya
sering menghancurkan kualitas hidup dan harga diri pasien.1,2 Meskipun alopesia areata
adalah salah satu penyakit autoimun yang paling umum, patobiologi dari kelainan yang
kronis dan membuat rambut rontok kambuhan ini tidak sepenuhnya dipahami, dan terapi
yang tersedia mengecewakan.3-6 Ulasan ini merangkum patogenesis, gambaran klinis, dan
manajemen alopesia areata dan menyatukan latar belakang informasi yang relevan mengenai
fitur biologis dan patobiologis dari folikel rambut. Saat ini bukti yang ada menunjukkan
bahwa alopesia areata dapat dianggap sebagai penyakit autoimun diperantarai T-sel di mana
hilangnya perlindungan secara bertahap yang diberikan oleh kekebalan khusus dari folikel
rambut normal memainkan peran penting.7-9
Epidemiologi
Alopesia areata adalah penyebab paling sering dari rambut rontok diinduksi inflamasi,
yang mempengaruhi sekitar 4,5 juta orang di Amerika Serikat.10 Tergantung pada latar
belakang etnis dan wilayah dunia, prevalensi alopesia areata adalah 0,1 hingga 0,2%, 11
dengan perhitungan risiko seumur hidup sekitar 2%. Alopesia areata mempengaruhi baik
anak-anak maupun orang dewasa dan semua warna tambut.12 Meskipun gangguan tersebut
jarang terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun, kebanyakan pasien relatif muda: hingga 66%
lebih muda dari 30 tahun, dan hanya 20% yang lebih tua dari 40 tahun. Umumnya tidak ada
jenis kelamin yang lebih mudah terkena, tapi dalam satu penelitian yang melibatkan
sekelompok subjek yang berusia 21-30 tahun, lebih banyak pria yang terkena.13 Dalam
sebuah studi dari 226 pasien Cina dengan alopesia areata yang berusia 16 tahun, usia median
saat onset adalah 10 tahun, dan rasio laki-laki: perempuan 1,4: 1; gangguan itu lebih parah
pada anak laki-laki dan pada mereka dengan onset saat usia dini.14
Alopesia areata dikaitkan dengan peningkatan risiko keseluruhan dari gangguan
autoimun lainnya (16%).15,16 Misalnya, disertai dengan lupus erythematosus pada 0,6% dari
pasien, 17 vitiligo pada 4%,18 dan penyakit tiroid autoimun pada 8% hingga 28%.19
1
Pertumbuhan Rambut yang Normal
Penting untuk memahami pertumbuhan rambut normal dan immunobiology dari
normal folikel rambut untuk memahami perubahan yang terjadi di alopesia areata dan dengan
demikian presentasi dan diagnosis klinis-nya. Folikel rambut adalah satu-satunya organ
dalam tubuh manusia yang mengalami perubahan ekstensif, seumur hidup, siklis. 20,21Mereka
beralih dari periode pertumbuhan yang sangat cepat, pigmentasi, dan produksi rambut-poros
(anagen, fase aktif-pertumbuhan, dengan klasifikasi mulai dari tahap I sampai VI) hingga fase
pendek yang disebabkan oleh apoptosis dari involusi organ (catagen). Setelah catagen, folikel
rambut memasuki periode yang relatif tenang (telogen) sebelum masuk kembali anagen (Gbr.
1A).20,21 Siklus regeneratif ini dimungkinkan untuk terjadi karena banyaknya sel batang
keratinosit dan melanosit yhang terletak pada sebagian besar daerah yang disebut dengan
daerah tonjolan (Gambar. 1B).20,21,23,24 Meskipun peredaran dan regenerasi rambut-folikel
tidak bergantung pada sel batang,24 Produksi dan pigmentasi rambut-poros dicapai oleh
keturunan yang didiferensiasi dari sel-sel batang. Keratinosit yang berkembang biak dengan
cepat dan melanosit penghasil pigmen ini berada dalam matriks rambut anagen (Gbr.
1A),20,21,23,24 target utama dari serangan inflamasi di alopesia areata.25-28
2
Gambar 1 (halaman menghadap). Siklus Rambut Normal dan Siklus Gangguan pada Alopesia Areata.
Immunobiology dari folikel rambut
Sebuah fitur imunologi penting dari folikel rambut adalah terbentuknya sebuah
lingkungan yang berisi kekebalan khusus relatif yang normalnya membuat serangan
autoimun pada autoantigens yang diekspresikan secara intrafollicular menjadi tidak
mungkin.29-31 Kekebalan khusus relatif ini muncul terutama oleh karena tekanan dari molekul
permukaan yang diperlukan untuk menyajikan autoantigens kepada limfosit CD8 + T (yakni
histocompatibility kompleks [MHC] utama kelas Ia antigen [jenis HLA A, B, dan C]
bekerjasama dengan MHC kelas I–menstabilkan β2-microglobulin) dan oleh generasi dari
lingkungan pemberi sinyal lokal penghambat kekebalan tubuh secara keseluruhan.29-
32 Meskipun fungsi fisiologis kekebalan khisus terhadap folikel rambut belum jelas, kita tahu
bahwa beberapa autoantigen yang terkait dengan produksi pigmen sangat imunogenik (seperti
yang terlihat di vitiligo dan halo Nevi). Oleh karena itu, salah satu teori yang masuk akal
adalah bahwa autoantigen terkait melanogenesis yang dihasilkan selama pigmentasi aktif
rambut poros - dan mungkin autoantigen terkait anagen rambut folikel lainnya -
menimbulkan risiko konstitutif menarik sel CD8 + T autoreaktif yang sudah muncul. 29-
32 Seperti jaringan lain yang dilindungi oleh kekebalan khusus klasik (misalnya, ruang
anterior mata, sistem saraf pusat, dan trofoblas janin),33,34 down-regulation dari molekul MHC
3
kelas I dapat berfungsi untuk mengurangi risiko folikel yang terkait autoantigen akan
disajikan kepada sel CD8 + T.29,30 (Lihat Tabel 1 dalam Lampiran Tambahan, teks lengkap
artikel ini tersedia di NEJM.org.)
Down-regulation molekul MHC kelas I, bagaimanapun, membawa risiko folikel
rambut dapat diserang oleh sel pembunuh alami (natural killer - NK), karena sel NK
bertujuan untuk mengenali dan menghilangkan sel negatif MHC kelas I.35 Untuk mengurangi
risiko ini, folikel rambut yang sehat tampaknya men-downregulate tanda ligan yang
merangsang aktivasi reseptor NK-sel (NKG2D)36 dan mensekresikan molekul yang
menghambat fungsi NK-sel dan T-sel, seperti mengubah faktor pertumbuhan β1 dan β2,
hormon stimulasi melanosit α, dan faktor penghambat migrasi macrophege.32-37 Dalam folikel
rambut tikus sehat, kekebalan khusus yang dihasilkan dengan cara ini sangat efektif bahkan
transplantasi melanosit alogenik dapat lolos dari penolakan jika mereka berhasil bermigrasi
ke bola rambut saat anagen (Tabel 1 dalam Lampiran Tambahan).30,38
Presentasi Klinis dan Diagnosis
Alopesia areata dinyatakan sebagai rontoknya rambut di area penampakan kulit yang
normal dan memiliki batas yang jelas, paling sering pada kulit kepala (Gambar 2 dan 3) dan
di wilayah jenggot (Gambar 3A).17,39-41 Onset biasanya cepat, dan penyakit dapat berkembang
ke titik di mana semua rambut rontok dari kulit kepala (alopesia areata totalis) atau bahkan di
seluruh tubuh (alopesia areata universalis) (Gambar 2A, 2B, dan 2C). Varian dari gangguan
ini meliputi ophiasis, di mana rambut rontok mempengaruhi kulit kepala oksipital (Gambar
2D); bentuk menyabar dari alopesia (Gambar 2E); dan "beruban tiba-tiba," varian yang
folikel rambut berpigmen-nya diserang, dengan hasil uban yang sudah ada sebelumnya akan
tersamarkan (Gambar 2F). Presentasi ini, bersama dengan tanda-tanda klinis, seperti rambut
yang seperti tanda seru (Gambar. 3B), rambut mayat (Gambar 3C), lubang kuku (Gambar
3D), dan pertumbuhan rambut putih pada di tempat yang tadinya luka alopecic (Gambar 3E),
sering membuat diagnosis menjadi mudah (Tabel 1).12,42,43 Gabungan dari rambut rontok tidak
sempurna dengan gangguan autoimun,17-19 serta dengan dermatitis atopik (di 39%
kasus),15 lebih menujukkan diagnosis yang benar.
Jika diagnosis tampak tidak jelas setelah evaluasi klinis (Tabel 1 dan Gambar 3),
seperti dapat terjadi dengan varian menyebar dari alopesia areata, biopsi kulit biasanya dapat
menjadi diagnosis. Pada areata alopesia akut, pemeriksaan histologis memperlihtakan
karakteristik "pola beeswarm" dari infiltrat limfositik perifollicular yang padat disekitar
folikel rambut anagen (Gambar 1 dalam Lampiran Tambahan.); pada pasien dengan penyakit
kronis, pola ini mungkin tidak ada.25,26,28,42 (gambar klinis tambahan dan rekomendasi untuk
4
pemeriksaan diagnostik yang tersedia pada National Alopesia Areata Foundation at