ALERGI Ditulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Patologi Lanjut Oleh: Kelompok III KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini kecenderungan terjadinya kasus alergi pada masyarakat terus meningkat. . 1 | Alergi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ALERGIDitulis dalam Rangka Memenuhi Tugas Patologi Lanjut
Oleh: Kelompok III
KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir ini kecenderungan terjadinya kasus alergi pada
masyarakat terus meningkat. . Angka kejadian alergi meningkat tajam dalam 20 tahun
terakhir. Setiap saat 30% orang berkembang menjadi alergi. Anak usia sekolah lebih 40%
mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai astma, 6 juta orang mempunyai dermatitis
(alergi kulit). Penderita Hay Fever lebih dari 9 juta orang. Kasus alergi masih banyak
yang belum diperhatikan dengan baik dan benar baik oleh masyarakat kita. Ada
1 | A l e r g i
kecenderungan bahwa diagnosis alergi ini belum banyak ditegakkan. Pada umumnya
tanda dan gejala alergi itu sendiri masih banyak yang belum diungkapkan oleh para
petugas kesehatan. Sehingga penanganan penderita alergi belum banyak dilakukan secara
benar dan sempurna. Beberapa masyarakat , terutama orang tua yang mempunyai anak
alergi sering terlihat putus asa karena penyakit tersebut sering kambuh dan terulang
padahal anak sudah berkali-kaliminum obat bahkan antibiotika yang paling ampuh
sekalipun.
Alergi tidak sesederhana seperti yang pernah diketahui. Penyakit ini bukan
sekedar dapat mengakibatkan batuk, pilek, sesak dan gatal melainkan dapat menyerang
semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan
berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi . Alergi merupakan suatu
reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi
timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak
menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari
berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran
pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya
kontak dengan kulit. Resiko dan tanda alergi dapat diketahui sejak anak dilahirkan
bahkan sejak dalam kandungan pun kadang-kadang sudah dapat terdeteksi. Oleh karena
itulah kita sebagai calon ahli gizi perlu mengetahui patologi dari penyakit alergi itu
sendiri agar nantinya kita bisa memberikan solusi yang tepat untuk pasien terutama
pasien yang alerginya berkaitan dengan makanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan alergi?
2. Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit alergi?
3. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit alergi ?
4. Apakah faktor resiko dan etiologi dari penyakit alergi ?
5. Apakah dampak terjadinya alergi ?
6. Bagaimanakah manisfetasi klinis dari penyakit alergi ?
7. Bagaimanakah gambaran laboratorium dari penyakit alergi?
8. Bagaimanakah cara penatalaksanaan dari penyakit alergi?
9. Bagaimanakah interaksi obat dan zat gizi yang terjadi pada penyakit alergi?
2 | A l e r g i
10. Bagaimanakah kaitan penyakit dan masalah gizi yang muncul pada penyakit
alergi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari alergi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit alergi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit alergi .
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor resiko dan etiologi dari penyakit alergi .
5. Mahasiswa dapat mengetahui dampak dan akibat penyakit alergi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui manisfetasi klinis dari penyakit alergi.
7. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran laboratorium dari penyakit alergi.
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan dari penyakit alergi.
9. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi obat dan zat gizi yang terjadi pada
penyakit alergi.
10. Mahasiswa dapat mengetahui kaitan antara penyakit dan masalah gizi yang
muncul pada penyakit alergi.
D. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama terkait dengan
Patologi penyakit alergi.
2. Bagi dosen dapat dijadikan sebagai salah satu syarat pemenuhan nilai mahasiswa.
3. Bagi masyarakat, dapat dijadikan pedoman untuk lebih mengetahui tentang penyakit alergi .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Alergi
Dokter anak Austria bernama Clemens Pirquet (1874-1929) pertama kali menggunakan
istilah alergi. Ia merujuk pada kedua imunitas yang menguntungkan dan hipersensitifitas
yang berbahaya sebagai alergi. Kata alergi berasal dari kata-kata Greek (Yunani) "allos,"
yang berarti berbeda atau berubah dan "ergos," berarti bekerja atau beraksi. Alergi secara
garis besar dirujuk sebagai suatu "reaksi yang berubah". Kata alergi pertama kali digunakan
pada tahun 1905 untuk menggambarkan reaksi-reaksi yang merugikan dari anak-anak yang
3 | A l e r g i
diberikan suntikan-suntikan berulang dari serum kuda untuk melawan infeksi. Tahun
berikutnya, istilah alergi diusulkan untuk menerangkan kereaktifan yang berubah yang tidak
diharapkan ini.
Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh
seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang
umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik.
Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan
yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang
yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut
alergen. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE. (Wikipedia Indonesia).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alergi adalah Suatu keadaan dimana
orang menjadi sangat rentan terhadap bahan / senyawa, yang bagi orang lain tidak
menimbulkan gangguan. Alergi adalah :
a. perubahan reaksi tubuh terhadap kuman-kuman penyakit
b. keadaan sangat peka terhadap suatu penyebab tertentu.
Suatu alergi merujuk pada suatu reaksi berlebihan oleh sistim imun kita sebagai
tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena bahan-
bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak membahayakan
dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi. Tubuh-tubuh dari orang-
orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan.
Bahan-bahan alergi disebut "allergens". Contoh-contoh dari allergens termasuk serbuk sari,
tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan.
Ketika suatu allergen bersentuhan dengan tubuh, dia menyebabkan sistim imun untuk
mengembangkan suatu reaksi alergi pada orang yang alergi terhadapnya. Ketika kita bereaksi
secara tidak sesuai pada alergen yang umumnya tidak berbahaya pada orang-orang lain, kita
mempunyai suatu reaksi alergi dan dapat dirujuk sebagai alergi atau atopik. Oleh karenanya,
orang-orang yang cenderung mendapat alergi disebut alergi atau atopik.
4 | A l e r g i
Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin
E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada
pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti
hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan.
B. Epidemilogi Alergi
Di amerika penderita alergi makanan pada orang dewasa berjumlah 2-2,5 %, pada anak
sekitar 6-8%, setiap tahunnya iperkirakan 100-150 meninggal akibat alergi makanan.
Penyebab tersebut karena anafilaktik syok. Kasus terbanyak terjadi pada anak berusia 8-12
tahun. Di indonesai alergi berjumlah 25-40% anak pernah mengalami alergi makanan. Di
Negara berkembang, angka kejadian alergi masih rendah dan tidak beraga seperti Negara
maju.
C. Patofisiologi
Alergi Makanan di landasi IgE ialah Reaksinya berhubungan dengan mekanisme
imunologis, dan diperantarai olehimunoglobulin E (IgE), Tubuh kita dilindungi dari infeksi
oleh sistem kekebalan tubuh. Kita memproduksi sejenis protein yang disebut antibodi untuk
menandai kuman yang menyebabkan infeksi. Ada berbagai jenis antibodi, dan yang
menyebabkan reaksi alergi disebut imunoglobulin E (IgE). Antibodi IgE biasanya dihasilkan
sebagai respon terhadap infeksi parasit..
Saat pertama kali kita memakan makanan penyebab alergi, sistem kekebalan tubuh Kita
merespon dengan membuat IgE. IgE dalam hal ini bertindak seperti penyebab alergi
(alergen). Ketika Kita memakan makanan itu lagi, tubuh akan mengeluarkan antibodi IgE
dan bahan kimia lainnya, termasukhistamin, untuk mengusir “protein musuh” dari
tubuh Kita. Histamin adalah bahan kimia kuat yang dapat memengaruhi sistem pernafasan,
saluran pencernaan, kulit, atau sistem kardiovaskular. Sebagai akibat respon ini, gejala alergi
makanan terjadi. Gejala yang Kita rasakan tergantung pada bagian tubuh mana histamin
dilepaskan. Jika dilepaskan di telinga, hidung, dan tenggorokan, Kita mungkin merasakan
hidung dan mulut gatal, atau kesulitan bernapas atau menelan. Jika histamin dilepaskan di
kulit, Kita dapat mengembangkan gatal-gatal atau ruam. Jika histamin dilepaskan dalam
5 | A l e r g i
saluran pencernaan, Kita mungkin akan mengembangkan sakit perut, kram, atau
diare. Banyak orang mengalami kombinasi gejala-gejala tersebut.
Kita tidak tahu mengapa beberapa makanan dapat menyebabkan alergi dan yang lainnya
tidak, tapi kemungkinannya adalah karena beberapa protein dalam makanan sangat mirip
dengan protein yang terdapat dalam virus dan bakteri. Oleh karena itu, alergi biasanya adalah
kecenderungan genetik di mana sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu
membedakan protein makanan dengan virus atau bakteri. (Casanova, 2013)
D. Faktor Resiko Dan Etiologi Alergi
1. Faktor Genetis
Walaupun alergi dapat terjaid pada semua orang dan semua golongan umur, resiko
terbesar pada anak yang membawa bakat alergi yang diturunkan oleh orang tuanya. Pada
anak ini gejala alergi sering muncul. Jika salah satu orang tua memiliki alergi, maka anak
memiliki 19,8 % menderita alergi. Dan jika kedua orang tua maka 48% menderita alergi.
2. Faktor Psikis
Psikis seperti cemass, marah dan takut dapat memicu terjadinya alergi berupa ruam
kemerahan pada kulit. Pada orang yang memiliki bakat alergi, sifat pemarah, pencuriga
dan emosional dapat menyebabkan alergi akut pada kulit. Pada anak- anak memang
jarang terjadi alergi akibat faktor psikis.
3. Faktor lingkungan
Baru-baru ini dikatakan bahwa kejadian gangguan alergi tidak dapat dijelaskan oleh
faktor genetik saja. Empat faktor lingkungan utama perubahan dalam paparan penyakit
menular pada anak usia dini, polusi lingkungan, tingkat alergen, dan perubahan pola
makan juga mempengaruhi terjadinya alergi.
4. Pajanan alergi
Pajanan alergi yang merangsang produksi IgE spesifik dapat terjadi sejak bayi dalam
kandungan. Diketahuai adanya Ige spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur
dan susu. Pemberian ASi eksklusif dapat mengurangi jumlah bayi yang hipersensitif
terhadap makanan. (Widodo Judarwanto,2007).
5. Faktor pencetus
6 | A l e r g i
Faktor pencetus yang sering mengakibatkan alergi yaitu:
Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan dengan bahan dasar karet, debu,
dan bulu binatang. Sengatan lebah, gigitan semut api, kacang-kacangan.Suhu panas dan
dingin, hujan.
6. Imaturitas usus. secara mekanik integritas mukosa usus dan perist altik merupakan
pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim
pencernaan menyebabkan denaturasi alergen. Secara imunologis, IgA pada permukaan
mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal allergen masuk ke dalam
tubuh. Pada usus yang imatur, sistem pertahanan tubuh masih lemah dan gagal berfungsi
sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh
E. Dampak dan Akibat Alergi
Dampak reaksi alergi sangat bervariasi tergantung letak sel mast yang teraktivasi.
Pemaparan ulang alergen memicu reaksi alergi dan efeknya terfokus pada tempat dimana
sel mast melakukan degranulasi. Pada alergi fase cepat, mediator yang telah terbuat
sebelumnya dilepaskan dan mempunyai fungsi sangat pendek. Oleh karenanya pengaruh
mediator itu terhadap pembuluh darah dan otot polos hanya terbatas pada sekitar sel mast
yang teraktivasi. Pada alergi fase lambat reaksi juga terpusat pada titik dimana alergen itu
menimbulkan aktivasi, dan induksi alergen pada daerah tertentu juga menentukan mudah
tidaknya inflamasi dapat diatasi. Oleh karena itu reaksi alergi sangat ditentukan oleh tiga
variable utama: banyaknya IgE yang kompeten, rute alergen diintroduksikan, dan
konsentrasi alergen.
Berikut adalah contoh dampak dari adanya alergi :
1. Inhalasi alergen berasosiasi dengan rinitis dan asma.
Pernafasan merupakan jalan utama sebagai masuknya bahanbahan alergen.
Kebanyakan orang hanya terpengaruh sedikit oleh adanya alergen yang masuk,
misalnya menimbulkan bersin maupun keluarnya ingus. Kondisi demikian ini
disebut alergi rhinitis yang disebabkan oleh aktivasi sel mast mukosa yang berada
di bawah sel epitelium mukosa. Bahan alergen misalnya serbuk sari mempunyai
protein yang dapat dilepaskan dan protein tersebut dapat berdifusi menembus
7 | A l e r g i
membran mukosa pada hidung. Alergi rinitis mempunyai ciri-ciri rasa gatal dan
bersin-bersin berkepanjangan, terjadi pembengkakan lokal pada hidung yang
menyebabkan tersumbatnya pernafasan.
2. Alergi pada kulit dapat berupa urtikaria dan eksim kronik
Respon fase cepat dan fase lambat dapat dilihat pada respon alergi kulit.
Kulit merupakan penghalang yang sangat efektif terhadap masuknya bermacam-
macam alergen, namun kulit dapat diterobos dengan injeksi sejumlah kecil
alergen misalnya ketika tersengat serangga. Masuknya alergen pada epidermis
atau dermis dapat menimbulkan reaksi alergi lokal. Aktivasi sel mast secara lokal
pada kulit dapat menimbulkan peningkatan permeabilitas vaskuler secara lokal.
Kejadian tersebut dapat berlangsung sangat cepat yang dapat menyebabkan
ekstravasasi cairan tubuh dan menimbulkan pembengkakan. Aktivasi sel mast
dapat menstimuli tersekresinya bahan-bahan kimia dari ujung saraf lokal dengan
cara reflek ekson saraf sehingga terjadi vasodilasi pembuluh darah yang ada di
sekitar kulit, dan tampak warna kemerahan pada daerah kulit tersebut. Dalam
keadaan tersebut sering terjadi luka pada kulit yang disitilahkan wheal and flare
reaction. Pengertian wheal and flare reaction ini mengacu pada keadaan dimana
kulit mengalami penonjolan dan pengembangan.
3. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi sistemik yang terbatas pada
usus
Salah satu ciri makanan yang bersifat alergen adalah sulitnya dicerna di
lambung walupun enzim pepsin telah bekerja maksimum. Sehingga makanan
tersebut dapat mencapai permukaan mukosa pada usus halus sebagai alergen yang
masih utuh. Jika suatu bahan alergen termakan akan terjadi dua macam reaksi
alergi. Aktivasi sel mast mukosa yang terletak pada saluran pencernakan
menyebabkan cairan tubuh keluar dengan cara menembus sel-sel epitel dan terjadi
kontraksi otot polos, sehingga menyebabkan diare dan terjadi muntah. Dalam hal
8 | A l e r g i
ini belum bisa dijelaskan mengapa sel mast jaringan ikat yang terletak pada
dermis dan jaringan subkutan dapat teraktivasi setelah allergen tercerna, misalnya
oleh alergen yang terabsorbsi dalam sirkulasi.
4. Penyakit celiac merupakan model imunopatologi yang disebabkan antigen
spesifik.
Penyakit celiac merupakan kondisi kronik dari usus halus bagian atas yang
disebabkan oleh respon imun terhadap gluten. Gluten merupakan protein komplek
yang terdapat pada wheat,oats, dan barley. Menghindari semua makanan yang
mengandung gluten akan mengembalikan fungsi normal usus, namun
penghindaran terhadap gluten tersebut harus dilakukan selama hidup. Adapun
akibat yang terjadi, antara lain :
a. Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan
kekambuhan polip hidung.
b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.
c. Sinusitis paranasal.
d. Masalah ortodonti dan efek penyakit lain dari pernafasan mulut yang lama
khususnya pada anak-anak.
e. Asma bronkial. Pasien alergi hidung memiliki resiko 4 kali lebih besar
mendapat asma bronkial.
F. Manifestasi Klinik
Gejala- gejala yang terjadi saat terjadi alergi yaitu :
No Organ/Sistem Tubuh Gejala Dan Tanda
1. Sistem Pernapasan Batuk, pilek, bersin,
sesak(astma), napas pendek,
tightness in chest, not enough
air to lungs, wheezing, mucus
9 | A l e r g i
bronchial , rattling and
vibration dada
2. Sistem Pembuluh Darah dan jantung jantung Palpitasi (berdebar-