Top Banner
Albert Einstein 1/10/2014 Home Forum Tokoh Makalah Fisika Umum Download Informasi Home » Fisdas » Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan Osiloskop Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan Osiloskop Written By Rian Priyadi on 6 Des 2013 | 08.28 1. Latar Belakang Sebelum melakukan suatu pekerjaan dalam elektronika, khususnya yang bersifat praktis diperlukan pengetahuan cara kerja instrumen yang akan dipakai untuk mengkurnya dan akan berhasil tidaknya suatu pekerjaan. Dalam pengukuran ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran antara lain adalah Kondisi alat ukur dan keahlian yang dimiliki oleh pengukur. Kondisi alat ukur yang di maksud adalah keadaan alat ukur yang masih baik atau sudah ada gangguan, kondisi ini disebabkan oleh usia alat ukur sehingga berkurang nya ketelitian. Jika alat ukur sudah rusak parah alat ukur ini tidak dapat dipergunakan lagi namun apabila rusaknya hannya sedikit maka sebelum melakukan pengukuran alat harus di kalibrasi terlebih dahulu. Search here ....
86
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Albert Einstein.docx

Albert Einstein 1/10/2014

Home Forum Tokoh Makalah Fisika Umum Download Informasi

Home » Fisdas » Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan Osiloskop

Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan OsiloskopWritten By Rian Priyadi on 6 Des 2013 | 08.28

1. Latar BelakangSebelum melakukan suatu pekerjaan dalam elektronika, khususnya yang bersifat praktis diperlukan pengetahuan cara kerja instrumen yang akan dipakai untuk mengkurnya dan akan berhasil tidaknya suatu pekerjaan. Dalam pengukuran ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran antara lain adalah Kondisi alat ukur dan keahlian yang dimiliki oleh pengukur.Kondisi alat ukur yang di maksud adalah keadaan alat ukur yang masih baik atau sudah ada gangguan, kondisi ini disebabkan oleh usia alat ukur sehingga berkurang nya ketelitian. Jika alat ukur sudah rusak parah alat ukur ini tidak dapat dipergunakan lagi namun apabila rusaknya hannya sedikit maka sebelum melakukan pengukuran alat harus di kalibrasi terlebih dahulu.Dalam melakukan pengukuran, pratikan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai alat ukur yang dipergunakan sehingga tidak salah dalam melakukan pengukuran dan pembacaan hasil pengukuran.

2. Dasar TeoriA. Multimeter

Search here....

Page 2: Albert Einstein.docx

a) Zero Adjust Screw, berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar

sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.

b) Zero Ohm Adjust Knob, berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya :

saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead –

(hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga

menunjuk pada kedudukan 0 .

c) Range Selector Switch, berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.

Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :

Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur :

x 1; x 10; dan K Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima

batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.

Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima

batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.

Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang

terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

Posisi (Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur :

x 1; x 10; dan K Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain batas

ukurannya belum tentu sama.

d) V A Terminal, berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub (+) yang berwarna merah.

e) Common Terminal, berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub (-) yang

berwarna hitam.

f) Polarity Selector Switch, berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.\

g) Meter Cover, berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.

h) Knife – Edge Pointer, berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.

i) Scale, berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

B. OsiloskopOsiloskop adalah alat ukur yang di gunakan untuk memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Osiloskop di gunakan dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit dan untuk kegunaan-kegunaan lainnya. Beberapa fungsi osiloskop antara lain untuk:

Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

Page 3: Albert Einstein.docx

Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik. Membedakan arus AC dengan arus DC. Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.

Sebelum menggunakan osiloskop, osiloskop harus di kalibrasi terlebih dahuluTahapanPenyetaraan (Kalibrasi) OsiloskopAnalog

a) Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop sebelumk Abel daya AC dimasuk kan stopk ontak PLN

b) Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.c) Set saluran pada tombol CH1.

d) Set mode pada Auto.e) Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.f) Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama

horizontal dan vertikal.g) Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).h) Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan terhadap

tegangan masukan.i) Pasang probe pada salah satusaluran, (misal CH1) dengant ombol pengalihAC/DC pada

kedudukan AC.j) Atur saklar/switch pada pegangan probedengan posisi pengali 1x.k) ujung probe pada titik kalibrasi.l) AturTime/Div pada posisi 1ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.m) Setelah tahapan K, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

3. Prinsip dan Cara Kerja a) Mengukur Tegangan AC menggunakan Multimeter

Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bias memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur.contoh : untuk pengukuran tegangan PLN, diketahui jenis tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, sehingga batas ukur yang harus digunakan adalah 250 atau 1000. Jika tidak diketahui nilai tegangan yang akan diukur, pilih batas ukur tertinggi.

Cara Kerja1. Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter.2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220 VAC maka

kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250.

3. Dalam pengukuran tegangan AC posisi penempatan probe bisa bolak-balik.4. Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur

tegangan PLN misalnya stop kontak.5. Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling

bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting.

Page 4: Albert Einstein.docx

6. Menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan adalah Vac = JP x BU / SM

Ket :-VAC = Tegangan AC-SM = Skala maksimum yang dipakai-BU = Batas Ukur-JP = Jarum Penunjuk

b) Mengukur Tegangan DC menggunakan MultimeterSeperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa multimeter juga bisa mengukur sejauh mana atau seberapa besarnya tegangan DC itu baik di dalam accu, baterei atau power suply.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :1. Arahkanlah sakelar pada DCV (DC Voltmeter).2. Sebaiknya kita perkirakan apakah yang akan kita ukur itu mencapai 10, 50 atau 250 Volt.

Sakelar harus menunjukkan angka yang lebih besar dari perkiraan tegangan DC yang diukur. Contohnya yang kita ukur memiliki tegangan 12 Volt maka sakelar harus menunjukkan pada 50 Volt.

3. Kemudian tempelkan pencolok merah pada kutub positif (+) dan pencolok hitam pada kutub negatif (-) terhadap yang kita ukur.

4. Perhatikan arah jarum bergerak ke kanan sampai pada nomor berapa jarum itu berhenti.

5. Menentukan pembacaan hasil ukur, rumus yang digunakan adalahVdc = JP x BU / SM

Ket :-VDC = Tegangan AC-SM = Skala maksimum yang dipakai-BU = Batas Ukur-JP = Jarum Penunjuk

c) Mengukur Tegangan AC menggunakan OsiloskopLangkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)

1. Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.

2. Distel saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.3. Distel saklar SEC/ DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.4. Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif, gelombang

berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.5. Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat garis

gratikul vertikal.6. Hitunglah tegangan puncak- kepuncak ( Peaks to peaks ) dengan menggunakan persamaan:

Page 5: Albert Einstein.docx

VOLT ( p.p ) = ( difleksi vertikal ) x ( penempatan saklar VOLT/ DIV ).

d) Mengukur Tegangan DC menggunakan OsiloskopLangkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Searah (DC)Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengukur tegangan arus searah (misalnya mengukur tegangan baterai) dengan menggunakan osiloskop.

1. Pilih mode SOURCE pada LINE.2. Pilh mode COUPLING pada DC.3. Pilih DC pada tombol AC-DC.4. Siapkan baterai yang akan diukur.5. Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.6. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik mungkin.7. Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).8. Catat semua hasil pengukuran yang didapatkan.

4. KesimpulanSebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bias memperkirakan berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur.Dalam pengukuran ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran antara lain adalah Kondisi alat ukur yang sudah rusak, dan keahlian yang dimiliki oleh orang yang melakukan pengukuran.

5. Daftar Pustaka Anonim.2012. cara kerja multimeter analog dan digital.http://pradiptadevie.wordpress.com

/2012/03/22/cara-kerja-multimeter-analog-dan-digital/

Anonim.2013.cara-mengukur tegangan ac dengan multimeter.http://wisata-engineering.blogspot.com

/2013/05/cara-mengukur-tegangan-ac-dengan.html

Anonim.2013.cara mengukut tegangan ac dan dc.http://rangkaianelektronika.info/cara-mengukur

tegangan-dc-dan-ac/

Melani.2011.Osiloskop.http://melanie-fisika13.blogspot.com/2011/12/osiloskop.html

Sears, Zemansky.1992.Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet.Bina Cipta.BandungArtikel Terkait : Fisdas

Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan Osiloskop

Besaran dan Dimensi

Fluida Statis

Share this article :

Related Articles

Page 7: Albert Einstein.docx

If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Subscribe via RSS Feed

Your information will not be shared. Ever.

Label: Fisdas

2 komentar:

1.

Wawan Beneran 27 Agustus 2014 09.44

Mantaps gan, nice artikel.. ikut berkontrobusi gan, silakan, bagi yang ingin tambahan

referensi mampir juga dimari

http://gatewawan.blogspot.com/2014/08/mengenal-lebih-jauh-tentang-tegangan-ac.html

thanks.

Balas

Balasan

Enter your email.. Submit

Page 8: Albert Einstein.docx

1.

Rian Priyadi 14 Desember 2014 17.14

terimakasih gan, semoga semakin banyak orang2 ygn bisa di bantu

Balas

« Prev Post Next Post » Beranda Artikel Terbaru

Galileo Galilei

Aristotles

Archimedes

Albert Einstein

Download Electronic WorkBench

Osiloskop

Multitester

Galvanometer

Pengukuran Tegangan AC / DC dengan Multimeter dan Osiloskop

Peraturan dan Tata Tertib Laboratorium

Artikel TerlarisArsip BlogKomentarLabel

[hide]

Support : Twesco Magazine

Copyright © 2013. RIAN PRIYADI - All Rights Reserved

Proudly powered by Blogger

Data 2

LAPORAN PRATIKUM

Klasik

Page 9: Albert Einstein.docx

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis 1.

NOV

11

Laporan Alkur

LAPORAN PRAKTIKUMALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Modul I : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOGModul II : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITALModul III : PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP

DISUSUN OLEH :Maulana Ihsan Lubis

D312066Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :

Page 10: Albert Einstein.docx

Laela Ardiani D312064Laela Kurniawati D312065

Maulana Ihsan Lubis D312066

Dikumpulkan Tanggal : 30 Oktober 2012Asisten Praktikum : Andra Utama

Muhammad Nur Kholis NasutionPurna Betaria

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITALAKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012

LAPORAN PRAKTIKUMALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Modul I : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG

DISUSUN OLEH :

Maulana Ihsan Lubis

D312066Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :Laela Ardiani : D312043Laela Kurniawati : D312045Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012

Page 11: Albert Einstein.docx

Asisten Praktikum : Andra Utama Muhammad Nur Kholis Nasution Purna Betaria

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITALAKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012MODUL I

PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER ANALOG I. DASAR TEORI

Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.[1] Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada modul ini kita akan membahas tentang multimeter analog.

A. Pengertian Multimeter Analog Multimeter Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe. Analog tidak dii gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jjeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.[2]

B. Fungsi Multimeter Analog1. Mengukur nilai Hambatan.2. Mengukur nilai Dioda.3. Mengukur nilai Transistor.4. Mengukur tegangan AC.C. Bagian – bagian Multimeter Analog1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk.2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero.3. Saklar pemilih.4. Lubang kutub.5. Saklar pemilih polaritas.6. Kotak meter.7. Jarum penunjuk meter.8. Skala.[5]

D. Penggunaan Multimeter Analog Sebelum mengukur perhatikan posisi nol jarum set bila di perlukan dan baca spesifikasi dan perhatikan penempatan meter yang benar. Sesudah itu saat membaca nilainya manfaatkan cermin.[3]

E. Pengkuran Multimeter Analog1. Pengukuran pada dioda.a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm( Ω ).

Page 12: Albert Einstein.docx

b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K ).c. Hubungkan Probe Hitam pada Anado dan Probe Merah pada Katoda.d. Pastikan bahwa pada layar jarum akan bergerak menuju nilai Resistansi rendah(forward).e. Apabila pengukuran di balik Probe Hitam pada Katoda dan Probe Merah pada Anoda, Maka

pada layar jarum tidak akan bergerak (Reverse).f. Begitulah sifat Dioda sebagai komponen semi konduktor.

( menghantarkan dalam satu arah/ forward bias/ bias maju, kalau pada posisi reverse bias/ bias terbalik maka dioda tidak dapat menghantarkan arus/ menghambat arus)

2. Pengukuran pada Resistansi.a. Atur jangkah pada pilihan simbol Ohm ( Ω ).b. Pilih jangkah pada pengukuran Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K).c. Tiap kali jangkah di pindah pada posisi Ohm (x1, x10, x100, x1K / 10K) maka harus selalu

melakukan calibrasi agar pengukuran resistansinya akurat.d. Cara melakukan calibrasi pada pengukuran resistansi, Probe Merah & Hitam kita hubungkan

maka jarum akan menyimpang ke posisi Nol.e. Apabila jarum belum sampai pada posisi Nol maka knop ADJ untuk Ohm Meter dapat di putar

untuk mengatur jarum supaya tepat pada posisi Nol.f. Kalau knop ADJ Ohm Meter sudah di putar-putar tetapi tidak mau sampai pada posisi Nol

berarti batu baterai yang ada pada Multimeter harus di ganti.g. Hubungkan Probe Hitam & Probe Merah pada resistor yang akan di ukur resistansinya(probe di

bolak balik tidak masalah).h. Setelah Probe terhubung maka di layar Multimeter Jarum akan bergerak yang menunjukan nilai

resistansinya.3. Pengukuran tegangan AC.a. Atur jangkah pada posisi ACV.b. Usahakan pengukuran pada skala yang paling besar supaya jarum Multitester menyimpangnya

tidak over apabila nilai tegangan belum di ketahui.c. Hubungkan Probe Hitam dan Probe Merah pada rangkaian yang akan di ukur tegangannya

secara paralel(Probe di bolak balik tidak masalah karena pengukuran tegangan bolak balik/AC)d. Hasil pengukuran dapat di lihat pada layar Multimeter Analog pada skala warna merah.

II. HASIL DATA

A. Resistor

Nilai Sebenarnya Hasil Pengukuran Tombol Putar

Page 13: Albert Einstein.docx

47 Ω 34 Ω X1

220 Ω 210 Ω X10

5.6 kΩ 5.1 kΩ X1k

47 kΩ 45 kΩ X1k

Gambar pengukurun resistor.

B. Dioda

Jenis Dioda Hasil

IN4007 Kondisi Baik Tidak Bocor

Gambar pengukuran dioda.

C. Kapasitor

Jenis Transistor Hasil

10µF (Polar)

Kondisi Baik

Tidak Bocor

1µF (Non-Polar) Kondisi Baik

Page 14: Albert Einstein.docx

Tidak Bocor

Gambar pengukuran kapasitor.

D. Transistor

Jenis Transistor HasilPNP Kondisi Ba

ikNPN Kondisi Baik

Gambar pengukuran transistor.

E. Tegangan 1 phasa Hasil pengukuran = (500/2) x 4.2 = 1050V.

Page 15: Albert Einstein.docx

Gambar hasil pengukuran tegangan 1 phasa

Page 16: Albert Einstein.docx

III. ANALISIS DAN PEMBAHASANMultimeter adalah suatu alat perhitungan yang berfungsi untuk mengukur tegangan,

hambatan dan arus serta untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen tertentu. Dalam pratikum ini kita akan membahas Multimeter Analog.

Multimeter Analog selain di gunakan untuk menghitung besarnya nilai dari suatu tegangan,hambatan dan arus, multimeter ini juga di gunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen seperti komponen dioda, kapasitor, dan transistor serta mengukur tegangan AC 1 phasa.

Dalam perhitungan menggunakan multimeter analog kita harus melakukan kalibrasi pada multimeter analog yang kita gunakan. Kalibrasi adalah mengembalikan kedudukan jarum pada kedudukan nol, hal ini dilakukan agar perhitungan kita menjadi akurat. Baik dalam pengukuran ohm meter, volt meter dan amp meter.

Pada pratikum ini kita harus bisa mengukur sebuah resistor dan mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen dioda, transistor PNP dan NPN dan kapasitor polar dan bipolar.

Resistor adalah terminal dua komponen elektornik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik. Komponen resistor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Pada komponen resistor biasanya terdapat 4 warna. 3 warna sebagai nilai dan 1 warna sebagai toleransi. Apabila kita ingin mengukur besarnya nilai dari suatu komponen resistor terlebih dahulu kita harus mengatur tombol putar pada multimeter yang kita gunakan sesuai dengan kapasitas nilai dari resistornya, setelah itu lakukan kalibrasi supaya dapat menghasilkan nilai yang baik. Sedangkan untuk pemasangan probenya kita dapat memasangnya secara bolak balik.

Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda sebagai kutub positif dan kutub katoda sebagai kutub negatif. Pada pratikum yang kami lakukan kami menggunakan dioda jenis 1N4007. Pengecekan dioda dilakukan untuk mengetahui baik atau rusaknya dan bocor atau tidaknya skomponen dioda tersebut. Sebelum melakukan pengecekan pada sebuah dioda kita harus mengatur tombol putarnya pada x1. Setelah itu kita lakukan kalibrasi pada multimeter analog, kemudian atur probe hitam ke anoda dan probe merah ke katoda untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen setelah itu atur probe hitam ke katoda dan probe merah ke anado untuk mengetahui bocor atau tidaknya komponen dioda tersebut.

Selanjutnya pada pratikum ini kita juga mengukur komponen kapasitor, nama lain dari komponen kapasitor adalah condensator. Sama hal nya dengan komponen resistor, komponen kapasitor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor menurut polaritasnya terbagi atas dua yaitu kapasitor polar dan kapasitor bipolar.

Perbedaan kapasitor polar dan bipolar adalah pada kapasitor polar memiliki polaritas positif dan negativ sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya harus memperhatikan kaki – kakinya. Sedangkan pada kapasitor bipolar tidak sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya dapat di ukur dan di pasang bolak balik.

Dalam pengecekan komponen kapasitor kita hanya untuk mengetahui baik atau tidaknya komponen kapasitor. Cara pengecekannya sama dengan pengecekan dioda yang berbeda pada komponen kapasitor kita dapat mengatur probe sesuai dengan keinginan kita.

Dalam pratikum ini kita juga melakukan pengecekan pada transistor. Transistor adalah

suatu komponen alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan

penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.

Page 17: Albert Einstein.docx

Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau

tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber

listriknya.

Pada umumnya transitor memiliki 3 terminal yaitu basis,emitor dan kolektor. Tegangan

yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang

lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor terbagi atas 2 jenis yaitu transistor PNP (positif negatif positif) dan transistor NPN (negatif

positif negatif).

Dalam pegecekan transistor sama halnya dengan pengecekan kapasitor tetapi yang

berbeda adalah pada transistor PNP letak probe hitam di hubungkan pada kaki emitor atau kaki

kolektor sedangkan probe merah di hubungkan pada kaki basis. Sedangkan pada transistor NPN

letak probe hitam di hubungkan pada kaki basis sedangkan pada probe merah di hubungkan pada

kaki emitor dan kolektor.

Pada pengukuran tegangan 1 phasa kita atur tombol putar pada posisi 500 ACV, setelah

itu kita lakukan kalibrasi. Letakkan probe pada lobang stop kontak dan lihatlah nilainya pada display

multimeter. Setelh kita mengetahui nilai pada multimeter kita masukkan ke dalam rumus yang telah

di beritahukan supaya mendapatkaan nilai dari hasil pengukurannya.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN.1. Multimeter dapat di operasikan dengan sakelar banyak posisi, meter dapat di ubah menjadi

Ampmeter, Voltmeter dan Ohmmeter secara cepat dan mudah.2. Multimeter analog biasanya di gunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen di

karenakan apabila mengukur nilai suatu komponen, multimeter analog kurang akurat dalam hasil pengukurannya.

3. Kalibrasi adalah cara yang di lakuakan untuk mengembalikan kedudukan jarum pada kedudukan nol.

B. SARAN.

Page 18: Albert Einstein.docx

1. Sebelum kita melakukan pengukuran ataupun pengecekan suatu komponen, kita harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu.

2. Apabila kita ingin mengukur suatu tegangan kita harus mengatur tombol putar pada posisi ACV.3. Berhati-hati dalam penggunaan multieter, di karenakan apabila kita salah dalam mengatur

tombol putar dapat mengakibatkan rusaknya multimeter tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA1. http://www.reocities.com/pengukuran_listrik/Multimeters.htm 2. http://elektronika-dasar.com/instrument/multimeter-elektronik-analog/3. http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0910/kuliah/EL2193%20Edit/Percobaan%201a.pdf

VI. LAMPIRANPertanyaan dan Jawaban Carilah hambatan pengganti dari rangkaian berikut :

Page 19: Albert Einstein.docx

Jawab :R1 = 47 R3 = 5600R2 = 220 R4 = 47000R seri = R1 + R2 + R3 + R4R seri = 47 + 220 + 5600 + 47000 = 52867 = 52,867 k Carilah hambatan penganti dari rangkaian berikut:

Jawab :R1 = 47 R3 = 5600R2 = 220 R4 = 47000

=

=

= 0. 02602Rparalel = 38.42

LAPORAN PRAKTIKUMALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Modul II : PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITAL

Page 20: Albert Einstein.docx

DISUSUN OLEH :

Maulana Ihsan Lubis

D312066Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :Laela Ardiani : D312043Laela Kurniawati : D312045Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012Asisten Praktikum : Andra Utama Muhammad Nur Kholis Nasution Purna Betaria

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITALAKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012MODUL II

PENGUKURAN DENGAN MULTIMETER DIGITALI. DASAR TEORIA. Pengertian.

Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besar-besaran elektronik dimana besaran tersebut dapat di baca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan.[1]Dalam multimeter digital hasil pengukuran langsung dapat di baca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display.[2]

Page 21: Albert Einstein.docx

Gambar multimeter digital[2]

B. Catatan Penggunakan Multimeter Digital. Perhatikan baik – baik beberapa catatan dalam penggunaan multimeter digital. Kesalahan dalam penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada multimeter putus. Putusnya fuse dapat mengakibatkan pemotongan nilai sebesar minimal 10.[3]

1. Dalam keadaan tidak di pakai, selector sebaiknya pada kedudukan AC volt pada harga skala cukup besar (misalnya 250 volt). Hal ini di maksudkan untuk menghindari kesalahan pakai yang membahayakan multimeter.

2. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah lebih dahulu besaran apakah yang mau di ukur dan kira – kira berapakah besarannya, kemudian pilihlah kedudukan selector dan skala manakah yang akan di gunakan.

3. Pada waktu mulai melakukan pengukuran arus dan tegangan, bila tidak dapat di passtikan besarnya arus / tegangan tersebut, maka mulailah dari bataas ukur yang paling besar.

4. Pada pengukuran tegangan dan arus, pembacaan meter akan paling teliti bila penujukan jarum terletak di daerah dekat skala penuh, sedangkan pada pengukuran resistansi jarum terletak pada pertengahan skala.

5. Harus diperhatikan pengukuran resistansi hanya boleh di lakukan pada komponen atau rangkaian tidak mengandung sumber tegangan.[3]

C. Pengukuran Komponen.1. Persiapaan awal.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan persiapan awal, persiapan awal sebelum anda melakukan Multimeter Digital adalah :

a. Baca buku petunjuk penggunaan (manual instruction)b. Multimeter adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur tegangan (Multimeter

sebagai Voltmeter), mengukur arus (Multimeter sebagai Amperemeter), mengukur tahanan (Multimeter sebagai Ohmmeter).

c. Sebelum dan sesudah Multimeter di gunakan, posisi saklar jangkauan ukur harus selalu berada pada posisi ACV dengan batas ukur (range) 250ACV atau lebih.

d. Kabel probe selalu berwarna merah dan hitam. Hubungka probe merah pada ke lubang yang bertanda (+) pada multimeter dan probe hitam ke lubang (-) pada multimeter.

e. Jangan sekali – kali mengukur kuat arus listrik, kecuali kita sudah dapat memperkirakan besarnya kuat arus yang mengalir.

Page 22: Albert Einstein.docx

f. Berhati – hatilah pada ssaat mengukur tegangan listrik sebesar 220V.[2]

2. Pengukuran komponen Resistor.a. Atur multimeter untuk range yang lebih besar dari yang anda harapkan untuk di ukur

resistensinya.b. Perhatikan bahwa multimeter menunjukan layar “off the scale” (biasanya kosong kecuali untuk 1

sebelah kiri).c. Sentuh probe multimeter bersama-sama dan periksa bahwa multimeter membaca angka nol.d. Jika tidak membaca nol, putar saklar ke Set Zero jika multimeter anda memiliki fungsi ini dan

coba lagi.e. Pasang probe di antara komponen.f. Hindari sentuhan lebih dari satu kontak pada waktu bersamaan atau akan terjadi salah

pembacaan. [1]

3. Pengujian komponen Dioda.a. Multimeter digital memiliki pengaturan khusus untuk pengujian dioda, biasanya diberi label

dengan simbol dioda.b. Hubungkan kabel merah ke anoda dan kabel hitam ke katoda. Dioda harus terjadi konduksi dan

multimeter akan menampilkan nilai.c. Balikkan koneksi, dioda tidak harus terjaddi konduksi sehingga multimeter akan menampilkan

“off the scale”(biasanya kosong kecuali untuk sebelah kiri).[1]

II. HASIL DATA1. Resistor

Langkah – langkah pengukuran Resistor. Hubungkan probe merah pada tanda ohm atau V dan hitam pada tanda com pada multimeter

digital. Tekan tombol power. Tekan tombol Ω (ohm) pada multimeter. Kalibrasi alat ukur dengan menempelkan kedua probe. Atur skala range yang digunakan, dengan menekan tombol range. Hubungkan probe dengan kaki resistor. Tekan hold untuk mencatat pengukuran. Catat hasil pengukuran besar tahanan resistor.

Nilai Komponen Hasil Pengukuran

47Ω 6.7Ω

47kΩ 6.6kΩ

220Ω 219.6kΩ

Page 23: Albert Einstein.docx

5.6kΩ 5.57kΩ

46.7Ω 219.6kΩ

46.6kΩ 5.57kΩGambar Simulasi Pengukuran Resistor

2. DiodaLangkah – langkah pengukuran pada Dioda.

Hubungkan probe merah pada tanda V atau ohm dan probe hitam pada tanda com. Tekan tombol power. Tekan tombol pada multimeter. Hubungkan kedua probe untuk melakukan kalibrasi multimeter. Hubungkan probe merah pada anoda dan probe hiram pada kaki katoda. Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range. Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran. Catat hasil pengukuran. Tipe Komponen : 1N4007 Probe : Merah – Anoda Hitam – Katoda Indikator : Menunjukan nilai pengukuran sebesar 0.554V Kondisi : Baik tidak bocor Tipe Komponen : 1N4007 Probe : Merah – Katoda

Page 24: Albert Einstein.docx

Hitam – Anoda Indikator : Tidak menunjukkan nilai Kondisi : Baik tidak bocor

0.554V 0.554VGambar Simulasi Pengukuran Dioda3. KapasitorLangkah – langkah pengukuran pada Kapasitor.

Hubungkan probe merah pada tanda ohm dan probe hitam pada tanda com. Tekan tombol power. Tekan C pada multimeter.

Atur skala range sesuai yang akan digunakan dengan menekan tombol range. Hubungkan probe dengan kaki – kaki kapasitor. Tekan tombol hold untuk mencatat hasil pengukuran. Catat hasil pengukuran.

Jenis Kapasitor Hasil Pengukuran

10µF (Polar) 13.78 µF

1µF (Non Polar) 1.044 µF

Page 25: Albert Einstein.docx

13.78 µF 1.044 µF Gambar Simulasi Pengukuran Kapasitor

4. TransistorLangkah – langkah pengukuran pada transistor Hubungkan probe merah pada tanda V dan probe hitam pada tanda com Tekan tombol power. Tekan tombol pada multimeter.

Hubungkan probe merah pada kaki basis dan hitam pada emitor untuk tipe NPN dan probe merah pada kaki emitor dan hitam pada kaki basis untuk tipe PNP.

Atur skala range yang digunakan dengan tekan tombol range. Tekan hold untuk mencatat hasil pengukuran. Catat hasil pengukuran. Tipe komponen : NPN Probe : 1. Merah – Basis Hitam – Emitor 2. Merah – Emitor Hitam – Basis

Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.469V. 2. Tidak menunjukkan nilai. Kondisi : Baik Tipe komponen : PNP Probe : 1. Merah – Emitor Hitam – Basis 2. Merah – Basis Hitam – Emitor

Indikator : 1. Menunjukkan angka pada pengukuran sebesar 0.690V 2. Tidak menunjukkan nilai Kondisi : Baik

0.469V 0.690V Tipe NPN Tipe PNP

Gambar Simulasi Pengukuran Transistor5. Tegangan ListrikLangkah – langkah pengukuran tegangan listrik 1 fase dan 3 fase. Hubungkan probe merah pada tanda V dan probe hitam pada tanda com Tekan tombol power. Tekan tombol V pada multimeter.

Page 26: Albert Einstein.docx

Tekan tombol AC/DC untuk mengganti tegangan yang akan di ukur menjadi AC. Atur skala range dengan menekan tombol range. Untuk 1 fase hubungkan kedua probe dengan stop kontak listrik.

Untuk tegangan listrik 3 phasa hubungkan kedua probe ke klem R,S,T dan N di dalam Box KWH meter. Tekan hold untuk mencatat besar tegangan. Catat hasil pengukuran

Jenis Tegangan Hasil Pengukuran

1 Fase 224V

3 Fase

R – N 201V

S - N 225V

T - N 221V

R – S 310V

R – T 375V

S - T 221V

6. Arus Listrik 3 faseLangkah – langkah pengukuran arus listrik 3 fase. Hubungkan probe merah pada tanda A dan hitam pada tanda com. Putar skala menggunakan Ampere pada tang meter. Klem pada kabel 3 fase menggunakan tang meter untuk mengukur arus. Tekan hold untuk mencatat hasil. Catat hasil pengukuran

Jenis Arus 3 fase Hasil Pengukuran

R 3.0A

S 2.2A

T 0.4A

N 2.0A7. Tegangan dan Arus BateraiLangkah – langkah mengukur tegangan pada baterai. Hubungkan probe merah pada tanda V dan hitam pada tanda com. Tekan power. Tekan V pada multimeter. Tekan jenis arus dengan tombol AC/DC untuk mendapatkan DC. Hubungkan probe merah pada + dan hitam pada –. Tekan hold untuk mencatat hasil. Catat hasil pengukuran.Langkah – langkah mengukur arus pada baterai. Hubungkan probe merah pada tanda A dan hitam pada tanda com. Tekan power. Tekan 20mA pada multimeter. Pilih jenis arus yang akan di ukur dengan tekan tombol AC/DC.

Page 27: Albert Einstein.docx

Hubungkan probe merah pada + dan hitam pada –. Tekan hold untuk mencatat hasil. Catat hasil pengukuran.

Tegangan 1.515VArus 2.90A

Page 28: Albert Einstein.docx

III. ANALISA DAN PEMBAHASANMultimeter adalah suatu alat perhitungan yang berfungsi untuk mengukur tegangan,

hambatan dan arus serta untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen tertentu. Sebelumnya kita telah membahas tentang multimeter analog dan pada pratikum ini kita akan membahas multimeter digital.

Multimeter digital adalah alat ukur yang dapat mengukur besar-besaran elektronik dimana besaran tersebut dapat di baca dengan jelas sehingga mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan nilai besaran kelistrikan. Dalam multimeter digital hasil pengukuran langsung dapat di baca dalam bentuk angka yang tampil pada layar display. Perbedaan multimeter analog dengan multimeter digital terletak pada cara penggunaannya dan membaca nilai hasil pengukuran pada displaynya. Pada multimeter analog untuk menujukan hasil pengukurannya dengan cara melihat jarum pada display multieter analog, sedangkan pada multimeter digitak hasil pengukurannya dalam bentuk digit atau angka.

Sebenarnya fungsi dari multimeter digital sama dengan fungsi dari multimeter analog tapi dalam keakuratannya dalam mengukur suatu komponen, multimeter digital lebih baik daripada multimeter analog.

Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter digital, sama hal nya dengan melakukan pengukuran pada multimeter analog, kita harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu pada multimeter digital. Kalibrasi pada multimeter digital adalah mengembalikan posisi atau kedudukan nilai pada display multimeter digital pada keadaan nol.

Sama halnya pada pratikum sebelumnya pada pratikum ini kita akan mengukur resistor dan tegangan serta melakukan pengecekan pada komponen dioda, kapasitor polar, kapasitor bipolar, transistor PNP(Positif Negatif Positif) dan transistor NPN(Negatif Positif Negatif).

Resistor adalah terminal dua komponen elektornik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik. Komponen resistor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Pada komponen resistor biasanya terdapat 4 warna. 3 warna sebagai nilai dan 1 warna sebagai toleransi. Apabila kita ingin mengukur besarnya nilai dari suatu komponen resistor terlebih dahulu kita harus mengatur tombol putar pada multimeter yang kita gunakan sesuai dengan kapasitas nilai dari resistornya, setelah itu lakukan kalibrasi supaya dapat menghasilkan nilai yang baik. Sedangkan untuk pemasangan probenya kita dapat memasangnya secara bolak balik. Untuk mengetahui hasil dari pengukuran kita harus mengurangi nilai pada hasil pengukuran multimeter digital dengan nilai dari kalibrasi.

Sama halnya dengan komponen resistor, komponen dioda termasuk dalam komponen pasif yaitu komponen komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai penyearah. Komponen dioda memiliki dua kutub yaitu kutub positif(Anado) dan kutub negatif(Katoda). Pada pratikum yang kami lakukan kami menggunakan dioda jenis 1N4007. Pengecekan dioda dilakukan untuk mengetahui baik atau rusaknya dan bocor atau tidaknya komponen dioda tersebut. Apabila kita ingin melakukan pengecekan dioda dengan menggunakan multimeter digital,caranya hampir sama seperti kita melakukan pengecekan dengan menggunakan multimeter analog, yang membedakannya adalah pada multimeter digital kita harus menghubungkan probe merah ke lubang merah yang bertanda V dan probe hitam ke lubang yang bertanda com, dan menekan tombol lambang dioda pada multimeter digital.

Selanjutnya pada pratikum ini kita juga mengukur komponen kapasitor, nama lain dari komponen kapasitor adalah condensator. Sama hal nya dengan komponen resistor, komponen

Page 29: Albert Einstein.docx

kapasitor termasuk ke dalam komponen pasif yaitu komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor menurut polaritasnya terbagi atas dua yaitu kapasitor polar dan kapasitor bipolar.

Perbedaan kapasitor polar dan kapsitor bipolar adalah pada kapasitor polar memiliki polaritas positif dan negativ sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya harus memperhatikan kaki – kakinya. Sedangkan pada kapasitor bipolar tidak sehingga dalam pemasangannya maupun pengukurannya dapat di ukur dan di pasang bolak balik.

Dalam pengecekannya dengan menggunakan multimeter digital kita harus menghubungkan probe merah pada lubang merah yang bertanda C dan probe hitam ke lubang hitam yang bertanda com pada multimeter digital dan kita juga harus menekan tombol C pada multimeter tersebut.

Pada pengecekan komponen resistor, cara yang dilakuakaan sama seperti melakukan pengcekan pada komponen kapasitor, yang membedakannya adalah pada kapasitor kita menekan tombol C sedangkan pada transistor kita menekan tombol berlambang dioda. Dan pada pengukuran transitor apabila kita akan menghubungkan probe kita harus memperhatikan kaki-kakinya sesuai dengan jenisnya komponen transistor tersebut.

Untuk pengukuran tegangan dan arus pada baterai kita harus menekan tombol V apabila kita ingin mengukur tegangan dan tombol A apabila kita ingin mengukur arus dan mengubah jenis tegangan nya menjadi DC dengan menekan tombol DC/AC.jika ingin melakukan pengukuran pada panel listrik langkah yang kita lakukan sama seperti mengukur baterai, tetapi pada pengukuran 3 phasa kita harus mengubah jenis tegangan nya menjadi DC dengan menekan tombol AC/DC.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN.1. Multimeter dapat di operasikan dengan sakelar banyak posisi, meter dapat di ubah menjadi

Ampmeter, Voltmeter dan Ohmmeter secara cepat dan mudah.2. Multimeter digital adalah multimeter yang menunjukan hasil penilaianya dengan digit atau

angka.3. Hasil pengukuran sama dengan nilai pada multimeter di kurangi dengan nilai kalibrassi.4. Perbedaan multimeter digital dan analog terletak padda cara penggunaanya.B. SARAN.1. Sebelum kita melakukan pengukuran ataupun pengecekan suatu komponen, kita harus

melakukan kalibrasi terlebih dahulu.2. Apabila ingin melakukan pengukuran pada tegangan pada baterai kita harus mengubah AC

menjadi DC dengan menekan tombol AC/DC, sedangkan pada listrik 3 phasa jenis tegangan pada muultimeteer digital harus AC.

Page 30: Albert Einstein.docx

3. Berhati-hati dalam penggunaan multieter, di karenakan apabila kita salah dalam mengatur tombol putar dapat mengakibatkan rusaknya multimeter tersebut.

V. DAFTAR PUSTAKA1. http://elektronika-dasar.net di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.03 WIB.2. http://smkn3amuntai.files.wordpress.com/2010/10/modul_multimeter.pdf di akses pada tanggal

16 oktober 2012 pada jam 17.17 WIB.3. http://labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL2193/0809/Percobaan%201%20Instrumentasi

%20Laboratorium.pdf di akses pada tanggal 16 oktober 2012 pada jam 17.57 WIB.

VI. LAMPIRANPertanyaan dan JawabanPertanyaan :Ukur tahanan dari resistor yang disediakan satu persatu dan ukur pula rangkaian resistor sesuai dengan gambar.

Page 31: Albert Einstein.docx

Jawaban :Nilai Resistansi

R1 = 47Ω, R2 = 220Ω, R3 = 5.6kΩ, R4 = 47kΩHasil Perhitungan :Rseri = R1 + R2 + R3 + R4= 47 + 220 + 5600 + 47000 = 52867Ω

R1 = 47Ω, R2 = 220Ω, R3 = 5.6kΩ, R4 = 47kΩHasil Perhitungan :

=

Ω

LAPORAN PRAKTIKUMALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Modul III : PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP

Page 32: Albert Einstein.docx

DISUSUN OLEH :

Maulana Ihsan Lubis

D312066Kelompok 20

PARTNER PRAKTIKUM :Laela Ardiani : D312043Laela Kurniawati : D312045Tanggal Praktikum : 18 Oktober 2012Asisten Praktikum : Andra Utama Muhammad Nur Kholis Nasution Purna Betaria

LABORATORIUM ELEKTRONIKA & TEKNIK DIGITALAKADEMI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SANDHY PUTRA

JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO

2012MODUL III

PENGENALAAN APLIKASI OSILOSKOPI. DASAR TEORI

A. PengertianOsiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari

sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (screen).[1]

Page 33: Albert Einstein.docx

Gambar Osiloskop[2]

B. Bagian-bagian Osiloskop beserta fungsinya

Gambar bagian dari Osiloskop[3]

1. Volt atau div berfungsi untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa nilai tegangan yang di awali oleh satu div di layar.

2. CH(input X) berfungsi untuk memasukan sinyal atau gelombang yang di ukur atau pembacaan posisi horizontal.

3. AC-DC berfungsi untuk memilih besaran yang di ukur dan mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop.

4. Ground berfungsi untuk memilih besaran yang di ukur.5. Posisi Y berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan layar atas bawah dan untuk

menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel.6. Variabel berfungsi untuk kalibrasi osiloskop.7. Selektor pilih berfungsi untuk memilih channel yang di perlukan untuk pengukuran.8. Layar berfungsi untuk menampilkan bentuk gelombang.9. Inten berfungsi untuk mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar osiloskop.10. Rotation berfungsi untuk mengatur posisi garis pada layar.11. Fokus berfungsi untuk menajamkan garis pada layar untuk mendapatkan gambar yang lebih

jelas.12. Position X berfungsi untuk mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan, untk mengatur

posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)

Page 34: Albert Einstein.docx

13. Sweep time/div berfunggsi untuk mengatur waktu periode(T) dan frekuensi(f), mengatur berapa nilai waktu yang di wakili oleh satu div di layar.

14. Mode berfungsi untuk memilih mode yang ada.15. Variabel berfungsi untuk kalibrasi waktu periode ke frekuensi.16. Level berfungsi untuk menghentikan gerak tampilan layar.17. Exi Trigger berfungsi untuk trigger dari luar.18. Power berfungsi untuk menghidupkan Osiloskop.19. Cal 0,5 Vp-p berfungsi untuk kalibrasi awal sebelum Osiloskop di gunakan.20. Ground berfungsi untuk melihat letak posisi ground di layer, ground Osiloskop yang di

hubungkan dengan ground yang di ukur.21. CH2 (input Y) berfungsi untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang di ukur atau

pembacaan vertikal.[3]

C. Langkah – langkah percobaan.1. Masukan kabel power pada socket input 220volt yang terdapat pada bagian belakang osiliskop.2. Masukan socket probe osilioskop pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).3. Masukkan kabel power (steker) pada stop kontak.4. Atur MODE pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).5. Atur COUPLING pada AC/DC & SOURCE pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y).6. Hidupkan osiloskop dengan menekan tombol power & lampuu indikatorpun akan menyala.7. Kalau di layar osiloskop belum ada tampilan garis horizontal maka atur holdoff pada posisi auto

dan pada level tombol lock di tekan.8. Setelah ada tampilan garis horizontal pada layar osiloskop atur fokus dan intensitas cahaya agar

tampilan gelombang enak di lihat.9. Hubungkan ujung probe osiloskop pada Calibrasi

(CAL). Gambar ujung probe osiloskop di hubungkan pada kalibrasi.[1]

10. Pada layar akan tampil gambar gelombang (gelombang kotak).

Page 35: Albert Einstein.docx

Gambar gelomang sinyal.[1]

11. Atur posisi vertikal dan horizontal gelommbang agar mudah dalam melakukan perhitungan (periode, frekuensi dan volt peak to peak) untuk pengkalibrasian osiloskop.

12. Atur Volt/Div pada posisi 1 V dan Time/Div pada 0,5mS(.5mS).13. Tinggi gelombang harus 2 Div (2 kotak) karena pada posisi tercatat 2 Vpp, kalau tidak sampai 2

Vpp atur variabel pada channel 1 (X) atau channel 2 (Y) untuk mengatur tinggi gelombang agar mencapai 2 Vpp.

14. Panjang 1 gelombang penuh harus 2 div horizontal (2 kotak horizontal).15. Rumus menghitung Periode : T=Div Horizontal x Time/Div=...S.16. Rumus menghitung frekuensi : F=1/T=...Hz.17. Rumus menghitung Volt Peak to Peak : Vpp=Div Vertikal x Volt/Div=...Vpp.18. Rumus menghitung Volt Peak : Vp=Vpp/2=...Vp.19. Rumus menghitung Volt RMS (Root Mean Square) : Vrms=Vp x 70,7%=Vp x 0.707=... Vrms.

II. HASIL DATA1. Cara Menghidupkan dan Mengkalibrasi Osiloskop Tekan tombol power hingga lampu On menyala.

Atur kedudukan tombol-tombol time/div dan volt/div baik untuk channel 1 ataupun channel 2 pada posisi CAL.

Hubungkan probe masing-masing input channel ke input CAL, jika belum sama aturlah tombol volt/div pada channel yang akan dikalibrasi.

Memilih input channel yang akan dikalibrasi dan ditampilkan pada layar osiloskop menggunakan tombol CH I/II. Tampilan gelap-terang diatur dengan tombol intens. Untuk memfokuskan tampilan diatur dengan tombol focus.

Kedudukan tampilan gambar diatur dengan Y position channel 1 dan X position channel 2.Channel I

Page 36: Albert Einstein.docx

Gambar Hasil Kalibrasi

Time/div = 0,5 CAL = 2 = 2Volts/div = 1 Volts/div 1CAL = 2V

Page 37: Albert Einstein.docx

Channel II

Gambar Hasil Kalibrasi

Time/div = 0,5 CAL = 2 = 2Volts/div = 1 Volts/div 1CAL = 2V

2. Mengukur Tegangan Peak to Peak (Vpp)Tegangan AC dari suatu Trafo dapat diukur dengan CRO. Hubungkan kutub trafo ke input X (Channel 1). Atur tombol Volt/div Channel 1 pada kedudukan yang bisa dibaca. Gunakan tombol X position dan Y position Gunakan tombol Time/div untuk mengatur agar gambar tampak stabil.

Page 38: Albert Einstein.docx

Vpp = A x Volts/div = 3.6 x 5 Volt = 18Vrms = 0.5 x 0.7 x Vpp = 0.5 x 0.7 x 18 = 6.3Time/div = 5Volt/div = 5 Gambar Hasil Pengukuran Tegangan Vpp3. Mengukur Frekuensi

Membaca kedudukan Time/div Mengatur tombol X position untuk mempermudah pembacaan. Mengukur panjang satu gelombangpenuh (λ)

f = 1/ Tf = 1/ λ x Time/divf = 1/ 4 x 5 msf = 1/ 20 ms = 1000/ 20 = 50 Hz

Page 39: Albert Einstein.docx

Gambar Hasil Pengukuran Frekuensi4. Melihat dua gelombang sekaligus secara bersamaan Hubungkan input Y (Channel 2) pada kutub trafo yang lain.

Lakukan pengesetan tombol-tombol sampai terlihat gelombang yang terbaca pada layar. Atur kedudukan mode CHOP pada DUAL

Bila kedudukan mode CHOP pada ADD maka gambar yang terlihat adalah hasil penambahan antara gelombang pada channel 1 dan channel 2.

5. Mengukur Frekuensi PLN dengan cara LissajousSelain cara seperti pada percobaan ketiga, frekuensi tegangan PLN dapat diukur dengan

cara membandingkannya dengan frekuensi yang dibangkitkan oleh AFG yang telah diketahui besarnya.

Hubungkan input channel 1 ke output trafo dan channel 2 ke output FG.

Page 40: Albert Einstein.docx

Atur kedudukan tombol X–Ypada kondisi “on” dan kedudukan volt/divchannel 1 dan channel 2 pada kedudukan yang sama.

Atur output frekuensi FG sehingga terbentuk pola-pola interferensi yang menunjukkan bagaimana perbandingan frekuensi antara gelombang yang masuk pada lempeng horizontal fH (channel 1) dan gelombang yang masuk pada lempeng vertikal fV (channel 2). Catat tampilan yang terbentuk dan besar frekuensinya.

fH : fV = 1 : 1fH/fV = 1/150/fV= 1/150= fVf=1/λ x Time/div ms50= 1/λ x 5 ms50 x λ x 5 ms = 1λ = 1/ 250 mλ = 1000/ 250λ = 4

fH : fV = 1 : 2fH/fV = 1/ 250/fV= 1/ 2

Page 41: Albert Einstein.docx

100 = fVf=1/λ x Time/div ms100 = 1/λ x 5 ms100 x λ x 5 ms = 1λ = 1/ 500 mλ = 1000/ 500λ = 2

fH : fV = 1 : 3fH/fV = 1/ 350/fV= 1/ 3150 = fVf=1/λ x Time/div ms150 = 1/λ x 5 ms150 x λ x 5 ms = 1λ = 1/ 750 mλ = 1000/ 750

λ = 1.33

fH : fV = 3 : 1fH/fV = 3/1

Page 42: Albert Einstein.docx

50/fV= 3/116.67 = fVf=1/λ x Time/div ms16.67= 1/λ x 5 ms16.67x λ x 5 ms = 1λ = 1/ 83.35 mλ = 1000/ 83.35λ = 11.9

fH : fV = 2 : 3fH/fV = 2/350/fV= 2/375= fVf=1/λ x Time/div ms75= 1/λ x 5 ms75 x λ x 5 ms = 1λ = 1/ 375 mλ = 1000/ 375λ = 2.67

6. Mengukur Beda Fase

1. 90°

a = 3,2A = 3,2θ = arc sin ( a/A )θ = arc sin ( 3,2/3,2 )θ = arc sin (1)θ = 90°

Page 43: Albert Einstein.docx

2. 180°

a = 1,6A = 3,2θ = arc sin ( a/A )θ = arc sin ( 1,6/3,2 )θ = arc sin (0,5)θ = 30o

3. 0°

a = 0,2A = 3,4θ = arc sin ( a/A )θ = arc sin ( 0,2/3,4)

Page 44: Albert Einstein.docx

θ = arc sin (0,06)θ = 3,4°

4. 45°

a = 1,4A = 3,2θ = arc sin ( a/A )θ = arc sin ( 1,4/3,2 )θ = arc sin (0,44)θ =26,10 o

Page 45: Albert Einstein.docx

III. ANALISA DAN PEMBAHASANSebelumnya kita telah membahas mengenai alat ukur Multimeter analog dan Multimeter

Digital, pada pratikum ini kita akan membahas aplikasi dari osiloskop, osiloskop adalah alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layar tabung sinar katoda atau alat ukur yang dapat memetakan sinyal listrik

Fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk dapat melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan adanya osiloskop kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal, dengan sedikit penyetelan kita juga dapat mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.

Page 46: Albert Einstein.docx

Beberapa kegunaan dari osiloskop adalah kita dapat mengukur besaran tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, untuk membedakan antara arus AC dengan arus DC dan yang terakhir untuk mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Didalam osiloskop terdapat tabung panjang yang di sebut tabung sinar katoda atau Cathode Ray Tube(CRT). Secara prinsip osiloskop terbagi atas dua tipe, yaitu tipe analog (ART – Analog Real Time Osciloscope) dan tipe digital (DSO – Digital Storage Osciloscope). Masing – masing dari jenis osiloskop tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Perbedaan dari masing – masing jenis osiloskop ini adalah, pada osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkass electron dalam tabung sesuai gambar yang diukur sedangkan pada osiloskop digital, osiloskop ini memcuplik bentuk gelombang yang diukur dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang di cuplik menjadi besaran digital.

Osiloskop itu terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol, display itu berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilakn dan display itu seperti tampilan layar televisi tetapi perbedannya kalau tampilan televisi berwarna warni sedangkan pada display osiloskop tidak. Pada display ini terdapat dua garis-garis yang melintang secara vertikal dan secara horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah garis dari vertikal untuk menunjukan sumbu tegangan sedangakn arah garis dari horizontal untuk menunjukan sumbu waktu. Display atau layar osiloskop terbagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah Horizontal. Tiap kotak di buat skala yang lebih kecil dan tombil-tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Sedangkan panel control itu berisi tombol-tombol yang digunakan untuk menyesuaikan tampilan pada layar. Osiloskop juga terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran ataupun sebaliknya.

Terdapat bebrapa jenis gelombang yang dapat diperlihatkan oleh display osloskop yaitu : gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan yang terakhir gelombang segitiga.

Apabila ingin menggunakan osiloskop, osiloskop harus distel atau di atur terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukurannya, hal pertama yang harus kita lakukan sebelum pemakaian adalah pengkalibrasian, kita dapat melakukan kalibrasi dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat pada osiloskop, ada dua jenis tegangan referensi yang bisa digunakan sebagai acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Hubungkan probe dengan terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar monitor osiloskop. Pada saat kita selesai melakukan kalibrasi yang harus keluar dilayar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan dan yang harus kita atur adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y positionnya.

Apabila kita ingin melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik kita dapat melakukan dual trace pada osiloskop. Dual Trace adalah cara untuk memperagakan dua buah sinyal sekaligus secara bersamaan. Tombol yang digunakan pada dual trace adalah tombol dual, tombol chop dan tombol inv. Tombol dual di gunakan apabila kita ingin melihat dua gelombang secara bergantian, tombol chop di gunakan apabila kita ingin meliihat dua gelombang secara bersamaan, jika kita ingin mengaktifkan tombol ini kita harus

Page 47: Albert Einstein.docx

menekan tombol Dual dan tombol Add, sedangkan tombol inv di gunakan untuk mengatur agar fassanya menjadi sama.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN.1. Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang

berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik yang sedang kita amati.

2. Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang segitiga.

3. Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus, intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.

4. Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.B. SARAN.1. Sebaiknya sebelum kita menggunakan osiloskop kita harus mengetahui cara penggunaanya.2. Apabila kita ingin menggunakannya sebaiknya osiloskop harus distel atau di atur terlebih dahulu

agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam penggunaanya.3. Mintalah bantuan pembimbing untuk melakukan pratikum.

Page 48: Albert Einstein.docx

V. DAFTAR PUSTAKA1. http://blog.uin-malang.ac.id/ellie/2011/06/osiloskop/ di akses pada tanggal 19 oktober 2012 pada

jam 15.32 WIB.

2. http://web.ipb.ac.id/~henrymanik/pdf/Tutorial%20OSILOSKOP.pdf di akses pada tanggal 19 oktober 2012 pada jam 15.52 WIB.

3. http://ikabuh.files.com/2012/02/tugas-osiloskop.pdf di akses pada tanggal 18 oktober 2012 pada jam 13.28 WIB.

Elektro ManiaFisika merupakan dasar dari semua ilmu yang ada. Fisika berkembang terus menerus seiring perkembangan zaman. Aku cinta bumi, aku cinta fisika, dan aku sobat bumi.

Selasa, 15 Januari 2013

Osiloskop

PERCOBAAN VOSILOSKOP

I. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pinsip kerja osiloskop

2. Untuk mengetahui perbedaan tegangan AC dan DC

3. Untuk mengetahui perbedaan osiloskop analog dan digital

4. Untuk membandingkan tegangan dari osiloskop dan dari multimeter.

II. LANDASAN TEORI

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Ada beberapa jenis osiloskop

berbasis komputer, dan telah diimplementasikan, salah satu jenis osiloskop digital berbasis komputer menggunakan

sound card yang dikendalikan di bawah sistem operasi Linux.Perangkat keras maupun perangkat lunak yang

mengendalikannya telah diuji fungsi dan kebenarannya, dan sudah dapat berfungsi dengan baik dan benar.

Perangkat keras memiliki kemampuan menerima frekuensi masukan sampai 4 MHz, namun karena

memanfaatkan sound card stereo CMI 8738, frekuensi masukan hanya mencapai 20 kHz sesuai kemampuan sound

Page 49: Albert Einstein.docx

card menerima frekuensi pada mode stereo dengan resolusi 16-bit.Perangkat lunak pengendali diimplementasikan

menggunakan program bantu GCC (GNU Compiler Collections) pada Linux, dan dengan memanfaatkan pengolah

grafik X-Window, program ini sudah dapat menampilkan grafik dari sinyal yang diukur sebagaimana tampilan pada

osiloskop dual trace.

Osiloskop yang diimplementasikan dalam penelitian ini dinamai Xoscope dibuat oleh Tim Witham, memilih dua kanal input yang dapat bekerja secara simultan dan dapat dikembangkan menjadi delapan kanal input, juga dapat menerima masukan dari ProbeScope Cat.No. 22-310 melalui input port serial (long= frekuensi input bisa mencapai 5 MHz). Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal dan juga mengukur sinyal. Dengan se dikit penyetelan juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyallainnya, yaitu: mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang

berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik, membedakan arus AC dengan arus DC,

mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar. Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran. Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop, yaitu: Gelombang sinusoida, Gelombang blok, Gelombang gigi gergaji, dan Gelombang segitiga. Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya. Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya. Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar

Page 50: Albert Einstein.docx

bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan. Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600. Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur. Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur. Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal, tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil.Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Osiloskop Dual Trace dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran. http://osiloskop-vivie.blogspot.com/ Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscope disingkat CRO) merupakan instrument (peralatan) yang digunakan secara visual mengamati bentuk gelombang dan melakukan pengukurannya. Komponen utama dari peralatan ini adalah tabung sinar katoda. Tabung sinar katoda (CRT) terdiri dari tabung gelas yang sangat hampa berbentuk buah terung. Elektron

Page 51: Albert Einstein.docx

dipancarkan dari suatu katoda dan dipancarkan dalam berkas elektron berkecepatan tinggi (sinar katoda) oleh sejumlah elektroda. Berkas elektron tersebut bergerak lewat ruang hampa dari tabung dan membentur layar bendar (fluoresen). Sehingga titik cahaya timbul di tempat pada layar, dimana elektron membentur. Lintasan berkas electron tersebut dapat dibelokkan oleh tegangan yang diberikan. Biasanya, sinyal yang dipantau membelokkan titik menurut arah vertical di layar, dan tegangan lain yang sebanding dengan waktu membelokkan titik secara horizontal. Akibatnya peragaan visual dari sinyal-sinyal sehingga dapat dimungkinkan. CRT terdiri dari tiga bagian utama seperti berikut: penembak elektron, layar bendar, dan sistem pembelok. Penembak elektron (electron gun): bagian CRT ini memancarkan elektron, memusatkannya terjadi berkas sempit dan memfokuskan berkas pada layar bendar. Penembak elektron ini terdiri dari katoda yang dipanasi tidak langsung, kisi kendali dan elektroda pemercepat, anoda pemfokus dan anoda pemercepat akhir. Elektroda-elektroda berbentuk silinder, dan dihubungkan ke kaki-kaki pada basis. Electron dipancarkan dari katoda kisi kendali dijaga pada tegangan negatif disbanding dengan katoda; tegangan ini mengendalikan kerapatan electron dalam berkas. Dengan membuat potensial kisi kendali lebih negatif, maka akibatnya arus berkas berkurang, demikian pula dengan terangnya titik- titik cahaya. Pengendalian catu kisi dengan demikian keadaan inimerupakan kendali terang atau kendali intensitas. Layar benda (fluoresen): bagian permukaan datar CRT dilapis disebelah dalam dengan bahan yang dapat membendar, juga dinamakan fosfor. Maksudnya dari fosfor ini adalah untuk menghasilkan titik cahaya tampak di tempat dimana berkas electron membentur layar. Warna cahaya tampak ditentukan oleh fosfor. Untuk osiloskop serba guna, dibuat cahaya kuning-hijau, karena untuk cahaya inikepekaan mata manusia tinggi. Salah satu factor penting yang menentukan pemilihan fosfor adalah pasca-bendar atau masih berlangsungnya pembendaran dan setelah elektron berhenti membentur di titik – titik tersebut pada layar. Akibatnya, titik - titik terangsang yang berurutan pada layar akanmuncul sebagai lintasan – lintasan terusan. Sistem pembelok (defleksi): sistem pembelok terdiri dari sepasang pelat pembelok horizontal sepasang pelat pembelok vertical. Sistem ini membelokkan berkas elektron dan menyapu titik pada layar sesuai dengan tegangan yang diberikan pelat-pelat. Berkas dibelokkan secara vertical ke atas dan ke bawah oleh tegangan yang diberikan pada pelat pembelok vertical. Tegangan pada pelat horizontal menggeserkan berkas kesamping, menggerakkan titik ke kiri atau ke kanan dari titik pusat pada layar. Jika tegangan bolak-balik diberikan ke pelat vertical, titik akan bergerak ke atas dan ke bawah di layar denngan frekuensi sama dengan frekuensi tegangan bolak-balik yang diberikan. Penggunaan tegangan bolak-balik pada pelat-pelat pembelok horizontal akan memberikan kesan garis – garis horizontal yang kontinyu pula. (D.Chattopadhyay,1989) Kita seringkali mempunyai sebuah sumber tegangan elektrik bolak-balik yang tersedia dan kita ingin menurunkan dari sumber tersebut, dengan menggunakan alat elektronik, suatu perbedaan potensial yang konstan. Misalnya, didalam perangkat televisi (television set), sistem penghasil bunyi, dan lain sebagainya, maka masukan atau input listrik yang tersedia biasanya adalah sebuah tegangan gerak elektrik bolak-balik, yang sering kali dinyatakan dengan 120 V (=ɛrms) dan 60 Hz (=ω / 2π). Dari sini kita perlu menurunkan satu atau lebih perbedaan potensial yang konstan ( 50 V, 300 V, 1500 V dan lain sebagainya) untuk mengoperasikan sistem

Page 52: Albert Einstein.docx

rangkaian (circuitry) alattersebut. Proses ini dinamakan pelurusan (rectification) (secara harfiah,”membuat menjadi lurus”) dan alat-alat yang memungkinkan hal tersebut dinamakan pelurus (rectifier). Secara fisis, pelurus dapat merupakan alat zat padat seni penghantar (semi conducting solit state device) atau dioda tabung vakum (vacum tube diodes). Simobol untuk sebuah pelurus adalah ,dari kiri ke kanan adalah arah “hantaran mudah” (easy conduction).Jika kita menghubungkan sebuah osiloskop sinar katoda diantara kedua titik maka osiloskop tersebut akan mempertunjukan bentuk gelombang (wave form) yang diperlihatkan disebelah kanan. Perhatikan bahwa Vbc = 0 didalam kasus ini, dengan bagian tengahan yang positif dari gelombang sinus persis menghilangkan bagian tengahan yang negatifnya. Tidak ada pelurusan yang terjadi yang merupakan hal yang tak mengherankan karena tidak ada pelurus (rectifier) didalam rangkaian tersebut. Rangkaian penyaring tersebut mengandung sebuah induktor ideal L [yakni, induktor yang tidak mempunyai sifat hambat (resistif atau sifat kapasitif) dan sebuah kapasitor ideal C (yakni, kapasitor yang tidak mempunyai sifat resistif atau sifat induktif). Masukan (input) V in kepada penyaring boleh yang tetap atau yang berisolasio secara sinus. Untuk menyelidiki sifat penyaring maka kita akan meninjau kedua-duanya kasus ini secara terpisah. Vmasuk = sebuah konstanta maka kita melihat bahwa Vkeluar = Vmasuk = konstanta yang sama, Baik L maupun C tidak mempunyai suatu efek (pengaruh). Ternyata L dapat diganti dengan sebuah kawat lurus (dipendekkan) dan C dipindahkan dari (dipotong dari) rangkaian tersebut, tanpa ada efek yang terlihat pada Vkeluar. Akan tetapi, untuk sebuah masukkan AC, situasinya agak berlainan. Darti semula kita mengganggap bahwa kedua-dua L dan C adalah “besar” sehingga Xl (=ωL) >>Xc (=1 / ωC). Jika

ω dan C adalah cukup besar, Xc 0 dan kapasitorbertindaksebagai sebuah rangkaian pendek yang sebenarnya untuk komponen-komponen AC, walaupun kapasitor tersebut tidak mempunyai efek pada komponen DC. Anggaplah

Vmasuk = Vmasuk,m sin ωt...................................................................................(2.1)Untuk arus maka kita dapat menaruh

i = im sin (ωt + ϕ).............................................................................................(2.2)Dari persamaan diatas,dengan R=0 dan ɛm digantikan oleh Vmasuk,m , kita memperoleh

i = sin (ωt + ϕ).........................................................................................(2.3)karena kita telah menganggap bahwa XL >> XC, mka kita dapat menuliskan ini sebagai

i = sin (ωt + ϕ).........................................................................................(2.4)untuk mencari sudut fasa ϕ maka kita beralih ke Persamaan

tan ϕ = ........................................................................................................(2.5)

i = cos ωt..................................................................................................(2.6)Dapat dikatakan bahwa fungsi kosinus mempunyai perbedaan fasa persis sebesar 90o dengan sebuah fungsi sinus. (David Halliday,1978 ) Osiloskop masa kini terbentuk dari sebuah tabung sinar elektron, dua amplifator (satu untuk sistem yang horizontal dan satu lagi untuk sistem yang vertikal), generator yang periodik (generator gigi-gergaji), dan sebuah aparat sumber tenaga.

Page 53: Albert Einstein.docx

Bagian osiloskop yang terpenting adalah tabung sinar electron. Pada prinsipnya tabung ini terdiri atas sebuah tabung yang vakum dan didalamnya terdapat kanon electron ditutup dengan lapisan yang berfluoresensi sehingga apabila seberkas electron jatuh pada permukaan ini, akan terjadi fluoresensi. Berkas electron dibentuk dan difokuskan dalam kanon electron. Kanon ini mempunyai bagian penting yaitu katoda yang dipanaskan dengan kawat pijar sehingga terjadi emisi termik. Di dekat katoda terdapat torak wehnelt dan berikutnya terdapat beberapa elektroda berbentuk torak. Beberapa diantara elektroda ini memiliki tegangan yang tinggi terhadap katoda (sampai kl. 5kv) yang menimbulkan medan elektrik yang kuat. Dalam medan ini electron- electron memperoleh percepatan dan terisap melewati torak wehnelt. Elektroda – elektrodanya yang berbentuk torak dilewati electron yang terbang dengan kecepatan tinggi sampai ke system pembelokan. Beberapa tipe lainnya memiliki tabung yang menyerupai corong yang diliputi elektroda – elektroda berbentuk gelang dan bertegangan tinggi. Electron memperoleh percepatan tambahan yang cukup besar dari elektroda – elektroda. Tegangan positif dari elektroda – elektroda tersebut tidak semuanya sama sehingga di antara electron pun terdapat medan elektrik. Konfigurasi elektroda adalah begitu rupa sehingga dengan pilihan tegangan terpasang yang tepat akan diperoleh berkas yang konvergen dan difokuskan kepada layar. Oleh sebab itu, gawai dari system elektroda ini dapat dipersamakan dengan gawai sebuah system lensa terhadap seberkas cahaya. Torak wehnelt memiliki tegangan yang negative terdapat katoda sehingga jumlah electron yang keluar dari tiap detik dapat diatur dengan mengubah – ubah tegangan negatifnya. Malah kalau tegangannya dijadikan tegangan negative yang kuat, arus elektronnya dapat dihentikan. Dengan cara demikian, intensitas berkas electron yaitu kecemerlangan titik cahaya pada layar dapat diatur. Harus dijaga supaya intensitasnya tidak terlalu kuat sebab kalau berkasnya tidak bergerak – bergerak akan timbul bahaya hangus pada layar. Memfokuskan berkas electron dilakukan dengan mengubah tegangan elektroda – elektroda yang berbentuk torak. Pembelokan elektrostatik berkas electron dilakukan dengan dua pasang lempengan

pembelok : satu pasang yang horizontal ( dan satu pasang lagi yang vertical (

. Kalau pada lempengan yang horizontal dipasangkan tegangan, titik cahaya akan bergerak menurut arah vertical, dan titik cahaya akan bergerak menurut arah yang horizontal kalau pada lempengan vertical dipasangkan tegangan. Kalau tegangan pada lempengan horizontal diperbesar, perpindahan cahaya ke arah vertical akan semakin besar. Jadi perpindahan titik cahaya merupakan ukuran bagi tegangan yang terpasang. Sebab itu, tabung sinar electron dapat digunakan sebagai voltameter. Nisbah antara tegangan terpasang dan jarak pergeseran pada layar disebut kepekaan belok. Harganya yang

lazim untuk berbagai tipe ialah kl. 10 untuk pembelokan vertical dan kl. 20 untuk pembelok yang horizontal ditempatkan lebih dekat kepada layar. Oleh karena itu, untuk memperoleh pembelokan – pembelokan horizontal yang sama dengan pembelokan yang vertical diperlukan tegangan yang lebih besar lagi pembelok yang horizontal. Apabila ukuran layarnya lazim, yaitu tinggi 8 cm dan lebar 10 cm, maka untuk pergeseran melalui seluruh tinggi layar akan diperlukan perubahan tegangan(v) dengan sebesar 200 Volt.

Page 54: Albert Einstein.docx

Oleh karena kepekaan belok terhitung kecil baik untuk arah yang horizontal maupun untuk arah yang vertical, maka dalam praktek hamper selalu dipergunakan amplifier sehingga tegangan yang rendah pun dapat diukur. Ada dua macam amplifator : Amplifator – Y = amplifator untuk system pembelok arah Y atau lempengan horizontal.Amplifator – X = amplifator untuk system pembelok ke arah X atau lempengan vertical.

Kepekaan skala dalam atau biasanya dicantumkan pada kontaktor betahap untuk amplifator variabel.supaya dapat pula memanfaatkan kepekaan belok yang terletak di antara harga – harga tetap kontaktor bertahap, biasanya masih disediakan tombol untuk mengubah secara kontinyu daerah di antara dua harga tetap yang berurutan. Namun harus diingat bahwa begitu tombol ini dipakai, kalibrasi skala menjadi tidak berlaku. Ada dua macam penerapan osiloskop, salah satunya ialah yang disebut metoda X – Y. bagian terpenting yang termasuk metoda ini ialah pembuatan diagram arus – tekanan dengan menyalurkan arus atau tegangan pada komponen – komponen elektrik seperti resistor, tabung elektron, diode semikonduktor, dan resistor; beturut – turut ke amplifator – Y dank e amplifator – X. Bagian lain yang tidak seberapa penting dalam metoda –X-Y ini ialah apa yang disebut gambar – gambar ini merupakan hasil vektor dua tegangan sinusoid yang berlainan karena walaupun memiliki frekuensi yang sama tetapi mempunyai fasa yang berbeda atau karena frekuensi yang berbeda. (O.G.Brink, 1985) Persamaan kinerja dan rangkaian ekkuivalen yang diberikan pada representasi dari perilaku rangkaian secara umum. Penting untuk diingat bahwa kapasitansi yang dikalikan memiliki resistansi efektif yang terhubung secara seri denganya sehingga kapasitor Q dengan nilai kapasitansi yang tinggi akan pernah dapat diwujdkan.dengan ini tidak dapaat digunakan pada aplikasi-aplikasi dan penyaring sederhana yang melewatkan sinyal-sinyal dengan frekuensi rendah di mana resistansi terhubung seri dengan kapasitansi rangkaian. Dalam rangkaian-rangkaian pewaktu,besarnya kapasitansi yang dikalikan resistansi eksternal yang terhuung secara seri dengan kapasitansi ini dikenakan sebuah catu tegangan DC. Tegangan yang muncul pada kapasitor actual C1 bertambah secara eksponensial. Akan tetapi konstanta waktu pertambahan nilai tegangan kapasitor C1 ini ditentukan oleh nilai dari kapasitansi yang dikalikan bukan kapasitansi dari kapasitor actual C1.tegangan pada kapasitor actual C1 adalah pada kondisi di mana terminal keluaran op-amp memiliki impedansi yang rendah contoh rangkaian pewaktu yang berkerja atas dasar prinsip ini di ilustrasikan. Periode waktu adalah diinisiasi oleh proses pembukaan saklar, dimana proses ini tegangankapasitor C1 akan naik secara eksponensial.

T=Ceff = ……………………......………(2.7) Dengan tidak menggunakan nilai kapasitansi dan resistansi CR yang terlalu besar. Dengan nilai-nilai komponen rangkaian adalah seperti diberikan pada gambar,waktu tunda rangkaian adalah mendekati 90 detik. Sumber cahaya ditransmisikan oleh serat optic ke dalam salah satu sisi prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface prisma dan sampel larutan. Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali ke sisi yang berlawanan pada sudut tertentu yang tergantung dari indeks bias larutannya . Sebuah osilator akan secara kontinyu menghasilkan sebuah sinyal listrik yang nilainya bervariasi terhadap waktu secara berulang-ulang. Karakteristik terpenting yang dimiliki oleh sebuah osilator ialah bentuk gelombang, amplitude serta frekuensi dari sinyal yang dibangkitkan. Op –amp atau rangkaian

Page 55: Albert Einstein.docx

(terintegrasi)yang dirancang secara khusus dapat digunakan sebagai komponen rangkaian pembentuk rangkaian osilator. Rangkaian multivibrator astabil menggunakan op-amp untuk menghasilkan osilasi gelombang non-siusoidal.jika yang kita inginkan adalah osilasi gelombang sinusoidal maka diperlukan konfigurasi rangkaian penguat yang berbeda.dengan pemberian umpan balik yang mencukupi,sebuah rangkaian penguat dapat ditransformasi menjadi sebuah osilator. Dalam kenyataan praktiknya sehari-hari, pada saat kita menggunakan penguat-penguat yang memiliki gain tinggi dan roll-off cepat dalam rangkaian yang dirancang maka osilasi-osilasi yang tidak diinginkan adalah osilasi gelombang sinusoidal maka diperlukan konfigurasi rangkaian penguat yang berbedaIndeks bias mutlak sebuah medium adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa dengan kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasio dari kecepatan cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan. Jika penguat memiliki gain loop terbuka yang tak terhingga maka

osilasi dapat dipertahankan dengan jalan membuat nilai resistansi dan sedemikian sehingga

= ……….........…………………………………………………………(.2.8)

Untuk mempertahankan amplitudo osilasi yang stabil biasanya digunakan resistor yang bertipe non linier.resistor non linier yang digunakan ini harus memiliki koefisientemeratur positif dimana resistansi resistor akan bertambah jika arus yang melewatinya bertambah. Salah satu persyaratan sebuah osilator adallah dapat mempertahan kan secara akurat frekuensi osilasi yang tepat. Kristal quartz (seris tipis quartz dalam bungkus yang di segal secara hermetic) bergetar setiap kali suatu benda potensial diterap. Frekuensi osilasi ditentukan oleh potongan Kristal dan ukuran fisiknya.Refraksi terjadi pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya. Indeks bias medium memiliki panjang gelombang yang berbada-beda. Suatu efek yang dikenal sebagai disperse, memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna penyusunnya.

Impedansi dan pada kenyataanya merupakan komponen-komponen yang membentuknya lengan-lengan dari rangkaian jembatan wien. Tegangan yang tidak seimbang dari rangkaian jembatan akan dikenakan di antara terminal-terminal masukan diferensial op-amp.

Analisis terhadap rangkaia jembatan menunjukkan bahwa pada saat = 2x , rangkaian jembatan berada dalam kondisi seimbang pada frekuensi yang dirumuskan oleh persamaan yang telah ditentukan. Terdapat dua macam fungsi dasar yang dijalankan oleh generator gelombang.fungsi dasar yang pertama adalah proses pemuatan kapasitor yang digunakan untuk menentukan periode gelombang serta membangkitkan sebuah gelombang segitiga. Fungsi dasar yang kedua adalah komparator yang digunakan untuk mendeteksitegangan kapasitor serta mengalihkan kondisi antara kondisi pengisian muatan dan pelepasan muatan . kedua fungsi ini di jalankan oleh sebuah op-amp tunggal. Multivibrator astabil dapat menghasilkan sebuah gelombang persegi dan sebuah gelombang segitiga non linier. (Clayton, George, 2001)III. PERALATAN DAN BAHAN3.1 Alat

Page 56: Albert Einstein.docx

1. Osiloskop Fungsi : sebagai alat untuk menampilkan frekuensi , periode dan tegangan dalam bentuk gelombang. 2. PSA Fungsi : sebagai sumber tegangan AC. 3. Kabel Penghubung Fungsi : untuk membandingkan alat yang satu dengan yang lainya. 4. Multimeter (1 buah) Fungsi : untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan listrik. 5. Baterai (4buah) Fungsi : sebagai sumber tegangan DC

3.2 Bahan-

IV. Prosedur Percobaan

4.1 Untuk tegangan DC Dengan menggunakan multimeter

1. Disediakan peralatan yang digunakan

2. Dihidupkan multimeter

3. Disetel multimeter ke volt adjustment (Voltmeter)

4. Dihubungkan kutup positif baterai 1,5 V dengan kutup positif multimeter

5. Dihubungkan kutup negatif multimeter ke kutup negatif baterai 1,5 V.

6. Dicatat hasil percobaan yang ditampilkan multimeter

7. Diulangi percobaan diatas dengan tegangan 3V, 4,5V dan 6V.

Page 57: Albert Einstein.docx

Dengan menggunakan Osiloskopop

1. Disediakan peralatan yang akan digunakan

2. Dihidupkan osiloskop

3. Dikalibrasi osiloskop terlebih dahulu sebelum digunakan

4. Dihubungkan kutup positif baterai 1,5 V dengan kutup positif osiloskop

5. Dihubungkan kutup negatif baterai 1,5 V dengan kutup negatif osiloskop.

6. Ditekan tombol auto untuk mengetahui tegangan yang diukur.

7. Diulangi percobaan diatas dengan menggunakan baterai 3V, 4,5V, dan 6 V.

4.2 Untuk tegangan AC

Dengan menggunakan multimeter

1. Disediakan peralatan yang akan digunakan

2. Dihidupkan multimeter dan PSA

3. Disetel multimeter ke Volt adjustment (Voltmeter)

4. Dihubungkan kabel probe merah multimeter ke kutup positif PSA.

5. Dihubungkan kabel probe hitam multimeter ke kutup negatif PSA.

6. Diatur tegangan PSA 2V.

7. Dicatat hasil percobaan yang ditampilkan multimeter

8. Diulangi percobaan diatas dengan tegangan 2V-16V dengan interval 2V.

Dengan menggunakan osiloskop

1. Disediakan peralatan yang akan digunakan

2. Dihidupkan Osiloskop dan PSA

3. Dikalibrasi osiloskop terlebih dahulu

4. Dihubungkan kutup positif osiloskop ke kutup positif PSA

5. Dihubungkan kutup negatif osiloskop ke kutup negatif PSA.

6. Diatur tegangan PSA 2V

7. Dicatat hasil percobaan yang ditampilkan osiloskop

8. Diulangi percobaan diatas dengan tegangan 2V-16V dengan interval 2V.

Page 58: Albert Einstein.docx

V. DATA PERCOBAAN

1. Baterai (DC)

BATERAI (V) OSILOSKOP (V) MULTIMETER (V)1,5 V 1,34 V 1,65 V3 V 2,92 V 3,30 V

4,5 V 4,48 V 4,95 V6 V 6,08 V 6,61 V

2. Tegangan PSA (AC)

PSA (V) OSILOSKOP (V) MULTIMETER (V)2 V 1,36 V 1,90 V4 V 3,36 V 3,85 V6 V 5,36 V 5,75 V8 V 6,72 V 7,85 V10 V 8,40 V 9,96 V12 V 11,0 V 12,34 V14 V 12,8 V 14,47 V16 V 14,6 V 16,47 V

Medan,11 Oktober 2012 Asisten, Praktikan,

(YOSEPHIN ROMANIA SINABUTAR) (JERRI SIMANJUNTAK)VI. GAMBAR PERCOBAAN5.1. Untuk tegangan AC

Dengan menggunakan Osiloskop

Page 59: Albert Einstein.docx

Dengan menggunakan multimeter

Page 60: Albert Einstein.docx
Page 61: Albert Einstein.docx

5.2 Untuk tegangan DC

Dengan menggunakan osiloskop

Page 62: Albert Einstein.docx

Dengan menggunakan multimeter

Multimeter digital

VII. ANALISA DATA1. Menghitung % ralat pada percobaan tegangan PSA

a. Dengan menggunakan Osiloskop

% ralat = | | x 100 %

Untuk tegangan PSA = 2 volt

% ralat = | | x 100 % = 32 %

Untuk tegangan PSA = 4 volt

% ralat = | | x 100 % = 16 %

Untuk tegangan PSA = 6 volt

% ralat = | | x 100 % = 10,67 %

Untuk tegangan PSA = 8 volt

Page 63: Albert Einstein.docx

% ralat = | | x 100 % = 16 %

Untuk tegangan PSA = 10 volt

% ralat = | | x 100 % = 16%

Untuk tegangan PSA = 12 volt

% ralat = | | x 100 % = 8,33 %

Untuk tegangan PSA = 14 volt

% ralat = | | x 100 % = 8,5 %

Untuk tegangan PSA = 16 volt

% ralat = | | x 100 % = 8,75 %

b. Dengan menggunakan multimeter

Untuk tegangan PSA = 2 volt

% ralat = | | x 100 % = 5 %

Untuk tegangan PSA = 4 volt

% ralat = | | x 100 % = 3,75 %

Untuk tegangan PSA = 6 volt

% ralat = | | x 100 % = 4,1 %

Untuk tegangan PSA = 8 volt

% ralat = | | x 100 % = 1,8 %

Untuk tegangan PSA =10 volt

% ralat = | | x 100 % = 0,4 %

Untuk tegangan PSA = 12 volt

% ralat = | | x 100 % = 2,8 %

Untuk tegangan PSA = 14 volt

% ralat = | | x 100 % = 3,3 %

Untuk tegangan PSA = 16 volt

% ralat = | | x 100 % = 2,9 %

2. Menghitung % ralat pada percobaan tegangan baterai

a. Dengan menggunakan osiloskop

Untuk baterai 1,5 volt( 1 buah)

% ralat = | | x 100 % = 10,6 %

Untuk baterai 3 volt (2 buah)

% ralat = | | x 100 % = 2,67 %

Untuk baterai 4,5 volt (3 buah)

Page 64: Albert Einstein.docx

% ralat = | | x 100 % = 0,4 %

Untuk baterai 6 volt (4 buah)

% ralat = | | x 100 % = 1,3 %

b. Dengan menggunakan Multimeter

Untuk baterai 1,5 volt (1 buah)

% ralat = | | x 100 % = 10 %

Untuk baterai 3 volt (2 buah)

% ralat = | | x 100 % = 10 %

Untuk baterai 4,5 volt (3 buah)

% ralat = | | x 100 % = 10 %

Untuk baterai 6 volt (4 buah)

% ralat = | | x 100 % = 10,1 %

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan1. Prinsip kerja osiloskop. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda (CRT). Prinsip kerja sinar tabung katoda adalah sebagai berikut; elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik dan medan magnetik. Umumnya medan listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasiotr yang dipasang secara partikel, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap. Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.2. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pengukuran tegngan dc lebih baik menggunakan osiloskop karena data yang didapatkan mendekati nilai teori yaitu; pada baterai 6 V; dengan menggunakan osiloskop yaitu 6,08V. Sedangkan pengukuran pada tegangan AC lebih baik menggunakan multimeter , karena data yang didapatkan mendekati nilai teori yaitu pada tegangan PSA 10V didapatkan pada multimeter sebesar 9,96 V.3. Perbedaan osiloskop analog dan digital

Osiloskop analog

Hanya berupa sinar yang dihasilkan oleh tabung CRT (Cathode Ray Tube) sehingga tampil layar osiloskop.

Osiloskop Digital

Umumnya tidak menggunakan tabung CRT, melainkan diukur oleh Microprocessor didalamnya lalu hasil outputnya ditampilkan ke layar LCD, sehingga tampilanya sangat menarik untuk dilihat.

Page 65: Albert Einstein.docx

Dan pada osiloskop digital besaran frekuensi , besaran tegangan, vertikal (Volt/DIV) dan horizontal (time/DIV) yang digunakan semua otomatis tanpa perlu mengatur Time/DIV atau Volt/DIV gelombang yang akan muncul dilayar.4. Untuk mengukur tegangan DC yaitu dengan menggunakan baterai 1,5 V; 3V; 4,5V; 6V dengan menggunakan multimeter didapatkan 1,65V; 3,3V; 4,95V; dan 6,61 V.Untuk mengukur tegangan AC dengan menggunakan PSA yaitu 2-16V dengan interval 2V. Dengan menggunakan multimeter 1,9V; 3,85V; 5,75V; 7,85V; 9,96V; 12,34V; 14,47V dan 16,47V. 8.2 Saran1. Sebaiknya praktikan membawa peralatan yang akan digunakan dengan lengkap.2. Sebaiknya praktikan mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam percobaan3. Sebaiknya praktikan mengetahui cara menggunakan osiloskop.4. Sebaiknya praktikan mengetahui cara mengkalibrasi osiloskop.

DAFTAR PUSTAKA

Brink, Flink dan Sobandi. 1985. DASAR – DASAR ILMU INSTRUMEN. Bandung: Binacipta. Hal : 60-65.Chattopadhyay dkk. 1989. DASAR ELEKTRONIKA. Jakarta: UI Press.

Page 66: Albert Einstein.docx

Hal : 339-345.Clayton , George dan Steve Winder. OPERATIONAL AMPLIFIERS. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Hal : 198-203.Halliday, David dan Robert R.1978. FISIKA. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Hal : 497-503.Http://Osiloskop.vivie.blogspot.com/ Diakses tanggal 08 Oktober 2012 Pukul : 14.00 WIB.

Medan, 11 Oktober 2012 Asisten Praktikan

(YOSEPHIN ROMANIA SINABUTAR) (JERRI SIMANJUNTAK)Tugas Persiapan

Nama: Jerri SimanjuntakNIM: 110801064Gel/Kel: A/IVJudul Percobaan: OsiloskopAsisten: Yosephin Romania Sinabutar

1. Jelaskan prinsip kerja osiloskop!

Jawab:Prinsip kerja osiloskop adalah dengan mempercepat berkas elektron dengan tegangan tinggi V. Ketika berkas ini mengenai lapisan fosfor pada layar osiloskop akan menjadi nampak sebagai bintik cahaya.

2. Jelaskan perbedaan osiloskop analog dan digital(bedakan juga dari segi fisikanya a.k.a digambar)

Jawab:

Page 67: Albert Einstein.docx

Perbedaannya adalah osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas elektron

dalam tabung gambar ke atas atau ke bawah sesuai dengan bentuk gelombang yang diukur. Pada layar osiloskop

dapat langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Sedangkan, osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang

yang diukur dan dengan menggunakan ADC(Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang

dicuplik menjadi besaran digital. Isyarat digital ini kemudian direka-ulang menjadi bentuk gelombang seperti

aslinya yang hasilnya dapat ditampilkan pada layar.

Dalam tampilannya Osiloskop Digital dan Analog memang hampir sama,walaupun disebut Osiloskop

Digital namun dalam outputnya tidak ditampilkan dalam bentuk digit, karena yang dibacanya adalah sebuah

frekuensi gelombangyang mempunyai even-even tertentu sehingga sulit bila digambarkan dalam bentuk digit. Untuk

lebih jelasnya gambar Osiloskop Dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Jelaskan bagian-bagian pada osiloskop!

Jawab:

Bagian-bagian pada osiloskop:

a. Layar osiloskop

Pada layar ini akan ditampilkan bentuk gelombang dari suatu sinyalb. Tombol power

Digunakan untuk menghidupkan atau menonaktifkan osiloskop

c. Intensity

Digunakan untuk mengatur ketebalan dari garis gelombang yang akan ditampilkan pada layar

d. Focus

Digunakan untuk mengatur kejelasan tampilan gelombang pada layar

e. ModeDigunakan untuk mengatur channel keluaran di layar. Terdiri dari 4 pilihan yaitu, Ch1, Ch2, Dual, Addf. Pengatur posisi gambar atau garis gelombang secara vertical.

Page 68: Albert Einstein.docx

g. Volt/DivMengatur berapa volt untuk setiap 1 kotak secara vertikal. Berpengaruh untuk penghitungan tegangan.h. Pengatur posisi gambar atau garis gelombang secara horizontal.i. TIMEBASE (TIME/DIV).Mengatur berapa volt untuk setiap 1 kotak secara vertikal. Berpengaruh untuk penghitungan perioda dan frekuensi.j. TRIGGER.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gray scalling

Jawab:

Gray Scaling (skala/tingkatan atau intensitas kelabu) adalah dimensi ketiga yang terdapat pada osiloskop analog

selain vertikal dan horizontal. Tingkatan kelabu ini diciptakan melalui intensitas pancaran elektron pada tabung

gambar, yang meragakan detil gambar bagian tertentu secara sekilas saja.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan periode dan frekuensi?

Jawab:

Periode adalahwaktu yang dibutuhkan untuk membuat 1 gelombang, sedangkan frekuensi adalah jumlah gelombang

yang dihasilkan dalam 1 detik

RESPONSINama: Jerri Simanjuntak Nilai: 60NIM: 110801064Kel/Gel:4/AJudul Percobaan: OsiloskopAsisten: Yosephin Romania Sinabutar

1.Gambarkanlah rangkaian percobaan!- Untuk sumber tegangan DC

Page 69: Albert Einstein.docx

- Untuk Sumber tegangan AC

di 19.12 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Ekspresi

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

thank you

Link ke posting iniBuat sebuah Link

Page 70: Albert Einstein.docx

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)Mengenai Saya

Lihat profil lengkapku

Daftar Posting

Tips Cara Melihat Atau Mencari Peluang Usaha

Tips Cara Melihat Atau Mencari Peluang Usaha

Teropong Kepribadian Lewat Gaya Rambut

Penemuan Terbaru: Air Elastis

Jika kita urutkan berdasarkan tahun penemuan par...

5 Cara Memperoleh Modal Usaha

10 Cara Menjadi enterpreneur yang produktif

Karakteristik dan Aplikasi Dioda

Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.