BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Dewasa ini masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah satu masalah yang menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat, Departemen Pendidikan maupun Departemen lainnya. Perhatian tersebut sudah selayaknya, karena sektor pendidikan merupakan sektor yang paling dominan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, yang merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan nasional. Semua kita mengetahui bahwa proses belajar mengajar merupakan kegiatan sosial. Dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu dihadapkan kepada masalah-masalah yang memerlukan Matematika sebagai pemecahannya. Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk Matematika sendiri tetapi juga untuk ilmu-ilmu lainnya, baik untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari Matematika. Akan tetapi kenyataan lain menunjukkan bahwa rendahnya mutu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan. Dewasa ini masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah
satu masalah yang menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat,
Departemen Pendidikan maupun Departemen lainnya. Perhatian tersebut
sudah selayaknya, karena sektor pendidikan merupakan sektor yang paling
dominan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, yang
merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan nasional.
Semua kita mengetahui bahwa proses belajar mengajar merupakan
kegiatan sosial. Dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada
masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang berkualitas
dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada
kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu
dihadapkan kepada masalah-masalah yang memerlukan Matematika sebagai
pemecahannya.
Matematika sebagai alat bantu dan pelayan ilmu tidak hanya untuk
Matematika sendiri tetapi juga untuk ilmu-ilmu lainnya, baik untuk
kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis sebagai aplikasi dari
Matematika. Akan tetapi kenyataan lain menunjukkan bahwa rendahnya mutu
2
pendidikan terutama pendidikan Matematika di SD, SMP, dan SMA adalah
masih banyak siswa cenderung kurang menggemari pelajaran Matematika
bahkan mereka cenderung tidak tertarik belajar Matematika.
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya
dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan
bakat maupun yang bersifat afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan
minatnya.
Anak didik yang memiliki minat dan keingintahuan yang kurang untuk
menekuni pelajaran Matematika akan kesulitan dalam belajar Matematika. Hal
ini ditandai dengan masih rendahnya hasil belajar yang dicapai.
Pada dasarnya secara invidual manusia itu berbeda-beda, demikian
pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkatan-
tingkatan belajar yang berbeda. Namun suatu keyakinan bahwa anak belajar
melalui dunia nyata dan dengan memanipulasikan benda-benda nyata sebagai
perantara. Bahkan tidak sedikit pula orang dewasa yang umumnya sudah
memahami konsep abstrak, tetapi pada situasi-situasi tertentu masih
memerlukan benda-benda perantara.
Pada hakekatnya proses belajar mengajar itu merupakan proses
komunikasi antara guru dan siswa. Pada prakteknya mentransfer
pengetahuan, pengalaman dan gagasan (ide) guru ke siswa atau dari siswa ke
siswa yang lain tidaklah mudah. Kegiatan ini sangat tergantung pada
kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya, ketidak
3
lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.
Untuk membuat apa yang di komunikasikan tidak menimbulkan
kebingungan, salah pengertian atau mungkin salah konsep maka dari itu
dipikirkan cara-cara komunikasi yang efektif agar pengetahuan, pengalaman
dan gagasan yang dikomunikasikan dapat ditangkap, dicerna dan dipahami
oleh orang lain.
Komunikasi memegang penting dalam pengajaran. Proses komunikasi
selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan
majunya ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dan pengetahuan sangat
berpengaruh terhadap proses pendidikan dan pengajaran. Dalam komunikasi
sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi
tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya
kecenderungan verbalisme. Agar komunikasi antara guru dan siswa
berlangsung baik dan informasi yang disampaikan dapat diterima siswa, salah
satu usaha yang dilakukan dengan menggunakan media pengajaran.
Media pengajaran sebagai perantara dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan dari pelaksanaan pendidikan disekolah. Media pengajaran
harus yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya. Penggunaaan media secara kreatif akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
4
Media pengajaran yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu alat
peraga.
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan
fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit.
Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untur tercapainya tujuan yang diharapkan
disuatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan interaksi edukatif biasanya
dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat nonmaterial berupa
suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya. Sedangkan alat material
atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar,
diagram, lukisan, slide, video dan sebagainya.
Rendahnya mutu pendidikan Matematika tentunya menjadi bahan
kajian banyak pihak, dan dicari faktor-faktor penyebab rendahnya mutu
pendidkan Matematika. Masalah-masalah yang menjadi penyebab bukan saja
dari faktor eksternal tetapi dari faktor internal yang lebih sulit diatasi. Faktor
eksternal berada diluar dirinya dan bersumber pada tiga lingkungan utama
yaitu, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam proses pendidikan di sekolah dan lingkungan sekolah seperti
guru, faktor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disiplin
kurang merupakan variabel-variabel yang dominan terhadap pencapaian hasil
belajar siswa. Sedangakan faktor internal meliputi bakat, intelegensi, minat,
motivasi, kesehatan mental dan tipe khusus seorang pelajar.
5
Kita mengetahui bahwa minat dari setiap individu berbeda-beda
namun bila kita berusaha mencari dan mengetahuainya kita dapat membantu
anak dalam setiap permasalahan yang dihadapinya.
Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kita dapat memahami,
mengenal karakteristik yang dimilikinya sehingga kita tahu bagaimana cara
mempengaruhinya.
Jika minat siswa dapat dibangkitkan untuk kemudian seluruh
perhatiannya dapat dipusatkan kepada bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru, maka keadaan kelas menjadi tenang sebab siswa tidak mempunyai
kesempatan melakukan hal-hal yang melanggar ketertiban kelas. Maka
pelajaran dapat berlangsung dengan baik, mudah diterima dan dimengerti oleh
siswa yang selanjutnya disimpan dan dingat dan pada waktunya mudah pula
disimak untuk ditimbulkan kembali. Minat yang tinggi terhadap suatu
pelajaran memungkinkan siswa memberikan perhatian terhadap mata
pelajaran itu, sehingga memperoleh hasil belajar yang tinggi sebagai akibat
dari ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Sebagian besar siswa cenderung tidak menyukai Matematika karena
merasa sulit mempelajari Matematika. Maka untuk mengatasinya salah
satunya dengan menggunakann alat peraga dalam belajar Matematika,
sehingga siswa jadi lebih tertarik dan berminat untuk mempelajari
Matematika.
Dari uraian diatas terlihat bahwa penggunaan alat peraga dan minat
memberi pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga diharapkan dapat
6
mengatasi masalah prestasi belajar yang masih rendah khususnya hasil belajar
Matematika.
Dengan hal tersebut mendorong penulis untuk membuat penelitian
apakah ada pengaruh minat siswa dan penggunaan alat peraga dengan hasil
belajar Matematika pada siswa kelas V SDN Gandaria Selatan 01 Pagi Jakarta
Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas maka timbul
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga terhadap pelajaran Matematika dengan hasil
belajar Matematika besar pengaruhnya.
2. Siswa cenderung memiliki minat yang tinggi dan rendah terhadap
pelajaran Matematika.
3. Minat siswa pada pelajaran Matematika berpengaruh terhadap hasil belajar
Matematika siswa.
4. Siswa yang berminat terhadap pelajaran Matematika dipastikan hasil
belajar Matematikanya tinggi.
C. Pembatasan Masalah
Agar lebih terarah dan sesuai dengan tujuannya maka penulisan ini
dibatasi mengenai pengaruh minat siswa dan penggunaan alat peraga terhadap
7
hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SDN Gandaria Selatan 01 Pagi
Jakarta Selatan.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, dapat penulis simpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh yang positif antara penggunaan alat peraga pada
pelajaran Matematika dengan hasil belajar Matematika siswa
2. Adanya pengaruh yang positif antara minat siswa pelajaran Matematika
dengan hasil belajar Matematika siswa
3. Adanya pengaruh penggunaan alat peraga dan minat siswa pada
pelajaran Matematika dengan hasil belajar Matematika pada siswa
E. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih jelas dan terarah, perlu
ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis fakta empiris dan informasi tentang:
1. Untuk menentukan adanya pengaruh yang positif antara penggunaan alat
peraga pada pelajaran Matematika dengan hasil belajar Matematika siswa.
2. Untuk menentukan adanya pengaruh positif antara minat siswa pada
pelajaran Matematika dengan hasil belajar Matematika.
8
3. Untuk menentukan adanya pengaruh yang positif penggunaan alat peraga
dan minat siswa pada pelajaran Matematika dengan hasil belajar
Matematika.
F. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian yang Penulis lakukan berdasarkan permasalahan yang telah
dirumuskan, dianalisa hasilnya maka harapan Penulis ini bermanfaat bagi:
1. Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk peningkatan prestasi
siswa-siswi khususnya dan peningkatan pembangunan pendidikan dan
pengajaran pada umumnya.
2. Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan kajian untuk lebih meningkatkan lagi
sarana dan prasarana sekolah khususnya dalam penyediaan media
pengajaran.
3. Bagi guru, dapat dijadikan kajian untuk memilih alat peraga yang tepat,
efektif dan efisien guna meningkatkan prestasi peserta didik.
4. Bagi siswa, dapat mendorong siswa untuk lebih giat dan menyenangi
pelajaran Matematika serta minat siswa untuk belajar Matematika lebih
lanjut.
G. Sistematika Penulisan
Sistematuka penulisan skripsi diuraikan dalam 5 bab yaitu: Pendahuluan,
Landasan Teori dan Telaah Kepustakaan, Metodologi Penelitian, Hasil Analisis
9
Data dan Pembahasan serta Penutup. Masing-masing bab terdiri dari beberapa
sub bab sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Indetifikasi
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
dan Sistematika Penelitian.
Bab II : Landasan Teori dan Telaah Kepustakaan yang terbagi atas tiga sub
bab yaitu Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Perumusan
Hipotesis.
Bab III : Metodologi Penelitian, yang terdiri dari Tempat dan Waktu
Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel
Penelitian dan Sumber Data ,Instrumen Penelitian dan Teknik
Analisis Persyaratan Data.
Bab IV : Hasil Analisis Data dan Pembahasan, yang terdiri atas deskripsi
Analisis Persyaratan Data, Pengujian Hipotesis, Interpretasi Hasil
Penelitian.
Bab V : Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TELAAH KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Hakekat Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Tanpa disadari dalam kehidupan setiap individu di awali dengan belajar,
mulai dari lahir hingga dewasa sesuai dengan kebutuhan. Tapi apa
sebenarnya definisi belajar? Belajar adalah merupakan kegiatan yang
dialami oleh setiap manusia dalam hidupnya. Banyak pendapat yang
mengemukakan definisi belajar yaitu:
Cronbach menyatakan belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan
pancainderanya.(Sumadi Suryabrata, 2002:231.). Secara tradisional belajar
dianggap sebagai usaha untuk menambah pengetahuan (S. Nasution, 1995).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
11
Herman Hudojo (1988) menyatakan “Belajar adalah suatu proses
mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman”.
Slameto (2003) menyatakan, ”Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi
dengan lingkunngannya”. Mouly menyatakan, belajar pada hakikatnya
adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman.
Kimble dan Germez menyatakan, bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relative permanent, terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-
latihan.
Nana Sudjana (1989) menyatakan, Belajar adalah proses aktif.
Belajar adalah proses merealisi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan,
proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,
mengamati memahami sesuatu yang dipelajari.
Ahli belajar modern mengemukakan dan merumuskan perbuatan
belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik Oemar, 1975).
Winarno (1980:21) menyatakan, ”Belajar adalah proses perubahan
dalam diri manusia”, berarti belajar ditandai dengan adanya
12
perubahan”melalui suatu proses, dan proses itu berlangsung artinya
sepanjang hayatnya manusia akan mengalami proses belajar yang
menyangkut seluruh aspek manusia.
Agoes (1981:22) menyatakan, ”Belajar adalah proses perjuangan
hidup manusia dalam usahanya mencapai cita-cita sesuai dengan falsafah
hidupnya”.
Robet M. Gagne (http:/artikel.us/art 05-65.html;2004;1) berpendapat
bahwa “ belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia mengubah
tingkah laku secara permanent, sedemikian sehingga perubahan yang sama
Dari perhitungan diperoleh jumlah varian butir 2i = 11,7156.
Jumlah kuadrat skor total, dari hasil uji coba instrument diperoleh = 170716.
Jumlah skor total = 1830, selanjutnya dicari varian total :
2t =
3030
18301128502
=
3030
334890112850 = 40,6667
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus :
2
2
11 11 t
i
KKr
6667,407156,111
13030
11r
= 2881,012930
= 1,035 x 0,,7119
= 0,7368
Angka reliabilitas yang diperoleh dari perhitungan selanjutnya
dikonsultasikan dengan r table product moment, dimana nilai r table pada
60
taraf signifikansi = 0,05. Jadi tingkat reliabilitas dari instrument yang
diujicobakan tersebut adalah 0,7368.
Dalam interpretasi untuk menentukan angket reliabilitas atau tidak,
maka digunakan patokan sebagai berikut:
Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,7 berarti angket
memiliki reliabilitas yang tinggi.
Apabila r 11 lebih kecil dari pada 0,7 berarti angket belum memiliki
reliabilitas tinggi (unreliable).
F. Teknik Analisis Persyaratan data
1. Tehnik Deskriptif Analisis
Analisis yang dilakukan dalam deskripsi data meliputi gambaran
umum responden, distribusi frekwensi, menyajikan data dalam bentuk tabel
dan grafik (histrogram dan poligon frekwensi) sebelumnya dicari mean,
median, modus dan simpangan baku. Kemudian dibuat grafik histogram dan
poligon.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Mean
Rumus : X = i
ii
fXf
b. Median
Rumus : Med = Lo + c
m
oi
f
fn2
Keterangan:
61
Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung atau memuat nilai median
n = banyak observasi if = jumlah frekuensi dari semua kelas dibawah kelas yang
mengandung median (kelas yang mengandung media tak termasuk)
fm = frekuensi dari kelas yang mengandung median c = besarnya kelas interval, jarak antara kelas yang satu dengan
lainnya atau besarnya kelas interval yang mengandung median c. Modus
Rumus : Mod = Lo + c
0201
0
fff m
Keterangan: L 0 = nilai batas bawah, kelas yang memuat modus 0mf = frekuensi kelas yang memuat modus 01f = )10(0 mm ff {selisih frekuensi kelas yang memuat modus
dengan frekuensi kelas sebelumnya (bawahnya)} 02f = )10(0 mm ff {selisih frekuensi kelas yang memuat modus
dengan frekuensi kelas sesudahnya (atasnya)}
d. Simpangan Baku
Rumus = S = c
2
11
2
11
n
df
n
dfk
iii
k
iii
Keterangan: c = besarnya kelas interval f i = frekuensi kelas ke-i d i = deviasi = simpangan dari kelas ke-i terhadap titik asal asumsi
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang
sedang di teliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau bukan,
62
sedangkan pengujian normalitas yang di lakukan dengan menggunakan uji
Lilifors. Langkah – langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal.
H1 : data berdistribusi tidak normal.
2. Kolom Z1 diisi dengan rumus :
X : rata-rata nilai
s : simpangan baku
3. Kolom F(Z1) diisi dengan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F(Z1) = P (Z Z1).
4. Kolom S(Z1) = n
ZZZBanyaknyaZ n 121 ,...,
5. Kolom terakhir diisi dengan |F(Z1) – S (Z1)|
Terima Ho jika L hitung < L tabel.
Tolak Ho jika L hitung mempunyai harga lain.
3. Tekhnik Pengujian Hipotesis
1). Pengaruh sebelum menggunakan alat peraga
Ho : BA atau BA = 0
H 1 : BA > atau BA > 0
sXXZ
11
63
Yang berarti :
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan alat
peraga dan hasil belajar
H 1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan alat peraga dan
hasil belajar.
2). Pengaruh sesudah menggunakan alat peraga
Ho : BA atau BA = 0
H 1 : BA > atau BA > 0
Yang berarti:
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar minat belajar dan hasil
belajar.
H 1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar dan hasil
belajar.
3). Pengaruh penggunaan alat peraga dan minat
oH : Tidak ada interaksi
'oH : Tidak ada perbedaan diantara efek level dari faktor I
''oH : Tidak ada perbedaan diantara efek level dari faktor II
Tolak oH Jika TabelFF
Hipotesis tersebut sekaligus merupakan hipotesis penelitian. Hipotesis
tersebut di uji dengan menggunakan uji t dengan taraf nyata ( ) sebesar 5%
dan derajat kepercayaan ( dk ) = N – 1 nilai F hitung di cari melalui rumus:
64
1. Pengaruh alat peraga terhadap hasil belajar
ns
ddt
d
0 1 nv
Untuk mencari sd dengan rumus :
)1(
)( 222
nnddn
s iid
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak
2. Pengaruh minat terhadap hasil belajar
BAp
BABA
nns
XXt11
)()(
V = n1 + n2 – 2, 21
Untuk mencari 2ps dengan rumus :
2
)1()1( 222
BA
BBAAp nn
snsns
Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak
3. Pengaruh alat peraga dan minat siswa terhadap hasil belajar
The General Two Factor Model
Model untuk desain 2 faktor dengan interaksi adalah sebagai berikut:
ijijjiijky )(
ai ,...,2,1
65
bj ,...,2,1
nk ,...,2,1
Notasi:
ijky = Nilai Karakteristik
= Rata-rata Total
i = Efek level ke-i dari faktor I
j = Efek level ke-j dari faktor II
ij)( = Interaksi antara level ke-i dari faktor I dengan level ke-j dari
faktor II
ij = Suku error
a = Jumlah level pada faktor I
b = Jumlah level pada faktor II
n = Jumlah observasi tiap kombinasi perlakuan
Asumsi:
berdistribusi Normal dengan rata-rata = 0 dan varians = I2
Pengujian Interaksi
oH : Tidak ada interaksi antara Faktor I dan Faktor II
Definisi:
Suatu model 2 faktor, disebut tidak ada interaksi jika dan hanya jika
0'''' jijiijij
untuk semua ',,', jjii
66
Tabel Anova untuk desain 2 faktor dengan interaksi Sumber
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
interaksi antara Peminatan dan Alat peraga
Untuk Pengujian 'oH
F = 76,4546
Keputusan: Tolak
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan diantara efek level dari Peminatan
Untuk Pengujian ''oH
F = 295,3637
Keputusan: Tolak
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan diantara efek level dari Alat Peraga
90
Dari hasil pengujian menggunakan Anova 2 faktor, didapatkan bahwa kita
menolak 0H . Untuk itu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
Tukey (dengan %)5 .
Uji Tukey
:0H '' jiij , '' jiij , 2,1i , 2,1j
:1H '' jiij , 2,1'i , 2,1'j
Cari dahulu simpangan bakunya:
xs = n
MSE = 39167,22 = 2,7639
05,0T = 05,0q (4,8) xs = 4,53 (2,7639) = 12,5205
11x = 20
12x = 75
21x = 51,6667
22x = 91,6667
Daerah kritik : Tolak 0H jika '' jiij xx > 12,5205
1211 xx = 7520
= 55 > T
Keputusan: Tolak 0H
91
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan
diajar dengan tidak menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan diajar
menggunakan alat peraga.
2111 xx = 6667,5120
= 31,6667 > T
Keputusan: Tolak 0H
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan
diajar dengan tidak menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar tidak
menggunakan alat peraga.
2211 xx = 6667,9120
= 71,6667 > T
Keputusan: Tolak 0H
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan
diajar dengan tidak menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar tidak
menggunakan alat peraga.
2112 xx = 6667,5175
92
= 23,3333 > T
Keputusan: Tolak 0H
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan
diajar dengan menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar tidak
menggunakan alat peraga.
2212 xx = 6667,9175
= 16,6667 > T
Keputusan: Tolak 0H
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang tidak memiliki minat terhadap Matematika dan
diajar dengan menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil
belajar siswa yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar
menggunakan alat peraga.
2221 xx = 6667,916667,51
= 40 > T
Keputusan: Tolak 0H
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat dikatakan bahwa rata-
rata hasil belajar siswa yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar
tidak menggunakan alat peraga berbeda dengan rata-rata hasil belajar siswa
93
yang memiliki minat terhadap Matematika dan diajar menggunakan alat
peraga.
Maka berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa Minat dan Alat Peraga memberikan pengaruh positif
terhadap Hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika.
Kesimpulan hipotesis :
Hipotesis 1
t = -2,5208
t tabel = -1,645
Tolak Ho Jika t t tabel
Keputusan: Tolak Ho
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa nilai
Matematika siswa pada kelas yang diajar menggunakan alat peraga lebih
besar dibandingkan dengan kelas yang diajar tidak menggunakan alat peraga
Hipotesis 2
t = -3,2858
t tabel = -1,701
Keputusan: Tolak Ho
Kesimpulan: Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa nilai
Matematika siswa yang memiliki minat pada Matematika lebih besar
dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki minat pada Matematika.
94
Hipotesis 3
32,58,1 FFtabel
1. Untuk Pengujian oH
F = 7,3637
Keputusan: Tolak oH
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
interaksi antara Peminatan dan Alat peraga
2. Untuk Pengujian 'oH
F = 76,4546
Keputusan: Tolak
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan diantara efek level dari Peminatan
3. Untuk Pengujian ''oH
F = 295,3637
Keputusan: Tolak
Dengan Tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan diantara efek level dari Alat Peraga
Dengan uji Tukey didapat
Daerah kritik : Tolak 0H jika '' jiij xx > 12,5205
55> T
Keputusan: Tolak 0H
31,6667 > T
95
Keputusan: Tolak 0H
71,6667 > T
Keputusan: Tolak 0H
23,3333 > T
Keputusan: Tolak 0H
16,6667 > T
Keputusan: Tolak 0H
40 > T
Keputusan: Tolak 0H
Dari ke 3 hipotesis ditarik kesimpulan bahwa dengan tingkat kepercayaan
95%, maka minat dan penggunaan alat peraga berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
Setelah mendapat hasil analisis data dari pengajaran sebelum
menggunakan alat peraga, sesudah menggunakan alat peraga dan angket skala
minat, serta berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan
membuktikan bahwa hasil belajar pokok bahasan kesebangunan dan simetri diajar
dengan menggunakan alat peraga lebih efektif bila dibandingkan dengan hasil
belajar pokok bahasan kesebangunan dan simetri bagi siswa yang diajar sebelum
menggunakan alat peraga dan minat siswa terhadap hasil belajar dapat dibuktikan
dengan rumus uji ANOVA (Analysis of Variance) 2 faktor, dan dengan
96
diperolehnya F hitung yang bernilai 76,4546 dan 295,3637 yang harganya lebih
besar dari F tabel (5,32) pada taraf nyata 0,05 yaitu F hitung > F tabel. Dan dari
pengujian dengan uji Tukey dengan diperolehnya T yang bernilai 55, 31,6667,
71,6667, 23,3333, 16,6667, dan 40 yang harganya lebih besar dari 05,0T (12,5205)
pada taraf nyata 0,05 secara matematis dapat ditulis T > 05,0T .
Dari data yang ada serta pengujian hipotesis yang dilakukan dapat di
interpretasikan bahwa penggunaan alat peraga dan minat siswa mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditafsirkan
bahwa pengunaan alat peraga dan minat siswa yang tepat akan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang berasal dari luar diri siswa, baik lingkungan sekolah maupun
lingkungan sosialnya.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahas penelitian ini penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan dari kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi = 85, nilai
terendah = 15, mean = 52,8333 , median = 56,5, modus = 74,5,
simpangan baku = 17,1130.
sedangkan hasil perhitungan dari kelas eksprimen diperoleh nilai
tertinggi = 95 nilai terendah = 35, mean =65,8333, median =70,6111,
modus =73,9444, simpangan baku =5,868.
Hasil perhitungan dari minat siswa diperoleh nilai tertinggi untuk siswa
yang memiliki minat =76 , terendah = 47, mean = 61 , median =
60,875, modus = 59, simpangan baku = 2,9723.
Hasil perhitungan uji normalitas pada kelas kontrol dan eksperimen
dengan angka perhitungan tabel 0,159 hasil kelas kontrol L0 = 0,1385
keputusan menerima Ho dan hasil kelas eksperimen L0 = 0,1018
keputusan menerima Ho.
2. Pengujian hipotesis memakai rumus didapat nilai F hitung yang bernilai
76,4546 dan 295,3637 yang harganya lebih besar dari F tabel (5,32) pada
taraf nyata 0,05 dengan secara matematis dapat ditulis F hitung > F tabel
98
sehingga Ho ditolak. Dan dengan hasil pengujian Tukey (T ) yang
bernilai 55, 31,6667, 71,6667, 23,3333, 16,6667, dan 40 yang harganya
lebih besar dari 05,0T (12,5205) pada taraf nyata 0,05 secara matematis
dapat ditulis T > 05,0T sehingga Ho ditolak.
3. Pengunaan alat peraga dan minat siswa berpengaruh positif yang
signifikan terhadap hasil pembelajaran kesebangunan dan simetri pada
siswa kelas Va SDN Gandaria 01 Pagi Jakarta Selatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa minat
siswa dan penggunaan alat peraga memiliki pengaruh yang besar terhadap
hasil belajar siswa, oleh karena itu mengembangkan minat dan
menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam belajar perlu mendapat
perhatian dari berbagai pihak baik para pendidik, orang tua maupun siswa.
Sehingga anak akan merasa senang belajar Matematika tidak lagi merasa
membosankan dan menakutkan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bina Aksara
: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. _____ 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Rineka Cipta : Jakarta. Milton, Janet S dan Myers, Raymond H. 1991. A First Course In the Theory of
Linear Statistical Models. United State of America. Rohadi, Aristo. 2003. Media Pembalajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Ruseffendi, E. T., dkk. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika III.
Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta. Shaleh, Abdul Rahman dan Wahab, Muhbid Abdul. 2004. Psikologi Suatu
Pengantar Dalam Persepsi Islam : Jakarta. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT.
Rineka Cipta : Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito : Bandung. Sudjana, Nana. 1983. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru
Algesindo : Jakarta. _____ 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya :
Bandung. Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah.
Usaha Nasional : Surabaya. Sukardjono. 2001. Materi Pokok Filsafat Dan Sejarah Matematika.
Universitas Terbuka : Jakarta. Supranto. J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Erlangga : Jakarta.
100
Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
_____ 2002. Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat Pers :
Jakarta. Usman. Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya :
Jakarta. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
101
RIWAYAT HIDUP ENDAH NINASARI, Lahir di Jakarta, 30 Septembaer 1985 adalah anak pertama
dari bapak S. Ika Mulyono.
Alamat : Jl. Flores E. 24/4 Rt. 005/017. Perum. Benda Baru Kec. Pamulang
Tangerang.
Riwayat pendidikan : berawal dari Sekolah Dasar di SDN Benda Baru III lulus
tahun 1998, Sekolah Menengah Pertama di SLTPN 2 Pamulang lulus tahun 2001,
Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Pamulang lulus tahun 2004. Dari tahun
2004 – 2008 melanjutkan studi di Universitas INDRAPRASTA PGRI Jakarta
pada Program Studi FTMIPA, Jurusan Pendidikan Matematika.
Semasa kuliah ia juga mengajar bimbingan belajar (private).