PROTOTYPE INFANT WARMER
ALAT PENGGERUS OBAT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Atmega
16 DI SERTAI TAMPILAN LCDDisusun oleh :
Nama : Urfan Mukti Prabowo
Nim: P27 838 008 036
Pembimbing I : Hj.Endang dian Pembimbing II : Ir. Priyambada C.
NugrahaJurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan
Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya Jurusan Teknik
Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya
Jl. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
Abstrak :
Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai
dengan resep yang telah direkomendasikan dari Dokter kepada pasien.
Obat tersebut terkadang ada yang berupa kapsul, sehingga apoteker
harus menggerus obat itu terlebih dahulu. Biasanya dalam proses
tersebut masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat
waktu. Karena pada zaman sekarang alat - alat sudah serba otomatis.
Dengan Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR
ATmega16 Disertai Tampilan LCD dimungkinkan bisa meringankan beban
para apoteker.
Dimana aplikasi tersebut terdiri dari rangkaian driver
optocoupler, rangkaian mikrokontroler AVR ATMega 16, rangkaian LCD,
dan rangkaian driver motor. Optocoupler sebagai sensor masuknya
obat. Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali inputan
dan outputan pada proses penggerus obat. LCD (Liquid Crystal
Display) sebagai keluaran yang mampu menampilkan karakter keluaran,
baik berupa huruf maupun angka. Driver motor penggerus sebagai
pemerintah untuk menggerakkan motor AC Universal. Sedangkan untuk
penulisan program yang digunakan pada aplikasi ini menggunakan
bascom. bascom merupakan perangkat lunak yang menjadi bagian dari
sistem yang berupa program yang mengatur kerja dari mikrokontroler
ATMega16 dan keseluruhan perangkat keras (hardware) yang
dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega16.
Penulis mencoba untuk membuat alat Penggerus Obat Otomatis
dengan system penggerusan menggunakan pissau blender yang telah di
modifikasi agar dapat digunakan untuk menggerus atau menghaluskan
pil hingga benar-benar halus.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi memegang peran penting di era modernisasi seperti pada
saat ini, dimana teknologi telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari hari. Sehingga mendorong manusia
untuk menciptakan sebuah alat yang serba otomatis sehingga membantu
mempermudah dan mempercepat manusia dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan hasil yang sebaik-baiknya. Dimana kita bisa mengambil contoh
permasalahan yang terdapat pada bidang farmasi.
Dalam sebuah apotik seorang Apoteker membuatkan obat sesuai
dengan resep yang telah direkomendasikan Dokter kepada pasien. Jika
obat itu berupa kapsul maka Apoteker harus menggerus obat tersebut
dan mengemasnya ke dalam kapsul. Biasanya dalam proses tersebut
masih dilakukan secara manual yang dirasa kurang menghemat waktu.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu alat yang dapat
menggantikan proses penggerusan yang manual itu dengan yang
otomatis. Dalam proses tersebut menggunakan Mikrokontroler AVR
ATmega16 sebagai pusat pengendali sistem masukan dan keluaran.
Dimana ketika sensor optocoupler mendeteksi masuknya obat kedalam
ruang penggerusan maka mikrokontroler akan menentukan berapa
lamanya proses penggerusan dan mengcounter jumlah obat yang masuk,
kemudian akan ditampilkan melalui LCD 16x2. Kemudian tekan start
untuk memulai proses penggurusan hingga waktu yang telah
ditentukan. Sehingga dengan adanya penggerus obat otomatis dapat
mempermudah Apoteker dalam menyiapkan resep obat dalam bentuk
kapsul untuk pasien dan bisa menghemat waktu. Atas dasar itu maka
penulis mencoba membandingkan alat Penggerus Pil Disertai
Interlock, dimana sistem penggerusannya menggunakan roll gear,
sedangkan penulis menggunakan pisau blender yang telah dimodifikasi
agar dapat digunakan untuk menggerus atau menghaluskan pil hingga
benar-benar halus. . Berdasarkan latar belakang dan permasalahan
diatas penulis tertarik untuk membuat alat yang dapat mempermudah
proses penggerusan dengan menggunakan alat penggerus obat yang
otomatis, sehingga penulis sehingga tugas akhir ini penulis memberi
judul Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler AVR
ATmega16 Disertai Tampilan LCD.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat alat penggerus
obat otomatis berbasis mikrokontroller AVR Atmega16, sehingga dapat
membantu dan meringankan pekerjaan operator dalam menghancurkan
obat.
1.3. Batasan Masalah
Mikrokontroler AVR ATmega16 sebagai pusat pengendali inputan dan
outputan pada proses penggerus obat.
Maksimal obat yang akan digerus adalah 10 butir.
Tingkat kehalusan obat disesuaikan dengan serbuk obat dalam
kapsul yang ada dipasaran, 1 pil (30mg) (diameter: 1,8 cm tebal:
0,3 cm) lama penggerusan selama 5 detik.
1.4. Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat Alat penggerus obat otomatis berbasis
mikrokontroler AVR ATmega16. Agar dapat menghancurkan obat secara
otomatis dengan lama waktu 5 detik ?
1.5. Tujuan
1.5.1. Umum
Merancang Alat Penggerus Obat Otomatis Berbasis Mikrokontroler
AVR ATmega16 Disertai Tampilan LCD.
.
1.5.2. Khusus
Membuat rangkaian minimum system AVR Atmega 16.
Membuat rangakaian LCD.
Membuat program mikrokontroller AVR mengunakan bahasa
pemprograman BASCOM.
1.6. Manfaat
1.6.1. Teoritis
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang alat-alat
kesehatan, terutama membuat alat penggerus obat otomatis.
1.6.2. Praktis
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam
melakukan pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya
dengan cepat, efisien, dan akurat.
2. TELAAH PUSTAKA
2.1Prinsip Dasar
Penggerusan merupakan salah satu langkah penting dalam teknologi
farmasi. Penggerusan ini merupakan proses pengurangan ukuran
partikel atau butiran dari zat padat yang selanjutnya akan
mempengaruhi luas permukaan, tingkat homogenitas dan juga tingkat
kerja optimal dari zat aktif. Mengapa demikian? Suatu zat yang
digerus akan mengalami perubahan menjadi bentuk partikel yang lebih
kecil atau lebih halus sehingga luas permukaannya akan meningkat.
Jika ditambah dengan zat lain pun, maka pencampuran yang merata dan
homogen akan mudah tercapai. Peningkatan luas permukaan dan
homogenitas zat aktif inilah yang akhirnya akan menentukan kerja
optimal suatu obat (Kurniawan, 2009; Lachman, 1988; Voight,
1995).Seorang Apoteker yang bekerja di apotek berwenang dalam
penyediaan dan peracikan obat sesuai dengan resep yang telah
direkomendasikan Dokter untuk pasien. Pembuatan obat harus
dilakukan dengan baik dan cepat sehingga apoteker harus mengetahui
teknik yang baik dalam meracik obat. Salah satu teknik yang perlu
diperhatikan dan dipahami adalah teknik penggerusan, mengingat
banyak sediaan obat yang diminta memerlukan penggerusan, seperti
pulvis, pulveres dan kapsul (Noviana, 2010).Penggerusan bahan
farmasetik di apotek dapat berupa penggerusan obat maupun bahan
obat. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengerusan bahan
farmasetik kita harus memperhatikan beberapa hal, yaitu sifat
fisikakimia bahan, suhu, dan kelembaban. Bahan-bahan obat tersebut
memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga dalam penggerjaannya
kadang memerlukan perlakuan khusus seperti:
1. Bahan-bahan yang bersifat higroskopis digerus pada sistem
tertutup yang dicukupi dengan udara yang dikeringkan. Misalnya
garam-garam yang larut air (NaI, NaCl, KI, NaNO2)
2. Bahan-bahan termolabil yang mudah dioksidasi dan mudah
terbakar digerus dalam sistem tertutup dengan karbon dioksida atau
nitrogen beratmosfer inert.
3. Bahan-bahan dengan titik leleh rendah seperti malam dan asam
stearat harus dibekukan sebelum digerus, dapat juga ditambahkan es
kering pada saat penggerusan (Lachman, 1988).
Alat penggerus bahan farmasetik ada bermacam-macam. Berdasarkan
ukuran hasil penggerusannya, alat penggerus diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu kasar, sedang, dan halus yang dinyatakan dalam
satuan mesh. Berikut klasifikasinya:1. Penggerusan kasar, partikel
yang dihasilkan berukuran lebih besar dari 20 mesh.
2. Penggerusan sedang, partikel yang dihasilkan berukuran antara
200 20 mesh (74 840 mikron).
3. Penggerusan halus, partikel yang dihasilkan berukuran lebih
kecil dari 200 mesh (Lachman, 1988).
.
2.2. Mikrokontroler AVR ATMega16ATMega16 berbasis pada
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), di mana satu
instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat mencapai 1
MIPS (Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler
ATMega16 memiliki keistime-waan dibanding jenis mikrokontroler
AT89C51, AT89C52, AT80S51, dan AT89S52 yaitu pada mikrokontroler
ATMega16 memiliki port input ADC 8 channel 10 bit.
Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki dengan konfigurasi
sebagai berikut.
Gambar 2.2. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16Fitur yang
tersedia dalam mikrokontroler ATMega16, yaitu
1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam port A, port B, port C,
dan port D.
3. Analog to Digital Converter (ADC) 10 bit sebanyak 8
input.
4. Timer/counter sebanyak 3 buah.
5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
6) Watchdog timer dengan osilator internal.
7. SRAM internal sebesar 1K byte.
8. Memori flash sebesar 8Kbyte dengan kemampuan read while
write.
9. Interrupt internal maupun eksternal.
10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)
11. EEPROM (Electrically Erasable Program-mable Read Only
Memory) sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
12. Analog komparator.
13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal
2,5 Mbp.
2.3. Motor UniversalMotor Universal adalah merupakan suatu motor
seri yang mempuanyai kemampuan untuk bekerja dengan sumber tegangan
AC ataupun DC.
2.3.1 Karakteristik Motor Universal Motor universal mempunyai
karakteristik seri karena berputar pada kecepatan rata-rata bila
bebannya juga rata-rata, dan apabila bebannya dikurangi maka
kecepatannya akan naik. Motor ini mempunyai sifat-sifat yang sama
seperti motor DC seri. Pada pembebanan ringan motor berputar dengan
cepat dan
menghasilkan kopel yang kecil. Tetapi pada keadaan pembebanan
yang berat, maka motornya berputar secara perlahan-lahan dengan
torsi yang besar. Jadi, motor mengatur kecepatannya sesuai dengan
beban yang dihubungkan ke motor tersebut.
Gambar 2.3. Karakteristik kecepatan motor universal.Untuk motor
yang sama bila dihubungkan sumber tegangan AC umumnya didapatkan
putaran lebih tinggi. Putaran motor universal biasanya tinggi,
apalagi dalam keadaan tanpa beban (lihat gambar 2.9.). Maka dari
itu, biasanya motor universal dihubungkan langsung dengan beban
sehingga putaran motor yang tinggi bisa berkurang dengan pembebanan
tersebut.
Bila motor dihubungkan dengan sumber tegangan AC, pada saat
periode positif (gambar 2.13a), motor berputar berlawanan dengan
arah putaran jarum jam. Pada periode negatif (gambar 2.13b), dan
menurut hukum tangan kiri dinyatakan: apabila tangan kiri terbuka
diletakkan diantara kutub U dan S, maka garis-garis gaya yang
keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan arus
didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, sehingga
kawat tersebut akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan ibu
jari, seperti terlihat pada gambar 2.10.Jika sebatang kawat
terdapat diantara kutub U-S dengan garis gaya yang sama, sedangkan
didalam kawat ini mengalir arus listrik yang arahnya menjauhi kita
(S), maka:
Disebelah kanan kawat garis kutub magnet, dan garis gaya arus
listrik sama arahnya dan disebelah kiri kawat arahnya berlawanan,
sehingga bentuk medan magnet akan berubah
Gambar 2.4. Perubahan garis gaya disekitar kawat berarusJika
sebuah belitan terletak dalam medanmagnet yang sama, maka kedua
sisi belitan itu mempunyai arus yang arahnya berlawanan, sehingga
arah gerakan seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.
Gambar 2.5. Belitan berarus terletak dalam medan magnet2.4. LCD
KarakterLCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang
diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk
mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot
matrix dengan karakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16
pin.
Gambar 2.5. Karakter LCD
LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk
menampilkan jumlah obat dan lama penggerusan. LCD ini hanya
memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga
sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan
kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat
di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan
instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat
LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk
mikrokomputer dan display unit measuring gages.
Tabel 2.1 Fungsi Pin Pada LCDNo.SymbolLevelKeterangan
1Vss-Dihubungkan ke 0 V (Ground)
2Vcc-Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi
10%.
3Vee-Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.
4RSH/LBernilai logika 0 untuk input instruksi dan bernilai
logika 1 untuk input data.
5R/WH/LBernilai logika 0 untuk proses write dan bernilai logika
1 untuk proses read.
6EHMerupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing
edge dari logika 1 ke logika 0.
7DB0H/LPin data D0
8DB1H/LPin data D1
9DB2H/LPin data D2
10DB3H/LPin data D3
11DB4H/LPin data D4
12DB5H/LPin data D5
13DB6H/LPin data D6
14DB7H/LPin data D7
15V+BL-Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan tegangan
sebesar 4 4,2 V dengan arus 50 200 mA
16V-BL-Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan ground
Cara kerja menjalankan LCD :
Langkah 1 : Inisialisasi LCD.
Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel
alamat).
Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada
alamat tersebut.
Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :
1. Display Clear.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0000000001
Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan
cursor pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksadesimal)
ditulis ke semua alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM diset
ke AC (Address Counter). Jika diubah, display akan kembali ke
posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada Display Clear, mode
entry akan ditambahkan.
2. Cursor Home.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
000000001*
* : invalid bitCursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula
(address 0). DD RAM alamat 0 diset ke AC dan cursor kembali ke
posisi semula. Isi DD RAM jangan dirubah. Jika cursor sedang ON,
maka akan kembali ke sebelah kiri.3. Entry Mode Set.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
00000001I/DS
Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan
apakah display akan dirubah.
I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor
berpindah ke kanan. Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan
cursor berpindah ke kiri.
S : ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.
ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.
ketika S = 0 , display tak berpindah.
4. Display ON/OFF Control.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0000001DCB
Display ON/OFF Control mengembalikan total dispay dan cursor ON
dan
OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip.
D : ketika D = 1, display ON
ketika D = 0, display OFF
C : ketika C = 1, cursor ditampilkan
ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan
B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip ketika B
= 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip.Contoh : C = 1
(cursor display)
Cursor
B = 1 (blinking)
gambar 2.6. Penampakan Cursor Pada LCD5. Cursor/ Display
Shift
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
000001S/CR/L**
* : invalid bit
Cursor Display Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa
merubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu
:
Tabel 2.2 Penunjukkan Cursor pada LCD
S/CR/LOperasi
00Posisi cursor dipindah ke kiri
01Posisi cursor dipindah ke kanan
10Semua display dipindah ke kiri dengan cursor
11Semua display dipindah ke kanan dengan cursor
6. Function Set.
Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL
: ketika DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0).
Ketika DL sama dengan 0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai
DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan
bit bawah.RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
00001DL1***
* : invalid bit
Tabel 2.3. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2 X 16
2.5.Optocoupler Optocoupler atau juga bisa disebut dengan opto
isolator atau isolator yang terdiri Dari LED infra merah yang
ditempatkan berhadapan dengan sebuah photodetector
(phototransistor) dalam satu kemasan plastik. Keutamaan dari
optocoupler adalah pemisah anatara LED infra merah dan
photodetector dibuat sebuah celah. Jika dalam celah ini dimasukan
benda yang tidak tembus cahaya infra merah, maka sinar yang
dipancarkan oleh LED infra merah tidak dapat mencapai photo
detector. Photo detector ini akan aktif apabila ada sinar yang
mengenainya. Dengan optocoupler hubungan yang ada antara masukan
dan keluaran hanya seberkas cahaya, sehingga di dapatkan suatu
isolasi yang tinggi.
Gambar 2.7. Rangkaian Sensor RPM2.6 Driver SSR Relay (Solid
state Relay)SSR merupakan salah satu jenis Relay, Tapi bedanya SSR
tidak mempunyai kumparan dan Kontak sesungguhnya, sebagai gantinya
digunakan semikonduktor seperti transistor bipolar, SCR
(silicon-controlled reactifier). Atau Triac. SSR merupakan aplikasi
pengisolasian rangkaian Kontrol tegangan rendah dari rangkaian
beban daya tinggi. Solid State Realay Merupakan relay elektronik.
Keunggulan dari relay konvensional adalah tidak adanya noise akibat
pensaklaran dan juga bentuknya kompak dengan rating operasi
tinggiRelay SSR ini didrive oleh tegangan 3VDC ~ 32VDC atau 100VAC
~ 240VAC. Untuk switch outputnya mampu bekerja dari 24VAC ~i 500VAC
dengan arus kerja sampai lebih dari 90A.
a. b. Gambar 2.11 a. SSR Relay, b. SSR (Solid State Relay)
3. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Blok Diagram
3.2 Cara Kerja Blok DiagramPertama kali jika sensor opto coupler
mendeteksi adanya obat yang masuk, maka output dari opto coupler
tersebut akan masuk ke mikrokontroler AVR ATMega 16 yang kemudian
akan di counter berapa jumlah obat yang masuk dan berapa lama waktu
yang digunakan untuk menggerus obat. Kemudian jumlah obat dan waktu
pengerusan akan ditampilkan ke display. Untuk waktunya diatur
setiap satu obat (30mg) yang masuk lama penggerusannya sekitar 5
dettik.. Outputan mikrokontroler juga akan mengaktifkan driver
motor sehingga motor berjalan dan proses penggerusan dimulai selama
waktu yang ditentukan oleh ic mikrokontroler. Saat waktu habis ic
mikrokontroler akan menon-aktifkan driver motor sehingga motor
berhenti bekerja.3.2. DIAGRAM ALIR
3.3 Cara kerja Diagram Alir
Ketika saklar on ditekan maka terjadi proses pembacaan oleh
sensor optocoupler, apabila tidak ada obat yang masuk maka sensor
akan terus membaca dan apabila ada obat yang masuk maka display
akan menampilkan jumlah obat yang telah dimasukkan dan lama proses
penggerusan. Kemudian motor akan mulai bekerja selama waktu yang
ditampilkan pada display. Setelah waktu habis maka motor akan
berhenti bekerja dan proses penggerusan obat telah selesai.
4.METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian dan pembuatan modul ini, penulis terlebih
dahulu mengadakan persiapan untuk kelancaran jalannya proses
pembuatan dan pengamatan antara lain adalah :
1. Mempelajari teori teori dan mencari referensi yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.2. Mempelajari
dan merancang teknis pembuatan modul tersebut.
3. Membuat blok diagram dengan perancangan secermat mungkin.
4. Membuat diagram alir sebagai urutan cara kerja alat.
5. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembuatan modul.
6. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan
modul.
7. Menyusun proposal.
4.2 Jenis PenelitianJenis penelitian yang penulis gunakan adalah
jenis penelitian eksperimental, artinya meneliti, mencari,
menjelaskan, membuat suatu instrument dimana instrument ini dapat
langsung dipergunakan oleh pengguna. Variable yang diteliti dan
diamati yaitu membuat ALAT PENGGERUS OBAT OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 DISERTAI TAMPILAN LCD.4.3 Variabel
Penelitian 4.3.1 Variabel Babas
Sebagai variabel bebas adalah objek obat yang akan digerus.
4.3.2 Variabel Tergantung
Sebagai variabel tergantung pada alat ini adalah sensor yang
mendeteksi jumlah obat yang masuk..4.3.3 Variabel Terkendali
Sebagai variable Terkendali adalah ic mikrokontroler ATMega 16
4.4 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan pembuatan modul direncakan dilingkungan
kampus Jurusan Teknik Elektromedik POLTEKKES Surabaya serta
mengkondisikan kepentingan yang ada. Waktu pelaksanaan direncanakan
mulai bulan oktober hingga batas waktu yang ditentukan.
4.5 Devinisi Operasional dan Variabel
Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan
dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan
bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain :
Sensor opto coupler sebegai sensor yang mendeteksi jumlah obat
yang dimasukkan.
Ic mikrokontroler ATMega 16 sebagai pusat pengendali inputan dan
outputan pada proses penggerusan.4.6 Daftar Komponen Adapun
komponen komponen penting yang akan digunakan dalam pembuatan
modul, antara lain :1. LM741 Motor universal
2. sensor opto coupler
3. Relay
4. Ic mikrokontroler ATMega 16
5. Resistor
6. Kapasitor
7. LCD 16x2
KegiatanOktDesNovJanFebMartAprlMeiJuniJuli
I
II
III
IV
V
4.7 Peralatan Yang Digunakan
Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini dapat
kami sebutkan sebagai berikut : Solder listrik
Soldering pump
Bread board
Tool set
Multimeter4.8 Perencanaan Box
4.9 Tahap Pelaksanaan
Adapun tahap pelasanaan yang ditempuh dalam pembuatan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1.Mencari informasi dan referensi tentang alat yang
direncanakan
2.Merancang wiring diagram dari block diagram yang
direncanakan
3.Menyiapkan komponen dan peralatan yang dibutuhkan
4.Melakukan percobaan - percobaan sementara pada project
board
5.Me - layout wiring diagram ke papan PCB
6.Melakukan pengukuran dan pengujian
4.10 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik
yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik
SurabayaKeterangan:
I. Penentuan judul
II. Studi Literatur dan Pembuatan Proposal
III. Pembuatan Modul
IV. Seminar Awal
V. Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
5. HASIL PENGUKURAN5.1.Pengujian dan pengukuran modul
Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan
pengukuran. Untuk itu penulis mengadakan pendataan melalui proses
pengukuran dan pengujian. Tujuan dari pengukuran dan pengujian
adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul yang penulis
lakukan / untuk memastikan apakah masing-masing bagian (komponen)
dari rangkaian modul yang dimaksud telah bekerja sesuai dengan
fungsinya seperti yang telah direncanakan.Tabel 5.1. hasil
pengukuran setting timerSetting
waktu
Jam konvensional (s)
DetikX1X2X3X4X5
54,94,94,84,84,9
109,99,99,99,89,8
15151514,91514,9
5.2. Hasil pengukuran rata-rata, simpangan, error(%), standart
deviasi, Ua, dan U95 Pada setting timer yang telah dibandingkan
dengan topwatch
5.4. Percobaan Penggerusan Obat
Dalam percobaan ini penulis melakukan penelitian terhadap hasil
kerja alat dengan caramelakukan percobaan penggerusan obat dan
membuat tabel penelitian sebagai berikut:
5.4.1. Proses Percobaan Penggerusan Pertama
Gambar 5.1. Obat 1 butir sebelum di gerus
Gambar 5.1. Obat 1 butir setelah di gerus
Tabel 5.3. Hasil penggerusan obat dengan 1 buah pil dan waktu 5
detik
5.4.2. Pembahasan Hasil Percobaan Pertama
percobaan pertama yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan
proses penggerusan dengan menggunakan timer 5 detik dan 1 buah pil
telah mendapatkan hasil yang lumayan memuaskan, di sini penulis
telah mencoba melakukan percobaan sebanyak 5 kali dang mengulang
ulang dalam tahap yang berurutan. Hal ini di lakukan karna penulis
ingin mengetahui hasil dan perbedaan dari proses penggerusan antara
1 buah pil dalam waktu 5 detik dengan 2 buah pil dalam waktu 10
detik. Namun setelah prcobaan benar benar di lakukan ternyata alat
bekerja dengan baik hingga menghasilkan gerusan pil yang menjadikan
serbuk yang lumayan halus. Berdasarkan tabel 5.3. maka bisa diambil
kesimpulan bahwa 1 pil (30 mg) lama penggerusannya kurang lebih
sekitar 5 detik. Dan untuk sistem pemasukan pil kedalam tempat
penggerusan dilakukan sebelum motor bekerja.5.4.3. Proses Percobaan
Penggerusan Kedua
Gambar 5.3. Obat 2 butir sebelum di gerus
Gambar 5.4. Obat 2 butir setelah di gerusTabel 5.4. Hasil
penggerusan obat dengan 2 buah pil dan waktu 10 detik
5.4.4. Pembahasan Hasil Percobaan kedua
Setelah melakukan percobaan pertama dan di ulang sampai beberapa
kali kemudian penulis mencoba kembali mengulang percobaan kedua
namun percobaan kali ini penulis melakukan proses penggerusan
dengan memasukan pil kedalam alat penggerus sebanyak 2 buah pil dan
timer secara otomatis akan melipat gandakan menjadi 10 detik. Dan
setelah dilakukan percobaan dan di ambil beberapa pendataan yang
dimasukan kedalam tabel, di sini alat menghasilkan serbuk yang
halus dari proses penggerusan pil tersebut. Di sini membuktikan
jika semakin banyak pil maka harus bertambah waktu proses
penggerusannya. Karena semakin lama alat di gerus maka akan semakin
halus pula serbuk yang dihasilkan.6. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Mikrokontroler ATMega16 digunakan sebagai pusat pengendali
sistem karena mikrokontroler ini memiliki fitur yang lebih canggih
daripada mikrokontroler yang sama sama berasal dari keluarga AVR.
Dan memiliki kapasitas memori yang lebih besar dari pada
mikrokontroler yang satu keluarga dengann
2. Untuk melakukan penggerusan diperlukan driver motor
penggerus.
3. LCD 16 X 2 sebagai tampilan untuk mempermudah dalam
pengesetan lama penggerusan, lama pembersihan, lama pencampuran,
banyaknya takaran serbuk obat, dan banyaknya kapsul.
4. Untuk sistem pemasukan pil kedalam tempat penggerusan
dilakukan setelah motor bekerja, dimana 1 pil ( 30 mg ) lama
penggerusannya sekitar 5 d
5. Untuk kehalusan serbuk obat sudah bisa halus dan tingkat
kehalusannya hampir sama dengan kapsul yang ada di pasaran, tetapi
untuk mengetahui berapa ukuran kelembutan atau kehalusan obat
sangat susah. Sedangkan menurut observasi kami pada orang-orang
farmasi biasanya untuk mengetahui kelembutan obat dengan perkiraan
saja.
6.2. Saran
Setelah dilakukan pembuatan modul maka ada beberapa saran yang
perlu penulis sampaikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Disarankan agar obat yang akan digerus benar-benar dalam
kondisi kering dan tidak lembab, supaya obat yang digerus tidak
menempel pada dinding penggerus dan hasilnya bisa maksimal.
2. Dalam proses penggerusan penulis menggunakan motor AC
universal yang biasanya dipakai pada blender dan ketika melakukan
penggerusan suaranya sangat bising dan kecepatan putarnya
menimbulkan sedikit getaran pada bagian pengisian obat alahkah
baiknya kalau motor AC pada blender itu diganti dengan motor AC
yang lain sehingga suaranya tidak bising dan kecepatan putarnya
bisa sedikit dikurangi.
3. Karena alat ini merupakan sistem berbasis mikrokontroler,maka
diperlukan perawatan dan pengecekan berkala agar kerja alat tetap
optimal.
DAFTAR PUSTAKAKismet Fadillah. 1994. Instalasi Motor-Motor
Listrik. Bandung : Angkasa.
Malvino. 1995. Prinsip-prinsip Elekttroni. Jakarta :
Erlangga.
Sumanto. 1993. Motor Listrik Arus Bolak Balik. Yogyakarta: Andi
Offset.
Tooley, Mike. 2002. Rangkaian Elekronik Prinsip dan Aplikasi.
Jakarta: Erlangga.
Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri
ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi.
Wasito, S. 1983. Pelajaran Elektronika. Jakarta : Karya
Utama.
Wasito, S. 1995. Vademekum Elektronika Edisi Kedua. Jakarta :
Gramedia.
Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroller AVR ATMega8/32/16/8535 dan
Pemrogra-mannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika.
BIODATA PENULIS
Nama : Urfan Mukti Prabowo
NIM : P27 838 008 036
TTL : Ponorogo, 02 September 1989
Alamat : Jl. Manyar Sabrangan, Surabaya
Pendidikan : SMA
1