Page 1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. MACAM – MACAM GAS BERBAHAYA
Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran udara yang
penting di daerah perkotaan. Kondisi emisi kendaraan bermotor sangat
dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan kondisi pembakaran dalam mesin.
Pada pembakaran sempurna, emisi paling signifikan yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor berdasarkan massa adalah gas karbon dioksida (CO2) dan
uap air, namun kondisi ini jarang terjadi. Hampir semua bahan bakar mengandung
polutan dengan kemungkinan pengecualian bahan bakar sel (hidrogen) dan
hidrokarbon ringan seperti metana (CH4). Polutan yang dihasilkan kendaraan
bermotor yang menggunakan BBM antara lain Carbon Monoxida (CO), Hidro
Karbon (HC), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), dan partikulat.
(www.udarakota.bappenas.go.id)
1. Nitrogen dioksida (NO2)
Nitrogen dioksida termasuk gas yang berbahaya bagi manusia. Gas NO2
yang berada di udara jika berlebihan merupakan polusi udarayang beracun.
Sumber pencemaran gas NO2 terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
(minyak atau batubara), pada mesin-mesin penggerak transportasi maupun
Page 2
6
industry. Penelitian menunjukan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada
NO.
(Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF )
Nitrogen dioksida dalam kadar yang tinggi mempunyai cirri-ciri berwarna
merah kecoklatan dan beracun. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru-paru.
Keracunan gas NO2 yag tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system syaraf
yang mengakibatkan kejang-kejang dan apabila keracunan tersebut berlanjut akan
menyebabkan kelumpuhan dan gejala-gejala pembengkakan paru (edma
pulmonari). Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10
menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
(Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF )
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen dioksida tidak hanya
berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan
tanaman. Pengaruh gas NO2 pada tanaman antara lain seperti timbulnya bintik-
bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat
menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan yang
seperti ini, daun tidak bisa berfungsi secara sempurna sebagai tempat
terbentuknya karbohidrat melalui prosen fotosintesis, akibatnya tanaman tidak
bias bereproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi gas NO2 sebanyak 10 ppm
sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60 %.
(http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF )
Page 3
7
Pencemaran udara oleh gan NO2 juga dapat menyebabkan timbulnya
Peroxy Acetil Nitrates (PAN). PAN ini menyebabkan iritasi pada mata yang
menyebabkan mata menjadi terasa perih dan berair. Campuran PAN bersama
kimia lainnya yang ada diudara dapat menyebabkan kabut foto kimia atau photo
chemistry smog yang sangat mengganggu lingkungan.
Kadar NO2 di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena
berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah
kadar NO2 di udara seperti transportasi, generator pembangkit listrik, mesin
produksi pabrik dan lain sebagainya.
Pencemaran gas NO2 di udara terbesar berasal dari gas buang hajsil
pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-
mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami.
Pembentukan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara
sehingga membentuk NO, yang kemudian bereaksi lebih lanjut dengan lebih
banyak oksigen membentuk NO2. Keberadaan NO2 di udara dapat dipengaruhi
oleh sinar matahari yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :
NO2 + sinar matahari NO + O
O + O2 O3 (ozon)
O3 + NO NO2 + O2
Page 4
8
2. CARBON MONOKSIDA (CO)
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak memiliki aroma yang
khusus. Senyawa CO dapat bereaksi dengan hemoglobin darah membentuk
karboksi hemoglobin (Hb-CO) yang tidak bisa mengangkut oksigen dalam
sirkulasi darah. Celakanya kemampuan CO dalam mengikat Hb ternyata 210 kali
lebih kuat di bandingkan oksigen, sehingga oksigen akan kalah bersaing.
Seseorang yang teracuni gas CO akan mengalami gejala sakit kepala, gangguan
mental (mental dullness), pusing, lemah, mual, muntah, kehilangan kontrol otot,
diikuti dengan penurunan denyut nadi dan frekuensi pernapasan, pingsan, dan
bahkan meninggal. Kasus pingsan atau bahkan meninggal akan terjadi bila kadar
Hb-CO dalam darah mencapai 60 persen dari total Hb darah atau lebih. Penelitian
menyebutkan, CO dengan konsentrasi 250 ppm dapat membuat orang pingsan.
Bahkan pada konsentrasi 1.000 ppm, dapat menyebabkan kematian seketika.
Adanya gas karbon monoksida adalah emisi gas buang yang timbul dari
akibat pembakaran yang tidak sempurna dalam mesin. Selain gas karbon
monoksida pembakaran tidak sempurna mengeluarkan gas karbon dioksida yang
juga berbahaya bagi lingkungan. Pembakaran tidak sempurna dalam mesin mobil
terjadi karena kondisi mobil yang tidak terawat. Dalam kondisi kurang terawat,
mesin masih bisa berfungsi, tetapi akan mengeluarkan gas beracun, selain itu
mesin yang kurang terawat juga boros bahan bakar. Gas ini merupakan hasil
pembakaran tak sempurna dari gas alami dan material lain yang mengandung
karbon seperti bensin, minyak tanah, pelumas, propana, batubara, dan kayu.
Page 5
9
Jangan salah, pembakaran dari tungku arang di rumah-rumah juga menghasilkan
gas CO. Namun, sumber yang paling umum berupa residu pembakaran mesin.
Keberadaan gas ini akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia
karena gas itu akan menggantikan posisi oksigen yang berikatan dengan
haemoglobin dalam darah. Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak, serta
organ vital lainnya yang seharusnya dialiri oksigen. Ikatan antara CO dan
haemoglobin membentuk karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali
dibandingkan dengan ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Akibatnya tentu
sangat fatal. Pertama, oksigen akan kalah bersaing de-ngan CO saat berikatan
dengan molekul haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan
berkurang. Padahal seperti diketahui, oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan
jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabolismenya.
Kedua, gas CO akan menghambat kompleks oksidasi sitokrom. Hal ini
menyebabkan respirasi intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat
berikatan secara langsung dengan sel otot jantung dan tulang. Efek paling serius
adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel tersebut, juga
menyebabkan gangguan pada sistem saraf.
a. Sifat gas CO
1) Zat tidak berwarna dan tidak berbau
2) Tidak mudah larut dalam air
3) Di dalam udara apabila diberikan api akan terbakar dengan
mengeluarkan asap biru dan menjadi CO2 (carbon dioksida)
Page 6
10
b. Dampak keracunan CO
Keracunan gas CO dalam jumlah banyak akan membuat kita mengalami
berbagai hal mengerikan hanya dalam hitungan menit. Mulai dari hilang
kesadaran hingga mati lemas. Selain merasakan sesak nafas, hal yang biasa
dialami saat keracunan CO yakni sakit kepala, rasa lelah yang amat sangat,
pusing, serta mual-mual. Sakit dada mendadak juga dapat muncul pada orang
yang menderita angina pectoris (nyeri dada).
(Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF )
Dampak keracunan CO ini dapat semakin memburuk. Penderita akan
meng-alami muntah-muntah, kebingungan, kehilangan kesadaran, serta otot-otot
menjadi lemah. Sebagai gambaran, gas CO pada kadar rendah yang setara dengan
20% tingkat saturasi haemoglobin dalam darah, pertama kali akan
memperlihatkan gejala sakit kepala, pusing, sakit perut, dan mual. Sedangkan
tingkat saturasi haemoglobin sebanyak 20-40% akan menimbulkan gejala
kebingungan dan kelemahan pada otot-otot tubuh. Pada tingkat saturasi
haemoglobin yang mencapai 40-60% akibatnya bisa sangat fatal. Gejala yang
timbul dari mulai hipotensi, koma, kejang-kejang sampai menimbulkan kematian!
Tanda keracunan CO yang mudah terlihat adalah terjadi perubahan warna pada
kulit. Kulit bisa terlihat kemerah-merah-an atau justru terlihat kebiruan (gejala
sianosis) karena sel-selnya kekurangan oksigen.
(Sumber : http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF )
Page 7
11
Orang yang mengalami keracunan gas CO dapat mengalami kerusakan
permanen pada bagian tubuh yang memerlukan oksigen cukup banyak seperti otak
dan jantung. Termasuk, saluran reproduksi yang dapat menyebabkan kematian
janin atau menurunkan tingkat fertilitas. Dampak keracunan CO ini sangat
beragam pada tiap orang. Keracunan CO biasanya dapat muncul dengan sangat
cepat tanpa diduga sebelumnya, terutama pada anak-anak, orang tua, orang yang
menderita penyakit paru-paru dan jantung, atau perokok berat.
Dapat juga, keracunan menimpa orang yang tengah berada di tempat
ketinggian, saat kadar oksigen sangat tipis. Racun CO bisa berdampak paling
parah pada janin yang tengah dikandung. Janin dan bayi lebih rentan terkena
keracunan gas CO karena afinitas CO pada haemoglobin janin lebih tinggi
dibandingkan dengan afinitas pada haemoglobin orang dewasa.
Terdapat sejumlah pekerjaan yang memiliki risiko tinggi mengalami
keracunan gas CO. Selama ini kita mengenal bahwa orang-orang yang selalu
berhubungan dengan asap kenalpot kendaraan adalah yang paling berisiko.
Sejumlah profesi di jalanan seperti polisi lalu lintas, tukang parkir, gelandangan,
hingga sopir angkutan umum hampir dipastikan akan selalu menghirup
kandungan CO setiap harinya. Namun, ternyata sejumlah profesi lain yang tak
berhubungan dengan jalanan juga ternyata memiliki risiko yang tak kalah tinggi.
Seperti, para pekerja di ruang boiler, tempat pembuatan bir, bengkel, penyulingan
minyak, pabrik pulp dan kertas, serta pabrik baja. Risiko yang tinggi juga dapat
ditemui pada pekerja pelabuhan, pemadam kebakaran, serta operator mesin diesel.
Page 8
12
Proses keracunan CO dapat melalui inhalasi secara langsung (CO berupa
gas) serta kontak terhadap mata atau kulit (gas CO yang telah terlarut dalam
cairan). Untuk mengetahui tingkat toksisitas gas CO terhadap tubuh, berbagai
penelitian toksikologi telah dilakukan sejak lama. Penelitian dilakukan pada
hewan maupun manusia.
c. Efek pada hewan
Seperti dijelaskan sebelumnya, gas CO di dalam darah akan berikatan
dengan haemoglobin membentuk karboksihaemoglobin. Hal ini menyebabkan
jumlah kandungan oksigen yang seharusnya didistribusikan ke tiap jaringan tubuh
menurun. Penelitian yang dilakukan National Institute for Occupational Safety
and Health (NIOSH) tahun 1993 mengenai letal konsentasi (LC) 50 pada tikus
adalah 1807 ppm (part per million) selama empat jam. Kadar
karboksihaemoglobin dalam tubuh sebanyak 5% dapat meningkatkan derajat
myocardial ischemia yang berhubungan dengan acute myocardial infraction pada
anjing. Pada kera rhesus dengan tingkat keracunan CO yang sangat parah,
kematian akan muncul sebagai akibat dari rendahnya tekanan darah. Pada hewan
percobaan di laboratorium, keracunan CO terlihat dengan penurunan respon pada
saraf motorik dan perubahan sel saraf tepi. CO diketahui dapat menembus
plasenta dan berdampak langsung pada janin hewan. Janin yang teracuni CO
hingga 150 ppm memiliki berat janin yang lebih rendah dibandingkan dengan
janin normal. Selain itu, pertumbuhannya terganggu berdasarkan hasil pengujian
geotaksis.
Page 9
13
d. Efek pada manusia
Seperti pada hewan, CO dalam darah manusia juga akan membentuk
ikatan karboksihaemoglobin dan menurunkan kandungan oksigen dalam darah
(hipoksia). Aktivitas respirasi dan sirkulasi yang tinggi di dalam darah dapat
meningkatkan pembentukan karboksihaemoglobin.
Kondisi tersebut dapat ditemui saat temperatur udara meningkat, seperti
saat berada di tempat tinggi, saat berolahraga, dan saat terjangkit anemia. Kondisi
lain yang dapat meningkatkan risiko percepatan pembentukan
karboksihaemoglobin adalah saat orang mengalami obesitas (kegemukan),
hipertiroid, bronkhitis, asma, atau pecandu alkohol. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan Gosselin (1984) terhadap bebe-rapa sukarelawan, menunjukkan
hasil yang cukup mencengangkan. Gas CO yang terhirup sebanyak 50 ppm
selama 2 jam akan menghasilkan 27% karboksihaemoglobin.
Normalnya, kadar karboksihaemoglobin sebanyak 0,4- 0,7% akan
terkandung dalam darah orang dewasa. Sedangkan dalam darah seorang perokok
akan terkandung karboksihaemoglobin sebanyak 4-20%. Hal ini menempatkan si
perokok ke dalam jajaran orang yang berisiko tinggi mengalami keracunan CO.
Kemampuan beradaptasi terhadap paparan gas CO telah dilaporkan dalam
beberapa penelitian yang dilakukan The American Conference of Governmental
Industrial Hygienists (1986). Orang yang terpapar CO sebanyak 44 ppm dalam
periode waktu yang cukup lama tidak memperlihatkan efek yang cukup berarti.
Page 10
14
Baru pada konsentrasi CO sebanyak 50 ppm mulai menimbulkan keluhan seperti
sa-kit kepala, pusing, dan mual-mual.
Menurut The National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH), batas maksimum kadar karboksihaemoglobin yang masih
diperbolehkan (Recommended Exposure Limit/REL) berada pada kisaran 5%
setelah terpapar CO dengan konsentrasi 35 ppm per 40 mg/m3 udara selama 8
jam. Sedangkan mengenai batasan resmi, The Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) menetapkan batas maksimum atau Permissible Exposure
Limit (PEL) gas CO adalah pada konsentrasi 50 ppm per 55 mg/m3 udara selama
8 jam. Batasan-batasan tersebut telah menjadi standar baku yang banyak
digunakan sebagai acuan untuk membentuk sistem manajemen kerja yang aman
dan sehat.
Keracunan gas CO sebenarnya dapat saja dihindari jika kita mengerti dan
mematuhi rambu-rambu yang semestinya diperhatikan. Hal ini berlaku bagi
semua orang yang memiliki risiko tinggi terpapar gas CO dalam jumlah banyak.
Mulai dari pemilik kendaraan bermotor sampai pada pekerja yang hampir setiap
harinya harus bergelut dengan CO. Jika itu dilakukan, niscaya peristiwa
keracunaan CO dapat dikurangi bahkan dihindari. Nyawa pun tak perlu melayang
hanya karena kelengahan kita sendiri.
Page 11
15
B. TRANDUSER DAN SENSOR
Tranduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari suatu bentuk
energy ke bentuk yang lain, yang merupakan elemen penting dalam suatu
pengendalian. Secara umum tranduser dibedakan atas dua prinsip kerja, pertama,
tranduser input dapat dikatakan bahwa tranduser ini akan mengubah energi non
listrik menjadi listrk. Sementara itu yang keduaadalah tranduser output, yang
merupakan kebalikan dari tranduser input dimana dapat mengubah energi listrik
menjadi non listik.
Tranduser banyak diterapkan pada sistem pengukuran dan pengendalian
sebagai komponen sensor, seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Blok Diagram Prinsip Kerja Tranduser
Berdasarkan kepekaannya dikenal tranduser peka besaran mekanis, optitis,
magnetis, kimiawi dan radiasi. Sedangkan berdasarkan aktivitasnya, dibagi lagi
menjadi tranduser aktif dan tranduser pasif. Tranduser aktif adalah tranduser yang
mampu bekerja tanpa tambahan tenaga dari luar, sedangkan tranduser pasif
adalahsebaliknya yaitu membutuhkan tenaga dari luar tranduser tersebut.
Besaran non listrik
(tekanan, cahaya,
gas,dsb)
Rangkaian
Tranduser
Besaran analog
elektris (Tegangan
dan Arus)
Page 12
16
Sensor merupakan alat untuk mendeteksi atau mengukur suatu parameter
yang digunakan untuk mengubah variasi mekanos, magnetis, panas, sinar dan
kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor berfungsi untuk menyediakan
informasi umpan balik untuk mengendalikan program dengan cara mendeteksi
keliaran. Sensor itu terdiri dari tranduser dengan atau tanpa penguat atau pengolah
sinyal yag terbentuk dalam sat sistem pengindra. Dalam lingkungan system
pengendali dan robotika, sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata,
pendengaran, hidung, lidah yang kemudian akan diolah ole kontroler sebagai
otaknya.
Sensor dibedakan menjadi dua, yaitu sensor pasif dan sensor aktif. Sensor
pasif adalah sensor yang dalam system kerjanya tidak dapat menghasilkan
tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan nilai resistansi, kapasitansi,
dan induktasi pada lingkungan sekelilingnya. Perubahan ini menyebabkan
perubahan tegangan atau arus yang dihasilkan tranduser. Perubahan inilah yang
dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang diukur.
Sensor aktif adalah sensor yang dalam sistem kerjanya tidak memerlukan
catu daya eksternal dalam penggunaannya dan bahkan dapat menghasilkan energy
listri. Jenis sensor diantaranya adalah thermokople, Cell Photovoltaic, dan
sebagainya.
1. Sensor Figaro TGS 2106
Figaro TGS 2106 merupakan sebuah sensor electrochemical yang
mendeteksi gas NO2. Sensor ini mempunyai nilai resistansi yang akan berubah
Page 13
17
apabila terkena gas. (Figaro Product Information / Datasheet, Figaro
Engineering Inc. Japan)
a. Cara kerja sensor TGS 2106
Pencium utama dari gas detector (pendeteksi gas) ini adalah
sebuah sensor gas TGS 2106 yang didalamnya terdapat kawat pemanas
(heater). Pada heater terdapat elemen semikonduktor yang menyebabkan
dua macam pengaruh. Pengaruh yang pertama akan menaikan aktivitas
molekul dan yang kedua akan menimbulkan adanya konveksi aliran udara.
Bila sensor TGS 2106 yang pada keadaan mula sudah didekati oleh
molekul oksigen atmosfir, kemudian berhubungan dengan gas NO2 maka
molekul gas tersebut akan menempel pada permukaan semikonduktor dan
menyebabkan terjadinya peralihan electron yang berlawanan arah dengan
molekul oksigen.
Gejala ini akan menghasilkan kerapatan electron pada lapisan
ruang muatan semikonduktor dan mempertinggi konduktifitas sensor
sebanding dengan konsentrasi gas. Ukuran konduktifitas sensor adalah
tahanan sensor Rs. Peristiwa ini dapat berlangsung reversible artinya bila
penempelan molekul gas berkurang maka konduktifitas juga akan
menurun.jadi bila gas dinetralisasikan dan diganti dengan udara yang segar
maka tahanan sensor akan kembali ke arg semula. Perbedaan inilah yang
dipakai pedoman “penciuman” bagi Explosive Gas Detector. Perlu diingat
Page 14
18
bahwa prilaku sensor juga dapat dipengaruhi oleh temperature dan
kelembaban lingkungan.
(Figaro Product Information / Datasheet, Figaro Engineering Inc. Japan)
b. Struktur sensor
TGS sensor mempunyai dua bagian utama. Pertama adalah
material sensor yaitu Tin Oxidae (SnO2) bahan ini dihubungkan dengan
pin nomor 1 dan 2. Kedua adalah pemanas yang dihubungkan dengan pin
3 dan 4. Disini pin 1 adalah output sensor yang dalam aplikasinya
dihubungkan ke op-amp, sedangkan pin 2 dihubungkan ke Vc 6 volt.
Kemudian pin 3 dihubungkan ke tegangan 6 volt juga untuk mengaktifkan
heater, sedangkan pin 4 dihubungkan ke ground. Dibawah ini adalah
gambar dari strukrur sensor TGS 2106 :
c. Spesifikasi sensor
1) Selektifitas yang tinggi terhadap gas NO2 (Diesel).
2) Output sensor berbanding terbalik terhadap konsentrasi gas NO2
3) Tidak terpengaruh dengan berbagai gangguan gas lain.
4) Output sensor berupa tegangan analog.
2. Sensor Figaro TGS 2442
Gas CO dikenal sebagai polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan
manusia. Gas ini berbahaya karena tidak berwarna, tidak mempunyai rasa dan
tidak berbau sehingga kehadirannya tidak dapat diketahui tanpa suatu alat deteksi,
dan dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan kematian.
Page 15
19
Saat ini perangkat deteksi keberadaan gas CO telah tersedia di pasaran. Detektor
ini umumnya berfungsi sebagai alarm, bukan digunakan untuk mengetahui
konsentrasi gas CO. Pada tugas akhir ini dibuat sistim deteksi gas CO yang
mampu merespon keberadaan dan menyatakan besarnya konsentrasi gas CO.
Sistim deteksi gas sekaligus berfungsi sebagai akuisisi data. Head sensor atau
sensor kepala gas CO jenis TGS 2442 dan modul pengkondisi sinyal, COM 2442,
buatan Figaro Engineering Inc., dan kartu antar muka ACL 8112 PG digunakan
untuk membangun perangkat keras yang dihubungkan dengan komputer.
Sedangkan LabVIEWTM 7.1 digunakan untuk membuat program akuisisi data.
Sistim sensor dihubungkan dengan ruang uji gas CO. Pengujian dilakukan dengan
cara mengalirkan gas CO dengan konsentrasi yang berbeda-beda, dan sistim akan
mendeteksi secara real time. Data hasil deteksi ditampilkan pada layar komputer
dan dapat disimpan.
Hasil pengujian menunjukan bahwa sensor memiliki rise time rata-rata 1,5
menit, recovery time rata-rata 1,25 menit dan settling time rata-rata 3 menit.
Sensor TGS 2442 memiliki sensitifitas yang meningkat secara linier dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO yang terdeteksi.
C. PENGUAT OPRASIONAL (OP-AMP)
Penguat oprasional adalah rangkaian elektroik yang dirancang dan
dikemas secara khusus sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit
saja dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Pada mulanya Op-amp diguakan
Page 16
20
untuk rangkaian perhitunan analog, rangkaian pengaturan dan instrumentasi.
Fungsi utamanya adalah untu melakukan operasi matamtika linier (tegangan dan
arus), integrasi dan penguatan. Op-amp IC adalah solid state yang mampu
mengindara dan memperkuat sinyal masukan baik AC maupun DC. Karakteristik
Op-amp yang terpenting adalah :
1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat
diabakan.
2. Penguatan loop terbuka amat tinggi.
3. Keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh
pembebanan.
Gambar 2.2 merupakan gambar dari blok diagram Op-amp :
Gambar 2.2 Blok Diagram Op-amp
Penguat differensial
impedansi masukan
tinggi
Penguat tegangan
tinggi
Penguat keluaran
impedansi rendah
Masukan
membalik
Masukan
tak membalik
+ V
Keluaran
- V
Page 17
21
Penguat oprasional biasa dikenal sebagai sebuah IC, dimana banyak
transistor digabungkan dalam satu Kristal semikonduktor. Dengan menggunakan
teknologi IC banyak transistor dan komponen elektronik lain bias digabungkan
menjadi satu komponen dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang cukup
canggih. Rangkaian Op-amp dalam IC modern merupakan pendekatan yang
baikuntuk sifat Op-amp ideal.
Sifat dari Op-amp adalah Op-amp merupakan suatu penguatan differensial
dengan penguatan yang tak terhingga. Suat penguat differensial adalah suatu
penguat yang mempunyai dua masuka dan satu keluaran yang tergantung dari
perbedaan potensial antara kedua masukannya dengan persamaan sebagai berikut :
V output = ( Vinput1 – Vinput2 ) A
Dimana A adalah factor penguatan, karena A dari op-amp tak terhingga, maka
terdapat persamaan untuk op-amp sebagai berikut :
V output = ( Vinput1 – Vinput2 )
Gambar 2.3 Simbol Op-Amp
Input 1
Input 2
Page 18
22
Gambar 2.3 menjelaskan besar output menjadi positif tak berhingga ketika
input 1 lebih kecil dari input 2 maka output mejadi negatif tak berhingga ketika
input 1 lebih besar dari pada input 2. Bertarti ketika input 1 tinggi, output rendah,
sebab itu disebut inverting input atau masukan membalik dan dalam rangkaian
biasanya ditandai dengan tanda “-“. Ketika input 2 tinggi , output tinggi, disebut
non inverting input atau masukan membalik dan dalam skema rangkaian biasanya
ditandai dengan “+”. Jelas bahwa tegangan keluaran dari setiap rangkaian
terbatas, maka ketika keluaran dari op-amp harusnya pesitif tak beringa, keluaran
sebenarnya memiliki nilai maksimal yang bias tercapai dalam rangkaian op-amp
itu dan ketika keluarn dari op-amp seharusnya negatif tak berhingga, keluaran
sebennarnya memiliki nilai paling rendah yang bias tercapai dalam rangkaian op-
amp itu. Dimana persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
V output = ( Vin+ – Vin
- )
Berarti ketika input tak membalik (Vin+) lebih besar input membalik (Vin
-) maka
tegangan output sebesar Vmax dan ketika input tak membalik lebih kecil daripada
input membalik maka tegangan output sebesar Vmin. output bias memiliki
tegangan yang lain ketika tegangan pada kedua input Op-amp sama besar. Satu
Op-amp memerlukan tegangan suplai supaya bias bekerja. Pada pemakaian
biasanya diperlukan suplai positif +15 V dan suplai negatif –15 V, tetapi
kebanyakan suplai untuk kebanyakan Op-amp tidak harus sebesar itu. Besarnya
tegangan suplai yang bias dipakai dalam suatu Op-amp dari buku data Op-amp.
Page 19
23
Tegangan output maksimal sedikit dibawah suplai positif dan tegangan
minimal pada keluaran Op-amp sedikit diatas suplai negatif. Sifat-sifat lain dari
op-amp ideal adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada arus masuk atau keluar dari masukannya, berarti resistivitas
masukan Rin= .
2. Resistivitas keluaran sebesar Rout = .
3. Penguatan Op-amp tak berhingga.
4. Tegangan keluaran hanya bergantung dari selisih tegangan pada
masukan dan tidak tergantung dari potensial bersama pada kedua
masukannya.
Tetapi pada prakteknya atau sesungguhnya sifat-sifat Op-amp tersebut sulit
didapat karena adanya faktor yang merugikan sifat ideal Op-amp tersebut yang
disebabkan oleh faktor mutu produksi atau sifat dari bahan yang dipakai. Sifat
yang merugikan salah satunya adalah dari bidang yang terbatas karena adanya
sifat kapasitif komponen IC dan bati tegangan yang terbatas.
Rangkaian-rangkaian elektronik sering menggunakan Op-amp tersebut
yang didasarkan karena kemudahannya dalam penggunaan dan gain yang tinggi
terutama pada rangkaian-rangkaian filter. Disebut rangkaian analog karena
rangkaian tersebut bekerja dengan masukan dan keluaran berupa tegangan atau
arus bukan pulsa seperti pada rangkaian logika.
Page 20
24
1. Penguat Non Inverting
Ambar penguat non inverting pada op-amp disimbolkan dengan tanda
positif (+) pada terminal masukannya. Penguat non inverting mempunyai arti
bahwa hasil kekuatan dari rangkaian selaras dengan sinyal masukan dalam
rangkaian. Berikut ini gambar 2.3 rangkaian penguat non inverting.
Gambar 2.4. Rangkaian Penguat Non Inverting
Berikut ini perhitungan bati tegangan dari penguat non inverting adalah :
AV = 1 + RF / R
2. Penguat Inverting
Gambar penguat inverting pada op-amp disimbolkan dengan tanda
negative (-) pada terminal masukannya.penguat inverting mempunyai arti bahwa
hasil kekuatan dari rangkaian tidak selaras dengan sinyal masukan dan fasa
keluarannya. Berikut ini adalah gambar 2.5 yang merupakan rangkaian penguat
inverting :
Gambar 2.5. Rangkaian Penguat Inverting
R1
Rr
R1Rr
+
+
Page 21
25
Berarti tegangan penguat inverting dapat dirumuskan sebagai berikut :
AV = - Rf / R
Adanya suatu perbedaan dilihat dari rumus bati tegangan antara penguat
non inverting dengan penguat inverting. Pada penguat non inverting bati tegangan
lebih dari satu, hal ini berarti bahwa pada penguat non inverting tidak dapat
digunakan untuk penguatan tegangan lebih kecil dari satu. Hal inilah yang
menjadi kendala pada penguat non inverting dan karena itu penguat non inverting
tidak begitu umum digunakan dari pada penguat inverting (Fredrick W. Hughes,
1998).
Perancangan disini menggunkan op-amp seri LM 358 dalam membuat alat
ini. Dasar pertimbangannya adalah harganya yang ekonomis dan mudah didapat di
pasaran, serta mempunyai dua rangkaian yang dapat berfungsi sebagai penguatan
non inverting dan penguatan inverting, serta LM 358 juga efisien dalam
pemakaian dan bentuk sehingga dapat menghemat tempat.
3. Pengikut Tegangan (Voltage Followe)
Pengikut tegangan adalah suatu bentuk peningkatan dari penguat pengikut
emitor yang digunakan untuk mencocokan sumber dengan impedansi tinggi ke
beban yang impedansinya rendah,halini disebut matching impedance. Penguat ini
mempunyai impedansi masukan besar dan impedansi keluaran kecil. Selain itu
pengikut tegangan juga berfungsi untuk menghindari drop tegangan dari
pembebanan yang terlalu besar ( Ir. Sorjoto, BSc. Dan R. Soebagio Basoeki,
Teknik Elektronika Industri 2, 1980).
Page 22
26
D. Mikrokontroler
Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkemabangan
dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silicon
menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga
bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang
mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu
teknologi standart bagi para desainer system elektronika masa kini. Dengan
perkembangan terakhir, yaitu generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc Processor),
para desainer system elektronika telah diberi suatu teknologi yang memiliki
kapabilitas yang amat maju, tetapi dengan biaya ekonomis yang cukup minimal.
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang
membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja itu terjadi karena kedua jenis
mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi
RISC (Reduced Intruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi
CISC (Complex Intruction set Computing). Secara umum, AVR dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-
masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama (Lingga Wardhana,
2006).
Page 23
27
Oleh Karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu
ATMega8535, buku pembelajaran mikrokontroler dengan pemahaman
pemrograman menggunakan simulasi yang terdapat pada software AVR Studio 4
dan juga praktek langsung hardware. Selain itu karena mudah didapatkan dan
murah, ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap.
1. Arsitektur ATMega8535
Gambar 2.6 Blok Diagram Fungsional ATMega8535
Page 24
28
Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai
berikut :
1). Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D
2). ADC 10 bit sebanyak 8 saluran
3). Tiga buah Timer/Counter dengan kemmapuan pembandinga
4). CPU yang terdiri atas 32 buah register
5). Wachtdog Timer dengan osilator internal
6). SRAM sebesar 512 byte
7). Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write
8). Unit interupsi internal dan eksternal
9). Port antarmuka SPI
10). EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi
11). Antarmuka komparator analog
12). Port USART untuk komunikasi serial
2. Fitur ATMega8535
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut :
1). Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan kasimal 16
MHz.
2). Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM
(Electrically Erasable PProgrammable Read Only Memory) sebesar 512
byte
3). ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel
4). Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps
Page 25
29
5). Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik
3. Konfigurasi Pin ATMega8535
Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar 1.2. dari dambar
tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai
berikut :
1). VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
2). GND merupakan pin Ground
3). Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC
4). Port B (PB0…PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus
yaitu Timer/Counter, komparator analog dan SPI
5). Port C (PC0…PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog dan Timer Oscilator
6). Port D (PD0…PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial
7). RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler
8). XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal
9). AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC
10). AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC
Untuk lebih jelasnya, konfigurasi pin-pin pada ATMega 8535 dapat dilihat pada
gambar 2.7 :
Page 26
30
Gambar 2.7 Pin ATMega8535
E. Catu Daya
Rangkaian catu daya menggunakan IC regulator LM 7805 an LM 7806.
Tegangan-tegangan yang diperolehnya memungkinkan regulator untuk dipakai
dalam system-sistem logika, instrumentasi dan kelenhgkapan elektronik zat padat
lainnya. Meskipun semula dirancang sebagai regulator tegangan tetap, namun akn
diperoleh juga berbagai tegangan dan arus yang adapat distel dengan tambahan
komponen eksternal. Perhatikan gambar dari LM 7895 dan LM 7896 seperti
Gambar 2.8 :
Gambar 2.8 Konfigurasi Pin IC LM 7806
(Sumber : Datasheet LM 78xx)
Page 27
31
Sifat-sifat dari IC LM 78xx adalah sebagai berikut :
1. Arus keluaran melebihi 1 Ampere
2. Tidak diperlukan komponen eksternal tambahan
3. Adea pengaman daerah aman untuk transistor keluaran
4. Pembebanan arus hubung singkat intern
Karakteristik elektrik IC LM7805 dan LM7806 dijelaskan pada Table 1.2 :
Tabel 1.1. Karakteristik Elektrik IC LM7805 dan LM7806
Type Vout (V) Vin (V)
Min Max
7895 5 7 20
7806 6 8 20
Rangkaian interface membutuhkan tegangan 5 volt DC dan 6 volt DC. Tegangan
5 volt DC dibutuhkan sebagai catu daya pada ADC berupa tegangan ref (Vref),
sedangkan tegangan 6 volt DC dibutuhkan untuk sensor supaya dapat bekerja.
F. LCD
Sebuah alat akan lebih mudah digunakan oleh pengguna bila dalam alat
tersebut terdapat tampilan sebagai media penampil hasil (output) kepada
pengguna alat.
Page 28
32
G. RELAY
Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan
tersusun oleh saklar, medan elektromagnet (kawat koil) dan poros besi,Cara kerja
komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil,lalu
membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar sehingga menghasilkan
arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu
dengan bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar
Komponen sederhana ini dalam perkembangannya digunakan (atau pernah
digunakan) sebagai komponen dasar berbagai perangkat elektronika,lampu
kendaraan bermotor,jaringan elektronik, televisi, radio, bahkan pada tahun 1930an
pernah digunakan sebagai perangkat dasar komputer yang keberadaannya kini
digantikan oleh mikroprosesor seperti IntelCorp.dan AMD. Semua itu karena
pemakaian relay mempunyai Keuntungan yaitu ;
1. Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan
2. Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai
batas maksimalnya
3. Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu,
disesuaikan dengan kebutuhan