1 AKUNTANSI SYARIAH Perkembangan Sukuk Di Dunia Handityo Nugroho 0906607951 Program Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Juni 2013 Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
1
AKUNTANSI SYARIAH
Perkembangan Sukuk Di Dunia
Handityo Nugroho 0906607951
Program Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Juni 2013
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
2
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
3
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
4
ABSTRAK
Definisi sukuk / sertifikat ialah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau
seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa didalam
kepemilikan aset dan proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus, sertifikat ini berlaku
setelah menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo menerima dana sepenuhnya sesuai dengan
tujuan sukuk tersebut
Sukuk sudah berkembang menjadi salah satu mekanisme yang sangat penting dalam
meningkatkan keuangan dalam pasar modal internasional melalui struktur yang dapat
diterima secara Islam. Perusahaan multinasional, Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara,
dan lembaga keuangan menggunakan sukuk internasional sebagai alternatif pembiayaan
sindikasi.
Menurut perkiraan Ernst & Young's Global Islamic Banking Center of Excellence,
permintaan global untuk Sukuk diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat dari US $ 300
miliar 900 miliar dollar AS pada 2017.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
5
ABSTRAK .............................................................................................................................4
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................5
1. Pengertian Sukuk ..............................................................................................................7
2. Jenis-Jenis Sukuk ............................................................................................................10
3. Perkembangan Sukuk......................................................................................................19
4. Prospek Sukuk Di Indonesia............................................................................................25
5. Proyeksi Perkembangan Sukuk.......................................................................................27
6. Himpunan Skema Sukuk ................................................................................................29
7. Akuntansi Sukuk ............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................34
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
6
PENGERTIAN SUKUK
Sukuk berasal dari bahasa Arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang
memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Dalam pemahaman praktisnya, sukuk
merupakan bukti (claim) kepemilikan.
Definisi sukuk / sertifikat ialah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau
seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa didalam
kepemilikan aset dan proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus, sertifikat ini berlaku
setelah menerima nilai sukuk, saat jatuh tempo menerima dana sepenuhnya sesuai dengan
tujuan sukuk tersebut.
Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI) sukuk di definisikan sebagai sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan
setelah menutup pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai
rencana. sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang jelas, barang, atau jasa
atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas investasi tertentu.
Sementara itu, menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No 32/DSN-MUI/IX/2002
sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. Sukuk mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee,
serta membayar kembali dana Obligasi pada saat jatuhtempo.
Sukuk pada prinsipnya mirip dengan obligasi konvensional, dengan perbedaan
pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti
bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu
aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para
pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip bagi syariah. Selain itu, sukuk juga harus
distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar
dan maysir.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
7
Karakteristik Sukuk
Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat (benefical
title).
Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis akad yang
digunakan.
Terbebas dari riba, gharar, dan maysir.
Penerbitannya melalui Special Purpose Vechicle (SPV)
Memerlukan Underlying Asset
Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.
Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk
Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai
nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan jatuh tempo. dalam hal sovereign
sukuk, obligornya adalah pemerintah.
Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang didirikan khusus untuk
penerbitan sukuk dengan fungsi:
1. sebagai penerbit sukuk,
2. menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan aset,
3. bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan
investor.
Investor, adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin, dan nilai
nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
Sukuk dan Obligasi
Obligasi adalah kontrak kewajiban utang di mana yang mengeluarkannya secara
kontrak berkewajiban membayar kepada pemilik obligasi, pada tanggal tertentu, bunga dan
pokok. Sementara itu sukuk adalah klaim atas kepemilikan pada underlying aset.
Konsekuensinya, pemilik sukuk berhak atas bagian dari penghasilan yang dihasilkan oleh
aset sukuk sama halnya dengan hak atas kepemilikan pada saat proses realisasi aset sukuk.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
8
Berbeda dengan obligasi konvensional yang memperoleh pendapatan dari bunga atau
coupon, obligasi syariah memperoleh Pendapatan berupa bagi hasil, fee, atau marjin.
Perbandingan Sukuk dan Obligasi
Deskripsi Sukuk Obligasi
Penerbit Pemerintah, korporasi Pemerintah, korporasi
Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan/penyertaan Instumen pengakuan utang
Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin Bunga/kupon, capital gain
Jangka waktu Pendek – Menengah Menengah – Panjang
Underlying asset Perlu Tidak perlu
Pihak yang terkait Obligor, SPV, investor, Trustee Obligor/issuer, investor
Price Market price Market price
Investor Islam, konvensional Konvensional
Pembayaran pokok Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi
Penggunaan Harus sesuai syariah Bebas
Seperti halnya pada saham, obligasi harus memenuhi kriteria syariah. Aktivitas
utama bisnis yang halal dan tidak bertentangan dengan syariah islam. Obligasi Syariah
merupakan bentuk pendanaan dan sekaligus investasi. Agar struktur yang ditawarkan
terhindar dari riba, maka obligasi syariah dapat memberikan :
1. Bagi hasil berdasarkan akad mudharabah/muqaradhah/qiradh atau musyarakah,
yaitu menggunakan akad kerjasama dengan skema bagi hasil pendapatan atau
keuntungan. Obligasi ini akan memberikan return dengan penggunaan term
indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja
pendapatan yang dibagihasilkan.
2. Margin/fee berdasarkan akad murabahah atau salam atau istishna atau ijarah. Akad
ini berbentuk jual beli dengan skema cost plus basis, dan akan memberikan
penghasilan yang tetap
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
9
Bila melihat sifat-sifat umum dari sukuk, kualitasnya sama dengan semua pasar lain
yang berorientasi aset keuangan konvensional, termasuk hal-hal berikut :
a) Dapat diperdagangkan
Sukuk mewakili pihak pemilik aktual dari aset yang jelas, manfaat aset
atau kegiatan bisnis dan juga dapat diperdagangkan pada harga pasar.
b) Dapat diperingkat
Sukuk dapat diperingkat dengan mudah oleh Agen pemberi peringkat
regional dan internasional
c) Dapat ditebus
Struktur Sukuk diperbolehkan untuk kemungkinan penebusan
Pada prinsipnya, sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai
instrumen investasi yang diterbitkan berdasar suatu transaksi atau akad syariah yang
melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah (sewa), mudharabah
(bagi-hasil), musyarakah, atau yang lain. Sukuk yang sekarang sudah banyak diterbitkan
adalah berdasarkan akad sewa (sukuk al-ijarah), di mana hasil investasi berasal dan
dikaitkan dengan arus pembayaran sewa aset tersebut. Meskipun demikian, sukuk dapat
pula diterbitkan berdasar akad syariah yang lain.
JENIS -JENIS SUKUK
Sukuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk syariah sebagai
kontrak atau sub kontrak utama. Yang paling penting adalah shirakah, ijarah, salam dan
istisna. Menurut aturan dasar syariah, investasi sukuk harus distruktur, pada satu sisi
berdasarkan prinsip mudharabah. Pada sisi lain, bisnis dapat dilaksanakan melalui
bentuk/instrumen partisipatory (keikutsertaan) atau fixed return. Jadi, tingkat return pada
sukuk akan berupa variable atau quasi-fixed (pada kasus dalam bentuk fixed return). Sukuk
pada kategori kedua dapat dibuat sukuk dengan fixed return melalui provisi berupa jaminan
pihak ketiga.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
10
Syarat sebuah obligasi disebut syariah adalah sebagai berikut :
1. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah)/ Qiradh
b. Musyarakah
c. Murabahah
d. Salam
e. Istishna
f. Ijarah
2. Jenis usaha yang dilakukan Emiten (Mudharib) tidak boleh bertentangan dengan
syariah, yaitu :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang
dilarang;
b. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional;
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan
dan minuman yang haram;
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barang-
barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (Mudharib) kepada pemegang
Obligasi Syariah Mudharabah (Shahibul Mal) harus bersih dari unsur non halal;
4. Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang
digunakan;
5. Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang digunakan.
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli
Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi
Obligasi Syariah Ijarah dimulai.
7. Kepemilikan Obligasi Syariah Ijarah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama
disepakati dalam akad.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
11
Beberapa jenis Obligasi Syariah telah ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Obligasi Syariah Mudharabah yaitu obligasi syariah yang hasil investasinya
berdasarkan bagi hasil.
2. Obligasi Syariah Ijarah yaitu obligasi yang dikeluarkan berdasarkan prinsip ijarah
Sukuk, berdasarkan strukturnya terdapat berbagai jenis, yang dikenal secara
Internasional dan telah mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) adalah :
• Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, dimana
satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu
aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti
perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
• Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan
pihak lain menydiakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama
tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia
modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari
mudharib).
• Sukuk Musyarakah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk
membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai
kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai
dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
• Sukuk Istishna: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna,
dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau
barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
12
Sukuk yang akan dikeluarkan pemerintah disebut dengan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara dan pertama kali diterbitkan pada
tahun 2008. Sukuk ini merupakan surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan
menerbitkan SBSN ini adalah merupakan perusahaan yang secara khusus dibentuk guna
kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose vehicle-SPV).
SBSN atau Sukuk Negara ini adalah merupakan suatu instrumen utang piutang
tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, dimana sukuk ini diterbitkan berdasarkan suatu aset
acuan yang sesuai dengan prinsip syariah. Dalam aplikasinya SBSN ini merupakan
alternatif pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN, seperti dalam bagan berikut ini
SBSN dapat berupa:
1. SBSN ijarah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad ijarah (akad sewa
menyewa atas suatu aset)
2. SBSN mudharabah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad mudharabah
(akad kerjasama dimana salah satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan
pihak lainnya menyediakan tenaga dan keahlian ( mudharib) dimana kelak
keuntungannya akan dibagi berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya,
apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut adalah menjadi beban dan tanggung
jawab pemilik modal)
3. SBSN musyarakah, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad musyarakah
(akad kerjasama dalam bentuk penggabungan modal)
4. SBSN istisna’, yaitu SBSN yang diterbitkan berdasarkan akad istisna’ (akad jual
beli untuk pembiayaan suatu proyek dimana cara ,jangka waktu penyerahan barang
dan harga barang ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.
5. SBSN berdasarkan akad lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah,
6. SBSN yang diterbitkan berdasarkan kombinasi dari dua atau lebih jenis akad.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
13
Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) merupakan surat berharga
negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan
terhadap aset surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu (ritel) atau
perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual, dengan volume minimum
yang ditentukan
Sukuk Ritel negara merupakan sukuk yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
ditujukan bagi individu warga negara Indonesia. Meski sukuk memiliki pengertian yang
sama dengan obligasi konvensional, tetapi sukuk memiliki perbedaan mendasar. Jika
obligasi konvensional tidak mengharuskan adanya aset yang menjamin (underlying asset),
sukuk harus memiliki underlying asset yang jelas sebagai penjamin.
Instrumen ini dijamin oleh pemerintah dan bebas risiko gagal bayar atau tidak
dibayar pemerintah. Sukuk ritel mulai ditawarkan pada 30 Januari hingga 20 Februari 2009
dengan harga Rp 1 juta per unit. Individu dapat membeli sukuk ritel tersebut minimal Rp 5
juta melalui 13 agen penjualan yang ditunjuk oleh pemerintah. Di antaranya adalah Bank
Syariah Mandiri, Bank Mandiri, BNI Sekuritas, CIMB-GK Securities Indonesia, Citibank,
HSBC, Reliance Sekuritas, Trimegah Securities, Andalan Artha Advisindo Sekuritas,
Anugerah Securindo Indah, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Bank Internasional
Indonesia.
Tujuan Penerbitan Sukuk Ritel
Penerbitan sukuk ritel ini memiliki tujuan yang sama dengan obligasi yang
diterbitkan Pemerintah lainnya (SUN, ORI, SBSN) yaitu untuk membiayai anggaran
negara, divesifikasi sumber pembiayaan, memperluas basis investor, mengelola
pembiayaan negara dan menjamin tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Negara.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
14
Manfaat Memiliki Sukuk Ritel
Investasi yang aman (pemerintah sebagai penjamin).
Memberikan return yang kompetitif
Mendapatkan pembayaran imbalan yang dilakukan secara berkala (perbulan).
Berpotensi memperoleh Capital Gain, ketika harga sedang naik di pasar sekunder.
Resiko Memiliki Sukuk Ritel
o Resiko Gagal Bayar (Defailt Risk), adalah resiko dimana investor tidak dapat
memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi
jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan pemerintah, resiko ini sangatlah kecil
(diasumsikan risk free).
o Resiko Pasar (Market Risk), adalah potensi kerugian bagi nvestor (capital loss) karena
menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun).
o Resiko Likuiditas (Liquidity Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa
disebabkan karena kecenderungan produk syariah di-hold (tidak diperjual belikan hingga
jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah menjamin untuk membeli
kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang bisa terjadi adalah investor
terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga di bawah harga pasar. apabila
pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya yang relatif kecil dan ditransfer ke bank
bisa menjadi tidak signifikan dan bisa terpakai.
Dasar hukum penerbitan Sukuk Negara Ritel adalah antara lain :
1. UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit Surat
Berharga Syariah Negara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2008 tentang Pendirian Perusahaan Penerbit
Surat Berharga Syariah Negara Indonesia.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218 Tahun 2008 tentang Penerbitan dan Penjualan
Surat Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar Perdana Dalam Negeri.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
15
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan PMK Nomor 218 Tahun 2008 tentang Penerbitan dan Penjualan Surat
Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar Perdana Dalam Negeri.
6. Peraturan Dewan Syariah Nasional- MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang
SBSN.
7. Peraturan Dewan Syariah Nasional- MUI Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang
Metode Penerbitan SBSN.
8. Peraturan Dewan Syariah Nasional- MUI Nomor 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN
Ijarah Asset To Be Leased.
9. Pernyataan Kesesuaian Syariah DSN-MUI Nomor B-077/DSN-MUI/II/2012 tanggal
22 Februari 2012.
Kelebihan dan Kekurangan Berinvestasi Pada Sukuk
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan aktifitas ekonomi
(mu’amalah) dengan cara yang benar dan baik, serta melarang penimbunan barang, atau
membiarkan harta (uang) tidak produktif, sehingga aktifitas ekonomi yang dilakukan dapat
meningkatkan ekonomi umat. Dengan kata lain, investasi itu penting dilakukan oleh umat
Islam. Beberapa tahun terakhir memang terlihat trend dari masyarakat muslim untuk lebih
peduli pada peluang investasi, terlebih yang sesuai dengan Syariah.
Investasi adalah suatu kegiatan seseorang dalam mengfungsikan kekayaan untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan lainnya dalam jangka panjang. Pengertian lain
menyebutkan investasi bisa diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengembangkan nilai
aset yang kita punya. Investasi dapat dilakukan dalam sektor riil maupun keuangan.
Investasi dalam sukuk negara ritel berarti adalah investasi di sektor keuangan.
Sukuk Negara Ritel merupakan kesempatan emas bagi individu rakyat Indonesia
untuk ikut berpartisipasi menyukseskan pembangunan negara. Untuk masyarakat muslim,
ini merupakan instrumen investasi yang sangat aman dan sesuai syariah yang dikeluarkan
negara khusus untuk individu rakyat Indonesia. Selain ikut berpartisipasi dalam
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
16
pembangunan negara, investor juga akan mendapatkan imbalan yang sangat menarik yakni
dengan kupon 12% untuk pembelian pada tahun 2009.
Secara spesifik, keuntungan berinvestasi pada Sukuk Negara Ritel yang berkode
SR adalah sebagai berikut:
1. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif,
investor memperoleh imbalan yang lebih tinggi dari rata-rata tingkat bunga deposito
bank BUMN.
2. Pembayaran imbalan dan Nilai Nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin
oleh Pemerintah. Imbalan bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan sampai dengan
jatuh tempo.
3. Dapat diperjual-belikan di pasar sekunder sesuai dengan harga pasar, sehingga
investor berpotensi mendapatkan capital gain di pasar sekunder.
4. Investasi yang aman, karena pembayaran imbalan dan nilai nominalnya dijamin
oleh Undang-Undang.
5. Investasi yang menentramkan, karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah seperti riba (usury), gharar (uncertainty), dan maysir (gambling).
6. Prosedur pembelian dan penjualan yang mudah dan transparan.
Cara berinvestasi dalam sukuk negara ritel itu sangat mudah dan transparan. Bagi
calon pembeli, caranya pemesanan pembelian sukuk negara ritel adalah sebagai berikut:
1. Menghubungi agen penjual yang melayani pemesanan pembelian Sukuk Negara
Ritel.
2. Membuka rekening dana (jika diperlukan) pada salah satu bank umum dan rekening
surat berharga (jika diperlukan) pada salah satu bank kustodian anggota subregistry
atau partisipan/nasabah subregistry.
3. Menyetor dana sesuai jumlah pembelian ke rekening “Sukuk Negara Ritel” pada
bank yang ditunjuk oleh agen penjual. Ini dilakukan dilakukan oleh agen penjual,
investor tinggal menunjukkan dana yang akan digunakan untuk memesan Sukuk
Negara Ritel.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
17
4. Mengisi dan menandatangani formulir pemesanan serta melampirkan foto kopi KTP
dan foto kopi bukti transfer dana.
5. Menerima tanda terima bukti pemesanan pembelian dari agen penjual.
6. Menunggu hasil keputusan penjatahan yang ditetapkan pemerintah untuk
mengetahui jumlah sukuk negara ritel yang dimenangkan.
7. Menerima konfirmasi kepemilikan sukuk negara ritel sesuai dengan jumlah
pemesanan pembelian yang dimenangkan.
Di balik kelebihan sukuk ada sejumlah resiko yang perlu diperhatikan. Resiko
sukuk dapat dibagi menjadi risiko pasar (market risk), risiko operasional (operational risk)
dan risiko ketentuan syariah (shariah compliance risk). Market risk terdiri dari risiko suku
bunga (interest rate risk atau rate of return risk) dan resiko nilai tukar (foreign exchange
rate risk) dapat di jelaskan berikut.
1. Resiko tingkat bunga, sukuk ijarah, Istisna, salam dan yang didasarkan atas fixed
rate menanggung akibat dari naik turunnya tingkat suku bunga. Kenaikan suku
bunga menjadikan tingkat nilai sukuk kurang diminati oleh investor.
2. Resiko nilai tukar (foreign exchange rate) dapat dijelaskan bahwa sertifikat sukuk
didenominasi di dalam Dolar Amerika (US$) sehingga naik turunnya nilai rupiah
terhadap dolar akan menjadikan nilai pembayaran terhadap investor akan berubah
dari nilai awal. Seperti turunnya nilai rupiah terhadap dolar menjadikan beban
pembayaran cicilan menjadi semakin besar kepada investor.
3. Resiko operasional sukuk (operastional risk) terdiri dari resiko kegagalan
pembayaran (default risk), resiko pembayaran kupon (coupon payment risk), resiko
pelunasan asset (asset redemption risk), resiko SPV (SPV specific risk), resiko
investor (investor specific risks), resiko berhubungan dengan aset (risk related to
the asset).
4. Keterbatasan barang milik negara yang dapat dijadikan underlying asset. Sukuk
merupakan sertifikat pembiayaan yang didasarkan atas jaminan aset rill yang
besarnya didasarkan atas aset yang marketable di pasar keuangan global. Semakin
banyak aset yang sesuai dengan standar yang ditentukan semakin besar bagi negara
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
18
untuk mendapatkan pembiayaan dari investor internasional. Ini menunjukkan bahwa
besarnya dana yang diperoleh di dasarkan besar aset yang kita miliki sehingga perlu
juga kita memperbaiki sarana dan prasarana yang mendukung bagi persediaan aset
yang layak jual.
Perkembangan Sukuk
Perkembangan keuangan Islam modern dimulai pada tahun 1970 dengan
pembentukan Bank Pembangunan Islam, Dubai Islamic Bank dan Faisal Islamic Bank ,
untuk memberikan kegiatan perbankan komersial sesuai Syariah. Keberhasilan lembaga
keuangan Islam menyebabkan permintaan untuk instrumen pasar modal untuk pengelolaan
likuiditas neraca mereka. untuk mencapai tujuan ini, Organization of Islamic Conference
(OIC) dalam Sidang Keempatnya yang diadakan di Jeddah, Arab Saudi. Jumada Al-Thani
1408H (06-11 Februari , 1988) melegitimasi konsep Sukuk yang membuka jalan bagi
alternatif sumber pembiayaan untuk memenuhi beragam profil risk-return dan kebutuhan
emiten dan investor Islam yang tidak diperbolehkan menurut prinsip-prinsip syariah untuk
berinvestasi dalam efek hutang konvensional.
Pada tahun 2001, pasar Sukuk merambah internasional dengan penerbitan pertama
Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar USD 150 juta dengan akad ijarah yang dikeluarkan
oleh perusahaan Malaysia, Guthrie Berhad atau Guthrie Group Limited. Setelah itu, banyak
penerbitan sukuk sovereign dan perusahaan (domestik dan internasional) telah ditawarkan
di berbagai yurisdiksi seperti Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Indonesia, Qatar,
Pakistan, Brunei Darussalam, Singapura, Kuwait dll. Grafik berikut menunjukkan total
nilai global sukuk yang diterbitkan selama periode 2001-2010 :
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
19
Dapat dilihat dari grafik sebelumnya, penerbitan sukuk global mencapai puncaknya
pada tahun 2007 dengan total penerbitan sukuk global yang nilainya mencapai USD 48,885
miliar, walaupun mencapai puncaknya pada tahun 2008 sukuk global juga mendapat imbas
dari krisis finansial pada tahun 2008 , sehingga penerbitan sukuk globalnya menurun
sampai USD 18,597 miliar. Tetapi pada tahun 2010 pasar sukuk global mulai bangkit
karena banyaknya insentif dari pemerintah yang memberi stimulus kepada pasar modal
negaranya masing-masing.
Perkembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan Teluk
dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah menerbitkan sukuk sebagai instrumen
pembiayaan. Pada tahun 2011, telah ada 17 negara yang menerbitkan sukuk, padahal pada
tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Emirat Arab (UEA) dan Malaysia masih
mempertahankan sebagai negara penerbit sukuk terbesar di dunia. Berdasarkan data dari
The International Islamic Financial Market’s Organization, penerbitan sukuk global telah
berkembang dari USD 600 juta di tahun 2001 menjadi USD 45,123 milyar di tahun 2010
dan USD 47,1 milyar pada semester pertama tahun 2011. Pada semester 1 tahun 2011,
lebih dari USD 147.594 miliar (atau sekitar 74,84 dari seluruh sukuk yang diterbitkan di
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
20
seluruh dunia ) adalah sukuk yang diterbitkan oleh Malaysia dan UEA. Sementara itu,
Malaysia sendiri menguasai sekitar 58,51% dari seluruh penerbitan sukuk di dunia.
Country-wise breakdown of total global sukuk issuance by volume
Sumber : IFFM : The International Islamic Financial Market’s Organization
Pendapat lain yang berasal S&P memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap
memegang posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status
UEA sebagai pintu masuk (gateway) para investor global. Selain dukungan yang kuat dari
pemerintah setempat, perkembangan pesat tersebut juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu
sendiri. Berdasarkan data dari Dowjones terlihat bahwa di seluruh dunia indeks surat
berharga yang berbasis syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan
indeks konvensional. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia, sebagai negara terbesar
dalam hal pangsa pasar penerbitan sukuk di dunia.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
21
Inovasi baru-baru ini dalam keuangan Islam telah mengubah dinamika industri
keuangan Islam. Terutama dalam area bonds dan sekuritas, penggunaan sukuk atau
sekurtias Islam menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir ini, baik government sukuk
maupun corporate sukuk.
Sukuk sudah berkembang menjadi salah satu mekanisme yang sangat penting dalam
meningkatkan keuangan dalam pasar modal internasional melalui struktur yang dapat
diterima secara Islam. Perusahaan multinasional, Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara,
dan lembaga keuangan menggunakan sukuk internasional sebagai alternatif pembiayaan
sindikasi.
Negara-negara yang telah menerbitkan Sukuk:
Eropa (Jerman, Inggris dan Turki).
Timur Tengah (Dubai, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, Pakistan dan Qatar)
Asia (Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Cina, India, Brunei dan Indonesia)
Amerika (USA dan Kanada)
Afrika (Gambia dan Sudan)
Selain negara-negara yang telah disebutkan, ada pula kota-kota yang telah melirik
dan mengembangkan instrumen keuangan yang berbasis ekonomi syariah ini, di antaranya
adalah Hongkong. Pemerintah Hongkong melalui Hongkong Monetary Authority (Bank
Sentral Hongkong) telah membentuk kelompok kerja yang bertugas menerbitkan peraturan
yang diperlukan terkait dengan sistem ekonomi syariah, sistem pajak, dan regulasi lainnya
agar sistem syariah bisa berjalan seperti sistem ekonomi konvensional. Usaha ini pun terus
bergulir dengan diluncurkannya Hangseng Islamic China Index Fund oleh Badan Pengawas
Pasar Modal Hongkong.
Pesatnya perkembangan keuangan syariah di berbagai belahan dunia, tidak dengan
cepat diikuti oleh Indonesia. Posisi Indonesia nyaris tidak diperhitungkan oleh para praktisi
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
22
keuangan syariah global. Padahal, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar
di dunia. Dan sangat ironis bahwa perhatian para praktisi keuangan syariah baik dari Timur
Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) tersebut justru tertuju pada Singapura dan
Malaysia yang di anggap sebagai Islamic Financial Hub selain Qatar, Dubai, dan Bahrain.
Kondisi ini memang tak lepas dari perkembangan keuangan syariah di Indonesia yang
pertumbuhannya berjalan lambat. Dan belum banyak institusi di Indonesia yang
memanfaatkan instrumen keuangan syariah, seperti obligasi syariah (sukuk) dalam aktivitas
fund raising mereka.
Perkembangan keuangan syariah global yang sangat pesat ini terutama di picu oleh
aktivitas investasi yang di lakukan oleh para investor dari negara-negara yang tergabung
dalam the Gulf Cooperation Countries(GCC), yaitu Bahrain, Oman, Qatar, Kuwait, Arab
Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) di berbagai negara.
Peminat sukuk kini juga semakin rasional. Ini terlihat bahwa sekitar 48% dari total
sovereign sukuk yang telah diterbitkan di pesan oleh para investor konvensional yang
meliputi 25% investor institusi, 11% fund manager, dan 13% dari bank sentral dan institusi
pemerintah (Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor, 2007). Saat ini negara yang banyak di
singgahi investor dari GGC justru dari Eropa. Di Eropa, negara yang menjadi financial hub
dari GCC adalah Inggris. Dipilihnya Inggris, tidak terlepas dari kebijakan otoritas Inggris
yang sangat terbuka dengan masuknya dana-dana dari GCC. Saat ini, sekitar 85% dari
seluruh obligasi yang dikeluarkan GCC berbentuk sukuk, dan London adalah memegang
posisi penting sebagai pasar sukuk. Inggris sendiri telah mengumumkan akan menyusun
sebuah kerangka regulasi dan tax reform baru dalam rangka mendukung penerbitan sukuk
domestik.
Perkembangan penggunaan instrumen keuangan syariah begitu pesat
pertumbuhannya semestinya ini menjadi pemicu bagi pelaku ekonomi (pemerintah dan
swasta) di Indonesia untuk menangkapnya sebagai peluang dalam rangka meningkatkan
investasi. Perluasan instrumen investasi untuk mendorong kegiatan investasi, dengan
pemanfaatan instrumen keuangan syariah, menjadi relevan untuk di dorong
pertumbuhannya.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
23
Prospek Sukuk di Indonesia
Pasar keuangan di Indonesia pada tahun 2008 akhirnya mencatatkan sejarah baru.
Meski terlambat yaitu pada bulan Mei 2008 , Pemerintah telah mengundangkan Undang-
undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Negara (sovereign sukuk). Hal ini patut diberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah
dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena
perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun
pangsanya masih kecil.
Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara dan adanya penerbitan sukuk oleh
pemerintah, itu berarti sukuk kini menjadi instrumen pembiayaan yang diakui sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap sukuk kita, baik sukuk negara maupun
sukuk korporasi.
Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan adanya soverign
sukuk. Berdasarkan data dari Standard & Poor’s (S&P), bila pada tahun 2003, sovereign
sukuk masih mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang
diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya
mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk
global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%.
Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya
bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan
regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar
keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang semestinya.
Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan perkembangan pasar
sukuk di Indonesia akan lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, minat
investor terhadap sukuk ini sangat besar, sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk
global saat ini.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
24
Namun demikian, pasar sukuk di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.
Pertama, pasar keuangan syariah di Indonesia tidak terlalu likuid. Penyebabnya, pangsa
pasarnya yang relatif kecil, yaitu kurang dari 5% dari seluruh sistem keuangan di Indonesia.
Kecilnya pangsa pasar keuangan syariah ini diperkirakan akan menyebabkan pertumbuhan
pasar sukuk domestik akan tetap terbatas. Oleh karenanya, dengan langkah perdana
pemerintah menerbitkan sukuk domestik , selanjutnya perlu dibuka pasar sukuk global
sebagai benchmark bagi penerbitan sukuk global lainnya, baik sovereign sukuk maupun
corporate sukuk.
Kedua, belum adanya kepastian masalah perpajakan terkait dengan transaksi yang
melibatkan investor sukuk. Permasalahan perpajakan ini tidak hanya terkait dengan sukuk,
namun menyangkut transaksi keuangan syariah secara keseluruhan. Isu yang paling
mengemuka adalah adanya double taxation dalam transaksi keuangan syariah.
Ketiga, kebanyakan produk keuangan syariah bersifat “debt-based” atau “debt-
likely”. Padahal, idealnya keuangan syariah adalah “profit-loss sharing”. Ini terlihat dari
komposisi tingkat kupon sukuk yang dibayarkan masih mendasarkan pada tingkat suku
bunga tertentu. Sehingga, tidak mengherankan jika AAOIFI memberikan penilaian bahwa
sekitar 85% sukuk belum sesuai dengan syariah. Oleh karena itu, bagi Indonesia perlu
pengembangan inovasi dan struktur sukuk yang lebih beragam.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
25
Perkembangan penerbitan sukuk yang masih outstanding berdasarkan data dari
Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia sampai dengan Maret 2013
Dapat dilihat grafik diatas penerbitan sukuk di indonesia terus naik pertahunnya, tidak
seperti sukuk global yang menurun setelah krisis finansial 2008, sukuk di indonesia tidak
terpengaruh krisis finansial dimana pada tahun 2007 nilai sukuk sebesar RP 3,174 miliar
dan meningkat sebesar RP 5,498 miliar pada tahun 2008, rinciannya dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
26
Jumlah Total Nilai dan Jumlah Emisi Sukuk
PROYEKSI PERKEMBANGAN SUKUK KEDEPANNYA
Menurut perkiraan Ernst & Young's Global Islamic Banking Center of Excellence,
permintaan global untuk Sukuk diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat dari US $ 300
miliar 900 miliar dollar AS pada 2017.
Menurut Ashar Nazim, MENA Islamic Finance services Leader, Ernst & Young:
"Sukuk terus berada dalam sorotan, terutama setelah krisis ekonomi global, di mana kita
belajar bahwa membawa utang terlalu berisiko dan dapat menyebabkan keruntuhan
keuangan selama ada krisis finansial. perbedaan yang dimaksud adalah bahwa sukuk
sekuritas yang didukung oleh real asset dan proyek. perusahaan besar Asia Tenggara dan
timur tengah memasuki pasar Sukuk internasional untuk mengumpulkan dana sesuai
syariat. perusahaan keuangan global juga sedang berusaha untuk meningkatkan uang
melalui instrumen Sukuk dan menawarkan produk sesuai syariat. Namun, salah satu
tantangan utama yang dihadapi oleh pasar Sukuk adalah tidak adanya suatu standar Sukuk
untuk platform perdagangan global yang terbuka untuk semua lembaga keuangan syariah
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
27
dan konvensional, hal tersebutlah yang menjadi maslah utama menghambat pertamubuhan
pasar sukuk
Pasca krisis keuangan global, terjadi peningkatan kepentingan dan keinginan di
antara konglomerat internasional untuk mencari jalan ke pasar utang Islam yang sangat
liquid. Adanya kebutuhan mendesak untuk arah baru di pasar modal yang akan dipimpin
oleh lembaga keuangan Islam dan lembaga-lembaga multilateral secara kolaboratif. Secara
global, setidaknya ada 14 bank syariah saat ini memiliki kemampuan finansial yang cukup
untuk menjelajah ke pasar modal sukuk internasional.
Ilustrasi Perhitungan Hasil Investasi Sukuk Pada Bank Muamalat
III
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
28
HIMPUNAN SKEMA SUKUK
Skema Sukuk Mudharabah A
Sumber : kementerian keuangan republik Indonesia badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan 2011
*) Sumber pembiayaan murabahah selain berasal dari dana hasil penerbitan sukuk, juga
berasal dari dana emiten dan dana pihak ketiga.
Keterangan:
Emiten menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai tertentu, dan pada saat yang
bersamaan investor menyerahkan sejumlah dana sebesar nilai sukuk mudharabah kepada
emiten.
Penerbitan sukuk tersebut memiliki struktur sebagai berikut:
1. Dana hasil emisi sukuk dipergunakan untuk meningkatkan aktiva produktif yang akan
disalurkan untuk pembiayaan murabahah;
2. Dari kegiatan usaha dalam bentuk pembiayaan murabahah kepada nasabah, diperoleh
pendapatan margin yang kemudian dipisahkan dan didistribusikan sesuai dengan
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
29
proporsi sumber dana pembiayaan murabahah yang berasal dari dana sukuk, dana
emiten dan dana pihak ketiga;
3. Pendapatan margin yang berasal dari dana sukuk, didistribusikan sebagai pendapatan
bagi hasil kepada investor dan emiten dalam suatu periode yang telah ditentukan sesuai
dengan nisbah yang disepakati;
4. Pada saat jatuh tempo, emiten membayar kembali modal kepada investor sebesar nilai
sukuk pada saat penerbitan.
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
30
Skema Sukuk Mudharabah B
Sumber : kementerian keuangan republik Indonesia badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan 2011
Keterangan:
Emiten menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai tertentu, dan pada saat yang
bersamaan investor menyerahkan sejumlah dana sebesar nilai sukuk mudharabah kepada
emiten.
Penerbitan sukuk tersebut memiliki struktur sebagai berikut:
1. Dana hasil emisi sukuk dipergunakan untuk pegembangan usaha berupa pembiayaan
syariah yang dilakukan oleh Unit Usaha Syariah (UUS) emiten;
2. Dari kegiatan usaha dalam bentuk pembiayaan murabahah kepada nasabah, diperoleh
pendapatan margin yang kemudian dipisahkan dan didistribusikan sesuai dengan
proporsi sumber dana pembiayaan murabahah yang berasal dari dana sukuk, dana
emiten dan dana pihak ketiga;
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
31
3. Pendapatan margin yang berasal dari dana sukuk, didistribusikan sebagai pendapatan
bagi hasil kepada investor dan emiten dalam suatu periode yang telah ditentukan sesuai
dengan nisbah yang disepakati;
4. Pada saat jatuh tempo, emiten membayar kembali modal kepada investor sebesar nilai
sukuk pada saat penerbitan.
Akuntansi Sukuk
Akuntansi Sukuk Ijarah (berdasarkan PSAK 110)
Sukuk Ijarah Diterbitkan atas Aset yang DimilikiEntitas A menerbitkan sukuk ijarah atas Aset Z yang dimilikinya. Nilai tercatat Aset Z adalah Rp100 milyar dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus. Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai berikut:- Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli sukuk ijarah tersebut.- Investor mewakilkan kepada Entitas A atas aset yang mendasari penerbitan sukuk
(Aset Z).- Aset Z disewakan kepada Konsumen.
Entitas A
Entitas A menerbitkan sukuk ijarah,
Rp100 milyar, 5 tahun.Tidak ada jurnal
Entitas A menerima pembayaran
dari Investor
Kas dan Setara Kas 100M
Sukuk Ijarah
100M
Saat aset disewakan kepada
KonsumenTidak ada jurnal
Saat menerima pembayaran sewa
dari Konsumen
Kas dan Setara Kas 30Jt
Kewajiban
30Jt
Sukuk Ijarah 30Jt
Pendapatan Sewa
30Jt
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
32
Beban Penyusutan 20Jt
Akum. Penyusutan
20Jt
Saat pembayaran kepada Investor Kewajiban 30Jt
Kas dan Setara kas
30Jt
Sukuk Ijarah Diterbitkan atas Aset yang DisewaEntitas A menerbitkan sukuk ijarah atas Aset Z yang akan disewanya. Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai berikut:− Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli sukuk ijarah tersebut.− Investor mewakilkan kepada Entitas A untuk membeli Aset Z.− Aset Z disewa oleh Entitas A selama jangka waktu sukuk ijarah.− Aset Z dihibahkan kepada Entitas A setelah berakhirnya jangka waktu sukuk ijarah,
nilai wajar Aset Z sebesar Rp5 milyar.
Entitas A
Entitas A menerbitkan sukuk ijarah,
Rp100 milyar, 5 tahunTidak ada jurnal
Entitas A menerima pembayaran dari
Investor
Kas dan Setara Kas 100M
Sukuk Ijarah 100M
Saat Entitas A membeli Aset Z atas
nama InvestorTidak ada jurnal
Saat Entitas A menyewa Aset Z
kepada InvestorTidak ada jurnal
Saat Entitas A membayar sewa Beban Ijarah 10Jt
Sukuk Ijarah 20Jt
(bag. dari beban ijarah)
Kasdan setara kas 30Jt
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
33
Saat Aset Z dihibahkan kepada
Entitas A
Aset Z 5Jt
Pendapatan 5Jt
(setara nilai wajar)
Akuntansi Sukuk Mudharabah (berdasarkan PSAK 110)
Entitas A menerbitkan sukuk mudharabah atas Proyek Z. Penerbitan sukuk dilakukan dengan skema sebagai berikut:
− Entitas A menerbitkan sukuk ijarah dan Investor membeli sukuk ijarah tersebut.− Bagi hasil antara Entitas A dan Investor adalah 40% dan 60% dari pendapatan
proyek (dasar laba bruto atau gross profit basis).− Pengembalian modal pokok dilakukan pada akhir tahun kelima.
Entitas A
Entitas A menerbitkan sukuk
mudharabah. Rp100 milyar, 5 tahunTidak ada jurnal
Entitas A menerima pembayaran dari
Investor
Kas dan Setara Kas 100M
Sukuk Mudharabah
100M
Saat Aset Z menghasilkan laba bruto
Rp15 milyar
Kas dan Setara Kas 15Jt
Pendapatan 6Jt
Kewajiban 9Jt
Saat Entitas A menyewa Aset Z
kepada InvestorTidak ada jurnal
Saat Sukuk Mudharabah jatuh tempo Sukuk Mudharabah 100M
Kas dan Setara Kas
100M
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013
34
Daftar Pustaka
IIFM, Sukuk Report (2nd Edition) A Comprehensive Study of the Global Sukuk Market
IIFM Sukuk Issuance Database
Infosys, Sukuk and its Growth across Major Islamic Financial Markets
Bapepam LK
Ernst & Young , Global demand for Sukuk to reach US$900bn by 2017
http://www.reksadanasyariah.net/2008/08/pengertian-sukuk-ritel-syariah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukuk
Perkembangan sukuk ..., Handityo Nugroho, FE UI, 2013